ebi vol. 02, no. 01, 2020, pp. 27 - 39
TRANSCRIPT
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 27 - 39
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
27 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)
Vol. 2. No. 1 Mei 2020
PENGARUH DER, CURRENT RATIO, DAN ROA TERHADAP RETURN SAHAM
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Aan Kanivia
Universitas Catur Insan Cendekia Cirebon
e-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio, current ratio dan
return on asset terhadap return saham pada perusahaan manufaktur sub sektor food &
beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Metode penelitian
yang digunakan adalah asosiatif dengan pemilihan sampel menggunakan metode
purposive sampling sebanyak 40 data perusahaan manufaktur sub sektor food & beverage.
Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan dari masing-masing perusahaan
sampel yang dipublikasikan melalui situs www.idx.co.id. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS versi 23, namun sebelum
menggunakan regresi berganda terlebih dahulu harus melakukan uji asumsi klasik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa debt to equity ratio dan current ratio berpengaruh terhadap
return saham, sedangkan return on asset tidak berpengaruh terhadap return saham.
Kata Kunci: return saham, debt to equity ratio, current ratio, return on asset
Abstract
This research aims to examine the effect of debt to equity ratio, current ratio and return on
asset on stock return at companies manufacture sub-sector food & beverage listed on
Indonesia Stock Exchange in 2013-2016. Research method which used is associative with
the sample selections use purposive sampling and result 40 sample data companies
manufacture sub-sector food & beverage. The data used are the annual report of the sample
companies are published on www.idx.co.id. The research use linear multiple regression
using SPSS version 23, but before using a multiple regression must first test the classic
assumption. The result show that debt to equity ratio and current ratio have effect on stock
returns, but return on asset has no effect on stock returns.
Key words: stock return, debt to equity ratio, current ratio, return on asset
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 27-39
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
Aan Kanivia | 28
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Suatu negara yang perekonomian
nya berkembang dapat diukur dengan
bermacam cara, salah satunya adalah dengan
melihat tingkat perkembangan dunia pasar
modal dan sekuritas yang ada pada negara
tersebut. Pasar modal merupakan tempat untuk
bertemunya antara pihak yang membutuhkan
dana dengan pihak yang kelebihan dana.
Peminjam modal merupakan pihak yang
membutuhkan dana. Sedangkan penanam
modal (investor) merupakan pihak yang
kelebihan dana.
Investor yang memiliki kelebihan
dana dalam berinvestasi pada pasar modal
merupakan alasan yang tepat karena espektasi
investor dalam berinvestasi adalah untuk
memperoleh pengembalian atau return. Return
merupakan tingkat pengembalian yang dapat
dinikmati oleh pemodal atas investasi yang
telah dilakukannya. Return dalam setiap
perusahaan memiliki tingkat pengembalian
yang berbeda-beda. Investor akan tertarik pada
tingkat keuntungan atau return yang tinggi
dalam melakukan investasi dan dengan risiko
yang rendah.
Investor menggunakan berbagai
macam aset keuangan dalam berinvestasi, salah
satu aset keuangan yang digunakan adalah
saham. Saham merupakan surat berharga yang
diterbitkan dalam pasar modal. Saham di era
globalisasi ini sangat populer dikalangan
masyarakat. Ketika investor membeli saham
suatu perusahaan berarti investor tersebut telah
memiliki kekayaan perusahaan tersebut dan
memiliki hak untuk mendapatkan
kekayaannya.
Seorang investor dalam melakukan
investasi adalah bertujuan untuk
memaksimalkan return dan dengan
mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi.
Berbagai cara dilakukan oleh investor agar bisa
mendapatkan return yang sesuai, salah satu
cara yang dilakukan adalah dengan melakukan
analisis sendiri pada perilaku perdagangan
suatu saham, ataupun dengan menggunakan
sarana yang sudah disediakan dari analisis di
pasar modal. Seperti hal nya menggunakan
teknik analisis fundamental untuk menilai
kinerja perusahaan. Dengan menggunakan
teknik tersebut dapat mempermudah investor
untuk mendapatkan informasi dari laporan
keuangan terutama dalam mengestimasi harga
saham dan return suatu perusahaan. Return
saham merupakan imbal hasil yang diperoleh
dari investasi yang dilakukan oleh investor
dalam aset keuangan berupa saham. Return
dapat berupa return realisasian yaitu return
yang sudah terjadi dan return ekspektasian
yaitu return yang belum terjadi tetapi
diharapkan akan terjadi dimasa yang akan
datang. Ketertarikan setiap investor dalam
membeli saham dinilai dapat memberikan
return yang tinggi, dengan return yang tinggi
akan dapat memberikan keuntungan bagi
investor. Keuntungan yang didapat dapat
berupa kas sehingga dapat diuangkan, seperti
dividen saham yaitu bisa dikonversi menjadi
uang kas dengan menjual saham yang diterima.
