konsep etik dan moral asuhan keperawatan … · sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang...

33
KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL A. Pengertian etika keperawatan. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap di kesejahteraan manusia, yaitu dengan memberikan bantuan pada individu yang sehat maupun sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hari. Karena bidang garap keperawatan adalah manusia, maka dibutuhkan suatu aturan guna menata hubungan antara perawat dengan pasien, mulai dari tahap pengkajian sampai evaluasi. Salah satu aturan yang mengatur hubungan antara perawat-pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian. Secara falsafah etika dan moral ini tidak memiliki perbedaan (Ladd, 1978, lih, pada megan 1989). Perbedaan antar etika dan moral hanya terletak pada dasar linguistiknya saja. Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethikos-yang berarti adat-istiadat atau kebiasaan-, sedangkan moralitas berasal dari dari bahasa latin yang juga berarti adat-istiadat atau kebiasaan. Sumber lain menyatakan bahwa moral mempunyai arti tuntutan prilaku dan keharusan masyarakat, sedangkan etika mempunyai arti prinsip-prinsip dibelakang keharusantersebut. (Thompson dan Thompson, 1981; lih Doheny, Cook, Stoper, 1982). Dalam oxford advance learner‟s dictionary of current English, AS Hornby mengartikan etika sebagai system dari prinsip-pronsip moral atau aturan-aturan prilaku. Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh Curtin, yaitu etika merupakansuatu disiplin yang diawali dengan mengidentifikasi, mengorganisasi, menganalisis dan memutuskan prilaku manusia dengan menerapkan prinsip- prinsip untuk mendeterminasi prilaku yang baik terahdap terhadap situasi yang dihadapi (MacPahil, 1988).

Upload: hatuyen

Post on 01-May-2019

254 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

KONSEP ETIK DAN MORAL

ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

A. Pengertian etika keperawatan.

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap

di kesejahteraan manusia, yaitu dengan memberikan bantuan pada individu yang

sehat maupun sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hari. Karena

bidang garap keperawatan adalah manusia, maka dibutuhkan suatu aturan guna

menata hubungan antara perawat dengan pasien, mulai dari tahap pengkajian

sampai evaluasi.

Salah satu aturan yang mengatur hubungan antara perawat-pasien adalah

etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian. Secara falsafah

etika dan moral ini tidak memiliki perbedaan (Ladd, 1978, lih, pada megan 1989).

Perbedaan antar etika dan moral hanya terletak pada dasar linguistiknya saja.

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethikos-yang berarti adat-istiadat atau

kebiasaan-, sedangkan moralitas berasal dari dari bahasa latin yang juga berarti

adat-istiadat atau kebiasaan. Sumber lain menyatakan bahwa moral mempunyai

arti tuntutan prilaku dan keharusan masyarakat, sedangkan etika mempunyai arti

prinsip-prinsip dibelakang keharusantersebut. (Thompson dan Thompson, 1981;

lih Doheny, Cook, Stoper, 1982).

Dalam oxford advance learner‟s dictionary of current English, AS Hornby

mengartikan etika sebagai system dari prinsip-pronsip moral atau aturan-aturan

prilaku. Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan

perbuatan baik dan buruk.

Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh Curtin, yaitu etika

merupakansuatu disiplin yang diawali dengan mengidentifikasi, mengorganisasi,

menganalisis dan memutuskan prilaku manusia dengan menerapkan prinsip-

prinsip untuk mendeterminasi prilaku yang baik terahdap terhadap situasi yang

dihadapi (MacPahil, 1988).

Page 2: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Berkaitan dengan etika dan moral, terdapat pula istilah etiket yang

merupakan cara atau aturan yang sopan dalam hubungan social. Sedangkan etiket

professional berarti prilaku yang diharapkan bagi setiap anggota profesi untuk

bertindak dengan kapasitas profesionalnya (Tabbner 1981).

Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan

menjadi prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat

keputusan untuk menlindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh

semuaprofeso-termasuk keperawatan-, yang mendasari prinsip-prinsip

suatuprofesi dan tercermin dalam standar praktik profesi (Doheny, Cook, Stoper,

1982).

B. Konsep Moral Dalam Praktik Keperwatan.

Praktik keperawatan, termasuk etika keperawatan, mempunyai beberapa

dasar penting seperti advokasi, akuntabilitan , loyalitas, kepedulian, rasa haru dan

menghormati martabat manusia. Diantara berbagai pernyataan ini yang lazim

termaktub dalam standar praktik keperawatan dan telah menjadi bahan kajian

dalam waktu lama adalah advokasi, akuntabilitas dan loyalitas (fry, 1991; lih.

Creasia, 1991).

1. Advokasi

Istilah advokasi sering digunakan dalam konteks hokum yang berkaitan

dengan upaya melindungi hak-hak manusia bagi mereka yang tidak mampu

membela diri. Arti advokasi menurut ikatan perawat amerika/ANA (1985)

adalah “melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan dan

keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang

dilakukan oleh siapa pun”. Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai

dukungan aktif terhadap setiaphal yang memiliki penyebab/dampak penting.

Definisi ini mirip dengan yang dinyatakan oleh Gadow (1983; lih. Megan,

1989); bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang

melibatkan bantuan poerawat secara aktif kepada individu untuk secara bebas

untuk menentukan nasibnya sendiri.

Page 3: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Posisi perawat yang mempunyai jam kerja 8 sampai 10 atau 10 jam

memungkinkanya mempunyai banyak waktu untuk mengadakan hubungan baik

dan mengetahui keunikan pasien sebagai manusia holistic sehingga menempatkan

perawat sebagai advokat pasien (curtin, 1986; lih. Megan 1989).

Pada dasarnya peran perawat sebagai advokat pasien adalah member informasi

dan member bantuan kepada pasien atas keputusan apa pun yang dibuat pasien.

Member informasi berarti menyediakan penjelasan atau informasi sesuai

dibutuhkan pasien. Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu petan aksi dan

petran nonaksi. Dalam menjalankan petan aksi, perawat memberikan keyakinan

kepada pasien bahwa merekan mampunyai hak dan tanggungjawabdalam

menentukan pilihan atau keputusan sendiri dan tidak tertekan dengan pengaruh

orang lain. Sedangkan peran nonaksi mengandung arti pihak advokat seharusnya

menahan diri untuk tidak mempengaruhi keputusan pasien (Kohnke, 1982; lih.

Megan 1991).

Dalam menjalankanperan sebagai advokat, perawat harus menghargai pasien

sebagai individu yang memiliki berbagai karakteristik. Dalam hal ini perawat

memberikan perlindungan terhadap martabat dan nilai-nilai manusiawi pasien

selama dalam keadaan sakit.

2. Akuntabilitas.

Akuntabilitas merupakan konsep yang sangat penting dalam praktik keperawatan.

Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggungjawabkan suatu tindakan

yang dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut (Kozier,

erb 1991).

Fry (1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua komponenutama,

yakni tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang

dilakukan dilihat dari praktik keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat

dibenarkan atau abash.

Akuntabilitas adapat dipandang dalam suatu kerangkaistem hierarki, dimulai dari

tingkat individu, tingkat intuisi/professional dan tingkat social (Sullivian, Decker,

Page 4: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

1988; lih. Kozier Erb, 1991). Pada tingkat individu atautingkat pasien,

akuntabilitas direfleksikan dalam proses pembuatan keputusan tigkat perawat,

kompetensi, komitmen dan integritas. Pada tingkat intuisi, akuntabilitas

direfleksikan dalam pernyataan falsafah dan tujuan bidang keperawatanatau audit

keperawatan. Pada tingkat professional, akuntabilitas direfleksikan dalam standar

praktik keperawatan. Sedangkan pada tingkat soisal, direfleksikan dalam undang-

undang yng mengatur praktik keperawatan.

3. Loyalitas.

Loyalitas merupakan suatu konsep yang pelbagai segi, meliputi simpati, pedulu

dan hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan

dengan perawat.ini berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain

sebagai nilai dan tujuan sendiri.hubungan profesional dipertahnkan dengan cara

menyasun tujuan bersama, menepati janji, menentukan masalah dan prioritas serta

mengupayakan pencapaian kepuasan bersama (Jameton, 1984; Fry, 1991; lih.

Creasia, 1991).

Loyalitas merupakan elemen pembentuk kombinasi manusia yang

memoertahankan dan memperkuat anggota masyarakat keperawatan dalam

mencapai tujuan. Dalam mempertahankan loyalitas, tidak berarti tidak terjadi

konflik. Loyalitas dapat mengancam asuhan keperawatan, bila terhadap anggota

profesi atau teman sejawat, loyalitas lebih penting dari asuhan keperawatan.

Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan

berbagai pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh

setiap perawat, baik loyalitas terhadap pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun

profesi. Untuk mewujudkan ini, AR. Tabbner (1981; lih. Creasia, 1991)

mengajukan berbagai argumentasi.

a. Masalah pasien lain tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan perawata

harus bijaksana bila informasi dari pasien harus didiskusikan secara profesional.

Page 5: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

b. Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat dan berbagai

persoalan, yang berkaitan dengan pasien, rumah sakit atau pekerja rumah sakit,

harus didiskusikan dengan umum (terbuka dengan masyarakat).

c. Perawat hatus menghargai dan memberi bantuan kepada teman sejawat.

Kegagalan dalam melakukan hal ini dapat menurunkan penghargaan dan

kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan.

d. Pandangan masyarakat terhadap profesi keperawatan ditentukan oleh kelakuan

anggota profesi (perawat). Perawat harus menunjukan loyalitas terhadap profesi

dengan berprilaku secara tepat pada saat bertugas.

C. Pengertian Isue Legal

Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat di perkirakan terjadi

atau tidak terjadi di masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, social,

politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, hari kematian

ataupun tentang krisis.

Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang

(Kamus Besar Bahasa Indonesia).Aspek legal yang sering pula disebut dasar

hukum praktik keperawatan mengacu pada hukum nasional yang berlaku di suatu

negara. Hukum bermaksud melindungi hak publik, misalnya undang-undang

keperawatan bermaksud melindungi hak publik dan kemudian melindungi hak

perawatan.Praktik keperawatan adalah Tindakan mandiri perawat professional

melalui kerja sama bersifat kolaboratif dengan pasien/klien dan tenaga kesehatan

lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan

tanggung jawabnya.Dengan demikian seseorang perawat profesional yang dalam

memberikan praktik asuhan keperawatan sudah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan/ hukum, maka dapat diartikan bahwa praktik asuhan

keperawatan tersebut legal.

Jadi, Issue legal dalam praktik keperawatan adalah suatu peristiwa atau

kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang dan

Sah, sesuai dengan Undang-Undang/Hukum mengenai tindakan mandiri perawat

profesional melalui kerjasama dengan klien baik individu, keluarga atau

Page 6: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

komunitas dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan

asuhan keperawatan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya,

baik tanggung jawab medis/kesehatan maupun tanggung jawab hukum.

Perawat perlu tahu tentang hukum yang mengatur prakteknya untuk:

1. Memberikan kepastian bahwa keputusan & tindakan perawat yang

dilakukan konsisten dengan prinsip-prinsip hukum

2. Melindungi perawat dari liabilitas

D. Karakteristik praktik keperawatan professional

1. Otoritas (authority), yakni memiliki kewenangan sesuai dengan

keahliannya yang akan mempengaruhi proses asuhan melalui peran

professional.

2. Akuntabilitas (accountability), yakni tanggung gugat terhadap apa yang

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan tanggung

jawab kepada klien,diri sendiri, dan profesi, serta mengambil keputusan

yang berhubungan dengan asuhan

3. Pengambilan keputusan yang mandiri (independent decision ,making),

berarti sesuai dengan kewenangannya dengan dilandasi oleh pengetahuan

yang kokoh dan keputusan (judgment) pada tiap tahap proses keperawatan

dalam menyelesaikan masalah klien.

4. Kolaborasi, artinya dapat bekerja sama, baik lintas program maupun lintas

sector dengan berbagai disiplin dalam mengakses masalah klien dan

membantu klien menyelesaikannya.

5. Pembelaan atau dukungan (advokasi), artinya bertindak demi hak klien

untuk mendapatkan asuhan yang bermutu dengan mengadakan intervensi

untuk kepentingan atau demi klien, dalam mengatasi masalahnya, serta

behadapan dengan pihak-pihak lain yang lebih luas (sistem at large).

6. Fasilitasi (Facilitation), artinya mampu memberdayakan klien dalam upaya

meningkatkan derajat kesehatannya demi memaksimalkan potensi dari

organisasi dan sistem klien keluarga dalam asuhan.

Untuk melindungi masyarakat dan perawat dalam praktik keperawatan,

perlu disusun peraturan perundang-undangan keperawatan sebagai aspek legal

Page 7: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

dari profesi keperawatan.Perundang-undangan yang mengatur praktik keperawatn

disebut undang-undang atau peraturan praktik kepperawatan.Bentuk perundang-

undangan tersebut diatur sesuai dengan kebutuhan dan jenjang peraturan

perundang-undangan.

E. Peran Keperawatan Berkaitan Dengan Praktik Legal

Perawat bekerja di berbagai tempat di luar lingkungan perawatan yang

melembaga termasuk dalam lingkungan komunitas adalah tempat kerja

okupasional atau industri di mana perawat memberikan perawatan primer

preventif dan terus menerus bagi pekerja, kesehatan publik atau komunitas,

dimana pelayanan preventif seperti imunisasi dan perawatan anak yang baik

diberikan di sekolah, rumah dan klinik dan perawatan kesehatan rumah, yang

memberikan pelayanan lanjutan setelah hospitalisasi. Klien juga dapat dirawat

dalam fasilitas perawatan jangka panjang.

Penting bahwa perawat, terutama mereka yang dipekerjakan dalam lingkungan

kesehatan komunitas, memahami hukum kesehatan publik.Legislatur Negara

membuat undang-undang dibawah kode kesehatan, yang menjelaskan laporan

hukum untuk penyakit menular, imunisasi sekolah, dan hukum yang diharapkan

untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi resiko kesehatan di komunitas.

The center for disease control and prevention (CDC) the occupational health and

safety act (DHSA) juga memberikan pedoman pada tingkat nasional untuk

lingkungan komunitas dan bekerja dengan aman dan sehat. Kegunaan dari hukum

kesehatan publik adalah perlindungan kesehatan publik, advokasi untuk hak

manusia, mengatur pelayanan kesehatan dan keuangan pelayanan kesehatan dan

untuk memastikan kesehatan public.

F. Berbagai Issue Legal Dalam Keperawatan

Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan

kerahasiaan pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara,

dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing

dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap

Page 8: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal)

guna menghindari malpraktek perawat antarnegara bagian.Isu legal aspek seperti

akontabilitas dan malprakatek, dan sebagainya dalam kaitan telenursing masih

dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan

kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar

operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan

jaminan informasi yang diberikan.Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan

strategi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan

asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang

menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.

Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan

privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait

dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan

tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah:

1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang

diberikan harus tetap terjaga

2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan

potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui

internet atau telepon) dan keuntungannya

3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol

dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email

4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan

penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek

G. Isu Legal Dalam Keperawatan Berkaitan Dengan Hak Pasien

Kesadaran masyarakat terhadap hak-hak mereka dalam pelayanan kesehatan

dan tindakan yang manusiawi semakin meningkat, sehingga diharapkan adanya

pemberi pelayanan kesehatan dapat memberi pelayanan yang aman, efektif dan

ramah terhadap mereka. Jika harapan ini tidak terpenuhi, maka masyarakat akan

menempuh jalur hukum untuk membela hak-haknya.

Page 9: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Klien mempunyai hak legal yang diakui secara hukun untuk mendapatkan

pelayanan yang aman dan kompeten.Perhatian terhadap legal dan etik yang

dimunculkan oleh konsumen telah mengubah sistem pelayanan

kesehatan.Kebijakan yang ada dalam institusi menetapkan prosedur yang tepat

untuk mendapatkan persetujuan klien terhadap tindakan pengobatan yang

dilaksanakan.Institusi telah membentuk berbagai komite etik untuk meninjau

praktik profesional dan memberi pedoman bila hak-hak klien terancam.Perhatian

lebih juga diberikan pada advokasi klien sehingga pemberi pelayanan kesehatan

semakin bersungguh-sungguh untuk tetap memberikan informasi kepada klien dan

keluarganya bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan.

Tipe Tindakan Legal

Terdapat dua macam tindakan legal: tindakan sipil/pribadi, dan tindakan kriminal.

a. Tindakan sipil berkaitan dengan isu antara individu-individu. Contohnya:

seorang pria dapat mengajukan tuntutan terhadap seseorang yang diyakininya

telah menipunya.

b. Tindakan kriminal berkaitan dengan perselisihan antara individu dan

masyarakat secara keseluruhan. Contohnya: jika seorang pria menembak

seseorang, masyarakat akan membawanya ke persidangan.

Masalah Legal Dalam Keperawatan

Hukum dikeluarkan oleh badan pemerintah dan harus dipatuhi oleh warga

negara. Setiap orang yang tidak mematuhi hukun akan terikat secara hukum untuk

menanggung denda atau hukuman penjara. Beberapa situasi yang perlu dihindari

seorang perawat :

1. Pelanggaran adalah perlakuan seseorang yang dapat merugikan orang lain berupa

harta atau milik lainnya secara di sengaja atau tidak disengaja. Jika ada tuntutan

hukum, biasanya diselesaikan secara perdata dengan mengganti kerugia tersebut.

Contoh : menghilangkan barang titipan klien atau merugikan nama baik klien.

2. Kejahatan adalah suatu perlakuan merugikan publik. Karena terlalu parah,

kejahatan yang dianggap tindakan perdata (tort) dapat digolongkan sebagai

tindakan kriminal (tindakan pidana). Tindak kriminal atau pidana ini dapat

dijatuhi hukuman denda atau penjara, atau kedua-duanya.

Contoh :

Page 10: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

a. Kecerobohan luar biasa yang menunjukkan bahwa pelaku tidak mengindahkan

sama sekali nyawa orang lain (korban). Kejahatan ini dapat dikenakan tindak

perdata maupun pidana.

b. Kealpaan mematuhi undang-undang kesehatan yang mengakibatkan tewasnya

orang lain atau mengonsi/mengedarkan obat-obatan terlarang. Kejahatan ini dapat

dianggap sebagai tindakan kriminal (lepas dari kenyataan disengaja atau tidak).

3. Kecerobohan dan praktik sesat. Kecorobohan adalah suatu perbuatan yang

tidak akan dilakukan oleh seseorang yang bersikap hati-hati dalam situasi yang

sama. Dengan kata lain, perbuatan yang dilakukan di luar koridor standar

keperawatan yang telah ditetapkan dan dapat menimbulkan kerugian.

Apabila hal tersebut terjadi dan ada penuntutan, hakim/juri biasanya

menggunakan saksi ahli (orang yang ahli di bidang tersebut).

Contoh:

a. Sembarangan menguras barang pribadi klien (pakaian, uang, kacamata, dll)

sehingga rusak atau hilang.

b. Tidak menjawab tanda panggilan klien yang di rawat sehingga klien mencoba

mengatasinya sendiri dan terjadi cedera.

c. Tidak melakukan tindakan perlindungan pada klien yang mengakibatkan klien

cedera, misalnya tidak mengambilkan air panas dari dekat klien yang

mengakibatkan air tersebut tumpah kena klien dan klien mengalami luka bakar.

d. Gagal melaksanakan perintah perawatan, gagal memberi obat secara tepat atau

melaporkan tanda dan gejala yang tidak sesuai dengan kenyataan, tidak

menyelidiki perintah yang meragukan sebelumnya sehingga dengan

kelalaian/kegagalan tersebut menimbulkan cedera.

Selanjutnya, secara profesional dikatakan bahwa kecerobohan sama dengan

pelaksanaan praktik buruk, praktik sesat, atau malpraktik.

4. Pelanggaran penghinaan, yaitu suatu perkataan atau tulisan yang tidak benar

mengenai seseorang sehingga orang tersebut merasa terhina dan dicemooh. Jika

pernyataan tersebut dalam bentuk lisan, disebut slander dan jika berbentuk

tulisan, disebut libel.

Contoh :

a. Pernyataan palsu

Page 11: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

b. Menuduh orang secara keliru

c. Memberi keterangan palsu kepada klien.

Orang yang di dakwa dengan tuduhan slander atau libel tidak dapat diancam

hukuman jika ia dapat membuktikan kebenaran pernyataan (lisan/tulisan).

Tuduhan ini dapat dibela dengan komunikasi yang didasarkan pada anggapan

bahwa petugas profesional tidak dapat memberi pelayanan yang baik tanpa

pembeberan fakta secara lengkap mengenai masalah yang di hadapinya.Jadi,

informasi berprivilese merupakan informasi rahasia antarpetugas profesional

dengan kliennya, misalnya antara perawat/dokter dengan kliennya, antara

pngacara dengan kliennya, antara kiai dengan pemeluk agamanya.

5. Penahanan yang keliru adalah penahanan klien tanpa alasan yang tepat atau

pencegahan gerak seseorang tanpa persetjuannya, misalnya menahan klien pulang

dari rumah sakit guna mendapat perawatan tambahan tanpa persetujuan klien yang

bersangkutan, kecuali jika klien tersebut mengalami gangguan jiwa atau penyakit

menular yang apabila di pulangkan dari rumah sakit akan membahayakan

masyarakat. Untuk itu, rumah sakit mempunyai formulir khusus yang

ditandatangani klien/keluarga, yang menyatakan bahwa rumah sakit yang

bersanguktan tidak bertanggung jawab apabila klien cedera karena meninggalkan

rumah sakit tersebut.

6. Pelanggaran privasi, yaitu tindakan mengekspos/memamerkan/menyampaikan

seseorang (klien) kepada publik, baik orangnya langsung, gambar ataupun

rekaman, tanpa persetujuan orang/klien yang bersangkutan, kecuali ekspos klien

tersebut memang diperlukan menurut prosuder perawatannya.

Contoh:

a. Menyebar gosip atau memberi informasi klien kepada orang yang tidak berhak

memperoleh informasi itu.

b. Memberi perawatan tanpa memerhatikan kerahasiaan klien, yaitu klien di

lihat/didengar orang lain sehingga klien merasa malu.

7. Ancaman dan pemukulan. Ancaman (assault) adalah suatu percobaan/ancaman,

melakukan kontak badan dengan orang lain tanpa persetujuannya. Pemukulan

(batter) adalah ancaman yang dilaksanakan. Setiap orang diberi kebebasan dari

kontak badan dari orang lain, keculi jika ia telah menyatakan perseujuannya.

Page 12: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Contoh: jika klien dioperasi tanpa persetujuan yang bersangkutan/keluarganya,

dokter/rumah sakit tersebut dapat dituntut secara hukum.

8. Penipuan adalah pemberian gambaran salah secara sengaja yang dapat

mengakibatkan atau telah mengakibatkan kerugian atau cedera pada seseorang

atau hartanya..

Contoh : memberi data yang keliru guna mendapat lisensi keperawatan.

Tanggung jawab professional untuk pelayanan yang diberikan. Perawat

kesehatan komunitas memiliki tanggung jawab legal untuk menjalankan hukum

yang diberikan untuk melindungi kesehatan public. Hukum ini dapat mencakup

pelaporan kecurigaan adanya penyalahgunaan dan pengabaian, laporan penyakit

menular, memastikan bahwa imunisasi yang diperlukan telah diterima oleh klien

komunitas dan laporan masalah yang berhubungan dengan kesehatan lain

diberikan untuk melindungi kesehatan public.

H. Proses Legalisasi Praktik Keperawatan

Legislasi Keperawatan adalah proses pembuatan undang-undang atau

penyempurnaan perangkat hukumyang sudah ada yang mempengaruhi ilmu dan

kiat dalam praktik keperawatan (Sand,Robbles1981).

Legislasi praktek keperawatan merupakan ketetapan hukum yang mengatur

hak dan kewajiban seorang perawat dalam melakukan praktek keperawatan.

Legislasi praktek keperawatan di Indonesia diatur melalui Surat Keputusan

Menteri Kesehatan tentang registrasi dan praktek perawat.

Legislasi (Registrasi dan Praktek Keperawatan) Keputusan Menteri

Kesehatan No.1239/Menkes/XI/2001, Latar belakang “Perawat sebagai tenaga

profesional bertanggung jawab dan berwenang memberikan pelayanan

keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan

lainnya sesuai dengan kewenangannya.Untuk itu perlu ketetapan yang mengatur

tentang hak dan kewajiban seseorang untuk terkait dengan pekerjaan/profesi.”

Page 13: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Legislasi Keperawatan ini dapat dibagi atas 3 tahap, antara lain :

1. Surat Izin Perawat (SIP)

Surat ini diberikan oleh Departemen Kesaehatan kepada perawat setelah

lulus dari pendidikan keperawatan sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan

untuk menjalankan praktek keperawatan.

Registrasi SIP adalah suatu proses dimana perawat harus (wajib)

mendaftarkan diri pada kantor wilayah Departemen Kesehatan Propinsi untuk

mendapat Surat Izin Perawat (SIP) sebagai persyaratan menjalankan pekerjaan

keperawatan dan memperoleh nomor registrasi. Sasarannya adalah semua

perawat.Sedangkan yang berwenang mengeluarkannya adalah Kepala Dinas

Kesehatan Propinsi dimana institusi perawat itu berasal. Bagi perawat yang sudah

bekerja sebelum ditetapkan keputusan ini memperolah SIP dari pejabat kantor

kesehatan kabupaten/kota diwilayah tempat kerja perawat yang bersangkutan.

Jenis dan waktu registrasi :

a. Registrasi awal dilakukan setelah yang bersangkutan lulus pendidikan

keperawatan selambat-lambatnya 2 tahun sejak peraturan ini di keluarkan.

b. Registrasi ulang dilakukan setelah 5 tahun sejak tanggal registrasi sebelumnya,

diajukan 6 bulan berakhir berlakunya SIP.

2. Surat Izin Kerja (SIK)

Surat ini merupakan bukti yang diberikan kepada perawat untuk melakukan

praktek keperawatan di sarana pelayanan kesehatan.SIK hanya berlaku pada satu

tempat sarana pelayanan kesehatan. Pejabat yang berwenang menerbitkan SIK

adalah kantor dinas kabupaten / kota dimana yang bersangkutan akan

melaksanakan praktek keperawatan.

3. Surat Izin Praktek Perawat (SIPP)

Surat ini merupakan bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk

menjalankan praktek keperawatan secara perorangan atau kelompok.SIPP hanya

berlaku untuk satu tempat praktek perorangan atau kelompok dimana yang

bersangkutan mendapat izin untuk melakukan praktek perawat. Pejabat yang

berwenang menerbitkan SIPP adalah kantor dinas kabupaten / kota dimana yang

bersangkutan akan melaksanakan praktek keperawatan.

Page 14: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

I. Kredensial

Kredensial merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan

kompetensi keperawatan. Proses kredensial merupakan salah satu cara profesi

keperawatan mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas persiapan

pendidikan anggotanya. Kredensial meliputi pemberian izin praktik (lisensi),

registrasi (pendaftaran), pemberian sertifikat (sertifikasi) dan akreditasi (Kozier

Erb, 1990)

Proses penetapan dan pemeliharaan kompetensi dalam praktek keperawatan

meliputi:

1. Pemberian lisensi

Pemberian lisensi adalah pemberian izin kepada seseorang yang memenuhi

persyaratan oleh badan pemerintah yang berwenag, sebelum ia diperkenankan

melakukan pekerjaan dan prakteknya yang telah ditetapkan. Tujuan lisensi ini:

a. Membatasi pemberian kewenangan melaksanakan praktik keperawatan hanya

bagi yang kompeten

b. Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai

kompetensi yang diperlukan

2. Registrasi

Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi lain pada

badan resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Perawat yang telah

terdaftar diizinkan memakai sebutan registered nurse. Untuk dapat terdaftar,

perawat harus telah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari

badan pendaftaran dengan nilai yang diterima. Izin praktik maupun registrasi

harus diperbaharui setiap satu atau dua tahun. Dalam masa transisi professional

keperawatan di Indonesia, sistem pemberian izin praktik dan registrasi sudah

saatnya segera diwujudkan untuk semua perawat baik bagi lulusan SPK, akademi,

sarjana keperawatan maupun program master keperawatan dengan lingkup praktik

sesuai dengan kompetensi masing-masing.

Register Nurse:

a.Mengkaji status kesehatan individu dan kelompok

b.Menegakkan diagnosa keperawatan

Page 15: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

c.Menentukan tujuan untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan

d.Membuat rencana strategi perawatan

e. Menyusun intervensi keperawatan untuk mengimplementasikan strategi perawatan

f.Memberi kewenangan intervensi keperawatan yang dapat dilaksanakan orang lain,

dan tidak bertentangan dengan undang-undang

Tujuan registrasi:

a. Menjamin kemampuan perawat untuk melakukan praktek keperawatan

b. Mempertahankan prosedur penatalaksanaan secara objektif

c.Mengidentifikasi jumlah dan kwalifikasi perawat yg akan melakukan praktek

keperawatan

d.Mempertahankan proses pemantauan dan pengendalian jumlah dan kwalitas

perawat profesional

3. Sertifikasi

Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah

memenuhi standar minimal kompetensi praktik pada area spesialisasi tertentu

seperti kesehatan ibu dan anak, pediatric, kesehatan mental, gerontology dan

kesehatan sekolah. Sertifikasi telah diterapkan di Amerika Serikat.Di Indonesia

sertifikasi belum diatur, namun demikian tidak menutup kemungkinan dimasa

mendatang hal ini dilaksanakan.

Tujuan sertifikasi:

a.Menyatakan pengetahuan, keterampilan dan perilaku perawat sesuai dengan

pendidikan tambahan yg diikutinya

b.Menetapkan klasifikasi, tingkat dan lingkup praktek perawat sesuai pendidikan

c.Memenuhi persyaratan registrasi sesuai dengan area praktek keperawatn

4. Akreditasi

Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status akreditasi

kepada institusi, program atau pelayanan yang dilakukan oleh organisasi atau

badan pemerintah tertentu. Hal-hal yang diukur meliputi struktur, proses dan

kriteria hasil. Pendidikan keperawatan pada waktu tertentu dilakukan

penilaian/pengukuran untuk pendidikan DIII keperawatan dan sekolah perawat

kesehatan dikoordinator oleh Pusat Diknakes sedangkan untuk jenjang S 1 oleh

Page 16: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Dikti. Pengukuran rumah sakit dilakukan dengan suatu sistem akrteditasi rumah

sakit yang sampai saat ini terus dikembangkan.

Perlindungan Legal Keperawatan

Untuk menjalankan praktiknya secara hukum perawat harus dilindungi dari

tuntutan malpraktik dan kelalaian pada keadaan darurat.Contoh :

a. UU di AS yang bernama Good Samaritan Acts yang memberikan perlindungan

tenaga kesehatan dalam memberikan pertolongan pada keadaan darurat.

b. Di kanada terdapat UU lalu lintas yang memperbolehkan setiap orang untuk

menolong korban pada setiap situasi kecealakaan yang bernama Traffic Acrt.

c. Di Indonesia UU kesehatan No.23 tahun 1992.

Undang-undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi

para perawat.PPNI pada kongres Nasional ke duanya di Surabaya tahun 1980

mulai merekomendasikan perlunya bahan-bahan perundang-undangan untuk

perlindungan hukum bagi tenaga keperawatan.Tidak adanya Undang-Undang

perlindungan bagi perawat menyebabkan perawat secara penuh belum dapat

bertanggung jawab terhadap pelayanan yang mereka lakukan. Tumpang tindih

antara tugas dokter dan perawat masih sering tejadi dan beberapa perawat lulus

pendidikan tinggi merasa prustasi karena tidak adanya kejelasan tentang peran,

fungsi dan kewenangannya. Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap

sama pengetahuan dan ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang

ilmiah yang mereka miliki.

Pentingnya Undang-undang Praktik Keperawatan

Ada beberapa alasan mengapa Undang-Undang Praktik Keperawatan dibutuhkan.

1. Pertama, alasan filosofi. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam

peningkatan derajat kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan

kesehatan mulai dari pelayanan pemerintah dan swasta, dari perkotaan hingga

pelosok desa terpencil dan perbatasan. Tetapi pengabdian tersebut pada

kenyataannya belum diimbangi dengan pemberian perlindungan hukum, bahkan

cenderung menjadi objek hukum (WHO, 2002).

2. Kedua, alasan yuridis. UUD 1945, pasal 5, menyebutkan bahwa Presiden

memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang dengan persetujuan Dewan

Page 17: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Perwakilan Rakyat. Demikian Juga UU Nomor 23 tahun 1992, Pasal 32, secara

eksplisit menyebutkan bahwa pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan

berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan

untuk itu. Sedang pasal 53, menyebutkan bahwa tenaga kesehatan berhak

memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan

profesinya.Ditambah lagi, pasal 53 bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan

tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak

pasien. Disisi lain secara teknis telah berlaku Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat.

3. Ketiga, alasan sosiologis. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan

khususnya pelayanan keperawatan semakin meningkat. Hal ini karena adanya

pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan, dari model medikal

yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan, ke

paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai

informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996).

Disamping itu, masyarakat membutuhkan pelayanan keperawatan yang

mudah dijangkau, pelayanan keperawatan yang bermutu sebagai bagian integral

dari pelayanan kesehatan, dan memperoleh kepastian hukum kepada pemberian

dan penyelenggaraan pelayanan keperawatan.Keperawatan merupakan salah satu

profesi dalam dunia kesehatan.Sebagai profesi, tentunya pelayanan yang diberikan

harus professional, sehingga perawat/ners harus memiliki kompetensi dan

memenuhi standar praktik keperawatan, serta memperhatikan kode etik dan moral

profesi agar masyarakat menerima pelayanan dan asuhan keperwatan yang

bemutu.

J. Undang-Undang yang Berkaitan dengan Praktik Keperawatan

1. UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan

Bab II (tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa

pemerintah mengatur kedudukan hukum, wewenang dan kesanggupan

hukum.

Page 18: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

2. UU No. 6 tahun 1963 tentang tenaga kesehatan

UU ini merupakan penjabaran dari UU No. 9 tahun 1960.UU ini

membedakan tenaga kesehatan sarjana dan bukan sarjana.Tenaga sarjana meliputi

dokter, doter gigi dan apoteker.Tenaga perawat termasuk dalam tenaga bukan

sarjana atau tenaga kesehatan dengan pendidikan rendah, termasuk bidan dan

asisten farmasi dimana dalam menjalankan tugas dibawah pengawasan dokter,

dokter gigi dan apoteker.Pada keadaan tertentu kepada tenaga pendidik rendah

dapat diberikaqn kewenangan terbats untuk menjalankan pekerjaannya tanpa

pengawasan langsung.

UU ini boleh dikatakan sudah using karena hanya mengklaripikasikan

tenaga kesehatan secara dikotomis (tenaga sarjana dan bukan sarjana).UU ini juga

tidak mengatur landasan hukum bagi tenaga kesehatan dalam menjalankan

pekerjaannya.Dalam UU ini juga belum tercantum berbagai jenis tenaga sarjana

keperawatan seperti sekarang ini dan perawat ditempatkan pada posisi yang secara

hukum tidak mempunyai tanggung jawab mandiri karena harus tergantung pada

tenaga kesehatan lainnya.

3. UU kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang wajib kerja paramedis

Pada pasal 2,ayat (3) dijelasakan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda,

menengah dan rendah wqajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3

tahun.Dalam pasal 3 dihelaskan bahwa selama bekerja pada pemerintah, tenaga

kesehatan yang dimaksut pada pasal 2 memiliki kedudukan sebagain pegawai

negeri sehingga peraturan-peraturan pegawai negeri juga diberlakukan

terhadapnya.UU ini untuk saat ini sudah tidak sesuai dengan kemampuan

pemerintah dalam mengangkat pegawai negeri. Penatalaksanaan wajib kerja juga

tidak jelas dalam UU tersebut sebagai contoh bagai mana sisitem rekruitmen

calon pesrta wajib kerja, apa sangsinya bila seseorang tidak menjalankaqn wajib

kerja dll. Yang perlu diperhatikan dalam UU ini,lagi posisi perawat dinyatakan

sebagai tenaga kerja pembantu bagi tenaga kesehatan akademis termasuk dokter,

sehingga dari aspek propesionalisasian, perawat rasanya masih jauh dari

kewenangan tanggung jawab terhadap pelayanannya sendiri.

4. SK Menkes No. 262/per/VII/1979 tahun 1979

Page 19: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Membedakan para medis menjadi dua golongan yaitu paramedic keperawatan

(termasuk bidan) dan paramedic non keperawata.Dari aspek hukum, sartu hal

yang perlu dicatat disini bahwa tenaga bidan tidak lagi terpisah tetapi juga

termasuk kategori tenaga keperawatan.

5. Permenkes. No. 363/ Menkes/ per/XX/1980 tahun 1980

Pemerintah membuat suatu pernyataan yang jelas perbedaan antara tenaga

keperawatan dan bidan.Bidan seperti halnya dokter, diizinkan mengadakan

praktik swasta, sedangkan tenaga keperawatan secara resmi

tidak diizinkan.Dokter dapat membuka praktik swasta untuk mengobati orang

sakit dan bidan dapat menolong persalinan dan pelayanan KB.Peraturan ini boleh

dikatakan kurang relevan atau adil bagi propesi keperawatan. Kita ketahuai

Negara lain perawat diizinkan membuka praktik swasta. Dalam bidang kuratif

banyak perawat harus menggantikan atau mengisi kekujrangan tenaga dokter

untuk mengobati penyakit terutam dipuskesmas- puskesmas tetapi secara hukum

hal tersebut tidak dilindungi terutama bagi perawat yang memperpanjang

pelayanan dirumah.Bila memang secara resmi tidak diakui, maka seharusnya

perawat dibebaskan dari pelayanan kuratif atau pengobatan untuk benar-benar

melakuan nursing care.

6. SK Mentri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 94/Menpan/

1986,tanggal 4 Nopember 1989, tentang jabatan fungsional tenaga

keperawatan dan system kredit poin.

Dalam system ini dijelaskan bahwa tenaga keperawatan dapat naik jabatannya

atau naik pangkatnya setiap 2 tahun bila memenuhi angka kredit

tertentu. Dalam SK ini, tenaga keperawatan yang dimaksud adalah : penyenang

kesehatan, yang sudah mencapai golongan II/a, Pengatur Rawat/ Perawat

Kesehatan/Bidan, Sarjana Muda/D III Keperawatan dan Sarjana/S I Keperawatan.

System ini menguntungkan perawat karena dapat naik pangkatnya dan tidak

tergantung kepada pangkat/ golongan atasannya

7. UU kesehatan No. 23 tahun 1992

Merupakan UU yang banyak member kesempatan bagi perkembangan termasuk

praktik keperawatan professional karena dalam UU ini dinyatakan tentang standar

Page 20: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

praktik, hak-hak pasien, kewenangan, maupun perlindungan hukum bagi profesi

kesehatan termasuk keperawatan.

Beberapa pernyataan UU kes. No. 23 Th. 1992 yang dapat dipakai sebagai

acuan pembuatan UU praktik keperawatan adalah :

a. Pasal 32 ayat 4

Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan

ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang

mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.

b. Pasal 53 ayat I

Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan

tugas sesui dengan profesinya.

c. Pasal 53 ayat 2

Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi

standar profesi dan menghormati hak pasien.

Perspektif Transkultural dalam Keperawatan

1. Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan

Sebelum mengetahui lebih lanjut keperawatan transkultural, perlu kita

ketahui apa arti kebudayaan terlebih dahulu. Kebudayaan adalah suatu system

gagasan, tindakan, hasil karya manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam

rangka kehidupan masyarakat. (koentjoroningrat, 1986

Wujud-wujud kebudayaan antara lain :

1.Kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan

2.Kompleks aktivitas atau tindakan

3.Benda-benda hasil karya manusia

Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang dapat

dikembangkan dan diaplikasikan dalam praktek keperawatan. Teori transkultural

dari keperawatan berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam

konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konteks atau konsep keperawatan

yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai cultural yang

melekat dalam masyarakat.

Page 21: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Menurut Leinenger, sangat penting memperhatikan keragaman budaya dan nilai-

nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut

diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural

shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu

beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya.

Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat yang humanis yang

difokuskan pada perilaku individu/kelompok serta proses untuk mempertahankan

atau meningkatkan perilaku sehat atau sakit secara fisik dan psikokultural sesuai

latar belakang budaya. Sedangkan menurut Leinenger (1978), keperawatan

transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisa dan

studi perbandingan tentang perbedaan budaya.

Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji,

mengerti dan menggunakan norma pemahaman keperawatan transcultural dalam

meningkatkan kebudayaan spesifik dalam asuhan keperawatan. Asumsinya adalah

berdasarkan teori caring, caring adalah esensi dari, membedakan, mendominasi

serta mempersatukan tindakan keperawatan. Perilaku caring diberikan kepada

manusia sejak lahir hingga meninggal dunia. Human caring merupakan fenomena

universal dimana,ekspresi, struktur polanya bervariasi diantara kultur satu tempat

dengan tempat lainnya.

2. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural

Konsep dalam transcultural nursing adalah :

a. Budaya

Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dibagi serta

memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.

b. Nilai budaya

Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan yang

dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan

c. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan

Merupakan bentuk yang optimal dalam pemberian asuhan keperawatan

d. Etnosentris

Budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki

individu menganggap budayanya adalah yang terbaik.

Page 22: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

e. Etnis

Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan

menurut cirri-ciri dan kebiasaan yang lazim

f. Ras

Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal

manusia. Jenis ras umum dikenal kaukasoid, negroid,mongoloid.

g. Etnografi: Ilmu budaya

Pendekatan metodologi padapenelitian etnografi memungkinkan perawat untuk

mengembangkan kesadaran yang tinggi pada pemberdayaan budaya setiap

individu.

h. Care

Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan, dukungan perilaku

pada individu, keluarga dan kelompok dengan adanya kejadian untuk

memenuhikebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi

dan kualitas kehidupan manusia

i. Caring

Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan

mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau

antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia

j. Culture car

Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi

digunakan untuk membimbing, mendukung atau member kesempatan individu,

keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat dan

berkembang bertahan hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan

damai

k. Cultural imposition

Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktek dan

nilai karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari

kelompok lain.

Paradigma transcultural nursing (Leininger 1985) , adalah cara pandang,

keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam asuhan keperawatan yang sesuai

latar belakang budaya, terhadap 4 konsep sentral keperawatan yaitu :

Page 23: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Manusia

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan

norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan

pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memilikikecenderungan untuk

mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapundia berada (Geiger and

Davidhizar, 1995).

Sehat

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam

mengisikehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan

suatukeyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan

untukmenjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat

diobservasidalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang

samayaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit

yangadaptif (Andrew and Boyle, 1995).

Lingkungan

Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi

perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai

suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi.

Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan

fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah

katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah

Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang

tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan

dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang

lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan

aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah

keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok

merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang

digunakan.

Keperawatan

Page 24: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada

praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang

budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan

budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah

perlindungan/mempertahankan budaya,

mengakomodasi/negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien

(Leininger,1991)

3. Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya

Peran perawat dalam transkultural nursing yaitu menjembatani antara sistem

perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan melalui

asuhan keperawatan.

Tindakan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan 3 prinsip asuhan

keperawatan yaitu:

· Cara I : Mempertahankan budaya

Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan

kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan

nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat

meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya

berolahraga setiap pagi.

Cara II : Negosiasi budaya

Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk

membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan

kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya

lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil

mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan

sumber protein hewani yang lain.

·Cara III : Restrukturisasi budaya

Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan

status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang

biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih

biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.

Page 25: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Model konseptual yang di kembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan

keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit

(Sunrise Model). Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini

digunakan oleh perawat sebagai landasan berpikir dan memberikan solusi

terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan

keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah

kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien ( Giger and Davidhizar,

1995).

Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada pada”Sunrise

Model” yaitu:

1. Faktor teknologi (technological factors)

Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat

penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu

mengkaji: Persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah

kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan

alternative dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi

untuk mengatasi permasalahan kesehatan ini.

2. Faktor agama dan falsafah hidup ( religious and philosophical factors )

Agama adalah suatu symbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis

bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk

mendapatkan kebenaran diatas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri.

Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah: agama yang dianut, status

pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan

kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.

3. Faktos sosial dan keterikatan keluarga ( kinshop and Social factors )

Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor: nama lengkap, nama

panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,

pengambilan keputusan dalam keluarga dan hubungan klien dengan kepala

keluarga.

4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways )

Page 26: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut

budaya yang di anggap baik atau buruk. Norma –norma budaya adalah suatu

kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait.

Yang perlu di kaji pada factor ini adalah posisi dan jabatan yang dipegang oleh

kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang

dipantang dalam kondisi sakit, perseosi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-

hari dan kebiasaan membersihkan diri.

5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors )

Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang

mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya

(Andrew and Boyle, 1995 ). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: peraturan

dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga

yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.

6. Faktor ekonomi (economical factors)

Klien yang dirawat dirumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang

dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang

harus dikaji oleh perawat diantaranya: pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan,

tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi,

penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.

7. Faktor pendidikan ( educational factors )

Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur

formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien

biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut

dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi

kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: tingkat pendidikan

klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri

tentang pengalaman sedikitnya sehingga tidak terulang kembali.

· Prinsip-prinsip pengkajian budaya:

a. Jangan menggunakan asumsi.

b. Jangan membuat streotif bisa menjadi konflik misalnya: orang Padang

pelit,orang Jawa halus.

Page 27: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

c. Menerima dan memahami metode komunikasi.

d. Menghargai perbedaan individual.

e. Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan klien.

f. Menyediakan privacy terkait kebutuhan pribadi.

3. Instrumen Pengkajian Budaya

Sejalan berjalnnya waktu,Transkultural in Nursing mengalami perkembangan oleh

beberapa ahli, diantaranya:

A. Sunrise model (Leininger)

Yang terdiri dari komponen:

1) Faktor teknbologi (Technological Factors)

Persepsi sehat-sakit

Kebiassaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan

Alasan mencari bantuan/pertolongan medis

Alasan memilih pengobatan alternative

Persepsi penggunaan dan pemanfaatan teknologi dalam

mengatasi masalah kesehatan

2) Faktor agama atau falsafah hidup (Religious & Philosophical factors)

Agama yang dianut

Status pernikahan

Cara pandang terhadap penyebab penyakit

Cara pengobatan / kebiasaan agama yang positif terhadap

kesehatan

3) Faktor sosial dan keterikatan kelluarga (Kinship & Social Factors)

Nama lengkap & nama panggilan

Umur & tempat lahir,jenis kelamin

Status,tipe keluarga,hubungan klien dengan keluarga

Pengambilan keputusan dalam keluarga

4) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural value and lifeways)

Posisi / jabatan yang dipegang dalam keluarga dan

komunitas

Bahasa yang digunakan

Page 28: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Kebiasaan yang berhubungan dengan makanan & pola

makan

Persepsi sakit dan kaitannya dengan aktifitas kebersihan

diri dan aktifitas sehari-hari.

5) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (Political& legal Factors)

Kebijakan dan peraturan Rumah Sakit yang berlaku adalah segala

sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan

keperawatan lintas budaya,meliputi:

Peraturan dan kebijakan jam berkunjung

Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu

Cara pembayaran

6) Faktor ekonomi (Economical Factors)

Pekerjaan

Tabungan yang dimiliki oleh keluarga

Sumber biaya pengobatan

Sumber lain ; penggantian dari kantor,asuransi dll.

Patungan antar anggota keluarga

7) Faktor Pendidikan (Educational Factors)

Tingkat pendidikan klien

Jenis pendidikan

Tingkat kemampuan untuk belajar secara aktif

Pengetahuan tentang sehat-sakit

B. Keperawatan transkultural model Giger & Davidhizar

Dalam model ini klien/individu dipandang sebagai hasil unik dari suatu

kebudayaan,pengkajian keperawatan transkultural model ini meliputi:

1. Komunikasi (Communication)

Bahasa yang digunakan,intonasi dan kualitas suara,pengucapan

(pronounciation), penggunaan bahasa non verbal, penggunaan „diam‟

2. Space (ruang gerak)

Tingkat rasa nyaman,hubungan kedekatan dengan orang lain,persepsi

tentang ruang gerak dan pergerakan tubuh.

Page 29: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

3. Orientasi social (social orientastion)

Budaya, etnisitas, tempat, peran dan fungsi keluarga, pekerjaan, waktu

luang, persahabatan dan kegiatan social keagamaan.

4. Waktu (time)

Penggunaan waktu,definisi dan pengukuran waktu,waktu untuk bekerja

dan menjalin hubungan social,orientasi waktu saat ini,masa lalu dan

yang akan datang.

5. Kontrol lingkungan (environmental control)

Nilai-nilai budaya,definisi tentang sehat-sakit,budaya yang berkaitan

dengan sehat-sakit.

6. Variasi biologis (Biological variation)

Struktur tubuh,warna kulit & rambut, dimensi fisik lainnya seperti;

eksistensi enzim dan genetic,penyakit yang spesifik pada populasi

terntentu,kerentanan terhadap penyakit tertentu,kecenderungan pola

makan dan karakteristikpsikologis,koping dan dukungan social.

C. Keperawatan transkultural model Andrew & Boyle

Komponen-komponenya meliputi:

1) Identitas budaya

2) Ethnohistory

3) Nilai-nilai budaya

4) Hubungan kekeluargaan

5) Kepercayaan agama dan spiritual

6) Kode etik dan moral

7) Pendidikan

8) Politik

9) Status ekonomi dan social

10) Kebiasaan dan gaya hidup

11) Faktor/sifat-sifat bawaan

12) Kecenderungan individu

13) Profesi dan organisasi budaya

Page 30: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Komponen-komponen diatas perlu dikaji pada diri perawat (self assessment) dan

pada klien, Kemudian perawat mengkomunikasikan kompetensi transkulturalnya

melalui media: verbal, non verbal & teknologi, untuk tercapainya lingkungan

yang kondusif bagi kesehatan dan kesejahteraan klien.

5. Diagnosis keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang

budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi

keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995).Terdapat tiga diagnose keperawatan

yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu :

a. gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur

b. gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural

c. ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.

6. Perencanaan dan Pelaksanaan

Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah

suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu

proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan

yang sesuai denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995).

Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and

Boyle, 1995) yaitu; mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien

tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya

klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya

yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.

a.Cultural care preservation/maintenance

1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat

2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien

3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat

b.Cultural careaccomodation/negotiation

1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien

2) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan

3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan

berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik.

Page 31: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

c. Cultual care repartening/reconstruction

1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan dan

melaksanakannya

2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok

3) Gunakan pihak ketiga bila perlu

4) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang dapat

dipahami oleh klien dan orang tua

5) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan

Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masingmasing

melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan

budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka. Bila perawat

tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak percaya sehingga

hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akan terganggu. Pemahaman

budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan menciptakan hubungan

perawat dan klien yang bersifat terapeutik.

7. Evaluasi

Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap

keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan

kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau

beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan

budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan

yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

Page 32: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

PENUTUP

Kesimpulan

Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam

memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung

jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang

diatur dalam undang-undang keperawatan. Praktik keperawatan yang aman

memerlukan pemahaman tentang batasan legal yang ada dalam praktik perawat.

Sama dengan semua aspek keperawatan, pemahaman tentang implikasi hukum

dapat mendukung pemikiran kristis perawat. Perawat perlu memahami hukum

untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah. Perawat tidak

perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman terhadap

apa yang masyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan keperawatan yang

profesional.

Saran

Perlunya kehatian-hatian seseorang tentunya keperawatan dalam melakukan

suatu tindakan agar tidak terjadi sesuatu yang dapat menyababkan kejadian yang

fatal akibatnya. Adanya berbagai pendekatan yang bersifat persuasif, konsultatif

dan partisipatif semua pihak (Stake Holder) yang terkait dalam penyelenggaran

Praktik Keperawatan berorientasi kepada pelayanan yang bermutu. Perlu adanya

peraturan perundang-undangan dibidang keperawatan yang diselenggarakan oleh

tenaga keperawatan dapat mengayomi dan bersikap mendidik sekaligus bersifat

menghukum yang mudah dipahami dan dilaksanakan, karena penyelenggaraan

praktik keperawatan menyangkut berbagai pihak sehingga yang terkait hendaknya

bersifat proaktif dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A., dan Anne G. Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Jaka

Salemba Medika.

Prasetyo, Agus. 2013. Aspek Hukum dalam Praktek Keperawatan.

Kozier, Barbara, dkk. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC. Krista. 2011.

Page 33: KONSEP ETIK DAN MORAL ASUHAN KEPERAWATAN … · Sedanghkan moral berarti prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Definisi yang lebih jelas dikemukakan oleh

Praktek Keperawatan Profesional