case report session ipm ras

13
1 PRESENTASI HASIL PERAWATAN MODUL LESI RONGGA MULUT Perawatan Pada Kasus Recurrent Aphthous Stomatitis Disusun oleh : Ichda Nabiela Amiria Asykarie J 530 145 007 Dosen Pembimbing : drg. SE. Yuletnawati

Upload: nabiela-ameer

Post on 26-Jan-2016

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report Session IPM RAS

1

PRESENTASI HASIL PERAWATANMODUL LESI RONGGA MULUT

Perawatan Pada Kasus Recurrent Aphthous Stomatitis

Disusun oleh :

Ichda Nabiela Amiria Asykarie

J 530 145 007

Dosen Pembimbing : drg. SE. Yuletnawati

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: Case Report Session IPM RAS

2

PENDAHULUAN

Recurrent aphthous stomatitis (RAS) merupakan suatu kondisi peradangan mukosa

rongga mulut dengan karakteristik ulserasi ulang kambuh dan masa bebas ulkus selama

beberapa hari hingga minggu. Biasanya berupa ulser putih kekuningan. Ulser ini dapat

berupa ulser tunggal maupun lebih dari satu. RAS dapat menyerang mukosa mulut yang

tidak berkeratin yaitu mukosa bukal, labial, lateral dan ventral lidah, dasar mulut,

palatum lunak dan mukosa orofaring.

RAS merupakan ulser oval rekuren pada mukosa mulut tanpa tanda-tanda adanya

penyakit lain dan salah satu kondisi ulseratif mukosa mulut yang paling menyakitkan

terutama sewaktu makan, menelan dan berbicara. Penyakit ini relatif ringan karena

tidak bersifat membahayakan jiwa dan tidak menular. Tetapi bagi orang – orang yang

menderita RAS dengan frekuensi yang sangat tinggi akan merasa sangat terganggu.

Beberapa ahli menyatakan bahwa RAS bukan merupakan penyakit yang berdiri sendiri,

tetapi lebih merupakan gambaran beberapa keadaan patologis dengan gejala klinis yang

sama. RAS dapat membuat frustasi pasien dan dokter gigi dalam merawatnya karena

kadang-kadang sebelum ulser yang lama sembuh ulser baru dapat timbul dalam jumlah

yang lebih banyak.

Etiologi RAS masih belum diketahui dengan pasti. Ulser pada RAS bukan karena

satu faktor saja tetapi multifaktorial yang memungkinkannya berkembang menjadi

ulser. Namun, kemungkinan penyebab ulser aftosa diduga akibat kelainan

imunologis (T-cell mediated), inflamasi neurogenik (neuropeptide induced, seperti zat

P), defek mucosal healing (inhibisi oleh sitokin), mikrobiologis (virus, bakteri),

defisiensi nutrisi (vitamin B12, asam folat, zat besi), kimia (pasta gigi).

Defisiensi vitamin B12, asam folat, dan zat besi ditemukan hanya sedikit pada

pasien dengan ulser aftosa. Koreksi defisiensi ini menghasilkan perbaikan atau

penyembuhan. Pada beberapa kasus, defisiensi asam folat dan faktor yang berhubungan

dengan penyakit di bawahnya dapat menjadi bagian penyebab. Penyebab lain meliputi

perubahan hormon, stress, trauma, dan alergi makanan kacang, coklat, dan

perekat/gluten. Bisa juga akibat perawatan preserfatif dan komponen yang terkandung

dalam pasta gigi.

 

Page 3: Case Report Session IPM RAS

3

RAS biasanya muncul pada umur 5 tahun dan berlanjut sampai umur 19 tahun dan

RAS kembali muncul setelah berumur 30 tahun. Berdasarkan jenis kelamin RAS

cenderung lebih banyak ditemukan pada wanita (RAS memiliki 3 bentuk umum

berdasarkan klasifikasi Stanley (1972).

RAS minor ditandai dengan ulkus yang berukuran kecil, dangkal, berbentuk bulat

atau oval dengan 1-5 ulkus tiap episode pada mukosa tidak berkeratin, biasanya pasien

merasakan sakit dan disertai dengan prodromal sindrom, diameter ulkus 8- 10 mm

disertai dengan jaringan nekrotik pada bagian tengah dengan pseudomembran warna

kuning keabuan. Rasa sakit dan ulkus hilang 3-4 hari setelah terjadinya reepitelisasi

tanpa menimbulkan jaringan parut.

