mau diedit laporan

106
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya tingkat konsumsi manusia terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh ternak khususnya ternak unggas seperti daging ayam, telur ayam, telur puyuh dan sebagainya mengakibatkan para peternak berloma-lomba untuk meningkatkan kualitas ternak mereka. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas ternak adalah dengan meningkatkan kualitas pakan ternak, karena pakan ternak merupakan aspek penentu keberhasilan dalam usaha peternakan. Untuk menghasilkan suatu produk pakan ternak yang berkualitas dan dengan kuantitas tertentu, maka diperlukan proses produksi yang tepat. Dimulai dari bahan baku yang digunakan, proses pembuatan pakan, dan pengepakan serta proses pendistribusian pakan ternak tersebut. Kebutuhan yang tinggi akan pakan ternak yang berkualitas untuk hasil ternak yang berkualitas, maka sebagai produsen pakan ternak PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Makassar melakukan proses produksi pakan ternak berkualitas yang sesuai dengan prinsip dan standar operasional

Upload: thresyadesri3723743

Post on 31-Dec-2015

331 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mau Diedit Laporan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Meningkatnya tingkat konsumsi manusia terhadap produk-produk

yang dihasilkan oleh ternak khususnya ternak unggas seperti daging ayam,

telur ayam, telur puyuh dan sebagainya mengakibatkan para peternak

berloma-lomba untuk meningkatkan kualitas ternak mereka.

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas ternak adalah dengan

meningkatkan kualitas pakan ternak, karena pakan ternak merupakan

aspek penentu keberhasilan dalam usaha peternakan. Untuk menghasilkan

suatu produk pakan ternak yang berkualitas dan dengan kuantitas tertentu,

maka diperlukan proses produksi yang tepat. Dimulai dari bahan baku

yang digunakan, proses pembuatan pakan, dan pengepakan serta proses

pendistribusian pakan ternak tersebut.

Kebutuhan yang tinggi akan pakan ternak yang berkualitas untuk

hasil ternak yang berkualitas, maka sebagai produsen pakan ternak PT.

Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Makassar melakukan proses produksi

pakan ternak berkualitas yang sesuai dengan prinsip dan standar

operasional prosedur yang telah diuji dapat meningkatkan kualitas pakan

ternak.

Sehingga dalam proses produksi pakan ternak yang sesuai dengan

prinsip dan standar operasional prosedur diperlukan adanya pengawasan

mutu (Quality Control) serta pengendalian proses (Process Control) untuk

menjamin mutu pakan ternak yang dihasilkan. Pengawasan mutu

dilakukan pada setiap tahapan tahapan produksi pakan ternak, mulai dari

penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku dan pakan ternak,

proses produksi pakan ternak, serta proses akhir.

Page 2: Mau Diedit Laporan

1.2. Rumusan Masalah

Terdapat berbagai macam produk pakan ternak yang dihasilkan oleh PT.

Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Makassar yang mengakibatkan luasnya

materi yang diperoleh sehingga kali ini penyususun membatasi masalah yang

akan dibahas yaitu dalam ruang lingkup pengawasan mutu pada produksi

pakan ternak secara umum. Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :

Bagaimanakah proses produksi pakan ternak secara umum?

Bagaimanakah proses pengawasan mutu dan pengendalian proses

pada produksi pakan ternak secara umum?

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui aspek teknologi yang digunakan pada proses

produksi pakan ternak.

Untuk mengetahui proses pengawasan mutu dan pengendalian proses

pada produksi pakan ternak.

Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam

menganalisa serta memecahkan masalah yang ada dalam industri

berdasarkan disiplin ilmu melalui latihan kerja.

1.4. Manfaat yang Diperoleh

Dapat memperluas wawassan tentang aspek teknologi yang digunakan

pada proses produksi yang ada dalam industri.

Dapat memiliki dan mengembangkan kemampuan yang telah

diperoleh dalam kegiatan yang ada dalam industri.

Page 3: Mau Diedit Laporan

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah Singkat

Pada awal didirikannya, PT. Japfa Comfeed Indonesia bernama PT.

Ometraco yang berstatus kantor cabang sesuai dengan akte kuasa yang dibuat

dihadapan notaries sastra Kosasih, SH., nomor 37 tanggal 27 Juni 1968 di

Surabaya. Perusahaan ini bergerak dibidang ekspor impor komoditas non-migas

yang saat itu sedang digalakkan pemerintah dalam usaha meningkatkan usaha

pemasukan devisa negara.

Jenis komoditi yang diekspor perusahaan yaitu gaplek pellet, katul pellet,

dan kopra pellet. Selanjutnya, perkembangan ekspor komoditi tersebut tidak

sesaui dengan hasil yang diharapkan karena harga di dalam negeri tidak sesuai

dengan harga di pasaran Eropa. Sehingga untuk menambah volume usaha, maka

mulai awal tahun 1980 perusahaan mencoba untuk ikut memasarkan ransum

makanan untuk ternak dengan merek Comfeed yang saat itu diproduksi oleh PT.

Comfeed Indonesia yang berlokasi di Sidoarjo.

Berkat kerja keras dari seluruh karyawan dan karyawati, akhirnya produk

pakan ternak tersebut diterima oleh masyarakat Jawa Barat. Setelah itu, keluar

Keputusan RIS No. 50 tahun 1981 yang menghimbau agar perusahaan swasta

berartisipasi dalam meningkatkan taraf hidup petani kecil dengan jalan membantu

pembuatab pakan ternak secara alamiah. Maka pada saat itulah perusahaan mulai

mengalihkan usaha dari perusahaan yang bergerak dalam bidang ekpor menjadi

perusahaan industry pakan ternak.

Peralatan awal yang digunakan cukup sederhana yaitu dengan kapasitas

tiga ton perjam dan dimulailah produksi pakan ternak secara komersial. Sejak

bulan Agustus 1981 jumlah produk yang dihasilkan adalah 300-400 ton per

bulannya, setelah itu produksi dari perusahaan ini telah mencapai 400 ton

perbulannya. Akhirnya perusahann ini dianjurkan untuk berdiri sendiri.

Berdasarkan akte No. 35 tanggal 21 November 1987 yang dikeluarkan

oleh notaries Abd. Rahim, SH., perusahaan ini berubah nama menjadi PT.

Page 4: Mau Diedit Laporan

Ometraco Satwafeed. Pada bulan November 1987, perusahaan ini menggunakan

mesin otomatis yang didatangkan langsung dari pabrik Van Aarsen Netherland,

Belanda.

Perkembangan dari perusahaan ini berlanjut secra terus-menerus hingga

pada akhir 1989, sesuai dengan akte No. 179 tahun 1989 yang dikeluarkan oleh

notaries Susanti, SH., yang berkedudukan di Surabaya, perusahaan ini berganti

nama menjadi PT. Japfa Comfeed Indonesia.

Sampai saat ini PT. Japfa Comfeed Indonesia telah memiliki sebelas unit

cabang perusahaan yang tersebar di Indonesia dan tiga cabang yang berada di luar

negeri. Untuk area Sulawesi terdapat unit cabang dari PT. Japfa Comefeed

Indonesia yaitu PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Makassar yang berdiri

pada 10 Februari 2004. Merek pakan ternak yang diproduksi oleh PT. Japfa

Comefeed Indonesia Tbk. Unit Makassar yaitu Comfeed dan Benefeed.

2.2. Tugas dan Fungsi

Tugas dan fungsi PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Makassar yaitu :

1. Menyediakan sumber protein hewani yang baik untuk ternak yang ada

diseluruh kawasan Sulawesi.

2. Menyediakan dan memberikan stok pakan ternak bagi para peternak yang

berada di kawasan Sulawesi.

3. Melakukan pengawasan, pengendalian dan pengkajian mengenai kualitas

an kondisi pakan ternak yang diproduksi.

4. Memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan memberikan pelayanan

yang tepat dan sesuai dengan standar yang berlaku.

2.3. Visi dan Misi

2. 3. 1. Visi

“Menjadi market leader di wilayah Sulawesi”

2. 3. 2. Misi

“Menyediakan sumber protein hewani melalui pakan ternak yang

bermutu menuju kesejahteraan bersama”.

Page 5: Mau Diedit Laporan

2.4. Kebijakan yang Diberlakukan

a) Kebijakan Mutu

Dalam mewujudkan visi dan misi tersebut, maka PT. Japfa

Comfeed Indonesia Tbk. Unit Makassar menerapkan Sistem Manajemen

ISO 9001:2008 dengan melakukan perbaikan terus menerus yang mengacu

pada persyaratan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia.

b) Kebijakan K3

Untuk dapat memberikan rasa aman dan nyaman dalam melakukan

setiap aktivitas kegiatan yang berhubungan dengan perusahaan maka PT.

Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Makassar menerapkan Sistem

Manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang berdasarkan

pada perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

c) Kebijakan 5S

Untuk melengkapi kebijakan-kebijakan yang telah diberlakukan

oleh perusahaan maka perusahaan juga menerapkan Program 5S yang

diadaptasi dari budaya Jepang yakni Seiri/Pilah, Seiton/Tata,

Seiso/Bersihkan, Seiketsu/Mantapkan dan Shitsuke/Biasakan pada setiap

kegiatan kerja dalam perusahaan demi mencapai kesejahteraan bersama.

Page 6: Mau Diedit Laporan

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Teori Pakan Ternak

3.1.1. Pengertian Pakan Ternak

Pakan ternak adalah pakan-pakan hasil produksi yang khusus di

konsumsi oleh ternak, dimana pakan ini hanya diproduksi oleh pabrik yang

dikhususkan dalam bidang ini. Pakan ternak dapat berupa pakan jadi yandg

siap di komsumsi dan dapat juga berupa pakan konsentrat (tepung) yang

nantinya harus dicampur dahulu dengan bahan lain sebelum digunakan

sebagai pakan ternak yang baik dikonsumsi. Pakan ternak merupakan salah

satu aspek penentu keberhasilan dalam bidang peternakan, pakan juga

merupakan factor utama dalam suatu usaha peternakan sehingga harus

terpenuhi kulaitas dan kuantitas pakan tersebut. Pakan juga adalah semua

yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu kesehatannya.

Untuk menghasilkan suatu produk pakan untuk unggas yang berkualitas

maka bahan pakan yang harus digunakan harus berkualitas pula. Oleh karena

itu, pemilihan bahan baku yang digunakan memerlukan pengangan sendiri

termasuk dalam proses penyimpanan dan pemanfaatannya. Bahan baku yang

digunakan untuk menyusun pakan ternak adalah bahan makanan yang

memiliki unsure-unsur yang dibutuhkan oleh ternak agar proses

pertumbuhannya sesuai dengan yang diinginkan.

Secara umum pakan ternak unggas terdiri dari bahan makanan yang

berasal dari tanaman, hewan dan sisa proses pengolahan pangan dan pabrik.

Melalui ternak unggas, bahan makanan yang tidak bermanfaat lagi kebutuhan

pangan manusia dapat diubah menjadi daging dan telur yang potensial

sebagai bahan pangan manusia.

Pengadaan dan pemanfaatan bahan baku pakan ternak untuk setiap

industry pakan harus berdasarkan prinsip-prinsip dalam menghasilkan suatu

pakan ternak yang berkualitas. Perkembangan pakan ternak menuntut

Page 7: Mau Diedit Laporan

diperlukannya suatu system pengawasan mutu dan pengendalian proses untuk

menjamin mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang

ditentukan.

3.1.2. Jenis – jenis Pakan Ternak

Adapun jenis-jenis pakan ternak yang dapat digolongkan berdasarkan

pemakaiannya, bentuknya, kadar/konsentrasi Ashnya, kadar kalsium, dan

lama penyimpanan.

a. Berdasarkan pemakaiannya, pakan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

Pakan Jadi

Pakan jadi adalah jenis pakan yang dapat langsung dikomsumsi oleh

ternak tanpa penambahan bahan-bahan lainnya, contoh:

PAR L-1 L/B

MS 44

MS 42

BBR I

AD-I

AD-II

PB-I

PB-II

Par L-II L/B

Par jantan L/B

Par S L/B

Pakan Konsetrat

Berdasarkan kandungan gizinya, Konsetrat dibagi dua golongan yaitu

Konsetrat sebagai sumber energy dan sebagai protein.

Konsetrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein

lebih dari 18% Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada

Konsetrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Berasal dari

hewan mengandung protein lebih dari 47%. Mineral Ca lebih

Page 8: Mau Diedit Laporan

dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar

dibawah 2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung

daging, tepung darah, tepung bulu dan tepung cacing. Berasal

dari tumbuhan, Kandungan proteinnya dibawah 47%, mineral

Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari2,5%

Contohnya : Tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga

matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai,bungkil kelapa,

bumgkil kelapa sawit dll.

Konsetrat sebagai sumber energy apabila kandungan protein

dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%

Contohnya : dedak, jagung, empok, jagung, empok dan polar.

Contoh produk Konsetrat :

- CAL 9 Parama/KLKS Parama

- CAB/KBR

- CAB Parama /KBR Parama

- CAL – 5

- Cal -9/KLKS

- dll

b. Berdasarkan bentuknya, pakan dapat dibedakan menjadi beberapa be

ntuk, yaitu :

Pellet

Pellet adalah ransum yang berasal dari berbagai bahan pakan dengan

perbandingan komposisi yang telah dihitung dan ditentukan. Bahan

tersebut diolah menggunakan mesin pellet (pelletizer) untuk

mengurangi loss nurisi dalam bentuk yang lebih utuh, contohnya : MS

44, AB-II, PB 2.

