lampiran - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/981/8/lampiran.pdf · 6 . siaran pers . nomor:...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
1
LAMPIRAN
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
2
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
3
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
4
Kecurigaan media terhadap penambahan modal Bank Mutiara
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
5
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
6
SIARAN PERS
NOMOR: PRESS-024/LPS/XII/2013
PENAMBAHAN MODAL PT BANK MUTIARA Tbk
Jakarta, 23 Desember 2013.
Sehubungan dengan komitmen Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
untuk melakukan penambahan modal PT Bank Mutiara, Tbk, sebesar
Rp1.249,48 miliar melalui transfer dana ke rekening Bank Mutiara di Bank
Indonesia, bersama ini diinformasikan bahwa LPS telah melaksanakan
seluruh proses penambahan modal yang diperlukan, termasuk
menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada
tanggal 23 Desember 2013 dalam rangka penambahan modal PT Bank
Mutiara, Tbk.
Dengan adanya penambahan modal tersebut, CAR PT Bank
Mutiara, Tbk memenuhi ketentuan permodalan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia No. 14/18/PBI/2012.
Demikian disampaikan dan atas perhatiannya, diucapkan terima kaih.
Samsu Adi Nugroho
081511035360
Press Release LPS mengenai penambahan modal Bank Mutiara
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
7
Siaran Pers MediaContact:
Untuk Segera Disebarluaskan Samsu Adi Nugroho
081511035360
PRESS-9/SEKL/X/2013
LPS DAN KEMENDIKBUD SEPAKATI KERJA SAMA SOSIALISASI
PROGRAM PENJAMINAN SIMPANAN
Jakarta, 21 Oktober 2013 – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hari ini
menandatangani kesepakatan bersama dengan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mengenai sosialisasi program penjaminan simpanan.
Kesepakatan bersama tersebut ditandatangani oleh Ketua Dewan Komisioner
LPS, Heru Budiargo dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Mohammad Nuh yang diwakili oleh Wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Bidang Pendidikan, Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MS di Jakarta.
Penandatanganan kesepakatan bersama tersebut dilatarbelakangi oleh
kebutuhan perlunya sosialisasi guna tercapainya pemahaman peserta didik,
pendidik, dan tenaga kependidikan mengenai program penjaminan simpanan
di satuan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, dalam rangka meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan
Dalam sambutannya, Heru Budiargo menyampaikan bahwa pelaksanaan
kesepakatan bersama dapat membuat sosialisasi program penjaminan di
kalangan masyarakat luas akan dapat berjalan lebih efektif, mengingat
kontinuitas pelaksanaannya pada lembaga pendidikan formal akan lebih
terjaga.
“Dengan adanya kesepakatan bersama ini, LPS dapat melakukan sosialisasi
disetiap jenjang pendidikan formal”.
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
8
Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MS dalam sambutannya menyampaikan bahwa
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan menyambut baik penandatangan
kesepakatan bersama ini guna mendukung LPS melaksanakan sosialisasi di
satuan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, dalam rangka meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan.
Mengenai LPS:
LPS adalah lembaga independen yang dibentuk berdasarkan UU no. 24 tahun
2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (UU LPS) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang no. 7 tahun 2009. Dalam menjalankan
fungsinya LPS menjamin simpanan nasabah bank yang berbentuk tabungan,
deposito, giro, sertifikat deposito, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan
itu. LPS juga turut aktif dalam menjaga stabilitas sistem perbankan sesuai
kewenangannya.
Website: www.lps.go.id
Jakarta, 21 Oktober 2013
Ttd
Samsu Adi Nugroho
(Sekretaris Lembaga)
Press Release mengenai hubungan kerjasama kelembagaan LPS dengan
Kemendikbud
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
9
Workshop Internasional LPS bersama IADI
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
10
Transkrip Wawancara
Aris Suseno- Kepala Bidang Kehumasan Sekretariat Lembaga
27 Desember 2013 10:00
J: Jerry
A: Aris Suseno
J: Sebelumnya saya ingin bertanya, Bapak sudah berapa lama bekerja di bagian
humas LPS?
A: Saya masih baru di bagian humas
J: Oooh masih baru pak
A: iya, ini masuk tahun kedua. Jadi sebelumnya saya juga bukan di humas tapi
background saya di audit, auditor. sebelum itu di bagian teknis, di bagian klaim
jadi saya bisa terangin tapi di bagian komunikasi saya masih lumayan gagap,
namun saya coba bantu. Kalau masih ada yang kurang nanti bisa dibantu dengan
staff saya yang memang background-nya komunikasi
J: Oke pak, kira-kira peranan apa yang dijalankan oleh humas LPS?
A: Jika kita bicara di LPS, komunikasi dipegang oleh bagian sekretaris lembaga,
terbagi menjadi dua, eh..tiga bagian. Pertama kehumasan tempat saya, lalu
sekretariat yang fungsinya adalah merencanakan rapat-rapat, notulensinya, dan
penyelenggaraan rapat baik itu rapat pimpinan dan rapat eksekutif dan rapat
dewan komisioner,
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
11
bagian ketiga adalah hubungan kelembagaan fungsinya adalah jadi semacam PIC
dengan lembaga dalam negeri maupun luar negeri. Untuk dalam negeri misalnya
Bank Indonesia, OJK, atau lembaga penegak hukum seperti kejaksaan dan
kepolisian.
Sementara untuk fungsi kehumasan yaa adalah menjadi corong lembaga
untuk...apa yaa...memberikan gambaran yang jelas dan benar mengenai LPS saat
ini jadii menciptakan image yang baik pada perusahaan....mengendalikan dan
mengontrol seandainya berita yang yaaa...kurang....kurang favorable lah buat kita.
Jadi misalnya ada berita yang kurang favorable kita berikan fakta dan kita
luruskan permasalahannya. Seperti itulah gambaran garis besarnya peranan LPS.
J: Sebelumnya saya ingin bertanya pak, posisi humas dalam struktur lembaga
berada di bawah bagian apa ya?
A: Jadi yaa di bawah sektretariat lembaga yang membawahi tiga bidang
kehumasan, sekretariat, sama ini...sama hubungan kelembagaan. Tapi sampai kini
hubungan kelambagaan belum ada jadi pekerjaannya ya dikerjakan bersama.
J: Lalu pak, ketika ada bank yang mengalami likuidasi apakah yang dilakukan
LPS terutama dalam hal komunikasi?
A: Oooh tindakan komunikasinya?
J: Iya pak
A: Mengenai bank likuidasi pertama kita mengkomunikasikan pada nasabah yaa
seperti dalam bentuk release yang kita tempel di bank.....
J: di bank yang bersangkutan?
A: Ya. Misal ada bank di Cilandak yang kena, kita ga secara fisik hadir di sana
tapi kita titipkan release yang sudah standar isinya adalah mengenai adalah
eee....eee...memberi tahu kepada masyarakat terutama kepada penabung di bank
tersebut bahwa bank ini izinnya sudah dicabut oleh bank BI sehingga tidak bisa
lagi melayani fungsi perbankan. Nah terus bagaimana dengan nasabah yang saat
ini masih ada???
Nasabah kan ada dua: nasabah penyimpan berarti yang punya deposito atau
tabungan dan nasabah debitur yang punya hutang. Kalau yang debitur, itu nanti
kita beritahu bahwa saat ini nanti ee....hubungannya akan dibina oleh tim
likuidasi. Itu adalah sekelompok orang yang ditugaskan oleh LPS untuk
melakukan penjualan aset dan juga sebagai eee.... ujung tombak pertama kita
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
12
kalau misalnya ada orang yang mau menanyakan LPS apapun lah. Itu untuk yang
debitur mereka dihimbau untuk tetap melakukan pembayaran atau misalnya
mereka mau mempercepat nanti bisa dibantu mekanismenya mengenai nanti jika
sudah tuntas jaminan bisa diambil dimana. Nah itu mengenai debitur.
Sementara untuk yang nabung itu diinformasikan bahwa pertama simpanan
mereka aman tetap ada di bank. Dalam bank-nya sudah ga bisa menarik uang dan
menabung lagi yaa. Tapi kita ingatkan untuk pembayaran kita masih ada satu
tahap lagi yaitu verifikasi simpanan
J:Oooh
A: jadi perlu waktu untuk melakukannya, jadi saran kita yaa kita himbau
sementara ini tenang, tidak panik, dan tidak melakukan tindakan anarkis. Namun
bila memerlukan informasi bisa menghubungi kami melalui tim likuidasi tersebut
atau bisa menghubungi ke nomor humas dan lewat internet melalui nomor
5151000 nanti mereka bisa tanyakan dan akan respon kita bantu.
Umumnya mereka akan tanya eee....”kapan sih saya bisa......
J: terima dana simpanan?”
A: yaa paling banyak di situ. Jadi selain release yang sudah kita beri disana kita
juga merespon bila ada pertanyaan langsung lewat telepon.
J: Oke.....
A: Ya ni sambil diminum yaa (sambil menunjuk teh yang telah disediakan) Jerry
J: Iya pak, lalu menurut anda bagaimana pemahaman publik misalkan nasabah
atau debitur terhadap peranan dan juga syarat penjaminan yaa..bagaimanakah
tingkat pemahamannya?
A: Jadi gini pemahaman sangat variatif ya eee.... kalau secara umum orang kalau
eee...sudah mengetahui ada lembaga yang namanya LPS tugasnya adalah
menjamin simpanan nasabah terus apakah mereka tahu syaratanya?
Nah itu yang sampai saat ini presentasinya belum cukup memuaskan lah. Itu
sangat menjadi target kita di tahun mendatang untuk meningkatkan lebih dalam
mengenai syarat dan peranan. Jadi kalau bertanya mengenai LPS rata-rata tahu
namun mengenai bagaimana fungsinya dijalankan itu mereka yaa masih “gaptek”
lah.
Eeee.... itu secara umum tapi eee.....kalau dibanding tahun-tahun sebelumnya
sudah lebih baik, sangat baik karena dulu. Jadi 2009 kita lakukan survei, 2012 kita
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
13
survei dan 2013 ini kita survei, namun untuk 2013 belum selesai mungkin awal
2014 ini selesai. Tapi 2009, 2012, dan sedikit bocoran mengenai 2013 kemarin itu
sudah ada peningkatan mengenai pemahaman dan fungsi, kalau sebelumnya tau
doang namanya apa kantornya dimana, sekarang fungsinya apa sudah lebih jelas.
J: Lalu untuk riset itu dilakukan melalui....
A: Konsultan (dengan mantap)
J: Oooo konsultan
A: Ya pakai konsultan jadi eee....kita usahakan tiap tahun dilakukan riset
awareness terhadap LPS dan semakin taun kita ingin lebih tajam. Kalau tahun ini
syaratnya (penjaminan) apa saja orang belum paham. Nah begitu hasilnya jadi,
hasil survei akan kita kemas lagi bagaimana sosialisasinya, bagaimana iklannya,
seperti tahun 2012 eh..2013 ini kita fokus ke syarat penjaminan yang 3T itu agar
orang paham dulu deeh mengenai apa yang dijamin LPS dan apa syaratnya. Dan
untuk tahun depan bila pada survei 2013 hal tersebut belum kuat yaa kita mungkin
komunikasikan lagi.
J: Tindakan dari LPS demi peningkatan pemahaman tersebut apa saja sih pak?
A: Jadi nanti akan mengarah ke ini yaaa...ke bauran komunikasinya. Misalkan
iklan berapa banyak apa perlu lewat radio.Melalui survei tadi kita juga melihat
bahwa selama ini kita tanya ke orang-orang ya lebih sukanya melihat pesan LPS
di media mana apa di tv, internet, majalah, atau stiker. Dan itu jadi perhatian kita,
di survei 2013 mereka banyak tahu dari bank dari stiker yang kuning. Jadi itu yaa
kita lihat itu salah satu yang dominan. Nanti kita atur strateginya apakah akan
memasukkan syarat penjaminan di situ, tentunya kalau stiker kecil seperti itu ga
cukup dong. Maka itu mesti kita campur2 lagi. Lalu katanya orang suka liat di tv,
setiap tahun kita buat materi untuk di tv tinggal kita atur penempatannya. Terus
misalnya uintuk placement kita dibantu konsultan. Jadi kita punya anggaran nanti
dibantu konsultan strateginya dan penempatannya
J: di media mana begitu ya pak?
A: iya dan juga diletakkan di jam berapa. Tahun lalu sudah jalan. Nanti 2013
selesai kita pilih mana medianya yang kuat dan dengan budget yang ada. Dan
dengan hitung-hitungan yang ada, kalau mereka menang mereka akan jalankan
itu.
J: Jika tadi kita sudah bicara pemahaman, kalau mengenai reputasi bagaimana
reputasi LPS saat ini menurut bapak?
