lap mingguan ke 8 sifat koligatif larutan

11
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Rifka Ayu Dinar 123020217 Asisten : Rizka Resmi Tujuan Pecobaan : Untuk mempelajari dan menentukan : 1. Penurunan tekanan uap 2. Kenaikan titik didih 3. Penurunan titik beku 4. Tekanan osmotik Prinsip Percobaan : Berdasarkan pada perhitungan : 1. Penurunan tekanan uap ∆p = Xp 2. Penurunan titik beku ∆Tf = Kf . m 3. Kenaikan titik didih ∆Tb = Kb . m 4. Tekanan osmotik π = MRT Metode Percobaan :

Upload: fannykhoirunisa

Post on 15-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kimdas

TRANSCRIPT

Praktikum Kimia Dasar 2012

Praktikum Kimia Dasar 2012

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Rifka Ayu Dinar123020217Asisten : Rizka Resmi

Tujuan Pecobaan : Untuk mempelajari dan menentukan :1. Penurunan tekanan uap2. Kenaikan titik didih3. Penurunan titik beku4. Tekanan osmotikPrinsip Percobaan : Berdasarkan pada perhitungan :1. Penurunan tekanan uap p = Xp2. Penurunan titik beku Tf = Kf . m3. Kenaikan titik didih Tb = Kb . m4. Tekanan osmotik = MRTMetode Percobaan :

Gambar 1. Metode Percobaan Titik Leleh Naftalen

Gambar 2. Metode Percobaan Titik Leleh Naftalen dan Belerang

Gambar 3. Metode Percobaan Titik Didih GulaHasil Pengamatan :Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan Beku Leleh NaftalenNo.t (menit)T (suhu)

1.082,5 C

2.182 C

3.281 C

4.379,5 C

5.477,5 C

6.576,5 C

7.676 C

8.775 C

9.874 C

10.972,5 C

11.1070,5 C

12.1169 C

(Sumber : Rifka Ayu Dinar, Kelompok H, Meja 07, 2012)Tabel 2. Hasil Pengamatan Percobaan Titik Beku Naftalen dan BelerangNo.t (menit)T (suhu)

1.086 C

2.185 C

3.283 C

4.380 C

5.478 C

6.575,7 C

7.673 C

8.771 C

9.870 C

(Sumber : Rifka Ayu Dinar, Kelompok H, Meja 07, 2012)Tabel 3. Hasil Pengamatan Percobaan Titik Didih GulaNo.Hasil Pengamatan

1.T awal = 76 CT akhir = 82 Cm = 0,146 mol Tb = 6 CKb = 41 C/mol

(Sumber : Rifka Ayu Dinar, Kelompok H, Meja 07, 2012)Pembahasan :Pada percobaan titik beku naftalen diperoleh hasil bahwa pada awal naftalen meleleh diperoleh suhu 82,5 C, pada menit pertama 82 C, menit ke dua 81 C, menit ke tiga 79,5 C, menit ke empat 77,5 C, menit ke lima 76,5 C, menit ke enam 76 C, menit ke tujuh 75 C, menit ke delapan 74 C, menit ke sembilan 72,5 C, menit ke sepuluh 70,5 C, dan menit ke sebelas 69 C. Pada menit ke sebelas naftalen kembali menjadi wujud padat.Pada percobaan titik beku naftalen dan belerang diperoleh hasil bahwa pada awal naftalen dan belerang meleleh diperoleh suhu 86 C, pada menit pertama 85 C, menit ke dua 83 C, menit ke tiga 80 C, menit ke empat 78 C, menit ke lima 75,7 C, menit ke enam 73 C, menit ke tujuh 71 C, menit ke delapan 70 C. Pada menit ke delapan naftalen dan belerang kembali menjadi wujud padat. Pada percobaan yang pertama naftalen berubah menjadi wujud padat pada menit ke sebelas sedangkan pada percobaan kedua waktu yang dibutuhkan naftalen dan belerang untuk berubah wujud menjadi padat pada menit ke delapan. Pada percobaan kedua naftalen dan belerang lebih cepat berubah wujud menjadi padat dikarenakan campuran belerang dan naftalen bekerjasama dalam menurunkan suhu sehingga suhu turun lebih cepat.Pada percobaan kenaikan titik didih gula diperoleh hasil bahwa letupan pertama pelarut air adalah 76 C, letupan pertama inilah yang disebut T awal. Kemudian pelarut itu ditabahkan gula dan mendidih pada suhu 82 C, suhu inilah yang disebut T akhir. Selisih T awal dan T akhir yaitu 6 C. Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut. (Nana, 2007)Ada 4 macam sifat koligatif larutan yaitu :1. Kenaikan Titik DidihKenaikan titik didih adalah bertambahnya titik didih larutan relatif terhadap titik didih pelarut murninya. Titik didih larutan adalah suhu dimana tetapan uap larutan sama dengan tekanan uap pelarut murninya. Air mendidih pada suhu 100 C pada tekanan 1 atm. Jika terdapat zat terlarut, maka titik didih larutan akan semakin tinggi. (Nana. 2007) Kenaikan titik didih akibat adanya zat terlarut dapat dicari dengan persamaan : Tb = m . KbAtauTb = . . Kb

