kuljar2
DESCRIPTION
KuljarTRANSCRIPT
Efek negatif dari kontaminasi mycoplasma salah satunya yaitu
menghambat metabolisme dan pertumbuhan serta gangguan sintesis asam nukleat
dan antigenitas sel. Terdapat dua pendekatan utama untuk mendeteksi
mycoplasma yaitu pewarnaan Hoechst 33258 dan probe DNA-Mycoplasma
tertentu. Teknik lain yaitu dengan menggunakan PCR berbasis layanan pengujian
mycoplasma.
Sebenarnya ada banyak metode untuk mendeteksi mycoplasma antaranya
adalah pertumbuhan langsung di kaldu/agar, pewarnaan DNA, PCR, ELISA,
pelabelan RNA dan prosedur enzimatik. Namun, tidak satupun dari metode ini
sepenuhnya dapat diandalkan. Metode pertumbuhan langsung relatif sensitif
terhadap sebagian besar spesies, prosedur keseluruhan panjang, mahal dan kurang
sensitif terhadap spesies noncultivable.
PCR telah terbukti menjadi metode yang spesifik dan cepat serta sangat
sensitif untuk mendeteksi kontaminasi mycoplasma dalam kultur sel. Primer yang
dirancang yaitu primer spesifik telah dirancang dari DNA yang dikodekan ke
RNA ribosom (16SrRNA). Urutan gen untuk RNA yang digunakan yaitu yang
tidak mengalami mutasi signifikan sehingga primer dapat dirancang untuk daerah-
daerah tersebut, yang spesifik untuk mycoplasma dan tidak akan mendeteksi
urutan DNA bakteri atau hewan.
Beberapa literatur menjelaskan bahwa metode PCR untuk mendeteksi
mycoplasma dapat dilakukan seperti menggunakan sejumlah primer untuk
mendapatkan deteksi spesies mycoplasma tertentu, dan nested PCR (dua siklus
PCR berturut-turut menggunakan primer yang berbeda) untuk memperkuat
sensitivitas dan spesifisitas. Teknik pengujian PCR didasarkan pada amplifikasi
fragmen DNA menggunakan primer dipersiapkan sebelumnya dan identifikasi
fragmen biasanya dilakukan dengan elektroforesis.
Penggunaan semakin luas sehingga muncul metode-metode yang lebih
canggih dan sensitif untuk mendeteksi kontaminasi mycoplasma dalam kultur sel.
Hal ini menimbulkan masalah bagaimana untuk menghilangkan kontaminasi
mycoplasma dimana solusi idealnya adalah untuk membuang sel-sel yang
terkontaminasi. Namun, jika sel-sel yang disimpan dalam nitrogen cair juga
terkontaminasi, solusi diperlukan untuk menghilangkan mycoplasma dan
mempersiapkan bank sel baru.
Sejumlah metode yang efektif untuk penghapusan kontaminasi
mycoplasma dalam kultur sel telah dipopulerkan, seperti pecegahan dengan serum
hyperimmune spesifik (antibodi). Paparan analog asam nukleat yang mencegah
reproduksi mycoplasma, maupun paparan sel terkontaminasi dengan makrofag
mencit. Metode yang dipilih dalam hal kesederhanaan adalah pencegahan dengan
antibiotik, yang tidak merusak atau mengubah sel. Antibiotik seperti penisilin
yang menyerang dinding sel bakteri tidak efektif dalam hal ini karena
mycoplasma tidak memiliki dinding sel. Beberapa antibiotik menghilangkan
mycoplasma efektif antara lain seperti Tylosin, Neomycin, Tetracycline dan
Gentamycin.
Namun, efektivitas antibiotik ini dibatasi untuk spesies mycoplasma
tertentu dan sering hanya mengurangi konsentrasi mycoplasma daripada
mensterilkan kultur sel. Oleh karena itu, segera setelah treatment selesai,
kontaminasi akan terulang kembali. Pencegahan dengan antibiotik tidak boleh
digunakan berulang kali dalam kultur sel karena akan menimbulkan potensi
resistensi.
Pewarnaan trypan blue digunakan untuk menentukan viabilitas sel yang
terdapat dalam suspensi sel. Hal ini didasarkan pada prinsip sel-sel hidup
memiliki membran sel utuh yang mengecualikan pewarna seperti tripan atau eosin
sedangkan sel mati tidak. Di dalam tes, suspensi biasanya dicampurkan dengan
pewarna kemudian secara visual diperiksa untuk mementukan apakah sel mati
menyerap warna. Dalam sel hidup tidak menyerap warna karena memiliki
sitoplasma.