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
14
A: Maksudnya reputasi saat ini?
J: iya
A: Yaa kalau reputasi banyak dipengaruhi oleh politik, berkaitan dengan kasus
bank Mutiara, seakan kerjaan kita hanya mengurusi kasus itu. Padahal banyak
pekerjaan kita yang kurang terekspos. Dan kita juga mulai rutin undang media
untuk menginformasikan apa yang dikerjakan LPS ga cuma kerjain bank Mutiara,
kita juga mengerjakan hal lain.
Di November dan Desember ini kita juga hampir 5 bank dicabut dan mesti
ditangani LPS dan itu tidak terekspose. Lalu yang kedua mengenai pemahaman
penggunaan biaya penangananan bank gagal yang kecil-kecil tadi BPR dibanding
dengan bank Mutiara yang kemarin kita suntik lagi kan jadi rame lagi. Padahal
selama ini biaya yang kita keluarin adalah untuk nalangin untuk nasabah dan akan
kita tarik dalam bentuk aset yang berhasil kita jual.
Nah selisih yang uang nasabah dan uang yang masuk, recovery-nya hanya sekitar
13%, jadi kita nalangin 100 paling uang yang masuk dari nasabah cuma 13 itu
rata-rata. Ada juga yang 100% tapi ada juga yang 0. Selama ini kalau dipikir uang
yang kita beri pada bank, sebagian besar tidak balik karena itu tadi kita pikir ini
adalah ongkos kita memberi rasa aman pada nasabah, kan kalau kita ga bayar
mereka juga panik. Nah hal ini yg tak dilihat beberapa pihak yang eee...yang
mungkin saya lihat jadi mengarah ke politis. Kita mau ngomong apa, mereka
ngomong apa ga ketemu.
Tapi yaa kita harap siih kita targetin orang-orang yang berpikiran terbuka, tak
hanya menerima dari satu pihak saja.
J: misal dari media saja ya pak
A: ya. Semua sisi dilihat. Ada beberapa media yang suka menulis “miring” tapi
kita datengin dan kita ajak ngobrol. Bilang udah ngerti tapi masih tetep saja
(Berdua tertawa singkat)
A: Tapi kita pikir itu masih berat. Yaa saat ini kita bilang reputasi masih 50-50
lah. Jadi walau orang menangkap bahwa di media buruk tapi kita disini ya kerja
aja, kerja sesuai dengan apa yang harus kita kerjakan. Jadi reputasi tak hanya
dibentuk media namun juga dari kinerja, kita arahkan kesana. Bila ada kritikan
dan masukan ya kita terima namun bila kita sudah lakukan pekerjaan ya ingin
diperlakukan fair aja.
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
15
J: kalau bapak bilang tadi reputasi 50-50, kira-kira dari LPS adakah riset tersendiri
untuk mengukur reputasi?
A: Kalau ukuran reputasi, secara umum kita andalkan dari survei awareness tadi.
Namun kita juga tidak masukkan komponen Bank Mutiara ke survei tsb karena
eeee...dibilang kecil engga,besar juga engga. Isunya sektoral aja namun.....
J: Sorotannya besar ya pak?
A: Iya sorotannya luar biasa, karena itu tadi kalau hal yang berhubungan dengan
politis tak bisa hanya melalui media namun melalui hubungan lembaga,
maksudnya kita seperti dengan DPR..Misal di DPR ada beberapa orang yang
tone-nya kurang kurang kuraang...asik atau ga cocok, kita ingin tahu kenapa
mereka seperti itu apakah karena infonya kurang
J:mmm....
A: Nah info kurang,kita supply namun ya tetep ajaa begitu karena dari team
ordernya berkata seperti ini. Yaa ok lah, jadi kalo pengukuran reputasi yaa kita
ukur dari awareness tadi aja
J: Jika tadi bapak bicara mengenai DPR, pendekatan komunikasi yang dilakukan
seperti apa ya pada pemerintah?
A: Pendekatannya banyak, seperti eee.....gini beberapa anggota DPR kan
akademisi jadi pakar di bidangnya misal bidang politik, keuangan negara,
governance itu kita undang untuk jadi narsum. Mereka presentasikan apa yang
mereka pahami dan kita diskusi. Dan sambil diskusi kita masukin pesan dari kita,
jadi mereka kasih masukan kita pun juga.
Tidak secara langsung kita undang orang untuk diceramahi karena itu sensitif,
karena kita paham mereka yang diundang punya kompetensi masing-masing. Jadi
seperti sharing session. Itu tak hanya kita lakukan dengan DPR saja tapi juga
kepolisian,kejaksaan, atau kebalikan, jika kita biasa berbicara dengan pimpinan
namun kita lakukan pendekatan dengan tim di bawahnya utnuk pembinaan. Kita
ketemu lakukan gathering, kita kasih info LPS seperti apa fungsinya dan kerjanya
apa dan dikaitkan dengan kasus seperti Bank Mutiara. Agar mereka paham bahwa
kerjaan kita tak hanya Bank Mutiara aja.
J: Menurut bapak seberapa pentingnya reputasi baik bagi LPS yang merupakan
salah satu lembaga negara?
A: Kalau kita bukan sekedar lembaga negara. Bayangkan begini kita berikan
jaminan yang masih mengawang-awang, janji lah. Jadi poin penting dari reputasi
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
16
LPS adalah bagaimana memenuhi janji tsb. Dari perbankan masyarakat juga kan
ga mau titipkan uang di bank kalau ga ada jaminan bahwa uang kita aman di bank.
Kita menjaga reputasi dengan kita mengusahakan sebaik mungkin dengan
membuktikan program jaminan dan peningkatan kualitas kerja yang lebih cepat.
Terutama kini dalam resolusi bank yaa...bank yang sudah sakit jadi temen-temen
disini untuk mengurus bank yang sudah mati ya harus pertama ada empati dan
manusiawi dalam memahami kebutuhan orang.
Kebutuhan informasi dan uang, yang mesti diimbangi dengan syarat penjaminan
namun penyampaian komunikasi dengan bahasa yang lebih enak lah dan lebih
elegan ga cuma “wah simpanan ini ga bisa dibayar”. Namun juga menjelaskan
proses-prosesnya, misal jika memungkinkan dana dipindahkan ke bank lain dan
kita usahakan memenuhi janji kerja lebih cepat.
Kedua untuk resolusi bank dan penyelamatan bank, kita harus mampu mengisi
informasi yang kurang di publik. Di antaranya ada dua hal, pertama adalah
pemburukan dari aset yang sebelumnya baik tapi entah mengapa menjelang 5
tahun orang-orang tidak mau bayar jadi seperti ada skenario, tapi yaa kita ga
bicara skenario namun memang itu yang terjadi. Eee....efeknya adalah kredit yang
selama ini ratingnya bagus jadi buruk, dan karena buruk harus disediakan dana
cadangan dan menggerus modal sedangkan selain ini modal masih 8% dan ada
aturan baru dari BI bahwa per 2014 yang mewajibkan harus menjadi 14%. Jadi
ada dua hal pertama penanganan yang mepet-mepet dan kedua pemburukan aset
karena LPS sebagai pemilik dan BI tugasnya kan menghitung kebutuhan modal
dan menginformasikan pemilik seakan “kalau gak mau nambah modal bank
ditutup ni”. Setelah kita lihat dan hitung maka kita tambah modal, sementara di
luar sana pihak ada kecenderungan penambah modal ni “jangan-jangan
penambahan dana ini untuk kampanye”
Yaaa kita sudah berani buka-bukaan mengenai dana yang kita kucurkan 6,7
(Century) untuk menutupi kebutuhan bank. Mungkin kita kurang gencar sehingga
tertutup dengan isu ini-itu yang lebih asik dibahas seperti dana ini diisukan dana
itu untuk kampanye pihak tertantu. Orang lebih tertarik dengan pemberitaan tsb
sehingga pemberitaan itu yang dipahami. Sehingga kini kita coba counter isu
seperti itu dengan fakta-fakta yang ada.
J: Jadi reputasi LPS yang baik ini juga akan mendukung kepercayaan masyarakat
pada sektor perbankan?
A: betul, ada dampaknya juga misalnya eee gini misalnya Jerry punya asuransi
tapi perusahaannya ga yakin gimana kamu jg yakin, kan pasti deg-degan juga. Di
sisi lain kemungkinan terburuk kalau dana kurang, kadang juga ada orang yang
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
17
nantangin “ah LPS berapa sih uangnya?” Kalau misal sebesar bank Niaga pasti
jebol, aset kita kini sekitar 43T sementara jika menangani bak kecil lagi saja
kolaps lagi seperti bank Mutiara pasti jebol deh uangnya LPS. Secara finansial
memang benar namun kita juga punya back-up dari pemerintah.
J: Okee pak, lalu saya bertanya lagi mengenai strategi komunikasi, siapakah target
spesifik dari kegiatan komunikasi LPS?
A: Dari SES begitu ya?
J: iya bisa pak
A: Kalau SES A,B,C kita ambil dan mengenai usia bahwa usia produktif juga kita
targetkan 18 sampai 50,tadi kita ambil 18 tapi kan belum lulus sekolah yaa karena
nantinya mereka juga yang akan punya uang, yaa seperti Jerry ini
(bincang-bincang ringan)
A; Jadi targetnya itu lalu komunikasinya kita gunakan TV, media cetak,
elektronik, internet, atau event. Event ini satu langkah untuk menjangkau beberpa
hal. Misal penyuluhan ke universitas kita bisa jangkau mahaiswa dan dosen,
barangkali dosennya juga anggota dewan kita pun bisa approach lebih dalam lagi.
Pembinaan ini dilakukan dalam bentuk talk show sebagai satu rangkaian. Misal
saat ke universitas kita undang 200 mahasiswa melalui hal itu kita pancing hingga
bisa mengetahui tingkat pemahaman mereka. Seperti baru-baru ini kita ke
universitas di Makassar, kita ingin tahu pemahaman orang Makassar mengenai
LPS. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kan bisa terlihat. Lalu kita
undang juga orang-orang bahwa acara tsb dibuka free untuk umum juga dan kita
jangkau media lokal untuk meliput.
Sore atau malam setelah acara kita undang mereka untuk diskusi mengenai LPS
dan peranan. Jadi sekalian kita jangkau mumpung tim kita juga disana. Yaa itu
yang kita lakukan.
J: Menurut bapak sendiri apakah social media efektif dimanfaatkan sebagai sarana
komunikasi LPS?
A: Menurut saya pribadi sih iya efektif. Namun saat ini kita belum mengarah
kesana. Kita ada twitter namun bila dibandingkan dengan perusahaan lain yaa
banyak yg kita harus kerjakan. Kegiatan-kegiatan kita juga tidak dipublikasikan di
twitter namun kita lebih banyak kita publikasi melalui website. Kini kita
hangatkan social media, kita pancing dengan kuis berhadiah melalui twitter yang
terbaru kita ada kontes foto yaaa yang lucu-lucuan lah.
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
18
Selain itu kita juga sponsor event dan kita kaitkan dengan twitter, responnya
positif dan bisa lah menjaring orang. Tapi yaa kita masih mulai pelan-pelan lah
untuk ini.
J: Saya ingin tanya lagi ni pak mengenai reputasi internal LPS.....
A: Maksudnya bagaimana tu?
J: Yaa misal kepercayaan internal yang baik bisa meningkatkan kinerja
A: Karyawan?
J: Iya pak
A: Hmm iya, kalau menurut saya tu ujung tombak dari hmm apa yaa, untuk
penyampaian informasi. Seperti saya saat kumpul keluarga ditanya “Ris,ngapain
setor uang lagi? (untuk bank Mutiara)” nah disitu saya jadi menjelaskan mengenai
hal tsb. Itu juga yang saya harapkan karyawan LPS yang lain dapat lakukan.
Untuk ke depan yang akan kita lakukan untuk internal terutama menghadapi isu-
isu yang menerpa LPS, kita ingin mereka mengerti “ini loh jawaban kalau ditanya
orang (terkait isu)” namun bukan berarti kita mendoktrin. Kita ingin ada forum
tatap muka, kadang ada teman yang punya pemikiran berbeda. Kita jangkau dan
kita samakan pemahaman namun bukan cuci otak karena sudah tak jaman namun
kita diskusi. Kita tekankan juga bahwa hal ini juga demi tempat kita kerja yang
memang sebaiknya kita berfokus pada visi yang sama.
J: apakah ada kegiatan internal lain di luar forum diskusi yang sudah dijelaskan?
A: Hmm di luar forum yaa. Kalau secara formal ya melalui forum itu. Terus
informal banyak lah kan ada komunitas futsal misalnya, kadang setelah main kita
juga obrolin tentang LPS ini. Kadang juga jadi ada masukan dan pertanyaan yang
bisa jadi pertimbangan ke depannya.