RAS mayor (periadenitis mucosa necrotica recurrens, Sutton’s disease) dengan

ulkus yang besar, dalam dan rasa sakit yang lebih menyakitkan jika dibandingkan

dengan RAS minor, dengan diameter ulkus lebih dari 10 mm. Ulkus biasanya

ditemukan pada bibir, palatum lunak dan tenggorokan. Ditemukan 1-3 ulkus tiap

episode pada mukosa berkeratin dan tidak berkeratin, ulkus biasanya terjadi setiap satu

bulan sekali dan ulkus sembuh 10-20 hari yang meninggalkan jaringan parut.

RAS herpetiformis dengan 20-100 ulkus tiap episode pada mukosa tidak berkeratin,

diameter ulkus kurang dari 5mm, bisa terjadi pada semua mukosa rongga mulut, ulkus

sembuh setelah 2 minggu.

Tata laksana RAS berupa identifikasi dan koreksi faktor-faktor predisposisi. Pada

umumnya pasien RAS tidak memerlukan terapi karena sifat penyakitnya yang ringan

(Natah dkk., 2004). Beberapa orang melakukan perawatan dengan menjaga kebersihan

rongga mulut, menggunakan pasta gigi tanpa sodium lauryl sulfate yang bersifat iritatif,

mencegah trauma lokal serta terapi paliatif untuk mengatasi rasa sakit (Natah dkk.,

2004).

Terapi RAS memiliki tujuan menghilangkan rasa sakit sehingga memungkinkan

asupan makanan yang adekuat, mengurangi infeksi sekunder, memicu penyembuhan

ulkus sehingga mengurangi durasi dan mencegah rekurensi (Field dan Allan., 2003).

Page 4: Case Report Session IPM RAS

4

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

No. RM : J512033

Nama Pasien : Desinta dhiotya Rachma

Tanggal Lahir : 19 September 1992

Umur : 21 th

Alamat : Pesma Mas Mansyur UMS

Pekerjaan : Mahasiswi

Gol. Darah : O

B. Anamnesis

Pemeriksaan Subjektif

– CC :

Pasien datang dengan keluhan sering muncul sariawan pada bagian

mulutnya, saat ini terdapat sariawan pada bibir bawah bagian kirinya.

– PI :

a. Pasien sudah merasakan adanya sariawan tersebut sejak kurang

kebih 3 minggu yang lalu

b. Pada awalnya terasa sakit tetapi sekarang sudah tidak, hanya

terkadang terasa perih ketika makan

c. Oleh pasien, sariawan tersebut sudah diobati dengan abothyl, tetapi

sariawan tersebut semakin membesar.

– PMH :

a. Pasien tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik

b. Pasien memiliki riwayat alergi makanan seafood

c. Pasien sedang tidak mengkonsumsi obat apapun

d. Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit

– PDH :

Pasien pernah ke dokter gigi untuk melakukan perawatan scalling

Pasien sering mengalami sariwan yang berulang pada bagian

mulutnya

– FH :

Page 5: Case Report Session IPM RAS

5

Umum

a. Ayah : tidak memiliki riwayat penyakit sistemik maupun alergi

b. Ibu : darah tinggi

Gigi

a. Ayah : tidak ada keterangan

b. Ibu : tidak ada keterangan

– SH

a. Pasien memiliki kebiasaan meggosok gigi 2 kali sehari pagi

setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

b. Pasien memiliki kebiasaan pola hidup sehat mengkonsumsi buah-

buahan dan sayur-sayuran.

c. Pasien memiliki kebiasaan mengerat gigi

Pemeriksaan Objektif

1) Kesan umum kesehatan penderita :

Jasmani : Sehat

Mental : Sehat

2) Vital Sign :

