daerah konservasi

154
PRESENTASI GEOGRAFI (DAERAH KONSERVASI)

Upload: nonik-setyanik

Post on 21-Jun-2015

340 views

Category:

Education


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Daerah konservasi

PRESENTASI GEOGRAFI(DAERAH KONSERVASI)

Page 2: Daerah konservasi

KELOMPOK:10KELAS:(11-1PS 4)

PEMBAGIAN TUGAS BERDASARKAN BANNER PETA DAERAH KONSERVASI.

Page 3: Daerah konservasi

PENGERTIAN TAMAN NASIONALTaman Nasional (National Park) merupakan kawasan yang dilindungi oleh pemerintah dari perkembangan manusia dan polusi. Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Nasional didefinisikan sebagai kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam.Taman Nasional juga dilindungi oleh World Conservation Union Kategori II (IUCN;International Union for Conservation of Nature and Natural Resources). Di Indonesia terdapat 50 Taman Nasional. 

Page 4: Daerah konservasi

SAYA AKAN MENJELASKAN TENTANG DAERAH

KONSERVASI DI SUMATERA

Page 5: Daerah konservasi

1.TAMAN NASIONAL DI PULAU SUMATERA

Page 6: Daerah konservasi

1. TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER

Page 7: Daerah konservasi

TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER A..PENJELASAN MENGENAI TAMAN NASIONAL DAN FASILITASNYA Taman Nasional Gunung Leuser merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan pantai, dan

hutan hujan tropika dataran rendah sampai pegunungan.   Taman Nasional Gunung Leuser merupakan salah satu yang ditetapkan oleh UNESCO

sebagai Cagar Biosfir. Berdasarkan kerjasama Indonesia-Malaysia, juga ditetapkan sebagai “Sister Park” dengan Taman Negara National Park di Malaysia.

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:

1.Gurah. Melihat dan menikmati panorama alam, lembah, sumber air panas, danau, air terjun, pengamatan satwa dan tumbuhan seperti bunga raflesia, orangutan, burung, ular dan kupu-kupu.2.Bohorok. Tempat kegiatan rehabilitasi orangutan dan wisata alam berupa panorama sungai, bumi perkemahan dan pengamatan burung.3.Kluet. Bersampan di sungai dan danau, trekking pada hutan pantai dan wisata goa. Daerah ini merupakan habitat harimau Sumatera.4.Sekundur. Berkemah, wisata goa dan pengamatan satwa.Ketambe dan Suak Belimbing. Penelitian primata dan satwa lain yang dilengkapi rumah peneliti dan perpustakaan.5.Arung jeram di Sungai Alas. Kegiatan arung jeram dari Gurah-Muara Situlen-Gelombang selama tiga hari.

Page 8: Daerah konservasi

B.FLORA DAN FAUNA DI TAMAN NASIONAL Hampir seluruh kawasan ditutupi oleh lebatnya hutan Dipterocarpaceae

dengan beberapa sungai dan air terjun. Terdapat tumbuhan langka dan khas yaitu daun payung raksasa (Johannesteijsmannia altifrons), bunga raflesia (Rafflesia atjehensis dan R. micropylora) serta Rhizanthes zippelnii yang merupakan bunga terbesar dengan diameter 1,5 meter. Selain itu, terdapat tumbuhan yang unik yaitu ara atau tumbuhan pencekik.

Satwa langka dan dilindungi yang terdapat di taman nasional antara lain mawas/orangutan (Pongo abelii), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), kambing hutan (Capricornis sumatraensis), rangkong (Buceros bicornis), rusa sambar (Cervus unicolor), dan kucing hutan (Prionailurus bengalensis sumatrana),gibbon.

Raflessia atjehensis

Harimau sumatera

Ara pencekik

Gajah sumatera

Page 9: Daerah konservasi

2.TAMAN NASIONAL PULAU SIBERUT(DI PULAU SUMATERA)

Page 10: Daerah konservasi

2.TAMAN NASIONAL PULAU SIBERUT

A.PENJELASAN: Pulau Siberut terletak di lepas pantai Sumatera Barat yang dipisahkan oleh

Selat Mentawai dan berjarak kurang lebih 155 km dari kota Padang. Taman Nasional Siberut yang terletak di pulau tersebut, seluas 60% kawasan ditutupi oleh hutan primer Dipterocarpaceae, hutan primer campuran, rawa, hutan pantai, dan hutan mangrove.

Hutan di taman nasional ini relatif masih alami dengan banyaknya pohon-pohon besar dengan tinggi rata-rata 60 meter.

B.FAUNA TAMAN NASIONAL Taman Nasional Siberut memiliki 4 jenis satwa primata yang tidak

ditemukan pada daerah-daerah lainnya di dunia (endemik) yaitu bokkoi (Macaca pagensis), lutung mentawai/joja (Presbytis potenziani siberu), bilou (Hylobates klossii), dan simakobu (Nasalis concolor siberu). Selain itu, terdapat 4 jenis bajing yang endemik, 17 jenis satwa mamalia dan 130 jenis burung (4 jenis endemik).

Bokkoi Bilou Simakobu

Page 11: Daerah konservasi

Kekayaan FloraTipe Hutan Siberut didominasi oleh vegetasi dipterocarpaceae, rawa dan hutan mangrove. Hasil penelitian LIPI di Siberut terdapat sekitar 846 jenis tumbuhan yang terdiri dari 390 marga dan 131 keluarga. Selain tumbuhan yang ada rata-rata 15 % adalah jenis endemik.1.Hutan DipterocarpaceaeTerdapat di derah punggung (puncak-puncak) bukit dengan potensi ekonomi, ekologi dan hidrologis yang tinggi. Jenis dominan di daerah Siberut Utara adalah marga Diptericarpus. Sedang didaerah Siberut selatan adalah jenis-jenis Shorea dan Hopea. Jenis flora endemiknya adalah Horsfieldia macrothysa dan Mesua cathrinae. 2.Hutan campuranMerupakan type paling luas dan meiliki biodiversity paling tinggi terdapat di daerah pamah pada lembah sampai lereng-lereng perbukitan dibawah hutan Dipterocarpaceae jenis endemisnya adalah Aporusa quadrilocularis, Diospyros brevicalyx, Drypetes subsymmetrica, Horsfieldia macrothysa dan Mesua catharinae.3.Hutan PantaiUmumnya ditemui di sepanjang pantai barat dengan dominasi Baringtonia, banyak ditumbuhi pandan, cemara laut dan memiliki jenis endemik Drypetes subsymmetrica..

Page 12: Daerah konservasi

4.Hutan Rawa Pada bentangan pamah datar yang tergenang air. Hutan ini mempunyai

jenis flora khusus dan terbatas serta didominasi oleh Terminalia phellocarpa. Tumbuhan tanah terdiri dari rotan, pandan dan palm berbulu dengan jenis endemik Horsfieldia macrothysa

5.Hutan Mangrove Tidak kurang dari 63% jenis pohon hutan mangrove yang ada di

Indonesia di jumpai di Pantai Timur Pulau Siberut dimana terdapat laut dangkal dan banyak sungai yang mengedapkan lumpur. Jenis-jenis yang ditemui antara lain dari marga Rhizophora, Bruguiera dan Sonnetaria.

6.Hutan Terganggu (Sekunder) Berhubung erat dengan faktor sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan

dan umumnya terletak dekat dengan pemukiman dan aliran sungai. Hutan terganggu ini akibat dari gangguan masyarakat seperti pembakaran atau hutan sekunder bekas HPH.

Pulau Siberut termasuk Taman Nasional Siberut adalah salah satu Cagar Biosfir yang ditetapkan UNESCO dalam Program Man and the Biosphere (MAB).Perjalanan ke dalam kawasan taman nasional belum banyak dilakukan oleh pengunjung dan selama ini obyek utama bagi pengunjung ke Pulau Siberut hanya untuk melihat budaya masyarakat Mentawai yang berada di dalam dan sekitar taman nasional. Dalam banyak hal, masyarakat Mentawai merupakan suku bangsa di Indonesia yang masih sangat tradisional dan sebagian besar menganut kepercayaan animisme. Kegiatan sosialnya dipusatkan di sekitar UMA, yaitu suatu rumah bersama yang berukuran panjang dan dihuni oleh 30 - 80 orang.

Page 13: Daerah konservasi

3. TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT

Page 14: Daerah konservasi

TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT A.PENJELASAN TAMAN NASIONAL Taman Nasional Kerinci Seblat terletak di 4 wilayah propinsi yaitu Sumatera Barat,

Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Sebagian besar kawasan taman nasional ini merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan Selatan di Pulau Sumatera bagian tengah. Secara geografi Taman Nasional Kerinci Seblat terletak pada 100°31'18" - 102°44' Lintang Timur dan 17'13" - 326'14" Lintang Selatan.

Luas Taman Nasional Kerinci Seblat (hasil tata batas) ditetapkan seluas 1.368.000 Ha dengan perincian:

seluas 353.780 Ha (25,86%) terletak di Propinsi Sumatera Barat; seluas 422.190 Ha (30,86%) terletak di Propinsi Jambi; seluas 310.910 Ha (22,73%) terletak di Propinsi Bengkulu; dan seluas 281.120 Ha (20,55%) terletak di Propinsi Sumatera Selatan. Wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat tersebar di 9 Kabupaten, 43 Kecamatan

dan 134 Desa. Dalam sejarah pembentukannya, taman nasional ini merupakan penyatuan dari

kawasan-kawasan Cagar Alam Inderapura dan Bukit Tapan, Suaka Margasatwa Rawasa Huku Lakitan-Bukit Kayu embun dan Gedang Seblat, hutan lindung dan hutan produksi terbatas di sekitarnya yang berfungsi hidro-orologis yang sangat vital bagi wilayah sekitarnya.

Kelompok hutan tersebut merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) utama, yaitu DAS Batanghari, DAS Musi dan DAS wilayah pesisir bagian barat, DAS tersebut sangat vital peranannya terutama untuk memenuhi kebutuhan air bagi hidup dan kehidupan jutaan orang yang tinggal di daerah tersebut. Mengingat pentingnya peranan kelompok hutan tersebut, maka pada tanggal 4 Oktober 1982, bertepatan dengan Kongres Taman Nasional Sedunia di Bali, gabungan kawasan tersebut diumumkan sebagai Taman Nasional Kerinci Seblat

Page 15: Daerah konservasi

B.FLORA DAN FAUNA TAMAN NASIONAL: Taman Nasional Kerinci Seblat umumnya masih memiliki

hutan primer dengan tipe vegetasi utama didominir oleh formasi :

Vegetasi dataran rendah (200 - 600 m dpl) Vegetasi pegunungan/bukit (600 - 1.500 m dpl) Vegetasi montana (1.500 - 2.500 m dpl) Vegetasi belukar gleichenia/paku-pakuan (2.500 - 2.800 m

dpl) Vegetasi sub alpine (2.300 - 3.200 m dpl) Tidak kurang dari 4.000 jenis flora (63 famili) terdapat di

kawasan yang didominasi oleh famili Dipterocarpaceae, Leguminosae, Lauraceae, Myrtaceae, Bommacaceae, Moraceae, Anacardiaceae, Myristicaceae, Euphorbiaceae dan Meliaceae. Sedangkan pada ketinggian 500 m - 2000 m dpl. didominasi oleh famili Fagaceae, Erycaceae dan semak-semak sub alpin dari jenis Vaccinium dan Rhododendron.

