konsep medis dan asuhan keperawatan diabetic ulcus
DESCRIPTION
Konsep Medis Dan Asuhan Keperawatan Diabetic UlcusTRANSCRIPT
Konsep Medis Dan Asuhan Keperawatan Diabetic Ulcus
Konsep Medis Dan Asuhan Keperawatan Diabetic Ulcus
Oleh
Tristantia Elwita Sari(9103011002)
Sisilia Novilia Fi (9103011028)
Fakultas Keperawatan
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2013
BAB 1
Konsep Medis
Pengertian
Diabetic Ulcer (ulkus diabetic) adalah : luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh sedang atau besar di tungkai. (Askandar 2001)
Ulkus diabetikus adalah salah satu bentuk komplikasi kronik Diabetes mellitus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya kematian jaringan setempat.
Etiologi
Faktor-faktor yang berpengaruh atas terjadinya ulkus diabetikum dibagi menjadi faktor endogen dan ekstrogen.
a. Faktor endogen
Genetik, metabolik.
Angiopati diabetik.
Neuropati diabetik.
b. Faktor ekstrogen
Trauma
Infeksi.
Patofisiologi
Salah satu akibat komplikasi kronik atau jangka panjang Diabetes mellitus adalah ulkus diabetika. Ulkus diabetika disebabkan adanya tiga faktor yang sering disebut Trias yaitu: Iskemik, Neuropati, dan Infeksi. Pada penderita DM apabila kadar glukosa darah tidak terkendali akan terjadi komplikasi kronik yaitu neuropati, menimbulkan perubahan jaringan syaraf karena adanya penimbunan sorbitol dan fruktosa sehingga mengakibatkan akson menghilang, penurunan kecepatan induksi, parastesia, menurunnya reflek otot, atrofi otot, keringat berlebihan, kulit kering dan hilang rasa, apabila diabetisi tidak hati-hati dapat terjadi trauma yang akan menjadi ulkus diabetika.
Iskemik merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kekurangan darah dalam jaringan, sehingga jaringan kekurangan oksigen. Hal ini disebabkan adanya proses makroangiopati pada pembuluh darah sehingga sirkulasi jaringan menurun yang ditandai oleh hilang atau berkurangnya denyut nadi pada arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal. Kelainan selanjutnya terjadi nekrosis jaringan sehingga timbul ulkus yang biasanya dimulai dari ujung kaki atau tungkai.
Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala dari ulkus diabetikus:
Nyeri
Kepucatan
Parestesia dan kesemutan
Denyut nadi hilang
Lumpuh
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari fontaine:
a. Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas (kesemutan).
b. Stadium II : terjadi klaudikasio intermiten
c. Stadium III : timbul nyeri saat istitrahat.
d. Stadium IV : terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).
Smeltzer dan Bare (2001: 1220).
Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan, yaitu:
Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti claw,callus .
Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.
Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada ulkus diabetikum adalah : Pemeriksaan fisika. InspeksiDenervasi kulit menyebabkan produktivitas keringat menurun, sehingga kulit kaki kering, pecah, rabut kaki / jari (-), kalus, b. Palpasi Kulit kering, pecah-pecah, tidak normal arteri dingin,pulsasi ( ) Ulkus :kalus tebal dan keras.
Pemeriksaan Radiologis : gas subkutan, benda asing, osteomielitis Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :a. Pemeriksaan darahPemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.b. UrinePemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
c. Kultur pusMengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.Penatalaksanaan Medis
Ada beberapa komponen dalam penatalaksanaan ulkus diabetik:
Pemberian insulin
Diet Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar untuk memberikan semua unsur makanan esensial, memenuhi kebutuhan energi, mencegah kadar glukosa darah yang tinggi dan menurunkan kadar lemak.
Latihan Dengan latihan ini misalnya dengan berolahraga yang teratur akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian kadar insulin.
Pemantauan Dengan melakukan pemantaunan kadar glukosa darah secara mandiri diharapkan pada penderita diabetes dapat mengatur terapinya secara optimal.
Terapi (jika diperlukan) Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari untuk mengendalikan kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari.