Crumble

Pakan berbentuk crumbl ini merupakan perkembangan lebih lanjut

dari bentuk pellet. Bentuk ini banyak digunakan untuk semua umur

broiler. Contohnya : BK-I, AB-I, MS 42, PB-1

Page 9: Mau Diedit Laporan

Coarse Crumble

Pakan berbentuk coarse crumble, contohnya : PAR L-II L/B, PAR L-I

L/B.

Tepung kasar

Pakan berbentuk layer, Contohnya : Layer 100/PAR G Tepung.

Konsetrat/Tepung

Pakan berbentuk Konsetratnya, Contohnya : CAB,CAB Parama.

c. Berdasarkan kadar/Konsetrat abunya, pakan dapat digolongkan menjadi

beberapa golongan, yaitu :

Pakan jadi Ash rendah

- BK I

- MS 44

- PAR JANTAN

- DB I

- PB I

- BBR I

Pakan jadi Ash Medium

- PAR L-0

- ABS (Ayam Buras)

- ABS (Ayam Buras) Parama

Pakan jadi Ash tinggi

- PAR L-I

- PAR L-II

- Layer 100

- Puyuh Layer

Page 10: Mau Diedit Laporan

Pakan Konsentrat Ash Rendah

- CAB/KBR

- CAB Parama/KBR Parama

- CAL-5

- KGR-1

- Konsentrat Layer

Pakan Konsentrat Ash Tinggi

- KLKS/CAL 9

- Cal 9 Parama/KLKS Parama

- ML-24 KS-36

d. Berdasarkan lama penyimpanan, pakan dibedakan menjadi :

- Pakan Breeder adalah golongan pakan yang lama penyimpanannya

maksimal 8 hari

- Pakan komersial adalah pakan yang lama penyimpanannya maksimal

30 hari. Pakan yang termasuk pakan komersial adalah pakan yang non

breeder.

3.2. Teori Bahan Baku Pakan Ternak

3.2.1. Pengertian Bahan Baku Pakan Ternak

Bahan baku untuk pakan ternak adalah bahan – bahan yang

dipergunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan pakan ternak, dimana

dengan takaran yang tepat sehingga dapat menghasilkan pakan ternak yang

berkualitas tinggi.

Isu kesehatan (pertumbuhan dan pengendalian penyakit) merupakan

pertimbangan utama dalam pemilihan / pengguanaan bahan baku, selain

pertimbangan biaya produksi. Kualitas pakan ikan/udang dalam produksi

akuakultur bergantung pada tingginya kualitas bahan baku pakan. Hindari

Page 11: Mau Diedit Laporan

pemakaian bahan baku dengan kondisi jelek, rusak / busuk, atau

terkontaminasi. Produser pakan harus mampu menyediakan produk pakan

dengan kualitas yang bagus dengan konsisten secara kontinyu untuk

memenuhi permintaan / kebutuhan konsumen. Pemilihan bahan baku

bergantung pada :

- Kualitas dan kuantitas bahan baku

- Kandungan gizi / kadar nutrisi

- Kecernaannya (digestibility)

- Daya serap (bioavailability)

- Tidak mengandung senyawa anti-nutrisi dan/atau zat racun.

3.2.2. Jenis - jenis Bahan Baku

Bahan baku untuk pakan ternak memiliki bermacam – macam jenis

yang dapat digolongkan berdasarkan asal bahan baku dan berdasarkan

sumber bahan baku.

a. Berdasarkan asal bahan baku

Bahan Baku Lokal

Bahan baku lokal yang biasa digunakan sebagai bahan baku

untuk pakan ternak antara lain :

- Tepung Batu

- Wheat Brand Pellet

- Jagung

- Katul

- Biji Batu

- Gaplek

Bahan Baku Import

Bahan baku import yang biasa digunakan sebagai bahan baku

untuk pakan ternak antara lain :

- MBM (Meat and Bone Meal)

- CGM (Corn Gluten Meal)

- PBPM (Poultry by Product Meal)

Page 12: Mau Diedit Laporan

- SBM (Soya Bean Meal)

- HCFM (Hidrolyzed Chicken Feather Meal)

- RSM (Rape Seed Meal)

- Jagung Import

- Tepung Tulang

- Tepung Industri

b. Berdasarkan Sumber Bahan Baku

Bahan Baku Hewani

Bahan baku hewani adalah jenis bahan baku yang terbuat dari

unsur - unsur hewani, dimana bahan baku ini disimpan selama

maksimal 2 bulan lamanya sebelum dipakai dalam pembuatan pakan

ternak. Yang termasuk jenis bahan baku hewani antara lain :

- MBM (Meat and Bone Meal)

MBM ini terbuat dari daging dan tulang hewan yang digiling

dan diproses .

- PBPM (Poultry by Product Meal)

PBPM ini terbuat dari bulu-bulu hewan yang dihaluskan hingga

menjadi bahan baku.

- HCFM (Hidrolyzed Chicken Feather Meal)

HCFM ini terbuat dari bulu-bulu ayam yang diproses hingga

menjadi bahan baku.

Bahan Baku Nabati

Bahan baku nabati adalah bahan baku yang komponennya

terbuat dari unsure-unsur nabati. Bhan baku ini biasanya disimpan

selama maksimal 3 bulan. Yang termasuk jenis bahan baku nabati

adalah :

- SBM (Soya Bean Meal)

SBM adalah bahan baku yang terbuat dari ampas atau limbah

kedelai.

Page 13: Mau Diedit Laporan

- RSM (Reap Sead Meal)

RSM adalah bahan baku yang terbuat dari jagung.

- CGM ( Corn Gluten Meal)

CGM adalah bahan baku yang terbuat dari jagung.

- Copra Chips

Copra Chips adalah bahan baku yang terbuat dari ampas atau

limbah kelapa.

- Wheat Brand Pellet

Wheat Brand Pellet adalah bahan bakuyang terbuat dari ampas

atau limbah pabrik tepung berdikari.

- Katul

Katul adalah bahan baku yang terbuat dari ampas atau tepung –

tepung padi yang diambil saat dipisahkannya beras dan kulitnya

(gabah) .

3.3. Teori Pakan Ternak Ayam Pedaging

Pakan ternak adalah campuran dari beberapa bahan baku, baik yang

sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara

khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak agar dapat

digunakan sesuai dengan jernik ternaknya.

Pada laporan ini, akan dibahas tentang pakan ternak ayam pedaging.

Dalam pebuatan pakan ternak ayam pedaging dapat dibagi menjadi beerapa

komposisi yaitu bahan baku pakan (feed ingredients), pelengkap pakan (feed

suplement), dan imbuhan pakan (feed additives). Adapun komposisi dari pakan

ternak ayam pedaging jenis pellet, yaitu :

Raw Material Premix1. Jagung Lokal B 2. L - Lysine3. CGM 4. Garam5. SBM 6. DL – Methionine7. MBM 8. MCP9. DDGS 10. Sodium Bicarbonat11. Palm Olein 12. L - Lysine13. Tepung Batu

Page 14: Mau Diedit Laporan

Bahan – bahan yang digunakan seperti diatas memiliki peran yang

penting baik dalam kualitas pakan maupun kualitas unggas yang dihasilkan.

Penambahan pelengkap pakan (feed suplement) seperti protector mineral

berguna sebagai vitamin, mineral dan asam amino yang sangat berguna dalam

kualitas unggas yang dihasilkan untuk pedaging nantinya. Penambahan tepung

batu pada pembuatan pakan tersebut berguna dalam pembentukan tulang yang

kuat. Penambahan garam pada pembuatan pakan ini berguna sebagai

penambahan nafsu makan dari unggas. Sedangkan penambahan bahan-bahan

lain diatas sebagai penunjang kualitas pakan mulai dari kandungan protein,

lemak, air, mineral dll sehingga dapat menghasilkan unggas yang memiliki

daging yang berkualitas.

Pakan ternak ayam pedaging ini merupakan pakan komersil. Lama

penyimpanan pakan ini maksimal 30 hari karena pakan ini ditujukan kepada

customer PT.Japfa Comfeed Indonesia, Tbk – Unit Makassar, baik internal

maupun eksternal.

3.4. Departemen Quality Control

Quality control (QC) merupakan suatu departemen yang bertugas

mengawasi dan mengontrol mulai dari penerimaan bahan baku, proses

produksi pakan hingga pakan tersebut sampai ketangan konsumen. Departemen

quality control terdiri dari 3 unit yaitu sebagai berikut :

3.4.1. Entrance Control

Entrance Control yaitu salah satu unit quality control yang menangani

proses pengendalian kualitas bahan baku, mulai dari diterimanya bahan

baku pada setiap truk/kontainer hingga penyimpanan bahan baku didalam

gudang.

Pada entrance control dilakukan 2 tahap pengambilan bahan baku,

yaitu :

Page 15: Mau Diedit Laporan

Presampling, adalah proses pengambilan bahan baku sebelum masuk

digudang.

Unloading, adalah proses pengambilan bahan baku saat

pembongkaran digudang.

Adapun parameter yang dilakukan dalam tahapan pengambilan bahan

baku antara lain :

- Analisa berat jenis (g/l)

- Analisa aflatoxin (ppb)

- Analisa kadar air jagung dengan alat Grain Moisture Tester PM-

410 (%)

- Analisa kadar air dengan menggunakan alat Mettler Toledo (%)

- Analisa partikel size pada biji dan tepung batu (%)

3.4.2. Stock Control

Stock control merupakan salah satu unit quality control yang

menangani pemeriksaan kualitas pada bahan baku dan pakan ternak. Pada

stock control terbagi menjadi 2 bagian yaitu :

I. Stock Raw Material

Stock raw material bertugas untuk mengontrol dan

mempertahankan kualitas bahan baku selama penyimpanan sampai

pada saat digunakan dalam proses produksi. Dalam stock raw material

terbagi atas 6 bagian, yaitu :

1) Pemeriksaan Identitas dan FIFO bahan baku

2) Pemeriksaan fisik dan temperatur bahan baku

3) Pemeriksaan Umur bahan baku

- Nabati ( 3 bulan )

- Hewani ( 2 bulan )

4) Pemeriksaan kualitas jagung dalam silo (fisik dan temperature

perminggu)

Page 16: Mau Diedit Laporan

5) Pemeriksaan Palm Olein (PO), analisa lanjutan di laboratorium.

6) Pemeriksaan tingkat serangan kutu

II. Finish Product

Stock finish product bertugas untuk menangani pakan ternak

mulai dari pembuatan pakan ternak hingga penjualannya. Pada unit ini

mematikan bahwa kualitas pakan tidak mengalami penurunan selama

penyimpanan di gudang. Dalam stock finish prduct terbagi atas 5

bagian pemeriksaan yaitu :

1) Pemeriksaan layak jual pakan jadi

2) Pemeriksaan penyimpanan dan muatan pakan jadi atau umur

pakan jadi

3) Pemeriksaan bahan block feed

4) Pemeriksaan proses reprossing

5) Pemeriksaan pakan return

Fumigasi terdiri atas 3 cara :

- Gassing, adalah pembasmian hama dengan cara pemberian obat

dalam bentuk tablet. Dengan aturan setiap 1 ton/kavling diberi 2

tablet

- Spraying, adalah pembasmian hama dengan cara penyemprotan

yang dilakukan disekitar palet pada lantai kavling.

- Foging, adalah pembasmian hama dengan cara pengasapan.

Dilakukan pada bahan baku dan produk pada daerah kavling dan

palet.

Fumigasi pada silo dilakukan saat kondisi auger (mau habis).

Spray dilakukan 1x seminggu dengan batas penyimpanan jagung

disilo < 6 bulan.

3.4.3. Inproses Control

Page 17: Mau Diedit Laporan

Inproses control bertugas untuk mengontrol jalannya proses produksi

mulai dari intake bahan baku (curah bahan baku) hingga ke bagging off

(pengemasan produk). Dalam pembuatan pakan ternak, melalui beberapa

proses produksi yaitu :

1) Intake bahan baku (curah bahan baku)

2) Pregrinding (Penghancuran bahan baku)

3) Dosing (Penimbangan bahan baku)

4) Mixing dan Hand add (Pencampuran)

5) Pelletting

Proses pelleting terdiri dari beberapa tahap yaitu :

- Conditioner (steam 80 - 85◦C)

- Press (pembentukan pellet)

- Cooler (pendinginan pellet)

- Crumble (pembentukan crumble)

- Shieveter (pengayakan)

- Bintap

- Bagging Off

Adapun parameter yang dilakukan dalam pemeriksaan pakan antara

lain :

a. Partikel size

b. Panjang Pellet

c. Test Durability

Page 18: Mau Diedit Laporan

E. DEPARTEMEN LABORATORIUM

Laboratorium merupakan suatu departemen yang bertugas melakukan

analisa pada sampel-sampel yang masuk, baik itu merupakan sampel pakan jadi

maupun bahan baku (hewani dan nabati). Adapun parameter yang dilakukan

adalah :

1. Predict NIRS FOSS

NIRS FOSS adalah alat instrument yang digunakan untuk menganalisa sampel

organic seperti pakan. Pada dasarnya alat ini berdasarkan hokum Lambert-

Beer, yang berbunyi:

“Bila seberkas cahaya monokromatis melalui suatu media transparan maka

bertambah turunnya intensitas cahaya yang dipancarkan tergantung pada

tebal media dan konsentrasi.”

Dengan kata lain, semakin tebal media/ konsetrasi suatu larutan maka serapan

cahaya yang diteruskan akan semakin sedikit.

