konsep teori dan contoh ptk

65
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan Universitas Indraprasta PGRI Disusun Oleh : ELAWATI DWI KUSUMA NINGRUM NURAIDA YULIANA SUBHAN PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA, DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2014

Upload: aida-mbahdjameer

Post on 08-Jul-2015

1.531 views

Category:

Education


5 download

DESCRIPTION

tugas kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep teori dan contoh PTK

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Dibuat

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan

Universitas Indraprasta PGRI

Disusun Oleh :

ELAWATI

DWI KUSUMA NINGRUM

NURAIDA

YULIANA

SUBHAN

PROGRAM PASCA SARJANA

PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA, DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2014

Page 2: Konsep teori dan contoh PTK

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala

puji bagi Allah yang dengan ridho-Nya, alhamdulillah kami dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Kami mengharapkan bimbingan, bantuan, saran dan

dukungan dari Bapak dosen serta pihak lain agar makalah ini dapat bermanfaat

bagi kita semua. Amin.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai penunjang tugas mata

kuliah Metode Penelitian Pendidikan. Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam penulisan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin,

namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi

kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah

ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi kami serta seluruh pembaca. Amin.

Jakarta, 19 Oktober 2014

Penulis

Page 3: Konsep teori dan contoh PTK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas 3

B. Kajian Teori 6

C. Model-model PTK 13

D. Jenis-jenis PTK 15

BAB III SISTEMATIKA PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

A. Tahap-Tahap PTK 18

B. Langkah-langkah PTK 19

C. Kelebihan dan Keterbatasan PTK 21

D. Contoh Penelitian Tindakan kelas 22

E. Judul – judul PTK Lain 59

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan 63

DAFTAR PUSTAKA 64

Page 4: Konsep teori dan contoh PTK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembaharuan pendidikan selalu mengalami perbaikan sehingga

pembelajaran tidak hanya berbasis akademis saja. Berbagai penemuan teori-teori

pembelajaran selalu digencarkan agar pendidikan mengalami inovasi yang terus

menerus. Memasuki zaman yang berbasis teknologi, maka pendidikan pun tak

mau kalah jauh selalu memajukan teknologi dan memanfaatkan lingkungan

sebagai sumber belajar.

Salah satu pembaruan pendidikan yaitu dengan adanya suatu penelitian yang

mencari titik kelemahan dalam suatu pembelajaran yang dilakukan dalam lingkup

kelas. Dalam hal ini guru memang menjadi objek sebagai pembaruan dalam

pendidikan, sehingga seorang guru secara tidak langsung juga dituntut untuk

dapat melakukan sebuah penelitian dengan berbekal pengetahuan, kesabaran, dan

ketekunan.

Adanya masalah yang memicu guru untuk melakukan sebuah penelitian

tidak lain karena kesadaran guru itu sendiri yang ingin menjadikan masalah

sebagai acuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran agar menjadi yang lebih

baik. Sehingga guru ingin mencari kelemahannya sendiri kemudian mencoba

menyempurnakan dengan diadakannya sebuah penelitian tindakan kelas. Dengan

adanya penelitian ini, guru dituntun untuk berfikir kritis dan memperbaiki pola

berfikirnya, yaitu bahwa mengajar tentunya tidak hanya datang secara rutin lalu

memberi penjelasan kepada peserta didik kemudian selesai. Tetapi sebagai

pekerja professional guru harus memiliki sejumlah kompetensi khususnya dalam

pengelolaan pembelajaran. Seperti yang tercantum dalam Undang – Undang

Nomor 14 tahun 2006 tentang guru dan dosen menjelaskan bahwa guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini

jalur pendidikan formal, tingkat dasar dan menegah.

Seorang guru dikatakan profesional dalam bidang tertentu manakala

memiliki sejumlah kompetensi sesuai dengan keahlian hasil dari proses

Page 5: Konsep teori dan contoh PTK

pendidikan. Dan sebagai pekerja profesional guru haruslah mampu meningkatkan

kualitas pembelajaran dengan cara melakukan Penelitian Tindakan Kelas.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar penelitian tindakan kelas?

2. Apa pengertian Penelitian Tindakan Kelas?

3. Apa saja tujuan dan manfaat penelitian tindakan kelas ?

4. Bagaimana karakteristik dan perbedaan antara penelitian tindakan kelas

dengan penelitian formal?

5. Bagaimana tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas secara garis

besar?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui memahami konsep dasar penelitian tindakan

kelas.

2. Mahasiswa mengetahui tujuan penelitian tindakan kelas.

3. Mahasiswa mengetahui dan memahami manfaat penelitian tindakan

kelas.

4. Mahasiswa dapat memahami karakteristik dan perbedaan penelitian

tindakan kelas dengan penelitian tindakan.

5. Mahasiwa dapat memahami tahap-tahap penelitian tindakan kelas.

Page 6: Konsep teori dan contoh PTK

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas

Pada awalnya, penelitian tindakan (action research) dikembangkan

dengan tujuan untuk mencari penyelesaian terhadap problema sosial (termasuk

pendidikan). Penelitian tindakan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah

secara sistematis (Kemmis dan Taggart, 1988). Hasil kajian ini dijadikan dasar

untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk mengatasi

masalah tersebut. Kegiatan berikutnya adalah pelaksanaan tindakan dilanjutkan

dengan observasi dan evaluasi. Hasil observasi dan evaluasi digunakan sebagai

masukkan melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat pelaksanaan

tindakan. Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untuk menentukan

perbaikan serta penyempurnaan tindakan selanjutnya.

Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk

penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi

sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri.

Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai

praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok

dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan

mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk

memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti

meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya;

serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut

dilaksanakan.

Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik pembelajaran, pene-

litian tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Reserach (CAR). PTK adalah penelitian tindakan yang

dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan

dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK

berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.

Page 7: Konsep teori dan contoh PTK

Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga

kata yaitu “Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”. Makna setiap kata tersebut adalah

sebagai berikut :

Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

dalam memecahkan suatu masalah.

Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.

Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus

kegiatan.

Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang

sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam

sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan

karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan

guru.

Berdasarkan pengertian di atas, komponen yang terdapat dalam sebuah

kelas yang dapat dijadikan sasasaran PTK adalah sebagai berikut.

1. Siswa, dapat dicermati obyeknya ketika siswa sedang mengikuti proses

pembelajaran. Contoh permasalahan tentang siswa yang dapat menjadi

sasaran PTK antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat

belajar siswa, keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan

masalah dan lain-lain.

2. Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar atau

membimbing siswa. Contoh permasalahan tentang guru yang dapat

menjadi sasaran PTK antara lain penggunaan metode atau strategi

pembelajaran, penggunaan pendekatan pembelajaran dan sebagainya.

3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau

menyajikan materi pelajaran yang ditugaskan pada siswa. Contoh

permasalahan tentang materi yang dapat menjadi sasaran PTK misalnya

urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi, integrasi materi,

dan lain sebagainya.

Page 8: Konsep teori dan contoh PTK

4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang

mengajar dangan menggunakan peralatan atau sarana pendidikan tertentu.

Contoh permasalahan tentang peralatan atau sarana pendidikan yang dapat

menjadi sasaran PTK antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan

media pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar.

5. Hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah (kognitif, afektif,

psikomotorik), merupakan produk yang harus ditingkatkan melalui PTK.

Hasil pembelajaran akan terkait dengan tindakan yang dilakukan serta

unsur lain dalam proses pembelajaran seperti metode, media, guru atau

perilaku belajar siswa itu sendiri.

6. Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang

lingkungan siswa di rumah. Dalam PTK, bentuk perlakuan atau tindakan

yang dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih

kondusif misalnya melalui penataan ruang kelas, penataan lingkungan

sekolah, dan tindakan lainnya.

7. Pengelolaan, merupakan kegiatan dapat diatur/direkayasa dengan bentuk

tindakan. Contoh permasalahan tentang pengelolaan yang dapat menjadi

sasaran PTK antara lain pengelompokan siswa, pengaturan jadwal

pelajaran, pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruang kelas dan lain

sebagainya.

Karena makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang

sedang belajar serta guru yang sedang memfasilitasi kegiatan belajar, maka

permasalahan PTK cukup luas. Permasalahan tersebut di antaranya adalah sebagai

berikut:

1. Masalah belajar siswa di sekolah, seperti misalnya permasalahan

pembelajaran di kelas, kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran, miskonsepsi,

misstrategi, dan lain sebagainya.

2. Pengembangan profesionalisme guru dalam rangka peningkatan mutu

perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program dan hasil pembelajaran.

3. Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi

perilaku, teknik memotivasi dan teknik pengembangan potensi diri.

Page 9: Konsep teori dan contoh PTK

4. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan

prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi penggunaan metode

pembelajaran (misalnya penggantian metode mengajar tradisional dengan

metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan

stretegi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan tertentu).

5. Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, misalnya

pengembangan pola berpikir ilmiah dalam diri siswa.

6. Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media

perpustakaan dan sumber belajar di dalam/luar kelas.

7. Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran, seperti

misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan

instrumen penilaian berbasis kompetensi atau penggunaan alat, metode

evaluasi tertentu.

8. Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK, urutan penyajian meteri

pokok, interaksi antara guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan

materi pelajaran atau interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar.

Berdasarkan cakupan permasalannya, seorang guru akan dapat menemukan

penyelesaian masalah yang terjadi di kelasnya melalui PTK. Hal ini dapat

dilakukan dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran

yang relevan. Selain itu, PTK dilaksanakan secara bersamaan dangan

pelaksanaan tugas utama guru yaitu mengajar di dalam kelas, tidak perlu harus

meninggalkan siswa.

Dengan demikian, PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang melekat

pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh guru di

lapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru memiliki peran ganda

yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti.

B. Kajian Teori

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Arikunto (2008) Penelitian Tindakan Kelas dalam bahasa Inggris

adalah classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukan isi

Page 10: Konsep teori dan contoh PTK

yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan

dikelas.

Ada tiga kata dalam penelitian tindakan kelas, yang masing-masing dapat

diterangkan:

a. Penelitian, menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek

dengan mengunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan, menunjukkan pada suau gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dalam tujuan terteentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk siswa.

c. Kelas, dalam hal ini kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu

yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Jadi

kelas bukan seperti pengetian kita selam ini yaitu, berwujud bangunan

yang di dalamnya ada guru dan siswa. Jelas pengertian kelas tersebut

adalah salah namun kita terbiasa mengartikan seperti itu.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu penelitian,

tindakan dan kelas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang

dilakukan oleh siswa.

Sedangkan dalam Wijaya Kusumah (2010:8) terdapat beberapa pengertian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), antara lain:

a. Menurut Carr dan Kemmis (1986) PTK adalah suatu bentuk refleksi diri

yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah)

dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki

rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang

dilakukan dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini,

Page 11: Konsep teori dan contoh PTK

dan (c) situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) tempat praktik-praktik

tersebut dilaksanakan.

b. Menurut Mc Niff (1992) PTK adalah sebagai bentuk penelitian reflektif

yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan

sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. PTK merupakan

penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat atau kelompok sasaran

dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi dan kolaboratif antara peneliti

dan kelompok sasaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif

terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai

peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan

nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki

kondisi pembelajaran yang dilakukan.

