beberapa kasus praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat

62
BEBERAPA KASUS Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Paripurna P. Sugarda Paripurna P. Sugarda

Upload: missy

Post on 22-Jan-2016

184 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

BEBERAPA KASUS Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Paripurna P. Sugarda. Kasus PT. Carrefour Indonesia Kasus PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Kasus PT. Garuda Indonesia Kasus Pengadaan Tinta Sidik Jari Pemilu 2004 Kasus Penjualan VLCC PT. Pertamina - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

BEBERAPA KASUS Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat

Paripurna P. SugardaParipurna P. Sugarda

Page 2: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Kasus PT. Carrefour Indonesia Kasus PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Kasus PT. Garuda Indonesia Kasus Pengadaan Tinta Sidik Jari Pemilu

2004 Kasus Penjualan VLCC PT. Pertamina Kasus Proyek Logo Baru PT. Pertamina Kasus Retail PT. Indomarco Prismatama

(Indomaret)

Page 3: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

PT. Carrefour Indonesia PT. Carrefour Indonesia melakukan

perjanjian dengan para pemasok yang memuat syarat-syarat perdagangan (Trading Terms) dan berlaku selama 1 tahun

Trading Terms yang ditetapkan antara lain:Listing Fee, Minus Margin, Anniversary Discount, Common Assorted Cost, Store Remodeling Discount, Opening Cost / New Store, Opening Discount

Page 4: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Listing Fee Adalah biaya pemasok untuk memasok

produk baru pada PT. Carrefour Indonesia Berfungsi sebagai jaminan apabila barang

tidak laku dan hanya ditetapkan sekali PT. Carrefour Indonesia menetapkan

Listing Fee pada pemasok per item produk per gerai PT. Carrefour Indonesia

Page 5: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Minus Margin Adalah syarat bahwa pemasok menjamin

bahwa harga produk yang dijual oleh pemasok pada PT. Carrefour Indonesia tidak lebih mahal dari harga produk yang sama yang dijual pada pesaing PT. Carrefour Indonesia

Bila ditemukan bukti tertulis bahwa harga beli PT. Carrefour Indonesia lebih mahal dari pesaingnya, maka PT. Carrefour Indonesia berhak mendapat kompensasi dari pemasok sebesar selisih dari harga beli PT. Carrefour Indonesia dengan harga jual pesaing

Page 6: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Market Power PT. Carrefour Indonesia

PT. Carrefour Indonesia memiliki (market power) yang lebih besar dibandingkan dengan peritel lain di pasar hypermarket, karena:

1. PT. Carrefour Indonesia merupakan peritel pasar modern yang terbesar di pasar hypermarket dengan memiliki 16 gerai dan beberapa gerai adalah yang terluas dibandingkan gerai peritel hypermarket lain

2. PT. Carrefour Indonesia termasuk pelopor/incumbent di pasar ritel modern dengan konsep hypermarket;

3. Posisi gerai PT. Carrefour Indonesia banyak terletak di lokasi strategis yg memberikan akses signifikan kepada konsumen

4. Gerai PT. Carrefour Indonesia memiliki tingkat kenyamanan dan kelengkapan fasilitas yang tinggi

5. Jenis item produk yang dijual termasuk yang paling lengkap

Page 7: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Akibat Market PowerTimbulkan ketergantungan bagi para pemasok, karena:1. PT. Carrefour Indonesia memiliki kemampuan akses

untuk menjual produk kepada konsumen yang lebih besar melalui banyaknya jumlah gerai

2. Gerai PT. Carrefour Indonesia sebagai tempat promosi untuk menaikan citra produk pemasok dan promosi produk baru

3. Prosentase nilai penjualan produk pemasok di gerai PT. Carrefour Indonesia cukup signifikan dibandingkan dengan total nilai penjualan produk pemasok

4. Gerai PT. Carrefour Indonesia banyak terdapat di lokasi yang strategis

5. Dengan masuknya produk di gerai PT. Carrefour Indonesia , Pemasok akan lebih mudah memasukkan produknya ke gerai pesaing PT. Carrefour Indonesia

Page 8: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Akibat Ketergantungan Pemasok

