181eprints.ums.ac.id/31657/12/lampiran.pdf181 lampiran 1 klasifikasi data strategi mengurangi...

17

Upload: others

Post on 04-Nov-2019

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan
Page 2: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

181

Lampiran 1

KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG

LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN

A. Meningkatkan rasa tertarik terhadap lawan tutur (Intensity interest to H)

(12) Nanti, kamu bisa duduk di bangku depan dan bisa melihat-lihat

pemandangan yang bagus. Kamu belum pernah kan?” bujuk Sim lagi

(Setyawan, 2012:16).

(23) “Oh, coba cek Le, itu ada uang di bawah bantal. Kamu hitung. Cukup

tah?” kata Ibuk dengan semangat (Setyawan, 2012:60).

(34) “Insya Allah ada, Mbak Nah, Butuh berapa?” tanya Bang Udin

(Setyawan, 2012:88).

(66) “Lah, kemarin kan baru transfer. Kamu juga harus nabung buat hidupmu

Le. Buat siap-siap kalau punya keluarga entar. Sudah punya pacar tah?”

tanya Ibuk (Setyawan, 2012:187).

(73) “Tapi suasananya berbeda dengan Manhattan, loh. Kamu pikir dulu deh.

Apartment kamu yang di 88th Street tuh really good deal. Great location.

Kamu nggak akan kangen jogging di Central Park?” Swan mencoba

meyakinkan (Setyawan, 2012:206).

B. Mencari kesepakatan (Seek Agreement)

(1) “Nah, entar kalau kamu sudah gedhe, kamu yang ngurus kios kecil ini

ya,” kata Mbok Pah (Setyawan, 2012:2).

(2) “Kamu mau tah aku jodohin dengan Cak Ali. Dia sudah punya kios

sendiri buat jalan tempe, loh. Wis mateng wong-e.” (Setyawan, 2012:3).

Page 3: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

182

(7) “Hari sabtu aku ke sini lagi ya? Aku jemput jam 5 sore. Kita pergi lihat

layar tancep di lapangan Desa Sisir. Ada film India bagus!” ajak Sim

bersemangat (Setyawan, 2012:13).

(8) “Aku tanya Mbok Pah dulu ya. Ati-ati di jalan Mas,” jawab Tinah

(Setyawan, 2012:13).

(9) “Minggu depan ada filmnya Rhoma Irama. Katanya bagus juga! Nonton

lagi ya. Aku traktir lagi,” rayu si playboy pasar (Setyawan, 2012:14).

(10) “Nah, besok mau ikut aku ke Pujon tah?” tanya Sim (Setyawan,

2012:15).

(11) “Aku sudah bisa narik angkot sendiri sekarang. Kamu bisa ikut main ke

Pujon, kalau mau!” tawar Sim (Setyawan, 2012:15).

(18) “Gini, Nah, kamu pikirkan ya. Iki serius. Iki uripmu. Mbok suka sama si

Sim tapi Mbok juga belum yakin. Lek Hari entar malam mau ke rumah,

mau nanya ke kamu langsung.” (Setyawan, 2012:22).

(28) “Yang sabar dulu ya. Hidupmu sekarang susah. Tapi percaya aku, Nah.

Anak lanang yang ada di belakangmu itu kelak akan membahagiakanmu,”

pesan Mbah Carik (Setyawan, 2012:81).

(29) “Begini, Mbak Nah, bawa Bayek pulang dulu. Kita tunggu sampai siang

nanti ya,” saran Dokter Etik (Setyawan, 2012:83).

(30) “Anak ini tidak apa-apa, Nah. Masih istirahat. Kita tunggu sampai azan

Zuhur ya. Sekarang kita berdoa,” kata Mbah Carik (Setyawan, 2012:83).

(35) “Ni, habis ini kita ke Bata ya, Nduk,” ajak Ibuk bersemangat (Setyawan,

2012:89).

(42) Harga emas lumayan, Nah. Sebentar aku tanyakan ya?” kata Mak Gini

sembari menyerahkan gelang kepada petugas Pegadaian (Setyawan,

2012:120).

Page 4: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

183

(43) “Yek, mau beli orog-orog tah sebelum pulang?” tawar Mak Gini

sebelum mereka berpisah (Setyawan, 2012:120).

(46) “Buk, ini uang yang dikado tamu kemarin. Simpan ya, Buk. Kalau ada

sisa, beliin sepeda buat Bayek,” kata Bayek setelah bangun tidur

(Setyawan, 2012:129).

(49) “Le, selalu nabung ya. Sedikit-sedikit. Buat masa depanmu. Kalau belum

cukup untuk biaya hidup di Jakarta, tidak usah mengirim uang lagi. Insya

Allah, Bapak masih bisa membiayai Nani dan Mira. Isa juga telah bantu

banyak,” pesan Ibuk (Setyawan, 2012:140).

(51) “Gini, Yek. Gue pikir lu sudah mandiri di sini sekarang. Sudah bisa tinggal

di apartemen sendiri. Tapi kalau lu suka, lu bisa tinggal di apartemen

ini saja.” (Setyawan, 2012:150).

(55) “Buk, aku juga barusan transfer. Buat bayar hutang ke Tante Bewah, uang

yang aku pakai untuk berangkat ke sini. Sisanya buat Ibuk dan Bapak

ya,” kata Bayek (Setyawan, 2012:153).

(57) “Buk, sisa uangnya untuk Mira kuliah dan nabung buat bangun

rumah kita nanti,” kata Bayek (Setyawan, 2012:165).

(58) “Cukup untuk berminggu-minggu, Le. Jangan lupa taruh di kulkas ya,”

pesan Ibuk di bandara (Setyawan, 2012:178).

(59) “Yek, Bapak baru saja nabrak mobil di Pasuruan! Tapi kamu tenang ya.

Alhamdulillah, Bapak tidak apa-apa. Kita sudah urus di kantor polisi,”

kabar Nani mengagetkan Bayek (Setyawan, 2012:180).

(60) “Le, kamu jangan panik ya. Bapakmu tidak apa-apa. Mbak Nani sudah

mengurusi semua,” kata Ibuk yang kini berbicara di telepon (Setyawan,

2012:180-181).

(68) “Ah, kalau itu gampang. Entar saja Buk… Buk, Bapak kana ada sedikit

tanah warisan di Yogya. Daripada dianggurin, Mbak Nani menyarankan

untuk dibuat kos-kosan. Uang yang aku transfer buat itu ya, Buk!” kata

Bayek (Setyawan, 2012:187).

Page 5: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

184

(70) “Perhaps, you should try yoga,” kata Esther (Setyawan, 2012:192).

(71) “I used to be so stressed out a lot in my work and yoga does help me. You

should definitely try it,” lanjut Esther (Setyawan, 2012:192).

(73) “Tapi suasananya berbeda dengan Manhattan, loh. Kamu pikir dulu deh.

Apartment kamu yang di 88th Street tuh really good deal. Great location.

Kamu nggak akan kangen jogging di Central Park?” Swan mencoba

meyakinkan (Setyawan, 2012:206).

(75) Kalau butuh teman ke dokter, ajak teman kantormu, atau ajak Swan. Benar

ya Le,” nasihat Ibuk (Setyawan, 2012:208).

(81) “Stttt… Om mau nulis buku buat kalian semua. Kalau sudah gedhe,

entar mesti baca ya!” seru Bayek (Setyawan, 2012:234).

(87) “Pak, mata kanannya ditutup dulu saja ya, biar gak tambah pusing…,”

saran Nani (Setyawan, 2012:253).

C. Berkelakar atau membuat lelucon (Joke)

(85) “Wah, paling kangen sama Ibuk saja. Tuh kan, langsung sembuh setelah

dokter cintanya sudah datang,” canda Mira (Setyawan, 2012:249).

