kumpulan hasil pleno modul 1

42
BAB II PEMBAHASAN Perilaku merupakan factor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Blum: 1974). Oleh sebab itu, dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan gigi masyarakat, intervensi atau upaya yang ditujukan kepada factor perilaku ini sangat strategis. 2.1. Teori Perubahan Perilaku Kesehatan 1. Teori Stimulus Organisme (SOR) Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya, kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas kepemimpinan, dengan gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok, atau masyarakat. Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari : a. Stimulus (rangsang) yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti di sini. Tetapi

Upload: muthae

Post on 03-Aug-2015

117 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

BAB II

PEMBAHASAN

Perilaku merupakan factor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi

kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Blum: 1974). Oleh sebab itu, dalam rangka

membina dan meningkatkan kesehatan gigi masyarakat, intervensi atau upaya yang ditujukan

kepada factor perilaku ini sangat strategis.

2.1. Teori Perubahan Perilaku Kesehatan

1. Teori Stimulus Organisme (SOR)

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku

tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya,

kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas kepemimpinan, dengan gaya

berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok, atau

masyarakat.

Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah

sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar

pada individu yang terdiri dari :

a. Stimulus (rangsang) yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila

stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif dalam

mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti di sini. Tetapi bila stimulus diterima oleh

organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

b. Apabila stimulus telah mendapatkan perhatian dai organisme (diterima) maka ia mengerti

stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk

bertindak demi stimulus yang telah diterimanya. (bersikap).

d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut

mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus

(rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat

Page 2: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan

organisme. Dalam meyakinkan organisme faktor reinforcement memegang peranan penting.

2. Teori Fungsi

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu tergantung pada

kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku

seseorang adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.

Menurut Katz (1960) perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan.

Katz berasumsi bahwa :

a. Perilaku memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan memberikan pelayanan

terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif terhadap objek demi

pemenuhan kebutuhannya. Sebaliknya bila objek tidak dapat memenuhi kebutuhannya maka

ia akan berperilaku negatif.

b. Perilaku berfungsi sebagai “defence mechanism” atau sebagai pertahanan diri dalam

menghadapi lingkungannya. Artinya, dengan perilakunya, dengan tindakan-tindakannya,

manusia dapat melindungi ancaman-ancaman yang datang dari luar.

c. Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan pemberi arti. Dalam perannya dengan

tindakan itu seseorang senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dengan

tindakan sehari—hari tersebut seseorang melakukan keputusan-keputusan sehubungan

dengan objek atau stimulus yang dihadapi.

d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab suatu situasi.

Nilai ekspresif ini berasal dari konsep diri seseorang dan merupakan pencerminan dari hati

sanubari. Oleh sebab itu, perilaku dapat merupakan pencerminan dari hati sanubari. Oleh

sebab itu, perilaku dapat merupakan layar di mana segala ungkapan diri orang dapat dilihat.

3. Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)

Health belief model didasarkan atas 3 faktor esensial :

a. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau

memperkecil risiko kesehatan.

b. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.

c. Perilaku itu sendiri.

Page 3: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

Ketiga faktor di atas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan

kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana dan petugas

kesehatan. Health Belief Model menurut Becker (1979) ditentukan oleh :

Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan

Menganggap serius masalah

Yakin terhadap efektivitas pengobatan

Tidak mahal

Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan.

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan

Menurut Lawrence Green (1980) kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh

dua hal pokok yaitu factor perilaku dan di luar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri

dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :

Factor pembawa (predisposing factor) didalamnya termasuk pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan lain sebagainya.

Factor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam lingkungan fisik, sumber daya,

tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan.

Factor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud di dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan maupun petugas lain, teman, tokoh yang semuanya bisa menjadi kelompok

referensi dari perilaku masyarakat.

Faktor personal perilaku manusia :

1. Faktor biologis

DNA seseorang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari

kedua orang tuanya. Warisan biologis yang berupa DNA sedemikian pentingnya. Karena

menurut hasil pengamalan empiris bahwa DNA tidak hanya membawa warisan fisiologis

dari para generasi sebelumnya, tetapi juga membawa warisan perilaku dan kegiatan

manusia termasuk agama, kebudayaan, dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa

perilaku atau kegiatan manusia dalam masyarakatnya merupakan warisan struktur

biologis dari orang tuanya atau yang menurunkannya. Fenomena ini dapat dijelaskan

Page 4: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

factor biologis yang merupakan struktur DNA tertentu akan mendarong perilaku manusia

antara lain kebutuhan fisiologis yakni,makan,minum, dan seks.

2. Faktor sosio psikolosis

Faktor psikologis ini adalah factor internal yang sangat besar pengaruhnya

terhadap terjadinya perilaku. Secara lebih rinci factor-faktor psikologis adalah sebagai

berikut :

a. Sikap

Sikap merupakan konsep yang sangat penting dalam komponen sosio-

psikologis, karena merupakan kecenderungan bertindak dan berpersepsi. Sikap

merupakan kesiapan tatanan saraf (neural setting) sebelum memberikan respon

konkret (Allport,1924). Beberapa karakteristik sikap :

- Sikap merupakan kecenderungan berpikir, berpersepsi, dan bertindak.

- Sikap mempunyai daya pendorong (motivasi)

- Sikap relative lebih menetap, dibanding emosi dan pikiran

- Sikap menandung aspek penilaian atau evaluasi terhadap objek,yang mempunyai

3 komponen,yakni komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.

b. Emosi

Emosi disini berbeda dengan aspek emosional dalam komponen afektif

tersebut diatas menunjukkan keguncangaan organisme yang disertai oleh gejala-

gejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiologis yang lain. Emosi yang kuat

disertai rangsangan fisiologis yang kuat pula : detak jantung, tekanan darah

pernafasan cepat,produksi adrenalin meningkat, dan sebagainya. Dalam perilaku

manusia, emosi mempunyai beberapa keuntungan dalam pengendalian perilaku,

antara lain :

- Sebagai pembangkit energy ( energizer )

- Pembawa informasi ( messeger )

- Sumber informasi tentang keberhasilan

c. Kepercayaan

Kepercayaan adalah komponen kognitif dari factor sosio-psikologis.

