konsep medis dan asuhan keperawatan psoriasis

20
MAKALAH KEPERAWATAN SISTEM INTEGUMEN “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PSORIASIS” Nama Kelompok : Karunia Prastika Nandia 9103011023 Michelle Geony Andaritji 9103011024 FAKULTAS KEPERAWATAN

Upload: michelle

Post on 27-Sep-2015

436 views

Category:

Documents


72 download

DESCRIPTION

Konsep Medis dan Asuhan Keperawatan Psoriasis

TRANSCRIPT

MAKALAH KEPERAWATAN SISTEM INTEGUMENASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PSORIASIS

Nama Kelompok :Karunia Prastika Nandia 9103011023Michelle Geony Andaritji9103011024

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA2013BAB IKONSEP MEDIS

1.1. DEFINISIPsoriasis adalah penyakit kulit kronik dan meradang ( Corwin, 2009 : 111 )Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Biasanya bentuk kulit bersisik. ( www.psoriasis.or.id )Psoriasis penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak eritema berbatas tegas ditutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilat. ( Siregar, 2005 ) 1.2. ETIOLOGIPenyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui.Diduga penyakit ini diwariskan secara poligenik. Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul secara spontan, namun pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus antara lain:1. TraumaPsoriasis pertama kali timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma, garukan, luka bekas operasi, bekas vaksinasi, dan sebagainya. Kemungkinan hal ini merupakan mekanisme fenomena Koebner. Khas pada psoriasis timbul setelah 7-14 hari terjadinya trauma.2. InfeksiPada anak-anak terutama infeksi Streptokokus hemolitikus sering menyebabkan psoriasis gutata. Psoriasis juga timbul setelah infeksi kuman lain dan infeksi virus tertentu, namun menghilang setelah infeksinya sembuh3. IklimBeberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh.4. Faktor endokrinInsiden tertinggi pada masa pubertas dan menopause. Psoriasis cenderung membaik selama kehamilan dan kambuh serta resisten terhadap pengobatan setelah melahirkan. Kadang-kadang psoriasis pustulosa generalisata timbul pada waktu hamil dan setelah pengobatan progesteron dosis tinggi.5. Sinar matahariWalaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita psoriasis namun pada beberapa penderita sinar matahari yang kuat dapat merangsang timbulnya psoriasis. Pengobatan fotokimia mempunyai efek yang serupa pada beberapa penderita.6. Obat-obatan Antimalaria seperti mepakrin dan klorokuin kadang-kadang dapat memperberat psoriasis, bahkan dapat menyebabkan eritrodermia. Pengobatan dengan kortikosteroid topikal atau sistemik dosis tinggi dapat menimbulkan efek withdrawal. Lithium yang dipakai pada pengobatan penderita mania dan depresi telah diakui sebagai pencetus psoriasis. Alkohol dalam jumlah besar diduga dapat memperburuk psoriasis. Hipersensitivitas terhadap nistatin, yodium, salisilat dan progesteron dapat menimbulkan psoriasis pustulosa generalisata.

1.3. PATOFISIOLOGIWalaupun digambarkan sebagai penyakit proliferasi epitel jinak, pada kenyataannya psoriasis disebabkan oleh gangguan autoimun. Limfosit T diaktifkan dalam berespons terhadap rangsangan tak-dikenal terkait dengan sel Langerhans kulit. Pengaktifan sel T menyebabkan pembentukan sitokinin pro inflamatori termasuk factor nekrosis tumor alfa, dan factor pertumbuhan yang merangsang proliferasi sel abnormal dan perantiannya. Waktu pertukaran normal sel epidermis adalah sekitar 28-30 hari. Pada psoriasis, epidermis di bagian yang terkena diganti setiap 3-4 hari. Pertukaran sel yang cepat ini menyebabkan peningkatan derajat metabolism dan peningkatan aliran darah ke sel untuk menunjang metabolism tersebut. Peningkatan aliran darah menimbulkan eritema. Pertukaran dan proliferasi yang cepat tersebut menyebabkan terbentuknya sel-sel yang kurang matang. Trauma ringan pada kulit dapat menimbulkan peradangan berlebihan sehingga epidemis menebal dan terbentuklah plak. ( Corwin, 2009 : 112 )Terdapat kecenderungan genetic untuk pembentukan psoriasis disertai peningkatan insidensi pada anggota keluarga. Lebih dari ribuan gen, terutama gen respons imun dan proliferasi diketahui berperan dalam pathogenesis dan terbentuknya psoriasis. Factor lingkungan termasuk trauma pada kulit, infeksi virus atau bakteri, rokok, dan stress dapat memperparah penyakit. Obat tertentu seperti penghambat ACE (angiotensin-converting enzym) dan litium dapat menjadi factor presipitasi atau memperburuk perjangkitan.