D. Bersikap optimistik (Be optimistic)

(13) Kalau duduk di depan, biasanya tidak muntah. Jangan khawatir. Kamu

pasti senang. Kayak kita lihat film dulu,” rayu Sim (Setyawan, 2012:16).

(22) “Oh, besok tanggal 10 ya? Besok ya, Yek. Besok. Pasti ono kok!” kata

Ibu, memeriksa lembaran berisi laporan SPP (Setyawan, 2012:60).

(52) “Next month, rencananya gue pindah ke Australia, Yek. You’ll be fine.

Teman-teman di kantor pada suka sama lu. Don’t worry.” (Setyawan,

2012:150).

(54) “Bisa, Le. Percaya sama Ibuk. Kamu udah dipercaya ke sana, pasti kamu

bisa,” kata Ibuk meyakinkan Bayek (Setyawan, 2012:152).

Page 6: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

185

(64) “I knowww… but seriously, let’s hang in there. This is a good place for us

to grow up professionally eventhough stress is everyday hitting us hardly. I

think we can handle it. We’ll be a stronger person once we can go

through this!” kata Bayek (Setyawan, 2012:184).

(67) “Oalah, Le. Semoga Gusti Allah akan terus melancarkan rejekimu. Bapak

pasti senang!” balas Ibuk (Setyawan, 2012:186).

(88) “Wis, tenang ae. Nani sudah dapat pembantu baru. Wis, jangan mikir

banyak. Berdoa saja biar cepat sembuh. Ayo, makan siang dulu,”ajak Ibuk

sembari menyiapkan makan siang buat Bapak (Setyawan, 2012:256).

(89) “Wis, tenang ae, Pak. Kita panggil tukang entar ya. Ayo, minum teh

dulu,” kata Ibuk (Setyawan, 2012:259).

(91) “Cuma sebentar Pak! Habis ini pasti bisa jalan-jalan lagi.” (Setyawan,

2012:265).

(92) “Pasti, Pak. Habis ini langsung aku belikan. Bapak pasti tambah

ganteng pakai baju putih kotak-kotak itu. Cocok Pak!” kata Nani

(Setyawan, 2012:266).

Page 7: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

186

Lampiran 2

KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENAMBAH KEUNTUNGAN ORANG

LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN

A. Memperhatikan minat, keinginan, keperluan atau segala sesuatu milik lawan

tutur Notice; attend to H ((his interest, wants deeds, goods))

(22) “Oh, besok tanggal 10 ya? Besok ya, Yek. Besok. Pasti ono kok!” kata

Ibu, memeriksa lembaran berisi laporan SPP (Setyawan, 2012:60).

(24) “Nduk, sekolah nang SMP iku mesti. Koen kudu sekolah. Uripmu cek gak

soro koyok aku, Nduk! Aku gak lulus SD. Gak iso opo-opo. Aku mek iso

masak tok. Ojo koyok aku yo Nduk! Cukup aku ae sing gak sekolah…,”

kata Ibuk (Setyawan, 2012:61).

(27) “Nah, gimana kabarmu? Yo opo anak-anakmu?” sapa Mbah Carik

setiap kali melewati rumah Ibuk (Setyawan, 2012:80).

(34) “Insya Allah ada, Mbak Nah, Butuh berapa?” tanya Bang Udin

(Setyawan, 2012:88).

(45) “Le, sudah tidur sana!” kata Bapak singkat dan kembali menemani

teman-temannya, para sopir dan kenek angkot yang baru datang (Setyawan,

2012:129).

(47) “Kamu mesti pergi, Le!” jawab Ibuk singkat tapi tegas (Setyawan,

2012:133)

(48) “Kamu mesti pergi, Le. Ibuk akan cari jalan.” (Setyawan, 2012:133).

(61) “What’s up, Yek! How’s your weekend?” tanya Rachel Lin rekan kerja dan

sahabat Bayek yang baru saja tiba (Setyawan, 2012:181).

Page 8: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

187

(81) “Stttt… Om mau nulis buku buat kalian semua. Kalau sudah gedhe,

entar mesti baca ya!” seru Bayek (Setyawan, 2012:234).

(82) “Yes, Om will be writing a book for you! Ngerti gak?” kata Bayek

(Setyawan, 2012:235).

(86) “Wis, istirahat dulu, Pak. Ini sudah mau sembuh. Sakit di dada Bapak kan

wis gak kayak dulu lagi. Besok kepingin makan apa, Pak?” tanya Ibuk

sambil memijat kaki Bapak (Setyawan, 2012:251).

B. Menggunakan bentuk-bentuk identitas kelompok (Use-in group identity

markers)

1. Menggunakan bentuk identitas kelompok “Le”

(23) “Oh, coba cek Le, itu ada uang di bawah bantal. Kamu hitung.

Cukup tah?” kata Ibuk dengan semangat (Setyawan, 2012:60).

(32) “Mangan sik, Le,” pinta Ibuk lagi sambil menyusui Mira

(Setyawan, 2012:87).

(44) “Biasanya iya, Le! Semoga kamu tambah tinggi,” jawab Ibuk

singkat sembari merajang bawang putih (Setyawan, 2012;126).

(45) “Le, sudah tidur sana!” kata Bapak singkat dan kembali menemani

teman-temannya, para sopir dan kenek angkot yang baru datang

(Setyawan, 2012:129).

(47) “Kamu mesti pergi, Le!” jawab Ibuk singkat tapi tegas (Setyawan,

2012:133).

(48) “Kamu mesti pergi, Le. Ibuk akan cari jalan.” (Setyawan,

2012:133).

(49) “Le, selalu nabung ya. Sedikit-sedikit. Buat masa depanmu. Kalau

belum cukup untuk biaya hidup di Jakarta, tidak usah mengirim

uang lagi. Insya Allah, Bapak masih bisa membiayai Nani dan

Page 9: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

188

Mira. Isa juga telah bantu banyak,” pesan Ibuk (Setyawan,

2012:140).

(50) “Iyo, Le. Ibuk doakan. Ibuk terus doakan. Sering-sering telepon

nang omah, yo, Le.” (Setyawan, 2012:148).

(54) “Bisa, Le. Percaya sama Ibuk. Kamu udah dipercaya ke sana, pasti

kamu bisa,” kata Ibuk meyakinkan Bayek (Setyawan, 2012:152).

(58) “Cukup untuk berminggu-minggu, Le. Jangan lupa taruh di kulkas

ya,” pesan Ibuk di bandara (Setyawan, 2012:178).

(60) “Le, kamu jangan panik ya. Bapakmu tidak apa-apa. Mbak Nani

sudah mengurusi semua,” kata Ibuk yang kini berbicara di telepon

(Setyawan, 2012:180-181).

(66) “Lah, kemarin kan baru transfer. Kamu juga harus nabung buat

hidupmu Le. Buat siap-siap kalau punya keluarga entar. Sudah

punya pacar tah?” tanya Ibuk (Setyawan, 2012:187).

(67) “Oalah, Le. Semoga Gusti Allah akan terus melancarkan rejekimu.

Bapak pasti senang!” balas Ibuk (Setyawan, 2012:186).

(72) “Sama-sama, Le. Ibuk juga. Kamu yang tabah ya. Semoga tahun

depan kita bisa Lebaran bersama,” kata Ibuk (Setyawan,

2012:202).

(75) Kalau butuh teman ke dokter, ajak teman kantormu, atau ajak

Swan. Benar ya Le,” nasihat Ibuk (Setyawan, 2012:208).

(80) “Itu sopnya dimakan juga, Le. Biar seger,” kata Ibuk (Setyawan,

2012:225).

