konsep pengorganisasian masyarakat dalam keperawatan

Upload: wendy-goxil

Post on 08-Oct-2015

266 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

fyyydud

TRANSCRIPT

KONSEP PENGORGANISASIAN MASYARAKAT DALAM KEPERAWATANKOMUNITASBAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangManajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua yang penting dilaksanakan oleh setiap unit kerja sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna. Pengorganisasian merupakan pengelompokan yang terdiri dari beberapa aktifitas dengan sasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan masing-masing kelompoknya untuk melakukan koordinasi yang tepat dengan unit lain secara horizontal dan vertikal untuk mencapai tujuan organisasi sebagai organisasi yang komplek, maka pelayanan keperawatan harus mengorganisasikan aktivitasnya melalui kelompok-kelompok sehingga tujuan pelayanan keperawatan akan tercapai.Ruang rawat merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh semua tim kesehatan dimana semua tenaga termasuk perawat bertanggung jawab dalam penyelesaian masalah kesehatan klien. Pengorganisasian pelayanan keperawatan secara optimal akan menentukan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan Yang menjadi bahasan dalam pelayaan keperawatan diruang rawat meliputi : struktur organisai ruang rawat, pengelompokkan kegiatan (metode pengawasan), koordinasi kegiatan dan evaluasi kegiatan kelompok kerja ; yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang struktur organisasi dalam pelayanan keperawatan untuk mencapai tujuan.B.Rumusan MasalahJelaskan defenisi dari pengorganisasian masyarakat?Sebutkan dan jelaskan model pengorganisasian masyarakat dalam keperawatan komunitas?Bagaimanakah Cara pengorganisasian masyarakat dalam keperawatan komunitas?C.TujuanUntuk mengetahui defenisi pengorganisasian masyarakat.Untuk mengetahui model-model pengorganisasian masyarakat dalam keperawatan komunitas.Untuk mengetahui cara pengorganisasian masyarakat dalam keperawatan komunitas.

BAB IIPEMBAHASANA.Defenisi PengorganisasianPengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. (Siagian,1983 dalam Juniati). Mnrt Ross Murry, pengorganisasian adalah suatu proses di masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan prioritas serta mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan2 sesuai dengan skala proiritas berdasarkan atas sumber2 yg ada di masyarakat sendiri maupun yg berasal dari luar dengan usaha gotong royong. Sedangkan Szilagji (dalam Juniati) mengemukakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui penataan pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan komunikasi.B.Model Pengorganisasian MasyarakatDalam Keperawatan KomunitasAda tiga model yang dipergunakan dalam pengorganisasian komunitas, yaitu sebagai berikut : Locality Development Model ini lebih menekankan pada peran serta seluruh masyarakat untuk mandiri. Prinsipnya adalah keterlibatan langsung masyarakat, melayani sendiri, membantu diri sendiri dalam penyelesaian masalah, dan mengembangkan keterampilan individual/kelompok dalam proses pemecahan masalah. Peran perawat komunitas dalam model ini adalah sebagai pendukung, fasilitator, dan pendidik (guru). Social Planning Model ini lebih menekankan pada perencanaan para ahli dan menggunakaan birokrasi. Kepuusan komunitas didasarkan pada fakta / data yang dikumpulkan, dibuat keputusan secara rasional. Penekanan pada penyelesaian masalah bukan proses pengambilan keputusan harus cepat dan berorientasi pada tujuan / hasil. Model ini menggunakan pendekatan langsung (perintah) dalam rangka untuk megubah masyarakat, dengan penekanan pada perencanaan. Peran perawat dalam model ini adalah sebagai fasilitator, pengumpulan fakta/data, serta menganalisis dan melaksanakan program implementasi. Social ActionModel ini lebih focus pada korban. Fokus pada model ini adalah mengubah komunitas pada polarisasi /pemusatan isu yang ada di komunitas dengan menggunakan konflik/konfrontasi antara penduduk dan pengambilan keputusan/kebijakan. Penekanan pada proses atau tujuan . fokus utamanya mentransfer kekuatan pada tingkat kelompok. Peran perawat sebagai aktivis, penggerak dan negosiator.

C.Cara PengorganisasianMasyarakat Dalam Keperawatan KomunitasTahap tahap pengorganisasian Masyarakat yaitu: Persiapan sosialDalam praktik perawatan kesehatan, tujuan persiapan sosial adalah meningkatkan partisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan kegiatan, dan pengembangan program keperawatan kesehatan masyarakat.Ada dua pendekatan dalam partisipasi masyarakat, antara lain sebagaia berikut :Pendidikan partisipasi. Dalam kegiatan ini komunitas dilibatkan dalam perencanan, penyelesaian masalah, tetapi biasanya dengan pendekatan ini proses perubahan lambat. Namaun keuntungannya, kelompok/masyarakat merasa memiliki dan komunnitas berubah, dalam jangka waktu yang panjang.Pendidikan langsung (perintah). Dalam pendekatan ini proses berubah ditentukan oleh kekuatan luar, proses berubah berjalan cepat. Namun kerugiannya, masyarakat merasa memiliki dan perubahan hanya berlangsung dalam jangka pendek. Kegiatan kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditingkatkan kepada persiapan persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administrative, dan program program kesehatan yang akan dilaksanakan.Dalam tahap persiapan sosial ada tiga kegiatan yang harus dilakukan, antara lain sebagai berikut. Pengenalan masyarakat. Tahap ini dapat dilakukan melalui jalur formal sebagai pihak yang bertanggung jawab secara teknis, administrative dan birokratif terhadap suatu wilayah yang akan dijadikan daerah binaan. Pendekatan terhadap informal leader umumnya melalui pemerintahan setempat yang bertanggung jawab terhadap wilayah tersebut dan pusat kesehatan masyarakat atau instansi terkait yang bertanggung jawab dalam bidang kesehatan masyarakat. Pendekatan ini diawali dengan surat permintaan daerah binaan yang akan dijadikan lahan praktik dan dilengkapi proposal rencana pembinaan. Selanjutnya, mengadakan pendekatan dengan tokoh-yokoh di wilayah tersebut. Pengenalan masalah. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh, dapat dilakukan survey kesehatan masyarakat dalam ruang lingkup terbatas, sehingga masalah masalah yang dirumuskan benar benar masalah yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat sangat diperlukan, sehingga mereka menyadari sepenuhnya masalah yang mereka hadapi dan mereka sadar bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Masalah yang ditemukan pada tahap ini tentunya tidak hanya satu masalah, sehingga perlu disusun skala prioritas penanggulangan masalah bersama sama may=yarakat formal dan informal. Penyadaran masyarakat. Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :Menyadari masalah- masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi;Secara sadar mereka ikut berpartisispasi dalam kegiatan penanggualangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi;Tahu cara memenuhi kebutuhan upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan sesuai denngan potensi dan sumber daya yang ada pada mereka.Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan dan keperawatan diperlukan suatau mekanisme yang terencana dan terorganisasi denga baik. Istilah yang sering digunakan dalam keperawatan komunitas untuk menyadarkan masyarakat adalah lokakarya mini kesehatan, musyawarah masyarakat desa atau rembuk desa. Hal hal yang perlu mendapat perhatian dalam penyadaran masalah adalah ;1. Libatkan masyarakat;Dalam menyusun rencana penanggulangan masalah disesuaikan dengan potensi dan sumber daya yang ada pada masyarakat;2. Hindari konflik dari berbagai kepentingan dalam masyarakat;Kesadaran dari kelompok- kelompok kecil masyarakat hendaknya disebarkan kepada kelompok masyarakat yang lebih luas;Adakan interaksi dan interelasi dengan tokoh tokoh masyarakat secara intensif dan akrab, sehingga mereka dapat di manfaatkan untuk usaha motifasi, komunikasi-yang kemudian dapat menggugah kesadaran masyarakatDalam mengatasi sifat-sifat masyarakat, perawat komunitas dapat memanfaatkan jalur kepemimpinan masyarakat setempat untuk mendapatkan legitimasi, sehingga kesadaran masyarakat dapat dipercepat.Dari penjelasan tersebut diatas dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran praktik di komunitas yang harus di lakukan adalah pertemuan (temu kenal). Selanjutnya melakukan pengkajian pada masyarakat dan melakukan mini lokakarya. PelaksanaanSetelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam mini lokakarya atau musyawarah masyarakat desa, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah : Pilihlah kegiatn yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah. Kegiatan disesuaikan dengana kemampuan, waktu dan sumber daya yang tersedia di masyarakat. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah.Dalam tahap ini, salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah adalah penyuluhan kesehatan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan skala prioritas masalah. Agar penyuluhan tersebut mudah dipahami masyarakat, maka petugas kesehatan atau mahasiswa keperawatan komunitas harus membuat Satuan Acara Pembelajaran (SAP) disertai lampiran materi penyuluhan dan leaflet. EvaluasiPenillaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Penilaian dapat dilakukan dalam dua cara yaitu: Selama kegiatan berlangsung (penilaian formatif), penilaian ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai perencanaan penanggulangan masalah yang disusun. Penilaian ini juga dapat dikatakan monitoring, sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yan g akan dicapai. Setelah program selesai dilaksanakan (penilaian sumatif), penilaian ini dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan. Penilaian ini disebut juga penilaian pada akhir program, sehingga dapat diketahui apakah tujuan atau target dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan telah tercapai atau belum.

PerluasanPerluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang akan dilakukan. Perluasan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:1.Perluasan kuantitatif, yaitu perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang akan dilakukan, apakah pada wilayah setempat atau di wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.2.Perluasan kualitatif, yaitu: perluasan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan , sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.

B. Pengembangan Peran Serta MasyarakatMelalui POKJAKES (Kelompok Kerja Kesehatan) Kelompok Kerja Kesehatan (POKJAKES) adalah suatu wadah yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong-royong dengan kekuatan sendiri,yang bertujuanuntuk:1. Menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhankesehatan dan kesejahteraan.2. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara kehidupan yang sehat dan sejahtera.3. Mengajak masyarakat berperan serta dalam pebangunan kesehatan di Wilayah RW/RT-nya.4. POKJAKES sangat diperlukan karena dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam setiap pembangunan kesehatan diwilayahnya, dapat meningkatkan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat didasarkan atas prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat, serta dapat memanfaatkan sumber daya (dana, waktu, tenaga, dan kemampuan) yang dimiliki masyarakat untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara mandiri.Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,POKJAKES mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:1Dilakukan atas dasar kesadaran, kemampuan, dan prakarsa masyarakat sesuai dengan masalah dan kebutuhan setempat.2Berprinsip dari, oleh dan untuk setempat.3Jika ada bantuan dari luar, hanya bersifat melengkapi, memacu, mendorong bukan menggantungkan pada orang lain.4Rencana kegiatan POKJAKES disusun secara musyawarah oleh masyarakat bersama petugas kesehatan.5Kegiatan POKJAKES digerakkan oleh kader dibidang kesehatan yang telah dilatih kader tersebut berasal dari masyarakat setempat.POKJAKES menerapkan teknologi tepat guna yang bisa dikelola dan diusahakan oleh masyarakat,dengan menggunakan dan memerhatikan sumber daya yang tersedia di wilayah perkotaan.Kegiatan POKJAKES meliputi 8 macam pelayanan kesehatan dasar, yaitu:1Pendidikan/penyuluhan mengenai cara mencegah, menanggulangi penyakit, dan pemecahan masalah kesehatan.2Peningkatan persediaan makanan dan perbaikan gizi.3Pengadaan air bersih dan MCK (Mandi,cuci,kakus) yang memadai jumlahnya dan memenuhi syarat kesehatan.4Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.5Kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana.6Pemberian kekebalan terhadap penyakit infeksi yang utama, misalnya tuberkulosis paru, dipteri, tetanus, polio, campak dan hepatitis.7Penyediaan obat-obat penting.8Pengobatan sederhana terhadap penyakit umum dan luka-luka.

Tugas pokok POKJAKES, antara lain sebagai berikut:1Mengidentifikasi dan memfasilitasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayahnya, yaitu ibu hamil dan menyusui, imunisasi balita dan ibu hamil, gizi balita/PMT, serta memotifasi ke POSYANDU.2Menyukseskan program NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera), dengan carameningkatkan pelayanan KB, penyuluhan Pasangan Usia Subur, dan memotivasi ke POSYANDU.3Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan Usia Lanjut (lansia) di wilayahnya, melalui usaha kesehatan usila, aktivitas dan olahraga lansia, serta memotifasi ke POSYANDU usila.4Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan remaja dan pemuda, dengan cara penyuluhan NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat aditif lainnya), mengetahui pergaulanremaja dan pemuda, serta eningkatkan produktivitas remaja pemuda.5Penggerak/promotor kesehatan lingkungan, sanitasi permahan, penggunaan air bersih dan pembuangan sampah, serta drainase/saluran air hujan/limbah warga.Kader Pembangunan Bidang KesehatanKader pembangunan kesehatan adalah tenaga sukarela, dipilih, dipercaya, dan berasal dari masyarakat setempat, setelah mengikuti latihankader pembangunan kesehatan dan kesejahteraan.Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang kader pembangunan di bidang kesehatan adalah sebagai berikut:1Bertempat tinggal diwilayah RT/RW yang bersangkutan.2Mempunyai cukup waktu untuk melaksanakan tugas sebagai kader.3Mempunyai penghasilan keluarga yang tetap..4Mau bekerja secara sukarela..5Bisa membaca dan menulis.6Dapat diterima oleh masyarakat setempat.Fungsi yang harus dilakukan oleh kader bidang kesehatan adalah:1Penyuluhan kesehatan di wilayah RT/RW-nya.2Rencana kegiatan pokjakes bersama masyarakat.3Pelaksanaan kegiatan pokjakes bersama masyarakat.4Pembina dalam kegiatan POKJAKES..5Pelopor kegiatan-kegiatan di masyarakat yang berkaiatan dengan pembangunan kesehatan di wilayah RT/RW setempat di dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih,menciptakan keluarga sejahtera.6Menjadi penghubung masyarakat dengan lembaga pemerintah dan lembagaswadayamasyarakat yang menunjang pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan.Tugas pokok kader pembangunan bidang kesehatan adalah :1Mengadakan pendekatan sosial.2Melakukan survei mawas diri.3Mengadakan musyawarah mayarakat dlingkungan RT / RW.4Membantu pelaksanaan pelatihan kader pembangunan bidang masyarakat.5Mengadakan kegiatan pelayanan kesehatan di posyandu dan di luar posyandu.6Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan dinas/instansi dan lembagaswadaya masyarakat dalam rangka pembinaan POKJAKES.7Mengembangkan programprogram lain di luar bidang kesehatanyang mendukung peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat seperti dana sehat, kios koperasi, pusatpusat pelayanan kesehatan, kehatan kerja dan kesehatan sekolah.

BAB IIIPENUTUPA.KesimpulanPengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. (Siagian,1983 dalam Juniati).Ada tiga model yang dipergunakan dalam pengorganisasian komunitas, yaitu sebagai berikut : Locality Development, Social Planning, Social Action.Langkah langkah yang harus ditempuh dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah :Persiapan sosial :a) Pengenalan Masyarakatb) Pengenalan Masalahc) Penyadaran MasyarakatPelaksanaan,Evaluasi, danPerluasanB.Kerja Kesehatan (POKJAKES) adalah suatu wadah yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong-royong dengan kekuatan sendiri,yang bertujuanuntuk: Menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhankesehatan dan kesejahteraan. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara kehidupan yang sehat dan sejahtera. Mengajak masyarakat berperan serta dalam pebangunan kesehatan di Wilayah RW/RT-nya. POKJAKES sangat diperlukan karena dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam setiap pembangunan kesehatan diwilayahnya, dapat meningkatkan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat didasarkan atas prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat, serta dapat memanfaatkan sumber daya (dana, waktu, tenaga, dan kemampuan) yang dimiliki masyarakat untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara mandiri.

B.SaranDengan melalui makalah ini kami selaku penyusun mengharapkan khususnya semua mahasiswa keperawatan UNIVERSITAS SARI MUTIARA dapat mengetahui serta memahami tentang Konsep Pengorganisasian masyarakat dalam keperawatan komunitas. DAFTAR PUSTAKAIqbal Mubarak Wahit dan NurulChayatin.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medikal.Achjar, Komang Ayu Henny. (2011).Asuhan Keperawatan Komunitas : Teori & Praktik. Jakarta : EGC.