konflik akibat pluralitas suku di indonesia.docx

7
KONFLIK AKIBAT PLURALITAS SUKU DI INDONESIA PLURALITAS MASYARAKAT DI INDONESIA Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yaitu secara horizontal dan vertikal. Secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan- kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, adat serta perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertikal struktur Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan-perbedaan agama, adat dan kedaerahan sering kali disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk. Menurut Furnival, suatu masyarakat majemuk (Plural Society) yakni suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu kesatuan politik. Sebagai masyarakat majemuk masyarakat Indonesia disebut sebagai suatu tipe masyarakat daerah tropis di mana mereka yang berkuasa dan mereka yang dikuasai memiliki perbedaan ras. Di dalam kehidupan politik, tanda paling jelas dari masyarakat indonesia yang bersifat majemuk itu adalah tidak adanya kehendak bersama (Common Will). Menurut Van den Berghe ada beberapa karakteristik sebagai sifat-sifat dasar dari suatu masyarakat majemuk yakni:

Upload: irawandedy

Post on 18-Jan-2016

133 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONFLIK AKIBAT PLURALITAS SUKU DI INDONESIA.docx

KONFLIK AKIBAT PLURALITAS SUKU DI INDONESIA

PLURALITAS MASYARAKAT DI INDONESIA

Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yaitu secara horizontal dan vertikal. Secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, adat serta perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertikal struktur Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.

Perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan-perbedaan agama, adat dan kedaerahan sering kali disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk. Menurut Furnival, suatu masyarakat majemuk (Plural Society) yakni suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu kesatuan politik.

Sebagai masyarakat majemuk masyarakat Indonesia disebut sebagai suatu tipe masyarakat daerah tropis di mana mereka yang berkuasa dan mereka yang dikuasai memiliki perbedaan ras. 

Di dalam kehidupan politik, tanda paling jelas dari masyarakat indonesia yang bersifat majemuk itu adalah tidak adanya kehendak bersama (Common Will).Menurut Van den Berghe ada beberapa karakteristik sebagai sifat-sifat dasar dari suatu masyarakat majemuk yakni:

1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok yang sering kali memiliki sub kebudayaan yang berbeda satu sama lain.

2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer.

3. Secara relatif sering kali mengalami konflik-konflik di antara kelompok yang satu dengan yang lain.

4. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.

Suatu masyarakat majemuk tidak dapat disamakan dengan masyarakat yang memiliki unit-unit kekerabatan. Akan tetapi sekaligus juga tidak dapat disamakan dengan masyarakat yang memiliki diferensiasi yang tinggi. Suatu

Page 2: KONFLIK AKIBAT PLURALITAS SUKU DI INDONESIA.docx

masyarakat yang terbagi-bagi kedalam berbagai kelompok berdasarkan garis keturunan, akan tetapi memiliki struktur kelembagaan yang bersifat homogeneus.

Di dalam arti yang demikian itulah, maka masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang bersifat majemuk. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pluralitas masyarakat Indonesia yang demikian terjadi: Keadaan geografis yang membagi wilayah Indonesia kurang lebih 12.637 pulau yang tersebar di suatu daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3000 mil dari timur ke barat dan lebih 1000 mil dari utara ke selatan, merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya suku bangsa Indonesia.

KONFLIK ANTAR SUKU YANG TERJADI DI INDONESIA

Lampung termasuk salah satu wilayah berpotensi rawan konflik.

