konsep teori berduka dan kehilangan
DESCRIPTION
KONSEP TEORI berduka dan kehilanganTRANSCRIPT
A. KONSEP TEORI
1. Definisi
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, cemas, gelisah, sesak nafas susah tidur
dan lain lain. Berduka merupakan respon normal pada semua kehilangan
kejadian (NANDA,2011)
Berduka adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi,
ketika kehilangan dan berduka terjadi, individu merasa tidak nyaman tanpa
mengetahui penyebab terhadap emosi.
2. Etiologi
Kehilangan berduka dapat disebabkan oleh:
kehilangan seseorang yang dicintai
Kehilangan yang ada pada diri sendiri
Kehilangan objek eksternal
Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal
Kehilangan keidupan atau meninggal
3. Rentang Respon
Rentang respon terhadap individu yang berduka
Fase pengingkaran fase marah fase tawar menawar fase
depresi fase menerima
a. Fase pengingkaran
Reaksi pertama individu mengalami syok,tidak percaya atau mengingkari
kenyataan bahwa kehidupan itu benar memang terjadi. Reaksi fisik yang
terjadi pada fase ini adalah letih, lemah, pucat, diare, gangguan pernafasan
detak jantung cepat, menangis, gelisah dan tidak tau harus berbuat apa.
Reaksi ini dapat berakhir dan beberapa menit atau beberapa tahun
b. Fase marah
Timbul dimulai adanya kesadaran atau kenyataan terjadi kehilangan
individu menunjukan rasa marah yang meningkat yang sering diproyeksikan
kepada orang lain atau pada diri sendiri
c. Fase tawar menawar
Indiividu telah mampu mengungkapkan rasa marah secara intensif maka ia
akan maju pada fase tawar menawar dengan memohon kemurahan kepada
tuhan
d. Fase depresi
Menunjukan sikap menarik diri dan tidak mau bicara dan menyatakan
keputus asaan, perasaan tidak berharga dan rasa ingin bunuh diri.
e. Fase menerima
apabila individu memulai pada fase ini, dan menerima dengan perasaan
damai maka dia akan mengakhiri proses berduka serta mengatasi perasaan
kehilangan dengan tuntas. Tetapi bila tidak dapat menerima fase ini maka ia
akan mempengaruhi kemampuannya dalam mengatasi rasa kehilangan
selanjutnya
4. Manifestasi klinis
a) Perasaan sedih menangis
b) Perasaan putus asa, kesepian
c) Mengingkari kehilangan
d) Kesulitan dalam mengekspresikan kehilangan
e) Konsentrasi menurun
f) Marah yang berlebihan
g) Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
h) Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan
i) Reaksi emosional yang lambat
j) Adanya perubahan dalam kebiasaan, makan , pola tidur , dan tingkat aktivitas
5. Tipe kehilangan
A. Aktual atau nyata
Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi,, kematian
orang yang sangat berarti/ dicintai
B. Persepsi
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan misalnya ,
seseorang yang diPHK, menyebabkan kemandiriann dan kebebasan menurun
6. Pohon masalah
Ketidakberdyaan
Keputus asaan
Berduka disfungsional
Kehilangan keluarga/yg dicintai
B. KONSEP TEORITIS DENGAN BERDUKA
A. Pengkajian
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengar isi duka cita klien; apa
yang dipikirkan,dikatakan, dan diperhatikan melalui prilaku. Beberap percakapan
yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahuin apa yang mereka pikirkan dan
dirasakan adalah :
- persepsi yang adekuat tentang kehilangan
- dukungan yang tidak adekuat ketika berduka akiat kehilangan
- perilaku koping yang adekuat selaa proses
1. Identitas klien
Mencakup nama, umur, alamat, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerja
dan tanggal pengkajian.
2. Faktor Presidposisi
a) Faktor genetik
Biasanya pada klien dengan berduka individu yang dilahirkan dan di
besarkan dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit
mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan
termasuk dalam menghadapi perasaan keilangan
b) Kesehatan jasmani
Biasanya pada klien yang berduka individunya dengan keadaan fisik
sehat, pola hidup, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stres yang
lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik.
c) Kesehatan mental
Biasanya pada klien berduka individu yang mengalami gangguan resiko
berduka yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan
yang tak berdaya dan pesimis, biasanya sangat peka dalam mengadapi status
kehilangan/ berduka
d) Struktur kepribadian
Biasanya pada klien dengan berduka, individu dengan konsep yang
negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa percaya diri rendah.
3. Faktor Presitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan.
Kehilangan kasi sayang secara nyata ataupun imajinasi individu seperti
kehilangan sifat biopsikososial antara lain meliputi : biasanya pada klien
kehilangan dan berduka bisa dengan kehilangan kesehatan, kehilangan peran
dalam keluarga.
4. Faktor Penyebab
a. Faktor predisposisi
Faktor genetik
Individu dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap
optimis dalam menghadapi suatu permasalahan termasuk dalam
menghadapi perasaan keilangan
Kesehatan jasmani
individunya dengan keadaan fisik sehat, pola hidup, cenderung
mempunyai kemampuan mengatasi stres yang lebih tinggi
dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik.
Kesehatan mental
individu yang mengalami gangguan resiko berduka yang
mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan
Struktur kepribadian
individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri
akan menyebabkan rasa percaya diri rendah.
b. Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan.
Kehilangan kasi sayang secara nyata ataupun imajinasi individu seperti
kehilangan sifat biopsikososial antara lain meliputi : biasanya pada klien
kehilangan dan berduka bisa dengan kehilangan kesehatan, kehilangan peran
dalam keluarga.
5. Proses Terjadi
a) Stressor internal atau eksternal - gangguan keilangan - individu memberi
makna positif - melakukan kompensasi dengan kegiatan positif - perbaikan (
beradaptasi - merasa nyaman )
b) Stressor internal atau eksternal - gangguan dan kehilangan - individu
memberi makna - merasa tidak berdaya - marah dan berlaku agresi -
diekspresikan kedalam diri - muncul gejala sakit fisik.
c) Stressor internal dan eksternal angguan dan kehilangan - individu memberi
makna - merasa tidak berdaya - marah dan berlaku agresi - diekspresikan
kedalam diri - kompensi dengan perilaku konstruktif - perbaikan /
beradaptasi dan merasa nyaman
d) Stressor internal dan eksternal - gangguan dan kehilangan - individu
memberi makna - merasa tidak berdaya - marah dan berlaku agresi
diekspresikan keluar diri individu - kompensasi dengan perilaku destruktif -
merasa bersalah - ketidakberdayaan.
6. Mekanisme Koping .
Koping yang sering digunakan individu dengan berduka antara lain:
Denial, represi, intelektual regresi, disosiasi, supresi dan proyeksi yang
digunakan untuk menghindari intensitas stress yang rasakan sangat menyakitkan,
regresi dan disosiasi sering ditemukan pada pasien depresi yang dalam keadaan
psikologis mekanisme koping tersebut sering dipakai secara berlebihan dan tidak
tepat.
7. Genogram
Biasanya pada genogram berikan penjelasan klien dengan hubungannya dikeluarga
dan biasanya brduka klien sulit untuk membuat klien mau melakukan sesuatu.
8. Pemeriksaan Fisik
a) TTV
Nadi : biasanya klien yang mengalami kehilangan dan berduka nadinya
meningkat.
Pernapasan : biasanya klien yang mengalami kehilangan dan berduka
pernapasannya meningkat.
TD : biasanya klien yang mengalami kehilangan dan berduka tekanan
darahnya meningkat.
b) Ukuran
BB : biasanya klien yang mengalami kehilangan dan berduka berat badannya
menurun.
c) Keluhan fisik yang dirasakan
biasanya klien akan mengeluh kesehatan fisiknya seperti sakit kepala dan pusing
6. Spiritual
a) Nilai dan keyakinan
biasanya klien dengan mekanisme kopingnya terhadap kehilangan dan berduka
yang baik akan bersinambungan dengan kegiatan agama yang baik pula.
b) Kegiatan ibadah
biasanya klien dengan kehilangan dan berduka ibadah kliennya akan berdampak
baik dalam menangani berduka dan kehilangannya. Klien dengan mekanisme
koping mal adaptif biasanya kegiatan agamanya terganggu.
7. Konsep Diri
a) Citra tubuh
biasanya klien berduka dan kehilangan memiliki persepsi klien terhadap
tubuhnya yaitu bagian tubuh yang disukai atau tak disukai.
b) Identitas diri
biasanya klien berduka dan kehilangan status dan posisi klien sebelum masuk,
kepuasan klien terhadap statusnya, dan kepuasan klien dengan perempuan atau
laki-laki.
c) Peran diri
biasanya klien berduka dan kehilangan memiliki tugas dan peran yang diberi
oleh keluarga dan masyarakat serta kemampuan klien dalam melaksanakan tugas
atau perannya.
d) Ideal diri
biasanya klien berduka dan kehilangan berharap akan terhadap tubuh,
lingkungan serta terhadap penyakit.
e) Harga diri
biasanya klien berduka dan kehilangan berhubungan dengan orang lain seta
penilaian dan penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupan.
8. Analisa Data
NO DATA MASALAH
1 DS :
Biasanya klien merasa putus asa dan kesepian
Biasanya klien kesulitan mengekspresikan
perasaan
Biasanya klien mengalami konsentrasi
Berduka disfungsional
menurun
Biasanya klien mengeluh tidak bisa tidur
Biasanya klien mengeluh tidak nafsu makan
DO :
Biasanya klien tampak sedih dan menangis
Biasanya klien tampak putus asa dan kesepian
Biasanya klien tampak adanya perubahan
dalam kebiasaan makan, pola tidur dan tingkat
aktivitas
Reaksi emosional klien biasanya tampak
melambat
Biasanya klien tampak murah berlebihan
Tindakan Keperawatan untuk Pasien Kehilangan dan Berduka
NO TAHAP TINDAKAN KEPERAWATAN
1 Mengingkari Jelaskan proses berduka
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaannya
Secara verbal dukung klien, tetapi jangan dukung
pengingkaran yang dilakukan
Jangan bantah pengingkaran pasien, tetapi sampaikan
fakta
Contoh : “pemakaman dilakukan pukul 15.00 WIB
Duduk disamping klien
Teknik komunikasi diam dan sentuhan
2 Marah dorong dan beri waktu kepada pasien untuk
mengungkapkan kemarahan secara verbal tanpa
melawan kemarahan
Bantu pasien atau keluarga untuk mengerti bahwa marah
adalah respon yang normal karena merasakan
kehilangan dan ketidak berdayaan
Fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan keluarga
Hindari menarik diri dan dendam karena pasien atau
keluarga bukan marah kepada perawat
Tangani kebutuhan pasien pada segala reaksi
kemarahannya
3 Tawar menawar Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa bersalah dan
rasa takutnya
Dengarkan dengan penuh perhatian
Ajak pasien bicara untuk mengurangi rasa bersalah dan
ketakutan tidak rasional
Beri dukungan rasional
4 Depresi Identifikasi tingkat depresi dan bantu mengurangi rasa
bersalah
Berikan kesempatan kepada pasien untuk
mengekspresikan kesihannya
Beri dukungan non verbal dengan cara duduk disamping
pasien dan memegang tangan pasien
Hargai perasaan pasien
Bersama pasien bahas pikiran negatif yang sering timbul
Latih pasien dalam mengidentifikasi hal positif yang
msih di miliki
5 Penerimaan Bantu pasien dalam mengidentifikasi rencana kegiatan
yang akan di lakukan
Bantu keluarga dan teman pasien untuk dapat mengerti
penyebab kematian
Jika keluarga mengikuti proses pemakaman hal yang
dapat di lakukan adalah menerima kenyataan, melihat
foto-foto proses pemakaman
Urus surat-surat yang di perlukan, seperti pensuiun,
menutup buku tabungan
9. Daftar Masalah
Berduka disfungsional
10. Pohon Masalah
Ketidak berdayaan
↑
Keputusasaan
↑
Berduka disfungsional core of problem
↑
Kehilangan keluarga / orang dicintai
11. Daftar Diagnosa Keperawatan
Berduka disfungsional
SP 1 : RESPON MENGINGKARI TERHADAP KEMATIAN ANAK
ORIENTASI:
“ Slamat pagi/sore, bapak tono. Perawat C. bagaimana perasaan bapak sekarang? Saya
kan menemani bapak samapai kemakan. Apakah bapak mau mehnyampaikan sesuatu?”
KERJA
“ bapak mau minum? Saya ambilkan. Bagaimana dengan makan? Coba sedikit, ya pak
agar bapak tidak lemas.” Saya mengerti bapak sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi
kondisi sebenarnya memang anak bapak telah meninggal. Sabar ya, Bu ” “Saya tidak
bermaksud untuk tidak mendukung bapak. Tapi coba bapak pikir, jika bapak ke rumah
nanti, bapak tidak akan bertemu dengan anak bapak karena beliau memang sudah
meninggal. Itu sudah menjadi kehendak Tuhan, Pak. Bapak harus berusaha menerima
kenyataan ini.” “pak, hidup matinya seseorang semua sudah diatur oleh Tuhan.
Meninggalnya anak bapak juga merupakan kehendak-Nya sebagai Maha Pemilik Hidup.
Tidak ada satu orang pun yang dapat mencegahnya, termasuk saya ataupun bapak
sendiri.” “bapak sudah bisa memahaminya?” Bapak masih punya saudara-saudara, anak-
anak yang lain dan orang lain yang sayang sama bapak.
TERMINASI:
“ setelah kembali dari makam, bagaimana perasaan bapak? Bapak tampak masih sedih.
Saya akan pulang dulu. Usahakan bapak makan, minum, dan istirahat nanti, dua hari lagi
saya akan datang. Sampai jumpa.”
SP 2 KELUARGA: RRESPON MARAH TERHADAP KEMATIAN ANAK
ORIENTASI:
“ selamat pagi/sore. Saya perawat C yang kemaren. Tampaknya bapak sedang kesal.
Bapak dapat ceritakan. Saya akan menemani bapak selama 20 menit.
KERJA:
“apa yang membuat bapak kesal? Apa yang bapak rasakan saat kesal? Dan apa yang telah
bapak lakukan? Baik, ada beberapa cara untuk mereda kekesalan bapak yaitu tarik nafas
dalam yaitu dengan cara menarik nafas dalam dari hidung perlahan rasakan udara yang
masuk keparu bapak kemudian bapak tahan sekitar 3 detik kemudian bapak hembuskan
melalui mulut, baik saya akan mempraktekkan nya caranya. Setelah saya praktekkan
bapak bisa lakukan sendirikan coba bapak lakukan? Bagaimana bapak apakah perasaan
bapak lebih baik sekarang? Selain cara yang tadi bapak juga bisa istigfar, berwudhu,
salat, dan bercakap-cakap. Bapak punya hobi olahraga? Nah itu juga dapat bapak
lakukan.”
TERMINASI:
“nah, kalau masih muncul rasa kesal? Coba lakuakn cara yang telah kita bahas tadi. Mau
coba cara yang mana? Mau dijadwalkan? Baiklah, dua hari lagi kita bertemu lagi. Sampai
jumpa.”
SP 3 KELUARGA: RESPON TAWAR-MENAWAR TERHADAP KEMATIAN ANAK
ORIENTASI:
“ selamat pagi /sore. Bagaimana perasaan bapak har ini? Apakah bapak sudah melakukan
cara yang sudah saya ajarkan untuk mengurangi kekesalan bapak? Dapatkah kita
bercerita tetang perasaan bapak hari ini?kita bicara 15 menit saja. Di mana kita bicara? Di
ruang ini saja?
KERJA:
“ saya dapat memahami pperasaan bapak. Silahkan bercerita tetang perasaan bapak.
Tidak ada yang dapat kita salahkan pak. Saya mengerti, sulit bagi bapak untuk menerima
kehilangan ini. Bagus, bapak sudah menyadari perasaan yang di ungkapkan karena
semua ini adalah kehendak Allah. Apabila perasaan bersalah dan takut itu muncul
kembali, bapak dapat berzikir, salat, atau melakukan kegiatan ibadah yang lain.
Bagaimana, pak? Apakah bapak akan coba lakukan?”
TERMINASI:
“bagaimana perasaan bapak setelah kita bicara? Iya, pak. Bapak tterus berdoa ya. Silakan
bercerita dengan anggota keluarga. Bagus, baak sudah dapat mengungkapkannya. Nanti
bapak dapat berzikir dan istigfar setiap saat dan saat rasa bersalah itu muncul kembali.
Bapak, dua hari lagi saya akan datang. Kita akan bicara tentang perasaan bapak. Saya
pamit dulu ya pak, sampai jumpa.”
SP 4 KELUARGA: RESPON DEPRESI TERHADAP KEMATIAN ANAK
ORIENTASI:
“ selamat pagi/sore. Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah ada yang ingin bapak
ceritakan kepada saya?hari ini kita berbica tentang kegiatan positif yang dapat bapak
lakukan. Berapa lama kita bicara pak?
KERJA:
“ baiklah, pak. Saya akan duduk disebelah bapak dan menemani bapak. Saya siap
mendenganrkan apabila ada yang ingin disampaikan. Bapak boleh menangis, jangan
ditahan. Bapak punya hak untuk menangis. Dengna menangis, akan ada perasaan lega.
Bapak, saya dapat merasakan apa yang sedang bapak rasakan.bapak dapat menggunakan
kesempatan yang ada untuk bercakap-cakap anggota keluarga yanga da seoerti anak
bapak yang dua lagi, istri bapak.” ( mulai membawa kerealitas aspek positif) “ bapak
dapat berbicara dengan tetangga yang mempunyai pengalaman sama seperti bapak.
Sekarang, bagaimana akalau kita berdiskusitentang kegiatan positif yang bapak lakukan?
Wow, banyak sekali kegiatan yang dapat bapak lakuakan.”
TERMINASI:
“ bapak, bagaimana perasaan bapak setelah kita bicara? Iya, benar, masih banyak yang
dapat bapak lakukan. Bapak dapat lakukan kegiatan yang tadi sudah kita bahas. Saya
percaya bapak bisa. Saya pamit ya, pak. Dua hari lagi saya akan datang untuk
membicarakantentang perasaan bapak. Kira-kira jam berapa saya boleh datang? Baik,
pak. Sampai jumpa.”
SP 5 KELUARGA: RESPON PENERIAMAAN TERHADAP KEMATIAN ANAK
ORIENTASI:
“ selamat pagi/sore. Bagaimana perasaan bapak hari ini? Seperti janji saya dua hari yang
lalu, sekarang saya datang untuk berbicaratentang perasaan bapak. Bagaimana kalau kita
bicara disini? 30 menit saja, setuju pak?
KERJA
“ bapak tampak tenang dan berbeda dari 2 hari yang lalu. Saya dengar bapak sudah
banyak melakukan aktivitas. Bagus. Kegiatan apa lagi sudah bapak rencanakan untuk
mengisi waktu? Saya percaya bapak dapat kembali semangat dalam mengisi kehidupan
ini. Kspsn bapak mau mengurus surat asuransi, buku tabungan, atau suat penting lainnya?
Kapan bapaka kan berziarah kemakam anak bapak? Bapak sudah melihat foto-foto proses
pemakaman anak bapak? Ya, bapak tampak sudah sengat lagi.”
TERMINASI
“ bapak, tidak terasa kita sudah lama bicara, bagaimana perasaan bapak? Syukurlah.
Bapak jangan lupa dengan jadwalaktivitas dan waktu untuk mengurus surat-surat penting
anak bapak. Saya pamit ya pak. Sampai jumpa.”