Pendidikan Tujuan dari pendidikan ini adalah supaya pasien dapat mempelajari keterampilan dalam melakukan penatalaksanaan diabetes yang mandiri dan mampu menghindari komplikasi dari diabetes itu sendiri.
Kontrol nutrisi dan metabolik Faktor nutrisi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penyembuhan luka. Adanya anemia dan hipoalbuminemia akan berpengaruh dalam proses penyembuhan. Perlu memonitor Hb diatas 12 gram/dl dan pertahankan albumin diatas 3,5 gram/dl. Diet pada penderita DM dengan selulitis atau gangren diperlukan protein tinggi yaitu dengan komposisi protein 20%, lemak 20% dan karbohidrat 60%. Infeksi atau inflamasi dapat mengakibatkan fluktuasi kadar gula darah yang besar. Pembedahan dan pemberian antibiotika pada abses atau infeksi dapat membantu mengontrol gula darah. Sebaliknya penderita dengan hiperglikemia yang tinggi, kemampuan melawan infeksi turun sehingga kontrol gula darah yang baik harus diupayakan sebagai perawatan pasien secara total.
Stres Mekanik Perlu meminimalkan beban berat (weight bearing) pada ulkus. Modifikasi weight bearing meliputi bedrest, memakai crutch, kursi roda, sepatu yang tertutup dan sepatu khusus. Semua pasien yang istirahat ditempat tidur, tumit dan mata kaki harus dilindungi serta kedua tungkai harus diinspeksi tiap hari. Hal ini diperlukan karena kaki pasien sudah tidak peka lagi terhadap rasa nyeri, sehingga akan terjadi trauma berulang ditempat yang sama menyebabkan bakteri masuk pada tempat luka.
Tindakan Bedah Berdasarkan berat ringannya penyakit menurut Wagner maka tindakan pengobatan atau pembedahan dapat ditentukan sebagai berikut: a. Derajat 0 : perawatan lokal secara khusus tidak ada. b. Derajat I V : pengelolaan medik dan bedah minor.
BAB II
Pengkajian
Identitas Klien
Nama
: -
Umur
: > 55 tahun
Jenis kelamin: laki-laki-perempuan (2:1)
Keluhan Utama
- adanya luka yang tidak sembuh-sembuh
Riwayat Penyakit Sekarang
Odem pada area sekitar luka, nyeri (sesuai grade luka), immobilisasi, neuropati
Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetes Melitus (+), HipertensiRiwayat Penyakit Keluarga
Ada keluarga yang menderita Diabetes Melitus
Riview Of Sistem
Sistem Respirasi
Biasanya tidak ada masalah
Sistem kardiovaskuler
Nadi di pedis melemah
Akral di bagian ekstremitas teraba dingin
Pucat
TD: normal
Nadi : normal / meningkat
Sistem saraf
Pusing
Sakit kepala
Gangguan penglihatan
Nyeri (sesuai grade)
Gelisah
Sensasi rasa berkurang
Sistem Perkemihan
Perubahan pola berkemih (poliuria)
Nokturia
Sistem Pencernaan
Anoreksia
Mual/muntah
Penurunan berat badan
Sering haus
Sistem Muskuloskeletal
Lemah, letih
Sulit bergerak/berjalan
Kram otot
Sistem Integumen
Odema di area luka
Adanya luka yang ngerowongan
Adanya jaringan nekrotik
Terdapat eksudat pada luka
Luka berbau busuk
Terdapat slough
Woc Ulkus Diabetic
Diagnosa Keperawatan
Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah dan nutrisi ke jaringan sekunder akibat diabetes mellitus yang ditandai dengan adanya odema sekitar Luka, Terdapat exudat disekitar luka, Luka berbau busuk, Slough, luka ngerowongan
Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan yang ditandai dengan klien mengungkapkan nyeri di luka kaki bagian kanan, Klien mengatakan nyeri ditelapak kaki kanan, klien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk, skala nyeri (sesuai grade luka 1-3), klien mengatakan nyeri dirasakan saat kaki digerakan , Sensasi rasa berkurang, TD : 120/90 mmHg, Nadi : > 100X/menit (60-100X/menit)
Hambatan Mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot sekunder akibat Ulkus Diabetika yang ditandai dengan klien mengungkapkan sulit untuk menggerakan kakinya, Klien mobilisasi ditempat tidur, Klien tampak lemah, Kram otot
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan otot sekunder akibat Ulkus Diabetika yang ditandai dengan klien mengungkapkan ia tidak bisa mandi sendiri, klien terlihat kurang memperhatikan kebersihan badannya, bau badan, kulit kotor.
5. Risiko infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan penjamu sekunder akibat Diabetes Mellitus
6. Potensial komplikasi gangguan perfusi Jaringan berhubungan dengan melemahnya atau menurunnya aliran darah ke daerah yang terluka
Analisa data
NoDataMasalahEtiologi
1. DS:
DO : - adanya odema sekitar
Luka
Terdapat exudat disekitar luka
Adanya jaringan nekrotikLuka berbau busukKerusakan integritas jaringan penurunan aliran darah dan nutrisi ke jaringan sekunder akibat Diabetes mellitus
2. DS : - klien mengungkapkan nyeri di luka kaki bagian kanan
DO : Klien mengatakan nyeri ditelapak kaki kanan klien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk- skala nyeri (sesuai grade lukas 1-3)
klien mengatakan nyeri dirasakan saat kaki digerakan
Gelisah
Sensasi rasa berkurangTD : 120/90 mmHg
Nadi : > 100X/menit (60-100X/menit)Nyeri Trauma jaringan
3. Ds : - klien mengungkapkan sulit untuk menggerakan kakinyaDo :Klien mobilisasi ditempat tidurKlien tampak lemahKram ototHambatan Mobilitas FisikKelemahan otot
Rencana Asuhan keperawatan
NoDiagnosa keperawatanTujuan & Kriteria hasilIntervensiRasional
1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah dan nutrisi ke jaringan sekunder akibat Diabetes mellitus yang ditandai dengan:
- adanya odema sekitar
Luka
Terdapat exudat disekitar luka
Luka berbau busuk
Slough- luka ngerowonganSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 24 jam diharapkan kerusakan integritas jaringan teratasi dengan kriteria hasil:
Odema berkurang/hilang
exudat disekitar luka berkurang/tidak adaAdanya jaringan granulasi
Tidak terdapat slough pada lukaBau busuk luka berkurangJelaskan pada klien mengenai keadaan klien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Ajarkan pasien untuk meletakan kaki lebih tinggi dari jantung, hindari penyilangan kaki
3. Rawat luka dengan baik dan benar sesuai instruksi dokter.
a. Lakukan pencucian luka dengan menggunakan Nacl 0,9%
b. Bila luka dengan nekrotik berikan modern jel yaitu hidorogel,
C. jika jaringan nekrotiknya lunak lakukan nekrotomi
d. Jika luka dengan slough lakukan hydrocolloid
e. Jika ada luka ngerowongan rawat luka dengan menggunakan kalsium alginat
f.Lakukan polyurethrane bila banyak exudat
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan kultur pus, dan pemberian antibiotik
5. Observasi luas dan keadaan luka serta proses penyembuhannya
Untuk membina hubungan saling percaya dan klien memahami proses penyakit/prognosis dan program terapi.
Untuk meningkatkan, melancarkan aliran darah balik sehingga tidak terjadi odemaNaCl 0,9% merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh,tidak iritan,melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering,mejaga kelembapan sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan serta mudah didapat dan harga relatif lebih murah.
Hydrogel adalah jenis toppical dressing berupa geli yang terdiri dari air dan gliserin yang dapat menghilangkan nekrotik dan eksudat.
Nekrotomi dilakukan untuk mengangkat jaringan nekrotik yang ada disekitar luka
d. Hydrocolloid memiliki sifat impermeable terhadap cairan dan oksigen, mengandung polyurethane, adherent (merekat) namun tidak menimbulkan nyeri dan memiliki Kemampuan dalam menyerap kelembaban yang berlebih e. Pemberian Ca alginat dapat membantu mengurangi terjadinya perdarahan, produksi eksudat, serta membantu mempercepat jaringan granulai.
f. Polyurethrane adalah tipe balutan luka yang cepat penyerapannya sehingga sangat baik digunakan pada luka yang banyak eksudatnya
4. pemeriksaan kultur pus untuk mengetahui jenis kuman dan antibiotik yang tepat untuk pengobatan.
5. Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya
2. Nyeri berhubungan dengan Trauma Jaringan yang ditandai dengan :
klien mengungkapkan nyeri di luka kaki bagian kanan
Klien mengatakan nyeri ditelapak kaki kanan klien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk- skala nyeri (sesuai grade luka 1-3)
klien mengatakan nyeri dirasakan saat kaki digerakan
Sensasi rasa berkurangTD : 120/90 mmHg
- Nadi : > 100X/menit (60-100X/menit)Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan nyeri teratasi dengan kriteria hasil:
Klien mengungkapkan nyeri berkurang atau nyeri hilang
Skala nyeri 2 (0-10)
TD normal
Nadi normal (60-100x/menit)Cipatakan lingkungan yang nyaman
Atur posisi pasien senyaman mungkin
Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik
Observasi skala nyeri pasien
Observasi Tekanan darah dan nadi pasien
Rangsangan berlebihan dari lingkungan akan memperberat rasa nyeri
Mengurangi sensasi tekanan pada area yang sakit
Teknik distraksi dan relaksasi dapat membantu mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien
Obat-obat analgesik dapat mengurangi nyeri
Dengan mengobservasi skala nyeri maka dapat diketahui tingkat nyeri yang dirasakan pasien
Untuk mengetahui perubahan tanda-tanda vital pasien.
3. hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot yang ditandai dengan:
- klien mengungkapkan sulit untuk menggerakan kakinya- Klien mobilisasi ditempat tidur- Klien tampak lemah- Kram ototSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan hambatan mobilitas fisik teratasi dengan kriteria hasil:
- klien dapat menggerakan kakinya
- klien tidak lemah
- keram otot hilang
Jelaskan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
Kajikemampuan pasien untuk melakukan aktivitas. Catat laporan kelelahan dan keletihan.
Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak pasif pada area yang sakit dan latihan gerak aktif pada area yang sehatBantu pasien dalam melaksanakan aktivitas dan latihan
Berikan alat bantu untuk ambulatori yang sesuai
Mengatur posisi yang nyaman.
Observasi kekuatan otot klien Untuk membina hubungan saling percaya dan klien memahami proses penyakit/prognosis dan program terapi.mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan
Dapat membantu mempertahankan integritas fungsi sendi.
4. Aktivitas dan latihan yang teratur dapat mengurangi kelemahan otot pasien
5. Untuk memudahkan pasien melakukan aktivitas
6. Posisi yang nyaman dapat memberikan rasa nyaman pada pasien saat beristirahat
7. untuk mengetahui perkembangan kekuatan otot klien.
Diabetes Melitus Kronik
Kadar glukosa dalam tubuh tidak terkendali
MK : Nyeri
Penimbunan sorbitol dan fruktosa
Komplikasi pada Vaskuler
Interpretasi nyeri
Makroangiopati & mikroangiopati
Impuls dihantar ke korteks serebri
Thalamus
vaskulopati
MK: PK. Gangguan perfusi jaringan
Menurunnya sirkulasi darah
Impuls dihantar ke dorsalcolum
iskemik
Pengeluaran Bradikinin
Hilang/berkurangnya denyut nadi pada arteri dorsalis pedis, tibialis
Defisit Perawatan Diri
Merangsang zat kimia
Hipoksia Jaringan
Risiko penyebaran infeksi di area sekitar luka
Ada jaringan yang terputus
Aktivitas dibantu sebagian/seluruh
Nekrosis jaringan
Terpapar dengan lingkungan bebas
Ulkus Diabetika
Mikroorganisme berkembang biak
Hambatan Mobilitas Fisik
Kemampuan fisik terbatas
MK : Kerusakan integritas jaringan