Pemasok memiliki bargaining power yang lemah dalam bernegosiasi dengan Terlapor dalam menyepakati syarat-syarat perdagangan (trading terms)

Page 9: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1999

PT. Carrefour Indonesia telah melanggar Pasal 19 huruf a dan

huruf b

Page 10: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 19 huruf aPelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa:

a. menolak dan atau menghalangi

pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan; 

Page 11: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 19 huruf b

b. atau mematikan usaha pesaingnya

di pasar bersangkutan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

Page 12: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Melalui persyaratan Minus Margin, PT. Carrefour Indonesia terbukti telah menghalangi pelaku usaha lain dalam melakukan kegiatan dalam jenis usaha yang sama di wilayah DKI Jakarta

Fakta:salah satu pemasok produk Susu menghentikan pasokannya pada Hypermarket Giant (pesaing PT. Carrefour Indonesia) karena takut dikenakan

sanksi Minus Margin

Page 13: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Melalui persyaratan Minus Margin, PT. Carrefour Indonesia telah menghambat persaingan usaha dengan cara tidak jujur dan melawan hukum Minus Margin menimbulkan hambatan persaingan bagi pelaku usaha pesaing PT. Carrefour Indonesia berupa hambatan dari segi perolehan barang dan dari segi penentuan harga

back

Page 14: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.Penguasaan Pasar Pangsa pasar mi instan nasional,sampai

dengan akhir tahun 2005 dikuasai oleh:- PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., sebesar 70%- PT. Karunia Alam Segar, sebesar 20%- 12 produsen lainnya secara bersama-sama menguasai 10%

Page 15: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 25 ayat (2) UU No.5 tahun 1999(2) Pelaku usaha memiliki posisi dominan sebagaimana

dimaksud ayat (1) apabila:

a. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai 50% (lima puluh persen) atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu; atau

b. dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai 75% (tujuh puluh lima persen) atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

Page 16: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Jabatan Rangkap PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

merupakan bagian dari perusahaan kelompok “Group Indofood”, dimana PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. sebagai perusahaan induk yang memiliki 31 perusahaan anak

Terjadi Jabatan Rangkap dalam Group Indofood yang melibatkan 3 orang yaitu Anthoni salim, Fransiscus Welirang, dan Benny S. Santoso

Page 17: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

No Nama PerusahaanJABATAN

Direktur Utama

Direktur Komisaris Utama

Komisaris

1. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

2. PT. Myojo Prima Lestari

3. PT. Intiboga Sejahtera

4. PT.Indosentra Pelangi

5. PT.Ciptakemas Abadi

6. PT.Inti Abadi Kemasindo

7. PT.Tristara Makmur

8. PT.Indomarco Adi Pratama

9. PT.Putri Daya Usahatama

10 PT.Bogasari Sentra Flour Mills

11 PT. Intisari Flour Mills

= Anthoni Salim

= Frannsiscus Welirang

= Benny S. Santoso

Page 18: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 26 UU No. 5 tahun 1999Seseorang yang menduduki jabatan sebagai direksi atau komisaris dari suatu perusahaan, pada waktu yang bersamaan dilarang merangkap menjadi direksi atau komisaris pada perusahaan lain,

apabila perusahaan–perusahaan tersebut:

a. berada dalam pasar bersangkutan yang sama; atau

b. memiliki keterkaitan yang erat dalam bidang dan atau jenis usaha; atau

c. secara bersama dapat menguasai pangsa pasar barang dan atau jasa tertentu, yang dapat

mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

Page 19: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pemilikan Saham

PT. Prima Intipangan Sejati

PT. PT. Surya Pangan Indonesia

PT. Nissinmas

51,5%

99,98% 50% 49%

PT. Myojo Prima Lestari

91%

First Pasific Company

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

Page 20: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 27 UU No. 5 Tahun 1999Pelaku usaha dilarang memiliki saham mayoritas pada beberapa perusahaan sejenis yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang yang sama pada pasar bersangkutan yang sama, atau mendirikan beberapa perusahaan yang memiliki kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan yang sama, apabila kepemilikan tersebut mengakibatkan:

a. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu;

b. dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

Page 21: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Sifat Larangan Posisi Dominan

