ebi issn 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

14
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/EBI https://doi.org/10.52061/ebi.v3i1.32 Nur Isra Laili | 32 PENGARUH FEE AUDIT, TENURE AUDIT, ROTASI AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Nur Isra Laili Universitas Ibnu Sina e-mail: [email protected] Abstrak Pengujian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Fee audit, Tenure audit, Rotasi audit terhadap Kualitas Audit dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk Sektor Keuangan 2012-2016) Populasi dalam penelitian ini sebanyak 71 Perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Jumlah sampel yang didapat sebanyak 23. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Moderated Regression Analysis menggunakan data panel dan diolah menggunakan aplikasi Eviews 9.5 Hasil Penelitian : Fee audit berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit, Tenure audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kualitas audit, Rotasi audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas audit. Komite audit memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Fee audit dengan kualitas audit. Komite audit memberikan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap hubungan Tenure audit dengan kualitas audit. Komite audit memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap hubungan rotasi audit dengan kualitas audit. Hal ini menunjukkan Komite audit hanya memediasi hubungan antara variabel fee audit dengan kualitas audit. Kata Kunci : komite audit, sektor keuangan, kualitas audit Abstract This test aims to test the effect of audit fees, audit tenure, audit rotation on audit quality with the audit committee as a moderating variable (empirical studies on financial sector companies listed on the Indonesia stock exchange for the financial sector 2012-2016) The population in this study was 71 companies. The sampling technique used was purposive sampling and the number of samples was 23 companies. The model used in this study is Moderated Regression Analysis using panel data and processed using the Eviews 9.5 application. Results: Audit fees have a positive and insignificant effect on audit quality, audit tenure has a negative and insignificant effect on audit quality, audit rotation has a positive and significant effect. on the quality of the audit. The audit committee has a positive and significant effect on the relationship between audit fees and audit quality, the audit committee has a negative and insignificant effect on the relationship between audit tenure and audit quality, the audit committee has a positive and insignificant effect on the relationship between audit rotation and audit quality. This shows that the audit committee only mediates the relationship between the audit fee variable and audit quality. Keywords: audit committee, financial sector, audit quality 1. PENDAHULUAN Jasa akuntan publik bermanfaat untuk memberikan informasi yang valid untuk bahan pengambilan keputusan dan memastikan kesesuaian antara laporan keuangan dengan standar akuntansi yang benar. Laporan keuangan yang sudah melalui proses audit oleh profesi yang disebut akuntan public, tingkat kewajarannya lebih valid dibandingkan laporan keuangan yang tidak melalui proses audit. Dari sudut pandang auditor, audit dianggap berkualitas apabila auditor memperhatikan standar umum audit yang tercantum dalam Pernyataan Standar Auditing meliputi mutu profesional (profesional qualities) auditor independen, pertimbangan (judment) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor. Proses auditing yang dilakukan akuntan harus ahli teknikal dari auditor yang terpresentasi dalam pengalaman maupun profesi dan kualitas auditor dalam menjaga sikap mentalnya (independensi) sehingga menghasilkan hasil audit yang berkualitas (Hartadi, 2012). Dan Standar

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EBI ISSN 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)

Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/EBI

https://doi.org/10.52061/ebi.v3i1.32

Nur Isra Laili | 32

PENGARUH FEE AUDIT, TENURE AUDIT, ROTASI AUDIT TERHADAP KUALITAS

AUDIT DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA

PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Nur Isra Laili

Universitas Ibnu Sina

e-mail: [email protected]

Abstrak

Pengujian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Fee audit, Tenure audit, Rotasi audit terhadap Kualitas Audit

dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk Sektor Keuangan 2012-2016) Populasi dalam penelitian ini sebanyak 71

Perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Jumlah sampel yang didapat sebanyak 23.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Moderated Regression Analysis menggunakan data panel dan

diolah menggunakan aplikasi Eviews 9.5 Hasil Penelitian : Fee audit berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap kualitas audit, Tenure audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kualitas audit, Rotasi

audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas audit. Komite audit memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap Fee audit dengan kualitas audit. Komite audit memberikan pengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap hubungan Tenure audit dengan kualitas audit. Komite audit memiliki pengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap hubungan rotasi audit dengan kualitas audit. Hal ini menunjukkan Komite audit hanya

memediasi hubungan antara variabel fee audit dengan kualitas audit.

Kata Kunci : komite audit, sektor keuangan, kualitas audit

Abstract

This test aims to test the effect of audit fees, audit tenure, audit rotation on audit quality with the audit committee

as a moderating variable (empirical studies on financial sector companies listed on the Indonesia stock exchange

for the financial sector 2012-2016) The population in this study was 71 companies. The sampling technique used

was purposive sampling and the number of samples was 23 companies. The model used in this study is Moderated

Regression Analysis using panel data and processed using the Eviews 9.5 application. Results: Audit fees have a

positive and insignificant effect on audit quality, audit tenure has a negative and insignificant effect on audit

quality, audit rotation has a positive and significant effect. on the quality of the audit. The audit committee has a

positive and significant effect on the relationship between audit fees and audit quality, the audit committee has a

negative and insignificant effect on the relationship between audit tenure and audit quality, the audit committee

has a positive and insignificant effect on the relationship between audit rotation and audit quality. This shows that

the audit committee only mediates the relationship between the audit fee variable and audit quality.

Keywords: audit committee, financial sector, audit quality

1. PENDAHULUAN

Jasa akuntan publik bermanfaat untuk

memberikan informasi yang valid untuk bahan

pengambilan keputusan dan memastikan

kesesuaian antara laporan keuangan dengan

standar akuntansi yang benar. Laporan

keuangan yang sudah melalui proses audit oleh

profesi yang disebut akuntan public, tingkat

kewajarannya lebih valid dibandingkan laporan

keuangan yang tidak melalui proses audit. Dari

sudut pandang auditor, audit dianggap

berkualitas apabila auditor memperhatikan

standar umum audit yang tercantum dalam

Pernyataan Standar Auditing meliputi mutu

profesional (profesional qualities) auditor

independen, pertimbangan (judment) yang

digunakan dalam pelaksanaan audit dan

penyusunan laporan auditor. Proses auditing

yang dilakukan akuntan harus ahli teknikal dari

auditor yang terpresentasi dalam pengalaman

maupun profesi dan kualitas auditor dalam

menjaga sikap mentalnya (independensi)

sehingga menghasilkan hasil audit yang

berkualitas (Hartadi, 2012). Dan Standar

Page 2: EBI ISSN 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)

Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622

http://jurnal.cic.ac.id/EBI

33 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)

Vol. 3. No. 1 Mei 2021

Profesional Akuntan Publik (SPAP)

menjelaskan bahwa standar auditing berkenaan

dengan kriteria atau ukuran mutu pelaksanaan

serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak

dicapai dengan menggunakan prosedur yang

bersangkutan.

