lampiran - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2014/240210140023_l_3666.pdf · -...
TRANSCRIPT
80
LAMPIRAN
81
Lampiran 1. Prosedur Pengujian Analisis
1.1 Purifikasi Pati Pisang Kapas
Tujuan: Memurnikan pati pisang kapas sehingga tidak terkontaminasi zat lain
Prosedur:
- Persiapan sampel sebanyak 300 gram dilarutkan dalam 900 mL etanol 80%
- Pengadukan menggunakan stirrer selama 10 menit
- Pemisahan menggunakan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 x g selama 10
menit
- Endapan pati pisang dicampurkan dengan 900 mL etanol 80%
- Pengadukan menggunakan stirrer selama 10 menit
- Pemisahan kembali menggunakan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 x g
selama 10 menit
- Endapan pati dilarutkan dalam 600 mL etanol 96%
- Pengeringan pada suhu ruang hingga pati menjadi kering dan bebas etanol
1.2 Pembuatan Phosphate Buffer Saline (PBS) pH 7.4
Tujuan: Membuat media pertumbuhan enzim sehingga dapat bekerja secara
maksimal
Prosedur:
- Penimbangan tablet PBS sebanyak 1 buah
- Pelarutan dengan air deionisasi sebanyak 1 Liter
- Sterilasi menggunakan autoklaf
82
1.3 Pembuatan Kurva Standar Maltosa
Tujuan: Membuat kurva standar maltosa
Prosedur:
- Penimbangan bubuk maltosa sebanyak 90 mg
- Pencampuran dengan 25 mL PBS pH 7,4 yang sudah steril
- Konsentrasi maltose diencerkan hingga 10 µM, 20 µM, 30 µM, 40 µM, 50 µM,
60 µM, 70 µM, 80 µM, 90 µM, dan 100 µM.
- Pencampuran dengan enzim porcine pancreatic α-amilase konsentrasi 5 nM
- Pencampuran dengan Na2CO3 0,3 M (1:1)
- Pengujian menggunakan metode Prussian blue
- Pembuatan kurva standar
y = 0.0036x - 0.0211
R² = 0.9676
-0.05
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0 20 40 60 80 100 120
Abso
rban
si
Konsentrasi (µM)
Kurva Standar Maltosa
83
1.4 Uji Daya Cerna Pati (Butterworth et al., 2012)
Tujuan: Mengetahui daya cerna pati pada pati pisang kapas alami dan termodifikasi
menggunakan enzim α-amilase.
Prosedur:
- Persiapan sampel sebanyak 75 mg pati dilarutkan dalam 15 mL PBS (Phosphate
Buffer Saline) (pH 7,4) dalam tabung sentrifuse 50 mL.
- Pencampuran sampel dan pengondisian sampel dilakukan menggunakan rotary
mixer dan inkubator dengan suhu 37˚C.
- Pengambilan sampel sebanyak 600µL untuk inkubasi 0 menit.
- Pencampuran dengan enzim porcine pancreatic α-amilase konsentrasi 5nM
yang telah dilarutkan di larutan PBS yang terdapat Bovine Serum Albumin
(BSA) sebanyak 0,1%.
- Inkubasi pada suhu 37ºC dengan waktu 5 menit, 9 menit, 13 menit, 18 menit,
23 menit, 26 menit, 30 menit, 40 menit, 50 menit, 60 menit, 75 menit, 90 menit,
105 menit, dan 120 menit. Selama inkubasi berlangsung sampel mengalami
pemutaran menggunakan alat rotary mixer.
- Pencampuran 600µL sampel dengan reagen 0,3M Na2CO3 dingin dalam
microfuge tube dimana perbandingan sampel dengan reagen tersebut sebesar
1:1 yang berfungsi untuk menonaktifkan enzim porcine pancreatic α-amilase.
- Penyimpanan sampel dalam freezer dengan suhu -20˚C dan dilakukan thawing
terlebih dahulu sebelum proses sentrifugasi.
- Sentrifugasi dilakukan sehingga didapatkan supernatan pada kecepatan 13.000
x g selama 5 menit.
