konsiep ipm

10
1. Jelaskan mengenai konsep IPM (Indeks pembangunan manusia) dan IPBK (Indeks pembangunan berwawasan kependudukan dan jelaskan implementasinya. 2. Jelaskan mengenai revolusi mental 5 tahun serta bagaimana implementasinya 3. Jelaskan pencapaian MDGS 4. Jelaskan perbedaan IPM dan IPBK Jawab: 1. Konsep IPM (Indeks pembangunan manusia) dan IPBK (Indeks pembangunan berwawasan kependudukan A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan atau kinerja suatu negara atau wilayah dalam bidang pembangunan manusia. IPM merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasaryang dilihat dari kualitas fisik dan non fisik penduduk. Adapun 3 indikator tersebut yaitu: indikator kesehatan, tingkat pendidikan, dan indikator ekonomi. Kualitas fisik tercermin dari angka harapan hidup, sedangkan kualitas non fisik tercermin dari lamanya rata -rata penduduk bersekolah dan angka melek huruf, dan mempertimbangkan kemampuan ekonomi yaitu pengeluaran riil per kapita. IPM dapat mengetahui kondisi pembangunan di daerah karena: a. IPM menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam pembangunan kualitas manusia. b. IPM menjelaskan tentang bagaimana manusia mempunyai kesempatan untuk mengakses hasil dari proses pembangunan, sebagai bagian dari haknya seperti dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan 1 | Page

Upload: kinanti-nawang-wulan

Post on 09-Apr-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

konsep IPM

TRANSCRIPT

Page 1: Konsiep IPM

1. Jelaskan mengenai konsep IPM (Indeks pembangunan manusia) dan IPBK (Indeks pembangunan berwawasan kependudukan dan jelaskan implementasinya.

2. Jelaskan mengenai revolusi mental 5 tahun serta bagaimana implementasinya3. Jelaskan pencapaian MDGS4. Jelaskan perbedaan IPM dan IPBK

Jawab:

1. Konsep IPM (Indeks pembangunan manusia) dan IPBK (Indeks pembangunan berwawasan kependudukan

A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan atau kinerja suatu negara atau wilayah dalam bidang pembangunan manusia. IPM merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasaryang dilihat dari kualitas fisik dan non fisik penduduk. Adapun 3 indikator tersebut yaitu: indikator kesehatan, tingkat pendidikan, dan indikator ekonomi. Kualitas fisik tercermin dari angka harapan hidup, sedangkan kualitas non fisik tercermin dari lamanya rata -rata penduduk bersekolah dan angka melek huruf, dan mempertimbangkan kemampuan ekonomi yaitu pengeluaran riil per kapita.

IPM dapat mengetahui kondisi pembangunan di daerah karena:a. IPM menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam

pembangunan kualitas manusia.b. IPM menjelaskan tentang bagaimana manusia mempunyai kesempatan untuk

mengakses hasil dari proses pembangunan, sebagai bagian dari haknya seperti dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan

IPM digunakan sebagai salah satu ukuran kinerja daerah, khususnya dalam hal evaluasi terhadap pembangunan kualitas hidup masyarakat/penduduk.

Walaupun dikatakan bahwa IPM adalah tolok ukur pembangunan manusia di suatu daerah tertentu, tetapi menurut Saeful Millah (2004) angka IPM bukan satu-satunya alat ukur yang bisa menggambarkan secara paripurna kualitas sumberdaya manusia.

Tetapi dengan ketiga indikator pokok tersebut (kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan) konsep IPM bisa dijadikan salah satu instrumen untuk mengungkap bagaimana sebuah daerah dengan kebijakan- kebijakan yang ditempuhnya mampu menjamin setidaknya tiga pilihan paling dasar bagi penduduknya; pilihan untuk berumur panjang, pilihan untuk memiliki pengetahuan, dan pilihan untuk bisa hidup layak.

1 | P a g e

Page 2: Konsiep IPM

B. Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK)

Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK) merupakan indeks yang disusun untuk mengkaji apakah pembangunan yang dilakukan selama ini telah menjadikan aspek kependudukan sebagai bagian integral dari pembangunan itu sendiri. IPBK adalah indikator yang menggambarkan “proses”, bukan output / outcome pembangunan (karena indikator output/outcome pembangunan sudah tergambar dalam IPM).

Ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membahas integrasi penduduk dan pembangunan. Pertama, penduduk tidak hanya diperlakukan sebagai obyek akan tetapi juga subyek pembangunan. Paradigma penduduk sebagai “obyek” telah mengeliminir partisipasi penduduk dalam pembangunan. Penduduk dianggap tidak memahami pembangunan, mereka tinggal menerima saja hasil pembangunan. Kedua, ketika peran sebagai “subyek” pembangunan maka diperlukan upaya pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan meningkatkan kapasitas penduduk dalam pembangunan. Hal ini menyangkut pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.

Indeks pembangunan berwawasan kependudukan (IPBK) muncul karena:

a. Adanya mandat dari konferensi kependudukan dan pembangunan internasonal untuk mengintegrasikan kependudukan kedalam kebijakan pembangunan

b. Pencapaian tujuan pembangunan millenium (MDGs) tidak dapat dilepaskan dari pencapaian tujuan pembangunan kependudukan

c. Komponen kependudukan dalam MDGs maupun agenda post 2015 (SDGs) merupakan komponen strategis

d. Diperlukan pemahaman tentang konsep pembangunan berwawasan kependudukane. Ada kebutuhan di tingkat nasional, provinsi, serta kabupaten/kota untuk memahami

integrasi kependudukan dalam pembangunan (apakah sudah mengintegrasikan aspek kependudukan atau belum

f. Diperlukan alat yang dapat dimanfaatkan untuk menentukan prioritas pembangunan.

Secara operasional penyusunan indeks dilakukan berdasarkan tiga konsep pembangunan yaitu : 1) konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development), 2) konsep pembangunan sumber daya manusia (Human Resource Development), dan 3) konsep pembangunan manusia (Human Development). Berdasarkan kajian terhadap konseppembangunan tersebut maka ada 4 dimensi utama penyusunan indeks yaitu ;

1. Dimensi partisipasi : dimensi ini merupakan penterjemahan dari prinsip bahwa penduduk adalah pelaku pembangunan.

2. Dimensi keberlanjutan : dimensi ini disarikan dari prinsip pembangunan berkelanjutan

3. Dimensi pro rakyat : dimensi ini merupakan penterjemahan dari prinsip penduduk sebagai obyek pembangunan dengan memasukan 3 elemen dasar dalam IPMmeliputi elemen ekonomi, elemen pendidikan, dan elemen kesehatan.

2 | P a g e

Page 3: Konsiep IPM

4. Dimensi integrasi:dimensi ini mewakili prinsip bahwa perencanaan kependudukan harus menjadi bagian integral dari perencanaan pembangunan

2. Revolusi mental 5 tahun dan implementasi

Ide atau visi “REVOLUSI MENTAL” yang dilontarkan oleh presiden JOKOWI ke tengah- tengah masyarakat sekitar Pilpres 2014, ditinjau dari 'timing'nya merupakan suatu prakarsa yang amat 'relevan'. Namun, hakikat dari prakarsa Jokowi yang dinyatakannya dalam seruan “Revolusi Mental”, sudah lahir sejak dimulai dan bergejolaknya gerakan Reformarsi dan Demokrasi, melawan rezim otoriter Orde Baru di bawah Presiden Suharto. Ide dan visi tsb lahir, berkembang dan tmubah besar dalam proses perjuangan melawan tirani. Sumber inspirasi visi Revolusi Mental adalah ajaran Bung Karno.

Pada kegiatan kampanye yang lalu, presiden terpilih, Joko Widodo melontarkan ide yang cukup menarik, yaitu perlunya revolusi mental bagi bangsa Indonesia. Ide ini sepertinya sederhana, tetapi sebenarnya amat mendasar. Bangsa Indonesia yang saat ini masih belum mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia adalah oleh karena belum menyandang mental maju, mental pelopor, mental pemenang, mental juara, dan sejenisnya.

Sekalipun sudah merdeka sekian lama, secara mental bangsa ini masih kalah, menunggu, mengikut, tidak siap bersaing, mementingkan diri sendiri dan mengabaikan orang lain, bermental formalitas, dan lain sebagainya. Mental seperti itulah hingga mengakibatkan bangsa Indonesia tidak maju, tertinggal, dan kalah bersaing dengan negara-negara lainnya. Kekalahan itu bukan sebab, melainkan sebagai akibat. Sedangkan di atara faktor yang menjadi sebab adalah mental yang disandang itu.

Mental adalah posisi strategis yang amat berpengaruh pada kehidupan secara keseluruhan. Hanya dengan mengubah mentalnya, maka bangsa ini akan berubah. Mental yang hanya mementingkan diri sendiri dan tidak peduli pada orang lain adalah menjadi sebab utama terjadinya kesenjangan, kemiskinan, dan penderitaan rakyat yang sedemikian banyak. Maka, mental yang menjadi perusak kehidupan bersama itu harus diubah secara cepat. Dan, jika perubahan itu benar-benar terjadi, maka bangsa ini akan menjadi maju dan beradab.

Mengamati besarnya jumlah angka kemiskinan, pengangguran, penderitaan, dan sejenisnya secara saksama maka sebenarnya, hal itu merupakan akibat dari adanya orang-orang yang bermental hanya mementingkan diri sendiri dan tidak peduli pada orang lain. Mental orang yang hanya mementingkan diri sendiri secara berkelebihan, akan menumbuhkah perilaku monopoli dalam berbagai lapangan kehidupan, merampas hak orang, tidak peduli atas penderitaan sesama, berjiwa manipulatif, koruptif, dan sebagainya. Mental yang amat merugikan seperti disebutkan itu lewat gerakan revolusi mental harus dihilangkan.

3 | P a g e

Page 4: Konsiep IPM

Oleh karena itu, ide akan segera melakukan gerakan revolusi mental adalah sangat strategis dan mendasar bagi bangsa ini. Kata revolusi biasanya diartikan sebagai sebuah perubahan cepat dan mendasar. Adapun yang akan diubah adalah mental, jiwa, mindset, atau pikiran bangsa Indonesia ini. Mengubah mental dan apalagi secara cepat, kiranya bukan pekerjaan mudah. Diperlukan konsep, strategi atau pendekatan, dan juga kekuatan untuk mengubah mental orang yang berjumlah banyak dan berjangkauan luas itu.

3. Pencapaian MDGs

MDG’s adalah singkatan dari Millennium Development Goals ,yang artinya Tujuan Pembangunan Milenium. MDG’s adalah delapan tujuan yang ingin dicapai oleh berbagai bangsa di dunia pada tahun 2015 untuk menjawab tantangan-tantangan utama pembangunan di seluruh dunia. MDG’s merupakan komitmen bersama negara-negara maju dan negara-negara berkembang dalam menangani permasalahan utama pembangunan. Tantangan-tantangan utama pembangunan itu sendiri diambil dari seluruh tindakan dan target yang dijabarkan dalam Deklarasi Milenium yang diadopsi oleh 189 negara dan ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 yang lalu. Diharapkan, negara-negara yang lebih kaya dapat mendukung negara-negara miskin dan berkembang dalam melaksanakan tugas pembangunan mereka. Adapun sasaran dari MDG’s itu adalah:

1. Menuntaskan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim2. Pemerataan pendidikan dasar3. Mendukung adanya persaman jender dan pemberdayaan perempuan4. Mengurangi tingkat kematian anak5. Meningkatkan kesehatan ibu6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Pada dasarnya fokus utama dalam MDG’s adalah pembangunan manusia, dengan meletakkan dasar pada konsensus dan kemitraan global untuk pembangunan. Karena sasaran dari MDG’s itu sendiri sangat berkaitan dengan manusia. Semua orang menginginkan program MDG’s ini tepat sasaran, dan semua orang juga berharap melaui program ini perdamaian dan kesejahteraan dunia dapat terwujud sempurna. Oleh sebab itu, sudah saatnya bagi kita masyarakat biasa untuk membantu apasaja yang bisa kita lakukan demi tercapainya progam MDG’s pada khususnya dan perdamaian dan kesejahteraan dunia pada umumnya.

4 | P a g e

Page 5: Konsiep IPM

Sebagai salah satu negara yang menandatangani MDGs maka Indonesia pun diwajibkan mencapai tujuan yang telah dicanangkan tersebut. Dan setiap tahun, Bappenas membuat laporan atas pelaksanaan MDGs di Indonesia.

a. Tujuan 1: Menanggulangi kemiskinan dan kelaparanTujuan ini yang paling penting. Pada Juli 2009, BPS mengumumkan bahwa penduduk miskin di Indonesia sampai dengan Maret 2009 berjumlah sekitar 32,53 Juta Jiwa (11,5% dari total penduduk Indonesia). Sementara pada Maret 2008 disebukan jumlah penduduk miskin sebesar 34,96 juta jiwa atau sebesar 15,42% dari total populasi Indonesia.Dalam mencapai target menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan, diwujudkan dengan berkurangnya (menjadi setengah) penduduk yang kelaparan sampai tahun 2015, dapat dilihat dari prevalensi anak usia dibawah lima tahun dengan berat badan kurang. Dalam laporan MDGs oleh Bappenas tahun 2007, disebutkan bahwa angka ini ada pada 28% da cenderung naik sehingga terget ini kemungkinan tidak dapat dicapai dalam waktu dekat.

b. Tujuan 2: Mewujudkan pendidikan dasar untuk semuaTujuan ini memastikan bahwa semua anak Indonesia menerima pendidikan dasar. Walaupun berdasarkan data secara nasional target ini hampir tercapai, akan tetapu ternyata data ini menyimpang dan terjadi ketimpangan antar daerah satu dengan daerah lain. Pada saat ini terdapat 9% anak harus mengulang kelas satu sekolah dasar sementara pada setiap jenjang kelas, sekitar 5% putus sekolah. Akibatnya sekitar 25% anak Indonesia tidak lulus dari sekolah dasar.

c. Tujuan 3: Mendorong kesetaraan Gender dan pemberdayaan perempuanDalam banyak hal perempuan Indonesia telah mencapai kemajuan pesat, walaupun masih jauh dari kesetaraan gender. Yang menjadi indikator utama adalah rasio anak perempuan terhadap anak laki-laki di pendidikan dasar, lanjuta dan tinggi pada tahun 2007, rasio di pendidikan dasar sebesar 99,4% sedangkan penddikan lanjutan pertama dan lanjutan atas adalah 99,9% dan 100,0% untuk pendidikan tinggi sebesar 102,5%.

d. Tujuan 4: Menurunkan angka kematian anakUsia harapan hidup manusia memang makin lama makin meningkat, akan tetapi hal ini tidak dibarengi dengan rendahnya angka kematian anak. Pada 2005, proporsi anak yang meninggal baik ketika bayi atau sebelum mencapai usia 5 tahun mencapai 40 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini disebabkan kurangnya layanan kesehatan yang diterima baik oleh ibu maupun anak.

e. Tujuan 5: Meningkatkan kesehatan ibuTarget ini memiliki tujuan menurunkan angka kematian ibu sebesar 75%. Meilihat kecenderungan angka kematian ibu setiap tahun, agaknya target tersebut terlalu ambisius. Sedangkan indikator persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih kiranya dapat tercapai karena sampai saat ini angkanya sebesar 72,4%.

f. Tujuan 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria serta penyakit menular lainnyaSampai tahun 2007, prevalensi penyebaran penyakit HIV/AIDS sebesar 0,1% ditingkat nasional. Untuk penyakit malaria, penularannya tidak sering terjadi,

5 | P a g e

Page 6: Konsiep IPM

berbanding terbalik dengan demam berdarah dan penyakit TBC yang persebarannya mencapai 582.000 kasus per tahunnya.

g. Tujuan 7: Memastikan kelestarian lingkunganBanyak kerusakan alam yang dihasilkan selama proses pembangunan yang telah dilakukan. Indonesia memiliki hutan yang cukup besar. Namun untuk jangka panjang selama periode 1997-2000 Indonesia kehilangan 3,5 Juta hektar hutan tiap tahun.

4. Perbedaan IPM dan IPBK

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.

Sedangkan Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan menggambarkan proses (dalam siklus kebijakan) yaitu sebagai alat untuk menentukan prioritas pembangunan dengan cara melakukan identifikasi terhadap variabel penyusunnya.

Perbedaan IPM dan IPBK terdapat pada indikator/dimensi penyusunnya, apabila IPM memiliki indikator kesehatan, pendidikan, dan pendapatan maka IPBK disusun oleh partisipasi (participation), Keberlanjutan (Sustainablility), Pemihakan kepada rakyat (pro people), integrasi penduduk dalam perencanaan pembangunan (populatio integration), dan kesetaraan (equity).

IPM dan IPBK memiliki hubungan timbal balik. Dimana IPBK seharusnya memiliki korelasi positif dengan IPM. IPBK akan memiliki nilai strategis dalam penyusunan rencana priorits pembangunan untuk mencapai IPM yang tinggi.

8

6 | P a g e