Fee audit merupaakan upah untuk auditor

sebagai akuntan publik setelah melaksanakan

jasa audit terhadap suatu laporan keuangan

(Mulyadi, 2009). Besarnya fee audit dapat

bervariasi tergantung antara lain: risiko

penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan,

tingkat keahlian yang diperlukan untuk

melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP

yang bersangkutan dan pertimbangan

profesional lainnya. Ketika hubungan antara

klien kantor akuntan publik berjalan rutin tiap

tahunnya, klien dapat dipandang sebagai

sumber pendapatan yang bagi kantor akuntan

publik secara terus menerus (Yuvisa et.al.,

2008). Hubungan yang sudah berjalan lama

tersebut secara potensial dapat mengurangi

independensi auditor yang bekerja di suatu

kantor akuntan publik. Maka dengan adanya

rotasi karyawan , kantor akuntan publik supaya

meminimalisir hubungan spesial antara klien

dengan kantor akuntan publik. Di Indonesia

sendiri rotasi bersifat wajib. Pemerintah

Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri

Keuangan Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008

tentang Jasa Akuntan Publik yang berisi

pemberian jasa audit umum terhadap laporan

keuangan oleh Kantor Akuntan Publik

maksimal untuk 6 tahun buku berturut-turut,

kemudian untuk seorang Akuntan Publik

maksimal untuk 3 tahun buku berturut-turut.

Dengan demikian, untuk

menyempurnakan penelitian ini antara lamanya

masa perikatan (tenure), proses rotasi audit dan

audit fee tersebut, dalam suatu perusahaan

diperlukan kontrol dari pihak ketiga yang

berada diantara pemegang saham, para

manajemen dan auditor eksternal. Pihak yang

dimaksud adalah komite audit, yang mana pada

dasarnya komite audit dibentuk dengan tujuan

membantu komisaris dalam pengawasan

operasional perusahaan.

Penelitian ini merupakan

pengembangan dari penelitian terdahulu,

dimana penelitian terdahulu mengenai kualitas

audit yang dipengaruhi oleh tenure, rotasi audit,

audit fee dan komite audit masih menghasilkan

hasil yang tidak konsisten. Peneliti terdahulu

meneliti kualitas audit hanya pada perusahaan

manufaktur. Maka penulis memilih perusahaan

sektor keuangan dalam Bursa Efek Indonesia

karena masih minim penelitian mengenai

kualitas audit pada perusahaan tersebut serta

menggunakan tahun penelitian yang berbeda.

Di Indonesia, perlu dilakukan pengawasan

terhadap perusahaan pada sektor keuangan. Hal

ini dimaksudkan agar Indonesia memiliki

sistem keuangan yang sehat secara fundamental

dan berkesinambungan. Berdasarkan uraian di

atas, peneliti tertarik dan termotivasi melakukan

penelitian untuk mengetahui Pengaruh Fee

audit, Tenure audit, Rotasi audit terhadap

Kualitas Audit dengan Komite Audit sebagai

Variabel Moderasi pada Perusahaan Sektor

Keuangan yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia untuk tahun 2012-2016

2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Hubungan agensi adalah suatu

hubungan yang telah disepakati principal yang

melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa

layanan bagi mereka dengan melakukan

pendelegasian wewenang pengambilan

keputusan kepada agent (Jensen dan Meckling,

1976). Keduanya, diasumsikan pihak-pihak

yang termotivasi oleh kepentingan pribadi

masing-masing. Principal memerintahkan

pengambilan keputusan mengenai perusahaan

kepada manajer atau disebut agent.

2.1.2 Teori Signal (Signaling Theory)

Teori sinyal (signalling theory)

menunjukkan bagaimana perusahaan yang

berkualitas baik dengan sengaja dapat

memberikan sinyal pada investor, sehingga

investor mampu membedakan perusahaan yang

berkualitas baik dan buruk (Hartono, 2005).

Perusahaan yang mendapat sinyal baik perlu

Page 3: EBI ISSN 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)

Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/EBI

https://doi.org/10.52061/ebi.v3i1.32

Nur Isra Laili | 34

memberikan sinyal yang mudah ditangkap oleh

calon investor untuk menarik minat dan tidak

mudah ditiru oleh perusahaan lain.

2.1.3 Fee Audit dengan Kualitas Audit

Kualitas merupakan bagian dari

komponen profesionalisme yang benar-benar

harus dipertahankan oleh akuntan publik

profesional. Independen maksudnya, akuntan

publik mengutamakan kepentingan klien di atas

kepentingan sendiri atau manajemen dalam

pembuatan laporan auditor Independen. Oleh

sebab itu, keberpihakan auditor dalam hal ini

seharusnya lebih diutamakan pada kepentingan

publik (IAI, 2001). Penelitian yang dilakukan

oleh Kurniasih dan Rohman (2014)

mengungkapkan bahwa biaya yang lebih tinggi

akan meningkatkan kualitas audit, karena biaya

audit yang diperoleh dalam satu tahun dan

estimasi biaya operasional dapat meningkatkan

kualitas audit.

Berdasarkan penelitian Hartadi (2009),

audit fee berpengaruh terhadap kualitas audit.

Berarti audit fee yang lebih tinggi akan

merencanakan audit kualitas yang cenderung

tinggi dibandingkan dengan audit fee yang

cenderung rendah. Terdapat intensif bagi

auditor untuk melakukan apapun untuk menjaga

kliennya agar tidak ganti auditor. Dhaliwal et al.

(2008) dalam Hartadi (2009) mengemukakan

dengan menggunakan sampel sebanyak 560

new debt issues, peneliti menginvestigasi

hubungan antara nonaudit fee, and total auditor

fees dengan kualitas audit. Penelitian terdahulu

menemukan bukti bahwa fee audit berpengaruh

pada kualitas audit. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan

Rohman (2014), dan Hartadi (2009) maka

diduga bahwa fee audit berpengaruh terhadap

kualitas audit. Sehingga dalam penelitian ini

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha1: Fee audit berpengaruh positif terhadap

kualitas audit

2.1.4 Tenure audit dengan Kualitas Audit

Menurut Kurniasih dan Rohman

(2014), mengungkapkan bahwa perusahaan

yang diaudit oleh auditor KAP non Big Four

memiliki ratarata tenure auditor lebih besar

daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP Big

Four. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

yang diaudit oleh auditor KAP non Big four

memiliki kecenderungan masa perikatan yang

lebih panjang, sehingga dapat menyebabkan

timbulnya hubungan yang terlalu dekat antara

auditor dengan klien. Hubungan yang terjalin

antara auditor dengan klien yang terlalu dekat

dapat menurunkan sikap independensi auditor

dan mengurangi profesionalisme kerja dari

auditor tersebut, sehingga hasil audit rendah.