Rule of Reason

back

Page 22: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

PT. Garuda Indonesia Computerized Reserved System (CRS) =

sistem reservasi yang dimiliki maskapai penerbangan untuk melakukan booking seat secara otomatis oleh biro perjalanan swasta

Beberapa CRS di dunia, antara lain: Sistem Sabre, Sistem Galileo, Sistem Amedeus, Sistem Worldspan, Sistem Abacus

Maskapai penerbangan (termasuk Garuda) umumnya menggunakan lebih dari 1 CRS

Page 23: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

PT Abacus Indonesia adalah anak perusahaan PT. Garuda Indonesia dan merupakan distributor tunggal Sistem Abacus

PT. Garuda Indonesia melakukan proteksi terhadap PT. Abacus Indonesia : “Sistem ARGA (Automated Reservation of Garuda Airways) hanya disertakan pada Sistem Abacus”

ARGA = sistem reservasi untuk booking tiket penerbangan Garuda jalur domestik

Page 24: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Akibatnya…. Biro perjalanan swasta hanya bisa

menggunakan Sistem Abacus untuk penjualan segmen domestik

10 Oktober 2001 : PT Vayatour (biro perjalanan swasta) menerima pemutusan perjanjian sepihak dari PT. Abacus Indonesia yang diikuti pemutusan hubungan ke sistem Abacus

Alasan pemutusan : PT Vayatour tidak memenuhi target minimal penjualan

Page 25: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

PT. Garuda Indonesia menawarkan koneksi langsung ke sistem ARGA pada PT. Vayatour tanpa harus menggunakan sistem Abacus, dengan syarat PT. Vayatour menyiapkan perangkat pendukung lengkap

PT. Abacus Indonesia keberatan karena dengan koneksi langsung, maka dual acces pada sistem ARGA yang dimiliki secara ekslusif melalui sistem Abacus kehilangan eksklusivitasnya

Page 26: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

28 Mei 2002 : PT. Abacus Indonesia mengirimkan surat pada PT. Vayatour untuk tetap menggunakan sistem Abacus

PT Vayatour menuduh PT. Abacus Indonesia dan PT. Garuda Indonesia telah menyalahgunakan posisi dominannya.

Page 27: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 14 UU No. 5 tahun 1999Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang bertujuan untuk menguasai produksi sejumlah produk yang termasuk dalam rangkaian produksi barang dan atau jasa tertentu yang mana setiap rangkaian produksi merupakan hasil pengolahan atau proses lanjutan, baik dalam satu rangkaian langsung maupun tidak langsung, yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan masyarakat

Page 28: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 15 ayat (2) UU No. 5 tahun 1999(2) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain yang

memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok.

Page 29: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Jabatan Rangkap Jabatan rangkap terkait dengan 2 orang

yaitu Emirsyah Satar dan Wiradharma Bagus Oka

Keduanya memiliki kedudukan sebagai anggota Direksi PT Garuda Indonesia sekaligus sebagai Komisaris PT Abacus Indonesia

Page 30: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 26 huruf b UU No.5 tahun 1999Seseorang yang menduduki jabatan sebagai direksi atau komisaris dari suatu perusahaan, pada waktu yang bersamaan

dilarang merangkap menjadi direksi atau komisaris pada perusahaan lain, apabila perusahaan–perusahaan tersebut:

a. berada dalam pasar bersangkutan yang sama; atau

b. memiliki keterkaitan yang erat dalam bidang dan atau jenis usaha; atau

c. secara bersama dapat menguasai pangsa pasar barang dan atau jasa tertentu, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

Page 31: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pelanggaran PT. Garuda Indonesia

PT. Garuda Indonesia dan PT. Abacus Indonesia telah melanggar pasal 14, pasal 15 ayat (2), dan pasal 26 huruf b UU No.5 tahun 1999

back

Page 32: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pengadaan Tinta Sidik Jari Pemilu 2004 Pengadaan tinta sidik jari dilakukan oleh Divisi

