hukum persaingan usaha (anti monopoli)

54
HUKUM PERSAINGAN USAHA: SUATU PENGANTAR

Upload: mailinursal

Post on 16-Aug-2015

85 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

HUKUM PERSAINGAN USAHA:SUATU PENGANTAR

Page 2: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

2

Persaingan/kompetisi

Page 3: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

3

Persaingan/kompetisi

Page 4: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

4

Page 5: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

5

Taktik Jerman/Inggris

Page 6: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

6

Taktik Brasil

Page 7: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

7

Taktik Indonesia

Yang merah bukan bola, itu wasit !!!

Page 8: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

Kompetisi memacu prestasi

8

Page 9: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

9

An Accelerating World?

Waktu yang diperlukan untuk melipatgandakan pendapatan bagi umat manusia:

Pre-industrial period: 350 years

Early Industrializers – eg Britain (1780-1830) 125 years

Second Phase Industrializers – (19th century) 65 years

First Half of 20th Century 35 years

Fast growers 1950 – 1970 20 years

Fast Growers 1980 – 2000 10 years or less

Mengapa?

Page 10: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

10

Persaingan telah mengubah dunia dan meningkatkan kesejahteraan

bagi umat manusia

Pertumbuhan yang lebih tinggi sekarang dibandingkan sebelumnya disebabkan oleh pemanfaatan teknologi dan

peningkatan produktifitas - yang didorong oleh pasar yang kompetitif

Page 11: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

11

Mengapa persaingan itu penting?

• Persaingan memaksa perusahaan untuk menekan biaya menjadi lebih rendah

• Persaingan memaksa perusahaan untuk selalu menciptakan produk baru dan berinovasi

• Pesaingan memaksa terciptanya pelayanan yang lebih baik• Menguntungkan konsumen

“If this capital [of the grocery trade] is divided between two different grocers, their competition will tend to make both of them sell cheaper, than if it were in the hands of one only; and if it were divided among twenty, their competition would be just so much the greater, and the chance of their combining together, in order to raise the price, just so much the less.” The Wealth of Nations

Page 12: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

12

Manfaat PersainganManfaat Persaingan

• Industri penerbangan

Page 13: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

13

Manfaat PersainganManfaat Persaingan

• Industri telekomunikasi

Page 14: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

14

Manfaat PersainganManfaat Persaingan

• Industri ritel

Page 15: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

15

The Equilibrium of Supply and Demand

Price

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Quantity

13

Equilibriumquantity

Equilibrium price Equilibrium

Supply

Demand

Page 16: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

16

The Inefficiency of Monopoly

Quantity0

Price

Deadweightloss

DemandMarginalrevenue

Marginal cost

Efficientquantity

Monopolyprice

Monopolyquantity

Page 17: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

17

Competition Policy

Competition Policy

Macro-economic Policy Competition Law

Promote deregulation & trade liberalization

Prevent Anti-Competitive Conduct

Foster Mobility of Resources, Competitive Environment, Economic Efficiency & Consumer Welfare

Page 18: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

18

Mengapa Hukum Persaingan Usaha Penting?

“People of the same trade seldom meet together, even for merriment and diversion, but the the conversation

ends in conspiracy against the public, or in some contrivance to raise prices.”

Adam Smith, 1776

Page 19: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

19

Mengapa Hukum Persaingan Usaha Penting?

• Persaingan perlu adanya aturan main, karena terkadang tidak selamanya mekanisme pasar dapat berkerja dengan baik (adanya informasi yang asimetris dan monopoli);

• Dalam pasar, biasanya ada usaha-usaha dari pelaku usaha untuk menghindari atau menghilangkan terjadinya persaingan di antara mereka;

• Berkurangnya atau hilangnya persaingan memungkinkan pelaku usaha memperoleh laba yang jauh lebih besar;

Page 20: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

20

Mengapa Indonesia baru tahun 1999 memiliki UU Persaingan Usaha?

• Sebelum terbitnya UU No. 5/1999, Indonesia tidak memiliki hukum persaingan yang komprehensif

• Pengaturan tentang persaingan terdapat diberbagai peraturan perundang-undangan, seperti:– Pasal 382bis KUHP– Pasal 1365 KUHPerdata– Pasal 7 UU No.5/1984 tentang Perindustrian– d.l.l.