Media

Ir

Cahaya Io It

MonokromatikIa

Page 19: Mau Diedit Laporan

Io = Cahaya masuk yang intensitas 0

Ir = Cahaya yang dipantulkan

Ia = Cahaya yang diserap

It = Cahaya yang dipancarkan

Maka :

I0 = Ir + Ia + It

Biasanya Ir adalah sangat kecil, 3% sehingga dapat diabaikan :

I0 = Ia + It

Seperti pada prinsip Hukum Lambert-Beer, maka system kerja alat NIRS FOSS

ini adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan lampu Tungsten Halogen sebagai sumber energy

2. Cahaya dari lampu dipecah menjadi individual wavelength oleh holograph

grating

3. Energy cahaya ini kemudian diarahkan ke sampel dimana akan terjadi

interaksi dengan molekul sampel. Sebagian energy cahaya akan diserap

oleh molekul sampel

4. Reflectance M easurement

Jika sampel berupa zat padat, maka energy cahaya yang tidak diserap akan

dipantulkan kembali ke Reflectance Detector.

5. Transmission Measurement

Jika sampel berupa liquid/cairan maka energy cahaya yang tidak diserap

akan langsung diteruskan ke Transmittor Detector.

2. Analisa Clorida (Cl)

Klorida merupakan salah satu unsure halogen yang bervalensi -1.

Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsure klor mendapatkan satu

electron untuk membentuk suatu anion ( ion bermuatan negative) Cl - . Garam

dari asam klorida HCL mengandung ion klorida; contohnya adalah garam

meja, yang adalah natrium Klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air,

senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl-.

Page 20: Mau Diedit Laporan

Kata Klorida dapat pula merujuk pada senyawa kimia yang satu atau

lebih atom klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida

dapat berupa senyawa anorganik maupun organik. Contoh paling sederhana

dari suatu klorida anorganik adalah hydrogen klorida (HCL), sedangkan

contoh sederhana senyawa organic (suatu organoklorida) adalah klorometana

(CH3Cl), atau sering disebut metil klorida.

3. Analisa Kalium (K+)

Kalium adalah suatu unsure kimia dalam table periodic yang memiliki

lambang K dan nomor qtom 19. Kalium berbentuk logam lunak berwarna

putih keperakan dan termasuk golongan alkali tanah. Secara alami, kalium

ditemukan sebagai senyawa dengan unsure lain dalam air laut atau mineral

lainnya. Kalium terkosidasi dengan sangat cepat dengan udara, sangat reaktif

terutama dalam air, dan secara kimiawi memiliki sifat yang mirip dengan

natrium. Dalam bahasa Inggris, Kalium disebut Potassium.

4. Analisa Natrium ( Na+)

Natrium adalah unsure kimia dalam table periodic yang memiliki

symbol Na dengan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak,

keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak

terdapat dalam senyawa alam (terutama Halite). Dia sangat reaktif, apinya

berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air,

sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium

hampir tidak pernah ditemukan dalam unsure murni. Seperti logam alkali

lainnya, natrium adalah unsure reaktif yang lunak, ringan, dan putih

keperakan, yang tak pernah berwujud sebagai unsure murni di alam. Natrium

mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hydrogen dan ion hidroksida.

Jika digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air secara spontan.

Page 21: Mau Diedit Laporan

Namun, biasanya ia tidak meledak di udara bersuhu di bawah 388 K. Natrium

juga bila dalam keadaan berikatan dengan ion OH- maka akan membentuk

basa kuat yaitu NaOH.

5. Analisa Kadar Air (Moisture)

Analisa kadar air (Moisture) merupakan analisa yang dilakukan pada

suatu sampel yang ingin diketahui jumlah kandungan molekul airnya. Salah

satu metode yang digunakan untuk menetapkan kadar air pada suatu bahan

adalah dengan menggunakan metode “Penetapan air dengan metode oven”,

yaitu suatu metode yang dapat digunakan untuk seluruh produk makanan,

kecuali produk tersebut mengandung komponen-komponen yang mudah

menguap atau jika produk tersebut mengalami dekomposisi pada pemanasan

1000C-1020C sampai diperoleh berat yang konstan pada penimbangan berkali-

kali.

Kadar air dalam makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara:

1. Metode Pengeringan (Thermogravimetri)

Prinsipnya menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan

pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan berarti

semua air sudah diuapkan. Cara ini relative mudah dan murah.

Kelemahannya antara lain:

a. Bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang

bersama dengan uap misalnya alcohol, asam asetat, minyak atsiri

dan lain-lain.

b. Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau

zat yang mudah menguap lain. Contoh gula mengalami

dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi dan

sebagainya.

c. Bahan yang mengandung bahan yang mengikat air secara kuat sulit

melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.

2. Metode Destilasi

Page 22: Mau Diedit Laporan

Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air

dengan “pembawa” cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi

daripada air dan tidak dapat dicampur dengan air serta mempunyai berat

jenis lebih rendah daripada air. Zat kimia yang dapat digunakan antara lain

: toluene, xylen, benzene, tetrakhloroethilen, dan xylol.

Cara penentuannya adalah dengan memberikan zat kimia sebanyak

jumlah yang ditentukan biasanya 75-100 ml pada sampel yang

diperkirakan mengandung air sebanyak 2-5 ml, kemudian dipanaskan

sampai mendidih. Uap air dan zat mimia tersebut diembunkan dan

ditampung dalam tabung penampung. Karena berat jenis air lebih besar

daripada zat kimia tersebut maka air akan berada pada bagian bawah pada

tabung penampung. Bila pada tabung penampung dilengkapi skala maka

banyaknya air dapat diketahui langsung. Alat yang dipakai sebagai

penampung ini antara lain tabung Strak-Dean dan Sterling-Bidwell atau

modifikasinya.

3. Metode Khemis

Ada beberapa jenis penentuan kadar air metode khemis antara lain:

a. Cara Titrasi Karl Fischer

b. Cara Kalsium Karbid

c. Cara Asetil Klorida

d. Metode Fisis

Ada beberapa cara penentuan kadar air cara fisis antara lain:

a. Berdasarkan tetapan dielektrikum

b. Berdasarkan konduktivitas listrik (daya hantar listrik) atau

resistensi

c. Berdasarkan resonansi nuklir magnetic

d. Metode khusus misalnya dengan kromatografi

Page 23: Mau Diedit Laporan

6. Analisa Kalsium (Ca+)

Kalsium adalah unsure kimia dengan symbol dan Ca nomor atom 20. Ini

memiliki massa atom 40,078 Amu. Kalsium adalah logam alkali tanah yang

lunak berwarna abu-abu, dan merupakan unsure yang paling berlimpah kelima

massa dikerak bumi. Kalsium, dengan kerapatan 1,55 g/cm3 adalah yang

paling ringan dari logam alkali tanah, magnesiuam (gravitasi spesifik 1,74)

dan berilium (1,84) lebih padat, meskipun lebih ringan dalam massa atom.

Dari seterusnya strontium, logam-logam alkali menjadi lebih padat dengan

massa atom meningkat. Kalsium juga ion terlarut kelima paling melimpah di

air laut.baik oleh molaritas dan massa, setelah natrium, klorida, magnesium,

dan sulfat.

Kalsium sangat penting untuk organism hidup, terutama dalam fisiologi

sel, di mana pergerakan ion kalsium Ca2+ ke dalam dan keluar dari fungsi

sitoplasma sebagai sinyal untuk banyak proses seluler. Sebagai bahan utama

yang digunakan dalam minerilisasi tulang dan kerang, kalsium adalah logam

paling berlimpah oleh massa dibanyak hewan. Garam kalsium tidak berwarna

dari setiap kontribusi kalsium, dan solusi ion Kalsium (Ca2+) yang berwarna

juga. Banyak garam kalsium yang tidak larut dalam air. Ketika dalam larutan,

ion kalsium dengan selera manusia sangat bervariasi, yang dilaporkan sebagai

sedikit asin, asam “seperti mineral” atau bahkan “menenangkan”. Hal ini jelas

bahwa banyak bias merasakan, atau mengembangkan rasa, untuk kalsium,

dan dengan menggunakan akal ini untuk mendeteksi mineral dalam menjilati

garam atau sumber lain.

Kalsium adalah unsure paling berlimpah kelima oleh massa dalam tubuh

manusia, dimana itu adalah utusan ionic umum seluler dengan banyak fungsi,

dan berfungsi juga sebagai elemen structural dalam tulang. Kalsium tidak

Page 24: Mau Diedit Laporan

alami ditemukan dalam keadaan unsurnya. Kalsium terjadi paling sering pada

batuan sedimen di kalsit mineral, dolomite dan gypsum. Hal ini juga terjadi

pada batuan beku dan metamorf terutama dalam mineral silikat : plagioklas,

amphiboles, pyroxenes, dan garnet.

7. Analisa FFA (Free Fat Acid)

Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas

tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas tidak terikat sebagai

trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi

biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit

adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya factor-

faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini

berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk.

Kadar Asam Lemak Bebas

Kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit, biasanya hanya dibawah

1%. Lemak dengan kadar asam lemak bebas lebih besar dari 1%, jika dicicipi

akan terasa pada permukaan lidah dan tidak berbau tengik, namun

intensitasnya tidak bertambah dengan bertambahnya jumlah asam lemak

bebas. Asam lemak bebas, walaupun berada dalm jumlah kecil mengakibatkan

rasa tidak lezat. Hal ini berlaku pada lemak yang mengandung asam lemak

yang tidak dapat menguap, dengan jumlah atom C lebih besar dari 14.

Akibat Mengingkatnya Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak

sawit sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan

rendemen minyak turun. Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan

terbentuknya asam lemak bebas dal minyak sawit.

Page 25: Mau Diedit Laporan

Kenaikan asam lemak bebas ditentukn mulai dari tandan dipanen sampai

tandan diolah dipabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa

pada minyak.

Beberapa factor dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB yang relatif

tinggi dalam minyak sawit antara lain:

1. Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu

2. Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah

3. Penumpukan buah yang terlalu lama

4. Proses hidrolisa selama di pabrik

Bahaya Asam Lemak Bebas

Jaringan lemak melepaskan asam lemak bebas dan gliserol ke dalam

darah, dimana asam lemak tersebut diangkut dengan albumin ke hampir semua

organ. Dilain pihak, gliserol berjalan terutama ke dalam hati dan sedikit ke

dalam ginjal, hanya jaringan-jaringan ini tempatnya dapat digunakan. Proporsi

asam lemak bebas yang lebih besar dalam sirkulasi dikonversi menjadi badan-

badan keton, yang merupakan prinsip dalam hati. Badan-badan keton adalah

bentuk energy yang lebih larut dalam air daripada asam lemak.

Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi dan hidrolisa enzim

selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan

kadar lebih besar dari berat asam lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak

diinginkan dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh. Timbulnya racun dalam

minyak yang dipanaskan telah banyak dipelajari. Bila lemak tersebut diberikan

pada ternak atau diinjeksikan kedalam darah, akan timbul gejala diare,

keterlambatan pertumbuhan, pembesaran organ, kanker, control tak sempurna

pada pusat saraf dan mempersingkat umur.

Kadar kolestrol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik untuk

jantung dan pembuluh darah telah diketahui luas oleh masyarakat. Namun ada

salah pengertian, seolah-olah yang paling berpengaruh terhadap kenaikan

Page 26: Mau Diedit Laporan

kolestrol darah ini adalah kadar kolestrol makanan. Sehingga banyak produk

makanan, bahkan minyak goreng diiklankan sebagai nonkolestrol. Konsumsi

lemak akhir-akhir ini dikaitkan dengan penyakit kanker. Hal ini berpengaruh pada

jumlah lemak dan mungkin asam lemak tidak jenuh ganda tertentu yang terdapat

dalam minyak sayuran.

Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas

Alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat

asam dengan menggunakan baku basa. Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi

yakni reaksi antara ion hydrogen yang berasal dari asam dengan ion hidrolisa

yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral.

Suatu indicator merupakan asam atau basa lemah yang berubah warna

diantara bentuk terionisasinya dan bentuk tidak terionisasinya. Sebagai contoh

fenolflatein(PP), mempunyai pka 9,4 (perubahan warna antara pH 8,4-10,4).

Struktur fenolflatein akan mengalami perataan ulang pada kisaran pH ini karena

proton dipindahkan dari struktur fenol dari PP sehingga pH meningkat akibatnya

akan terjadi perubahan warna.

8. Analisa POV (Peroxide Value)

Bilangan peroxide adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang telah

mengalami oksidasi. Angka peroxide sangat penting untuk identifikasi tingkat

oksidasi minyak. Minyak yang mengandung asam-asam lemak tidak jenuh

dapat teroksidasi oleh oksigen yang menghasilkan suatu senyawa peroxide.

Cara yang sering digunakan untuk menentukan angka peroxide adalah dengan

metode titrasi iodometri. Penentuan besarnya angka peroksida dilakukan

Page 27: Mau Diedit Laporan

dengan titrasi iodometri. Salah satu parameter penurunan mutu minyak goreng

adalah bilangan peroxida.

Penurunan angka proxida pada dasarnya adalah mengukur kadar peroxide

dan hidroperoxida yang terbentuk pada tahap awal reaksi oksidasi lemak.