Logistik KPU melalui pengumuman pelelangan No.1238/15/XII/2003

Syarat untuk mengikuti prakualifikasi pengadaan tinta, antara lain:- Calon peserta prakualifikasi harus berbentuk konsorsium dengan jumlah anggota minimal 3 perusahaan dan surat perjanjian konsorsium harus disahkan notaris- Tiap anggota konsorsium harus memiliki SIUP besar dan surat ijin usaha lain dengan klasifikasi bidang usaha pemasokan barang ATK- Tiap anggota konsorsium harus memiliki pengalaman kerja dalam sub bidang pemasokan barang ATK min. 3 thn terakhir

Page 33: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

32 konsorsium perusahaan mendaftarkan diri

Dilakukan pemeriksaan kelengkapan oleh Biro Logistik dan Panitia Pengadaan KPU 8 konsorsium memenuhi persyaratan

Page 34: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

8 Konsorsium yang memenuhi syarat1. Konsorsium PT Mustika Indra Mas (PT. MIM)2. Konsorsium PT Multi Mega Service (PT. MMS)3. Konsorsium PT. Senorotan Perkasa (PT. SP)4. Konsorsium PT Tricipta Adimandiri (PT. TA)5. Konsorsium PT Yanaprima Hastapersada

(PT.YH)6. Konsorsium PT Fulcomas Jaya (PT. FJ)7. Konsorsium PT Wahgo International

Corporation (PT. WIC)8. Konsorsium PT Lina Permai Sakti (PT. LPS)

Page 35: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Tidak semua Konsorsium memenuhi persyaratan Panitia pengadaan lalu mengeluarkan SK No. 09.A/SK/KPU/tahun 2004 ttg Penetapan Spesifikasi Teknis dan Cara Penunjukan Langsung Pengadaan Tinta Sidik jari pemilu 2004 yg isinya a.l.“untuk kecepatan waktu mengingat pelaksanaan Pemilu sudah sangat mendesak, maka pengadaan tinta sidik jari pemilu Legislatif Tahun 2004 dilaksanakan dengan cara penunjukan langsung”

Page 36: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Konsorsium PT.MIM, Konsorsium PT.MMS, Konsorsium PT.SP, Konsorsium PT.TA, Konsorsium PT.YH mengadakan pertemuan dengan mengikut sertakan Konsorsium PT. Nugraha Karya Persada sebanyak 4 kali selama Februari 2004

Pertemuan menghasilkan kesepakatan:1. Tinta yg akan digunakan adalah tinta yang

ditawarkan oleh Konsorsium PT.Nugraha Karya Persada krn Konsorsium PT.tersebut mrpkn salah satu pemasok tinta impor dari India

2. Melakukan pengaturan harga penawaran dgn kesepakatan bahwa siapapun yg nanti menjadi pemenang di antara Konsorsium2 tsb, akan melibatkan yang lain utk melaksanakan pekerjaan

Page 37: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

17 Februari 2004, KPU mengumumkan pemenang tender yaitu Konsorsium PT.MIM, Konsorsium PT. FJ, Konsorsium PT.WIC, dan Konsorsium PT.LPS

20 februari 2004, Konsorsium PT.MIM mengadakan pertemuan dengan Konsorsium PT.MMS, Konsorsium PT.SP, Konsorsium PT.TA, Konsorsium PT.YH untuk membahas pembagian kerja dan modal dalam pengadaan tinta sidik jari

Page 38: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 22 UU No. 5 tahun 1999

Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk

mengatur dan atau menentukan pemenang tender

sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

back

Page 39: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Penjualan VLCC PT. Pertamina PT. Pertamina berniat melakukan

divestasi 2 buah kapal tanker VLCC dengan alasan finansial

Untuk melakukan divestasi VLCCPT. Pertamina melakukan penunjukan langsung Goldman Sachs (Singapore) Pte. sebagai financial advisor dan arranger

Page 40: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pertimbangan penunjukan langsung Goldman Sachs (Singapore) Pte.1. Rapat Direksi PT. Pertamina dengan Dewan Komisaris PT.

Pertamina memutuskan Divestasi VLCC harus selesai dalam waktu 1 (satu) bulan;

2. Keterbatasan kemampuan PT. Pertamina untuk menjual tanker VLCC;

3. Goldman Sachs (Singapore) Pte. memiliki kredibilitas dan kemampuan yang sudah mendunia serta memiliki jaringan yang luas untuk mencari calon pembeli potensial di luar negeri;

4. Goldman Sachs (Singapore) Pte. memiliki pengalaman dalam penjualan aset;

5. Goldman Sachs (Singapore) Pte. selama ini bekerja pada PT. Pertamina tanpa retainer fee

Page 41: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Berdasarkan saran dari Goldman Sachs (Singapore) Pte., PT. Pertamina melakukan penjualan 2 kapal tanker VLCC melalui penawaran tender yang diikuti oleh 43 calon peserta tender

PT. Pertamina memilih 3 peserta yang memenuhi persyaratan yaitu Frontline, Ltd., Essar Shipping, Ltd., dan Overseas Shipholding Group, Inc., dengan Essar Shipping, Ltd. sebagai pihak yang mengajukan penawaran tertinggi

Essar Shipping, Ltd.,kemudian ternyata tidak memenuhi beberapa syarat pembayaran

Page 42: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Frontline, Ltd. kemudian melakukan revisi penawaran dengan harga yang lebih besar dari 2 peserta lainnya

Frontline, Ltd. Juga menunjuk PT Perusahaan Pelayaran Equinox untuk bertindak sebagai agennya dalam pembelian VLCC

Berdasarkan pertimbangan yang diajukan oleh Goldman Sachs (Singapore), Pte. terkait penawaran yang diajukan para peserta dan revisi penawaran Frontline, Ltd. PT. Pertamina menyetujui Frontline, Ltd. sebagai pemenang tender

Page 43: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 19 huruf d UU No. 5 tahun 1999Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan,baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa:

….

(d) melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu

Page 44: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Diskriminasi yang dilakukan PT. Pertamina

- Penunjukan langsung Goldman Sachs (Singapore), Pte. sebagai financial advisor dan arranger

- Penerimaan revisi penawaran harga hanya dari Frontline, Ltd

Page 45: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 22 UU No. 5 tahun 1999Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk

mengatur dan atau menentukan pemenang tender

sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

Page 46: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Tindakan yang melanggar pasal 22

Persekongkolan PT. Pertamina, Goldman Sachs (Singapore), Pte., Frontline, Ltd., dan PT. Perusahaan pelayaran Equinox dalam mengatur Frontline, Ltd. sebagai pemenang tender

back

Page 47: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Proyek Logo Baru PT. Pertamina PT. Pertamina mengeluarkan kebijakan

penggantian logo dalam rangka perbaikan citra dan penyesuaian visi & misi perusahaan

PT. Pertamina melakukan penunjukan langsung pada LANDOR sebagai Branding Consultant untuk melakukan penggantian logo

Page 48: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pertimbangan penunjukan langsung:“…reputasi dan pengalaman LANDOR selama ± 30 (tiga puluh) tahun dalam bisnis merancang logo-logo perusahaan dunia khususnya perusahaan-perusahaan minyak dunia…”

Penunjukan juga didasarkan pada alasan keterbatasan waktu

Page 49: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Beberapa Branding Consultant di Indonesia

BRANDING CONSULTANT BEBERAPA KLIEN

LANDOR Federal Express (FedEx), Caltex, British Petroleum (BP), Indosat, BNI, BII, Danamon, Medco Energy, Cathay Pasific, Garuda Indonesia Airways, Indofood

Interbrand Master Card, British Airways, BMW, Deutsche Telekom, Adidas, Heinz, Pepsi, Fuji, Nescafe, Gillette, Compaq, DHL, Thomas J. Lipton, Rabobank.

Brandz Group China Airlines, China Development Bank, Telecom Malaysia, British American Tobacco Malaysia, Sheraton Hotel KL, Bangkok Bank, Ajinomoto Thailand, Bank Danamon, BRI, Bank Niaga, Hero Group, Bakrie Group, Bentoel, Danone Indonesia, Nutricia, Friesche Vlag, Indosat, Indofood, Darya-Varia.

Page 50: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 19 huruf d UU No. 5 tahun 1999Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa:

….

