laboratorium imunologi

12
LABORATORIUM IMUNOLOGI Imunologi adalah spesialisasi medis yang berkaitan dengan kekebalan dan semua aspek dari kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh patogen (organisme penyebab penyakit, yang biasanya adalah mikro- organisme). Imunologi mencakup studi tentang semua aspek dari sistem kekebalan tubuh dalam semua organisme. Ini berkaitan dengan, antara lain, fungsi fisiologis dari sistem kekebalan tubuh dalam keadaan kesehatan dan penyakit, malfungsi sistem kekebalan tubuh pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hypersensitivities, defisiensi imun, penolakan transplantasi), kimia, fisik dan fisiologis karakteristik komponen dari sistem kekebalan tubuh secara in vitro, in situ, dan in vivo. Pemeriksaan imunologi bersifat klinis dan dilakukan dalam laboratorium imunologi. Di dalam laboratorium ini dapat melakukan pemeriksaan seperti : · Pengukuran kadar Insulin-like Growth Factor 1 (IGF-1) · Pemeriksaan kadar kortisol · Pengukuran kadar Prostate Spesific Antigen (PSA)

Upload: hanifahdwinuramaliah

Post on 04-Dec-2015

257 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Page 1: LABORATORIUM IMUNOLOGI

LABORATORIUM IMUNOLOGI

Imunologi adalah spesialisasi medis yang berkaitan dengan kekebalan dan semua

aspek dari kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh

patogen (organisme penyebab penyakit, yang biasanya adalah mikro-organisme). Imunologi

mencakup studi tentang semua aspek dari sistem kekebalan tubuh dalam semua organisme.

Ini berkaitan dengan, antara lain, fungsi fisiologis dari sistem kekebalan tubuh dalam keadaan

kesehatan dan penyakit, malfungsi sistem kekebalan tubuh pada gangguan imunologi

(penyakit autoimun, hypersensitivities, defisiensi imun, penolakan transplantasi), kimia, fisik

dan fisiologis karakteristik komponen dari sistem kekebalan tubuh secara in vitro, in situ, dan

in vivo.

Pemeriksaan imunologi bersifat klinis dan dilakukan dalam laboratorium imunologi.

Di dalam laboratorium ini dapat melakukan pemeriksaan seperti :

·                Pengukuran kadar Insulin-like Growth Factor 1 (IGF-1)

·                Pemeriksaan kadar kortisol

·                Pengukuran kadar Prostate Spesific Antigen (PSA)

·                Pemeriksaan Enzyme Linked Immunosorbant Assay (ELISA)

·                Luminex (Multiplex Flow Cytometry Assay)

·                FACS CALIBUR (Flowcytometry)

·                Pengembangan Vaksin Dengue (Teknologi Sub Unit Protein Rekombinan)

·                Pengukuran kadar testosteron

·                Pemeriksaan Widal

·                Pemeriksaan CRP (C-reactive protein)

·                Pemeriksaan hsCRP

·                Rheumatoid Arthritic Factor (RAF)

Page 2: LABORATORIUM IMUNOLOGI

·                Pemeriksaan AFP (Alpha fetoprotein)

·                Pemeriksaan Carcinoembryonic antigen (CEA)

·                Pengukuran kadar Human Chorionic Gonadotropin (HCG)

·                Pengukuran Neuron Specific Enolase (NSE)

·                Pengukuran Thyroid stimulating hormone (TSH)

·                Pemeriksaan kadar prolaktin

·                Pemeriksaan serum progesteron

Adapun peralatan pada laboratorium imunologi adalah sebagai berikut :

1.         Peralatan Diagnostika

2.         Peralatan Mikrobiologi

3.         Pereaksi Serologi

4.         Perlengkapan dan Pereaksi Laboratorium Imunologi

5.         Sistem Tes Imunologikal

6.              Sistem Tes Imunologikal Antigen Tumor

Macam :

1. Uji respon imunologik non spesifik

2. Uji respon imunologik spesifik

3. Deteksi antigen

Uji respon imunologik non spesifik

Seluler

• Kuantitatif pe atau pe jumlah leukosit, monositosis,

eosinofilia

Page 3: LABORATORIUM IMUNOLOGI

• Kualitatif uji hambatan migrasi leukosit, uji gangguan

fagositosis, uji fungsi membunuh mikroba

Humoral

• Kadar CRP me > 100 x pd infeksi atau kerusakan

jaringan

• Kadar komplemen C3, C4, faktor B, properdin

Uji respon imunologik spesifik

Seluler

1. Kualitatif uji transformasi limfosit (dg PHA & con A)

uji sitotoksisitas

uji produksi limfokin

2. Kuantitatif tes rosette

Humoral

Elektrpforesis protein

Imuno elektroforesis

UJI INTERAKSI ANTIGEN ANTIBODI

1. Reaksi presipitasi

- utk antibodi/antigen terlarut terbentuk presipitat

- jml antigen & antibodi hrs seimbang

2. Reaksi aglutinasi

- utk antibodi/antigen btk partikel terbentuk aglutinasi

- jml antigen & antibodi hrs seimbang

- m/ : Widal, gol darah, tes kehamilan

3. Interaksi antigen antibodi tingkat molekuler

RIA (radio immunoassay)

Page 4: LABORATORIUM IMUNOLOGI

ELISA ( enzyme linked immunosorbent assay)

 

Page 5: LABORATORIUM IMUNOLOGI

Uji Respon Imun Non-Spesifik 

Uji respons imun non-spesifik menggambarkan respons tubuh terhadap zat asingsecara non-

spesifik. Pada umunya fagosit yang terdiri atas makrofag/monosit dan sel-

sel polimorfonuklear (PMN) memegang peranan penting sebagai sel efektor dalam respons

imunnon-spesifik. Ciri imunitas non-spesifik adalah sel-sel efektor mempunyai keterbatasan

dalammembedakan satu mikroba dengan mikroba lain dan sifatnya stereotip, yaitu

fungsinyaterhadap berbagai jenis mikroorganisme selalu sama.Gangguan respon simun non-

spesifik dapat digolongkan dalam: 1) gangguankuantitatif yang ditandai dengan jumlah sel

PMN di bawah jumlah normal; 2) gangguankualitatif pada sel PMN yang ditandai dengan

gangguan berbagai fungsi efektor. Berdasarkanhal itu, maka test laboratoriumuntuk menguji

respons imun non-spesifik digolongkan dalam:1.

 

Uji Kuantitatif Menghitung jumlah dan menghitung jenis leukosit dalam darah

tepi.Makrofag/monosit dalam sirkulasi dapat ditentukan dengan menggunakan pewarnaan

Page 6: LABORATORIUM IMUNOLOGI

NSEdan dilihat di bawah mikroskop atau menggunakan antibodi monoklonal terhadap CD14

yang berlabel fluorokrom dan kemudian jumlah sel yang berwarna fluorokrom diukur

denganteknik flowsitometri.2.

 

Uji Kualitatif 

 

Uji Fungsi LeukositIndikasi untuk melakukan uji fungsi leukosit adalah untuk mengevaluasi danmemantau

pasien yang diduga menderita defisiensi imunologik seluler ataumenunjukkan gejala infeksi

yang tidak lazim.a.

 

Pengukuran kemampuan fagositosis dan metabolisme oksidatif Prinsip : mengukur jumlah

partikel yang difagositosis oleh neutrofil setelahinkubasi selama waktu tertentu. Pengukuran

partikel yang difagositosis dapat

 

dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya menghitung proporsi neutrofil yangmengandung

partikeldi bawah mikroskop, atau dengan menggunakanflowsitometri. b.

 

Kemampuan sintesis dan sekresi sitokinPrinsip : leukosit normal mampu memproduksi

berbagai sitokin atau monokinapabila dirangsang secara tepat, sehingga pengukuran kadar

sitokin dalam serumatau sitokin intraseluler dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi

leukosit.Beberapa jenis sitokin yang diproduksi oleh PMN adalah IL-1, IL-6, GM-CSF,dan TNF.Contoh

uji : bioassay, metode ELISA atau RIA

Uji Respon Imun Spesifik 

Page 7: LABORATORIUM IMUNOLOGI

Uji respon imun spesifik dilakukan apabila ada indikasi defisiensi atau disfungsilimfosit ynag

merupakan latar belakang kelainan imunopatologik.

Uji Respon Seluler

1. Uji Kuantitatif Mengukur jumlah limfosit termasuk subsetnya.2. Uji Kualitatif Uji kualitatif

mengevaluasi fungsi limfosit T maupun B

 

Uji Proliferasi limfositMengukur fraksi fase-S dari siklus sel setelah distimulasi. Fraksi Fase-

Smerupakan ukuran banyaknya sel yang mensintesis DNA. Kemampuan sel untuk mensintesis DNA

setelah distimulasi merupakan ukuran untuk fungsi sel tersebut.

 

Uji kemampuan produksi sitokinMetode ELISA dan teknik PCR untuk mengukur kadar

mRNA sitokin yangdihasilkan oleh kultur limfosit . akhir-akhir ini diperkenalkan metode

yang dapatmengukur produksi sitokin oleh sel individual secara kuantitatif melalui

teknik  pewarnaan sitokin intraseluler yang kemudian diidentifikasi dan dianalisis

denganteknik flowsitometri.

AntibodimonoklonalPetanda permukaanDiukur denganteknik flowsitometri

 

 

Page 8: LABORATORIUM IMUNOLOGI

Uji fungsi sitotoksisitasUji fungsi sitotoksisitaspada umumnya dilakukan dengan

Cr-release assay,

yangmengukur fungsi CTL dan NK melalui lisis target yang dilabel radioisotope. Namun,saat

ini telah dikembangkan metode yang leboih sederhana dan tidak memerlukan zatradioaktif.

Salah satu diantaranya adalah mengukur granzyme dan atau perforinintraseluler dengan

flowsitometri LDH

release assay

atau mengukur granzyme yangdilepaskan oleh sel T-sitotoksik dengan cara

Granzyme B Elispot assay.

 Prinsip dari test ini adalah menginkubasikan sel efektor spesifik antigendengan sel sasaran

yang telah diinkubasi dengan antigen spesifik (target) yang akanmerangsang sel efektor untuk

menjadi aktif dan mensekresikan granzyme atau IFN-

Uji Respon Humoral

Produk utama limfosit B adalah imunoglobulin sehingga kadar imunoglobulin

setelahstimulasi merupakan penanda atau parameter imunokompetensi limfosit

B.Imunodefisiensi primer yang paling sering terjadi adalah defisiensi produksi antibodi,yang

bervariasi mulai dari tidak ada sel B dan atau imunoglobulin serum sama sekali.

Pengukuran kadar imunoglobulinRespon imun humoral umunya diuji dengan menilai fungsi

produksiimunoglobulin yang menggambarkan kemampuan fungsional limfosit B.

Kemampuan produksi imunoglobulin dapat diukur dengan menggunakan titer

isohemaglutininyang merupakan

natural antibody

atau menentukan titer antibodi lain yang umunyaterdapat pada hampir setiap orang, misalnya

anti-streptolisin O. Gangguan responimun humoral juga dapat diuji in vivo dengan mengukur

Page 9: LABORATORIUM IMUNOLOGI

kadar antibodi dalam darahsetelah dirangsang dengan antigen tertentu, misalnya dengan

menggunakan vaksin