Page 21: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

21

Mengapa Indonesia baru tahun 1999 memiliki UU Persaingan Usaha?• Ide pembentukan sudah lama dilakukan, misalnya yang

dilakukan oleh PDI, kerjasama antara FHUI dengan Departemen Perdagangan

• Tetapi ide tersebut kandas karena tidak ada political will dan kondisi tidak terlalu kondusif

• Ide pembentukan mendapat momentum dengan adanya LoI dengan IMF pada tanggal 29 Juli 1998 dan keinginan dari masyarakat untuk melakukan reformasi

Page 22: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

22

Tujuan Utama Hukum Persaingan Usaha

Agar persaingan antar pelaku usaha tetap hidup Agar persaingan yang dilakukan antar pelaku usaha

dilakukan secara sehat Mencegah penyalahgunaan kekuatan ekonomi Melindungi kebebasan konsumen dan produsen dalam

berusaha Efesiensi ekonomi Meningkatkan kesejahteraan konsumen

Page 23: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

23

Tujuan Tambahan dari Hukum Persaingan Usaha Melindungi Usaha Kecil Menciptakan keadilan dan kejujuran dalam berusaha Mengendalikan inflasi

Bagaimana seandainya dalam suatu kasus terkadang antara tujuan yang satu dengan tujuan yang lain bisa saling berbenturan apa yang perlu dilakukan? (Misalkan tujuan untuk meningkatkan

efesiensi mungkin berbenturan dengan tujuan melindungi usaha kecil)

Page 24: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

24

Asas Hukum Persaingan Usaha

Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum (Pasal 2 UU No.5/1999).

Page 25: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

25

Tujuan Undang-undang Persaingan Usaha Indonesia1. menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi

ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;

2. mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil;

3. mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha; dan

4. terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.(Pasal 3 UU No.5/1999)

Page 27: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

27

Ketentuan Umum

Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi (Pasal 1 angka 5 UU No.5/1999).

Page 28: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

28

Ketentuan Umum (lanjutan)

Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha (Pasal 1 angka 1 UU No.5/1999);

Praktek Monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebi pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum (Pasal 1 angka 2 UU No.5/1999)

Page 29: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

29

Instrument of Competition Policy

Structural merger & monopolies

Behavioral price fixing, collusive agreement,

vertical restrains

Page 30: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

30

Instrument of Competition Policy

• Per se mutlak dilarang

• Rule of Reason melihat kepada akibat yang ditimbulkan

Page 31: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

31

Contoh Pasal UU No.5/1999

• Pasal 5 UU No.5/1999 Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku

usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama.

• Pasal 7 UU No.5/1999Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga di bawah harga pasar, yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

Page 32: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

32

Aliran Pemikiran dalam kebijakan persainganAliran Strukturalis

• Diperkuat oleh studi Mason di tahun 1930-an berdasarkan dari ide yang dikembangkan oleh mazhab neo-klasik, yang menilai kinerja ekonomi dalam kerangka alokasi dan teknis (efisiensi statis) dalam mengkontraskan kondisi monopoli dan persaingan sempurna mempengaruhi cabang ilmu ekonomi yang dikenal dengan ekonomi industri dan mengarah pada pengembangan paradigma SCP

• Tahun 1950-an riset dilanjutkan oleh Joe S. Bain mengenai kinerja pasar oligopoly dan mengukur hasilnya menemukan bahwa 8 perusahaan terbesar mengkontrol 70% atau lebih pasar, keuntungan rata-ratanya secara signifikan lebih tinggi daripada pasar yang kurang terkonsentrasi

Mason

Bain

Page 33: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

33

Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan

Aliran Strukturalis

– Karya Bain dan pengikutnya mengindifikasikan hubungan positif yang kuat antara konsentrasi dan profitabilitas memberikan dukungan yang cukup kuat kepada aliran “strukturalist” dari antitrust kondisi untuk masuk (the condition of entry) adalah pusat bagi paradigma SCP. Halangan untuk masuk dianggap sebagai kondisi yang penting bagi pemanfaatan market power

– Secara luas mendorong dekonsentrasi industri di Amerika, termasuk legislasi untuk merekstrukturisasi monopolis dan oligopolis

Page 34: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

34

Karakteristik PasarPermintaanElastisitas hargaSubtitusiPertumbuhan pasarJenis produkMetode pembelianPenjualanTeknologiBahan mentahLokasiKetahanan produkUnionization

Struktur Pasar (Market Structure)Jumlah penjual dan pembeliDiferensiasi produkHalangan masuk pasarIntegrasi vertikalDiversifikasiStruktur biaya

