laboratorium imunologi
DESCRIPTION
nTRANSCRIPT
LABORATORIUM IMUNOLOGI
Imunologi adalah spesialisasi medis yang berkaitan dengan kekebalan dan semua
aspek dari kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh
patogen (organisme penyebab penyakit, yang biasanya adalah mikro-organisme). Imunologi
mencakup studi tentang semua aspek dari sistem kekebalan tubuh dalam semua organisme.
Ini berkaitan dengan, antara lain, fungsi fisiologis dari sistem kekebalan tubuh dalam keadaan
kesehatan dan penyakit, malfungsi sistem kekebalan tubuh pada gangguan imunologi
(penyakit autoimun, hypersensitivities, defisiensi imun, penolakan transplantasi), kimia, fisik
dan fisiologis karakteristik komponen dari sistem kekebalan tubuh secara in vitro, in situ, dan
in vivo.
Pemeriksaan imunologi bersifat klinis dan dilakukan dalam laboratorium imunologi.
Di dalam laboratorium ini dapat melakukan pemeriksaan seperti :
· Pengukuran kadar Insulin-like Growth Factor 1 (IGF-1)
· Pemeriksaan kadar kortisol
· Pengukuran kadar Prostate Spesific Antigen (PSA)
· Pemeriksaan Enzyme Linked Immunosorbant Assay (ELISA)
· Luminex (Multiplex Flow Cytometry Assay)
· FACS CALIBUR (Flowcytometry)
· Pengembangan Vaksin Dengue (Teknologi Sub Unit Protein Rekombinan)
· Pengukuran kadar testosteron
· Pemeriksaan Widal
· Pemeriksaan CRP (C-reactive protein)
· Pemeriksaan hsCRP
· Rheumatoid Arthritic Factor (RAF)
· Pemeriksaan AFP (Alpha fetoprotein)
· Pemeriksaan Carcinoembryonic antigen (CEA)
· Pengukuran kadar Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
· Pengukuran Neuron Specific Enolase (NSE)
· Pengukuran Thyroid stimulating hormone (TSH)
· Pemeriksaan kadar prolaktin
· Pemeriksaan serum progesteron
Adapun peralatan pada laboratorium imunologi adalah sebagai berikut :
1. Peralatan Diagnostika
2. Peralatan Mikrobiologi
3. Pereaksi Serologi
4. Perlengkapan dan Pereaksi Laboratorium Imunologi
5. Sistem Tes Imunologikal
6. Sistem Tes Imunologikal Antigen Tumor
Macam :
1. Uji respon imunologik non spesifik
2. Uji respon imunologik spesifik
3. Deteksi antigen
Uji respon imunologik non spesifik
Seluler
• Kuantitatif pe atau pe jumlah leukosit, monositosis,
eosinofilia
• Kualitatif uji hambatan migrasi leukosit, uji gangguan
fagositosis, uji fungsi membunuh mikroba
Humoral
• Kadar CRP me > 100 x pd infeksi atau kerusakan
jaringan
• Kadar komplemen C3, C4, faktor B, properdin
Uji respon imunologik spesifik
Seluler
1. Kualitatif uji transformasi limfosit (dg PHA & con A)
uji sitotoksisitas
uji produksi limfokin
2. Kuantitatif tes rosette
Humoral
Elektrpforesis protein
Imuno elektroforesis
UJI INTERAKSI ANTIGEN ANTIBODI
1. Reaksi presipitasi
- utk antibodi/antigen terlarut terbentuk presipitat
- jml antigen & antibodi hrs seimbang
2. Reaksi aglutinasi
- utk antibodi/antigen btk partikel terbentuk aglutinasi
- jml antigen & antibodi hrs seimbang
- m/ : Widal, gol darah, tes kehamilan
3. Interaksi antigen antibodi tingkat molekuler
RIA (radio immunoassay)
ELISA ( enzyme linked immunosorbent assay)
Uji Respon Imun Non-Spesifik
Uji respons imun non-spesifik menggambarkan respons tubuh terhadap zat asingsecara non-
spesifik. Pada umunya fagosit yang terdiri atas makrofag/monosit dan sel-
sel polimorfonuklear (PMN) memegang peranan penting sebagai sel efektor dalam respons
imunnon-spesifik. Ciri imunitas non-spesifik adalah sel-sel efektor mempunyai keterbatasan
dalammembedakan satu mikroba dengan mikroba lain dan sifatnya stereotip, yaitu
fungsinyaterhadap berbagai jenis mikroorganisme selalu sama.Gangguan respon simun non-
spesifik dapat digolongkan dalam: 1) gangguankuantitatif yang ditandai dengan jumlah sel
PMN di bawah jumlah normal; 2) gangguankualitatif pada sel PMN yang ditandai dengan
gangguan berbagai fungsi efektor. Berdasarkanhal itu, maka test laboratoriumuntuk menguji
respons imun non-spesifik digolongkan dalam:1.