Menurut Nuratama (2011) Variabel

tenur berpengaruh positif pada kualitas audit

yang berarti bahwa semakin lama KAP

mengadakan perikatan audit kepada kliennya

menyebabkan kualitas auditnya menjadi

semakin baik. Hal ini disebabkan oleh semakin

lamanya masa perikatan menyebabkan KAP

akan memiliki pengetahuan dan pengalaman

untuk merancang prosedur audit yang efektif.

Berdasar pada hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kurniasih dan Rohman (2014), dan

Nuratama (2011) maka adanya diduga bahwa

audit tenure berpengaruh terhadap kualitas

audit. Sehingga dalam penelitian ini

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha2: Audit tenure berpengaruh terhadap

kualitas audit.

2.1.5 Rotasi Audit dengan Kualitas Audit

Rotasi audit memiliki pengaruh

signifikan terhadap kualitas audit (Kurniasih

dan Rohman, 2014). Rotasi audit memiliki

pengaruh yang lebih besar terhadap kualitas

hasil auditan independen. Hubungan antara

rotasi auditor KAP dengan kualitas audit yang

terkait dengan laporan auditan,

menggambarkan bahwa kebijakan mendukung

rotasi memiliki efek positif pada kualitas

laporan auditan karena memungkinkan untuk

pendekatan yang dapat menyegarkan dan

mengembalikan kepercayaan publik terhadap

fungsi audit.

Penelitian lain ditemukan perbedaan

bahwa Rotasi auditor yang terjadi tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit (Hartadi,

Page 4: EBI ISSN 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)

Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622

http://jurnal.cic.ac.id/EBI

35 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)

Vol. 3. No. 1 Mei 2021

2009). Kemungkinan yang terjadi cenderung

pasar sebenarnya tidak terlalu memperhatikan

apakah auditor yang menyatakan pedapat pada

laporan keuangan tahunan itu pernah di rotasi

atau tidak. Di sisi lain, sebagai mana umumnya

pelaku pasar di Indonesia, kecenderungan

pergerakn pasar disebabkan oleh capital gain,

sehingga sangat kecil kemungkinan mereka

menggunakan analisis fundamental sebagai

bahan pengambilan keputusan jual beli saham.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman

(2014), dan Hartadi (2009) adanya dugaan

rotasi audiotr berpengaruh terhadap kualitas

audit. Sehingga dalam penelitian ini

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha3: Rotasi auditor berpengaruh terhadap

kualitas audit

2.1.6 Komite audit sebagai variabel moderasi

Komite audit adalah badan yang dibuat

oleh dewan direksi yang tugasnya memilih dan

menilai kinerja perusahaan kantor akuntan

publik (Siegel, 1996 dalam Nurtama, 2011).

Arens (2003) mengatakan bahwa komite audit

bertanggung jawab membantu auditor dalam

mempertahankan independensinya. Komite

audit sendiri berfungsi memberikan pandangan

tentang masalah-masalah yang berhubungan

dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan

pengendalian internal (Andi 2010). Di sisi lain,

komite audit bisa mengurangi opportunistic

manajemen yang melakukan manajemen laba

(earnings management) dengan cara

memperhatikan laporan keuangan dan

melakukan pengawasan pada audit eksternal

(Hamonangan dan Mas’ud, 2007).

Berdasarkan uraian diatas tadi bisa

digambarkan keberadaan komite audit akan

membantu pengawasan pada perusahaan secara

internal, membantu auditor dalam

melaksanakan pekerjaan, lalu menjaga

independen seorang auditor. Jika kaitannya

dengan hubungan tenur dan kualitas audit yang

harusnya semakin lama masa perikatan auditor

dengan klien akan mengakibatkan kualitas audit

menjadi lebih baik karena pengetahuan auditor

akan klien dan industrinya akan semakin

meningkat pula seiring dengan lamanya periode

penugasan. Akan tetapi seiring lamanya periode

penugasan auditor mengakibatkan semakin

dekatnya auditor dengan manajemen

perusahaan yang dapat merusak independensi

auditor. Terdapatnya komite audit sebagai

pihak independen dari pihak internal

perusahaan dalam rangka pengawasan laporan

keuangan dan juga auditor eksternal maka

cenderung tercipta pengawasan yang lebih baik,

sehingga independensi auditor mampu terjaga.

2.1.7 Model Penelitian

Berdasarkan dari penjelasan diatas

dapat diambil kesimpulan untuk hipotesis

berikutnya dari hipotesis ini adalah sebagai

berikut:

Ha4: Keberadaan komite audit mampu

memoderasi pengaruh Fee audit terhadap

kualitas audit.

Page 5: EBI ISSN 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)

Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622

http://jurnal.cic.ac.id/EBI

33 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)

Vol. 3. No. 1 Mei 2021

Ha5: Keberadaan komite audit mampu

memoderasi pengaruh Tenure audit terhadap

kualitas audit.

Ha6: Keberadaan komite audit mampu

memoderasi pengaruh Rotasi audit terhadap

kualitas audit.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan kausalitas yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh

variabel independen, yaitu fee audit, audit

tenure, rotasi audit terhadap variabel dependen

yaitu kualitas audit serta untuk mengetahui

kemampuan komite audit untuk memoderasi

pengaruh fee audit, audit tenure, rotasi audit

pada kualitas audit. Penelitian ini tergolong

jenis penelitian pengujian hipotesis karena pada

penelitian ini berupaya menguji hipotesis-

hipotesis yang diajukan mengenai hubungan

antar variabel dan Komite Audit sebagai

varuabel Moderator.

Penelitian ini menggunakan jenis data

kuantitatif berupa data sekunder yang diperoleh

dengan mengakses website www.idx.co.id dan

pengambilan data langsung di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Terdapat tiga jenis variabel

dalam penelitian ini: variabel independen,

variabel dependen dan variabel moderasi.

Variabel dependen adalah variabel yang

dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel

bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah kualitas audit. Variabel independen

bertujuan menjelaskan variabel lain. Variabel

independennya disini adalah fee audit, audit

tenur dan rotasi audit. Variabel moderasi

adalah variabel yang mempunyai pengaruh

ketergantungan yang kuat dengan hubungan

variabel terikat dan bebas Variabel moderasi

dalam penelitian ini adalah komite audit.

Populasi penelitian ini adalah sektor keuangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.2 Populasi dan Sample

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh perusahaan yang bergerak disektor

Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada periode tahun 2012-2016 Yang

berjumlah 71 perusahaan. Sampel penelitian ini

adalah sektor keuangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode nonprobability sampling yang

dalam hal ini adalah metode purposive

sampling, Berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan menggunakan metode purposive

sampling, jumlah perusahaan yang diperoleh

dan dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah 23 perusahaan dengan total observasi

115 laporan keuangan perusahaan

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Subjek penelitian ini adalah perusahaan

sektor keuangan. Data-data yang digunakan

meliputi laporan keuangan periode 2012-2016,

gambaran umum perusahaan dan data lain yang

dibutuhkan dalam penelitian. Variabel

independen terdiri dari fee audit, tenure audit,

dan rotasi audit; variabel dependen, yaitu

kualitas audit dengan komite audit sebagai

variabel moderasi. Definisi operasional

variabel-variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Fee audit

Fee audit adalah bayaran yang diterima

auditor dari pembayaran oleh pihak manajemen

perusahaan. Hal ini mengacu pada penelitian

Rizqiasih (2010) terkait data tentang fee audit

diproksikan oleh akun profesional fees yang

terdapat dalam laporan keuangan pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Lalu, variabel ini diukur dengan

akun professional fees. Dasar pengambilan

keputusan ini adalah belum tersedianya data

tentang fee audit dikarenakan pengungkapan

data tentang fee audit di Indonesia masih berupa

voluntary disclosure, sehingga belum banyak

perusahaan yang mencantumkan data tersebut

di dalam annual report. Pengukuran variabel ini

Page 6: EBI ISSN 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)

Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/EBI

https://doi.org/10.52061/ebi.v3i1.32

Nur Isra Laili | 34

dilakukan dengan menggunakan logaritma

natural dari total fee audit dengan rumus

sebagai berikut:

2. Tenure Audit (Auditor tenure)

Merupakan lamanya masa perikatan

auditor dengan klien. Masa perikatan audit

tersebut diukur dengan menghitung jumlah

tahun auditor melakukan perikatan dengan

perusahaan yang sama secara berturut-turut,

Variabel ini menggunakan alat ukur variabel

dummy yaitu nilai 1 jika tida terjadi

perubahan auditor ditahun berikutnya atau

bisa dikatakan auditor t-1, sedangkan 0 jika

terjadi perubahan auditor tahun berikutnya.

3. Rotasi Audit

Rotasi audit merupakan pergantian

kantor akuntan publik dimana akuntan

publik di Indonesia hanya dapat mengaudit

laporan keuangan perusahaan maksimal tiga

tahun berturut-turut. Oleh karena itu variabel

rotasi audit mengacu pada penelitian yang

dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman

(2014) yaitu rotasi audit diukur dengan

menggunakan variabel dummy yaitu nilai 1

jika terjadi rotasi auditor, sedangkan nilai 0

jika tidak terjadi rotasi auditor.

4. Komite Audit

Komite audit dalam penelitian ini

diukur dengan persentase keberadaan komite

audit. Persentase keberadaan komite audit yang

diukur dengan membandingkan jumlah komite

audit dengan jumlah komisaris mereflesikan

ukuran komite audit yang mewakili dan

membantu dewan komisaris dalam melakukan

pengawasan terutama mengenai pelaporan

keuangan kepada manajemen sesuai dengan

fungsi dan tugas komite audit yang tercantum

dalam Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh

Komite Nasional Kebijakan Gorvernance tahun

2006.

Rumus untuk menentukan persentase

keberadaan komite audit adalah sebagai

berikut:

Persentase keberadaan komite audit = Jumlah komite audit

Jumlah komisaris

5. Kualitas audit

Kualitas audit merupakan kemampuan

auditor dalam menjalankan tugasnya agar dapat

memuaskan pihak klien serta masyarakat luas.

Kualitas Audit yang diukur menggunakan

Discretionary Accrual model Modified Jones

(Dechow:1995), yang perhitungannya sebagai

berikut:

Perhitungan Total Akrual

TAit = NIit - CFOit

Keterangan :

TAit : Total akrual yang dimiliki perusahaan i

pada tahun t

NIit : Laba bersih yang dimiliki perusahaan i

pada tahun t

CFOit : Kas yang didapatkan dari operasional

perusahaan i pada tahun t

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi

perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

2012-2016. Perusahaan sektor keuangan

tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia

sebelum 1 Januari 2012 hingga 31 Desember

2016 dan selama periode penelitian tersebut

tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau

mengalami tidak mengalami delisting. Tujuan

penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh Fee

audit, Audit tenure, Rotasi audit, klien terhadap

kualitas audit dan Komite Audit sebagai

Variabel Moderating pada sektor keuangan.

Ln = Professioanal Fee’s

Page 7: EBI ISSN 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)

Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622

http://jurnal.cic.ac.id/EBI

33 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)

Vol. 3. No. 1 Mei 2021

4.2 Teknik Analisis Data

4.2.1 Statistik Deskripstif

Hasil uji statistik deskriptif untuk

variabel independen ,variabel dependen, dan

variabel moderating dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 1: Statistik Deskriptif

Sumber: Data diolah penulis menggunakan e-views 9.5

Tabel 3 menunjukkan nilai statistik

deskriptif dari masing-masing variabel.

