kpd

13
BAB I PENDAHULUAN Pecah ketuban secara spontan paling sering terjadi sewaktu-waktu pada persalinan aktif. Pecah ketuban secara khas tampak jelas sebagai semburan cairan yang normalnya jernih atau sedikit keruh, hampir tidak berwarna dengan jumlah yang bervariasi. Selaput ketuban yang masih utuh sampai bayi lahir lebih jarang ditemukan. Jika kebetulan selaput ketuban masih utuh sampai kelahiran, janin yang dibungkus oleh selaput ketuban ini dan bagian yang membungkus kepala bayi yang baru lahir kadangkala disebut sebagai caul. Pecah ketuban sebelum persalinan mulai pada tahapan kehamilan manapun disebut sebagai ketuban pecah dini (1) . Ketuban pecah dini merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas perinatal serta berhubungan dengan infeksi perinatal dan kompresi umbilical cord akibat oligohidramnion. Infeksi koriodesidual memiliki peranan penting dalam etiologi terjadinya ketuban pecah dini terutama pada usia gestasi awal. Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin adanya tanda-tanda persalinan. Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus 1

Upload: khanidya-noor-azziza

Post on 20-Sep-2015

10 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kpd

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Pecah ketuban secara spontan paling sering terjadi sewaktu-waktu pada persalinan aktif. Pecah ketuban secara khas tampak jelas sebagai semburan cairan yang normalnya jernih atau sedikit keruh, hampir tidak berwarna dengan jumlah yang bervariasi. Selaput ketuban yang masih utuh sampai bayi lahir lebih jarang ditemukan. Jika kebetulan selaput ketuban masih utuh sampai kelahiran, janin yang dibungkus oleh selaput ketuban ini dan bagian yang membungkus kepala bayi yang baru lahir kadangkala disebut sebagai caul. Pecah ketuban sebelum persalinan mulai pada tahapan kehamilan manapun disebut sebagai ketuban pecah dini (1).Ketuban pecah dini merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas perinatal serta berhubungan dengan infeksi perinatal dan kompresi umbilical cord akibat oligohidramnion. Infeksi koriodesidual memiliki peranan penting dalam etiologi terjadinya ketuban pecah dini terutama pada usia gestasi awal.Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin adanya tanda-tanda persalinan. Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama pada kehamilan yang cukup bulan atau harus menunggu sampai terjadinya proses persalinan, sehingga masa tunggu akan memanjang. Sifat konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan kurang bulan dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang cukup.

BAB IIPEMBAHASAN

1. DefinisiKetuban Pecah Dini atau premature rupture of the membrane (PROM) adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai (1).Ketuban Pecah Dini (KPD) atau premature rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum in partu (2).Volume cairan ketuban pada setiap minggu gestasi cukup berbeda-beda. Secara umum volume meningkat 10 ml per minggu pada minggu ke 8 dan meningkat sampai 60 ml per minggu pada minggu 21, dan kemudian berkurang secara bertahap hingga minggu ke 33. Dengan demikian volume cairan ketuban biasanya meningkat dari 50 ml pada minggu 12 menjadi 400 ml pada pertengahan kehamilan dan 1000 ml pada kehamilan aterm (1).Cairan ketuban berfungsi sebagai bantalan bagi janin, yang memungkinkan perkembangan sistem musculoskeletal dan melindungi janin dari trauma luar. Cairan ini juga mempertahankan suhu dan memiliki fungsi nutrisi yang minimal. Ingesti cairan ketuban ke dalam paru dan saluran cerna mungkin meningkatkan pertumbuhan dan diferensiasi jaringan-jaringan ini melalui gerakan inspirasi dan menelan cairan ketuban. Namun fungsi yang paling penting adalah mendorong pertumbuhan serta perkembangan normal paru dan saluran cerna dan melindungi suhu tubuh janin.

Volume cairan ketuban yang lazimMinggu gestasiJanin (g)Plasenta (g)Cairan amnion (ml)Persen caian

1610010020050

281000200100045

36250040090024

40330050080017

Dari Queenan (1991), dengan izin (1)2. ETIOLOGI Walaupun banyak publikasi tentang KPD, namun penyebabnya masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan KPD, namun faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Kemungkinan yang menjadi faktor predesposisi adalah:1. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.2. Serviks yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada serviks uteri (akibat persalinan, curetage).3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion, gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor predisisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun amnosintesis menyebabakan terjadinya KPD karena biasanya disertai infeksi.4. Keadaan sosial ekonomi3. Faktor RisikoFaktor risiko ketuban pecah dini persalinan preterm : 1) kehamilan multipel : kembar dua (50%) atau kembar tiga (90%); 2) riwayat persalinan preterm sebelumnya; 3) perdarahan pervaginam; 4) pH vagina di atas 4.5; 5) kelainan atau kerusakan selaput ketuban; 6.) flora vagina abnormal; 8) kadar CRH (corticotropin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada stress psikologis dapat menjadi stimulasi persalinan preterm; 9) Inkompetensi serviks (leher rahim); 10) Polihidramnion (cairan ketuban berlebih); 11) Riwayat KPD sebelumya; 12) Trauma; 13) servix tipis / kurang dari 39 mm, Serviks yang pendek ( kematian perinatal 2x 48 jam -> kematian perrinatal meningkat 3x

7