Bilangan peroxide yang tinggi mengindikasikan lemak atau minyak sudah

mengalami oksidasi, namun pada angka yang lebih rendah bukan selalu

menunjukkan kondisi oksidasi yang masih dini. Angka peroxide rendah bisa

disebabkan laju pembentukan peroxide baru lebih kecil dibandingkan dengan

laju degradasinya menjadi senyawa lain, mengingat kadar peroxide cepat

mengalami degradasi dan bereaksi dengan zat lain. Oksidasi lemak oleh

oksigen terjadi secara spontan jika bahan berlemak dibiarkan kontak dengan

udara, sedangkan kecepatan proses oksidasimya tergantung pada tipe lemak

dan kondisi penyimpanan.

Minyak curah terdistribusi tanpa kemasan, paparan oksigen dan cahaya

pada minyak curah lebih besar dibandingkan dengan minyak kemasan.

Paparan oksigen, cahaya, dan suhu tinggi merupakan beberapa factor yang

mempengaruhi oksidasi. Penggunaan suhu tinggi selama penggorengan

memacu terjadinya oksidasi minyak. Kecepatan oksidasi lemak akan

bertambah dengan kenaikan suhu dan berkurang pada suhu rendah. Peroxide

terbentuk pada tahap inisiasi oksida, pada tahap ini hydrogen diambil dari

senyawa oleofin menghasilkan radikal bebas. Keberadaan cahaya dan logam

berperan dalam proses pengambilan hydrogen tersebut. Radikal bebas yang

terbentuk bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroxi, selanjutnya

dapat mengambil hydrogen dari molekul tak jenuh lain menghasilkan

peroksida dan radikal bebas yang baru.

Peroxide dapat mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang

tidak dikehendaki dalam bahan pangan. Jika jumlah peroxide lebih dari 100

meq peroxide/kg minyak kan bersifat sangat beracun dan mempunyai bau

tidak enak. Kenaikan bilangan peroxide merupakan indicator bahwa minyak

akan berbau tengik.

Page 28: Mau Diedit Laporan

9. Analisa Crude Ptotein

Protein adalah zat organic yang terdiri dari unit-unit pembentuk berupa

asam asam-asam amino. Molekul protein mengandung unsure C, H,O , N.

komponen dasar protein adalah senyawa organic sederhana disebut asam

amino, yang meliputi.

Asam amino esensial (utama). Asam amino yang harus ada dan

didapatkan dari luar tubuh manusia karena tubuh tidak mampu

mensintesisnya , meliputi 10 macam, yaitu:

Lisin

Triptofan

Histidin

Feneilalanin

Leusin

Isoleusin

Treonin

Metionon

Valin

Ariginin

Asam amino non esensial, asam amino yang dapat disintesis oleh

tubuh sendiri meiputi:

Alanin

Glisin

Treosin

Sistein

Prolin

Dll

Page 29: Mau Diedit Laporan

Protein merupakan polimer asam amino. Ada puluhan asam amino yang

berbeda merupakan penyusun protein alami. Protein dibedakan satu sama lain

berdasarkan tipe, jumlah dan susunan asam aminonya. Perbedaan ini

menyebabkan perbedaan struktur molecular, kandungan nutrisi dan sifat

fisikokimia. Protein merupakan konstituen penting dalam makanan, dimana

protein merupakan sumber energy sekaligus mengandung asam-asam amino

esensial seperti lysine, tryptophan, methionine, leucine, isoleucine dan valine

(esensial berarti penting bagi tubuh, namun tidak bisa disintesis dalam tubuh).

Protein juga merupakan komponen utama dalam berbagai makanan alami,

yang menentukan tekstur keseluruhan, misalnya keempukan produk daging

atau ikan dan sebagainya. Protein terisolasi sering digunakan dalam makanan

sebagai unsure kandungan (ingredient) karena sifat atau fungsi uniknya, antara

lain kemampuannya menghasilkan penampilan tekstur atau stabilitas yang

diinginkan.

Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan

nitrogen total pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung

nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan

katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan ammonium sulfat. Setelah

pembebasan dengan alkali kuat, ammonia yang terbentuk disuling uap secara

kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi. Metode ini

telah banyak mengalami modifikasi. Metode ini cocok digunakan secara

semimikro, sebab hanya memerlukan jumlah sampel dan pereaksi yang sedikit

dan waktu analisa yang pendek. Metode ini kurang akurat bila diperlukan pada

senyawa mengandung atom nitrogen yang terikat secara langsung ke oksigen

atau nitrogen. Tetapi untuk zat-zat seperti amina, protein, dan lain-lain

hasilnya lumayan.

Page 30: Mau Diedit Laporan

Prinsipnya adalah penentuan jumlah Nitrogen (N) yang dikandung oleh

suatu bahan dengan cara mendegradasi protein bahan organic dengan

menggunakan asam sulfat pekat untuk menghasilkan nitrogen sebagai

ammonia, kemudian menghitung jumlah nitrogen yang terlepas sebagai

ammonia lalu mengkonversikan ke dalam kadar protein dengan

mengalihkannya dengan konstanta tertentu. Disebut sebagai metode mikro

(Mikrokjeldahl) karena ukuran sampel kecil, yaitu kurang dari 300 mg. jika

sampel yang digunakan lebih dari 300 mg disebut metode makro. Metode

mikro digunakan pada bahan yang diduga hanya mengandung sedikit N.

Analisa protein cara Kjeldhal pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga

tahapan yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.

1. Tahap destruksi

Pada tahapan ini sampel dipanasakan dalam asam sulfat pekat

sehingga terjadi destruksi menjadi unsure-unsurnya. Elemen karbon,

hydrogen teroksidasi menjadi CO, CO2, dan H2O. sedangkan

Nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4 dan HgO (20:1).

Gunning menganjurkan menggunakan K2SO4 atau CuSO4. Dengan

penambahan katalisator tersebut titik didih asam sulfat akan

dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Selain katalisator

yang telah disebutkan tadi, kadang-kadang juga diberikan selenium.

Selenium dapat mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut

selain menaikkan titik didih juga mudah mengadakan perubahan dari

valensi tinggi ke valensi rendah atau sebaliknya.

2. Tahap Destilasi

Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia

(NH3) dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan.

Agar supaya selama destilasi tidak terjadi superheating ataupun

Page 31: Mau Diedit Laporan

pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka

dapat ditambahkan logam zink (Zn). Ammonia yang dibebaskan

selanjutnya akan ditangkap oleh asam khlorida atau asam borat 4%

dalam jumlah yang berlebihan. Agar supaya kontak antara asam dan

ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi tercelup

sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam

keadaan berlebihan maka diberi indicator misalnya BCG + MR atau

PP.

3. Tahap titrasi

Apabila penampung destilat digunakan asam klorida maka sisa asam

klorida yang bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar

(0,1 N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan

menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila

menggunakan indicator PP.

%N = N NaOH × 14,007 × 100 %

Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya

asam borat yang berekasi dengan ammonia dapat diketahui dengan

titrasi menggunakan asam klorida 0,1 N dengan indicator

(BCG+MR). Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan

dari biru menjadi merah muda.

%N =N HCl × 14,007 × 100%

Setelah diperoleh % N, selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan

mengalikan suatu factor. Besarnya factor perkalian N menjadi protein

ini tergantung pada persentase N yang menyusun protein dalam suatu

bahan.

10. Analisa Kadar Oil (Fat)

Page 32: Mau Diedit Laporan

Crude oil atau minyak kasar dapat ditetapkan dengan cara ekstraksi,

yaitu pemisahan minyak dari contoh berdasarkan sifat-sifat kelarutan

dimana zat yang akan diekstrak harus lebih mudah larut dalam pelarut

atau solvent yang dipakai (media 2) daripada contoh serbuk atau

larutan contoh (media 1). Dimana media 1 dan 2 tidak dapat campur.

Adapun beberapa cara menetapkan kadar minyak/lemak yaitu:

a. Metode Kocok

Metode ini dipakai untuk menetapkan jumlah asam lemak. Alat

yang digunakan adalah labu kocok. Contoh direaksikan dengan

asam kuat sehingga lemak terhidrolisis dan asam lemak dari contoh

dibebaskan semuanya. Masukkan ke dalam corong pemisah,

diekstrak dengan pelarut organic heksana, eter minyak tanah atau

benzene. Dikocok dan larutan lemak hasil ekstrak dipisahkan.

Pengekstrakan dilakukan berulang kali hingga asam lemak

terekstrak semua.

Pelarut dapat diperoleh kembali dengan cara menyulingkan

larutan lemak. Bobot lemak dapat diketahui.

b. Metode soxlet

Metode ini digunakan dalam menetapkan kadar minyak pada

contoh padatan. Dimana pada contoh padatan tersebut dihaluskan

menjadi serbuk atau kering. Alat soxlet dan contoh yang akan

digunakan harus dalam keadaan kering. Jika terdapat air atau alat

soxlet dan contoh masoh basah maka dapat mengganggu proses

ekstraksi dan lemak akan sukar menguap sehingga mempersulit

didapatkannya bobot tetap sehingga mengakibatkan kesalahan

positif.

Pelarut organic atau solvent yang biasa digunakan dalam

penetapan kadar minyak ini adalah:

Heksana dengan titik didih 68,80C

Page 33: Mau Diedit Laporan

Petroleum eter dengan titik didih 400C-600C

Benzene dengan titik didih 800C

c. Metode Perforator

Metode ini dipakai untuk menetapkan lemak pada contoh yang

kadar lemaknya tinggi dan dapat cair atau teremulsi dengan air.

Prinsip kerjanya sama dengan metode soxlet, hanya disini dipakai

air sebagai media, misalnya lemak dalam margarine.

Lemak dihidrolisis dengan asam kuat (H2SO4/HCl) sehingga

asam lemak dibebaskan. Supaya mentega mudah dimasukkan

kedalam alat, dipanaskan dulu diatas penangas air sehingga

mencair. Pemakai air/asam harus diperhitungkan maksimal 1/3

tinggi reservoir pada alat perforator. Bila air/asam terlalu tinggi

maka pelarut tidak dapat turun.

Lamanya ekstraksi tergantung dari macam contoh yang

dianalisis dan pelarut yang dipakai. Umumnya ekstraksi

berlangsung 6-8 jam, tetapi ada juga yang sampai 12 jam, misalnya

toksafana. Bila diekstrak dengan eter minyak tanah.

d. Metode Weibull

Metode ini dipakai untuk menetapkan lemak yang secara fisik

terikat dengan komponen lain, misalnya protein , karbohidrat ,

serat kasa, dll sehingga lemak susah diekstrak.

e. Metode Gerber

Metode ini dipakai untuk menetapkan lemak susu. Contoh

dimasukkan kedalam alat butyrometer, dimana lemak pada susu

diekstrak menggunakan H2SO4 91-92% dan amil alcohol.

Sehingga lemak akan terpisah dengan bantuan alat pemusing dan

dapat langsung dibaca kadarnya pada skala alat butyrometer.

11. Analisa Kadar Abu (Ash)

Page 34: Mau Diedit Laporan

Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organic.

Kandungan abu dan komposisinya tergantung dari jenis bahan dan cara

pengabuannya. Kadar abu memilki hubungan dengan mineral suatu bahan.

Mineral yang terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam garam

organic dan anorganik. Contoh mineral yang termasuk dalam garam organic

misalnya garam-garam Asam Mallat, Oksalat, Asetat. Sedangkan garam

anorganik antara lain dalam bentuk garam Fosfat, Karbonat, Sulfat dan Nitrat.

Penentuan abu total dapat dilakukan melalui pengabuan secara

kering/langsung dan pengabuan secara basah/tidak langsung:

1. Penentuan Kadar Abu secara Langsung (Cara Kering)

Prinsip dari pengabuan cara langsung yaitu dengan mengoksidasi

semua zat organic pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500-600 0C dan

kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses

pembakaran tersebut. Dalam melakukan pengabuan beberapa hal

yang perlu diperhatikan yaitu:

Bahan yang mempunyai kadar air tinggi sebelum pengabuan

hendaknya dikeringkan terlebih dahulu.

Pemilihan wadah khusus untuk bahan yang akan diabukan

hendaknya disesuaikan dengan jenis bahan yang akan diabukan.

Wadah khusus yang digunakan untuk pengabuan yaitu krus.

Pengaturan temperature pengbuan harus diperhatikan karena

banyak elemen abu yang dapat menguap pada suhu tinggi,

misalnya unsure K, Na,S,Ca, Cl, dan P. suhu pengabuan juga

dapat menyebabkan dekomposisi senyawa tertentu.

Lama pengabuan tiap bahan berbeda-beda dan berkisar antara 2-8

jam

Pengabuan dengan cara langsung memiliki beberapa kelebihan dan

kelemahan. Beberapa kelebihan dari cara langsung, antara lain:

Page 35: Mau Diedit Laporan

Digunakan untuk penentuan kadar abu total bahan makanan dan

bahan hasil pertanian, serta digunakan untuk mendeteksi sampel

yang relative banyak,

Digunakan untuk menganalisa abu yang larut dan tidak larut

dalam air, serta abu yang tidak larut dalam asam, dan

Tanpa menggunakan regensia sehingga biaya lebih murah dan

tidak menimbulkan resiko akibat penggunaan reagen yang

berbahaya.

Sedangkan kelamahan dari cara langsung antara lain:

Membutuhkan waktu yang lebih lama

Memerlukan suhu yang relative tinggi

Adanya kemungkinan kehilangan air karena pemakaian suhu

tinggi.

2. Penentuan Kadar Abu secara tidak langsung (Cara Basah)

Pengabuan basah merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki cara

kering yang sering memakan waktu lama. Prinsip pengabuan basah adalah

memberikan reagen kimia tertentu ke dalam bahan sebelum digunakan

untuk pengabuan. Contoh reagen kimia yang dapat ditambahkan ke dalam

bahan yaitu:

Asam sulfat sering ditambahkan ke dalam sampel untuk membantu

mempercepat terjadinya reaksi oksidasi

Campuran asam sulfat dan potassium sulfat. Potassium sulfat yang

dicampurkan pada asam sulfat akan menikkan titik didih asam

sulfat sehingga suhu pengabuan dapat ditingkatkan

Page 36: Mau Diedit Laporan

Campuran asam sulfat, asam nitrat yang merupakan oksidator kuat.

Dengan penambahan oksidator ini akan menurunkan suhu degesti

sampai 3500 C, sehingga komponen yang mudah pada suhu tinggi

dapat tetap dipertahankan dalam abu dan penentuan kadar abu

lebih baik.

Penggunaan asam perklorat dan asam nitrat dapat digunakan untuk

bahan yang sangat sulit mengalami oksidasi.

Langkah-lankah penentuan kadar abu dengan cara basah yaitu:

a. Sampel dengan berat 2-5 gram dimasukkan dalam Erlenmeyer

kemudian ditambahkan campuran HNO3 pekat : HClO4 = 4:1

sebanyak 10 ml dan ditutup dengan gelas arloji (1 malam).

b. Pemanasan sampel diatas hotplate pada suhu 1150 C selama 6-8

jam sampai larutan berwarna bening

c. Larutan hasil destruksi lalu dimasukkan dalam labu ukur 10 ml dan

ditambah HNO3 10% hingga miniskus

d. Larutan tersebut siap untuk pengukuran dengan AAS.

3. Perbedaan Pengabuan Cara Kering dan Cara Basah

Berikut ini adalah table yang menjelaskan perbedaan pengabuan cara

kering dan cara basah.

No Pengabuan Cara Kering Pengabuan Cara Basah

1. Digunakan untuk penentuan

total abu dalam suatu bahan

dan hasil pertanian

Digunakan untuk trace element

2. Memerlukan waktu yang

relative lama

Memerlukan waktu yang lebih

singkat

Page 37: Mau Diedit Laporan

3 Memerlukan suhu yang

relative tinggi

Memerlukan suhu yang relative

rendah

4 Penggunaannya untuk sampel

yang banyak

Sampel lebih sedikit dan

memerlukan reagen kimia

12. Analisa Phospor (P)

Fosfor

Fosfor merupakan salah satu mineral terbanyak dalam tubuh yang

jumlahnya hanya dilampaui oleh kalsium. Jumlah fosfor rata-rata dalam

tubuh pria dewasa kurang dari 700 gram, sedangkan kalsium 1200 gram.

Kira-kira 85 % fosfor terdapat dalam tulang sebagai mineral tulang,

kalsium fosfat [Ca3(PO4)2], dan Hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2]. Sisanya

terdapat dalam sel dn cairan ekstraseluler sebagai ester asam fosfat

organic, fosfoprotein, fosfolipida, dan ion fosfat anorganik, H2PO4- dan

HPO42- . Walaupun peranan fosfat sangat penting sebagai unsure pokok

dari asam nukleat dan membrane sel, serta sebagai factor yang esensial

pada seluruh reaksi pembentukan energy didalam sel dan juga sebagai

komponen berbentuk Kristal dari tulang rangka, fosfor tidak banyak

mendapat perhatian sebagai komponen gizi karena banyak terdapat dalam

Page 38: Mau Diedit Laporan

berbagai jenis makanan yang dikonsumsi. Semua bahan makanan yang

berasal dari sel tumbuh-tumbuhan maupun hewan sangat kaya akan fosfat

karena fosfat merupakan komponen penting bagi kehidupan. Fosfat juga

terdapat dalam air susu hewan dan dengan demikian juga terdpat dalam

makanan.

Spectrophotometer

Teknik analisis spektrofotometer berasaskan antar aksi radiasi

electromagnet dengan komponen atom atau moleku yang menghasilkan

fenomena bermakna sebagai parameter analisis. Pada spektrofotometer

pembangkit sinyal adalah hasil antar aksi energy radiasi electromagnet

dengan electron dalam atom-atom molekul analit yang menyebabkan

transisi electron tertentu yang lebih tinggi atau meningkatkan energy

vibrasi-rotasi ikatan antara atom dalam molekul. Karena pada setiap teknik

spektrofotometer antar aksi radiasi ,electromagnetk dengan komponen

atom atau molekul khas dan tidak semuanya sama, uraian teknik analisiis

didahului dengan mekanisme antaraksi tersebut, serta fenomena yang

dipakai sebagai parameter analisisnya. Radiasi ultraviolet (UV) dan sinar

tampak (Visible/VIS) diabsorpsi oleh molekul organic aromatic, molekul

yang mengandung electron-π terkonjugasi dan atau atom yang

mengandung electron-n, menyebabkan transisi electron di orbit terluarnya

Page 39: Mau Diedit Laporan

dari tingkat energy electron dasar ke tingkat energy electron tereksitasi

lebih tinggi. Besarnya absorban radiasi tersebut sebanding dengan

banyaknya molekul analit yang mengabsorbsi dan dapat digunakan untuk

analisa kuantitatif.

Frekuensi radiasi ultraviolet dan sinar tampak terletak pada 1,5 × 108

Hz sampai 4,28×107 Hz, dengan panjang gelombang antara 200 nm sampai

700 nm, serta energy yang besarnya antara 9,939 × 10-26 joule, sesuai

dengan energy yang diperlukan oleh molekul organic aromatic, molekul

yang mengandung electron-π terkonyugasi dan atau molekul heterosiklik

mengandung atom dengan electron-n, untuk meningkatkan electron dalam

orbit molekul terluarnya ke tingkat tereksitasi. Parameter yang

menentukan panjang gelombang absorpsi maksimum yang tepat pada

suatu transisi electron bukan hanya kromofornya saja, tetapi juga pelarut,

gugus subsituent pada kromofor, dan geometri kromofor. Senyawa yang

tidak mengabsorbsi radiasi UV-VIS dapat juga ditentukan dengan

spectrophotometer UV-VIS, apabila ada reaksi kimia yang dapat

mengubahnya menjadi kromofor atau dapat disambungkan dengan suatu

pereaksi kromofor.

BAB IV

METODE ANALISA

A. Departemen Quality Control

1) Intrance Control

Beberapa parameter yang dilakukan dalam unit intrance control antara

lain:

a. Pengambilan Sampel Bahan Baku

Presampling

Alat

Tusukan (Probee Stainless Steel)

Diameter 3 cm panjang 50-60 cm

Diameter 1,5 cm panjang 50-60 cm

Page 40: Mau Diedit Laporan

Kantong plastic 5 kg/ nampan

Sampling pan/cingkrak

Prosedur Kerja

1) Pada bahan baku karung ambil secara random pada permukaan yang

terlihat, dimana tiap karung diambil 2 kali tusukan pada sisi yang berbeda.

Pada bahan bakucurah, dibagi 5 bagian pada truk kemudian diambil

masing-masing 3 kali tusukan pada setiap bagian.

2) Lakukan pemeriksaan fisik pada saat pengambilan.

3) Hasil sampling minimal 2 kg.

4) Beri label identitas pada masing-masing sampel yang telah disampling.

5) Sampel yang telah diambil dikerjakan sesuai dengan ketentuan parameter

bahan baku masing-masing.

Unloading

Alat

Tusukan (Probee Stainless Steel)

Diameter 3 cm panjang 50-60 cm

Diameter 1,5 cm panjang 50-60 cm

Kantong plastic 5 kg/ nampan

Sampling pan/cingkrak

Prosedur Kerja

1) Ambil sampel setiap karung yang telah diturunkan dari truk, dimana

sampel yang telah diambil pada saat presamplingdiperbolehkan untuktidak

dilakukan sampling pada saat unloading.

2) Hasil sampling minimal 5 kg.

3) Beri label identitas pada masing-masing sampel yang telah disampling.

Sampel yang telah diambil dikerjakan sesuai dengan ketentuan parameter

bahan baku masing-masing.

b. Preparasi Sampel

Page 41: Mau Diedit Laporan

Alat

Bak plastic

Skat pembagi (Quarterer)

Sendok

Prosedur Kerja

1) Dituang masing-masingsampel yang telah dipilih kedalam bak plastic

dengan ukuranyang sesuai dengan jumlah sampelnya dan diaduk rata. Bagi

dengan sekat pembagi menjadi 4 bagian. Diambil darisatu bagian atau dua

bagian yang berseberangan bila diperlukan.

Preparasi ke 2 : jika jumlah preparasi 1 masih banyak, ulangi prosedur

preparasi 1 hingga mendapatkan jumlah yang diperlukn untuk Quick tes,

analisa laboratorium, dan filing sampel.

2) Disiapkan masing-masing sampel tersebut:

Seperempat/seperdua bagian untuk QC.

Seperempat bagian untuk dianalisa laboratorium dan NIRS.

Seperempat bagian disimpan untuk filling sampel.

3) Dituang bagian sampel yang telah disiapkan unntuk analisa laboratorium

kedalam nampan plastic. Diaduk secara rata dan bagi 4 bagian degan sekat

pembagi. Diambil seperempat bagian (100 gram) dan masukkan dalam

mangkok. Beri label dan giling dengan ukuran screen grinder sesua SOP

laboratorium,sesudah digiling lalu dimasukkan dalam kantong plastic.

c. Screen Test

Jagung

Alat

Neraca digital

Cawan pelastik

Sieve mesh no.4

Prosedur Kerja

1) Ditimbang 100 gram sampel yang telah direduksi, keudian tuang kedalam

sieve mesh no.4 diatas nampan plastic.

Page 42: Mau Diedit Laporan

2) Ayakan yang lolos dianggap sebagai benda asing, jika terdapat biji

pecahmaka biji tersebut dipindahkan ke biji khusus biji pecah.

3) Lakukan pemilihan dan pemisahan dari sampel yang tertahan pada sieve

seperti:

Biji jamur

Biji mati

Biji putih

Biji lubang

Biji pecah

Benda asing

Analisa Aflatoksin (jumlah sampel sekitar 800 gram)

1) Ditimbang dan catat hasil pemilihan dan pemisahan sampel tersebut.

Biji Batu

Alat

Neraca digital

Cawan pelastik

Sieve mesh no.10,18 dan Pan

Prosedur Kerja

1) Ditimbang 100 gram sampel yang telah direduksi, kemudian

tuangkedalam sieve mash yang tersusun (no.10,18 dan Pan)

2) Ditimbang hasil ayakan yang tertinggal pada masing-masing sieve mesh.

3) Dicatat hasil yang didapat pada lembaran yang disediakan.

d. Analisa Kadar Air

Alat :

Grain Moisture Tester PM – 410

Mettler Toledo

Prosedur Kerja :

1) Menggunakan alat Grain Moisture Tester PM – 410 untuk sampel jagung

Gelas pengukur dilepaskan dan corong penuang dari alat. Tuang sampel

kedalam gelas pengukur hingga penuh lalu ratakan permukaannya.

Page 43: Mau Diedit Laporan

Ditekan power untuk menyalakan alat, lalu tekan measure dan tunggu

hingga muncul pour yang berkedap kedip. Ditunggu hasil yang muncul

pada layar alat tersebut. Hasil yang didapat dicatat pada lembar laporan

yang disediakan.

2) Menggunakan alat Mettler Toledo

Ditimbang 4 gram sampel bahan baku pada Mettler Toledo. Temperature

diset berdasarkan jenis bahan baku. Dilakukan analisa sampai terdengar

bunyi alarm kemudian catat hasilnya.

e. Analisa Aflatoksin

Alat :

Grinder

Nampan

UV Lamp

Counter

Prosedur Kerja :

1) Ditimbang 800 gram sampel yang telah disiapkan kemudian digiling

dengan menggunakan grinder.

2) Sampel dituang kedalam nampan ukuran 30x50x2 cm di dalam ruang

gelap.

3) Diletakkan nampan di bawah UV Lamp dengan ketinggian lampu 15-20

cm dari nampan.

4) Sampel dikumpulkan kesatu sisi nampan, diambil sampel sedikit demi

sedikit dan sebarkan tipis-tipiskemudian baca dan hitung aflatoksin dengan

menggunakan counter, demikian seterusnya sampai sampel habis.

5) Cara menghitung aflatoksin yantiu dengan melihat sinar yang berpendar

hijau tergantung besar kecilnya ukuran dan intensitas pendarannya.

6) Dibaca hasil akhir sebagai kadar aflatoksin dalam satuan ppb (part per

billion).

f. Analisa Berat Jenis

Page 44: Mau Diedit Laporan

Alat :

Gelas ukur plastik 1 liter

Neraca digital

Prosedur Kerja :

Ditimbang bobot kosong gelas ukur plastik 1 liter. Dimasukkan sampel bahan

baku kedalam gelas ukur plastic 1 liter, kemudian ditimbang. Bobot yang

diperoleh catat sebagai berat jenis sampel dalam satuan g/l.

g. Analisa Rice Hulls

Alat :

Grinder

Neraca digital

Petridish

Prosedur Kerja :

Sampel yang telah direduksi ditimbang 75 gram. Digiling dengan grinder

menggunakan screen 0,75 mm untuk estimasi rice hulls. Setelah digiling

ditimbang lagi 1 gram kedalam petridish. Ditambahkan 4 ml pholorogucinol

dan diratakn dengan menggoyangkan petridish. Diamkan sampai muncul titik

merah, kemudian dibaca.

h. Uji HCL 30% pada Tepung Tulang

Alat :

Grinder

Neraca digital

Petridish

Prosedur Kerja :

Sampel yang telah direduksi ditimbang 1 gram kedalam petridish. Lalu

ditetesi 3 tetes larutan HCL 30%. Diamati reaksi yang terjadi, bila terbentuk

buih maka positif (+) mengandung Ca.

