ksdg
DESCRIPTION
konservasi sumber daya genetik tetang plasma nutfahTRANSCRIPT
Fikriyah Nuril Fiddin 125040201111018
2.2.4 Hal yang Mendukung Pentingnya Keanekaragaman Plasma Nutfah
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa plasma nutfah perlu dipelihara
untuk menjaga biodiversitas tanaman. Beberapa hal yang mendukung pentingnya
keanekaragaman plasma nutfah.
Jumlah spesies tanaman vaskular (berbunga tanaman, tumbuhan runjung, pakis, dll) yang
ada belum akurat diketahui namun diperkirakan berada di urutan 400.000. Ada 350.000
spesies tanaman di dunia, dan sekitar 80.000 dimanfaatkan manusia (Fuleky, 2012). Dari 95
% nutrisi yang diperlukan manusia, hanya 30 jenis yang berasal dari tanaman tingkat tinggi.
Dari 30 jenis tanaman, hanya 8 yang dipakai sebagi sumber energi manusia. Tanaman
tersebut hanya 3 yang menjadi bahan energi manusia, yaitu gandum, jagung,dan beras, yang
memenuhi 75% kebutuhan serealia bagi seluruh umat manusia. Menurut FAO, 75% dari
varietas tanaman yang dapat dimakan telah lenyap dan tidak dapat kembali lagi . Mengingat
pentingnya tanaman-tanaman tersebut jumlahnya relatif kecil dari tanaman untuk ketahanan
pangan global, sehingga penting untuk melestarikan keanekaragaman ketiga tanaman utama.
Sedangkan jumlah spesies tanaman yang memasok sebagian besar energi dan protein di
dunia relatif kecil, keragaman dalam spesies tersebut besar. Sebagai contoh, jumlah varietas
yang berbeda dari spesies padi Oryza sativa, diperkirakan lebih dari 100 000. (FAO, 2012)
Plasma nutfah tanaman ekonomis yang telah dilestarikan di seluruh dunia berjumlah
sekitar 3,9 juta aksesi koleksi. Sekitar 53% dimiliki oleh negara-negara maju (Amerika,
Eropa, dan Rusia), 16% dimiliki oleh lembaga penelitian pertanian internasional (seperti
IRRI, ICRISAT, CIMMYT, CIAT, CIP), dan hanya 31% dimiliki oleh negara-negara sedang
berkembang di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. (Syukur, 2009)
Hal tersebut barkaitan erat dengan ketahanan pangan nasional. Dengan semakin
banyaknya keanekaragaman hayati, maka akan banyak sumber-sumber makanan pengganti
selain dari ketiga jenis utama dalam menyediakan sumber energi manusia. Dengan
bertambahnya jumlah penduduk setiap hari, banyaknya keanekaragaman tanaman akan
sangat membantu pemenuhi kebutuhan penduduk tersebut. Sehingga tindakan konservasi
plasma nutfah sangat perlu dilakukan untuk kepentingan dan keberlanjutan kehidupan
manusia.
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai ketergantungan yang cukup tinggi
terhadap sumberdaya alam hayati khususnya nabati. Banyak faktor yang mempengaruhi
produksi pertanian termasuk lingkungan alam. Oleh sebab itu kebijakan sektor pertanian
harus benar-benar diperhatikan dan hati hati untuk mengacu kelestarian hasil yang akan
dating. Sektor pertanian merupakan sektor primer yang pertama digarap setiap negara dalam
proses pembangunan ekonomi. Pengembangan budi daya tanaman untuk menghasilkan jenis-
jenis unggul tersebut, perlu dilakukan identifikasi dengan pengumpulan plasma nutfah.
Kebijakan pemerintah dalam mendukung peningkatan ekokonomi dari sektor pertanian
sangatlah penting. Seperti dibahas sebelumnya sektor pertanian sebagai sektor prima, oleh
sebab itu kebijakan dimulai dari pengaturan jenis benih unggul tanaman, peredaran dan
pemasarannya harus benar-benar diperhatikan (Napitu, 2008).
