lalat sudah dikenal sebagai pembawa agen penyakit dan tersebar merata di berbagai penjuru dunia

14
Lalat sudah dikenal sebagai pembawa agen penyakit dan tersebar merata di berbagai penjuru dunia. Keberadaannya selalu menjadi indikator akan kondisi lingkungan yang kotor dan bau. Musim hujan merupakan salah satu kondisi yang tepat bagi beberapa kuman patogen untuk berkembang dan menjadi ancaman terhadap kesehatan ayam. Di saat hujan, kelembaban akan semakin tinggi karena genangan air terjadi dan cahaya matahari berkurang. Jika dilihat perubahan lingkungan yang terjadi, tidak tertutup kemungkinan bagi beberapa kuman patogen untuk tumbuh dan berkembang. Tidak hanya bakteri, jamur, virus, protozoa dan endoparasit yang diuntungkan. Ektoparasitseperti nyamuk dan lalat juga akan berkembang biak dengan baik. Ektoparasit dalam ilmu kesehatan berperan penting membantu beberapa kuman untuk berkembang hingga berpindah tempat. Seperti halnya lalat, ektoparasit ini telah diketahui berperan sebagai vektor penyakit, di mana akan menjadi agen pembawa dan mampu menyebarkan penyakit. Oleh karena itu perhatian yang lebih sangat diperlukan karena kehadiran lalat sering kali menimbulkan gangguan lingkungan sekitar. Populasi spesies lalat diperkirakan sekitar 100.000 ekor, namun dari sekian banyak spesies hanya beberapa ekor saja yang sering dijumpai dan perlu diwaspadai. Spesies penting itu di antaranya, Ophyra chalcogaster, Phenisia sp, Stomaxys celeitrans, Fannia canicularis dan Musca domnestica. Dari lima spesies yang dilansir di atas, menurut Koesharto et al. (1986) bahwa lalat rumah Musca domestica (Diptera: Muscidae) dan lalat Ophyra chalcogaster merupakan spesies yang sering ditemui di peternakan ayam. Pasalnya, kotoran unggas merupakan media yang sangat baik untuk perkembangan telur serta sumber protein untuk pematangan telur lalat. Lalat rumah merupakan jenis lalat yang terutama menimbulkan masalah dalam industri peternakan unggas (Axtell dan Arends, 1990) dan merupakan lalat yang paling tinggi populasi dan berpotensi sebagai hama (Pestiferous fly), serta menjadi target utama dalam program manajemen dan pengendalian (Axtell, 1986). Sebagai hama, diperkirakan bahwa lalat rumah akan menimbulkan banyak kerugian bagi peternak, seperti yang dilansir oleh Dewi (2006) dalam tulisannya, tentang jumlah