Debt to equity ratio merupakan
rasio yang digunakan perusahaan untuk
mengetahui perbandingan antara total utang
dengan modal yang dimiliki. Rasio ini berguna
untuk mengetahui sejauh mana aktiva
perusahaan yang dibiayai dari utang. Debt to
equity ratio yang tinggi mencerminkan tingkat
penggunaan hutang yang tinggi, sehingga
perusahaan cenderung mengalami masalah
kesulitan keuangan. Kondisi ini tentu saja akan
memberikan informasi yang buruk di kalangan
investor, permintaan saham dari investor pun
akan mengalami penurunan sehingga akan
berdampak pada harga saham yang semakin
rendah. Harga saham yang rendah akan
berimbas pada return saham yang juga
mengalami penurunan. Namun sebaliknya,
semakin rendah debt to equity ratio suatu
perusahaan mencerminkan tingkat utang yang
dihadapi perusahaan semakin rendah. Hal ini
memberikan signal positif bagi para investor
untuk memiliki saham perusahaan tersebut,
tentunya dapat meningkatkan harga saham.
Harga saham yang meningkat akan
berpengaruh terhadap return saham yang
mengalami peningkatan.
Current ratio adalah rasio yang
digunakan perusahaan untuk mengukur sejauh
mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo
kurang dari satu tahun dengan menggunakan
aktiva lancar. Rasio ini sangat penting bagi
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 27 - 39
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
29 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)
Vol. 2. No. 1 Mei 2020
perusahaan karena jika perusahaan tidak
mampu memenuhi kewajiban jangka
pendeknya perusahaan tersebut akan
mengalami kesulitan keuangan. Oleh karena
itu, semakin besar current ratio yang dimiliki
perusahaan menunjukkan semakin besarnya
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan operasional nya termasuk modal
kerja yang sangat penting untuk menjaga
performance kinerja perusahaan yang akhirnya
mempengaruhi harga saham. Hal ini dapat
memberikan keyakinan kepada investor untuk
memiliki saham perusahaan sehingga dapat
meningkatkan harga saham yang akhirnya
dapat memberikan tingkat pengembalian
(return).
Return on asset merupakan rasio
yang digunakan perusahaan untuk mengukur
sejauh mana kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat
aset tertentu. Return on asset sering
diterjemahkan sebagai rentabilitas ekonomi
yaitu mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu.
Analisis ini kemudian bisa diproyeksikan ke
masa depan untuk melihat kemampuan
perusahaan menghasilkan laba pada masa
mendatang. Semakin baik return on asset suatu
perusahaan maka semakin baik perusahaan
dalam menggambarkan kemampuan tingginya
perolehan keuntungan perusahaan. Hal ini
dapat meningkatkan kepercayaan investor
untuk menanamkan saham pada perusahaan
tersebut sehingga dapat meningkatkan harga
saham. Harga saham yang meningkat akan
mempengaruhi tingkat pengembalian (return).
Informasi banyak dibutuhkan oleh
investor dalam dalam memutuskan untuk
berinvestasi, misalnya informasi yang berasal
dari perusahaan seperti pertumbuhan aset, debt
to equity ratio, current ratio, return on asset,
ukuran perusahaan dan informasi lainnya,
karena kondisi perekonomian yang
berkembang akan berdampak pada semakin
berkembangnya aktivitas dipasar modal,
sedangkan perekonomian yang lemah akan
berdampak pada semakin melemahnya
aktivitas dipasar modal, sehingga nantinya akan
mempengaruhi besarnya kecilnya return yang
akan diterima oleh investor. Faktor-faktor
tersebut dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk para investor dalam
pengambilan keputusan investasi mendatang
karena berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya, faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi return saham.
Fenomena yang terjadi dan
merugikan dialami perusahaan dimana
perekonomian dunia dihadapkan pada
runtuhnya stabilitas global yang merupakan
satu babak baru yang berimbas pada krisis
keuangan. Imbas krisis keuangan tersebut
melanda perusahaan-perusahaan di Bursa Efek
Indonesia salah satu diantaranya adalah pada
perusahaan food & beverage. Investor merasa
terancam dengan kondisi tersebut sehingga
melakukan aksi jual beli besar-besaran yang
mengakibatkan harga saham mengalami
penurunan. Penurunan harga saham tersebut
mengakibatkan return saham yang diperoleh
investor juga mengalami penurunan.
Perusahaan food & beverage
digunakan dalam penelitian ini, saham
kelompok perusahaan tersebut banyak mencuri
minat investor karena perusahaan food &
beverage merupakan salah satu perusahaan
yang mampu bertahan saat terjadi krisis karena
produk dari perusahaan tersebut tetap menjadi
kebutuhan utama. Baik dalam keadaan kritis
ataupun tidak, produk perusahaan food &
beverage tetap dibutuhkan oleh masyarakat saat
ini. Alasan itulah yang membuat perusahaan
food & beverage tidak akan pernah mati.
Perkembangan return saham pada
perusahaan sektor manufaktur sub sektor food
& beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama 4 tahun terakhir mengalami
fluktuasi. Adapun fenomena yang terjadi pada
perusahaan manufaktur sub sektor food &
beverage yang cenderung mengalami
penurunan return yang diasumsikan telah
terjadi penurunan harga saham yaitu harga
saham tahun terkait lebih rendah dari harga
saham tahun sebelumnya pada perusahaan
tersebut.