TD : 100 / 70 mmHg

Nadi : 80 x/ menit

Pernafasan : 28 x/ menit

Suhu : 36 ºC

Berat Badan : 46 kg

Tinggi badan : 158 cm

C. Pemeriksaan Ekstra oral

Fasial NeuromuskularKelenjar

Ludah

Kelenjar

Limfe

Tulang

RahangTMJ

Deformitas - - - - - -

Nyeri - - - - - -

Tumor - - - - - -

Gangguan

Fungsi- - - - - -

Page 6: Case Report Session IPM RAS

6

D. Pemeriksaan Intra Oral

Mukosa Bibir : terdapat lesi berbentuk bulat oval berwarna

putih

dengan tepi kemerahan pada bibir bagian dalam

sebelah kiri

Mukosa Pipi : tidak ada kelainan

Dasar mulut : tidak ada kelainan

Lidah : tidak ada kelainan

Gingiva : tidak ada kelainan

Orofaring : Tidak ada kelainan

Oklusi : normal

Torus palatinus : Tidak ada

Torus Mandibula : Tidak ada

Palatum : Dalam

Supernumerary Teeth : Tidak ada

Diastema : Tidak ada

Gigi Anomali : Tidak ada

Gigi Tiruan : Tidak ada

Oral Hygiene : 0,6 / Baik

Lain-lain : Tidak dilakukan

E. Odontogram

F. Pemeriksaaan Penunjang

Tidak dilakukan

Page 7: Case Report Session IPM RAS

7

G. Hasil pemeriksaan

Tanda klinis :

Bentuk : bulat oval berbatas tegas, tepi kemerahan

Warna : putih pucat

Ukuran : ± 5 mm

H. Gambaran Kasus

I. Diagnosis

– Reccurent Apthouse Stomatitis (RAS)

J. Rencana Perawatan

– KIE

– Penjelasan kelainan pada rongga mulut pasien, keadaan patologis dan

rencana perawatan

– Medikasi

K. Perawatan

– KIE

Penjelasan kelainan pada rongga mulut pasien, keadaan patologis dan

rencana perawatan

– Medikasi / peresepan

Page 8: Case Report Session IPM RAS

8

L. Peresepan

R/ Betadine gargle 1% fls no. I

S.3.dd.1.garg

R/ Triamcinolone acetonide 0,1% tube mg 5 no. I

S.3.dd

M. Kondisi rongga mulut pasien setelah perawatan

Page 9: Case Report Session IPM RAS

9

KESIMPULAN

RAS merupakan ulser oval rekuren pada mukosa mulut tanpa tanda-tanda adanya

penyakit lain dan salah satu kondisi ulseratif mukosa mulut yang paling menyakitkan

terutama sewaktu makan, menelan dan berbicara. Penyakit ini relatif ringan karena

tidak bersifat membahayakan jiwa dan tidak menular. Tetapi bagi orang – orang yang

menderita RAS dengan frekuensi yang sangat tinggi akan merasa sangat terganggu.

Beberapa ahli menyatakan bahwa RAS bukan merupakan penyakit yang berdiri sendiri,

tetapi lebih merupakan gambaran beberapa keadaan patologis dengan gejala klinis yang

sama. RAS merupakan suatu kondisi peradangan mukosa rongga mulut dengan

karakteristik ulserasi ulang kambuh dan masa bebas ulkus selama beberapa hari hingga

minggu yang disebkan oleh faktor imunologi. Eliminasi atau perbaikan seluruh faktor

predisposisi dapat menurunkan frekuensi dan keparahan lesi RAS.

Page 10: Case Report Session IPM RAS

10

DAFTAR PUSTAKA

Field, E. A., Allan, R. B., 2003, Review Article : Oral Ulceration – Aetiopathogenesis,

clinical Diagnosis and Management in the Gastrointestinal clinic, Aliment

Pharmacol Ther., 18 : 949-62.

Nair, B. J., Vivek, V., 2011, Recurrent Aphtous Stomatitis : Current Concepts in

diagnosis and management, JIAOMR., 23(3) : 232-236

Natah, S.S., Konttinen, Y.T., Enattah, N.S., Ashammakhi, N., Sharkey, K.A.,2004,

HayrinenImmonen R.Recurrent Aphthous Ulcers Today : A Review of the

Growing Knowledge, Int J Oral Maxillofac Surg., 33: 221-34.

Porter, S., Scully C., 2004, Aphthous Ulcers (recurrent), Clin Evid., 12.

Preeti, L., Magesh, K.T., Rajkumar, K. and Raghavendhar Karthik, 2011, Recurrent

aphtous stomatitis, J Oral Maxillofac Pathol, 15(3): 252–256.