Uji Kuantitatif Menghitung jumlah dan menghitung jenis leukosit dalam darah
tepi.Makrofag/monosit dalam sirkulasi dapat ditentukan dengan menggunakan pewarnaan
NSEdan dilihat di bawah mikroskop atau menggunakan antibodi monoklonal terhadap CD14
yang berlabel fluorokrom dan kemudian jumlah sel yang berwarna fluorokrom diukur
denganteknik flowsitometri.2.
Uji Kualitatif
Uji Fungsi LeukositIndikasi untuk melakukan uji fungsi leukosit adalah untuk mengevaluasi danmemantau
pasien yang diduga menderita defisiensi imunologik seluler ataumenunjukkan gejala infeksi
yang tidak lazim.a.
Pengukuran kemampuan fagositosis dan metabolisme oksidatif Prinsip : mengukur jumlah
partikel yang difagositosis oleh neutrofil setelahinkubasi selama waktu tertentu. Pengukuran
partikel yang difagositosis dapat
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya menghitung proporsi neutrofil yangmengandung
partikeldi bawah mikroskop, atau dengan menggunakanflowsitometri. b.
Kemampuan sintesis dan sekresi sitokinPrinsip : leukosit normal mampu memproduksi
berbagai sitokin atau monokinapabila dirangsang secara tepat, sehingga pengukuran kadar
sitokin dalam serumatau sitokin intraseluler dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi
leukosit.Beberapa jenis sitokin yang diproduksi oleh PMN adalah IL-1, IL-6, GM-CSF,dan TNF.Contoh
uji : bioassay, metode ELISA atau RIA
Uji Respon Imun Spesifik
Uji respon imun spesifik dilakukan apabila ada indikasi defisiensi atau disfungsilimfosit ynag
merupakan latar belakang kelainan imunopatologik.
Uji Respon Seluler
1. Uji Kuantitatif Mengukur jumlah limfosit termasuk subsetnya.2. Uji Kualitatif Uji kualitatif
mengevaluasi fungsi limfosit T maupun B
Uji Proliferasi limfositMengukur fraksi fase-S dari siklus sel setelah distimulasi. Fraksi Fase-
Smerupakan ukuran banyaknya sel yang mensintesis DNA. Kemampuan sel untuk mensintesis DNA
setelah distimulasi merupakan ukuran untuk fungsi sel tersebut.
Uji kemampuan produksi sitokinMetode ELISA dan teknik PCR untuk mengukur kadar
mRNA sitokin yangdihasilkan oleh kultur limfosit . akhir-akhir ini diperkenalkan metode
yang dapatmengukur produksi sitokin oleh sel individual secara kuantitatif melalui
teknik pewarnaan sitokin intraseluler yang kemudian diidentifikasi dan dianalisis
denganteknik flowsitometri.
AntibodimonoklonalPetanda permukaanDiukur denganteknik flowsitometri
Uji fungsi sitotoksisitasUji fungsi sitotoksisitaspada umumnya dilakukan dengan
Cr-release assay,
yangmengukur fungsi CTL dan NK melalui lisis target yang dilabel radioisotope. Namun,saat
ini telah dikembangkan metode yang leboih sederhana dan tidak memerlukan zatradioaktif.
Salah satu diantaranya adalah mengukur granzyme dan atau perforinintraseluler dengan
flowsitometri LDH
release assay
atau mengukur granzyme yangdilepaskan oleh sel T-sitotoksik dengan cara
Granzyme B Elispot assay.
Prinsip dari test ini adalah menginkubasikan sel efektor spesifik antigendengan sel sasaran
yang telah diinkubasi dengan antigen spesifik (target) yang akanmerangsang sel efektor untuk
menjadi aktif dan mensekresikan granzyme atau IFN-
Uji Respon Humoral
Produk utama limfosit B adalah imunoglobulin sehingga kadar imunoglobulin
setelahstimulasi merupakan penanda atau parameter imunokompetensi limfosit
B.Imunodefisiensi primer yang paling sering terjadi adalah defisiensi produksi antibodi,yang
bervariasi mulai dari tidak ada sel B dan atau imunoglobulin serum sama sekali.
‡
Pengukuran kadar imunoglobulinRespon imun humoral umunya diuji dengan menilai fungsi
produksiimunoglobulin yang menggambarkan kemampuan fungsional limfosit B.
Kemampuan produksi imunoglobulin dapat diukur dengan menggunakan titer
isohemaglutininyang merupakan
natural antibody
atau menentukan titer antibodi lain yang umunyaterdapat pada hampir setiap orang, misalnya
anti-streptolisin O. Gangguan responimun humoral juga dapat diuji in vivo dengan mengukur
kadar antibodi dalam darahsetelah dirangsang dengan antigen tertentu, misalnya dengan
menggunakan vaksin