Usaha untuk memperoleh tanaman dengan pertumbuhan yang optimal untuk mecapai
produkstivitas yang tinggi, semata-mata untuk meningkatkan pendapatan petani atau petani
penggarap dalam usaha pertanian. Peningkatan pendapatan pertani tentu akan berinflikasi
terhadap pembangunan ekonomi lokal secara khususnya dan ekonomi nasional secara
umumnya. Keragaman produk pertanian sangat tergantung pada keragaman jenis-jenis
tanaman pertanian. Oleh karena itu pemerintah dalam upaya meningkatkan hasil-hasil
pertanian sehingga memiliki mutu yang bagus untuk memperoleh hasil maksimal mengatur
beberapa kebijakan menatur peredaran varietas danpemanfaatan hasil budidaya pertanian
(Napitu, 2008).
2.2.5 Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan mega-biodiversity, sehingga kaya akan
biodiversitas. Berdasarkan keanekaragaman jenis menurut Supriatna dalam Suhartini (2009)
Indonesia menempati urutan papan atas, yakni : Urutan keempat dunia untuk
keanekaragaman dunia tumbuhan (38000 jenis) dan Urutan pertama untuk tumbuhan palmae
(477 jenis, 225 endemik). Sedangkan menurut data IBSAP (2003) memperkirakan terdapat
38.000 jenis tumbuhan (55% endemik) di Indonesia, sedangkan untuk keanekaragaman
hewan bertulang belakang, di antaranya 515 jenis hewan menyusui (39% endemik), 511 jenis
reptilia (30% endemik), 1531 jenis burung (20% endemik), dan 270 jenis amphibi (40%
endemik). Lebih dari 6000 jenis tumbuhan berbunga, baik yang liar maupun budidaya,
dikenali dan dimanfaatkan untuk keperluan bahan makanan, pakaian, perlindungan dan obat-
obatan. Masyarakat Indonesia mengonsumsi tidak kurang dari 100 jenis tumbuhandan biji-
bijan sebagai sumber karbohidrat. Tidak kurang dari 100 jenis kacang-kacangan, 450 jenis
buah-buahan serta 250 jenis sayur-sayuran dan jamur (KMNLH dalam Walujo, 2011).
Indonesia secara alamiah menjadi salah satu pusat keragaman genetik (genetic
diversity centre) tanaman, seperti Dioscorea sp. (uwi, yam), jeruk besar (pomelo),
pisang, kelapa dan famili Palmae lain, salak, durian, rambutan, tebu, dan sebagian
anggrek. Di samping itu, spesies baru asal introduksi terus berkembang dan
beradaptasi di Indonesia. Lebih dari 85% tanaman ekonomis Indonesia (seperti
tanaman pangan utama, sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan, tanaman perkebunan
dan rempah) merupakan spesies baru, asal introduksi. (Syukur, 2009)
Tabel 1. Perkiraan jumlah jenis biotik utama di Indonesia dan Dunia
Kondisi tersebut berbeda dengan keadaan biodiversitas tanaman di Indonesia saat ini.
Indonesia memiliki daftar spesies terancam punah terpanjang di dunia, yang mencakup 126
jenis burung, 63 jenis mamalia dan 21 jenis reptil. Menurut data IUCN (2012) Tumbuhan
Indonesia yang terancam punah mencapai ratusan jenis yang terdiri atas 2 spesies dengan
status Extinct In the Wild (Punah di Alam Liar), 115 jenis berstatus Critically Endangered
(Kritis), 74 jenis tumbuhan berstatus Endangered (Terancam), dan 206 spesies tumbuhan
dengan status Vulnerable (Rentan). Sebagai contoh beberapa tumbuhan langka yang terdaftar
dalam sebagai tumbuhan terancam punah oleh IUCN Redlist Kawoli (Alloxylon
brachycarpum) ; berstatuskan Endangered, duku (Vatica bantamensis) ; berstatuskan
Endangered dan berbagai spesies dari genus Dipterocarpus (meranti-merantian).
(a) (b) (c)
Gambar Tanaman yang terancam punah (a) kowali (b) duku (c) meranti
Indonesia sebagai Pusat Kergaman Genetik
Indonesia merupakan negara yang mempunyai biodiversitas yang tinggi, selain itu
indonesia juga menjadi salah satu pusat keanekaragaman genetik (certer of orgin). Beberapa
tanaman yang berasal dari Indonesia antara lain:
a. Pisang
Pisang adalah tanaman yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk
Indonesia). Tanaman buah ini kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika
(Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Penyebaran tanaman ini
selanjutnya hampir merata ke seluruh dunia, yakni meliputi daerah tropis dan
subtropis, dimulai dari Asia Tenggara ke Timur melalui Lautan Teduh sampai ke
Hawaii. Selain itu, tanaman pisang menyebar ke Barat melalui Samudera Atlantik,
Kepulauan Kanari sampai Benua Amerika (Stover dan Simmonds, 1987)
Indonesia dan Asia Tenggara merupakan pusat keragaman genetik (Musaceae)
dan memiliki banyak jenis pisang (termasuk pisang liar) yang tersebar hampir di
seluruh Indonesia. Lebih dari duaratus varietas ditanam petani yang seluruhnya
adalah varietas alam yang belum mengalami perbaikan/pemuliaan. Plasma nutfah
pisang diploid AA yang terdiri atas berbagai formasi dari jenis liar Musa acuminate
Colla dan berbagai varietas budidaya (kultivar) merupakan sumber gen untuk
perbaikan genetik pisang (Crouch et al., 1999)
Identifikasi kultivar pisang di Indonesia telah banyak dilakukan oleh instansi
pemerintahan terutama tanaman pisang yang ada di Kebun Plasma. Di Kebun
Plasma Koleksi Plasma Nutfah Pisang Cibinong telah diidentifikasi sebanyak 35
kultivar, Pusat Penelitian Hortikultura substasiun Tlekung Jawa Timur 31 kultivar
dan Kebun Raya Purwodadi 59 kultivar. Di Kebun Plasma Nutfah Pisang
Kotamadya Yogyakarta telah teridentifikasi 152 kultivar pisang yang selanjutnya
dapat dikelompokkan dalam 6 kelompok genom yaitu : AA, AAA, AAB, ABB,
ABBB dan BB ( Jumari dan Pudjoarianto, 2000).
b. Jeruk Besar (Pamelo)
Jeruk (Citrus sp) merupakan tanaman tahunan yang berasal dari Asia Tenggara.
Sejak ratusan tahun yang lampau, tanaman ini sudah terdapat di Indonesia, baik
sebagai tanaman liar maupun sebagai tanaman budidaya. Di Indonesia, bila dilihat
dari luas pertanaman dan jumlah produksi per tahun jeruk merupakan komoditas
buah-buahan yang terpenting ketiga setelah pisang dan mangga (Ashari, 1995). Jeruk
keprok (Citrus nobilis) merupakan salah satu spesies dari sekian banyak spesies
jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan di Indonesia.
Tanaman jeruk keprok (Citrus nobilis Lour.) diduga berasal dari Asia Tenggara,
kemudian menyebar ke seluruh dunia terutama di daerah subtropis. Jeruk keprok
tumbuh baik di dataran tinggi yaitu lebih dari 700 m dpl. Saat ini, keprok dataran
tinggi yang masih tetap bertahan adalah keprok Takengon di Aceh, keprok Soe di
Nusa Tenggara Timur, dan keprok Brastagi di Sumatera Utara. Jeruk keprok baru
mulai berbuah pada umur 3 tahun. Buah dan produktivitas jeruk keprok akan
mencapai titik optimum setelah berumur di atas 10 tahun . Jeruk keprok memiliki
daun berwarna hijau muda pada permukaan bawah tangkai. Buah jeruk tergolong
buah sejati tunggal dan berdaging.
c. Durian
Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Sejarah tanaman
durian diketahui sejak seabad yang lalu banyak yang memperbincangkan bahwa
tanaman durian tumbuh liar. Tanaman tersebut banyak ditemukan dan terpencar-
pencar di hutan raya “Malesia” yang sekarang ini meliputi daerah Malaysia, Sumatra
dan Kalimantan. Para ahli menafsirkan dari daerah asal tersebut durian menyebar ke
seluruh Indonesia, lantas melalui Muangthai menyebar ke Birma, India dan Pakistan.
Di Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh pelosok Jawa dan Sumatra.
Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya terdapat di hutan, di
sepanjang aliran sungai. Di dunia, tanaman durian tersebar ke seluruh Asia
Tenggara, dari Sri Langka, India Selatan hingga New Guenea. Khusus di Asia
Tenggara, durian diusahakan dalam bentuk perkebunan yang dipelihara intensif oleh
negara Thailand.
Sumber
Ashari, Semeru. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta.
Crouch JH, Crouch HK, Constandt H, Van Gysel A, Breyne P, Montagu MV, Jarret RL, & Ortiz
R. 1999. Comparison of PCR-based Molecular Marker Analyses of Musa Breeding
Populations. Molecular Breeding (5): 233-244
FAO. 2012. Plant Genetic Resources Use Them or Lose Them. http:// www.fao.org/nr/cgrfa.
Diakses tanggal 28 Februari 2015
Fuleky, Gyorgy. 2012. Cultivated Plants, Primarily as Food Sources. Cultivated Plants, Primarily
as Food Sources Vol 1. Szent Istvan University, Godollo, Hungary.
IUCN. 2012. Redlist Spesies in Indonesia. http://discover.iucnredlist.org/search?key=indonesia.
Diakses tanggal 28 Februari 2015
Jumari & Pudjoarinto A. 2000. Kekerabatan Fenetik Kultivar Pisang di Jawa. Biologi (9): 531-542.
Napitu, Ja Posman. 2008. Kajian Yuridis Plasma Nutfah bagi Ketahanan Ekomoni Negara.
Makalah. Program Studi Konservasi Sumber daya Alam dan Lingkungan. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.
Sharrock, S., Oldfield, S. and Wilson, O.2014.Plant Conservation Report 2014: A review of
progress in implementation of the Global Strategy for Plant Conservation 2011-2020.
Secretariat of the Convention on Biological Diversity, Montréal, Canada and Botanic Gardens
Conservation International, Richmond, UK. Technical Series No. 81, 56 pages.
Stover RH & Simmonds NW. 1987. Banana, 3rd Edition. UK: Longmans Scientific and Technical
Suhartini. 2009. Peran Konservasi Keanekaragaman Hayati dalam Menunjang Pembangunan
yang Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan
MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009
Syukur, Cheppy . 2009. Teknologi Konservasi Exsitu Plasma Nutfah Tanaman Obat Dan
Aromatik Di Lapang. Perkembangan Teknologi TRO 21 (2): 64-70
Walujo, Eko B.. 2011. Keanekaragaman Hayati untuk Pangan. Herbarium Bogoriense, Pusat
Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Disampaikan pada Konggres Ilmu
Pengetahuan Nasional X Jakarta, 8 – 10 Nopember 2011
Kesimpulan
Pusat keragaman genetik sangat diperlukan untuk melestarikan plasma nutfah. Vavilov
membagi 8 daerah yang menjadi pusat asal tanaman yaitu, Cina, India, Indo-Malaya, Asia Tengah,
Asia Timur, Mediterania, Abisinia, Meksiko Selatan dan Amerika Tengah, Amerika Selatan.
Untuk menjaga variasi gentik dan bidiversitas tanaman sangat perlu melestarikan keanekaragaman
plasma nutfah. Pelestariannya dapat dilakukan dengan cara exsitu dan insitu. Keanekaragaman
plasma nutfah berhubungan dengan ketahanan pangan dan sektor pertanian.
Indonesia merupakan negara dengan mega-biodiversitas dan merupakan negara ke-4
dengan biodeversitas tinggi. Namun sekarang banyak tanaman yang hampir punah dan sudah
masuk daftar merah IUCN. Indonesia sebagai salah satu pusat keragaman genetik tanaman pisang,
jeruk dan durian.