bank indonesia & lps

43
BANK INDONESIA & LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN Minggu ke 3 PRODI PERPAJAKAN PRODI PERPAJAKAN POLITEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA POLITEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

Upload: fair-nurfachrizi

Post on 16-Aug-2015

38 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

BANK INDONESIA&

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Minggu ke 3

PRODI PERPAJAKAN PRODI PERPAJAKAN POLITEKNIK UNIVERSITAS SURABAYAPOLITEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

Pokok Bahasan

Fungsi Bank IndonesiaTingkat Kesehatan BankLembaga Penjaminan Simpanan

2

Pengertian Bank Indonesia

Bank Sentral (central bankcentral bank) merupakan lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran sah suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kenbijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort.

Lender last resort adalah fungsi BI sebagai pemberi pinjaman terakhir, khususnya memberikan permodalan kepada bank dalam bentuk kredit likuiditas darurat terhadap bank yang kesulitan likuiditas

3

Bank Sentral di Republik Indonesia adalah Bank Indenesia (BI) berdasarkan UU RI Nomer 23 Tahun 1999 pasal 4 ayat (2) “

Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan Pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal-yang secara tegas diatur dalam Undang-Undang”.4

Tujuan Bank Indonesia Adalah memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk

mencapai tujuan tersebut, maka BI melaksanakan kebijaksanaan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah dibidang perekonomian

Dalam rangka melaksanakan kebijakan moneter, BI berwenang:

1. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan tingkat inflasi.

2. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk dalam sistem nilai tukar yang ditetapkan, mencakup: Operasi pasar terbuka di pasar uang baik

rupiah maupun valuta asing Penetapan diskonto Penetapan cadangan wajib5

Kebijaksanaan BI dalam Moneter

Tujuan kebijaksanaan BI dalam Moneter mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa, maksudnya bahwa mata uang rupiah stabil dari gejolak harga barang dan jasa dengan inflasi sebagai sasaran Utama

Mulai 2005 Sistem yang digunakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang lainnya adalah Sistem mengambang (free floating) bukan fix rate.

6

Apakan Inflasi itu ?

Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus di suatu wilayah pada periode tertentu. Kenaikan harga tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian barang-barang lain ( Boediono, 2001).

Misalnya : Beras 1 kg = Rp. 8.000,-

Bila Harga Beras 1 kg = Rp 9.000,- INFLANSI Bila Harga Beras 1 kg = Rp 7.000,- DEFLASI

7

Penciptaan uang bagi masyarakat tidak semata-mata kehendak otoritas moneter tetapi didasarkan pada permintaan masyarakat, sehingga uang yang beredar harus memenuhi mekanisme hukum pasar .1. DEMAND INFLATION

Jika secara agregate terjadi peningkatan permintaan thd barang-barang, maka untuk memenuhi hal tersebut produsen akan meminta tambahan dana produksi menimbulkan INFLASI. Dalam hal ini disebut Demand Inflation

Macam-macam INFLASI

8

DIAGRAM DEMAND INFLATION

S

D1

Q1

D

Q 2

P1

P2

Harga

Jumlah

9

2. COST INFLATION

Jika secara agregate terjadi penurunan penawaran terhadap barang yang diakibatkan oleh naiknya biaya produksi . Hal ini secara potensial menimbulkan INFLASI dengan diikuti kelesuan usaha, dan disebut Cost Inflation

10

DIAGRAM COST INFLATION

S

D1

Q2 Q 1

P1

P2

Harga

Jumlah

S1

11

3. HYPER INFLATION

Jika kepercayaan masyarakat terhadap mata uang menurun dan mempunyai kecenderungan uang tunai sesegera mungkin ditukar dengan barang dengan asumsi harga-harga barang akan naik.