J: Lalu menurut anda apakah forum ini efektif?
A: menurut saya sih lumayan karena kan karyawan menghabiskan waktu paling
banyak di kantor. Yaa sekitar jam 8 pagi dan paling cepat pulang jam 5 sore.
Sehingga forum ini bermanfaat sekali untuk menghubungkan, namun yaa teman-
teman kurang sreg kalau diberitahu “kalau ada pertanyaan X, jawabannya harus
ini” kan yaa tidak begitu
J: Oooh komunikasi yang lebih santai saja ya pak?
A: Iya begitu.
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
19
J: Kemudian saya ingin tanya pak, dalam tiap komunikasi LPS misal dalam kasus
bank Century atau komuniikasi lain, apakah ada suatu value yang menjadi
pedoman menjadi dasar komunikasi yang dilakukan?
A: Wah value yaa hmmm (bingung dan sempat terdiam sejenak). Ada banyak sih
tapi menurut saya pertama adalah kejujuran jadi komunikasi yang dilakukan
bukan akal-akalan dan aksi membohongi namun berkomunikasi dengan dukungan
fakta, itu prinsip yang dipegang. Kedua proaktif, bukan hanya kita menunggu
namun juga melakukan counter sebelum isu menjadi besar.
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
20
Transkrip Wawancara
Haydin Haritzon – Sub Manager Corporate Secretarie
31 Desember 2013 09:30
J: Jerry
H: Heris
J: Apa fungsi dan peranan yang dijalankan oleh public relations LPS?
H: fungsi yang dijalankan hampir sama dengan PR di perusahaan lain, sesuai
dengan konsep PR secara teoritis menciptakan mutual understanding antara LPS
dengan stakeholder, dan yang saya lihat disini adalah PR LPS sudah ideal karena
langsung di “leher”. Kalau mas lihat dii struktur organisasi kan dipimpin oleh
Dewan Komisioner beberapa orang begitu yaa, salah satu orang ditunjuk sebagai
komite eksekutif yang mengelola operasional, PR di sini ni (menunjuk gambar
stuktur organisasi)
J: Oooh di bawah sekretariat lembaga ya?
H: Iya, namun kita mau upgrade lagi, sekretariat lembaga ini masih nyampur
kerjaannya antara humas dengan sekretariat yang bersifat administrasi dan
dokumentasi hasil rapat, sementara di humas ini terlalu luas mulai dari hubungan
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
21
kelembagaan baik itu dalam negeri atau luar negeri, marketing communication,
media relations. Lalu kerjaannya terlalu banyak, jadi jika ditanya peranannya
sama dengan perusahaan lain. Jadi kalo dari sisi kebijakan, communication adalah
tools. Stakeholder terdekat selain masyarakat adalah bank dan mereka wajib jadi
anggota penjaminan, lalu muncul tuh kebijakan disini mengenai skema
penjaminan simpanan dan juga mengkomunikasikan ke masyarakat. Dan yang
terpenting mengkomunikasikan ke masyarakat luas ni karena ada pesan penting
mengenai penjaminan simpanan karena ada syaratnya
J: Termasuk syarat penjaminan 3T ya pak?
H: Iya jadi kita mau ingatkan “eh ati-ati simpan uang di bank karena tabungan
lu..bukan ati-ati sih. Intinya mari menabung, jangan takut karena simpanan anda
dijamin LPS, namun agar tabungan anda dijamin LPS, anda harus memenuhi
pertama (simpanan) tercatat di bank, kedua tingkat bunga tidak melebihi dari yang
telah ditetapkan LPS, ketiga jangan sekali-sekali bikin bank gagal misal melalui
kredit macet. Nah pesan itu tu yang kita teruuuss kita komunikasikan kepada
publik dan ada strategi komunikasi yang dirancang untuk tujuan tertentu.
Kalau tadi itu kan bicara komunikasi besar, namun untuk komunikasi kecilnya ada
banyak. Sebagaimana kita tau LPS ini kan dituntut menjual bank Mutiara yang
dulu kita selamatkan pada 2008.
Jadi saya rangkum pernanan PR LPS mengkomunikasikan yaa tadi (peranan dan
fungsi LPS, berhadapan dengan isu tahun ini “divestasi bank Mutiara, berhadapan
dengan opini negatif Century. Di luar itu hubungan kelembagaan, jadi di
Indonesia ada beberapa lembaga yang mengurus ekonomi Indonesia itu FKSSK
itu terdiri dari Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, OJK, dan LPS. Mereka tu
yang tiap hari memonitor dan koordinasi isu-isu berkembang saat ini dan peranan
PR ya di situ untuk koordinasi komunikasi.
Selain yang tadi komunikasi penjaminan dan juga issue, ada yang sifatnya rutin
hubungan kelembagaan....dengan lembaga penegak hukum karena kan sistem
politik di Indo ini interconnected. Kayak LPS ini kan ga bisa lepas dari BI, LPS
gabisa lepas dari menteri keuangan, gabisa lepas dari BPK, dan juga gabisa lepas
dari KPK karena ada akibat hukum. Kemarin itu juga dengan kejaksaan,
kepolisian karena sehari-hari tu tugas LPS ketika nutup bank semua yang ditutup
BPR sekitar 55 itu karena duitnya diambil sama pemilik lama dan pengurus lalu
kan kita juga urus langkah hukumnya nah itu kan melibatkan hubungan dengan
kejaksaan dan kepolisian.
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
22
Kan yang paling mahal di negeri ini koordinasi. Makanya kayak kemarin saya
bikin acara ya menindaklanjuti MoU dengan bagian kejaksaan yaa diskusi,bedah
kasus ,dan diskusi kasus. Hal ini menandai kesamaan pemahaman yang akan
membentuk pemahaman dan itu adalahh langkah awal untuk langkah besar. Yaa
kalau ga ada PR ya susah juga...
Lalu yang lainnya yaa rutin adalah yaa tadi komunikasi ke masyarakat tentang 3T
itu turunannya banyak yaa bisa iklan, seminar, ada sponsorship.
J: Lalu pak, dalam komunikasi seperti seminar yang mengelola konten adalah
humas LPS?
H: Tergantung temanya, misal temanya tindak lanjut penanganan bank gagal dan
pencucian uang, nah ya itu dari teman2 bagian litigasi dan hukum. Cuma toolsnya
ini yaa kta-kita
J: Jadi komunikasinya baru humas yang pegang ya
H: Jadi kesiapan tempat dan yaaa kan ga semua ngerti bahasa ekonomi nah kita
menyederhanakan termasuk ke media, belum tentu wartawan ngerti bisa dipikir
“apa sih ni, ribet banget deh” karena percuma terlalu canggih ga dipahami, tapi
kalau terlalu “cemen” juga ga punya news value. Nah keseimbangan itu yang
dicari.
(Membaca draft pertanyaan) Tindakan komunikasi yaa
J: Humas LPS ikut dalam merencanakan program atau hanya eksekusi program
komunikasi pak?
H: Jadi begini semua berawal dari riset, jadi kita buat blueprint komunikasi 2010-
2015, panduan LPS untuk komunikasi dengan publik konsepnya bagaimana.
Nanti teknis tidak di situ dan berdasar pada anggaran tahunan. Blueprint tersebut
dibuat atas dasar riset, jadi semua strategi,cara,maupun langkah mengacu di sana
jadi apa yang dlaksanakan jelas alasannya dan apa yang ingin dicapai.
J: Jaid riset tu yang melakukan LPS atau?
H: secara gradual dan tahunan kita buat awareness & perception itu dalam
bentuk indeks, setiap tahun kita buat tu. Korespondennya ada dua masyarakat dan
bank. Seluruh bank umum dan sampling BPR, kan BPR ada banyak kalau bank
umum 150an bisa kita ukur. Masyarakat kita bagi dua, ada masyarakat rumah
tangga, ada konsumen korporat. Itu kita riset nanti kelihatan persentase,namun
yaa pada level awareness belum bicara dalam ke reputasi. Baru belahan kecil
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
23
kognitif karena kita sadar tak semua masyarakat kenal LPS. Isu mengenai LPS
adalah isu berat dan orang “aah apalah” yaa kurang populer.
J: Iya pak tindakan komunikasi LPS saat bank mengalami likuidasi?
H: Sebenernya saya mau jelasin dulu ni likuidasi bank. Jadi LPS tu ibaratnya ada
bank hidup ni yaa asetnya dicuri dan diambil. BI kirim surat ni bahwa ni bank
sakit dan perlu diawasi LPS. Jadi saat ini BI yang tinjau dan 2014 OJK yang
melakukan itu.
Lalu nanti dihitung rincian dana bank ditutup dan biaya penyelamatan bank, itu
melalui namanya LCT (Lower Cost Test), mana yang paling rendah. Misal setelah
dihitung lebih baik bank ditutup nah nanti BI yang cabut ijinnya dan LPS masuk
menangani ya menjual aset-asetnya buat nutup dana dan melunasi kewajiban
simpanan nasabah dan fungsi LPS jalan ni, ketika bank ditutup umumnya duitnya
udh ga ada dan pengurus kabur atau masuk penjara. Nah LPS kita rekonsiliasi dan
verifikasi apakah benar dia ni punya simpanan di bank melalui 3T tadi, setelah
beres baru kita bayar
Lalu peranan PR disini adalah kalau bank-nya bank kecil tentunya ga terlalu besar
karena isunya lokal misal Bandung dalemnya lagi. Umumnya kita kasih release
ke nasabah
J: Menyampaikan release itu melalui bank atau bagaimana pak?
H: Channelnya banyak satu lewat web, lalu release kita sebar ke media lokal agar
bisa fokus terus kan detik-detik sebelum simpanan dibayar kan masyarakat resah
ni nah kita coba netralisir dan jelaskan upaya verifikasi simpanan nasabah
tersebut. Di sisi lain kita juga sering berkoordinasi dengan penegak hukum jadi
berkas hukumnya tetep jalan dan kita melibatkan media juga karena memiliki efek
punishment gitu, media punya kontrol sosial. Nah disitu peran PR dalam likuidasi,
skalanya ga besar karena kebanyakan lokal dan menyangkut BPR-BPR
J: Lalu menurut bapak bagaimana pemahaman masyarakat terhadap LPS dan
perannya?
H: Jadi gini LPS tu peranannya baru berasa kalau bank nya tutup, nah itu yg ingin
kita kembangkan jadi ketika orang menabung mereka merasa aman karena
simpanannya dijamin. “kalau bank gue ditutup ada LPS”. Kalau pemahaman ya
kita tau dari riset, angkanya memang belum besar krn mengingat masyarakat Indo
karena masyarakat Indonesia secara demografi luas dan psikografi sangat variatif
dan majemuk banget. Sedangkan kenyataan pahitnya LPS hanya ada di Jakarta,
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
24
meski dari peraturan memungkinkan LPS membuka di daerah cuma saat ini kita
belum ke arah sana karena butuh biaya dan kasus di daerah masih bisa ditangani.
Kalau bank BI kan ada dimana-mana. Tantangannya besar buat kita untuk
tingkatkan pemahaman, kalau menurut saya strategi komunikasi kita (LPS)
sebaiknya ke pusat dulu, kita pengaruhi stakeholder penting dan opinion leader
nah itu yang kita beri pemahaman tentang LPS baru kemudian menyebar ke
masyarakat.
Masyarakat kota besar dan opinion leader, kalau dapet pemasaran sosial ada
namanya initial adapter jadi orang-orang yang bisa sampaikan pesan kita ke
orang lain. Menurut saya yang paling mudah adalah ke mahasiswa, kan secara
kompetensi akademis udh oke apalagi mahasiswa di ilmu perbankan kita ga perlu
capek-capek jelaskan lagi, jangan-jangan anak komunikasi udah canggih
memahami ekonomi Indonesia bagaimana sih. Kan beda lah sama masyarakat
awam terhadap pemerintahan dan ilmu.
Jadi kita meminta pihak tersebut untuk berpatisipasi dan memang efektif. Tapi
dari tahun ke tahun, mmm jadi saya gabung ke LPS tahun 2010 jadi sebelum saya
masuk LPS melakukan riset 2008,2009 ga ada, 2010 saya masuk, 2011 saya bikin
riset
J: mengenai awareness tadi?