1.4. MANIFESTASI KLINIS Plak eritematosa berbatas tegas ditutupi oleh skuama putih keperakan, terutama di lutut, siku, kulit kepala, dan lipatan kulit. Lesi dapat timbul secara perlahan tanpa diketahui, awalnya satu atau dua lesi, lalu bergabung menjadi banyak lesi. Sering dijumpai pemisahan kuku atau nail pit Gejala meningkat pada musim panas dan memburuk pada musim dingin Kulit bersisik Kulit terasa gatal

1.5. PEMERIKSAAN PENUNJANG Biopsi kulit, apabila diperlukan menunjukkan hyperplasia epidermis yang irregular, penipisan lapisan suprapapiler, penebalan rete ridges, infiltrasi leukosit, dan pustulosa epidermis.

1.6. TERAPI MEDIS Keparahan penyakit menentukan pengobatan. Penyakit yang ringan biasanya dapat diobati dengan emolien topical untuk menghaluskan plak, analog vitamin D untuk mengurangi inflamasi, atau retinoid topical untuk mengelupaskan kulit (sering kali dikombinasikan dengan steroid topical untuk mengurangi inflamasi). Tar adalah satu metode pengobatan efektif yang telah lama digunakan yang diterapkan pada kulit selama beberapa minggu. Mekanisme kerja tidak diketahui pasti. Fototerapi dengan sinar UV (ultraviolet) dapat digunakan Fotokemoterapi digunakan untuk kondisi yang lebih serius. Jenis terapi ini menggunakan obat teraktivasi cahaya, metoksalen (Prosalen), yang diberikan per oral pada pasien 1 sampai 2 jam sebelum terpajan sinar UV. Metoksalen yang aktif memblok sintesis DNA dan memperlambat replikasi dan pertukaran sel. Terapi ini diidentifikasi dengan PUVA (kombinasi antara Psoralen (P) dan radiasi UV gelombang panjang [UVA]). Beberapa persoalan muncul terkait dengan efek jangkan panjangnta, dan pasien dengan PUVA harus diskrining secara regular terhadap kanker kulit. Penyakit yang sedang dan mengarah ke berat sering diobati secara sistematis, dengan menggunakan obat kemoterapeutik untuk memengaruhi pertukaran sel, antimetabolite untuk mencegah terjadinya siklus sel, atau agens imunosupresif seperti kortikosteroid untuk menekan peradangan. Strategi terapi baru untuk penyakit yang sedang atau berat adalah obat pemodulasi imun (immune modulating drugs). Obat ini bekerja dengan menurunkan jumlah atau fungsi sel T patogenik atau dengan menghambat efek sitokinin pro-inflamatori. Contoh obat pemodulasi imun yang disetujui FDA untuk pengobatan psoriasis sedang atau berat meliputi alefasep, efalizumab, dan etanersep. Obat lain masih dalam penelitian. Penyakit yang parah perlu rawat inap dan steroid sistemik.

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN

Frustasi / keputusasaanKetakutan penolakan/reaksi orang lainReaksi inflamasi sel Lesi pada kulit yg ditutupi sisik berwarna putih (skuama)Terbentuk lapisan protektif kulit abnormal Pertumbuhan sel abnormal Lapisan sel basal epidermis ke stratum korneum lebih cepatTerjadi maserasi Pe jumlah sel basalProduksi sel epidermisEritema Pelebaran pembuluh darah dermis pe aliran darah ke selPe derajat metabolismeSel lebih cepat membelah aktivitas mitosis sel PSORIASISPengaktifan limfosit TGangguan autoimunAntimalaria, kortikosteroid, lithium, alcohol, hipersensitivitas nistatin, yodium, salisilat dan progesteronObat-obatan Sinar matahari tinggi Factor endokrin Iklim dinginStreptokokus hemolitikusTrauma Genetic Idiopatik Perubahan hormon progesterone Menginduksi pembentukan antigen abnormalInfeksi Pencetus Etiologi 2.1.WOC