(83) “Ayo, Le, kamu sarapan dulu,” ajak Ibuk dengan nada yang sama

ketika ia menyuruh Bayek kecil untuk sarapan (Setyawan,

2012:236).

Page 10: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

189

2. Menggunakan bentuk identitas kelompok “Nduk”

(21) “Ya, seperti sepatumu ini, Nduk. Kadang kita mesti berpijak

dengan sesuatu yang tak sempurna. Tapi kamu mesti kuat! Buatlah

pijakanmu kuat. Kita beli sepatu baru kalau ada rejeki,” hibur Ibuk

(Setyawan, 2012:60).

(24) “Nduk, sekolah nang SMP iku mesti. Koen kudu sekolah. Uripmu

cek gak soro koyok aku, Nduk! Aku gak lulus SD. Gak iso opo-

opo. Aku mek iso masak tok. Ojo koyok aku yo Nduk! Cukup aku

ae sing gak sekolah…,” kata Ibuk (Setyawan, 2012:61).

(26) “Iya, nggak apa-apa. Padahal dulu bocornya nggak sebanyak ini,

Nduk. Entar ya, Ibuk cerita bagaimana kita membangun rumah

ini,” jawab Ibuk (Setyawan, 2012:76).

(35) “Ni, habis ini kita ke Bata ya, Nduk,” ajak Ibuk bersemangat

(Setyawan, 2012:89).

3. Menggunakan bentuk identitas kelompok “Mbak”

(29) “Begini, Mbak Nah, bawa Bayek pulang dulu.

Kita tunggu sampai siang nanti ya,” saran Dokter

Etik (Setyawan, 2012:83).

(34) “Insya Allah ada, Mbak Nah, Butuh berapa?” tanya

Bang Udin (Setyawan, 2012:88).

4. Menggunakan bentuk identitas “Mas”

(8) “Aku tanya Mbok Pah dulu ya. Ati-ati di jalan Mas,” jawab Tinah

(Setyawan, 2012:13).

5. Menggunakan bentuk identitas kelompok muslim

(34) “Insya Allah ada, Mbak Nah, Butuh berapa?” tanya Bang Udin

(Setyawan, 2012:88).

Page 11: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

190

(49) “Le, selalu nabung ya. Sedikit-sedikit. Buat masa depanmu. Kalau

belum cukup untuk biaya hidup di Jakarta, tidak usah mengirim

uang lagi. Insya Allah, Bapak masih bisa membiayai Nani dan

Mira. Isa juga telah bantu banyak,” pesan Ibuk (Setyawan,

2012:140).

(56) “Alhamdulillah, Buk. Kantorku jauh dari kompleks WTC itu.

Tadi mau telepon juga gak bisa,” kata Bayek (Setyawan,

2012:161).

(59) “Yek, Bapak baru saja nabrak mobil di Pasuruan! Tapi kamu

tenang ya. Alhamdulillah, Bapak tidak apa-apa. Kita sudah urus

di kantor polisi,” kabar Nani mengagetkan Bayek (Setyawan,

2012:180).

C. Menghindari ketidaksepakatan (Avoid disagreement)

(17) “Apa kamu masih pilih Sim itu? Ganteng iya, tapi Mbok rasa dia belum

mateng, Nah. Belum siap. Masa’ kamu mau nunggu?” (Setyawan,

2012:22).

(18) “Gini, Nah, kamu pikirkan ya. Iki serius. Iki uripmu. Mbok suka sama si

Sim tapi Mbok juga belum yakin. Lek Hari entar malam mau ke rumah,

mau nanya ke kamu langsung.” (Setyawan, 2012:22).

(37) “Pilih yang kamu suka, Yek. Tapi jangan yang putih itu. Terlalu

mahal,” pesan Ibuk (Setyawan, 2012:92).

(53) “Iya, Buk, tapi masih nggak lancar-lancar iki,” lanjut Bayek (Setyawan,

2012:152).

(63) “But, Rachel. I love my job. I love data. And hey, we learn a lot here. This

is like a university for us. Every year, we have a new stuff to learn. I know

the pressure is always on. work is always crazy,” kata Bayek (Setyawan,

2012:184).

(64) “I knowww… but seriously, let’s hang in there. This is a good place for

us to grow up professionally eventhough stress is everyday hitting us

Page 12: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

191

hardly. I think we can handle it. We’ll be a stronger person once we can go

through this!” kata Bayek (Setyawan, 2012:184).

(73) “Tapi suasananya berbeda dengan Manhattan, loh. Kamu pikir dulu

deh. Apartment kamu yang di 88th Street tuh really good deal. Great

location. Kamu nggak akan kangen jogging di Central Park?” Swan

mencoba meyakinkan (Setyawan, 2012:206).

(74) “Pasti akan kangen, Swan. Tapi gimana ya? Aku coba dulu deh,”

jawab Bayek (Setyawan, 2012:206).

D. Mempresuposisikan atau menimbulkan persepsi persamaan penutur dan lawan

tutur (Presuppose/raise assert common ground)

(15) “Gak papa, Nah. Aku yang minta maaf. Kamu jadi muntah-muntah

begini. Ini minum air putih dulu,” kata Sim merasa bersalah (Setyawan,

2012:19).

(26) “Iya, nggak apa-apa. Padahal dulu bocornya nggak sebanyak ini,

Nduk. Entar ya, Ibuk cerita bagaimana kita membangun rumah ini,” jawab

Ibuk (Setyawan, 2012:76).

(44) “Biasanya iya, Le! Semoga kamu tambah tinggi,” jawab Ibuk singkat

sembari merajang bawang putih (Setyawan, 2012;126).

(56) “Alhamdulillah, Buk. Kantorku jauh dari kompleks WTC itu. Tadi mau

telepon juga gak bisa,” kata Bayek (Setyawan, 2012:161).

(62) “I know… sometimes, I feel so stupid. We work just like slaves,” balas

Bayek (Setyawan, 2012:182).

(69) “Rachel, I think you are right! I think I always take things personally. I

think you are right,” kata Bayek dalam perjalanan pulang ke kantor sambil

terus berpikir tentang Victor dan anak buahnya (Setyawan, 2012:190)

Page 13: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

192

(72) “Sama-sama, Le. Ibuk juga. Kamu yang tabah ya. Semoga tahun depan

kita bisa Lebaran bersama,” kata Ibuk (Setyawan, 2012:202).

(77) “I know. I know… this is hard for me too,” kata Rachel (Setyawan,

2012:213).

(84) “Iya Buk. Coba lihat pipinya juga. Mulai gembil,” timpal Bayek

(Setyawan, 2012:243).

E. Mempresuposisikan atau membuat persepsi bahwa penutur memahami

keinginan lawan tuturnya (Assert of presuppose S’s knowledge of and concern

for H’s wants)

(13) “Kalau duduk di depan, biasanya tidak muntah. Jangan khawatir.

Kamu pasti senang. Kayak kita lihat film dulu,” rayu Sim (Setyawan,

2012:16).

(14) “Nah, ini kresek, kalau kamu mau muntah,” ucap Sim (Setyawan,

2012:19).

(26) “Iya, nggak apa-apa. Padahal dulu bocornya nggak sebanyak ini, Nduk.

Entar ya, Ibuk cerita bagaimana kita membangun rumah ini,” jawab Ibuk

(Setyawan, 2012:76).

(63) “But, Rachel. I love my job. I love data. And hey, we learn a lot here. This

is like a university for us. Every year, we have a new stuff to learn. I know

the pressure is always on. work is always crazy,” kata Bayek (Setyawan,

2012:184).