H: iya, (bincang-bincang singkat). LPS juga buat iklan karena menurut saya
sampai saat ini yang terukur yang begitu. PR ni terukur juga namun unsur skill
dan art gede jadi ketika kita ukur ke output angka kurang bisa dipahami temen-
temen disini yang masih awam tentang komunikasi, makanya melalui iklan kan
terukur dari rating. Walau ya sebagai anak PR ya saya lebih suka PR dong
(tertawa bersama)
Karena yaa terbukti program komunikasi kita mendominasi banget, isu yang
dihadapi PR kan isu politik kan ga bisa dihadapi dengan iklan. Sekarang proses
pengambilan keputusan itu dari komunikasi, di tempat lain juga saat akan
mengambil keputusan pendapat masyarakat dipertimbangkan. Seperti kemarin
kita tambah modal bank Mutiara yang kemarin ramai lagi yang 1,249 triliun itu
pimpinan disini bilang “ini kita suntik, masyarakat gimana ni?” itu kan
komunikasi yaa. Awareness dan konatif seseorang untuk menarik uang itu semua
berdasar komunikasi meski pengambilan keputusan ada maka untuk melegitimasi
perlu ada program komunikasi. Sehingga komunikasi ini menjadi tools. Jadi
jangan ada masalah diarahkan ke komunikasi.
J: Jadi di sini (LPS) PR dilibatkan sekali ya dalam pengambilan keputusan
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
25
H: Banget, disini banget. Ini hal yang banyak terjadi ketika seneng PR dilupain,
tapi ketika krisis baru ditanya peranan PR padahal mengenai issue lifecycle, kan di
ekonomi makro ada dikenal early warning system. Jadi dapat dijelaskan tanda-
tanda negara mengalami krisis, padahal untuk menangani krisis ada dikeluarkan
langkah-langkah penanganan seperti menteri keuangan meningkatkan pajak
barang mewah misal.
Ya saya agak lupa tahap-tahapnya yaa issue, potential, dan terakhir krisis. Itu
kalau kita bina dari awal nah itu di tempat saya jg belum efektif karena belum ada
ukuran terhadap kondisi potensial krisis itu bagaimana sih. Ini baru saya
implementasikan ketika penyuntikan modal kemarin, saya buat indikatornya
potensial misal ada berapa media nasional yang memuat dengan tone negatif,
action plan nya apa ya ada kita buat langkah untuk internal dan eksternal. Nah itu
harusnya ga hanya dibuat saat krisis,tapi juga sejak awal juga. Jadi ya melalui
media monitoring, saat ga krisis yaa media monitoring ga dilihat namun saat krisis
baru deh dilihat.
Kalau paradigma saya sih yaa ga begitu, apapun keadaannya hal itu ga bisa
diremehkan. Ekskalasi krisisnya bagaimana dan media mana saja yang sentimen
dengan kita, bisa kita antisipasi melalui endorser dan mengetahui pendapatnya
tentang kita
J: Menurut bapak sendiri bagaimanakah reputasi LPS saat ini?
(diskusi singkat tentang reputasi)
H: Banyak orang yang kurang memahami dan menilai LPS tidak objektif karena
berdasarkan “katanya”, sehingga bisa saya bilang reputasi LPS ini cukup critical.
Jadi persepsi masyarakat thd LPS tak lepas dari persepsi masyarakat terhadap
politik Indonesia
J: Jadi bisa dipengaruhi media juga ya pak?
H: Kalau saya rasa teman-teman media mewawancara di sini cenderung tau
negatif misal kasus Century “Dananya ditambah buat apa sih pak?” “angkut
uangnya pake truk ya?” Nah setelah kita jelaskan dan adu argumen pelan-pelan
mereka memahami kasusnya
J: Lalu setelah itu apakah ada perubahan sikap dari media?
H: Ya dipengaruhi secara individual
J: Kepada jurnalis ya pak?
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
26
H: Iya karena kita ga bisa campaign satu per satu ke tiap orang secara mendalam
karena masalah LPS ini rumit dan melibatkan banyak pihak. Nah reputasi LPS ini
belum ada sumber kuantitatif yang valid dan belum ada riset, tahun ini awareness
perception research kita naik 10% namun yaa belum tahu bagaimana ketika kita
tanya mengenai Century. Cuma kalau kita melihat media audit ya itu saya yang
bisa lakukan untuk melihat reputasi LPS di media dan variatif. Ini saya bicara
reputasi di media karena belum punya data valid mengenai reputasi LPS di
masyarakat.
Media dipengaruhi kebijakan editor dan conflict of interest serta ada kaitan
dengan kepentingan pemilik media yaaa kapitalisasi media, lalu
kekurangpahaman jurnalis mengenai permasalahan karena ga semua wartawan
urusin LPS. Jadi mereka ikut arus, misal ketika banyak hal negatif dibicarakan
tentang LPS, yaa sesuai dengan prinsip “bad news is a good news” itu jelas.
Di media massa variatif. Kalau secara pribadi di luar posisi saya sebagai humas
LPS saya melihat bahwa pemahaman masyarakat mengenai penyelamatan
Century dilihat sebagai skandal, bahkan kan banyak di feeding dari media padahal
mereka belum tentu paham dan muncul opini miring. Padahal mereka tak paham
mengenai kebenaran dari proses tsb dari audit dan banyak lah fakta yang bisa
dijadikan fakta yang valid dibanding opini media. Tentunya tahun ini tahun politik
sehingga reputasi LPS mengalami guncangan.
Menurut saya tahun ini LPS menghadapi krisis yang dapat menjadi bahaya dan
kesempatan, jadi bahayanya ketika kita tak bisa baik-baik menjaga dan mengelola
isu dg tepat dan benar, saya katakan tepat karena belum tentu ungkapan “LPS itu
benar lho” adalah penyelesaian yang benar. Artinya dengan diam saja atau dengan
memberi data saja bisa jadi menjadi strategi yang benar, karena semakin kencang
berbicara tolakannya makin keras. Kesempatan juga ni apakah LPS mampu
menyelesaikan bank Mutiara, jika penjualan berhasil maka reputasi LPS
terangkat. Jadi ya tahun ini (2014) menjadi bahaya dan kesempatan dengan porsi
yang tak seimbang.
J: Lalu mengenai media pak....
H: (memotong) Lalu indikator yang menentukan reputasi, jadi jangan berpikir
reputasi sama dengan komunikasi namun saya punya rumusan reputasi =
perform+ komunikasi. Artinya harus ada performance untuk komunikasi, begitu
juga sebaliknya LPS sudah menutup 55 bank dan membayarkan klaim penjaminan
sebesar 929 triliun kalo ga salah, eeehhh...900 miliar. Menurut saya itu prestasi
karena kalau saja tak ada LPS petani yang sudah kerja dan menyimpan uangnya
untuk pensiunan ga dijamin, kacau ga tu?
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
27
Mungkin itu menjadi refleksi bagi LPS performa semacam itu harus
dikomunikasikan. Karena kalau komunikasi aja itu omong kosong kalau
performance saja itu bisu.
Lanjutkan lagi tadi yang tentang media
J: Oh iya pak, kita bicara tadi media punya opini dan sikap sendiri. Bagaimana
LPS menjalin media relations?
H: hmmm sebetulnya isu LPS di media itu kita ga ada kesulitan untuk
menggalang berita namun kesulitannya apakah berita ini negatif atau positif,
karena isu tentang LPS ini isu yang “sexy” punya news value tinggi cuma untuk
memberi pandangan positif itu yaaa sulit karena kita tau lah mengenai media kini
memiliki agenda dan tujuan tertentu.
Misal yang saya minum ini kopi (menunjuk ke gelas) namun mereka bilang teh,
ya jadilah teh padahal ini kopi sebenarnya, namun itu bukan akhir bagi kita. Kita
tetep mengedepankan fakta dan dengan individual jurnalis dan pers kita punya
hubungan bagus walau kebijakan editor bisa berbeda.
Namun hubungan dengan media massa tidak masalah
J: Apakah ada kegiatan khusus pak,mungkin seperti media gathering atau
bagaimana pak?
H: Jenis kegiatan yang dilakukan?
J: Iya pak
H: ada media visit,kita memaparkan isu terkini, kedua ada namanya....semacam
press conference atau media gathering misal ada sesuatu yang ingin diperkenalkan
hasil audit BPK misal outlook economy 2014, kita panggil jurnalis. Selain itu kita
juga ada media brief, jika isu sensitif kita gunakan tools ini berbeda-beda.
Media brief isunya sensitif dan ga banyak media yang tahu sehingga kita fokus ke
media itu, sehingga menurut saya one on one meeting gitu. Lalu jika kita memberi
backgrounders pada media tujuannya bukan agar dimuat media namun untuk
dipertimbangkan.
Ada juga tools lain yaitu Chief eh...yaa saya bilang temu pemred lah. Kita
kumpulkan pemred dan redaksi senior, tujuan kita bukan “besok nulis ini ya”
Namun kita jelaskan fakta yang ada dan ketika dia mau tulis tentang hal itu, dia
ssudah punya pemahaman fakta. Intinya ada latar belakang yang kita upayakan
ada ketika mereka mau menulis tentang hal tsb.
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
28
Terus apa lagi yaa...intinya itu saja sih. Selain itu banyak program gerilya tuh yaa
news endorser begitu. Lalu mau tanya apa lagi?
J: Saya ingin tanya mengenai internal pak, kan internal juga penting dalam
peningkatan performa perusahaan, bagaimana LPS menjaga reputasi internal yang
baik?
H: Jadi LPS ini karyawannya sedikit, yaa 150 lah melayani seluruh Indonesia,
bisa saja setengah kantor ga ada karena pergi nutup bank dan keperluan lain.
Memang kita belum punya program internal, paling yaa buletin untuk
menceritakan hal-hal informatif. Pengangkatan pegawai baru, kebijakan baru gitu-
gitu, jadi yaa belum ada yang komprehensif dan sustain gitu blm ada. Dan sejauh
ini humas LPS belum punya peranan itu sehingga masih dipegang SDM. Karena
menurut kami 150 orang masih gampang diajak kumpul makan siang, baru deh
sambil ngobrol beda dengan mengelola ribuan karyawan kantor naah itu dahsyat
sekali....
J: Kemarin saya sempat wawancara Pak aris juga (Kepala Humas) dia sempat
bilang yaa.... ada semacam forum
H: Forum apa tuh?
J: Ya forum internal mengenai pemaparan fakta dan kadang diskusi yang
menimbulkan pro kontra juga, bagaimanakah kegiatan itu dijalankan? Apakah
rutin atau sesuai kebutuhan tertentu saja pak?
H: Betul tuh pak Aris, saya agak lupa...Kita ada sharing session, atas isu-isu
tertentu kita minta narasumber dari luar,kita ga peduli kontra atau pro. Malah
kontra lebih bagus karena kita bisa dapat view-nya dia terhadap hal tersebut.
Sehingga kita bisa paham “oooh masyarakat pandang kita seperti ini”. Isunya bisa
bermacam-macam, okelah misal kita bicara ekonomi rakyat kita undang ahlinya,
itu bukan cuma sharing tapi bisa kita manfaatkan untuk networking.
Kan bisa dibilang orang-orang ini opinion leader yang rutin bicara di media dan
forum-forum. Mereka bisa komunikasikan peranan LPS, seperti yang saya cerita
tadi tentang temu pemred tadi, ketika mereka mau berbicara mengenai LPS fakta
yang kita jelaskan dapat menjadi pertimbangan. Itu sharing session
J: Jadi dalam sharing session itu yang dilibatkan siapa saja?
H: Tentunya orang komunikasi pasti ada, pimpinan LPS,dan ga semua divisi dan
grup tertentu saja yang punya relevansi saja. Misalnya isu mengenai hukum yaa
orang litigasi dan yang berurusan aja lah
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
29
J: Lalu dari pelaksanannya belum tentu rutin atau....
H: rutin dua minggu sekali,
J: Oooh dua minggu sekali,
H: Itu yang formal, yang informal tu. Bedanya formal dan informal, kalau
informal tempatnya bisa dimana aja tu, bisa kita ngobrol aja kayak di ruang ini
dan ga semua hadir tapi kan networking itu ada
J: Lalu begini pak mengenai government relations, apa yang dilakukan LPS,dan
bagaimana pendekatannya? Dan kalau saya baca LPS ini kan bertanggung jawab
pada Presiden
H: Jadi LPS tuh independen namun bertanggung jawab pada presiden. Jadi yang
saya ceritakan tadi FKSSK jadi rutinitas ya kepada mereka itu. Jadi konsepnya
begini, ekonomi Indonesia kan didominasi perbankan jika di luar negeri mungkin
beda, namun disini kan perbankan. Kalau bank diawasi BI masih jebol ada LPS,
LPS jebol ada menteri keuangan, jadi koordinasi kita dan pemerintah begitu. Jadi
dengan BI saat ini yaa mengenai pengawasan terus bagaimana resiko-resiko dari
nilai tukar kan LPS juga punya kewajiban untuk mengawasi perbankan nasional
kan ketika bank ditutup uang LPS yang keluar, ke depannya jadi peranan OJK.
Jadi dengan menteri keuangan juga, kan urusan fiskal jadi kalau ada apa-apa
mereka yang kasih uang ke LPS. Sama dengan BPK dia yang mengaudit kita nih.