Penjelasan mengenai statistik deskriptif untuk

masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

Kualitas Audit

Jumlah pengamatan untuk Variabel

Kualitas Audit adalah dalam 115pengamatan

yang diperoleh dari 23 perusahaan dengan

perioda 5 tahun. Kualitas ini menggunakan

pengukuran Akrual Lancar. Kualitas audit

diketahui memiliki nilai minimum sebesar -

1,54, nilai maksimum adalah 14,02, nilai rata-

rata sebesar 0,449 dengan standar deviasi 1,611

Fee Audit

Jumlah pengamatan untuk Variabel

Kualitas Audit adalah dalam 115 pengamatan

yang diperoleh dari 23 perusahaan dengan

perioda 5 tahun. Fee Auditini menggunakan

menggunakan logaritma natural dari data atas

akun professional fees tersebut. Pengambilan

dalam keputusan ini karena belum terdapat data

mengenai audit fee, sebab pengungkapan data

mengenai audit fee di Indonesia masih

voluntary disclosure. Sehingga belum banyak

perusahaan yang mencantumkan data tersebut

dalam laporan keuangan. Fee audit diketahui

memiliki nilai minimum sebesar 17,96, nilai

maksimum adalah 25,36 , nilai rata-ratasebesar

21,3 dengan standar deviasi 1,66

Tenure Audit

Jumlah pengamatan untuk Variabel

Tenure audit adalah dalam 115 pengamatan

yang diperoleh dari 23 perusahaan dengan

perioda 5 tahun. Tenure audit diukur

menggunakan variaabel dummy, dimana

apabila tidak mengalami perubahan auditor

pada tahun berikutnya memiliki nilai 1,

sebaliknya apabila mengalami perubahan

bernilai 0. Tenure audit diketahui memiliki nilai

minimum sebesar 0, nilai maksimum adalah

1,00, nilai rata-rata sebesar 0,89 dengan standar

deviasi 0,30

Rotasi Audit

Jumlah pengamatan untuk Variabel

Rotasi audit adalah dalam 115 pengamatan yang

diperoleh dari 23 perusahaan dengan perioda 5

tahun. Rotasi audit diukur menggunakan

variaabel dummy, dimana apabila mengalami

Rotasi audi pada tahun berikutnya memiliki

nilai 1, sebaliknya apabila tidak mengalami

FEEAUDIT TENUREAU... ROTASIAUDIT KOMITEAUDIT KUALITASA...

Mean 21.33896 0.895652 0.078261 1.008174 0.449217

Median 21.02000 1.000000 0.000000 1.000000 0.020000

Maximum 25.36000 1.000000 1.000000 1.500000 14.02000

Minimum 17.96000 0.000000 0.000000 0.500000 -1.540000

Std. Dev. 1.666418 0.307049 0.269757 0.309894 1.611956

Skewness 0.284278 -2.588405 3.140491 0.364501 5.957309

Kurtosis 2.832606 7.699838 10.86268 2.244211 46.68466

Jarque-Bera 1.683201 234.2542 485.2642 5.283582 9824.389

Probability 0.431020 0.000000 0.000000 0.071234 0.000000

Sum 2453.980 103.0000 9.000000 115.9400 51.66000

Sum Sq. Dev. 316.5721 10.74783 8.295652 10.94792 296.2178

Observations 115 115 115 115 115

Page 8: EBI ISSN 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)

Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622

http://jurnal.cic.ac.id/EBI

33 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)

Vol. 3. No. 1 Mei 2021

Rotasi audit bernilai 0. Rotasi audit diketahui

memiliki nilai minimum sebesar 0, nilai

maksimum adalah 1,00, nilai rata-rata sebesar

0,078 dengan standar deviasi 0,269

Komite Audit

Jumlah pengamatan untuk Variabel

Komite audit adalah dalam 115 pengamatan

yang diperoleh dari 23 perusahaan dengan

perioda 5 tahun. Persentase keberadaan komite

audit yang diukur dengan membandingkan

jumlah komite audit dengan jumlah komisaris

mereflesikan ukuran komite audit yang

mewakili dan membantu dewan komisaris

dalam melakukan pengawasan terutama

mengenai pelaporan keuangan kepada

manajemen. Komite audit diketahui memiliki

nilai minimum sebesar 0,50 , nilai maksim

4.2.2 Analisi Regresi Data Panel

Menggunakan Moderated Regression

Analysis

Moderated Regression Analysis

bertujuan untuk menentukan apakah pengaruh

variabel tertentu berkaitan dengan efek satu

variabel yang lain. Menurut Hair et al (2014;

177) ada tiga langkah proses yang dilakukan

dalam moderating regression analysis, adapun

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Estimasi model orignal (tanpa

moderating)

b. Estimasi persamaan moderating

(variabel moderating dan variabel

independen)

c. Lihat perubahan nilai R-square.

Setelah melakukan uji terhadap model regresi

dengan menggunakan model Moderated

Regresion analysis dalam bentuk data panel,

terpilih model ketiga yaitu dengan persamaan

sebagai beikut:

Y = α + β1(X1) + β2(X2) + β3(X3) + β4(X4) + β5(X1* X4) + β6(X2* X4) + β7 (X3* X4) + e

Model ini terpilih dikarenakan Model

persamaan ketiga atau Moderating regression

analysis memiliki pengaruh yang signifikan

karena adanya variabel moderating, terpilihnya

model ini setelah melalui tiga uji pada data

panel. Didalam menganalisis data panel,

terdapat tiga model regresi berganda yang perlu

dipilih yang paling cocok dengan data yang

diteliti, yaitu Common Effect Model, Fixed

Effect Model dan Random Effect Model.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolonieritas

Tabel 2: Hasil Korelasi Antar Variabel Independen dan Variabel Moderating

Dari hasil korelasi yang dihasilkan dan

tersaji pada tabel 4.16 kita dapat melihat bahwa

tidak ada koefisien yang cukup besar, bahkan

semua koefisien korelasi berada dibawah 0,5

yaitu sebesar -0,105 , korelasi antara Fee audit

dan komite audit. Berdasarkan hasil ini kita

dapat menyimpulkan bahwa tidak ada

multikolinearitas karena koefisien korelasi

antar variabel independen masih di bawah

syarat adanya multikolinearitas yaitu 0,8

(Winarno, 2011).

FEAAUDIT KOMITEAUDIT

FEAAUDIT 1.000000 -0.105116

KOMITEAUDIT -0.105116 1.000000

Page 9: EBI ISSN 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)

Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622

http://jurnal.cic.ac.id/EBI

33 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)

Vol. 3. No. 1 Mei 2021

b. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas yang cenderung

terjadi pada data cross section, dimana data

panel lebih dekat ke ciri data cross section

dibandingkan time series. Regresi data panel

tidak sama dengan model regresi linear, oleh

karena itu pada model data panel perlu

memenuhi syarat BLUE (Best Linear Unibiased

Estimator)atau terbebas dari pelanggaran

asumsi-asumsi dasar (asumsi klasik). Dalam

penelitian ini variabel independen, variabel

dependen dan variabel moderating diukur

dengan tingkat rasio yang berbeda-beda. Fee

audit berbentuk hasil dari logaritma, Tenure

audit dan Rotasi audit berbentuk variabel

dummy, Komite audit berbentuk persentasw

dan Kualitas audit berbentuk satuan Rupiah

sehingga dalam penelitian ini tidak

menggunakan Uji Heterodeastisitas karena

perbedaan dalam hasil setiap satuannya dan

adanya pengukuran menggunakan variabel

dummy dalam penelitian ini.

c. Uji Hipotesis

Tabel 3 : Hasil Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan tabel 10 hasil analisis

regresi berganda menunjukkan bahwa nilai

probabilitas fee audit 0,859 > 0,05, hal ini

berarti bahwa variabel fee audit tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit, nilai

probabilitas tenure audit 0,0833 > 0,05, hal ini

berarti bahwa variabel tenure audit tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit, nilai

probalitas rotasi audit 0,0467 < 0,05, hal ini

berarti bahwa variabel rotasi audit berpengaruh

terhadap kualitas audit , nilai probabilitas fee

audit yang dimedorasi oleh komite audit 0,0039

< 0,05, hal ini berarti bahwa variabel fee audit

yang dimedorasi oleh komite audit berpengaruh

terhadap kualitas audit, nilai probabilitas tenure

audit yang dimoderasi oleh komite audit 0,981

> 0,05, hal ini berarti bahwa variabel tenure

audit yang dimoderasi oleh komite audit tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit, nilai

probabilitas rotasi audit yang dimoderasi oleh

komite audit 0,0686 > 0,05, hal ini berarti

bahwa variabel rotasi audit yang dimoderasi

oleh komite audit tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit

Dari tabel 10 dan penjelasan diatas

dapat disusun persamaan Moderating

Regression Analysis pada penelitian ini sebagai

berikut:

Y = 2,189+0,092X1-0,96X2+1,66X3+0,76X1*

X4-0,10X2* X4+1,033X3* X4+ e

Page 10: EBI ISSN 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)

Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622

http://jurnal.cic.ac.id/EBI

33 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)

Vol. 3. No. 1 Mei 2021

Keterangan:

Y= Kualitas audit

a= Konstansta

X1 = Fee audit

X2 = Tenure audit

X3 = Rotasi audit

X4 = Komite audit

= Nilai Residu

5. Koefisien Determinasi

Berdasarkan tabel 10 yang merupakan

analisis regresi data panel dengan model fixed

effect menunjukkan nilai adjusted R square

sebesar 0,565. Hal tersebut menunjukkan

bahwa 56,5 persen Kualitas audit dapat

dijelaskan oleh variabel independen yaitu fee

audit, tenure audit, rotasi audit dengan komite

audit sebagai variabel moderasi. Sedangkan

sisanya 44,5 persen dipengaruhi oleh variabel-

variabel lain diluar variabel dalam penelitian

ini.

4.2.4 Pembahasan Hasil Pengujian

Berdasarkan pengujian model

moderated regression analysis yang sudah

dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi

hasil dari pengujian dijelaskan sebagai berikut:

Terdapat Pengaruh Fee audit pada Kualitas

Audit

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa fee audit berpengaruh positif pada

kualitas audit. Dari hasil analisa penelitian ini

dapat dijelaskan bahwa dengan fee audit tidak

berpengaruh secara signifkan terhadap kualitas

audit dikarenakan bahwa perusahaan sektor

keuangan non bank yang peneliti gunakan

dalam penelitian ini merupakan perusahaan go

public yang sudah listed didalam bursa efek,

maka menjadi kewajiban perusahaan

perusahaan untuk memberikan laporan keungan

kepada masyarakat, tidak semata melihat

besarnya fee audit. Kualitas audit tidak hanya

dapat diukur menggunakan tinggi rendahnya fee

audit yang diberikan, auditor independen

berkewajiban dalam memberikan Laporan

Auditor Independen yang diterbitkan tidak

melihat tinggi rendahnya fee audit yang mereka

terima.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan

Rohman (2014). Pengaruhnya fee audit yang

dibebankan atau dibayarkan oleh perusahaan

untuk honorium jasa auditor cenderung

memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap

kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor

independen

Terdapat Pengaruh Tenure audit pada

Kualitas Audit

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa tenure audit berpengaruh negatif

terhadap kualitas audit. Dari hasil analisa

penelitian ini dapat dijelaskan bahwa dengan

tenure audit tidak berpengaruh secara signifkan

terhadap kualitas audit. Hasil ini juga menolak

teori bahwa semakin lama tenure audit dapat

meningkatkan kompetensi auditor, yang mana

sebagai auditor dapat mendasarkan keputusan

audit pada pengetahuan terhadap perusahaan

klien yang luas dimana telah berkembang dari

waktu ke waktu. Disamping itu menurut

penelitian ini audit tenure tidak memiliki

berpengaruh terhadap kualitas audit yang secara

signifikan sebab tenure audit yang lama tidak

dapat mempengaruhi independensi auditor

maka berarti tidak menurunkan kualitas

auditnya. Disamping itu tenur yang singkat juga

tidak selalu dapat menentukan keandalan

kualitas audit, kerena bisa saja auditor tidak

punya pengetahuan dan pengalaman yang

cukup untuk melakukan audit pada perusahan

client.

Pada hasil ini didukung dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan Kurniasih

dan Rohman (2014). Menurut Kurniasih dan

Rohman (2014), variabel audit tenure

berpengaruh signifikan negatif terhadap

kualitas audit. Maka berarti pengaruhnya audit

tenure lebih kecil terhadap kualitas hasil auditan

independen. Sedangkan bertolak belakang

terhadap penelitian yang dilakukan oleh I Putu

Nuratama (2011) yang berpendapat melalui

hasil penelitianya bahwa Hal ini berarti semakin

bertambahnya masa perikatan KAP

melaksanakan audit terhadap kliennya maka

kualitas auditnya akan semakinbertambah baik,

Page 11: EBI ISSN 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)

Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/EBI

https://doi.org/10.52061/ebi.v3i1.32

Nur Isra Laili | 34

dalam hal ini jangka waktu perikatan tidak

melebihi batas wakturegulasi yang telah

ditetapkan. Keterbatasan periode perikatan

yang diatur pemerintah demi menjaga

independensi auditor. Masa perikatan yang

terlalu lama dapat membuat kedekatan antara

auditor dengan manajemen sehinggadapat

mengurangi independensi auditor.

Terdapat Pengaruh Rotasi audit pada

Kualitas Audit

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa rotasi audit berpengaruh positif pada

kualitas audit. Dari hasil analisa penelitian ini

dapat dijelaskan bahwa dengan rotasi audit

berpengaruh secara signifkan terhadap kualitas

audit dikarenakan bahwa perusahaan sektor

keuangan non bank yang peneliti gunakan

dalam penelitian ini merupakan perusahaan go

public yang sudah listed didalam bursa efek,

maka kewajiban perusahaan untuk mengikuti

segala peraturan pemerintah. Melalui PMK

Peraturan Menteri Keuangan No.