84
- Pengujian gula pereduksi dengan metode Prussian blue
1.5 Uji Gula Pereduksi Metode Prussian blue (Slaughter et al., 2001)
Tujuan: Mengetahui jumlah gula pereduksi yakni maltose yang terbentuk selama
proses daya cerna pati.
Prosedur:
- Supernatan sampel sebanyak 0,3 mL dalam tabung reaksi
- Penambahan 300 µL reagen A (16 mM KCN; 0,19 M Na2CO3) dan 300 µL
reagen B (1,18 mM K3Fe6(CN)6)
- Pemanasan pada water bath yang mendidih selama 15 menit
- Pendinginan pada suhu ruang selama ± 5 menit
- Setelah dingin, dilakukan penambahan 1,5 mL reagen C (3,11 mM NH4Fe
(SO4)2 ; 0,1% Sodium Dodecyl Sulphate; 0,42% v/v H2SO4)
- Didiamkan selama ±2,5 jam dimana setiap 100 menit, 120 menit dan 150 menit
di vortex sehingga terjadi perubahan warna yang lebih merata.
- Pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 690 nm menggunakan
spektrofotometer.
1.6 Uji Gugus Karboksil (Chattopadhyay, Singhal, dan Kulkarni, 1997)
Tujuan: Mengetahui jumlah gugus karboksil yang terbentuk setelah proses ozonasi
berlangsung
Prosedur:
- Persiapan sampel sebanyak 2 gram dimana pati alami digunakan sebagai blanko
85
- Pencampuran dengan 25 mL HCl 0,1 N dan di aduk selama 30 menit
menggunakan magnetic stirrer
- Filtrasi menggunakan vakum filter yang memiliki media pori sebesar 150 mL
dan pencucian menggunakan 400 mL akuades
- Cake sampel dimasukkan ke beaker glass 500 mL dan dicampurkan dengan
akuades hingga mencapai volume 300 mL
- Slurry sampel dipanasakan dalam water bath yang mendidih dengan
pengadukan secara terus menerus selama 15 menit
- Sampel yang masih panas ditambahkan akuades hingga volume mencapai 450
mL
- Titrasi menggunakan 0,01 N NaOH hingga mencapai pH 8,3
- Gugus karboksil dihitung dalam satuan jumlah gugus karbonil per 100 unit
glukosa. Nilai yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus berikut.
COOH/100 GU = (Vs - Vb)x M x 0,045 x 100
W sampel
Keterangan:
Vs = Volume titrasi sampel
Vb = Volume titrasi blanko
M = Molaritas NaOH
1.7 Pengujian Differential Scanning Calorimetry (DSC) (Oladebeye et al.,
2013)
Tujuan: Mengetahui suhu awal gelatinisasi (To), suhu transisigelas (Tg), dan
entalpi gelatinisasi (ΔHg)
86
Prosedur:
- Peletakan sampel diatas pan alumunium dan pan alumunium digunakan sebagai
standar
- Pembuatan slurry dengan penambahan air 1:3 (pati:air) kemudian ditutup rapat
- Sampel didiamkan selama 1 jam sebelum dianalisis menggunakan instrument
DSC
- Pemanasan sampel pada rentang suhu 20-120ºC dengan peningkatan suhu
5ºC/menit.
- Suhu awal gelatinisasi (To), suhu puncak (Tp), entalpi gelatinisasi (ΔH), dan
suhu akhir (Te) dianalisa menggunakan DSC software TA instrument New
Castle USA.
1.8 Pengujian X-ray Diffraction (Kawabata et al., 1994)
Tujuan: Mengetahui tipe kristal dan kristalinitas granula pati yang diamati dari
difraktogram sinar-X menggunakan difraktogram sinar-X (X-ray
diffractometer, XRD 7000 Maxima dari Shimadzu)
Prosedur:
Sejumlah kecil sampel diletakan dalam wadah sampel kemudian dimasukan
dalam alat difraktometer sinar-X. Kondisi pengukuran adalah radiasi
monokromatik yang digunakan Cu dengan panjang gelombang 1,54060 A yang
dihasilkan dari difraktometer X-ray pada 40 kV dan 30Ma. Daerah scanning
difraksi pada sudut 2 theta adalah 5-35º dengan step interval 0,02º dan kecepatan
scan 2,0º/menit. struktur dilihat dari puncak yang dihasilkan. Kristalinitas (%)
87
dinyatakan sebagai presentase rasio dari daerah difraksi puncak dengan difraksi
total.