Jadi mutual understanding dengan mereka sangat penting. Lalu koordinasi dengan
kejaksaan dan kepolisian penting untuk operasional LPS, seperti dalam likuidasi
bank dan tindakan hukum terhadap pihak tertentu yang merugikan bank. Nah itu
balutan yang mudah adalah MoU, dengan kepolisian kita sudah punya MoU
dengan kejaksaan baru BI dan BPK sudah. MoU ga punya ikatan hukum namun
secara gentleman, agreement tu ada. Satu sama lain kadang bersebrangan cara
berpikirnya dan penanganan melalui rapat bersama dan MoU.
Ada ni baru-baru ini kita MoU dengan Kemendiknas, nah itu merupakan langkah
awal sosialisasi. Jadi kita ga susah-susah lagi tinggal masuk ke kurikulum apa itu
LPS. Jadi ke masyarakat khususnya siswa-siswi kan ada tu mata pelajaran
lembaga keuangan masukan di situ LPS. Meski beberapa kampus sudah terapkan
namun kita mau ini formal dan legitimasi hukum yang bagus melalui kurikulum.
J: Ooh ya ya, lalu strategi apa yang dijalankan LPS untuk memperoleh reputasi
yang lebih baik?
H: Hmmm menurut saya komunikasi ini ilmu sosial yang bersifat dinamis.
Artinya hal-hal aksioma-aksioma yang ada saat ini bisa berubah tiga tahun ke
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
30
depan, begitu pula program komunikasi bersifat penyesuaian. Saat ini fokus
program komunikasi lalu kita review apakah sudah benar, kita sesuaikan. Misal
ada hal lain yang lebih penting seperti pemahaman masyarakat jadi kita
tingkatkan komunikasi. Penyesuaian semacam itu yang harus jadi hal rutin, baik
dari segi kegiatan dan anggaran.
Lalu untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap LPS kita punya
blueprint,kita kencengin di situ dan kita ikuti kan kita sudah susun. Saya lihat
program komunikasi ini ada dua potongan besar yaitu satu konsep, lalu eksekusi.
Yang paling penting konsep, kalau konsep salah dan dieksekusi waah ya harus
mulai dari awal, tapi kalau eksekusi salah tinggal ulang eksekusinya. Konsep
komunikasi LPS harus benar dan mudah-mudahan benar.
Misal deh kita omongin iklan, konsepnya kita pesan kuncinya 3T untuk
mengingatkan masyarakat lagi kalau menabung tolong perhatikan itu.
Eksekusinya mah bisa pakai artis, endorser kek, masyarakat biasa kek itu
gampang salah tinggal ulang lagi.
J: saya ingin tanya lagi ni pak, mengenai CSR apa sih yang dilakukan LPS?
H: Jadi saat ini kita sedang susun CSR yang komprehensif dan terprogram seperti
Djarum dg pendidikan, kalau perusahaan tambang kan jelas tebus dosa CSR ya
penanaman 1000 pohon, restorasi bakau gitu. Kalau sekarang ya LPS itu
pendidikan lalu UKM karena berkaitan dengan ekonomi, di bayangan kami sbg
wacana sudah ada pendidkan, pembinaan UKM, dan lingkungan bisa saluran air
atau kesehatan. Namun belum jalan, kini sifatnya masih philanthropy. Kita kasih
bantu kasih sumbangan. Karena sibuk sih urus Century
J: Lalu saya mau tanya lagi ni pak, tentang identitas LPS. Logo ini ada makna
tertantu pak? (sambil menunjuk logo LPS pada brosur)
H: Ada, itu tangan yang atas digambarkan. Itu ada dua tangan yang atas memberi
yang bwah menerima, itu kesannya melindungi yang atas melindungi bawah. Lalu
yang atas berwarna hitam solid dan lebih besar jadi yang lebih besar dan kuat bisa
melindungi. Jadi LPS yang hitam, yang kecil ini nasabah yang membutuhkan
perlindungan, jadi maksudnya begitu.
Namun logo ini akan kita revitalisasi tahun depan secara teknis font dan ukuran ga
sesuai ni. 2014 mau kita sesuaikan agar ketika kita pasang di media tertentu
seperti spanduk, pamflet,dan di luar gitu agar bisa lebih kelihatan. Kita juga lagi
susun brand manual, brand manual itu warna apa ukuran gimana,dan do & dont’s
nya
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
31
Transkrip wawancara
Samsu Adi Nugroho – Corporate Secretary
3 Januari 2014 – 15:04
J: Jerry
S: Samsu Adi Nugroho
J: Bagaimanakah peran PR yang dijalankan LPS?
S: Jadi PR itu kan sebagai eee...sarana LPS berhubungan ke luar dan dari luar
mengenal LPS ya kan...tapi di dalamnya adalah ketika pesan LPS ter-deliver ke
publik.
Lalu pertanyaan kedua (sambil membaca draft pertanyaan yang disampaikan)
tindakan komunikasi LPS saat bank dilikuidasi
J: Iya pak...
S: Tindakan itu pertama bikin release ya...isinya pemberitahuan bahwa bank A
dilikuidasi begitu dan bank berada di bawah kendali LPS dan nasabah dihimbau
tetap tenang..ee.... LPS akan melakukan kewajibannya, akan ada periode
penelitian
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
32
J: Untuk verifikasi ya pak?
S: Iya untuk rekonsiliasi dan verifikasi simpanannya untuk simpanan layak bayar,
lalu disebutkan juga tu persyaratannya. Kalau sudah memenuhi persyaratan kan
akan diberi tahu pengambilan simpanan dimana.
J: Pemberitahuan melalui apa pak?
S: Melalui media lokal, setelah itu diumumkan juga sih bank pembayar. Misal
bank A dilikuidasi dan kita tunjuk bank pembayar yang menjangkau ke situ.
Setelah ini beberapa hari kemudian, 5 hari pertama atau 90 hari pertama akan
diumumkan lagi nama-nama yang simpanan layak bayar untuk kemudian mereka
menghubungi bank pembayar. Dokumen yang dibawa adalah kartu identitas dan
buku tabungan. Jadi fungsi pertama pemberitahuan dan pengkondisian,
pengkondisian itu berarti misal tidak ada pemberitahuan mereka (nasabah) akan
anarkis gitu yaa, mereka bisa ambil apa aja yang ada di situ (bank), maka kita
himbau untuk tenang agar nasabah berperilaku sesuai yang kita inginkan
Nah terus...... setelah itu kan ada lagi, itu kan proses pembayaran lalu kita beritahu
nasabah bahwa namanya belum ada di daftar simpanan layak bayar dan mereka
keberatan, mereka bisa ajukan bila ada bukti kuat setidaknya dalam jangka waktu
lima tahun yaa
J: pelaporannya...langsung ke LPS?
S: iya,langsung ke LPS. Nah terus setelah itu...kan sudah proses pembayaran.
Lalu mulai proses likuidasi, kita umumkan ke koran kalo ada aset-aset yang kita
lelang atau jual, jadi (peran) PR ke dua adalah mengelola aset dari bank. Kalau
bicara nasabah kan ada dua nasabah debitur dan kreditur nah kita tunjuk tim
likuidasi itu
J: lalu tim likuidasi itu untuk komunikasi dibina oleh PR?
S: Jadi tim likuidasi itu langsung berhubungan dengan.....
J: Lalu ditunjuk oleh?
S: Ditunjuk oleh LPS dan mereka jadi perwakilan LPS....dia yang nagih kalau ada
piutang kan. Kalo nasabah yang layak bayar kan langsung berhubungan dengan
bank pembayar.
J: Menurut bapak bagaimanakah tingkat pemahaman masyarakat dan peranannya
bagi mendukung LPS?
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
33
S: Jadi tingkat pemahaman semakin meningkat, ada ininya siih..... jadi itu kan kita
ada tiga kali survei saya lupa berapa persen, nah ya sekarang udh naik lagi. Survei
itu makin naik dan pemahaman masyarakat makin tinggi, indikator lain adalah
jumlah simpanan layak bayar makin.......
J: makin meningkat pak...
S: iya, tapi ya sebenernya ini bisa misleading. Artinya ketika akan ditutup,
pemilik bank kasih tahu ke nasabah sehingga baru dipenuhi deh itu syaratnya, tapi
kan artinya message ini nyampe ya meski prosesnya di akhir
J: Lalu komunikasinya bagaimana ya pak yang dirancang untuk memperkenalkan
(syarat penjaminan)?
S: dari segi praktis kita pasang iklan di semua media baik itu cetak,elektronik, dan
internet. Untuk iklan sih kita masih tentang dasar penjaminan. Kita ni ada dua
fungsi penjaminan dan stabilitas (perbankan), yang penjaminan ini lebih ke syarat
layak bayar kan ada iklannya. Nah terus ee...kemudian untuk yaang eee...sudah
ada fungsi edukasi dan sosialisasi
J: sosialisasi ke mana saja pak?
S: ke seluruh Indonesia
J: ke universitas atau bagaimana pak?
S: yaaa ada universitas ada komunitas, kelompok masyarakat, ada juga kita
pameran
J: hmm jadi target publiknya siapa ya pak?
S: biasanya segmented, kalau seminar perbankan ya nasabah. Kalau komunitas ya
komunitasnya, bisa aja ibu-ibu kemudian tokoh masyarakat dan tokoh keagamaan.
Jadi di situ bisa juga CSR yaa untuk tempat ibadahnya juga. Jadi ada seminar lalu
setelah itu kita beri bantuannya.
Ada beragam sih, kita juga ada sponsorship misal ada komunitas mau buat acara
olahraga atau kesenian kita sponsori selama kita lihat ada potensi orang
berkumpul di situ.
J: saya pernah baca termasuk LPS run ya?
S; Oooh kalau LPS run kita adakan sendiri kemudian kita juga adakan seminar
internasional
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
34
J: Kalau seminar internasional targetnya siapa pak?
S: Kalau seminar internasional targetnya praktisi perbankan,analis, akademisi,
instansi pemerintah yang terkait perbankan lah. Itu pembicaranya dari luar
negeri...supaya update dengan global dan sebagai persembahan kita pada
stakeholder. Sementara yang lebih dalam lagi ya talkshow
J: Kemarin itu saya juga sempat wawancara Pak Heris ya,dijelaskan juga
mengenai hubungan kelembagaan ada dengan lembaga dalam negeri dan luar
negeri. Untuk hubungan kelembagaan luar negeri dengan lembaga apa ya pak?
S: kalo luar itu kita ada persatuan LPS seluruh dunia namanya IADI International
Assocation Deposit Insurance. Sekitar 100 negara sih, itu juga peranannya di
bawah saya tu hubungan kelembagaan. Isinya tuh lebih sharing karena ga banyak
negara yang punya pengalaman resolusi....resolusi yaa berarti menutup dan
menyelamatkan bank, ga banyak lah negara yang mengalami seperti Indonesia
J: itu kegiatannya rutin pak?
S; Rutin, beberapa pertemuan untuk berbagai level. Seperti pimpinan ada sendiri,
untuk level teknis juga. Lalu ada juga yang bilateral, dengan Filipina dan Thailand
ni ya. Terus Indonesia dengan Korea, Indonesia dengan Taiwan kita ada MoU
J: Kebanyakan dari Asia ya pak, apa karena jangkauan
S: bukan jangkauan sih,eee.... karakteristik hampir sama dan pengalaman juga.
Seperti dengan Filipina saya lupa apa sudah ada MoU tapi kita beberapa kali
kirim orang, mereka punya pengalaman sama yaaa resolusi bank, Korea juga
sama, Jepang juga hampir sama. Malaysia sebenernya belum pernah nutup bank,
Thailand juga namun karena mau belajar. Kita sebetulnya dg Amerika ada kerja
sama namun levelnya pemerintah dengan pemerintah, kan saat LPS dibangun juga
dibantu Amerika.
(membaca draft pertanyaan)
Kalau reputasi sih, berdasar survei ya reputasi relatif...di satu sisi mengenai
penjaminan ada progress cuma memang hmmm karena beberapa hal misal
pemberitaan masiv tentang suatu kasus, itu tentang pemerintah dengan parlemen
gitu ya. Partai oposisi dengan yang berkuasa, LPS kadang terbawa. Jadi yaa ada
juga itu kuesionernya banyak kita tanya mulai dari pengenalan nama sampai
persepsi. Kemarin sih orang masih lihat LPS sebagai pemerintah bukan sebagai
lembaga gitu karena memang mungkin karena umur juga kan masih baru jadi ga
banyak orang tahu, lalu ada lagi komunikasi di tiap bank peserta menempelkan
stiker mengenai LPS dan kita bikin merchandise. Kita juga wajibkan bank tempel
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
35
pengumuman yaa tentang syarat penjaminan, orang ga mau ikutin ga maslaah tapi
simpanannya ga dijamin.
J: Menurut bapak efektif atau tidak?
S: Iya efektif (dengan nada yakin)
J: Sudah ada risetnya juga ya pak?
S: Jadi itu yaa ada pemantauan hampir semua bank pasang. Kalau mau melihat
apa orang mematuhi atau tidak kita lihat dari bank yang ditutup saja, kalau
progres layak bayarnya sudah banyak berarti sudah paham
J: Oke, lalu saya ingin tanya mengenai perencanaan kegiatan PR itu kan dari
blueprint ya
S: Iya, kita punya blueprint, itu kan jangka panjang. Tiap tahunnya kita bikin
program dan menyesuaikan dengan anggaran juga.
J: Jadi acuannya dari blueprint ya?
S: ya, tapi blueprint kan kita evaluasi, jadi tiap tahun kita minta konsultan
evaluasi
J: ooh jadi kerja sama dengan konsultan ya?
S: iya dulu blueprint itu yang buat konsultan, kan kita perlu juga untuk
pendampingan pelaksanaannya dan kita juga perlu agar dievaluasi. Blueprint itu
dibuat jangka panjang, namun kan tiap tahun kondisinya berubah. Untuk merubah
itu, ya saya rasa belum sampai ke situ karena sifatnya jangka panjang, kalau
terlalu cepat kan ada juga situasi berubah namun tidak permanen. Jika kita ubah
terus kan terjadi pemborosan.
J: Lalu tadi itu konsultan yang menyusun dengan yang membantu pelaksanaan itu
beda? Kenapa pak?
S: iya, supaya bisa ada eee....kalau sama dia akan selalu bilang bagus karena toh
dia yang bikin. Kita harapkan dia akan bilang sesuai denga kenyataan. Lalu itu
kan masuk di rencana kerja, lalu kita susun yang lebih pendek seperti satu tahun
dan ada juga yang per 3 bulan karena bisa jadi kegiatan yang direncanakan di
semester 2 ternyata lebih pas dilaksanakan di semester 1 begitu juga sebaliknya.
J: saya ingin bertanya pak, mengenai value komunikasi LPS?
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
36
S: yaa yang jelas, tidak boleh ada yang tak benar dan harus berdasar fakta. Kita
berharap juga apa yang tersebar di publik juga berdasar fakta. Sebenarnya ada dua
pilihan pelaksanaan, pertama kalau kita merasa belum bisa kasih fakta dari sisi
waktu dari segi waktu seperti momennya belum pas namun keadaan mendesak
untuk mengeluarkan statement atau misalnya kita khawatir jika fakta yang
dikeluarkan menyinggung pihak lain, pertama kita kasih statement yang sifatnya
normatif atau yang kedua kita bilang kita tidak bisa kasih statement, ya artinya
kita secara resmi bilang gitu kalau yang kedua ini ekstrim sekali dan kita belum
pernah. Yang paling gampang untuk beberapa kalangan kita beri background
kenapa kita belum bisa berikan statement ke beberapa teman media, so far mereka
ngerti.
J: Lalu kegiatan yang dilakukan untuk menjalin hubungan dengan media?
S: ada media gathering, setahun ada beberapa kali. Lalu ada media visit, one on
one juga bergaul dengan wartawan lah.
J: Lalu kadang kan ada media yang bersikap pro atau kontra terhadap
perusahaan...
S: oh ya ga masalah, bagi kita boleh beda pendapat namun ada batasnya
pemberitaan jangan sampai melenceng dari fakta, kalau seperti itu ya kita counter.
Kalau memang benar-benar keluar, ya kita counter di media yang sama juga
J: Jadi ga masalah ya menjalin media relations dengan rekan media yang pro
maupun kontra?
S: ga ada batasan sikap dan yaa ga ada media yang kita musuhin. Karena temen-
temen kan cair juga dan bisa aja sewaktu-waktu mereka pindah
J: lalu menurut bapak bagaimanakah pentingnya reputasi baik bagi LPS yang
merupakan lembaga independen?
S: Ini ya salah satu yang harus kita manage apalagi bisninsnya LPS terkait dengan
bisnis bank. Kalau orang udah ga percaya sama LPS dan ga percaya sama bank ya
ribet juga karena 80% uang di negara kan bank, sisanya 20% juga melibatkan
bank untuk lalu lintas bank, baik itu pasar modal dan asuransi. Malah itu utama,
kalau orang juga merasa ragu dengan lembaga penjamin atau ekstrimnya dia tak
merasa tak ada yg menjamin dia akan cenderung menghindara atau melakukan
sesuatu yang tak kita harapkan. Misal dulu tahun 2008, jaminan kita hanya 100
juta, Malaysia,Singapur, Hong Kong, Australia mengumumkan full guarantee.
Sementara kondisi ekonomi global kurang bagu, kita juga rupiahnya dari sembilan
ribu jadi dua belas ribu.
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
37
Orang yang punya uang pasti ke tempat yang lebih aman, LPS ini sendiri kan
representasi pemerintah meski kita ini lembaga independen. Independen ini berarti
dalam tindakan ga ada yang bisa mempengaruhi, termasuk pemerintah. Seperti
contoh ada bank di Garut atau...saya agak lupa, itu bank punya pemda tapi ya
tetap saja kalau kita tutup juga
J: Kalau bicara mengenai pemerintah hubungan komunikasinya bagaimana pak?
S: Untuk itu kita melakukan hubungan komunikasi dengan FKKSK anggotanya
ada empat Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, OJK, dan LPS. 4 ini selalu
mengadakan pertemuan pada deputi level, dan pada minister level minimal 3
bulan sekali. Tentu kita punya mitra juga yaitu DPR, jadi ada dua yang kita kirim
yaitu anggaran bukan untuk kita minta pengesahan namun untuk memberitahu
saja, yang kedua laporan kegiatan berupa laporan tahunan.
Bisa juga kita dipanggil DPR untuk Rapat Dengar Pendapat, terus kita dilibatkan
juga sebagai narasumber misal saat mau revisi UU perbankan nah LPS juga
dilibatkan. Lalu kita juga kirim laporan tahunan ke Presiden karena presiden yang
mengangkat pimpinan LPS
J: Menganai annual report, apakah humas ikut berperan dalam penyusunan?
S: Oh iya itu di bagian humas, jadi kita susun annual report dan penyampaiannya.
Itu juga kita kasih ke bank semua anggota LPS.
J: Mengenai iklan pak, apakah gambar (sambil menunjuk brosur) ini
menunjukkan target komunikasi LPS?
S: Oh ya itu kita anggap sih...itu kan ada mahasiswa, ada petani, sebenarnya itu
masih kurang ada juga kelas menengah, ada pensiunan. Kalau iklan yang lama
kan ada pensiunan, jadi yaa semua kalangan yang punya tabungan lah
J: Lalu saya mau bertanya pak, di sini ada sharing session juga ya pak....
S: jadi sharing session ada dua sharing session internal dan eksternal, kalau
narasumber internal ya siapapun yang punya knowledge yang bisa digunakan
untuk mendukung lembaga, pengkayaan karyawan. Kalau yang internal itu di
bawah SDM. Kalau yang eksternal ada dua, pertama dikelola komite informasi
jadi mereka mengundang analis untuk diskusi, ada juga sekretaris lembaga ada
juga sharing session dari luar yaa dari pengamat atau anggota DPR. Untuk ini
tujuannya ada dua pertama yaa memang pengetahuan yang kita peroleh, kedua
mempererat hubungan antar lembaga
J: jadi di situ yang dilibatkan?
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
38
S: jadi ya yang dilibatkan ya Corporate Secretary yang menghubungi lalu
pesertanya karyawan. Kalau dilihat semua level perlu ya kita buat di ruang ini.
(ruang mawar)
Lalu kalau reputasi internal ini ya penting sekali karena terkait dengan kebanggan
orang kerja di LPS, semakin orang bangga maka semakin besar kemungkinan dia
mengeluarkan kemampuan terbaik.
J: Ke depan ini strategi komunikasi apa yang dijalankan LPS untuk yaa awareness
dan peningkatan reputasi?
S: kita ingin punya agenda yang bisa kita ulang tiap tahun. Kemarin kan kita ada
juga event yang mahal namun lebih efektif dan kita mau rutin agar membentuk
image positif lah. Misalnya 10K kemarin bagus, kita review cukup bagus, animo
penggemar lari terhadap lomba lari ini.
Kita juga ingin masyarakat memahami bahwa LPS ga cuma menjamin namun kita
ingin juga agar fungsi menjaga stabilitas. Kita masih formulasi penyampaiannya
agar orang paham karena istilah menjaga stabilitas kan luas dan ga semua orang
paham.
Misal kita menangani Century, ga banyak orang yang mengerti, terus orang masih
menganggap LPS ini dibiayai APBN sementara keuangan kita ini kan dari premi
dan premi itu dibayar tiap bank anggota. Idenya kan bagus ni industri menolong
industri, dulu kalau tahun 98 belum ada LPS, bank kolaps langsung ditangani
APBN. Padahal APBN itu kan dari pajak, pembayar pajak yang mayoritas ga
berkaitan dengan bank tersebut. Sebenarnya itu program yang mau kita lakukan.
Kemudian bahwa ada hal yang lain misal “lho ini kan ketika ada krisis lewat, ga
terasa ni” padahal dari segi angka ada. Tapi hanya sampai level perbankan karena
ada peran LPS jadi orang di sektor real, nah itu yang orang belum paham.
Jangankan orang awam ya, saya keliling beberapa media, media ekonomi pun ga
ngerti soal itu.
Menurut saya ada hal konyol, artinya eee karena disengaja atau tidak, namun
mereka percaya uangnya tunai atau transaksinya di hari libur (tentang Century) itu
mereka percaya karena dia ga punya pengetahuan yang cukup dan tidak tahu
harus bertanya kemana.
Kalau menghadapi isu negatif kita mencoba untuk eee.....klarifikasi, kita minta
media yang menurut kita efektif dan kita pakai juga endorser. Klarifikasi juga yaa
ke beberapa orang kunci. Lalu bisa kita petakan, kalau setelah upaya yang kita
lakukan masih sama negatif juga berarti dia punya garis sikap yang negatif. Misal
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
39
seperti tokoh Jusuf Kalla yang bilang transaksinya di akhir pekan dan ada media
yang mengkonfirmasi yaa kita sampaikan saja apa adanya. Kemudian untuk
meluruskan kita aktif jemput bola ke media.
J: Saya sedikit kembali ke perencaan blueprint, apakah humas itu ikut terlibat
merencanakan atau berperan ekseskusi program?
S: Ooo jadi terus terang kan kita harus ada kebijakan mengenai suatu peristiwa
kan keputusan dari pimpinan, misal begini eee.........bahwa.....kemarin lah
ya....kasus penambahan modal, ketika LPS komitmen menjaga permodalan bank
Mutiara yaa dengan begitu semua saluran yang ada muaranya kesitu. Jadi humas
itu berperan salam salurannya pesannya apa, keyword, dan media gitu-gitu kan.
Termasuk juga tentuk ekskalasi isu, kalau begitu kan perlu ada keputusannya bila
iya kita komunikasikan iya, bila tidak kita komunikasikan tidak. Namun kita juga
beri pertimbangan efek dari pengambilan keputusannya
J: seperti opini publik ya pak?
S: iya opini publik, itu juga kita luruskan. Susahnya mengenai nasabah, kalau
nasabah sudah tidak percaya dan melakukan tindakan yang tidak diinginkan
seperti nasabah ramai-ramai tarik uang, kalau begitu seperti pengalaman di 98
uangnya ga akan cukup. Tahun 98 uangnya yang dibayar sampai sekarang sekitar
600 triliun, sampai sekarang ini masih dibayar terus.
Makanya yang penting yaa reputasi ini, jadi kalau di 98 kepercayaan orang orang
menurun kepada bank dan pemerintah kan itu ongkos uangnya, ongkos sosialnya
kan ada tuh kerusuhan. Bank kan begini kita simpan uang agar sewaktu-waktu
diambil, namun oleh bank uang itu dipinjamkan ke tempat lain untuk waktu lama,
KPR 15 tahun kalau mereka ambil sewaktu-waktu kan ga ada uangnya. Maka dari
itu ini kan bisnis kepercayaan dan resiko itu tetap kita komunikasikan. Jadi tetap
humas itu menyediakan sarana namun keputusannya itu dari manajemen.
J: Kemudian saya ingin tanya pak mengenai kerja sama dnegan konsultan, bagian
apa sajakah yang menjadi peranan konsultan?
S: Ya pada fungsi pendampingan, yang melakukan adalah LPS namun mereka
beri saran dan menghubungkan LPS dengan pihak yang dibutuhkan.