17/PMK.01/2008, yang menerangkan bahwa

tentang Jasa Akuntan Publik. Dalam peraturan

yang tertulis tersebut menjelaskan pemberian

jasa audit umum atas laporan keuangan oleh

Kantor Akuntan Publik maksimal 6 tahun buku

berturut-turut. Sedangkan, Akuntan Publik

maksimal 3 tahun buku berturut-turut. Berdasar

pada hal itu maka perusahaan dianjurkan

melakukan pergantian auditor dan Kantor

Akuntan Publik.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan

Rohman (2014) dimana variabel rotasi audit

berpengaruh terhadap kualitas audit. Auditor

memiliki peran sebagai pihak eksternal yang

independen. Tugasnya memberikan penilaian

terhadap wajarnya laporan keuangan dengan

memberikan hasil audit yang berkualitas

pendapat audit ( Kurniasih dan Rohman, 2014).

Pendapat audit yang diberikan oleh auditor

berdasar pada ditemukannya bukti. Dalam

rangka memperoleh hasil audit yang berkualitas

perlu adanya rotasi auditor di kantor akuntan

publik maupun dari pihak manajemen

perusahaan. Hubungan signifikansi antara rotasi

auditor KAP dengan kualitas audit yang terkait

dengan laporan auditan, maka dari itu kebijakan

mendukung rotasi memiliki dampak positif

terhadap kualitas laporan auditan sebab

kemungkinan pendekatan yang dapat

mengembalikan kepercayaan publik terhadap

fungsi audit.

Keberadaan Komite Audit Mampu

Memoderasi Pengaruh Fee audit pada

Kualitas Audit

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa keberadaan komite audit mampu

memoderasi pengaruh Fee audit pada kualitas

audit. Terlihat dari Hasil uji statistik t

menunjukkan bahwa variabel interaksi antara

fee audit dan kualitas audit memiliki nilai

koefisien negatif sebesar 0,761 terhadap

kualitas audit dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,039 lebih kecil dari α=0,05. Hasil

pengujian tersebut diatas menyatakan bahwa

komite audit mempengaruhi hubungan fee audit

dengan kualitas audit. Komite audit dalam

penelitian ini merupakan variabel moderasi

dalam hubungan fee audit dengan kualitas audit.

Jadi, hal ini menjelaskan pada sektor keuangan

non bank telah dilakukan pengawasan dari

komite audit yang baik, tidak hany hasil

negosiasi antara manajemen dan auditor saja

yang mendukung dalam mempertimbanhkan

tinggi rendahnya fee audit tetapi komite audit

juga berperan dalam kewajibannya mengawasi

segala hal yang berhubungan dengan

perusahaan.

Keberadaan Komite Audit Mampu

Memoderasi Pengaruh Tenure audit pada

Kualitas Audit

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa keberadaan komite audit tidak mampu

memoderasi pengaruh tenure audit pada

kualitas audit Hasil uji statistik t menunjukkan

bahwa variabel interaksi antara tenure audit dan

kualitas audit memiliki nilai koefisien negatif

sebesar 0,010 terhadap kualitas audit dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,9811 lebih besar

dari α=0,05. Hasil pengujian tersebut diatas

menyatakan bahwa komite audit tidak

mempengaruhi hubungan tenure audit dengan

kualitas audit

Berdasarkan uraian tersebut dapat

dijelaskan bahwa semakin efektifnya komite

Page 12: EBI ISSN 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)

Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622

http://jurnal.cic.ac.id/EBI

35 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)

Vol. 3. No. 1 Mei 2021

audit dalam melaksanakan fungsinya

menyebabkan pengawasan terhadap auditor

akan semakin ketat untuk mempertahankan

independensi auditor tersebut. Upaya komite

audit untuk mempertahankan independensi

auditor dilakukan dengan memperpendek tenur

antara KAP dengan manajemen sehingga

hubungan yangterlalu dekat dengan manajemen

dapat dicegah dan auditor baru yang dipilih oleh

komite audit tersebut diharapkan akan lebih

independen karena tidak memilikikedekatan

dengan manajemen.

Penelitian sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh I Putu Nuratama (2011)

yang berpendapat bahwa dengan adanya komite

audit dapat melemahkan pengaruh antara tenure

audit dengan kualitas audit secara signifikan

dan menerangkan bahwa Komte audit telah

melakukan tugas nya dengan baik untuk

perusahaan.

Keberadaan Komite Audit Mampu

Memoderasi Pengaruh Rotasi auditpada

Kualitas Audit

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa keberadaan komite audit tidak mampu

memoderasi pengaruh tenure audit pada

kualitas audit. Hasil uji statistik t menunjukkan

bahwa variabel interaksi antara rotasi audit dan

kualitas audit memiliki nilai koefisien positif

sebesar 1,033 terhadap kualitas audit dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,0686 lebih besar

dari α=0,05. Hasil pengujian tersebut diatas

menyatakan bahwa komite audit tidak

mempengaruhi hubungan rotasi audit dengan

kualitas audit hal ini dapat dilihat bahwa dapat

dikatakan bahwa variabel komite audit tidak

memperkuat atau memperlemah hubungan

rotasi audit terhadap kualitas audit. Walaupun

komite audit telah menjalankan tugasnya, yaitu

mengawasi kepatuhan auditor dan manajemen

terhadap Peraturan Mentri Keuangan Nomor

17/PMK.01/2008. Tetapi dalam penelitian

ini,peran komite audit tersebut tidak

mempengaruhi rotasi audit terhadap

kualitasaudit, hal tersebut dikarenakan auditor

menunjukkan independensi yangmemang telah

terbentuk dikarenakan kualitas para auditor

yang memang baik

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang

pengaruh audit fee, audit tenure, rotasi audit

kualitas audit serta melihat interkasi variabel

komite audit sebagai variabel moderasi pada

perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di

BEI selama periode 2012-2016. Data sampel

perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 151 pengamatan. Analisis

menggunakan Model Regression Analysis

(MRA), berbentuk Data Panel menggunakan

alat uji Eviews versi 9.5,berikut adalah

kesimpulan dalam penelitian ini:

1. Variabel fee audit berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap kualitas audit

yang menerangkan bahwa sudah menjadi

kewajiban perusahaan perusahaan untuk

memberikan laporan keungan kepada

masyarakat, tidak semata melihat besarnya

fee audit karena peneliti menggunakan

sample go public dalam penelitian ini.

Kualitas audit tidak hanya dapat diukur

menggunakan tinggi rendahnya fee audit

yang diberikan, auditor independen

berkewajiban dalam memberikan Laporan

Auditor Independen yang diterbitkan tidak

melihat tinggi rendahnya fee audit yang

mereka terima.

