pengaruh strategi berhitung (different...

115
PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT STRATEGIES) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Andri Setiawan NIM: 104017000540 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./ 2010 M.

Upload: truongque

Post on 09-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

PENGARUH STRATEGI BERHITUNG

(DIFFERENT STRATEGIES) TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA

PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Andri Setiawan

NIM: 104017000540

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H./ 2010 M.

Page 2: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MONAQOSAH

Skripsi berjudul ”Pengaruh Strategi Berhitung (Different Strategies) terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Operasi Bilangan Bulat”

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayattullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqosah

pada tanggal 14 Februari 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis

berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan

Matematika.

Jakarta, Maret 2011

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan)

Maifalinda Fatra, M.Pd ........................ ........................

NIP. 19700528 199603 2 002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan)

Otong Suhyanto, M.Si ........................ ........................

NIP. 19681104 199903 1 001

Penguji I

Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd ........................ ........................

NIP. 19480323 198203 1 001

Penguji II

Otong Suhyanto, M.Si ........................ ........................

NIP. 19681104 199903 1 001

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

NIP. 19571005 198703 1 003

Page 3: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : ANDRI SETIAWAN

NIM : 104017000540

Jurusan : Pendidikan Matematika

Angkatan Tahun : 2004

Alamat : Jl. Benda Timur 8 Blok E44 No.24 Pamulang 2

Tangerang Selatan, Banten 15416

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Strategi Berhitung (Different

Strategies) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Operasi

Bilangan Bulat adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1. Nama : Maifalinda Fatra, M.Pd

NIP : 19700528 199603 2 002

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

2. Nama : Firdausi, S.Si, M.Pd

NIP : 19690629 200501 1 003

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, Maret 2011

Yang menyatakan

ANDRI SETIAWAN

Page 4: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

ii

ABSTRAK

Andri Setiawan, Pengaruh Strategi Berhitung (Different Strategies) Terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Operasi Bilangan Bulat, Skripsi

Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Strategi Berhitung

(Different Strategies) terhadap hasil belajar matematika siswa. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan

rancangan penelitian Two Group Randomized Subject Posttest Only. Penelitian

ini dilakukan di SDIT Cordova Pondok Aren dari tanggal 16 Agustus sampai

dengan tanggal 4 Oktober 2010 pada kelas dua SDIT Cordova. Sampel yang

digunakan adalah 17 siswa kelas 2A sebagai kelas eksperimen dan 20 siswa kelas

2B sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan sebagai tes

hasil belajar matematika adalah 14 butir soal berbentuk isian singkat. Teknik

analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji – t untuk

menguji hipotesis yang diajukan. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan

ternyata diperoleh thitung sebesar 0,607 kemudian dikonsultasikan dengan taraf

signifikansi sebesar 0,05 dan derajat kebebasan 35 diperoleh nilai ttabel sebesar

1,6896. Karena thitung < ttabel (0,607 < 1,6896) maka H0 diterima, sehingga tidak

terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa antara kelas yang diajarkan

dengan strategi berhitung (different strategies) dengan siswa yang diajarkan

dengan algoritma tradisional. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak

terdapat pengaruh pembelajaran strategi berhitung (different strategies) terhadap

hasil belajar matematika siswa.

Kata kunci: Strategi Berhitung (Different Strategies), Hasil Belajar

Page 5: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

iii

ABSTRACT

Andri Setiawan. An influence of the Counting Strategies (Different Strategies)

to The Learning Outcomes of Mathematic in integer operation, the paper of

Mathematic Education Department, Faculty of Education and Teaching Science,

Syarif Hidayattullah State Islamic University Jakarta.

The research aims to understanding influence of the Counting Strategies

(Different Strategies) to The Result of a Study of Mathematic in integer operation.

The method used in this research is quasi experiment method with the Two Group

Randomized Subject Posttest Only August 16th

until October 4th

of 2010 at second

grade of SDIT Cordova Pondok Aren. The sampel is 17 students at class 2A as

experiment class and 20 students at class 2B as control class. The instrument is

14 short essay type tests. The analytic technique in the research uses the t-test to

evaluate hypothesis. Pursuant to result of calculation hypothesis test is obtained

value of tcount 0,6071 then consulted to ttabel at significant level 0,05 and degree of

freedom 35, obtain value of ttabel 1,6896. Because tcount < ttabel (0,6071 < 1,6896),

hence is H0 accepted, so that there are no difference of result of learning student

mathematics using study of Counting Strategies (Different Strategies) with using

traditions algorithm. There by study with Counting Strategies (Different

Strategies) doesn’t have an effect on the result learn student mathematics.

Keywords: Counting Strategies (Different Strategies), Learning Outcomes

Page 6: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Tahmid serta syukur tak hentinya kami panjatkan kehadirat Allah SWT

Tuhan semesta alam. Segala inspirasi dan kemudahan dalam pencapaian sebuah

kesuksesan adalah anugerah Allah SWT. Shalawat dan salam kami curahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta umatnya

hingga akhir zaman.

Alhamdulillah skripsi dengan judul ”Pengaruh Strategi Berhitung

(Different Strategies) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi

Operasi Bilangan Bulat” dapat penulis selesaikan dengan baik. Selama proses

penyelesaian skripsi banyak elemen yang terlibat dan turut membantu

membimbing penulis. Penulis ucapkan terima kasih yang tak hingga kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.

2. Ketua jurusan Pendidikan Matematika merangkap sebagai dosen pembimbing

skripsi I Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd atas segala kesempatan untuk berbagi

ilmu dan korektor ketika penulis melakukan kekeliruan.

3. Dosen pembimbing skripsi II Bapak Firdausi, S.Si, M.Pd atas segala ilmu dan

inspirasi dalam mengembangkan pola fikir penulis.

4. Dosen pembimbing akademik Bapak Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd atas

segala arahan dan nasehat.

5. Para dosen dan staf jurusan Pendidikan Matematika UIN Jakarta atas segala

ilmu dan pengetahuan kematematikaan sehingga penulis dapat sedikit tahu

bagaimana cara belajar.

6. Kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa mendoakan dan memberikan

restunya. Allahummagfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani

shagira.

7. Keluarga besar SDIT Cordova Pondok Aren atas kesempatan yang diberikan

dalam mengaplikasikan sebuah pengajaran.

Page 7: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

v

8. Teman terbaikku di jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2004. Terima

kasih telah mau berteman, dan insya Allah kita akan mendapatkan yang

terbaik.

Jakarta, Desember 2010

Penulis

Page 8: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………….………………………………………………………. ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………… vi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… viii

DAFTAR GRAFIK ……………………………………………………….. ix

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. x

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 7

1. Pembatasan Masalah ……………………………………...... 7

2. Perumusan Masalah …………………………..……….…… 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7

1. Tujuan Penelitian ................................................................... 7

2. Manfaat Penelitian ................................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR,

PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori tentang Hasil Belajar Matematika ………..……… 9

1. Pengertian dan Karakteristik Matematika dan Matematika

Sekolah……………………………………………………… 9

a. Pengertian dan Karakteristik Matematika ……..……….. 9

b. Pengertian dan Karakteristik Matematika Sekolah…….. 13

2. Hasil Belajar ……………………………………………… 16

3. Hasil Belajar Matematika…………………………………... 22

a. Pendekatan dan Metode dalam Pembelajaran

Matematika …………………………………..………… 22

b. Matematika untuk Kelas Dua Sekolah Dasar ……..…… 26

B. Kajian Teori tentang Strategi Berhitung

Page 9: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

vii

(Different Strategies) …………………………….…………….. 28

1. Pengertian Algoritma……………………………………….. 28

2. Proses Berhitung …………………………..……………….. 29

3. Perbedaan Strategi Berhitung (Different Strategies) dengan

Algoritma Tradisional……………………………………… 31

4. Keuntungan Strategi Berhitung (Different Strategies) ..…… 32

5. Kesalahan Umum yang Dilakukan Siswa………………….. 33

C. Hasil Penelitian yang Relevan………………………………….. 34

D. Kerangka Berpikir……………………………………………… 34

E. Hipotesis Penelitian ………………………….………………… 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………….. 37

B. Metode Penelitian ……………………..……………………….. 37

C. Populasi dan Sampel ………………………..…………………. 38

D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………... 39

E. Instrumen Penelitian ………………………..………………….. 39

F. Teknik Analisis Data ………………………………………….. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ………………………………..……………….. 46

B. Pengujian Persyaratan Analis ………………………………….. 51

1. Uji Normalitas ……………..…………..…………………… 51

2. Uji Homogenitas ………………………….………………… 52

C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ..……………………. 52

1. Analisis Data ..……………………………………………… 52

2. Pengujian Hipotesis ……………………..……..…………… 53

D. Pembahasan Hasil Analisis Data …………………..…………... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………………………..……………… 59

B. Saran ………………………………………….……………...... 59

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………......... 63

Page 10: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Matematika dan Pembelajaran Matematika

di Sekolah ......................................................................................... 15

Tabel 2.2 Tingkatan Domain Kognitif ............................................................. 18

Tabel 2.3 Kemahiran dan Indikator Kemahiran Matematika

untuk Kelas II SD ............................................................................. 27

Tabel 2.4 Perbedaan antara Strategi Berhitung (Different Strategies)

dengan Algoritma Tradisional .......................................................... 31

Tabel 3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 38

Tabel 3.2 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Tes ................... 42

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika

Kelas Eksperimen ............................................................................. 47

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol ........ 48

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Hasil Penelitian ................................................. 50

Tabel 4.4 Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................... 51

Tabel 4.5 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................. 52

Page 11: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar Matematika

Kelompok Eksperimen .................................................................. 48

Grafik 4.2 Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar Matematika

Kelompok Kontrol......................................................................... 49

Page 12: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

x

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR

Bagan 2.1 Proses Belajar ................................................................................ 19

Bagan 2.2 Faktor-faktor Keberhasilan Belajar ............................................... 20

Bagan 2.3 Gerak Titik dan Metode Pembelajaran dari Strategi

Ekspositori-Discovery ................................................................... 24

Bagan 2.4 Strategi Menghitung ...................................................................... 30

Bagan 2.5 Matematiasi Horisontal dan Vertikal (Gravemeijer) ..................... 30

Bagan 2.6 Kerangka Berpikir .......................................................................... 35

Gambar 4.1 Hasil Kerja dengan Algoritma Tradisional Kelas Eksperimen ...... 54

Gambar 4.2 Hasil Kerja dengan Algoritma Tradisional Kelas Kontrol ............ 56

Gambar 4.3 Hasil Kerja dengan Strategi Berhitung (Different Strategies) ....... 57

Gambar L.1 Perhitungan dengan Jari ................................................................. 102

Gambar L.2 Posisi Duduk pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ....................... 102

Gambar L.3 Penggunaan Bingkai Sepuluh oleh Siswa ...................................... 103

Gambar L.4 Bagan Ratusan Besar ..................................................................... 103

Gambar L.5 Design Bingkai Sepuluh ................................................................ 104

Gambar L.6 Design Bagan Ratusan Angka ....................................................... 105

Gambar L.7 Design Bagan Ratusan Titik .......................................................... 105

Page 13: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................... 63

Lampiran 2 Hand Out Pembelajaran ................................................................ 79

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Matematika .............................. 86

Lampiran 4 Uji Coba Instrumen Hasil Belajar Matematika ............................. 87

Lampiran 6 Uji Validitas Instrumen Hasil Belajar Matematika ....................... 89

Lampiran 7 Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Belajar Matematika ................... 90

Lampiran 8 Uji Indeks Kesukaran Instrumen Hasil Belajar Matematika ......... 91

Lampiran 9 Uji Daya Pembeda Instrumen Hasil Belajar Matematika.............. 92

Lampiran 10 Kisi-kisi dan Instrumen Hasil Belajar Matematika Valid ............. 93

Lampiran 11 Tabel Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Eksperimen ... 96

Lampiran 12 Tabel Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Kontrol ......... 97

Lampiran 13 Perhitungan Uji Normalitas ........................................................... 98

Lampiran 14 Perhitungan Uji Homogenitas ....................................................... 99

Lampiran 15 Perhitungan Pengujian Hipotesis dengan Uji t .............................. 101

Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 102

Lampiran 17 Design Bingkai Sepuluh ................................................................ 104

Lampiran 18 Design Bagan Ratusan ................................................................... 105

Lampiran 19 Surat Pengajuan Judul Skripsi ....................................................... 106

Lampiran 20 Surat Bimbingan Skripsi................................................................ 107

Lampiran 21 Surat Izin Penelitian ...................................................................... 108

Lampiran 22 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 109

Page 14: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prestasi siswa Indonesia pada mata pelajaran matematika masih belum

memuaskan. Data UNESCO berdasarkan penelitian Trends in International

Mathematics and Science Study (TIMMS) pada tahun 1999 menempatkan

Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara pada mata pelajaran

matematika, masih di bawah Malaysia dan Singapura.1

Berdasarkan penelitian TIMMS yang dilakukan oleh Frederick K. S.

Leung pada tahun 2003, jumlah jam pegajaran matematika di Indonesia tidak

sebanding dengan prestasi yang diraih.

“Jumlah jam pengajaran matematika di Indonesia jauh lebih

banyak dibanding kedua negara tersebut. Dalam satu tahun, siswa

kelas 8 di Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika,

sementara siswa di Malaysia hanya mendapat 120 jam dan 112 jam di

Singapura. Namun, waktu yang dihabiskan siswa Indonesia tidak

sebanding dengan prestasi yang diraih. Prestasi matematika siswa

Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411, 11 angka lebih tinggi

dari rata-rata rendah dan masih kurang 64 poin lagi untuk menembus

rata-rata menengah. Sementara Malaysia dan Singapura masing-

masing mencapai 508 dan 605.”2

Frederick menambahkan, umumnya siswa di Indonesia lebih banyak

mengerjakan soal yang diekspresikan dalam bahasa dan simbol matematika

yang diset dalam konteks yang jauh dari realitas, akibatnya siswa sering kali

merasa bosan dan menganggap matematika sebagai pelajaran yang tidak

menyenangkan, mereka juga tidak mampu menerapkan teori dalam rangka

pemecahan masalah.3

Lebih lanjut, dari 49 negara yang ikut serta dalam TIMSS 2007,

prestasi siswa Indonesia dalam matematika berada di urutan ke-36, dengan

skor rata-rata 405 (skor rata-rata internasional = 500). Dalam pencapaian

1 “Rendah, Prestasi Matematika Indonesia,” artikel diakses pada 27 Juli 2009 dari

http://www.topix.com/forum/world/malaysia/TPKMP1F380BEBFJGS. 2 “Rendah, Prestasi Matematika Indonesia,” …

3 “Rendah, Prestasi Matematika Indonesia,” …

Page 15: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

2

prestasi belajar matematika, lima urutan terbaik dunia diduduki oleh Taiwan

diikuti oleh Korea Selatan, Singapura, Hong Kong, dan Jepang. Secara umum,

hasil TIMSS 2007 tersebut menunjukkan bahwa siswa kita mempunyai

pengetahuan dasar matematika tetapi tidak cukup untuk dapat memecahkan

masalah rutin (manipulasi bentuk, memilih strategi, dan sebagainya) apalagi

yang non-rutin (penalaran intuitif dan induktif berdasarkan pola dan

kereguleran).4

Angka-angka tersebut tidak berbeda jauh jika kita menengok kembali

batas Standar Kelulusan Minimal (SKM) pada Ujian Akhir Sekolah

Berstandar Nasional (UASBN) tahun ini. Di sekolah yang sarana dan

prasarananya masih di bawah Sekolah Standar Nasional (SSN), nilai SKM

matematika ditentukan hanya 3,3, lebih rendah dari IPA dengan nilai 4 dan

Bahasa Indonesia dengan nilai 6.5

Sedangkan pada kebanyakan sekolah dasar unggulan, SKM yang

diambil untuk mata pelajaran matematika hanya sebesar 3,75 atau 4,0, tidak

berbeda dengan tahun lalu. Sementara bahasa Indonesia dan IPA masing-

masing dinaikkan 0,5 poin dari tahun lalu.6

Karakteristik pembelajaran matematika di sekolah adalah materi

pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertahap, yaitu dari hal yang

konkrit ke abstrak, hal sederhana ke kompleks, konsep yang mudah ke yang

lebih sukar. Selain itu pembelajaran matematika juga mengikuti pendekatan

spiral, di mana setiap konsep baru yang dipelajari perlu memperhatikan

konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Ide-ide seperti lima, persegi

panjang, tambah, negatif, sama dengan, semua merupakan contoh konsep

matematika.

Secara tradisional pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran

matematika adalah “ajarkan kemudian selesaikan” di mana penyelesaian soal

4 Awaluddin Tjalla “Potret Mutu Pendidikan Indonesia Ditinjau dari Hasil-hasil Studi

Internasional” artikel ini diakses pada 3 Maret 2011 dari

http://pustaka.ut.ac.id/pdfartikel/TIG601.pdf 5 “Matematika Masih Jadi Momok,” artikel diakses pada 27 Juli 2009 dari

http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/05/12/20370372/matematika.masih.jadi.momok 6 “Matematika Masih Jadi Momok,” ...

Page 16: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

3

dipisahkan dari proses belajar. Meskipun pendekatan dengan menunjukkan

dan memberitahu kadang berhasil bagi sebagian anak, namun tetap bergantung

pada penyerapan ide yang pasif. Anak-anak yang mengharapkan gurunya

memberitahu aturan tidak suka menyelesaikan soal yang aturannya belum

diberikan.

Pemerintah mengeluarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

melalui Permen 23 Tahun 2006. SKL untuk pelajaran matematika adalah

“1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,

akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; 2) Menggunakan

penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika; 3) Memecahkan masalah yang

meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model

matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang

diperoleh; 4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,

diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5)

Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.” 7

Berdasarkan standar di atas, salah satu SKL dari pembelajaran

matematika adalah mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

Namun, untuk mendukung kemampuan pemecahan masalah, anak harus

memahami konsep yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan.

Hal tersebut sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika

(NCTM,2000) yaitu membantu siswa mengembangkan kemampuannya dalam

menyelesaikan permasalahan matematika. Pengajaran dengan penggunaan

algoritma yang sudah baku menjadikan siswa tidak komunikatif, kurang

kreatif dan cenderung pasif.8

7 Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat

Kurikulum, “Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika,” artikel diakses pada 23

Maret 2009 dari

http://www.puskur.net/download/prod2007/50_kajiankebijakankurikulummatematika.pdf. 8 Gelar Dwirahayu, “Pengaruh Pendekatan Analogi terhadap Peningkatan Kemampuan

Penalaran Matematika Siswa SMP,” Algoritma Vol. 1 No. 1 (Juni 2006), h. 55.