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
40
Transkrip Wawancara (Triangulasi)
Syah Rhengga Aninda (Egha) – Senior Associate Royston Advisory
18 Februari 2014 – 12:53
J: Jerry
R: Syah Rhengga Aninda (Egha)
J: Menurut anda hal apa yang membedakan kebijakan komunikasi LPS sebagai
lembaga independen dengan perusahaan komersial?
R: Sebagai lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang serta
bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI LPS memiliki peranan penting
dalam menjamin keamanan dana nasabah dan menjaga sistem perbankan
berdasarkan cakupan dan wewenangnya. Kebijakan komunikasi LPS tentu
berbeda dengan perusahaan komersial. Kebijakan komunikasi LPS berbasis pada
platform kredibilitas, konsistensi dan independensi.
J: Menurut pandangan anda bagaimanakah keterlibatan PR LPS dalam
pengambilan kebijakan lembaga?
R: PR LPS tidak memiliki kewenangan dalam perumusan dan pengambilan
kebijakan Lembaga. Namun, Sekretaris Lembaga (Seklem) LPS dapat
memberikan saran dan pertimbangan akan dampak/akibat sosial
masyarakat/media massa akibat kebijakan yang diumumkan/diberlakukan.
J: Menurut anda bagaimana tingkat pemahaman publik terhadap LPS dan
peranannya?
R: Terdapat peningkatan awareness publik terhadap LPS (dari 40% di tahun 2009
menjadi lebih dari 50% pada tahun 2012. Namun peningkatan awareness tersebut
tidak diikuti oleh penguatan kelembagaan (institutional positioning) LPS yang
dibuktikan oleh beberapa kendala protokoler sepanjang tahun 2011-2012. Kendala
tersebut dapat diidentifikasikan sebagai akibat dari kurangnya pemahaman publik
maupun instansi pemerintah sehubungan dengan peran dan tanggung jawab LPS,
khususnya sehubungan dengan turut serta secara aktif dalam menjaga stabilitas
sektor keuangan di Indonesia.
J: LPS menggunakan iklan, seminar, dan special event, menurut anda manakah
yang lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman publik terhadap LPS (syarat
penjaminan 3T dan peran LPS menjaga stabilitas perbankan)?
R: Setiap cara memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Namun,
iklan yang catchy dengan tagline yang menarik (terkadang dengan hadiah-hadiah
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
41
yang dibagikan lewat kuis) dapat membuat masyarakat tertarik dengan fungsi dan
kinerja LPS, selain itu, penyuluhan dan sosialisasi langsung kepada masyarakat
melalui seminar juga efektif dalam membantu masyarakat untuk mengerti
program LPS. Namun ada metode lain yang seharusnya LPS lakukan tapi belum
dilakukan yaitu direct public education campaign. Dimana adanya pendekatan
langsung terhadap nasabah di Bank melalui Customer Service Bank.
J: LPS rutin menyelenggarakan seminar internasional yang melibatkan
narasumber dan pakar perbankan internasional. Menurut anda bagaimana
pengaruhnya terhadap pembentukan image positif dari pemerintah, analis, dan
stakeholder perbankan?
R: Seminar Internasional dapat menjadi wadah bagi masyarakat umum, khususnya
pengamat ekonomi dan perbankan, dalam mengetahui visi dan misi tahunan LPS.
Acara ini juga turut membantu pembentukan image positif bagi konstituen LPS,
dan mengangkat image LPS sebagai lembaga yang turut berkontribusi dan aktif
dalam setiap perkembangan ekonomi secara global.
J: Menurut anda bagaimana reputasi LPS saat ini?
R: November tahun ini merupakan milestone kritikal bagi LPS dimana proses
divestasi Bank Mutiara telah berjalan masuk tahun ke-6 yang mengkondisikan
LPS untuk melepas saham Bank Mutiara dengan harga terbaiknya. Disinilah titik
puncak reputasi LPS akan dipertanyakan. Kalau sampai tahun ini LPS sebagai
pemegang saham Bank Mutiara tidak berhasil menjual Bank Mutiara, LPS bisa
dianggap gagal. Hal tersebut memiliki potensi untuk berkembang menjadi bola
liar yang pada akhirnya merugikan posisi hukum dan kredibilitas LPS sebagai
salah satu penegak stabilitas sektor keuangan nasional. Terlebih dalam kondisi
politik yang memanas menjelang Pemilu 2014.
J: Kemudian faktor apa yang mempengaruhi tingkat reputasi tersebut?
R: Berbagai faktor, khususnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank dan
kasus Bank Century maupun penjualan Bank Mutiara menjadi faktor-faktor
penting yang saat ini mempengaruhi tingkat reputasi LPS di mata masyarakat.
J: Apa dampak dari baik atau buruknya reputasi bagi keberlangsungan LPS yang
merupakan lembaga independen?
R: Dampak diprediksi jika masyarakat mempunyai persepsi negatif mengenai LPS
adalah terhambatnya program-program LPS, beberapa diantaranya adalah
program agar lebih banyak masyarakat yang memiliki tabungan di bank, dan
menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap fungsi LPS dalam penanganan
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
42
bank gagal. Hal ini terkait dengan kekhawatiran masyarakat akan simpanan
mereka yang terdapat di bank.
J: Bagaimanakah pengaruh penanganan Bank Century dan pemberitaannya
terhadap reputasi LPS?
R: Terjadi peningkatan awareness dikalangan masyarakat terhadap LPS tentu iya.
Khususnya disini mereka aware bahwa LPS adalah pemegang alih saham Bank
Mutiara sekarang. Menanggapi pertanyaan mengenai reputasi LPS berkaitan
dengan isyu ini adalah; sekarang ini masyarakat kita sudah cukup pintar melihat
permasalahan yang terjadi mengenai kasus ini. Masyarakat bisa dengan mudah
menilai siapa yang dari awal sudah salah. Jadi untuk sekarang reputasi LPS dalam
kasus ini, baik dan aman. Masyarakat menilai LPS hanya menjalankan tugas dan
wewenangnya.
J: Menurut anda, apa yang menyebabkan pemberitaan mengenai Century menjadi
begitu besar?
R: Karena hal ini terkait dengan perbedaan yang cukup besar dalam jumlah dana
talangan yang dipakai untuk membantu Bank Century (sekarang Bank Mutiara)
agar dapat terus beroperasi. Kasus ini juga melibatkan banyak petinggi negara
sehingga menarik perhatian yang begitu besar dari masyarakat.
J: Bagaimanakah LPS memandang kasus Century? Sebagai isu potensial atau
krisis?
R: LPS memandang Century sebagai salah satu bagian dari tugas dan fungsi yang
menjadi kewajibannya. Penjaminan Bank Century merupakan kewajiban dan
tugas bagi LPS, namun dampaknya terhadap persepsi masyarakat akan reputasi
LPS berpotensi menjadikan isu ini sebagai krisis image bagi lembaga.
J: Bagaimana anda menilai program komunikasi yang dilaksanakan LPS dalam
menghadapi isu Century?
R: Diperlukan penanganan yang bersifat ad-hoc diluar rangkaian kegiatan
komunikasi dan sosialisasi Lembaga yang bersifat rutin. Pendekatan komunikasi
yang dilakukan harus berorientasi pre-emptive dengan berisikan upaya-upaya
komunikasi yang proaktif dari LPS untuk mengantisipasi skenario terburuk yang
dapat terjadi. Perlu dipertimbangkan agar LPS tidak dipersepsikan sebagai
institusi yang “membiarkan” polemik berkembang dalam penyelesaian kasus
Bank Mutiara.
J: Menurut anda siapa target publik yang seharusnya dijangkau melalui
komunikasi LPS? Mengapa?
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
43
R: Dukungan key opinion leaders (Pihak ke-3) yang memiliki kredibilitas,
kualifikasi dan kompetensi relevan menyampaikan pesan-pesan positif bagi LPS
kepada publik. Kedepannya, mereka dapat berperan sebagai narasumber potensial
bagi media. Suara mereka juga akan dianggap sebagai pandangan resmi dari
institusi yang diwakilinya. Hal ini dapat menjadi basis legitimasi terhadap
dukungan kelembagaan bagi LPS.
- Pendekatan dengan anggota-anggota DPR yang sering berkomentar mengenai
kasus Bank Century
- Pendekatan dengan pengamat perbankan dan akademisi untuk memberikan update
dan meminta mereka menjadi narasumber.
- Dsb.
J: Apakah menurut anda tindakan komunikasi yang dilaksanakan efektif
menghadapi framing media terhadap kasus Century?
R: Kalau memang komunikasi melalui pendekatan orang-orang tersebut yang
dijelaskan diatas sudah dijalankan dengan baik, saya rasa akan sangat efektif.
J: Bagaimana peranan keterbukaan lembaga dalam menjalankan media relations
menghadapi persepsi negatif yang terbentuk?
R: Peranan media massa dewasa ini menjadi semakin penting mengingat di era
keterbukaan informasi publik, adalah suatu kewajiban Badan Publik (termasuk
LPS) untuk memberikan jaminan kepada setiap warga negara dalam memperoleh
informasi terkait hak untuk memperoleh informasi. Ditinjau dari sudut
komunikasi strategis, media massa menjadi suatu medium penting dalam kegiatan
edukasi/sosialisasi publik melalui pemberitaan editorial yang informatif, akurat
dan terpercaya.
Merespon hal tersebut, LPS menyelenggarakan berbagai kegiatan media outreach
yang menitikberatkan kepada sosialisasi/edukasi terkait fungsi, peranan dan
wewenang LPS ke media-media mainstream nasional dan media-media lokal di
kota-kota baik besar maupun yang terkecil. Melalui kegiatan ini harapannya selain
media-media tersebut mendapat informasi yang jelas dan terpercaya langsung dari
sumbernya, LPS juga ingin meng-update isyu terkini yang dapat meng-counter
berita/persepsi negatif tersebut langsung dari sumbernya bukan dari sumber
Lembaga lain yang tidak berkompeten langsung, sekaligus LPS juga ingin
meningkatkan hubungan yang baik dengan media massa.
J: Penanganan Bank Mutiara telah memasuki tahun keenam, tahun ini Bank
Mutiara dijual sesuai dengan harga pasar pada tahun ini dan bukan berdasar PMS
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
44
yang dikeluarkan LPS. Bagaimana pengaruhnya terhadap reputasi LPS sebagai
lembaga yang menanganui Bank Mutiara?
R: LPS teguh dalam menjalankan fungsinya menurut UU, sehingga proses
penjualan Bank Mutiara, seyogyanya tidak akan berpengaruh pada reputasi LPS
sebagai sebuah lembaga yang independen.
J: Bagaimanakah saran anda bagi upaya komunikasi LPS dalam meningkatkan
reputasi institusi?
R: Survei yang dilakukan di tahun 2012 telah mengungkapkan bahwa sebagian
besar nasabah perbankan memiliki tingkat awareness mengenai LPS. Akan
tetapi, bank peserta penjaminan selama ini tidak proaktif dalam memberikan
pemahaman mengenai persyaratan penjaminan tabungan maupun tata cara klaim
apabila bank dibekukan atau dilikuidasi dengan jelas, dalam hal ini penyampaian
informasi melalui Customer Service. CS berhubungan langsung dengan nasabah.
Biarpun nformasi tersebut memang dapat ditemukan di website LPS dengan
sangat jelas, namun perlu diingat bahwa tidak semua orang memiliki akses
Internet. Fakta ini membuat perlunya suatu program pengedukasian nasabah dan
masyarakat menjadi sangat krusial, mengingat bahwa nasabah perbankan,
khususnya nasabah yang memiliki nilai simpanan lebih kecil dari dua milyar
rupiah (+/- 97% dari jumlah nasabah).
Oleh karena itu, sebagai konsultan komunikasi dari LPS menurut kami salah satu
bentuk penyelarasan program komunikasi yang dinilai efektif yang perlu
dilakukan LPS adalah pendekatan langsung kepada nasabah perbankan dan
masyarakat berupa suatu kegiatan edukasi efektif, efisien dan memiliki efek
pengali yang maksimal. Salah satu program komunikasi yang tidak tercantum di
dalam Cetak Biru LPS adalah direct public education campaign, yang dinilai
potensial dalam mengoptimalkan pengedukasian nasabah di atas. Sampai dengan
saat ini metode tersebut belum dijalankan oleh LPS.
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
45
Transkrip Wawancara (triangulasi)
Eduard Depari – Senior Advisor Royston Advisory
19 Februari 2014 – 11.00
J: Jerry
E: Eduard Depari
J: Menurut bapak, apa perbedaan mendasar antara komunikasi LPS dengan
komunikasi perusahaan pada sektor lain seperti perusahaan komersial?