Lantaran secara demografi, Lampung memiliki jumlah penduduk sekitar 9 juta

jiwa dengan persentase pendatang mencapai 60 persen.  Lampung Selatan

berupa konflik horizontal antara masyarakat asli dengan pendatang dari suku

Bali. konflik pada 27 sampai 29 kemarin adalah menewaskan 12 orang. Tiga

masyarakat asli Kalianda, dan pendatang dari Bali meninggal 9. Hampir 450

rumah terbakar konflik tersebut merupakan kasus yang berulang dan lebih

dalam lagi akar-akar persoalannya. Kebetulan kasusnya dipicu pelecehan

terhadap dua gadis remaja oleh pemuda desa tetangga kemudian membesar

hingga muncul korban . Tampaknya yang dominanmenonjol adalah

“perasaan harga diri” karena merasa telah dilecehkan sehingga harus

membalasnya dengan kekerasan fisik. Mereka jauh dari sikap tega terhadap

nyawa manusia sebagai korban atas balas dendam yang dilakukan. Mereka

Page 3: KONFLIK AKIBAT PLURALITAS SUKU DI INDONESIA.docx

pun jauh dari kesadaran bahwa para pelaku pelecehan itu adalah kelompok

anak muda di mana barangkali hanya perilaku iseng atau bagian dari

kenakalan belaka-produk dari rumah tangga dan lingkungan yang kurang

memperhatikan pembinaan moral generasi di tengah arus sekularisasi dan

materialisme yang demikian gencar .

Sejak kehadirannya, etnis Bali berbeda dengan orang Jawa dipandang

membawa persoalan tersendiri bagi sebagian masyarakat Lampung. Gugus

persoalan ini mencakup ”legitimasi kehadiran” masyarakat Bali yang

dipandang masih bermasalah karena menempati wilayah yang belum

sepenuhnya diizinkan ataupun karena perbedaan adat kebiasaan dan

agama. , unrur – unsure baru dan lama bertentangan  secara bersamaan

akan mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian

berpengaruh pula kepada masyarakat  , yang dapat menyebabkan gangguan

secara kontinu terhadap keserasian masyarakat  .  Masyarakat pribumi takut

jika datanganya penduduk lain atau berasal dari etnis yang berbeda  dapat

mempengaruhi dan merubah kebudayaan masyarakat yang ada di lampung

karena terpengaruh dengan datangnya sebuah adat istadat yang baru . 

konflik yang di picu oleh pelecehan du gadis oleh teanga ini menyebabkan

konflik etnis itu muncul , mereka melakukan yang menurut mereka benar ,

masyarakat prbumi ingin mengembalikan pola-pola kehidupan berdasarkan

kebudayaan mereka sendiri yang terwujud sebagai kebudayaan atau adat

yang sebelumnya berlaku , yang mereka angap sebagai yang adil , benar

Page 4: KONFLIK AKIBAT PLURALITAS SUKU DI INDONESIA.docx

dan beradab . konflik ini mendorong terjadinya konflik yang cukup besar

karena adanya rasa solidaritas yang ada di dalam suatu kelompok . 

menurut emile Durkheim solidaritas menunjuk pada suatu keadaan

hubungan antara individu dan / atau kelompok yang didasarkan pada

perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh

pengalaman emosional bersama . dengan adanya solidaritas di dalam

kelompok masing-masing menyebabkan konflik ini menjadi membesar ,

karena di dalam suatu kelompok yang mengalami pelecehan itu hanya gadis

akan tetapi gadis tersebut merupakan anggota dari suku merka  mereka akan

mempertahankan dan akan membela kelompok atau suku mereka dengan

menjunjung nama baik dari setiap kelompok itu sendiri . sehingga antara

kelompok lampung utara dan lampung selatan tetap mempertahankan

pendapat mereka dan tidak ingin kelompok mereka kalah .   baik itu

lampusng selatan atau pun lampung utara mempertahankan posisi mereka

demi menjaga harga diri etnis mereka yang terdiri dari etnis bali dan etnis

lampung .

persoalan primordial ini tidak berdiri sendirian. Dalam kasus Lampung,

persoalan ini berkelindan dengan kenyataan adanya disparitas ekonomi,

yang bagi sementara kalangan sudah makin terlihat nyata. Kaum pendatang,

terutama Bali, merupakan komunitas yang cukup sejahtera, sementara etnis

Lampung tidak cukup baik kondisinya sebagai ”tuan rumah”. Di sini,

persoalan klasik kecemburuan sosial antara ”pribumi” dengan ”pendatang .

Page 5: KONFLIK AKIBAT PLURALITAS SUKU DI INDONESIA.docx

konsep minoritas dan moayoritas ini di anggap sebagaislah satu penyebab

munculnya konflik , walaupun masyarkat bali yang berada di lampung

hanyalah minoritas akan tetapi masyarakat ini memiliki ekonomi yang cukup

tinggi di bandingkan kaum mayoritas yang ada di lampung .