88
Lampiran 2. Dokumentasi Pembuatan Pati Pisang Kapas
Pisang Kapas
Pengupasaan
Pengecilan Ukuran
Perendaman dalam larutan natrium metabisulfit
Penghancuran
89
Bubur Pisang
Penyaringan
Pengendapan dan Pencucian Pati
Pati Basah
90
Pati Kering
Penggilingan
Pengayakan
Penyimpanan dalam Zip lock Metalized
91
Lampiran 3. Pati Pisang Kapas Alami dan Termodifikasi Oksidasi
a. Perbedaan Pati Pisang Kapas Alami dan Termodifikasi Oksidasi
b. Pati Pisang Kapas Alami
c. Pati Pisang Kapas Termodifikasi Ozonasi 10 Siklus
d. Pati Pisang Kapas Termodifikasi Ozonasi 20 Siklus
92
Lampiran 4. Hasil Pengujian Karboksil Menggunakan Metode Titrasi
Perlakuan Ulangan Rata-Rata
(%) 1 2
Alami 0,00000 0,00000 0,00000
Ozonasi 10 Siklus 0,02639 0,03396 0,03018 ± 0,005
Ozonasi 20 Siklus 0,04964 0,06338 0,05651 ± 0,010
Ulangan Perlakuan
Berat
Sampel
(g)
Volume
Sampel
(mL)
Volume
Blanko
(mL)
Konsentrasi
NaOH (N)
Gugus
Karboksil
(%)
Rata-
Rata
(%)
I
Alami x 2.4962 3.5
3.35
0.0099
0.0000 0.0000 Alami y 2.4962 3.2
Ozonasi
10 Siklus x 2.4476 4.9 0.028212
0.02639 Ozonasi
10 Siklus y 2.4476 4.7 0.024572
Ozonasi
20 Siklus x 2.3784 6.5 0.059003
0.04964 Ozonasi
20 Siklus y 2.3783 5.5 0.040274
II
Alami x 2.4578 4.1
4
0.0000 0.0000 Alami y 2.4579 3.9
Ozonasi
10 Siklus x 2.4268 5.8 0.033044
0.03396 Ozonasi
10 Siklus y 2.4269 5.9 0.034878
Ozonasi
20 Siklus x 2.3198 7.2 0.061454
0.06338 Ozonasi
20 Siklus y 2.3196 7.4 0.0653
Keterangan: Blanko = Pati pisang kapas alami
93
Lampiran 5. Grafik Uji Sifat Kristalinitas Menggunakan X-Ray Diffraction
a. Pati Pisang Kapas Alami
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 342Theta (°)
0
100
200
300
400
500In
tensity (
counts
)
94
b. Pati Pisang Kapas Ozonasi 10 Siklus
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 342Theta (°)
0
100
200
300
400
500In
tensity (
counts
)
95
c. Pati Pisang Kapas Ozonasi 20 Siklus
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 342Theta (°)
0
100
200
300
400
500
Inte
nsity (
counts
)
96
Lampiran 6.. Grafik Sifat Termal Menggunakan Differential Scanning Calorimetry
a. Pati Pisang Kapas Alami
97
b. Pati Pisang Kapas Ozonasi 10 Siklus
98
c. Pati Pisang Kapas Termodifikasi Ozonasi 20 Siklus
99
Lampiran 7. Data Gula Pereduksi Pati Pisang Kapas Alami dan Termodifikasi
Oksidasi
Perlakuan
Gula Pereduksi Bebas (µM)
Ulangan Rata-Rata
I II
Alami 6,000 10,259 8,130 ± 3,012
Ozonasi 10 Siklus 41,556 35,431 38,4931 ± 4,419
Ozonasi 20 Siklus 97,833 90,611 94,222 ± 5,107
Perlakuan
Absorbansi
Ulangan
I II
Alami 0,0005 0,0158
Ozonasi 10 Siklus 0,1285 0,1060
Ozonasi 20 Siklus 0,1550 0,1420
Perhitungan:
Persamaan kurva standar Maltosa: y = 0.0036x - 0.0211
Gula pereduksi=(A+0,0211)x Fp
0.0036
Keterangan:
A = Absorbansi
Fp = Faktor pengenceran
100
Lampiran 8. Hasil Pengujian Daya Cerna Pati Menggunakan First Order
Kinetics
Perlakuan
K (min-1) C∞ (%)
Ulangan Rata-Rata
Ulangan Rata-Rata
I II I II
Alami 0,0081 0,0110 0,00955 ±
0,0021 0,9574 0,747
0,8520 ±
0,1491
Ozonasi 10 Siklus 0,0310 0,0187 0,02485 ±
0,0087 0,8389 1,0510
0,9449 ±
0,1500
Ozonasi 20 Siklus 0,0259 0,0266 0,02625 ±
0,0005 1,6283 1,247
1,4375 ±
0,2699 Keterangan:
K = Laju kinetika enzim; C∞= Banyaknya pati yang terhidrolisis
Perhitungan:
lndC
dt = ln(C∞k)-kt
Keterangan:
ln(C∞k) = intersep
-k = slope
101
Lampiran 9. Grafik Hasil Pengujian Daya Cerna Pati Menggunakan LOS Plot
Data Ulangan I
t ABS [maltosa] [MALTOSA] Nilai X
(mg/mL) %Hidrolisis
t
(t2+t2/2) dc/dt ln(dc/dt)
0 0.0005 6 0
5.19792
0 6.5 0.006554 -5.02763
13 0.049667 19.65741 13.6574074 0.08520588 15.5 0.008434 -4.77549
18 0.074 26.41667 20.4166667 0.12737557 22 0.005993 -5.11711
26 0.101667 34.10185 28.1018519 0.17532192 33 0.005075 -5.28339
40 0.142667 45.49074 39.4907407 0.24637496 45 0.005257 -5.24824
50 0.173 53.91667 47.9166667 0.29894265 62.5 0.00513 -5.27271
75 0.247 74.47222 68.4722222 0.42718472 90 0.005372 -5.2265
105 0.34 100.3056 94.3055556 0.5883538 112.5 0.002311 -6.07022
120 0.36 105.8611 99.8611111 0.62301382
y = -0.0081x - 4.8594
R² = 0.6712y = -0.011x - 4.8021
R² = 0.8056
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
0 20 40 60 80 100 120
LO
S
Waktu (menit)
Pati Pisang Kapas Alami
Ulangan I
Ulangan II
Linear (Ulangan
I)
Linear (Ulangan
II)
102
Data Ulangan II
t ABS [maltosa] [MALTOSA] Nilai X
(mg/mL) %Hidrolisis
t
(t2+t2/2) dc/dt ln(dc/dt)
0 0.015833 10.25926 0
5.19792
0 2.5 0.006643 -5.01417
5 0.035 15.58333 5.32407407 0.03321585 7 0.007365 -4.91098
9 0.052 20.30556 10.0462963 0.06267687 11 0.010254 -4.58013
13 0.075667 26.87963 16.6203704 0.10369122 31.5 0.005402 -5.22099
50 0.191 58.91667 48.6574074 0.30356399 55 0.005026 -5.29319
60 0.22 66.97222 56.712963 0.35382102 67.5 0.003466 -5.66475
75 0.25 75.30556 65.0462963 0.40581104 82.5 0.002349 -6.05369
90 0.270333 80.9537 70.6944444 0.44104873 97.5 0.003774 -5.5796
105 0.303 90.02778 79.7685185 0.49766009 112.5 0.002426 -6.02143
120 0.324 95.86111 85.6018519 0.53405311
103
Data Ulangan I
t ABS [maltosa] [MALTOSA] Nilai X
(mg/mL) %Hidrolisis
t
(t2+t2/2) dc/dt ln(dc/dt)
0 0.1285 41.55556 0
5.09796
0 2.5 0.028331 -3.56381
5 0.208667 63.82407 22.26852 0.14165300 11.5 0.011599 -4.45687
18 0.294 87.52778 45.97222 0.29243540 22 0.009939 -4.61126
26 0.339 100.0278 58.47222 0.37194956 43 0.009637 -4.64215
60 0.251667 151.537 109.9815 0.69960679 67.5 0.004555 -5.39155
75 0.271 162.2778 120.7222 0.76793007 82.5 0.002513 -5.98626
90 0.281667 168.2037 126.6481 0.80562567 97.5 0.002034 -6.19776
105 0.1865 173 131.4444 0.83613555 112.5 0.000353 -7.94792
120 0.1875 173.8333 132.2778 0.84143649
y = -0.031x - 3.6494
R² = 0.8855y = -0.0187x - 3.9295
R² = 0.9586
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
0 20 40 60 80 100 120
LO
S
Waktu (menit)
Pati Pisang Kapas Ozonasi 10 Siklus
Ulangan I
Ulangan II
Linear (Ulangan I)
Linear (Ulangan II)
104
Data Ulangan II
t ABS [maltosa] [MALTOSA] Nilai X
(mg/mL) %Hidrolisis
t
(t2+t2/2) dc/dt ln(dc/dt)
0 0.106 35.30556 0
5.09796
0 2.5 0.022853 -3.77867
5 0.170667 53.26852 17.96296 0.114264791 7 0.017817 -4.0276
9 0.211 64.47222 29.16667 0.185533037 13.5 0.012369 -4.39257
18 0.274 81.97222 46.66667 0.296852859 22 0.011706 -4.44763
26 0.327 96.69444 61.38889 0.390502868 38 0.008548 -4.76208
50 0.211 128.9444 93.63889 0.595649397 62.5 0.007351 -4.91297
75 0.263 157.8333 122.5278 0.779415452 82.5 0.005183 -5.26234
90 0.285 170.0556 134.75 0.85716263 97.5 0.003016 -5.80394
105 0.1915 177.1667 141.8611 0.902397351 112.5 0.00212 -6.15616
120 0.1975 182.1667 146.8611 0.934203015
105
Data Ulangan I
t ABS [maltosa] [MALTOSA] Nilai X
(mg/mL) %Hidrolisis
t
(t2+t2/2) dc/dt ln(dc/dt)
0 0.155 97.83333 0
4.953573
0 6.5 0.030401 -3.49327
13 0.263667 158.2037 60.37037 0.395217459 18 0.019506 -3.93702
23 0.2045 188 90.16667 0.590280309 41.5 0.014671 -4.2219
60 0.304 270.9167 173.0833 1.133098154 67.5 0.012729 -4.36384
75 0.339 300.0833 202.25 1.324039104 82.5 0.00982 -4.62335
90 0.366 322.5833 224.75 1.471336409 97.5 0.003273 -5.72196
105 0.375 330.0833 232.25 1.520435511 112.5 0.001091 -6.82058
120 0.378 332.5833 234.75 1.536801878
y = -0.0259x - 3.166
R² = 0.819 y = -0.0266x - 3.4064
R² = 0.7936
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
0 20 40 60 80 100 120
LO
S
Waktu (menit)
Pati Pisang Kapas Ozonasi 20 Siklus
Ulangan I
Ulangan II
Linear (Ulangan I)
Linear (Ulangan II)
106
Data Ulangan II
t ABS [maltosa] [MALTOSA] Nilai X
(mg/mL) %Hidrolisis
t
(t2+t2/2) dc/dt ln(dc/dt)
0 0.142 90.61111 0
4.953573
0 4.5 0.039198 -3.23912
9 0.239 144.5 53.88889 0.352786137 11 0.027277 -3.6017
13 0.269 161.1667 70.55556 0.461895251 18 0.01302 -4.34124
23 0.196167 181.0556 90.44444 0.592098795 41.5 0.007421 -4.90339
60 0.2465 223 132.3889 0.866690066 82.5 0.010062 -4.59896
105 0.3295 292.1667 201.5556 1.319492891 112.5 0.00097 -6.93836
120 0.332167 294.3889 203.7778 1.334040773