E: Sebenarnya apa yang mereka (LPS) komunikasi menyangkut eksistensi mereka
dalam kaitan dengan penjaminan, dana nasabah, dan bank peserta untuk juga
mempromosikan program penjaminan, jadi mereka memiliki masalah dengan
eksistensi mereka yang belum terlalu dirasakan manfaatnya. Padahal fungsi
mereka itu krusial tapi persoalannya mereka masih harus menunggu ketika bank
krisis agar publik bisa merasakan manfaat LPS. Kadang juga ada bank yang bisa
menjadi contoh untuk memberi rasa aman bagi nasabah karena perbankan adalah
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
46
industri kepercayaan. Masalahnya LPS yang memberi jaminan keamanan dan
bank jarang mengambil inisiatif.
J: Lalu dari sisi LPS bagaimana keterlibatan mereka dalam pengambilan
keputusan lembaga terutama dalam hal komunikasi?
E: Jadi perlu dilihat bahwa untuk komunikasi yang efektif mereka banyak
melakukan kegiatan seperti media visit kemudian juga komunikasi langsung apa
melalui seminar atau workshop dan sebagainya. Itu adalah upaya mereka untuk
menunjukkan eksistensi mereka
J: Seperti tadi yang sudah dibahas bahwa LPS melakukan beberapa hal seperti
iklan, seminar, atau event lain, menurut bapak mana yang efektif agar publik
mengenal LPS dan juga peran yang dilaksanakan?
E: Seperti tadi yang saya katakan, ketika bank mampu meyakinkan nasabah
bahwa simpanan mereka aman, maka keberadaan LPS bukan lagi menjadi
prioritas. LPS dianggap sebagai bonus, namun bila kita lihat pada tahun 1998 saat
krisis moneter membutuhkan waktu lama untuk mengembalikan dana nasabah di
bank dan melalui proses berbelit. Sekarang yang memberi apresiasi pada LPS
adalah mereka yang dulunya mengalami krisis 98 sementara kini ada orang-orang
baru yang tidak mengalami lalu juga mengapa di Amerika yang namanya Federal
Deposit Insurance bisa berkembang? Karena di setiap buku bank ada...
J: penjelasan penjaminan ya pak?
E: iya, sementara di perbankan kita kan belum seperti itu. Mungkin nanti OJK
bisa wajibkan bank untuk cantumkan itu (penjelasan LPS) dalam buku tabungan
J: Kemudian menurut bapak, bagaimanakah hubungan koordinasi antara LPS
dengan pihak bank?
E: Menurut saya..., cukup baik. Cuma untuk mengandalkan bank proaktif agak
sulit karena LPS bukanlah induk dari bank dan dalam kerjasama tidak ada push
factor bagi bank untuk memprioritaskan LPS. Itu masalahnya.
J: LPS pun rutin menyelenggarakan seminar internasional yang mendatangkan
narasumber, pakar, dan yaa ahli perbankan dari luar (negeri), menurut bapak
bagaimana pengaruhnya bagi terbentuknya image positif dari pemerintah, analis,
maupun stakeholder perbankan?
E: Jadi seminar itu bisa memberi peluang bagi narasumber membuka wawasan
dan berbagi pengalaman, yang ketiga juga membagi lesson learned dari apa yang
terjadi di luar. Di sisi lain bagi masyarakat finansial, datangnya narasumber dari
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
47
luar itu peluang bagi LPS untuk menunjukkan bahwa mereka concern tentang
masalah penjaminan dan mengukuhkan eksistensi mereka, kan bisa juga ada
penjelasan mengenai peranan LPS di situ
J: sehingga bisa membentuk image positif juga ya pak melalui seminar tersebut?
E: oh iya image yang baik dan bersifat konstruktif
J: Menurut bapak kini, reputasi LPS bagaimana?
E: Reputasi LPS menurut saya...cukup baik, selama ini mereka mengambil
tindakan menutup bank sehingga tidak merugikan masyarakat, itu satu. Yang
kedua masalah yang mereka hadapi terkait dengan penanganan Bank Century nah
ini yang sebenarnya apa yang dilakukan LPS adalah amanat undang-undang
sementara sisi lain memandang dari sisi politis. Padahal kan itu berdasar UU dan
dengan uang yang merupakan kontribusi bank. Ya kan...
Tinggal bagaimana meyakinkan stakeholder seperti analis keuangan bahwa yang
dijalankan (LPS) ini adalah amanat undang-undang
J: Sekarang ini pemberitaan Century ini kan begitu besar apalagi dikaitkan juga
dengan tahun politik
E: iya..iya
J: Tahun ini mereka (LPS) juga akan menjual lagi (Bank Mutiara) apalagi di luar
PMS, menurut bapak faktor apa yang menyebabkan pemberitaan Century menjadi
besar?
E: ya ini sudah ranah politik satu, yang kedua mungkin ada kondisi objektif yang
sebenarnya tidak diungkapkan sehingga tidak memberi justification bahwa
Century harus di bail-out karena kalau terjadi pada bank besar orang akan ngerti,
tapi orang memandang Century ini bank yang ga punya nama. Kemudian kan
tidak bisa diterima akal bila (Century) tidak di bail-out bank lain akan gugur,
orang bodoh pun tau berapa nilai capital dan aset mereka berapa sih, tapi kan
banyak orang-orang besar yang menyimpan di situ. Sehingga LPS yang terkena
imbas karena berdasar mandat undang-undang menangani
J: Jadi media berperan yang dalam besarnya isu tersebut?
E: Iya jadi media kan pandangnya berbeda-beda , upaya membail-out yang
berdasar undang-undang dipandang sebagai tindakan politik
J: Lalu pak, kan Bank Mutiara hendak dilepas dengan harga pasaran dan ada
potensi harga tidak bisa memenuhi PMS itu sehingga ada potensi kerugian juga,
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
48
menurut bapak bagaimana pengaruhnya terhadap LPS sebagai lembaga yang
menangani?
E: Oke, orang melihat itu target cuma persoalannya pengertian dari berbagai pihak
bila ini sebuah brand, brand ini sudah cidera dulu. Karena cidera tidak mungkin
dijual dengan harga normal, perlu juga jiwa besar untuk lantas tidak perlu
mencurigai bila ada di bawah harga pasar sebab LPS dalam situasi yang serba
sulit kalau dilihat siap kenapa dijual begitu. Jadi susah, harus ada give & take.
Persoalannya tetap ada kelompok yang memandangnya sebagai sebuah masalah
dan dikaitkan dengan politik. Mungkin nanti setelah pemilu momennya lebih pas.
J: Menurut anda program komunikasi yang dilaksanakan LPS untuk menanggapi
isu-isu seperti tadi kerugian atau penanganan Century.....
E: sebenarnya posisi LPS cukup positif namun masalahnya koordinasi dengan
Bank Mutiara dalam menghadapi isu Century perlu diperbaiki. Karena gatau
kenapa kadang orang-orang Bank Mutiara mengeluarkan statement yang kurang
kondusif
J: Misalnya seperti apa pak?
E: Ya pernah terjadi lah...Jadi mereka itu yaa tidak serius untuk menangani ini
karena mereka berpikir punya “backingan” sementara apa yang dilakukan ini
memberi implikasi pada LPS. Kan yang babak belur LPS. Saya tidak tahu siapa
yang seharusnya berbicara pada kasus ini, kapan Mutiara bicara, kapan juga
Mutiara tidak bicara
J: Dalam menghadapi isu utama seperti Century, menurut bapak siapakah
stakeholder yang seharusnya dijangkau LPS?
E: Saya pikir yang utama harus dijangkau adalah DPR karena kadang mereka ini
kan punya kepentingan...partai. Ada beberapa partai yang bisa menerima, seperti
isu mau panggil Boediono bahwa secara hukum sudah selesai namun karena
faktor pilitik bola liarnya kemana-mana. Apalagi menjelang pemilu, terjadi
kegaduhan politik
J: Jadi menurut bapak, apakah hal tersebut menjadi pertimbangan LPS untuk
menjual Bank Mutiara di kuartal III tahun 2014?
E: saya tidak tahu, apakah pihak LPS mempertimbangkan ini juga. Tapi saya
mengatakan sebaiknya begitu apalagi bila dijual dengan harga jauh di bawah PMS
padahal itu harga objektif. Tapi setelah pemilu situasinya yaa lebih kondusif
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
49
J: Lalu media ini kan memiliki suatu sudut pandang sendiri mengenai penanganan
Century, LPS ini kan terbuka dengan media dan melaksanakan kegiatan media
relations yang tadi sudah dibahas. Menurut bapak apakah ini efektif menghadapi
persepsi negatif di media?
E: Begini efektif LPS menjelaskan pada media apa itu LPS, peranan dan
fungsinya apa karena LPS ini kan masih barang baru, tidak semua media tahu.
Namun dalam kaitannya dengan isu-isu paling tidak mereka sudah memberi tahu
posisi mereka bahwa penanganan ini berdasarkan undang-undang dan ada aturan
main untuk bail-out, tapi kalau sudah masuk ke ranah politik apapun bisa
dijadikan alasan pembernaran.
Paling tidak, LPS berhasil memposisikan diri dalam kasus Century sebagai pihak
yang tidak ikut dalam arus politik. Karena intinya jelas melaksanakan undang-
undang.
J: Saran bapak untuk LPS ke depannya, terutama dalam waktu dekat ini mereka
juga akan menjual Bank Mutiara?
E: Untuk komunikasi LPS ke depan sebaiknya diungkapkan dulu jadi mengambil
langkah pre-emptive. Ungkapkan pertanggungjawaban 5 tahun penjualan dan
mengenai harga ini apakah pemerintah antara mau mengurangi kerugian atau
mencari untung.
Pemerintah mungkin lihat berapa uang yang kembali dan bunga, namun seperti
saya bilang tadi, misal harga 5,8 milyar dijual 4,9 milyar kan masih lumayan tapi
ini kan bukan barang bagus. Kalau Bank Danamon kan banyak yang nawar, kalau
Bank Mutiara ada yang nawar pun bagus. Harusnya begitu karena kan anda jual
barang bekas bung, barang bekas yang bermasalah apalgi bank kan industri
kepercayaan.
J: Saya sudah wawancara juga dengan pihak LPS, bahwa mereka bertindak
berdasarkan cetak biru komunikasi yang dibuat. Menurut bapak, bagaimakah
kontribusi mereka (PR) dalam cetak biru?
E: Jadi apa yang mereka rumuskan dalam blueprint itu mereka laksanakan, seperti
penanganan bank bermasalah dan pengawasan bank sudah dilakukan. Namun
dalam kasus Century berdasar cetak biru mereka belum perform karena belum
berhasil menjual. Terlebih lagi adanya unsur politik menyebabkan jadi rumit dan
pendekatan komunikasi dengan DPR harus mampu dibina dengan baik
J: Tidak lama lagi akan ada pemilu, yang berarti nantinya di DPR akan ada orang
baru...
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
50
E: Betul seperti yang saya bilang tadi, bisa ke depan akan buka-bukaan mengenai
Century kemudian akan ada tindakan terhadap politisi yang terlibat. Penanganan
orang tersebut akan memudahkan proses penjualan Bank Mutiara karena tidak ada
lagi pihak yang mengambil keuntungan politik dari upaya LPS.
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014
Alexander Jerry Suselo
Tiara Kencana III, H5 no.8, Kencana Loka, BSD ● T: 081906475241 ● E: [email protected]
Personal Information
Sex : Male
Place & Date of Birth : Malang, February 1st ,1992
Citizenship : Indonesia
Religion : Catholic
Marital Status : Single
Personal Strengths and Attributes
Ability to speak in public with confident
Willingness to finish the tasks on time
Ability to stay focused under pressure
Ability to build good relationships with other people
Education Summary
2010-present : Multimedia Nusantara University – Public Relations,
GPA 3.52 out of 4.00
2007-2010 : Ora et Labora BSD Senior High School (majoring Science)
Training
2012 :“Win the Crisis with PR Basis” Seminar in Communication Festival
UMN by Ignatius Purnomo
2012 :“How To Be A Good Presenter” Seminar in Communication Festival
UMN by Erwin Parengkuan
2012 : Conference on New Media Studies 2012, CONMEDIA 2012 at
Multimedia Nusantara University, November 22nd
2013 : Good Communicator: “Being Comfortable in Every Situation”
Seminar in Communication Festival UMN by Becky Tumewu
2013 : Marketing PR: “ To Change The Different, Become The Excellent”
Seminar in Communication Festival UMN by Daniel Mananta
Organizational Experience
2010-present : Public Relations Division – Charismatic Catholic Community Youth
in Christ, St.Monica BSD
2013 : Internship at Event & Promotion Teraskota Entertainment
Center (24th
July- 30th
August)
Implementasi strategi..., Alexander Jerry Suselo, FIKOM UMN, 2014