konsep dasar hukum pajak sudah diedit

113
KONSEP DASAR HUKUM PAJAK 1.Jurusan/Prodi : PPKn 2.Semester Mata Kuliah : Genap 3.Tahun Akademik : 2013/2014 4.Fakultas : KIP Undana 5.Universitas :Nusa Cendana/ Undana 6. Pertemuan : 4 x 10 menit

Upload: marsi-bani

Post on 23-Nov-2015

138 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

KONSEP DASAR HUKUM PAJAK1.Jurusan/Prodi

: PPKn

2.Semester Mata Kuliah: Genap

3.Tahun Akademik

: 2013/2014

4.Fakultas

: KIP Undana

5.Universitas:Nusa Cendana/Undana

6. Pertemuan : 4 x 10 menit

I.Materi Kuliah:Konsep Dasar Hukum PajakII.Tujuan Instruksional Umum ( TIU)

Dengan mempelajari mata kuliah hukum pajak, mahasiswa jurusan PPKn dapat memiliki kompetensi dasar berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan khusus di bidang hukum pajak atau perpajakan, sehingga pada gilirannya tumbuh kesadaran akan pentingnya pajak bagi negara dan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.III.Tujuan Instruksional kKhusus( TIK) 1.Dengan penjelasan dosen, mahasiswa dapat merumuskan definisi pajak menurut pendapat sendiri.

2.Melalui bacaan literatur mengenai hukum pajak, mahasiswa dapat merumuskan pengertian hukum pajak dengan baik dan benar.

3.Dengan penjelasan dosen, mahasiswa dapat mengklasifikasikan sumber-sumber penghasilan Negara.4.Melalui penjelasan dosen, mahasiswa dapat menganalisis peranan pajak dalam RAPBN/RAPBD.

5.melalui penjelasan dosen, mahasiswa dapat memahami asas-asas yang berlaku dalam pembuatan hukum pajak.

6.Dengan membaca literatur yang ditentukan dosen, mahasiswa dapat menggolongkan jenis pajak ke dalam hukum pajak materil dan hukum pajak formal..IV. Materi Kuliah

1.Defenisi Pajak

2.Pengertian Hukum Pajak

3.Sumber-sumber penghasilan Negara

4.Peranan Pajak dalam APBN dan APBD

5.Asas-asas dalam pembuatan Hukum Pajak

6.Penggolongan Pajak dan Tarif Pajak

V. Kegiatan Belajar Mengajar

A. Kegiatan Awal

1. Dosen menghubungkan kasus- kasus pajak di Indonesia secara garis besar

2. Mahasiswa diberi kesempatan berpendapat tentang kasus-kasus perpajakan di Indonesia

B. Kegiatan Inti

1. Dpaparkan materi power poin dan mahasiswa diberi kesempatan menanggapi

2. Dosen membagi mahasiswa dalam kelompok 7-10 orang menjai kelompok parmanen untuk mata kuliah ini.

3. Dosen menyajikan thema diskusi

4. Mahasiswa melaksanakan diskusi; diskusi dibawah bimbingan dosen, diskusi tugas kelompok oleh mahasiswa5. Dosen bersama mahasiswa membuat kesimpulan akhir dari setiap kali di akhir pertemuan

C.Kegiatan Penutup

1. Dosen memberi tugas individu

2. Pada akhir pertemuan ke 4 dilakukan uji kompetensi untuk mengukur pencapaian tujuan khusus pembelajaran.

VI. Evaluasi

Petunjuk Kerja:

Pilihlah salah satu Jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan pada bagian ini !

1. Pajak adalah bantuan secara langsung maupun secara tidak langsung yang dapat dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang untuk menutup belanja pemerintah. Rumusan ini merupakan defenisi pajak menurut.a. P. J. A. Adriani

b. RAO

c. Leory Beuleu.d. Soemitro2. Pajak terdapat unsur beda yang menyolok jika dibandingkan dengan jenis pungutan lainnya seperti Restribusi yaknia. Yuran Wajib

b. Paksaan yang lebih kuat.-

c. Menurut Undang-Undang

d. Masuk ke Kas Negara3. Asas pemungutan pajak yang dikenal dengan sebutan The Four Maxim diperkenalkan oleha. Adam Smith.-

b. Soemitro

c. P.J.A. adriani

d. Hadikusumo4. Dalam lapangan ilmu Hukum maka hukum pajak disebut pula dengan istilah a. Hukum Publik

b. Hukum Pidana

c. Hukum Administrasi Negara

d. Hukum Fiskal5. Jenis Undang-Undang yang masuk kategori hukum pajak formal

a. UU No. 7 Tahun 1983 Tentang PPh

b. U.U.No. 8 Tahun 1983 Tentang PPN

c. UU No.12 Tahun 1983 Tentang PBB

d. UU No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.-

6. Dalam bidang pajak juga dilakukan reformasi terhadap UU perpajakan diantaranya UU No 17 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak sebagai pengganti UU no.17 tahun 1997 tentang.

a. Penyelesaian sengketa Pajakb. Banding Pajak

c. Pengadilan Pajak

d. Peradilan Pajak7. Wajib Pajak yang tidak taat dengan aturan perpajakan akan dipidana berdasarkan putusan pengadilan. Hal ini menunjukkan bahwa hukum pajak juga bagian dari hukum

a. Perdata

b. Administrasi Negara

c. Pidana.

d. Hukum Publik

8. Berdasarkan UU no.34 tahun 2000 tentang perubahan atas UU no.18b tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah maka jenis pajak untuk Propinsi adalah satu diantaranya dari jawaban ini.

a. Pajak Hotel

b. Pajak Penggalian Gol. C

c. Pajak Restorand. Pajak Pemanfaatan air bawah tanah.9. Sistem pemungutan pajak dengan cara menghitung pajak sendiri disebuta. Official System

b. Self Assessment Systemc. Self System

d. d. Official Assessment system

10. Istilah bagi orang yang memiliki hal-hal yang dikenakan pajak disebut Subjek pajak, sedangkan bagi para pemungut pajak disebut

a. Petugas Pemungut

b. Mantri Pajak

c. Fiskus

d. Sisk 2.4.2. Umpan Balik

Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat dibagian akhir bab ini . Hitunglah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar pada bab ini.

Jumlah Jawaban anda yang benar. Tingkat Penguasaa = x 100 %

10

Artinya tingkat Penguasaan yang anda capai :

90 100 = baik sekali

80 - 89= baik

70 - 79= cukup

< 69= kurang

2.4.3. Tindak Lanjut

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih , anda sudah dapat meneruskan atau melanjutkan aktivitas belajar pada bab II. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih berada dibawah 80 % berarti belum cukup baik bagi anda untuk melanjutkan aktivitas belajar pada bab II artinya anda harus mengulangi lagi kegiatan belajar pada bab I dengan penuh serius lagi hingga mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih.

2.4.4. Kunci Jawaban Tes Formatif1. c6. a2. b7. c3. a8. d4. d9. b5. d10. c VII. TUGAS- TUGAS

a. Petunjuk Tugas

1. Bacalah dengan teliti bahan ajar pada bab ini dan buatlah catatan-catatan kasus tentang materi yang menurut mahasiswa belum dimengerti dengan baik dan benar. Catatan anda sudah harus dikumpulkan pada pertemuan terakhir bab ini untuk didiskusi bersama mahasiswa lainnya dibawah bimbingan dosen sebagai nara sumbernya.

Bacalah buku karangan Santosos R. B tentang Pengantar Ilmu Hukum.

2. Pajak, Penerbit Eresco Bandung tahun 1993 yakni terutama bab I dan Bab II. Hasil Bacaan tersebut dibuat dalam bentuk ringkasan untuk dilaporkan kepada dosen mata kuliah Hukum Pajak pada pertemuan terakhir bab ini yakni pertemuan ke empat.

3. Untuk tahap akhir dari bab ini, seluruh peserta kuliah harus menjawab seluruh soal yang disediakan pada bagian akhir bab ini.

b. Soal

Rumuskanlah defenisi pajak menurut pendapat anda1. sendiri dengan memperhatiakan unsur-unsur defenisi pajak yang telah dimuat pada bahan ajar yang lalu.

2. Rumuskan pula defenisi hukum pajak menurut pendapat saudara ( bukan menurut orang lain) setelah membaca berbagai literatur yang relevan dengannya3. Jelaskan secara garis besar peran Pajak dalam RAPBN Indonesia dewasa ini.4. Jelaskan asas-asas hukum pajak yang menurut mahasiswa sangat cocok untuk dasar perumusan pajak di Indonesia.

5. Buatlah penggolongan Hukum pajak dari aspek hukum formal dan materialnya.

BAHAN AJAR

A. PAJAK DAN PERSOALANNYA

Pajak adalah yuran wajib yang dibayarkan oleh wajib pajak berdasarkan normanorma hukum untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran kolektif guna meningkatkan kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak diterima secara langsung.Pajak yang ada sekarang ini sebenarnya sudah dikenal sejak zaman dahulu. Zaman dahulu pajak dikenal dengan sebutan upeti.Upeti merupakan sejumlah uang emas dan harta lainnya yang dipersembahkan kepada raja yang berkuasa dan dijadikan sebagai sumber penerimaan untuk membiayai negara atau kerajaanya.

Di Indonesia, Undang-Undang mengenai pajak diatur dalam Undang-Undang No 16 tahun 2000. Di dalam Undang-Undang tersebut berisikan aturan-aturan dan ketentuan serta tata cara dalam melakukan hal yang berhubungan dengan pajak. Setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat, wajib membayar pajak kepada pemerintah. Orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu disebut sebagai wajib pajak.