Page 16: Daerah konservasi

Beberapa jenis vegetasi yang khas di Taman Nasional Kerinci Seblat antara lain : Histiopteris insica (tumbuhan berpembuluh tertinggi) berada di dinding kawah Gunung Kerinci, berbagai jenis Nepenthes sp, Pinus mercusii strain Kerinci, Kayu pacat (Harpullia arborea), Bunga Raflesia (Rafflesia arnoldi), Agathis sp

Hasil penelitian Biological Science Club (BScC) pada tahun 1993 di daerah buffer zone ditemukan 115 jenis vegetasi ethnobotanical yang banyak digunakan masyarakat setempat untuk berbagai keperluan seperti untuk obat-obatan, kosmetik, makanan, anti nyamuk dan keperluan rumah tangga.

Fauna yang tedapat dalam Taman Nasional Kerinci Seblat tercatat 42 jenis mammalia (19 famili), diantaranya : Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis), Macan dahan (Neopholis nebulosa), Harimau Loreng Sumatera (Panthera tigris sumatrensis), Kucing emas (Felis termminnckii), Tapir (Tapirus indica), Kambing Hutan (Capricornis sumatrensis); 10 jenis reptilia; 6 jenis amphibia, antara lain: Katak Bertanduk (Mesophyrs nasuta), 6 jenis primata yaitu : Siamang (Sympalagus syndactylus) Ungko (Hylobates agilis), Wau-wau Hitam (Hylobates lar), Simpai (Presbytis melalobates), Beruk (Macaca nemestrina) dan Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis). Di samping itu sudah tercatat 306 jenis burung (49 famili),

KAMBING HUTAN GAJAH SUMATERA MACAN DAHAN

RAFLESSIA ARNOLDI

PINUS MERCUSI

KAYU PACAT

KUCING EMAS

Page 17: Daerah konservasi

4.TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH

Page 18: Daerah konservasi

TAMAN NASIONAL BUKIT TIGA PULUH

1.Penjelasan: Taman Nasional Bukit Tiga Puluh merupakan salah satu rangkaian pegunungan yang

mempunyai potensi keanekaragaman janis tumbuhan dan satwa yang cukup tinggi dan endemik. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh secara administratif pemerintahan terletak di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir Propinsi Riau dan Kabupaten Bungo Tebo dan Tanjung Jabung Propinsi Jambi.

2.Flora yang ada di Taman Nasional: Tipe ekosistem yang menyusun hutan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh yaitu hutan

dataran rendah, hutan pamah dan hutan dataran tinggi dengan jenis floranya antara lain:  Jelutung (Dyera costulata), Getah merah (Palaquium spp.), Pulai (Alstonia scolaris), Kempas (Koompassia excelsa), Rumbai (Shorea spp), Cendawan Muka Rimau (Rafflesia hasseltii), Jernang atau Palem Darah Naga (Daemonorops draco), berbagai jenis Rotan. Cendawan Muka Rimau merupakan tumbuhan khas dan endemik Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.

.

JELUTUNG PULAI

Page 19: Daerah konservasi

Taman Nasional Bukit Tiga Puluh memiliki 59 jenis mamalia, 6 jenis primata, 151 jenis burung termasuk Elang Jawa, 16 jenis Kelelawar dan berbagai jenis Kupu-kupu.Disamping merupakan habitat satwa langka di antaranya : Gajah Sumatera (Elephas maximus), Harimau Loreng Sumatera (Panthera tigris sumatraensis), Rusa (Cervus unicolor), Siamang (Hylobates syndactylus), Lutung (Presbytis cristata) dan lain-lain, juga sebagai perlindungan hidro-orologis Daerah Aliran Sungai (DAS) Kuantan Indragiri.

Semula kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh merupakan hutan lindung dan hutan produksi terbatas. Meskipun demikian, kondisi hutan taman nasional tersebut relatif masih alami.. Masyarakat di sekitar Taman Nasional Bukit Tiga Puluh merupakan suku dengan adat istiadat dan budaya yang relatif masih sangat tradisional yaitu Suku Anak Dalam, Suku Talang Mamak. Masyarakat sekitar (terutama Suku Talang Mamak) percaya, bahwa bukit dan tumbuhan yang ada di taman nasional mempunyai kekuatan magis dalam kehidupan mereka. Secara tidak langsung mereka ikut berpartispiasi aktif dalam menjaga dan melindungi bukit/tumbuhan di taman nasional

3.Fauna yang ada di Taman Nasional:

Harimau sumatera

Rusa sumatera Lutung merah sumatera

Page 20: Daerah konservasi

5.TAMAN NASIONAL BERBAK

Page 21: Daerah konservasi

TAMAN NASIONAL BERBAK 1.PENJELASAN: Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK. No. 258/Kpts-II/1992 dengan luas 162.700 ha Letak

Kab.Tanjung Jabung, pada Prop. Jambi Temperatur Udara 25° - 28° C Curah Hujan Rata-rata 2.300 mm/tahun Ketinggian Tempat 0 - 20 m dpl.

2.FLORA DAN FAUNA DI TAMAN NASIONAL Taman Nasional Berbak merupakan kawasan konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara

yang belum terjamah oleh eksploitasi manusia. Keunikannya berupa gabungan yang menarik antara hutan rawa gambut dan hutan rawa air tawar yang terbentang luas di pesisir Timur Sumatera.

Jenis tumbuhan yang ada di taman nasional tersebut antara lain Meranti (Shorea sp), dan berbagai macam jenis palem. Taman Nasional Berbak terkenal memiliki paling banyak jenis palem tanaman hias di Indonesia. Jenis palem tanaman hias yang tergolong langka antara lain jenis Daun Payung (Johanesteijmannia altifrons) serta jenis yang baru ditemukan yaitu Lepidonia kingii (Lorantaceae) yang berbunga besar dengan warna merah/ungu.

 

Meranti Daun Payung

Page 22: Daerah konservasi

Taman Nasional berbak juga merupakan habitat Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Tapir (Tapirus indicus), Kancil (Tragulus javanicus), 300 jenis burung seperti Kuntul Cina (Egretta eulophotus), Bangau Tong-tong (Leptoptilos javanicus), semua jenis Udang (Alcedinidae spp), Bebek hutan bersayap putih (Cairina scutulata), Kura-kura Gading (Orlitia borneensis), dan Tuntong (Batagur baska). Ratusan bahkan ribuan burung migran dapat dilihat di taman nasional ini, yang dapat menimbulkan kekaguman apabila burung-burung tersebut terbang secara berkelompok.

Pintu masuk bagian barat taman nasional ini harus menyelusuri sungai Air Hitam Dalam (warna airnya hitam seperti kopi). Dinamakan Air Hitam Dalam karena pada waktu air laut surut; kotoran satwa, serasah daun dan lain-lain dari dalam hutan bakau dibawa air sungai tersebut menuju Sungai Batanghari dan terus ke laut.Air Hitam Dalam merupakan habitat Harimau Loreng Sumatera.

Taman Nasional Berbak tidak saja dilindungi secara nasional, tetapi juga secara internasional yaitu dengan ditetapkan sebagai Lahan Basah Internasional dalam konvensi RAMSAR.

Badak sumatera

Kuntul Cina kancilTuntong

Sungai Air hitam

Page 23: Daerah konservasi

6.TAMAN NASIONAL BUKIT DUA BELAS

Page 24: Daerah konservasi

TAMAN NASIONAL BUKIT DUA BELAS

1.PENJELASAN TAMAN NASIONAL: Taman Nasional Bukit Duabelas merupakan salah satu kawasan hutan hujan

tropis dataran rendah di Provinsi Jambi. Semula kawasan ini merupakan kawasan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan areal penggunaan lain yang digabung menjadi taman nasional. Hutan alam yang masih ada terletak di bagian Utara taman nasional ini, sedangkan yang lainnya merupakan hutan sekunder.

2.FLORA YANG DIDALAM TAMAN NASIONALJenis tumbuhan yang ada antara lain bulian (Eusideroxylon zwageri), meranti (Shorea sp.), menggeris/kempas (Koompassia excelsa), jelutung (Dyera costulata), jernang (Daemonorops draco), damar (Agathis sp.), dan rotan (Calamus sp.). Terdapat kurang lebih 120 jenis tumbuhan termasuk cendawan yang dapat dikembangkan sebagai tumbuhan obat.

JERNANG ROTAN KEMPAS

Page 25: Daerah konservasi

3.FAUNA DI TAMAN NASIONAL Taman nasional ini merupakan habitat dari satwa langka dan

dilindungi seperti siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), beruk (Macaca nemestrina), macan dahan (Neofelis nebulosa diardi), kancil (Tragulus javanicus kanchil), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), kijang (Muntiacus muntjak montanus), meong congkok (Prionailurus bengalensis sumatrana), lutra Sumatera (Lutra sumatrana), ajag (Cuon alpinus sumatrensis) ,kelinci Sumatera (Nesolagus netscheri), elang ular bido (Spilornis cheela malayensis), dan lain-lain.

Jumlah sungai dan anak sungai sangat banyak yang berasal dari dalam kawasan ini (terlihat di peta seperti serabut akar), sehingga kawasan ini merupakan daerah tangkapan air terpenting bagi Daerah Aliran Sungai Batanghari.Keadaan topografi taman nasional ini datar sampai bergelombang sedang, dengan bukit/gunung seperti Bukit Suban, Sungai Punai (± 164 m. dpl), Gunung Panggang (± 328 m. dpl), dan Bukit Kuran (± 438 m. dpl).

MEONG CONGKOK LUTRA SUMATRA AJAG Beruang madu

Page 26: Daerah konservasi

7.TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN

Page 27: Daerah konservasi

7.TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN 1.PENJELASAN: Letak Kab. Tanggamus, Kab. Lampung Barat.Provinsi Lampung dan Kab.

Bengkulu.Selatan Provinsi Bengkulu.Temperatur udara 20° - 28° C.Curah hujan 1.000 - 4.000 mm/tahun.Ketinggian tempat 0 - 1.964 m. dpl.Letak geografis 4°33’ - 5°57’ LS, 103°23’ - 104°43’ BT

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan perwakilan dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang terdiri dari tipe vegetasi hutan mangrove, hutan pantai, hutan pamah tropika sampai pegunungan di Sumatera.

2.FLORA DI TAMAN NASIONAL Jenis tumbuhan di taman nasional tersebut antara lain pidada (Sonneratia sp.),

nipah (Nypa fruticans), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), cempaka (Michelia champaka), meranti (Shorea sp.), mersawa (Anisoptera curtisii), ramin (Gonystylus bancanus), keruing (Dipterocarpus sp.), damar (Agathis sp.), rotan (Calamus sp.), dan bunga raflesia (Rafflesia arnoldi).

