konsentrasi ekonomi syariah fakultas ekonomi dan...
TRANSCRIPT
-
PERILAKU KONSUMSI DALAM FASHION LIFESTYLE MUSLIMAH
MELAYU JAMBI DI KEC. DANAU TELUK
SKRIPSI
Oleh:
MUSLIMIN
EES 150775
Pembimbing:
H.SISSAH,S.Ag.,M.HI
KHAIRIYANI SE.M.S.AK
KONSENTRASI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
-
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil „alamin
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan nikmat kesehatan
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh strata satu (S1)
shalawat beserta salam tidak lupa pula ku kirimkan kepada junjunganku Nabi
Muhammad Rasulullah SAW
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Ibuku tercinta Sulastri dan Ayahandaku Mistaudin yang kucintai karena tidak
henti-hentinya memberikan motivasi kepadaku baik moril maupun materil selama
proses perkuliahanku semoga keduanya dalam lindungan Allah SWT amiin…
Kepada kakaku Muhlisin dan adikku Imam Fajar yang amat ku sayangi yang telah
memberikan dukungan kepadaku sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini.
semoga keduanya dalam lindungan Allah SWT amiin…
Kepada sepupuku Eka Sawitri dan seseorang yang istimewa di dekatku yang
selalu memberi support kepadaku Rizki Rahmawati.
Kepada sahabatku Syadri, Heriantoni, Swandi, Sunanto, Isnawati, Aruwa, Ridha
Hawaditsi dan teman-teman seperjuanganku sekalian yang telah membantu dan
selalu memberi support dalam penyelesaian skripsi ini saya ucapkan terima kasih
-
MOTTO
إًَِّهُۥ ٍْۚٓ َءاَدَم ُخُروْا ِشٌََتَُكۡن ِعٌَد ُكلِّ َهۡعِجٖد َوُكلُىْا َوٱۡشَسبُىْا َوََل تُۡعِسفُٓىْا بٌَِ َََٰ۞
١٣ََل َُِحبُّ ٱۡلُوۡعِسفَُِي
Artinya :
Wahai anak cucu adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki)
masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak
menyukai orang yang berlebihan.1
1 Q.S.Al-A’raf [7] : 31.
-
KATA PENGANTAR
ِ بِۡعنِ يِ ٱّللَّ ۡحَوَٰ ِحُنِ ٱلسَّ ٱلسَّ
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang mana
dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Disamping itu, tidak lupa iringan sholawat
serta salam penulis hantarkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini diberi judul “Perilaku Konsumsi dalam Fashion Lifestyle
Muslimah Melayu Jambi di Kec. Danau Teluk” Adapun tujuan dari
penyusunan skripsi ini adalah sebagai tugas akhir yang merupakan syarat untuk
meraih gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam jurusan Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dalam
menyelesaikan skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan dan rintangan yang
penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun dalam penyusunannya.
Berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama dari Bapak H. Sissah.,M.HI.
dan Ibu Khairiyani, SE.,M.S.AK selaku pembimbing I dan II. Maka skripsi ini
dapat di selesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan
adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian skripsi ini, serta kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA. Selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.EI. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
3. Ibu Dr. Rafida, SE., M.EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE., ME, dan Ibu Dr.
Halimah Dja’far, S. Ag., M. Fil. I, selaku Wakil Dekan I, II dan III di
lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
4. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag., MA dan Ibu G.W.I Awal Habibah, M.E,Sy selaku
Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
-
ABSTRAK
Skripsi ini membahas permasalahan perilaku konsumsi dalam fashion
lifestyle muslimah melayu Jambi di Kec Danau Teluk. Bertujuan untuk
mengetahui mengapa muslimah melayu Jambi di Kec. Danau Teluk belum
sepenuhnya berkonsumsi secara syariah, bagaimana cara konsumsi
berpakaian muslimah melayu Jambi di Kec. Danau Teluk dan apa saja
kendala yang di hadapi muslimah melayu Jambi di Kec. Danau Teluk
dalam menerapkan konsumsi pakaian secara syariah. Penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut: (1) Perilaku
konsumsi dalam fashion lifestyle muslimah melayu Jambi di Kec. Danau
Teluk masih di temukan berpakaian blum secara syariah di sebabkan oleh
faktor pendapatan, minimnya ilmu agama dan pendidikan mereka yang
masih banyak berlandaskan sekolah umum; (2) Cara konsumsi berpakaian
oleh muslimah melayu Jambi di Kec. Danau Teluk Jika dihubungkan
dengan aturan dalam Islam. Muslimah melayu Jambi di Kec. Danau Teluk
memahami dan mengetahui aturan dalam Islam untuk menutup aurat,dan itu
sudah di jalankan oleh sebagian muslimah melayunya. Mereka juga
menerapkan aturan memakai pakaian tidak tipis sehingga tampak bayangan
tuh dan tidak berpakaian yang menyerupai pakaian laki-laki. Namu, mereka
melanggar aturan seperti masih banyak di temukan muslimah melayunya
memakai pakaian ketat dan sempit, dan mengkonsumsi pakaian yang
memiliki warna yang terang dan mencolok; (3) Terdapat dua kendala yang
di hadapi masyarakat muslimah melayu Jambi di Kec. Danau Teluk masih
di temukan yang belum memakai pakaian syariah, yaitu faktor pribadi atau
kemauan dan ada anggapan miring masyarakat terhadap muslimah yang
memakai pakaian syariah tidak sesuai dengan perilakunya.
Kata Kunci: perilaku konsumsi berpakaian wanita muslimah secara syariah
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Batasan Masalah .......................................................................... 10
C. Rumusan Penelitian ..................................................................... 10
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 11
F. Kajian Teori ................................................................................. 12
G. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 29
BAB II. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 36
B. Metode Pendekatan ...................................................................... 36
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 36
D. Populasi dan Sampel .................................................................... 37
E. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 37
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 40
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 40
BAB III. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kecamatan Danau Teluk ...................................... 41
B. Jumlah Penduduk ........................................................................... 42
-
C. Jumlah sekolah ............................................................................... 43
BAB IV. HASlL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Fakto masih di temukannya wanita muslimah Melayu Jambi di Kec.
Danau Teluk belum sepenuhnya berkonsumsi secara syariah ...... 45
B. Cara berkonsumsi berpakaian muslimah Melayu Jambi di Kec.
Danau Teluk ................................................................................... 57
C. Kendala yang di hadapi muslimah Melayu Jambi di Kec. Danau
Teluk dalam berkonsumsi pakaian secara syariah ......................... 60
1. Pribadi atau Kemauan .............................................................. 61
2. Anggapan mring masyarakat terhadap pakaian yang tidak sesuai
dengan perilaku ........................................................................ 62
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 64
B. Saran ............................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Penelitian Terdahulu……………………………………………… 29
Tabel 3.1 : Data Penduduk Kelurahan Se Kecamatan Danau Teluk………….. 42
Tabel 3.2 : Data Jumlah Sekolah Negeri/Seasta di Wilayah Kecamatan Danau
Teluk………………………………………………………………... 43
-
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an yang menjadi dasar semua hukum Islam, dengan tegas
menyatakan bahwa Allah adalah pemilik segala sesuatu yang ada di dunia,
sedangkan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Allah menciptakan segala
sesuatunya bukan untuk dirinya sendiri, namun diserahkan kepada manusia
sebagai khalifah di muka bumi. Seluruh manusia secara kolektif diperbolehkan
untuk memiliki, menikmati dan memindah tangankan kekayaan yang diakui dan
dipelihara dengan Islam.2
Allah SWT berfirman:
ِ َوٱۡذُكُسوْا ةُ فَٱًتَِشُسوْا فٍِ ٱۡۡلَۡزِض َوٱۡبتَُغىْا ِهي فَۡضِل ٱّللَّ لَىَٰ فَإَِذا قُِضَُِت ٱلصَّ
َ َكثُِٗسا لََّعلَُّكۡن تُۡفلُِحىَى ٣١ٱّللَّ
Artinya: “Apabila selesai shalat, maka hendaklah kamu bertebaran di muka
bumi, dan mencari karunia Allah dan sebutlah Allah sebanyak-banyaknya
supaya kamu memperoleh kebahagiaan.”3
Manusia pada hakekatnya dituntut untuk bekerja dan berusaha untuk
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Mereka memiliki berbagai macam
kebutuhan dalam hidupnya yaitu kebutuhan jasmani dan rohani. Semua kebutuhan
2 Lukman Hakim, Prisip-Prinsip Ekonomi Islam (Surakarta: PT Gelora Aksara Pratama 2012).
hlm. 86. 3Q.S.Al-Jumu’ah [63]: 10.
-
itu dikonsumsi agar manusia bisa bertahan hidup.4
Berdasarkan pandangan
ekonomi Islam, kerja adalah setiap tenaga jasmani maupun kemampuan akal yang
dikeluarkan manusia dalam kegiatan perekonomian sesuai dengan syariah,
bertujuan mendapatkan penghasilan dan penghidupan.5
Berdasarkan atas penjelasan di atas, tujuan manusia bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan menyelaraskan kepentingan akhirat, terutama
konsumsi. Konsumsi dalam ekonomi Islam dapat diartikan sebagai pemenuhan
kebutuhan baik jasmani maupun rohani sehingga mampu memaksimalkan fungsi
kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT untuk mendapatkan kesejahteraan
dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat (falah). Setiap melakukan tindakan
konsumsi, maka prilaku konsumen terutama muslim selalu dan harus di dasarkan
pada syariah Islam.6
Secara sederhana, konsumsi dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai
pemakaian barang untuk mencukupi suatu kebutuhan secara langsung. Konsumsi
juga diartikan dengan penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan
manusiawi (the use of goods and services in the satisfaction of human wants).
Yusuf al-Qardhawi (1997) berpendapat bahwa, konsumsi adalah pemanfaatan
hasil produksi yang halal dengan batas kewajaran untuk menciptakan manusia
hidup aman dan sejahtera. Konsumsi di sini bukan semata-mata makan dan
4Bagus Baidhawi dan Irham Zaki, Implementasi Konsumsi Islami Pada Pengajar Pondok
Pesantren Aqobah Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang (Jurnal. Vol.1, no.9 September 2014).
hal.610. 5 Lukman Hakim, Op.cit.
6Amri Amir, Pola dan Prilaku Konsumsi Masyarakat Muslim di Provinsi Jambi (Telaah
Berdasarkan Tingkat Pendapatan dan Keimanan),(Jurnal Perspektif Pembiayaan dan
Pembangunan Daerah, Vol,4. No. 2 2016). hlm. 74.
-
minum saja, konsumsi mencakup segala pemakaian dan pemanfaatan barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Membangun atau membeli rumah, membeli mobil, emas, perak dan perhiasan lain
juga termasuk dalam aktivitas konsumsi.7
Aktivitas konsumsi dalam Islam merupakan salah satu aktivitas ekonomi
manusia yang bertujuan untuk meningkatkan ibadah dan keimanan kepada Allah
SWT dalam rangka mendapatkan kemenangan, kedamaian dan kesejahteraan
akhirat (falah), baik dengan membelanjakan uang atau pendapatannya untuk
keperluan dirinya maupun untuk amal saleh bagi sesamanya.8
Qardhawi (1997) menguraikan beberapa prinsip perilaku konsumsi dalam Islam
sebagai berikut:
a) Dasar pemikiran pola konsumsi dalam Islam adalah hendak mengurangi
kelebihan keinginan biologis yang tumbuh dari faktor-faktor pisikis buatan
dengan maksud membebaskan energi manusia untuk tujuan-tujuan spiritual.
b) Anjuran-anjuran Islam mengenai perilaku konsumsi dituntun oleh prinsip
keadilan, prinsip kebersihan, prinsip kesederhanaan, prinsip kemurahan hati
dan prinsip moralitas.
c) Pada umumnya kebutuhan-kebutuhan manusia digolongkan ke dalam tiga
hal, yaitu barang-barang keperluan pokok, barang-barang keperluan
kesenangan dan barang-barang keperluan kemewahan. Berdasarkan tiga
pengelompokan ini, Islam menggariskan prinsip menurut urutan prioritas
7Zuliana, Prinsip Konsumsi dalam Islam Berbasis Nilai Material dan Spiritual (Universitas
Negeri Wali Songo Semarang, 2015). hlm. 3. 8Ibid, hlm. 4.
-
kebutuhan yang dikenal dalam al-maqasid al-syari‟ah dengan istilah
daruriyyah, hajjiyah dan tahsiniyyah.9
Saat ini konsumsi bukan lagi berdasarkan “kebutuhan”. Namun lebih
kepada “keinginan” yang menandai pola-pola konsumsi untuk mengartikulasi rasa
identitas. Konsumsi ini muncul sebagai perhatian budaya di dalam perdebatan
mengenai perkembangan dengan apa yang disebut “masyarakat konsumen”.
Perilaku konsumen adalah sebagai perilaku yang terlibat dalam hal
perencanaan, pembelian, dan penentuan produk serta jasa yang konsumen
harapkan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Islam
berpandangan bahwa perilaku seorang konsumen harus mencerminkan
hubungannya dirinya dengan Allah SWT. Inilah yang tidak kita dapati dalam ilmu
perilaku konsumsi konvensional. Setiap pergerakkan dirinya, yang berbentuk
belanja sehari-hari, tidak lain adalah manifestasi dzikir dirinya atas nama Allah
SWT.10
Konsumsi disini bukan makan dan minum saja, memakai barang dan jasa
juga termasuk konsumsi. Seperti halnya memakai pakaian, pakaian juga termasuk
kedalam mengkonsumsi barang berupa pakaian. Pakaian adalah termasuk
kebutuhan pokok manusia yang harus terpenuhi. Pakaian adalah kebutuhan pokok
manusia yang tidak berkaitan dengan kesehatan, etika, estetika, tetapi juga
berhubungan dengan kondisi sosial budaya, bahkan juga ekspresi ideologi. Bagi
manusia pakaian tidak saja berdimensi keindahan, tetapi juga kehormatan juga
9 Andi Bahri, Etika Konsumsi dalam Perspektif Islam (Jurnal. Vol. 11, No. 2, Desember 2014).
hlm. 352-353. 10
Hisbatul Husna, Analisis Perilaku Konsumsi Jilbab Oleh Komunitas Hijabers Di Kota
Pekanbaru Di Tinjau Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Sekripsi Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru [2014]).
-
keyakinan. Itulah sebabnya, aturan tentang pakaian termasuk yang dipandang
penting oleh Allah SWT, sehingga tercantum dalam Al-Qur’an yang mulia.
Allah berfirman:
ٍٓ َءاَدَم قَۡد بٌَِ لَِك َََٰتُِكۡن َوِزَٗشۖا َولِبَاُض ٱلتَّۡقَىيَٰ َذَٰ ِزٌ َظۡىَءَٰ ُكۡن لِبَاٗظا ََُىَٰ ُۡ أًََصۡلٌَا َعلَ
ِ لََعلَّهُۡن ََرَّكَُّسوَى ِت ٱّللَّ لَِك ِهۡي َءاَََٰس ْۚ َذَٰ ُۡ ٦٢َخ
Artinya : „Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya kami telah menyediakan
pakaian untuk menutup auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetepi
pakaian takwa, itulah lebih baik. Demikianlah sebagian besar tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.”11
Adapun fungsi pakaian terutama sebagai penutup aurat, sekaligus sebagai
perhiasan, memperindah jasmani manusia. Agama Islam memerintahkan kepada
setiap orang untuk berpakaian yang baik dan bagus. Baik berarti sesuai dengan
fungsi pakaian itu sendiri, yaitu menutup aurat dan bagus cukup memadai serasa
sebagai perhiasan tubuh yang sesuai dengan kemampuan sipemakai untuk
memilikinya untuk keperluan ibadah, misalnya untuk sholat di masjid, kita di
anjurkan untuk memakai pakaian yang baik dan suci. Berpakaian mengikuti muda
yang berkembang saat ini, bukan merupakan halangan, sejauh tidak menyalakan
fungsi menurut Islam. Namun kita diperintahkan untuk tidak berlebih-lebihan.12
إًَِّهُۥ ٍْۚٓ َءاَدَم ُخُروْا ِشٌََتَُكۡن ِعٌَد ُكلِّ َهۡعِجٖد َوُكلُىْا َوٱۡشَسبُىْا َوََل تُۡعِسفُٓىْا بٌَِ َََٰ۞
١٣ََل َُِحبُّ ٱۡلُوۡعِسفَُِي
11
Q.S. Al-A’raf (7): 26. 12
Septian Rizki Yudha, Implementasi Pakaian Muslim dan Muslimah dalam Perspektif Ajaran
Hukum Islam dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2005 di Lakukan Di Kabupaten Pesisir
Selatan (Sekripsi Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014). Hlm 2
-
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah itu di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”13
Seperti halnya daerah Jambi, daerah yang merupakan salah satu wilayah
provinsi yang terletak di bagian tenggara Pulau Sumatra, berbatasan dengan Riau,
Bengkulu, Sumatra Selatan dan Sumatra Barat. Secara geografis Jambi berada di
tengah-tengah Pulau Sumatra, menghadap ke jalur pelayaran internasional.
Jambi memiliki berbagai macam kearifan lokal salah satunya kebudayaan
Arab Melayu masyarakat Jambi Kota Seberang. Jambi Kota Seberang merupakan
salah satu kampung tertua di Jambi yang terletak di Kecamatan Pelayangan, dan
Kecamatan Danau Teluk. Lokasinya tak jauh dari Kota Jambi, hanya dibatasi oleh
sungai terpanjang di Sumatera, sungai Batanghari. Meski dikenal juga sebagai
kampung santri, Jambi Kota Seberang merupakan gambaran perpaduan tiga
budaya, yakni Tionghoa, Arab dan Melayu. Perpaduan ini adalah cikal bakal
berkembangnya budaya Arab Melayu yang menunjukkan kearifan lokal. Kearifan
lokal menurut Rahyono (2009: 7) merupakan sebuah kecerdasan yang dimiliki
oleh kelompok etnis tertentu, yang diperoleh melalui pengalaman etnis tersebut
bergulat dengan lingkungan hidupnya.
Sejalan dengan itu, Keraf dalam Suhartini (2009: 207) menegaskan bahwa
kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau
13
Q.S. Al-A’raf (7): 31.
-
wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam
kehidupan di dalam komunitas ekologis. Jadi kearifan lokal merupakan hasil dari
masyarakat/etnis tertentu melalui pengalaman mereka dan belum tentu dialami
oleh masyarakat lain. Yang manarik dari kearifan lokal Arab Melayu ini adalah
tradisi keagamaan yang masih dilakukan oleh masyarakat setempat dan kental
keislamannya. Beberapa perayaan tradisi keagamaan tersebut diantaranya: nginau
(Pantangan-pantangan bagi suami-istri ketika istrinya hamil), nuak (Peringatan
tujuh bulan kehamilan), nyukur bayi (mencukur rambut bayi), ziarah kubur massal
(ziarah ke makam bersamasama), burdah, Nisfu Sya`Ban, hadrah atau
kompangan, hari assyura dan musik gambus.
Dalam hal pakaian atau busana, mereka memiliki adat tersendiri dalam hal
berpakaian baik dalam acara tertentu maupun sehari-hari. Dalam pakaian sehari-
hari. Dahulu muslimah melayu Jambi menggunakan dua helai kain yang menutupi
seluruh badan dan hanya menampakkan wajah dan pergelangan tangan mereka
dalam berpakaian. Namun disekarang ini pakaian tersebut sudah tergerus oleh
zaman dan muslimahnyapun lebih berpakaian mengikuti tren busana,dan
merekapun banyak masih berpakain yang melanggar norma-norma Islam dalam
berpakaian.
Daerah tersebut juga banyak memiliki sekolah-sekolah dan pondok
pesantren yang berlandaskan ajaran Islam. Daerah tersebut memiliki dua
Kecamatan, Kecamatan Danau Teluk dan Kecamatan Pelayangan. Kecamatan
Danau Teluk memiliki lima Kelurahan yaitu Kelurahan Pasir Panjang, Kelurahan
-
Tanjung Raden, Kelurahan Tanjung Pasir, Kelurahan Olak Kemang dan
Kelurahan Ulu Gedong.14
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang masih berkaitan dengan penelitian
ini, yang dilakukan oleh Hisbatul Husna dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perilaku Konsumsi Jilbab Oleh Komunitas Hijabers Di Kota Pekanbaru Di Tinjau
Menurut Perspektif Ekonomi Islam” menyatakan bahwa dulu jilbab yang hanya
dimanfaatkan sebagai penutup aurat dalam syariat Islam, saat ini jilbab sering
dialih fungsikan hanya menjadi salah satu gaya berbusana agar tampak menarik.
Kini jilbab tidak lagi dianggap sebagai sebuah kebutuhan tetapi dianggap sebagai
sebuah trend. Padahal dalam agama Islam wanita diwajibkan memakai jilbab
ketika sudah mencapai umur (baligh), seharusnya seorang perempuan muslimah
menjaga dan memelihara auratnya dari perkara perkara maksiat dan dari perkara
yang mendatangkan peluang syetan untuk membuka perangkapnya.15
Salah satu segmen yang menarik untuk dibicarakan adalah bagaimana
perilaku konsumsi fashion lifestyle muslimah di Jambi Seberang Kecamatan
Danau Teluk. Berdasarkan dari wawancara dengan salah satu ulama sekaligus
tokoh masyarakat di Jambi Seberang Kecamatan Danau Teluk, ia berpendapat
bahwa Jambi Seberang adalah daerah yang terkenal dengan masyarakatnya yang
Islami dan Religious dan penduduknya yang beragama Islam. Namun, masih
banyak di temukan sebagian masyarakatnya yang berpakaian yang tidak sesuai
dengan prinsip Islam dan hal ini masih banyak di temukan di pasar tradisional
14
Observasi kehidupan Masyarakat di Jambi Seberang Kecamatan Danau Teluk. November
2018-2019. 15
Hisbatul Husna, Op.cit.
-
Olak Kemang, dan masyarakatnya juga ada yang mengkonsumsi pakaian itu
secara berlebihan.16
Pendapat tersebut juga diperkuat dengan observasi sementara yang
dilakukan di daerah tersebut, ada sebagian masyarakat khususnya wanita
muslimnya di temukan masih banyak masyarakat yang belum menerapkan pola
konsumsi yang secara Islam. Seperti masih di temukan sebagian wanita
muslimnya yang memakai pakaian secara berlebih-lebihan seperti halnya banyak
terjadi pada saat terdapat acara-acara tertentu mereka cenderung memakai pakaian
yang tidak anjuran Islam dan mengedepankan keinginan mereka bukannya
kebutuhan. Adanya masyarakat yang memakai pakaian yang tidak sesuai norma-
norma Islam yaitu berpakaian yang tidak seutuhnya menutup aurat sepenuhnya.
Hal ini berbanding terbalik dengan teori dalam etika berkonsumsi secara Islam,
yang di antaranya terdapat prinsip moralitas dalam berkonsumsi.17
Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih untuk melakukan penelitian pada
masyarakat muslim Jambi Seberang khususnya daerah Kecamatan Danau Teluk.
Oleh karena itu dan berdasarkan latar belakang di atas, peneliti sangat tertarik
untuk mengadakan penelitian yang berjudul: “Perilaku Konsumsi dalam
Fashion Lifestyle Muslimah Melayu Jambi di Kecamatan Danau Teluk.”
16
Wawancara dengan Irhami Kasran, salah satu toko masyarakat dan ulama’ di Jambi Seberang bertempat tinggal di Rt. 05 Kelurahan Pasir Panjang. 2 Maret 2019
17Observasi kehidupan Masyarakat di Jambi Seberang Kecamatan Danau Teluk. November
2018-2019.
-
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih jelas, fokus, terarah dan tidak meluas dari
pembahasan yang dimaksud, maka penulis perlu membatasi ruang lingkup
penelitian ini. batasan masalahnya. Subjek penelitian adalah muslimah melayu
Jambi di Kecamatan Danau Teluk berusia 21-30 tahun. Sedangkan objek
penelitian adalah perilaku konsumsi dalam fashion lifestyle muslimah melayu
Jambi di Kecamatan Danau Teluk berusia 21-30 tahun.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pokok-pokok
permasalah sebagai berikut:
1. Mengapa masih ditemukan muslimah Melayu Jambi di Kec. Danau Teluk
belum sepenuhnya konsumsi berpakain muslimah menurut syariah?
2. Bagaimana cara konsumsi berpakaian muslimah Melayu Jambi di
Kecamatan Danau Teluk secara syariah?
3. Apa saja kendala yang di hadapi muslimah Melayu Jambi di Kecamatan
Danau Teluk dalam menerapkan pakaian syariah?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat ditetapkan beberapa tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
-
1. Untuk mengetahui Mengapa masih ditemukan muslimah Melayu Jambi di
Kec. Danau Teluk belum sepenuhnya konsumsi berpakain muslimah
menurut syariah.
2. Untuk mengetahui cara konsumsi berpakaian muslimah Melayu Jambi di
Kecamatan Danau Teluk secara syariah.
3. Untuk mengetahui kendala apa yang di hadapi muslimah melayu Jambi di
Kecamatan Danau Teluk dalam menerapkan fashion syariah.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan pada penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, menambah wawasan mengenai permasalahan yang penulis
teliti.
2. Bagi perguruan tinggi, dapat menjadi sumber rujukan referendi sebagai
penelitian selanjutnya.
3. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
dasar kajian selanjutnya yang berhubungan dengan perilaku konsumsi
dalam fashion lifestyle muslimah Melayu Jambi di Kecamatan Danau
Teluk.
4. Bagi masyarakat, sebagai sumber atau referensi tentang pengetahuan
mengenai perilaku konsumsi dalam fashion lifestyle muslimah Melayu
Jambi di Kecamatan Danau Teluk.
-
F. Kajian Teori
a. Perilaku konsumen
1. Definisi perilakuk konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut beberapa ahli, yaitu:
a. James F. Engel et al. (1968: 8) berpendapat bahwa:
“Consumer behavioris defined as the acts of individuals directly involved in
obtaining and using economic good services including the decision process
that precede and determine these acts”.
(perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang
secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan mempergunakan
barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut)
b. David L. Loundon dan Albert J. Della Bitta (1984: 6) mengemukakan
bahwa:
“consumer behavior may be defined as decision process and physical
activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using or
disposing of goods and services”
(perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan
keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan
barang-barang dan jasa)
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu,
-
kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan
keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa
ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.18
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Menurut Philip Kotler ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam hal pembelian suatu barang atau jasa yaitu :
a. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan
dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya bertindak
berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.
b. Faktor Sosial
1) Kelompok Referensi
Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap
atau perilaku seseorang. Para pemasar berusaha mengidentifikasi
kelompok-kelompok referensi dari konsumen sasaran mereka.
2) Keluarga
Keluarga dalam budaya yang cenderung kolektif sangat menentukan
perilaku, pilihan produk dan aktifitas pembelian. Dari keluarganya
konsumen belajar dan bersosialiaasi untuk menjadi konsumen kelak di
kemudian hari.
3) Peran dan Status
18
Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005).
hlm. 3-4.
-
Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran
dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan
umum oleh masyarakat.
c. Faktor Pribadi
1) Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup
Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang
kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai
dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga.
2) Pekejan
Setiap orang memiliki cita-cita tertentu tentang pekerjaannya. Namun,
banyak yang tidak dapat merealiaasikan cita-cita itu. Orang bisa bekerja
sesuai dengan cita-citanya atau tidak, namun yang jelas ia memerlukan
barang-barang yang sesuai pekerjaannya.
3) Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang akan besar pengaruhnya terhadap pilihan
produk. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat
dibelanjakan (tingkatannya, kestabilannya, dan pola waktu), tabungan
dan milik kekayaan, kemampuan meminjam, dan sikapnya terhadap
pengeluaran lawan menabung.
4) Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang, adalah pola hidup seseorang dalam dunia
kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan
pendapat yang bersangkutan. Artinya, pemasar biasa menganalisis gaya
-
hidup seseorang dari bagaimana orang itu beraktivitas yaitu menjalankan
tuntutan pekedaannya, memenuhi hasratnya untuk melakukan berbagai
hobinya, berbelanja, maupun melakukan olahraga kegemaranya.
5) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian berkaitan dengan adanya perbedaan karakteristik yang
paling dalam pada diri manusia, perbedaan karateristik tersebut
menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu. Perbedaan
karakteriatik akan mempengaruhi respon individu terhadap
lingkungannya secara konsiaten. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan
ciri-ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, perbedaan,
kondiai sosial, dan kemampuan beradaptasi.
d. Faktor Psikologi
1) Motivasi
Motivasi adalah dorongan kebutuhan yang menyebabkan seseorang
melakukan tindakan. Kebanyakan dari kebutuhan kebutuhan yang ada
tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu
saat tertentu. Para ahli psikologi telah mengembangkan teori motivasi
pada manusia.
2) Persepsi
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,
mengorganiasasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan
suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Faktor-faktor persepsi ini
yaitu perhatian, gangguan dan mengingat kembali yang selektif berarti
-
bahwa para pemasar harus bekerja keras agar pesan yang disampaikan
diterima.
3) Proses Belajar
Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan
dipelajari.
4) Kepercayaan dan Sikap
Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu. Melalui tindakan dan proses belajar, orang akan
mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian mempengaruhi
perilaku pembeli.
Sedangkan dalam perilaku konsumen muslim faktor yang menentukan
dalam perilaku konsumsinya adalah kecerdasan dalam membuat suatu
pilihan antara manfaat konsumsi itu sendiri dengan balasan yang akan
diterima di akhirat nanti. Hal ini tentu dilandasi pemahaman bahwa
kehidupan didunia bukan akhir dari segalanya, tetapi hanya sebagai
washilah untuk kehidupan yang kekal abadi di akhirat.
Dengan demikian seorang muslim dalam perilaku konsumsinya akan
dipengaruhi faktor akidah, ibadah, akhlak dan keseimbangan. Makna
ibadah tidak hanya dipahami sebagai pelaksanaan kewajiban ibadah
ritual saja. Namun melakukan amal kebaikan juga ibadah, memberi
manfaat kepada yang lain adalah ibadah. Faktor keseimbangan dalam
berkonsumsi juga penting karena dalam Islam konsumen muslim
-
dianjurkan untuk tidak berlebih-lebihan dan dapat mengalokasikan.
pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan duniawi dan juga
ukhrawinya19
c. Konsumsi dalam perspektif Islam
1. Teori konsumsi
Pakar ekonomi memberikan pandangannya dalam mendefinisikan
konsumsi, terdapat perbedaan di antara para pakar ekonom, namun
konsumsi secara umum didefinisikan dengan penggunaan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ekonomi Islam, di dalamnya terdapat
pengertian konsumsi yang sama, tapi memiliki perbedaan dalam setiap yang
melingkupinya. Perbedaan yang mendasar dengan konsumsi ekonomi
konvensional adalah tujuan pencapaian dari konsumsi itu sendiri, cara
pencapaiannya harus memenuhi kaidah pedoman syariah Islamiyyah.20
Teori Konsumsi Menurut Pendapat Ilmuwan
a) Abu Abdillah Muhammad bin Al-Hasan bin Farqad Al-Syaibani
Apabila manusia telah merasa cukup dari apa yang dibutuhkan kemudian
bergegas pada kebajikan, sehingga mencurahkan pehatiannya pada urusan
akhiratnya adalah lebih baik bagi mereka. Pendapat ini diartikan bahwa,
seorang muslim berkonsumsi dalam kondisi yang cukup (kifayah), bukan
kondisi susah dan meminta-minta (kafafah). Beliau menyeruhkan agar
manusia hidup dalam kecukupan, baik untuk diri sendiri maupun untuk
keluarganya. Beliau juga menyatakan bahwa sifat-sifat kaya berpotensi
19
Hisbatul Husna, Op.cit 20
Ummi Hani, Teori Konsumsi dalam Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional(Analisis
perbandingan), (Sekripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pare-Pare [2017]), hlm. 27
-
membawa pemiliknya hidup dalam kemewahan. Berdasarkan hal ini, tidak
ada penentangan gaya hidup lebih dari cukup selama harta tersebut hanya di
pergunakan untuk kebaikan.
b) Al-Ghazali
Kesejahteraan (maslahah) dari suatu masyarakat tergantung pada
pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar yakni agama, hidup atau jiwa,
keluarga atau keturunan, harta atau kekayaan, dan akal. Al-Ghazali (1100
M) mendefinisikan aspek ekonomi dan fungsi kesejahteraan sosialnya
dalam kerangka sebuah hierarki utilitas individu dan sosial yang tripartite,
yakni kebutuahan pokok (daruriyat), kebutuahan kesenangan atau
kenyamanan (hajiyat), dan kebutuhan mewah (tahsiniyat).21
c) Muhammad Abdul Mannan
Mannan (1970 M) berpendapat bahwa, konsumsi adalah permintaan
sedangkan produksi adalah penyediaan atau penawaran. Kebutuhan
konsumen yang kini telah diperhitungkan sebelumnya, merupakan insentif
pokok bagi kegiatan-kegiatan ekonominya sendiri. Lebih lanjut, Mannan
mengatakan semakin tinggi kita menaiki jenjang peradaban, semakin kita
terkalahkan oleh kebutuhan fisiologis karena faktor-faktor psikologis, cita
rasa seni, keangkuhan, dorongan-dorongan untuk pamer semua faktor ini
memainkan peran yang semakin dominan dalam menentukan bentuk
rahiriyah konkrit dari kebutuhan-kebutuhan fisiologis kita. Seperti halnya
dalam suatu masyarakat primitive, konsumsi sangat sederhana, karena
21
Munawwarah Huzaemah, Teori Konsumsi dalam Ekonomi Mikro(Analisis Kritis Dalam
Perspektif Ekonomi Islam), (Sekripsi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016). hlm.
65.
-
kebutuhannya sangat sederhana. Sebaliknya, peradaban modern telah
menghancurkan kesederhanaan tersebut dengan berbagai kebutuhan.
Jadi, dari definisi di atas dapat di pahami bahwa konsumsi adalah suatu
aktifitas memakai atau menggunakan suatu produk barang atau jasa yang
telah dihasilkan oleh para produsen atau konsumsi juga berarti segala
tindakan menghabiskan atau mengurangi nilai guna barang dan jasa demi
terpenuhi kebutuhan.
Secara ekonomi, tindakan pertama yang dilakukan seseorang apabila
memperoleh pendapatan atau kekayaan merupakan membelanjakan atau
mengeluarkannya untuk memenuhi berbagai kebutuhan, baik untuk dirinya,
ataupun untuk keluarganya. Tindakan lebih lanjut adalah mempergunakan
barang-barang itu, baik yang sekali habis dipakai maupun tidak, tindakan ini
disebut dengan tindakan konsumsi.22
2. Prinsip-prinsip konsumsi
Perintah Islam mengenai konsumsi di kendalikan oleh lima prinsip
konsumsi yaitu:23
Pertama, kehalalan dan thayyib. Prinsip ini mengandung pengertian
bahwa mengkonsumsi segala sesuatu harus yang dihalalkan dan dengan cara
yang baik (halalan thayyiban) (QS. Al-Baqarah [2]: 75). Secara harfiah,
halal arti asalnya adalah lepas atau tidak terikat. Sedangkan thayyib berarti
baik, bagus (al-hasan), sehat (al-mu‟afah), dan lezat (al-ladzidz).
22
Havis Aravik, Ekonomi Islam ( Malang: Eptadua, 2016). hlm.114-115. 23
Muhammad Abdul Mannan, Ekonomi Islam:Teori dan Praktek, Perj. Potan Arif Harahap
(Jakarta, PT.Intermasa, 1992). hlm. 45.
-
Setiap individu dibatasi oleh aturan-aturan syariat, dimana ada beberapa
barang yang tidak boleh di konsumsi karena ada suatu alasan tertentu,
barang ini hukumnya adalah haram. Sehingga konsumen hanya boleh
mengkonsumsi barang atau objek yang halal, baik produknya maupun
prosesnya. Oleh karenanya, hanya produk yang halal dan thayyib (yang
mendatangkan kebaikan) yang bisa dikonsumsi oleh seorang konsumen
dalam aktivitas sehari-hari. Semakin banyak barang/jasa halal-thayyib yang
dikonsumsi, maka akan semakin besar pula berkah yang akan di terima.
Berkah bagi konsumen ini juga akan berhubungan secara langsung dengan
besarnya manfaat dari barang/jasa yang dikonsumsi.24
Kedua, prinsip kesederhanaan. Hidup sederhana adalah tradisi Islam
yang mulia, baik dalam membeli makanan, minuman, pakaian, dan
kediaman, atau dalam segi kehidupan apapun.25
memerintahkan manusia
untuk lebih efisien dalam menggunakan pendapatannya dan tidak boleh
menghambur-hamburkan hartanya, karena itu adalah perbuatan mubazir dan
dapat merusak keseimbangan sosial, kesejahteraan dan akan berakibat pada
kemiskinan dan kehinaan.
Prinsip makan dan minum secukupnya adalah gaya hidup yang
diinginkan dalam Islam. Gaya hidup berlebih-lebihan merupakan ciri khas
masyarakat yang tidak mengenal tuhan, dikutuk dalam Islam dan disebut
dengan israf (pemborosan) atau tabzir (menghambur-hamburkan harta tanpa
24
Havis Aravik, Op.cit. hlm. 117-118 25
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta, Gema Insani Press, 1997). hlm.
149.
-
guna). Tabzir berarti menggunakan harta dengan cara yang salah, tanpa
aturan, dan melanggar syariat.
Pemborosan berarti penggunaan harta secara berlebih-lebihan untuk hal-
hal yang melanggar hukum dalam hal seperti, makan, pakaian, tempat
tinggal bahkan sedekah. Ajaran Islam menganjurkan pola konsumsi dan
pengunaan harta secara wajar dan berimbang, yakni pola yang terletak
diantara kekikiran dan pemborosan. Konsumsi di atas dan melampaui
tingkat moderat (wajar) di anggap israf dan tidak di senangi Islam.
Ketiga, prinsip kebersihan, prinsip ini mengandung arti bahwa setiap
mengkonsumsi sesuatu harus baik atau cocok untuk dimakan, tidak
mengandung riba, tidak kotor/najis dan tidak menjijikkan sehingga merusak
selera. Artinya, tidak semua diperkenankan boleh dimakan dan diminum
dalam semua keadaan, kecuali yang bersih dan bermanfaat.
Prinsip ini juga bermakna bahwa makan dan minum yang akan
dikonsumsi bukan dari hasil suap. Ibnu Umar berkata; “Nabi melaknat
penyuap dan yang disuap, yazid menambah; Allah melaknat penyuap dan
disuap.”(HR. Ahmad).
Menyuap dalam masalah hukum adalah memberikan sesuatu baik berupa
barang maupun lainnya dengan tujuan tertentu. Suap menyuap berbahaya
karena merusak tatanan atau sistem yang ada di masyarakat, dan
melecehkan orang lain. Oleh sebab itu, Islam melarang perbuatan tersebut
dan termasuk dosa besar yang dilaknat oleh Allah. Harta yang diterima dari
-
suap menyuap tergolong harta yang diperoleh melalui jalan bathil, sehingga
diharamkan untuk dikonsumsi.
Keempat, prinsip kemurahan hati. Prinsip ini mengandung pengertian
bahwa dengan menaati perintah Islam tidah ada bahaya maupun dosa ketika
kita memakan dan memimum makanan halal yang disediakan Allah karena
kemurahan hati-nya. Selama maksudnya adalah untuk kelangsungan hidup
dan kesehatan yang lebih baik dengan tujuan menunaikan perintah Allah
dengan keimanan yang kuat dalam tuntutan-nya dan perbuatan adil sesuai
dengan itu yang menjamin persesuaian dari semua perintah-nya.26
Kelima, prinsip moralitas. Prinsip ini mengandung pengertian bahwa
konsumsi terhadapa suatu barang, maka dalam rangka menjaga martabat
manusia yang mulia, berbeda dengan mahluk Allah lainnya. Sehingga dalam
mengkonsumsi harus menjaga adab dan etika (tertib) yang disunahkan oleh
Nabi Muhammad SAW.27
bukan hanya mengenai makanan dan minuman
langsung tetapi dengan tujuan terakhirnya, yakni untuk peningkatan atau
kemajuan nilai-nilai moral dan spiritual. Seseorang muslim diajarkan untuk
menyebut nama Allah sebelum makan dan menyatakan terima kasih kepada-
nya setelah makan. Demikian ia akan merasakan kehadiran Ilahi pada waktu
memenuhi keinginan-keinginan fisiknya. Hal ini penting artinya karena
Islam menghendakai perpaduan nilai-nilai hidup material dan spiritual yang
berbahagia.28
26
Havis Aravik, Op.cit. hlm. 120-123. 27
Lukman Hakim, Op.cit. hlm. 99. 28
Havis Aravik, Op.cit. hlm. 123.
-
3. Etika konsumsi
Qardhawi (1997), seorang ulama Mesir paling disegani saat ini
menyampaikan beberapa norma dasar yang hendaknya menjadi landasan
dalam perilaku konsumsi seorang muslim yang beriman. Norma dasar
tersebut ialah membelanjakan harta dalam kebaikan dan menjauhi sifat
kikir, tidak melakukan kemubadziran dan kesederhanaan.29
Etika konsumsi Islam berarti seseorang ketika mengkonsumsi barang-
barang atau rezeki harus dengan cara yang halal dan baik. Artinya,
perbuatan yang baik dalam mencari barang-barang atau rezeki baik untuk
dikonsumsi maupun diproduksi adalah bentuk ketaatan terhadap Allah
SWT. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:
هُ ٌۡ ۡغفَِسٗة هِّ ُ ََِعُدُكن هَّ ُي ََِعُدُكُن ٱۡلفَۡقَس َوََۡأُهُسُكن بِٱۡلفَۡحَشآِءۖ َوٱّللَّطََٰ ُۡ ٱلشَّ
ِظٌع َعلُِن وَ ُ َوَٰ ٦٢٢فَۡضٗٗلۗ َوٱّللَّArtinya:"Wahai umat manusia, makanlah apa yang ada di bumi dengan
cara yang sah dan baik.”30
Berdasarkan hal tersebut, orang mu'min berusaha mencari kenikmatan
dengan menaati perintah-perintah-Nya dan memuaskan dirinya sendiri
dengan barang-barang dan anugerah-anugerah yang dicipta Allah untuk
umat manusia. Konsumsi dan pemuasan kebutuhan tidak dikutuk dalam
Islam selama keduanya tidak melibatkan hal-hal yang tidak baik atau
merusak. 31
Allah SWT. Berfirman dalam Al-Qur'an:
29
Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islam, (Yogyakarta, Ekonisia 2003) hlm. 139. 30
Q.S. Al-Baqarah (2) : 268. 31
Zuliana, Op.cit. hlm. 29-30.
-
ِس ًَۡفٍط أَۡو ُۡ ا بَِغ ِءََل أًََّهُۥ َهي قَتََل ًَۡفَعَۢ ٓ ٍٓ إِۡظَسَٰ ًَٰ بٌَِ لَِك َكتَۡبٌَا َعلَِهۡي أَۡجِل َذَٰ
فََعاٖد فٍِ ٱۡۡلَۡزِض فََكأًَََّوا قَتََل ٱلٌَّاَض َجِوُٗعا َوَهۡي أَۡحَُاهَا فََكأًَََّوآ أَۡحَُا
لَِك ٱلٌَّاَض َجِوُٗعاْۚ َولَقَۡد َجآَءتۡ هُن بَۡعَد َذَٰ ٌۡ ِت ثُنَّ إِىَّ َكثُِٗسا هِّ ََٰ هُۡن ُزُظلٌَُا بِٱۡلبٌَُِّ
١٦فٍِ ٱۡۡلَۡزِض لَُوۡعِسفُىَى Artinya: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israel,
bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena
orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat
kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka
rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas.
Kemudian, banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi"32
Setiap seorang mukmin dilarang untuk berlebih-lebihan dalam
mengkonsumsi suatu barang atau jasa karena hal tersebut tidaklah termasuk
ciri khas manusia yang tidak mengenal tuhannya, dikutuk dalam Islam
disebut juga dengan Israf (pemborosan) atau tabzir (menghamburhamburkan
harta tanpa guna). Pemaknaan tabzir didalam kontek kekinian akan lebih
luas lagi yaitu seseorang yang melakukan tindak penyuapan, korupsi atau
sogok-menyogok juga termasuk pada tatanan tabzir.33
32
Q.S. Al-Maidah (7) : 32. 33
Almizan, Konsumsi Menurut Ekonomi Islam dan Kapitalis (Institut Agama Islam Negeri
Imam Bonjol Padang, Vol, 1. No. 1. 2016). hlm 7.
-
4. Tujuan konsumsi
Manusia mengkonsumsi barang pastilah mempunyai tujuan tertentu.
Tujuan konsumsi adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia serta
tujuan utama pemenuhan kebutuhan utama umat Islam adalah sebagai
sarana penolong untuk beribadah kepada Allah.34
Pemenuhan kebutuhan
(konsumsi) dengan niat untuk meningkatkan stamina dalam bingkai
ketaatan dan pengabdian kepada Allah akan menjadikannya bernilai ibadah
yang berpahala. Tujuan tersebut merupakan kerangka besar (big frame) dari
tujuan penciptaan manusia, termasuk segala aktivitas yang dilakukannya di
muka bumi berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan atau konsumsinya di
muka bumi.
Berdasarkan hal demikian, aktivitas konsumi merupakan salah satu
aktivitas ekonomi manusia yang bertujuan meningkatkan ibadah dan
keimanan kepada Allah dalam rangka mendapatkan kebahagiaan,
kedamaian dan kesejahteraan akhirat (falah), baik dengan membelanjakan
uang atau pendapatannya untuk keperluan dirinya maupun untuk amal
shaleh bagi sesamanya. Hal ini jelas berbeda dengan tujuan konsumsi dalam
ekonomi konvensional yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan hidup
yang jumlahnya tidak terbatas dengan tujuan memperoleh kepuasan yang
maksimal, dengan menggunakan penghasilan yang jumlahnya terbatas.35
Ada dua macam tujuan konsumsi dalam Islam yaitu:
34
Ummi Hani, Op.cit. hlm. 28. 35
Havis Aravik, Op.cit,. hlm. 125-126.
-
Pertama Tujuan Materil, Adapun tujuan materil dari perilaku konsumsi
dalam pandangan Islam adalah dapat mendatankan kesehatan fisik,
menjaga, menutup aurat dan memberikan kenyamanan hidup.
Kedua Tujuan Spiritual, Adapun tujuan spiritual dari perilaku konsumsi
dalam pandangan Islam adalah Pembentukan jiwa syukur akan karunia
Allah dan pembentukan ahli ibadah yang bersyukur.36
Namun terdapat tujuan utama dalam Islam yaitu tercapainya maslahah
yaitu selamat di dunia dan di akhirat. Demi mencapai kemaslahatan maka
manusia harus mendasarkan segala aktivitasnya pada nilai-nilai agama serta
segala hal yang dicontohkan Rasulullah.37
d. Fashion dalam pandangan Islam
1. Definisi fashion
Pengertian fashion atau busana adalah segala sesuatu yang dikenakan
pada tubuh, baik dengan maksud melindungi tubuh maupun memperindah
penampilan tubuh. Busana pada umumnya suatu ekspresi atau ungkapan
pribadi yang tidak selalu sama untuk setiap orang. Perubahan mode yang
menyangkut busana akan terjadi lebih cepat dibandingkan dengan
perubahan kebudayaan secara keseluruhan. Dalam dunia fashion terdapat
istilah fashionable dan unfashionable untuk menjelaskan apakah seseorang
tersebut mengikuti perkembangan mode terbaru atau tidak.38
36
Andi Bahri, Op.cit, hlm. 363-364. 37
Ima Amalia, at al, Etika Konsumsi Islam dari Pegawai SMU di Kota Bandung, (Vol, 31, No.
1. 2015), hlm. 48. 38
Wasia Roesbani dan Roesmini Soerjaatmadja, Pakaian Pengetahuan, Jakarta: Balai Pustaka, 1984, hal 1
-
Pakaian menurut isltilah adalah “segala sesuatu yang dikenakan
seseorang dalam berbagai ukuran dan modenya berupa baju, celana, sarung,
jubah, ataupun yang lain, sesuaikan dengan kebutuhan pemakainya untuk
suatu tujuan yang bersifat khusus ataupun umum. Adapun tujuan
berpakaian:
b. Tujuan khusus yaitu : “pakaian yang lebih berorientasi kepada nilai
keindahan, sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaian.”
c. Tujuan umum yaitu : “pakaian yang lebih berorientasi kepada keperluan
menutup atau melindungi bagian tubuh yang perlu ditutup atau
dilindungi, baik menurut kepatutan agama ataupun adat.”39
2. Tata cara berpakaian
Pakaian manita muslim menanamkan tradisi yang universal dan
fundamental untuk mencegah kemerosotan moral dengan menutup
pergaulan bebas. Hal ini sebagai mana yang dikatakan oleh Fuad M
Fachruddin (1991M) yang mengatakan bahwa pakaian yang dikenakan
seorang muslimah bukan hannya menutup badan saja, melaikan harus
menghilangkan rasa birahi yang menimbulkan syahwat.
Ada delapan tata cara dalam menutup aurat dalam Islam:
1. Pakaian itu mestilah menutup aurat.
2. Pakaian itu tidak terlalu tipis sehingga tampak bayangan tubuh dari
luar.
3. Pakaian itu tidak ketat atau sempit.
39
Syarifah Habibah, Sopan Santun Berpakaian dalam Islam (Jurnal Vol. 2. No. 2.), hlm. 66.
-
4. Warna pakaian itu suram atau gelap, seperti warna hitam atau kelanu
asap. Tujuannya adalah agar lelaki tidak bernapsu melihatnya
(terutamanya pakaian seperti jilbab dan kebaya).
5. Tidak memakai wangi-wangian, pakaian jangan sekali-kali
disemerbakkan dengan bau-bauan yang harum, demikian juga tubuh
wanita itu, karena bau-bauan ini menimbulkan pengaruhnya atas
nafsu laki-laki.
6. Tidak seperti pakaian laki-laki, pakaian itu tidak bertashabbuh
pakaian laki-laki.
7. Pakaian itu tidak bertashabbuh dengan pakaian perempuan-
perempuan kafir dan musyrik.
8. Pakaian itu bukanlah libasu sh-shuhrah, yakni pakaian untuk
bermegah-megahan, untuk menunjuk-nunjuk atau bergaya.40
3. Fungsi berpakaian muslim
Pakaian (sandang) adalah salah satu kebutuhan pokok manusia di
samping makanan (pangan) dan tempat tinggal (papan). Selain berfungsi
menutup tubuh, pakaian juga dapat merupakan pernyataan lambang status
seseorang dalam masyarakat. Sebab berpakaian ternyata merupakan
perwujudan dari sifat dasar manusia yang mempunyai rasa malu sehingga
berusaha selalu menutupi tubuhnya.
Oleh karena itu, betapapun sederhana bentuknya tapi usaha untuk
menutupi tubuh itu masih ada. Misalnya, orang Irian Jaya yang memakai
40
Septian Rizki Yudha, Imflementasi Pakaian Muslim dan Muslimah dalam Perspektif Hukum
Islam dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2005 di Kabupaten Pesisir Selatan (Jurnal,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014), .hlm. 16-17.
-
koteka untuk laki-laki dan sali lokal untuk perempuannya. Busana tersebut
hanya menutupi bagian-bagian tertentu dari tubuh yang dianggap vital.
Namun, bangsa yang menganggap diri mereka berbudaya pun sering tak
segan-segan untuk menanggalkan busana mereka. Semakin minim, semakin
seksi, dianggap menjadi semakin menarik. Itulah akibat jika berpakaian
hanya berdasarkan budaya masyarakat dan mengikuti mode saja.41
G. Tinjauan Pustaka
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti/Tahun
Judul Penelitian Metode
Penelitian
Kesimpulan
1. Amri
Amir/2016
Pola dan Prilaku
Konsumsi
Masyarakat
Muslim di
Provinsi Jambi
(Telaah
Berdasarkan
Tingkat
Pendapatan dan
Keimanan)42
Kualitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa:
1. Rata-rata pengeluaran keluarga
muslim di Provinsi
Jambi untuk pangan
per bulan mencapai
43,48 persen dari total
pengeluaran keluarga
dan non pangan
mencapai 56,52 persen
dari total pengeluaran.
2. Tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, tingkat
keimanan keluarga
muslim di Jambi
mempunyai hubungan
yang kuat dengan
pengeluaran untuk
pangan dan
41
Ahmad Fauzi, Op.cit. hlm. 53 42
Amri Amir, Pola dan Prilaku Konsumsi Masyarakat Muslim di Provinsi Jambi (Telaah
Berdasarkan Tingkat Pendapatan dan Keimanan), (Jurnal Perspektif Pembiayaan dan
Pembangunan Daerah, 2016), hlm. 73.
-
keagamaan.
2. Yolanda Hani
Putriani/2015
Pola Perilaku
Konsumsi Islami
Mahasiswa
Muslim Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis Universitas
Airlangga di
tinjau dari tingkat
Religious43
Kualitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa:
1. Tidak terdapat
perbedaan antara
mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga
bidang studi
Ekonomi Islam,
Akuntansi, Ilmu
Ekonomi
dan Manajemen dalam
berperilaku
konsumsi Islami.
2. Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga
memiliki pola
konsumsi dan tingkat
religiusitas yang
Islami walaupun
sebagian dari mereka
tidak mempelajari
konsumsi Islami.
3. Zulfikar
Alkautsar/2014
Implementasi
pemahaman
konsumsi islam
pada perilaku
konsumsi
konsumen
Muslim44
Kualitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa:
1. Mahasiswa program
studi ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas
Airlangga yang
memiliki pemahaman
konsumsi Islam
mengimplementasikan
pemahaman
tersebut pada perilaku
konsumsinya dalam
kehidupan sehari-hari
2. Secara umum,
43
Yolanda Hani Putriani, Pola Perilaku Konsumsi Islami Mahasiswa Muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga di Tinjau dari Tingkat Religious (Jurnal Ekonomi
dan Bisnis 2015), hlm. 570. 44
Zulfikar Alkautsar, Implementasi Pemahaman Konsumsi Islam Pada Perilaku Konsumsi
Konsumen Muslim (Sekripsi Universitas Airlangga [2014]), hlm. 736.
-
mahasiswa program
studi ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas
Airlangga merasakan
perbedaan pada
perilaku konsumsi
mereka kini dengan
perilaku konsumsi
mereka saat belum
mengetahui teori
konsumsi Islam, yakni
lebih memperhatikan
kehalalan produk
yang akan dikonsumsi
baik berupa sifat zat,
cara pengolahan
produk, dan
cara memperolehnya.
Kemudian proporsional
dalam berkonsumsi
yakni
dengan mendahulukan
apa yang menjadi
kebutuhan utama
daripada memuaskan
keinginan yang
merupakan dorongan
hawa nafsu.
3. Implementasi
pemahaman unsur halal
dalam konsumsi Islam
oleh para
mahasiswa diwujudkan
melalui
pemeriksaan label pada
kemasan
produk yang akan
dikonsumsi,
rekomendasi dari
teman yang telah
mengkonsumsi produk
tersebut,
memperhatikan fungsi
dari produk
yang akan dibeli
-
apakah sesuai
dengan hukum Islam
atau tidak, dan
menanyakan langsung
pada pramuniaga di
tempat penjualan
produk tersebut.
4. Implementasi
pemahaman unsur
proporsional dalam
berkonsumsi oleh
para mahasiswa
diwujudkan melalui
pembuatan prioritas
konsumsi sebagai
cara untuk
mendisiplinkan diri
dalam pembelanjaan
uang yang mereka
miliki dan menghindari
untuk berhutang.
5. Implementasi
pemahaman unsur
prioritas kebutuhan
dalam berkonsumsi
oleh para mahasiswa
diwujudkan dalam
bentuk pembuatan pos-
pos pengeluaran yang
telah diatur
sedemekian rupa
sehingga uang yang
semestinya digunakan
untuk suatu
kebutuhan tidak ikut
terpakai untuk
memenuhi kebutuhan
lainnya.
6. Implementasi
pemahaman unsur
konsumsi sosial oleh
para mahasiswa
diwujudkan dalam
bentuk pelaksanaan
sedekah/infak yang
direncakan tiap awal
-
bulan setelah
mendapatkan uang
bulanan dari orang tua.
4. Bagus
Baidhowi/2014
Implementasi
konsumsi Islami
pada pengajar
pondok pesantrent
(stadi kasus pada
pengajar pondok
pesantren Al-
Aqobah
Kecamatan
Diwek Kabupaten
Jombang)45
Kualitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa:
1. Mengolah dengan
zat yang halal dan
membelanjakan dijalan
Allah SWT tidak untuk
judi dan foya-foya. Hal
ini mereka lakukan
sejalan dengan
tuntunan syariat Islam
bahwa salah satu syarat
utama konsumsi Islami
harus halal dan thayyib.
2. Tidak boros dalam
membelanjakan harta
karena mereka lebih
mementingkan
kebutuhan daripada
keinginan. Hal ini
mereka lakukan sejalan
dengan tuntunan syariat
Islam bahwa salah satu
syarat utama konsumsi
Islami dengan tidak
berlebih lebihan.
3. Tidak hidup mewah
dan menonjolkan
kekayaan
4. Menyeimbangkan
antara konsumsi
duniawi dan konsumsi
akhirat.
5. Hisbatul
Husna/2014
Analisis Perilaku
Konsumsi Jilbab
Oleh Komunitas
Hijabers Di Kota
Pekanbaru Di
Tinjau Menurut
Kualitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa:
1. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Komunitas Hijabers di
Kota Pekanbaru dalam
45
Bagus Baidhowi , Implementasi konsumsi Islami pada pengajar pondok pesantrent (stadi kasus pada pengajar pondok pesantren Al-Aqobah Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang), jurnal
ekonomi dan bisnis, 2014, hlm. 610.
-
Perspektif
Ekonomi Islam46
mengkonsumsi jilbab
adalah karena tidak
ingin ketinggalan
zaman, ingin
mempercantik diri,
ingin tampil lebih
modis, dan agar orang
yang memakai jilbab
tidak dianggap
membosankan.
2. Analisa perilaku
konsumsi jilbab oleh
komunitas hijabers di
kota pekanbaru yaitu
masih minimnya dalam
memahami kriteria
jilbab yang
sesuai dengan syariat
Islam. Makna jilbab
yang di jelaskan oleh
responden adalah jilbab
yang dapat menutup
aurat. Pada
kenyataannya jilbab
hanya dianggap sebagai
sebuah aturan bukan
lagi sebuah kebutuhan.
3. Menurut perspektif
Ekonomi Islam
perilaku konsumsi
jilbab oleh
komunitas hijabers di
kota pekanbaru tidak
sesuai dengan prinsip-
prinsip konsumsi dalam
Islam. Jika
dihubungkan dengan
prinsip konsumsi Islam
yang ada, yaitu
keadilan dan kehalalan,
kebersihan,
kesederhanaan, murah
hati dan juga moralitas.
46
Hisbatul Husna, Analisis Perilaku Konsumsi Jilbab Oleh Komunitas Hijabers di Kota
Pekanbaru di Tinjau Menurut Perspektif Ekonomi Islam, (Sekripsi, Ekonomi Islam. 2014).
-
Prinsip yang paling
dominan adalah prinsip
moralitas dan
kesederhanaan, karena
apa yang mereka
konsumsi dalam hal
tren jilbab tidak
sepenuhnya sesuai
dengan syari’at Islam,
cenderung kepada Israf
(Pemboros), Tabzir,
kebakhilan, kekikiran
dan berlebih
lebihan.
Penelitian terdahulu yang telah penulis jelaskan, merupakan suatu
pertimbangan dalam pembuatan penelitian. Hal ini agar tidak adanya kesamaan
dalam penelitian yang penulis lakukan. Secara garis besar penelitian terdahulu
yang penulis tulis menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan didalam
masyararakat dan dalam lingkungan Siswa dan Mahasiswa yang tinjauan
penelitiannya dilihat dari segi keimanandan pendapatan. Namun penelitian yang
saya lakukan adalah penelitian didalam masyarakat yang dilihat dari konsumsi
barang berupa pakaian berdasarkan syariat Islam.
Sumber : Penelitian Terdahulu
-
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jambi Seberang Kecamatan Danau Teluk. Lokasi
ini dipilih karena masyarakatnya yang keseluruhan beragama Islam. Namun,
masih terdapat permasalah di bidang konsumsi Fashion berpakaian muslimahnya.
Penelitian ini dimulai sejak September 2018.
B. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
secara kualitatif. Menurut Sugiyono menyatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamia, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive
sampling.47
C. Jenis dan Sumber Data
Ada dua jenis data dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh
penelitinya atau orang yang bersangkutan dilapangan.48
Data primer yaitu data
yang diperoleh dari responden melalui pengukuran langsung, kuesioner.
Kelompok panel atau data hasil wawancara dengan narasumber. Berdasarkan
penjelasan diatas, peneliti disini menggunakan data primer, dimana peneliti harus
47
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung ; Alfabeta, 2017), hlm. 15. 48
Nur Asnawi, Metodologi Riset Manajemen Pemasaran (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2011), hal 153.
-
terjun langsung di tengah masyarakat Jambi Seberang Kecamatan Danau Teluk
untuk melakukan interaksi langsung dengan masyarakat.
Data sekunder yaitu data yang didapat dari catatan, buku, laporan
pemerintah, buku-buku, dan sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder
tidak perlu diolah lagi. Sumber yang tidak langsung memberikan data pada
pengumpulan data.49
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama.
Populasi dalam penelitian ini adalah muslimah melayu Jambi di Kecamatan
Danau Teluk dengan Jumlah 800 orang berdasarkan usia dari 21-30 tahun.
Sedangkan sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang di gunakan untuk penelitian yang nanti kesimpulan dari
penelitian tersebut berlaku untuk populasi. Sampel di sini berjumlah 18 orang
dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel dipilih dengan
cermat sehingga relevaan dengan rancangan penelitian.50
E. Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Metode yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data, sebagai berikut:
a) Observasi
49
Andra Tersiana, Metode Penelitian, (Yoyakarta, 2018). hlm. 75. 50
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2008), Cet. Ke-1, h.175
-
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.Observasi
memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan
dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung
diperoleh dari data.51
Obeservasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian.52
Secara metodologi, penggunaan
observasi dapat mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif,
kepercayaan, perhatian, kebiasaan, melihat apa yang terjadi sebagaimana
dilihat pada objek penelitian.
b) Wawancara
Wawancara perupakan percakapan dua arah atas inisiatif pewawancara
untuk memperoleh informasi dari informan.Suatu wawancara dapat disifatkan
sebagai suatu proses interaksi, dan komunikasi, dimana sejumlah variabel
memainkan peranan yang penting karena variabel tersebut ialah pewawancara,
informan, dan materi wawancara.53
Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data dengan menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis, selain menggunakan instrumen sebagai
pedoman, maka pengumpulan data juga dapat menggunakan alat bantu seperti
tape recorder, dan lainnya. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
51
Nur Asnawi, Op.cit. Hal 153.
52Sujarweni, Wiratna.Metodologi Penelitian (Yogyakarta, PUSTAKABARUPRESS, 2014).
Hal. 75. 53
Donald R. Cooper, Metode Penelitian Bisnis (Jakarta: Erlangga, 1996), hal 289.
-
maupun tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Sedangkan wawancara tidak terstruktur
adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara tersusun secara sistematis.
Pada penelitian ini penulis menggunakan kedua metode wawancara seperti
yang telah dipaparkan sebelumnya. Hal ini dilakukan agar informan tidak
hanya memberikan jawaban-jawaban secara lengkap saja melainkan agar
informan tetap dapat menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai
fenomena yang terjadi.
c) Dokumentasi
Dokumen merupakan sebuah tulisan yang memuat informasi, bertujuan
untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian. Dokumentasi
dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, handout, dan buku. Demi meningkatkan tingkat kredibilitas, maka
dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis akan menggunakan dokumentasi
sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian dari observasi atau wawancara.54
54
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Afabeta,
2009), hal 138.
54Ibid. hal. 241.
-
F. Teknik Analisis Data
Analisa yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah analisa
deskriptif kualitatif yaitu menganalisa data dengan mengklasifikasikan data-
data berdasarkan persamaan jenis dari data tersebut, kemudian diuraikan antara
satu data dengan data yang lainnya sedemikian rupa sehingga diperoleh
gambaran umum yang utuh tentang masalah yang diteliti.
G. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan setiap bab nya terdiri
dari sub-sub. Masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri tetapi saling
keterkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun sistematika
pembahasan adalah :
BAB I : Bab ini membahas tentang uraian penelitian yang meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
kerangka teori dan tinjauan pustaka.
BAB II : Bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi
pendekatan penelitian,jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data,
dan teknik analisis data.
Bab III: Bab ini membahas mengenai gambaran umum mengenai gambaran
umum tempat penelitian di Jambi Seberang Kecaatan Danau Teluk.
Bab IV : Bab ini merupakan pembahasan dan hasil penelitian berisi
deskripsi data penelitian.
Bab V : Bab ini merupakan penutup berisi kesimpulan dan saran.
-
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah singkat Kecamatan Danau Teluk
Kecamatan Danau Teluk adalah sebuah daerah di provinsi Jambi yang
letaknya di pinggir sungai batanghari. Sebuah kecamatan yang memiliki lima
Kelurahan, yaitu Kelurahan Olak Kemang, Kelurahan Ulu Gedong, Tanjung
Pasir, Tanjung Raden dan Pasir panjang yang semua penduduknya beragama
Islam.
Terciptanya nama daerah atau Kecamatan Danau Teluk berasal dari
fenomena alam yang terjadi. Terdapat sebuah danau yang letaknya tepat berada di
Kelurahan Olak Kemang, dulu danau ini terbentuk oleh proses peristiwa alam
yang terjadi. Dahulu masyarakat dalam menandai wilayahnya dengan
menggunakan pohon-pohon besar yang dahulu banyak tumbuh di daerah tersebut.
Danau itu menjadi tempat salah satu mata pencarian warga sekitar dari dahulu
hingga sekarang.
Pernyataan di atas di perkuat dengan wawancara penulis bersama ketua
lembaga adat Kecamatan Danau Teluk mengatakan:
Kalok kalian mau nanyo sejarah tentang Danau Teluk, abang blum dapat tau
tentang kapan berdirinyo, tahun berapo dan siapo yang namokan Danau
Teluk. Banyaklh anak anak yang nyusun skripsitu nanyo ke abg,tapi abang
jugo kini lagicari taulah macam kamutu jugo, kito ko susah nak nanyo ke
orang tuo di Danau Teluk ko, orang tuo-tuoyu sudah banyak
meninggal,masih ado sikok duo tapi orangtu banyak dak tau. Tapi setau abg
Kecamatan Danau Teluk tu namonyo berasal dari Danau di Olak Kemangtu
dulu itu terjadi karno fenomena alam yang terjadi dulu banyak batang-
batang besak di situ, itulh jadi patokan orang dulu untuk nandoi
-
wilayahnyo.klok masyarakatanyo seluruhnyo agama Islam,tpi cbak kalian
tanyoi ke orang tuo-tuo dulu, siapo tau dio tau55
Pernyataan di atas di tegaskan oleh wawancara penulis dengan salah satu
ulama dan orang tertua di Olak Kemang:
kalo kamu nak nanyo daerah Danau Teluk, Datok taulah dikit tapi dak
semuanyo maklumlah datuk ko lah tuo. Dulu memang daerah Danau Teluk
iko terjadi dari adonyo Danau depantu hha, Teluk namonyo. Kecamatan
Danau Teluk iko dari situlah namonyo.datok lh lupo tahun berapo di namoi
Danau Teluk daerah iko dan masyarakatnyo semuonyo agama Islam. tengok
ado buktinyo pondok pesantren As’ad samo Nurul Iman tu56
B. Jumlah penduduk
Penduduk merupakan masyarakat yang mendiami suatu daerah tertentu.
Seperti halnya kecamatan danau teluk yang memiliki jumlah penduduk tahun
2018 sebanyak 11.106 dan pada tahun 2019 terjadi kenaikan sebanyak 12.432
penduduk. Untuk meliha jumlah penduduk di Kecamatan Danau Teluk pada
setiap Kelurahannya dapat di lihat pada table di bawah ini:
Tabel 3.1
Data Penduduk Kelurahan Se Kecamatan Danau Teluk 2019
55
Wawancara dengan Rd. Ahyar 19 april 2019 56
Wawancara dengan Gr. Somad Nawawi, 23 Februari 2019
NO Kelurahan Jumlah
Penduduk Laki-
Laki
Jumlah
Penduduk
Perempuan
Jumlah
Keseluruhan
1. Ulu Gedong 1.151 1.162 2.313
2. Olak Kemang 2.769 2.618 5.297
3. Tanjung Pasir 794 988 1.782
-
Sumber Data: Dokumentasi Data Kantor Kecamatan Danau Teluk
Data tabel di atas dapat di jelaskan bahwa jumlah Kelurahan di Kecamatan
Danau Teluk terdapat 5 Keluraha, yaitu Ulu Gedong, Olak Kemang, Tanjung
Pasir, Tanjung Raden dan Pasir Panjang. Masing-masing memiliki jumlah
penduduk keseluruhan laki-laki dan perempuan yaitu Ulu Gedong 2.313, Olak
Kemang 5.297, Tanjung Pasir 1.782, Tanjung Raden 1.575 dan Pasir Panjang
1.465, dari jumlah keseluruhan yaitu 12.432 penduduk.
b. Jumlah Sekolah
Tabel 3.2
Data Jumlah Sekolah Negeri/Swasta di wilayah Kecamatan Danau
Teluk
4. Tanjung Raden 716 859 1.575
5. Pasir Panjang 795 670 1.465
Jumlah 6.135 6.279 12.432
NO Kelurahan Nama Sekolah Negeri/Swasta
1. Ulu Gedong 1. SDN. 127 2. MIS Diniyah Awaliyah 3. MTS Nurul Iman 4. SMAN 7 Jambi
2. Olak Kemang 1. SDN. 03 2. SDN. 167 3. SDN. 54 4. SD I 5. Madrasah Ibtidaiyah Nurunnajah 6. Madrasah Ibtidaiyah As’ad Putra/Putri 7. SMPN. 3
-
Sumber Data: Dokumentasi Data Kecamatan Danau Teluk 2019
Data tabel di atas dapat di jelaskan bahwa jumlah Kelurahan di Kecamatan
Danau Teluk terdapat 5 Keluraha, yaitu Ulu Gedong, Olak Kemang, Tanjung
Pasir, Tanjung Raden dan Pasir Panjang. Masing-masing memiliki jumlah sekolah
yaitu Ulu Gedong memiliki 4 sekolahah, 2 diantaranya sekolah berlandaskan
Islam dan 2 berlandaskan. Olak Kemang memiliki jumlah 11 sekolahan, 7 sekolah
yang berlandaskan sekolah Islam dan 4 sekolah yang berlandaskan umum.
Tanjung Pasir memiliki 3 sekolahan, 2 diantaranya sekolah umum dan 1 sekolah
Islam. Tanjung Raden memiliki 3 sekolahan, 2 diantaranya sekolah umum dan 1
sekolah Islam. Pasir Panjang memiliki 3 sekolahan, 2 diantaranya sekolah yang
berlandaskan umum dan 1 sekolah yang berlandaskan sekolah Islam.
8. MTSN. Olak Kemang 9. MTS Putra/Putri As’ad 10. MAN 01 Jambi 11. Madrasah Aliyah As’ad Putra/Putri
3. Tanjung Pasir 1. SDN. 07 2. SDN. 128 3. MIS Nurul Islam
4. Tanjung Raden 1. SDN. 168 2. SDN. 70 3. MIS Sa’adatul Ulya
5. Pasir Panjang 1. SDN. 48 2. MIS Tarbiyatul Islamiah 3. SMKN. 5
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Faktor masih di temukannya wanita Melayu Jambi di Kec. Danau
Teluk belum sepenuhnya konsumsi pakaian secara syariah
Berdasarkan penelitian di lapangan, masih ada sebagian masyarakat
khususnya wanita muslimnya di temukan masih banyak masyarakat yang belum
menerapkan pola konsumsi yang secara Islam. Seperti masih di temukan sebagian
wanita muslimnya yang memakai pakaian secara berlebih-lebihan seperti halnya
banyak terjadi pada saat terdapat acara-acara tertentu mereka cenderung memakai
pakaian yang tidak anjuran Islam dan mengedepankan keinginan mereka
bukannya kebutuhan. Adanya masyarakat yang memakai pakaian yang tidak
sesuai norma-norma Islam yaitu berpakaian yang tidak seutuhnya menutup aurat
sepenuhnya. Hal ini berbanding terbalik dengan teori dalam etika berkonsumsi
secara Islam, yang di antaranya terdapat prinsip kesederhanaan dan prinsip
moralitas dalam berkonsumsi. Hal tersebut terjadi akibat beberapa faktor prilaku
individu.
Sikap dan prilaku wanita muslim di Kecamatan Danau Teluk terbentuk oleh
adanya berbagai faktor. Faktor yang mempengaruhi sikap dan prilaku mereka
adalah faktor pendapatan, faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi dan
pendidikan.
Salah satu faktor pertama untuk mengetahui prilaku konsumsi berpakaian
wanita muslimah melayu di Kecamatan Danau Teluk adalah di lihat dari faktor
pendapatan. Faktor pendapatan seseorang akan ikut membentuk sikap dan prilaku
-
konsumsi berpakaian fashion lifestyle muslimah melayu di Kecamatan Danau
Teluk. Pendapatan dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk
pendapatan tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang di terima oleh
penduduk suatu Negara.
Hal di atas diperkuat dengan hasil wawancara dengan saudari novitasari
selaku masyarakat Kecamatan Danau Teluk mengatakan:
sayo punyo penghasilan dari lakilah bang, cukup dak cukup dari laki sayolh
bang,dikit atau banyak iko cukuplh bang klok untuk sayo. Kalo penghasilan
sayo ko lebih yo kito lengkapi kebutuhan kitolah dulu sesudah tu pengen
lebeh kyk orang apo salahnyo kito gunoi untuk yang laen apo lagi ado
manfaatnyo dari kito. Klo kito punyo penghasilan uwak tinggi dak kepikiran
lagi sayo nak beli barang apo pakaian yang mahal dan elok, sayo lah tuo
hahaha57
Wawancara dengan ibu saudari novitasari menunjukkan bahwa sebagai
seorang wanita muslim dan pekerjaan sebagai urt saudari Novitasari menerima
pendapatan dari hasil tersebut dan jika ia memilik penghasilan yang tingggi dan
lebih ia mementikang kebutuhan dari pada keinginan. Hal tersebut menunjukkan
saudari Novitasari tidak melanggar aturan dalam prinsip konsumsi dalam Islam.
Hasil wawancara dengan saudari Siti Maysarah selaku masyarakat
Kecamatan Danau Teluk mengatakan:
Kalok penghasilan dak punyo ayuk, laki ayuk yang kerjo ayuk jago tokoh.
Dari penghasilan laki ayuk tu cukuplah tuk kebutuhan kami. Tapi kalo kito
punyo penghasilan lebih pastilah kito penuhi kebutuhan kito dlu dek,
kebutuhan ayuk be banyak blum terpenuhi dek e, kalok penghasilan laki
ayuk tinggi pastilah kitoto ado raso dalam diri kito tu pengen beli barang
yang mahal bermerk pulak dek apo laki pakean kito dek pastilah cari yang
bagus.normallh orang kayak itu tu dek58
57 Wawancara dengan Saudari Novitasari, 20 April 2019 58
Wawancara dengan Saudari Siti Maysarah, 20 April 2019
-
Wawancara dengan saudari Siti Maysarah menunjukakan bahwa
penghasilan mempengaruhi dari prilaku konsumsi berpakaian wanita muslimah
melayu. Dapat kita lihat dari ungkapan saudari Siti Maysarah yang memiliki
penghasilan cukup namun jika memiliki penghasilan tinggi ia akan membeli dan
menggunakan barang pakaian yang bagus dan bermerk.
Hasil wawancara dengan saudari Ningsi selaku masyarakat Kecamatan
Danau Teluk mengatakan:
Klok penghasilan ayuk punyolah laki ayuk jgo punyo,lai ayuk kerjo ayuk
kerjo di perusahaan, dikatokan cukup yo cukup penghasilan kami malah
adalah lebih dikit dek hahaha. Kalok kebutuhan samo keinginan kiti
pentingkan kebutuhan dululh dek,kalok keinginan masalah blakangan
gampanglh tu hahha. Setiap oranglah dek punyo sifat kyak itu apolagi
penghasilannyo tinggi pengen beli inilah itulah pengen make barang yang
baguslah mahallah macam-macamlah dek e59
Wawancara dengan saudari Ninggsi menunjukkan bahwa penghasilan dapat
mempengaruhi prilaku konsumsi dalam berpakaian fashion lifestyle wanita
muslimah melayu di Kecamatan Danau Teluk. Saudari Ningsi memiliki
penghasilan yang lebih di tambah penghasilan suaminya dan ia memiliki sifat
ingin membeli dan memakai barang pakain yang mahal dan bagus jika memiliki
penghasilan tinggi. Hal ini menhindikasikan adanya faktor penghasilan
mempengaruhi pola prilaku konsumsi seseorang.
Hasil wawancara dengan saudari Atika selaku masyarakat Kecamatan
Danau Teluk mengatakan:
Kami blum punyo penghasilan bang klo orang tuo kami punyo penghasilan,
kamibe masih mintak samo oarang tuo bang e, klok dari orang tuo kami di
kasi duet untuk beli pakean kami cukuplah bang hahaha malah lebih hahaha.
Kalok kami punyo penghasilan yo kami kebutuhan dululdh kami dului bang,
59
Wawancara dengan Saudari Ningsi, 20 April 2019
-
apo lagi klo kami punyo penghasilan tinggi bang pastilah make barang
barang yang mahal bang60
Wawancara dengan saudari Atika memberikan kesimpulan ia blum punya
penghasilan, namu jika ia memiliki penghasilan tinggi ia akan membeli dan
memakai barang barang yang bagus. Hal ini menunjukkan penghasilan
memberikan faktor dalam prilaku seseorang.
Hasil wawancara dengan saudari Rian selaku masyarakat Kecamatan Danau
Teluk mengatakan:
Kalok ayuk penghasilan dak ado, laki ayuk yang ado laki ayuk yang kerjo.
Dari penghasilan laki ayuk di katokan cukup yo cukuplh dek untuk beli
pakean yang standar standar haha yo kalok lebih mungkin dak ado. Kalok
uwak punyo penghasilan lebih pastilah ayuk penuhi kebutuhan dulu, yo
daklah keinginan. ayuk lah punyo keluargo, banyak kebutuhan orang
bekeluargo tu dek. Klo tinggi penghasilan tu pastilah terbesit dalam diri
manusiokyk itu dek namo manusio kadang pamer manusiotu klok banyak
duet61
Wawancara dengan saudari Rian dapat disimpulkan bahwa ia memiliki
penghasilan dari suaminya, namun jika ia memiliki penghasilan yang tinggi ia
akan memenuhi keinginanya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor penghasilan
mempengaruhi sikap prilaku konsumsi berpakaian wanita muslimah melayu
Kecamatan Danau Teluk.
Hasil wawan cara dengan saudari Siti Maysarah, saudari Ningsi, saudari
Atika dan saudari Rian selaku masyarakat wanita muslimah melayu Kecamatan
Danau Teluk menunjukkan hasil jawaban yang sama. Baik dalam segi memiliki
penghasilan atau tidak, baik dari segi memiliki penghasilan yang cukup, lebih
ataupunpenghasilan yang tinggi. Terdapat adanya faktor pendapatan yang dapat
60
Wawancara dengan Saudari Atika, 20 April 2019 61
Wawancara dengan Saudari Rian, 20 April 2019
-
mempengaruhi pola perilaku konsumsi berpakaian wanita muslim Kecamatan
Danau Teluk.
Faktor yang mempengaruhi sikap dan prilaku konsumsi berpakai