langkah kerja

8
SOP GEOLOGI LAPANGAN 1. Cek titik sebelum rig moving ke titik berikutnya. 2. Cek sepanjang 25 atau 50 m searah lintasan X ke arah kiri ( barat ) atau kanan ( timur ) apakah sudah benar atau belum untuk urutan penulisan patok pada altag di lapangan. 3. Membuat pelurus sepanjang 10 m dan pusat pelurus ( 5 m ) tepat posisinya pada patok yang sudah ditentukan untuk dilakukan pemboran, hal ini dilakukan untuk meminimalisir pergeseran titik bor yang akan berakibat perubahan dalam penentuan cadangan atau deposit. 4. Dalam kondisi tertentu titik bor bisa digeser ( patok berada di dekat pohon besar yang tidak mungkin dilakukan penebangan ) titik bor bisa digeser maksimal 5 meter, sebagai catatan untuk patok yang sebenarnya tidak boleh dicabut (dibiarkan tetap di posisi semula ), adapun pergeseran searah lintasan X ( searah line ) yang dimaksudkan untuk mempermudah processing data yang dikombinasikan dengan data topografi dari divisi survey. 5. Titik bor rencana dapat dicancel apabila : Berada diposisi yang kurang aman untuk dilakukan pengeboran ( lereng curam ) Berada di posisi litologi Outcrop ataupun Brown Soil. 6. Cek altag pada patok apakah sudah benar atau belum sesuai dengan arah pergerakan mesin, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan pengambilan titik yang berakibat berubahnya rencana yang sudah ditentukan berdasarkan pola area of influence atau area daerah pengaruh dari titik yang sudah keluar analisanya. 7. Setiap logger wajib memiliki peta rencana pergerakan mesin ( hardcopy, kertas milimeter, atau digambar di buku lapangan masing – masing ).

Upload: mohammad-agus-suparman

Post on 09-Aug-2015

67 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

SOP Geologist untuk pemboran eksplorasi nikel

TRANSCRIPT

Page 1: LANGKAH KERJA

SOP GEOLOGI

LAPANGAN

1. Cek titik sebelum rig moving ke titik berikutnya.2. Cek sepanjang 25 atau 50 m searah lintasan X ke arah kiri ( barat ) atau kanan

( timur ) apakah sudah benar atau belum untuk urutan penulisan patok pada altag di lapangan.

3. Membuat pelurus sepanjang 10 m dan pusat pelurus ( 5 m ) tepat posisinya pada patok yang sudah ditentukan untuk dilakukan pemboran, hal ini dilakukan untuk meminimalisir pergeseran titik bor yang akan berakibat perubahan dalam penentuan cadangan atau deposit.

4. Dalam kondisi tertentu titik bor bisa digeser ( patok berada di dekat pohon besar yang tidak mungkin dilakukan penebangan ) titik bor bisa digeser maksimal 5 meter, sebagai catatan untuk patok yang sebenarnya tidak boleh dicabut (dibiarkan tetap di posisi semula ), adapun pergeseran searah lintasan X ( searah line ) yang dimaksudkan untuk mempermudah processing data yang dikombinasikan dengan data topografi dari divisi survey.

5. Titik bor rencana dapat dicancel apabila : Berada diposisi yang kurang aman untuk dilakukan

pengeboran ( lereng curam ) Berada di posisi litologi Outcrop ataupun Brown Soil.

6. Cek altag pada patok apakah sudah benar atau belum sesuai dengan arah pergerakan mesin, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan pengambilan titik yang berakibat berubahnya rencana yang sudah ditentukan berdasarkan pola area of influence atau area daerah pengaruh dari titik yang sudah keluar analisanya.

7. Setiap logger wajib memiliki peta rencana pergerakan mesin ( hardcopy, kertas milimeter, atau digambar di buku lapangan masing – masing ).

8. Pengecekan titik sampai pergerakan rig menjadi tanggungjawab sepenuhnya logger ( geologist/ assistant geologist ).

9. Siapkan semua peralatan yang diperlukan seperti alat tulis dan peralatan standart geologi untuk loging core ( core box, papan runing dll ).

10. Pengecekan panjang barrel dan batang bor ( rod ) pada setiap rig.11. Core yang dikeluarkan dari inner tidak bisa langsung diletakkan dalam core

box, gunakan core tray untuk menampung core sebelum masuk ke core box,bersihkan core terlebih dahulu dari sisa cuting maupun sisa reamingan

12. Setelah proses sterilisasi di core tray,core bisa dimasukkan ke dalam core box, atur core dari meter pertama pada posisi dari kiri ( top ) ke kanan ( bottom ).

13. Jaga kesterilan core meskipun sudah berada di core box, jangan sampai terkotori oleh core meter berikutnya ataupun oleh kotoran di sekitar core box, ketinggian core box dari tanah minimal 50 cm.

14. Untuk setiap core yang hilang ( loss core ) yang disebabkan oleh proses pemboran atau formasi, pada posisi core yang hilang tersebut dipasang flagging tape yang berisi informasi kedalaman core yang hilang ( from – to ).

15. Untuk peletakan core yang sebagian sudah hilang atau mengalami loss core pada runing tersebut, ujung dari core yang ada berada pada akhir kedalaman runing ( bottom ) jadi loss core berada pada bagian topnya.

Page 2: LANGKAH KERJA

16. Untuk kondisi tertentu logger berhak untuk melakukan pergeseran atau pengulangan pemboran ( redrill ) apabila :

1. Core recovery kurang dari 80% permeter atau perpotongan zonasi 2. Core recovery total per lubang kurang dari 90%3. Adanya perbedaan antara panjang pipa yang masuk ( stage down )

dengan kedalaman.4. Tidak mengikuti prosedur kerja yang telah disepakati bersama.

17. Pasang core blok untuk setiap runing ataupun pada bottom core yang menunjukkan kedalaman setiap runing pemboran, tujuan pemasangan core blok untuk memberikan informasi selengkap mungkin sebelum difoto.

18. Berikan batasan setiap pemotongan zonasi untuk memudahkan pendiskripsian core permeter atau perbatas minimal pemotongan zonasi, biasanya menggunakan fagging tape.

19. Batas pemotongan zonasi minimal 80 cm maksimal 125 cm, panjang ini diambil dengan pertimbangan posisi berada di batas litologi atau zonasi, diluar itu pemotongan dilakukan tetap di interval 1 meter.

20. Setiap rig wajib memiliki papan runing maximal, tujuan dari papan runing itu untuk mengontrol zonasi dan mencegah kesalahan dalam penentuan posisi yang sebenarnya, seperti contoh untuk core yang mengalami swelling atau mengembang searah inner tube ( memanjang ).

21. Khusus untuk core yang mengalami swelling sisa dari panjang runing ditumpuk sesuai dengan kedalaman pemboran.

22. Pada saat core sudah berada di core box core dibelah untuk memudahkan pendiskripsian core.

23. Lakukan pendiskripsian core yang meliputi nomor sampel,kedalaman, core recovery, zonasi, warna, kekerasan keseluruhan ( L, S, K ) per sampel, klasifikasi pelapukan ( tabel ), boulder, kode ukuran boulder [ perlu digaris bawahi bahwa untuk ukuran boulder adalah > 25.6 cm dan itu merupakan kesatuan yang utuh, bukan satuan perbagian ( parting ), jadi untuk ukuran kurang dari itu tidak termasuk boulder ( pebble – cobble )].

24. Pendiskripsian bulder meliputi nama batuan, tingkat pelapukan ( fresh,low weathered, medium weathered, high weathered = lapuk kuat – bisa dipecah dengan tangan ), tingkat oksidasi ( lemah, sedang, sebagian, kuat )yang berpengaruh pada tinggi rendahnya kadar Fe pada batuan,derajat serpentinisasi ( lemah, sedang, sebagian, kuat ), sebagai contoh misalnya Peridotit mw teroksidasi lemah terserpentinkan sebagian.

25. Untuk keterangan meliputi persentase Fe tiap zonasi, LF,LA dan LB ( Fe tinggi atau lebih dari 30 %, untuk saprolit < dari 20% atau tergantung tingkat oksidasinya, sifat fisik core ( gembur, liat ), boulder, mineralisasi dll.

26. Yang diutamakan pertama kali sebelum pendiskripsian, seorang logger wajib menguasai dan bisa membedakan setiap zona.

27. Setelah selesai pendiskripsian maka dilakukan pendokumentasian untuk kelengkapan data.

28. Foto core di dalam core box, setiap core box 1 tampilan.29. Setiap foto terdapat papan petunjuk yang berisi nama prospek, nomor lubang

bor, nomor core box, dan kedalaman “ from and to “

PROSPEK : ARJUNALOKASI : Z22120CORE BOX : IKEDALAMAN : 0 – 5 M

Page 3: LANGKAH KERJA

30. Siapkan plastik sampel untuk pengkantongan sampel.31. Untuk pengantongan sampel menggunakan 2 lapis plastik sampel demi

keamanan sampel.32. Pada lapisan terluar ditulis nomor sampel.33. Core yang akan dimasukkan ke dalam kantong harus hati – hati, jangan

sampai ada yang tercecer masuk ke dalam core meteran lain, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kontaminasi yang berarti merusak kesterilan sampel.

34. Buat altag, altag ( aluminium tag ) wajib dibuat oleh logger untuk menghindari kekeliruan dalam penulisan altag.

35. Altag terdiri dari nomor hole / lokasi dan nomor sampel.

LOKASI

NOMOR SAMPEL

36. Altag diletakkan diantara 2 lapisan plastik sampel, cek kembali apakah sudah sesuai antara nomor kantong, nomor sampel dan altag, dan kesalahan dalam

langkah ini bisa berakibat fatal dalam akurasi data seperti berubahnya posisi ataupun kedudukan core setelah keluar analisa.

37. Setelah selesai proses pengantongan maka sampel perlu ditimbang untuk mengetahui berat basah sampel.

38. Untuk penyetopan sebagai bahan pertimbangan antara lain sudah berada pada zona waste saprolit atau bedrock.

39. Untuk penyetopan di waste saprolit maksimal 3 meter atau di zona bedrock ( boulder menerus sepanjang 3 meter ), hal ini dilakukan untuk menghindari pembengkakan biaya dan waktu serta analisa.

40. Pada saat penyetopan perlu penyamaan persepsi antara logger dan operator dalam penentuan kedalaman akhir, panjang loss core, dan jam penyetopan.

41. Pasang patok pada bekas lubang bor, usahakan besarnya patok sesuai dengan besar lubang bor, pasang altag pada ujung permukaan patok yang berisi nomor hole dan kedalaman akhir, pasang flagging tape untuk memudahkan surveyor dalam pengukuran post drill.

42. Cek kembali apakah sampel yang dibawa turun ke sampel house sudah sesuai dengan jumlah sampel dengan kedalaman akhir.

43. Logger bertanggung jawab penuh terhadap keamanan sampel dari lokasi sampai di camp atau sampel house.

44. Setelah sampai di sampel house, cek kembali apakah sampel sudah turun semua atau belum ( kelengkapan sampel ) sesuai kedalaman terakhir dengan jumlah conto atau sampel.

45. Rekomendasikan setiap titik atau hole yang sudah stop ke pihak survey untuk dilakukan pengikatan post drill.

1 Z22120

Page 4: LANGKAH KERJA

ENTRI DATA LAPANGAN

01. Tulis stop bor pada papan white board di camp, meliputi tanggal stop, jam penyetopan ( untuk menentukan urutan penyetopan pada hari itu yang berdasar pada jam stop bor ), panjang core, jumlah conto, core recovery, zonasi limonit

( Fe tinggi ) dan saprolit ( Fe rendah ), keterangan yang meliputi alasan stop ataupun keterangan lain.

02. Adapun yang masuk dalam kategori zona limonit ( Fe tinggi ) antara lain untuk LF, LA dan LB, yang termasuk zona saprolit ( Fe rendah ) antara lain Saprolit ( S ), Rocky Saprolit ( RS ), Saprolitic Rocky ( SR ), Boulder ( B ), Bed Rock ( BR ).

03. Maksud dari pemisahan 2 kategori tersebut untuk memudahkan dalam analisa sampel bor dalam penyetingan alat laboratorium ( X- ray ) yang memiliki perbedaan setingan untuk analisa Fe dari sampel yang memiliki kadar Fe tinggi ataupun rendah, selain itu untuk mempermudah dalam analisa basah ( analisa kimia ) untuk analisa sampel dari titik – titik bor yang bersifat urgent ( diprioritaskan untuk segera mengetahui hasil analisanya ).

04. Pindahkan data stop bor tersebut ke buku stop bor, diurutkan berdasarkan urutan jam stop bor dari yang terpagi sampai yang tersore ( shift 1 ).

05. Pada kolom no. BAP khusus untuk konsultan pemboran, mekanismenya sama seperti penulisan stop bor pada umumnya ( point 4 ), hal ini dmaksudkan untuk pembuatan BAP pihak konsultan dalam pengajuan tagihan termin ke perusahaan.

06. Memindahkan data hasil logging core ( deskripsi ) ke dalam drillog sesuai dengan data aktual di lapangan dan untuk drillog untuk titik yang sudah stop secepatnya diselesaikan untuk mempermudah pengentrian data di data center ( database ).

07. Untuk kolom sketsa, warna dan simbol menjadi pembeda dalam setiap zonasi, dan digambarkan pula posisi loss corenya, sebelah kanan adalah kolom kedalaman yang menjelaskan kedalaman perubahan zonasi dan posisi kedalaman core yang hilang ( loss core ).

08. Untuk LF warna coklat muda, LA warna kuning, LB warna oranye, Saprolit ( S ) warna hijau muda, Rocky Saprolit ( RS ) warna hijau tua, Saprolitic Rocky ( SR ) warna merah muda, Boulder ( B ) atau ( Bed Rock ) warna merah.

09. Berkoordinasi dengan pihak pemboran dalam hal laporan ( LTP = Laporan Teknis Pemboran ) untuk memonitoring kemajuan dan keseragaman data.

09. Tulis data sampel yang akan dikirim keesokan harinya pada buku pengiriman conto yang meliputi nomor pengiriman,tanggal pengiriman, kedalaman akhir, jumlah sampel atau conto, klasifikasi sampel untuk analisa limonit ( Fe tinggi ) dan saprolit ( Fe rendah ), sebagai catatan sampel yang dikirim adalah sampel dari titik yang sudah stop dan sudah lengkap ( sampel sudah berada di sampel house semua ) dan jumlah setiap conto perkoli.

10. Kirim sampel ke laboratorium disertai blangko pengiriman conto dan drillog yang sudah jadi dikirim ke data center.

11. Berkoordinasi selalu dengan divisi pemboran dan survey dalam hal tekhnis maupun non tekhnis demi kelancaran bersama.

Page 5: LANGKAH KERJA
Page 6: LANGKAH KERJA
Page 7: LANGKAH KERJA

SWELLING CORE

CORE BLOCK