2. Tujuan Penelitian Tindakan Kalas

Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang

terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut

dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan

untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya.

Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna

memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara

lebih rinci tujuan PTK antara lain:

a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses dan hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi

masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.

c. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

d. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga

tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu

pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.

Page 12: Konsep teori dan contoh PTK

Dengan demikian output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah

peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

Sedangkan menurut Departemen Pendidik Nasional (2004), Penelitian

Tindakan Kelas bertujuan untuk :

a. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah

b. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas

c. Peningkatan atau perbaikan terhadapa kualitas penggunaan media, alat

bantu belajar dan sumber belajar lainnya.

d. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi

yang digunakan untuk mengukur dan proses dan hasil belajar siswa.

e. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah-masalah pendidikan anak di

sekolah.

f. Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

3. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapat dicapai melalui PTK,

terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut:

a. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan

bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran.

Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan

artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain

disajikan dalam forum ilmiah.

b. Menumbuh kembangkan kebiasaan, budaya dan, atau tradisi meneliti

dan menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung

professionalisme dan karir pendidik.

c. Mewujudkan kerja sama, kaloborasi dan, atau sinergi antar pendidik

dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama

memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu

pembelajaran.

Page 13: Konsep teori dan contoh PTK

d. Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan

kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan

konteks lokal, sekolah dan kelas.

e. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,

kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat

meningkat.

f. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang,

nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode,

teknik dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian

bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

4. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

PTK merupakan bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam

aktivitas pembelajaran di kelas. Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan nyata

yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka

memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Terdapat sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK

dibandingkan dengan penelitian pada umumnya, antara lain sebagai berikut.

A. PTK merupakan kegiatan yang berupaya memecahkan masalah

pembelajaran, dengan dukungan ilmiah.

B. PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru

melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru

untuk menulis dan membuat catatan.

C. Persoalaan yang dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya

permasalahan nyata dan aktual (yang terjadi saat ini) dalam

pembelajaran di kelas.

D. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam

mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

E. Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru dan kepala

sekolah) dengan peneliti dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang

Page 14: Konsep teori dan contoh PTK

permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan

kesamaan tentang tindakan (action).

Sedangkan menurut Basrowi dan Suwandi (2008) PTK mempunyai enam

karakteristik, yaitu sebagai berikut:

a. Penelitian tindakan kelas sifatnya situasional, yaitu berkaitan dengan

upaya mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu, yaitu di kelas

dalam sekolah dan berupaya menyelesaikannya dalam konteks tersebut.

b. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan

peserta didiknya, yaitu satu satuan kerja sama dengan perspektif yang

berbeda, bisa juga antara guru dan kepala sekolah. Kerja sama

kolaboratif ini dengan sendirinya juga partisipatori.

c. Penelitian tindakan kelas bersifat self evaluative, yaitu kegiatan

modifikasi praksis yang dilakukan secara kontinu, dievaluasi dalam

situasi yang terus berjalan, yang tujuan akhirnya ialah untuk

peningkatan perbaikan dalam praktik nyatanya.

d. Penelitian tindakan kelas bersifat luwes dan menyesuaikan.

e. Penelitian tindakan kelas terutama memanfaatkan data pengamatan dan

perilaku empirik.

f. Ketataan ilmiah penelitian tindakan kelas memang agak longgar.

5. Perbedaan antara Penelitian Tindakan Kelas dengan Penelitian Formal

Penelitian tindakan berbeda dengan penelitian formal. Penelitian formal

bertujuan menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general).

Penelitian tindakan lebih bertujuan memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan

hasilnya tidak untuk digeneralisasi.

Perbedaan antara penelitian formal dengan penelitian tindakan kelas

disajikan dalam tabel berikut (Wijaya Kusumah, 2010):

NO KETENTUAN PENELITIAN FORMAL PTK

1 Pelaku Dilakukan oleh orang lain Dilakukan oleh guru yang

bersangkutan

2 Sample Harus Representatif Tidak harus representatif

Page 15: Konsep teori dan contoh PTK

3 Instrumen Harus valid dan Reliabel Tidak harus valid dan reliabel

4 Statistik Analisis statistik yang

baik

Tidak harus menggunakan

statistik

5 Hipotesis Hipotesis harus jelas Tidak mensyaratkan hipotesis

6 Teori Harus berdasarkan teori

yang sudah ada

Teori tidak terlalu

berpengaruh

7 Fungsi Menguji Teori Memperbaiki praktik

pembelajaran secara langsung

6. Asas-Asas Penelitian Tindakan Kelas

Karena tujuan utama PTK bukan menemukan atau menggeneralisasikan

akan tetapi memperbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu baik dalam

proses pengumpulan data, menganalisis data sampai pada proses pengambilan

kesimpulan sangat situasional sesuai dengan keadaan tertentu dan bersifat

subjektif. Ada beberapa asas proses pelaksanaan PTK. Yaitu asas reflektif, asas

kolaboratif dan asas resiko.

A. Asas reflektif, yaitu untuk mencari dan menemukan berbagai

kelemahan yang dilakukan oleh guru itu sendiri.

B. Asas kolaboratif, dalam melkukan PTK minimal ada 3 kelompok yakni,

guru, observer dan siswa. Yang harus memberikan penilaian dari sudut

yang berbeda sehingga akan memberi perluasan pandangan.

C. Asas resiko, guru haruslah berani menanggung resiko berbagai

kemungkinan yang terjadi seperti: Resiko kegagalan tindakan yang

dilakukan, adanya tuntutan tertentu dari berbagai pihak, dan adanya

kejadian-kejadian diluar dugaan dan perhitungan peneliti.

7. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru

disekolah, prinsip tersebut diantaranya:

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.

b. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang

lama, sehingga berpeluang menggangu proses pembelajaran.

Page 16: Konsep teori dan contoh PTK

c. Metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat dan taat azas

PTK.

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran dikelas yang cukup

merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya.

e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan

tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh

pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat

tersosialisasi.

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam

perspektif misi sekolah secara keseluruhan.

C. Model-model PTK

Ada beberapa model PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam

dunia pendidikan, di antaranya: (1) Model Kurt Lewin, (2) Model Kemmis dan Mc

Taggart, (3) Model John Elliot, dan (4) Model Dave Ebbutt, (5)Model Hopkins,

(6)Model McKernan dan masih banyak yang lainnya. Dibawah ini kita akan bahas

satu persatu dari beberapa model tersebut:

1. Model Kurt Lewin; PTK pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin

pada tahun 1946. konsep inti PTK yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin

ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: (1)

Perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) Observasi

(observing), dan (4) refleksi (reflecting) (Lewin, 1990). Sementara itu,

empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan oleh Kurt Lewin

tersebut oleh Ernest T. Stringer dielaborasi lagi menjadi: (1) Perencanaan

(planning), (2) Pelaksanaan (implementing) dan (3) Penilaian (evaluating)

(Ernest, 1996).

2. Model Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan dari konsep

dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin sebagaimana yang diutarakan

di atas. Hanya saja, komponen acting (tindakan) dengan observing

(pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua

komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara

implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak

Page 17: Konsep teori dan contoh PTK

terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu

kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula

observasi juga harus dilaksanakan. Untuk lebih tepatnya, berikut ini

dikemukakan bentuk designnya (Kemmis & McTaggart, 1990:14).

Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart

pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan

satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian

tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus

pada kesempatan ini adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada gambar diatas,

tampak bahwa didalamnya terdiri dari dua perangkat komponen yang

dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan sesungguhnya,

jumlah siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu

diselesaikan.

3. Model John Elliot; apabila dibandingkan dua model yang sudah

diutarakan di atas, yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK

Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian,

oleh karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi

yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi kemungkinan

Page 18: Konsep teori dan contoh PTK

terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan

belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model

John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-

taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya,

dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan

sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari

beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan

praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat

diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa

rupa itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang

berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya, yaitu seperti

dikemukakan berikut ini.

SIKLUS PELAKSANAAN PTK

Gambar 4: Riset Aksi Model John Elliot

D. Jenis-jenis PTK

Ada empat jenis PTK, yaitu: (1) PTK diasnogtik, (2) PTK partisipan, (3)

PTK empiris, dan (4) PTK eksperimental (Chein, 1990). Untuk lebih jelas, berikut

dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK tersebut.

Page 19: Konsep teori dan contoh PTK

1. PTK Diagnostik; yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian

yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam

hal ini peneliti mendiagnosa dan memasuki situasi yang terdapat di dalam

latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya

menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa

yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.

2. PTK Partisipan; suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah

apabila orang yang akan melaksanakan penelian harus terlibat langsung

dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa

laporan. Dengan demikian, sejak penencanan panelitian peneliti senantiasa

terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat dan mengumpulkan

data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil

panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti

halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut

keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai

berakhir penelitian.

3. PTK Empiris; yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti

berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa

yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada

prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan

pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari.

4. PTK Eksperimental; yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental

ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai

teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiata

belajar-mengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar,

dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan

untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini

diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam

rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.

Page 20: Konsep teori dan contoh PTK

BAB III

SISTEMATIKA PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

A. Tahap-Tahap PTK

Penelitian tindakan kelas memiliki empat tahap yang dirumuskan oleh

Lewin (Kemmis dan MC Taggar,1992) yaitu Planning (rencana), Action

(tindakan), Observation (pengamatan) dan Reflection (refleksi). Untuk lebih

memperjelas mari kita perhatikan tahapan-tahapan berikut:

1. PLANNING (RENCANA)

Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru

sebelum melakukan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut berpandangan

ke depan, serta fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dan

dengan rencana tersebut secara dini kita dapat menguasai hambatan.

Dengan perencanaan yang baik seorang praktisi akan lebih mudah untuk

mengatasi kesulitan dan mendorong para praktisi tersebut untuk bertindak

dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, partisipan harus

bekerja sama dalam diskusi untuk membangun suatu kesamaan bahasa

dalam menganalisis dan memperbaiki pengertian maupun tindakan mereka

dalam situasi tertentu.

2. ACTION (TINDAKAN)

Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah

dibuat yang dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu

yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang

sedang dijalankan. Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka yang

terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran yang

hasilnya juga akan dipergunakan untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas.

3. OBSERVATION (PENGAMATAN)

Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan

pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil

pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga

pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang

sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh

Page 21: Konsep teori dan contoh PTK

peneliti adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan

hambatan-hambatan yang muncul.

4. REFLECTION (REFLEKSI)

Releksi disini meliputi kegiatan: analisis, sintesis, penafsiran

(penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi

adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan,

yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan

selanjutnya. Dengan demikian, penelitian tindakan dapat dilaksanakan

dalam sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk

melakukannya sebagai planning untuk siklus selanjutnya.