Maka akan mendorong kenaikan harga tidak terkendali dan mendorong INFLASI HEBAT ( Hyperinflation)

12

4. IMPORTED INFLATION

Pertumbuhan penduduk dan pendapatan per perkapita yang tidak diimbangi dengan tingkat produksi memicu kenaikan harga karena kelangkaan barang, sehingga harus dipenuhi dengan impor. (imported inflation)

13

Kebijaksanaan BI menjaga kestabilan nilai rupiah

1. Operasi pasar terbuka di pasar uang baik dari rupiah maupun valuta asing, instrumen yang digunakan adalah suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB).

2. Penetapan suku bunga diskonto yaitu suku bunga yang ditetapkan ketika bank menanamkan uangnya di BI dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia

3. Penetapan cadangan wajib minimun bank, seperti Giro Wajib Minimum (GWM) yang harus dipenuhi sebesar 5%

4. Pengaturan kredit atau pembiayaan seperti keharusan pemenuhan uang muka kredit sebesar 30% bagi kepemilikan Kredit Kepemilikan Rumah di tahun 2012

14

Kebijaksanaan BI dalam API

ENAM Pilar Pendukung API :

• Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan

• Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif mengacu pada standar internasional

• Menciptakan Industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memeiliki program ketahanan dalam menghadapi resiko.

• Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional

• Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk tercapainya industri perbankan yang kuat

• Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan

Apakah API itu?

Arsitek Perbankan Indonesia disingkat API adalah suatu kerangka arah dasar pengembangan kebijakan pada industri perbankan agar sistem perbankan menjadi sehat, kuat dan efisien dalam rangka membantu pertumbuhan perekonomian nasional. Diluncurkan BI pada 9 Januari 2004

1

2

3

4

5

615

1. Menciptakan struktur perbankan domestik.....

1. Penambahan modal baru baik dari shareholder lama maupun investor baru

2. Merger denganbank ( atau beberapa bank) lain untuk mencapai persyaratan modal minimum baru,

3. Penerbitan saham baru atau secondary offering di pasar modal4. Penerbitan suordinated loan

Tujuan yang ingin dicapai program ini :1. 2 sampai 3 bank dengan modal > 50 trilyun beroperasi di wilayah

internasional2. 3 sampai 5 bank dengan modal 10-50 trilyun beroperasi nasional3. 30 sampai 50 bank dengan modal 100 milyard – 10 trilyun kegiatan

berfokus pada segmen usaha tertentu sesuai dengan kapabilitas dan kompetensi masing-masing,

4. BPR dan bank dengan kegiatan terbatas bermodal dibawah 10 milyard

16

2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank

Penerapan program 25 Base Core Princples for Effective Banking Supervision secara bertahap.

Tujuan yang ingin dicapai program ini :Meningkatkan efektivitas pengaturan serta memenuhi

standar pengaturan yang mengacu pada International Best Practices

Diharapkan praktek penyelenggaraan perbankan nasional kita telah memiliki standar yang sama dengan bank-bank yang ada di luar negeri, sehingga tingkat kepercayaan masyarakat internasional terhadap industri perbankan nasional akan semakin meningkat

17

3. Menciptakan Industri Perbankan yang Kuat..

Programnya adalah:1. Peningkatan kompetensi pemeriksa bank2. Peningkatan koordinasi antar lembaga

pengawasan3. Pengembangan pengawasan berbasis enforcement

4. Konsolidasi organisasi sektor perbankan di Indonesia

18

4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional

Industri perbankan yang kuat diperlukan peningkatan kualitas manajemen perbankan dengan jalan meningkatkan good corporate governance manajemen bank itu sendiri.

Good corporate governance atau tata kelola perusahaan adalah suatu subjek yang memiliki banyak aspek. Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah menyangkut masalah akuntabilitas dan tanggung jawab mandat, khususnya implementasi pedoman dan mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi kepentingan.

Ada pula sisi lain yang merupakan subjek dari tata kelola perusahaan, seperti sudut pandang pemangku kepentingan, yang menuntut perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain pemegang saham, misalnya karyawan atau lingkungan.

19

Mewujudkan infrastruktur yang lengkap...