Kepercayaan disini tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang gaib , tetapi hanyalah

Page 5: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kepercayaan sering dapat bersifat

rasional atau irrasional.

2.3. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku

Menurut WHO, perubahan perilaku itu dikelompokkan menjadi tiga:

1. Perubahan Alamiah (Natural Change)

Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena

kejadiaan ilmiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadisuatu perubahan lingkungan fisik

social budaya dan ekonomi, maka anggota-anggota masyarakat di dalamnya juga akan

mengalami perubahan. Misalnya, Bu Ani apabila sakit kepala (pusing)membuat ramuan

daun-daunan yang ada di kebunnya. Tetapi karena perubahan kebutuhan hidup, maka daun-

daunan untuk obat tersebut diganti dengan tanaman-tanaman untuk bahan makanan. Maka

ketika ia sakit dengan tidak berpikir panjang lebar lagi Bu Ani berganti minum jamu buatan

pabrik yang dapat dibeli di warung.

2. Perubahan Terencana (Planned Change)

Perubahan perilaku ini terjadai karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.

Misalnya, Pak Anwar adalah perokok berat. Karena pada suatu saat ia terserang batuk yang

sangat mengganggu, maka ia memutuskan untuk mengurangi rokok sedikit demi sedikit,

dan akhirnya ia berhenti merokok sama sekali.

3. Kesediaan untuk Berubah (Readdiness to Changhe)

Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam

masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima

ioivasi atau perubahan tersebut (barubah perilakunya), dan sebagian orang lagi sangat

lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini di sebabkan setiap orang

mempunyai kesediaan untuk berubah (readiness to change) yang berbeda-beda. Setiap orang

di dalam suatu masyarakat mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda

meskipun kondisinya sama.

Page 6: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

2.4. Strategi Perubahan Perilaku

a. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini, perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau masyarakat

sehingga ia mau melekukan seperti yang diharapkan. Cara ini dapat ditempuh

misalnya dengan adanya peraturan perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh

masyarakat.

b. Pemberian Informasi

Dengan memberikan informasi tentang cara mencapai hidup sehat, cara

pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan sebagainya akan

meningkatkan pengetahuan masayarakat tentang hal tersebut. Selanjutnya, dengan

pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran mereka, dan akhirnya

menyebabkan orang berperilaku sesuia dengan pengetahuan yang dimilikinya.

c. Diskusi Partisipasi

Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua yang dalam memberikan

informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja, tetapi dua arah. Hal ini, berarti

bahwa masyarakat tidak hanya pasif menerima informasi tetapi juga aktif

berpartisipasi melalui diskusi tentang informasi yang diterima

2.5. Cara Menilai adanya Perubahan Perilaku

Adanya suatu perubahan perilaku menunjukkan adanya keberhasilan dari suatu proses

pendidikan kesehatan yang dapat diukur melalui beberapa indicator, yaitu:

a. Knowledge

Pengetahuan peserta didik atau masyarakat terhadap materi yang diberikan.

Pengetahuan adalah hal apa yang diketahui oleh orang atau responden terkait dengan

sehat dan sakit atau kesehatan, misalnya tentang penyakit (penyebab, cara penularan, cara

pencegahan) gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, keluarga

berencana dan sebagainya. Pengetahuan tentang kesehatan dapat diukur berdasarkan jenis

penelitiannya:

a. Penelitian kuantitatif

Page 7: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

Pada umumnya akan mencari jawaban atas fenomena, yang menyangkut

berapa banyak, berapa sering, berapa sering, berapa lama, dan sebagainya, sehingga

menggunakan metode dan wawancara angket (self administered):

Wawancara tertutup atau terbuka, dengan menggunakan instrument(alat

pengukur/pengumpul data) kuesioner.

Angke tertutup atau terbuka. Seperti halnya wawancara, angket juga dalam bentuk

tertutup atau terbuka. Metode pengukuran seperti angket ini sering disebut “self

administered” atau metode mengisi sendiri.

b. Penelitian kualitatif

Pada umumnya bertujuan untuk menjawab bagaimana suatu fenomen itu terjadi

atau mengapa sering terjadi. Metode-metode pengukuran pengetahuan dalam metode

kualitatif antara lain:

Wawancara mendalam; mengukur variable pengetahuan dengan menggunakan

metode wawancara mendalam, adalah peneliti mengajukan suatu pertanyaan

sebagai pembuka, yang akhirnya memancing jawaban sebanyak-banyaknya dari

responden.

Diskusi kelompok terfokus (DKT) ; dalam menggali informasi dari beberapa

orang responden sekaligus dalam kelompok.

b. Attitude

sikap atau tanggapan masyarakat terhadap materi yang diberikan. Sikap adalah

bagaimana pendapat atau penilaian orang atau responden terhadap hal yang terkait

dengan kesehatan, sehat-sakit dan factor yang terkait factor risiko kesehatan. Misalnya

bagaimana pendapat atau penilaian responden terhadap penyakit karies, tentang

lingkungan dan seterusnya.

Pengukuran sikap juga dapat dilakukan berdasrkan jenis atau metode penelitian

yang digunakan antara lain:

a. Kuantitatif

Pengukuran sikap juga dapat dilakukan berdasrakan jenis atau metode

penelitian yang digunakan, yakni:

Page 8: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

Wawancara; metode wawancara untuk pengukuran sikap sama dengan wawancara

untuk mengukur pengetahuan. Bedanya hanya pada substansi pertanyaannya saja.