Tumbuhan yang menjadi ciri khas taman nasional ini adalah bunga bangkai jangkung (Amorphophallus decus-silvae), bunga bangkai raksasa (A. titanum) dan anggrek raksasa/tebu (Grammatophylum speciosum). Tinggi bunga bangkai jangkung dapat mencapai lebih dari 2 meter.HUTAN MANGROVE

CEMARA LAUT BUNGA BANGKAI

CEMPAKA

Page 28: Daerah konservasi

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan habitat beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis), siamang (H. syndactylus syndactylus), simpai (Presbytis melalophos fuscamurina), kancil (Tragulus javanicus kanchil), dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata).

Danau Menjukut di taman nasional ini berbatasan langsung dengan laut lepas Samudera Hindia, yang menyerupai kolam renang yang sangat luas dan berada tidak jauh dari garis pantai.

DANAU MENJUKUT

SIAMANG TAPIR

GAJAH SUMATERA

HARIMAU SUMATERA

UNGKO

BADAK SUMATERA

Page 29: Daerah konservasi

8.TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

Page 30: Daerah konservasi

TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS 1.PENJELASAN: Taman Nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan

dataran rendah yang terdiri dari hutan rawa air tawar, padang alang-alang/semak belukar, dan hutan pantai di Sumatera. Dengan luas 125.621,3 hektar.Letak Kab. Lampung Tengah dan Kab. LampungTimur. Provinsi Lampung.Temperatur udara 28° - 37° C.Curah hujan 2.500 - 3.000 mm/tahun.Ketinggian tempat 0 - 60 m dpl.Letak geografis 4°37’ - 5°15’ LS, 106°32’ - 106°52’ BT

2.FLORA YANG HIDUP DI TAMAN NASIONAL: Jenis tumbuhan di taman nasional tersebut antara lain api-api

jambu(Avicennia marina), pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca leucadendron), salam (Syzygium polyanthum), rawang (Glochidion borneensis), ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), puspa (Schima wallichii), meranti (Shorea sp.), minyak (Dipterocarpus gracilis), dan ramin

API API JAMBU GELAM PUSPA RAMIN

Page 31: Daerah konservasi

3.FAUNA YANG HIDUP DI TAMAN NASIONAL Taman Nasional Way Kambas memiliki 50 jenis mamalia diantaranya

badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), anjing hutan (Cuon alpinus sumatrensis), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus); 406 jenis burung diantaranya bebek hutan (Cairina scutulata), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus stormi), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus(Anhinga melanogaster); berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta.

Gajah-gajah liar yang dilatih di Pusat Latihan Gajah (9 km dari pintu gerbang Plang Ijo) dapat dijadikan sebagai gajah tunggang, atraksi, angkutan kayu dan bajak sawah. Pada pusat latihan gajah tersebut, dapat disaksikan pelatih mendidik dan melatih gajah liar, menyaksikan atraksi gajah main bola, menari, berjabat tangan, hormat, mengalungkan bunga, tarik tambang, berenang dan masih banyak atraksi lainnya. Pusat latihan gajah ini didirikan pada tahun 1985. Sampai saat ini telah berhasil mendidik dan menjinakan gajah sekitar 290 ekor.

Gajah sumatera yang dilatih

PECUK ULAR Sempidan biru

Bangau Sandang

Page 32: Daerah konservasi

9.TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

Page 33: Daerah konservasi

1.PENJELASANLetak Kabupaten Pandeglang, Provinsi BantenTemperatur udara 25° - 30° CCurah hujan Rata-rata 3.200 mm/tahunKetinggian tempat 0 - 608meter dpl Letak geografis 6°30’ - 6°52’ LS, 102°02’ - 105°37’ BT

9.TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa Barat, serta merupakan habitat yang ideal bagi kelangsungan hidup satwa langka badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya. Terdapat tiga tipe ekosistem di taman nasional ini yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem rawa, dan ekosistem daratan. Keanekaragaman tumbuhan dan satwa di Taman Nasional Ujung Kulon mulai dikenal oleh para peneliti, pakar botani Belanda dan Inggris sejak tahun 1820.

PANTAI TAMAN NASIONAL

SUNGAI TAMAN NASIONAL

Penangkaran Badak Jawa

Page 34: Daerah konservasi

2.FLORA DAN FAUNA TAMAN NASIONAL Kurang lebih 700 jenis tumbuhan terlindungi dengan baik dan 57 jenis diantaranya langka

seperti; merbau (Intsia bijuga), palahlar (Dipterocarpus haseltii), bungur (), cerlang (Pterospermum diversifolium), ki hujan (Engelhardia serrata)dan berbagai macam jenis anggrek.

Satwa di Taman Nasional Ujung Kulon terdiri dari 35 jenis mamalia, 5 jenis primata, 59 jenis reptilia, 22 jenis amfibia, 240 jenis burung, 72 jenis insekta, 142 jenis ikan dan 33 jenis terumbu karang. Satwa langka dan dilindungi selain badak Jawa adalah banteng (Bos javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus auratus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis), owa (Hylobates moloch), dan kima raksasa

MERBAU KI HUJAN BUNGUR

BANTENG JAWA

SURILI KIMA RAKSASA

MACAN TUTUL

Page 35: Daerah konservasi

Taman Nasional Kepulauan Seribu

Page 36: Daerah konservasi

Taman Nasional kepulauan seribu:

Taman Nasional Kepulauan Seribu merupakan salah satu perwakilan kawasan pelestarian alam bahari di Indonesia yang terletak kurang lebih 45 km sebelah Utara Jakarta. Terdapat 78 pulau besar-kecil dengan ketinggian tidak lebih dari tiga meter dari pulau lainnya dan semuanya merupakan gugusan pulau karang.Kekayaan kehidupan laut taman nasional ini terdiri dari karang keras/lunak sebanyak 54 jenis, 144 jenis ikan, 2 jenis kima, 3 kelompok ganggang seperti Rhodophyta, Chlorophyta dan Phaeophyta, 6 jenis rumput laut seperti Halodule sp., Halophila sp., dan Enhalus sp., serta 17 jenis burung pantai.

Page 37: Daerah konservasi

Flora :Umumnya, tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Kepulauan Seribu didominasi oleh tumbuhan pantai, seperti nyamplung (Calophyllum inophyllum), waru (Hibicus tiliaceus), pandan (Pandanus sp.), cemara laut (Casuarina equisetifolia), cangkudu (Morinda citrifolia), butun (Barringtonia asiatica), bogem (Bruguiera sp.), sukun (Artocarpus altilis), ketapang (Terminalia cattapa), dan kecundang (Cerbena adollam).

Nyamplung Pandan

Page 38: Daerah konservasi

Fauna :Taman Nasional Kepulauan Seribu merupakan tempat peneluran penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Penyu sisik dan penyu hijau yang merupakan satwa langka dan jarang ditemukan di perairan lain terutama pantai Utara Pulau Jawa, ditangkarkan di Pulau Semak Daun. Penangkaran tersebut dimaksudkan untuk memulihkan populasi penyu yang nyaris punah. Kegiatan penangkaran meliputi penetasan telur semi alami dan perawatan anak penyu sampai siap untuk dilepas ke alam.

Penyu sisikPenyu hijau

Page 39: Daerah konservasi

Taman Nasional Gunung Halimun

Page 40: Daerah konservasi

Taman Nasional Gunung Halimun :

Taman Nasional Gunung Halimun merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah, hutan sub-montana dan hutan montana di Jawa. Hampir seluruh hutan di taman nasional ini berada di dataran pegunungan dengan beberapa sungai dan air terjun, yang merupakan perlindungan fungsi hidrologis di Kabupaten Bogor, Lebak, dan Sukabumi. Taman Nasional Gunung Halimun merupakan tempat rekreasi/pariwisata alam yang sangat menarik, karena beragamnya obyek dan daya tarik wisata alam yang dimilikinya. Keheningan hutan yang terkadang terdengar suara kicauan burung dan satwa lainnya, merupakan obyek pengamatan hidupan liar yang menarik.Taman nasional ini memiliki fasilitas canopy trail untuk berjalan dari pohon ke pohon, mengamati kehidupan burung dan satwa liar lainnya yang tinggal di tajuk pohon.

Page 41: Daerah konservasi

Flora :Beberapa tumbuhan yang mendominasi hutan di Taman Nasional Gunung Halimun antara lain rasamala (Altingia excelsa), jamuju (Dacrycarpus imbricatus), dan puspa (Schima wallichii). Sekitar 75 jenis anggrek terdapat di taman nasional ini dan beberapa jenis diantaranya merupakan jenis langka seperti Bulbophylum binnendykii, B. angustifolium, Cymbidium ensifolium, dan Dendrobium macrophyllum.

Rasamala Jamuju

Page 42: Daerah konservasi

Fauna :Taman Nasional Gunung Halimun merupakan habitat dari beberapa satwa mamalia seperti owa (Hylobates moloch), kancil (Tragulus javanicus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), macan tutul (Panthera pardus melas), dan anjing hutan (Cuon alpinus javanicus).

Owa Kancil

Page 43: Daerah konservasi

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Page 44: Daerah konservasi

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango :

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kalinya diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Keadaan alamnya yang khas dan unik, menjadikan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango sebagai salah satu laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama. Tercatat pada tahun 1819, C.G.C. Reinwardt sebagai orang yang pertama yang mendaki Gunung Gede, kemudian disusul oleh F.W. Junghuhn (1839-1861), J.E. Teysmann (1839), A.R. Wallace (1861), S.H. Koorders (1890), M. Treub (1891), W.M. van Leeuen (1911); dan C.G.G.J. van Steenis (1920-1952) telah membuat koleksi tumbuhan sebagai dasar penyusunan buku “THE MOUNTAIN FLORA OF JAVA” yang diterbitkan tahun 1972. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki keanekaragaman ekosistem yang terdiri dari ekosistem sub-montana, montana, sub-alpin, danau, rawa, dan savana.

Page 45: Daerah konservasi

Flora :Ekosistem sub-montana dicirikan oleh banyaknya pohon-pohon yang besar dan tinggi seperti jamuju (Dacrycarpus imbricatus), dan puspa (Schima walliichii). Sedangkan ekosistem sub-alphin dicirikan oleh adanya dataran yang ditumbuhi rumput Isachne pangerangensis, bunga eidelweis (Anaphalis javanica), violet (Viola pilosa), dan cantigi (Vaccinium varingiaefolium)

Puspa Punga eidelweis

Page 46: Daerah konservasi

Fauna :Satwa primata yang terancam punah dan terdapat di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango yaitu owa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata comata), dan lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus); dan satwa langka lainnya seperti macan tutul (Panthera pardus melas), landak Jawa (Hystrix brachyura brachyura), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), dan musang tenggorokan kuning (Martes flavigula).

SuriliLandak

Page 47: Daerah konservasi

Taman Nasional Karimunjawa

Page 48: Daerah konservasi

Taman Nasional Karimunjawa :

Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan 27 buah pulau yang memiliki tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah, padang lamun, algae, hutan pantai, hutan mangrove, dan terumbu karang.Nama Karimunjawa berasal dari zaman Sunan Muria yaitu salah satu tokoh penyebar Agama Islam. Sunan Muria melihat pulau-pulau di Karimunjawa sangat samar dari Pulau Jawa (kremun-kremun soko Jowo). Peninggalan-peninggalan Sunan Nyamplungan/Amir Hasan (anak dari Sunan Muria) seperti ikan lele (Clarias meladerma) tanpa patil, makam Nyamplungan, kayu dewodaru, sentigi, kalimosodo, dan ular edhor, dikeramatkan oleh penduduk Karimunjawa.