Page 17: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

4

Tulisan Pamela R. Hyde, “Understanding Mathematical Concepts

Through Performance Assessment” dalam Harvey9, memberikan sebuah

gambaran mengenai pengalamannya dalam menilai kemampuan muridnya

menaksir jumlah dan menambakan tiga angka yang terdiri dari dua digit

dengan menggunakan tiga warna kubus yang berbeda: 18 putih, 14 biru, 13

merah mungkin dapat mewakili keadaan yang sebenarnya terjadi pada kelas

kita. Perintah dari tes ini adalah untuk menghitung jumlah keseluruhan kubus

yang telah disediakan.

Hasil yang didapat dari kegiatan tersebut adalah banyak dari muridnya

tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk memulai memecahkan masalah

yang diberikan. Banyak dari muridnya tidak melihat soal tersebut sebagai

suatu kesatuan melainkan sebagai bagian-bagian yang terpisah. Mereka tidak

melihat hubungan dalam penghitungan warna-warna secara individu (satu

warna), dengan kata lain mengkombinasikan angka yang di dapat dari

penghitungan secara individu merupakan langkah untuk mendapatkan jumlah

keseluruhan. Sehingga beberapa muridnya tidak mampu mendapatkan jumlah

yang benar meski mereka mengulanginya beberapa kali. Mereka tidak melihat

bahwa dengan menambahkan ketiga angka dari tiap-tiap warna, akan

memungkinkan mereka untuk mendapatkan jumlah keseluruhan yang tepat.

Beberapa muridnya melakukan panambahan setelah menghitung kubus secara

individual dengan algoritma penjumlahan menurun. Beberapa murid yang

sampai pada tahapan ini mengalami kesalahan prosedural dalam

menyelesaikan algoritma penjumlahan menurun. Mereka mengalami

kebingungan dalam menentukan nilai tempat pada angka satuan dan puluhan,

serta memiliki pengetahuan yang sedikit mengenai basis sepuluh dan

bagaimana meletakkan angka sepuluh pada kolom puluhan.

Perbedaan cara anak melakukan perhitungan menunjukkan

pemahaman yang berbeda pula. Bagi anak yang memahami 18 hanya

didasarkan pada proses membilang, dia akan mendapatkan jumlah dengan

9 Harvey Daniels & Marilyn Bizar, Teaching the Best Practice Way: Methods that Matter

K12 (Portland: Stenhouse Publishers, 2005) halaman 253-255

Page 18: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

5

membilang seluruh kubus. Seorang anak yang telah belajar puluhan dan satuan

dengan pemahaman yang terbatas mungkin akan menggunakan pendekatan

tradisional, ditulis dalam dua baris dengan rata. Sebagian anak mungkin akan

menuliskan 212 sebagai hasil penambahan antara 18 dan 14. Mereka yang

dapat dengan benar menggunakan algoritma mungkin dapat atau tidak dapat

menjelaskan mengapa algoritma tersebut benar.

Prosedur pengerjaan yang tidak biasa mungkin saja bisa kita dapatkan

dari anak-anak. Misalnya, anak-anak yang memahami bahwa bilangan dapat

dipecah ke dalam banyak cara, serta memahami bahwa jumlah antara dua

bilangan tidak akan berubah jika salah satunya ditambahkan sedangkan yang

lainnya ikut dikurangkan dengan nilai yang sama, mungkin akan

menjumlahkan antara 18 dan 14 dengan menjumlahkan dulu 10 dengan 10 dan

menggabungkannya dengan jumlah antara 8 dan 4. Dalam bentuk yang lebih

fleksibel adalah dengan memecahkan 18 menjadi 10 dan 8, 14 menjadi 10 dan

4, kemudian memberikan 2 dari 4 ke 8 didapatkan 10 dan 2, sehingga

terbentuk urutan 10, 10, 10, dan 2 menjadi 32.

Prosedur penilaian kemampuan pemecahan masalah yang umum

adalah pemberian soal cerita. Kemampuan pemodelan cerita menjadi sebuah

kalimat matematika menjadi sangat penting dalam prosedur ini. Hambatan

yang mungkin muncul adalah anak-anak kelas 1 dan 2 mungkin saja belum

mengerti makna dari sebuah bacaan. Hal ini mungkin bisa dilompati dengan

prosedur penilaian yang dicontohkan oleh Pamela R. Hyde di atas. Kedua

prosedur tersebut memungkinkan didapatkannya respon jawaban yang sama

dari anak.

Pemahaman yang baik mengenai bilangan bulat akan membantu anak

untuk menemukan penyelesaian yang tepat dari suatu penjumlahan, baik

dengan algoritma yang umum atau cara yang tidak biasa. Pemahaman konsep

sebelumnya, mempengaruhi pemahaman konsep berikutnya. Hal ini sesuai

dengan definisi pemahaman yang diungkapkan oleh beberapa ahli.

“Pemahaman dapat didefinisikan sebagai ukuran kualitas dan

kuantitas hubungan suatu ide dengan ide yang telah ada. Tingkat

pemahaman bervariasi. Pemahaman bergantung pada ide yang sesuai

Page 19: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

6

yang telah dimiliki dan tergantung pada pembuatan hubungan baru

antara ide (Back house, Haggarty, Pirie, & Stratton, 1992; Davis,

1986; Hiebert & Carpenter, 1992, Janvier, 1987; Schroder & Lester,

1989).”10

Lebih jauh, Hiebert dan Carpenter menambahkan ide yang dipahami

dihubungkan dengan banyak ide yang lain oleh jaringan konsep dan prosedur

yang bermakna. Mereka menyebutnya sebagai jaringan ide yang saling

terhubung.11

Sampai di sini kita akan berasumsi bahwa penggunaan strategi berbeda

yang fleksibel akan memberikan keuntungan pada anak, seperti berkurangnya

kesalahan penghitungan, dan pengerjaan yang lebih cepat. Namun dari

kelebihan tersebut, pengembangan logika mengenai bilangan menjadi lebih

penting, dan mungkin saja hal tersebut bisa diperoleh dengan penggunaan

algoritma yang ditemukan sendiri oleh anak.

Algoritma tradisional juga merupakan strategi yang bagus dan telah

dikembangkn sejak lama. Dalam penerapannya kita akan mengenal istilah

“meminjam” atau “menyimpan”. Algoritma tradisional cenderung membuat

kita berpikir dalam konteks angka, bukan bilangan secara keseluruhan.

Algoritma ini bisa digunakan pada semua bilangan tetapi terkadang kurang

efisien dalam perhitungan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti

pengaruh algoritma temuan terhadap hasil belajar siswa, sehingga penulis

mengangkat “PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT

STRATEGIES) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT” sebagai judul skripsi.

10

John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, ed. 6 (Jakarta:

Erlangga, 2008), h. 26. 11

John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah..., h. 26.

Page 20: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

7

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan uraian di atas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Masih rendahnya hasil belajar matematika siswa SD terlihat dari

rendahnya SKM yang diambil.

2. Siswa hanya mampu melakukan operasi hitung bilangan bulat tetapi tidak

menyentuh konsep yang dipelajari.

3. Algoritma tradisional dalam operasi bilangan bulat yang umum digunakan

cenderung membuat kita berpikir dalam konteks angka, bukan bilangan

secara keseluruhan.

4. Keterbatasan yang jelas dari pemberian algoritma tradisional secara

prematur adalah bahwa para siswa mungkin menghafalkan aturan atau

generalisasi dan mampu mereproduksinya untuk tujuan-tujuan ujian, tetapi

mereka tidak memiliki keakraban dengan konsep-konsep dasar dan

berbagai rincian pendukung yang memberikan kedalaman makna.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

1) Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar pada materi operasi

bilangan bulat yang diberikan pada kelas dua SD. Data hasil belajar

diperoleh dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar.

2) Istilah algoritma pada skripsi ini diartikan sebagai suatu strategi

perhitungan bilangan bulat untuk mendapatkan jawaban yang benar.

3) Algoritma tradisional adalah strategi hitung yang digunakan secara

umum.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1) Bagaimana hasil belajar matematika dengan menggunakan strategi

berhitung (different strategies) dan algoritma tradisional?

Page 21: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

8

2) Apakah terdapat pengaruh penggunaan strategi berhitung (different

strategies) terhadap hasil belajar matematika?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1) Mengetahui dan mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa yang

pembelajarannya menggunakan strategi berhitung (different

strategies) dan yang menggunakan algoritma tradisional.

2) Mengetahui pengaruh penggunaan strategi berhitung (different

strategies) terhadap hasil belajar matematika siswa.

2. Manfaat Penelitian

1) Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar matematika

terutama pada materi operasi bilangan bulat.

2) Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada guru

tentang penggunaan strategi berbeda dalam upaya peningkatan

hasil belajar matematika.

Mendorong guru untuk berinovasi dalam rangka meningkatkan

hasil belajar matematika siswa.

3) Sekolah

Sebagai referensi untuk memancing para guru agar terus

meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran.

4) Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada para

pembaca tentang penggunaan strategi berbeda dalam upaya

peningkatan hasil belajar matematika.

Page 22: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

9

BAB II

LADASAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR,

DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori tentang Hasil Belajar Matematika

1. Pengertian dan karakteristik Matematika dan Matematika Sekolah

a. Pengertian dan Karakteristik Matematika

Matematika pada mulanya diambil dari kata dalam bahasa Yunani,

mathemaike, yang berarti “relating to learning”. Kata tersebut memiliki

akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu.1

Berdasarkan etimologi, matematika berarti ilmu pengetahuan yang

diperoleh dengan bernalar. Matematika terbentuk dari pengalaman empiris

yang diolah secara analisis dan sintetis dengan penalaran di dalam struktur

kognitif sehingga didapat suatu kesimpulan berupa konsep-konsep

matematika.2

Terdapat beberapa pendapat mengenai matematika, seperti yang

diungkapkan oleh beberapa ahli berikut ini,

1) James dan James mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang

logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang

berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak

yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.3

2) Johnson dan Rising mengatakan bahwa matematika adalah pola

berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika

itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan

1 Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer (Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia, 2001), h.18. 2 Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer …, h.18. 3 Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer …, h.18.

Page 23: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

10

cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat,

lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.4

3) Reys, dkk mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola

dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa,

dan suatu alat.5

4) Muhafilah menyatakan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang

memiliki fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

kuantitatif dan keruangan. Selain itu, matematika merupakan bahasa

universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, serta

mengkomunikasikan ide-ide mengenai elemen dan kuantitas.6

5) Lerner menyebut matematika sebagai bahasa universal karena

matematika merupakan bahasa simbolis yang mampu melakukan

pencatatan serta mengkomunikasikan ide-ide berkaitan dengan elemen-

elemen dan hubungan-hubungan kuantitas. Ruang lingkup matematika

meliputi pengoperasian perhitungan, pengukuran, aritmatika, kalkulasi,

geometri, dan aljabar. Istilah matematika tidak hanya sekedar istilah

aritmatika karena sesungguhnya matematika merupakan kajian ilmu

dari seluruh susunan angka dan hubungannya, sedangkan aritmatika

merupakan pengoperasian penghitungan yang diajarkan di sekolah.7

6) Menurut Hudoyo, matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-

struktur dan hubungan yang diatur menurut urutan yang logis.8

7) Menurut Russeffendi, matematika adalah ilmu deduktif yang tidak

menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif)

4 Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer …, h.18. 5 Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer …, h.18. 6 Bandi Delphie, Matematika untuk Anak Berkebutuhan Khusus (Sleman: PT Intan Sejati

Klaten), h.2 7 Bandi Delphie, Matematika untuk Anak Berkebutuhan Khusus…, h. 2.

8 Sri Anitah, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika, ed. 3 (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2008), h. 7.4.

Page 24: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

11

tetapi diterima generalisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara

deduktif.9

Semua pengertian yang telah disebutkan sebelumnya dapat

diterima karena matematika dapat dipandang dari segala sudut, dari yang

sederhana sampai yang paling kompleks. Namun, tidak ada satu pun dari

pengertian di atas yang dianggap sebagai definisi tunggal yang disepakati

dan dapat diterima secara umum dan mewakili definisi lainnya.

Meskipun tidak ada definisi tunggal yang disepakati, matematika

memiliki ciri-ciri atau karakteristik khusus yang terdapat pada pengertian

matematika. Beberapa karakteristik matematika dalam Anitah, dkk.10

adalah

1) Memiliki objek kajian yang abstrak

Objek dasar yang dipelajari dalam matematika adalah abstrak. Objek-

objek itu merupakan objek pikiran yang meliputi fakta, konsep,

skill/keterampilan, dan prinsip.

a) Fakta dalam matematika merupakan konvensi atau kesepakatan

yang umumnya sudah dipahami oleh pengguna matematika,

disajikan dalam bentuk lambang atau simbol, misalnya “dua” yang

disimbolkan dengan “2”.

b) Konsep dalam matematika adalah ide abstrak yang memungkinkan

seseorang dapat mengklasifikasikan objek-objek atau peristiwa,

serta menentukan apakah objek atau peristiwa tersebut merupakan

contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut, misalnya

bilangan genap diungkap dengan definisi bilangan yang merupakan

kelipatan 2.

c) Skill juga dapat juga disebut operasi atau relasi. Operasi alam

matematika adalah aturan untuk memperoleh elemen atau unsur

tunggal dari satu atau lebih elemen yang diberikan. Algoritma

seperti penjumlahan dan pengurangan merupakan contoh dari skill.

9 Sri Anitah, dkk., Strategi Pembelajaran Matematik..., h. 7.4.

10 Sri Anitah, dkk., Strategi Pembelajaran Matematik..., h.7.5 – 7.11.

Page 25: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

12

d) Prinsip dalam matematika dapat memuat fakta, konsep maupun

operasi yang dapat muncul dalam bentuk teorema, lemma, sifat, dan

hukum. Contoh dari prinsip, jika a dan b bilangan real maka berlaku

a+b=b+a.

2) Bertumpu pada kesepakatan

Kesepakatan yang paling mendasar adalah unsur-unsur yang tidak

didefinisikan dan aksioma. Unsur-unsur yang tidak didefinisikan

disebut dengan unsur primitif atau pengertian pangkal. Hal ini muncul

untuk menghindari pendefinisian yang berputar-putar. Melalui

pendefinisian satu atau lebih unsur primitif dapat dibentuk sebuah

konsep baru. Sedangkan aksioma atau postulat muncul untuk

menghindari pembuktian yang berputar-putar. Dari suatu sistem

aksioma dapat diturunkan menjadi sebuah teorema. Contohnya,

penulisan lambang bilangan.

3) Berpola pikir deduktif

Pola pikir deduktif secara sederhana dapat diartikan sebagai pemikiran

dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus. Contoh

seorang siswa yang mengerti konsep persegi panjang ketika

menemukan berbagai bentuk pigura dalam sebuah pameran, dia dapat

menunjukkan mana yang termasuk persegi panjang dan mana yang

bukan.

4) Memiliki simbol yang kosong dari arti

Simbol-simbol itu dapat berupa huruf, lambang bilangan, lambang

operasi dan sebagainya. Sebelum jelas semesta yang digunakan, simbol-

simbol tersebut kosong dari arti. Rangkaian simbol dalam matematika

dapat membentuk suatu model matematika. Model matematika dapat

berupa persamaan, pertidaksamaan, fungsi dan sebagainya. Misalnya,

huruf-huruf dalam persamaan x + y = z belum tentu berarti bilangan,

demikian juga tanda “+” belum tentu berarti operasi penjumlahan.

Page 26: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

13

5) Memperhatikan semesta pembicaraan

Simbol-simbol atau tanda-tanda dalam matematika memerlukan

kejelasan lingkup atau semesta pembicaraan. Benar atau salahnya

maupun ada atau tidaknya penyelesaian model matematika sangat

ditentukan oleh semesta pembicaraannya. Misalnya diberikan

persamaan 2x = 3, jika semesta pembicaraannya bilangan real maka

diperoleh x = 1,5, tetai jika semesta pembicaraannya adalah bilangan

bulat maka tidak ada jawaban yang memenuhi.

6) Konsisten dalam sistemnya

Konsistensi berlaku dalam masing-masing sistem. Dengan kata lain

bahwa dalam setiap sistem atau struktur tidak boleh ada kontradiksi.

Suatu teorema atau definisi harus menggunakan istilah atau konsep

yang telah ditetapkan terdahulu. Misalnya jika telah disepakati bahwa x

+ y = a dan a + b = c maka x + y + b haruslah sama dengan c.

b. Pengertian dan Karakteristik Matematika Sekolah

Matematika sekolah adalah matematika yang umumnya diajarkan

di jenjang persekolahan yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah

Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika sekolah

merupakan bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan atau

berorientasi kepada kepentingan pendidikan dan perkembangan IPTEK.

Matematika sekolah memiliki perbedaan dengan matematika

sebagai ilmu. Perbedaan tersebut terdapat dalam hal penyajian, pola pikir,

keterbatasan semesta, dan tingkat keabstrakannya. Matematika sekolah juga

memperhatikan perkembangan kognitif peserta didik.

Matematika sekolah atau pendidikan matematika memiliki

karakteristik yang tidak lepas dari matematika sebagai ilmu. Karakteristik

pendidikan matematika yang dimaksud dalam Anitah11

adalah

1) Memiliki objek kajian konkret dan abstrak

Seorang guru matematika dalam menerangkan fakta, konsep,

skill/keterampilan, dan prinsip harus menyesuaikan perkembangan

11

Sri Anitah, dkk., Strategi Pembelajaran Matematik..., h.7.25-7.29.

Page 27: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

14

penalaran siswa agar terlihat konkret. Semakin rendah jenjang

sekolahnya, semakin tinggi tingkat kekonkretannya, salah satu caranya

yaitu dengan mengaitkan materi yang disampaikan dengan realita di

sekitar siswa atau disesuaikan dengan pemakaiannya.

2) Pola pikirnya induktif dan deduktif

Penyajian pelajaran matematika di sekolah masih memerlukan contoh-

contoh dan benda konkret jika memungkinkan. Dari contoh-contoh

tersebut ditunjukkan hal-hal atau sifat-sifat khusus, selanjutnya menuju

ke hal-hal yang bersifat umum. Kesimpulan, definisi, atau teorema

diangkat berdasarkan contoh-contoh. Dalam pembelajaran matematika

pola pikir deduktif tetap penting dan merupakan salah satu tujuan yang

bersifat formal, yang memberi tekanan kepada penataan nalar. Misalnya

untuk membuktikan bahwa jumlah dua bilangan ganjil adalah bilangan

genap, maka pembuktian induktif yang dapat digunakan adalah dengan

mengambil sembarang angka ganjil kemudian menjumlahkannya

sehingga diperoleh angka genap, 3+5=8, 1+1=2. Secara deduktif, misal

kita ambil sembarang n bilangan asli, kemudian kita jumlahkan 2n1+1

dengan 2n2+1 diperoleh 2(n1+n2+1) atau 2k yang merupakan definisi

dari bilangan genap.

3) Kebenaran bersifat konsisten dan korelasional

Konsistensi dalam pembelajaran matematika juga berlaku dalam hal

istilah atau nama objek matematika yang digunakan. Tidak terdapat

kontradiksi baik dalam sifat, konsep, teorema, istilah atau nama yang

digunakan.

4) Bertumpu pada kesepakatan

Kesepakatan juga berlaku dalam hal istilah atau nama objek matematika

yang digunakan, dan juga dalam hal definisi dan sebagainya, seperti

yang terdapat pada karakteristik matematika sebagai ilmu. Misalnya “1”

disepakati sebagai sebuah lambang dari kuantitas yang menunjukkan

jumlah satu.

Page 28: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

15

5) Memiliki simbol kosong arti dan juga berarti

Penggunaan simbol disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa. Misal

penggunaan kata variabel untuk anak SD masih digunakan , О, atau

“…”, semakin tinggi tingkatannya dan setelah memahami makna dari

variabel maka digunakan huruf m, n, x, atau y.

6) Taat kepada semesta, bahkan juga dipakai untuk membedakan tingkat

sekolah

Semesta pembicaraan dalam pembelajaran matematika tetap diperlukan,

namun mungkin sekali dipersempit. Semesta pembicaraan berangsur

diperluas seiring dengan meningkatnya tahap perkembangan siswa.

Meskipun memiliki beberapa perbedaan dengan karakteristik

matematika sebagai cabang ilmu pengetahuan, karakteristik pembelajaran

matematika di sekolah tidak lepas dari karakteristik matematika itu sendiri.

Kedua karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut.12

Tabel 2.1

Karakteristik Matematika dan Pembelajaran Matematika di Sekolah

No Karakteristik Matematika Karakteristik Pembelajaran

Matematika

1. Objek kajian abstrak Objek kajian objek dan abstrak

2. Pola pikir deduktif Pola pikir deduktif dan induktif

3. Kebenaran konsistensi Kebenaran konsistensi dan

korelasional

4. Bertumpu pada kesepakatan Bertumpu pada kesepakatan

5. Memiliki simbol kosong dari

arti (sebelum memasuki

semesta tertentu)

Memiliki simbol kosong dari arti

dan juga berarti (sudah masuk

dalam semesta tertentu)

6. Taat kepada semestanya Taat kepada semesta, bahkan juga

dipakai untuk membedakan tingkat

sekolah.

12

Sri Anitah, dkk., Strategi Pembelajaran Matematik..., h. 7.24-7.25.

Page 29: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

16

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal, dalam arti

sesuatu yang terjadi di diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya

perubahan kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh kepada

perilaku. Perilaku belajar seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan

terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemudian dapat diketahui melalui tes.13

Definisi belajar itu sendiri yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah

sebagai berikut:

1) Menurut Spears, belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba

melakukan sendiri, mendengar, dan mengikuti petunjuk.14

2) Menurut Silverman, belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai

akibat dari pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku akibat belajar

dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki perilaku

yang sudah ada.15

3) Menurut Reber, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan, dan suatu

perubahan kemampuan yang bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil

latihan yang diperkuat.16

4) Menurut Witherington, belajar merupakan perubahan dalam kepribadian,

yang dimaifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk

keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.17

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah proses memperoleh pengetahuan dan

perubahan dalam kepribadian sebagai akibat dari pengalaman atau latihan,

yang termanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru dalam bentuk

keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Perubahan

kemampuan bersifat relatif langgeng sebagai hasil dari latihan yang diperkuat.

13

Usman Melayu, “Hakikat Minat Belajar dan Hasil Belajar,” Berita STMT Trisakti, ed.

084 (Januari 1999): h. 55. 14

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 54. 15

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., h. 56. 16

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Cet. 1 (Jakarta: Logos, 1999), h. 62. 17

Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pndidikan, Cet. 4 (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 155.

Page 30: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

17

Belajar juga dapat di definisikan sebagai suatu kegiatan. Kegiatan

belajar dapat ditandai dengan dipenuhinya ketiga ciri kegiatan belajar. Ketiga

ciri tersebut dalam Sabri18

adalah

1) Perubahan tingkah laku yang aktual dan potensial. Aktual berarti

perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar itu nyata dapat

dilihat seperti kemampuan menulis dan membaca. Sedangkan perubahan

yang potensial berarti perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar tidak

dapat dilihat perubahannya secara nyata seperti kemampuan analisis,

sintetis, dan evaluasi.

2) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar merupakan kemampuan yang

baru, baru dalam arti benar-benar baru diperoleh maupun baru yang

merupakan hasil perbaikan atau peningkatan kemampuan sebelumnya.

Kemampuan hasil belajar tersebut sifatnya relatif menetap tidak segera

lenyap.

3) Adanya usaha atau aktifitas yang sengaja dilakukan oleh orang yang

belajar dengan pengalaman atau dengan latihan.

Sebagai sebuah aktifitas, belajar juga memiliki tujuan. Tujuan belajar

tersebut erat kaitannya dengan perubahan atau pembentukan tingkah laku

tertentu. Menurut Surachmad dalam Sabri tujuan belajar di sekolah itu

ditujukan untuk mencapai pengumpulan pengetahuan, penanaman konsep dan

kecekatan atau keterampilan, dan pembentukan sikap dan perbuatan.19

Tujuan belajar yang lebih dikenal dalam dunia pendidikan sekarang

adalah tujuan pendidikan menurut Taksonomi Bloom. Ada tiga aspek

kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui pencapaian tujuan tersebut,

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Penilaian terhadap ranah kognitif bertujuan untuk mengukur

penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmun berupa materi-materi esensial

sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Ranah kognitif menurut Bloom

18

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., h. 56-57. 19

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., h.58.

Page 31: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

18

memiliki enam jenjang proses berpikir, yaitu pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Tujuan belajar afektif

untuk memperoleh sikap, apresiasi, karakterisasi. Sedangkan tujuan

psikomotorik untuk memperoleh keterampilan fisik yang berkaitan dengan

keterampilan gerak maupun keterampilan ekspresi verbal dan non verbal.

Lebih lanjut lagi, enam tingkatan proses berpikir pada ranah kognitif yang

dimaksud adalah seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.2 mengenai tingkat

domain kognitif di bawah ini. 20

Tabel 2.2

Tingkatan Domain Kognitif

No Tingkatan Deskriptif Kompetensi

1 Ingatan

(knowledge/recalling)

Aspek pengetahuan berkenaan dengan hafalan

dan ingatan, misalnya hafal atau ingat tentang

simbol, istilah, fakta, konsep, definisi, dalil,

prosedur, pendekatan, metode.

Contoh

menyebutkan

menunjukkan

menuliskan

2 Pemahaman

(comprehension)

Tiga macam pemahaman adalah pengubahan

(translation), pemberian arti (interpretation),

dan pembuatan ekstrapolasi (extrapolation).

Contoh

Menjelaskan perbedaan

Menghitung

3 Penerapan

(application)

Kemampuan seseorang menggunakan apa

yang telah diperolehnya (generalisasi,

abstraksi, aturan, dalil prosedur dan metode)

dalam situasi khusus yang baru, dan konkrit,

mengaplikasikan pemahamannya untuk

memecahkan persoalan baru untuk situasi baru

tanpa adanya aturan yang sudah diberikan.

Aplikasi menekankan kepada mengenai apa-

apa yang perlu diketahui dan mengenal

kegunaannya, memilihnya, kemudian

menggunakannya.

20

Ruseffendi., Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya

dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA, Ed.3, (Bandung: Tarsito, 2006), h.

220-224.

Page 32: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

19

4 Analisis

(analysis)

Kemampuan memisahkan materi (informasi)

ke dalam bagian-bagiannya yang perlu,

mencari hubungan antara bagian-bagiannya,

dan mengamati sistem bagian-bagiannya,

mampu melihat (mengenal) komponen-

komponennya, bagaimana komponen-

komponen itu berhubungan dan

terorganisasikan, membedakan fakta dari

khayalan. Analisis juga meliputi kemampuan

menyelesaikan soal-soal tak rutin, menemukan

hubungan, membuktikan, mengomentari bukti,

dan merumuskan serta menunjukkan benarnya

suatu generalisasi, tetapi baru dalam tahap

analisis, belum dapat menyusun.

5 Sintesis

(Syntesis)

Kemampuan bekerja dengan bagian-

bagiannya, potongan-potongannya, unsur-

unsurnya, dan semacamnya, dan menyusunnya

menjadi suatu kebulatan baru seperti pola dan

struktur.

6 Evaluasi

(evaluation)

Kemampuan untuk membuat kriteria,

memberikan pertimbangan, mengkaji

(kekeliruan, ketepatan, ketetapan/reliabilitas)

dan mampu menilai.

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi hasil dan proses belajar.

Kegiatan belajar dapat digambarkan pada gambar 2.1 mengenai proses belajar

sebagai berikut, 21

Bagan 2.1

Proses Belajar

21

Ngalim Purwanto, Pskologi Pendidikan, cet. 4 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004), h. 106.

RAW INPUT TEACHING-LEARNING

PROCESS

INSTRUMENTAL

INPUT

ENVIRONMENTAL

INPUT

OUTPUT

Page 33: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

20

Gambar tersebut menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input)

akan diberikan pengalaman belajar tertentu dalam proses pembelajaran. Proses

tersebut ikut dipengaruhi oleh faktor lingkungan, serta sejumlah faktor yang

sengaja dirancang dan dimanipulasikan guna menunjang tercapainya output

yang dikehendaki.22

Secara umum Ruseffendi membagi faktor yang mempengaruhi proses

dan hasil belajar menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan keluaran

tertentu. Untuk melihat besarnya pengaruh faktor-faktor itu terhadap

keberhasilan siswa belajar, Ruseffendi menggambarkannya ada sebuah garis

bilangan sebagai berikut23

Bagan 2.2

Faktor-faktor Keberhasilan Belajar

Selanjutnya, Ruseffendi24

menjelaskan faktor-faktor tersebut, sebagai

berikut:

a. Kecerdasan anak

Agar siswa bisa berhasil dalam suatu pendidikan, dia harus cukup cerdas.

Kemampuan mengingat, memusatkan perhatian, kemampuan mengambil

makna, mengemukakan pendapat, dan kecepatan belajar adalah hal-hal

yang termasuk ke dalam kecerdasan.

22

Ngalim Purwanto, Pskologi Pendidikan..., h. 106. 23

Ruseffendi, Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya

dalam Pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA … h.9. 24

Ruseffendi, Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya

dalam Pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA… h.9.

Kec

erdas

an

anak

Murid

(faktor dalam) Faktor luar

Kes

iapan

anak

Bak

at

anak

Kem

auan

bel

ajar

Min

at

anak

Model

pen

yaj

ian

mat

eri

Pri

bad

i

dan

sik

ap

guru

Suas

ana

bel

ajar

Kom

pet

ensi

guru

Kondis

i

luar

Page 34: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

21

b. Kesiapan anak

Kesiapan yang dimaksud terdiri dari dua macam, perkembangan

mentalnya sudah siap dan pengetahuan prasyaratnya sudah dimiliki.

Sebagai contoh, seorang siswa belum bisa mengerti berhitung bila dia

belum memahami hukum kekekalan banyaknya (perkembangan mentalnya

belum siap) dan ia tidak akan mengerti perkalian bila ia belum mengerti

penjumlahan (pengetahuan prasyaratnya belum ada).

c. Bakat anak

Bidang-bidang tertentu yang mengutamakan bakat diantaranya adalah

kesenian, olah raga, seni rupa, arsitek. Bakat seseorang bisa diungkapkan

melalui diskusi, tugas, dan tes perbuatan oleh seorang ahli.

d. Kemauan belajar

Kemauan belajar mungkin saja ditentukan oleh kesadaran mengenai

manfaat belajar bagi seorang anak. Pemberian hadiah, hukuman,

penggunaan alat peraga, permainan atau variasi lain dalam pembelajaran

disarankan untuk meningkatkan kemauan anak untuk belajar.

e. Minat anak

Terdapat perbedaan antara minat belajar dan mau belajar. Minat belajar

timbul karena di dalam belajar itu sendiri dianggap memiliki unsur yang

menarik sehingga seseorang melakukannya, sedangkan kemauan

ditimbulkan karena unsur di luar belajar yang membuat belajar itu menarik

untuk dilakukan, misalnya pengharapan akan imbalan atau nilai.

f. Model penyajian materi

Keberhasilan anak dalam belajar tergantung pula dari model penyajian

materi pelajarannya. Hal ini disebabkan karena perbedaan pengalaman

siswa dan kesenangan terhadap cara-cara tertentu dalam belajar.

g. Pribadi dan sikap guru

Siswa pada umumnya belajar tidak hanya melalui bacaan, tetapi juga

melalui contoh-contoh yang baik dari sikap, tingkah laku, dan perbuatan

manusia lain.

Page 35: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

22

h. Suasana pembelajaran

Suasana pembelajaran yang menunjang atau tidak tergantung dari

bagaimana sikap guru. Respon guru terhadap jawaban atau pertanyaan

yang dilontarkan siswa termasuk ke dalam hal yang menentukan suasana

belajar.

i. Kompetensi guru

Seorang guru profesional memiliki kemampuan-kemampuan tertentu.

Kemampuan-kemampuan itu diperlukan dalam membantu siswa belajar.

Keberhasilan siswa belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan-

kemampuan guru profesional itu, baik karena Kompetensinya maupun

karena penampilannya.

j. Kondisi masyarakat luas

Kondisi masyarakat sekitar atau masyarakat yang lebih luas secara

langsung akan membantu atau menghambat hasil pendidikan siswa di

sekolah. Dikatakan membantu bila keadaan yang berlaku di masyarakat

cook dengan pendidikan di sekolah, merusak bila keadaan yang berlaku di

masyarakat tidak sejalan dengan pendidikan di sekolah.

3. Hasil Belajar Matematika

a. Pendekatan dan Metode dalam Pembelajaran Matematika

Hasil belajar merupakan akibat dari kegiatan belajar untuk

memperoleh pengetahuan dan perubahan perilaku ke arah tercapainya hasil

belajar. Sehingga lebih khusus kita dapat mengartikan hasil belajar

matematika sebagai akibat dari kegiatan belajar matematika. Keberhasilan

dalam mencapai hasil pembelajaran matematika yang dikehendaki tentu

tidak lepas dari pemilihan pendekatan dan metode yang tepat.

Pendekatan (approach) pembelajaran matematika adalah cara yang

ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan

bisa beradaptasi dengan siswa.25

Ada beberapa pendekatan yang digunakan

25

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer…, h.7.

Page 36: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

23

dalam pembelajaran matematika. Seperti disebutkan oleh Anitah, dkk.26

berikut ini,

1) Pendekatan spiral, adalah pendekatan dalam mengajar konsep atau materi

yang dimulai dari benda konkret secara intuitif kemudian dilanjutkan ke

taraf yang lebih tinggi dalam bentuk abstrak.

2) Pendekatan induktif, adalah suatu cara mengajar yang penyajian topik

atau materi dikembangkan berdasarkan pemikiran induktif, yaitu dari

yang konkret ke abstrak, dari yang khusus ke umum, dan dari contoh-

contoh menuju ke umum.

3) Pendekatan deduktif, adalah cara mengajar yang penyajian materi atau

topik berjalan dari yang umum ke khusus, dari yang abstrak ke konkret,

atau dari definisi, rumus, dan teorema kepada contoh, dan penyelesaian

soal.

4) Pendekatan formal, dimulai dari unsur-unsur atau istilah-istilah yang

tidak didefinisikan (unsur primitif) kemudian dibuat definisi-definisi

mengenai unsur-unsur atau istilah-istilah itu dan diterapkan pada

sejumlah pernyataan pangkal atau aksioma yang merupakan suatu

pernyataan yang kebenarannya tidak perlu dibuktikan.

5) Pendekatan informal, adalah jika pembahasan suatu bagian dari sebuah

sistem formal menyimpang dari cara formal.

6) Pendekatan analitik, adalah suatu prosedur yang dipakai untuk

pembahasan elajaran dari hal-hal yang belum diketahui sampai ke hal-hal

yang sudah diketahui.

7) Pendekatan sintetik, adalah suatu prosedur yang dipakai untuk

pembahasan pelajaran dari hal-hal yang sudah diketahui menuju kepada

apa yang belum diketahui.

8) Pendekatan intuitif, hampir sama dengan pendekatan induktif, bedanya

contoh-contoh pada pada pendektan intuitif biasanya dalam bentuk

permainan, keadaan, atau masalah sehari-hari yang memuat konsep

matematika yang akan diajarkan.

26

Sri Anitah, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika..., h. 9.6-9.14.

Page 37: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

24

Metode pembelajaran diartikan sebagai cara menyajikan materi

yang masih bersifat umum.27

Penemuan, tanya jawab, ekspositori, dan

pemecahan masalah adalah contoh dari metode yang dapat ditemukan dalam

pembelajaran matematika.

Hasil penelitian Fenton menyebutkan bahwa strategi pembelajaran

yang banyak digunakan para guru bergerak pada garis kontinum, antara titik

ekspositori dan discovery. Sehingga kenyataannya hampir tidak ada

discovery murni. Guru dapat mengombinasikan berbagai metode yang

dianggap paling efektif.28

Bagan 2.3

Gerak Titik dan Metode Pembelajaran dari Strategi

Ekspositori-Discovery

Menurut Bruner dengan discovery learning, belajar bermakna

hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan. Siswa harus aktif

mengidentifikasi prinsip-prinsip kunci yang ditemukannya sendiri, bukan

sekedar menerima penjelasan dari guru.29

Metode ini dimulai dengan menciptakan situasi pembelajaran yang

problematis, menstimulus anak dengan pertanyaan, mendorong anak

mencari jawabannya sendiri, dan bereksperimen. Bentuk lainnya dengan

27

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer…, h.7. 28

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer…, h. 1.6-1.7. 29

Udin S. Wiranataputra, dkk., Materi Pokok Teori Beljar dan Pembelajaran (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2007), h. 3.18.

cera

mah

tanya

jaw

ab

resi

tasi

dis

ku

si

pro

ble

m s

olv

ing

studi

kas

us

eksp

erim

en

Ekspositori Discovery

Page 38: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

25

pemberian contoh-contoh, kemudian anak bekerja dengan contoh tersebut

sampai ditemukannya hubungan antar konsep.30

Berbeda dengan Bruner, menurut Ausubel pada dasarnya orang

memperoleh pengetahuan melalui penerimaan, bukan penemuan. Belajar

penerimaan dapat dibuat bermakna, yaitu dengan cara menjelaskan

hubungan antar konsep. Pembelajaran penerimaan (reception learning)

dengan verbal dikenal dengan Ekspositori.31

Ausubel seperti yang dikutip oleh Soemanto32

memberikan

beberapa kritik terhadap discovery learning

1) Kecakapan memecahkan problem tidak dapat ditransferkan kepada

situasi lain, tetapi dibatasi oleh konteks di mana hal itu dipelajari

dan bahan itu untuk dipraktikkan.

2) Terhadap “struktur” bukan keunikan dari discovery, tapi karena ada

suatu prioritas utama dari reception learning.

3) Pendekatan belajar dengan discovery tidak dapat disatukan dengan

motivasi intrinsik. Murid dapat secara mudah diatur oleh guru yang

dinamis, yang mengetahui bagaimana menyusun bahan dan

menghubungkan bahan itu dengan minat murid.

Meskipun peran guru berbeda pada keduanya, reception dan

discovery memiliki beberapa kesamaan pandangan, seperti yang terdapat

dalam Baharuddin dan Wahyuni 33

berikut ini

1) Keduanya sama-sama membutuhkan keaktifan siswa dalam belajar.

2) Keduanya menekankan cara-cara bagaimana pengetahuan siswa

yang sudah ada dapat menjadi bagian dari pengetahuan baru.

3) Keduanya sama-sama mengasumsikan pengetahuan sebagai suatu

yang dapat berubah terus.

Metode belajar discovery dan reception memberikan tambahan

pengertian tentang cara-cara untuk mencapai tujuan. Tidak semua cara

cocok untuk membantu siswa untuk mencapai tujuan. Mengajar yang baik

melibatkan kecakapan dalam menentukan metode yang efektif.

30

Udin S. Wiranataputra, dkk., Materi Pokok Teori Beljar dan Pembelajaran..., h. 3.18. 31

Udin S. Wiranataputra, dkk., Materi Pokok Teori Beljar dan Pembelajaran..., h. 3.18. 32

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, cet. 5 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h.

230. 33

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran (Jogjakarta: Ar

Ruzz Media Group, 2007), h. 130.

Page 39: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

26

b. Matematika untuk Kelas Dua Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika di kelas dua menawarkan peluang untuk

memperkuat dan memperluas pengalaman belajar di taman kanak-kanak dan

di kelas satu. Perhatian lebih banyak diberikan pada pengetahuan prasyarat.

Mereka didorong untuk berpindah dari dunia konkrit ke dunia abstrak.34

Bagian awal kelas dua dipersiapkan untuk memperkuat kecakapan

dan konsep yang sudah dipelajari, dan untuk mengajarkan kembali konsep-

konsep yang belum sepenuhnya dipahami penerapan pendekatan spiral.

Berhitung lima-lima dan sepuluh-sepuluh lazimnya diperkenalkan.35

Konsep-konsep nilai tempat diperluas hingga tempat ratusan.

Penjumlahan dan pengurangan diperluas hingga bilangan dua atau tiga

tempat dengan penekanan pada pengelompokan kembali atau menyimpan.

Bentuk algoritma yang panjang akan membantu anak menempuh ke arah

pembangunan kecakapan algoritma pendek yang baku.36

Pencapaian-pencapaian hasil dari proses di atas termanifestasikan

ke dalam indikator hasil belajar yang merupakan target pencapaian

kompetensi dasar dan standar kompetensi. Standar kompetensi matematika

merupakan seperangkat kompetensi matematika yang dibakukan dan harus

dicapai oleh siswa pada akhir periode pembelajaran. Standar ini

dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan, pengukuran dan

geometri, aljabar, statistika dan peluang, trigonometri, dan kalkulus.

Kemampuan matematika yang dipilih dalam standar kompetensi dirancang

sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan

perkembangan pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Indikator dari

kemahiran tersebut untuk kelas II adalah seperti yang diperlihatkan pada

tabel 2.3 berikut ini, 37

34

Wahyudin, Strategi Belajar Mengajar Matematika (Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia, 2007), h. 26. 35

Wahyudin, Strategi Belajar Mengajar Matematika…, h. 27. 36

Wahyudin, Strategi Belajar Mengajar Matematika…, h. 27. 37

Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan

Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD & MI (Jakarta: Pusat Kurikulum,

Balitbang Depdiknas: 2003), h.19.

Page 40: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

27

Tabel 2.3

Kemahiran dan Indikator Kemahiran Matematika

untuk Kelas II SD

Kemahiran Matematika Indikator

Menggunakan notasi dan simbol

dengan mengungkapkan

pernyataan atau gagasan

Menyajikan pernyataan

matematika secara lisan, tertulis

dan simbol, dan diagram

Menjelaskan langkah atau

memberi alasan terhadap

penyelesaian soal (Kemampuan

ini biasanya dapat dicapai oleh

siswa dengan kemampuan tinggi)

Menggunakan cara induktif

dalam mengenal atau

memprediksi suatu pola

Merancang dan melakukan proses

penyelesaian masalah dengan

memilih atau menggunakan suatu

strategi

Menatakan soal cerita dengan

bahasa sendiri atau

menterjemahkannya ke dalam

model atau diagram

Memilih konsep yang relevan dari

soal untuk membentuk model

matematika

Mengidentifikasi informasi yang

berkaitan dengan soal cerita (apa

yang diketahui, apa yang dicari,

operasi dan model matematika

yang diperlukan untuk

memecahkan soal)

Menerapkan operasi penyelesaian

untuk memperoleh penyelesaian

dari soal

Mengenal prosedur pemecahan

yang benar dan tidak benar

(Kemampuan ini biasanya dapat

dicapai oleh siswa dengan

kemampuan tinggi)

Menghargai matematika sebagai

suatu yang berguna dan

bermanfaat dalam kehidupan

Menunjukkan perhatian dan rasa

ingin tahu (antusias) atau minat

pada pelajaran matematika

Menunjukkan sikap gigih dan

percaya diri dalam menyelesaikan

masalah

Page 41: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

28

Dari sudut pandang psikologi belajar, Piaget menempatkan anak

kelas dua berada pada tahap operasi konkrit dalam empat tahap

perkembangan kognitif. Umumnya anak-anak pada tahap ini telah

memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Anak-anak

pada tahap ini juga memahami konsep ekuivalensi dan klasifikasi.38

Empat tahap perkembangan kognitif Piaget39

yang dimaksud

adalah

1) Tahap sensori motor, dari lahir sampai umur sekitar dua tahun. Anak

pada tahap ini memperoleh pengalaman melalui perbuatan fisik atau

gerakan tubuh dan sensori atau koordinasi alat indera.

2) Tahap pra operasional, dari sekitar umur dua tahun sampai dengan

sekitar umur tujuh tahun. Pada tahap ini pemikiran anak lebih banyak

berdasarkan pada pengalaman konkrit daripada pemikiran logis.

3) Tahap operasi konkrit, dari sekitar umur tujuh tahun sampai dengan

sekitar umur sebelas tahun. Anak-anak pada tahap ini telah memahami

operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit.

4) Tahap operasi formal, dari sekitar umur sebelas tahun dan seterusnya.

Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan penalaran dengan

menggunakan hal-hal yang abstrak.

B. Kajian Teori tentang Strategi Berhitung (Different Strategies)

1. Pengertian Algoritma

Kata algoritma berasal dari latinisasi nama Al Khawarizmi menjadi

algorism, sebagaimana tercantum pada terjemahan karyanya “Algorithmi de

numero Indorum”. Awalnya istilah ini merujuk kepada aturan aritmatik untuk

menyelesaikan persoalan dengan menggunakan bilangan numerik arab.40

38

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer…, h. 42. 39

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer…, h. 39. 40

“Sejarah Istilah Algoritma,” artikel ini diakses pada 28 Juli 2009 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Algoritma

Page 42: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

29

Kemudian istilah ini berkembang mencakup semua prosedur atau

urutan langkah yang jelas dan diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah.

Belakangan, istilah algoritma digunakan dalam dunia komputasi. Diagram alur

sering digunakan untuk menggambarkan sebuah algoritma.41

Wahyudin

mendefinisikan algoritma sebagai suatu prosedur atau sekumpulan langkah

untuk menyelesaikan suatu kerja.42

Jadi, algoritma adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian

masalah yang disusun secara sistematis. Urutan langkah yang ditempuh harus

memberikan jawaban yang benar. Pada operasi bilangan bulat, penggambaran

urutan yang dimaksud sudah sempat diberikan pada latar belakang masalah,

yaitu berupa contoh algoritma tradisional maupun strategi berhitung (different

strategies).

2. Proses Berhitung

Kemampuan untuk bisa menerapkan strategi berhitung yang bermacam-

macam merupakan salah satu hal yang cukup penting dalam kehidupan sehari-

hari. Van de Walle menggambarkan tiga cara berhitung sebagai suatu urutan

dari pemodelan langsung, strategi hitung temuan, kemudian algoritma

tradisional. Seperti yang terlihat pada gambar berikut ini. 43

41

“Sejarah Istilah Algoritma,” artikel ini diakses pada 28 Juli 2009 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Algoritma 42

Wahyudin, Strategi Belajar Mengajar Matematika…, h. 34. 43

John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah..., h. 229.

Page 43: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

30

Bagan 2.4

Strategi Menghitung

Trafers membedakan dua macam matematisasi, yaitu vertikal dan

horizontal. Di dalamnya kita akan mendapatkan algoritma sebagai bagian dari

sistem matematika formal, yang cara perolehannya melalui pengkonstrukan

ide-ide yang diawali dengan penyelesaian soal-soal kontekstual. Gravemeijer

menggambarkannya sebagai proses penemuan kembali (reinvention process),

seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut. 44

Bagan 2.5

Matematiasi Horisontal dan Vertikal (Gravemeijer)

44

Supinah, Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam

Melaksanakan KTSP (Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Matematika, 2008), h. 15.

Sistem Matematika Formal

Bahasa Matematika Algoritma

Diuraikan

Diselesakan

Soal-soal Kontekstual

Pemodelan Langsung

Menghitung satu-satu

Menggunakan model basis sepuluh

Strategi Hitung Temuan

Didudkung catatan tertulis

Metode dalam hati jika sesuai

Algoritma Tradisional

Biasanya memerlukan pengembangan terarah

Page 44: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

31

Matematisasi horisontal, siswa memulainya dari soal-soal kontekstual,

mencoba menguraikan dengan bahasa dan simbol yang dibuat sendiri,

kemudian menyelesaikan soal tersebut. Setiap anak dapat menggunakan

caranya sendiri yang mungkin berbeda dengan temannya. Dalam matematisasi

vertikal, kita juga mulai dari soal-soal kontekstual, tetapi dalam jangka panjang

kita dapat menyusun prosedur tertentu yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan soal-soal sejenis secara langsung, tanpa bantuan konteks. Kedua

matematisasi ini yang kemudian akan kita temukan pada pembelajaran

kontekstual.

3. Perbedaan Strategi Berhitung (Different Strategies) dengan Algoritma

Tradisional

Menurut Van de Walle dalam bukunya Matematika Sekolah Dasar dan

Menengah,45

Terdapat beberapa perbedaan antara strategi berbeda dengan

algoritma tradisional. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut

ini,

Tabel 2.4

Perbedaan antara Strategi Berhitung (Different Strategies)

dengan Algoritma Tradisional

Aspek Strategi Berhitung

(Different Strategies) Algoritma Tradisional

Orientasi berorientasi pada bilangan

dibanding digitnya. Misalnya,

different strategies untuk

menyelesaikan 142 + 137,

dimulai dengan 142+100

kemudian ditambah dengan

30,lalu 7 sama dengan 279

Berorientasi pada digit

atau angka. Dari contoh

yang sama kita akan

menyusunnya secara

vertikal. 2+7 lalu 4+3

dan terakhir 1+1

Susunan

Penyelesaian

Biasanya dimulai dari kiri Selalu dimulai dari

kanan

45

John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah..., h. 231.

Page 45: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

32

Sifat Lebih bersifat fleksibel dan

tidak kaku. Perubahan yang

terjadi bertujuan agar

penghitungan bisa dilakukan

dengan lebih mudah.

Misalnya, jika kita

menjumlahkan dalam hati

623276 dan 98437 .

Memiliki aturan yang

baku, selalu sama untuk

semua soal. Kita yang

terbiasa dengan

algoritma tradisional

akan memulai keduanya

dari kanan kemudian

“simpan” lalu ke kiri.

4. Keuntungan Strategi Berhitung (Different Strategies)

Van de Walle juga menyebutkan beberapa keuntungan dari penggunaan

strategi berbeda, 46

sebagai berikut ini,

a. Murid lebih sedikit melakukan kesalahan. Kesalahan dapat dikurangi jika

anak memahami apa yang mereka lakukan. Kesalahan pada praktek

penggunaan algoritma tradisional selama ini diakibatkan karena anak tidak

mengerti konsep perhitungan yang mendasari algoritma tersebut.

b. Murid-murid mengembangkan logika yang terkait dengan bilangan.

Pengembangan pemikiran murid-murid dan penggunaan strategi hitung

yang beroreientasi pada bilangan, algoritma yang fleksibel menawarkan

suatu pemahaman yang baik mengenai sistem bilangan. Di satu sisi,

kebanyakan murid menggunakan algoritma tradisional tanpa bisa

menjelaskan cara kerjanya.

c. Pengajaran ulang menjadi lebih sedikit.

d. strategi berbeda merupakan dasar dari penghitungan dan estimasi yang

dilakukan dalam hati.

e. Strategi yang fleksibel biasanya lebih cepat daripada algoritma tradisional

f. Penemuan algoritma itu sendiri adalah proses yang sangat penting dalam

belajar matematika.

46

John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah..., h. 231.

Page 46: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

33

5. Kesalahan Umum yang Dilakukan Siswa

Seperti yang telah disebutkan di atas mengenai salah satu keuntungan

strategi berhitung (different strategies) adalah murid lebih sedikit melakukan

kesalahan, Delphie47

menjelaskan kekeliruan yang dimaksud adalah

a. Kurangnya pemahaman tentang simbol

Siswa umumnya tidak akan terlalu sulit untuk menyelesaikan soal seperti

4+3=… Namun, mereka akan mengalami kesulitan jika dihadapkan pada

soal 4+…=7. Menurut Abdurrahman agar dapat menyelesaikan soal-soal

matematika, setiap siswa harus memahami simbol-simbol tersebut.

b. Ketidakpahaman terhadap nilai tempat

Ketidakpahaman tentang nilai tempat akan semakin sulit jika siswa

dihadapkan pada lambang bilangan berbasis sepuluh. Salah satu kasus

yang dicontohkan oleh Delphie adalah 68+13=71 dalam hal ini siswa tidak

menambahkan 1 (puluhan) ke dalam kolom puluhan.

c. Proses pengoperasian yang keliru

Kekeliruan dalam proses pengoperasian dapat terjadi dalam hal

1) Mempertukarkan simbol-simbol

2) Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan nilai tempat

3) Semua angka ditambahkan bersama (algoritma) yang keliru dan tidak

memperhatikan nilai tempat

4) Angka-angka ditambahkan dari kiri ke kanan dan tidak

memperhatikan nilai tempat

5) Penambahan nilai puluhan yang digabungkan dengan nilai satuan

6) Angka yang besar dikurangi angka yang kecil tanpa memperhatikan

nilai tempat

7) Angka yang telah dipinjam nilainya tetap

47

Bandi Delphie, Matematika untuk Anak Berkebutuhan Khusus (Sleman: PT Intan

Sejati Klaten), h.18-26.

Page 47: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

34

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan diantaranya adalah Nurul Azizah dengan skripsi

berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II Sekolah Dasar

Trayu 01 Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2006/2007

Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah dengan

Permainan Kartu Bridge, Pendidikan Matematika Universitas Negeri Semarang.

Hasil penelitian Azizah menunjukkan terdapatnya peningkatan hasil belajar yang

ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa dari

sebesar 7,94 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 68,57% pada siklus I

menjadi 8,34 dengan persentase ketuntasan belajar 85,71% pada siklus II.

Penelitian tersebut dianggap relevan dengan judul Pengaruh Strategi

Berhitung (different strategies) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada

Materi Operasi Bilangan Bulat karena kartu bridge dipakai dengan menggunakan

kaidah basis sepuluh seperti karakteristik penggunaan bingkai sepuluh dan bagan

seratusan dalam penelitian ini. Penguasaan basis sepuluh merupakan bagian dari

tiga tahapan atau cara berhitung. Strategi berhitung (different strategies)

didahului oleh pemodelan langsung yang di dalamnya terdapat model basis

sepuluh. Sebagai desain dari penelitian ini tahap ini tidak diberikan pada kelas

kontrol.

D. Kerangka Berpikir

Carpenter menyebutkan ada bukti pendukung yang menyatakan bahwa

anak-anak baik yang bersekolah maupun yang tidak bersekolah bisa melakukan

penjumlahan dan pengurangan bilangan multi digit tanpa adanya instruksi-

instruksi tertentu.48

Hal ini membuka peluang bahwa strategi hitung yang

ditemukan sendiri dapat dilakukan oleh anak, selain keuntungan lain yang akan

diperoleh dari sifat-sifatnya seperti fleksibilitas dan penggunaan logika pada

prosesnya. Penguasaan konsep yang baik mengenai bilangan akan meningkatkan

hasil belajar siswa. Kombinasi yang baik antara Ekspositori dan Discovery akan

memperbesar kesempatan bagi proses penemuan ini.

48

John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah..., h. 230.

Page 48: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

35

Penggunaan media bridge dengan dasar pengenalan basis sepuluh oleh

Azizah menunjukkan hubungan positif dengan hasil belajar matematika siswa

pada materi operasi bilangan di kelas dua SD. Penggunaan model basis sepuluh

merupakan tahap pra strategi berhitung (different strategies).

Penelitian ini menerapkan pembelajaran dengan strategi berhitung

(different strategies) yang merupakan salah satu tahapan pembelajaran dalam

materi operasi hitung bilangan bulat yang dipaparkan dalam buku Sekolah Dasar

dan Menengah Matematika Pengembangan Pengajaran oleh John A. Van De

Walle. Pembelajaran operasi bilangan bulat dengan dengan tahapan ini diduga

dapat meningkatkan hasil belajar matematika, sehingga adanya hubungan sebab

akibat antara penerapan pembelajaran dengan strategi berhitung (different

strategies) terhadap hasil belajar matematika siswa.

Bagan 2.6

Kerangka Berpikir

Pembelajaran

Matematika

Strategi Berhitung

(Strategi Berbeda)

Tahapan Pembelajaran

John A. Van de walle

Pemodelan Langsung

Strategi Hitung Temuan

Algoritma Tradisional

Hasil Belajar

Matematika Siswa

Teori Belajar

Pendukung (Spiral

Piaget, Discovery)

Page 49: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

36

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka hipotesis penelitian dalam

penelitian ini adalah:

“Hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi

berhitung (different strategies) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang

menggunakan algoritma tradisional.”

Page 50: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011,

yaitu pada Agustus sampai Oktober 2010.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDIT Cordova yang beralamat di Jalan Japos

Raya, Pondok Jati No.9 Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Tangerang

Selatan – Banten.

B. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan

desain penelitian yang digunakan adalah Desain Kelompok Kontrol dan

Eksperimen dengan Posttest (Two Randomized Subject Posttest Only),

dengan penjelasan sebagai berikut

1. Kelompek Eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan strategi berhitung (different strategies).

2. Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan

pembelajaran tanpa strategi berhitung (different strategies).

Setelah diberikan perlakuan kedua kelompok tersebut diberikan tes

hasil belajar matematika, Selanjutnya, skor tes tersebut dianalisis untuk

menguji hipotesis penelitian sehingga dapat diketahui apakah terdapat

perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol. Untuk lebih jelasnya desain penelitian digambarkan pada

tabel berikut:

Page 51: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

38

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Kelompok Pengambilan Treatment Post Test

Eksperimen A XE O

Kontrol A XC O

Keterangan:

A = Proses pemilihan subjek secara acak (random)

XE = Perlakuan pada kelompok eksperimen, kelas dengan

strategi berhitung (different strategies)

XC = Perlakuan pada kelompok kontrol, yaitu kelas tanpa strategi

berhitung (different strategies)

O = Posttest kepada kedua kelompok

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Adapun penelitian

ini dilakukan terhadap siswa SDIT Cordova. Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa SDIT Cordova.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti yang

dianggap mewakili terhadap populasi dan diambil dengan menggunakan

teknik sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Cluster Random Sampling (sampel acak kelompok) dengan unit

samplingnya adalah kelas. Dari tiga kelas rombongan belajar pada

tingkatan kelas dua, diambil dua kelas secara acak untuk dijadikan

sampel dengan undian, diperoleh kelas 2A sebagai kelas eksperimen dan

kelas 2B sebagai kelas kontrol.

Page 52: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

39

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka

penulis menggunakan instrumen berupa tes hasil belajar matematika. Tes

hasil belajar tersebut terdiri dari 14 buah tes berbentuk uraian singkat. Bentuk

uraian dimaksudkan untuk mengungkapkan hasil belajar matematika siswa

pada pokok bahasan operasi bilangan bulat sekaligus untuk mengetahui

pemilihan strategi berhitung dalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada

soal tes. Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar terlampir.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar

matematika. Tes hasil belajar yang dimaksud adalah 14 butir tes isian singkat

dengan proporsi nilai yang berbeda untuk setiap jawaban yang benar, dengan

perincian sebagai berikut: Nilai 1 untuk jawaban benar soal isian singkat satu

operasi hitung, Nilai 2 untuk jawaban benar soal isian singkat dua operasi

hitung, atau soal cerita dengan satu operasi hitung. Nilai 3 untuk jawaban

benar soal cerita dengan dua operasi hitung, dengan ketentuan nilai 1 jika

siswa mampu menentukan operasi yang tepat untuk soal cerita tersebut, dan 1

poin tambahan untuk setiap hitungan yang benar di setiap operasinya. Nilai 0

untuk jawaban salah. Sebelum instrumen tersebut digunakan untuk

memperoleh data, terlebih dahulu dilakukan uji. Pengujian ini dimaksudkan

untuk melihat validitas instrumen dan reliabilitas instrumen.

1. Validitas Instrumen

Untuk mengetahui validitas instrumen maka digunakan uji

korelasi rbi .1 Tes ini dilakukan untuk memberikan interpretasi data

terhadap angka indeks korelasi poin biserial yang menggunakan tabel

nilai r produk momen, dengan uraian sebagai berikut:

1 Suharsimi Arikunto , Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2005), Cet. 5, h. 79.

Page 53: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

40

Keterangan:

rbi = koefisien korelasi biserial

Mp = mean (nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh peserta tes

yang menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya dengan tes

secara keseluruhan.

Mt = mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes.

SDt = deviasi standar total (deviasi standar dari skor total).

p = proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal

yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.

2. Reliabilitas Instrumen

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dilakukan dengan

menggunakan rumus K-R. 20, 2 yaitu :

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

= jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S = standar deviasi

3. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal

Uji tingkat kesukaran butir soal bertujuan untuk mengetahui bobot

soal yang sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan untuk

mengukur tingkat kesukaran. Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap

butir soal digunakan rumus indeks kesukaran3 sebagai berikut:

2 Suharsimi Arikunto , Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan…, h. 100-101.

3 Suharsimi Arikunto , Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan…, h. 208.

Page 54: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

41

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = jumlah skor siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = jumlah skor seharusnya

Klasifikasi Indeks Kesukaran:

IK = 0,71 – 1.00 = mudah

0,31 – 0,70 = sedang

0,00 – 0,30 = sukar

4. Uji Daya Pembeda

Uji daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan

soal dalam membedakan kemampuan siswa. Untuk mengetahui daya

pembeda tiap butir soal digunakan rumus daya pembeda4 berikut:

Keterangan:

DP = daya pembeda

BA = jumlah skor kelompok atas yang menjawab benar

BB = jumlah skor kelompok bawah yang menjawab benar

JA = jumlah skor maksimum kelompok atas yang seharusnya

JB = jumlah skor maksimum kelompok kelompok bawah

yang seharusnya

Klasifikasi daya pembeda:

0,00 – 0,20 : jelek (poor)

0,21 – 0,40 : cukup (satisfactory)

0,41 – 0,70 : baik (good)

0,71 – 1,00 : baik sekali (excellent)

Setelah dilakukan uji validitas dengan (koefisien korelasi biserial)

dan daya pembeda butir soal kepada 40 siswa kelas dua pada MI Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta, diperoleh hasil dari 20 butir soal isian singkat

4 Suharsimi Arikunto , Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan…, h. 214

DP = BA – BB

BA BB

Page 55: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

42

yang diujicobakan terdapat enam butir soal yang tidak valid. Butir soal yang

digunakan adalah butir soal yang valid. Berikut ini adalah data perhitungan

tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal yang memenuhi kriteria

yang telah disebutkan sebelumnya, disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.2

Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Tes

Jelek Cukup Baik Jumlah

Mudah 1, 3 2, 5, 7 5

Sedang 4 6, 9, 18 11, 13, 17 7

Sukar 8, 14, 15,

16, 20

10, 19 12, 8

Jumlah 8 8 4 20

Keterangan: nomor yang dicoret tidak valid

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen tes yang digunakan

terdiri dari 28,57% soal sukar, 50% soal sedang, dan 21,43% soal mudah. Jika

ditilik dari daya pembedanya, terdapat 14,27% soal yang memiliki daya

pembeda jelek, 57,14% soal dengan daya pembeda cukup, dan sebanyak

28,57% soal dengan daya pembeda baik. Instrumen tes hasil belajar yang

digunakan memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,9915. Perhitungan lengkap

mengenai validitas, daya pembeda, tingkat kesulitan, dan reliabilitas soal

dapat dilihat pada lampiran 6, 7, 8, 9.

F. Teknik Analisis Data

Sebelum dilakukan analisis dan pengujian hipotesis, dilakukan uji

persyaratan terlebih dahulu terhadap data megenai hasil belajar matematika

siswa yang telah diperoleh. Uji persyaratan analisis itu meliputi uji normalitas

dan homogenitas.

DB IK

Page 56: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

43

a. Pengujian Prasyarat Analisis

1) Uji Normalitas Data

Uji Normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sample

yang diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas yang digunakan adalah uji Lilliefors, 5

yaitu :

L0 = maks

dengan,

2) Homogenitas atau Kesamaan Varians

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok

eksperimen dan kontrol memiliki varian yang sama (homogen). Uji

yang digunakan adalah Uji Fisher,6 yang diekspresikan dengan:

b. Pengujian Hipotesis

1) Perumusan Hipotesis

H0 : 21

H1 : 21

Keterangan :

1 = nilai rata-rata hasil belajar matematika kelompok

eksperimen

2 = nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa kelompok

kontrol

5 Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta : PT Rosemata Sampurna,

2010), h. 107-108. 6 Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial..., h. 249-250.

Page 57: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

44

2) Tentukan Uji Statistik

a) Jika data normal dan varians populasi heterogen, maka rumus

yang digunakan7 :

b) Jika data normal dan varians populasi homogen, maka rumus

yang digunakan adalah8 :

dengan

Keterangan :

= rata-rata hasil belajar matematika siswa kelompok

eksperimen

= rata-rata hasil belajar matematika siswa kelompok

kontrol

2

1S = varians kelompok eksperimen

2

2S = varians kelompok kontrol

1n = jumlah siswa kelompok eksperimen

2n = jumlah siswa kelompok kontrol

7 Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial..., h. 201.

8 Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial..., h. 195.

Page 58: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

45

3) Tentukan Tingkat Signifikan

Tingkat signifikan yang diambil dalam penelitian ini adalah

derajat keyakinan 95 % dan = 5 % dengan dk = )2( 21 nn .

4) Kriteria Pengujian Hipotesis

Krteria pengukian hipotesis dengan melihat perbandingan

antara thitung denga ttabel. H0 diterima jika tabel0 tt

c. Statistik Alternatif

Bila asumsi t-test tidak dipenuhi (data tidak normal) maka

digunakan statistik nonparametris Mann-Whitney U-Test9 untuk menguji

signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen.

Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian, yaitu

dan

Dimana

n1 = jumlah sampel 1

n2 = jumlah sampel 2

U1 = jumlah peringkat 1

U2 = jumlah peringkat 2

R1 = jumlah rangking pada sampel n1

R2 = jumlah rangking pada sampel n2

Dari kedua rumus tersebut, diambil harga U yang lebih kecil yang akan

digunakan untuk pengujian dengan menggunakan U tabel.

9 Sugiyono, Statistik Nonprametris untuk Penelitian (Bandung: CV Alfabeta, 2007), h. 60-61.

Page 59: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di SDIT Cordova Pondok Aren. Perlakuan

diberikan sebanyak 8 kali pertemuan. Sampel yang digunakan adalah 37

siswa kelas dua, 17 siswa pada kelas eksperimen dan 20 siswa pada kelas

kontrol. Kedua kelas tersebut diberikan perlakuan yang berbeda, kelas

eksperimen diajarkan dengan menggunakan strategi berhitung (different

strategies) sedangkan kelas kontrol diajarkan dengan menggunakan algoritma

tradisional pada materi operasi bilangan cacah sampai dengan 500. Setelah

diberikan perlakuan siswa di kedua kelas tersebut diberikan tes akhir hasil

belajar (post test).

Sebelum dilakukan tes akhir hasil belajar, instrumen tes tersebut diuji

coba terlebih dahulu kepada sampel lain yang sudah diajarkan materi operasi

bilangan cacah sampai dengan 500. Sampel lain yang dimaksud adalah 40

siswa kelas dua pada MI Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.

Setelah dilakukan uji validitas dengan (koefisien korelasi biserial)

dan daya pembeda butir soal dapat disimpulkan dari 20 butir soal isian

singkat yang diujicobakan terdapat enam butir soal yang tidak valid. 14 butir

soal yang digunakan adalah butir soal yang valid.

Data hasil belajar matematika pada kelas eksperimen dan kontrol

disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel,

histogram, dan poligon berikut:

Page 60: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

47

1. Deskripsi Data Kelas Eksperimen

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen

Nilai Frekuensi

Absolut Komulatif Relatif (%)

41 – 51 1 1 5,88

52 – 62 1 2 5,88

63 – 73 6 8 35,29

74 – 84 4 12 23,53

85 – 95 5 17 29,41

Jumlah 17

Secara deskriptif hasil belajar kelas eksperimen yang

menggunakan strategi berhitung (different strategies) pada distribusi

frekuensi di atas menunjukkan nilai rata-rata 75,11, median 74,88, modus

70,36, varians 165,49, simpangan baku 12,86, koefisien kemiringan 0,05

(kecenderungan data mengumpul di bawah rata-rata), dan koefisien

kurtosis sebesar 0,30 (kurva leptokurtis atau runcing). 90.65% siswa

memiliki nilai di atas KKM dengan nilai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) sebesar 58. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada histogram

dan poligon frekuensi berikut ini.

Page 61: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

48

Grafik 4.1

Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar Matematika

Kelompok Eksperimen

2. Deskripsi Data Kelas Kontrol

Sama dengan kelompok eksperimen, penyajian data dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi melalui aturan Sturgess menampilkan data ke

dalam lima tingkatan kelas, namun dengan angka awal yang lebih kecil,

dan interval yang lebih jauh. Seperti yang dapat kita lihat pada tabel

distribusi frekuensi berikut ini.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol

Nilai Frekuensi

Absolut Komulatif Relatif (%)

16 – 32 1 1 5

33 – 49 1 2 5

50 – 66 5 7 25

67 – 83 6 13 30

84 – 100 7 20 35

Jumlah 20

Nilai

40,5

2

3

4

5

1

F 6

51,5 62,5 73,5 84,5 95,5

Page 62: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

49

Hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan algoritma

tradisional menunjukkan nilai rata-rata 72,45, median 75, modus jatuh di

interval 84-100 , varians 373,42, simpangan baku 19,32, koefisien

kemiringan -0,40 (kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata), dan

koefisien kurtosis sebesar 0,31 (kurva leptokurtis atau runcing). 77.5%

siswa memiliki nilai di atas KKM. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat

pada histogram dan poligon frekuensi berikut ini.

Grafik 4.2

Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar Matematika

Kelompok Kontrol

Uraian di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar

antara kelas yang diajarkan strategi berhitung (different strategies) dengan

kelas yang diajarkan dengan algoritma tradisional. Jika kita mengacu pada

data tunggal kita akan menemukan perbedaan hasil belajar antara kedua kelas

yang agak berbeda dengan deskripsi data dalam distribusi frekuensi. Lebih

jelas kita dapat melihat perbedaan yang dimaksud pada tabel statistik

deskriptif berikut ini.

Nilai

15,5

2

3

4

5

1

F

6

32,5 49,5 66,5 83,5 100,5

7

Page 63: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

50

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Hasil Penelitian

Statistik

Kelas

Eksperimen Kontrol

Nilai Terendah 40,91 18,18

Nilai Terbesar 95,45 100

Mean 75,67 72,05

Median 81,82 77,27

Modus 68,18 86,36

Varians 224,54 413,82

Simpangan Baku 14,98 20,34

Koefisien Kemiringan -1,23 -0,77

Koefisien Kurtosis 0,23 0,26

Ditinjau dari nilai rata-ratanya, hasil belajar kelas eksperimen

memiliki nilai yang lebih besar di banding dengan kelas kontrol, dengan

selisih sebesar 3,62. Kelas eksperimen memiliki jangkauan sebesar 54,54,

kelas kontrol memiliki jangkauan 81,82. Modus dari kelas eksperimen adalah

68,18 dengan frekuensi absolut sama dengan lima, sedangkan modus pada

kelas kontrol jatuh pada nilai 86,36 dengan frekuensi absolut sama dengan

tiga. Tabel hasil belajar matematika dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12.

Page 64: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

51

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diambil dari sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak. Teknik pengujian yang digunakan adalah uji Lilliefors.

Untuk menerima atau menolak hipotesis nol dilakukan dengan

membandingkan L0 dengan nilai kritis Ltabel yang diambil dari daftar nilai

kritis untuk uji Lilliefors pada taraf nyata 0,05.

Dari hasil uji normalitas kelompok eksperimen menunjukkan

harga L0 = 0,1619 yang tidak melebihi harga kritis untuk n = 17 dengan

taraf signifikansi α = 0,05 yaitu Ltabel = 0,206, sehingga L0 < Ltabel.

Dengan demikian diperoleh keputusan uji bahwa H0 diterima, atau data

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Perhitungan dapat

dilihat pada lampiran 13.

Sedangkan hasil uji normalitas untuk kelompok kontrol

menunjukkan harga L0 = 0,0847 yang tidak melebihi harga kritis untuk n

= 20 dengan taraf signifikansi α = 0,05 yaitu Ltabel = 0,19, sehingga L0 <

Ltabel. Dengan demikian diperoleh keputusan uji bahwa H0 diterima, atau

data berdistribusi normal. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 13.

Tabel 4.4

Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Variabel Jumlah

Sampel Lhitung (Lo)

Ltabel

α= 0,05

(Lt)

Keterangan

Hasil Posttest

Kelas

Eksperimen

17 0,1619 0,206 Berdistribusi

Normal

Hasil Posttest

kelas Kontrol 20 0,0847 0,19

Berdistribusi

Normal

Page 65: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

52

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher. Berdasarkan

hasil perhitungan uji homogenitas untuk data hasil belajar matematika

kedua kelompok, diperoleh nilai varians kelas eksperimen adalah 224,54

dan varians kelas kontrol adalah 413,82. Sehingga didapat Fhitung =

1,8430. Pada taraf signifikansi α = 0,05 untuk dkpembilang = 19 dan

dkpenyebut = 16, dengan Microsoft Excel melalui fungsi FINV(0.05,19,16)

didapat Ftabel = 2,2880, sehingga Fhitung < Ftabel (1,8430 < 2,2880). Dengan

demikian diperoleh keputusan uji bahwa H0 diterima, hal ini

menunjukkan bahwa data hasil belajar matematika siswa berasal dari

populasi yang mempunyai varians yang sama atau homogen.