Angket ; demikian juga pengukuran sikap menggunakan metode angket, juga

menggali pendapat atau penilaian responden terhadap objek kesehatan, melalui

pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban tertulis.

b. Kualitatif

Pengukuran sikap dalam metode kualitatif, substansi pertanyaannya juga

sama dengan pertanyaan-pertanyaan pada penelitian sikap pada penelitian kuantitatif

seperti tersebut di atas.

Wawancara mendalam; seperti pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian kuantitati

untuk sikap, tetapi pertanyaan bersifat menggali pendapat atau penilaian

responden terhadap objek

Diskusi kelonmpok terfokus (DKT) ; seperti pertanyaan-pertanyaan dalam

penelitian kuantitati untuk sikap, tetapi pertanyaan bersifat menggali pendapat

atau penilaian responden terhadap objek.

c. Practice

Praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan

materi yang diberikan. Praktek adalah hal apa yang dilakukan oleh responden terhadap

terkait dengan kesehatan (pencegahan penyakit), cara peningkatan kesehatan, cara

memperoleh pengobatan yang tepat dan sebagainya.

Mengukur praktik / tindakan (perilaku terbuka), relative lebih mudah bila

dibandingkan dengan mengukur perilaku tertutup (pengetahuan dan sikap). Sebab

praktek/tindakan mudah diamati secara konkret dan langsung maupun melalui pihak

ketiga. Secara garis besar mengukur perilaku terbuka atau praktek dapt dilakukan

melalui dua metode, yakni:

a. Langsung

Mengukur perilaku terbuka secara langsung, berarti peneliti langsung

mengamati atau mengobservasi perilaku subjek yang diteliti.

Page 9: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

b. Tidak langsung

Pengukuran perilaku secara tidak langsung ini, berarti peneliti secara langsung

mengamati perilaku orang yang diteliti (responden).

Di atas telah diuraikan bahwa pendidikan kesehatan masyarakat baru dapat dikatakan

berhasil bila yang dididik sudah merubah tingkah lakunya. Sehubungan dengan hal tersebut,

Rogers mengemukakan bahwa setiap penerimaan suatu perubahan biasanya melalui proses yang

disebut proses penerimaan (adoption process) dalam menyebarluaskan pembaharuan (diffusion

of innovation), meliputi lima tahap / fase, yaitu fase kesadaran (awareness), perhatian (interest),

evaluasi (evaluation), coba – coba (trial) dan fase adopsi (adoption).

1.Fase kesadaran (awareness)

Dalam fase ini individu mulai mengetahui adanya suatu gagasan baru tetapi tidak

mendalam.

2.Fase perhatian (interest)

Dengan adanya gagasan baru tersebut individu mulai tertarik dan menaruh perhatian yang

pada mulanya tidak serius. Dengan adanya penerangan yang terus menerus, lalu timbul

keinginan untuk tahu lebih banyak tentang persoalan tersebut.

3.Fase evaluasi (evaluation)

Dalam fase ini individu mulai membandingkan dan mencari keterangan lebih lanjut

mengenai gagasan baru yang akan dicoba. Jika dinilai gagasan ini sesuai dengan tujuan,

dan menguntungannya maka ia akan mengadopsi gagasan tersebut dan memasuki fase

berikutnya.

4.Fase coba – coba (trial)

Dalam tahap ini individu mulai mencoba secara khusus gagasan tersebut. Fase ini adalah

fase yang paling kritis, karena pada fase ini akan ditentukan apakah gagasan baru tersebut

diterima atau tidak. Gagasan baru diterima kalau dalam fase ini individu mendapat

kepuasan.

5.Fase adopsi (adoption)

Dalam fase ini individu sepenuhnya menjalankan gagasan baru dan merasa puas. Tidak ada

lagi pemikiran atau pemilihan apakah gagasan tersebut baik atau buruk, karena telah

Page 10: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

merasakan hasilnya. Ia yakin bahwa gagasan baru tersebut memberi keuntungan yang

besar baginya dan akan menjalankan terus sebagai suatu bagain dari cara hidupnya.

2.6. Metode Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

Metode penyluhan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dapat digolongkan berdasarkan

teknik komunikasi,sasaran yang dicapai dan indra penerima dari sasaran promosi.

Berdasarkan jumlah sasaran

Pendekatan ada 3 macam yaitu

a. Penyuluhan individu atau perorangan

Penyuluhan secara individual dapat dilakukan secara :

Formal :

Dipuskesmas kita melakukan chair side talk pada waktu memberikan

pengobatan

Kunjungan kerumah pada waktu kita dipanggil untuk memberikan pengobatan

Penyuluhan individual secara formal biasanya dilakukan dengan metode wawancara.

Informal :

Penyuluhan dilakukan disela obrolan dengan bersifat tidak resmi, misalkan :

Kunjungan kerumah (anjang sana)

Obrolan diwarung kopi

Obrolan dikereta api

b. Penyuluhan kelompok

Yang dimaksud dengan penyuluhan kelompok adalah sekumpulan individu

yang mempunyai cirri cirri khusus , yaitu yang jumlah orangnya masih dapat

dihitung dan siapa orang yang berkelompok itu masih dapat di ketahui .

c. Penyuluhan massa

Adalah penyuluhan yang diberikan sekaligus kepada orang yang jmlahnya

tidak terhitung dan bias terdiri atas berbagai macam kelompok

Cara sederhana dalam penyuluhan kelompok :

o Memasang poster / tulisan di tempat ramai atau ditempat banyak orang

lewat

Page 11: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

o Melalui tontonan/ hiburan yang disenangi masyarakat setempat,seperti

wayang golek,layar tancap,ketoprak.