Page 49: Daerah konservasi

Flora :Tumbuhan yang menjadi ciri khas Taman Nasional Karimunjawa yaitu dewodaru (Crystocalyx macrophyla) yang terdapat pada hutan hujan dataran rendah. Kelompok algae yang dapat dijumpai terdiri dari tiga kelompok yaitu algae hijau, algae coklat, dan algae merah. Hutan pantai dan hutan mangrove dicirikan dengan adanya ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), jati pasir (Scaerota frustescens), setigi (Strebus asper), waru laut (Hibiscus tiliaceus), dan bakau hitam (Rhizophora mucronata).

Dewa Daru Cemara Laut

Page 50: Daerah konservasi

Fauna :Keanekaragaman satwa darat di taman nasional ini tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan satwa perairan. Satwa darat yang umum dijumpai antara lain rusa (Cervus timorensis subspec), kera ekor panjang (Macaca fascicularis karimondjawae); 40 jenis burung seperti pergam hijau (Ducula aenea), elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), trocokan/merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier), betet (Psittacula alexandri), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan ular edhor. Burung elang laut perut putih merupakan satwa yang terancam punah di dunia.

Kera Ekor Panjang Rusa

Page 51: Daerah konservasi

Taman Nasional Meru Betiri

Page 52: Daerah konservasi

Taman Nasional Meru Betiri :

Taman Nasional Meru Betiri yang namanya diambil dari nama sebuah gunung yang ada di dalamnya (Gunung atau meru Betiri), secara umum memiliki kondisi topografi yang bergelombang, berbukit dan bergunung-gunung dengan variasi mulai dari dataran pantai sampai dengan ketinggian 1.223 meter di atas permukaan air laut. Sedangkan berdasarkan survey dari John Seidenticker dkk pada tahun 1976, di dalam kawasan TNMB ini sedikitnya terdapat tiga jenis tanah yaitu aluvial, regosol, dan latosol.

Kondisi topografis yang bervariasi tersebut menjadikan kawasan Taman nasional ini memiliki formasi vegetasi yang cukup lengkap. Bahkan, dari sebelas tipe vegetasi yang ada di Pulau Jawa, lima diantaranya terdapat di kawasan Meru Betiri. Kelima tipe vegetasi itu adalah vegetasi pantai, payau, rawa, hutan hujan tropika dataran rendah, dan rheofit.

Page 53: Daerah konservasi

Flora :Taman nasional ini merupakan habitat tumbuhan langka yaitu bunga raflesia (Rafflesia zollingeriana), dan beberapa jenis tumbuhan lainnya seperti bakau (Rhizophora sp.), api-api (Avicennia sp.), waru (Hibiscus tiliaceus), nyamplung (Calophyllum inophyllum), rengas (Gluta renghas), bungur (Lagerstroemia speciosa), pulai (Alstonia scholaris), bendo (Artocarpus elasticus), dan beberapa jenis tumbuhan obat-obatan.

Bunga WaruRaflesia

Page 54: Daerah konservasi

Fauna :Selain itu, Taman Nasional Meru Betiri memiliki potensi satwa dilindungi yang terdiri dari 29 jenis mamalia, dan 180 jenis burung. Satwa tersebut diantaranya banteng (Bos javanicus javanicus), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), macan tutul (Panthera pardus melas), ajag (Cuon alpinus javanicus), kucing hutan (Prionailurus bengalensis javanensis), rusa (Cervus timorensis russa), bajing terbang ekor merah (Iomys horsfieldii), merak (Pavo muticus), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu ridel/lekang (Lepidochelys olivacea).Taman nasional ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu merupakan habitat penyu belimbing, penyu sisik, penyu hijau, dan penyu ridel/lekang di Pantai Sukamade. Di pantai tersebut dibangun beberapa fasilitas sederhana untuk pengembangbiakan penyu agar tidak punah.

Penyu belimbing

Banteng

Page 55: Daerah konservasi

Taman Nasional Baluran

Page 56: Daerah konservasi

Taman Nasional Baluran :

Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Sekitar 40 persen tipe vegetasi savana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran.

Page 57: Daerah konservasi

Flora :Tumbuhan yang ada di taman nasional ini sebanyak 444 jenis, diantaranya terdapat tumbuhan asli yang khas dan menarik yaitu widoro bukol (Ziziphus rotundifolia), mimba (Azadirachta indica), dan pilang (Acacia leucophloea). Widoro bukol, mimba, dan pilang merupakan tumbuhan yang mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering (masih kelihatan hijau), walaupun tumbuhan lainnya sudah layu dan mengering. Tumbuhan yang lain seperti asam (Tamarindus indica), gadung (Dioscorea hispida), kemiri (Aleurites moluccana), gebang (Corypha utan), api-api (Avicennia sp.), kendal (Cordia obliqua), manting (Syzygium polyanthum), dan kepuh (Sterculia foetida).

widoro bukol Pilang

Page 58: Daerah konservasi

Fauna :Terdapat 26 jenis mamalia diantaranya banteng (Bos javanicus javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis), ajag (Cuon alpinus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), kancil (Tragulus javanicus pelandoc), dan kucing bakau (Prionailurus viverrinus). Satwa banteng merupakan maskot/ciri khas dari Taman Nasional Baluran.

Ajeg Kucing Bakau

Page 59: Daerah konservasi

Taman Nasional Alas Purwo

Page 60: Daerah konservasi

Taman Nasional Alas Purwo

Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa.Masyarakat sekitar taman nasional sarat dan kental dengan warna budaya “Blambangan”. Mereka sangat percaya bahwa Taman Nasional Alas Purwo merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit yang menghindar dari serbuan kerajaan Mataram, dan meyakini bahwa di hutan taman nasional masih tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring.

Oleh karena itu, tidaklah aneh apabila banyak orang-orang yang melakukan semedhi maupun mengadakan upacara religius di Goa Padepokan dan Goa Istana. Di sekitar pintu masuk taman nasional (Rowobendo) terdapat peninggalan sejarah berupa “Pura Agung” yang menjadi tempat upacara umat Hindu yaitu Pagerwesi. Upacara tersebut diadakan setiap jangka waktu 210 hari.

Page 61: Daerah konservasi

Flora :Tumbuhan khas dan endemik pada taman nasional ini yaitu sawo kecik (Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa manggong). Tumbuhan lainnya adalah ketapang (Terminalia cattapa), nyamplung (Calophyllum inophyllum), kepuh (Sterculia foetida), keben (Barringtonia asiatica), dan 13 jenis bambu.

Sawo KecikBambu

Manggong

Page 62: Daerah konservasi

Fauna :Taman Nasional Alas Purwo merupakan habitat dari beberapa satwa liar seperti lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan (Gallus gallus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), dan kucing bakau (Prionailurus bengalensis javanensis). Satwa langka dan dilindungi seperti penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas) biasanya sering mendarat di pantai Selatan taman nasional ini pada bulan Januari s/d September.

Lutung Budeng

Burung Merak

Page 63: Daerah konservasi

Taman Nasional Bali Barat

Page 64: Daerah konservasi

Taman Nasional Bali Barat

Taman Nasional Bali Barat terdiri dari beberapa tipe vegetasi yaitu hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim, hutan hujan dataran rendah, savana, terumbu karang, padang lamun, pantai berpasir, dan perairan laut dangkal dan dalam.Selain menikmati ekosistem daratan dan perairan, wisatawan juga dapat menjelajahi pulau-pulau kecil yang menjadi bagian dari Taman Nasional Bali Barat, antara lain Pulau Menjangan, Pulau Gadung, Pulau Burung, serta Pulau Kalong. Pulau Menjangan merupakan salah satu pulau favorit yang kerap dikunjungi oleh wisatawan. Pulau dengan luas sekitar 6.000 ha ini merupakan habitat menjangan atau rusa (cervus timorensi). Tak hanya itu, wisatawan juga dapat menyelam di perairan di sekitar Pulau Menjangan untuk melihat gugusan karang yang indah dengan jenis ikan karang yang beragam.

Page 65: Daerah konservasi

Flora :Taman nasional ini memiliki 175 jenis tumbuhan dan 14 jenis diantaranya merupakan tumbuhan langka seperti bayur (Pterospermum javanicum), ketangi (Lagerstroemia speciosa), burahol (Stelechocarpus burahol), cendana (Santalum album), dan sonokeling (Dalbergia latifolia).

Bayur ketangi

Page 66: Daerah konservasi

Fauna :Disamping memiliki satwa burung yang endemik dan langka yaitu burung jalak bali (Leucopsar rothschildi), terdapat jenis burung lain seperti jalak putih (Sturnus melanopterus), terucuk (Pycnonotus goiavier), dan ibis putih kepala hitam (Threskiornis melanocephalus).Di taman nasional ini dapat dijumpai beberapa satwa seperti kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), luwak (Pardofelis marmorata), trenggiling (Manis javanica), landak (Hystrix brachyura brachyura), dan kancil (Tragulus javanicus javanicus). Di taman nasional ini dapat dijumpai beberapa satwa seperti banteng (Bos javanicus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), luwak (Pardofelis marmorata), trenggiling (Manis javanica), landak (Hystrix brachyura brachyura), dan kancil (Tragulus javanicus javanicus).

Jalak Bali musang luwak

Page 67: Daerah konservasi

Taman Nasional Gunung Rinjani

Page 68: Daerah konservasi

Taman Nasional Gunung Rinjani :

Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan pegunungan rendah hingga pegunungan tinggi dan savana di Nusa Tenggara. Pada lembah di sebelah barat Gunung Rinjani terdapat Danau Segara Anak (2.008 m. dpl) yang airnya berbau belerang, suhunya berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Luas danau tersebut sekitar 1.100 hektar, kedalaman antara 160 - 230 meter. Di tengah-tengah danau ini muncul gunung baru vulkanik yang masih aktif dan terus berkembang.Gunung Rinjani yang merupakan gunung tertinggi ketiga di Indonesia (3.720 m. dpl), menyimpan berbagai misteri salah satu diantaranya yaitu tentang keberadaan Dewi Enjeni. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, Dewi Enjeni adalah Ratu jin penguasa Gunung Rinjani. Mereka meyakini bahwa Dewi Enjeni lahir dari perkawinan manusia Sasak dengan jin, berparas cantik dan masih keturunan Raja Selaparang. Untuk menghormati Dewi Enjeni, masyarakat sering mengadakan upacara religius di Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak, dengan melepaskan ikan-ikan kecil yang terbuat dari emas tipis ke Danau Segara Anak.

Page 69: Daerah konservasi

Flora :Potensi tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Gunung Rinjani antara lain jelutung (Laportea stimulans), dedurenan (Aglaia argentea), bayur (Pterospermum javanicum), beringin (Ficus benjamina), jambu-jambuan (Syzygium sp.), keruing (Dipterocarpus hasseltii), rerau (D. imbricatus), eidelweis (Anaphalis javanica), dan 2 jenis anggrek endemik yaitu Perisstylus rintjaniensis dan P. lombokensis.