Page 45: Mau Diedit Laporan

i. Analisa Partikel Size pada Biji Batu dan Tepung Batu

Alat :

Ayakan mesh (sieve) 8

Ayakan mesh (sieve) 10

Pan

Neraca digital

Prosedur Kerja :

Sampel yang telah direduksi ditimbang 100 gram. Mesh disusun

berurutan mesh 8, mesh 10 dan Pan. Sampel dituang ke mesh lalu diayak

dengan menggunakan tangan. Kemudian ditimbang sampel yang tertinggal

dimasing-masing mesh. Gram yang tertinggal dihitung sebagai persen (%)

yang tertinggal pada setiap mesh.

2. Inproses Control

Beberapa parameter yang dilakukan dalam Unit Inproses Control antara

lain:

a. Partikel Size

Alat :

Ayakan mesh (sieve) no. 8, 10 dan 18

Alat shaker

Pan

Neraca digital

Prosedur Kerja :

1) Diambil sampel dari bagging off dengan prode panjang 1 meter sebanyak

3 kali tusukan yaitu mulai dari bagian kiri, tengah dan kanan dimana berat

sampel berkisar antara 500 hingga 600 gram.

2) Ditimbang seluruh sampel yang telah diambil, lalu catat bobotnya

3) Disusun sieve secara berurutan sesuai denagn ketentuan nomor sieve

pakan menurut SOP (Standar Operating Procedure).

Ketentuan no. sieve untuk pakan :

Page 46: Mau Diedit Laporan

Tepung : Mesh no.10 dan 18

Crumble : Mesh no. 8,10 dan 18

Pellet : Mesh no. 8 dan 10

4) Sampel diayak dengan menggunakan shaker selama 2 menit.

5) Ditimbang bagian yang tertahan dari masing-masing sieve dan hitung

presentasenya dengan rumus :

% = Berat yang tertahanBerat awal

x 100 %

b. Durability Test

Alat :

Mesin tumbling

Neraca digital

Ayakan mesh no. 10 (untuk pakan berbentuk pellet)

Ayakan mesh no. 12 (untuk pakan berbentuk crumble)

Ayakan mesh no. 18 ( untuk pakan berbentuk fine crumble)

Pan

Prosedur Kerja :

1) Diambil sampel dari cooler atau bagging off (untuk pakan berbentuk

pellet).

2) Diambil sampel dari crumbler atau bagging off (untuk pakan berbentuk

crumble dan fine crumble).

3) Pengambilan sampel kurang lebih 600 gram, lalu diayak dengan sieve.

4) Ditimbang sampel yang tertahan sejumlah 500 gram (W1), dimasukkan ke

dalam mesin tumbling dan nyalakan 10 menit.

5) Diayak kembali sampel yang telah ditumbling dengan sieve masing-

masing lalu ditimbang kembali sampel yang tertahan pada sieve tersebut

(W2).

% Durability = W 2W 1

x 100 %

Page 47: Mau Diedit Laporan

c. Panjang Pellet

Alat :

1) Kertas karton skala 10 cm

Prosedur Kerja :

1) Sampel pakan berbentuk pellet diambil secara acak, dituang kedalam

kertas karton berskala 10 cm.

2) Sampel disusun sepanjang skala.

3) Dilakukan pengulangan sebanyak 3x lalu hitung rata-ratanya.

4) Hasil rata-rata dicatat kedalam lembar laporan yang disediakan.

Panjang Pellet = 100Rata−rata jumlah pellet

d. Temperatur

Alat :

1) Termos

2) Termometer Stick

Prosedur Kerja :

Sampel yang terdapat di conditioner dimasukkan kedalam termos kemudian

diukur suhunya menggunakan termometer stick lalu dicatat suhunya. Sampel

yang terdapat di press dimasukkan ke dalam termos kemudian diukur suhunya

menggunakan termometer stick lalu dicatat suhunya.

B. Departemen Laboratorium

Analisa NIRS (Near Infrared Reflectance System)

Prinsip Kerja :

Komputer menggunakan Scan Reference untuk menghitung berapa banyak

energy. Cahaya yang diteruskan atau dipantulkan pada Wavelength dengan

mengetahui energy cahaya yng dikembalikan ke Detector setelah berinteraksi

dengan sampel, maka software menampilkan informasi berupa Spectra yang

Page 48: Mau Diedit Laporan

menunjukkan berapa banyak dan pada Wavelength berupa energy cahaya

sudah diserap oleh cahaya.

Cara Kerja NIRS :

1. Menggunakan lampu tungsten Halogen sebagai sumber energy.

2. Cahaya dari lampu dipecah menjadi individual wavelength oleh holograph

grating.

3. Energy cahaya ini kemudian diarahkan ke sampel dimana akan terjadi

interaksi dengan molekul sampel. Sebagian energy cahaya akan diserap

oleh molekul sampel.

Reflectance Measurement

Jika sampel berupa zat padat, maka energy cahaya yang tidak diserap

akan dipantulkan kembali ke Reflectance Detector.

Transmission Measurement

Jika sampel berupa liquid/cairan maka energy cahaya yang tidak

diserap akan langsung diteruskan ke Transmission Detector.

Analisa Kadar Klorida (CI) Cara Mohr

Tujuan

Untuk mengetahui kandungan klorida (Cl-)yang terdapat dalam bahan

baku maupun ternak ayam khususnya pada sampel KLKS bentuk tepung

dengan metode pengabuan.

Dasar Prinsip

Kandungan kloroda dapat ditentukan dengan metode pengabuan.

Dimana kandungan klorida yang terdapat dalam sampel diabukan

kemudian dititrasi dengan AgNO3 0,05 Nmenggunakan indicator

K2Cr2O4. Titik akhir ditunjukkan dengan terbentuknya endapan putih

AgCl dan warna merah bata pada larutan titran.

Reaksi

Sampel.xH2O Abu(NaCl) + xH2O +CO2

NaCl + AgNO3 AgClputih + NaNO3

Page 49: Mau Diedit Laporan

Alat dan Bahan

Alat : Tanur

Gegep

Kertas saring berabu

Cawan porselin

Labu ukur 100 ml

Erlenmeyer 250 ml

Pipet Volume 50 ml

Buret Teflon 50 ml

Corong

Bulb

Spatula

Neraca Analitik

Bahan: Sampel KLKSAgNO3 0,05 NAgNO3 0,1 NIndikator K2Cr2O4 5%Aquadest

Prosedur Kerja

Untuk sampel Pakan dan Bahan Baku

1. Ditimbang 2,5 gram sampel

2. Diabukan dalam tanur 2,5 jam, kemudian didinginkan dalam eksikator.

3. Dilarutkan dalam labu ukur 100 ml, kemudian disaring kedalam

Erlenmeyer 250 ml.

4. Dipipet 50 ml kedalam Erlenmeyer 250 ml + Indikator K2Cr2O4 5% 1

ml.

5. Dititar dengan AgNO3 0,05 N hingga larutan kuning dan endapan

merah bata.

6. Dihitung kadar Clorida.

Untuk sampel Garam, Choline, Lysine

1. Ditimbang 0,2 gram sampel.

2. Ditambahkan 100 ml aquadest dan 1 ml indicator K2Cr2O4 5%

Page 50: Mau Diedit Laporan

3. Dititar dengan larutan AgNO3 0,1 N hingga larutan orange permanen.

4. Hitung kadar Clorida.

Perhitungan

% NaCl = v . penitar x N . penitar x fp x bst NaClberat sampel x 1000

x 100 %

Keterangan : v. penitar = volume AgNO3

N. penitar = konsentrasi AgNO3

fp = factor pengenceran (2) bst NaCl = 58,44 gram/mol

% Cl = v . penitar x N . penitar x fp x bst Clberat sampel x 1000

x 100 %

Keterangan : v. penitar = volume AgNO3

N. penitar = konsentrasi AgNO3

fp = factor pengenceran (2) bst NaCl = 35,46 gram/mol

Referensi :Accociation Organization Analitycal Control (AOAC) Edisi 14 Tahun 1984

Analisa Kalium (K+)

Tujuan

Untuk dapat mengetahui kandungan Kalium (K+) yang terdapat dalam

bahan baku maupun pakan ternak khususnya pada sampel KLKS bentuk

tepung dengan menggunakan metode ion analyzer.

Dasar Prinsip

Ion K+ dipisahkan terlebih dahulu dari zat lain dengan jalan

mengekstraknya dengan menggunakan K-Extraction. Ion K+ yang

Page 51: Mau Diedit Laporan

terpisah ditangkap oleh K- reagen konsentrat encer, ion K+ tersebut yang

akan dibaca oleh elektroda K+.

Prosedur Kerja

Preparasi Omnion Meter

1. Dihubungkan dengan arus listrik.

2. Standby pada channel Kalium.

3. Mode di set kebagian Na+/K+/Ca+

Kalibrasi

1. Tombol range diputar ke angka 2000 (tombol bagian atas).

2. Disiapkan K standar solution 100 ppm kedalam gelas piala 50 ml

sebanyak 30 ml. Elektroda K dibilas menggunakan larutan tersebut dan

didiamkan hingga stabil.

3. Disiapkan K standar solution 100 ppmyang baru (seperti pada saat

dibilas), elektroda K dicelupkan kedalam larutan baru yang telah

dibuat tersebut kemudian tunggu hingga stabil lalu diputar tombol Cal

sampai mencapai angka 100 pada display. Diamkan hingga stabil.

4. Jika telah stabil pada angka 100 maka selanjutnya dilakukan langkah

slope.

Slope

1. Tombol range diputar ke angka 200 (tombol dibagian kanan atas).

2. Disiapkan K standar solution 50 ppm kedalam gelas piala 50 ml

swbanyak 30 ml. Elektroda K dibilas menggunakan larutan tersebut

dan didiamkan hingga stabil.

3. Disiapkan K standar solution 50 ppm yang baru (seperti pada saat

dibilas), elektroda K dicelupkan kedalam larutan baru yang telah

dibuat tersebut, kemudian didiamkan hingga stabil lalu diputar tombol

slope sampai mencapai angka 10 pada display dan diamkan sampai

stabil angka 10.

Tes Baca

Page 52: Mau Diedit Laporan

1. Tombol range diputar kembali ke angka 2000 (tombol dibagian kanan

atas)

2. Elektroda tetap berada pada larutan K standar 50 ppm. Bila angka pada

display berada diantar 98-102 maka alat sudah siap untuk digunakan.

Bila tidak maka dilakukan pengerjaan kalibrasi dan slope kembali

hingga pada saat pengecekan angka display berada pada batas tersebut

(98-102).

Utuk sampel :

1. Pakan jadi dan jagung, ditimbang 1 gram

2. White Bran Pellet dan DDGS, ditimbang 0,5 gram

3. Katul dan CCGM, ditimbang0,6 gram

4. SBM,ditimbang 0,4 gram

Ditambah Na-Extract 10 ml, diaduk selama 20 menit, diamkan selama 10

menit, ditambahkan 90 ml Na Reagent Konsentrat Encer. Diamkan hingga

larutan diatas menjadi jernih, kemudian dibaca dengan alat omnion meter.

Untuk KCL, sampel Potassium ditimbang 1 gram lalu ditambahkan

aquadest 1 gram (pada neraca), larutkan. Larutan tersebut ditimbang lagi 1

gram + 99 ml Potassium Reagen Konsentrat Encer kemudian dibaca

dengan alat Omnion meter.

Perhitungan

K =angka display x 0 ,01berat sampel

Referensi :

Omnion Manual Book (Omnion Meter Ion Analyzer)

Analisa Natrium (Na+)

Tujuan

Untuk dapat mengetahui kandungan Natrium (Na) yang terdapat dalam

bahan baku maupun pakan ternak khususnya pada sampel KLKS bentuk

tepung dengan metode ion analyzer.

Page 53: Mau Diedit Laporan

Dasar Prinsip

Ion Na+ dipisahkan terlebih dahulu dengan zat lain dengan jalan

mengekstraknya menggunakan larutan Na-Extract. Ion Na+ yang terpisah

ditangkap oleh Na Reagen Konsentrat Encer, ion Na+ tersebut yang akan

dibaca oleh elektroda Na+.

Reaksi

NaCO3 + HCL NaCl + H2O +CO2

NaCl Na+ + CL-

Na+ + Na Na+

Alat dan Bahan

Alat : Batang Pengaduk

Gelas Piala 250 ml, 100 ml dan 50 ml

Neraca Analitik

Spatula

Cawan Porselin

Omnion Meter

Bahan: Sampel KLKS

Na-Extract Solution

Na Reagen Konsentrat Encer

Na Standar 10 ppm

Na Standar 100 ppm

Prosedur Kerja

Preparasi Omnion meter

1. Dihubungkan dengan arus listrik.

2. Standby pada channel Natrium.

3. Mode di set kebagian Na+/K+/Ca+

4. Tombol bagian belakang dipastikan berada diposisi “100”

5. Elektroda Natrium dan reference dihubungkan pada alat bagian

belakang.