B. Langkah-langkah PTK

Langkah-langkah umum dalam PTK bervariasi, namun ada beberapa

langkah pokok yang hendaknya diikuti dalam melakukan PTK. Langkah-langkah

tersebut yaitu :

1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah

Dalam dunia pendidikan, contoh-contoh garapan PTK antara lain

adalah ; 1) Metode mengajar dan strategi mengajar, 2) Prosedur evaluasi,

3) Penanaman maupun perubahan sikap dan nilai, 4) Pengembangan

profesionalisme guru, misalnya meningkatkan keterampilan mengajar,

mengembangkan metode mengajar baru, menambahkan kemampuan

analisis, 5) Pengelolaan dan kontrol, 6) Administrasi

Masalah yang dapat dilakukan PTK adalah masalah harus:

a) Riil, artinya harus benar-benar dibawah kewenangan guru dalam

memecahkan masalah itu datang dari pengamatan/pengalaman guru

sendiri melalui kegiatan sehari-hari.

b) Masalah harus problematik

c) Masalah harus memberi manfaat yang jelas

d) Masalah PTK harus feasible (dapat dipecahkan atau ditangani)

Setelah diidentifikasi, masalah dirumuskan. Masalah penelitian

tindakan adalah kesenjangan antara keadaan nyata dengan keadaan yang

diinginkan. Kesenjangan ini hendaknya dideskripsikan untuk dapat

merumuskan masalahnya. ldentifikasi masalah hendaknya dilakukan oleh

Page 22: Konsep teori dan contoh PTK

para peserta penelitian secara bersama-sama untuk menjamin

pemahamannya dari awal. Beberapa kriteria dalam menemukan masalah

adalah ;

a) harus penting dan signifikan bagi pengembangan lembaga atau

program

b) Masalah hendaknya dalam jangkauan penanganan, baik dari segi

biaya, tenaga maupun waktu

c) Pernyataan masalah harus mengungkap beberapa dimensi fundamental

mengenai penyebab akibat, sehingga pemecahannya dapat dilakukan

berdasarkan hal-hal yang fundamental pula, bukan atas dasar

fenomena yang dangkal

2. Manganalisis masalah

Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-

dimensi problem yang mungkin ada untuk mengidentifikasi aspek-aspek

pentingnya, dan untuk memberikan penekanan yang memadai. Analisis

masalah melibatkan berbagai jenis kegiatan, tergantung pada kesulitan

yang ditunjukkan dalam pertanyaan masalahny:a, analisis tentang sebab

akibat tentang data penelitian yang tersedia atau mengamankan data

pendahuluan untuk melihat dalam penelitian tentang masalahnya.

3. Merumuskan hipotesis tindakan.

Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan

atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan

memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang

diinginkan. Untuk sampai pada pemilihan tindakan yang tepat, peneliti

hendaknya mencari masukan dari orang lain yang terkait sehingga

wawasannya terbuka.

4. Membuat rencana tindakan dan pemantauannya

Rencana tindakan hendaknya memuat insformasi tentang hal-hal

berikut:

a) apa yang diperlukan untuk menentukan kemungkinan

terpecahkannya masalah yang telah dirumuskan

b) alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti/data

Page 23: Konsep teori dan contoh PTK

c) perekaman/pencatatan data dan pengolahannya

d) rencana untuk melaksanakan tindakan dan evaluasi hasilnya

5. Melaksanakan tindakan dan mengamatinya

Dalam PTK bersifat fleksibel, artinya jika sesuatu memerlukan

perubahan itu mengandung tercapainya perbaikan. Pada saat tindakan

dilaksanakan itulah pengumpulan data dilakukan. Data mencakup semua

yang dilakukan oleh siapa pun yang ada dalam situasi terkait, perubahan-

perubahan yang perlu dilakukan, pengaruh suatu kegiatan (sikap, motivasi,

prestasi), pola interaksi yang terjadi dan proses yang berlangsung. Data

dapat dikumpulkan melalui teknik-teknik berikut: catatan anekdot, catatan

interaksi, deskripsi perilaku ekologis, analisis sosiometrrik, jadwal dan

ceking interaksi, rekaman audio, foto dan slide dan kinerja subjek

penelitian pada kegiatan tersebut.

6. Mengelola dan menafsirkan data

Semua data hendaknya diperiksa untuk dijadikan landasan untuk

melakukan refleksi. Perbandingan data antarpencatat/peneliti atau

antarteknik dilakukan untuk meningkatkan obyektivitas. Untuk

menentukan apakah perbaikan yang diinginkan telah terjadi, data tentang

perubahan perilaku, sikap, motivasi dan pengetahuan dianalisis. Bila

perubahan dicatat secara kualitatif hendaknya ditentukan indikator-

indikator deskreptifnya sehingga perubahan yang terjadi akan dapat

diperiksa oleh semua pihak. Hasil analisis disajikan secara kualitatif

deskriptif dan mungkin dalam aspek tertentu secara kuantitatif.

7. Melaporkan Hasil

Hasil analisis data dilaporkan, dan laporan hendaknya mencakup

ulasan lengkap tentang pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan

bersama pelaksanaan pemantauannya serta perubahan yang terjadi.

C. Kelebihan dan Keterbatasan PTK

Kelebihan :

1. Adanya kerjasama antara guru, siswa dan ahli peneliti dari LPTK.

2. Menghasilkan kreatifitas serta inovasi

Page 24: Konsep teori dan contoh PTK

3. Hasil penelitian lebih valid dan reliabel.

4. Hasil yang diperoleh dapat secara langsung diterapkan oleh guru.

Keterbatasan :

1. Guru cenderung konvesional

2. Hasilnya tidak bersifat universal atau secara umum.

3. Penelitiannya bersifat kondisional dan situasional, yang kadang tidak

menerapkan metode ilmiah yang ajek atau konsisten.

D. Contoh Penelitian Tindakan kelas

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA KONSEP

PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODA

DEMONTRASI

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sukamukti I

Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka)

Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk Kenaikan Tingkat dari IV /A

ke IV/ B

Oleh :

MUHAMAD YUSUF, S.Pd.

NIP. 131 506 701

Page 25: Konsep teori dan contoh PTK

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya

kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Upaya

Meningkatkan Prestasi Siswa Pada Konsep Perubahan Pada Benda dengan

Menggunakan Metoda Demontrasi "

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat

kelemahan baik dalam penyusunan, dan itu semua semata-mata merupakan

keterbatasan dalam pengalamam menyusun makalah, mudah-mudahan makalah

ini banyak manfaatnya terutama bagi para guru umumnya bagi dunia pendidikan..

Akhirnya kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi

perbaikan makalah ini

Kasturi , Nopember 2011

Penulis

Page 26: Konsep teori dan contoh PTK

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................. 2

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESA

A. Landasan Teoritis ................................................................. 4

1. Media Pembelajaran ..................................................... 4

2. Hakikat IPA .................................................................. 9

3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ............................. 15

B. Hipotesis ............................................................................... 18

BAB III METODOLOGI

A. Seting Penelitian .................................................................. 19

1. Waktu Penelitian ........................................................... 19

2. Tempat Penelitian .......................................................... 19

3. Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat Itu .................. 19

B. Subjek Penelitian ................................................................. 19

C. Sumber Data ........................................................................ 19

D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ................................... 20

1. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 20

2. Alat Pengumpulan Data ................................................ 20

E. Teknik Analisis Data ............................................................ 20

F. Indikator Kinerja .................................................................. 21

G. Prosedur Penelitian ............................................................... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 27: Konsep teori dan contoh PTK

A. Deskripsi Kondisi Awal ....................................................... 24

1. Keadaan Siswa .............................................................. 24

2. Kemampuan Siswa ........................................................ 24

B. Deskripsi dan Pembelajaran Siklus I .................................... 25

C. Deskripsi dan Pembelajaran Siklus II .................................. 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................... 36

B. Saran ..................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 28: Konsep teori dan contoh PTK

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1

.............................................................................................................................

Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan Penelitian ................................................... 24

Tabel4.2Proses Pembelajaran Siklus I ................................................................ 26

Tabel4.3Perolehan Nilai Tes dan Post Tes Pada Siklus I ................................... 27

Tabel4.4Lembar Observasi Merancang Pembelajaran Siklu I ............................ 28

Tabel4.5Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklu I ............................... 29

Tabel4.6Refleksi Pembelajaran Siklu I ............................................................... 30

Tabel4.7Proses Pembelajaran Siklus 2 ............................................................... 30

Tabel4.8Perolehan Nilai pre tes dan Pos tes Siklus 2 ........................................ 32

Tabel4.9Lembar Observasi Merancang Pembelajaran Siklu 2 ........................... 33

Tabel4.10Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklu 2............................. 34

Tabel4.11Refleksi Pembelajaran Siklu 2 ............................................................ 35

Page 29: Konsep teori dan contoh PTK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas pendidikan meliputi diberbagai sektor dan jenjang pendidikan, termasuk

jenjang pendidikan dasar. Keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh

berbagai faktor termasuk guru. Guru yang profesional akan selalu berupaya untuk

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini sejalan

dengan tujuan pendidikan nasional yang dirinci sebagai berikut :

1. Mendidik adalah usaha sadar untuk meningkatkan dan menyiapkan peserta

didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya

dimasa yang akan datang.

2. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

din melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. Peserta

didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan din melalui

proses pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. (Ngalim Purwanto,

1997: 42)

Dalam upaya meningkatkan proses belajar, guru harus berupaya menciptakan

strategi yang cocok, sebab dalam proses belajar mengajar yang bermakna,

keterlibatan siswa sangatlah penting, hal ini sesuai dengan pendapat Muhamad

Ali, (1983 : 12) yang menyebutkan bahwa kadar pembelajaran akan bermakna

apabila :

1. Adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa baik melalui kegiatan

menganalisa, berbuat dan pembentukan sikap.

3. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang

cocok untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, metoda demontrasil dalam pembelajaran

akan lebih bermakna, sebab dengan menggunakan metoda demontrasi siswa akan

terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.

Page 30: Konsep teori dan contoh PTK

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

sekolah dasar, dan merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan,

gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari

pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,

penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.

Kehadiran metoda demontrasi dalam pembelajaran IPA akan lebih mempermudah

bagi guru dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan kepada siswa.

Berdasarkan hasil renungan yang penulis lakukan setelah melaksanakan

pembelajaran IPA tentang perubahan benda, yang dilanjutkan dengan evaluasi,

tetapi hasilnya tidak memuaskan, maka penulis sebagai guru kelas menyadari

bahwa kesalahan berada pada guru bukan pada siswa, antara lain pembelajaran

berpusat pada guru, keterlibatan siswa dalam pembelajaran kurang ada

kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang

mengakibatkan siswa pasif dan hasil evaluasi dengan rata-rata nilai 5,38, berlatar

belakang dari permasalahan tersebut, dipandang perlu melaksanakan Penelitian

Tindakan Kelas, sebab Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian

yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang

bersifat individual dan luwes. (Kasihani Kasbolah, 1998:22).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dijadikan fokus penelitian adalah

meningkatkan pemahaman siswa tentang perubahan benda yang selama ini

dianggap sulit oleh siswa.

Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan masalah diperinci

sebagai berikut :

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menggunakan metoda

demontrasi untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang perubahan benda

b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan metoda

demontrasi dalam meningkatkan kemampuan siswa tentang perubahan benda

c. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam perubahan benda

Page 31: Konsep teori dan contoh PTK

C. Tujuan Penelitian

a. Ingin mengetahui dan memahami rencana pembelajaran IPA tentang

perubahan benda berdasarkan makanannya dengan menggunakan Metoda

demontrasi di Kelas VI SD Negeri Kasturi II.

b. Ingin mengetahui dan memahami proses berlangsungnya pembelajaran

IPA dalam perubahan benda berdasarkan makanannya di Kelas VI SD Negeri

Kasturi II dengan menggunakan alat peraga Metoda demontrasi.

c. Ingin mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa di Kelas VI SD

Negeri Kasturi II dalam konsep perubahan benda berdasarkan makanannya setelah

pembelajaran menggunakan alat peraga Metoda demontrasi.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Siswa

1) Dapat menguasai konsep yang dipelajarai dan tidak perbalisme.

2) Dapat menumbuhkan motivasi untuk mempelajari IPA.

3) Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran IPA.

b. Bagi Guru

1) Dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam upaya

meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.

2) Dapat memberikan gambaran kemampuan siswa dalam memahami bahan

ajar/materi tentang konsep perubahan benda berdasarkan makanannya dengan

mempergunakan alat peraga Metoda demontrasi.

Page 32: Konsep teori dan contoh PTK

BAB II

LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoritis

1. Media Pembelajaran

Proses belajar-mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi

para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan

pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan

tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri

sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa

berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses

pengajaran.

Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode

mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan penilaian

adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai-tidaknya tujuan

pengajaran.

a. Nilai dan Manfaat Media Pengajaran

Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran

yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang

dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran dapat mempertinggi

proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran

dalam proses belajar siswa antara lain:

a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar;

b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran

lebih baik;

c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan

Page 33: Konsep teori dan contoh PTK

guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam

pelajaran;

d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan dan lain-lain.

Penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran,

berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap

perkembangan dimulai dari berpikir kongkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai

dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks. Penggunaan media pengajaran

erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media pengajaran

hal-hal yang abstrak dapat dikongkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat

disederhanakan.

b. Jenis dan Kriteria Memilih Media Pengajaran

Ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses

pengajaran. Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau

diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut

media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.

Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid

model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-

lain. Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan

lain-lain. Keempat penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.

Penggunaan media di atas tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan

medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam

membantu mempertinggi proses pengajaran.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media

pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Pertama, guru perlu memiliki

pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat media pengajaran,

kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran, menggunakan media

sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses

belajar siswa. Kedua, guru terampil membuat media pengajaran sederhana untuk

keperluan pengajaran, terutama media dua dimensi atau media grafis, dan

beberapa media tiga dimensi, dan media proyeksi. Ketiga, pengetahuan dan

Page 34: Konsep teori dan contoh PTK

keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses

pengajaran. Menilai keefektifan media pengajaran sehubungan dengan prestasi

belajar yang dicapai siswa. Apabila penggunaan media pengajaran tidak

mempengaruhi proses dan kualitas pengajaran, sebaiknya guru tidak memaksakan

penggunaannya, dan perlu mencari usaha lain di luar media pengajaran.

c. Cara memilih media pembelajaran

a) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih

atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan

instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis lebih

memungkinkan digunakannya media pengajaran.

b) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang

sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media

agar lebih mudah dipahami siswa.

c) Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah

diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media

grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana

dan praktis penggunaannya.

d) Keterampilan guru dalam menggunakannya; apa pun jenisnya media yang

diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses

pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi

dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa

dengan lingkungannya. Ada OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih

lainnya, tidak mempunyai arti apa-apa, bila guru tidak dapat menggunakannya

dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.

e) Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat

bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.

f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan

pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang

terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa. Menyajikan grafik yang

berisi data dan angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa SD kelas-

kelas rendah tidak ada manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk gambar

atau poster. Demikian juga diagram yang menjelaskan alur hubungan suatu

Page 35: Konsep teori dan contoh PTK

konsep atau prinsip hanya bisa dilakukan bagi siswa yang telah memiliki kadar

berpikir yang tinggi.

Dengan kriteria pemilihan media di atas, guru dapat lebih mudah menggunakan

media mana yang dianggap tepat untuk membantu mempermudah tugas-tugasnya

sebagai pengajar. Kehadiran media dalam proses pengajaran jangan dipaksakan

sehingga mempersulit tugas guru, tetapi harus sebaliknya yakni mempermudah

guru dalam menjelaskan bahan pengajaran. Oleh sebab itu media bukan keharusan

tetapi sebagai pelengkap jika dipandang perlu untuk mempertingggi kualitas

belajar mengajar.

Dalam hubungannya dengan penggunaan media pada waktu berlangsungnya

pengajaran setidak-tidaknya digunakan guru pada situasi sebagai berikut:

a) Perhatian siswa terhadap pengajaran sudah berkurang akibat ke bosanan

mendengarkan uraian guru. Penjelasan atau penuturan secara verbal oleh guru

mengenai bahan pengajaran biasanya sering membosankan apalagi bila cara guru

menjelaskannya tidak menarik. Dalam situasi ini tampilnya media akan

mempunyai makna bagi siswa dalam menumbuhkan kembali perhatian belajar

para siswa.

b) Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa. Dalam

situasi ini sangat bijaksana apabila guru menampilkan media untuk memperjelas

pemahaman siswa mengenai bahan pengajaran. Misalnya menyajikan bahan

dalam bentuk visual melalui gambar, grafik, bagan atau model-model yang

berkenaan dengan isi bahan pengajaran.

c) Terbatasnya sumber pengajaran. Tidak semua sekolah mempunyai buku

sumber, atau tidak semua bahan pengajaran ada dalam buku sumber. Sitausi ini

menuntut guru untuk menyediakan sumber tersebut dalam bentuk media.

Misalnya peta atau globe dapat dijadikan sumber bahan belajar bagi siswa,

demikian juga model, diorama, media grafis dan lain-lain.

d) Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pengajaran melalui

penuturan kata-kata (verbal) akibat terlalu lelah disebabkan telah mengajar cukup

lama. Dalam situasi ini guru dapat menampilkan media sebagai sumber belajar

bagi siswa. Misalnya guru menampilkan bagan atau grafik dan siswa diminta

Page 36: Konsep teori dan contoh PTK

memberi analisis atau menjelaskan apa yang tersirat dari gambar atau grafik

tersebut, baik secara individual maupun secara kelompok.

Pengajaran sebagai upaya terencana dalam membina pengetahuan sikap dan

keterampilan para siswa melalui interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang

diatur guru pada hakekatnya mempelajari lambang-lambang verbal dan visual,

agar diperoleh makna yang terkandung di dalamnya. Lambang-lambang tersebut

dicerna, disimak oleh para siswa sebagai penerima pesan yang disampaikan guru.

Oleh karena itu pengajaran dikatakan efektif apabila penerima pesan (siswa) dapat

memahami makna yang dipesankan oleh guru sebagai lingkungan belajarnya.

Tampilnya lambang-lambang visual untuk memperjelas lambang verbal

memungkinkan para siswa lebih mudah memahami makna pesan yang

dibicarakan dalam proses pengajaran. Hal ini disebabkan bahwa visualisasi

mencoba menggambarkan hakikat suatu pesan dalam bentuk yang menyerupai

keadaan yang sebenarnya atau realisme.

Isi pesan yang akan disampaikannya, suatu objek atau kegiatan nyata yang

dipelajari selalu mempunyai aspek-aspek yang tidak bisa dinyatakan seluruhnya

secara ilustratif sekalipun melalui bentuk tiga dimensi atau gambar hidup. Dengan

demikian visualisasi suatu objek atau kejadian tersusun secara kontinum mulai

dari yang realistik sampai kepada yang paling abstrak.

Pengajaran akan lebih efektif apabila objek dan kejadian yang menjadi bahan

pengajaran dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan yang

sebenarnya, namun tidaklah berarti bahwa media harus selalu menyerupai

keadaan yang sebenarnya. Sebagai contoh adalah model. Model sekalipun

merupakan gambaran nyata dari objek dalam bentuk tiga dimensi tidak dapat

dikatakan realistik sepenuhnya. Sungguhpun demikian model sebagai media

pengajaran dapat memberi makna terhadap isi pesan dari keadaan yang

sebenarnya.

Studi mengenai penggunaan pesan visual dalam hubungannya dengan hasil

belajar menunjukkan bahwa pesan-pesan visual yang moderat (berada dalam

rentangan abstrak dan realistik) memberikan pengaruh tinggi terhadap prestasi

belajar siswa, yang bila dilukiskan membentuk kurva normal.

Page 37: Konsep teori dan contoh PTK

2. Hakikat IPA

Sejak ada peradaban manusia, orang lebih dapat mengadakan upaya untuk

mendapatkan sesuatu dari alam sekitarnya. Mereka telah dapat membedakan

hewan atau tumbuhan mana yang dapat dimakan. Mereka telah dapat

menggunakan alat untuk mencapai kebutuhannya. Dengan menggunakan alat,

mereka telah merasakan manfaat kemudahan-kemudahan untuk mencapai suatu

tujuan. Kesemua itu menandakan bahwa mereka memperoleh pengetahuan dari

pengalaman dan atas dorongan untuk dapat memenuhi kebutuhan. Berkat

pengalaman pula, mereka mengenal beberapa macam tumbuhan yang dapat

dijadikan obat dan bagaimana cara pengobatannya.

Mereka telah mampu pula untuk mengadakan pengamatan dan melakukan

abstraksi. Dari pengamatan bahwa dengan cara menggosokkan tangan timbul

kehangatan, maka timbul gagasan untuk menggosokan bambu sehingga

ditemukan api. Mulai pengematan terhadap objek disekitarnya, kemudian mereka

mengarahkan pandangan ke objek yang lebih jauh seperti bulan, bintang,

matahari. Akibatnya, pengetahuan mereka lebih meluas. Tetapi pengetahuan

mereka tetap dalam bentuk yang sederhana, diperoleh dengan cara berfikir

sederhana pula.

Dorongan ingin tahu yang telah terbentuk secara kodrati, telah mendorong mereka

untuk mengagumi dan mempercayai adanya keteraturan di alam. Hal ini telah

mendorong munculnya sekelornpok orang ahli berfikir kemudian disebut ahli

filsafat. Berkat mereka, pola berpikir manusia lebih sempurna dan penciptaan alat

sudah menjadi kebutuhan. Pemikiran dilakukan secara terpola sehingga dapat

dipahami oleh orang lain. Dorongan tidak hanya karena ingin tahu tetapi telah

meningkat untuk mencari kepuasan dan penggunaannya.

Penemuan mereka dapat diuji kebenarannya oleh orang lain sehingga dapat

diterima secara universal. Dengan demikian, dari pengetahuan berkembang

menjadi ilmu pengetahuan. Perolehan di dapat melalui percobaan, didukung oleh

fakta, menggunakan metode berfikir yang sistematik sehingga dapat diterima

secara universal. Ilmu pengetahuan yang diperoleh itu selanjutnya dinamakan

produk. Sedangkan langkah-langkah yang dilakukan merupakan suatu proses.

Dimulai dengan adanya masalah, kemudian berupaya untuk mengumpulkan

Page 38: Konsep teori dan contoh PTK

informasi yang relevan, mencari beberapa alternatif jawaban, memilih jawaban

yang paling mungkin benar, melakukan percobaan dan memperoleh kesimpulan.

Berdasarkan gambaran mengenai perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya

Ilmu Pengetahuan Alam, maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan

dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala alam.

Perkembangan IPA telah melaju dengan cepat. Hal ini erat hubungannya dengan

perkembangan teknologi. Perkembangan IPA memungkinkan teknologi

berkembang. Perkembangan teknologi memberikan wahana yang memungkinkan

IPA berkembang dengan pesat pula. Inilah salah satu ciri dari abad modern, dan

pada abad modern kita sedang berada.

Tujuan Pendidikan IPA, ialah hanya untuk memahami pengetahuan tentang fakta-

fakta, konsep IPA, tetapi untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai-

nilai yang diperlukan untuk mencapai pengetahuan itu. Dengan lain perkataan,

hasil belajar IPA bukan hanya sebagai produk, tetapi juga pengembangan proses.

Keterampilan yang diharapkan ialah dinamakan keterampilan intelektual, atau

disebut juga keterampilan proses.

Sesuai dengan tujuan pendidikan itu, maka belajar mempunyai makna sebagai

proses yang menimbulkan suatu perubahan tingkah laku atau kecakapan mental

yang bukan disebabkan oleh pertumbuhan fisikologis atau pengaruh lain yang

bersifat sementara. Dari sinilah sebenarnya sumber pengembangan berbagai

metode mengajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan IPA. Bagaimapun

pendekatan yang digunakan dan ataupun metode mengajar yang digunakan, kita

harus tetap memperhatikan pola berfikir sesuai dengan metode ilmah, agar

berkembang juga sikap ilmiah. Untuk lebih jelasnya perhatikan kembali langkah-

langkah metode ilmiah seperti yang digambarkan pada diagram, beserta

keterampilan intelektual apa yang dikembangkan, selama proses belajar mengajar

berlangsung.

Perkembangan sosial yang cepat akibat perkembangan teknologi dan industrial

sebenarnya mempersulit pemilihan konsep yang penting dan berguna, yang akan

dijadikan materi GBPP suatu kurikulum. Tetapi tentunya kita harus menyajikan

materi itu sesuai dengan stuktur psikologis yang sesuai dengan perkembangan

Page 39: Konsep teori dan contoh PTK

mental anak, sehingga memudahkan terbentuknya struktrur pengetahuan yang

diperoleh anak. Sudah barang tentu struktur materi yang diperoleh anak tidak

terlepas dari struktur materi sesuai dengan GBPP.

Sesuai dengan prinsip cara belajar siswa aktif, maka pemilihan metode itu harus

berdasarkan pilihan metode mengajar yang akan meningkatkan derajat keaktifan

siswa. Persoalan keterbatasan sumber belajar antara lain adalah lingkungan,

perpustakaan, alat bantu mengajar, TV, radio, film, dan lain-lain. Sumber belajar-

sumber belajar tersebut dapat digunakan siswa untuk belajar aktif, didorong oleh

motivasi keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, dan oleh minat.

Penggunaan alat-alat pendidikan untuk membantu proses belajar-mengajar sesuai

dengan perkembangan teknik komunikasi, dinamakan teknologi pengajaran.

Penggunaan teknologi pengajaran tetap memerlukan keterlibatan guru dalam

proses belajar mengajar, mulai dari perencanaan memberi motivasi, penggunaan

sumber belajar, memberi bantuan dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan

siswa. Guru harus berusaha agar terdapat keseimbangan antara waktu belajar

mandiri, belajar kelompok, berdiskusi, dan memberikan informasi dengan

menggunakan metode ceramah, ataupun melakukan demonstrasi. Kegiatan

kelompok dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan demonstrasi.

Perlu diingat pula bahwa suatu metode mengajar yang baik tidak selalu

memberikan hasil belajar yang baik untuk tiap anak. Hasil belajar seorang siswa

masih tergantung pada bakat dan minatnya. Sikap dan minat terhadap pelajaran

menentukan ketekunan siswa untuk belajar. Ketekunan inilah yang sebenarnya

dapat menentukan keberhasilan belajar dalam waktu yang relatif singkat. Jadi

faktor waktu dapat diperhitungkan dan digunakan secara efisien setelah kita dapat

membiasakan belajar secara tekun. Sedangkan faktor minat dan sikap ini dapat

dikembangkan kalau siswa diberi kesempatan untuk belajar secara aktif, disertai

rasa gembira, dan tidak membosankan. Kebosanan ini dapat dihindari dengan cara

menggunakan berbagai sumber belajar yang bervariasi, dan digunakan rnetode

yang cocok, atau bervariasi pula.

Hasil belajar yang kurang baik, tentu saja akan mengakibatkan nilai yang

diperoleh siswa tidak memuaskan. Perolehan nilai kurang ini akan menimbulkan

perasaan bahwa pelajaran itu sulit. Ketidakpuasan yang berlebihan menimbulkan

Page 40: Konsep teori dan contoh PTK

rada frustrasi yang pada akhirnya menimbukan kebencian terhadap mata pelajaran

tersebut. Tetapi di lain pihak timbul anggapan bahwa pelajaran yang sulit itu

adalah lebih berharga. Siswa yang berhasil dalam pelajaran tersebut dianggap

mempunyai kelebihan dari lainnya. Sebaliknya bagi siswa yang tidak berhasil

akan menimbulkan rendah diri dari perasaan bodoh.

Sesuai dengan prisip pengajaran yang telah kita tentukan kita tetap harus

berpegang pada metode ilmiah. Tiap langkah metode ilmiah harus dikuasai siswa.

Melalui latihan secara bertahap siswa akan memperoleh dan mengembangkan

setiap keterampilan intelektual. Melalui pendekatan konsep, para siswa

berkesempatan untuk berlatih dart mengembangkan keterampilan intelektualnya.

Tiap pendekatan selalu berpangkal pada adanya masalah, untuk dan dengan

memecahkan masalah. Karena itu ada yang menemukan metode pemecahan

masalah (problem solving). Dilihat dari tujuannya maka hasil belajar harus

merupakan suatu penemuan-penemuan konsep atau prisip, yang dilakukan siswa.

Demikianlah usaha para pendidik untuk menyempurnakan proses belajar

mengajar IPA, menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan ilmu dan

teknologi, serta mempertimbangkan kebutuhan masyarakat. Kebermaknaan hasil

belajar akhirnya tidak hanya ditentukan oleh sejumlah pengetahuan yang banyak,

tetapi hasil belajar yang lebih bermakna, dilihat dari perkembangan struktur,

kognitif, struktur efektif, dan nilai-nilai ilmiah. Nilai-nilai ilmiah menjadi sangat

berperan dalam perkembangan kebudayaan bangsa, dalam zaman moderenisasi

sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi yang maju dengan sangat

cepat.

Langkah lain yang tak kalah penting adalah, mengusahakan agar penemuan siswa

lebih bermakna. Biasanya siswa cukup puas kalau semua tugasnya telah selesai

dikerjakan. Kepada siswa harus diberikan pengertian, untuk apa jawaban yang

diperoleh, dan apa sebenarnya yang diperoleh itu. Alangkah baiknya kalau kepada

siswa diberi informasi untuk memberikan penekanan terhadap penemuan siswa.

Penemuan ini akan lebih bermakna lagi kalau siswa dapat mengkomunikasikan

pada orang lain, temasuk temannya dan gurunya, dapat dalam bentuk diskusi.

Mendiskusikan hasil merupakan langkah untuk membuat penemuan siswa lebih

bermakna. Kebermaknaan penemuan siswa dapat juga dinyatakan dalam bentuk

Page 41: Konsep teori dan contoh PTK

aplikasi. Siswa dapat menggunakan hasil penemuannya untuk memecahkan

masalah lain yang relevan. Kegiatan ini secara sederhana dapat dilakukan dalam

bentuk latihan soal. Kemampuan siswa untuk menghubungkan penemuannya

dengan pengetahuan lain yang diperolehnya, merupakan suatu pertanda adanya

kebermaknaan atas penemuannya. Sebagai hasil kegiatan ini dapat berbentuk

struktur konsep, bagan konsep, atau peta konsep. Jadi kebermaknaan pengetahuan

yang diperoleh siswa dapat membentuk suatu struktur kognitif yang dapat

dipergunakan untuk belajar lebih lanjut, dan dapat menimbulkan motivasi

intrinsik untuk perkembangannya lebih lanjut.

Pengetahuan baru harus dapat disimpan dalam struktur kognitif individu.

Informasi kadang-kadang diperlukan untuk melengkapi struktur kognitifnya.

Informasi ini diperoleh dalam bentuk hafalan. Pengetahuan hafalan ini

didistribusikan dalam struktur kognitif, sebagai pengganti konsep yang relevan.

Informasi ini tidak membentuk ikatan dengan struktur kognitif.

3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pada dasarnya sama saja hanya harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan

mentalnya. Artinya, cara penyajian dan apa yang disajikan harus sesuai dengan

tingkat kemampuan berpikir anak. Pada tingkat SD, perkembangan mental anak

baru sampai tingkat berfikir konkret. Pikiran anak terbatas pada objek di sekitar

lingkungannya. Pada tingkat ini anak harus dapat mengenal bagian-bagian dari

benda seperti, berat, warna dan bentuknya.

Kemampuan ini harus kita kembangkan sampai anak dapat :

a. Menggolong-golongkan dengan berbagai cara, misalkan penggolongan

benda atas tingkatan atau perbedaan tertentu.

b. Melakukan penyusunan atau rangkaian yang berurutan

c. Melakukan proses berfikir kebalikan

d. Melakukan berbagai operasi metematik seperti menambah, mengurangi,

membagi, mengalikan dan sebagainya.

Dengan demikian anak SD harus sudah dapat mengklasfikasikan sesuai dengan

bagian, struktur, dan fungsinya. Dia harus mampu berpikir kebalikan. Misal, Nuri

termasuk kelas burung dan burung itu bertelur. Maka anak harus dapat

menyimpulkan bahwa nuri dapat bertelur. Meskipun pada tingkatan ini anak

Page 42: Konsep teori dan contoh PTK

belum dapat berfikir abstrak, seperti berhipotesa secara deduktif, tetapi dia sudah

dapat membuat hipotesis sederhana, hanya meliputi satu variabel. Dia akan dapat

memecahkan masalah dengan baik kalau konkret melakukannya.

Berdasarkan pemikiran di atas maka materi yang disajikan haruslah konsep-

konsep dalam bentuk klasifikasi, konsep berkorelasi dan semuanya dalam

tingkatan konsep konkret. Tindakan atau menyimpulkan secara menggeneralisasi

sudah mengarah ke berpikir abstrak. Demikian juga halnya dengan konsep

teoretis. Maka disinlah peran disajikannya model dan percobaan.

Konsep ini harus dicarinya sendiri, kita tidak sekedar memberikan. Guru hanyalah

menciptakan lingkungan belajar yang baik agar siswa dapat menemukan sendiri

konsep. Konsep yang ditemukan menjadi bermakna kalau dia dapat menemukan

hubungannya dengan konsep lain yang lebih diketahui.

Kegiatan belajar berlangsung atas dasar kemampuan, minat, keperluan dan

kebutuhan siswa. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan belajar,

kemampuan belajar bebas, mandiri, dan kemampuan memecahkan masalah. Guru

bersama siswa menelaah tiap aspek yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

Tugas guru bukan memberitahukan cara memecahkan masalah. Guru harus pula

menciptakan suasana sarana pendidikan yang ada, berhipotesis, dan menarik

kesimpulan.

Sesuai dengan uraian terdahulu, proses belajar-mengajar berkembang sesuai

dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan pengajaran sebagai

ilmu ditandai dengan penerapan hasilhasil penelitian, hasil penalaran para ahli

psikologi, khususnya psikologi pendidikan. Dengan demikian maka pengajaran

termasuk pengembangan teknologi karena didalamnya tejadi proses penerapan

teori-teori ilmu pengetahuan, beserta penjabarannya. Di samping itu proses

belajarmengajar tetap merupakan seni dan kiat karena dalam pelaksanaannya tetap

mempertimbangkan hakikat dari guru dan hakikat dari murid. Penerapan pilihan

serta implementasi tindakan guru maupun murid tetap berdasarkan pertimbangan

pribadi maupun instusi, serta sesuai dengan wawasan kependidikan. Untuk lebih

jelasnya perhatikan diagram berikut:

proses belajar-mengajar tetap merupakan seni dan kiat karena dalam

pelaksanaannya tetap mempertimbangkan hakikat dari guru dan hakikat dari

Page 43: Konsep teori dan contoh PTK

murid. Penerapan pilihan serta implementasi tindakan guru maupun murid tetap

berdasarkan pertimbangan pribadi maupun instusi, serta sesuai dengan wawasan

kependidika

B. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan

dilakukan, atau jawaban terhadap suatu masalah yang diteliti dan secara teoritis

dianggap mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya (Sudarsono, 1996:65).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

"Pemahaman siswa tentang perubahan benda akan meningkat, jika pembelajaran

menggunakan metoda demontrasi".

Page 44: Konsep teori dan contoh PTK

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Seting Penelitian

l. Waktu Penelitian

Penelian direncanakan pada hari Senin tanggal 9 Oktober 2007 untuk siklus 1 dan

siklus 2 pada hari kamis tanggal 12 Nopember 2007

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas VI Sekolah Dasar Negeri Kasturi II Kecamatan

Cikijing Kabupaten Majalengka, yang merupakan objek Penelitian.

3. Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat itu

Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain

bahwa penelitian dilakukan dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran

yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang

dirasakan oleh guru dan siswa . Berdasar dari uraian yang dipaparkan pada latar

belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di kelas VI, karena siswa kelas VI

itulah yang mempunyai masalah dalam penguasaan konsep perubahan benda

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Kasturi

II Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka sebanyak 29 orang yang terdiri dari

laki-laki sebanyak 18 orang dan perempuan sebanyak 11 orang.

C. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan keluhan guru dalam

proses Pembelajaran tentang konsep perubahan benda, dari hasil ulangan yang

diperoleh hanya mencapai rata-rata 5,38 ketika ditanyakan pada siswa ternyata

hampir 79% siswa menjawab kesulitan.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Page 45: Konsep teori dan contoh PTK

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2

teknik, yaitu teknik observasi dan teknik tes.

a. Teknik Observasi

Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai perangkat

pengumpul data. Adapun hal-hal yang diobservasi antara lain:

1) Observasi terhadap rencana pembelajaran.

2) Observasi terhadap proses pembelajaran.

3) Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.

b. Teknik Tes

Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

lembar soal.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

l. Butir Soal tes sebanyak 10 nomor

2. Lembar Observasi, yaitu:

1) Observasi terhadap rencana pembelajaran.

2) Observasi terhadap proses pembelajaran.

3) Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.

Data yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan berdasarkan analisis

kaitan logisnya, kemudian disajikan secara aktual dan sistematis dalam

keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.

Selanjutnya untuk menganalisis data, hasil tindakan yang dilakukan penulis

disajikan secara bertahap sesuai urutan siklus yang telah dilaksanakan, adapun

prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut

a. Seleksi Data

Page 46: Konsep teori dan contoh PTK

Data yang telah terkumpul dari hasil observasi selama kegiatan penelitian maka

diadakan penyeleksian data yang ada kaitannya dengan tujuan penelitian.

b. Klasifikasi Data

Data yang terkumpul berdasarkan penyeleksian, diklasifikasikan berdasarkan

urutan logis untuk disajikan secara sistematis berdasarkan urutan siklus.

c. Prosentase Data

Tahap akhir dari teknik analisis data, dilakukan prosentase data bagi data yang

telah terkumpul beradasarkan klasifikasi.

d. Indikator Kinerja

Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil tes formatif yang hanya memperoleh

nilai rata-rata 5,2 Adapun hasil penelitian yang diharapkan adalah siswa

memperoleh nilai rata-rata 7,00

F. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ditempuh melalui prosedur yang ditentukan, yaitu melalui

empat tahap, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

observasi dan pencatatan pembelajaran, dan analisis serta refleksi pembelajaran.

a. Perencanaan Tindakan Penelitian

Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil orientasi dan

identifikasi masalah pengajaran penggunaan alat bantu audio visual.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menyusun : (1)

Rencana Pembelajaran IPA (2) lembar observasi proses pelaksanaan

pembelajaran;

b. Pelaksanaan Tindakan Penetitian

Empat tahap kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus tindakan

pembelajaran adalah seperti di bawah ini.

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan meliputi tahapan sebagai berikut : (a)

membuat Rencana Pembelajaran (Renpel) berdasarkan prioritas

masalah yaitu penggunaan metoda demontrasi pada pembelajaran IPA

tentang konsep perubahan benda, (b) mempersiapkan alat atau media

Page 47: Konsep teori dan contoh PTK

pembelajaran yang akan digunakan yaitu metoda demontrasi untuk

setiap kelompok, (c) membicarakan prosedur pelaksanaan pengajaran

IPA tentang konsep perubahan benda menggunakan metoda

demontrasi dan (d) menyusun instrumen-instrumen yang akan

digunakan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti melaksanakan pembelajaran

tentang penggunaan metoda demontrasi dan mencatat berbagai temuan

selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan refleksi pada pelaksanaan

pada siklus l khususnya yang berhubungan dengan fokus penelitian.

c. Observasi Pelaksanaan Penelitian

Peneliti dengan berkolaborasi dengan teman sesekolah melakukan

analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran, untuk

keperluan analisis dilakukan pemeriksaan lembar pengamatan dan

catatan-catatan tentang data yang terkumpul. Hasil observasi sebagai

temuan dijadikan sebagai rekomendasi hasil penelitian dan rencana

tindakan selanjutnya.

d. Analisis dan Refleksi Pembelajaran

Peneliti bersama-sama dengan rekan se SD melakukan analisis dan

refleksi data yang terkutnpul selama kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dijadikan bahan untuk

melakukan tindakan penelitian.

Page 48: Konsep teori dan contoh PTK

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

1. Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas VI SD

Negeri Kasturi II pada semester I diperoleh data yaitu dari 29 siswa

dikatagorikan pandai sebanyak 5 orang, katagori sedang sebanyak 11

orang, dan katagori kurang sebanyak 13 orang.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, siswa

kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu

penyebabnya adalah guru tidak menggunakan media pembelajaran yang

tepat.

2. Kemampuan Siswa

Dalam kegiatan orientasi dan identivikasi masalah terlebih dahulu

dilakukan tes untuk mengetahui kemampuan siswa (tes awal) tentang

aturan konsep perubahan benda . Adapun hasil yang diperoleh dari tes

awal adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan Penelitian

No Nama Siswa Nilai Prosentase Ket

1.

6 60

2.

4 40

3.

3 30

4.

6 60

5.

6 60

6.

4 40

7.

4 40

8.

6 60

9.

7 70

10.

5 50

11.

5 50

12.

6 60

13.

8 80

14.

5 50

Page 49: Konsep teori dan contoh PTK

15.

3 30

16.

6 60

17.

6 60

18.

7 70

19.

7 70

20.

4 40

21.

8 80

22.

6 60

23.

6 60

24.

4 40

25.

4 40

26.

4 40

27.

5 50

28.

6 60

29.

5 50

Jumlah 156 1450

Rata-rata 5,37 53,70

B. Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1

Tindakan Pembelajaran

Tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah dengan menggunakan

metoda demonstrasi, siswa dalam kegiatan belajar akan dikelompokkan

kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 dan 6 orang, dengan tujuan agar siswa

dalam kelompok memperoleh kesempatan yang lebih banyak dalam

melaksanakan kegiatan

1. Perencanaan

Untuk menjaring data dalam penelitian, maka langkah selanjutnya membuat

lembar observasi, antara lain :

1) Lembar observasi Rancangan Pembelajaran

2) Lembar observasi Pelaksanaan Pembelajaran

3) Lembar observasi Kemampuan Siswa pada Konsep perubahan benda

Tindakan penelitian siklus I berdasarkan perencanaan tindakan penelitian yang

telah ditetapkan dan hasilnya disusun berdasarkan katagori data dibawah ini :

2. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada Siklus I meliputi kegiatan guru dalam mengajar,

dan siswa dalam belajar dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Page 50: Konsep teori dan contoh PTK

Tabel 4.2. Proses Pembelajaran Siklus I

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Kegiatan Awal

• Guru mengawali kegiatan

mengajar dengan mengkondisikan

siswa pada situasi mengajar yang

kondusif dengan melontarkan kata-

kata "anak-anak, sekarang kita

akan belajar Ilmu Pengetahuan

Alam, tentang perubahan benda".

• Guru menyampaikan informasi

tentang materi yang akan

diajarkan, termasuk

menginformasikan belajar

kelompok

• Guru memberikan apersepsi

dengan memberikan beberapa

pertanyaan yang ada hubungannya

dengan materi yang akan diajarkan

• Siswa memperhatikan pembicaraan

guru, semula banyak yang ngobrol

• Anak-anak kelihatan semakin

penasaran ingin segera pelajaran

dimulai.

• Siswa menjawab pertanyaan guru

dengan baik, meski ada beberapa

orang yang kurang memperhatikan

guru, sehingga ketika diberi

Pertanyaan kebingungan

2 Kegiatan Inti

• Guru menjelaskan tentang konsep

perubahan benda

• Guru membagi siswa dalam 5

kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 5 dan 6 orang siswa.

• Guru memberikan lembar kerja

untuk dikerjakan dan dilaksanakan

oleh setiap kelompok

• Guru membimbing siswa dalam

melakukan kegiatan

• Guru menyuruh masuk keruangan

kelas untuk melaksanakan diskusi

kelompok

• Guru menjadi moderator dalam

kegiatan diskusi

• Siswa memperhatikan penjelasan guru

meski ada beberapa orang siswa yang

kurang memperhatikan, akan tetapi

ketika disuruh menjelaskan hampir

semua siswa memperhatikannya.

• Siswa berkelompok berdasarkan

kelompoknya masing-masing

• Siswa berkumpul masing-masing

kelompok

• Setiap siswa sangat antusias

melaksanakan perannya masing-

masing?

• Siswa mengerjakan lembar kerja

meskipun setiap kelompok hanya

didominasi oleh siswa pandai

• Semua siswa sisuruh memasuki kelas

kembali untuk melaksanakan kerja

kelompok dan melaporkan hasil kerja

kelompok

• Setiap kelompok melaporkan hasil

kegiatan kelompoknya dan kelompok

lain mendengarkan untuk

memberikan sanggahan

• Siswa dengan bimbingan guru

menyimpulkan pelajaran

3 Kegiatan Akhir

• Guru memberikan evaluasi • Siswa mengerjakan soal yang

Page 51: Konsep teori dan contoh PTK

sebanyak 5 nomor

• Guru memberikan tindak lanjut

dengan memberikan Pekerjaan

Rumah

diberikan oleh guru

3. Hasil Belajar Siswa Siklus I

Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi yang dilaksanakan

pada Siklus I, masih banyak siswa yang salah, secara rinci hasil yang

diperoleh siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3. Perolehan Nilai Pre-Tes dan Pos-Tes Pada Siklus I

No Nama Siswa

Nilai Prosentase

Ket Pre

tes

Pos

Tes

Pre

tes

Pos

Tes

1.

6 7 60 70

2.

4 6 40 60

3.

3 5 30 50

4.

6 8 60 80

5.

6 7 60 70

6.

4 5 40 50

7.

4 6 40 60

8.

6 7 60 70

9.

7 6 70 60

10.

5 7 50 70

11.

5 6 50 60

12.

6 7 60 70

13.

8 10 80 100

14.

5 7 50 70

15.

3 8 30 80

16.

6 6 60 60

17.

6 6 60 60

18.

7 8 70 80

19.

7 7 70 70

20.

4 5 40 50

21.

8 9 80 90

22.

6 7 60 70

23.

6 7 60 70

24.

4 8 40 80

25.

4 6 40 60

26.

4 5 40 50

27.

5 7 50 70

28.

6 8 60 80

29.

5 7 50 70

Jumlah 156 183 1560 1830

Rata-rata 5,37 6,78 53,70 67,78

Page 52: Konsep teori dan contoh PTK

Tabel 4.4. Lembar Observasi Rencana Pembelajaran Siklus 1

No. Aspek yang Diamati Hasil Observasi

Ket Ya Tidak

1 2 3 4 5

l. A. Tujuan Pembelajaran Umum 1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai dengan

yang tercantum Kurikulum 2004

2) Mencantumkan Kompetensi Dasar

B. Tujuan Pembetajaran Khusus 1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi

Dasar

2. Indikator terarah pada konsep Perubahan

pada Benda

3. Indikator telah mencakup ranah kognitif,

afektif dan psikomotor

C. Metoda 1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi

dalam memberikan penjelasan materi

2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja

kelompok

3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk

memahatni materi

4.Menggunakan metoda tugas untuk kerja

Kelompok

D. Sumber 1. Menggunakan buku sumber berupa buku

paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI

2. Menggunakan diktat pengalaman guru

3. Menggunakan sumber lain yang relevan

E. Media 1. Media menunjang tujuan pembelajaran

2. Media sesuai jumlah kebutuhan

3. Media mudah digunakan

4. Media menarik minat siswa

2. Evaluasi l. Prosedur evaluasi :

a. Diawal

b. Diakhir

2. Bentuk evaluasi

a. Objektif

b. Esei

3. Jenis evaluasi

a. Tulisan

4. Soal

a. Sesuai dengan tujuan

b. Sesuai kemampuan siswa

c. Jumlah sesuai kebutuhan

Page 53: Konsep teori dan contoh PTK

Tabel 4.5. Lembar Observasi Aktifitas Guru dalam Mengajar Siklus 1

No. Aspek yang Diamati Hasil Observasi

Ket Ya Tidak

1 Tahap Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal

l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran

yang menyenangkan

2. Memotivasi belajar siswa dengan

menginformasikan tentang materi pelajaran yang

akan diajarkan

3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi

yang akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses : (1) Guru memberi penjelasan tentang perubahan

benda dengan menggunakan metoda demontrasi

(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara

merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis

kelamin.

(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama antara

lain perubahan benda

(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya

Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok

(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi

yang dipelajari

3 Kegiatan Akhir 1. Melaksanakan evaluasi

2. Memberikan tindak lanjut dengan memberikan

PR

Tabel 4.6. Refleksi Pembelajaran Siklus I

Masalah Pembelajaran Hipotesis Tindakan Selanjutnya

A. Kegiatan Guru

Guru telah dapat melaksanakan prosedur

pengajaran sesuai dengan skenario yang ada

pada rencana pembelajaran, meskipun masih

ada keraguan dan siswa yang tidak aktif

kurang mendapat perhatian dari guru.

B. Kegiatan Siswa

Siswa secara umum tampak memiliki minat

belajar yang tinggi dalam belajar, akan tetapi

masih perlu penjelasan guru dalam Kelompok

kerja

a. Tiap siswa dalam kelompok diberi

tugas yang sama antara antara lain

melaksanakan praktek

b. Siswa dibimbing secara intensif

secara individu, baik dalam

kegiatan menjelaskan maupun

dalam kerja kelompok

Hasil refleksi dari siklus I merupakan rekomendasi untuk siklus II agar

pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kegiatan

Page 54: Konsep teori dan contoh PTK

perencanaan untuk kegiatan pembelajaran siklus 2 antara lain merefisi Rencana

pembelajaran terutarna dalam Proses Belajar Mengajar.

C. Deskripsi Dan Pembahasan Siklus 2

Tindakan penelitian siklus 2 berdasarkan repleksi siklus l, dan hasilnya

disusun berdasarkan katagori data dibawah ini :

1. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus 2 meliputi kegiatan guru dalam

mengajar, dan siswa dalam belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7 Proses Pembelajaran Siklus 2

No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Kegiatan Awal

• Guru mengawali kegiatan mengajar

dengan mengkondisikan siswa pada

situasi mengajar yang kondusif

• Guru menyampaikan informasi

tentang materi yang akan diajarkan,

termasuk menginformasikan belajar

kelompok

• Siswa memperhatikan pembicaraan guru

dengan antusias

• Anak-anak kelihatan semakin penasaran

ingin segera pelajaran dimulai kegiatan

belajar

• Guru memberikan apersepsi dengan

memberikan beberapa pertanyaan

yang ada hubungannya dengan materi

yang akan diajarkan

• Siswa menjawab pertanyaan guru

dengan baik, meski ada beberapa siswa

yang kurang memperhatikan guru,

sehingga ketika diberikan pertanyaan

kebingunan.

2 Kegiatan Inti

• Guru menjelaskan tentang konsep

perubahan pada benda

• Guru membagi siswa dalam 5

kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 5 sapai 6 orang siswa.

• Guru membagikan LKS untuk setiap

kelompok

• Guru menyuruh setiap kelompok

untuk mengamati percobaan dan

memberikan lembar kerja untuk

dikerjakan oleh setiap kelompok

• Guru membimbinf siswa dalam kerja

kelompok

• Guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan materi pelajaran

• Siswa memperhatikan penjelasan guru

meski ada beberapa orang siswa yang

kurang memperhatikan, akan tetapi

ketika disuruh menjelaskan hampir

semua siswa memperhatikannya.

• Siswa berkelompok berdasarkan

kelompoknya masing-masing

• Siswa menerima Lembar Kerja Siswa.

• Siswa berkumpul masing-masing

kelompok

• Setiap kelompok melaksanakan kegiatan

kelompok sesuai dengan petunjuk yang

ada pada LKS

• Setiap siswa sangat diberi kesempatan

untuk melaporkan hasil kerja

kelompoknya dan kelompok lain sebagai

penanya .

• Siswa dengan bimbingan guru

menyimpulkan pelajaran

Page 55: Konsep teori dan contoh PTK

3 Kegiatan Akhir

• Guru memberikan Lembar evaluasi

• Guru memberikan tindak lanjut

dengan memberikan Pekerjaan

Rumah

• Siswa mengerjakan soal yang diberikan

oleh guru

2. Hasil Belajar Siswa Siklus 2

Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi yang dilaksanakan

pada Siklus 2, masih banyak siswa yang salah, secara rinci hasil yang

diperoleh siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8. Perolehan Nilai Pos Tes Siklus 2

No Nama Siswa Nilai Prosentase Ket

1.

8 80

2.

7 70

3.

7 70

4.

9 90

5.

8 80

6.

7 70

7.

8 80

8.

9 90

9.

7 70

10.

9 90

11.

7 70

12.

7 70

13.

10 100

14.

7 70

15.

10 100

16.

7 70

17.

8 80

18.

10 100

19.

9 90

20.

6 60

21.

10 100

22.

8 80

23.

9 90

24.

10 100

25.

8 80

26.

7 70

27.

8 80

28.

8 80

29.

8 80

Jumlah 220 2360

Rata-rata 8,15 81,48

Page 56: Konsep teori dan contoh PTK

Tabe1 4.9. Lembar Observasi Merancang Pembelajaran siklus 2

No. Aspek yang Diamati Hasil Observasi

Ket Ya Tidak

1 2 3 4 5

l. A. Tujuan Pembelajaran Umum 1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai dengan yang

tercantum Kurikulum 2004

2) Mencantumkan Kompetensi Dasar

B. Tujuan Pembetajaran Khusus 1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar

2. Indikator terarah pada konsep Perubahan pada

Benda

3. Indikator telah mencakup ranah kognitif, afektif

dan psikomotor

C. Metoda 1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi dalam

memberikan penjelasan materi

2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja

kelompok

3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk

memahatni materi

4.Menggunakan metoda tugas untuk kerja Kelompok

D. Sumber 1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket

IImu Pengetahuan Alam Kelas VI

2. Menggunakan diktat pengalaman guru

3. Menggunakan sumber lain yang relevan

E. Media 1. Media menunjang tujuan pembelajaran

2. Media sesuai jumlah kebutuhan

3. Media mudah digunakan

4. Media menarik minat siswa

2. Evaluasi l. Prosedur evaluasi :

a. Diawal

b. Diakhir

2. Bentuk evaluasi

a. Objektif

b. Esei

3. Jenis evaluasi

a. Tulisan

4. Soal

a. Sesuai dengan tujuan

b. Sesuai kemampuan siswa

c. Jumlah sesuai kebutuhan

Page 57: Konsep teori dan contoh PTK

Tabel 4.10 . Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 2

No. Aspek yang Diamati Hasil Observasi

Ket Ya Tidak

1 Tahap Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal

l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran

yang menyenangkan

2. Memotivasi belajar siswa dengan

menginformasikan tentang materi pelajaran yang

akan diajarkan

3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang

akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses : (1) Guru memberi penjelasan tentang perubahan

benda dengan menggunakan metoda demontrasi

(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara

merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis

kelamin.

(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama antara lain

perubahan benda

(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya Guru

dan siswa membahas hasil kerja kelompok

(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi

yang dipelajari

3 Kegiatan Akhir 1. Melaksanakan evaluasi

2. Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR

Tabel 4.11 . Refleksi Pembelajaran Siklus 2

Masalah Pembelajaran Hipotesis Tindakan Selanjutnya

A. Kegiatan Guru

Guru telah dapat melaksanakan prosedur

pengajaran sesuai dengan skenario yang ada

pada rencana pembelajaran, meskipun masih

ada keraguan dan siswa yang tidak aktif

kurang mendapat perhatian dari guru.

B. Kegiatan Siswa

Siswa secara umum tampak memiliki minat

belajar yang tinggi dalam belajar, akan tetapi

masih perlu penjelasan guru dalam

Kelompok kerja

a. Tiap siswa dalam kelompok diberi

tugas yang sama antara antara lain

melaksanakan praktek

b. Siswa dibimbing secara intensif

secara individu, baik dalam

kegiatan menjelaskan maupun

dalam kerja kelompok

Berdasarkan hasil penelitian pada Siklus 2 maka hasil refleksi selama

kegiatan pada penelitian yang dimulai dari persiapan sampai pada

pelaksanaan dianggap sudah berhasil, hal ini berdasarkan tingkat kemampuan

siswa yang cukup baik.

Page 58: Konsep teori dan contoh PTK

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan pemahaman siswa

tentang konsep perubahan benda dengan menggunakan metoda demontrasi

dalam pembelajaran IPA di kelas VI SD Negeri Kasturi II Kecamatan

Cikijing Kabupaten Majalengka, berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Langkah-langkah persiapan yang telah direncanakan untuk pelaksanaan

penelitian berjalan sesuai dengan rencana, dari mulai pembuatan Rencana

Penelitian (Renpel) sampai pembuatan instrumen yaitu lembar observasi

untuk rencana pelajaran, lembar observasi untuk aktivitas guru dalam

mengajar dan lembar observasi untuk kegiatan siswa dalam belajar, telah

berhasil menjaring data sebagai hasil penelitian.

2. Pelaksanaan pembelajaran tentang konsep perubahan benda dengan

menggunakan metoda demontrasi, berjalan sesuai dengan skenario yang

ada pada rencana pelajaran (renpel), dan telah berhasil menciptakan

situasi belajar yang kondusif yakni siswa terlibat secara langsung pada

proses pembelajaran, juga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk

belajar IPA yang semula dianggap sulit.

3. Tingkat pemahaman siswa tentang perubahan benda setelah pembelajaran

menggunakan metoda demontrasi dapat meningkat dengan baik, ini dapat

dilihat dari hasil evaluasi yaitu pada siklus 1 memperoleh nilai rata-rata

6,78 dan pada siklus ke 2 memperoleh nilai rata-rata 8,15.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam upaya perbaikan Proses Belajar

Mengajar (PBM), serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang perubahan benda, ada beberapa

hal yang perlu disampaikan antara lain:

Page 59: Konsep teori dan contoh PTK

1. Guru hendaknya membina dan mengembangkan kemampuan

menyerap informasi tentang media pembelajaran seperti audio

visual, misalnya memalui kegiatan KKG, seminar, dan dari media

cetak

2. Penggunaan metoda demontrasi dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam tentang perubahan benda yang telah dilaksanakan selama

kegiatan penelitian sangat baik, hal ini terbukti dari hasil evaluasi

dari siklus ke 1 dan siklus ke 2 terjadi peningkatan yang cukup

tinggi, disamping situasi belajar sangat kondusif, karena

pembelajaran dengan menggunakan metoda demontrasi dapat

melibatkan siswa secara utuh, artinya terlibat dari awal sampai

akhir pembelajaran.

3. Disamping media pembelajaran yang harus dikuasai, juga alat

peraga yang diperlukan perlu dipersiapkan, karena alat peraga

mampu menjembatani pemahaman siswa.

Page 60: Konsep teori dan contoh PTK

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, (1989). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Sistem

Pendidikan. Semarang Aneka Ilmu.

Depdiknas, (2004). Kurikulum Pendidikan Dasar, Dirjen Dikdasmen.

Depdikbud, (1998). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas VI

Sekolah Dasar. Jakarta Dirjen Dikdasmen.

Depdikbud, (1995). Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar Kelas 6. Jakarta

Dirjen Dikdasmen.

Depdikbud, (1997. Ilmu Pengetahuan Alam Petunjuk Guru Sekolah Dasar Kelas

6. Jakarta Dirjen Dikdasmen.

H. Udin, (1987). Strategi Pembelajaran Dirjen Pendidikan. Tinggi Proyek

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Kasihani Kasbolah, (1998). Penelitian Tindakan Kelas Dirjen Pendidikan. Tinggi

Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Nana Sujana, (1991). Media Pengajaran. Pusat Penelitian dan Pembidangan Ilmu

Lembaga Penelitian IKIP Bandung. Sinar Baru.

Ngalimun Purwanto, (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung Remaja Rosda

Karya.

Page 61: Konsep teori dan contoh PTK

E. JUDUL – JUDUL PTK LAIN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITERA MELALUI PEMBELAJARAN

PICTURE AND PICTURE CONTEKSTUAL PADA SISWA TUNAGRAHITA

RINGAN KELAS VIII SLB NEGERI SURAKARTA

Oleh : Abdullah

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA NYATA UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR

AKAR PADA SISWA KELAS IVSD NEGERI TAWANG 02 SEMESTER I TAHUN

PELAJARAN 2012/ 2013

Oleh : Heni Kartikawati

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMAHAMAN

KONSEP KOPERASI DENGAN METODE KWL (KNOW, WANT, LEARNED)

SEMESTER I KELAS IV SDN JURON 01 KECAMATAN NGUTER KABUPATEN

SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh : Katiyo

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG BAGIAN-BAGIAN

TUMBUHAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMASAN 02 SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN2012/2013

Oleh : Siswanto

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

PERMAINAN KARTU MODEL WEBBING MATA PELAJARAN IPA KELAS II SD

NEGERI PALUR 03 KEC. MOJOLABAN KAB.SUKOHARJO TAHUN 2012/2013

Oleh : Sri Handayani

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBANDINGKAN

BILANGAN 1 SAMPAI 500 MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA

SISWA KELAS II

SDNEGERIKARANGMOJO03SEMESTERITAHUNPELAJARAN2012/2013

Oleh : Sri Lestari

Page 62: Konsep teori dan contoh PTK

PENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR MENYUSUN

PARAGRAF MELALUI KARTU KALIMAT PADA SISWA KELAS IIII SEMESTER I

SD NEGERI TAWANG 02 TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

Oleh: Sri Pitulasi

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KONSEP

STRUKTUR ORGAN TUBUH MANUSIA DAN FUNGSINYA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI

JOHO 02 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh : Sudarno

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MATERI SIFAT WAJIB BAGI ALLAH SWT MELALUI METODE KOOPERATIF

TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KARANGMOJO 01

SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh : Suhardi

UPAYA PENINGKATAN PROSES BELAJAR PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN TENTANG TOKOH SUMPAH PEMUDA MELALUI

MEDIA GAMBAR KELAS III SD NEGERI MRANGGEN 01 KEC. POLOKARTO

KAB. SUKOHARJO. SEMESTER 1 TAHUN 2012/2013. Sumardi

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA AKAN HASIL FOTOSINTESIS

MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH PADA SISWA

KELAS V SD N CELEP 1 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO.

TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Suparno 89

COOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA JAWA SISWA KELAS IV

SD NEGERI TEGALSARI 04 SEMESTER I. TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.

Supriyati. 95

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PENCERNAAN

MAKANAN PADA MANUSIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A

MATCH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI TANJUNGREJO 01. SEMESTER I.

Page 63: Konsep teori dan contoh PTK

TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Surati. 105

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BAGI SISWA KELAS IV

SEMESTER I SD NEGERI KRAJAN 02 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Suroto. 115

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP KEYAKINAN HARI

AKHIR MELALUI MEDIA LCD BAGI SISWA KELAS VI SD NEGERI MERTAN 01

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Suwarto. 125

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMANFAATAN CD

INTERAKTIF PADA PELAJARAN IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN

PENDEKATAN QUESTION STUDENT HAVE PADA SISWA KELAS VI SD

WIRUN 01 KEC. MOJOLABAN. KAB. SUKOHARJO SEMESTER 1 TAHUN

2012/2013. Titik wahyuni. 135

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN

MEDIA GELAS FAKEL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANG WUNI KEC.

POLOKARTO KAB. SUKOHARJO SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Warasito. 141.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN MELALUI

MEDIA KARTU ANGKA PADA KELOMPOK B2 TK KENCANASARI 01 TELUKAN

SUKOHARJO. TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Am. Mardiastutik. 148.

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI VOLUME

BANGUN RUANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA

SISWA KELAS VI SDN NGUTER 04 SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013.Wahyu Budi Setiawan. 157

Page 64: Konsep teori dan contoh PTK

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang

melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh

guru di lapangan. PTK mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki

atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. PTK berbeda dengan

penelitian formal dan mempunyai prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh

guru. PTK model John Eliot lebih detil dan terperinci dibandingkan PTK model

Kurt Lewin dan Model Kemmis & Mc Taggart.

Page 65: Konsep teori dan contoh PTK

DAFTAR PUSTAKA

Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Arikunto Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2008. Peneilitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara.

Harun. 2012. Makalah Penelitian Tindakan Kelas

http://bacindul.blogspot.com/2012/07/makalah-penelitian-tindakan-

kelas.html diakses tanggal 30 september 2014 Pukul 10.08

Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor : Ghalia

Indonesia

Sudrajat Ahmad. 2008. Penelitian Tindakan Kelas

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-

kelas-part-ii/ diakses tanggal 30 september 2014 Pukul 10.10

http://educatinalwithptk.wordpress.com/2012/11/14/konsep-dasar-penelitian-

tindakan-kelas/