Jelutung P. lombokensis

Page 70: Daerah konservasi

Fauna :Selain terdapat satu jenis mamalia endemik yaitu musang rinjani (Paradoxurus hemaproditus rinjanicus), juga terdapat kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), lutung budeng (Trachypithecus auratus kohlbruggei), trenggiling (Manis javanica), burung cikukua tanduk (Philemon buceroides neglectus), dawah hutan (Ducula lacernulata sasakensis), kepudang kuduk hitam (Oriolus chinensis broderipii), dan beberapa jenis reptilia.

Kijang Trenggiling

Page 71: Daerah konservasi

Taman Nasional Komodo

Page 72: Daerah konservasi

Taman Nasional Komodo :

Taman Nasional Komodo terdiri dari tiga buah pulau besar yaitu pulau Komodo, pulau Rinca dan pulau Padar serta 26 buah pulau besar/kecil lainnya. Sebanyak 11 buah gunung/bukit yang ada di Taman Nasional Komodo dengan puncak tertinggi yaitu Gunung Satalibo (± 735 meter dpl). Keadaan alam yang kering dan gersang menjadikan suatu keunikan tersendiri. Adanya padang savana yang luas, sumber air yang terbatas dan suhu yang cukup panas; ternyata merupakan habitat yang disenangi oleh sejenis binatang purba Komodo (Varanus komodoensis).

Page 73: Daerah konservasi

Flora :Sebagian besar taman nasional ini merupakan savana dengan pohon lontar (Borassus flabellifer) yang paling dominan dan khas. Beberapa tumbuhan yang ada di Taman Nasional Komodo antara lain rotan (Calamus sp.), bambu (Bambusa sp.), asam (Tamarindus indica), kepuh (Sterculia foetida), bidara (Ziziphus jujuba), dan bakau (Rhizophora sp.)

Bidara Bambu

Page 74: Daerah konservasi

Fauna :Selain satwa khas Komodo, terdapat rusa (Cervus timorensis floresiensis), babi hutan (Sus scrofa), ajag (Cuon alpinus javanicus), kuda liar (Equus qaballus), kerbau liar (Bubalus bubalis); 2 jenis penyu, 10 jenis lumba-lumba, 6 jenis paus dan duyung yang sering terlihat di perairan laut Taman Nasional Komodo.

Komodo Kuda Liar

Page 75: Daerah konservasi

TAMAN NASIONAL MANUPEU-TANAH DARU Taman Nasional Manupeu-Tanah Daru merupakan perwakilan

hutan musim semi-peluruh dataran rendah yang tersisa di Sumba. Sebagian besar kawasan hutan di taman nasional tersebut berupa tebing-tebing terjal, yang muncul mulai dari permukaan laut sampai ketinggian 600 meter.

Taman Nasional Manupeu-Tanah Daru memiliki keanekaragaman jenis bernilai tinggi yaitu sekitar 118 jenis tumbuhan diantaranya suren (Toona sureni), taduk (Sterculia foetida), kesambi (Schleichera oleosa), pulai (Alstonia scholaris), asam (Tamarindus indica), kemiri (Aleurites moluccana), jambu hutan (Syzygium sp.), cemara gunung (Casuarina sp.), dan lantana (Lantana camara).

Page 76: Daerah konservasi

Satwa yang ada pada kawasan taman nasional ini sebanyak 87 jenis burung termasuk 7 jenis endemik pulau Sumba yaitu kakatua cempaka (Cacatua sulphurea citrinocristata), julang Sumba (Rhyticeros everetti), punai Sumba (Treron teysmannii), sikatan Sumba (Ficedula harterti), kepodang-sungu Sumba (Coracina dohertyi), dan madu Sumba (Nectarinia buettikoferi). Burung julang sumba dan kakatua cempaka merupakan burung yang paling langka dan terancam punah khususnya di Pulau Sumba.

Taman Nasional Manupeu-Tanah Daru memiliki 57 jenis kupu-kupu termasuk tujuh endemik Pulau Sumba yaitu Papilio neumoegenii, Ideopsis oberthurii, Delias fasciata, Junonia adulatrix, Athyma karita, Sumalia chilo, dan Elimnia amoena.

Page 77: Daerah konservasi

FLORA DI TAMAN NASIONAL MANUPEU-TANAH DARU

Suren Tanduk Kesambi

PulaiLantana

Page 78: Daerah konservasi

FAUNA DI TAMAN NASIONAL MANUPEU-TANAH DARU

Kakatua Cempaka

Julang Sumba

Punai SumbaSikatan Sumba

Page 79: Daerah konservasi

TAMAN NASIONAL LAIWANGI-WANGGAMETI

Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti meru-pakan perwakilan semua tipe hutan di pulau Sumba, termasuk hutan elfin yang jarang terdapat dan memiliki keanekaragaman jenis bernilai cukup tinggi terutama yang terdapat pada ketinggian 800 meter dari permukaan laut.

Di kawasan ini terdapat jenis tumbuhan antara lain jambu hutan (Syzygium sp.), pulai (Alstonia scholaris), beringin (Ficus sp.), kenari (Canarium oleosum), kayu manis (Cinnamomum zeylanicum), honggi (Myristica littoralis), & suren (Toona sureni).

Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti merupakan habitat dari beberapa satwa liar seperti kera ekor panjang (Macaca fascicularis fascicularis), babi hutan (Sus sp.), biawak (Varanus salvator), & ular sanca Timor (Phyton timorensis),

Page 80: Daerah konservasi

FLORA DI TAMAN NASIONAL LAIWANGI-WANGGAMETI

Jambu Hutan Pulai Beringin

Pohon Kenari Hongi

Page 81: Daerah konservasi

TAMAN NASIONAL KELIMUTU

Taman Nasional Kelimutu memiliki topografi daerah yang bergelombang mulai ringan sampai berat dengan relief berbukit-bukit sampai bergunung-gunung.

Beberapa tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Kelimutu antara lain kayu mata (Albizia montana), kebu (Homalanthus giganteus), tokotaka (Putranjiva roxburghii), uwi rora (Ardisia humilis), longgo baja (Drypetes subcubica), toko keo (Cyrtandra sp.), kayu deo (Trema cannabina), dan kelo (Ficus villosa).

Taman Nasional Kelimutu merupakan habitat sekitar 19 jenis burung yang terancam punah diantaranya punai Flores (Treron floris), burung hantu wallacea (Otus silvicola), sikatan rimba-ayun (Rhinomyias oscillans), kancilan Flores (Pachycephala nudigula), sepah kerdil (Pericrocotus lansbergei)

Page 82: Daerah konservasi

FAUNA DI TAMAN NASIONAL KELIMUTU

Punai Flores Kancilan Flores Sepah Kerdil

Page 83: Daerah konservasi

1.Taman Nasional Gunung Palung

Hutan belantara Gunung Palung.Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) adalah sebuah taman nasional yang terletak di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, sekitar 30 menit penerbangan dari Pontianak Luas taman nasional ini adalah 90.000 hektar, yang terbentang di Kecamatan Matan Hilir Utara, Sukadana, Simpang Hilir, Nanga Tayap, dan Sandai.TNGP mempunyai ekosistem yang dikatakan sebagai yang terlengkap di antara taman-taman nasional di Indonesia. Di kawasannya terdapat Gunung Palung yang mempunyai ketinggian 1.116 meter. Selain itu, TNGP juga adalah habitat bagi sekira 2.200 ekor orangutan.

Page 84: Daerah konservasi

Beberapa jenis flora yang tumbuh di Taman Nasional Gunung Palung ini antara lainjelutung (Dyera costulata), ramin (Gonistylus bancamus), damar (Agathis berneensis), pulai (Alstonia scholaris), rengas (Gluta renghas), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), tanaman bakau (Rhizopora spp.), kendeka (Bruguiera spp.), dan berbagai jenis tanaman obat.

TNGP ini juga menjadi rumah bagi beberapa fauna yang mendiami kawasan ini seperti orang utan (Pongo pigmaeus), bekantan (Nasalis larvatus), beruk (Macaca nemestrina nemestrina), owa (Hylobathes agilis), dan kelasi (Hylobathes frontata).

Page 85: Daerah konservasi

FLORA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG PALUNG

Pulai Rengas Kayu Ulin

Kendeka Pohon Damar

Page 86: Daerah konservasi

FAUNA DI TAMAN NASIONAL PALUNG

Orang Utan Bekantan Beruk

Page 87: Daerah konservasi

2. Taman Nasional Danau Sentarum

Taman Nasional Danau Sentarum adalah taman nasional yang melindungi keanekaragaman hayati Danau Sentarum.Taman nasional ini terletak di Kalimantan Barat. Sekitar setengah taman ini terdiri dari danau.Pada tahun 1999, Danau Sentarum ditetapkan sebagai taman nasional. Sebelumnya, Taman Nasional Danau Sentarum berstatus cagar alam (1981/1982) dan suaka margasatwa

Page 88: Daerah konservasi

Taman Nasional Danau Sentarum merupakan perwakilan ekosistem lahan basah danau, hutan rawa air tawar dan hutan hujan tropik di Kalimantan.

Danau Sentarum sebagai danau musiman yang berada di taman nasional ini terletak pada sebelah cekungan sungai Kapuas, yaitu sekitar 700 km dari muara yang menuju laut Cina Selatan. Dibatasi oleh bukit-bukit dan dataran tinggi yang mengelilinginya, Danau Sentarum merupakan daerah tangkapan air dan sekaligus sebagai pengatur tata air bagi Daerah Aliran Sungai Kapuas. Dengan demikian, daerah-daerah yang terletak di hilir Sungai Kapuas sangat tergantung pada fluktuasi jumlah air yang tertampung di danau tersebut.

Taman Nasional Danau Sentarum memiliki tumbuhan khas dan asli yaitu tembesu/tengkawang (Shorea beccariana). Selain itu juga terdapat tumbuhan hutan dataran rendah seperti jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanu).

Page 89: Daerah konservasi

TembesuPohon Ramin

Ikan Tapah

Page 90: Daerah konservasi

3. TAMAN NASIONAL BETUNG KERIHUN

Page 91: Daerah konservasi

Kondisi fisik kawasan Berbukit dan bergunung-gunung merupakan karakteristik topografi dari kawasan TNBK. Paling tidak 20% dari kawasan TNBK memiliki ketinggian di atas 700 m di atas permukaan laut. Kawasan bukit dan gunung di dalam kawasan TNBK merupakan bagian kompleks dari pegunungan Muller yang berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur. Gunung Kerihun merupakan gunung tertinggi yang terdapat di TNBK dengan ketinggian 1.790 m di atas permukaan laut. Gunung tersebut berada di bagian sebelah timur dari kawasan. Selain karakter topografi unik di atas, ciri lain yang tidak kalah pentingnya dari kawasan TNBK adalah hamparan sungai-sungai yang jumlahnya diperkirakan hingga ratusan.