Apakah sebenarnya fungsi dari pajak? Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat 2, disebutkan bahwa segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki fungsi yang luas antara lain sebagai sumber pendapatan negara yang utama, pengatur kegiatan ekonomi, pemerataan pendapatan masyarakat, dan sebagai sarana stabilisasi ekonomi.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak (WP) sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Setiap wajib pajak diwajibkan untuk membayar pajak sesuai dengan masa pajak. Masa pajak merupakan jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan takwim. Adapun hal lainnya yang menyangkut tentang waktu pemenuhan pajak yaitu 1 (satu) tahun takwim kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim. Bagian tahun dalam pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 (satu) tahun pajak.

Sistem pemungutan pajak di Indonesia pada saat ini menggunakan full self assessment system yang artinya dalam penghitungan dan pemungutan pajak dilakukan oleh wajib pajak sendiri dan bila menemui kesulitan, wajib pajak dapat bertanya pada aparat pajak. Selain itu dengan full assessment system wajib pajak harus menghitung sendiri jumlah seluruh penghasilan yang telah diperolehnya, menghitung sendiri jumlah pajak yang terutang, menghitung sendiri jumlah pajak yang telah dibayar atau dapat dikreditkan, menghitung sendiri jumlah pajak yang masih harus dibayar, menyetor sendiri jumlah pajak yang masih harus disetor ke Kas Negara via bank persepsi, dan wajib pajak wajib mengisi serta melaporkan sendiri Surat Pemberitahuan (SPT) dan Surat Setoran Pajak (SSP) ke DJP/ kantor pajak. Dalam self-assessment system, fungsi aparat pajak adalah memberikan penyuluhan, pembinaan, dan pelayanan serta melakukan pengawasan atas kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Tahap awal seorang wajib pajak adalah mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. Nomor Pokok Wajib Pajak yaitu nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

Berhubung penghitungan pajak dilakukan oleh wajib pajak sendiri maka dapat dikatakan, dapat saja terjadi penyelewengan dari pembayaran pajak yang seharusnya. Apabila hal tersebut terjadi maka wajib pajak dapat dikenakan sanksi yang berupa sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari pajak yang kurang dibayar, harus dilunasi sendiri oleh wajib pajak dan apabila jangka waktu yang ditetapkan telah lewat, maka sanksi administrasi ditambahkan berupa bunga sebesar 48% dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar. Wajib pajak yang tidak taat dengan aturan perpajakan (sudah mencapai tahap yang harus ditindak tegas) akan dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Menurut Mar'ie Muhammad, mantan Menteri Keuangan Indonesia, di dalam pasal 38 RUU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, jika kealpaan pembayaran pajak menimbulkan kerugian negara, wajib pajak dapat dikenakan sanksi pidana kurungan dan atau denda. Mengingat penerapan aturan perpajakan tidak matematis dan umumnya masyarakat tidak menguasai aturan perpajakan dan aturan perpajakan banyak yang interpretatif (tergantung dari interpretasi petugas pajak), maka sebaiknya kita kembali kepada prinsip pajak, yaitu untuk penerimaan negara.

Jadi, jika indikasinya cukup bahwa pembayar pajak hendak melalaikan dengan sengaja pembayaran pajaknya, dikenakan sanksi denda dan berikan sanksi yang berat. Hukuman pidana hanya dikenakan melalui putusan pengadilan, hal ini penting agar ada kepastian hukum dan tidak menjadi alat tarik ulur antara petugas pajak dan pembayar pajak. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai keseimbangan antara kepentingan pemerintah dan pembayar pajak. Menurut paradigma lama, kepentingan pemerintah sama dengan kepentingan negara harus diubah dan pemerintah hanya salah satu stakeholder untuk menjaga kepentingan negara. Ini karena masih ada stakeholder lain, yaitu DPR, kelompok kepentingan, dunia usaha, dan masyarakat sipil.

Dengan demikian kita dapat mengetahui sekilas mengenai serba-serbi tentang pajak serta sedikit tentang tatacara pajak serta konsekuensi dari adanya penyelewengan terhadap masalah pajak di Indonesia. Diharapkan pada waktu mendatang, kebijakan pajak dapat semakin membantu pembangunan serta kemajuan negara di berbagai bidang. Oleh karena itu kita sebagai wajib pajak dihimbau agar menjadi seorang wajib pajak yang baik ,taat pada hukum .Karena dengan membayar pajak, kita sebagai warga negara pun ikut menyukseskan pembangunan dan kinerja negara

Enam undang-undang hasil tax reform tahun 2000

1. UU RI NO 16 tentang perubahan kedua atas UU no. 6 thn 1983 yaitu tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan

2. UU RI NO 17 tahun 2000 tentang perubahan kedua atas UU no 7 thn 1983 tentang pajak penghasilan

3. UU RI NO 18 tahun 2000 tentang perubahan kedua atas UU no 8 thn 1983 tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah

4. UU RI NO 19 tahun 2000 tentang perubahan atas UU no 19 thn 1997 tentang penghasilan pajak dengan surat paksa

5. UU RI NO 20 tahun 2000 tentang perubahan UU no 21 thn 1997 tentang peralihan hak atas tanah dan bangunan . kelima UU ini diundangkan pada tanggal 2 agustus 2000 dan berlaku sejak 1 januari 2001

6. UU RI NO 34 tahun 2000 tentang perubahan atas undang-undang no 18 thn 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Undang-undng ini diundangkan pada tanggal 20 Desember 2000 dan berlaku saat diundangkan.

Satu undang-undang hasil tax reform tahun 1985

1. UU RI NO 17 tahun 1985 tentang bea dan material

Satu undang undang hasil tax reform tahun 1994

1. UU RI NO 17 thun 1994 tentang perubahan atas UU no 12 thn 1985 tentang pajak bumi dan bangunan

Satu undang-undang hasil tax reform thn 2002

1. UU RI NO 14 tahun 2002 tentang pengadiloan pajak sebagai penhganti UU no 17 thn 1997 tentang badan penyelesaian sengketa pajak .

Pasal 79 mencantumkan sunber pendapatan daerah terdiri dari

a. PAD (pendapatan asli daerah )

Hasil pajak daerah

Hasil retribusi daerah

Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

Dan lain-lain penghasilan daerah yang sah

b.Dana perimbangan c. Pinjaman daerah

Pasal 80

Ayat 1

Dana perimbangan sebagaimana dimaksut dalam pasal 79 terdiri atas

Bagian daerah dari penerimaan PBB, biaya perolehan hak atas tanah dan bangunan dan penerimaan atas sda dana alokasi umum dana alokasi khusus

Ayat 2

Bagian dari PBB sektor pedesaan, perkotaan serta perkebunan serta biaya perolehan hak atas tanah dan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterima langsung oleh daerah penghasil.

Ayat 3

Bagian daerah dari sektor pertambangan dan kehutanan dan penerimaan SDA sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterima oleh daerah penghasil dan daerah lainnya untuk pemerataan sesuai dengan undang-undang

Ayat 4

Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat 1, 2 dan 3 ditetapkan undang undang.

Berdasarkan UU NO 34 THN 2000 tentang perubahan atas UU no 18 b thn 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah maka jenis pajak untuk propinsi kabupaten, kota adalah sebagai berikut:

a. jenis pajak propinsi terdiri dari

pajak kendaraan bermotor dengan kendaraan atas air, BBM kendaraan bermotor dan atas airpajak bahan bakar kendaraan bermotorpajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan permukaan

b. jenis pajak kabupaten kota

pajak hotel, restoran, hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan bahan galian golongan c , pajak parkir.Untuk lebih mendalami mata kuliah perpajakan secara garis besar kita harus mengetahui :

1. siapa yang dikenakan pajak( subjek pajak)

2. apa yang dikenakan pajak ( objek pajak)

3. berapa pajaknya (tariff pajak)

4. bagaimana melaksanakan hukum pajak

1. pajak dapat dipaksakan

Undang-undang memberikan wewenang kepada Fiskus untuk memaksa wp untuk mematuhi dan melaksanakan kewajiban pajaknya. Sebab undang undang menurut sanksi-sanksi pidana fiscal (pajak) sanksi administratif yang khususnya diatur oleh undang-undang no.19 tahun 2000 termasuk wewenang dari perpajakan untuk mengadakan penyitaan terhadap harta bergerak/ tetap wajib pajak.

Dalam hukum pajak Indonesia dikenal lembaga sandera atau girling yaitu wajib pajak yang pada dasarnya mampu membayar pajak namun selalu menghindari pembayaran pajak dengan berbagai dalih, maka Fiskus dapat menyandera wp dengan memasukkannya kedalam penjara.

2. Pajak tidak menerima kontra prestasi

Ciri khas pajak dibanding dengan jenis pungutan lainnya adalah wajib pajak (tax payer ) tidak menerima jasa timbal yang dapat ditunjuk secara langsung dari pemerintah, namun perlu dipahami bahwa sebenarnya subjek pajak ada menerima jasa timbal tetapi diterima secara kolektif bersama dengan masyarakat lainnya.3. Untuk membiayai biaya umum pemerintah

Pajak yang dipungut tidak pernah ditujukan untuk biaya khusus. Dipandang dari segi hukum, maka pajak akan terhutang apabila memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif .

Syarat objektif : yang berhubungan dengan objek pajak misalnya adanya penghasilan atau penyerahan barang kena pajak. Syarat subjektif adalah syarat yang berhubungan dengan subjek pajak , apakah orang pribadi atau badan.

Struktur pajak di Indonesia berdasarkan uraian diatas adalah sebagai berikut:

1. pajak penghasilan (PPh)

2. pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan penjualan atas barang mewah

3. pajak bumi dan bangunan

4. pajak daerah dan retribusi daerah

5. bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB)

6. bea materai

untuk mewujudkan pajak-pajak tersebut menjadi kenyataan, terdapat hukum pajak formal yaitu UU RI NO 16 thn 2000 tentang perubahan kedua dari UU no 6 Tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

Bagi wajib pajak yang menghindari pajak UU no 19 thn 2000 tentang penagihan pajak dan surat paksa.

Bagi wajib pajak yang banding berdasarkan UU no 17 thn 1997 tentang badan penyelesaian sengketa pajak BPSP telah disebutkan diatas telah diubah dan diganti dengan UU no 14 thn 2002 tentang penagihan pajak

Fungsi pajak

Fungsi budgetair

Fungsi budgetair merupakan fungsi utama pajak dan fungsi fiskal yaitu suatu fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang.

Yang dimaksud dengan memasukkan kas secara optimal adalah sebagai berikut:

jangan sampai ada wajib pajak/subjek pajak yang tidak membayar kewajiban pajaknya.

Jangan sampai wajib pajak tidak melaporkan objek pajak kepada Fiskus.

Jangan sampai ada objek pajak dari pengamatan dan perhitungan fiskus yang terlepas.

Dengan demikian maka optimalisasi pemasukan dana ke kas negara tercipta atas usaha wajib pajak dan Fiskus.

fungsi Reguler

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu di bidang keuangan. Misalnya di bidang ekonomi, politik, dan pertahanan keamanan. Contoh: Pajak minuman keras dan pajak perjudian di tinggikan dengan maksud supaya orang insaf /kurang minum minuman keras dan tobat berjudi.

System pemungutan pajak suatu negara menganut dua sistem :

1. Self assessment system; menghitung pajak sendiri

2. official assessment system ; menghitung pajak adalah pihak fiscus

faktor yang turut mempengaruhi optimalisasi pemasukan dana ke Kas Negara adalah

1. filsafat negara

negara yang berideologi yang berorientasi kepada kesejahtraan rakyat banyak akan mendapat dukungan dari rakyatnya dalam hal pembayaran pajak. Untuk itu rakyat diikut sertakan dalam menentukan berat ringannya pajak melalui penetapan undang-undang perpajakan oleh DPR sebaliknya dinegara yang berorientasi kepada kepentingan penguasa sangat sulit untuk mengharapkan partisipasi masyarakat untuk kewajiban pajaknya.

2. kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan

yang jelas mudah dan sederhana serta pasti akan menimbulkan penafsiran yang baik dipihak fiscus maupun dipihak wajib pajak

3. tingkat pendidikan penduduk / wajib pajak

secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan wajib pajak maka makin mudah bagi mereka untuk memahami peraturan perpajakan termasuk memahami sanksi administrasi dan sanksi pidana fiskal.

4. kualitas dan kuantitas petugas pajak setempat

sangat menentukan efektifitas UU dan peraturan perpajakan. Fiscus yang professional akan berusaha secara konsisten untuk menggali objek pajak yang menurut ketentuan pajak harus dikenakan pajak.

5. strategi yang diterapka norganisasi yang mengadministrasikan pajak di Indonesia

unit-unit untuk ini adalah

kantor pelayanan pajak

kantor pemeriksaan dan penyelidikan pajak yang dilakukan Dirjen pajak

perwujudan fungsi budgetair dalam kehidupan kenegaraan dapat terlihat dalam APBN yang setiap tahun disahkan dengan undang-undang. Penerimaan Negara selalu meningkat dari tahun ke tahun khususnya setelah reformasi UU perpajakan thn 1983/1984.

Fungsi regulerend

Atau fungsi mengatur dan sebagainya juga fungsi pajak dipergunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu , dan sebagainya sebagai fungsi tambahan karena fungsi ini hanya sebagai pelengkap dari fungsi utama pajak. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pajak dipakai sebagai alat kebijakan, misalnya : pajak atas minuman keras ditinggikan untuk mengurangi konsumsi fasilitas perpajakan sehingga perwujudan dari pajak regulerend yang terdapat dalam UU No I tahun 1967 tentang penanaman modal asing. Contoh:

1) bea materai modal

2) bea masuk dan pajak penjualan

3) bea balik nama

4) pajak perseroan

5) pajak devident

Ada sejumlah defenisi pajak yang dikemukakan para ahli, tetapi belum ada satupun dari rumusan tersebut yang dapat diterima semua pihak Kalau demikian apa yang mesti menjadi pegangan bersama para pihak dalam mendefinisi pajak? Selama ini yang dapat menjadi acuan bagi para pihak yang sedang menekuni hukum pajak adalah rumusan-rumusan pajak harus mengandung unsur-unsur pokok definisi pajak yang terdiri dari :

1. Pungutan dilakukan pemerintah berdasarkan sarana/ketentuan hukum (Pasal 23 UUD 1945).

2. Pungutan tersebut dapat dipaksakan

3. Hasil pungutan untuk membiayai pengeluaran negara

4. Pembayaran seolah-olah tidak mendapat balas jasa dari pemerintah yang langsung dapat ditunjuk sehubungan dengan pembayaran itu.Di bawah ini akan diutarakan beberapa definisi pajak menurut para ahli sebagai berikut :

Prof. Dr.P.J.A. Adriani

Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjukkan dan gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.Leory Buleu

Pajak adalah bantuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung yang dapat dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja pemerintah.

RAO (1964)

Pajak adalah bantuan uang secara insedentil atau secara periodik (dengan tidak ada kontrasepsinya) yang dipungut oleh badan yang bersifat umum (negara) untuk memperoleh pendapatan yang karena undang-undang telah menimbulkan hutang pajak.Dr. Soeparman Soemahamijaya

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) sifatnya wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh pengusaha, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Prof. Dr.R. Soemitro, SH

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat imbalan jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar biaya pengeluaran umum.

Ciri-ciri yang melekat pada definisi pajak adalah sebagai berikut:

b. Pajak dipungut berdasarkan dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksananya

c. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

d. Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

e. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran pemerintah. Pajak dapat pula mempunyai aturan yang tidak budgeter yaitu mengatur.

Selain pajak ada pula jenis pungutan lainnya yaitu retribusi dan sumbangan sebagai berikut:

1). Retribusi

Retribusi yaitu jenis pungutan yang si pembayar dapat prestasi langsung dapat dirasakan atau dinyatakan sehubungan dengan pembayaran tersebut. Pembayaran itu (retribusi) memang ditujukan semata-mata oleh si pembayar untuk mendapatkan suatu prestasi yang tertentu oleh pemerintah misalnya pembayaran uang sekolah, pembayaran uang kuliah, uang ujian, pembayaran nabonemen, air minum, listrik gas dan sebagainya.

2). SUMBANGAN

Sumbangan adalah mengandung pikiran bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan untuk prestasi pemerintah tertentu, tidak boleh dikeluarkan dari kas umum, prestasi tidak ditunjukkan kepada seluruh penduduknya melainkan hanya untuk sebagian saja, misalnya pajak kendaraan bermotor (sekalipun pungutannya dilakukan secara pajak), peneng sepeda dan sebagainya, yang hasilnya ditujukan untuk pembikinan dan pemeliharaan jalan yang khusus bagi pemakai kendaraan bermotor.

Perbedaan-perbedaan sebagai berikut :

Mengenai unsur paksaan baik dalam pajak maupun sumbangan keduanya bersifat yuridis, artnya membawa akibat hukum bagi pelanggarnya, dengan perbedaan bahwa pajak sifatnya memaksa jauh lebih kuat daripada sumbangan, sedangkan dalam retribusi paksaannya umumnya bersifat ekonomis, sehingga pada hakekatnya diserahkan pada pihak yang berkepentingan untuk membayar atau tidak.

B. PENGHASILAN NEGARA

Kewajiban negara adalah menyelenggarakan barbagai tugas yang berguna dalam masyarakat, untuk membiayainya sudah barang tentu membutuhkan uang. Untuk mendapatkan uang, selain mencetak sendiri atau pinjam, banyak jalan yang ditempuh oleh pemerintah untuk mendapatkan penghasilan antara lain :

1) Perusahaan-perusahaan negara baik yang bersifat monopoli seperti, perusahaan postel, perusahaan garam dan soda, pabrik gas dan listrik yang tentu sangat sesuai dengan kebutuhan umum, sehingga tidak semata-mata mengejar keuntungan, maupun perusahaan yang tidak bersifat monopoli seperti pabrik-pabrik, tambang-tambang, dan lain-lain.

2) Barang-barang milik pemerintah atau yang dikuasai oleh pemerintah seperti tanah-tanah dan sebagainya,

3) Denda-denda dan perampasan-perampasan untuk kepentingan umum.

4) Hak waris atau peninggalan terlantar

5) Hibah-hibah wasiat dan hibah lainnya.

6) Last but not least yaitu ketiga macam iuran ; pajak, retribusi, dan sumbangan.

Tabel 1. Realisasi penerimaan pajak dari tahun 1974 sampai dengan tahun 2001

TahunRelisasi penerimaan

1974/1975

1975/1976

1976/1977

1977/1978

1978/1979

1979/1980

1980/1981

1981/1982

1982/1983

1983/1984

1984/1985

1985/1986

1986/1987

1987/1988

1988/1989

1989/1990

1990/1991

1991/1992

1992/1993

1993/1994

1994/1995

1995/1996

1996/1997

1997/1998

1998/1999

1999/2000

2000( 9 bulan )

2001Rp. 729.900.000.000,00

Rp. 883.500.000.000,00

Rp.1.152.200.000.000,00

Rp. 1.443.100.000.000,00

Rp. 1.766.000.000.000,00

Rp. 2.249.900.000.000,00

Rp. 2.891.700.000.000,00

Rp. 3,248.400.000.000,00

Rp. 3.812,300.000.000,00

Rp. 4.393.500.000.000,00

Rp. 4.788.300.000.000,00

Rp. 6.616.900.000.000,00

Rp. 7.645.700.000.000,00

Rp. 8.779.400.000.000,00

Rp.11.908.500.000.000,00

Rp.15.425.600.000.000,00

Rp.19.719.700.000.000,00

Rp.24.058.400.000.000,00

Rp.29.129.000.000.000,00

Rp.34.836,100.000.000,00

Rp.44.442.100.000.000,00

Rp.48.686.300.000.000,00

Rp.55.833.100.000.000,00

Rp.70.934.200.000.000,00Rp.102.394.400.000.000,00

Rp.120.719.100.000.000,00

Rp.111.064.500.000.000,00Rp.179.392.000.000.000,00

Dari angka-angka diatas dapat dilihat bahwa penerimaan pajak dari tahun ke tahun selalu meningkat.