2. Variabel tenure audit berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap Kualitas audit

ini menjelaskan bahwa dikarenakan tenure

audit yang lama tidak dapat mempengaruhi

independensi auditor sehingga tidak dapat

menurunkan kualitas audit.

3. Variabel rotasi audit mampu memoderasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kualitas audit ini menjelaskan Apabila

terjadi rotasi audit yang dilakukan oleh

perusahaan maka kualitas audit yang

didapat jauh lebih baik dan dapat

mengembalikan kepercayaan publik.

4. Dengan adanya Variabel komite audit

mampu memoderasi dan memberikan

pengaruhi positif dan signifikan terhadap

hubungan antara fee audit dengan kualitas

audit ini menjelaskan bahwa pada sektor

keuangan non bank telah dilakukan

Page 13: EBI ISSN 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)

Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/EBI

https://doi.org/10.52061/ebi.v3i1.32

Nur Isra Laili | 36

pengawasan dari komite audit yang baik,

tidak hanya hasil negosiasi antara

manajemen dan auditor saja yang

mendukung dalam mempertimbangkan

tinggi rendahnya fee audit tetapi komite

audit juga berperan dalam kewajibannya

mengawasi segala hal yang berhubungan

dengan perusahaan.

5. Dengan adanya Variabel komite audit tidak

dapat memoderasi, memberikan pengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap

hubungan antara tenure audit dengan

kualitas audit ini menjelaskan bahwa

dengan semakin tingginya persentase

perbandingan antara jumlah komite audit

dan komisaris kemungkinan menyebabkan

komite audit semakin efektif dalam

bertugas.

6. Dengan adanya Varibel komite audit tidak

dapat memoderasi, memberikan pengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap

hubungan antara rotasi audit dengan

kualitas audit.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan dan

dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah,

namun demikian masih memiliki keterbatasan

yaitu:

1. Proksi kualitas audit pada penelitian ini

bukanlah ukuran aktual yang digunakan

untuk mengukur kualitas audit.

2. Peneliti menggunakan objek sektor

keuangan, dimana sektor keuangan masih

menjadi penguasa kapitalisasi pasar saham

diperdagangan Bursa Efek Indonesia dan

populasi terbesar didalam penyediaan

sumber dana. Tetapi didalam penelitian ini

objek dengan menggunakan sektor

keuangan memiliki kelemahan yaitu pelaku

pasar di Indonesia sebagian besar hanya

mempertimbangkan capital gain, sehingga

sangat kecil kemungkinan menggunakan

analisis fundamental untuk pertimbangan

tindakan jual atau beli saham. Apabila pasar

tidak mempertimbangkan secara signfikan

atas analisis fundamental, sebenarnya pasar

juga bisa dikatakan kurang memperhatikan

hasil auditan (opini auditor).

3. Penelitian ini hanya mampu menjelaskan

kualitas audit sebesar 51,5 %, sebanyak

49,5% dijelaskan oleh variabel-variabel

lain. Sehingga masih banyak faktor yang

mempengaruhi kualitas audit untuk sektor

keuangan

5.3 Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya

diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian

yang lebih berkualitas lagi dengan adanya

beberapa masukan mengenai beberapa hal

diantaranya:

1. Peneliti selanjutnya disarankan

menggunakan proksi lain untuk mengukur

kualitas audit seperti opini going concern,

earning surprise benchmark, tingkat

discretionary accruals (DA) maupun ukuran

lainnya.

2. Peneliti selanjutnya disarankan

menambahkan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi kualitas audit lainnya

seperti kemampuan auditor dalam proses

audit, reputasi kantor akuntan publik,

tingkat independensi auditor, pair review,

group consensus dan lain sebagainya.

maupun ukuran lainnya

3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk

menambahkan periodisasi data yang lebih

panjang untuk melakukan prediksi.

4. Peneliti selanjutnya diharapkan

mengembangkan penelitian ini, mungkin

bisa mengubah cara perhitungan dari

masing-masing variabel tersebut dengan

perhitungan lain yang mungkin saja bisa

lebih akurat atau dengan cara melakukan

kuisioner.

Page 14: EBI ISSN 2685-8622 - jurnal.cic.ac.id

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)

Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622

http://jurnal.cic.ac.id/EBI

37 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)

Vol. 3. No. 1 Mei 2021

DAFTAR PUSTAKA

[1] Agus Widarjono. (2013).

Ekonometrika: Pengantar dan

aplikasinya, Ekonosia, Jakarta.

[2] Amatayakul, Margaret K, MBA, RHIA,

CHPS, FHIMSS. Electronic Health

Record: A practical Guide for

Professionals and Organizations,

AHIMA, 2004.

[3] Carcello, J., R. Hermanson, and N.

McGrath. 1992. Audit quality

attributes: The perceptions of audit

partners, preparers, and financial

statement users. Auditing: A Journal of

Practice & Theory.

[4] Effendi, Arief. 2009. The Power of

Good Corporate Governance, Teori

dan Implementasi. Jakarta: Saleba

Empat.

[5] Estrini, Dwi Hayu dan Herry Laksito.

2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Audit Delay (Studi

empiris pada Perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun 2009-

2011)”. Diponegoro Journal of

Accounting.http://ejournal-

sl.undip.ac.id/index.php/accounting.

Volume 2,

[6] Ghozali, Imam., 2001, Aplikasi Analisis

Multivariat: dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro,.

[7] Hair, J.F., Anderson,R.E., Tatham,R.L.

& Black,W.C. 1998. Multivariate Data

Analysis, 5th Edition, Prantice Hall

International,Inc.

[8] Mulyadi. 2002. Auditing Edisi 6 Buku

1. Jakarta: Salemba Empat.

[9] Yuvisa, E, Rohman, A, & Handayani,

S.2008.Pengaruh auditor atas klien

terhadap objektivitas auditor dengan

auditor tenure, client importance dan

client image sebagai variabel

anteseden. Simposium Nasionl XI

[10] Kurniasih, Margi dan Abdul Rohman.

“Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure,

dan Rotasi Audit terhadap Kualitas

Audit”, Diponegoro Journal of

Accounting, Vol.03 No.3, hal. 1-10,

Semarang, 2014.

[11] Nuratama, I Putu. 2011. Pengaruh

Tenur dan Reputasi Auditor Kantor

Akuntan Pubilik pada Kualitas Audit

dengan Komite Audit sebagai

Variabel Moderasi (Studi Kasus

Perusahaan Manufaktiur yang

Terdaftar di BEI tahun 2004-2009).

Universitas Udayana. Denpasar.

Thesis