Page 92: Daerah konservasi

Flora Fauna Keragaman tipe ekosistem dan karakteristik topografi serta hidrologi yang ada di TNBK sangat mendukung bagi kehidupan berbagai jenis tumbuhan dan satwa termasuk yang tergolong dilindungi. Jenis-jenis tumbuhan di kawasan TNBK yang telah berhasil diidentifikasi sampai saat ini sebanyak 695 jenis dimana 50 jenis diantaranya tergolong tumbuhan yang hanya ditemukan di Pulau Borneo.Kekayaan jenis satwa juga tidak kalah hebatnya dibandingkan jenis-jenis flora. TNBK merupakan rumah bagi paling tidak 301 jenis burung dimana 15 jenis diantaranya tergolong burung migran. Jenis mamalia yang ada di dalam kawasan TNBK juga ikut menambah kekayaan jenis satwa TNBK. Orangutan (Pongo pygmaeus pygmaeus), beruang madu (Helarctos malayanus), kukang (Nycticebus coucang), macan dahan (Neofolis nebulosa) dan Tarsius (Tarsius bancanus) adalah beberapa jenis satwa kunci yang ada di TNBK.

Page 93: Daerah konservasi

Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya

 

Kawasan hutan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya didominir oleh puncak-puncak pegunungan Schwaner. Keberadaan pegunungan tersebut merupakan perwakilan dari tipe ekosistem hutan hujan tropika pegunungan dengan kelembaban relatif tinggi (86%).

Page 94: Daerah konservasi

Satwa mamalia yang dapat dijumpai antara lain macan dahan (Neofelis nebulosa), orangutan (Pongo satyrus), beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), lutung merah (Presbytis rubicunda rubicunda), kukang (Nyticebus coucang borneanus), rusa sambar (Cervus unicolor brookei), bajing terbang (Petaurista elegans banksi), dan musang belang (Visvessa tangalunga

Tercatat 817 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 139 famili diantaranya Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Sapotaceae, Euphorbiaceae, Lauraceae, dan Ericadeae. Selain terdapat tumbuhan untuk obat-obatan, kerajinan tangan, perkakas/bangunan, konsumsi, dan berbagai jenis anggrek hutan. Terdapat bunga raflesia (Rafllesia sp.) yang merupakan bunga parasit terbesar dan juga tumbuh di Gunung Kinibalu Malaysia. Tumbuhan endemik antara lain Symplocos rayae, Gluta sabahana, Dillenia beccariana, Lithocarpus coopertus, Selaginnella magnifica, dan Tetracera glaberrima

Page 95: Daerah konservasi

Jenis burung yang menetap di taman nasional ini antara lain enggang gading (Rhinoplax vigil), rangkok badak (Buceros rhinoceros borneoensis), enggang hitam (Anthracoceros malayanus), delimukan zamrud (Chalcophaps indica), uncal kouran (Macropygia ruficeps), kuau raja (Argusianus argus grayi), dan kuau kerdil Kalimantan (Polyplectron schleiermacheri). Kuau kerdil merupakan satwa endemik pulau Kalimantan yang paling terancam punah akibat kegiatan manusia di dalam hutan. 

 

Page 96: Daerah konservasi

5.Taman Nasional Tanjung Puting

Page 97: Daerah konservasi

Luas, letak dan zonasiLuas wilayahLuas wilayah TNTP adalah 415.040 ha yang terdiri atas Suaka Margasatwa Tanjung Puting seluas 300.040 ha, hutan produksi seluas 90.000 ha (eks. HPH PT Hesubazah), dan kawasan perairan seluas 25.000 ha.Letak geografisSecara geografis terletak di antara 2°35’–3°35’ LS dan 111°50’-112°15’ BT. Secara administrasi pemerintahan, terletak di Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat (± 253.860 ha / 61,17%) serta di Kecamatan Hanau, Danau Sembuluh, dan Seruyan Hilir di Kabupaten Seruyan (± 161.180 ha / 38,83%). Kawasan TNTP berbatasan dengan:Sungai Sekonyer, Sungai Kumai, Laut Jawa di sebelah baratBatas buatan di sebelah timur dan utaraLaut Jawa di sebelah selatan

Page 98: Daerah konservasi

Flora dan fauna

Taman Nasional Tanjung Puting memiliki beberapa tipe ekosistem yang terdiri dari hutan hujan tropika dataran rendah, hutan tanah kering, hutan rawa air tawar, hutan mangrove, hutan pantai, dan hutan sekunder.

Kawasan ini didominir oleh tumbuhan hutan dataran rendah seperti jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus sp.), dan rotan.

Jenis satwa langka endemik dan dilindungi yang terdapat di hutan Taman Nasional Tanjung Puting antara lain orangutan (Pongo satyrus), bekantan (Nasalis larvatus), lutung merah (Presbytis rubicunda rubida), beruang (Helarctos malayanus euryspilus), kancil (Tragulus javanicus klossi).

Bekantan Lutung MerahJelutung

Page 99: Daerah konservasi

5. Taman Nasional Kutai

Taman Nasional Kutai atau biasa disingkat TNK adalah sebuahtaman nasional yang berada di wilayah Kabupaten Kutai Timur dan sebagian kecil wilayah Kota Bontang yang memiliki lahan total seluas 198.629 ha. Kantor atau balai pengeloloa TNK berada di Kota Bontang. Namun seiring masuk tahun 2000-an, wilayah TNK ini mulai dirambah penduduk untuk dijadikan pemukiman dan lahan perkebunan sehingga wilayah TNK yang masih benar-benar asli mungkin jauh dibawah lahan yang seluas 198.629 ha pada akhir tahun 1990-an.

Page 101: Daerah konservasi

Flora dan Fauna

Di taman nasional kutai, ada banyak hidup aneka satwa seperti dari kelompok primata diantaranya orangutan, owa, bekantan, kera ekor panjang, kukang dan ribuan aneka tumbuhan diantaranya cemara laut, bakau, tancang, simpur, meranti, benung, pohon ulin yang tercatat sebagai pohon tertinggi dan terbesar di Indonesia.

Kukang Sempur Tancang

Page 102: Daerah konservasi

6. Taman Nasional Kayan Mentarang

Page 103: Daerah konservasi

Taman Nasional Kayan Mentarang dengan luasnya 1.360.500 hektar, merupakan suatu kesatuan kawasan hutan primer dan hutan sekunder tua yang terbesar dan masih tersisa di Kalimantan dan seluruh Asia Tenggara. Taman nasional ini memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa bernilai tinggi baik jenis langka maupun dilindungi, keanekaragaman tipe ekosistem dari hutan hujan dataran rendah sampai hutan berlumut di pegunungan tinggi. Keanekaragaman hayati yang terkandung di Taman Nasional Kayan Mentarang memang sangat mengagumkan. Beberapa tumbuhan yang ada antara lain pulai (Alstonia scholaris), jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), Agathis (Agathis borneensis), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), rengas (Gluta wallichii), gaharu (Aquilaria malacensis), aren (Arenga pinnata), berbagai jenis anggrek, palem, dan kantong semar. Selain itu, ada beberapa jenis tumbuhan yang belum semuanya dapat diidentifikasi karena merupakan jenis tumbuhan baru di Indonesia.

Page 104: Daerah konservasi

Flora dan Fauna

Terdapat sekitar 100 jenis mamalia (15 jenis diantaranya endemik), 8 jenis primata dan lebih dari 310 jenis burung dengan 28 jenis diantaranya endemik Kalimantan serta telah didaftarkan oleh ICBP (International Committee for Bird Protection) sebagai jenis terancam punah.Beberapa jenis mamalia langka seperti macan dahan (Neofelis nebulosa), beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), lutung dahi putih (Presbytis frontata frontata), dan banteng (Bos javanicus lowi).

Macan Mentarang

Beruang Madu

Page 105: Daerah konservasi

7. TAMAN NASIONAL SEBANGAU

Page 106: Daerah konservasi

Taman Nasional Sebangau mempunyai luas membentang sekitar 568.700 hektar. Adapun kekayaan alam yang dimilikanya meliputi 808 jenis tumbuhan, 15 jenis mamalia, 182 jenis burung, dan 54 spesies ular. Jenis-jenis flora yang tumbuh di areal rawa gambut TNS sangatlah spesifik dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi baik dari hasil kayunya maupun hasil non-kayu seperti getah-getahan, rotan, obat-obatan dan lain sebagainya. Beberapa contoh jenis kayu komersil tinggi seperti Ramin (Gonystylus bancanus), Meranti Jawa (Shorea pauciflora, Shorea tysmanniana, S.uluginosa), Jelutung (Dyera lowii), Nyatoh (Palaquium spp), Bintangur (Calophyllum spp), Kapur Naga (Calophyllum macrocarpum) dan lain-lain. Sedangkan untuk jenis fauna yang spesifik diantaranya ada orangutan (Pongo pygmaeus), Bakantan (Nasalis larvatus), Beruang Madu (Helarctos malayanus),

Page 107: Daerah konservasi

MACAM-MACAM DAERAH KONSERVASI DI SULAWESI

Page 108: Daerah konservasi

1. TAMAN NASIONAL BUNAKEN

Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang terdiri dari ekosistem hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, dan ekosistem daratan/pesisir.

Pada bagian Utara terdiri dari pulau Bunaken, pulau Manado Tua, pulau Montehage, pulau Siladen, pulau Nain, pulau Nain Kecil, dan sebagian wilayah pesisir Tanjung Pisok. Sedangkan pada bagian Selatan meliputi sebagian pesisir Tanjung Kelapa.

Page 109: Daerah konservasi

FLORA DAN FAUNA TAMAN NASIONAL BUNAKEN

Page 110: Daerah konservasi

FAUNA YANG TERDAPAT PADA TAMAN NASIONAL BUNAKEN

Jenis satwa yang ada di daratan dan pesisir antara lain kera hitam Sulawesi (Macaca nigra nigra), rusa (Cervus timorensis russa), dan kuskus (Ailurops ursinus ursinus)Pulau ini juga memiliki taman laut dengan ikan dan karang yang warna-warni serta sebuah gua yang indah. Berada di sebelah timur laut pulau Bunaken, Kecamatan Bunaken sekitar 8 mil dari pusat kota yang dapat ditempuh selama 45 menit dengan menggunakan kapal motor

Page 111: Daerah konservasi

FLORA YANG TERDAPAT PADA TAMAN NASIONAL BUNAKEN

Flora yang terdapat pada taman Nasional Bunaken adalah Padang lamun dan rumput laut merupakan jenis-jenis tumbuhan lautRumput laut memiliki akar dan menghasilkan biji sehingga dapat membentuk hamparan luas yang merupakan tempat ikan bertelur dan berkembangPadang lamun dan rumput laut banyak terdapat di TN. Bunaken terutama dekat Arakan Wawontulap. Habitat lamun dan rumput laut merupakan habitat bagi jenis duyung dan penyu laut

Page 112: Daerah konservasi

POTENSI SOSIAL EKONOMI

Lebih dari 20.000 jiwa penduduk yang hidup dalam kawasan TN. Bunaken. Penduduk di kawasan ini umumnya mencari makan di laut atau bertani. Banyak yang masih menggunakan perahu cadik dan jala tradisional. Sebagian penduduk Pulau Nain ahli pertukangan dan membuat cendera mata dari kulit kerang. Penduduk suku Bajo melewatkan sebagian besar waktu di daseng (bagan), perkampungan di atas air sekitar Pulau Mantehage. Penduduk yang berasal daratan Sulawesi kebanyakan dari suku Minahasa, terlihat dalam cara menggunakan berbagai pohon woka. Penduduk yang lain umumnya pendatang dari Kepulauan Sangir Talaud.