o Memasang pesan digerobak/kenderaan lain, lalu dibawa berkeliling desa

Berdasarkan Cara Penyampaian

a. Penyuluhan tatap muka

Yaitu kelompok sasaran yang disuruh berhadapan langsung dengan penyuluh

karna berhadapan langsung dengan kelompok sasaran , penyuluh mengetahui dan

kebutuhan permasalahan kelompok sasaran.

b. Penyuluhan non tatap muka

Pada penyuluhan ini,kelompok sasaran tidak secara langsung berhubungan

dengan penyuluh. Penyuluh berhubungan dengan kelompok sasaran dengan

menggunakan media cetak,seperti brosur,leaflet,ataupun media non cetak berupa

kaset , film dsb.

c. Penyuluhan campuran

Penyuluhan dilakukan dengan cara penggabungan antara penyuluhan tatap

muka dan non tatap muka. Jadi dalam menyampaikan pesan ,penyuluh selain tatap

muka secara langsung menggunakan media cetak dan non cetak sebagai pendukung.

Penyuluhan dengan cara ini lebih efektif dan efisien karna isi pesan dapat diterima

dengan jelas.

Berdasarkan Sifatnya

a. Penyuluhan dengan teknik persuasi atau ajakan

Adalah penyuluhan yang dilakukan dengan cara menunjukan manfaat suatu

program dan kerugiannya bila tidak mengikuti program tersebut,sehingga kelompok

sasaran menyadari akan manfaat dari suatu program dan termotifasi untuk

melaksanakannya.

b. Penyuluhan dengan teknik simulasi( rangsangan )

Adalah suatu teknik penyuluhan dengan cara penyuluh merangsang kelompok

sasaran dengan pemberian hadiah dukungan atau perlombaan sehingga kelompok

sasaran mau melaksanakan program yang ditawarkan .

Page 12: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

c. Penyuluhan dengan teknik riak air

Adalah teknik penyuluhan yang didalamnya pesan yang disampaikan

penyuluh menggunakan sasaran antara , sasaran antara akan menyebarkan pesan itu

kepada masyarakat luas

d. Penyuluhan dengan teknik tempat strategis

Adalah teknik penyuluhan dengan cara penyelenggaraan penyuluhan ditempat

tempat yang strategis dan banyak dikunjungi oleh kelompok sasaran .

e. Penyuluhan dengan teknik paksaan social

Adalah teknik penyuluhan dengan pemberian ancaman ringan kepada

kelompok sasaran jika tidak mau melaksanakan suatu program tanpa alas an yang

jelas.

2.7. Media Penyuluhan

WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2005). Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan program promosi kesehatan gigi dan mulut

salah satunya adalah alat bantu dan media media promosi kesehatan. Alat bantu pendidikan

adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau

pengajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan

meragakan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran.

Media dan alat peraga memegang peranan penting dalam kegiatan promosi kesehatan

dan juga kesehatan gigi dan mulut. Alat peraga dan media yang tepat akan membantu dalam

melakukan penyuluhan, agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan

masyarakat sasaran dapat menerima pesan orang tersebut dengan dengan jelas dan tetap pula.

Dengan alat peraga, orang dapat lebih mengerti fakta kesehatan yang dianggap rumit sehingga

mereka dapat menghargai betapa bernilainya kesehatan itu bagi kehidupan.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media dibagi menjadi

tiga yaitu :

a. Mediacetak

Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dan

berbentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

Page 13: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui

lembaran yang dlipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau

kombinasi

Flyer atau selebaran ialah seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.

Flipchart (Lembar balik) ialah media penyampaian pesan atau informasi-informasi

kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap

lembar (halaman) berisi gambaran peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai

informasi yang berhubungan dengan gambar tersebut.

Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan suatu

masalah kesehatan atau hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan.

Poster ialah bentuk media ceak berisi pesan-pesan atau informasi kesehatan yang

biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum atau di kendaraan

umum

Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

b. Media elektronik

Televisi. Penyampaian pesan atau informasi –informasi kesehatan melalui media

televisi dapat dalam bentuk : sandiwara, sinetron, forum diskusi atau hanya tanya

jawab seputar masalah kesehatan. Pidato atau ceramah, sport, quiz ,atau cerdas

cermat dan sebagainya.

Radio. Penyampaian informasi kesehatan melalui radio juga dapat berbentuk macam-

macam antara lain : obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, dan

sebagainya.

Video. Penyampaian informasi kesehatan juga dapat melalui video yang di dalamnya

berisi pesan-pesan kesehatan yang ingin disampaikan kepada masyarakat.

Slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

c. Media papan

Papan atau billboard yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai dan diisi pesan-

pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan di sini juga mencakup pesan-pesan

yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum.

Page 14: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

2.8. Pola Penyuluhan Kesehatan Gigi Masyarakat

Usia £ 1,5 tahun : tergantung sepenuhnya pada orang tua

Usia 1,5 – 3 tahun : mulai dapat diajak kerja sama

Usia 3 - 6 tahun : berpedoman pada proses belajar dan bermain dimana hal tersebut

sesuai dengan perkembangan jiwanya

Usia 8 – 10 tahun : anak sudah dapat membedakan tetapi belum dapat

menghubungkan masalah yang satu dengan yang lain

Usia 10 – 12 tahun : pengamatan anak cepat, pengertian, realities dan kritis. Misalnya

anak sudah mengetahui bahwa gigi susu akan tanggal dan diganti dengan gigi tetap. Jika

gigi tetap tanggal maka tidak dapat tumbuh lagi maka perlu dirawat.

Usia 12 – 14 tahun : anak memiliki emosi yang tinggi dan sering bersikap melawan. Pada saat ini

bila anak menderita sakit gigi tidak akan mau berobat bila dia tidak suka.

2.9. Cara Mengidentifikasi Perilaku Kesehatan Masyarakat

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau

objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,minuman,

serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:

a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintanance)

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga agar tidak

sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan

terdiri dari 3 aspek, yakni:

1) Perilaku pencegahan penyakit

2) Perilaku peningkatan kesehatan

3) Perlaku gizi dan makanan

b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atay

sering disebut perilaku pancarian pengobatan ( Health Seeking Behavior)

Adalah upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau

kecelakaan. Tindkan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri sampai mencari

pengobataan

Page 15: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

c. Perilaku Kesehatan Lingkuangan

Bilamana seseorang merespon lingkungan baik lingkungan fisik, maupun sosial budaya

dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatan sendiri,

keluarga, dan masyarakat.

Seorang ahli lain (Backer,1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini:

a. Perilaku hidup sehat

Adalah perilaku–perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk

mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain :

1. Makanan dengan menu seimbang

2. Olahraga teratur

3. Tidak merokok

4. Tidak minum-minuman keras

5. Istirahat yang cukup

6. Mengendalikan stress

7. Perilaku dan gaya hidup

b. Perilaku sakit

Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit,

pengetahuan tentang : penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit,dan sebagainya

c. Perilaku peran sakit

Dari segi sosialisasi ,orang sakit mempunyai peran yang mencakup hak-hak orang sakit dan

kewajiban sebagai orang sakit . Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit

sendiri maupun orang lain (terutama keluarga) yang selanjutnya perilaku peran orang sakit

Cara mengidentifikasi perilaku kesehatan masyarakat secara umum yaitu:

a. Identifikasi secara logis, identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan mengukur

mortalitas dan cacat yang timbul dari penyakit-penyakit yang ada dalam masyarakat.

b. Identifikasi pragmatis pada umumnya setiap orang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa

tidak aman yang dotimbulkan penyakit/kecelakaan. Dengan demikian ukuran pragmatis

suatu masalah gangguan kesehatan adalah gambaran upaya masyarakat untuk

Page 16: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

memperoleh pengobatan, misalnya jumlah orang yang datang berobat kesuatu fasilitas

kesehatan.

c. Identifikasi politis, dalam mengidentifikasi masalah kesehatan diukur atas dasar pendapat

orang-orang penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat)

Beberapa hambatan dalam komunikasi seperti penyuluhan yang sering dijumpai adalah:

a. Keterbatasan waktu

Keterbatasan waktu sering membuat orang tidak dapat menyampaikan pesan

secara lengkap dan terperinci dan disampaikan secara tergesa-gesa sehingga tidak

memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi.

b. Jarak psikologis

Hal ini biasanya disebabkan adanya perbedaan status social seseorang akan sulit

berkomunikasi dengan orang yang memiliki status kedudukan yang lebih tinggi karena

adanya perasaan minder atau kurang percaya diri dari pesuruh. Sikap ini membuat

kecenderungan tidak berani menatap ketika diajak berkomunikasi, atau sikap

mengiyakan terhadap apa yang disampaikan walaupun sebetulnya belum

memahaminya.

c. Adanya penilaian dini

Adanya sikap dari sebagian orang yang langsung menilai orang lain atau

menarik kesimpulan sebelum seluruh informasi didengar atau diterima dengan baik

d. Lingkungan yang tidak mendukung

Lingkungan disini termasuk cuaca dan suhu, panas atau dingin, keadaan ribut.

e. Keadaan komunikator

Informasi yang disampaikan akan sangat dipengaruhi oleh keadaan komunikator

sebagai sumber.

2.10. Teknik dan Hal-hal yang diperhatikan dalam Penyampaian Informasi

Teknik atau metode penyampaian informasi khususnya penyampaian informasi mengenai

kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat itu beragam, tergantung pada tujuan yang ingin

Page 17: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

dicapai serta sasaran informasi tersebut. Tujuan dapat dikelompokkan menjadi 3 bidang yaitu :

pengertian/pengetahuan, sikap dan keterampilan/tindakan. Jadi metode yang diterapkan

tergantung dari bidang apa yang ingin dicapai, apakah pengertian/pengetahuan, sikap atau

keterampilan/tindakan (Machfoedz, 2005):

One Way Methode

Metode ini menitikberatkan pendidik yang aktif, sedangkan pihak sasaran tidak

diberi kesempatan untuk aktif.

Yang termasuk metode ini antara lain :

- Metode ceramah

Ceramah adalah salah satu cara menyampaikan informasi tentang kesehatan gigi

dan mulut pada masyarakat, di mana cara ini menjelaskan sesuatu dengan lisan disertai

dengan tanya jawab dan dengan dibantu beberapa alat peraga yang dianggap perlu. Selain

ceramah metodeyang digunakan juga bisa dengan diskusi. Kedua metode ini dapat

digunakan jika tujuan yang ingin dicapai adalah dalam bidang pengertian/pengetahuan.

- Siaran melalui radio

- Pemutaran film/ slide

- Penyebaran selebaran.

- Pameran

Pameran adalah koleksi atau kumpulan bahan/material yang disusun secara

teratur dan menarik untuk diperlihatkan dengan maksud untuk membantu orang

belajar.

Pameran berarti mengajarkan, memperkenalkan, mempertunjukkan,

mempromosikan, atau bahkan ingin mempengaruhi pengunjung tentang suatu proses

atau produk tertentu. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahan atau

materi yang disusun secara teratur dan menarik untuk diperlihatkan

Two Way Methode

Metode ini menjamin adanya komunikasi dua arah antara pendidikdan sasaran.

Yang termasuk metode ini adalah :

- Wawancara

- Demonstrasi

Page 18: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

Suatu cara penyampaian informasi, pengertian dan ide yang dipersiapkan dengan

teliti untuk memperlihatkan secara langsung objek atau bagaimana atau cara

menjalankan suatu prosedur atau proses dengan yaitu dengan melibatkan peserta

didalamnya, sasaran harus diberi kesempatan untuk melakukan sendiri. Pada metode

ini proses penerimaan informasi akan lebih berkesan secara lebih mendalam sehingga

mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan sempurna. Metode ini dapat digunakan

apabila tujuannya untuk mencapai suatu keterampilan.

- Sandiwara

- Simulasi

Merupakan cara penyampaian informasi yang dalam pelaksanannya dapat melakukan

suatu kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada penghayatan keterampilan dan

praktek dalam situasi yang sebenarnya, sesuai dengan tujuan belajarnya. Metode ini

dapat digunakan bila tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan sikap

positif sehingga sasaran perlu melihat isi informasi yang ingin disampaikan. Contoh :

apabila ingin menyampaikan informasi tentang cara sikat gigi yang benar, dengan

memperlihatkan gambar-gambar atau video-video yang berkaitan hal tersebut.

- Curah Pendapat

- Permaina peran (roll playing)

- Tanya Jawab 4

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi kesehatan gigi pada

masyaraka:

a. Sumber

Biasa disebut pula sebagai komunikator. Komunikator ini bisa perorangan atau

bisa pula kelompok.

b. Pesan atau berita

Pesan dan berita merupakan rangsangan yang disampaikan sumber pada

sasaran. Rangsangan tersebut merupakan ide, pendapat atau pikiran dari sumber yang

ingin disampaikan kepada sasaran atau orang lain. Cara penyampaian ini dapatberupa

kata-kata, gerakan tubuh atau ekspresi wajah.

c. Media

Page 19: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

Media merupakan alat atau saran yang dipilih sumber untuk menyampaikan

pesan kepada sasaran atau orang yang dituju. Media ini dapat melalui media massa atau

media antarpribadi. Media massa, misalnya surat kabar, majalah, radio, dan televise.

Keuntungannya sasaran yang dicapai berjumlah besar dalam waktu yang relatif singkat.

Kerugiannya adalah sulit mengukur keberhasilan dari konunikasi yang dilakukan.

Media antarpribadi ialah interaksi antara sumber dan sasaran seperti pembicaraan

langsung/tatap muka, pembicaraan lewat telpon, atau surat. Keuntungannya, pesan

dapat disampaiakan secara lengkap sedangkan kerugiannya adalah sasaran yang dituju

jumlahnya sangat terbatas.

d. Sasaran

Sasaran adalah penerima pesan, atau kepada siapa pesan yang ingin

disampaikan tersebut dituju.

e. Umpan balik ( feed back )

Umpan balik merupakan reaksi dari sasaran terhadap pesan yang disampaikan.

Dengan adanya reaksi ini, sumber dapat mengetahui apakah pesan disampaikan dapat

dimengerti atau tidak oleh sasaran yang dituju.

f. Akibat

Akibat merupakan hasil dari suatu komunikasi. Hasil tersebut berupa adanya

perubahan pada diri yang dituju. Perubahan ini dapat dalam bentuk sikap maupun

pengetahuan.

Sedangkan menurut Effendy, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian

informasi kesehatan gigi pada masyarakat, antara lain:

a. Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap

informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi

tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang

didapatnya.

b. Tingkat social ekonomi

Semakin tinggi tingkat social ekonomi seseorang, semakin mudah pula

dalam menerima informasi baru.

Page 20: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

c. Adat istiadat

Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal

yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan

menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

d. Kepercayaan masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-

orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat

dengan penyampai informasi.

e. Ketersediaan waktu di masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas

masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

2.11. Hubungan Antara Kandungan Fluor yang Tinggi dengan Prevalensi karies yang

Tinggi pada Masyarakat

Menurut Penelitian pada tahun 1929 FS Mckay, melaporkan bahwa air minum yang

mengandung fluoride untuk mencegah karies dapat menyebabkan mottled tteeth (mottled

enamel).

Pada tahun 1931, dua kelompok peneliti Amerika Serikat secara terpisah menemukan

konsentrasi fluoride yang tinggi dalam air minum di daerah-daerah endemis mottled theeth.

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan hubungan antrara fluoride dengan karies gigi,

maka Dean dari US Public Health Service menganjurkan 1 ppm pemakaian fluoride dalam air

minum. Ternyata insiden karies menurun 50%-60% tidak ditemukan mottled teeth.

Fluorida adalah senyawa kimia yang secara alami ada dalam air pada berbagai

konsentrasi. Pada konsentrasi yang lebih kecil 1,5 mg/l, sangat bermanfaat bagi kesehatan

khususnya kesehatan gigi, karena dapat mencegah kerusakan gigi. Tetapi pada konsentrasi yang

besar (lebih besar 2 mg/l), dapat menyebabkan kerusakan gigi (fluorosis) yakni gigi menjadi

bercak-bercak. Pemaparam fluorida pada konsentrasi yang lebih besar lagi (3-6 mg/l), dapat

menyebabkan kerusakan pada struktur tulang. Oleh karena itu, dosis fluorida dalam air minum

dibatasi maksimal 0,8 mg/l.

Page 21: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antra kelebihan fluor dengan

prevalensi karies yang tinggi adalah apabila seseorang atau sekelompok masyarakkat mengalami

fluorosis (kelebihan kadar fluor) akan menyebabkan kerapuhan enamel pada gigi, sehingga

apabila enamel pada ggigi rapuh dapat meningkatkan prevalensi karies yang tinggi. Tapi

berdasarkan keterangan pada scenario, prevalensi karies yang tinggi tidak hanya disebabkan oleh

kelebihan fluor tersebut tetapi karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang

kesehatan gigi dana mulut dan dipengaruhi oleh kondisi geografis yang tidak mendukung,

dimana dalam air minum mengandung fluorida yang tinggi memudahkan gigi keropos, rentan

terhadap fluorosis, bahkan dapat berdampak pada kerusakan tulang dengan konsentrasi fluoride

dengan sangat tinggi dalam kandungan air minum.

Terkait dengan kandungan fluor dalam air cukup tinggi, maka puskesmas sebagai Pusat

Kesehatan Masyarakat sebaiknya memperhatikan hasil dari penelitian kasus tersebut

menyangkut Kesehatan Lingkungan sebagai tugas pokok Puskesmas.

Pengolahan Air minum secara sederhana terdiri dari :

a. Pengolahan Secara Alamiah.

Dalam penyimpanan air dibiarkan untuk bebrapa jam ditempatnya.

Kemudian akan terjadi koagulasi darizat-zat yang terdapat dalam air dan akhirnya

terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partkel yang ada pada air

akan ikut mengendap.

b. Pengolahan Air dengan Menyaring

Secara sederhana dilakukakan dengan kerikil, ijuk, dan pasir. Lebih lanjut

akan diuraikan kemudian. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukkan

oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.

c. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia

Berupa 2 macam yakni at kimia yang berfungsi untuk koagulasi, dan

akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah

berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada dalam air,

misalnya Chlor).

d. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara

Untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas

yang tidak diperlukan misalnya CO2 dan juga menaikan derajat keasaman air.

Page 22: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

e. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih

Untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air.

2.12. Program Pendidikan Kesehatan Gigi Masyarakat

Berdasarkan Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Pasal 10 untuk mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan

pemeliharaan:

a. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut (promotif)

Penyuluhan merupakan upaya yang dilakukan untuk merubah perilaku seseorang,

sekelompok orang atau masyatrakat sedemikian rupa ,segingga mempunyai kemampuan dan

kebiasaan berprilaku hidup sehat dibidang kesehatan gigi.(DepKes RI,1999). Dalam konsepsi

kesehatan secara umum ,penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan

yang dilakukakan dengan cara menyebarluaskan pesan dan menanamkan keyakinan dengan

demikian masyarakat tidak hanya sadar,tahu,dan mengerti tetapi juga mau dan dapat melakukan

anjuran yang berhubungan dengan kesehatan.

Secara umum penyuluhan merupakan terjemahan dari counseling yang berarti bimbingan

,yaitu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan

supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri.penyuluhan juga dapat di artikan

sebagai hubungan timbal balik antara dua individu (penyuluh dan klien) untuk mencapai

pengertian tentang diri sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang di hadapi pada

waktu yang akan datang (Maulana,2009).

b. Upaya pencegahan Penyakit Gigi (Prefentif)

Kesehatan gigi meliputi aspek yang luas.Upaya kesehatan gigi pada dasarnya diarahkan

pada upaya pencegahan penyakit gigi,meliputi kegiatan promotif dan preventif.Adapun kegiatan

yang dilakukan untuk menjaga kesehetan gigi dan mulut siswa sekolah dasar adalah sebagai

berikut ;

Sikat gigi massal /bersamaMenyikat gigi yang dilakukan secara bersama-sama di bawah bimbingan guru,petugas kesehatan dan kader bertujuan untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut siswa.

Page 23: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

Pencegahan karies dengan pemberian FLUOR pada gigiFLUOR adalah zat mineral yang efektif mencegah terjadinya karies gigi dalam

konsentrasi rendah dipertahankan dalam mulut . Ada beberapa macam cara upaya

fluoridasi yaitu ;

a. Kumur-kumur dengan larutan fluor (mouth rinsing) dalam dosis tertentu yang

dimasukkan ke dalam air minum.Dilakukan pagi hari di sekolah dan di ulangi 2

minggu sekali selama 2 tahun (minimal 20 kali setahun) .

b. Topikal aplikasi yaitu pemberian fluor pada gigi dengan cara pengulasan pada seluruh

permukaan gigi.

c. Pengisian pit dan fissure merupakan tindakan yang dilakukan untuk menutupi pit dan

fissure yang dalam.

c. Tindakan Penyembuhan Penyakit (Kuratif)

Upaya kuratif yang dilakukan antara lain:

a. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit. Tujuannya adalah untuk

menghilangkan rasa sakit dengan segera sebelum mendapat perawatan yang

semestinya.

b. Pencabutan gigi yang sesuai dengan indikasi.

c. Penumpatan (restorasi) gigi yang karies untuk mengembalikan bentuk dan fungsi

semula.

Program penyuluhan/pendidikan kesehatan gigi merupakan bagian dari program

pembangunan nasional yang bertujuan mengubah perilaku masyarakat kearah perilaku sehat

(Artini, dkk, 2000). Program-program yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendidikan

kesehatan gigi dan mulut masyarakat, diantaranya:

a. Pendidikan kesehatan gigi (PKG)

PKG merupakan salah satu program kesehatan gigi dengan tujuan menanggulangi masalah

kesehatan gigi di Indonesia. Program pendidikan kesehatan gigi merupakan salah satu program

yang harus dilaksanakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) secara terpadu dengan usaha

kesehatan lainnya dan ditujukan kepada individu yang berkunjung ke Puskesmas maupun

Page 24: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

kelompok masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. (Budiharo, 1998). Ada empat macam

program kesehatan gigi pokok :

1. Melaksanakan home dental care program;

2. engembangan school dental care program;

3. Pengembangan community dental care program ;

4. Pengembangan program pengobatan melalui dental centre, dental program termasuk

rujukannya.

b. Kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

UKGM adalah upaya pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat/keluarga terutama upaya

kesehatan yang bersifat promotif. Kegiatan tersebut berupa upaya peningkatan, pencegahan,

dan pengobatan darurat dengan mengembangkan upaya pelayanan yang bersumber pada peran

aktif masyarakat melalui posyandu agar masyarakat mau dirujuk ke Puskesmas. (Depkes RI,

1993).

UKGM adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan

mengintegrasikan upaya promotif, preventif kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan

bersumberdaya masyarakat yang berlandaskan pendekatan primary health care (posyandu, bina

keluarga balita, polindes, ponstren, dan taman kanak-kanak). Sasaran UKGM yaitu semua

masyarakat yang berpenghasilan rendah dan diutamakan bagi kelompok rentan penyakit gigi

mulut yaitu golongan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Tujuan UKGM yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, dan peran serta

masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi. Program UKGM di posyandu, dilaksanakan oleh

tenaga kesehatan gigi dari puskesmas dan kader. Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki

atau perempuan yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih menangani masalah-masalah kesehatan

perseorangan maupun masyarakat serta bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan

tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.

Kegiatan UKGM yang dilaksanakan di posyandu yaitu pemeriksaan kesehatan gigi,

memebrikan penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, dan pelatihan kader.

Kemampuan pendanaan dari pemerintah terbatas, karenanya perlu dikembangkan pendanaan

Page 25: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

yang berasal dari masyarakat untuk kepentingan pelayanan. Dana ini dapat berwujud dana sehat

atau bentuk-bentuk asuransi kesehatan lainnya yang merupakan bentuk swadaya masyarakat.

c. Kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

UKGS adalah upaya kesehatan gigi di lingkungan sekolah terutama Sekolah Dasar (SD)

merupakan suatu bentuk promosi program kesehatan gigi mulut. Pelaksanaannya merupakan

paket pelayanan asuhan sistemik yang ditujukan bagi semua anak sekolah tingkat SD, dalam

bentuk paket promotif, paket promotif-preventif, paket paripurna sehingga diharapkan dalam

pelaksanaan tersebut anak didik dapat dirujuk ke Puskesmas (Depkes RI, 1993c)

Tahapan UKGS

Pelaksanaan UKGS dibagi dalam tiga tahap yaitu :

1. Tahap I atau paket minimal UKGS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau tenaga dan

fasilitas kesehatan gigi. Kegiatan berupa :

Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru

Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan

kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta gigi

yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.

2. Tahap II atau paket standar UKGS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa SD/MI yang sudah terjangkau tenaga

fasilitas kesehatan gigi namun sarananya masih terbatas. Kegiatan berupa :

Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut

secara terintegrasi.

Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru

Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan

kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta gigi

yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.

Page 26: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan pencabutan gigi

sulung yang sudah waktunya tanggal.

Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.

Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan.

Rujukan bagi yang memerlukan.

3. Tahap III atau paket optimal UKGS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau tenaga dan fasilitas

kesehatan gigi yang sudah memadai , dipakai sistem inkrimental dengan pemeriksaan ulang

setiap dua tahun untuk gigi tetap. Kegiatan berupa :

Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut

secara terintegrasi.

Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru

Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan

kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta

gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali per bulan.

Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan pencabutan gigi

sulung yang sudah waktunya tanggal.

Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.

Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I – VI(care of

demand).

Pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan (treatment need).

Rujukan bagi yang memerlukan.

2.13 . Tahap-Tahap Evaluasi Program Kesehatan Gigi

Periode I seminggu sekali 3 bulan

Periode II sewaktu-waktu selama 2 bulan, jika hasilnya kurang memuaskan

berikan pendidikan cara menggosok gigi kembali dan gosok gigi massal selama

1 mingggu.

Periode III pemeriksaan secara teratur seminggu sekali selama 1 bulan.

Page 27: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

Periode IV pemeriksaan tidak teratur, bila masi ada murid yang tidak memuaskan

perlu diberi perhatian khusus

Page 28: Kumpulan Hasil Pleno Modul 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Gluck, M. George, Morganstein, M. Werren.Community Dental Health fifth edition. St.

Louis London Philadelphia Sydney Toronto:Mosby

2. Herijulianti, Eliza, dkk.Pendidikan Kesehatan Gigi

3. Notoadmodjo, soekidjo.1990.Metodologi Pengantar Perilaku Kesehatan.Jakarta:Bursa Buku

4. Notoadmodjo, soekidjo.Ilmu Perilaku Kesehatan

5. Notoadmodjo, soekidjo.2007.Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku.Jakarta:Rineka Cipta

6. Machfoedz.2003.Teknik Penyampaian Kesehatan Gigi dan Mulut

7. Eliza, dkk. 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

8. Notoatmodjo Soekidjo. 2000. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka

Cipta

9. Fejerskov, et. al. 1987. Fluorosis (Dental Fluorosis). Jakarta. Hipokrates. Alih bahasa:

Purwanto, drg.

10. AdriyantiRafly.2006.KemitraandalamHubunganDokter-Pasien.Jakarta.KonsilKedokteran

Indonesia

11. Prof.SondngP.Siagian.1989.TeoriMotivasidanaplikasinya.Jakarta;Binaaksara

12. Ali, Mulyohadi. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Konsil Kedokteran Indonesia.

Jakarta: Indonesia Medical Council

13. Anitasari, Silvia dan Nina Endang Rahayu. 2005. Hubungan frekuensi menyikat gigi dengan

tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa sekolah dasar negeri di kecamatan Palaran

kotamadya Samarinda provinsi Kalimantan Timur. Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No.

2 April–Juni: 88–90

14. Bensley, Robert J. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:EGC

15. Budiharto. 1998. Pengantar Ilmu Perilaku dan Pendidikan kesehatan Gigi. Jakarta: EGC

16. Kadir, R.A. 1991. Ilmu Pergigian Pencegahan. Panduan Untuk Penuntut dan Pengamal

Pergigian. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia. Kuala Lumpur

17. Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta:EGC