sifat koligatif rony

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit. Sifat koligatif meliputi: 1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh Larutan 2. Kenaikan Titik Didih 3. Penurunan Titik Beku 4. Tekanan Osmotik Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergantung pada jumlah zat terlarut yang larut pada suatu larutan. Sifat koligatif berhubungan erat dengan dunia farmasi. Misalnya pada infus, tekanan osmosis berbanding lurus dengan konsentrasi infus karena mempertimbangkan tekanan osmosis. Konsep ini penting dalam penggantian cairan tubuh atau bahan makanan yang tidak bisa dimasukkan melalui pembuluh darah. Oleh karena itu cairan infus harus isotonis dengan cairan darah. Jika tidak, maka akan terjadi kerusakan pada sel darah. Penerepan lainnya yaitu pada cairan fisiologis seperti obat tetes mata, yang harus isotonis dengan tubuh kita sehingga

Upload: an-nisaa-nurzak

Post on 30-Jun-2015

638 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: sifat koligatif Rony

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangSifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak

tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit.

Sifat koligatif meliputi:1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh Larutan2. Kenaikan Titik Didih3. Penurunan Titik Beku4. Tekanan Osmotik

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.

Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergantung pada jumlah zat terlarut yang larut pada suatu larutan.

Sifat koligatif berhubungan erat dengan dunia farmasi. Misalnya pada infus, tekanan osmosis berbanding lurus dengan konsentrasi infus karena mempertimbangkan tekanan osmosis. Konsep ini penting dalam penggantian cairan tubuh atau bahan makanan yang tidak bisa dimasukkan melalui pembuluh darah. Oleh karena itu cairan infus harus isotonis dengan cairan darah. Jika tidak, maka akan terjadi kerusakan pada sel darah. Penerepan lainnya yaitu pada cairan fisiologis seperti obat tetes mata, yang harus isotonis dengan tubuh kita sehingga konsentrasinya perlu disesuaikan. Selain itu juga digunakan dalam menentukan jumlah zat yang dibutuhkan untuk pembuatan obat.

B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud percobaan

Mengetahui dan memahami sifat-sifat koligatif larutan2. Tujuan Percobaan

a. Menunjukkan pengaruh titik beku dan memperoleh konstanta titik beku.b. Menunjukkan pengaruh tonisitas pada sel

Page 2: sifat koligatif Rony

C. Prinsip Percobaana. Penentuan pengaruh tonisitas pada sel darah merah, daun

bawang, wortel, dengan menggunakan aquades, larutan NaCl 0,89 M, larutan Glukosa 0,1 M dan 0,5 M, diamati dengan mata telanjang dan dengan menggunakan mikroskop.

b. Penentuan penurunan titik beku dan memperoleh konstanta panurunan titik beku dengan menggunakan asam laurat dan asam laurat + asam benzoat (sampel) yang dipanaskan dengan bunsen dan diamati ketika terdapat gelembung.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Page 3: sifat koligatif Rony

A. Teori UmumSifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak

tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:

1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh2. Kenaikan Titik Didih3. Penurunan Titik Beku4. Tekanan Osmosis

Hukum Raoult merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat koligatif (dari bahasa latin Colligate “mengumpul bersama”) sebab sifat-sifat itu bergantung pada efek kolektif jumlah partikel zat terlarut, bukan pada sifat partikel yang terlibat keempat tersebut. Sifat itu ialah: penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap murni, peningkatan titik didih, penurunan titik beku dan gejala tekanan osmotik.(Oxtoby,dkk.Prinsip-prinsip Kimia Modern)

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergantung pada jumlah zat terlarut yang larut pada suatu larutan.

1. Penurunan Tekanan UapMolekul-molekul zat cair yang meninggalkan permukaan

menyebabkan adanya tekanan uap zat cair. Semakin mudah molekul-molekul zat cair berubah menjadi uap, makin tinggi pula tekanan uap zat cair. Apabila tekanan zat cair tersebut dilarutkan oleh zat terlarut yang tidak menguap, maka partikel-partikel zat terlarut ini akan mengurangi penguapan molekul-molekul zat cair. Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak didaerah gurun yang sangat panas dan kering, Serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi. Persamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis:

∆p = p0 – pp0 › p

ket:

Page 4: sifat koligatif Rony

p0 = Tekanan Uap Zat Cair Murnip = Tekanan Uap Larutan

Pada tahun 1808, Marie Francois Raoult seorang kimiawan asal Prancis melakukan percobaan mengenai tekanan uap jenuh larutan, sehingga ia menyimpulkan tekanan uap jenuh larutan sama dengan fraksi mol pelarut dikalikan dengan tekanan uap jenuh pelarut murni. Persamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis. Kesimpulan ini dikenal dengan Hukum Raoult dan dirumuskan dengan persamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis:

P = P0 x XP ∆P = P0 x Xt

Ket:P = Tekanan uap jenuh larutan P0 = Tekanan uap jenuh pelarut murniXP = Fraksi mol zat pelarutXt = Fraksi mol zat terlarut(Sutresna,Nana.Cerdas Belajar Kimia)

2. Kenaikan titik DidihTitik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair

mendidih. Pada suhu ini, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara disekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan diseluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian, ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini disebabkan adanya partikel-partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel-partikel pelarut. Oleh karena itu, penguapan partikel-partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar. Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih yang dinyatakan dengan (∆Tb). Persamaannya dapat ditulis:

∆Tb = Kb x m

∆Tb = Kb x gMrx1000P

∆Tb = Tblarutan - Tbpelarut

Ket:∆Tb = kenaikan titik didihKb = Tetapan kenaikan titik didih molalm = massa zat terlarutMr = Massa molekul relatif

Page 5: sifat koligatif Rony

Tabel ketetapan kenaikan Titik Didih (Kb) beberapa pelarut

Pelarut Titik Didih Tetapan (Kb)

Aseton 56,2 1,71Benzena 80,1 02,53Kamfer 204,0 05,61Karbon tetraklorida

76,5 04,95

Sikloheksana 80,7 02,79Naftalena 217,7 05,80Fenol 182 03,04Air 100 00,52

(Imam,Rahayu.Praktis Belajar Kimia)

3. Penurunan Titik bekuPenurunan titik beku larutan mendeskripsikan bahwa titik

beku suatu pelarut murni akan mengalami penurunan jika kita menambahkan zat terlarut didalamnya. Sebagai contoh air murni membeku pada suhu 0© C akan tetapi jika kita melarutkan contohnya sirup atau gula didalamnya maka titik bekunya akan menjadi dibawah 0© C.

Penurunan titik beku larutan adalah salah satu sifat koligatif larutan. Untuk mengukur besarnya titik beku larutan kita membutuhkan dua hal berikut:

a. Konsentrasi molal suatu larutan dalam molalitasb. Konstanta penurunan titik beku pelarut atau Kf

Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil daripada titik beku pelarutnya. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:

∆Tf = Penurunan titik beku

∆Tf = Kf xgMrx1000P

∆Tf = Tfpelarut - Tflarutan

Ket:∆Tf = Penurunan titik bekuKf = Penurunan titik beku molalm = Massa zat terlarutMr = Massa molekul relatif

Tabel Penurunan Titik Beku (Kf) Beberapa Pelarut

Pelarut Titik Beku Tetapan

Page 6: sifat koligatif Rony

(Kf)Aseton -95,35 2,40Benzena 5,45 5,12Kamfer 179,8 39,7Karbon tetraklorida

-23 29,8

Sikloheksana 6,5 20,1Naftalena 80,5 6,94Fenol 43 7,27Air 0 1,86

(Suyanto, Praktis Beelajar Kimia)

4. Tekanan OsmotikTekanan osmotik adalah gaya yang diperlukan untuk

mengimbangi desakan zat pelarut yang melalui selaput semipermeabel kedalam larutan. Membran semipermeabel adalah suatu selaput yang dapat dilalui molekul-molekul pelarut dan tidak dapat dilalui oleh zat terlarut.(Suyanto. Praktis Belajar kimia)

Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut kedalam larutan melalui selaput semipermeabel (proses osmosis). Menurut Van’t Hoff tekanan osmosis mengikuti hukum gas ideal:

Pv = nRTKarena tekanan osmosis = π, maka:

π© = n/VRT = CRTket:π© = Tekanan Osmosis (atmosfer)C = Konstanta larutan (M)R = Tetapan gas universal = 0,082 L.atm/mol kT = Suhu mutlak (K)

Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan hipotonis. Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan hipertonis. Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut larutan isotonis.(Ratna,dkk.Sifat Koligatif Larutan)

B. Uraian Bahan

Page 7: sifat koligatif Rony

1. Aquades (Dirjen POM.1979:96)Nama resmi : AQUA DESTILLATANama lain : Air sulingRumus molekul : H2OBerat molekul : 18,02Rumus bangun : H-O-HPemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa.Kelarutan : -Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baikKegunaan : Zat pelarut

2. Glukosa (Dirjen POM.1979:268)Nama resmi : GLUCOSUMNama lain : GlukosaRumus molekul : C6H12O6.H2OBerat molekul : 198,17Rumus bangun :

Pemerian : Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa manisKelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut

dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baikKegunaan : Sebagai sampel

3. NaCl (Dirjen POM.1979:403)Nama resmi : NATRII CHLORIDUMNama lain : Natrium kloridaRumus molekul : NaClBerat molekul : 58,44Pemerian :Hablur heksahedral tidak berwarna atau

serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin

Kelarutan :Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P, sukar larut dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baikKegunaan : Sebagai pereaksi

4. Asam Benzoat (Dirjen POM.1979:49)Nama resmi : ACIDUM BENZOICUM

OH

Page 8: sifat koligatif Rony

Nama lain : Asam BenzoatRumus molekul : C7H6O2

Berat molekul : 122,12Rumus bangun :

Pemerian : Hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak berbau

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih kurang 3 bagian etanol (95%) P, dalam 8 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baikKegunaan : Sumber ion klorida dan ion natrium

5. Asam Laurat (wikipedia)Nama resmi : ASAM LAURATNama lain : Asam dodekanoatRumus molekul : CH3(CH2)10 COOHBerat molekul : 200,3 g mol-1

Rumus bangun :

Pemerian : Pada suhu ruang berwujud padatan berwarna putih, akan mudah mencair jika dipanaskan

Kelarutan : Larut dalam pelarut polar, misalnya air, juga larut dalam lemak karena gugus hidrokarbon (metil) disatu ujung dan gugus karboksil diujung lain.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

6. Asam Stearat (Dirjen POM.1979:57-58)Nama resmi : ACIDUM STEARICUMNama lain : Asam stearatRumus molekul : C18H36O2

Berat molekul : Rumus bangun :

Pemerian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 9: sifat koligatif Rony

Kegunaan : Sebagai sampel untuk penurunan titik beku

C. Prosedur KerjaPengaruh Tonisitas Larutan Terhadap Sel1. Ambil tabung reaksi yang bersih, berikan label a,b,c,d dan e.2. Masukkan 2 ml larutan berikut ini sesuai label masing-masing:

a) Aquades b) Glukosa 0,1 Mc) Glukosa 0,5 Md) NaCl 0,89%e) NaCl 3%

3. Untuk setiap tabung reaksi tambahkan irisan wortel tipis (sekitar 0,5 mm) yang segar, daun bawang dan seledri.

4. Masukkan tabung reaksi dirak tabung dan tunggu sampai Anda menyelesaikan semua percobaan yang lain.

5. Perhatikan tampilan dengan mata telanjang dan juga dibawah mikroskop.

6. Ulangi langkah no.1 dan langkah no.2 menggunakan set baru lima tabung reaksi yang bersih.

7. Dengan menggunakan pipet, tambahkan lima tetes darah sapi segar secara keseluruhan untuk setiap tabung uji. Miringkan bagian bawah tabung reaksi untuk menjamin pencampuran yang tepat.

8. Amati warna dan penampilan dari larutan setelah 20 menit, baik oleh mata telanjang dan juga dibawah mikroskop. Untuk penanganan dan pembuangan sampel darah, baca petunjuk pada lampiran, Exp. 19.

Pengukuran Penurunan Titik Beku

1. Rakit alat pengukuran titik beku (titik lebur) sederhana. Beker gelas akan berfungsi sebagai water bath. Sebuah plat pemanas dari pembakar bunsen akan berfungsi sebagai sumber panas. Sebuah tabung reaksi akan berfungsi sebagai water bath sekunder dimana termometer dicelupkan.

2. Campuran asam benzoat asam laurat disiapkan sebagai berikut (atau sebagai alternatif instruktur dapat mempersiapkan terlebih dahulu):Timbang 3 g asam laurat dan masukkan dalam sebuah gelas kimia 250 ml. Timbang 0,6 g asam benzoat. Panaskan asam laurat perlahan-lahan diatas hot plate sampai meleleh (50©C). Tambahkan asam benzoat kedalam gelas. Aduk secara menyeluruh hingga diperoleh larutan homogen. Dinginkan gelas kimia dalam air dingin untuk mendapatkan sampel yang padat. Gerus sampai menjadi serbuk halus dalam mortar.

3. Setiap praktikan menyiapkan empat tabung leleh kapiler untuk sampel: (a) asam laurat, (b) tiga tabung dengan asam benzoat 17%.

4. Susun tabung leleh sebagai berikut:

Page 10: sifat koligatif Rony

a. Ambil sejumlah kecil sampel kedalam tabung leleh kapiler dengan menekankan ujung tabung yang terbuka secara vertikal kedalam sampel.

b. Balikkan tabung kapiler. Usap kapiler dengan suatu lembaran yang memungkinkan padatan masuk dibagian bawah kapiler. Anda hanya memerlukan 1-5 mm sampel dalam tabung kapiler.

5. Ikat tabung kapiler dengan termometer menggunakan karet gelang kecil dekat dengan ujung atas tabung. Pastikan untuk menyesuaikan ujung kapiler dengan ujung termometer.

6. Ukur titik leleh sampel sebagai berikut:Jepit termometer dengan tabung kapiler yang melekat dan rendam dalam termostat sekunder diisi dengan air. Turunkan termostat sekunder kedalam gelas berisi air dan memulai proses pemanasan. Perhatikan titik leleh setiap sampel dan catat. Pelelehan terjadi ketika Anda mengamati penyusutan pertama dalam sampel atau munculnya gelembung kecil. (jangan menunggu sampai seluruh sampel dikapiler menjadi bening). Setelah mengambil titik lebur sampel pertama, biarkan termostat mendingin hingga suhu ruang dengan menambahkan air dingin. Anda harus memulai proses pemanasan untuk mengamati titik leleh sampel kedua hanya setelah air ditermostat primer dan sekunder telah mencapai suhu kamar.

BAB III

Page 11: sifat koligatif Rony

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan1. Alat yang Digunakan

a. Pengaruh Tonisitas Larutan Terhadap SelAdapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah

batang pengaduk, Bunsen, dek gelas, gelas kimia, gelas ukur 100 ml, mikroskop, objek gelas, pipet tetes, rak tabung, silet serta tabung reaksi.

b. Pengukuran Penurunan Titik BekuAlat yang digunakan dalam percobaan ini adalah statif, klem,

gelas kimia, tabung reaksi, pipa kapiler, termometer, lumpang dan alu, kaki tiga dan bunsen.

2. Bahan yang Digunakana. Pengaruh Tonisitas Larutan Terhadap Sel

Bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah aquades, darah ayam segar, daun bawang, glukosa 0,1 M, glukosa 0,5 M, NaCl 0,89 %, NaCl 3 % serta wortel.

b. Pengukuran Penurunan Titik BekuBahan yang digunakan yaitu asam stearat dan asam benzoat

B. Cara Kerja

Pembuatan Larutan:Glukosa 0,1 M1. Ditimbang glukosa 1,02 g, masukkan dalam gelas kimia 250 ml.2. Ditambahkan aquadest 100 ml dengan menggunakan gelas ukur.3. Dituang aquades keddalam gelas kimia yang berisi glukosa kemudian

diaduk.

Glukosa 0,5 M1. Ditimbang Glukosa 4,8 g, dimasukkan kedalam gelas kimia 250 ml.2. Ditambahkan aquades 50 ml dengan menggunakan gelas ukur .3. Dituang aquades dari gelas ukur kedalam gelas kimia kemudian

diaduk.

NaCl 0,89 %1. Ditimbang NaCl 0,45 g, dimasukkan kedal;am gelas kimia 250 ml.2. Ditambahkan aquades 100 ml dengan menggunakan gelas ukur.3. Dituang aquades kedalam gelas kimia yang berisi NaCl, kemudian

diaduk.

NaCl 3 %1. Ditimbang NaCl 0,45 g, dimasukkan kedalam gelas kimia 250 ml.2. Ditambahkan aquades 100 ml dengan menggunakan gelas ukur. 3. Dituang aquades 100 ml kedalam gelas kimia yang berisi NaCl

kemudian diaduk.Pengaruh Tonisitas Larutan Terhadap Sel

1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.2. Masing-masing bahan ditimbang dan dilarutkan dalam aquades.

Page 12: sifat koligatif Rony

3. Masing-masing larutan dimasukkan dalam tabung reaksi dan diberikan label.

4. Dimasukkan sampel (wortel, daun bawang, dan 5 tetes darah ayam segar) pada tabung reaksi.

5. Didiamkan hingga 20 menit.6. Diamati dengan mata telanjang.7. Irisan wortel dan daun bawang diangkat dan diletakkan pada dek gelas

yang berbeda.8. Ditetesi irisan wortel dan daun bawang dengan larutan kloralhidrat

sebanyak 2 tetes.9. Difiksasi irisan wortel dan daun bawang.10.Diamati menggunakan mikroskop.11.Untuk darah, diambil 2 tetes, ditetesi pada dek gelas dan langsung

diamati menggunakan mikroskop tanpa difiksasi terlebih dahulu.12.Digambar hasil pengamatan.

Pengukuran Penurunan Titik Beku1. Disiapkan alat dan bahan2. Ditimbang 3 g asam stearat, dimasukkan dalam gelas kimia3. Dipanaskan diatas api bunsen hingga suhu 50©C 4. Ditimbang 0,6 g asam benzoat lalu ditambahkan kedalam gelas kimia

yang berisi asam stearat yang telah dipanaskan5. Diaduk hingga homogen6. Didinginkan, lalu dugerus dengan mortar7. Diambil empat buah pipa kapiler untuk pipa kapiler pertama ditotolkan

dengan asam stearat, dan pipa kedua, ketiga dan keempat ditotolkan dengan campuran asam stearat dan asam benzoat yang telah digerus

8. Setelah ditotolkan dengan sampel, masing-masing tabung diikat sejajar dengan bagian bawah termometer

9. Dirangkai alat dengan cara tabung reaksi dipasang pada klem (sebagai tabung primer) dimasukkan sampel dan termometer yang diikat bersama dan dipasang gelas kimia 250 ml yang berisi air,(sebagai tabung sekunder) dengan tabung reaksi dan gelas kimia sejajar

10.Dinyalakan pembakar spiritus11.Diamati gelembung yang terbentuk pada pipa kapiler12.Dicatat suhu yang diperoleh

BAB IVHASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan

Pengaruh Tonisitas Larutan Terhadap Sel

Page 13: sifat koligatif Rony

No.

Larutan Daun Bawang Wortel Darah

1. Aquades Tidak terjadi perubahan

Warnanya menjadi

orange pucat

Warnanya memudar

dan mengendap

dibagian bawah

2. Glukosa 0,1 M Warnanya putih bening

Warnanya memudar

Warnanya memudar

3. Glukosa 0,5 M Tidak ada perubahan

Putih pudar Agak jernih

4. NaCl 0,89 % Putih pudar Memudar Merah maroon

5. NaCl 3 % Putih pudar Orange kecoklatan

Memudar (coklat)

Penurunan Titik BekuNo.

Sampel Suhu

1. Asam Stearat 35©C2. Asam Stearat + Asam

Benzoat49©C

3. Asam Stearat + Asam Benzoat

49©C

4. Asam Stearat + Asam Benzoat

50©C

Page 14: sifat koligatif Rony

Hasil pengamatan dengan menggunakan mikrokopa. Aquades

Aquades + Daun Bawang

Aquades + Wortel

Aquades + Darah

b. Glukosa 0,1 M Glukosa 0,1 M + Daun Bawang

Page 15: sifat koligatif Rony

Glukosa 0,1 M + Wortel

Glukosa 0,1 M + Darah

c. Glukosa 0,5 M Glukosa 0,5 M + Daun Bawang

Page 16: sifat koligatif Rony

Glukosa 0,5 M + Wortel

Glukosa 0,5 M + Darah

d. NaCl 0, 89% NaCl 0,89% + Daun Bawang

Page 17: sifat koligatif Rony

NaCl 0,89% + Wortel

e. NaCl 3% NaCl 3% + Daun Bawang

NaCl 3% + Wortel

Page 18: sifat koligatif Rony

NaCl 3% + Darah

B. Perhitungan 1. Massa Glukosa 0,1 M

m= gMrx1000P

0,1= g198

x100050

g= 9901000

= 0,99

Page 19: sifat koligatif Rony

2. Massa Glukosa 0,5 M

m= gMrx1000P

0,5= g198

x100050

g= 49501000

= 4,95 g

3. Massa NaCl 0,89%

massa= 0,89 g100ml

x50ml

= 0,445 g

4. Massa NaCl 3%

massa= 3 g100ml

x50ml

= 1,5 g

5. Aquades 50 ml

Perhitungan Titik Beku Larutan

m asam stearat = 3 gram

m asam benzoat = 0,6 gram

1. ∆Tf1 = T1 – T2

= 35 – 50= - 15 ©C

∆Tf = Kf.m

15 = kf. gMrx1000P

15 = Kf.3284

x10000,6

15 = Kf.3000170,4

2556 = kf.3000

kf = 25563000

kf = 0,852© c/m

Page 20: sifat koligatif Rony

2. ∆Tf2 = T1 – T3

= 35 – 49= - 14 ©C

∆Tf = Kf.m

14 = kf. gMrx1000P

14 = Kf.3284

x10000,6

14 = Kf.3000170,4

2385,6= kf.3000

kf = 2385,63000

kf = 0,7952© c/m

3. ∆Tf3 = T1 – T3

= 35 – 49= - 14 ©C

∆Tf = Kf.m

14 = kf. gMrx1000P

14 = Kf.3284

x10000,6

14 = Kf.3000170,4

2385,6= kf.3000

kf = 2385,63000

kf = 0,7952© c/m

kf = kf 1+kf 2+kf 3

3

= 0,7952+0,7952+0,852

3

= 2,44243

= 0,8141© c/m

Tf = Tf 1+Tf 2+Tf 3

3

= (−14 )+(−14 )+(−15)

3

= −433

= -14,33© c/m

Page 21: sifat koligatif Rony

BAB VPEMBAHASAN

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis partikel zat terlarutt. Ada empat sifat yang berhubungan dengan sifat koligatif larutan yaitu : penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotic.

Tekanan osmotik adalah gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut yang melalui selaput semipermeabel kedalam larutan. Membran

semipermeabel adalah suatu selaput yang dapat dilalui molekul-molekul pelarut dan tidak dapat dilalui oleh zat terlarut.

Hemolisis yaitu keadaan dimana sel darah pecah karena perbedaan konsentrasi atau kadar zat didalam dan diluar sel. Krenasi yaitu keadaan sel yang mengkerut diakibatkan oleh keluarnya cairan didalam sel. Hipertinik yaitu keadaan ketika konsentrasi zat diluar sel lebih tinggi disbanding konsentrasi didalam sel. Hipotonik yaitu keadaan ketika konsentrasi zat diluar sel lebih rendah dari konsentrasi didalam sel. Isotonis yaitu larutan dengan tekanan osmosis yang sama, atau dengan kata lain konsentrasi zat diluar dan didalam sel sama.

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menunjukkan pengaruh tonisitas pada sel. Adapun bahan yang digunakan seperti daun bawang, wortel dan darah ayam segar. Untuk mengamati perubahan tonisitas dari sel, pertama-tama yaitu dengan membuat larutan glukosa 0,1 M dan 0,5 M dan larutan NaCl 0,89 % dan 3 % serta aquades. Kemudian masing-masing larutan dimasukkan dalam tiga tabung reaksi dengan tabung pertama diberikan irisan wortel, tabung kedua irisan daun bawang dan tabung ketiga diberikan 5 tetes darah ayam segar. Setelah itu, tabung diamati dengan mata telanjang dan didiamkan sekitar 20 menit kemudian sampel diangkat dan diletakkan diatas dek gelas, ditetesi dengan 2 tetes kloralhidrat, difiksasi dan diamati dengan menggunakan mikroskop.

Dari ketiga sampel seperti daun bawang, wortel dan darah, diperoleh hasil : daun bawang yang dicampur aquades tidak mengalami perubahan, wortel yang dicampur aquades warnanya menjadi orange pucat, darah yang dicampur larutan aquades warnanya menjadi pudar. Daun bawang yang dicampur Glukosa 0,1 M warnanya putih bening, wortel yang dicampur Glukosa 0,1 M warnanya memudar, darah yang dicampur larutan Glukosa 0,1 M warnanya memudar. Daun bawang yang dicampur larutan Glikosa 0,5 M tidak terjadi perubahan, wortel yang dicampur larutan Glukosa 0,5 M warnanya putih pudar, darah yang dicampur larutan Glukosa 0,5 M warnanya agak jernih. Daun bawang yang dicampur larutan NaCl 0,89% warnanya menjadi putih pudar, wortel yang dicampur larutan NaCl 0,89% warnanya memudar, darah yang dicampur larutan NaCl 0,89% warnanya menjadi merah maroon. Daun bawang yang dicampur larutan NaCl 3% warnanya menjadi putih pudar, wortel yang dicampur larutan NaCl 3% warnanya menjadi orange kecoklatan, darah yang dicampur larutan NaCl 3% warnanya menjadi pudar (coklat).

Page 22: sifat koligatif Rony

Adapun perlakuan khusus seperti difiksasi dan ditetesi larutan kloralhidrat pada sampel daun bawang dan wortel adalah untuk memperjelas bentuk /struktur sel pada saat diamati pada mikroskop.

Penurunan titik beku mendeskripsikan bahwa titik beku pelarut murni akan mengalami penurunan jika kita menambahkan zat terlarut didalamnya. Sebagai contoh, air murni membeku pada suhu 0©C akan tetapi jika kita melarutkan contohnya sirup atau gula didalamnya maka titik bekunya akan menjadi dibawah 0©C.

Tujuan dari percobaan kedua ini adalah untuk menunjukkan penurunan titik beku dan memperoleh konstanta titik beku. Adapun bahan yang digunakan yaitu asam stearat dan asam benzoat. Untuk mengamati penurunan titik beku pertama-tama asam stearat sebanyak 3 g dimasukkan dalam beker gelas kemudian dipanaskan sampai suhu 50©C. setelah melebur, tambahkan 0,6 g asam benzoat, dihomogenkan kemudian didinginkan. Setelah dingin, digerus hingga halus dengan menggunakan lumpang dan alu. Setelah halus, diambil empat buah pipa kapiler, pipa kapiler pertama ditotolkan asam stearat dan pipa kapiler lainnya ditotolkan campuran asam stearat dan asam benzoat. Setelah ditotolkan, kemudian diikat sejajar dengan bagian bawah termometer, setelah itu, dirangkai alat statif, letakkan beker gelas diatas kaki tiga kemudian tabung reaksi dicelupkan dibeker gelas yang berisi air, yang sebelumnya tabung reaksi diisi air. Letakkan termometer didalam tabung reaksi, dan jangan sampai menempel pada dinding tabung. Setelah itu dinyalakan bunsen, diamati apabila muncul gelembung, catat suhunya. Lakukan sampai pipa kapiler keempat.

Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil: suhu asam stearat adalah 35©C, asam stearat + asam benzoat pada pipa kapiler kedua adalah 49©C, asam stearat + asam benzoat pada pipa kapiler ketiga adalah 49©C dan asam stearat + asam benzoat pada pipa kapiler keempat adalah 50©C.

Adapun faktor kesalahan yang terjadi pada saat praktikum yaitu :

1. Jatuhnya dek gelas yang berisi sampel akibat ketidak hati-hatian praktikan yang menyebabkan sampel NaCl 0,89% + wortel jatuh dan tidak jadi diamati.

2. Irisan sampel yang agak tebal sehingga sulit untuk diamati struktur selnya.

3. Terjadi kesalahan dalam pembuatan larutan.

Page 23: sifat koligatif Rony

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan :

1. Perbedaan konsentrasi larutan antara Glukosa 0,1 M dan 0,5 M dapat pula berbeda pada hasilnya, begitupun dengan NaCl 0,89% dan 3%.

2. Pengaruh tonisitas pada sel disebabkan oleh factor konsentrasi larutan.

3. Tekanan osmotik darah apabila dimasukkan sel tumbuhan, sehingga tekanan osmotik keduanya sama (isotonik).

4. Tekanan osmotik darah sama dengan tekanan osmotik NaCl 0,89%.

5. Titik beku adalah suhu pada nilai tekanan tertentu, saat terjadi perubahan wujud dari zat cair menjadi padat.

6. Penurunan titik beku larutan adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan.

7. Konstanta penurunan titik beku yaitu:a) Sampel kedua Kf = 0,7952 ©c/mb) Sampel ketiga Kf = 0,7952 ©c/mc) Sampel keempat Kf = 0,852 ©c/m

Hasil Percobaan1. Aquadest + daun Bawang : tidak terjadi perubahan2. Aquades + Wortel : warnanya menjadi orange

pucat3. Aquades + Darah : warnanya memudar4. Glukosa 0,1 M + Daun Bawang : warnanya putih bening5. Glukosa 0,1 M + Wortel : warnanya memudar6. Glukosa 0,1 M + Darah : warnanya memudar7. Glukosa 0,5 M + Daun Bawang : tidak ada perubahan8. Glukosa 0,5 M + Wortel : putih pudar9. Glukosa 0,5 M + Darah : agak jernih10.NaCl 0,89% + Daun Bawang : putih pudar11.NaCl 0,89% + Wortel : memudar12.NaCl 0,89% + Darah : merah maroon13.NaCl 3% + Daun Bawang : putih pudar14.NaCl 3% + Wortel : orange kecoklatan15.NaCl 3% + Darah : memudar (coklat)

B. Saran Laboratorium : peralatan seperti mikroskop perlu diganti.

Asisten : selalu tersenyum pada semua praktikan

Page 24: sifat koligatif Rony

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM.1979.Farmakope Indonesia Edisi Ke-3.Jakarta:DEPKES RI

HTTP://www.wikipedia . com

Imam,Rahayu.2003.Praktis Belajar Kimia.Jakarta:Grafindo

Oxtoby,dkk.2001.Prinsip-Prinsip Kimia Modern.jakarta:Erlangga

Sutresna,Nana.2006.Cerdas belajar Kimia.Jakarta:Grafindo

Suyanto.2004.Praktis Belajar Kimia.Jakarta.Grafindo

SKEMA KERJA

1. Pengaruh Tonisitas Terhadap Sel

1. Aquades 100 ml2. Glukosa 0,1 M + aquades

100 ml3. Glukosa 0,5 M + aquades

50 ml4. Nacl 0,49% + aquades

50 ml

Page 25: sifat koligatif Rony

2. Penurunan Titik Beku

masukkan

panaskan

Aquades + wortelGlukosa 0,1 M + WortelGlukosa 0,5 M + WortelNaCl 0,49% + WortelNaCl 3% + Wortel

Aquades + Daun bawangGlukosa 0,1 M + Daun bawangGlukosa 0,5 M + Daun bawangNaCl 0,49% + Daun bawangNaCl 3% + Daun

Aquades + darahGlukosa 0,1 M + darahGlukosa 0,5 M + darahNaCl 0,49% + darahNaCl 3% + darah

Amati selama 20 menit dengan mata telanjang

Simpan sampel pada dek gelas

Catat hasil pengamatan terhadap sampel

Setelah 20 menit keluarkan sampel dari

larutan

Amati dibawah mikroskop

Tetesi dengan 2 tetes klorahidrat dan tutup

dek gelas

Sampel di Fiksasi

Asam Stearat 3 g

Gelas kimia

Bunsen

Page 26: sifat koligatif Rony

tambahkan

Gerus

panaskan

BIOGRAFI PENULIS

Sampai meleleh

Dinginkan

Mortal dan alu

Asam benzoat 0,6 g

Empat pipa kapiler

Bunsen

Gelas kimia

Tabung reaksi

Termometer

ll I = Asam Stearatll II = Asam Stearat + Asam Benzoatll III = Asam Stearat + Asam Benzoat

Page 27: sifat koligatif Rony

Abdul Roni, yang biasa dipanggil Roni merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Putra dari pasangan Satria Djudin dan Sahnim Willa Candra. Lahir disalah satu kota yang dijuluki Hongkong ke-2 atau lebih tepatnya dikota Luwuk, Sulawesi tengah pada tanggal 9 Mei 1992. Memulai pendidikan formal di SD Negeri Unjulan pada tahun 1998 selama 6 tahun, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2004 di SMP Negeri 6 Luwuk yang merupakan SMP Unggulan. Setelah itu, Ia melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 3 Luwuk atau yang lebih dikenal dengan nama SMANTIL pada tahun 2007. Dia harus menyesuaikan dirinya dengan seabrak peraturan yang ada disekolah tersebut.Dengan penuh perjuangan, akhirnya Ia mampu menyelesaikan pendidikan selama 3 tahun di SMA pada tahun 2010.Setelah lulus SMA dia meneruskan pendidikan dibangku kuliah. Berharap agar dapat kuliah di Universitas favorit, namun nasib berkata lain dan keberuntungan belum berpihak padanya. Sempat timbul rasa putus asa dalam hati, namun semua dapat teratasi dengan pengumuman penerimaan mahasiswa jalur SNMPTN di UIN Alauddin Makassar jurusan Farmasi Angkatan 2010. Tertarik pada dunia obat-obatan, sehingga farmasi pun menjadi pilihan utamanya, karena ingin menjadi Seorang Apoteker yang berkualitas dan professional, selain itu karena adanya dukungan dari orang tua tersayang terutama Ibu dan keluarga.

Page 28: sifat koligatif Rony