Interaksi antar budaya relatif tinggi, terlihat dari penggunaan dialek bahasa yang sama, serta kesamaan teknik-teknik pemanfaatan potensi sumber daya alam. Beberapa akomodasi dilakukan oleh etnis tertentu, sebagai hasil interaksinya dengan kelompok lainnya. Pemilikan lahan umumnya masih bersifat hak adat, berupa tanah warisan (pasini). Tidak terdapat sistem pemilikan atas rataan terumbu dan perairan dangkal.

Keberadaan masyarakat setempat, terdiri dari sekitar tujuh kelompok suku, yang lebih dari tiga generasi lalu, diperkirakan telah membentuk suatu keseimbangan ekologis tertentu.

Page 113: Daerah konservasi

2. TAMAN NASIONAL BOGANI NANI WARTABONE

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yang semula bernama Taman Nasional Dumoga Bone ditetapkan sebagai taman nasional oleh Menteri Kehutanan tahun 1990 dengan luas ; 287.115 hektar. Secara administratif pemerintahan berada pada Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Gorontalo, Propinsi DatiI Sulawesi Utara.

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yang sebelumnya bernama Dumoga Bone, memiliki berbagai keunikan ekologi sebagai kawasan peralihan geografi daerah Indomalayan di sebelah Barat dan Papua-Australia di sebelah Timur (Wallaceae Area).

Page 114: Daerah konservasi

POTENSI KAWASAN Topografi Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

beragam mulai dari datar, bergelombang ringan sampai berat dan berbukit terjal dengan ketinggian tempat berkisar antara 50 - 1.970 m dpl. Puncak tertinggi adalah G. sinombayuga membelah Utara-Selatan kawasan yang sekaligus membelah DAS Bone dan Dumoga. Secara umum curah hujan di lembah dumoga rata-rata 1.700 - 2.200 mm/tahun. Temperatur udara berkisar antara 21,5 NC – 31 NC, kunjungan terbaik pada bulan April s/d September.

Page 115: Daerah konservasi

FLORA DAN FAUNA TAMAN NASIONAL BOGANI NANI

WARTABONE

Page 116: Daerah konservasi

FAUNA TAMAN NASIONAL BOGANI NANI WARTABONE

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone memiliki keanekaragaman fauna yang berasal dari wilayah Oriental dan Australasian dengan tingkat keendemikan yang tinggi. Burung-burung yang beranekaragam sekitar 125 jenis antara lain merpati, paruh bengkok, rajaudang, kupu-kupu, rangkong, pemakan lebah, dan sejenis burung yang istimewa yaitu Maleo (Megacephalon maleo). Selain itu satwa yang ada antara lain anoa besar, babi rusa, tarsius, kuskus dan berbagai jenis reptilia.

Page 117: Daerah konservasi

FLORA TAMAN NASIONAL BOGANI NANI WARTABONE

Kawasan terdiri dari hutan lumut, hutan hujan pegunungan rendah, hutan hujan dataran rendah dan hutan sekunder. Flora yang dominan adalah jenis-jenis Ficus antara lain Piper adundum, Trema orientalis, Macaranga sp, kayu kuning (Arcangelisia flava), palem matayangan (Pholidocarpus ihur), cempaka, kenanga, agathis, kayu hitam, kayu besi dan lain-lain.

Page 118: Daerah konservasi

3. TAMAN NASIONAL LORE LINDU

Taman Nasional Lore Lindu memiliki berbagai tipe ekosistem yaitu hutan pamah tropika, hutan pegunungan bawah, hutan pegunungan sampai hutan dengan komposisi jenis yang berbeda.

Hutan sub-alpin di taman nasional ini berada diatas ketinggian 2.000 meter dpl. Keadaan hutannya sering diselimuti kabut, dan sebagian besar pohonnya kerdil-kerdil yang ditumbuhi lumut.

Page 119: Daerah konservasi

FLORA DAN FAUNA TAMAN NASIONAL LORE LINDU

Page 120: Daerah konservasi

FAUNA TAMAN NASIONAL LORE LINDUDi dalam kawasan taman nasional terdapat berbagai ragam satwa yaitu 117 jenis mamalia, 88 jenis burung, 29 jenis reptilia, dan 19 jenis amfibia. Lebih dari 50 persen satwa yang terdapat di kawasan ini merupakan endemik Sulawesi diantaranya kera tonkean (Macaca tonkeana tonkeana), babi rusa (Babyrousa babyrussa celebensis), tangkasi (Tarsius diannae dan T. pumilus), kuskus (Ailurops ursinus furvus dan Strigocuscus celebensis callenfelsi), maleo (Macrocephalon maleo), katak Sulawesi (Bufo celebensis), musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii musschenbroekii), tikus Sulawesi (Rattus celebensis), kangkareng Sulawesi (Penelopides exarhatus), ular emas (Elaphe erythrura), dan ikan endemik yang berada di Danau Lindu (Xenopoecilus sarasinorum).

Page 121: Daerah konservasi

FLORA TAMAN NASIONAL LORE LINDU

Beberapa flora yang ada di Taman Nasional Lore Lindu antar Pterospermum celebicum, Cananga odorata, Mangliatia sp, Dysoxylum sp, Arenga pinnata, Pigafetta filiaris, Castanopsis argentea, Lithocarpus spp, Agathis philippinensis dan Philoclados hypophyllus.

Page 122: Daerah konservasi

SEJARAH DAN STATUS TAMAN NASIONAL LORE LINDU

Suaka Margasatwa Lore Kalamanta. 1973 Status Biosfer. 1977 Hutan Wisata/Hutan Lindung Danau Lindu . 1978. Suaka Margasatwa Lore Lindu (Perluasan Lore Kalamanta). 1981 Pemerintah Indonesia menyatakan Lore Lindu sebagai Taman

Nasional dalam Konggres Dunia mengenai Taman Nasional. 1982 Dinyatakan sebagai Pusat Keanekaragaman Tanaman. 1994 Status Taman Nasional akhirnya diresmikan pada tahun 1993. Dinyatakan sebagai bagian dari Kawasan Burung Endemik. 1998 Dinyatakan sebagai Kawasan Ekologi Global 200. 1998 Perluasan Barat Laut.

Page 123: Daerah konservasi

4. TAMAN NASIONAL LAUT TAKA BONERATE Taman Nasional Taka Bonerate dengan luas

± 530.765 hektar memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia yaitu setelah Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva

Ditunjuk sebagai taman nasional oleh Menteri Kehutanan Tahun 1992

Secara administratif pemerintahan berada pada Kecamatan Passi Masunggu dan Kecamatan Passi Maranu, Kabupaten Dati II Selayar, Propinsi Dati I Sulawesi Selatan.

Page 124: Daerah konservasi

FLORA DAN FAUNA NASIONAL LAUT TAKA BONERATE

Page 125: Daerah konservasi

FAUNA TAMAN NASIONAL LAUT TAKA BONERATE

•Terdapat sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi seperti kerapu (Epinephelus spp.), cakalang (Katsuwonus spp.), napoleon wrasse (Cheilinus undulatus), dan baronang (Siganus sp.).

•Sebanyak 244 jenis moluska diantaranya lola (Trochus niloticus), kerang kepala kambing (Cassis cornuta), triton (Charonia tritonis), batulaga (Turbo spp.), kima sisik (Tridacna squamosa), kerang mutiara (Pinctada spp.), dan nautilus berongga (Nautilus pompillius).

•Jenis-jenis penyu yang tercatat termasuk penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu lekang (Dermochelys coriacea).

Page 126: Daerah konservasi

FLORA TAMAN NASIONAL LAUT TAKA BONERATE

Tumbuhan yang terdapat di daerah pantai didominasi oleh kelapa (Cocos nucifera), pandan laut (Pandanus sp.), cemara laut (Casuarina equisetifolia), dan ketapang (Terminalia catappa).Terumbu karang yang sudah teridentifikasi sebanyak 261 jenis dari 17 famili diantaranya Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna, dan lain-lain. Sebagian besar jenis-jenis karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol (barrier reef) dan terumbu tepi (fringing reef). Semuanya merupakan terumbu karang yang indah dan relatif masih utuh.

Page 127: Daerah konservasi

POTENSI KAWASAN

TNL Taka Bonerate terdiri dari Kep. Macan (14 pulau) dan Kep. Passi Tallu (7 pulau), yang sebagian besar dari pulau-pulau tersebut merupakan atol dengan konfigurasi pasir putih. Pada air laut surut terendah akan tampak seperti daratan kering yang diselingi oleh genangan yang membentuk kolam-kolam kecil.

TNL Taka Bonerate mempunyai terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km2 dengan kedalaman dataran tersebut berbeda-beda mulai dari yang tampak di permukaan air saat air surut sampai kedalaman tiga meter.

Temperatur udara berkisar antara 28,5° - 32° C, kunjungan terbaik pada bulan April s/d Juni dan Oktober s/d Desember. Tercatat tidak kurang dari 128 jenis yang termasuk dalam 61 marga yang seluruhnya merupakan terumbu karang yang indah dan relatif masih utuh.

Page 128: Daerah konservasi

5.TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai merupakan

perwakilan tipe ekosistem hutan hujan pegunungan rendah, hutan bakau, hutan pantai, savana, dan hutan rawa air tawar di Sulawesi. memiliki wilayah seluas 1.050 km². Ketinggian taman ini bervariasi dari di atas permukaan laut hingga ketinggian 981 m.

Ditunjuk sebagai taman nasional oleh Menteri Kehutanan Tahun 1990 dengan luas ± 105.194 hektar. Secara administratif pemerintahan berada pada Kabupaten Kendari, Kabupaten Buton dan Kabupaten Kolaka, Propinsi Dati I Sulawesi Tenggara.

Page 129: Daerah konservasi

FAUNA TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI

Memiliki keanekaragaman jenis satwa langka endemik antara lain Anoa (Anoa depressicornis), Babirusa (Babyrousa babirussa), Kuskus (Phalanger sp.), Singapuar (Tarsius spectrum), Bajing perut merah (Rubrisciurus ribriventer) dan lain-lain. Kera Hitam (Macaca ochreata), mamalia besar yang merupakan satwa langka dan dilindungi adalah Anoa, Rusa , Babi Rusa, dan Musang Sulawesi, di samping itu terdapat juga ular sawah, buaya muara dan soa-soa.

Page 130: Daerah konservasi

FLORA TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAIBeberapa flora yang ada di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai antara lain Alang-alang (Imperata cylindrica), Tiot-tio (Fimbrystilis cylinrica), Kasumeeto (Diospyros celebica), Nona (Metrosideros petiolata), Kayu angin (Casuarina rumotri), Saninten (Castanopsis buruana), Uwi (Bacchia fructescens) dan lain-lain

Page 131: Daerah konservasi

POTENSI KAWASAN

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai mempunyai topografi datar bergelombang sampai berbukit. Dataran rendah sampai bergelombang ringan di bagian Selatan dan bagian Utara bergelombang berat sampai kemiringan lereng berkisar antara 30°-40°, dengan puncak tertinggi G. Watumohai (± 549 m dpl).

Mempunyai iklim tropis dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 1.500 - 2.000 mm per tahun dengan suhu udara antara 20° - 33° C. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdiri dari hutan hujan tropika pegunungan rendah, hujan tropika dataran rendah, hutan rawa, savana dan hutan bakau.