Dimana : Tb = kenaikan titik didihGram = massaMr = massa relatifP = pelarutKb = tetapan kenaikan titik didih molal (C g/mol)2. Penurunan Titik BekuPenurunan titik beku adalah berkurangnya titik beku suatu larutan relatif terhadap titik beku pelarut murninya. Titik beku larutan adalah suhu dimana tetapan uap larutan sama dengan tekanan uap pelarut murni padat. Air membeku pada suhu 0 C pada tekanan 1 atm. Jika terdapat zat terlarut, maka titik beku larutan akan semakin rendah. (Nana, 2007)Penurunan titik beku akibat adanya zat terlarut dapat dicari dengan persamaan : Tf = m . KfAtauTf = . . Kf

Dimana : Tf = penurunan titk bekuGram = massaMr = massa relatifP = pelarutKf= tetapan penurunan titik beku molal (C g/mol)3. Penurunan Tekanan Uap LarutanTekanan uap adalah tekanan gas yang berada diatas zat cair dalam tempat tertutup, dimana gas dan zat cair berada dalam keseimbangan dinamis. Tekanan uap terjadi karena adanya partikel-partikel zat cair yang meninggalkan permukaan permukaan zat cair dan berubah menjadi uap. Makin mudah partikel-partikel zat cair berubah menjadi uap, makin besar tekanan uapnya. Jika terdapat zat terlarut, maka proses penguapan akan berkurang sehingga tekanan uap yang terjadipun semakin kecil. (Nana, 2007)Menurut hukum Raoult, hubungan antara P dan P dirumskan sebagai berikut :P = P . Xp ; dimana Xp = P = P . Xt ; dimana Xt = Plarutan = P - P

Dimana : P = tekanan uap larutanP = penurunan tekanan uapP = tekanan uap pelarutXp= fraksi mol pelarutXt = fraksi mol zat terlarut4. Tekanan OsmosisTekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindaan molekul molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permiabel. Sedangkan osmosis sendiri adalah perpindahan larutan melalui membran semipermeable dari cairan yang encer ke cairan yang lebih pekat. Dirumuskan sebagai berikut : = M . R . TAtau = . . R . T

Dimana : = tekanan osmosisM = kemolaran larutanR= tetapan Rydberg (0,082 L atm mol-1 K-1)T= suhu dalam kelvinUntuk lebih jelasnya mengenai kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan penurunan tekanan uap, maka digambarkan dalam diagram fase.

Keterangan :Titik T (titik triple) = menyatakan keseimbangan antara fase padat, fase cair, dan fase gasA = titik beku larutanA = titik beku pelarutB = titik didih larutanB = titik didih pelarut

Tf ke Tf = penurunan titik bekuTb ke Tb = kenaikan titik didihP ke P = penurunan tekanan uapGaris TA = menyatakan keseimbangan antara fase padat dan fase cair, dimana air dapat membekuGaris TB = menyatakan keseimbangan antara fase cair dan fasa gas, dimana air dapat mendidihGaris TC = menyatakan keseimbangan antara fase padat dan fase gas, dimana air dan uap dapat menyublimDalam mempelajari sifat koligatif larutan kita sering mendengar istilah difusi, reverse osmosis, dan larutan ideal. Berikut akan dibahas penjelasannya :a. DifusiDifusi adalah peristiwa berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contohnya pemberian gula pada cairan teh tawar, lambat laun cairan akan menjadi manis. (Edi, 2012).b. Reverse OsmosisReverse osmosis atau osmosis terbalik adalah suatu metode penyaring yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). (Edi, 2012). Contohnya pada proses pembuatan air tawar dari air laut.c. Larutan IdealLarutan ideal menurut bunyi hukum larutan ideal (hukum raoult) adalah Tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi mol zat terarut yang terkandung dalam larutan tersebut.Syarat dari larutan ideal : Molekul zat terlarut dan molekul pelarut tersusun sembarang Pada pencampuran tidak terjadi efek kalor Tidak ada perubahan sifat dari komponen, selain dari pengenceran, ketika zat bercampur Tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan Tidak ada penyusun volume Volumenya merupakan penjumlahan tepat volume komponen-komponen penyusunnyaAplikasi sifat koligatif dalam bidang pangan yaitu berperan dalam pembuatan es lilin, berperan dalam pembuatan telur asin, berperan dalam proses pengawetan makanan, untuk menghilangkan rasa asin pada bahan makanan yang asin, berperan dalam pengolahan air laut menjadi air tawar.Kesimpulan :Berdasarkan percobaan titik beku naftalen diperoleh hasil bahwa naftalen membeku pada suhu 69 C. Setelah dilakukan perhitungan, mol naftalen adalah 0,130 mol, Tf nya adalah 0,884 C, dan Tf nya adalah -0,884 C. Sedangkan pada percobaan titik beku naftalen dan belerang diperoleh hasil bahwa naftalen dan belerang membeku pada suhu 70 C pada menit ke delapan. Setelah dilakukan perhitungan, mol belerang adalah 0,104 mol, Tf campurannya 1,5912, Tf campurannya -1,5912 dan Tf belerang adalah -0,7072. Pada percobaan titik didih gula diperoleh hasil bahwa letupan pertama terjadi pada suhu 76 C dan letupan pertama setelah air dan gula bersatu terjadi pada suhu 82 C dan menghasilkan selisih suhu 6 C. Setelah dilakukan perhitungan , mol gula adalah 0,146 mol dan Kb nya adalah 41 C/mol.

DAFTAR PUSTAKAEdi. 2012. Difusi, Reverse Osmosis. Diakses 27-12-2012.Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo, Bandung.