Perbandingan varians kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5

Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas db Varians F0 Ftabel

(α=0,05) Kesimpulan

Eksperimen 16 224,54 1,8430 2,2880

Varians

Homogen Kontrol 19 413,82

C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan hasil belajar

matematika pokok bahasan operasi penjumlahan dan pengurangan

bilangan cacah sampai dengan 500 antara siswa yang diajarkan dengan

strategi berhitung (different strategies) dengan siswa yang diajarkan

dengan algoritma tradisional. Perbedaan rata-rata kedua kelompok

tersebut perlu diuji signifikansinya. Untuk mengetahui signifikan atau

tidaknya perbedaan rata-rata tersebut digunakan uji t-test.

Page 66: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

53

Berdasarkan tabel hasil belajar pada lampiran 15, dilakukan

perhitungan sebagai berikut:

1) Nilai thitung

t0 = 0,6071

2) Harga ttabel pada taraf signifikansi 5%

db =n1 + n2 – 2

t0,05;35 = 1.6896

3) Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh hasil thitung < ttabel.

Dengan kata lain, hasil belajar matematika siswa yang diajarkan

dengan strategi berhitung (different strategies) tidak lebih baik

dibandingkan dengan yang diajarkan dengan algoritma tradisional.

2. Pengujian Hipotesis

Secara deskriptif diketahui bahwa mean dari kelas eksperimen

lebih besar dibandingkan dengan mean dari kelas kontrol. Namun, dari

pengujian dengan uji t dapat diambil kesimpulan uji bahwa perbedaan

tersebut tidak signifikan. Terlihat dari hasil uji t di mana thitung < ttabel

untuk taraf signifikansi 5%, sehingga H0 diterima atau H1 ditolak, dengan

kata lain hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan strategi

berhitung (different strategies) tidak lebih baik dibandingkan dengan yang

diajarkan dengan algoritma tradisional. Sehingga dapat disimpulkan tidak

terdapat pengaruh strategi berhitung (different strategies) terhadap hasil

belajar matematika materi operasi penjumlahan dan pengurangan

bilangan cacah sampai dengan 500 pada siswa kelas dua SDIT Cordova

Pondok Aren

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Pada pengujian dengan uji t diperoleh thitung = 0,6071 dengan

mengambil taraf signifikansi α = 5% dan t0,05;35 = 1.6896, sehingga thitung <

ttabel, maka keputusan yang diambil adalah menerima H0 yang menyatakan

Page 67: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

54

bahwa strategi berhitung (different strategies) tidak lebih baik dari pada

algoritma tradisional. Pengambilan taraf signifikansi 5% memberikan arti

bahwa penarikan tersebut mempunyai kemungkinan salah sebesar 5% atau

dengan tingkat kepercayaan 95% untuk kesimpulan yang diambil. Besarnya

perbedaan rata-rata antar dua kelompok, yaitu sebesar 3,62, dengan rata-rata

kelas eksperimen lebih besar dibanding dengan rata-rata kelas kontrol tidak

terlihat signifikan pada tingkat kepercayaan 95%.

Temuan yang diperoleh di lapangan, terdapat siswa pada kelas

eksperimen menggunakan algoritma tradisional. Hal ini terlihat pada lembar

jawaban tes hasil belajar beberapa siswa pada kelompok eksperimen. Sepuluh

dari 17 siswa pada kelas ini menggunakan algoritma tradisional dalam

menyelesaikan soal tes akhir hasil belajar. Hasil kerja yang dimaksud dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.1

Hasil Kerja dengan Algoritma Tradisional Kelas Eksperimen

Gambar tersebut merupakan contoh hasil kerja siswa dari kelas

eksperimen yang menggunakan algoritma tradisional. Mengacu pada

kenyataan di lapangan, terdapatnya siswa di kelas eksperimen yang

Page 68: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

55

menggunakan algoritma tradisional disebabkan oleh beberapa faktor, sebagai

berikut:

1. Algoritma tradisional telah diperkenalkan di kelas satu. Nyatanya

beberapa siswa pada kelas ini sulit untuk diajak dalam proses penggunaan

algoritma baru dan tetap bertahan pada apa yang telah mereka kuasai

sebelumnya. Efisiensi dalam arti dapat diterapkannya algoritma

tradisional ini untuk semua jenis bilangan bisa jadi alasan kenapa

algoritma ini tetap dipilih oleh siswa. Dari sini kita dapat menyimpulkan

bahwa sebagian siswa terbiasa berpikir dengan berorientasi pada digit

atau angka saja, bukan pada bilangan, dan merubah cara berpikir ke dalam

konteks bilangan bukan digit atau prosedural baku adalah hal yang sulit

bagi anak yang sebelumnya telah mengenal algoritma tradisional.

2. Keterbatasan waktu penelitian yang hanya delapan kali pertemuan,

berimplikasi tidak terbiasanya siswa dengan strategi berhitung (different

strategies) yang baru.

3. Instruksi mengenai strategi berhitung berbeda pada kelas eksperimen

dilakukan dengan urutan algoritma tradisional-strategi berbeda-algoritma

tradisional. Maksud dari skema tersebut adalah siswa akan memulai

mengerjakan soal lembar kerja dengan algoritma tradisional, jika tidak

bisa maka siswa tidak melakukan apa-apa. Urutan kedua jika ditemukan

kasus pertama Peneliti dibantu guru kelas memberikan bimbingan

individu untuk melakukan sesuai instruksi atau alternatif instruksi

(dengan bantuan bagan seratus atau dengan menurunkan level lembar

kerja bagi siswa yang dianggap belum mampu melakukan instruksi),

sehingga tetap dilakukan strategi berhitung tanpa algoritma tradisional.

Urutan ketiga siswa kembali menggunakan algoritma tradisional dalam

pengerjaan latihan di rumah. Dari kasus tersebut Peneliti menarik

kesimpulan bahwa beberapa siswa kelas eksperimen belajar algoritma

tradisional di luar kelas.

Page 69: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

56

Mengacu pada nilai rata-rata, diperoleh hasil bahwa rata-rata hasil

belajar kelompok siswa yang masih menggunakan algoritma tradisional pada

kelas eksperimen tidak lebih besar daripada kelompok siswa kelas

eksperimen yang menggunakan strategi berhitung temuan (different strategies).

Namun hal ini tidak menunjukkan bahwa strategi berhitung (different

strategies) lebih baik dari algoritma tradisional. Kecenderungan siswa yang

berkemampuan tinggi cenderung mengikuti proses penemuan dan masuk ke

dalam kelompok yang menggunakan strategi berhitung (different strategies)

bisa saja terjadi dalam hal ini. Nilai rata-rata kelompok eksperimen yang

menggunakan algoritma tradisional adalah 70, sedangkan kelompok yang

menggunakan strategi berhitung (different strategies) adalah 83,77.

Gambar 4.3 juga memperlihatkan bahwa kecenderungan pengerjaan

yang tidak beraturan dengan lembar kerja pada kelompok eksperimen yang

menggunakan algoritma tradisional. Sebaliknya, hasil kerja 13 siswa pada

kelompok kontrol menunjukkan susunan yang rapih, seperti yang terlihat

pada gambar 4.4 berikut ini.

Gambar 4.2

Hasil Kerja dengan Algoritma Tradisional Kelas Kontrol

Strategi berhitung yang umumnya digunakan tujuh siswa pada kelas

eksperimen adalah dengan memecah angka sesuai nilai tempatnya untuk soal-

Page 70: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

57

soal penjumlahan. Pengelompokan dua nilai tempat sekaligus untuk

pengurangan bilangan tiga angka, strategi ini di luar prediksi strategi

berhitung yang akan ditemukan siswa. Mereka menggunakan media yang

telah disebutkan pada bab sebelumnya. Dari ketiga media yang diperkenalkan

dalam penelitian ini, seluruh siswa kelompok strategi berhitung (different

strategies) lebih memilih menggunakan bagan ratusan angka atau titik.

Sebagai contoh, pada soal nomor dua 173 + 48, siswa pada kelompok ini

memecahnya menjadi 100, 70 dan 3 dengan 40 dan 8. Bagian-bagian tersebut

digabungkan sesuai nilai tempatnya di dapat 100, 110 yang kemudian dipecah

lagi menjadi 100 dan 10, serta 11 yang kemudian dipecah lagi menjadi 10

dan 1, sehingga di dapat 100, 100, 10, 10, dan 1 diperoleh 221. Berikut ini

contoh strategi berbeda dalam lembar kerja. Cara lain siswa menambahkan

bilangan pertama dengan memecah terlebih dulu bilangan kedua dengan

berurutan dari nilai tempat yang paling besar 173+40 kemudian 213+8=221.

Gambar 4.3

Hasil Kerja dengan Strategi Berhitung (Strategi Berbeda)

Page 71: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

58

Kombinasi antara latihan algoritma tradisional dan hafalan kata kunci

untuk soal cerita pada kelompok kontrol ternyata memberikan hasil yang

tidak berbeda secara signifikan dengan strategi berhitung (different strategies).

Hal ini tidak lepas dengan dimensi apa yang diukur oleh instrumen hasil

belajar pada penelitian ini. Seperti yang dapat dilihat pada lampiran 10

mengenai kisi-kisi instrumen hasil belajar, instrumen pada penelitian kali ini

terdiri dari 10 butir soal isian singkat penjumlahan dan pengurangan pada

tingkat kognitif C2 dengan poin total untuk jawaban benar 11, dan 4 butir

soal cerita pada tingkat kognitif C3 dengan poin total untuk jawaban benar

11. Tingkat kognitif C2 dan C3 muncul sebagai implikasi dari indikator

pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dalam proses perencanaan.

Page 72: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis serta pembahasan,

maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara deskriptif perbandingan hasil belajar matematika kelompok

eksperimen relatif lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar

matematika kelompok kontrol. Terlihat pada nilai rata-rata kelas

eksperimen yaitu kelas yang menggunakan strategi berhitung (different

strategies) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (kelas yang

menggunakan algoritma tradisional). Rata-rata kelas eksperimen adalah

sebesar 75,67, sedangkan kelas kontrol adalah sebesar 72,05.

2. Pengujian dengan uji t menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok

eksperimen tidak secara nyata terbukti lebih baik dibandingkan dengan

kelompok kontrol. Kesimpulan uji ini diperoleh dengan membandingkan

thitung = 0,6071 terhadap ttabel pada taraf signifikansi α = 5% dengan nilai

t0,05;35 = 1.6896, didapat thitung < ttabel, maka keputusan yang diambil

adalah menerima H0 yang menyatakan bahwa strategi berhitung

(different strategies) tidak lebih baik dari pada algoritma tradisional, atau

tidak terdapat pengaruh penggunaan strategi berhitung (different

strategies) terhadap hasil belajar matematika.

B. Saran

Penelitian pengaruh strategi berhitung (different strategies) terhadap

hasil belajar matematika siswa pada materi operasi bilangan bulat ini

mempunyai keterbatasan penelitian, untuk memperoleh hasil yang lebih

sempurna maka dipandang perlu untuk dilakukan penelitian-penelitian sejenis

di masa yang akan datang dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Penelitian mengenai strategi berhitung (different strategies) sebaiknya

dilakukan sebelum siswa mengenal algoritma tradisional. Sebaiknya

Page 73: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

60

algoritma tradisional tidak digunakan dulu dalam operasi penjumlahan

dan pengurangan sampai 20 di kelas satu. Menghitung satu-satu atau

menggunakan model basis sepuluh dapat digunakan sebagai alternatif

algoritma tradisional untuk penjumlahan dan pengurangan sampai

dengan 20.

2. Penelitian tidak dihentikan pada operasi penjumlahan dan pengurangan

saja. Keberlanjutan strategi berhitung (different strategies) sampai pada

operasi perkalian dan pembagian diharapkan mampu memberikan

pengaruh yang positif terhadap hasil belajar operasi hitung bilangan bulat

pada tingkat selanjutnya.

3. Aspek yang diukur bukan lagi hasil belajar matematika siswa.

Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat diketahui pengaruh

pembelajaran dengan strategi berhitung (different strategies) terhadap

kemampuan lainnya dalam matematika seperti koneksi, penalaran,

komunikasi, pemecahan soal dan representasi.

Page 74: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

61

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika, ed. 3. Jakarta: Universitas

Terbuka, 2008.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Cet. 5. Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2005.

Baharuddin dan Wahyuni, Esa Nur. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta:

Ar Ruzz Media Group, 2007.

Delphie, Bandi. Matematika untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Sleman: PT Intan

Sejati Klaten, 2009.

Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat

Kurikulum. “Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika.”

Artikel diakses pada 23 Maret 2009 dari

http://www.puskur.net/download/prod2007/50_kajiankebijakankurikulum

matematika.pdf.

Dwirahayu, Gelar. “Pengaruh Pendekatan Analogi terhadap Peningkatan

Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP.” Algoritma Vol. 1 No. 1

(Juni 2006), h. 54-76.

Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : PT Rosemata

Sampurna, 2010.

“Matematika Masih Jadi Momok.” Artikel diakses pada 27 Juli 2009 dari

http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/05/12/20370372/matematika.m

asih.jadi.momok

Melayu, Usman. “Hakikat Minat Belajar dan Hasil Belajar.” Berita STMT

Trisakti, ed. 084 (Januari 1999)

Purwanto, Ngalim. Pskologi Pendidikan, cet. 4. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2004.

Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan

Nasional. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD & MI.

Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2003.

R. Hyde, Pamela, “Understanding Mathematical Concepts Through Performance

Assessment.” Dalam Harvey Daniels & Marilyn Bizar, ed. Teaching the

Best Practice Way: Methods that Matter K12. Portland: Stenhouse

Publishers, 2005: h. 253-254.

“Rendah, Prestasi Matematika Indonesia.” Artikel diakses pada 27 Juli 2009 dari

http://www.agmi.or.id/index2.php?option=com_content&do_pdf.

Ruseffendi. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya

dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA, Ed.3.

Bandung: Tarsito, 2006.

Page 75: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

62

Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.

“Sejarah Istilah Algoritma.” Artikel ini diakses pada 28 Juli 2009 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Algoritma

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan, cet. 5. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.

Sugiyono. Statistik Nonprametris untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta, 2007.

Supinah. Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam

Melaksanakan KTSP. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Cet. 1. Jakarta: Logos, 1999.

Syaodih, Nana. Landasan Psikologi Proses Pndidikan, Cet. 4. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika. Strategi Pembelajaran

Matematika Kontemporer. Bandung: JICA Universitas Pendidikan

Indonesia, 2001.

Wahyudin. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia, 2007.

Wiranataputra,Udin S. dkk., Materi Pokok Teori Beljar dan Pembelajaran.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Van de Walle, John A. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, ed. 6. Jakarta:

Erlangga, 2008.

Page 76: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

WhAt StudentS KnoW And cAn do: Student PerformAnce In reAdIng, mAthemAtIcS And ScIence

8 © OECD 2010 PISA 2009 ReSultS: executIve SummARy

• Figure I. •Comparing Countries’ and eConomies’ performanCe

Statistically significantly above the OecD average not statistically significantly different from the OecD averageStatistically significantly below the OecD average

On the overall reading scale

On the reading subscales

On the mathematics

scaleOn the science

scale  Access

and retrieveIntegrate

and interpretReflect

and evaluate

Continuous

textsNon-continuous

texts

oeCd average 493 495 493 494 494 493 496 501shanghai-China 556 549 558 557 564 539 600 575Korea 539 542 541 542 538 542 546 538Finland 536 532 538 536 535 535 541 554Hong Kong-China 533 530 530 540 538 522 555 549singapore 526 526 525 529 522 539 562 542Canada 524 517 522 535 524 527 527 529New Zealand 521 521 517 531 518 532 519 532Japan 520 530 520 521 520 518 529 539Australia 515 513 513 523 513 524 514 527Netherlands 508 519 504 510 506 514 526 522Belgium 506 513 504 505 504 511 515 507Norway 503 512 502 505 505 498 498 500Estonia 501 503 500 503 497 512 512 528Switzerland 501 505 502 497 498 505 534 517Poland 500 500 503 498 502 496 495 508Iceland 500 507 503 496 501 499 507 496United States 500 492 495 512 500 503 487 502Liechtenstein 499 508 498 498 495 506 536 520Sweden 497 505 494 502 499 498 494 495Germany 497 501 501 491 496 497 513 520Ireland 496 498 494 502 497 496 487 508France 496 492 497 495 492 498 497 498Chinese taipei 495 496 499 493 496 500 543 520Denmark 495 502 492 493 496 493 503 499United Kingdom 494 491 491 503 492 506 492 514Hungary 494 501 496 489 497 487 490 503Portugal 489 488 487 496 492 488 487 493macao-China 487 493 488 481 488 481 525 511Italy 486 482 490 482 489 476 483 489Latvia 484 476 484 492 484 487 482 494Slovenia 483 489 489 470 484 476 501 512Greece 483 468 484 489 487 472 466 470Spain 481 480 481 483 484 473 483 488Czech Republic 478 479 488 462 479 474 493 500Slovak Republic 477 491 481 466 479 471 497 490Croatia 476 492 472 471 478 472 460 486Israel 474 463 473 483 477 467 447 455Luxembourg 472 471 475 471 471 472 489 484Austria 470 477 471 463 470 472 496 494Lithuania 468 476 469 463 470 462 477 491Turkey 464 467 459 473 466 461 445 454dubai (uae) 459 458 457 466 461 460 453 466russian federation 459 469 467 441 461 452 468 478Chile 449 444 452 452 453 444 421 447serbia 442 449 445 430 444 438 442 443Bulgaria 429 430 436 417 433 421 428 439uruguay 426 424 423 436 429 421 427 427Mexico 425 433 418 432 426 424 419 416romania 424 423 425 426 423 424 427 428thailand 421 431 416 420 423 423 419 425trinidad and tobago 416 413 419 413 418 417 414 410Colombia 413 404 411 422 415 409 381 402Brazil 412 407 406 424 414 408 386 405montenegro 408 408 420 383 411 398 403 401Jordan 405 394 410 407 417 387 387 415tunisia 404 393 393 427 408 393 371 401indonesia 402 399 397 409 405 399 371 383argentina 398 394 398 402 400 391 388 401Kazakhstan 390 397 397 373 399 371 405 400albania 385 380 393 376 392 366 377 391Qatar 372 354 379 376 375 361 368 379panama 371 363 372 377 373 359 360 376peru 370 364 371 368 374 356 365 369azerbaijan 362 361 373 335 362 351 431 373Kyrgyzstan 314 299 327 300 319 293 331 330

Source: OecD, PISA 2009 Database.12 http://dx.doi.org/10.1787/888932343342

Page 77: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

Lampiran 16

102

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar L.1 Perhitungan dengan Jari

Gambar L.2 Posisi Duduk pada Kelas Eksperimen dan Kontrol

Page 78: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

103

Gambar L.3 Penggunaan Bingkai Sepuluh oleh Siswa

Gambar L.4 Bagan Ratusan Besar

Page 79: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

Lampiran 18

105

Gambar L.6 Design Bagan Ratusan Angka

Gambar L.7 Design Bagan Ratusan Titik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

61 62 63 64 65 66 67 68 69 70

71 72 73 74 75 76 77 78 79 80

81 82 83 84 85 86 87 88 89 90

91 92 93 94 95 96 97 98 99 100

Page 80: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

Lampiran 17

104

Gambar L.5 Design Bingkai Sepuluh

Page 81: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

Lampiran 4

87

Hitunglah hasil penjumlahan di bawah ini!

Hitunglah hasil pengurangan di bawah ini!

Kelas :

Nama :

Nilai

1. = 23 + 75

2. = 58 + 26

3. = 246 + 33

4. = 173 + 48

5. = 326 + 143

6. = 256 + 138

10. = 455 - 28

9. = 367 – 43

11. = 326 – 123

12. = 256 – 138

7. = 87 – 36

8. = 64 – 28

Page 82: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

88

Hitunglah hasil dari operasi campuran di bawah ini!

Tentukanlah jawaban yang benar untuk soal cerita di bawah ini!

16. Pak Mustopa memiliki 278 telur

Telur itu kemudian dijual kepada Bu Nuri sebanyak 139

Banyak telur Pak Mustopa sekarang adalah…

17. Pada hari Senin tukang pos mengantarkan 136 surat.

Pada hari Selasa dia mengantarkan lagi 258 surat.

Berapa banyak surat yang telah diantarkan tukang pos?

18. Di sebuah kolam terdapat 48 ikan mas dan 36 ikan nila.

Pemilik kolam menangkap 52 ikan untuk dibakar

Berapa sisa ikan di kolam itu sekarang?

19. Penduduk kampung Aren semula berjumlah 487 orang.

Dalam setahun itu terdapat 19 orang meninggal dunia.

Tahun itu penduduk bertambah karena kelahiran 42 bayi.

Berapakah banyak penduduk kampung Aren sekarang?

20. Ibu Alya memetik 298 tomat.

Sebanyak 169 tomat diberikan kepada tetangga.

Ibu Alya memetik lagi 65 tomat.

Berapa tomat Ibu Alya sekarang?

13. = 267 + 212 – 356

14. = 245 + 274 – 292 =…

15. = 361 – 252 + 445 =…

Page 83: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

Lampiran 3

86

Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Operasi Bilangan

Satuan Pendidikan : SD

Kelas / Semester : II / 1

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan

500

Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan

500

Materi Pokok Indikator Nomor

Soal

Aspek

yang

Diukur

Penjumlahan dan

pengurangan

bilangan sampai

dengan 500

Menjumlahkan dua bilangan tanpa menyimpan 1, 3, 5 C2

Menjumlahkan dua bilangan dengan menyimpan 2, 4, 6 C2

Mengurangkan dua bilangan tanpa meminjam 7, 9, 11 C2

Mengurangkan dua bilangan dengan meminjam 8, 10, 12 C2

Menghitung soal operasi campuran menjumlah

dan mengurang

13, 14,

15 C2

Menyelesaikan soal cerita yang mengandung

operasi penjumlahan 17 C3

Menyelesaikan soal cerita yang mengandung

operasi pengurangan 16 C3

Menyelesaikan soal cerita yang mengandung

operasi penjumlahan dan pengurangan

18, 19,

20 C3

Page 84: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

Lampiran 10

93

Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Operasi Bilangan

Satuan Pendidikan : SD

Kelas / Semester : II / 1

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan

500

Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan

500

Materi Pokok Indikator Nomor

Soal

Aspek

yang

Diukur

Penjumlahan dan

pengurangan

bilangan sampai

dengan 500

Menjumlahkan dua bilangan tanpa menyimpan 3 C2

Menjumlahkan dua bilangan dengan menyimpan 1, 2, 4 C2

Mengurangkan dua bilangan tanpa meminjam 5, 6, 8 C2

Mengurangkan dua bilangan dengan meminjam 7, 9 C2

Menghitung soal operasi campuran menjumlah

dan mengurang 10 C2

Menyelesaikan soal cerita yang mengandung

operasi penjumlahan 11 C3

Menyelesaikan soal cerita yang mengandung

operasi penjumlahan dan pengurangan

12, 13,

14 C3

Page 85: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

Lampiran 2

79

KOTAK PENJUMLAHAN

Nama:

Kelas:

Isilah kotak-kotak di bawah ini sehingga jumlah ke kanan dan ke bawah menjadi

benar.

8 6

7 4

14

11

15 10

13

9

16 6

1)

19

12

14 17

2)

13

9

12 10

3)

7

7

4 10

4)

13

16

10 19

5)

11

10

14 7

7)

11

15

14 12

8)

11

10

8 13

9)

14

15

16 13

10)

16

15

19 12

6)

Page 86: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

84

Nama: Kelas:

L A T I H A N Selesaikan penjumlahan di bawah ini dan tulis cara yang kamu pilih.

48 – 29 96 – 35

74 – 18 86 – 19

293 – 76 435 – 197

298 – 143 356 – 125

287 – 65 361 – 27

1

3

5

7

9

2

4

6

8

10

Page 87: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

81

Nama: Kelas:

L A T I H A N Selesaikan penjumlahan di bawah ini dan tulis cara yang kamu pilih.

62 + 37 53 + 24

85 + 22 76 + 18

129 + 160 167 + 222

298 + 143 356 + 125

287 + 65 361 + 27

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Page 88: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

Lampiran 15

101

Pengujian Hipotesis dengan Uji t

Setelah dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi berdistribusi normal sebagai prasyarat

uji statistik parametrik dengan Uji t, maka dapat dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan Uji t.

Berikut penjelasan dari perhitungan dengan Uji t:

Simpangan baku gabungan kedua kelas mengikuti rumus

18,0912

Karena kedua sampel memiliki varians yang homogen maka digunakan

Dengan α=0,05 dan db=35 diperoleh ttabel=1,6896

Karena thitung<ttabel maka diperoleh kesimpulan uji bahwa H0 diterima atau dengan kata lain tidak

terdapat pengaruh penggunaan strategi berhitung (strategi berbeda) terhadap hasil belajar

matematika siswa pada materi operasi bilangan bulat.

Page 89: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

Lampiran 1

63

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen No. 1

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Menggunakan bingkai sepuluh A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menggunakan bingkai sepuluh kecil B. Materi Pembelajaran

Menggunakan bingkai sepuluh dalam penjumlahan sampai dengan 20 C. Metode Pembelajaran

Demonstrasi, tanya jawab, tugas individual D. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Pendahuluan a. Apersepsi

Mengkondisikan kelas. Mengingat kembali tentang penjumlahan di bawah 20 dengan jari.

b. Pemberian motivasi Manfaat penggunaan bingkai sepuluh kecil.

2. Kegiatan Inti a. Guru mendemonstrasikan penggunaan bingkai sepuluh kecil. b. Setiap siswa diberikan hand out (soal kotak penjumlahan) dan bingkai sepuluh kecil. c. Siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan kotak penjumlahan. d. Siswa mengkomunikasikan kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. e. Guru memfasilitasi kesulitan yang dihadapi siswa.

3. Penutup a. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap materi yang telah disampaikan. b. Siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan kotak penjumlahan.

E. Alat/Bahan/Sumber 1. Bingkai sepuluh kecil 2. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 27)

F. Penilaian Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian

Pd. Aren, Agustus 2010 Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 90: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

64

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen No. 2

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Menggunakan bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam penjumlahan dua

bilangan sampai 100 A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menggunakan bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam penjumlahan dua bilangan sampai 100

B. Materi Pembelajaran Penjumlahan dua bilangan dengan bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam penjumlahan dua bilangan sampai 100

C. Metode Pembelajaran Demonstrasi, tanya jawab, tugas individual

D. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Pendahuluan

a. Apersepsi Mengingat kembali materi sebelumnya.

b. Pemberian motivasi 2. Kegiatan Inti

a. Guru membagikan hand out, bingkai sepuluh, dan bagan seratus kepada siswa. b. Siswa mencoba mengaplikasikan penggunaan bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam soal

penjumlahan. c. Guru memfasilitasi kesulitan yang dihadapi siswa.

3. Penutup a. Guru bersama siswa menyimpulkan terkait strategi-strategi berhitung berbeda dalam

menentukan jumlah dua bilangan. b. Guru memberikan PR mengenai penjumlahan dua bilangan.

E. Alat/Bahan/Sumber 1. Bingkai sepuluh kecil 2. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 11)

F. Penilaian Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian.

Pd. Aren, Agustus 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 91: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

65

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen No. 3

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Menggunakan strategi berbeda, bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam

penjumlahan dua bilangan A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menggunakan strategi berbeda, bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam penjumlahan dua bilangan

B. Materi Pembelajaran Penjumlahan dua bilangan dengan strategi berbeda, bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam penjumlahan dua bilangan

C. Metode Pembelajaran Demonstrasi, tanya jawab, tugas individual

D. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Pendahuluan

a. Apersepsi Mengingat kembali materi sebelumnya.

b. Pemberian motivasi 2. Kegiatan Inti

a. Guru membagikan hand out, bingkai sepuluh, dan bagan seratus kepada siswa. b. Siswa mencermati strategi berhitung (strategi berbeda) dalam menentukan jumlah dari dua

bilangan. c. Siswa mencoba mengaplikasikan penggunaan strategi berbeda dalam soal penjumlahan. d. Guru memfasilitasi kesulitan yang dihadapi siswa.

3. Penutup a. Guru bersama siswa menyimpulkan terkait strategi-strategi berhitung berbeda dalam

menentukan jumlah dua bilangan. b. Guru memberikan PR mengenai penjumlahan dua bilangan.

E. Alat/Bahan/Sumber 1. Bingkai sepuluh kecil 2. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 11)

F. Penilaian Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian.

Pd. Aren, Agustus 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 92: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

66

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen No. 4

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Menggunakan strategi berbeda 2, bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam

penjumlahan dua bilangan A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menggunakan strategi berbeda 2, bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam penjumlahan dua bilangan

B. Materi Pembelajaran Penjumlahan dua bilangan dengan strategi berbeda 2, bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam penjumlahan dua bilangan

C. Metode Pembelajaran Demonstrasi, tanya jawab, tugas individual

D. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Pendahuluan

a. Apersepsi Mengingat kembali materi sebelumnya.

b. Pemberian motivasi 2. Kegiatan Inti

a. Guru membagikan hand out kepada siswa. b. Siswa mencermati strategi berhitung (strategi berbeda) 2 dalam menentukan jumlah dari dua

bilangan. c. Siswa mencoba mengaplikasikan penggunaan strategi berbeda dalam soal penjumlahan. d. Guru memfasilitasi kesulitan yang dihadapi siswa.

3. Penutup a. Guru bersama siswa menyimpulkan terkait strategi-strategi berhitung berbeda dalam

menentukan jumlah dua bilangan. b. Guru memberikan PR mengenai penjumlahan dua bilangan.

E. Alat/Bahan/Sumber 1. Bingkai sepuluh kecil 2. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 11)

F. Penilaian Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian.

Pd. Aren, September 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 93: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

67

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen No. 5

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Menggunakan bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam pengurangan dua

bilangan A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menggunakan bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam pengurangan dua bilangan B. Materi Pembelajaran

Pengurangan dua bilangan dengan bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam penjumlahan dua bilangan

C. Metode Pembelajaran Demonstrasi, tanya jawab, tugas individual

D. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Pendahuluan

a. Apersepsi Mengingat kembali materi sebelumnya.

b. Pemberian motivasi 2. Kegiatan Inti

a. Guru membagikan hand out, bingkai sepuluh, dan bagan seratus kepada siswa. b. Siswa mencermati strategi berhitung (strategi berbeda) dengan bingkai sepuluh, atau bagan

ratusan menentukan selisih dari dua bilangan. c. Siswa mencoba mengaplikasikan penggunaan strategi berbeda dalam soal pengurangan. d. Guru memfasilitasi kesulitan yang dihadapi siswa.

3. Penutup a. Guru bersama siswa menyimpulkan terkait strategi-strategi berhitung berbeda dalam

menentukan selisih dua bilangan. b. Guru memberikan PR mengenai pengurangan dua bilangan.

E. Alat/Bahan/Sumber 1. Bingkai sepuluh kecil 2. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 11)

F. Penilaian Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian.

Pd. Aren, September 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 94: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

68

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen No. 6

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Menggunakan strategi berbeda, bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam

pengurangan dua bilangan A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menggunakan strategi berbeda, bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam pengurangan dua bilangan

B. Materi Pembelajaran Pengurangan dua bilangan dengan strategi berbeda, bingkai sepuluh, atau bagan ratusan dalam penjumlahan dua bilangan

C. Metode Pembelajaran Demonstrasi, tanya jawab, tugas individual

D. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Pendahuluan

a. Apersepsi Mengingat kembali materi sebelumnya.

b. Pemberian motivasi 2. Kegiatan Inti

a. Guru membagikan hand out, bingkai sepuluh, dan bagan seratus kepada siswa. b. Siswa mencermati strategi berhitung (strategi berbeda) dalam menentukan selisih dari dua

bilangan. c. Siswa mencoba mengaplikasikan penggunaan strategi berbeda dalam soal pengurangan. d. Guru memfasilitasi kesulitan yang dihadapi siswa.

3. Penutup a. Guru bersama siswa menyimpulkan terkait strategi-strategi berhitung berbeda dalam

menentukan selisih dua bilangan. b. Guru memberikan PR mengenai pengurangan dua bilangan.

E. Alat/Bahan/Sumber 1. Bingkai sepuluh kecil 2. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 11)

F. Penilaian Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian.

Pd. Aren, September 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 95: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

69

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen No. 7

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Menyelesaikan soal cerita yang mengandung operasi penjumlahan dan

pengurangan. A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang mengandung operasi penjumlahan dan pengurangan B. Materi Pembelajaran

Penyelesaian soal cerita yang mengandung operasi penjumlahan dan pengurangan C. Metode Pembelajaran

Tanya jawab, diskusi, tugas kelompok dan individual D. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Pendahuluan a. Apersepsi

Mengingat kembali materi sebelumnya. b. Pemberian motivasi

2. Kegiatan Inti a. Guru membagikan hand out kepada siswa. b. Siswa mengerjakan soal cerita penjumlahan dan pengurangan dalam kelompok. c. Dengan tanya jawab, kelompok yang mengalami kesulitan diajak untuk merumuskan jawaban

yang benar. 3. Penutup

Guru memberikan tugas atau PR menyelesaikan soal-soal cerita penjumlahan dan pengurangan. E. Alat/Bahan/Sumber

1. Bingkai sepuluh kecil 2. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 11)

F. Penilaian Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian.

Pd. Aren, Oktober 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 96: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

70

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen No. 8

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Menyelesaikan soal cerita yang mengandung operasi penjumlahan dan

pengurangan. A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang mengandung operasi penjumlahan dan pengurangan B. Materi Pembelajaran

Penyelesaian soal cerita yang mengandung operasi penjumlahan dan pengurangan C. Metode Pembelajaran

Tanya jawab, diskusi, tugas kelompok dan individual D. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Pendahuluan a. Apersepsi

Mengingat kembali materi sebelumnya. b. Pemberian motivasi

2. Kegiatan Inti a. Guru memandu siswa untuk merumuskan jawaban yang benar dari tugas yang dikerjakan siswa

di rumah. b. Guru memantau siswa dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.

3. Penutup Siswa dibimbing untuk merumuskan kembali apa yang telah dipelajari.

E. Alat/Bahan/Sumber 1. Bingkai sepuluh kecil 2. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 11)

F. Penilaian Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian.

Pd. Aren, Oktober 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 97: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

71

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol No. 1

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Mengingat kembali fakta dasar penjumlahan A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menjumlahkan dua bilangan sampai 20 B. Materi Pembelajaran

Penjumlahan dua bilangan sampai 20 C. Metode Pembelajaran

Tanya jawab, diskusi, tugas kelompok dan individual D. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Pendahuluan a. Apersepsi

Mengingat kembali materi sebelumnya. b. Pemberian motivasi

2. Kegiatan Inti a. Dengan tanya jawab guru memancing ingatan siswa mengenai penjumlahan bilangan dua angka

sampai 20. b. Siswa mengerjakan latihan pada buku paket Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II

Terbitan Erlangga halaman 27. c. Guru memandu diskusi dan merumuskan jawaban yang benar.

3. Penutup Siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan penjumlahan bilangan dua sampai 20.

E. Alat/Bahan/Sumber Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 27)

F. Penilaian Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian Pd. Aren, Agustus 2010

Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 98: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

72

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol No. 2

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Menjumlahkan dua bilangan tanpa menyimpan A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menjumlahkan dua bilangan tanpa menyimpan B. Materi Pembelajaran

Penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan C. Metode Pembelajaran

Tanya jawab, diskusi, tugas kelompok dan individual D. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Pendahuluan a. Apersepsi

Mengingat kembali materi sebelumnya. b. Pemberian motivasi

2. Kegiatan Inti a. Dengan tanya jawab guru menjelaskan tentang penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik

menyimpan. b. Dengan diskusi siswa diingatkan bahwa penjumlahan dapat dilakukan dengan beberapa cara

antara lain penjumlahan bersusun pendek dan penjumlahan bersusun panjang. c. Guru memandu diskusi dan merumuskan jawaban yang benar.

3. Penutup Siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam.

E. Alat/Bahan/Sumber

Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 27) F. Penilaian

Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian Pd. Aren, Agustus 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 99: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

73

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol No. 3

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Menjumlahkan dua bilangan dengan menyimpan A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menjumlahkan dua bilangan dengan menyimpan B. Materi Pembelajaran

Penjumlahan dua bilangan dengan menyimpan C. Metode Pembelajaran

Tanya jawab, diskusi, tugas kelompok dan individual D. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Pendahuluan a. Apersepsi

• Membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. • Mengingat kembali materi sebelumnya.

b. Pemberian motivasi 2. Kegiatan Inti

a. Dengan diskusi siswa diingatkan penjumlahan dua angka dengan cara susun pendek. b. Guru menjelaskan penjumlahan dua angka dengan teknik menyimpan. c. Siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan. d. Guru memandu siswa dan merumuskan jawaban yang benar.