(64) “I knowww… but seriously, let’s hang in there. This is a good place for us

to grow up professionally eventhough stress is everyday hitting us hardly. I

think we can handle it. We’ll be a stronger person once we can go through

this!” kata Bayek (Setyawan, 2012:184).

(79) “I know, you missed your family so much,” kata atasan Bayek (Setyawan,

2012:221).

Page 14: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

193

F. Membuat penawaran dan janji (Offer, promise)

(1) “Nah, entar kalau kamu sudah gedhe, kamu yang ngurus kios kecil ini

ya,” kata Mbok Pah (Setyawan, 2012:2).

(2) “Kamu mau tah aku jodohin dengan Cak Ali. Dia sudah punya kios

sendiri buat jalan tempe, loh. Wis mateng wong-e.” (Setyawan, 2012:3).

(4) ”Saya bikinin teh hangat ya?” usul Tina mencoba mengawali

perbincangan dengan Sim (Setyawan, 2012:8).

(5) “Ayo, diminum. Sebelum dingin,” pinta Tinah sembari meletakkan dua

gelas teh hangat buat Mbok Pah dan tamu istimewanya (Setyawan,

2012:9).

(6) “Ayo, minum lagi tehnya,” kata Tinah, menarik napas panjang (Setyawan,

2012:10).

(7) “Hari sabtu aku ke sini lagi ya? Aku jemput jam 5 sore. Kita pergi lihat

layar tancep di lapangan Desa Sisir. Ada film India bagus!” ajak Sim

bersemangat (Setyawan, 2012:13).

(9) “Minggu depan ada filmnya Rhoma Irama. Katanya bagus juga! Nonton

lagi ya. Aku traktir lagi,” rayu si playboy pasar (Setyawan, 2012:14).

(11) “Aku sudah bisa narik angkot sendiri sekarang. Kamu bisa ikut main ke

Pujon, kalau mau!” tawar Sim (Setyawan, 2012:15).

(15) “Gak papa, Nah. Aku yang minta maaf. Kamu jadi muntah-muntah begini.

Ini minum air putih dulu,” kata Sim merasa bersalah (Setyawan,

2012:19).

(16) “Nah, aku tunggu sampai kamu masuk rumah ya,” ujar Sim singkat

(Setyawan, 2012:20).

(19) “Nah, ini ada sedikit rejeki buat membantu pernikahanmu nanti,” kata

Mbok Pah yang tergeletak lemas di dipan kayu (Setyawan, 2012:24).

Page 15: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

194

(20) “Yuk, makan nasi goreng dulu,”ujar Ibuk sembari menyusui Mira

(Setyawan, 2012:42).

(21) “Ya, seperti sepatumu ini, Nduk. Kadang kita mesti berpijak dengan

sesuatu yang tak sempurna. Tapi kamu mesti kuat! Buatlah pijakanmu

kuat. Kita beli sepatu baru kalau ada rejeki,” hibur Ibuk (Setyawan,

2012:60).

(25) “Bayek juga, mesti ke SMP 1 terus ke SMA 1 Batu dan kuliah. Anak-

anak perempuan juga, mesti kuliah! Gak cukup sampai SMP atau SMA

saja. Biar kamu semua dapat kerjaan yang bagus. Biar semua bisa mandiri.

Biar jadi manusia yang bermartabat,” lanjut Ibuk ke adik-adik Isa

(Setyawan, 2012:66).

(31) “Yek, kamu makan juga sekarang.” (Setyawan, 2012:86).

(32) “Mangan sik, Le,” pinta Ibuk lagi sambil menyusui Mira (Setyawan,

2012:87).

(33) “Ah, silakan masuk Bang. Langsung ke dapur saja!” jawab Ibuk

(Setyawan, 2012:87).

(36) “Gimana kalau kita beli ketan kicir habis ini?” (Setyawan, 2012:90).

(38) “Kopi tah, Pak?” tanya Ibuk (Setyawan, 2012:110).

(39) “Sa, Ni, ini uang jatahmu. Lima puluhan ya,” kata Bapak Mun kepada

kedua cucunya yang baru pulang sekolah (Setyawan, 2012:114).

(40) “Mau teh panas tah? Atau kopi?” tanya Ibuk (Setyawan, 2012:115).

(41) “Itu tehnya diminum dulu.” (Setyawan, 2012:116).

(43) “Yek, mau beli orog-orog tah sebelum pulang?” tawar Mak Gini

sebelum mereka berpisah (Setyawan, 2012:120).

Page 16: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

195

(50) “Iyo, Le. Ibuk doakan. Ibuk terus doakan. Sering-sering telepon nang

omah, yo, Le.” (Setyawan, 2012:148).

(51) “Gini, Yek. Gue pikir lu sudah mandiri di sini sekarang. Sudah bisa

tinggal di apartemen sendiri. Tapi kalau lu suka, lu bisa tinggal di

apartemen ini saja.” (Setyawan, 2012:150).

(71) “I used to be so stressed out a lot in my work and yoga does help me. You

should definitely try it,” lanjut Esther (Setyawan, 2012:192).

(76) “Rachel, I have something for you!” kata Bayk sambil memberikan oleh-

oleh dari Yogya (Setyawan, 2012:212).

(78) “Iya, Buk, jangan khawatir. Aku yang senang Buk. Ibuk enak-enakno

uripe ya… Kalau pingin apa-apa, jangan sungkan-sungkan ya,” kata

Bayek (Setyawan, 2012:219).

(80) “Itu sopnya dimakan juga, Le. Biar seger,” kata Ibuk (Setyawan,

2012:225).

(83) “Ayo, Le, kamu sarapan dulu,” ajak Ibuk dengan nada yang sama ketika

ia menyuruh Bayek kecil untuk sarapan (Setyawan, 2012:236).

(88) “Wis, tenang ae. Nani sudah dapat pembantu baru. Wis, jangan mikir

banyak. Berdoa saja biar cepat sembuh. Ayo, makan siang dulu,”ajak

Ibuk sembari menyiapkan makan siang buat Bapak (Setyawan, 2012:256).

(89) “Wis, tenang ae, Pak. Kita panggil tukang entar ya. Ayo, minum teh

dulu,” kata Ibuk (Setyawan, 2012:259).

(90) “Pak, aku gendong ke rumah ya?” tawar Nani (Setyawan, 2012:262).

(92) “Pasti, Pak. Habis ini langsung aku belikan. Bapak pasti tambah

ganteng pakai baju putih kotak-kotak itu. Cocok Pak!” kata Nani

(Setyawan, 2012:266).

Page 17: 181eprints.ums.ac.id/31657/12/LAMPIRAN.pdf181 Lampiran 1 KLASIFIKASI DATA STRATEGI MENGURANGI KERUGIAN ORANG LAIN PADA TUTURAN DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN A. M eningkatkan

196

G. Berusaha melibatkan lawan tutur dan penutur dalam suatu kegiatan (Include

both S and H in the activity)

(3) ”Ayo, Sim, kita narik lagi!” ajak sopir angkot yang tiba-tiba muncul, dan

menepuk pundaknya (Setyawan, 2012:5).

(7) “Hari sabtu aku ke sini lagi ya? Aku jemput jam 5 sore. Kita pergi lihat

layar tancep di lapangan Desa Sisir. Ada film India bagus!” ajak Sim

bersemangat (Setyawan, 2012:13).

(30) “Anak ini tidak apa-apa, Nah. Masih istirahat. Kita tunggu sampai azan

Zuhur ya. Sekarang kita berdoa,” kata Mbah Carik (Setyawan,

2012:83).

(65) “I knowww… Let’s get this freaking Monday done!” kilah Bayek

sesampai di cubicle-nya. (memahami keinginan) (Setyawan, 2012:185).