(d) melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu

Page 51: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Diskriminasi yang dilakukan PT. Pertamina

• PT. Pertamina tidak berupaya untuk mencari perusahaan pembuat logo pembanding

• PT. Pertamina mengabaikan branding consultant lain

back

Page 52: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Retail PT. Indomarco Prismatama (Indomaret)PT. Indomarco Prismatama dilaporkan oleh masyarakat (penguasaha kecil) karena berdampak negatif terhadap usaha mereka, yaitu berupa:

1) Penghasilan atau omset penjualan menjadi turun drastis;2) Banyak usaha kecil yang tutup atau tidak berjualan lagi karena kalah bersaing dalam harga dan pelayanan;3) Biaya kehidupan rumah tangga mereka terancam, karena sebelumnya usaha warung merupakan mata pencarian untuk biaya kehidupan sehari-hari

Page 53: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

PT. Indomarco Prismatama melakukan ekspansi usaha melalui sistem waralaba untuk mendirikan Toko Swalayan dalam jaringan eceran Toko Swalayan Indomaret

Toko Swalayan Indomaret mendapat dukungan pasokan produk yang diproduksi oleh PT. Indomarco Prismatama

Melalui sistem waralaba tersebut, telah berdiri 290 Toko Swalayan Indomaret dan direncanakan akan berdiri 2000 unit lagi yang berlokasi di tingkat kecamatan sampai kelurahan di seluruh Jabotabek;

Page 54: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Kerugian yang diderita pengusaha kecil Untuk setiap 1 Toko Swalayan Indomaret, di

sekitarnya diperkirakan ada 10 usaha kecil. Bila ada 290 Toko Swalayan Indomaret,akibatnya 2900 usaha kecil terancam mati, karena kalah bersaing.

Bila berdiri sampai 2000 Toko Swalayan Indomaret, maka diperkirakan 20.000 usaha kecil yang berada di Jabotabek akan mati atau minimal 80.000 orang masyarakat miskin tambah melarat, resah kehilangan mata pencaharian

Page 55: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Tuduhan pelanggaran UU No.5 Tahun 1999 Pasal 1 huruf d dan huruf h, Pasal 15 ayat (1), dan Pasal 25 ayat (1)

Page 56: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 1 huruf d dan huruf hHuruf d:

Posisi dominan adalah keadaan di mana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi di antara pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau penjualan, serta kemampuan untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau jasa tertentu

Huruf h:Persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dgn maksud untuk menguasai pasar bersangkutan bagi kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol.

Page 57: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 15 ayat (1)(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan bahwa

pihak yang menerima barang dan atau jasa hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang dan atau jasa tersebut kepada pihak tertentu dan atau pada tempat tertentu

Page 58: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 25 ayat (1)(1) Pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk:

a) menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan atau menghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang bersaing, baik dari segi harga maupun kualitas; atau

b) membatasi pasar dan pengembangan teknologi; atau

c) menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki pasar bersangkutan

Page 59: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Hal-hal yang dikecualikan: Pasal 50 huruf b

Yang dikecualikan dari ketentuan undang-undang ini adalah:

(b) perjanjian yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual seperti lisensi, paten, merek dagang, hak cipta, desain produk industri, rangkaian elektronik terpadu, dan rahasia dagang,

serta perjanjian yang berkaitan dengan waralaba

Page 60: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pendapat KPPUTindakan PT. Indomarco Prismatama tidak sejalan dengan pasal 2 & pasal 3 UU No.5 tahun 1999

Pasal 2:Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan

memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum.

Page 61: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Pasal 3 UU No.5 tahun 1999Tujuan pembentukan undang-undang ini adalah untuk:a. menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi

ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;

b. mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil;

a. mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha; dan

b. terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha

Page 62: BEBERAPA KASUS  Praktek  Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Tindakan PT. Indomarco Prismatama

Dalam pengembangan usahanya kurang memperhatikan prinsip keseimbangan sesuai asas demokrasi ekonomi dalam

menumbuhkan persaingan sehat antara kepentingan pelaku usaha dengan

kepentingan umum

back