ebi vol. 02, no. 01, 2020, pp. 01-12

12
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12 ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/ 1 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI) Vol. 2. No. 1 Mei 2020 EFEKTIVITAS KREDIT USAHA RAKYAT DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH Dance Malelak 1 , Pius Bumi Kellen 2 , Piet De Rozari 2 1,2,3 Universitas Nusa Cendana Kupang e-mail: [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 Abstrak Efektivitas kredit UMKM memiliki nilai yang baik dengan pencapaian hasil outstanding yang meningkat setiap tahun serta outcome yang baik bagi masyarakat penerima dana KUR akan tetapi dengan hasil tersebut ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh BRI Unit Tarus yang bertanggungjawab terhadap kredit UMKM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Kredit Usaha Rakyat BRI Unit Tarus dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah Kelurahan Tarus. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data kepustakaan dengan mempelajari bahan atau literatur manajamen pemasaran, efektivitas, kredit usaha rakyat dan UMKM Kelurahan Tarus, karena ada hubungannya dengan masalah efektivitas kredit usaha rakyat BRI Unit Tarus dalam pengembangan UMKM Kelurahan Tarus, lapangan penelitian yang dilakukan dengan cara langsung ke BRI Unit Tarus dan Kelurahan Tarus, untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam menulis masalah efektivitas kredit usaha rakyat BRI Unit Tarus dalam pengembangan UMKM Kelurahan Tarus. Hasil penelitian diketahui bahwa Efektivitas kredit UMKM pada akhirnya memiliki nilai yang baik dengan pencapaian hasil outstanding yang meningkat terus setiap tahun serta outcome yang baik bagi masyarakat penerima dana KUR akan tetapi dengan hasil yang baik tersebut ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh BRI Unit Tarus yang bertanggungjawab terhadap kredit UMKM. Kata kunci: efektivitas, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Abstraks The effectiveness of MSME loans has a good value with the achievement of outstanding results that increase every year and good outcomes for the community receiving KUR funds, but with these results there are a number of notes that BRI Unit Tarus needs to pay attention to, which is responsible for MSME loans. This study aims to determine the effectiveness of BRI Unit Tarus People's Business Credit in the development of micro, small and medium enterprises in Tarus Village. The research used a qualitative descriptive method. With the literature data collection technique by studying marketing management materials or literature, effectiveness, people's business credit and Tarus Village UMKM, because it has something to do with the problem of the effectiveness of the people's business credit in the Tarus Unit in the development of SMEs in Tarus Village, the field of research is carried out directly to BRI Tarus Unit and Tarus Village, to collect the data needed in writing about the effectiveness of the BRI Tarus Unit people's business credit in the development of MSMEs in Tarus Village. The results of the study show that the effectiveness of MSME loans in the end has a good value with the achievement of outstanding results that continue to increase every year as well as good outcomes for the community receiving KUR funds, but with these good results there are several notes that need to be considered by the BRI Unit Tarus who is responsible to MSME credit. Key words: effectiveness, People's Business Credit (KUR), Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM).

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EBI Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/

1 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)

Vol. 2. No. 1 Mei 2020

EFEKTIVITAS KREDIT USAHA RAKYAT DALAM PENGEMBANGAN USAHA

MIKRO KECIL DAN MENENGAH

Dance Malelak1, Pius Bumi Kellen2, Piet De Rozari2

1,2,3 Universitas Nusa Cendana Kupang

e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Efektivitas kredit UMKM memiliki nilai yang baik dengan pencapaian hasil outstanding

yang meningkat setiap tahun serta outcome yang baik bagi masyarakat penerima dana

KUR akan tetapi dengan hasil tersebut ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh

BRI Unit Tarus yang bertanggungjawab terhadap kredit UMKM. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui Efektivitas Kredit Usaha Rakyat BRI Unit Tarus dalam pengembangan

usaha mikro kecil dan menengah Kelurahan Tarus. Penelitian menggunakan metode

deskriptif kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data kepustakaan dengan mempelajari

bahan atau literatur manajamen pemasaran, efektivitas, kredit usaha rakyat dan UMKM

Kelurahan Tarus, karena ada hubungannya dengan masalah efektivitas kredit usaha rakyat

BRI Unit Tarus dalam pengembangan UMKM Kelurahan Tarus, lapangan penelitian yang

dilakukan dengan cara langsung ke BRI Unit Tarus dan Kelurahan Tarus, untuk

mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam menulis masalah efektivitas kredit usaha

rakyat BRI Unit Tarus dalam pengembangan UMKM Kelurahan Tarus. Hasil penelitian

diketahui bahwa Efektivitas kredit UMKM pada akhirnya memiliki nilai yang baik dengan

pencapaian hasil outstanding yang meningkat terus setiap tahun serta outcome yang baik

bagi masyarakat penerima dana KUR akan tetapi dengan hasil yang baik tersebut ada

beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh BRI Unit Tarus yang bertanggungjawab

terhadap kredit UMKM.

Kata kunci: efektivitas, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM).

Abstraks

The effectiveness of MSME loans has a good value with the achievement of outstanding

results that increase every year and good outcomes for the community receiving KUR

funds, but with these results there are a number of notes that BRI Unit Tarus needs to pay

attention to, which is responsible for MSME loans. This study aims to determine the

effectiveness of BRI Unit Tarus People's Business Credit in the development of micro, small

and medium enterprises in Tarus Village. The research used a qualitative descriptive

method. With the literature data collection technique by studying marketing management

materials or literature, effectiveness, people's business credit and Tarus Village UMKM,

because it has something to do with the problem of the effectiveness of the people's business

credit in the Tarus Unit in the development of SMEs in Tarus Village, the field of research

is carried out directly to BRI Tarus Unit and Tarus Village, to collect the data needed in

writing about the effectiveness of the BRI Tarus Unit people's business credit in the

development of MSMEs in Tarus Village. The results of the study show that the effectiveness

of MSME loans in the end has a good value with the achievement of outstanding results

that continue to increase every year as well as good outcomes for the community receiving

KUR funds, but with these good results there are several notes that need to be considered

by the BRI Unit Tarus who is responsible to MSME credit.

Key words: effectiveness, People's Business Credit (KUR), Micro, Small and Medium

Enterprises (UMKM).

Page 2: EBI Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/

Dance Malelak, Pius Bumi Kellen, Piet De Rozari | 2

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan UMKM di negara-

negara sedang berkembang seperti Indonesia,

dapat memberikan kontribusi berupa

kesempatan kerja, sumber pendapatan bagi

kelompok miskin, distribusi pendapatpan dan

pengurangan kemiskinan. Hal ini diperkuat

oleh penelitian Supriyanto (2006) yaitu

UMKM mampu menjadi solusi

penanggulangan kemiskinan di Indonesia,

karena UMKM berkontribusi menyerap lebih

dari 99,45% tenaga kerja dan memberikan

kontribusi sebesar 30% terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB). Kredit adalah semua

jenis pinjaman yang harus dibayar kembali

bersama bunganya oleh peminjam sesuai

dengan perjanjian yang telah disepakati

(Hasibuan, 2006). Pemberian kredit

dilakukan baik oleh lembaga keuangan bank

maupun lembaga keuangan bukan bank.

Lembaga keuangan merupakan bagian dari

sistem keuangan yang melayani masyarakat

pemakai jasa-jasa keuangan. Lembaga

keuangan memiliki andil yang cukup besar

dalam pembangunan ekonomi nasional,

terutama peranan perbankan.

Bank adalah suatu jenis pranata

finansial yang melaksanakan jasa-jasa

keuangan yang cukup beraneka ragam. Jasa-

jasa yang ditawarkan oleh bank diantaranya:

(1) menghimpun dana dari masyarakat; (2)

menyalurkan dana; dan (3) service atau

kegiatan penunjang untuk mendukung

kelancaran kegiatan menghimpun dana

masyarakat dan menyalurkannya, yang

meliputi: (a) kiriman uang/transfer; (b)

kliring; (c) inkaso; (d) safe deposit box; (e)

kartu kredit; (f) banknotes; (g) bank garansi;

(h) bankdraft; (i) letter of credit; (j) cek

wisata; (k) menerima setoran-setoran; (l)

melayani pembayaran-pembayaran; dan (m)

bermain di pasar modal.

Jasa menyalurkan dana atau

pemberian kredit melalui bank dilakukan

baik dengan modal sendiri atau dengan dana-

dana yang dipercayakan oleh pihak ketiga

maupun dengan jalan memperedarkan alat-

alat pembayaran baru berupa uang giral.

Kredit yang ditawarkan oleh bank berupa

kredit investasi, kredit modal kerja, kredit

perdagangan, kredit konsumtif dan kredit

produktif.

Berdasarkan Peraturan Bank

Indonesia No. 17 Tahun 2015 bank wajib

menyalurkan 20% dari total kreditnya kepada

UMKM. Hal ini dimaksudkan untuk

membantu UMKM dalam mengatasi

keterbatasan finansial. Program pemerintah

ini disebut dengan nama Kredit Usaha Rakyat

atau yang disingkat KUR. KUR adalah

kredit/pembiayaan yang diberikan oleh

perbankan kepada Usaha Mikro, Kecil,

Menengah dan Koperasi (UMKM) yang

feasible tapi belum bankable.KUR bertujuan

untuk: (1) meningkatkan dan memperluas

akses pembiayaan kepada usaha produktif;

(2) meningkatkan kapasitas daya saing usaha

mikro, kecil, dan menengah; dan (3)

mendorong pertumbuhan ekonomi dan

penyerapan tenaga kerja (Per. Menko No. 11

Tahun 2017 pasal 2). UMKM yang berhak

mendapatkan KUR harus merupakan jenis

usaha yang produktif dan layak, tapi tidak

mampu dalam memenuhi persyaratan yang

ditetapkan perbankan (belum bankable).

Program KUR diluncurkan sejak

November 2007. Pada tahun 2015 KUR

diarahkan agar dapat menjadi bagian dari

pendorong kenaikan pertumbuhan ekonomi

yang sedang melambat, dengan alokasi

plafon KUR sebesar Rp.30 triliun. Seiring

dengan kebijakan tersebut pemerintah

sekarang ini menetapkan arah kebijakan di

bidang UMKM yaitu meningkatkan daya

saing UMKM sehingga mampu tumbuh

menjadi usaha yang berkelanjutan dengan

skala yang lebih besar (naik kelas) dalam

Page 3: EBI Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/

3 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)

Vol. 2. No. 1 Mei 2020

rangka mendukung kemandirian

perekonomian nasional. KUR yang telah

disalurkan sejak tahun 2007 hingga

Desember 2014, sebesar Rp.178,8 triliun

dengan total debitur sebanyak 12,4 juta. Bank

nasional yang menyalurkan KUR sebanyak 7

bank yaitu Bank Nasional Indonesia (BNI),

Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri,

Bank Tabungan Negara (BTN), Bank

Bukopin, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan

Bank Negara Indonesia Syariah (BNI

Syariah) (Kemenko Perekonomian, 2016).

Hingga Desember 2018 realisasi penyaluran

KUR mencapai Rp.120,3 triliun atau 100,3%

dengan jumlah debitur 4,4 juta yang

disalurkan melalui 43 lembaga keuangan

baik bank maupun nonbank. Bank Rakyat

Indonesia (BRI) menduduki peringkat

pertama penyalur KUR terbanyak di

Indonesia yang mencapai plafon hingga Rp.

80 juta dengan total debitur 3,9 juta

(http://kur.ekon.go.id/realisasi_kur/2018/12,

diakses 31 Maret 2019, pukul 7.00 PM).

BRI adalah bank milik

pemerintah yang didirikan sejak tahun 1895.

BRI mampu menjangkau seluruh kecamatan

di Indonesia, sangat terkenal dengan micro

banking dan telah memperoleh penghargaan

baik nasional maupun internasional (Athesa

dkk, 2006). Keberadaan unit-unit BRI yang

menjangkau seluruh kecamatan di Indonesia

membuatnya sangat dekat dengan

masyarakat menengah ke bawah, dimana

para pengusaha UMKM berada. Kelurahan

Tarus merupakan sala satu kelurahan yang

mendapat kuncuran dana KUR yang

disalurkan kepada masyarakat Kelurahan

Tarus. Kelurahan tarus sendiri memiliki

jumlah penduduk 410 kk, yang tersebar pada

16 RT dan 8 RW dengan luas wilayah 4.23

km^2. Masyarakat kelurahan Tarus

mayoritasnya merupakan petani dan

wiraswasta sehingga dalam pengelolaan

pertanian dan usaha mereka sangat

membutuhkan akan bantuan dana KUR guna

menopang usaha mereka, masyarakat

Kelurahan Tarus yang tinggal disekitaran

sungai manikin, sering mengalami gangguan

ketika musim hujan, terutama karena

sebagian besar permukiman terletak dekat

muara sungai sehingga limpasan banjir

terkadang membuat mereka terpaksa

mengungsi ke tempat lain walaupun ada

beberapa daerah yang berdekatan dengan

sungai tetapi karena kondisi topografi tidak

terkena dampak banjir. Hal inilah yang

menyebabkan diperlukan suatu pemetaan

untuk membantu menata permukiman

disekitar sungai mengingat semakin padatnya

permukiman.

BRI Unit Tarus merupakan salah

satu Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI

yang berada di kabupaten Kupang,

kecamatan Kupang Tengah, kelurahan Tarus,

Nusa Tenggara Timur. BRI Tarus berdiri

sejak tahun 2015 dan merupakan salah satu

penyalur dana KUR mikro sejak tahun 2015.

1.2 Penelitian Terdahulu

Bagian ini akan menguraikan

beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan efektivitas kredit usaha rakyat BRI

Unit Tarus dalam pengembangan usaha

mikro kecil dan menengah Kelurahan Tarus

sehingga diharapkan memberikan jaminan

original penelitian ini. Dalam penelusuran

pustaka yang dilakukan penulis belum

mendapatkan penelitian terdahulu yang

hubungannya erat dengan Analisis Efisiensi

dan Efektivitas kredit usaha rakyat BRI Unit

dalam pengembangan usaha mikro kecil dan

menengah. Akan tetapi, yang ada kaitannya

dengan penelitian Analisis Efisiensi dan

Efektivitas secara terpisah penulis dapati

dalam penelusuran pustaka yang telah

dilakukan.

Penelitian terdahulu dapat

dijelaskan oleh Kadju (2017) (dalam E-Jurnal

Page 4: EBI Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/

Dance Malelak, Pius Bumi Kellen, Piet De Rozari | 4

Ekonomi Pembangaunan Universitas

Udayana, 6 (5): 766-794) ditemukan KUR

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

UMKM di kota Makasar. Dengan adanya

program bantuan KUR bagi pengusaha

UMKM maka terjadi peningkatan

pendapatan serta kesempatan kerja bagi

pengusaha UMKM di Kecamatan Kuta

Selatan. Metode analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan

analisis deskriptif kuantitaf dan jenis data

yang digunakan berupa data time series

(berupa kuisioner dan wawancara

mendalam).

Hal terpisah penelitian dilakukan

oleh Aulia tahun 2017 mengatakan untuk

Aulia (2017) Penyaluran KUR Bank Rakyat

Indonesia di Kelurahan Jatimulyo memiliki

pengaruh terhadap kinerja usaha mikro kecil

pada nasabah KUR Bank Rakyat Indonesia di

Kelurahan Jatimulyo. Ditemukan bahwa

KUR menjadi salah satu faktor yang

memiliki pengaruh terhadap nilai produksi

usaha mikro kecil industri pengolahan.

Karena KUR menjadi faktor penting terhadap

produksi UMKM maka dituntut untuk efektif

dan efisien dalam pengelolaannya. Pada sisi

yang lain efisiensi dan efektivitas merupakan

sifat dasar yang tak terpisahkan dari hakikat

suatu pekerjaan yang dilakukan apalagi

dalam sektor swasta yang sangat menjunjung

tinggi nilai efektivitas.

1.3 Landasan Teori

Landasan berpijak dalam penelitian

efektivitas kredit usaha rakyat BRI Unit Tarus

dalam pengembangan usaha mikro kecil dan

menengah Kelurahan Tarus, maka tinjauan

pustaka dimaksudkan untuk memberikan

kerangka dasar pemikiran guna membahas,

mengkaji, dan menganalisis tujuan dalam

tulisan ini. Oleh karena itu, penulis

memaparkan kerangka dasar sebagai

pedoman/acuan dalam memecahkan

permasalahan tersebut sebagai berikut:

1.3.1 Manajemen Publik

Manajemen Publik merupakan

cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan

terlebih dahulu melalui suatu kegiatan.

Fungsi pokok manajemen publik seperti yang

dikemukakan Terry terdiri atas: planning,

organizing, actuating, and controlling

(P.O.A.C) (Terry 2003). Masing-masing

fungsi saling berkaitan satu sama yang lain

dan membentuk suatu sistem dimana masing-

masing unsurnya tidak boleh terlepas satu

sama lainnya. Hal itu artinya, dalam praktek

atau proses Kinerja manajemen publik

masing masing unit kerja, kantor, atau

organisasi adalah satu kesatuan sistem.

Masing-masing fungsi dalam manajemen itu

sulit memisahkan diri satu dengan yang lain.

1.3.2. Konsep Efektivitas

Kamus Besar Bahasa Inggris

Indonesia kata efektivitas berasal dari kata

bahasa inggris “Effectives” memiliki

sejumlah arti sebagai berikut: 1)Berhasil; 2)

Ditaati; 3) Mengesankan; 4) Berlaku, dan 5)

Mujarab, Manjur dan Efektif. Kata atau

istilah efektif terkait erat dengan kata effek

dalam bahasa inggris artinya pengaruh, efek

dan akibat (Anggraini 2015:221)

Efektivitas berasal dari kata efektif

artinya sesuatu cara berpikir, sikap dan

perilaku serta hasil kerja yang memiliki akibat,

hasil atau pengaruh terhadap sesuatu yang lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata

efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat

atau dapat membawa hasil. Jadi efektivitas

adalah keaktivan, daya guna, adanya

kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang

melaksanakantugasdengan sasaran yang

dituju. Efektivitas pada dasarnya, pada taraf

tercapainya hasil, sering atau senantiasa

dikaitkan dengan efisien, meskipun sebenarnya

adaperbedaan diantara keduanya, efektivitas

menekankan pada hasil yang dicapai

sedangkan efisiensi lebih melihat pada

bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai

Page 5: EBI Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/

5 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)

Vol. 2. No. 1 Mei 2020

itu dengan membandingkan antara input dan

outputnya (Pasolang, 2007).

1.3.3. Usaha Perbankan

1.3.3.1. Definisi Perbankan

Menurut Undang-undang Nomor

10 Tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan

menguraikan: “perbankan adalah sesuatu yang

menyangkut tentang bank, mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan

proses dalam melaksanakan kegiatan

usahanya”. Selanjutnya pada ayat 8 dinyatakan

bahwa: “Bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkan kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Bank pada umumnya adalah

kegiatan-kegiatan dalam menjual belikan mata

uang (Abdurachman, 1991). Hasibuan (2008)

mendefinisikan bank sebagai usaha yang

menghimpun dana dari masayarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dendawijaya (2003) mendefinisikan bank

sebagai suatu badan usaha yang tugas

utamanya sebagai lembaga perantara

keuangan, yang menyalurkan dana dari pihak

yang kelebihan dana kepada pihak yang

kekurangan dana pada waktu yang ditentukan.

1.3.3.2. Prinsip Perbankan

Perbankan memiliki prinsip-prinsip

yang perlu diperhatikan dalam menjalankan

usahanya. Menurut Dendawijaya (2003), pada

dasarnya terdapat tiga prinsip yang harus

diperhatikan oleh bank, yaitu:

1. Likuiditas: yaitu prinsip dimana bank harus

memenuhi kewajibannya.

2. Solvabilitas: adalah kemampuan untuk

memenuhi kewajiban keuangan apabila

perusahaan tersebut dilikuidasi.

3. Rentabilitas: adalah kemampuan suatu

perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu.

Prinsip perbankan juga diatur dalam

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

perbankan. Undang-Undang ini menyebut

beberapa prinsip diantaranya:

1. Prinsip Kepercayaan

2. Prinsip Kehati-hatian

3. Prinsip Kerahasian

1.3.3.3. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Menurut Husaini 2012, koordinasi

dapat di bedakan atas (1) Koordinasi Hierarkis

(Vertikal) yang dilakukan oleh Pejabat pimpinan

dalam suatu instansi terhadap pejabat atau

instansi di bawahnya, (2) Koordinasi fungsional

yang di lakukan oleh pejabat atau suatu instansi

terhadap pejabat atau instansi lain yang tugasnya

saling berkaitan berdasarkan asas

fungsionalisasi. Koordinasi ini dapat di bedakan

atas koordinasi fungsional horizontal, diagonal

dan territorial.

Bank perlu melakukan analisis kredit

terlebih dahulu sebelum menerima permohonan

kredit dari nasabah (Abdulkadir dan Rilda,

2000). Analisis kredit meliputi: (1) latar

belakang nasabah/ perusahaan nasabah; (2)

prospek usaha yang akan dibiayai; (3) jaminan

yang diberikan; dan (4) hal-hal lain yang

ditentukan oleh Bank. Atas dasar hasil analisis

kredit, bank memberikan pertimbangan dengan

hati-hati apakah permohonan nasabah tersebut

layak untuk dikabulkan.

Pelaksanaan analisis kredit

berpedoman pada UU No. 10 Tahun 1988

tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992

tentang Perbankan, khususnya Pasal 1 ayat 11,

Pasal 8, dan Pasal 29 ayat 3. Kriteria penilaian

yang harus dilakukan oleh Bank untuk

mendapatkan nasabah yang benar-benar

menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C,

7P, 3R dan lima aspek usaha.

Page 6: EBI Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/

Dance Malelak, Pius Bumi Kellen, Piet De Rozari | 6

Prinsip-prinsip pemberian kredit

dengan analisis konsep 5C (Siamat, 1995),

yaitu:

1. Character (watak)

2. Capacity (kemampuan)

3. Capital (modal)

4. Conditional of economy (keadaan

ekonomi)

5. Collateral (jaminan)

1.3.3.4. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

KUR adalah program yang

dicanangkan oleh pemerintah namun sumber

dana sepenuhnya berasal dari bank. Kebijakan

KUR Kredit Usaha Rakyat (KUR) dikucurkan

oleh pemerintah pada November 2007.

Penerima KUR Mikro adalah

individu/perseorangan atau badan usaha yang

melakukan usaha yang produktif. KUR

Penempatan TKI Dana diberikan untuk

membiayai keberangkatan calon TKI ke negara

penempatan dengan plafond sampai dengan 25

juta per orang dengan rincian:

(1) Suku bunga sebesar 7% (tujuh persen)

efektif pertahun atau disesuaikan dengan

Suku Bunga/Marjin flat/anuitas yang

setara.

(2) Tidak dipungut biaya provisi dan

administrasi

(3) Jangka waktu maksimal 3 tahun atau

sesuai kontrak kerja

(4) Tujuan negara penempatan yaitu

Singapura, Hongkong, Taiwan, Brunei,

Jepang, Korea Selatan, Malaysia.

(5) Syarat Penerima KUR:

1. mempunyai usaha produktif

2. usaha layak

3. belum bankable

4. tidak sedang menerima kredit dari

perbankan

5. memenuhi persyaratan atministrasi

6. tingkat bunga KUR

1.3.3.5. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa

kriteria yang dipergunakan untuk

mendefinisikan pengertian dan kriteria Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah. Pengertian-

pengertian UMKM tersebut adalah:

1. Usaha Mikro

Kriteria kelompok usaha mikro adalah usaha

produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi

kriteria usaha mikro sebagaimana diatur

dalam undang-undang ini.

2. Usaha Kecil

Kriteria usaha kecil adalah usaha ekonomi

produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak langsung dari

usaha menengah atau usaha besar yang

memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah

Kriteria usaha menengah adalah usaha

ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau

badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dengan

usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam undang-undang

ini.

Adapun ciri-ciri usaha mikro adalah

sebagai berikut:

1) Jenis barang/komoditi usahanya tidak

selalu tetap, sewaktu-waktu dapat

berganti.

2) Tempat usahanya tidak selalu menetap,

sewaktu-waktu dapat pandah tempat.

3) Belum melakukan administrasi

keuangan yang sederhana sekalipun,

dan tidak memisahkan keuangan

keluarga dengan keuangan usaha.

4) Pengusaha atau SDM nya

berpendidikan rata-rata sangat rendah,

Page 7: EBI Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/

7 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)

Vol. 2. No. 1 Mei 2020

umumnya tingkat SD dan belum

memiliki kewirausahaan yang memadai.

5) Umumnya belum mengenal perbankan

tetapi lebih mengenal rentenir

6) Umumnya tidak memiliki izin usaha

atau persyaratan legalitas lainnya

termasuk NPWP.

7) Tenaga kerja atau karyawan yang

dimilki kurang dari 4 orang.

Adapun ciri-ciri usaha kecil antara lain:

1) SDM-nya sudah lebih maju, rata-rata

pendidikannya SMA dan sudah ada

pengalaman usahanya.

2) Pada umumnya sudah melakukan

pembukuan/manajemen keuangan

walau masih sederhana, keuangan

perusahaan sudah mulai dipisahkan

dengan keuangan keluarga, dan sudah

membuat neraca usaha.

3) Pada umumnya sudah memiliki izin

usaha dan persyaratan legalitas lainnya,

termasuk NPWP.

4) Sebagian besar sudah berhubungan

dengan perbankan, namun belum dapat

membuat perencanaan bisnis, studi

kelayakan dan proposal kredit kepada

Bank, sehingga masih sangat

memerlukan jasa konsultasi/

pendampingan.

5) Tenaga kerja yang dipekerjakan antara

5-19 orang.

Usaha menengah

Ciri-ciri usaha menengah yaitu:

1) Pada umumnya telah memiliki

manajemen dan organisasi yang lebih

baik, lebih teratur bahkan lebih modern,

dengan pembagian tugas yang jelas antara

lain, bagian keuangan, bagian pemasaran

dan bagian produksi.

2) Telah melakukan manajemen keuangan

dengan menerapkan sistem akuntansi

dengan teratur, sehingga memudahkan

untuk auditing dan penilaian atau

pemeriksaan termasuk oleh perbankan.

3) Telah melakukan aturan atau pengelolaan

dan organisasi perburuhan, telah ada

Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dan

lain-lain.

4) Sudah memiliki segala persyaratan

legalitas antara lain izin tetangga, izin

usaha, izin tempat, NPWP, upaya

pengelolaan lingkungan dan lain-lain.

5) Sudah akses kepada sumber-sumber

pendanaan perbankan.

6) Pada umumnya telah memiliki sumber

daya manusia yang terlatih dan terdidik.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Metode

deskriptif kualitatif dengan teknik

pengumpulan data, berupa penelitian

kepustakaan, yaitu dengan mempelajari bahan

atau literatur manajamen pemasaran,

efektivitas, kredit usaha rakyat dan UMKM

Kelurahan Tarus, karena ada hubungannya

dengan masalah efektivitas kredit usaha rakyat

BRI Unit Tarus dalam pengembangan UMKM

Kelurahan Tarus. Selain itu dengan penelitian

lapangan yaitu penelitian yang dilakukan

dengan cara langsung ke BRI Unit Tarus dan

Kelurahan Tarus, untuk mengumpulkan data-

data yang dibutuhkan dalam menulis masalah

efektivitas kredit usaha rakyat BRI Unit Tarus

dalam pengembangan UMKM.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Analisis Pendekatan input

Resource approach adalah segala

masukan atau sesuatu yang akan digunakan

oleh BRI Unit Tarus dalam pengelolaan KUR

agar dapat berjalan dengan nilai efektivitas dan

efisiensi dengan baik, sub fokus yang akan

dievaluasi dalam penelitian ini adalah

anggaran, sarana prasarana dan sumber daya

manusia.

3.2. Anggaran yang di Salurkan Oleh BRI

Unit Tarus

Anggaran atau dana adalah aspek

yang sangat penting dalam pelaksanaan sebuah

Page 8: EBI Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/

Dance Malelak, Pius Bumi Kellen, Piet De Rozari | 8

program KUR, lebih tepatnya pada BRI Unit

Tarus. Dana KUR yang disalurkan yang

dibawah tanggung jawab BRI Unit Tarus.

Berikut merupakan anggaran KUR yang

disalurkan kepada masyarakat oleh BRI Unit

Tarus. Anggaran dana KUR yang disalurkan

kepada masyarakat terus ada dan semakin

bertambah setiap tahunnya. Dan ini diperlukan

kerjasama dari semua rumpun yang terlibat

dalam pengelolaan dana KUR agar dapat

bekerjasama untuk mencapai target yang telah

ditetapkan.

3.3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan

penunjang kegiatan pengelolaan dana KUR

dalam melaksanakan tugas sehari-hari

khususnya dalam pelaksanaan fungsi penyaluran

dan penagihan Pentingnya ketersediaan sarana

dan prasarana penunjang kegiatan ini tidak lain

supaya BRI Unit Tarus dapat dimudahkan untuk

bekerja serta turun lapangan melihat kondisi

masyarakat (untuk pendataan dan penagihan

dana KUR)dan meninjau kegiatan-kegiatan yang

telah dilaksanakan oleh masyarakat penerima

dana KUR. sarana dan prasarana pada BRI Unit

Tarus yang belum cukup baik terkonfirmasi saat

peneliti berada dilapangan menjumpai akan

beban kerja petugas dan sarana-prasarana belum

memadai. Dari hasil wawancara dan observasi

peneliti dilapangan terungkap bahwa sarana dan

prasarana yang merupakan pendukung aktivitas

kerja sehari-hari oleh petugas dalam pengelolaan

dana KUR belum cukup memadai atau belum

optimal. Ini juga dijumapi peneliti saat

berkunjung di kantor BRI Unit Tarus dan di

lapangan yang melihat aktivitas kerja yang

begitu padat dan belum didukung oleh sarana

dan prasarana yang memadai.

3.4. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan

aspek yang sangat penting dalam pelaksanaan

sebuah tugas, kegiatan, dan aktivitas sehari-hari.

Dengan sumber daya manusia yang berkualitas

maka kegiatan yang dilaksanakan akan

menghasilkan output yang diinginkan dan

berjalan dengan baik. Sumber daya manusia di

zaman sekarang ini merupakan aspek yang juga

menentukan keberhasilan sebuah program atau

kegiatan tidak halnya dengan sumberdaya

manusia pada BRI Unit Tarus dalam mendukung

kerja diperlukan sumber daya manusia yang

memadai dan berkualitas agar kegiatan

pendataan dan penagihan berjalan dengan baik

dan berdampak kepada output yang diinginkan.

SDM pada bidang KUR yang berkaitan dengan

pendataan dan penagihan pada BRI Unit Tarus

belum memiliki jumlah yang seimbang jika

dibandingkan dengan beban kerja. Dimana

hanya tersedia sala satu orang yang

bertanggungjawab mengelola dana KUR

sehingga menyulitkan petugas dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya.

3.5. Input/Resource Approach

Resource approach yang merupakan

dana KUR untuk UMKM yang menjadi

mengalami kenaikan setiap tahunnya, sarana dan

prasarana yang merupakan pendukung aktivitas

kerja sehari-hari oleh pegawai Mantri KUR

belum cukup memedai atau belum optimal. Ini

juga dijumapi peneliti saat berkunjung di

dilapangan diaman belum tersedia fasilitas

seperti kendaraan dinas untuk Mantri KUR, dan

sumber daya manusia belum memiliki jumlah

yang seimbang dengan beban kerja yang ada.

Hal ini juga sesuai dengan pengamatan peneliti

saat ikut turun kelapangan dengan Mantri KUR

tersebut saat pendataan dan penagihan, dimana

selama peneliti bersama mereka dilapangan

peneliti mendapatkan beban kerja yang banyak

dan hanya di handle oleh seorang petugas yakni

mantri KUR.

3.6. Pendekatan Proses/Proses Approach

Proses approach dalam kaitannya

dengan efektivitas kredit UMKM merupakan

bagaimana proses kerja dari bidang KUR saat

pendataan dan penagihan dalam mereka

Page 9: EBI Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/

9 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)

Vol. 2. No. 1 Mei 2020

memanfaatkan sumber daya yang ada guna

mengasilkan kerja yang baik. Akan dievaluasi

dalam pendekatan proses penelitian ini adalah

tenatang Proses pendataan calon penerima dana

KUR dan penagihan tunggakan angsuran yang

merupakan tugas dan tanggungjawab yang

diembankan kepada bidang Penagihan KUR.

Proses approach yaitu dalam proses

pendataan berlangsung belum berjalan dengan

baik, dimana SDM/ Mantri KUR yang

jumlahnya seorang saja kewalahan dalam

melaksanakan tugas dengan beban kerja yang

tinggi. Selain itu saat melakukan pendataan dan

penilaian sering ada calon penerima yang

usahanya tidak sesuai dengan berkas

peminjaman. Juga kurangnya sarana prasarana

yang mendukung kerja petugas KUR seperti

kendaraan transportasi yang belum ada sehingga

berdampak terhadap proses kerja dari petugas

pendataan dan penagihan juga selama peneliti

Bersama-sama dengan petugas pendataan

menjumpai akan beban kerja petugas KUR saat

pendataan dan penagihan yang tidak sebanding

dengan beban kerja serta kurangnya transportasi/

kendaraan dinas yang dapat membantu petugas

melakukan pendataan/penilaian dan penagihan

tunggakan angsuran.

3.7. Analisis Pendekatan Proses

Pendekatan proses/Proses approach

menganggap efektivitas sebagai efisiensi dari

kondisi dari dalam organisasi. Pendekatan ini

memusatkan perhatian pada sejauh mana proses

yang telah terjadi dalam organisasi berjalan

lancar, adanya komunikasi yang tumbuh serta

sikap dalam memproses sumber daya untuk

menghasilkan outpot yang didinginkan. Dalam

kaitannya dengan penelitian ini pendekatan

proses yang dimaksud yakni bagaimana proses

kerja dari bidang KUR saat melakukan

pendataan dan penagihan dalam mereka

memanfaatkan sumber daya yang ada guna

menghasilkan pengelolaan dana KUR yang

efektif dan efisien. Sub fokus yang akan

dievaluasi dalam pendekatan proses penelitian

ini adalah tenatng proses pendataan dan proses

penagihan program KUR tersebut.

3.8. Proses Pendataan Calon penerima

dana KUR

Proses pendataan calon penerima

dana KUR merupakan tugas dan

tanggungjawab yang diembankan kepada

bidang KUR oleh Mantri KUR yang ada pada

BRI Unit Tarus. Dalam melaksanakan tugasnya

dan tunggungjawab pada bidang pendataan

bertanggung jawab terhadap penilaian dan

penetapan apakah calon penerima berhak

memperoleh pinajam dana KUR. serta

pemeriksaan, pembinaan dan advokasi

masalah. Bersama Mentri KUR dan Kepala

Unit BRI dan obsevasi peneliti selama

dilapangan terkait proses pendataan dan

penilaian terhadap warga calon penerima dana

KUR belum berjalan dengan baik, dimana

SDM dalam bidang pendataan khususnya

petugas/ Mantri KUR yang hanya seorang diri

memiliki beban kerja yang banyak sehingga

menyulitkan petugas KUR dan menjalankan

tugas dan tanggungjawabnya. Juga selama

peneliti berada dilapangan bersama-sama

dengan mantri KUR mendapati akan beban

kerja yang banyak oleh Mantri KUR dan juga

kurangnya fasilitas kendaraan dinas yang dapat

digunakan oleh petugas KUR sehingga

menyulitkan Mantri KUR dalam bekerja.

3.9. Proses Penagihan Angsuran Bulanan

Proses penagihan angsuran

bulanan/pengembalian dana KUR setiap

bulannya oleh penerima dana KUR semestinya

berjalan dengan baik. Akan tetapi dalam proses

implementasinya sering terjadi hambatan-

hambatan yang membuat warga mendet dalam

pengembalian dana tersebut. Jika

pengembalian dana/angsuran bulanan berjalan

dengan baik makan peminjam dapat

mengajukan penjaman lagi dengan jumlah

Page 10: EBI Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/

Dance Malelak, Pius Bumi Kellen, Piet De Rozari | 10

yang besar yang walaupun secara aturan

peminjaman hanya dapat dilakukan sebanyak

3 kali saja. dalam proses penagihan angsuran

bulanan oleh warga penerima dana KUR belum

berjalan dengan baik karena ada warga yang

belum juga melakukan setoran dana yang

walaupun sudah ditagih oleh mantri KUR

sehingga sesuai dengan aturannya jika sampe

batas waktu kelenggoran yang diberikan tidak

juga dikembalikan maka pihak Bank Unit

Tarus dapat melakukan penyitaan atas jaminan

peminjaman yang dilakukan oleh warga.

3.10. Analisis Pendekatan Output

Pendekatan goals approach yaitu

pengukuran efektivitas yang memusatkan

perhatian pada aspek output atau hasil yang

direncanakan, dengan kata pendekatan sasaran,

mengukur efektivitas dari sejauh mana

organisasi berhasil sasaran yang hendak

dicapai. Dalam kaitannya dengan penelitian ini

output yang dimaksudkan yaitu hasil dari input

dan proses pengelolaan dana KUR oleh BRI

Unit Tarus, hasil output yang dihaslikan dalam

pengelolaan dana KUR oleh BRI Unit Tarus.

Output dari pengelolaan dana KUR ini

memiliki hasil yang baik dengan total

outstanding setiap tahunnya semakin

meningkat. Ini berarti semakin banyak

masyarakat yang terbantu dengan peminjaman

dana KUR tersebut.

Pendekatan goals approach dengan

memusatkan perhatian pada aspek output atau

hasil yang direncanakan yaitu sejauh mana

organisasi berhasil sasaran yang hendak

dicapai, yang dpat dilihat realisasi outstanding

tahun 2015-2018 yang semakin meningkat

sehingga dapat dikatakan nilai efektivitas yang

baik.

3.11. Analisis Pendekatan Outcome

Pendekatan outcome membahas

tentang dampak yang dicapai dari output yang

telah dihasilkan terlebih dahulu. Outcome yang

berkaitan efektivitas program KUR oleh BRI

Tarus menekankan pada perubahan kondisi

sosial, ekonomi, dan kependudukan bagi

masyarakat penerima program KUR. outcome

dari pengelolaan dana KUR ini memiliki

outcome yang baik terhadap penerima dana

tersebut dimana masyarakat yang sebagai

penerima dana KUR memiliki dampak yang

positif terhadap usaha mereka setalah mereka

mendapatkan pinjaman dana KUR, dampak

tersebut berupada pengembangan usaha

mereka yang lebih baik kedepannya dan

dengan hal tersebut tentu dapat meningkatkan

keadaan ekonomi masyarakat tersebut.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan yang telah dibahas pada bab

sebelumnya maka kesimpulan bahwa

Efektivitas kredit UMKM pada akhirnya

memiliki nilai yang baik dengan pencapaian

hasil outstanding yang meningkat terus setiap

tahun serta outcome yang baik bagi masyarakat

penerima dana KUR akan tetapi dengan hasil

yang baik tersebut ada beberapa catatan yang

perlu diperhatikan oleh BRI Unit Tarus yang

bertanggungjawab terhadap kredit UMKM.

Saran dari penelitian ini, yaitu :

1. Pemerintah

Pemerintah terus mempertahankan

dan memberikan tambahan jumlah dana

KUR bagi UMKM diseluruh Indonesia dan

jika dimungkinkan dapat menurunkan suku

bunga sehingga dapat terus membantu

masyarakat dalam mengembangkan

UMKM mereka.

2. Bank Rakyat Indonesia Unit Tarus

BRI terus mensosialisasikan dan

menyalurkan KUR kepada masyarakat dan

melakukan pelayanan dengan baik serta

dapat menambahkan petugas yang dapat

membantu Mantri KUR sehingga tidak

seorang diri menghandle seluruh

pekerjaannya juga perlu ada dukungan

sarana transportasi kusus kepada Mantri

KUR dalam menunjang kekrjanya selama

turun kelapangan

Page 11: EBI Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/

11 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)

Vol. 2. No. 1 Mei 2020

3. UMKM

UMKM terus melakukan inovasi dan

pengembangan usaha dengan memanfaatkan

dana KUR dari Pemerintah.

4. Peneliti Lanjutan

Peneliti lanjutan dapat meneliti aspek

lain dari KUR dan UMKM di BRI ataupun Bank

Lain pada waktu yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Artikel dalam Jurnal (Jurnal Primer)

[1] Anggraini, Dewi, dan Nasution, Syahrir

Hakim. (2013), peranan kredit usaha

rakyat bagi pengembangan UMKM di

kota Medan (Studi Kasus Bank BRI).

Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 105-116.

[2] Muhammad, Farhana., dan Rozali, Toyib,

(2017). Pengaruh Kredit Usaha Rakyat

Terhadap Pendapatan Usaha Mikro dan

Kecil di Desa Selagik Kecamatan Terara

Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa

Tenggara Barat (Studi Kasus Bank BRI

Unit Terara). E-Journal JPEK, 1 (1): 38-

48.

[3] Nisa, Chaerani, (2016). Analisis dampat

kebijakan penyaluran kredit kepada

UMKM terhadap pertumbuhan

pembiayaan UMKM oleh perbankan.

DeReMa Jurnal Manajemen, 11 (2): 212-

234.

[4] Riawan., dan Kusnawan, Wawan, (2018).

Pengaruh Modal Sendiri dan Kredit

Usaha Rakyat (KUR) terhadap

Pendapatan Usaha (Studi Pada UMKM di

Desa Platihan Kidul Kec. Siman). Jurnal

Akuntansi dan Pajak, 19 (01): 31-37.

[5] Ridwansyah, (2017). Pengaruh Kredit

Usaha Rakyat (KUR) Terhadap

Pendapatan Pengusaha Usaha Mikro

Kecil Menengah (UMKM) Di Kecamatan

Panakkukang Kota Makassar. Economics

Bosowa Journal: Jurnal Riset Edisi XX, 3

(9): 57-74.

Buku

[6] Abdurrahman. (1991), Ensiklopedia

Ekonomi, Keuangan, Perdagangan.

Jakarta: Pradya Paramita.

[7] Abdulkadir Muhammad, (2004).

Lembaga Keuangan dan Pembiayaan.

Bandung: Citra Aditya Bhakti.

[8] Abdulkadir, Muhammad, dan Rilda,

Murniati. (2000). Segi Hukum: Lembaga

Keuangan dan Pembiayaan. Bandung:

Citra Aditya Bakti.

[9] Anggraini, Susan, (2015). Efektivitas dan

Landasar Teori. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

[10] Ardial, (2014). Paradigma dan Model

Penelitian Kualitaif. Jakarta: PT Bumi

Aksara

[11] Budisantoso, Totok, dan Triandaru, Sigit.

(2006). Bank dan Keuangan Lainnya:

Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

[12] Dendawijaya, Lukman, Manajemen

Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

[13] Djumhana, Mohammad, (2000). Hukum

Perbankan di Indonesia. Bandung: Citra

Aditya Bhakti.

[14] Darise,Nurlan,(2009). Pengelolaan

Keuangan Daerah. Edisi Kedua. Jakarta:

PT. Macanan Jaya Cemerlang.

[15] Firdausy, M.C, (2017). Kebijakan

Strategis Meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah Dalam Pembangunan Nasional.

Jakarta : Yayasan Pustaka Obor.

[16] Keban, T. Yeremias, (2004). Enam

Dimensi Strategis Administrasi Publik:

Konsep,Teori, dan Isu. Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama.

[17] Kurniawa, Agung, (2005). Transformasi

Pelayanan Publik. Malang : Averroes

Press.

[18] Gazali, Djoni. S, dan Usman, Rachmadi,

(2010). Hukum Perbankan. Jakarta: Sinar

grafika.

[19] Hasibuan, Malayu, S. P, (2006). Dasar-

dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.

[20] Hubeis, Musa, (2009). Prospek Usaha

Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis.

Bogor: Ghalia Indonesia.

[21] Lembaga Administrasi Negara(LAN) RI,

(2000). Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan (BPKP), pengukuran

kinerja instansi pemerintah. Modul

Lembaga Admnistrasi Negara (LAN)

[22] Moleong, L. J, (2015). Metodologi

Penelitian Kualitatif, Bandung : PT

Remaja Rosdakarya Offset

Page 12: EBI Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12

ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/

Dance Malelak, Pius Bumi Kellen, Piet De Rozari | 12

[23] Muljono, Teguh Pudjo, (1990).

Manajemen Perkreditan Bagi Bank

Komersil. Yogyakarta: BPFE.

[24] Nurastuti, Wiji, (2011). Teknologi

Perbankan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[25] Ibrahim, Johannes, (2004). Bank

Sebagai Lembaga Intermediasi Dalam

Hukum Positif. Bandung: CV Utomo.

[26] Imaniyati, Neni Sri, (2010). Pengantar

Hukum Perbankan Indonesia.

Bandung: Refika Ditama.

[27] Kasmir, (2005). Dasar-dasar

Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

[28] Pasalong, Harbani, (2007).Teori

Administrasi Publik. Bandung:

Alfabeta.

[29] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional. (2012). Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

[30] Rachmadi, Usman, (2001). Aspek-

aspek Hukum Perbankan di Indonesia.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

[31] Sugiyono, (2014). Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D,

Bandung : Alfabeta

[32] Silalahi, Ulber, (2012).Metode

Penelitian Sosial. Bandung : PT

Rafika Aditama.

[33] Siagian, P. Sondang P, (2010).

Manajamen Sumber Daya Manusia.

Jakarta : Bumi Aksara.

[34] Terry, R. George, (2003). Dasar-

Dasar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.