Peneliti memilih satu perusahaan
agar lebih terfokus, sehingga menghasilkan
hasil yang lebih akurat. Berdasarkan catatan
laporan keuangan perusahaan food & beverage
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, salah
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 27-39
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
Aan Kanivia | 30
satunya adalah PT. Delta Djakarta Tbk
mencatat bahwa harga saham pada tahun 2015
sebesar Rp 5.200 dan harga saham tahun 2016
sebesar Rp 5.000. Terjadi penurunan harga
saham sebesar Rp 200 atau dengan presentase
sebesar 3,85%. Return saham PT. Delta
Djakarta Tbk pada tahun 2015 sebesar -0,99
dan pada tahun 2016 sebesar -0,04. Terjadi
penurunan return saham sebesar 0,95 atau
dengan presentase sebesar 95,96%. Return
saham yang menurun mengindikasikan bahwa
kinerja perusahaan tersebut mengalami
penurunan atau kurang baik. Idealnya return
saham suatu perusahaan harus stabil atau
meningkat, dengan return yang meningkat
maka dapat menarik minat investor untuk
berinvestasi pada perusahaan tersebut.
Pada PT. Delta Djakarta Tbk
mencatat bahwa total utang pada tahun 2015
sebesar Rp 188.700.435.000 dan pada tahun
2016 sebesar Rp 185.422.642.000. Terjadi
penurunan total utang sebesar Rp
3.277.793.000 atau dengan presentase sebesar
1,74%. Sedangkan total ekuitas pada tahun
2015 sebesar Rp 849.621.481.000 dan pada
tahun 2016 sebesar Rp 1.012.374.008.000.
Terjadi kenaikan total ekuitas sebesar Rp
162.752.527.000 atau dengan presentase
sebesar 19,16%. Debt to equity ratio PT. Delta
Djakarta Tbk pada tahun 2015 sebesar 0,22 dan
pada tahun 2016 sebesar 0,18. Terjadi
penurunan debt to equity ratio sebesar 0,04 atau
dengan presentase sebesar 18,18%. Debt to
equity ratio yang mengalami penurunan
mencerminkan utang perusahaan semakin
kecil, hal ini akan memberikan kepercayaan
kepada investor untuk menanamkan saham nya
pada perusahaan tersebut sehingga return
saham akan mengalami peningkatan.
Laba bersih PT. Delta Djakarta Tbk
pada tahun 2015 sebesar Rp 192.045.199.000
dan pada tahun 2016 sebesar Rp
254.509.268.000. Terjadi kenaikan laba bersih
sebesar Rp 62.464.069.000 atau dengan
presentase sebesar 32,53%. Sedangkan total
aset pada tahun 2015 sebesar Rp
1.038.321.916.000 dan pada tahun 2016 sebesar
Rp 1.197.796.650.000. Terjadi kenaikan total
aset sebesar Rp 159.474.734.000 atau dengan
presentase sebesar 15,36%. Return on asset PT.
Delta Djakarta Tbk pada tahun 2015 sebesar
0,18 dan pada tahun 2016 sebesar 0,21. Terjadi
kenaikan return on asset sebesar 0,03 atau
dengan presentase sebesar 16,67%. Return on
asset yang meningkat mencerminkan bahwa
semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba dengan tingkat aset yang
digunakan. Hal seperti ini dapat memberikan
dampak positif bagi investor, karena dengan
semakin tinggi laba perusahaan maka semakin
tinggi pula harga saham dan return perusahaan
tersebut.
Berbagai penelitian terdahulu yang
mengkaji tentang return saham telah banyak
dilakukan namun terdapat hasil yang berbeda-
beda. Penelitian yang dilakukan oleh Gunadi
dan Kesuma (2015) menunjukkan adanya
pengaruh antara debt to equity ratio dengan
return saham. Berbanding terbalik dengan
penelitian yang dilakukan oleh Verawaty dkk
(2015), Candradewi (2016), Puspitadewi dan
Rahyuda (2016), Sugiarti dkk (2015)
menunjukkan tidak adanya pengaruh antara
debt to equity ratio dengan return saham.
Adanya perbedaan hasil pada
penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti dkk
(2015) menunjukkan adanya pengaruh antara
current ratio dengan return saham. Hal ini
berbanding terbalik dengan penelitian yang
dilakukan oleh Candradewi (2016) tidak
menunjukkan adanya pengaruh antara current
ratio dengan return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh
Puspitadewi & Rahyuda (2016), dan Gunadi
dan Kesuma (2015) menunjukkan adanya
pengaruh antara return on asset dengan return
saham. Berbanding terbalik dengan penelitian
Risdiyanto & Suhermin (2016) menunjukkan
tidak adanya pengaruh antara return on asset
terhadap return saham.
Penelitian ini memodifikasi
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
terdahulu dengan variabel independen debt to
equity ratio, current ratio dan return on asset
yang diambil dari peneliti Gunadi dan Kesuma
(2015), Verawaty dkk (2015), Candradewi
(2016), Puspitadewi dan Rahyuda (2016),
Sugiarti dkk (2015), dan Risdiyanto &
Suhermin (2016). Variabel independen diatas
yang dilakukan penelitian terdahulu, dari
masing-masing peneliti memperoleh hasil yang
tidak konsisten sehingga peneliti tertarik untuk
meneliti ketiga variabel independen tersebut.
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 27 - 39
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
31 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)
Vol. 2. No. 1 Mei 2020
Untuk itu, peneliti mengambil judul “Pengaruh
Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Return
On Asset terhadap Return Saham pada
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Food &
Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013- 2016”
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Signalling Theory
Ross (1977), mengembangkan model
dimana struktur modal (penggunaan utang)
merupakan signal yang disampaikan oleh
manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai
keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan
karenanya ingin agar harga saham meningkat,
ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke
investor (Hanafi, 2015:316). Teori signalling
menjelaskan pihak manajemen perusahaan
memiliki informasi yang baik mengenai
kondisi perusahaan, sehingga berdampak pada
meningkatnya permintaan investor yang
menyebabkan saham perusahaan meningkat.
Adanya teori signalling memberikan
sinyal yang positif bagi investor dimana
perusahaan yang memberikan informasi yang
baik akan berbeda dengan perusahaan yang
tidak memberikan informasi yang baik tentang
perusahaan. Pihak manajemen perusahaan
pada umumnya akan termotivasi untuk
menyampaikan informasi yang baik mengenai
perusahaannya ke publik. Dengan adanya
penyampaian tersebut merupakan sinyal yang
positif untuk harga saham perusahaan menjadi
naik, sehingga nilai perusahaan juga
meningkat.
Oleh karena itu manajer harus
menginformasikan keadaan perusahaan
melalui laporan keuangan sebagai signal
kepada investor secara transparan agar bisa
menghindari terjadinya asimetri informasi
tersebut. Dengan informasi yang ada pada
laporan keuangan, membuat investor
mengetahui kinerja suatu perusahaan. Kinerja
perusahaan yang baik akan memberikan signal
yang positif untuk investor sehingga dapat
meningkatkan kepercayaannya pula
yang akan berdampak pada harga saham
perusahaan yang tinggi dan return saham yang
tinggi.
2.2. Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh
dari investasi. Return dapat berupa return
realisasian atau return ekspektasian yang belum
terjadi tetapi yang diharapkan dapat terjadi di
masa mendatang (Hartono, 2016:263). Adapun
rumus return saham adalah sebagai berikut:
Sumber: Hartono (2016)
2.3. Debt Equity Ratio
Menurut Husnan (2013:561) Rasio ini
menunjukkan perbandingan antara hutang
dengan modal sendiri Adapun rumus debt to
equity ratio adalah sebagai berikut:
Sumber: Husnan (2013)
2.4. Current Ratio
Current ratio mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya
dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva
yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu
tahun atau satu siklus bisnis) (Hanafi dan Halim,
2016:75). Adapun rumus current ratio adalah
sebagai berikut:
Sumber: Husnan (2013)
2.5. Return on Assets
Return on Assets mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA
sering juga disebut sebagai ROI (Hanafi,
2015:42).
Sumber: Hanafi (2015)
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 27-39
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
Aan Kanivia | 32
2.6 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.6.1. Pengaruh Debt to Equity Ratio
Perusahaan dengan debt to equity ratio
rendah menunjukkan utang yang dimiliki
perusahaan tersebut rendah, sehingga semakin
rendah pula resiko gagal bayar atau kesulitan
keuangan yang akan dihadapi. Sehingga
memberi sinyal yang positif bagi investor
untuk menanamkan sahamnya pada
perusahaan tersebut yang menyebabkan harga
saham meningkat dan berpengaruh terhadap
return saham yang juga mengalami
peningkatan.
H1: Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap
Return Saham.
2.6.2. Pengaruh Current Ratio terhadap
Return Saham
Current ratio sangat penting karena jika
perusahaan tidak mampu dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya akan
mengakibatkan perusahaan tersebut
mengalami kesulitan keuangan. Sehinga
semakin besar current ratio yang dimiliki
menunjukkan besarnya kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
opersionalnya terutama modal kerja yang
sangat penting untuk menjaga performance
kinerja perusahaan yang akhirnya
mempengaruhi performance harga saham. Hal
ini dapat memberikan keyakinan kepada
investor maupun calon investor untuk memiliki
saham perusahaan tersebut sehingga dapat
meningkatkan return saham.
H2: Current Ratio berpengaruh terhadap
Return Saham.
2.6.3. Pengaruh Return On Asset terhadap
Return Saham
Perusahaan yang memiliki return on
asset tinggi maka semakin baik perusahaan
dalam mengelola asset untuk menghasilkan
laba sehingga harga sahamnya akan
mengalami kenaikan sehingga memiliki
jumlah kas yang besar. Harga saham yang
meingkat akan berimbas pada return saham
yang juga mengalami peningkatan.
H3: Return On Asset berpengaruh terhadap
Return Saham
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
3. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian
kuantitatif karena bertujuan untuk menguji
hipotesis yang sudah ditetapkan dan hasilnya
dapat memberikan hubungan fundamental antara
pengamatan yang dilakukan dan hasil matematis
dari hubungan kuantitatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penelitian asosiatif yang pada
dasarnya untuk mengetahui pengaruh ataupun
hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode
penelitian asosiatif merupakan metode penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,
2012:11).
Tabel 1. Operasionalisasi Variabel
Sumber: Hanafi (2015), Husnan (2015), dan
Hartono (2016)
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 27 - 39
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
33 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)
Vol. 2. No. 1 Mei 2020
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur sub sekor
food & beverage yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2013-2016.
Jumlah populasi dalam penelitian ini
sebanyak 14 perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode
2013-2016.
Metode pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling.
Adapun kriteria yang digunakan untuk
menarik sampel sebagai berikut:
1. Perusahaan food & beverage yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode pengamatan 2013-
2016.
2. Perusahaan tersebut
mempublikasikan laporan keuangan
dan laporan keuangan tahunan per 31
Desember 2013 sampai dengan 2016.
3. Perusahaan tersebut mengalami laba
selama periode pengamatan 2013-
2016.
Berdasarkan kriteria pengambilan
sampel, maka perusahaan yang
memenuhi kriteria dalam penelitian ini
berjumlah 10 perusahaan. Penelitian ini
menggunakan 4 tahun pengamatan yaitu
periode 2013-2016, sehingga jumlah
seluruh sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah 40 sampel.
Berikut ini adalah sampel perusahaan
yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 2. Perusahaan Sampel
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder
yang berupa laporan keuangan tahunan yaitu
neraca dan laporan laba rugi perusahaan
manufaktur sub sektor food & beverage yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016. Data penelitian diperoleh dari situs resmi
www.idx.co.id. Pengumpulan data yang
digunakan untuk mendapatkan data yang
diiginkan adalah metode dokumentasi dan studi
pustaka.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut hasil analisis data yang telah
dilakukan pada data-data hasil penelitian yang
diperoleh dari laporan keuangan tahunan
perusahaan manufaktur sub sektor food &
beverage pada periode 2013-2016:
Tabel 3. Statistik Deskriptif
*Sumber: hasil output SPSS 23
4.1. Uji Asumsi Klasik
4.1.1. Uji Normalitas
Tabel 4. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: hasil output SPSS 23
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 27-39
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
Aan Kanivia | 34
Berdasarkan hasil pengujian tabel 4.6
dapat dilihat hasil uji Kolmogorov-Smirnov
didapatkan nilai sebesar 0,056 dengan asymp Sig
(2 tailed) 0,056 > 0,05 karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi secara normal.
4.1.2. Uji Multikolinieritas
Tabel 5. Hasil Uji TOL dan VIF
Hasil pengujian data yang disajikan pada
tabel 4.7 menunjukkan bahwa Varian Inflation
Factor (VIF) pada masing-masing variabel
independen tidak ada satupun yang memiliki
nilai VIF ≥ 10. Nilai VIF Debt to Equity Ratio
(X1) sebesar 2,036, Current Ratio (X2) sebesar
2,056, Return On Asset (X3) sebesar 1,018 dan
nilai tolerance Debt to Equity Ratio (X1) sebesar
0,491, Current Ratio (X2) sebesar 0,486, Return
On Asset (X3) sebesar 0,983. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat adanya
multikolinearitas diantara variabel-variabel
independen dalam penelitian ini.
4.1.3. Uji Autokorelasi
Tabel 6. Hasil Uji Durbin-Watson
Sumber: hasil output SPSS 23
Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada
tabel 4.8 diatas didapat nilai dengan nilai
Durbin-Watson yang dihasilkan sebesar 2,039
dengan signifikasi 0,05 dan jumlah sampel 40 (n)
dan jumlah variabel independen 3 (k=3), maka
pada tabel DW akan didapatkan nilai batas
bawah (dL) 1,3384 dan nilai batas atas (dU)
sebesar 1,6589 sehingga dapat disimpulkan
bahwa nilai DW terletak pada dU < DW < 4 -
dU, yaitu 1,6589 < 2,039 < 2,3039 (4-1,6589)
artinya tidak ada autokorelasi positif atau negatif
sehingga dapat dsimpulkan tidak terdapat
autokorelasi dalam model regresi.
4.1.4. Uji Heterokedastisitas
Tabel 7. Hasil Uji Glejser
Sumber: hasil output SPSS 23
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.9
menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari setiap
variabel independen lebih besar dari 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas.
4.2. Analisis Regresi Berganda
Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Berganda
Sumber: hasil output SPSS 23
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda
yang di sajikan pada tabel 4.10 maka diperoleh
persamaan regresi linear sebagai berikut :
RS = 1,266 - 0,724 DER – 0,209 CR
+ 0,404 ROA + e
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 27 - 39
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
35 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)
Vol. 2. No. 1 Mei 2020
4.3. Hasil Pengujian Hipotesis
4.3.1. Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji T)
Dilihat dari signifikansi, nilai yang
diperoleh debt to equity ratio adalah 0,008, nilai
yang diperoleh current ratio adalah 0,034 dan
nilai yang diperoleh return on asset adalah 0,618.
Jadi dapat disimpulkan tingkat signifikansi yang
lebih kecil dari standar yang digunakan yakni 5%
adalah debt to equity ratio dan current ratio.
4.4. Pembahasan
4.4.1. Pengaruh Debt to Equity Ratio
terhadap Return Saham
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.11,
dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Equity
Ratio memiliki nilai p- value (sig.t) 0,008 < 0,05
dan nilai thitung < ttabel yaitu -2,823 < 2,028,
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima artinya
terdapat pengaruh antara Debt to Equity Ratio
terhadap Return Saham. Dari hasil perhitungan
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Debt to
Equity Ratio berpengaruh terhadap Return
Saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Gunadi dan Kesuma (2015) yang menunjukkan
bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap
return saham. Namun, hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Verawaty dkk (2015),
Candradewi (2016), Puspitadewi dan Rahyuda
(2016), Sugiarti dkk (2015) menunjukkan tidak
adanya pengaruh antara debt to equity ratio
dengan return saham.
Teori signalling menjelaskan bahwa
perusahaan harus memberikan informasi yang
lebih baik mengenai kinerja perusahaan kepada
investor maupun calon investor dengan melihat
bagian pendapatan perusahaan untuk
pengambilan keputusan. Perusahaan harus
mencerminkan bahwa kinerja perusahaan
tersebut baik sehingga memberikan sinyal yang
positif bagi investor atas keberlangsungan hidup
perusahaan.
Return memiliki beberapa permasalahan di
dalam dunia usaha, terutama permasalahan
mengenai resiko terhadap pengembalian modal
yang nantinya akan didapatkan oleh para investor
atas investasi yang dilakukannya. Perusahaan
dengan prospek yang kurang menguntungkan
akan cenderung menjual sahamnya, dan untuk
mengetahui efektifitas perusahaan dalam bisnis
yang dikelolanya bisa digunakan beberapa rasio,
salah satunya adalah Debt to Equity Ratio.
Debt to equity ratio merupakan rasio yang
digunakan perusahaan untuk menilai utang
dengan ekuitas yang dimiliki. Utang merupakan
suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh suatu
perusahaan dengan memberi jasa atau aset
sebagai akibat dari transaksi masa lalu. Jadi
semakin kecil transaksi masa lalu yang dilakukan
maka semakin kecil pula kewajiban yang harus
dipenuhi dimasa depan, maka dapat diasumsikan
bahwa suatu perusahaan dengan utang yang
rendah mencerminkan perusahaan tersebut
memiliki prospek yang cukup baik.
Debt to equity ratio dengan kata lain
diasumsikan sebagai rasio yang menggambarkan
kondisi utang dengan modal perusahaan itu
sendiri. Beberapa investor cenderung
menghindari nilai debt to equity ratio yang terlalu
tinggi karena investor berfikir dengan tingginya
nilai tersebut mencerminkan bahwa semakin
tingkat utang perusahaan tersebut sehingga
meningkatkan resiko yang akan diterima investor
sebagai akibat dari beban bunga hutang yang
ditanggung oleh perusahaan. Jadi investor
cenderung tertarik dengan nilai debt to equity
perusahaan yang rendah, karena semakin rendah
nilai debt to equity perusahaan maka semakin
rendah utang yang dihadapi perusahaan dan
kesulitan keuangan yang akan dihadapi pun
semakin menurun. Maka dapat disimpulkan
bahwa penurunan nilai debt to equity ratio
berpengaruh terhadap return saham suatu
perusahaan.
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 27-39
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
Aan Kanivia | 36
4.4.2. Pengaruh Current Ratio terhadap
Return Saham
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.11
dilihat dari nilai signifikansi, nilai yang diperoleh
current ratio adalah 0,034. Jadi dapat
disimpulkan bahwa current ratio memiliki nilai
p-value (sig.t) 0,034 < 0,05 dan nilai thitung < ttabel
yaitu -2,207 < 2,028, sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima artinya terdapat pengaruh antara current
ratio terhadap return saham. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Sugiarti dkk (2015) yang
menyatakan bahwa current ratio berpengaruh
terhadap return saham. Namun, hasil penelitian
ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Candradewi (2016) tidak
menunjukkan adanya pengaruh antara current
ratio dengan return saham. Berdasarkan teori
signalling bahwa perusahaan harus
menyampaikan kondisi perusahaan kepada pihak
eksternal yaitu dengan mempublikasikan
informasi laporan keuangan sebagai sinyal,
karena melalui laporan keuangan investor
maupun calon investor mampu dalam
memprediksi perusahaan tersebut apakah mampu
atau tidak dalam memenuhi hutang jangka
pendeknya dengan melihat bagian aktiva lancar
yang dimilikinya. Sehingga perusahaan harus
mencerminkan bahwa kinerja perusahaan
tersebut baik sehingga dapat memberikan sinyal
yang positif.
Hasil ini penelitian menunjukkan bahwa
perusahaan yang memiliki nilai current ratio
yang tinggi dapat menghasilkan return saham
yang tinggi. Perusahaan dengan current ratio
yang semakin tinggi disebabkan karena
rendahnya kewajiban lancar dengan tingginya
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Nilai
current ratio yang tinggi mencerminkan bahwa
perusahaan mampu melunasi kewajiban
lancarnya dengan aktiva lancar yang tersedia
pada perusahaan sehingga perusahaan dapat
memberikan return, baik berupa dividend
maupun capital gain kepada para investor.
Current ratio merupakan rasio yang
digunakan perusahaan untuk mengukur sejauh
mana kemmpuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dalam jangka waktu
satu tahun. Aktiva lancar terdiri dari kas, pitang
dagang, surat berharga dan persediaan.
Tingginya current ratio juga dapat terjadi karena
perusahaan terlalu banyak memiliki persediaan,
sehingga persediaan terjual dengan harga jual
yang biasanya harga jual tersebut lebih besar
dibandingkan dengan harga perolehan. Jadi
semakin besar current ratio yang dimiliki
perusahaan mencerminkan bahwa semakin besar
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan opersionalnya. Maka dapat
disimpulkan bahwa current ratio berpengaruh
terhadap return saham perusahaan.
4.4.3. Pengaruh Return on Assets terhadap
Return Saham
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.11
dilihat dari nilai signifikansi, nilai yang diperoleh
return on asset adalah 0,618. Jadi dapat
disimpulkan bahwa return on asset memiliki
nilai p-value (sig.t) 0,618 > 0,05 dan nilai thitung <
ttabel yaitu 0,503 < 2,028, H0 diterima dan Ha
ditolak artinya tidak terdapat pengaruh antara
return on asset terhadap return saham.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Risdiyanto & Suhermin (2016)
yang menunjukkan tidak adanya pengaruh antara
return on asset terhadap return saham. Namun,
hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Puspitadewi &
Rahyuda (2016) menunjukkan adanya pengaruh
antara return on asset terhadap return saham.
Teori signalling menjelaskan bahwa ketika
perusahaan memiliki informasi yang baik
mengenai perusahaan, maka perusahaan akan
menyampaikannya kepada calon investor agar
saham perusahaan meningkat. Sehingga
perusahaan harus mengelola kinerja perusahaan
dengan baik yang dapat memberikan sinyal
positif dan dapat meningkatkan minat para
investor untuk membeli saham sehingga harga
saham meningkat dan return saham juga
mengalami peningkatan.
Hasil penelitian ini mengindikasikan
bahwa kondisi pasar tidak stabil yang
menyebabkan penjualan mengalami penurunan
secara drastis dan berdampak pada menurunnya
pendapatan laba. Sedangkan penggunaan aktiva
semakin meningkat sehingga menyebabkan
return on asset menjadi tidak berpengaruh
terhadap return saham.
Return on asset merupakan ukuran
mengenai efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi
nilai return on asset perusahaan maka dianggap
semakin baik kinerja perusahaan tersebut dan
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 27 - 39
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
37 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)
Vol. 2. No. 1 Mei 2020
begitupun sebaliknya. Tingginya return on asset
mencerminkan perusahaan mampu
menghasilkan laba yang tinggi dan berdampak
pada harga saham yang meningkat. Hal ini akan
berakibat pula pada peningkatan return saham
yang diterima oleh investor. Maka dapat
disimpulkan bahwa return on asset tidak
berpengaruh terhadap return saham perusahaan.
5. KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis bagaimana pengaruh Debt to
Equity Ratio, Current Ratio dan Return On Asset
terhadap Return Saham pada perusahaan
manufaktur sub sektor food & beverage periode
2013-2016, didapatkan berbagai hasil sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
secara parsial Debt to Equity Ratio
berpengaruh terhadap Return Saham.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
secara parsial Current Ratio berpengaruh
terhadap Return Saham.
3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
secara parsial Return On Asset tidak
berpengaruh terhadap Return Saham.
5.1. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan,
dan kesimpulan yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka peneliti memberikan
implikasi teoritis dan praktis, yaitu:
5.1.1. Implikasi Teoritis
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan serta memberikan
bukti empiris mengenai pengaruh Debt to Equity
Ratio, Current Ratio dan Return On Asset
terhadap Return Saham.
2. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan mengenai Debt to Equity
Ratio, Current Ratio, Return On Asset dan Return
Saham serta dapat dijadikan sebagai bahan
refrensi untuk mengadakan penelitian selanjutnya
dalam lingkup yang luas lagi dengan
menggunakan variabel lain sehingga didapat
hasil yang lebih baik lagi.
5.1.2. Implikasi Praktis
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai referensi dan masukan bagi
perusahaan dalam penentuan return saham untuk
para investor agar memberi return yang lebih
tinggi. Karena dengan tingginya nilai return
saham maka akan berdampak positif bagi calon
investor serta memiliki keberlangsungan usaha
yang baik bagi perusahaan tersebut.
2. Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
sumbangan pemikiran yang lebih bermanfaat lagi
untuk pengambilan keputusan investasi yang
dilakukan oleh para investor pada saham
perusahaan manufaktur sub sektor food &
beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016 dengan melihat beberapa
faktor yang dapat digunakan untuk menganalisis
return saham.
5.1.3. KETERBATASAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini tidak terlepas dari
keterbatasan-keterbatasan antara lain:
1. Sampel yang digunakan hanya perusahaan
manufaktur sub sektor food & beverage
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
saja, sehingga tidak mewakili seluruh
perusahaan yang ada di Indonesia.
2. Periode pada penelitian ini tergolong
pendek hanya 4 tahun yaitu tahun 2013-
2016, sehingga menyebabkan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini terbatas.
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini hanya tiga variabel yaitu Debt to Equity
Ratio (DER), Current Ratio (CR) dan
Return On Asset (ROA). Sehingga tidak
dapat menjelaskan faktor-faktor lain yang
berpotensi mempengaruhi Return Saham.
5.1.4. SARAN PENELITIAN
Dari keterbatasan-keterbatasan tersebut
maka peneliti belum memberikan hasil yang
maksimal sehingga demi perbaikan dan
pengembangan bagi pihak yang akan melakukan
penelitian kembali return saham, peneliti
memberikan beberapa saran antara lain:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan
menggunakan sampel perusahaan yang
lebih banyak yang terdaftar di Bursa Efek
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 27-39
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
Aan Kanivia | 38
Indonesia.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan
menggunakan tahun penelitin yang lebih
panjang.
3. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk
menambah atau memperbanyak jumlah
variabel lainnya seperti Return On Equity
(ROE), Price Earning Ratio (PER),
Dividend Payout Ratio (DPR), Suku Bunga
Deposito, Return Pasar dan lain sebagainya
yang berpotensi mempengaruhi Return
Saham.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel dalam Jurnal (Jurnal Primer)
[1] Candradewi, Made Reina. (2016). Pengaruh
Kinerja Keuangan terhadap Return Saham
pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek
Indonesia: Analisis Regresi Data Panel. E-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas
Udayana. Bali.
[2] Gunandi, Gd Gilang dan I Ketut Wijaya
Kesuma. (2015). Pengaruh ROA, DER, EPS
terhadap Return Saham Perusahaan Food
and Beverage yang Terdaftar di BEI. E-
Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 6,
2015: 36-47.
[3] Puspitadewi, Cokorda II dan Henny
Rahyuda. (2016). Pengaruh DER, ROA,
Dan EVA terhadap Return Saham
Perusahaan Food & Beverage di BEI. E-
Jurnal Manajemen Unud, Vol.5, No. 3,
2016: 29-56.
[4] Radoni, Ahmad dan Herni Ali. (2010).
Manajemen Keuangan. Alafabeta:
Bandung.
[5] Risdiyanto dan Suhermin. (2016). Pengaruh
ROI, EPS dan PER terhadap Return Saham
pada Perusahaan Farmasi. Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia Surabaya. Vol. 5, No. 7,
Juli 2016.
[6] Sugiarti, Surachman dan Siti Aijsah. (2015).
Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan
terhadap Return Saham (Studi pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Aplikasi Manajemen.
Universitas Brawijaya. Malang.
[7] Verawaty, Ade, Kemala Jaya dan Tita
Mandela. (2015). Pengaruh Kinerja
Keuangan terhadap Return Saham pada
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi, Vol.
11, No. 2, November 2015.
[8] Tyas, A.A.W.P. (2010). Pengaruh Rasio
Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas,
Leverage, dan Economic Value Added
terhadap Return Saham pada Saham Food
and Beverages di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal. Fakultas Ekonomi, Vol. 1, No. 2,
November 2010.
Buku
[9] Eugene, FB dan Houston, JF. (2010). Dasar-
dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11.
Salemba Empat: Jakarta.
[10] Fahmi, Irham. (2014). Analisis Kinerja
Keuangan. Alfabeta: Bandung.
[11] Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.
Edisi 8. Semarang: Universitas Diponegoro
ISBN 979.704.015.1.
[12] Hanafi, Mamduh. (2015). Manajemen
Keuangan. Edisi 1. BPFE-UGM:
Yogyakarta.
[13] Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. (2016).
Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kelima.
UPP STIM YKPN: Yogyakarta.
[14] Hartono, Jogiyanto. (2016). Teori Portofolio
dan Analisis Investasi. Edisi Kesepuluh.
BPFE-UGM: Yogyakarta.
[15] Husnan, Suad. (2013). Manajemen
Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Pendek). Edisi Keempat. BPFE-
UGM: Yogyakarta.
[16] Horne, James C. Van dan John, M.
Wachowiez. (2013). Prinsip- prinsip
Manajemen Keuangan. Salemba Empat:
Jakarta.
[17] Kasmir. (2015). Analisis Laporan
Keuangan. Edisi 7. Rajawali Pers: Jakarta.
[18] Soemarso, SR. (2004). Akuntansi Suatu
Pengantar. Edisi 5. Salemba Empat: Jakarta.
[19] Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta:
Bandung.
[20] Suharyadi dan Purwanto SK.
(2009). Statistika: Untuk Keuangan dan
Keuangan Modern. Edisi 2 Salemba Empat:
Jakarta.
[21] Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio
dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Kanisius: Yogyakarta.
[22] Sekaran, Uma. (2014). Metodologi
Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta:
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 27 - 39
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
39 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)
Vol. 2. No. 1 Mei 2020
Salemba Empat.
[23] Sudana, I Made. (2011). Manajemen
Keuangan Perusahaan Teori & Praktik.
Jakarta: Erlangga.
[24] Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
[25] Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio
dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Kanisius.