Programnya :1. Pengembangan credit bureau

Tujuan membantu perbankan dalam melaksanakan keputusan kredit

2. Penggunaan lembaga pemeringkat kreditTujuannya meningkatkan transparasi dan efektifitas manajemen keuangan

3. Pengembangan skim penjamin kreditTujuannya meningkat akses kredit bagi masyarakat

20

Mewujudkan pemberdayaan perlindungan konsumen

Programnya :1. Meningkatkan pemberdayaan nasabah melalui

standar penyusunan pengaduan nasabah2. Pendirian lembagaindependen3. Peningkatan transparasi informasi produk

perbankan4. Melakukan edukasi bagi nasabah

Tujuannya adalah meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank.

21

STRUKTUR 6 PILAR API

22

23

LATAR BELAKANG LPSLATAR BELAKANG LPS

Lahirlah

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANANLEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

19981998KRISIS

Pindah Dana ke Bank Pemerintah atau Asing

Bank Swasta Banyak TUTUP

Memberi jaminan KEPERCAYAAN kepada MASYARAKAT untuk Menempatkan DANA di BANK

24

KRISIS 1998

Dari total utang luar negeri per Maret 1998 yang mencapai 138 milyar dollar AS, sekitar 72,5 milyar dollar AS adalah utang swasta yang dua pertiganya jangka pendek, di mana sekitar 20 milyar dollar AS akan jatuh tempo dalam tahun 1998. Sementara pada saat itu cadangan devisa tinggal sekitar 14,44 milyar dollar AS.

Nilai rupiah ANJLOK dimana Rp 4.850/dollar AS pada tahun 1997, sekitar Rp 17.000/dollar AS pada 22 Januari 1998, akibat meningkatnya permintaan dollar

Ratusan perusahaan, mulai dari skala kecil hingga konglomerat, bertumbangan. Sekitar 70 persen lebih perusahaan yang tercatat di pasar modal juga insolvent atau nota bene bangkrut melahirkan gelombang besar pemutusan hubungan kerja (PHK).

Pendapatan per kapita yang mencapai 1.155 dollar/kapita tahun 1996 dan 1.088 dollar/kapita tahun 1997, menciut menjadi 610 dollar/kapita tahun 1998,

25

KRISIS 1998

Di pasar uang, dinaikkannya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menjadi 70,8 persen dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) menjadi 60 persen pada Juli 1998 (dari masing-masing 10,87 persen dan 14,75 persen pada awal krisis), menyebabkan kesulitan bank semakin memuncak. Perbankan mengalami negative spread dan tak mampu menjalankan fungsinya sebagai pemasok dana ke sektor riil.

1997 : 23 bank terlikuidasi 1998 : 3 bank BBO (Bank Beku Operasi: yaitu Bank Umum Nasional, Bank Dagang Nasional Indonesia dan Bank Modern)1999 : 38 bank di BBKU (Bank Beku Kegiatan Usaha) --- > Total Bank Tutup 68 tinggal 189 bank

26

Dasar & FUNGSI Pembentukan LPSUU RI No. 24 Tahun 22 September 2004 dan efektif 22 September 2005

FUNGSI LPS1.Menjamin Simpanan Nasabah

• Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan dan

• melaksanakan penjaminan simpanan2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem

perbankan sesuai dengan kewenangannya• merumuskan dan menetapkan kebijakan

dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas system perbankan,

• merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank gagal yang tidak berdampak sistematik dan

• melaksanakan bank gagal bayar yang berdampak sistemik

27

WEWENANG

1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan2. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank

pertama kali menjadi peserta; 3. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS 4. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan

bank, laporan keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank;

5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data nasabah

6. menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim

7. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas tertentu

8. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan; dan

9. Menjatuhkan sanksi administrasi

28

WEWENANG LPS Terhadap BANK GAGAL

1. Mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham, termasuk hak dan wewenang RUPS

2. Menguasai dan mengelola aset dan kewajiban Bank Gagal yang diselamatkan

3. Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, dan/atau mengubah setiap kontrak yang mengikat Bank Gagal yang diselamatkan dengan pihak ketiga yang merugikan bank

4. Menjual dan/atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur dan/atau kewajiban bank tanpa persetujuan kreditur

.