3. Penutup Guru memberikan tugas atau PR mengenai penjumlahan dua bilangan dengan teknik menyimpan.

E. Alat/Bahan/Sumber Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 11)

F. Penilaian Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian Pd. Aren, Agustus 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 100: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

74

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol No. 4

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Menyelesaikan soal cerita yang mengandung operasi penjumlahan. A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang mengandung operasi penjumlahan B. Materi Pembelajaran

Penyelesaian soal cerita yang mengandung operasi penjumlahan C. Metode Pembelajaran

Tanya jawab, diskusi, tugas kelompok dan individual D. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Pendahuluan a. Apersepsi

Guru menjelaskan beberapa permasalahan sehari-hari yang dapat dibawa ke penjumlahan. b. Pemberian motivasi

2. Kegiatan Inti a. Dengan disertai contoh guru menjelaskan kepada siswa cara membawa soal cerita ke bentuk

penjumlahan. b. Secara berkelompok siswa membawa permasalahan sehari-hari ke bentuk penjumlahan. c. Dengan diskusi siswa diajak untuk merumuskan jawaban yang benar. d. Guru memantau jalannya diskusi dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.

3. Penutup Guru membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja disajikan.

E. Alat/Bahan/Sumber Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 11)

F. Penilaian Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian Pd. Aren, Agustus 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 101: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

75

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol No. 5

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Mengurangkan dua bilangan tanpa meminjam A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengurangkan dua bilangan tanpa meminjam B. Materi Pembelajaran

Pengurangan dua bilangan tanpa meminjam C. Metode Pembelajaran

Tanya jawab, diskusi, tugas kelompok dan individual D. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Pendahuluan a. Apersepsi

Membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Mengingat kembali materi sebelumnya. b. Pemberian motivasi

2. Kegiatan Inti a. Dengan tanya jawab guru menjelaskan tentang pengurangan tanpa teknik meminjam. b. Secara berkelompok siswa mengerjakan soal pengurangan tanpa meminjam, guru memantau

siswa dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. c. Guru memandu diskusi dan merumuskan jawaban yang benar.

3. Penutup a. Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja disajikan. b. Guru memberikan tugas atau PR mengenai pengurangan tanpa teknik meminjam.

E. Alat/Bahan/Sumber Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 11)

F. Penilaian Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian Pd. Aren, Agustus 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 102: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

76

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol No. 6

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Mengurangkan dua bilangan dengan meminjam A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengurangkan dua bilangan dengan meminjam B. Materi Pembelajaran

Pengurangan dua bilangan dengan meminjam C. Metode Pembelajaran

Tanya jawab, diskusi, tugas kelompok dan individual D. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Pendahuluan a. Apersepsi

Membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Mengingat kembali materi sebelumnya. b. Pemberian motivasi

2. Kegiatan Inti a. Dengan tanya jawab guru menjelaskan tentang pengurangan dengan teknik meminjam. b. Secara berkelompok siswa mengerjakan soal pengurangan dengan teknik meminjam, guru

memantau siswa dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. c. Guru memandu diskusi dan merumuskan jawaban yang benar.

3. Penutup Guru memberikan tugas di rumah untuk mengerjakan soal-soal pengurangan dengan teknik meminjam.

E. Alat/Bahan/Sumber Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 11)

F. Penilaian Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian Pd. Aren, Agustus 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 103: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

77

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol No. 7

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Mengurangkan dua bilangan dengan meminjam A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengurangkan dua bilangan dengan meminjam B. Materi Pembelajaran

Pengurangan dua bilangan dengan meminjam C. Metode Pembelajaran

Tanya jawab, diskusi, tugas kelompok dan individual D. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Pendahuluan a. Apersepsi

Siswa diajak mengingat kembali materi sebelumnya. b. Pemberian motivasi

2. Kegiatan Inti a. Dengan diskusi siswa dipandu untuk merumuskan jawaban yang benar dari tugas rumah yang

telah dikerjakan. b. Guru memantau diskusi dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. c. Dengan tanya jawab guru menjelaskan beberapa permasalahan sehari-hari yang dapat dibawa

ke bentuk pengurangan bilangan. 3. Penutup

Guru membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja disajikan. E. Alat/Bahan/Sumber

Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 11) F. Penilaian

Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian Pd. Aren, Agustus 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 104: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

78

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol No. 8

Nama Sekolah : SDIT Cordova Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Alokasi Waktu : 2 × 35 menit Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500 Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Indikator : Menyelesaikan soal cerita yang mengandung operasi pengurangan. A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang mengandung operasi pengurangan B. Materi Pembelajaran

Penyelesaian soal cerita yang mengandung operasi pengurangan C. Metode Pembelajaran

Tanya jawab, diskusi, tugas kelompok dan individual D. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Pendahuluan a. Apersepsi

Siswa diajak mengingat kembali materi sebelumnya. b. Pemberian motivasi

2. Kegiatan Inti a. Dengan tanya jawab siswa dijelaskan cara menyelesaikan soal cerita pengurangan. b. Secara berkelompok siswa mengerjakan soal-soal cerita pengurangan. c. Dengan diskusi siswa dipandu untuk merumuskan jawaban yang benar dari tugas yang telah

dikerjakan. d. Guru memantau diskusi dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.

3. Penutup Guru memberikan tugas di rumah untuk mengerjakan soal-soal cerita pengurangan bilangan.

E. Alat/Bahan/Sumber Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas II Terbitan Erlangga (halaman 11)

F. Penilaian Jenis tagihan : tugas individu dalam hand out Bentuk instrumen : isian Pd. Aren, Agustus 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Matematika Mustofa, S.Sos.I Andri Setiawan

Page 105: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

85

Nama:

Kelas:

Toko DJAJA 1950

Celana Panjang 138

Kemeja 226

Kaos 65

Topi 32

Soal Cerita

Gunakanlah katalog dari toko Djaja pada tahun 1950 untuk menyelesaikan soal

cerita nomor 1,2, dan 3 berikut ini

Gino memiliki uang sebesar 354. Berapa

sisa uang Gino jika dia membeli sebuah

celana panjang?

Seli membeli sebuah kemeja, topi dan kaos.

Berapa uang yang harus dibayarkan seli?

Berapa uang yang harus dibayar Pak

Bambang jika dia membeli sebuah celana

panjang dan sebuah kemeja?

Joni membawa 48 donat untuk piknik. Rina membawa 37 lebih banyak dari yang

dibawa Joni.

Berapakah donat yang dibawa Rina?

Berapa jumlah donat Joni dan Rina jika digabung?

Jika 58 donat sudah dimakan, berapa sisa donat mereka berdua?

1

2

3

4

a

b

c

Page 106: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

94

Cerdas, dedikasi, amanah

Hitunglah hasil penjumlahan di bawah ini!

Hitunglah hasil pengurangan di bawah ini!

Hitunglah hasil dari operasi campuran di bawah ini!

Kelas :

Nama :

Nilai

10. = 267 + 212 – 356

1. = 58 + 26

2. = 173 + 48

3. = 326 + 143

4. = 256 + 138

7. = 455 - 28

6. = 367 – 43

8. = 326 – 123

9. = 256 – 138

5. = 87 – 36

Page 107: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

95

Cerdas, dedikasi, amanah

Tentukanlah jawaban yang benar untuk soal cerita di bawah ini!

11. Pada hari Senin tukang pos mengantarkan 136 surat.

Pada hari Selasa dia mengantarkan lagi 258 surat.

Berapa banyak surat yang telah diantarkan tukang pos?

12. Di sebuah kolam terdapat 48 ikan mas dan 36 ikan nila.

Pemilik kolam menangkap 52 ikan untuk dibakar

Berapa sisa ikan di kolam itu sekarang?

13. Penduduk kampung Aren semula berjumlah 487 orang.

Dalam setahun itu terdapat 19 orang meninggal dunia.

Tahun itu penduduk bertambah karena kelahiran 42 bayi.

Berapakah banyak penduduk kampung Aren sekarang?

14. Ibu Alya memetik 298 tomat.

Sebanyak 169 tomat diberikan kepada tetangga.

Ibu Alya memetik lagi 65 tomat.

Berapa tomat Ibu Alya sekarang?

Page 108: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

83

Nama:

Kelas:

Strategi Pengurangan

Contoh 1

93 – 18

Perhatikan cara untuk merubah angkanya sehingga kamu dapat menemukan cara

cara yang berbeda

Berpikir: masing-masing angka ditambah 2 masing-masing angka dikurang 3

Jadi jawabannya 75

Contoh 2

93 – 42 =…

Kamu dapat juga mengurangkannya dengan cara

Berpikir: 93 – 40 = 53

53 – 2 = 51

Jadi jawabannya adalah 51

S O A L

Selesaikan penjumlahan di bawah ini dan tulis cara yang kamu pilih.

28 – 18

85 – 52

276 – 99

485 – 260

4 2 -

9 3

1

2

3

4

93 18

95 20

+2 + 2

= 75

93 18

90 15

-3 -3

= 75

Page 109: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

Nama: 80

Kelas:

Strategi Penjumlahan

Contoh 1

136 + 112 =…

Kamu dapat menjumlahkan dari kiri ke kanan

Berpikir: 100 + 100 = 200 Berpikir: 30 + 10 = 40 Berpikir: 6 + 2 = 8

Jadi jawabannya adalah 248

Contoh 2

149 + 127 =…

Kamu dapat juga menjumlahkannya dengan cara

Berpikir: 149 + 100 = 249

249 + 20 = 269

269 + 7 = 276

Jadi jawabannya adalah 276

S O A L

Selesaikan penjumlahan di bawah ini dan tulis cara yang kamu pilih.

183 + 214

276 + 121

295 + 131

183 + 216

1 1 2 + 2

1 3 6

1 1 2 + 2 4

1 3 6 1 1 2 + 2 4 8

1 3 6

1 2 7 +

1 4 9

1

2

3

4

Page 110: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

82

Contoh 1

Contoh 2

L a t i h a n

Strategi Penjumlahan

Kamu bisa juga menjumlahkan dengan cara berikut

296 + 175 327 + 99

139 + 203 295 + 198

148 + 195 291 + 159

298 + 157

300 + 155

+2 - 2

= 455

268 + 197

265 + 200

-3 +3

= 465

1

2

3

4

5

6

Page 111: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

Lampiran 11

96

Tabel Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen

Keterangan:

Sebaran frekuensi di atas dicari menggunakan fungsi pada excel dengan perincian sebagai berikut

1. Jumlah menggunakan fungsi =SUM(E4:E20)

2. Rata-rata menggunakan fungsi =AVERAGE(E4:E20)

3. Simpangan baku menggunakan fungsi =STDEV(E4:E20)

4. Varians menggunakan fungsi =VAR(E4:E20)

5. Min (nilai terendah) menggunakan fungsi =MIN(E4:E20)

6. Maks (nilai tertinggi) menggunakan fungsi =MAX(E4:E20)

7. Median menggunakan fungsi =MEDIAN(E4:E20)

8. Modus menggunakan fungsi =MODE(E4:E20)

9. Koefisien kemiringan mengikuti rumus

10. Koefisien kurtosis mengikuti rumus

Nama Benar Nilai

S1 18 81.81818

S2 18 81.81818

S3 21 95.45455

S4 15 68.18182

S5 14 63.63636

S6 15 68.18182

S7 20 90.90909

S8 15 68.18182

S9 20 90.90909

S10 12 54.54545

S11 18 81.81818

S12 9 40.90909

S13 21 95.45455

S14 15 68.18182

S15 18 81.81818

S16 15 68.18182

S17 19 86.36364

jumlah 1286.36

rata-rata 75.67

simpangan baku 14.98

varians 224.54

min 40.91

maks 95.45

median 81.82

modus 68.18

koefisien kemiringan -1.23121

koefisien kurtosis 0.234375

Page 112: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

Lampiran 12

97

Tabel Hasil Belajar Matematika Kelompok Kontrol

Nama Benar Nilai

S1 18 81.81818

S2 13 59.09091

S3 18 81.81818

S4 9 40.90909

S5 20 90.90909

S6 13 59.09091

S7 15 68.18182

S8 14 63.63636

S9 17 77.27273

S10 17 77.27273

S11 22 100

S12 15 68.18182

S13 20 90.90909

S14 19 86.36364

S15 19 86.36364

S16 13 59.09091

S17 19 86.36364

S18 4 18.18182

S19 21 95.45455

S20 11 50

Keterangan:

Sebaran frekuensi di atas dicari menggunakan fungsi pada excel dengan perincian sebagai berikut

1. Jumlah menggunakan fungsi =SUM(E4:E23)

2. Rata-rata menggunakan fungsi =AVERAGE(E4:E23)

3. Simpangan baku menggunakan fungsi =STDEV(E4:E23)

4. Varians menggunakan fungsi =VAR(E4:E23)

5. Min (nilai terendah) menggunakan fungsi =MIN(E4:E23)

6. Maks (nilai tertinggi) menggunakan fungsi =MAX(E4:E23)

7. Median menggunakan fungsi =MEDIAN(E4:E23)

8. Modus menggunakan fungsi =MODE(E4:E23)

9. Koefisien kemiringan mengikuti rumus

10. Koefisien kurtosis mengikuti rumus

jumlah 1440.91

rata-rata 72.05

simpangan baku 20.34

varians 413.82

min 18.18

maks 100.00

median 77.27

modus 86.36

koefisien kemiringan -0.77089

koefisien kurtosis 0.25641

Page 113: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

Lampiran 14

99

Uji Homogenitas Dua Varians dengan Uji F

Kelompok n db varians

kontrol 20 19 413.8212

eksperimen 17 16 224.5382

Dengan rumus F hitung:

Didapat

Dengan α=0,05, db pembilang=19, dan db penyebut 16 diperoleh Ftabel=2,2880

Ftabel diperoleh dengan fungsi pada excel =FINV(0.05,$C$5,$C$6)

Dimana ,$C$5 adalah db pembilang, dan$C$6 adalah db penyebut

Karena Fhitung<Ftabel di dapat kesimpulan uji bahwa kedua kelompok memiliki varians yang homogen.

Page 114: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

Lampiran 13

98

Uji Normalitas dengan Lilliefors Kelompok Eksperimen

NAMA Nilai Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|

S1 81.8182 0.4104 0.6592 0.7059 0.0466

S2 81.8182 0.4104 0.6592 0.7059 0.0466

S3 95.4545 1.3204 0.9067 1.0000 0.0933

S4 68.1818 -0.4996 0.3087 0.4706 0.1619

S5 63.6364 -0.8030 0.2110 0.1765 0.0345

S6 68.1818 -0.4996 0.3087 0.4706 0.1619

S7 90.9091 1.0171 0.8454 0.8824 0.0369

S8 68.1818 -0.4996 0.3087 0.4706 0.1619

S9 90.9091 1.0171 0.8454 0.8824 0.0369

S10 54.5455 -1.4096 0.0793 0.1176 0.0383

S11 81.8182 0.4104 0.6592 0.7059 0.0466

S12 40.9091 -2.3197 0.0102 0.0588 0.0486

S13 95.4545 1.3204 0.9067 1.0000 0.0933

S14 68.1818 -0.4996 0.3087 0.4706 0.1619

S15 81.8182 0.4104 0.6592 0.7059 0.0466

S16 68.1818 -0.4996 0.3087 0.4706 0.1619

S17 86.3636 0.7137 0.7623 0.7647 0.0024

Keterangan:

1. Kolom Zi diperoleh dengan rumus ,

jika kita ambil sampel S1,

dengan fungsi pada excel =(E4-$D$23)/$D$24

2. Kolom F(Zi) diperoleh dengan fungsi pada excel, sebagai contoh untuk sampel S1 adalah

=NORMSDIST(F4)

F4 adalah kursor nilai Z1

3. Kolom S(Zi) diperoleh dengan rumus , sebagai contoh

untuk sampel S1

4. L0 = maks sehingga L0= 0.1619

Dengan Ltabel=0.206 untuk α=0,05 diambil keputusan uji bahwa data berasal dari populasi

yang berdistribusi normal karena Lo<Ltabel

Page 115: PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2685/1/ANDRI... · Nama : ANDRI SETIAWAN . NIM : 104017000540 . ... Angkatan Tahun : 2004

99

Uji Normalitas dengan Lilliefors Kelompok Kontrol

Nama Nilai Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|

S1 81.8182 0.4804 0.6845 0.65 0.0345

S2 59.0909 -0.6368 0.2621 0.30 0.0379

S3 81.8182 0.4804 0.6845 0.65 0.0345

S4 40.9091 -1.5306 0.0629 0.10 0.0371

S5 90.9091 0.9273 0.8231 0.90 0.0769

S6 59.0909 -0.6368 0.2621 0.30 0.0379

S7 68.1818 -0.1899 0.4247 0.45 0.0253

S8 63.6364 -0.4134 0.3397 0.35 0.0103

S9 77.2727 0.2570 0.6014 0.55 0.0514

S10 77.2727 0.2570 0.6014 0.55 0.0514

S11 100.0000 1.3742 0.9153 1.00 0.0847

S12 68.1818 -0.1899 0.4247 0.45 0.0253

S13 90.9091 0.9273 0.8231 0.90 0.0769

S14 86.3636 0.7039 0.7592 0.80 0.0408

S15 86.3636 0.7039 0.7592 0.80 0.0408

S16 59.0909 -0.6368 0.2621 0.30 0.0379

S17 86.3636 0.7039 0.7592 0.80 0.0408

S18 18.1818 -2.6478 0.0041 0.05 0.0459

S19 95.4545 1.1507 0.8751 0.95 0.0749

S20 50.0000 -1.0837 0.1392 0.15 0.0108

Keterangan:

1. Kolom Zi diperoleh dengan rumus ,

jika kita ambil sampel S1

dengan fungsi pada excel =(E4-$D$26)/$D$27

2. Kolom F(Zi) diperoleh dengan fungsi pada excel, sebagai contoh untuk sampel S1 adalah

=NORMSDIST(F4)

F4 adalah kursor nilai Z1

3. Kolom S(Zi) diperoleh dengan rumus , sebagai contoh

untuk sampel S1

4. L0 = maks sehingga L0= 0.0847

Dengan Ltabel=0,19 untuk α=0,05 diambil keputusan uji bahwa data berasal dari populasi yang

berdistribusi normal karena Lo<Ltabel