C. PENGERTIAN HUKUM PAJAK

Hukun pajak disebut juga hukum fiskal adalah keseluruhan dari pada peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkan kembali kepada masyarakat dengan melalui kas Negara. Sehingga ia merupakan bagian dari hukum publik yaitu mengatur hubungan hukum antar negara dan orang-orang atau badan hukum yang berkewajiban membayar pajak (wajib Pajak). Hukum pajak memuat pula hukum pidana dengan acara pidanannya dan hukum tata negara.

Tugas hukum pajak paling kurang terdapat tiga hal penting yakni:

1. Menelaah objek-objek, keadaan-keadaan atau peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang dapat dihubungkan dengan pengenaan pajak.

2. Merumuskan dalam peraturan-peraturan hukum termasuk dalam Undang-undang Perpajakan dan peraturan pelaksanaan lainnya.

3. Menafsirkan peraturan-peraturan hukum dengan memperhatikan latar belakang ekonomi dan keadaan masyarakat tertentu atau dengan memperhatian asas-asas pengenaan pajak yang memenuhi unsur keadilan dalam perpajakan.D. ASAS-ASAS HUKUM PAJAK

Dalam pengenaan dan pungutan pajak pada umumnya dikenal empat asas pemungutan pajak, yaitu asas keadilan, asas yuridis, asas ekonomis dan asas financial, perincian keempat asas ini sebagai berikut:1. Asas Keadilan

Hukum pajak mempunyai tujuan adalah membuat keadilan dalam soal pemungutan pajak. Sebagai konsekuensinya maka asas keadilan ini harus dipegang teguh baik dalam prinsip mengenai perundang-undangan maupun dalam praktek sehari-hari.

Syarat mutlak bagi pembuat udang-undang pajak, juga syarat mutlak bagi aparatur pemerintah yang berkewajiban melaksanakannya adalah pertimbangan-pertimbangan dan perbuatan-perbuatan yang adil pula. Dalam mencari keadilan, salah satu jalan yang harus ditempuh adalah mengusahakan agar supaya pemungutan pajak diselenggarakan secara umum dan merata.

Adam Smith menekankan ajarannya sebagai asas pemungutan pajak yang dinamainya The Four Maxim dengan uraian sebagai berikut:

Pembagian tekanan pajak diantara subyek pajak masing-masing, hendaklah dilakukan dengan seimbang dengan kemampuan yaitu seimbang dengan yang dinikmati masing-masing, dibawah perlindungan pemerintah (asas Equality). Dalam asas ini tidak diperbolehkan suatu Negara mengadakan diskriminasi.

Pajak yang dibayar seseorang harus terang dan tidak mengenal kompromis (not arbitary) yang disebut dengan asas Cerfainty. Dalam asas ini kepastian hukum yang dipentingkan adalah mengenai subyek pajak, objek, besarnya pajak dan juga ketentuan waktu pembayarannya.

Convinience of Payment yaitu pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi para wajib pajak yaitu saat yang sedekat-dekatnya dengan detik diterimanya penghasilan.

Asas afasiensi yaitu pungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat-hematnya, jangan sekali-kali biaya pemungutan melebihi pemasukan pajaknya.

Untuk memberi dasar bagi terwujudnya suatu keadilan dalam pemungutan pajak, maka dibawah ini dibentangkan teori-teori pajak yang dibicarakan dari zaman ke zaman sebagai berikut:a. Teori Kepentingan

Pembagian beban pajak harus didasarkan atas kepentingan masing-masing dalam tugas-tugas pemerintah, termasuk juga perlindungan terhadap jiwa orang-orang itu sendiri.

b. Teori Gaya Pikul

Tekanan pajak haruslah sama beratnya untuk setiap orang, dimana pajak harus dibayar menurut gaya pikul seseorang dengan mempergunakan ukuran gaya pikul besarnya kekayaan dan penghasilan.c. Teori Asuransi

Bahwa termasuk dalam tugas Negara untuk melindungi orang dari segala kepentingannya; keselamatan dan keamanan jiwa juga harta bendanya. Sebagaimana juga halnya dengan perjanjian asuransi (pertanggungan) maka untuk perlindungan tersebut diatas, diperlukan premi dan dalam hal inilah pajak dianggap sebagai preminya.

d. Teori Kewajiban Pajak Mutlak (teori bakti)

Konsekwensi dan kewajiban Negara melindungi dan menciptakan keadilan maka lahirlah hak mutlak Negara untuk memungut pajak.

e. Teori Gaya Beli

Pajak dapat diibaratkan pompa, yaitu mengambil gaya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga Negara, kemudian kembali kepada masyarakat.2. Asas Yudiris

Hukum pajak harus memberi jaminan hukum yang perlu untuk menyatakan keadilan yang tegas, baik untuk Negara maupun untuk warganya. Karena itu segala pajak di negara hukum harus ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 23 ayat 2 UUD 1945 mempunyai makna bahwa pengenaan dan pemungutan pajak (temasuk Bea Cukai) untuk keperluan Negara, hanya boleh terjadi berdasarkan undang-undang.

Dalam kaitannya dengan makna pasal 23 ayat 2 UUD 1945, maka hak Fiskus (Dirjen Pajak dan dirjen Bea Cukai) dan hak wajib pajak secara umum tidak boleh dilupakan:

a. Hak Fiskus yang telah diberikan oleh pembuat undang-undang harus dijamin terlaksananya.

b. Para wajib pajak (WP) harus pula mendapat jaminan hukum agar supaya ia tidak diperlakukan dengan sewenang-wenang oleh Fiskus dengan aparatnya.

c. Adanya jaminan tersimpan rahasia-rahasia mengenai diri atau perusahaan wajib pajak yang telah di tutupkan kepada instansi-instansi pajak.

3. Asas Ekonomis

Fungsi pajak sesuai budgeter (memasukan uang) juga pajak dipergunakan sebagai alat untuk menentukan politik perekonomian. Politik pemungutan pajak harus:

a. Diusahakan jangan sampai menghambat lancarnya produksi dan perdagangan.

b. Diusahakan supaya jangan menghalang-halangi rakyat dalam usaha menuju kebahagiaan dan jangan sampai merugikan kepentingan umum.

4. Asas FinansialBilamana pembuat undang-undang pajak menghendaki ingin menghapus satu macam jenis pajak, ia harus melihat terlebih dahulu keadaan keuangan Negara. Bilamana anggaran belanja tidak memungkinkan, maka ini akan mendapat gelar bijaksana jika pajak tadi dipertahankan dahulu untuk sementara waktu.

Sesuai dengan fungsi Budgeternya, maka sudah barang tentu menggunakan dan memungut harus sekecil-kecilnya, karena harus menyumbang banyak dalam menutup pengeluaran Negara termasuk biaya-biaya untuk aparat Fiskus sendiri.E. PEMBAGIAN HUKUM PAJAK

Pada pokoknya hukum pajak dapat dibedakan atas dua jenis adalah sebagai berikut :

1. Hukum Pajak Material

Hukum pajak material menurut norma yang menerangkan keadaan-keadaan, perbuatan-perbuatan, peristiwa-peristiwa hukum yang yang patut dikenakan pajak termasuk besarnya pajak yang terhutang yang harus dibayar wajib pajak. Dengan kata lain segala sesuatu tentang timbulnya pajak, besarnya pajak terhutang dan hapusnya utang pajak, juga hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak, termasuk didalamnya peraturan-peraturan yang memuat kenaikan, denda dan hukuman serta cara pembebasan dan pengembalian pajak serta ketentuan yang memberi hak kepada Fiskus untuk menagih/memungut pajak.

Pajak atau jenis-jenis pajak yang tergolong dalam jenis pajak material adalah sebagai berikut;

a. UU No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan ( PPh)

b. UU No. 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai ( PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ( PPn-Bm).

c. UU No. 12 Tahun 1983 Tentang Pajak Bumi Dan Bangunan ( PBB)

d. UU No. 13 Tahun 1983. Tentang Bea Materai.

Keseluruhan Jenis pajak ini sekaligus tergolong dalam jenis pajak Pusat.

2. Hukum Pajak Formal

Hukum pajak Formal dapat didefenisikan sebagai peraturan-peraturan mengenai cara-cara untuk untuk menjelmakan hukum material menjadi suatu kenyataan.Bagian hukum ini memuat cara-cara penyelenggaraan mengenai suatu penetapan hutang pajak, control oleh Pemerintah terhadap penyelenggaraanya, kewajiban para wajib pajak (sebelum dan sesudah menerima ketetapan pajak), kewajiban pihak ketiga dan prosedur dalam pemungutannya.

Undang-undang yang termasuk dalam pengertian hukum pajak Formal diantaranya Undang-undang No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.DAFTAR PUSTAKA

Akmal ; 2004 . Untung dan Buntungnya Pajak Fiskal; Internet.

Depdikbud RI ; 1978. Pengantar Hukum Pajak ; Jakarta

Mardiatmo ; 1992. Perpajakan; Sande Offset, YogyakartaSantoso, R. B ; 1993. Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT Eresco, Bandung.

Sarah Lie; 2007. Pajak ; WWW.Eurasiangal 89. Com