Page 132: Daerah konservasi

6.TAMAN NASIONAL LAUT WAKATOBI

Taman Nasional Wakatobi memiliki potensi sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi baik jenis dan keunikannya, dengan panorama bawah laut yang menakjubkan. Secara umum perairan lautnya mempunyai konfigurasi dari mulai datar sampai melandai kearah laut, dan beberapa daerah perairan terdapat yang bertubir curam. Kedalaman airnya bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044 meter dengan dasar perairan sebagian besar berpasir dan berkarang.

Page 133: Daerah konservasi

FAUNA TAMAN NASIONAL LAUT WAKATOBI

Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias diantaranya argus bintik (Cephalopholus argus), takhasang (Naso unicornis), pogo-pogo (Balistoides viridescens), napoleon (Cheilinus undulatus), ikan merah (Lutjanus biguttatus) Selain terdapat beberapa jenis burung laut seperti angsa-batu coklat (Sula leucogaster plotus), cerek melayu (Charadrius peronii), raja udang erasia (Alcedo atthis); juga terdapat tiga jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di taman nasional yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).

Page 134: Daerah konservasi

FLORA TAMAN NASIONAL LAUT WAKATOBI

Taman nasional ini memiliki 25 buah gugusan terumbu karang dengan keliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 km. Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili diantaranya Acropora formosa, A. hyacinthus, Psammocora profundasafla, Pavona cactus, Leptoseris yabei, Fungia molucensis, Lobophyllia robusta, Merulina ampliata, Platygyra versifora, Euphyllia glabrescens, Tubastraea frondes, Stylophora pistillata, Sarcophyton throchelliophorum, dan Sinularia spp.  

Page 135: Daerah konservasi

POTENSI KAWASAN

Taman Nasional Laut Wakatobi merupakan kepulauan Wakatobi dengan beberapa pulau yang besar yaitu P. Kaledupa, P. Wangiwangi, P. Binongko, P. Kapotta, P. Tomea dan beberapa pulau kecil lainnya. Terumbu karang yang tersebar datar hampir seluruh kawasan dengan kedalaman dataran tersebut berbeda-beda mulai dari yang tampak di permukaan air saat air surut sampai kedalaman tiga meter. Temperatur udara berkisar antara 28,5° - 32° C, kunjungan terbaik pada bulan April s/d Juni dan Oktober s/d Desember.

Page 136: Daerah konservasi

Taman Nasional di MalukuTaman Nasional Manusela

Taman Nasional Manusela merupakan perwakilan tipe ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan di Maluku. Tipe vegetasi yang terdapat di taman nasional ini yaitu mangrove, pantai, hutan rawa, tebing sungai, hutan hujan tropika pamah, hutan pegunungan, dan hutan sub-alpin.

Page 137: Daerah konservasi

FloraBeberapa jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain tancang (Bruguiera sexangula), bakau (Rhizophora acuminata), api-api (Avicennia sp.), kapur (Dryobalanops sp.), pulai (Alstonia scholaris), ketapang (Terminalia catappa), pandan (Pandanus sp.), meranti (Shorea selanica), benuang (Octomeles sumatrana), matoa/kasai (Pometia pinnata), kayu putih (Melaleuca leucadendron), berbagai jenis anggrek, dan pakis endemik (Chintea binaya).

Benuang Putih Pulai

Page 138: Daerah konservasi

MACAM-MACAM DAERAH KONSERVASI DI MALUKU(PAPUA)

Page 139: Daerah konservasi

1.TAMAN NASIONAL MANUSEL

aman nasional yang terletak di Kepulauan,Maluku,Indonesia.Gunung Binaya, dengan ketinggian 3.027 mete

Dinyatakan sebagai taman nasional oleh Menteri Pertanian tahun 1982 dengan luas ± 189.000 ha. Secara administratif pemerintahan berada pada Kecamatan Wahai dan Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Dati I Maluku

Page 140: Daerah konservasi

FLORA DAN FAUNA TAMAN NASIONAL MANUSEL

Page 141: Daerah konservasi

FAUNA TAMAN NASIONAL MANUSEL

Memiliki keanekaragaman jenis satwa yang tinggi dan endemik antara lain Rhycthomeles prattorum, Melomys aerorosus, Pogomelomys frattrecullus. Tercatat 117 jenis burung dan 14 jenis merupakan burung endemik seperti Nuri Bayan,Kasturi Tengkuk-Ungu,Kakatua Malaku serta 41 jenis termasuk ular endemis, penyu, biawak, soa-soa, ikan duyung dan sebagainya.

Page 142: Daerah konservasi

FLORA TAMAN NASIONAL MANUSEL

Beberapa flora yang ada di Taman Nasional Manusela antara lain Tancang (Sonneratia alba), Bakau, Api-api, Nipah, Ipomoea pescare, Terminalia catappa, Casuarina equisetifolia, Nauclea sp, Ficus nodosa, Kayu putih (Melaleuca leucadendron), Meranti, Kayu raja, Kapur, Pulai, Nyamplung dan lain-lain.

Page 143: Daerah konservasi

POTENSI KAWASAN

Taman Nasional Manusela merupakan kawasan pegunungan yang relatif masih dalam keadaan baik dengan ketingian antara 0 - 3.027 m dpl, kemiringan 30 -60%. Terdapat sungai-sungai dengan aliran yang deras dan mempunyai konfigurasi lapangan yang terjal serta terdapat 6 buah gunung/bukit dengan G. Binaya yang tertinggi (± 3.027 m dpl).

Mempunyai iklim tipe B dengan rata-rata curah hujan antara 1.500 - 2.000 mm per tahun dengan suhu udara antara 25° - 35° C. Musim kunjungan terbaik antara bulan Mei s/d Oktober.

Taman Nasional Manusela terdiri dari hutan rawa/mangrove, hutan pantai, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi, hutan sub pegunungan dan hutan pegunungan.

Page 144: Daerah konservasi

2.TAMAN NASIONAL TELUK CENDRAWASIH

Taman Nasional Teluk Cendrawasih merupakan perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika daratan pulau di Papua/Irian Jaya.

Secara geografis kawasan ini terletak antara 1° 43’- 3°22’ LS dan 134°06’ – 135°10’ BT. Secara administratif kawasan ini berada dalam wilayah dua kabupaten, yaitu Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Nabire. Luas kawasan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Teluk Wondama adalah sekitar 80 persen dari luas TNTC secara keseluruhan.

kawasan konservasi ini ditetapkan sebagai Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 472/Kpts-II/1993 tanggal 2 September 1993.

Page 145: Daerah konservasi

FLORA DAN FAUNA TAMAN NASIONAL MANUSEL

Page 146: Daerah konservasi

FAUNA` TAMAN NASIONAL MANUSEL

Taman Nasional Teluk Cendrawasih terkenal kaya akan jenis ikan. Tercatat kurang lebih 209 jenis ikan penghuni kawasan ini diantaranya butterflyfish, angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish, dan anemonefish.

jenis moluska antara lain keong cowries (Cypraea spp.), keong strombidae (Lambis spp.), keong kerucut (Conus spp.), triton terompet (Charonia tritonis), dan kima raksasa (Tridacna gigas). Serta penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys olivaceae)

Page 147: Daerah konservasi

FLORA ` TAMAN NASIONAL MANUSEL

Pada ekosistem pesisir pantai didapati hutan/vegetasi mangrove, antara lain: Rhizophora sp. (Bakau bakau), Sonneratia sp. (Tancang), Avicennia sp. (Api-api), Ceriops sp. (Tingi), Bruguiera sp., Xylocarpus sp., dan Heritiera sp.

Page 148: Daerah konservasi

POTENSI KAWASAN

Tujuan ditetapkannya TNTC adalah untuk memelihara dan melestarikan fungsi kawasan dan untuk mengawetkan keanekaragaman jenis flora dan fauna serta ekosistemnya yang terdapat di kawasan tersebut. Adapun fungsi kawasan TNTC adalah sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan, untuk menunjang pemanfaatan lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, serta untuk dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan dan pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.

Potensi karang Taman Nasional Teluk Cendrawasih tercatat 150 jenis dari 15 famili, dan tersebar di tepian 18 pulau besar dan kecil. Persentase penutupan karang hidup bervariasi antara 30,40% sampai dengan 65,64%. Umumnya, ekosistem terumbu karang terbagi menjadi dua zona yaitu zona rataan terumbu (reef flat) dan zona lereng terumbu (reef slope). Jenis-jenis karang yang dapat dilihat antara lain koloni karang biru (Heliopora coerulea), karang hitam (Antiphates sp.), famili Faviidae dan Pectiniidae, serta berbagai jenis karang lunak.

Page 149: Daerah konservasi

3.TAMAN NASIONAL WASUR Taman Nasional Wasur merupakan perwakilan

dari lahan basah yang paling luas di Papua/Irian Jaya dan sedikit mengalami gangguan oleh aktivitas manusia.

Ditunjuk sebagai taman nasional oleh Menteri Kehutanan tahun 1990 dengan luas ± 308.000 ha. Secara administratif pemerintahan berada pada wilayah Kabupaten Dati II Merauke, Propinsi Dati I Irian Jaya

Page 150: Daerah konservasi

FAUNA DAN FLORA TAMAN NASIONAL WASUR

Page 151: Daerah konservasi

FAUNA TAMAN NASIONAL WASURSatwa yang ada antara lain : Kanguru (Walabia agillis), Dara mahkota (Coura cristata), Kasuari (Casuarius casuarius), Cincinnurus respublica, Petaurus breviceps, Antechinus melanurus, Darcopsis veterum, Hydromys chycogaster, Rhipidura maculipectus, Pordagus papuensis, Crocodylus novaeguineae , cendrawasih merah (Paradisea rubra), buaya air tawar (Crocodylus novaeguineae), dan buaya air asin (C. porosus).

Page 152: Daerah konservasi

FLORA TAMAN NASIONAL WASUR

Jenis tumbuhan yang mendominasi hutan di kawasan taman nasional ini antara lain api-api (Avicennia sp.), tancang (Bruguiera sp.), ketapang (Terminalia sp.), dan kayu putih (Melaleuca sp.) dan Sebagian besar berupa vegetasi savana dan sebagian kecil berupa hutan rawa, mangrove, hutan musim, hutan pantai, padang rumput

Page 153: Daerah konservasi

POTENSI KAWASAN

Topografi Taman Nasional Wasur terdiri dari datar bergelombang ringan dengan ketinggian tempat antara 0 - 90 m dpl. Curah hujan terkecil 10 mm dari bulan Juli s/d Nopember dan terbesar 264 mm pada bulan Januari, dengan suhu udara 22° - 30° C.

Sebagian besar berupa vegetasi savana dan sebagian kecil berupa hutan rawa, mangrove, hutan musim, hutan pantai, padang rumput. Tercatat tidak kurang dari 80 jenis mamalia (27 di antaranya endemik), 391 jenis burung

Keanekaragaman hayati bernilai tinggi dan mengagumkan di Taman Nasional Wasur, menyebabkan kawasan ini lebih dikenal sebagai “Serengiti Papua”.

Page 154: Daerah konservasi

PEN

TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN