konservasi

3
KONSERVASI MIKRODONSIA PENDAHULUAN Mikrodontia adalah kelainan ukuran gigi yaitu ukuran gigi lebih kecil dari norma dan dapat juga disertai dengan kelainan bentuk yaitu dengan bentuk kerucut atau konus yang disebut juga conical teeth. (1) Kelainan ini lebih sering terjadi pada gigi permanen dibandingkan gigi sulung. Prevalensi kasus ini lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki dan lebih sering terjadi pada gigi insisif dua rahang atas serta gigi molar tiga rahang atas. Mikrodontia adalah gigi yang memiliki ukuran lebih kecil dari normal. Mikrodontia lokal yang hanya mengenai satu atau beberapa gigi lebih sering ditemui daripada yang mengenai seluruh gigi. Kelainan ini lebih sering terjadi pada gigi-gigi permanen dibandingkan gigi-gigi sulung. Selain itu juga lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Mikrodontia lebih sering terjadi pada gigi insisif dua rahang atas dan gigi molar tiga rahang atas. Kelainan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Mikrodontia yang mengenai seluruh gigi jarang terjadi dan bisa ditemukan pada kelainan yang diturunkan dari orangtua (congenital hypopituitarism). Selain itu bisa juga disebabkan karena adanya radiasi atau perawatan kemoterapi saat pembentukan gigi. Kelainan ini juga bisa merupakan bagian dari sindroma tertentu (penyakit yang terdiri dari beberapa gejala yang timbul bersama sama), seperti sindroma trisomy 21 atau sindroma ectodermal dysplasia. Selain itu mikrodontia juga sering ditemui pada kelainan cleft lip and palate (bibir sumbing dan celah pada langit-langit rongga mulut).10 Tooth agenesis is frequently associated with small teeth.2,13,15 A reduction in tooth size represents an incomplete expression of the same genetic defect which defines tooth agenesis. This explains the classical association between the unilateral agenesis of the maxillary lateral incisor and the microdontia of its antimere (Fig 8). Approximately 20% of the patients with second premolar agenesis also present small upper lateral incisors2,13 (Fig 9). Patients with tooth agenesis show a generalized and significant reduction of tooth size. This reduction is not homogeneous, once the anterior teeth (incisors and canines) are smaller than the posterior teeth (premolars and molars).15 In patients with multiple tooth agenesis (oligodontia), the reduction of tooth size is even more

Upload: anis-sevia-pramaeswari

Post on 14-Apr-2016

222 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

y

TRANSCRIPT

Page 1: KONSERVASI

KONSERVASI

MIKRODONSIA

PENDAHULUAN

Mikrodontia adalah kelainan ukuran gigi yaitu ukuran gigi lebih kecil dari norma dan dapat juga disertai dengan kelainan bentuk yaitu dengan bentuk kerucut atau konus yang disebut juga conical teeth.(1) Kelainan ini lebih sering terjadi pada gigi permanen dibandingkan gigi sulung. Prevalensi kasus ini lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki dan lebih sering terjadi pada gigi insisif dua rahang atas serta gigi molar tiga rahang atas.

Mikrodontia adalah gigi yang memiliki ukuran lebih kecil dari normal. Mikrodontia lokal yang hanya mengenai satu atau beberapa gigi lebih sering ditemui daripada yang mengenai seluruh gigi. Kelainan ini lebih sering terjadi pada gigi-gigi permanen dibandingkan gigi-gigi sulung. Selain itu juga lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Mikrodontia lebih sering terjadi pada gigi insisif dua rahang atas dan gigi molar tiga rahang atas. Kelainan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Mikrodontia yang mengenai seluruh gigi jarang terjadi dan bisa ditemukan pada kelainan yang diturunkan dari orangtua (congenital hypopituitarism). Selain itu bisa juga disebabkan karena adanya radiasi atau perawatan kemoterapi saat pembentukan gigi. Kelainan ini juga bisa merupakan bagian dari sindroma tertentu (penyakit yang terdiri dari beberapa gejala yang timbul bersama sama), seperti sindroma trisomy 21 atau sindroma ectodermal dysplasia. Selain itu mikrodontia juga sering ditemui pada kelainan cleft lip and palate (bibir sumbing dan celah pada langit-langit rongga mulut).10

Tooth agenesis is frequently associated with small teeth.2,13,15 A reduction in tooth size represents an incomplete expression of the same genetic defect which defines tooth agenesis. This explains the classical association between the unilateral agenesis of the maxillary lateral incisor and the microdontia of its antimere (Fig 8). Approximately 20% of the patients with second premolar agenesis also present small upper lateral incisors2,13 (Fig 9). Patients with tooth agenesis show a generalized and significant reduction of tooth size. This reduction is not homogeneous, once the anterior teeth (incisors and canines) are smaller than the posterior teeth (premolars and molars).15 In patients with multiple tooth agenesis (oligodontia), the reduction of tooth size is even more remarkable15 (Fig 10). This information presents important clinical implications. Rarely an orthodontist observes crowding in patients with tooth agenesis, while spacing is a common finding. In this way, the comprehensive orthodontic treatment hardly evolves tooth extractions. The major challenge in these patients will be closing the generalized spaces, mainly when the facial profile dictates that posterior tooth mesial movement should be performed instead of anterior tooth retractions.

Microdontia is a term used to describe teeth that are smaller than normal, such as outside the usual limits of variation. Microdontia is much more common than macrodontia. There are three types of microdontia as recognized, true generalized microdontia, relative generalized microdontia and microdontia involving a single tooth. More often, microdontia involving a single tooth is a common condition. Microdontia like other dental defects is often found in the so called variable teeth, those that are more prone to congenital failure to develop. One of the most common forms of localized microdontia is that which affects the maxillary lateral incisors, called a “peg lateral”. A peg shaped incisor has a marked reduction in diameter, extending from the cervical region to the incisal

Page 2: KONSERVASI

edge. 1,2 The size of the teeth is predominantly genetically determined, depends on the race and can also be caused due to endocrinal disturbances. Microdontic / peg shaped incisors are commonly seen affecting the maxillary lateral incisors. The reported prevalence varies from 0.8-8.4% of the population3 . However, microdontia of maxillary and mandibular central incisors is a rare condition. Several genes linked with early tooth positioning and development has been identified as the reason for such anomalous events. In children with peg shaped teeth, for psychological reasons and proper development of the stomatognathic system, an early treatment strategy has been suggested. Here a case of non syndromic bilateral microdontic peg shaped mandibular central incisors along with bilateral maxillary peg shaped lateral incisors has been presented. The dental management, traditionally focusing on provision of an esthetic rehabilitation with minimal tooth preparation due to the conical shape and the highly placed pulp horns is also discussed.

Defenisi. Mikrodontia adalah gigi yang memiliki ukuran lebih kecil dari normal. Mikrodontia lokal yang hanya mengenai satu atau beberapa gigi lebih sering ditemui daripada yang mengenai seluruh gigi. Kelainan ini lebih sering terjadi pada gigi-gigi permanen dibandingkan gigi-gigi sulung. Selain itu juga lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Microdontia lebih sering terjadi pada gigi insisif dua rahang atas dan gigi molar tiga rahang atas. Penyebab. Kelainan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Microdontia yang mengenai seluruh gigi jarang terjadi dan bisa ditemukan pada kelainan yang diturunkan dari orangtua (congenital hypopituitarism). Selain itu bisa juga disebabkan karena adanya radiasi atau perawatan kemoterapi saat pembentukan gigi. Microdontia lokal diduga disebabkan oleh adanya mutasi pada gen tertentu. Kelainan ini juga bisa merupakan bagian dari sindroma tertentu (penyakit yang terdiri dari beberapa gejala yang timbul bersama-sama), seperti sindroma trisomy 21 atau sindroma ectodermal dysplasia. Selain itu microdontia juga sering ditemui pada kelainan cleft lip and palate (bibir sumbing dan celah pada langit-langit rongga mulut). Gejala. Mahkota gigi yang mengalami microdontia tampak lebih kecil daripada ukuran yang normal. Gigi tersebut dapat berbentuk kerucut atau sama seperti gigi normal hanya dengan ukuran yang lebih kecil. Perawatan. Perawatan microdontia biasanya meliputi pemberian restorasi estetik untuk memperbaiki bentuk dan ukuran gigi, misalnya dengan pemasangan mahkota tiruan (crown) atau dengan penambalan. Juga bisa dilakukan perawatan orthodonti (pemakaian kawat gigi) untuk merapatkan ruangan antar gigi-geligi bila diperlukan. Lakukan konsultasi dengan dokter gigi Anda untuk mendapatkan perawatan yang sesuai bila gigi Anda memiliki kelainan ini.