Perilaku Pasar (Conduct)Strategi hargaStrategi produkPeriklananPenelitian dan pengembanganRencana investasiKolusiMerger

Kinerja (Perfomance)Efisiensi alokasiEfisiensi produksiKualitas dan pelayananPertumbuhan teknologi

Kebijakan PemerintahKebijakan anti monopoliRegulasiPajak dan subsidiKebijakan perdaganganKontrol hargaKebijakan upahInsentif investasiInsentif karyawanKebijakan makroekonomi

Gambar Struktur, Perilaku, dan Kinerja sebuah Pasar (Structure-Conduct-Performance Approach)

Page 35: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

35

Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan

Aliran Chicago

– Tahun 1960an dan awal 1970an kritik tajam datang dari aliran Chicago (Alchian, 1950; Demzet, 1973; pelzman, 1976; Posner, 1972; Stigler, 1971) memberikan argument yang kuat bahwa karya Bain dan studi selanjutnya adalah salah dan proposal dekonsentrasi adalah salah arah

– Teripsirasi oleh aliran Austria persaingan adalah suatu proses, persaingan dapat mengarah kearah beragam struktur pasar yang dapat memberikan hasil yang efisien

– Hipotesa aliran Chicago perusahaan dengan efisiensi yang lebih superior secara umum akan memperluas pangsa pasar mereka meningkatkan konsentrasi pada pasar yang terbuka, dapat merupakan hasil dari persaingan yang efisien dimana pemenangnya akan berusaha untuk memperoleh proporsi penjualan yang lebih besar

Posner

Stigler

Page 36: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

36

Aliran Pemikiran dalam kebijakan persainganAliran Chicago

– Tetap melihat pentingnya peran campur tangan publik dan penguatan institusional dalam rangka untuk memastikan bahwa pasar memiliki kapasitas untuk menciptakan kekuatan dinamis kompetitif dari persaingan.

– Hanya kesepakatan yang horizontal yang muncul dibawah payung UU persaingan pengaturan non horizontal dipandang sebagai indikasi bahwa persaingan pasar sebenarnya berjalan hambatan vertical, kesepakatan antara perusahaan-perusahaan dan distributor dibawahnya atau supplier diatasnya (kesepakatan harga, periklanan, wilayah-wilayah dealer, praktek-praktek franchise) bukanlah sesuatu hal yang perlu diatur dalam UU persaingan dipandang sebagai pro persaingan.

– Penganut Schumpetarian dan evolusioner persaingan adalah bagian dari proses dinamis pencarian keuntungan membuat kondisi ekonomi menjadi dinamis lingkungan pasar (masalah institusi dan regulasi) seharusnya membuat daya saing perusahaan-perusahaan.

Page 37: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

37

Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan• Aliran Chicago

– Bagi mereka yang bekerja dalam tradisi Chicago School, Sherman Act memberi perhatian terhadap pembatasan output. Argumennya membatasi output menyebabkan harga yang lebih tinggi dan _ _ deadweight loss mengukur biaya yang dibebankan kepada masyarakat akibat dari pambatasan output_ _. Karena itu, tujuan dari Sherman Act adalah meminimalkan dead weight loss karena market power. Kekuatan pasar berarti kekuatan untuk menaikkan harga dengan mengurangi output untuk mencegah masuknya pesaing. Tanpa adanya kekuatan itu, munculah persaingan (Bork, 1966 dalam Martin, 1994:46).

Page 38: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

38

Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan

Post Chicago

– Post Chicago masih memegang premis-premis aliran Chicago bahwa maksimisasi kesejahteraan konsumen adalah tujuan kebijakan antitrust dan analisis ekonomi adalah “tool” yang berguna untuk menerapkan kebijakan ini.

– Pemikiran dari kelompok ini dikenal dengan pendekatan hierarki yang membahas secara khusus teori transaksi. Yang berbeda dari aliran ini adalah pilihan model formal economics yang jatuh pada model oligopoly yang berbasis pada “game theory”. Fokus analisis post-chicago adalah ide mengenai “naiknya biaya pesaing”

– Teori organisasi industri baru. Dengan fokus terhadap sifat dasar dan bentuk persaingan dalam concentrated market, organisasi industri dikatakan sebagai teori srategis bisnis. Penekanannya adalah pada perspektif dinamis dan mengenali kemungkinan efek timbal balik dari tingkah laku perusahaan terhadap struktur pasar, dan strategi perusahaan saat ini, ditujukan untuk mengubah struktur pasar dimasa depan. Jadi, perilaku pasar diesok. Strategi seperti itu sudah jelas akan membuat konsentrasi penjual dan hambatan masuk menjadi variable endogen.

Page 39: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

39

Aliran Pemikiran dalam kebijakan persainganContestability Market (Baumol, Panzar, dan Wilig, 1982)

– Halangan untuk masuk atau keluar akan berguna lebih dari hanya sekedar merespon rival setelah mereka muncul konsep contestability. Kasus yang ideal adalah ketika si-yang-ingin-masuk tidak punya resiko apa-apa. Perusahaan bisa memasuki pasar baru, mencoba peruntungannya, dan jika tidak berhasil bisa mengambil semua investasinya dan keluar tanpa kerugian. Di jargon yang sekarang, pasar seperti itu disebut “perfectly contestable market”.

– Perfectly contestable market sebagai pasar yang bisa dimasuki dan kaluar tanpa biaya Perfectly contestability adalah gagasan teoritikal (Edward E. Zajac, 1995:32)

Page 40: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

40

Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan

Contestability Market (Baumol, Panzar, dan Wilig, 1982)

– Jika pasar bersifat contestable perusahaan tidak harus kecil dan banyak harus bisa kompetitif, dan jika pasar banyak bersifat kontestabel maka perusahaan besar akan dibatasi untuk tidak bertindak non-kompetitif hal yang penting dalam kaitannya dengan teori kontestabel adalah bahwa struktur oligopoli atau monopoli dapat diterima ketika hambatan masuk rendah.

– Penekanannya adalah pada, bagaimana struktur pasar yang ada, tidak perduli terdapat oligopoly atau monopoli pada pasar relevan, pesaing potensial memiliki inisiatif untuk dapat masuk ke pasar. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran selama terdapat kesempatan masuk dan keluar pada biaya yang sangat rendah bagi pesaing potensial (Martin, Stephen 1993:300, Patterson, 1996:189, Fishwick, 1993:36

Page 41: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

41

Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan

New Economy– Pada abad duapuluh, dimana evolusi indistri ditandai dengan

munculnya industri-indistri berbasis teknologi dan inovasi, kritik terhadap penggunaan pasar persaingan sempurna sebagai analisis dalam kebijakan antitrust semakin kencang Menganggap persaingan sempurna sebagai struktur pasar yang memaksimumkan. Kesejahteraan yang menganggap keluar dari struktur pasar ini sebagai problematic, hanya ideal bila kompetisi dianggap statis. Kompetisi yang dinamis sebenarnya atau secara potensial penting bagi keuntungan sumber keuntungan konsumen. Melihat kebijakan antitrust dalam anggapan bahwa kompetisi yang sempurna dapat dicapai, sepertinya tidak terlalu berguna bagi konsumen (Mankiw, 1998, dalam Schmalence R. dan David S. Evens, 2001:15).

– Dalam industri yang sedang mengalami perubahan teknologi yang cepat dimana persaingan berpusat pada kekayaan intelektual (intellectual property), perusahaan-perusahaan yang sedang bersaing di pasar biasanya menggunakan R&D untuk mengembangkan produk, jasa dan kelebihan yang paling bagus sebagai basis untuk merebut dan memimpin pasar. Melalui cara ini perusahaan mampu mengurangi atau menghilangkan pesaing yang sudah ada dan yang akan ada dan merubah struktur pasar di masa depan. Harga yang statis dan persaingan output dalam margin di pasar menjadi tidak begitu penting.

Page 42: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

42

Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan• New Economy

– Investasi yang berbasis penciptaan intelectual property (knowledge base) menghasilkan skala ekonomi yang signifikan, mengarah pada konsentrasi penjual yang signifikan juga. Namun begitu, kepemimpinan pasar dapat diperebutkan sebagai akibat terus menerus adanya ancaman drustic innovation dari rival industri-industri ini kadang-kadang disebut “new economy” yang hamper sinonim dengan industri teknologi informasi (information – technology industry).

– Karakteristik persaingan mungkin mempunyai aspek-aspek yang menbuat ekonom menyebutnya “shumpetarian” karena ada proses “penghacuran kreatif”yang berarti inovasi menghancurkan industri lama dan menciptakan industi baru. Kontrasnya dalam “old economy” kompetisi ada terutama melaui kompetisi tradisional yaitu melalui harga dan atau output pada margin di dalam pasar dan melaui inovasi tambahan, bukan melaui usaha untuk menciptakan inovasi – drastis yang menghancurkan pasar (Schmalence R. dan David S. Evans., 2001:2)

– Aplikasi prinsip antitrust harus memikirkan cara-cara penting dalan industri new-economy yang membuat industri new-economy beda dengan yang tradisional (old economy). Dalam sepuluh tahun terakhir, penggunaan analisis ekonomi secara hati-hati, secara umum telah meluruskan kebijakan antitrust untuk mencerminkan karakteristik/kelebihan industri yang berkompetisi secara dinamis yang membedakan mereka dari industri yang berkompetisi secara statis (Schmalence R. dan David S. Evans., 2001:13)

Page 43: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

43

Struktur Pasar

• Monopoli: hanya ada satu penjual• Oligopoli: hanya sedikit penjual• Persaingan monopolistik: memiliki karakterstik

persaingan sekaligus karakter monopoli (banyak penjual, produk terdifrensiasi, bebas keluar dan masuk);

• Persaingan sempurna

Page 44: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

44

Elemen-elemen struktur pasar

• Market share: porsi penguasaan pasar yang dicerminkan oleh relatif nilai jual produk dari perusahaan terhadap keseluruhan nilai jual di pasar bersangkutan;

• Market Power: kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi harga tanpa harus mengurangi output;

• Concentration ratio: total market share dari beberapa (biasanya empat) perusahaan besar di pasar bersangkutan;

• Condition of entry: kondisi yang mencerminkan ada tidaknya hambatan masuk bagi pesaing;

Page 45: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

45

Market Power

Market power dapat ditunjukan oleh slope dari kurva permintaan.

Semakin inelastis kurva permintaan atau semakin curam slope dari kurva permintaan maka semakin besar market power dari perusahaan yang bersangkutan

Page 46: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

46

Fundamental Key dalam analisis Pasar Defining the Relevant MarketPasar yg berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas barang atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau jasa tersebut

Dapat dilihat dari:• Pasar produk (Product market)• Cakupan wilayah pasar (Geographic market)• Fungsional • Temporal

Page 47: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

47

Pasar yang penting

Pasar Produk (Product Market)• Barang atau jasa yang substitusi.• Diukur dari cross elaslisitas demand (permintaan) dan

supply (produksi dan penjualan).• SSNIP (Small but Significant Non-transitory Increase in

Price) digunakan untuk menentukan dimensi produk dan geografik dari pasar.

Geografi Market

Area dimana barang dan jasa berkompetisi.

Page 48: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

48

Pasar yang penting

Pasar Fungsional

Dilihat dari fungsi dari pelaku pasar, bukan barang atau jasanya, misalnya: supplier dan distributors.

Pasar Temporal• Pasar berubah.• Dilihat dari waktu, minimal 1 tahun

Page 49: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

49

Struktur Pasar (1)Pasar Monopolikarakteristiknya:

– Hanya terdapat satu perusahaan saja di dalam suatu pasar tertentu, – Tidak memiliki barang subtitusi yang mirip.– Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri– Dapat menentukan harga.– Promosi iklan kurang diperlukan.

Page 50: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

50

Struktur Pasar (2)Pasar OligopoliKarakteristik:– menghasilkan barang standar atau barang yang berbeda corak– kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah dan ada

kalanya sangat kuat– pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi

secara iklan.

Page 51: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

51

Struktur Pasar (3)

Pasar Persaingan MonopolistikKarakteristiknya:– Terdapat banyak penjual– Produknya bersifat berbeda corak– Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga – Masuk kedalam pasar relatif lebih mudah– Promosi produk secara aktif

Page 52: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

52

Struktur Pasar (4)Pasar Persaingan Sempurna

Karakteristiknya:– Barang yang diperjual belikan homogen;– Perusahaan di dalam pasar persaingan sempurna sebagai pengambil harga;– Jumlah penjual dan jumlah pembeli sangat banyak;– Tidak adanya hambatan (barrier to entry) bagi setiap penjual untuk masuk

kedalam pasar ataupun untuk keluar dari pasar;– Penjual maupun pembeli, mengetahui seluruh informasi pasar secara sempurna

Page 53: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

Perlu keadilan dalam kompetisi

53

Page 54: Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

54

Terima Kasih

[email protected]