Upload: teukumukhtar

Post on 10-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

lalat

TRANSCRIPT

Lalat sudah dikenal sebagai pembawa agen penyakit dan tersebar merata di berbagai penjuru dunia. Keberadaannya selalu menjadi indikator akan kondisi lingkungan yang kotor dan bau.Musim hujan merupakan salah satu kondisi yang tepat bagi beberapa kuman patogen untuk berkembang dan menjadi ancaman terhadap kesehatan ayam. Di saat hujan, kelembaban akan semakin tinggi karena genangan air terjadi dan cahaya matahari berkurang.Jika dilihat perubahan lingkungan yang terjadi, tidak tertutup kemungkinan bagi beberapa kuman patogen untuk tumbuh dan berkembang. Tidak hanya bakteri, jamur, virus,protozoadanendoparasityang diuntungkan.Ektoparasitseperti nyamuk dan lalat juga akan berkembang biak dengan baik.Ektoparasit dalam ilmu kesehatan berperan penting membantu beberapa kuman untuk berkembang hingga berpindah tempat. Seperti halnya lalat, ektoparasit ini telah diketahui berperan sebagai vektor penyakit, di mana akan menjadi agen pembawa dan mampu menyebarkan penyakit. Oleh karena itu perhatian yang lebih sangat diperlukan karena kehadiran lalat sering kali menimbulkan gangguan lingkungan sekitar.Populasi spesies lalat diperkirakan sekitar 100.000 ekor, namun dari sekian banyak spesies hanya beberapa ekor saja yang sering dijumpai dan perlu diwaspadai. Spesies penting itu di antaranya,Ophyra chalcogaster,Phenisia sp,Stomaxys celeitrans,Fannia canicularisdanMusca domnestica.Dari lima spesies yang dilansir di atas, menurut Koeshartoet al.(1986) bahwa lalat rumahMusca domestica(Diptera: Muscidae) dan lalatOphyra chalcogastermerupakan spesies yang sering ditemui di peternakan ayam.Pasalnya, kotoran unggas merupakan media yang sangat baik untuk perkembangan telur serta sumber protein untuk pematangan telur lalat.Lalat rumah merupakan jenis lalat yang terutama menimbulkan masalah dalam industri peternakan unggas (Axtell dan Arends, 1990) dan merupakan lalat yang paling tinggi populasi dan berpotensi sebagai hama (Pestiferous fly), serta menjadi target utama dalam program manajemen dan pengendalian (Axtell, 1986).Sebagai hama, diperkirakan bahwa lalat rumah akan menimbulkan banyak kerugian bagi peternak, seperti yang dilansir oleh Dewi (2006) dalam tulisannya, tentang jumlah lalat rumah (Musca domestica) yang berhasil menjadi dewasa pada feses ayam yang diberi pakan serbuk kunyit (Curcuma domesticaval.) menyatakan bahwa keberadaan lalat bisa mengganggu ketenangan ayam, menyebabkan feses menjadi basah dan menghasilkan gas amoniak (NH3) yang berdampak terhadap pernapasan, meninggalkan bercak hitam pada kandang serta telur unggas.Perlu dicermati bersama bahwa lalat rumah juga berperan sebagai sebagai vektor mekanis dari bibit-bibit penyakit seperti virus, bakteri, kistaprotozoadan telur cacing. Seperti yang dipublikasikan oleh Howard dan Wall (1996), menurutnya lalat dapat berperan sebagai transmitter dan vektor beberapa agen penyakit unggas.Cara menyebarkan kuman, dengan kebiasaannya yang memuntahkan cairan lambung sehingga muntahan itu dapat mencemari pakan mau pun air minum ayam. Adanyapulvili,labeladan sejumlah bulu -bulu halus pada bagian tubuhnya memungkinkan lalat rumah berperan sebagai penyebar penyakit (Levine 1990). Tidak hanya mengancam kesehatan ayam, keberadaan lalat rumah juga bisa menganggu kesehatan pegawai di kandang hingga masyarakat di sekitar lahan peternakan.drh. Rizaldo Arbet.Selengkapnya simak Majalah Poultry Indonesia edisi cetak Januari 2013.

Musim hujan telah datang sudah beberapa lama waktunya.Kondisi alam Indonesia yang lembab ini sangat memungkinkan, mendukung tersebarnya bermacam lalat.

Pada sisi lain, kebiasaan hidup sebagian masyarakat juga belum memiliki pola hidup yang sehat, sehingga tersebarnya bibit penyakit akan mudah saja bagi lalat.Lalat ini pembawa bibit penyakit seperti:DisentriKoleraTyphusDiare dan lain-lain.

Alangkah baiknya kita mempelajari tentang biologi si lalat ini, karena akan sangat membantu untuk mengantisipasi damp[ak buruknya. Dari beberapa literatur yang ada, dinyatakan bahwa setiap kali lalt hinggap di suatu tempaty, setidaknya telah dijatuhkan 125 ribu bibit penyakit di lokasi hinggapnya.Yang namanya bibit, berharap sih jangan sampai menjadi tumbuh besar atau bahkan beranak. Lalt juga diduga telah menyebarkan virus flu burung, selain cacing pita dan kolera pada ayam.

Beriikut ini penyakit yang ditularkan oleh lalat pada umumnya:

1. Disentri.Penyebaran bibit penyakit dibawa oleh lalat rumah yang berasal dari sampah, kotoran manusia atau hewan.

Gejal sakit disentri adalah sakit di bagian perut dan kotoran terdapat lendir dan nanah.

2. Diare.Gejala sakitdiare adalah sakit pada bagian perut, lemas dan pencernaan terganggu.

3. Typhoid.Gejala Sakit Typhoid yang ditimbulkan adalah gangguan pada usus, sakit pada perut, sakit kepala, berak darah dan demam yang tinggi.

4. Kolera.Gejalanya sakitkolera adalah muntah-muntah, demam dan dehidrasi.Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan tidak dipengaruhi oleh iklim.

Kebersihan perorangan, rumah, serta sanitasi lingkungan yang rendah berpengaruh langsung terhadap terjadinya penyakit kolera.

Musim hujan telah datang sudah beberapa lama waktunya.Kondisi alam Indonesia yang lembab ini sangat memungkinkan, mendukung tersebarnya bermacam lalat.

Pada sisi lain, kebiasaan hidup sebagian masyarakat juga belum memiliki pola hidup yang sehat, sehingga tersebarnya bibit penyakit akan mudah saja bagi lalat.Lalat ini pembawa bibit penyakit seperti:DisentriKoleraTyphusDiare dan lain-lain.

Alangkah baiknya kita mempelajari tentang biologi si lalat ini, karena akan sangat membantu untuk mengantisipasi damp[ak buruknya. Dari beberapa literatur yang ada, dinyatakan bahwa setiap kali lalt hinggap di suatu tempaty, setidaknya telah dijatuhkan 125 ribu bibit penyakit di lokasi hinggapnya.Yang namanya bibit, berharap sih jangan sampai menjadi tumbuh besar atau bahkan beranak. Lalt juga diduga telah menyebarkan virus flu burung, selain cacing pita dan kolera pada ayam.

Beriikut ini penyakit yang ditularkan oleh lalat pada umumnya:

1. Disentri.Penyebaran bibit penyakit dibawa oleh lalat rumah yang berasal dari sampah, kotoran manusia atau hewan.

Gejal sakit disentri adalah sakit di bagian perut dan kotoran terdapat lendir dan nanah.

2. Diare.Gejala sakitdiare adalah sakit pada bagian perut, lemas dan pencernaan terganggu.

3. Typhoid.Gejala Sakit Typhoid yang ditimbulkan adalah gangguan pada usus, sakit pada perut, sakit kepala, berak darah dan demam yang tinggi.

4. Kolera.Gejalanya sakitkolera adalah muntah-muntah, demam dan dehidrasi.Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan tidak dipengaruhi oleh iklim.

Kebersihan perorangan, rumah, serta sanitasi lingkungan yang rendah berpengaruh langsung terhadap terjadinya penyakit kolera.

Lalat Merupakan Vektor Penyakit dan jenis-jenisnyaLalat Sebagai Vektor Penyakit dan jenis-jenisnya.

LALATadalah jenis serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordoDiptera. Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk (subordo Nematocera) berdasarkan ukuranantenanya; lalat memiliki antena pendek dan memiliki mata majemuk.Karena itu lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup.Mata majemuklalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan.Lalat juga memiliki sepasang sayap untuk dapat terbang dan juga sepasang sayap kecil sebagai penyeimbang.Siklus hidup lalat dimulai dari telur.Telur-telur lalat itu perlu waktu 1 (satu) hari untuk menetasnya larva dan diperlukan waktu 3 5 hari untuk berubah dari larva menjadi pupa atau kepompong dan pada hari ke 7 (tujuh) pupa tersebut berubah bentuk menjadi lalat dewasa.Lalat dewasa dapat hidup kurang lebih selama 21 hari.Tapi pada kondisi yang sejuk umur lalat dapat mencapai 3 bulan.Lalat ini sebenarnya tidaklah mengganggu jika jumlahnya tidak banyak.Namun kita sering kali melihat lalat berkerumun disekitar tempat tinggal kita, bisa diluar ataupun didalam rumah.Jika jumlahnya banyak tentu akan sangat menggangu pemandangan juga dari segi kebersihan juga kesehatan. Karena memang mereka (lalat-red) hidup diantara lingkungan manusia.Sadar atau tidak lalat adalah ancaman bagi kesehatan manusia. Penting bagi kita untuk memahami tentang lalat ini agar kita dapat mencegah atau mengontrol perkembangbiakannya. Tempat berkembangbiak (breeding site) dari lalat adalah tempat-tempat yang kotor seperti kotoran manusia/hewan dan sampah dari sisa makanan, sisa daging, sisa ikan ataupun sisa sayuran yang membusuk juga bangkai. Ini disebabkan adanya proses fermentasi menarik perhatian lalat.Namun lalat juga hewan yang menyukai makanan manis.Lalu bagaimana cara untuk mengatasi masalah lalat yang kerap menyambangi rumah kita tanpa permisi itu.1. Berbagai semprotan anti serangga berbahan kimia, seringkali dipilih sebagai cara mudah dan cepat membunuh/mengusir serangga. Cara jitu ini juga meninggalkan racun buat tubuh manusia. Jika salah dalam penggunaan, kita bisa keracunan.Pemberantasan lalat dengan insektisida harus dilakukan hanya untuk periode yang singkat apabila sangat diperlukan karena menjadi resiten yang cepat.Aplikasi yang efektif dari insektisida dapat secara sementara memberantas lalat dengan cepat, yang aman diperlukan pada KLB kolera , desentri atau trachoma.Penggunaan pestisida ini dapat dilakukan melalui cara umpan (baits), penyemprotan dengan efek residu (residual spraying) dan pengasapan (space spaying).2. Cara pertama memang bersifat membunuh lalat dewasa secara fisik namun ada cara yang lebih ramah lingkungan.Namun digunakan sebagi pencegahan tidak dalam kepadatan lalat yang luar biasa tinggi.Cara ini hanya cocok untuk digunakan pada skala kecil seperti dirumah sakit, kantor, hotel, supermarket dan pertokoan lainnya yang menjual daging, sayuran, serta buah-buahan . CengkehWangi cengkeh ternyata cukup efektif mengusir lalat. Ada dua cara memanfaatkan wewangian rempah yang satu ini. Pertama, cara yang paling sederhana. Rendam cengkeh secukupnya, pada semangkuk air. Kemudian letakkan rendaman cengkeh tadi pada tempat yang banyak dihinggapi lalat.Untuk mendapatkan wangi yang lebih tajam, padukan wangi cengkeh dengan apel. Caranya, siapkan satu buah apel yang sudah matang. Penuhi seluruh permukaan apel dengan cengkeh, dengan cara menusukkan bunga-bunga cengkeh ke permukaan kulit apel. Letakkan apel yang sudah terutup cengkeh ini di atas meja. Lalat pun enggan mendekat. Daun PandanWangi pandan, ternyata juga bisa dicoba untuk mengusir lalat. Caranya cukup mudah. Cukup siapkan beberapa helai daun pandan, kemudian iris halus. Letakkan irisan daun pandan tadi pada sebuah mangkuk atau piring. Terakhir, tempatkan piring atau mangkuk tadi di tempat yang banyak dihinggapi lalat. LavenderLavender merupakan salah satu tanaman, yang wanginya tidak disukai serangga. Anda bisa menempatkan beberapa tangkai bunga lavender di dalam rumah, untuk mengusir lalat. Selain mengusir lalat, bunga-bunga lavender ini juga mempercantik tampilan ruangan. Perangkap Lalat (Fly Trap)Lalat dalam jumlah yang besar/padat dapat ditangkap dengan alat ini. Tempat yang menarik lalat untuk berkembang biak dan mencari makan adalah kontainer yang gelap Bila lalat mencoba makan terbang maka/mereka akan tertangkap dalam perangkap dalam perangkap yangdiletakkan dimulut kontainer yang terbuka itu Pemasangan kasa kawat/plastik pada pintu dan jendela serta lubang angin/ventilasi. Membuat pintu dua lapisDaun pintu pertama kearah luar dan lapisan kedua merupakan pintu kasa yang dapat membuka dan menutup sendiri.3. Cara ketiga ini bersifat mencegah atau memutus siklus perkembang biakan Lalat dewasa yaitu dengan menghilangkan atau meminimalkan tempat lalat dewasa untuk menetaskan telurnya.Tempat yang disenangi adalah tempat yang basah seperti sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran yang menumpuk secara kumulatif (dikandang).Karena itu tempat sampah haruslah menjadi perhatian utama.Usahakan tempat sampah dalam keadaan kering,membuang sampah yang bersifat basah dengan bau yang khas sangat digemari lalat karena itu masukkan dalam kantong plastik dan di ikat rapat.Menjaga kebersihan kandang hewan peliharaan juga harus diperhatikan karenapada kotoran hewan yang lembab dan masih baru mudah berkembang biak (normal nya lebih kurang satu minggu)

Terdapat beberapa jenis lalat. jenis-jenis lalat ini berbeda dari ciri fisik, pola hidup, maupun kebiasaaan serta penyakit yang ditularkan.Jenis-jenis lalat yang sudah diklasifikasikan adalah sebagai berikut:Lalat rumah (Musca domestica)

Ini jenis lalat yang paling banyak terdapat diantara jenis-jenis lalat rumah. Karena fungsinya sebagai vektor tranmisi mekanis dari berbagai bibit penyakit disertai jumlahnya yang banyak dan hubungannya yang erat dengan lingkungan hidup manusia, maka jenis lalat Musca domestica ini merupakan jenis lalat yang terpenting ditinjau dari sudut kesehatan manusia.Dalam waktu 4-20 hari setelah muncul dari stadium larva, lalat betina sudah bisa mulai bertelur. Telur-telur putih, berbentuk oval dengan ukuran panjang 1 mm. Setiap kali bertelur diletakkan 75-150 telur. Seekor lalat biasanya diletakkan dalam retak-retak dari medium pembiakan pada bagian-bagian yang tidak terkena sinar matahari. Pada suhu panas telur-telur ini menetas dalam waktu 12-24 jam dan larva-larva yang muncul masuk lebih jauh ke dalam medium sambil memakannya.Setelah 3-24 hari, biasanya 4-7 hari, larva-larva itu berubah menjadi pupa. Larva - larva akan mati pada suhu yang terlalu panas. Suhu yang disukai 30-35C, tetapi pada waktu akan menjadi pupa mereka mencari tempat-tempat yang lebih dingin dan lebih kering.Pupa berbentuk lonjong 7 mm panjang, dan berwarna merah coklat tua. Biasanya pupa terdapat pada pinggir medium yang kering atau didalam tanah. Stadium pupa berlangsung 4-5 hari, bisa juga 3 hari pada suhu 35C atau beberapa minggu pada suhu rendah.Lalat dewasa keluar dari pupa, kalau perlu menembus keluar dari tanah, kemudian jalan-jalan sampai sayap-sayapnya berkembang, mengering dan mengeras. Ini terjadi dalam waktu 1 jam pada suhu panas sampai 15 jam untuk ia bisa terbang. Lalat dewasa bisa kawin setiap saat setelah ia bisa terbang dan bertelur dalam waktu 4-20 hari setelah keluar dari pupa. Jangka waktu minimum untuk satu siklus hidup lengkap 8 hari pada kondisi yang menguntungkan.Lalat dewasa hidup 2-4 minggu pada musim panas dan lebih lama pada musim dingin, mereka paling aktif pada suhu 32,5C dan akan mati pada suhu 45C. Mereka melampaui musim dingin (over wintering) sebagai lalat dewasa, dan berkembang biak di tempat-tempat yang relatif terlindung seperti kandang ternak dan gudang-gudang (Santi, 2001).

Lalat kecil (Fannia canicularis)Lalat rumah kecil ini menyerupai lalat rumah biasa, tetapi ukuran mereka jauh lebih kecil. Mereka membiak di kotoran manusia dan hewan dan juga dibagian- bagian tumbuhan yang membusuk, misalnya di tumpukan rumput yang membusuk.Lalat kandang (Stomaxys calaitrans)Mereka menyerupai lalat rumah biasa, tetapi mereka mempunyai kebiasaan untuk menggigit. Tempat pembiakan hanya di tumbuhan-tumbuhan yang membusuk. Siklus hidupnya 21-25 hari. Jenis lalat ini tidak penting untuk tranmisi penyakit manusia tetapi mereka bisa memindahkan penyakit-penyakit pada binatang.

Lalat hijau (Lucilia sertica)Jenis-jenis ini meletakkan telur-telur mereka pada daging. Jenis-jenis lalat ini lebih jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran daripada lalat rumah biasa, karena itu mereka dianggap tidak terlalu penting sebagai vektor penyakit manusia.

Lalat daging (Sarcophaga)Jenis-jenis lalat ini termasuk dalam genus Sarcophaga, artinya pemakan daging. Ukuran mereka besar dan terdapat bintik meraka pada ujung badan mereka.

Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini hidup dalam daging, tetapi pembiakan bisa juga terjadi dalam kotoran binatang. Beberapa jenis tidak bertelur tetapi mengeluarkan larva. Mereka jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran dan karena itu mereka tidak penting sebagai vektor mekanis penyakit manusia. Tetapi mereka bisa menyebabkan myasis pada manusia.POLA HIDUP LALAT

Lalat memiliki pola hidup yang dapat dipelajari. Mempelajari pola hidup lalat sangat penting untuk menghindari penyabaran lalat yang tidak terkendali yang dapat disebabkan oleh lalat. Lalat dapat menyerbarkan berbagai jenis penyakit yang sangat merugikan bagi manusia.Adapun pola hidup lalat adalah sebagai berikut (Depkes RI, 1992):Tempat PerindukanTempat yang disenangi lalat adalah tempat basah, benda-benda organik, tinja, sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk. Kotoran yang menumpuk secara kumulatif sangat disenangi oleh larva lalat, sedangkan yang tercecer yang dipakai sebagai tempat berkembang biak lalat.Jarak TerbangJarak terbang lalat sangat tergantung pada adanya makanan yang tersedia. Jarak terbang efektif adalah 450-900 meter. Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat akan terbang mencapai 1 km.Kebiasaan MakanLalat dewasa sangat aktif sepanjang hari, dari makanan yang satu ke makanan yang lain. Lalat sangat tertarik pada makanan yang dimakan oleh manusia sehari-hari, seperti gula, susu dan makanan lainnya, kotoran manusia serta darah. Sehubungan dengan bentuk mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cair atau makan yang basah, sedangkan makanan yang kering dibasahi oleh ludahnya terlebih dahulu lalu dihisap.Tempat IstirahatPada siang hari bila lalat tidak makan, mereka akan beristirahat pada lantai, dinding, langit-langit, jemuran pakaian, rumput-rumput, kawat listrik, serta lalat menyukai tempat-tempat tepi yang tajam dan permukaannya vertikal. Biasanya tempat istirahatnya terletak berdekatan dengan tempat makanannya atau tempat berbiaknya dan biasanya terlindung dari angin. Tempat istirahat tersebut biasanya tidak lebih dari 4,5 meter dari atas permukaan tanah.Lama HidupLama kehidupan lalat sangat tergantung pada makanan, air dan temperature. Pada musim panas berkisar antara 2-4 minggu, sedangkan pada musim dingin bisa mencapai 70 hari.TemperaturLalat mulai terbang pada temperatur 15C dan aktivitas optimumnya pada temperatur 21C. Pada temperatur dibawah 7,5C tidak aktif dan di atas 45C terjadi kematian pada lalat.KelembabanKelembaban erat hubungannya dengan temperatur setempat. Dimana kelembaban ini berbanding terbalik dengan temperatur. Jumlah lalat pada musim hujan lebih banyak daripada musim panas. Lalat sangat sensitif terhadap angin kencang, sehingga kurang aktif untuk keluar mencari makan pada waktu kecepatan angin yang tinggi.CahayaLalat merupakan serangga yang bersifat fototropik (menyukai cahaya). Pada malam hari tidak aktif, namun bisa aktif dengan sinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan kelembaban.

SIKLUS HIDUP LALATUntuk mengatasi perkembangan lalat, maka kit perlu mengetahui siklus hidup lalat. Siklus hidup lalat mengalami metamorfosis sempurna, dengan stadium telur, larva atau tempayak, pupa atau kepompong dan lalat dewasa. Perkembangan lalat memerlukan waktu antara 7-22 hari, tergantung dari suhu dan makanan yang tersedia. Lalat betina telah dapat menghasilkan telur pada usia 4-8 hari, dengan jumlah telur sebanyak 75-150 butir dalam sekali bertelur. Semasa hidupnya seekor lalat bertelur 5-6 kali.Berikut masing-masing stadium dalam perkembangannya lalat (Wijayantono, 1992):Stadium Pertama (Stadium Telur)Stadium ini berlangsung selama 12-24 jam. Bentuk telur lalat adalah oval panjang dan berwarna putih, besar telur 0,8-2 mm. Telur dapat dihasilkan oleh lalat betina sebanyak 150-200 butir. Lamanya stadium ini dapat dipengaruhi oleh faktor panas dan kelembaban, tempat bertelur dimana semakin panas semakin cepat menetas dan berlaku sebaliknya. Telur diletakkan pada bahan-bahan organik yang lembab seperti sampah, kotoran binatang, kotoran manusia atau bahan-bahan lain yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang membusuk.Stadium Kedua (Stadium Larva atau Tempayak)Stadium ini terdiri dari 3 tingkatan yaitu:1. Tingkat I --- Telur yang baru menetas disebut instar I, berukuran panjang 2 mm, berwarna putih, tidak bermata dan berkaki, sangat aktif dan ganas terhadap makanan, setelah 1-4 hari melepas kulit dan keluar menjadi instar II.2. Tingkat II --- Ukuran besarnya dua kali dari instar I, setelah beberapa hari maka kulit akan mengelupas dan keluar instar III dan banyak bergerak.3. Tingkat III --- Larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini memerlukan waktu 3-9 hari, larva tidak banyak bergerak, larva berpindah ke tempat yang kering dan sejuk untuk berubah menjadi kepompong.Stadium Ketiga (Stadium Pupa atau Kepompong)Pada stadium ini jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa, stadium ini berlangsung 3-9 hari atau tergantung suhu setempat yang disenangi lebih kurang 35C. Pupa ini berwarna coklat hitam dan berbentuk lonjong. Pada stadium ini tubuh larva telah menjadi dewasa, kurang bergerak (tak bergerak sama sekali). Setelah stadium ini selesai maka melalui celah lingkaran pada bagian anterior akan keluar lalat muda.Stadium Keempat (Stadium Lalat Dewasa)Stadium ini adalah stadium terakhir yang sudah berwujud serangga yaitu lalat. Untuk menjadi lalat dewasa yang matang dan siap untuk melakukan perkawinan memerlukan waktu kurang lebih dari 15 jam. Umur lalat dewasa dapat mencapai 2-4 minggu. Perlu kita ketahui faktor suhu setempat, kelembaban udara dan makanan yang tersedia berpengaruh terhadap pertumbuhan lalat baik dari telur hingga menjadi lalat dewasa.