Ketidakefektifan koping klienStressor klien Perubahan status kesehatan

MK : ANSIETAS

MK : GANGGUAN CITRA TUBUHMK : KERUSAKAN INTEGRITAS KULITPerasaan negative thd diri sendiri

2.2.PENGKAJIAN a. Anamnesis :Umur : semua umur Jenis kelamin:1 : 1

a. Keluhan utama Kulit mengelupas dan kemerahan pada seluruh permukan tubuh (bersisik)b. Riwayat penyakit sekarang Klien mengatakan semenjak ke rumah saudara yang berada di dataran tinggi, kulitnya menjadi mengelupas dan bersisikc. Riwayat penyakit dahuluKlien belum pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnyad. Riwayat penyakit keluarga Ibu klien mengidap Psoriasis juga saat umur yang samab. Pemeriksaan fisik 1. B1 (breathing) Normal 2. B2 (blood) Eritema Tekanan darah meningkat Nadi meningkat3. B3 (brain) Kulit terasa gatal4. B4 (bladder)Normal5. B5 (Bowel)Normal 6. B6 (bone) Skuama Kulit bersisik

2.3.ANALISA DATANoDataMasalahEtiologi

1 Data Subjektif Klien mengatakan badannya bersisik dan berwarna merah Klien mengatakan kulitnya kadang terasa gatal Data objektif Tampak eritema dan skuama pada seluruh tubuh klien. Kulit tampak bersisik. Klien tampak selalu menyentuh tubuhnyaKerusakan Integritas KulitAdanya lesi dan reaksi inflamasi

2 Data Subjektif Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sudah berobat kedukun dan Dokter spesialis, tetapi tidak menemukan hasil yang baik untuknya Klien mengatakan merasa malu dengan keadaannya Klien mengatakan kurang pecaya diri dengan keadaannya. Klien mengtakan sudah memasrahkan semuanya pada Tuhan Data objektif Klien tampak malu dengan keadaannya Klien selalu menyentuh tubuhnya Ekspresi wajah tegangGangguan Citra TubuhPerasaan negative terhadap penampakan dan persepsi diri

3 Data subjektif Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sudah berobat kedukun dan Dokter spesialis tapi tak berhasil sembuh Klien sering menanyakan tentang penyakitnya Klien mengatakan obat-obat yang didapat selama ini tidak banyak membantu Data objektif Klien tampak cemas dengan keadaannya Ekspresi wajah tegang TD meningkat N meningkat.AnsietasKetidakefektifan koping individu sekunder akibat psoriasis

2.4.RENCANA ASUHAN KEPERAWATANNo. Diagnose KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensi

1Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan reaksi inflamasi yang ditandai dengan klien mengatakan badannya bersisik dan berwarna merah, klien mengatakan kulitnya kadang terasa gatal, tampak eritema dan skuama pada seluruh tubuh klien, kulit tampak bersisik, jika digaruk tampak fenomena tetesan lain, klien tampak selalu menyentuh tubuhnyaSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kerusakan integritas kulit klien dapat teratasi dengan kriteria hasil:1. Klien kooperatif2. Kulit bersisik klien berkurang3. Klien mengatakan gatal dikulitnya berkurang4. Eritema dan skuama pada kulit klien berkurang1. Jelaskan kepada klien dan keluarga mengenai keadaan klien dan tindakan yang akan dilakukan.2. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat berupa: emolien topical analog vitamin D retinoid topical metoksalen (Prosalen) diberikan 1-2 jam sebelum dilakukan fototerapi dengan sinar UV

3. Observasi keluhan klien (rasa gatal)

4. Observasi karakteristik kulit klien

1. Untuk membina hubungan saling percaya dan klien memahami proses penyakit/prognosis dan program terapi.2. - emolien topical berguna untuk menghaluskan plak Analog vitamin D berguna untuk mengurangi inflamasi Retinoid topical berguna untuk membantu pengelupasan kulit. Metoksalen yang aktif memblok sintesis DNA dan memperlambat replikasi dan pertukaran sel.3. Rasa gatal merupakan indikasi dari kerusakan integritas kulit.4. Kulit bersisik, eritema dan skuama merupakan indikasi dari kerusakan integritas kulit pada klien dengan psoriasis.

2Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perasaan negative terhadap penampakan dan persepsi diri yang ditandai dengan klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sudah berobat kedukun dan Dokter spesialis, tetapi tidak menemukan hasil yang baik untuknya, klien mengatakan merasa malu dengan keadaannya, klien mengatakan kurang pecaya diri dengan keadaannya, klien mengtakan sudah memasrahkan semuanya pada Tuhan, klien tampak jelas dengan keadaannya, klien selalu menyentuh tubuhnya, ekspresi wajah tegangSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam diharapkan gangguan citra tubuh klien dapat teratasi dengan kriteria hasil:a. Klien kooperatifb. Klien tidak mengatakan merasa malu dengan keadaannyac. Klien mengatakan sudah kembali percaya dirid. Klien tidak selalu menyentuh bagian tubuhnyae. Ekspresi wajah klien tidak tegang1. Jelaskan kepada klien dan keluarga mengenai keadaan klien dan tindakan yang akan dilakukan.2. Observasi makna perubahan pada klien / orang terdekat.

3. Terima dan akui ekspresi frustasi, kemarahan, dan kedukaan. Perhatiakan perilaku menarik diri dan penyangkalan.4. Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti tujuan pengobatan.5. Tunjukkan film atau gambar tentang perawatan luka psoriasis pada klien lain dan dorong klien / keluarga mendiskusikan perasaan tentang apa yang mereka lihat6. Kolaborasi dengan konseling psikiatrik.7. Observasi perasaan / keluahan klien dan ekspresi wajah klien.

1. Untuk membina hubungan saling percaya dan klien memahami proses penyakit/prognosis dan program terapi2. Episode traumatik mengakibatkan perubahan tiba-tiba, membuat perasaan negative tentang diri sendiri.3. Penerimaan perasaan sebagai respon normal terhadap apa yang terjadi membantu perbaikan.

4. Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif.

5. Memungkinkan klien / keluarga menjadi realistis dalam harapan.

6. Membantu menemukan cara untuk meningkatkan kepercayaan diri klien.7. Perasaan tidak pecaya diri, selalu menyentuh bagian tubuh tertentu dan ekspresi wajah tegang meupakan indikasi dari gangguan citra tubuh.

3Ansietas berhubungan dengan ketidakefektifan koping individu sekunder aibat psoriasis yang ditandai dengan klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sudah berobat kedukun dan Dokter spesialis tapi tak berhasil sembuh, klien sering menanyakan tentang penyakitnya, klien mengatakan merasa malu dengan keadaannya, klien mengatakan obat-obat yang didapat selama ini tidak banyak membantu, klien tampak cemas dengan keadaannya, ekspresi wajah tegang.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan ansietas klien dapat teratasi dengan kriteria hasil:1. Klien kooperatif2. Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya3. Klien tidak tampak cemas4. Ekspesi wajah klien tidak tegang1. Jelaskan kepada klien dan keluarga mengenai keadaan klien dan tindakan yang akan dilakukan.2. Jelaskan kepada klien mengenai penyakit klien : penyebab, cara penularan, dan cara pengobatan3. Anjurkan klien menggunakan manajemen stress seperti : napas dalam

4. Observasi ekspresi wajah klien1. Untuk membina hubungan saling percaya dan klien memahami proses penyakit/prognosis dan program terapi2. Memberikan informasi jujur tentang apa yang diharapkan membantu klien / keluarga menerima situasi lebih efektif3. Membantu memfouskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, dan dapat meningkatkan kemampuan koping.4. Ekspresi wajah yang tegang merupakan indikasi dari ansietas.

DAFTAR PUSTAKA

Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC Brunner dan Suddarth; 2002, KMB, Edisi VIII, EGC. Mansur Aris, (2001) , Kapita Selekta, edisi III , Media Aeftulapiut. Carpenito, Lynda Juall. 1998. Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta. Djuanda, Adhi. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran UI: Jakarta. Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta.