fakultas ekonomi universitas syiah kuala banda aceh, 21-22 ... · beberapa kasus terkait krisis...

21
1 Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011 PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, KOMITMEN ORGANISASI, PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, INTEGRITAS AUDITOR, BUDAYA ORGANISASI, DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Big Four yang Berafiliasi di Indonesia Tahun 2011) Oleh Dr. H. Yuskar, S.E., M.A., Ak & Selly Devisia, S.E (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas) ABSTRACT The objective of this research is to determine and to examine the influence of independent variables such as auditor independence, organizational commitment, good governance comprehension, auditor integrity, organizational culture and work ethic to auditor performance as a dependent variable in this paper (empirical study on the affiliated Big Four public accounting firms in Indonesia 2011). The methodology used in this research is causal comparative approach that is through examination of problem characteristics in the form of causal relationship between two variables or more. There are two types of data that are used in this research, primary and secondary data. Primary data are collected by distributing questionnaires to each Big Four accounting firm’s webmail where each respondent work for. Meanwhile secondary data are obtained from library research. The population of this study is the auditors who work for big four accounting firms that are affiliated in Indonesia in 2011. Convenience sampling and purposive sampling are the two sampling method that are used in this research while data analysis uses multiple regression analysis in SPSS. The results shown that some variables such as auditor independence, organizational commitment, auditor integrity and organizational culture have significant effect to the performance of auditors, meanwhile other variables such as good governance comprehension and work ethics do not have direct impact to auditor performance. In this case, the writer has identified that there are several other-factors that directly affect auditor performance such as personnel competencies, cognitive ability and work motivation. Keywords: auditor independence, organizational commitment, good governance comprehension, auditor integrity, organizational culture, work ethic, auditor performance,

Upload: dinhtuong

Post on 15-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

1

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, KOMITMEN ORGANISASI, PEMAHAMAN

GOOD GOVERNANCE, INTEGRITAS AUDITOR, BUDAYA ORGANISASI, DAN ETOS

KERJA TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Big Four yang Berafiliasi di Indonesia Tahun 2011)

Oleh

Dr. H. Yuskar, S.E., M.A., Ak & Selly Devisia, S.E

(Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas)

ABSTRACT

The objective of this research is to determine and to examine the influence of independent

variables such as auditor independence, organizational commitment, good governance comprehension,

auditor integrity, organizational culture and work ethic to auditor performance as a dependent variable in

this paper (empirical study on the affiliated Big Four public accounting firms in Indonesia 2011). The

methodology used in this research is causal comparative approach that is through examination of problem

characteristics in the form of causal relationship between two variables or more. There are two types of

data that are used in this research, primary and secondary data. Primary data are collected by distributing

questionnaires to each Big Four accounting firm’s webmail where each respondent work for. Meanwhile

secondary data are obtained from library research. The population of this study is the auditors who work

for big four accounting firms that are affiliated in Indonesia in 2011. Convenience sampling and

purposive sampling are the two sampling method that are used in this research while data analysis uses

multiple regression analysis in SPSS. The results shown that some variables such as auditor

independence, organizational commitment, auditor integrity and organizational culture have significant

effect to the performance of auditors, meanwhile other variables such as good governance comprehension

and work ethics do not have direct impact to auditor performance. In this case, the writer has identified

that there are several other-factors that directly affect auditor performance such as personnel

competencies, cognitive ability and work motivation.

Keywords: auditor independence, organizational commitment, good governance comprehension,

auditor integrity, organizational culture, work ethic, auditor performance,

Page 2: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

2

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

I. Latar Belakang Masalah

Akuntan profesional mempunyai peran penting dalam dunia bisnis dan

perkembangannya. Profesi akuntan kini menjadi salah satu profesi kunci dalam perkembangan

dan kemajuan dunia binis. Akuntan bukan hanya sekedar ahli dalam bidangnya tetapi harus dapat

melaksanakan pekerjaan profesinya dengan due professional care dan selalu menjunjung tinggi

kode etik profesinya. Kurangnya independensi auditor dan maraknya rekayasa laporan keuangan

korporat, telah menurunkan kepercayaan para pemakai laporan keuangan auditan, sehingga para

pemakai laporan keuangan seperti investor dan kreditur mempertanyakan eksistensi akuntan

publik sebagai pihak yang independen.

Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan

beberapa tahun silam adalah kasus Enron Corporation, kasus mark-up laporan keuangan PT.

Kimia Farma (2001) yang overstated di mana terjadi penggelembungan laba bersih tahunan

senilai Rp 32,668 miliar, telah menyebabkan tuntutan pengadilan terhadap sebuah Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang menjadi auditor perusahaan tersebut.

Terjadinya kasus–kasus kegagalan auditor dalam mengungkapkan rekayasa dan

kecurangan pelaporan keuangan berskala besar seperti di atas, telah membuat banyak pihak

mempertanyakan dan meragukan kredibilitas dan independensi profesi akuntan publik. Menurut

hasil penelitian Trisnaningsih (2007) membuktikan bahwa independensi auditor mempengaruhi

kinerja auditor. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Alim dkk dan Cristiawan (2002)

bahwa independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.

Dalam studinya, Azad (1994) menemukan bahwa kondisi yang tertekan (secara waktu),

auditor cenderung berperilaku disfungsional, misal melakukan prematur sign off. Situasi seperti

ini merupakan tantangan tersendiri bagi auditor, karena dalam kompleksitas tugas yang semakin

tinggi dan anggaran waktu yang terbatas, mereka dituntut untuk menghasilkan laporan auditor

Page 3: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

3

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

independen yang berkualitas. Auditor yang komitmen terhadap profesinya, tetap akan loyal

terhadap profesinya seperti yang dipersepsikan oleh auditor tersebut.

Berbagai penelitian mengenai komitmen organisasi telah dilakukan, diantaranya

penelitian yang dilakukan oleh Somers dan Birnbaum (1998) di mana komitmen organisasi tidak

berpengaruh terhadap kinerja. Namun tidak demikian dengan Ketchand dan Strawser (2001)

yang menguji berbagai dimensi komitmen organisasi dan menunjukkan hubungan antara

komitmen organisasi dengan kinerja.

Sementara itu Sunarsip (2001) mengemukakan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

Indonesia disebabkan oleh tata kelola yang buruk (bad governance) pada sebagian besar pelaku

ekonomi (publik dan swasta). Lebih lanjut Sunarsip (2003), menyatakan bahwa peran profesi

akuntan selama ini masih belum optimal dalam mewujudkan good governance. Prinsip dasar

konsep good governance pada KAP antara lain terkait dengan fairness (keadilan), transparency

(transparansi), accountability (akuntabilitas), responsibility (pertanggungjawaban), dan

independency (objektif, tidak memihak).

Dalam menjalankan profesinya, seorang auditor hendaknya memperhatikan prinsip dasar

good governance dalam KAP tersebut. Auditor juga harus mentaati aturan etika profesi. Menurut

Satyo (2005) memahami kode etik saja tidak cukup untuk membuat perilaku karyawan dan

perusahaan menjadi lebih baik dan etis. Pemahaman good governance diimplementasikan pada

perusahaan secara tepat, terutama untuk memperoleh karakter perusahaan yang kuat dalam

menghasilkan manajemen kinerja yang unggul. Kapler dan Love (2002) menemukan adanya

hubungan antara corporate governance dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA.

Namun tidak demikian halnya dengan Trisnaningsih (2007) yang menemukan bahwa

pemahaman good governance tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Integritas merupakan kualitas yang menimbulnya kepercayaan masyarakat dan tatanan

nilai tertinggi bagi anggota profesi dalam menguji semua keputusan yang dibuatnya. Integritas

Page 4: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

4

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

mengharuskan auditor dalam segala hal, jujur dan terus terang dalam batasan kerahasiaan objek

pemeriksaan. Menurut Mulyadi (2002) untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik,

setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab professional dengan integritas yang tinggi, serta

setiap anggota harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari pertentangan kepentingan

dalam melakukan tanggung jawab professional. Integritas terhadap profesi inilah yang paling

penting dipertahankan oleh auditor.

Selain faktor di atas, budaya organisasi dan etos kerja juga dapat mempengaruhi kinerja

auditor. Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang

berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggota-anggotanya. Budaya

organisasi yang baik akan menciptakan kepuasan kerja karyawan dan berdampak pada kinerja

yang lebih baik. Flamholtz dan Narasimhan (2005) meneliti tentang pengaruh perbedaan elemen

budaya terhadap kinerja keuangan dan hasilnya menyatakan bahwa beberapa elemen budaya

organisasi mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian

ini didukung oleh Henry (2006), Boon dan Arumugam (2006) dan hasilnya budaya organisasi

mempengaruhi kinerja auditor. Demikian pula dengan etos kerja merupakan topik yang hangat

diperbincangkan.

Paper yang merupakan hasil penelitian empiris ini menguraikan dan membahas berbagai

permasalahan di atas, sebagaimana dinyatakan dalam judul paper ini.

II. TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Independensi Auditor dan Kinerja Auditor

Independensi akuntan publik merupakan salah satu karakter sangat penting untuk profesi

akuntan publik. Kode Etik Akuntan Indonesia pasal 1 ayat dua menyatakan bahwa setiap anggota

harus mempertahankan integritas, objektivitas dan independensi dalam melaksanakan tugasnya.

Seorang auditor yang mempertahankan integritas, akan bertindak jujur dan tegas dalam

Page 5: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

5

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

mempertimbangkan fakta, terlepas dari kepentingan pribadi. Auditor yang mempertahankan

objektivitas, akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan dan permintaan pihak tertentu atau

kepentingan pribadinya. Auditor yang menegakkan independensinya, tidak akan terpengaruh dan

dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan

fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan.

Hasil penelitian Trisnaningsih (2007) mengindikasikan bahwa auditor yang hanya

memahami good governance tetapi dalam pelaksanaan auditnya tidak menegakkan

independensinya maka tidak akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Alim dkk (2007) dan

Cristiawan (2002) menemukan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

auditor. Mawar, Siti (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kompetensi dan

independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan uraian di atas dan hasil

penelitian sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1 : Independensi auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor.

2.2 Komitmen Organisasi dan Kinerja Auditor

Komitmen organisasi merupakan kondisi di mana pegawai sangat tertarik terhadap

tujuan, nilai-nilai dan sasaran organisasinya. Komitmen organisasional menunjukkan suatu daya

dari seseorang dalam mengidentifikasikan keterlibatannya dalam suatu bagian organisasi

(Mowday, et al. dalam Vandenberg, 1992). Komitmen organisasional dibangun atas dasar

kepercayaan pekerja atas nilai-nilai organisasi, kerelaan pekerja membantu mewujudkan tujuan

organisasi dan loyalitas untuk tetap menjadi anggota organisasi. Oleh karena itu, komitmen

organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi pekerja terhadap

organisasi. Jika pekerja merasa jiwanya terikat dengan nilai-nilai organisasional yang ada maka

dia akan merasa senang dalam bekerja, sehingga kinerjanya dapat meningkat.

Page 6: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

6

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

Yousef (2000) telah meneliti tentang komitmen organisasional sebagai mediasi hubungan

antara gaya kepemimpinan dengan kinerja, dengan menggunakan 430 pekerja individu di United

Arab Emerates. Hasil analisisnya menyatakan bahwa komitmen organisasional terbukti

memediasi hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan. Sementara hasil

penelitian Ketchand dan Strawser (2001) juga telah menguji berbagai dimensi dari komitmen

organisasi dan menemukan bahwa adanya hubungan antara komitmen organisasi dengan kinerja.

Studi Siders et al. (2001), dan Fernando et al. (2005) dari hasil penelitiannya, juga memberikan

kesimpulan yang sama bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap

kinerja. Hasil yang demikian, lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa komitmen yang tepat akan

memberikan motivasi yang tinggi dan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja

sesorang atas pekerjaan. Berdasarkan uraian di atas dan beberapa hasil penelitian sebelumnya,

dirumuskan hipotesis seperti berikut:

H2 : Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

2.3 Pemahaman Good Governance dan Kinerja Auditor

Dengan melaksanakan good governance dapat menciptakan proses pengambilan

keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih

meningkatkan pelayanan kepada stakeholders. Kapler dan Love (2002) menemukan adanya

hubungan antara corporate governance dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan Return

On Assets (ROA). Penemuan penting lainnya dari penelitian mereka adalah bahwa penerapan

good governance di tingkat perusahaan lebih memiliki arti dalam negara berkembang

dibandingkan negara maju. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan good

governance akan memperoleh manfaat lebih besar di negara yang lingkungan penegakan

hukumnya kurang baik, sedangkan Trisnaningsih (2007) dalam penelitiannya bahwa pemahaman

good governance berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor tidak terbukti.Berdasarkan

uraian di atas dan penelitian sebelumnya, di indikasikan bahwa seorang auditor yang memahami

Page 7: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

7

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

good governance, kinerjanya akan menjadi lebih baik. Dengan demikian dapat dirumuskan

hipotesis seperti berikut:

H3: Pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja auditor.

2.4 Integritas Auditor dan Kinerja Auditor

Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan

patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas mengharuskan seorang

auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam

melaksanakan audit. Alim dkk (2007) menyatakan bahwa kualitas audit dapat dicapai jika auditor

memiliki kompetensi serta integritas yang baik. Kinerja auditor ditunjukkan dengan kualitas

laporan audit yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Dengan

integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kinerja serta kualitas hasil

pemeriksaannya. Penelitian tentang integritas auditor ini, pernah dilakukan oleh Ika Sukriah

(2009), dalam penelitiannya meneliti pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektifitas,

integritas dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan dan hasilnya menyatakan

integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Ketidaksignifikan

hasil disebabkan karena penggunaan beberapa pertanyaan yang sensitif yang melibatkan keadaan

pribadi individu,serta target responden yang terbatas yakni auditor internal inspektorat sepulau

Lombok. Berdasarkan uraian di atas dan penelitian sebelumnya, dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut :

H4 : Integritas berpengaruh terhadap kinerja auditor.

2.5 Budaya Organisasi dan Kinerja Auditor

Budaya organisasi merupakan pola pemikiran, perasaan dan tindakan dari suatu

kelompok sosial yang membedakan dengan kelompok sosial yang lain. Budaya organisasi juga

merupakan salah satu variabel penting bagi seorang pemimpin, karena budaya organisasi

mencerminkan nilai-nilai yang diakui dan menjadi pedoman bagi pelaku anggota organisasi.

Page 8: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

8

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

Kreitner dan Kinicki (2000) mendefinisikan budaya organisasi sebagai perekat

perusahaan melalui nilai-nilai yang ditaati, peralatan simbolik dan cita-cita sosial yang ingin

dicapai. Flamholtz dan Narasimhan (2005) meneliti tentang pengaruh perbedaan elemen-elemen

budaya terhadap kinerja keuangan, dengan menggunakan 702 responden pada perusahaan

industri di US. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa beberapa elemen budaya organisasi

mempunyai pengaruh yang berbeda pada kinerja keuangan perusahaan. Henri (2006)

mengadakan penelitian tentang budaya organisasional dan sistem pengukuran kinerja.

Temuannya menyatakan bahwa sistem pengukuran kinerja memfokuskan pada organisasi,

mendukung strategi pembuatan keputusan serta melegitimasi kekuasaan top manager.

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian tersebut di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian:

H5 : Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

2.6 Etos Kerja dan Kinerja Auditor

Setiap organisasi yang selalu ingin maju dan mencapai apa yang menjadi tujuan

perusahaan tersebut, hal ini harus melibatkan anggotanya untuk meningkatkan mutu kinerjanya,

diantaranya setiap organisasi harus memiliki etos kerja. Beberapa penelitian riset mendukung

asumsi bahwa etos kerja merupakan faktor penting yang menentukan pelaksanaan pekerjaan

yang lebih baik dan bertambahnya kepuasan. Ford menyatakan bahwa 17-18 percobaan di

sebuah organisasi memperlihatkan peningkatan yang positif sesudah adanya etos kerja.

Penelitian tersebut menyatakan bahwa etos kerja memberikan prestasi yang lebih baik dan

kinerja yang lebih baik pula. Chaplin ( 2001 ) mengatakan bahwa etos kerja adalah watak atau

karakter suatu kelompok nasional atau kelompok rasial tertentu. Maksudnya adalah etos kerja dalam suatu

perusahaan tidak akan muncul begitu saja, akan tetapi harus diupayakan dengan sungguh-sungguh

melalui proses yang terkendali dengan melibatkan semua sumber daya manusia dalam seperangkat sistem

dan alat-alat pendukung yang ada dalam perusahaan tersebut.Berdasarkan dari asumsi tersebut, maka

dalam penelitian ini dapat disimpulkan hipotesis :

H6 : Etos kerja berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Page 9: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

9

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

III. METODE PENELITIAN

3.1 Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive

sampling. Purposive sampling atau pengambilan sampel bertujuan dilakukan dengan mengambil

sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh auditor di KAP Big Four yang berafiliasi di Indonesia, dimana tiap sampel masing-

masing KAP Big Four terdiri dari EY sebanyak 6 responden, PWC sebanyak 12 responden,

KPMG sebanyak 5 responden, Deloitte sebanyak 9 responden. Peneliti mulai menyebarkan

kuesioner ke lapangan dari tanggal 26 Januari sampai 4 Maret 2011.

3.2. Pengukuran Variabel

Komponen yang digunakan untuk penilaian dalam penelitian ini menggunakan

instrument yang dikembangkan oleh Mautz dan Sharaf 1961 (dalam Triasningsih, 2007) yaitu

independensi penyusunan program, independensi investigative dan independensi pelaporan yang

terdiri dari 10 item. Variabel komitmen organisasi ini diukur dengan menggunakan instumen

yang dikembangkan oleh Meyer dan Allen (1984) dan telah direplikasi oleh Triasningsih (2003).

Instrumen terdiri dari 9 item pertanyaan. Instrumen pemahaman good governance diukur dengan

menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Indonesian Institute of Corporate Governance

dalam Triasningsih (2007), diukur dengan empat indikator variabel yaitu : prinsip keadilan,

transparansi, akuntabilitas dan pertanggungjawaban yang terdiri dari 8 item. Instrumen integritas

auditor diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Ika Sukriah (2009),

diukur dengan empat indikator variabel yaitu : kejujuran, keberanian, sikap bijaksana auditor

serta tanggung jawab auditor yang terdiri dari 9 item. Variabel budaya organisasi dalam

penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Hofstede (1990).

Instrumen terdiri dari 5 elemen budaya organisasi yang berorientasi pada orang dan 6 elemen

budaya organisasi yang berorientasi pada pekerjaan. Variabel etos kerja dalam penelitian ini

Page 10: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

10

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Tasmara (2002) dengan empat

indikator yang terdiri dari 8 item menghargai waktu, tangguh dan pantang menyerah, keinginan

untuk mandiri dan penyesuaian. Variabel kinerja auditor dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Larkin (1990) dan telah direplikasi oleh

Trisnaningsih (2004) dan Hian Ayu (2009) yaitu antara lain : kemampuan, komitmen profesi,

motivasi, dan kepuasan kerja yang terdiri dari 10 item.Pengukuran masing-masing skor variable

menggunakan skala likert 1-5 mulai dari sangat tidak setuju (1) sampai sangat setuju (5).

3.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Pengujian

validitas dilakukan dengan mengkorelasikan setiap item pertanyaan dengan total nilai setiap

variabel. Korelasi setiap pertanyaan dengan total nilai variabel dilakukan dengan uji korelasi

pearson (Nurchasanah,2003). Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menguji konsistensi data dalam

jangka waktu tertentu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat

dipercaya/diandalkan. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode Cronbach Alpha (). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai lebih

besar dari 0,60 (Sujarweni,2007).

3.4 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik menggunakan uji normalitas, auto korelasi, multi kolinearitas

dan heterokedastisitas. Pengujian normalitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi variabel dependen dan independen atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test.

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi

antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya (Sujarweni,2007).

Pengujian ini dilakukan untuk mencari ada tidaknya auto korelasi dengan melakukan uji Durbin

Watson (DW).

Page 11: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

11

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen

yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali,2006). Pengujian

multikolinearitas dalam penelitian ini menggunakan Variance Inflation Factor (VIF).

Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan varians dari residual pada suatu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Suatu model penelitian yang baik jika tidak terdapat

heteroskedastisitas.

3.5 Pengujian regresi Berganda

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji T dan uji F. Uji T digunakan untuk menguji

koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Untuk menentukan nilai t tabel,

ditentukan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df = (N-k) dimana N adalah jumlah

observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intersep.

Uji F merupakan alat uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui signifikan atau

tidaknya pengaruh variabel independen secara bersama atau simultan terhadap variabel

dependen. Apabila Fhit > Ft , maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

IV Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisis data dan pengujian hipotesis, diperoleh hasil bahwa penelitian

ini secara empiris membuktikan bahwa variabel independensi auditor berpengaruh terhadap

kinerja auditor. Seorang auditor dengan tingkat independensi yang tinggi memiliki

kecenderungan yang tidak mudah terpengaruh dan tidak mudah dikendalikan oleh pihak lain

dalam mempertimbangkan fakta temuannya.

Page 12: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

12

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Alim

dkk (2007) dan Cristiawan (2002), yang menemukan bahwa independensi berpengaruh

signifikan terhadap kinerja auditor. Siti (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

independensi auditor mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Demikian juga

penelitian yang dilakukan Trisnaningsih (2007) dan Hian Ayu (2009) juga mendukung hasil

penelitian ini.

Dengan demikian, dalam hal ini KAP Big Four yang berafiliasi di Indonesia, memiliki

unjuk kinerja yang dipengaruhi secara langsung oleh sikap independensi yang dimiliki oleh para

auditor nya. Berdasarkan hasil analisa data, diperoleh kesimpulan bahwa tingkat independensi

auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. Dengan demikian, agar

perusahaan dapat tetap kompetitif dan mempertahankan kinerjanya ke depan maka perusahaan

perlu mengutamakan faktor independensi baik dalam tata kelola perusahaan maupun unsur

pembinaan dan manajemen kinerja para auditornya.

Semakin tinggi komitmen seorang auditor terhadap organisasi tempat auditor tersebut

bekerja maka kinerja yang dihasilkan akan semakin baik. Seorang auditor yang memiliki

komitmen yang tinggi terhadap organisasi akan memberikan kontribusi dan unjuk kerja yang

optimal. Hasil penelitian komitmen organisasi ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ketchand dan Strawser (2001) yang menguji berbagai dimensi dari komitmen organisasi

menunjukkan adanya hubungan antara komitmen organisasi dengan kinerja. Studi Siders et al.

(2001), dan Fernando et al. (2005) memberikan kesimpulan yang sama bahwa komitmen

organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja.

Dengan mengkaitkan hasil penelitian ini terhadap objek penelitian, yaitu KAP Big Four

yang berafiliasi di Indonesia, yang merupakan perusahaan multinasional dengan wilayah kerja

mencakup berbagai negara, organisasi ini telah memiliki pengalaman yang sangat memadai dan

memiliki sistem tata kelola yang mengutamakan nilai-nilai profesionalisme yang berbasis kerja-

Page 13: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

13

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

tim (teamwork) dan berbagai kebijakan internal yang mencakup kompensasi baik yang bersifat

materil maupun non-materil untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusianya. Dengan

adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat komitmen organisasi terhadap kinerja auditor,

maka perusahaan perlu mengutamakan upaya-upaya untuk meningkatkan komitmen organisasi

para auditornya agar dapat mempertahankan kinerjanya dan tetap kompetitif di masa mendatang.

Penelitian ini memberikan bukti bahwa variabel pemahaman Good Governance tidak

berpengaruh secara langsung terhadap kinerja auditor. Pembuktian tersebut memberikan

kesimpulan bahwa seorang auditor yang memiliki pemahaman good governance yang baik

belum tentu dapat menjamin unjuk kinerja yang baik, demikian juga sebaliknya. Temuan ini

mengindikasikan bahwa auditor yang hanya memahami good governance tetapi dalam tahapan

auditnya tidak menegakkan independensinya maka tidak akan berpengaruh terhadap kinerjanya.

Secara implisit pemahaman good governance dapat meningkatkan kinerja auditor jika auditor

tersebut selama tahapan audit menegakkan independensi auditor. Pada prinsipnya, good

governance memang memegang peranan penting dalam tata kelola organisasi dan individu,

namun kinerja auditor tidak sebatas dipengaruhi oleh pemahaman seorang auditor terhadap good

governance. Dalam hal ini, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi secara langsung

kinerja seorang auditor seperti kompetensi dan tingkat kognitif seorang auditor, motivasi kerja,

sikap independen, integritas yang tinggi.

Penelitian menunjukkan hasil bahwa seorang auditor yang mampu menjaga integritasnya

dengan baik cenderung akan berdampak terhadap kinerjanya yang semakin baik. Setiap orang

akan menghadapi perbedaan kondisi antara teori dan praktek lapangan. Pada situasi ini, seorang

individu ada kemungkinan berhadapan dengan conflict of interest, dimana terkadang auditor

dihadapkan pada pilihan sulit yang mampu menggoyahkan integritasnya sebagai seorang auditor.

Pada kondisi ini, auditor perlu secara tegas menggunakan wewenangnya dan tetap berpegang

teguh pada kode etik profesionalnya dalam menyelesaikan persoalan conflict of interest tersebut.

Page 14: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

14

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

Kode etik ini seperti sikap independensi, objektivitas dan mampu mempertahankan kerahasiaan

klien.

Dengan mempertimbangkan jenis pekerjaannya sebagai profesi auditor, kepercayaan

publik merupakan salah satu faktor terpenting yang perlu dipertahankan oleh Perusahaan

Akuntan Publik Big Four. Dalam hal ini agar tetap dapat dipercaya publik dan agar tetap dapat

mempertahankan kinerjanya di masa mendatang KAP Big Four. perlu berupaya untuk mengasah

integritas sumber daya manusianya, dimana hal ini dapat dilakukan dengan internalisasi nilai-

nilai perusahaan dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sebuah organisasi yang memiliki budaya

organisasi yang baik, maka cenderung menciptakan perasaan nyaman bagi karyawan sehingga

karyawan akan mampu berkinerja dengan baik. Budaya organisasi yang tertanam kuat dalam diri

karyawan akan memberikan sugesti kepada karyawan untuk berperilaku positif untuk mencapai

visi dan misi perusahaan yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan pada karyawan itu

sendiri. Karyawan akan memiliki kepercayaan pada diri sendiri, kemandirian dan mengagumi

dirinya sendiri. Sifat-sifat ini akan dapat meningkatkan harapan karyawan agar kinerjanya

semakin meningkat. Menurut Gudykunst dan Kim tiap individu dapat menjadi manusia

antarbudaya yakni manusia yang memiliki kepekaan budaya, menghormati semua budaya,

memahami apa yang orang lain pikirkan, rasakan dan percayai, serta menghargai perbedaan antar

budaya atau dengan kata lain disebut kecakapan antarbudaya (intercultural competence). Hal

tersebut menyebabkan pentingnya suatu strategi komunikasi dalam penyesuaian budaya,

terutama pada perusahaan multi company yakni strategi komunikasi lintas budaya. Adanya

perusahaan yang anggotanya terdiri dari dua budaya yang sangat berbeda, atau didirikan di

lingkungan yang berbeda dengan budaya organisasi tersebut menjadikan strategi komunikasi

lintas budaya merupakan hal yang vital bagi kelangsungan perusahaan. Efektifitas dan

kelancaran suatu komunikasi di dalam sebuah perusahaan akan sangat mempengaruhi kinerja

Page 15: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

15

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

perusahaan, seperti efisiensi waktu, hubungan kerja antar karyawan, menghindari konflik yang

destruktif, suasana kerja yang nyaman, mampu meningkatkan produktifitas karyawan dalam

melaksanakan pekerjaannya. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh

Henri (2006) yang mengadakan penelitian tentang budaya organisasional dan sistem pengukuran

kinerja, dan penelitian yang dilakukan Boon dan Arumugam (2006) yang menunjukkan bahwa 4

dimensi budaya organisasi seperti kerja tim, komunikasi, penghargaan dan pengakuan, serta

pelatihan dan pengembangan memiliki hubungan positif dengan komitmen pegawai yang

nantinya akan mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri.

Penelitian ini secara empiris memberikan bukti bahwa variabel etos kerja tidak

berpengaruh secara langsung terhadap kinerja auditor. Pembuktian tersebut memberikan

kesimpulan bahwa seorang auditor yang memiliki etos kerja yang tinggi belum tentu dapat

memberikan prestasi kinerja yang baik, demikian juga sebaliknya. Dalam hal ini, terdapat

beberapa faktor lain yang mempengaruhi secara langsung kinerja seorang auditor seperti

kompetensi dan tingkat kognitif seorang auditor, motivasi kerja, sikap independen, gaya

kepemimpinan, serta komitmen organisasi. Hal ini disebabkan karena profesi akuntan merupakan

profesi yang membutuhkan keahlian khusus, sehingga etos kerja yang tinggi saja tidak cukup

untuk dapat meningkatkan kinerja auditor. Perlu adanya pribadi-pribadi dengan kemampuan dan

ketrampilan tinggi yang dipandang sebagai unsur penentu dalam meraih kesuksesan di berbagai

bidang. Pribadi yang kompeten diharapkan selalu produktif dan memberi manfaat bagi orang-

orang yang berinteraksi dengannya. Dengan adanya era globalisasi,dimana persaingan dan arus

informasi mengalir dengan cepat, masuknya berbagai perusahaan besar dan tenaga kerja

profesional dari mancanegara serta timbulnya persaingan usaha yang sangat ketat maka

organisasi harus bersikap proaktif dalam menetapkan strategi, antara lain dengan meningkatkan

kualitas sumber daya manusia, terutama terkait dengan kemampuan dan ketrampilan karyawan,

serta memperkuat motivasi dan gairah kerja.

Page 16: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

16

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

Etos kerja yang baik harus dipadu dengan kompetensi yang memadai, terutama

mengingat akuntan sebagai profesi berkeahlian khusus. Kompetensi dan karakter harus saling

mendukung, artinya keduanya harus dikembangkan secara optimal dan seimbang. Dalam hal ini

etos kerja yang baik tanpa kompetensi tinggi menggambarkan pribadi saleh tetapi kurang

berdaya dan berjaya, sebaliknya pribadi dengan kompetensi tinggi tetapi memiliki etos kerja

rendah adalah orang pintar beretos kerja rendah.

Fisher (2001) dalam penelitiannya berpendapat bahwa KAP dapat meningkatkan job

performance dan job satisfaction auditor dengan mengurangi tekanan di lingkungan kerja

profesional. Penelitian lainnya dilakukan oleh Frederick P. Morgeson, Kelly Delaney-Klinger

dan Monica A. Hemingway (2005). Penelitian yang dilakukan oleh Morgeson et al menemukan

bahwa otonomi kerja, kemampuan kognitif dan ketrampilan dalam bekerja berhubungan positif

dengan kinerja. Jadi,dapat disimpulkan bahwa tidak hanya karakter pribadi yang mempengaruhi

tindakan seseorang, tetapi kinerja juga dipengaruhi oleh keadaan eksternal pekerja.

V. Kesimpulan

Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terdahulu, dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Bahwa independensi auditor, komitmen organisasi, integritas auditor, dan budaya

organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa semakin independen seorang auditor, semakin komit ia terhadap

organiasi&profesinya, semakin tinggi integritas yang dimilikinya, dan semakin baik &

tinggi nilai budaya organisasi tempat ia melaksanakan tugas profesinya, maka semakin

baik tinggi pula kinerja yang dapat dicapai oleh seorang auditor independen.

2. Bahwa good governanace secara persendirian tidak berpengaruh secara langsung

terhadap kinerja auditor sehingga baik atau kurangnya pemahaman auditor tentang good

Page 17: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

17

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

governance tidak akan mempengaruhi secara langsung kinerja auditor pada perusahaan

tersebut. Sebaliknya pemahaman good governance secara tidak langsung dan bersama-

sama dengan penegakan independensi, komitmen organiasi dan integritas yang dimiliki

auditor akan berpengaruh kuat terhadap pencapaian kinerja yang baik dan tinggi dari

seorang auditor yang independen.

3. Sama halnya dengan good governance, etos kerja secara langsung juga tidak berpengaruh

terhadap kinerja auditor. Sebaliknya realitas etos kerja secara tidak langsung dan

bersama-sama dengan penegakan independensi, komitmen organiasi dan integritas yang

dimiliki auditor akan berpengaruh terhadap pencapaian kinerja yang baik dan tinggi dari

seorang auditor yang independen. Kesimpulan ini didukung oleh hasil analisis yang

dilkakukan atas hipotesis ketujuh, di mana secara simultan/bersama-sama independensi

auditor, komitmen organisasi, pemahaman good governance, integritas auditor, budaya

organisasi, dan etos kerja berpengaruh terhadap kinerja auditor.

===

Referensi

Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Jurnal. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi

Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. SNA X. Makassar.

Ayu,Hian. (2009). Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen organisasi, Gaya Kepemimpinan Pemahaman Good

Governance terhadap Kinerja Auditor. Skripsi Universitas Islam Indonesia.

Azad, Ali N. 1994. Time Budget Pressure and Filtering of Time Practices in Internal Auditing : A Survey.

Managerial Auditing Journal. Vol.9, No.6 : 17-25

Boon, Ooi Keng. & Veeri Arumugam., 2006. The Influence of Corporate Culture on Organizational Commitment:

Case Sudy of Semiconductor Organizations in Malaysia. Sunway Academic Journal 3: p. 99 – 115

Chaplin, J.P. 2001. Kamus Psikologi. ( Terjemahan: Kartono, K ). Pionir Jaya.Bandung.

Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Jurnal. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian

Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.4, No. 2, November, 79 - 92.

Page 18: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

18

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

Fernando, J., Mulki, J.P., dan Marshall, G.W. 2005. A Meta-Analysis of The Relationship Between Organizational

Commitment and Salesperson Job Performance. Jounal of Business Research, (58) : 705-714

Fisher, R.T. (2001). “Role Stress, the Tipe A Behavior Pattern, and External Auditor Job Satisfaction and

Performance”. Behavioral Research In Accounting. Vol. 13. 143

Flamholtz, E., dan Narasimhan, R.K. 2005. Differential Impact of Cultural Elements on Financial Performance.

European Management Journal, (23) : 50-64.

Ghozali, Imam.2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang.

Gibson James. L, Ivancevich John M dan Donnely James H, Jr. 1996. Organisasi: Perilaku, Struktur dan Proses.

Terjemahan. Jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta.

Goleman, Daniel. 2000. Leadership That Gets Results. Havard Business Review. USA. March – April.

Gudykunst, W.B. & Kim, Y.Y. (1997). Communicating with strangers: An approach to intercultural communication

(3rd ed.). New York: McGraw-Hill.

Henri, J. Francois. 2006. Organizational Culture and Performance Measurement Systems. Accounting Organizations

and Society, (31): 77-103.

Hofstede, G., Bram, N., Denise, D.O. and Geert, S. 1990. Measuring Organizational Culture: A Qualitative and

Quantitative Study across Twenty Cases. Administrative Science Quarterly. (35) : 286-316.

Kalbers, Lawrence P., dan Fogarty, Timothy J. 1995. Professionalism Its Consequences: A Study of Internal

Auditors. Auditing: A Journal of Practice. Vol. 14. No. 1: 64-86.

Kapler, Leora F. dan Love. 2002. Corporate governance, investor protection, and performance in emerging markets.

World Bank Working Paper. http://ssrn.com.

Ketchand, A.A. dan Strawser, J.R., 2001. Multiple Dimensions of Organizational Commitment: Implications for

Future Accounting Research. Behavioral Researchin Accounting, Vol. 13: p. 221 – 251.

Kreitner dan Kinichi. 1998. Organization Behavior. Irwin. McGraw-Hill, Boston.

Kusnan, Ahmad 2004. Analisis Sikap Iklim Organisasi, Etos Kerja Dan Disiplin Kerja Dalam Menentukan

Efektifitas Kinerja Organisasi di Garnizun Tetap III Surabaya; Laporan Penelitian;

http://www.damandiri.or.id/index.php [online : Monday, October 16, 2006, 6:03:24 PM].

Larkin, Joseph M. 1990. Does Gender Affect Internal auditors’ Performance ? The Women CPA, Spring : 20 – 24.

Page 19: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

19

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

Ludigdo, Unti. 2006. Strukturasi Praktik Etika di Kantor Akuntan Publik: Sebuah Studi Interpretif. Simposium

Nasional Akuntansi IX. Universitas Andalas, Padang.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Cetakan Pertama. Refika Aditama, Bandung.

Mautz, R.K. dan Sharaf, H.A. 1961. The Philosophy of Auditing. American Accounting Association.

Mawar, Siti. 2010. Pengaruh Kompetensi dan Independensi auditor terhadap kualitas audit Refleksi Hasil Penelitian

Empiris. Skripsi.

Mayangsari,Sekar.2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah

Kuasieksperimen. Jurnal Riset AKuntansi Indonesia. Vol.6 no 1: Hal 1-22.

Morgeson, F.P., K. Delaney-Klinger and M. Hemingway, (2005). “The importance of job autonomy, cognitive

ability, and job-related skill for predicting role breadth and job performance” Journal of Applied

Psychology, 90:2, 399-406.

Mowday, R., Steers, R., and Porter, L. (1979). The measurement of organizational commitment. Journal of

Vocational Behavior, 14, 224-247.

Mulyadi. 2002. Auditing edisi ke 6. Salemba Empat. Jakarta.

Nurchasanah dan WiwinRahmanti. 2003. Analisis Faktor-Faktor Penentu KualitasAudit. Jurnal Akuntansi dan

Manajemen STIE YKPN. Edisi Agustus : Hal 47- 60.

Priyanti, Ana Siswardhani.2007. Pengaruh Keahlian dan Independensi Auditor terhadap kualitas audit di KAP

Yogyakarta. Skripsi tidak ditebitkan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Robbins SP, dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi. Salemba Empat. Jakarta.

Rosmiani. 1996. Etos Kerja Nelayan Muslim Di Desa Paluh Sebaji Deli Serdang Sumatera Utara;

Hubungan Antara Kualitas Keagamaan dengan Etos Kerja; Thesis; Kerjasama Program Pascasarjana

Institut Agama Islam.Negeri Jakarta & Pascasarjana UI Jakarta.

Satyo. 2005. Mendorong Good Governance dengan Mengembangkan Etika di KAP.Media Akuntansi. Edisi

Oktober: 39-42.

Sekaran, Uma. 2000. Research Methods For Business : A Skill-Building Approach. Third Edition. John Wiley &

Sons. Inc. New York.

Page 20: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

20

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

Sinamo, Jansen. 2005. Delapan Etos Kerja Profesional; Navigator Anda Menuju Sukses; Grafika Mardi Yuana,

Bogor.

Somers, M.J. dan Birnbaum, Dee. 1998. Work-Related Commitment and Job Performance: It’s Also The Nature of

The Performance That Counts. Journal of Organizational Behavior, (19) : 621-634.

Sujarweni, V. Wiratna. 2007. Belajar Mudah SPSS Untuk Penelitian. Ardana Media. Yogyakarta.

Sukriah,Ika. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap

Kualitas Hasil Pemeriksaan. Jurnal Akuntansi & keuangan.

Sunarsip, 2001. Corporate Governance Audit Paradigma Baru Profesi Akuntan dalam Mewujudkan Good

Corporate Governance. Media Akuntansi, Edisi 17, April-Mei, Tahun VIII.

Susiana dan Arleen Herawati.2007. Analisis Pengaruh Independensi,Mekanisme Corporate Governance, dan

Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar 26-

28 Juli 2007.

Trisnaningsih, S., 2003. Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Auditor:Motivasi Sebagai Variabel

Intervening (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur). Jurnal Riset akuntansi Indonesia,

(6): 199-216.

______, 2004. Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat Dari Segi Gender. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, (7) : 108 – 123.

______, 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good

Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Simposium Nasional

Akuntansi X. Makassar 26-28 Juli 2007.

Yousef, A. Davish. 2000. Organizational Commitment: A Mediator of The Relationships of Leadership Behavior With Job

Satisfaction and Performance in A Non-Western Country. Journal of Management Psychology, (15) : 6-28. ***

Penulis: Dr. H. Yuskar, SE, MA, Ak. adalah ketua Jurusan & Dosen Akuntansi FE UNAND, Padang. Hp.

085274538800. Email: [email protected]. ***

Page 21: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 ... · Beberapa kasus terkait krisis moral dalam dunia bisnis seperti yang dikemukakan beberapa tahun silam adalah kasus

21

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

Lampiran-1

Tabel 4.18

Pengujian Hipotesis - Hasil Uji T

Variabel T tabel T hitung Sign.

(p-value)

Kesimpulan

Independensi Auditor 2.05954 2.270 0.032 H1 diterima

Komitmen Organisasi 2.05954 4.614 0.000 H2 diterima

Pemahaman Good Governance 2.05954 2.019 0.054 H3 ditolak

Integritas Auditor 2.05954 2.305 0.030 H4 diterima

Budaya Organisasi 2.05954 4.219 0.000 H5 diterima

Etos Kerja 2.05954 2.042 0.052 H6 ditolak

Sumber: Data primer yang diolah (2011)

Tabel 4.19

Pengujian Hipotesis 7, Hasil Uji F

ANOVAb

14,923 6 2,487 29,757 ,000a

2,090 25 ,084

17,012 31

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Etos_kerja, komitmen_organisasi, budaya_organisasi,

integritas_auditor, independensi_auditor, pemahaman_good_governance

a.

Dependent Variable: Kinerja_auditorb.