land reform handout

Upload: monicputri

Post on 16-Jul-2015

137 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LANDREFORMOleh: Agus Sekarmadji

Landreform Perombakan struktur pertanahan Landreform meliputi perombakan mengenai pemilikan dan atau penguasaan tanah.

Mengapa pada tahun 1960 ada landreform? Karena struktur pemilikan dan atau penguasaan tanah sebelum tahun 1960 kurang dapat diharapkan akan tercapainya masyarakat yang adil dan makmur. Hal ini disebabkan masih adanya 3 kelompok/golongan petani :

1. Golongan petani yang memiliki dan atau menguasai tanah pertanian puluhan sampai ratusan hektar (tuan tanah). Jumlahnya 5% 2. Golongan petani yang memiliki dan atau menguasai tanah pertanian kurang dari dua hektar (petani gurem). Jumlahnya 35% 3. Golongan petani tidak mempunyai tanah pertanian namun hidupnya tergantung dari tanah

Dari struktur pertanahan diatas dapat disimpulkan: Hanya segolongan kecil petani yang dapat hidup sejahtera. Tidak terdapat pemerataan dalam pemilikan tanah pertanian dan menikmati hasil tanah pertanian.

Struktur petanahan tersebut diatas harus dirombak. Dengan keluarnya UUPA maka dimuat ketentuan-ketentuan mengenai landreform yakni pasal 7,10,dan 17 UUPA Sebagai ketentuan lebih lanjut dikeluarkan Undang-Undang No. 56/Prp/1960 Tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian

Ruang lingkup Landreform Ketentuan Luas maksimum tanah pertanian (Pasal 1 UU No. 56/Prp/1960) Ketentuan Luas minimum tanah pertanian (Pasal 8 UU No. 56/Prp/1960). Ketentuan mengenai lamanya gadai tanah pertanian dan cara penebusannya (Pasal 7 UU No. 56/Prp/1960) Ketentuan mengenai larangan pemilikan tanah absentee (PP No. 224/1961, PP N0. 41/1964 dan PP No. 4/1977) Ketentuan mengenai redistribusi tanah pertanian (PP No. 224/1961) Ketentuan mengenai larangan pemecahan tanah pertanian yang mengakibatkan pemilikan tanah kurang dari 2 hektar.(Pasal 9 UU No. 56/prp/1960) Ketentuan mengenai perjanjian bagi hasil tanah pertanian (UU No. 2/1960)

KETENTUAN LUAS MAKSIMUM TANAH PERTANIAN Seseorang atau orang-orang yang dalam satu keluarga hanya diperbolehkan menguasai tanah pertanian yang jumlah luasnya tidak melebihi batas maksimum sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 56/Prp/1960. Dalam Pasal 1 ayat(2) tersebut daerah dibedakan menjadi 2 yakni daerah tidak padat dan daerah padat Daerah Padat dibagi 3 yakni daerah kurang padat, cukup padat dan sangat padat. (LIHAT PASAL 1 AYAT (2))

Contoh: Amir bertempat tinggal di daerah kurang padat, mempunyai 7,5 ha sawah dan 6 ha tanah kering. Semua tanah Amir tersebut melebihi batas maksimum, oleh karena itu kelebihannya harus dilepaskan. Amir boleh memilih yang dilepas itu tanah sawah atau tanah kering. Kalau yang mau dilepas itu tanah keringnya, maka dalam pikiran tanah sawah yang dipunyai harus dijadikan tanah kering dengan mengikuti Rumus:

Untuk daerah tidak padat kalau tanah kering yang mau dilepas maka tanah sawah yang dipunyai dianggap 100 % lalu ditambah 30 % lalu dikalikan luas tanah sawah maka menjadi tanah kering. Untuk daerah padat ,kalau tanah kering yang mau dilepas, maka tanah sawah yang dipunyai diangap 100% lalu ditambah 20% dan dikalikan tanah sawah maka menjadi tanah kering

Kalau yang mau dilepas tanah sawah: Kalau yang dilepas adalah tanah sawah maka untuk didaerah tidak padat, tanah kering yang dipunyai dalam pikiran harus dijadikan tanah sawah yaitu tanah kering tadi dikalikan 100/130 lalu menjadi tanah sawah Untuk daerah padat kalau tanah sawah yang mau dilepas, maka dalam pikiran tanah kering harus dijadikan tanah sawah yaitu dikalikan 100/120 atau 5/6.

Mengapa ada tambahan 20% dan 30%? Tanah sawah di daerah padat itu nilainya 20% lebih tinggi dari pada tanah kering. Tanah sawah di daerah tidak padat itu nilainya 30% lebih tinggi dari pada tanah kering.

Catatan: Perhitungan seperti tersebut diatas hanya berlaku bagi keluarga dengan anggota maksimum 7 orang. Bagaimana kalau dalam satu keluarga lebih dari 7 orang? Maka kelebihan untuk setiap orang mendapat tambahan sebesar 10% dari ketentuan luas maksimum tanah di daerah yang ditempatinya, dengan ketentuan jumlah tambahan tanahnya tidak boleh lebih dari 50% dari luas maksimum di daerah tersebut, dan semua jumlah tanahnya tidak boleh lebih dari 20 hektar.

Contoh Amir hidup di daerah tidak padat mempunyai 15 orang anggota keluarga. Berapa luas maksimum tanah sawah yang dapat dikuasai oleh keluarga Amir?

LARANGAN PEMECAHAN TANAH PERTANIAN YANG MENGAKIBATKAN PEMILIKAN TANAH PERTANIAN KURANG DARI 2 HEKTAR

Pemindahan hak atas tanah yang mengakibatkan pemilikan tanah pertanian kurang dari dua hektar dilarang (Misal dengan cara memecah) Dikecualikan : Kalau si penjual hanya memiliki bidang tanah yang luasnya kurang dari dua hektar dan tanah itu dijual sekaligus. Dalam Hal Pewarisan. Pembagian waris walaupun mengakibatkan pemilikan tanah pertanian kurang dari dua hektar dibolehkan.

KETENTUAN MENGENAI TANAH ABSENTEE Pemilikan tanah absentee adalah pemilikan tanah pertanian yang letaknya di luar daerah kecamatan tempat tinggal pemiliknya (Lihat PP 224/1961 dan No.41 Tahun 1964). Ketentuan ini sebagai konsekwenai dari adanya ketentuan Pasal 10 UUPA bahwa tanah pertanian harus dikerjakan secara aktif oleh pemiliknya.

Dikecualikan dari larangan pemilikan tanah absentee Mereka yang menjalankan tugas negara. Mereka yang sedang menunaikan kewajiban agama. Mereka yang mempunyai alasan khusus yang dapat diterima oleh Menteri Agraria

Pegawai Negeri yang menjalankan tugas negara pemilikan tanah absentee hanya dibolehkan seluas 2/5 dari luas maksimum yang ditentukan untuk daerah yang bersangkutan. Apabila telah selesai menjalankan tugas negara maka ia wajib menjalankan ketentuan absentee tersebut diatas dalam jangka waktu satu tahun terhitung sejak ia mengakhiri tugasnya.

Setelah keluarnya PP Nomor 4 Tahun 1977 Pegawai Negeri yang menjelang masa pensiun diperbolehkan membeli tanah pertanian secara absentee tetapi terbatas seluas 2/5 batas maksimum di daerahnya. Apabila pegawai negeri meninggal maka tanah miliknya bisa terus dimiliki ahli warisnya yang bukan pegawai negeri secara absentee, tetapi setelah satu tahun harus diakhiri.

SEKIAN & TERIMAKASIH