Page 54: Mau Diedit Laporan

Kalibrasi

1. Tombol range diputar ke angka 200 (tombol bagian kanan atas).

2. Disiapkan Na standar solution 100 ppm kedalam gelas piala 50 ml

sebanyak 30 ml. Elektroda Na dibilas menggunakan larutan tersebut

dan didiamkan hingga stabil.

3. Disiapkan Na standar solution 100 ppm yang baru (seperti pada saat

dibilas), elektroda Na dicelupkan kedalam larutan baru yang telah

dibuat tersebut kemudian tunggu hingga stabil lalu diputar tombol Cal

sampai mencapai angka 100 pada display. Diamkan hingga stabil.

4. Jika telah stabil pada angka 100 maka selanjutnya dilakukan langkah

slope.

Slope

1. Tombol range diputar ke angka 200 (tombol dibagian kanan atas).

2. Disiapkan Na standar solution 50 ppm kedalam gelas piala 50 ml

swbanyak 30 ml. Elektroda Na dibilas menggunakan larutan tersebut

dan didiamkan hingga stabil.

3. Disiapkan Na standar solution 50 ppm yang baru (seperti pada saat

dibilas), elektroda Na dicelupkan kedalam larutan baru yang telah

dibuat tersebut, kemudian didiamkan hingga stabil lalu diputar tombol

slope sampai mencapai angka 10 pada display dan diamkan sampai

stabil angka 10.

Tes Baca

1. Tombol range diputar kembali ke angka 2000 (tombol dibagian kanan

atas).

2. Elektroda tetap berada pada larutan Na standar 10 ppm. Bila angka

pada display berada diantara 98-102 maka alat sudah siap untuk

digunakan. Bila tidak maka Bila tidak maka dilakukan pengerjaan

kalibrasi dan slope kembali hingga pada saat pengecekan angka

display berada pada batas tersebut (98-102).

Page 55: Mau Diedit Laporan

Cara Kerja

1. Untuk sampel Pakan jadi dan bahan baku ditimbang 1 gram

Ditambah Na-Extract 10 ml, diaduk selama 20 menit. Diamkan

selama 10 menit, ditambahkan 90 ml Na Reagen Konsentrat Encer.

Didiamkan hingga larutan diatas jernih, kemudian dibaca dengan alat

Omnion meter.

2. Untuk sampel garam

Ditimbang 1 gram lalu ditambahkan aquadest 100 gram (pada neraca),

larutkan. Larutan tersebut ditimbang lagi 1 gram + 99 ml Na Reagent

Konsentrat Encer, Kemudiandibacadengan alat Omnion meter.

Perhitungan

Na =angka display x 0 ,01berat sampel

Referensi :

Omnion Manual Book (Omnion Meter Ion Analyzer)

Analisa Kadar Air (Moisture)

Tujuan

Untuk mengetahui kandungan air yang terdapat dalam bahan baku

maupun pakan ternak ayam petelur khususnya pada sampel KLKS 36

bentuk tepung.

Dasar Prinsip

Selisih bobot sebelum dan setelah pemanasan pada suhu 120◦C - 130◦C

adalah bobot air yang hilang, diasumsikan sebagai jumlah air yang

terkandung dalam sampel sehingga dapat ditentukan kadar air dalam

sampel tersebut.

Page 56: Mau Diedit Laporan

Reaksi

Sampel.xH2O Sampel Kering + xH2O

Alat dan Bahan

Alat : Oven

Wadah yang terbuat dari aluminium

Eksikator

Spatula

Neraca analitik

Gegep

Bahan: Sampel KLKS

Prosedur Kerja

Preparasi sampel

1) Sampel digiling terlebih dahulu menggunakan alat giling dengan

memakai screen 0,75 mm.

2) Sampel bahan baku digiling kasar terlebih dahulu menggunakan

blender.

Cara kerja

1) Wadah yang sudah dicuci dimasukkan kedalam oven dengan

temperature 120◦C dan 130◦C (sesuai sampel yang akan dianalisa)

selama 1 jam.

2) Ditimbang sampel KLKS sebanyak 3 gram kedalam wadah kemudian

dimasukkan kedalam oven selama 3 jam pada suhu 120◦C.

3) Setelah 3 jam wadah yang berisi sampel dimasukkan ke dalam

eksikator kemudian ditimbang.

4) Sampel dimasukkan kembali ke dalam oven untuk mendapatkan bobot

tetap (constan weight) selama 1 jam.

5) Setelah 1 jam sampel dimasukkan ke dalam eksikator kemudian

ditimbang.

Perhitungan

% Air = Bobot sampel sebelum dipanaskan−Bobot sampel setelah dipanaskanBobot sampel

x 100 %

Page 57: Mau Diedit Laporan

Referensi :

Accociation Organization Analitycal Control (AOAC) Edisi 14 Tahun 1984

Analisa Kadar Kalsium (Ca2+)

Tujuan

Untuk mengetahui kandungan total abu (zat anorganik) yang terdapat

dalam bahan baku maupun pakan ternak ayam petelur khususnya pada

sampel KLKS bentuk tepung dengan metode ion analyzer.

Dasar Prinsip

Ion Ca2+ dipisahkan terlebih dahulu dari zat lain dengan jalan

mengekstraknya dengan menggunakan menggunakan larutan Ca-Extract.

Ion Ca2+ yang terpisah ditangkap oleh Ca Reagen Konsentrat Encer, ion

Ca2+ tersebut yang akan dibaca oleh elektroda Ca2+.

Reaksi

CaCO3 + HCl CaCl2 + H2O + CO2

CaCl2 Ca2+ + 2Cl-

Ca2+ + Ca Ca2+

Alat dan Bahan

Alat : Batang Pengaduk

Gelas Piala 250 ml, 100 ml dan 50 ml

Magnetic Stirrer

Volumetric 2 ml

Gelas Ukur 100 ml

Stirrer

Spatula

Neraca Analitik

Omnion meter

Page 58: Mau Diedit Laporan

Bahan: Sampel KLKS

Ca-Extract Solution 5 %

Ca Reagen Konsentrat Encer

Ca Standar Solution 1 ppm

Ca Standar Solution 10 ppm

Prosedur Kerja

Preparasi Sampel

1. Sampel digiling terlebih dahulu menggunakan alat giling dengan

memakai screen 0,75 mm.

2. Sampel yang telah dipreparasi diberi identitas dengan menggunakan

label.

Preparasi Omnion meter

1. Dihubungkan dengan arus listrik.

2. Standby pada channel Natrium.

3. Mode di set kebagian Na+/K+/Ca+

4. Tombol bagian belakang dipastikan berada diposisi “1”

5. Elektroda Kalsium dan reference dihubungkan pada alat bagian

belakang.

Kalibrasi

1. Tombol range diputar ke angka 20 (tombol bagian kanan atas).

2. Disiapkan Ca standar solution 1 % kedalam gelas piala 50 ml sebanyak

30 ml. Elektroda Ca dibilas menggunakan larutan tersebut dan

didiamkan hingga stabil.

3. Disiapkan Ca standar solution 1 % yang baru (seperti pada saat

dibilas), Elektroda Ca dicelupkan kedalam larutan baru yang telah

dibuat tersebut kemudian tunggu hingga stabil lalu diputar tombol Cal

sampai mencapai angka 1,00 pada display. Diamkan hingga stabil.

4. Jika telah stabil pada angka 1,00 maka selanjutnya dilakukan langkah

slope.

Page 59: Mau Diedit Laporan

Slope

1. Tombol range diputar ke angka 200 (tombol dibagian kanan atas).

2. Disiapkan Ca standar solution 10 % kedalam gelas piala 50 ml

sebanyak 30 ml. Elektroda Ca dibilas menggunakan larutan tersebut

dan didiamkan hingga stabil.

3. Disiapkan Ca standar solution 10 % yang baru (seperti pada saat

dibilas), elektroda Ca dicelupkan kedalam larutan baru yang telah

dibuat tersebut, kemudian didiamkan hingga stabil lalu diputar tombol

slope sampai mencapai angka 10,0 pada display dan diamkan sampai

stabil angka 10,0.

Pengecekan Alat

1. Tombol range diputar kembalike angka (tombol pada bagian kanan

atas).

2. Elektroda Ca dibilas dengan menggunakan larutan standar Ca 1 %

yang lama,kemudian dicelup kedalam larutan standar Ca 1 % yang

baru.

3. Bila angka pada display alat berada diantara range 1,00-1,03 maka alat

siap untuk digunakan. Bila tidak maka dilakukan pengerjaan kalibrasi

dan slope kembali hingga pada saat pengecekan angka display berada

pada batas tersebut (1,00-1,03).

Pengerjaan Blanko

Dipipet sebanyak 2 ml larutan HCL 5 % kemudian ditambah 100 ml Ca

Reagen Konsentrat Encer dan aduk hingga homogeny.

Pengerjaan Sampel

1. Sampel yang mengandung Ca < 3 % (Wheat Brand Pellet, RSM

INDIA, SBM ARGENTINA, dan SBM INDIA) ditimbang sebanyak 2,5

gram. Sampel yang mengandung Ca > 3 % (MBM USA, PBPM USA)

ditimbang 1 gram dan Tepung Batu ditimbang 0,2 gram. Dilarutkan

Page 60: Mau Diedit Laporan

kedalam gelas piala 250 ml dengan HCL 5 % sebanyak 100 ml.

Diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer diatas stirrer selama 30

menit (Ca < 3%) dan 45 menit (Ca > 3 %). Untuk sampel KLKS 36

ditimbang 1 gram kemudian diaduk selama 45 menit dan didiamkan

selama 1 jam.

2. Dipipet 2 ml lerutan jernihnya kedalam gelas piala 100 ml dan

ditambahkan 100 ml Ca Reagen Konsentrat encer, kemudian

dihomogenkan dan didiamkan selama 20 menit.

3. Dimasukkan 30 ml larutan tersebut kedalam gelas piala 50 ml untuk

membilas elektroda Ca.

4. Elektroda Ca dicelupkan kedalam gelas piala 100 ml yang berisi

larutan tersebut

5. Dibaca angka yang muncul pada display dan dicatat angka tersebut

setelah stabil.

Perhitungan

% Ca =(angka display−blanko ) x faktor

bobot sampel

Referensi :

Accociation Organization Analitycal Control (AOAC) Edisi 14 Tahun 1984

Analisa FFA (Free Fat Acid)

Tujuan

Untuk mengetahui kandungan asam lemak bebas (Free Fat Acid) yang

terdapat didalam Palm olein dengan metode volumetric.

Dasar Prinsip

Page 61: Mau Diedit Laporan

Asam Lemak Bebas (Free Fat Acid) dalam sampel dapat diukur dengan

cara titrasi menggunakan alkali dalam larutan alcohol netral (petroleum

eter).

Reaksi

O

CH2 – O – C – R1 CH2OH

O O

CH2 – O – C – R + 3 NaOH CH – OH + 3R – C –

O – Na

O

CH2 – O – C – R2 CH2 – OH

Alat dan Bahan

Alat : Erlenmeyer 250 ml

Gelas Piala 100 ml

Gelas Ukur 50 ml

Batang Pengaduk

Neraca Analitik

Pipet Tetes

Bhan: Pam OleimCampuran Alkohol Netral (Petroleum Eter) 1:1NaOH 0,05 NIndicator PP 1 %

Prosedur Kerja

1. Ditimbang 10 gram sampel Palm Olein Kedalam Erlenmeyer 300 ml.

2. Ditambahkan larutan Neutralized Alcohol Mixture (C2H5OH:PE) 1:1

sebanyak 50 ml.

3. Dikocokkuat, ditambahkan indicator PP 1 %.

Page 62: Mau Diedit Laporan

4. Dititar dengan NaOH 0,05 N hingga titik akhir terjadi (warna merah

muda).

Perhitungan

% FFA = v . penitar x N . pentar x faktorBerat sampel x 1000

x 100 %

Keterangan : v. penitar = volume NaOH N. penitar = konsentrasi NaOH yang sudah

distandarisasi Factor P.O = 256

Referensi :

Accociation Organization Analitycal Control (AOAC) Edisi 14 Tahun 1984

Analisa POV (Peroxide Value)

Tujuan

Untuk mengetahui jumlah bilangan peroksida (Peroxide Value) yang

terdapat dalam palm oleim.

Dasar Prinsip

Bilangan peroksida adalahbilangan yang menunjukkan banyaknya

mgreekkg sampel adanya ikatan rangkap pada asam-asam lemak tak

jenuh menyebabkan minyak tak dapat teroksidasi. Peroksida dalam

minyak mengoksidasi I- menjadi I, kelebihan I dititar dengan Na2S2O3.

Amilum sebagai penunjuk sehingga titik akhir ditunjukkan dengan

perubahan warna larutan dari biru menjadi tak berwarna.

Reaksi

RCOO- + KI RCO2- + H2O + I2 + K+

I2 + 2 Na2S2O3 2NaI + Na2S2O3

Alat dan Bahan

Alat : Gelas Piala 100 ml

Page 63: Mau Diedit Laporan

Gelas Ukur 50 ml

Erlenmeyer Tutup Asah 250 ml

Mikroburet 10 ml

Hot Plate

Batang Pengaduk

Neraca Analitik

Bahan: Palm Olein

Larutan KI jenuh

Larutan Kanji 1 %

Larutan Acetic Acid- Chloroform (3:2)

Prosedur Kerja

1. Ditimbang 5 gram sampel Palm Olein kedalam Erlenmeyer asah 250 ml.

2. Dilarutkan dengan Larutan Acetic Acid- Chloroform (3:2) sebanyak 25

ml, kemudian ditambahkan 1 ml KI jenuh.

3. Setelah itu ditutup dan dikocok kuat, kemudian disimpan ditempat gelap

selama 10 menit.

4. Ditambahkan 30 ml aquadest dan indicator kanji maka akan timbul warna

bitu hitam.

5. Dititrasi dengan Na2S203 0,01 N sambil dikocok kuat hingga larutan tak

berwarna (untuk memastikan titik akhir maka dapat diteteskan indicator

kanji,bila larutan biru hitam terbentuk pada tetesan pertama maka

penitaran dilanjutkan).

6. Dilakukan pengerjaan Blanko.

Perhitungan

POV =( v . penitar− blanko ) x N . penitar x 1000

berat sampel

Keterangan : v. penitar = volume Tio N. penitar = konsentrasi Tio yang sudah distandarisasi

Referensi :

Page 64: Mau Diedit Laporan

Accociation Organization Analitycal Control (AOAC) Edisi 14 Tahun 1984

Analisa Kadar Crude Protein

Tujuan

Untuk dapat mengetahui kandungan protein kasar (crude protein) yang

terdapat dalam bahan baku maupun pakan ternak khususnya pada sampel

KLKS bentuk tepung.

Dasar Prinsip

Banyaknya protein yang terkandung dalam contoh dapat ditentukan dari

jumlah nitrogen (N) yang ada. Senyawa nitrogen organic yang

terkandung dalam sampel diubah menjadi senyawa anorganik (NH4)2SO4

dengan cara mendidihkan sampel dengan H2SO4 pekat dengan bantuan

katalisator campuran selenium kemudian didestilasi dengan basa kuat

NaOH dan ditampung dengan H3BO3. NH4H2BO3 yang terbentuk

dititrasi dengan HCL menggunakan indicator mixture (BCG:MM)

hingga larutan berwarna merah muda.

Dengan kata lain penentuan kadar protein dilakukan dalam 3 tahap;

a. Tahap dekstruksi

b. Tahap destilasi

c. Tahap titrasi

Reaksi

Tahap Dekstruksi

Norganik + H2SO4(P) (NH4)2SO4 + CO2 + H2O

+ SO2

Tahap Destilasi

(NH4)2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2 NH3 + H2O

2 NH3 + H3BO3 NH4H2BO3

Tahap Titrasi

Page 65: Mau Diedit Laporan

NH4H2BO3 + HCL NH4Cl + H3BO3

Alat dan Bahan

Alat : Alat Dekstruksi

Alat Destilasi (Destilasi Unit)

Erlenmeyer 300 ml

Tabung Kjehdal

Automatic Buret 50 ml

Gelas Ukur 50 ml

Neraca Analitik

Spatula

Kertas Minyak

Bahan: Sampel KLKS

(NH4)2Fe(SO4)2.6H2O

Asam Glutamat

Katalis Selenium

H2SO4 98%

NaOH 40%

H3BO3 4%

Indicator Mix Campuaran

HCl 0,1 N

Aquadest

Prosedur Kerja

1. Ditimbang 1 gram sampel, kecuai sampel yang protein diatas 55 % =

Asam Glutamat sebanyak 0,5 gram. CGM, HCFM, PBPM, MBM, dan

Tepung Ikan sebanyak 0,7 gram.

2. Ditambahkan Katalis dengan ketentuan

3. Dilarutkan dengan larutan H2SO4 sebanyak 15 ml.

4. Didestruksi menggunakan alat Degestor selama 40 menit pada suhu 400◦.

5. Didiamkan selama 1 menit kemudian ditambahkan H2O sebanyak 30 ml.

Page 66: Mau Diedit Laporan

6. Dimasukkan 25 ml larutan H3BO3 kedalam Erlenmeyer 300 ml lalu

ditambahkan indicator.

7. Dilakukan destilasi selama 7 menit pada masing-masing sampel, kemudian

dititrasi hingga titik akhir (larutan berwarna pink) dengan menggunakan

HCl 0,1 N.

8. Untuk pembuatan recovery,ditimbang 0,5 gram (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O.

dilarutkan dengan H2O sebanyak 25 ml, dimasukkan 25 ml larutan H3BO3

kedalam Erlenmeyer 300 ml, lalu ditambahkan indicator. Didestilasi

kemudian dititrasi hingga berubah warna dengan mneggunakan larutan

HCl 0,1 N.

Perhitungan

% Pr otein Recov ery = vol . penitar x N , penitar x Ar .. Ngram sample x 10

Mr . Amonium Fero SulfatAr . N

x 100 %

Keterangan : v. penitar = volume HCl 0,1 N N. penitar = konsentrasi HCl yang sudah

distandarisasi Ar.N = 14,007 g/mol Mr (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O = 7,145 g/mol

Ar.N

% Re c . Asam Glutamat =(vol . penitar − blanko ) x N . penitar x Ar . N

gram sampel x 10Ar .. N

x 100 %

Keterangan : v. penitar = volume HCl 0,1 N N. penitar = konsentrasi HCl yang sudah

distandarisasi Ar.N = 14,007 g/mol MrAsam Glutamat = 9,519 g/mol

Ar.N

% Pr otein Sampel =(vol . penitar− blanko ) x N . penitar x Ar . N x faktor

x 100 %

Keterangan : v. penitar = volume HCl 0,1 N

Page 67: Mau Diedit Laporan

N. penitar = konsentrasi HCl yang sudah distandarisasi

Ar.N = 14,007 g/mol Faktor =6,25

Referensi: KJELTEC (Teator unit 1991) FOSS Tecator (Tess Tecator Distiling Unit) tahun 2000

Analisa Kadar Lemak (Fat)

Tujuan

Untuk mengetahui kandungan lemak (fat) yang terdapat dalam bahan

baku maupun pakan ternak ayam petelur khususnya pada sampel KLKS

bentuk tepung denganmetode proksimat.

Dasar Prinsip

Minyak dapat ditetapkan secara ekstraksi, yaitu pemisahan minyak dari

sampel berdasarkan sifat kelarutannya dimana pelarut yang digunakan

harus memiliki titik didih yang rendah.

Alat dan Bahan

Alat : Penangas Air

Labu Lemak

Gegep

Oven

Eksikator

Spatula

Neraca Analitik

Selongsong/huls

Soxlet

Kertas Saring

Bahan: Sampel KLKS

Ptroleum Eter

Prosedur Kerja

Page 68: Mau Diedit Laporan

Preparasi Sampel

1) Sampel digiling terlebih dahulu menggunakan alat giling dengan

memakai screen 0,75 mm.

2) Sampel yang telah dipreparasi diberi identitas dengan menggunakan

label.

Cara Kerja

1) Ditimbang 1 gram sampel KLKS kemudian dibungkus dengan

menggunakan kertas minyak.

2) Sampel yang telah dibungkus tersebut dimasukkan kedalam

selongsong/huls.

3) Labu lemak kosong dipanaskan dalam oven selama 2,5 jam pada suhu

105◦C. kemudian didinginkan kedalam eksikator selama 30 menit.

Bobot diketahui sebagai bobot labu kosong.

4) Labu lemak dan soxhletyang berisi sampel dihubungakan kemudian

ditambahkan Petrolium Eter kedalam soxlet sehingga setara pipa

kapiler pada soxlet. Rangkaian tersebut lalu dihubungkan dengan

kondensor.

5) Proses ekstraksidilakukan selama 2,5 jam diatas penangas air.

Kemudian selongsong dikeluarkan dari soxlet, petroleum eter

disulingkan kembali sehingga petroleum eter dapat dipakaiuntuk

analisa selanjutnya.

6) Labu lemak yang berisi minyak tersebut dimasukkan lagi kedalam

oven selama 2,5 jam pada suhu 105◦C. Didinginkan kedalam eksikator,

kemudian ditimbang sebagai bobotlabu lemak + minyak.

7) Dihitung kadar lemak (fat).

Perhitungan

% Fat =(bobot labu lemak + min yak )− bobot labu lemak kosong

bobot sampelx 100 %

Page 69: Mau Diedit Laporan

Referensi :

Accociation Organization Analitycal Control (AOAC) Edisi 14 Tahun 1984

Analisa Phospor

Tujuan

Untuk mengetahui kandungan Phospor (P) yang terdapatdalam bahan

baku maupun pakan peternak ayam petelur khususnya pada sampel

KLKS bentuk tepung dan menggunakan metode serapan cahaya.

Dasar Prinsip

Pengukuran fosfor pada panjang gelombang maksimum 600

nm,setelahsebeumnya ditambahkan pereaksi molibdatvanadat untuk

pembentukan warna melalui reaksi kompleksometri dengan menggunkan

spektofotometer UV-VIS.

Reaksi

NH4VO3 + H2O NH4VO3.xH2O

(NH4)6MO7O24.4H2O + H2O (NH4)6MO7O24.xH2O

NH4VO3. H2O + 2 HClO4 NH4Cl2 + 2HVO3 +

H2O

Ca2PO4 + HNO3 + H2O 2CaNO3 +H3PO4 +

H2O

Alat dan Bahan

Alat : Tanur

Cawan Porselin

Neraca Analitik

Hot Plate

Beaker Gelas 250 ml

Kuvet

Corong

Nerca Analitik

Page 70: Mau Diedit Laporan

Labu Ukur 100 ml dan 50 ml

Pipet Ukur 5 ml dan 2 ml

Pipet voume 5ml dan 10 ml

Bahan: (NH4)6MO7O24.4H2O

NH4VO3

HClO4

KH2PO4

HNO3

HCl

Aquabidest

Prosedur Kerja

Preparasi Sampel

1) Sampel digiling terlebih dahulu menggunakan alat giling dengan

memakai screen 0,75 mm.

2) Sampel yang telah dipreparasi diberi identitas dengan menggunakan

label.

Cara Kerja

Ashing Methde

1) Ditimbang 1 gram sampel kedalam cawan porselin.

2) Diabukan sampel didalam tanur pada suhu 600◦C selama 3 jam,

kemudian diinginkan.

3) Dipindahkan sampel ke beaker gelas 250 ml, kemudian dilarutkan

dengan HNO3 : H2O (1:1) sebanyak 10 ml.

4) Sampel didestruksi dengan hot plate hingga timbul asap putih pada

larutan.

5) Didinginkan sampel lalu diencerkan dengan aquabidest kedalam labu

ukur 100 ml kemudian dihomogenkan.

Preparasi standar

Page 71: Mau Diedit Laporan

1) Dipipet 10 ml reagen molybdovanadate kedalam labu ukur 50 ml.

2) Ditambahkan aquabidest.

3) Dipipet standarmasing-masing 1,3,5 ppm.

4) Diencerkan dengan aquabidest hingga 50ml.

Preparasi Blanko

1) Dipipet 10 ml reagen molybdovanadate kedalam labu ukur 50m l.

2) Diencerkan dengan aquabidest hingga 50 ml.

Preparasi Larutan Sampel

1) Dipipet 10 ml reagen molybdovanadate kedalam labu ukur 50 ml,

tambahkan aquabidest.

2) Ditambahakan larutan sampel yang sudah disiapkan (1), dipipet larutan

sampel sedikit demi sedikit kedalam labu ukur tersebut dengan

membandingkan warna. Diantara warna standar 3 ppm dan 5 ppm (2).

3) Lalu dicatat volume sampel yang telah dipipet.

4) Kemudian diencerkan dengan aquabidest hingga 50 ml.

Larutan 2,3,4 masing-masing dihomogenkan dan didiamkn selama 30

menit lalu dideteksi dengan menggunakan spektofotometer dengan

panjang gelombang 400 nm.

Perhitungan

% P = ppm Phospor dari grafik x 0,5v . sampel yang dipipet x bobot sampel

Analisa Kadar Abu (Ash)

Tujuan

Page 72: Mau Diedit Laporan

Untuk mengetahui kandungan total abu (zat anorganik) yang terdapat

dalam bahan baku maupun pakan ternak ayam petelur khususnya pada

sampel KLKS bentuk tepung dengan metode gravimetri.

Dasar Prinsip

Pemijaran dilakukan pada suhu 600◦C selama 3 jam, dimana selisih

antara bobot sebelum pemijaran dengan bobot setelah pemijaran

dihitung sebagai bobot abu.

Reaksi

Sampel⋅xH 20 ⃗ Abu + xH 2O↑+ CO2↑

Alat dan Bahan

Alat : Tanur

Cawan Porselin

Gegep

Eksikator

Spatula

Neraca Analitik

Bahan: Sampel KLKS

Prosedur Kerja

Preparasi Sampel

1) Sampel digiling terlebih dahulu menggunakan alat giling dengan

memakai screen 0,75 mm.

2) Sampel yang telah dipreparasi diberi identitas dengan menggunakan

label.

Cara Kerja

Page 73: Mau Diedit Laporan

1) Cawan porselin dimasukan kedalam tanur pada suhu 600◦C selama 1

jam.

2) Setelah 1 jam, cawan dimasukkan kedalam eksikator selama 1 jam

kemudian ditimbang sebagai bobot cawan kosong.

3) Ditimbang sampel 1 gram ke dalam cawan yang telah ditimbang

tersebut.

4) Cawan yang berisi sampel tersebut dimasukkan ke dalam tanur pada

suhu 600◦C selama 3 jam.

5) Setelah 3 jam, cawan dimasukkan ke dalam eksikator selama 1 jam.

6) Ditimbang.

Perhitungan

% Abu =(Bobot cawan + Sampel )−Bobot setelah pemijaran

Bobot samplx 100 %

Referensi :

Accociation Organization Analitycal Control (AOAC) Edisi 14 Tahu