29

KEPERSERTAAN

1. Setiap Bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia wajib menjadi peserta Penjaminan.

2. Bank peserta penjaminan meliputi seluruh Bank Umum (termasuk kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri yang melakukan kegiatan perbankan dalam wilayah Republik Indonesia) dan Bank Perkreditan Rakyat, baik bank konvensional maupun bank berdasarkan prinsip syariah.

3. Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di Indonesia yang melakukan kegiatan perbankan di luar wilayah Republik Indonesia tidak termasuk dalam Penjaminan

30

PENJAMINAN SIMPANAN

1. Simpanan yang dijamin meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.

2. Simpanan nasabah Bank berdasarkan Prinsip Syariah

3. Simpanan yang dijamin mencakup pula simpanan yang berasal dari bank lain

4. Nilai Simpanan yang dijamin LPS mencakup saldo pada tanggal pencabutan izin usaha Bank.

5. Sejak 13 Oktober 2008, saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank adalah paling banyak sebesar Rp 2 Milyar

31

TINGKAT KESEHATAN BANKTINGKAT KESEHATAN BANK

Untuk menjaga kepercayaan dari masyarakat dimana bank sebagai aget of trust harus selalu dijaga agar selalu dalam keadaan sehat. Oleh karena itu Bank Indnesia setiap saat selalu memantau keadaan bank dari laporannya yang bersifat on line.

Secara periodik ( setahun sekali ) Bank Indonesia melakukan pemeriksaan bank on the spot, sedangkan tiap bulannya bank melaporkan aktivitasnya ke Bank Indonesia secara on line disertai denda jika terjadi keterlambatan.

32

B. Mekanisme Penilaian

Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) dengan cakupan penilaian terhadap factor- faktor sebagai berikut:

1. Profil risiko (risk profile)

a. risiko kredit;b. risiko pasar;c. risiko likuiditas;d. risiko operasional;e. risiko hukum;f. risiko stratejik;g. risiko kepatuhan; danh. risiko reputasi33

3. Rentabilitas (earnings)a.Penilaian terhadap kinerja earningsb.sumber-sumber earningsc.sustainability earnings Bank

4. Permodalan (capital).a. penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalanb. pengelolaan permodalan.

34

Peringkat Komposit 1 (PK-1), mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

‘Peringkat Komposit 2 (PK-2), mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya

HASIL PEMERINGKATANHASIL PEMERINGKATAN

35

Peringkat Komposit 3 (PK-3), mencerminkan kondisi Bank yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

Peringkat Komposit 4 (PK-4), mencerminkan kondisi Bank yang secara umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

Peringkat Komposit 5 (PK-5), mencerminkan kondisi Bank yang secara umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya

36

TINDAK LANJUT PENILAIAN

1.Peringkat 3-5 membuat action plan dan melaporkan kepada Bank Indonesia2.Action plan harus diserahkan sesuai dengan ketentuan waktu yang telah ditetapkan oleh BI

SANKSI

1.Teguran tertulis2.Penurunkan Tingkat Kesehatan Bank3.Pembekuan Kegiatan Tertentu; dan atau4.Pencantuman pengurus dan/atau pemegang saham bank dalam predikat tidak lulus dalam penilaian kemampuan dan kepatuan

37

KESEHATAN BPRKESEHATAN BPRSalah satu alat ukur menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama analisis CAMEL. Analisis ini fokus pada aspek capital, assets, management, earning dan liquidity. Hasil dari masing-masing aspek akan menentukan kondisi suatu Bank

1. Aspek Permodalan (Capital)

Aspek permodalan (capital) yang dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (AMTR). Sesuai ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah, maka CAR perbankan untuk tahun 2002 minimal harus 8%.

Jika terpenuhi maka harus dilakukan penanganan secara serius sehingga mencapai syarat minimum, dan jika tidak terpenuhi akan dikenakan sanksi dari BI

38

2. Aspek Kualitas Aset (Asets)

Aspek kualitas aset bank lebih menekankan menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif (yang menghasilkan pendapatan bunga) Apakah bermasalah atau tidak. Biasanya dikaitkan dengan pemberian pinjaman :

1. Klasifikasi Lancar, bila nasabah lancar dalam membayar bunga dan angsuran pinjaman

2. Kurang lancar apabila nasabah peminjamn tidak membayar bunga atau angsuran melebihi 3 bulan.

3. Diragukan apabila nasabah tidak membayar bunga atau angsuran dalam jangka waktu lebih dari 16 bulan namun kurang dari 1 bulan

4. Macet apabila nasabah tidk membayar bunga ataupun angsuran melebihi12 bulan

5. Penilaian tentang kredit yang diberikan berkaitan dengan masalah Batas Maximum Memberikan Kredit BMPK ) yaitu max 20% dari Modal untuk tiap individu peminjam

39

3. Aspek Kualitas Manajemen (Management)

Aspek Kualitas Manejemen meliputi penilaian kualitas manajemen bank dimana fokus pada kualitas manusia dalam mengelola bank. Kualitas manusia juga dilihat dari segi pendidikan, pengalaman menangani berbagai kasus yang terjadi. Aspek ini yang dinilai adalah pengetahuan manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas.

Penilaian didasarkan kepada jawaban dari 250 pertanyaan yang di ajukan mengenai manajemen bank yang bersangkutan.

4. Aspek Earning

Aspek Earning digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan. Kegunaan aspek ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan. Penilaian ini meliputi juga hal-hal seperti :a. Rasio laba terhadap Total Aset (ROA).b. Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO).

40

5. Aspek Likuiditas (Liquidity)

Liquiditas (kemampuan menyediakan dana setiap saat) Apabila komposisi dana pihak ketiga didominasi oleh tabungan dan giro. Jika demikian maka akan mengakibatkan liquiditas semakin kecil. Namun sebaliknya apabila didominasi oleh deposito liquiditas semakin membaik namun biaya akan meningkatIndikasi:

•Rasio kewajiban bersih Call Money Penilainnya adalah perbandingan call money dibandingkan dengan total aktiva lancar bank•Loan to Deposit Ratio ( LDR )Adalah perbandingan antara sumber dana masyarakat dengan jumlah kredit yang dilepas

41

Nilai Kredit Predikat

81 - 10066 - <8151 - < 660 - < 51

SehatCukup SehatKurang SehatTidak Sehat

NILAI KREDIT PREDIKAT

81 -100 SEHAT

66 - < 81 CUKUP SEHAT

51 - < 66 KURANG SEHAT

0 - < 51 TIDAK SEHAT

Hasil penilaian terhadap analisis CAMEL, kemudian dituangkan dalam bentuk angka yang diberikan bobot sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Bobot nilai ini menggambarkan kondisi suatu bank.

42

Latihan1. Suku bunga bank mempengaruhi keputusan

masyarakat untuk memegang uang tunai. Jika suku bunga tinggi, apa yang mungkin dilakukan oleh masyarakat? Dan apa dampaknya terhadap bank ?

2. Apakah misi/tujuan yang hendak dicapai oleh Bank Sentral Indonesia? Dan sebutkan tugas pokok terkait dengan misi yang diemban oleh Bank Sentral?

3. Jelaskan bagaimana Bank Sentral mengendalikan tingkat suku bunga tidak langsung dengan menggunakan SBI (Sertifikat Bank Indonesia)

4. Pada awal Maret 2015, beberapa harga sembako menujukkan trend terus meningkat di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Apakah kondisi ini menunjukkan telah terjadi inflasi?, jika ya masuk dalam katagori inflasi apa? Uraikan dengan jelas.

5. Apa yang dimaksud kebijaksanaan moneter yang dilakukan oleh Bank Sentral? Apa tujuan kebikasanaan ini? Uraikan dengan jelas

43