konferensi ilmiah nasional “asesmen dan pembangunan ... · pdf fileberkelanjutan dari...

16

Upload: doankhuong

Post on 06-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,
Page 2: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

ii

Page 3: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

iii

Page 4: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

iv

Page 5: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

v

Page 6: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

68

Pengembangan Asesmen Diri Siswa (Student Self-Assessment)

sebagai Model Penilaian dan Pengembangan Karakter

Mohammad Imam Farisi

*)

*) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UPBJJ-UT Surabaya

[email protected]

Abstrak Revitalisasi pendidikan karakter tampaknya “tidak cukup” hanya mengintegrasikan nilai-nilai

karakter di dalam pembelajaran dan/atau kurikulum, tetapi juga harus terintegrasi di dalam penilaian.

Penelitian ini meninjau dan mengevaluasi hasil-hasil penelitian empirik tentang landasan teori pengembangan model asesmen diri siswa (ADS); efektivitas ADS dalam pengembangan karakter siswa,

dan faktor-faktor pendukungnya; serta respon guru dan siswa terhadap model ADS dalam

mengembangkan karakter siswa. Penelitian menggunakan pendekatan kajian literatur secara kritis

terhadap laporan ilmiah primer atau aseli sebagai sumber data, selanjutnya dianalisis dengan teknik

“analisis anotasi bibliografis”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asesmen model ADS dalam

pengembangan karakter dilandasi teori kognitif dan konstruktivisme (belajar dan motivasi); metakognisi;

dan teori efikasi-diri. Model ADS efektif, valid, reliabel, dan meaningful sebagai instrumen asesmen dan

pengembangan karakter di berbagai konteks pendidikan. Model ADS juga mengandung ‘bias

subjektivitas’ karena faktor: kecenderungan sikap “overestimate” atau “underestimate” siswa;

pemahaman dan latihan yang kurang memadai; dan kebiasaan dalam penggunaan model tes-tes

standar/konvensional. Bias dapat diminimalisasi melalui intensifikasi latihan-praktik, pemberian

pemahaman luas atas kriteria; internalisasi tujuan; kejelasan kriteria; dan kesungguhan siswa. Respon guru terhadap model ADS beragam dan ambigu, terkait dengan persoalan hubungan simbiosis antara

asesmen dan pembelajaran. Respon siswa terhadap model ADS juga “positif”, dapat memperbaiki arah

kerja; dipercaya meningkatkan peringkat, kualitas kerja, motivasi, dan belajar.

Kata kunci: asesmen-diri siswa, model asesmen, pengembangan karakter

A. Pendahuluan

Pendidikan karakter kini menjadi wacana

sentral tidak saja dalam tataran praksis

berbangsa dan bernegara, melainkan juga

tataran akademik, dan legal kenegaraan.

Dalam tataran praksis berbangsa dan negara,

ada fenomena kegalauan dari segenap

komponen bangsa tentang situasi dan kondisi

karakter bangsa yang memprihatinkan dan mengkhawatirkan. Dalam tataran akademik,

berbagai forum dan pertemuan ilmiah, juga

kerap menyoal masalah karakter dan

pendidikan karakter sebagai tema sentral.

Dalam tataran legal kenegaraan setidaknya

ada empat dokumen kenegaraan yang

‘meniscayakan’ signifikansi pendidikan

karakter dalam konteks “nation and character

building” (UU. No.20/2003; UU. No.17/2007;

RI, 2010a; 2010b).

Intinya, bahwa setiap upaya pembangunan

senantiasa harus diarahkan untuk memberi

dampak positif terhadap pengembangan

karakter. Sejalan dengan itu, sistem

pendidikan nasional (sisdiknas) sebagai

bagian integral dalam pembangunan nasional

meniscayakan bahwa “pendidikan nasional

harus berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak atau karakter peserta

didik” (UU. No.20/2003, psl. 3).

Di dalam desain induk pendidikan karakter

(RI, 2010a) pengembangannya secara

interseksional mencakup empat matra: olah

hati (spiritual and emotional development), olah pikir (intellectual development), olah

raga dan kinestetik (physical and kinestetic

development), dan olah rasa dan karsa

(affective and creativity development).

Untuk mewujudkan misi bangsa dan

negara tersebut, tidak cukup hanya diwahanai

melalui kurikulum dan pembelajaran,

melainkan juga melalui sistem asesmen yang

berorientasi pada pendidikan karakter.

Dengan kata lain, asesmen sebagai subsistem

sisdiknas juga harus fokus dan terlibat di

dalam proses pengembangan kemampuan dan

pembentukan watak atau karakter peserta

didik.

Page 7: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

69

Sejalan dengan terjadinya perubahan

dalam paradigma asesmen dalam dua dekade

terakhir, dari “model psikometrik” ke “model

pendidikan” (Gipps, 1993), sistem asesmen

dalam pendidikan nasional juga perlu

dilakukan perubahan. Di dalam nomenklatur

asesmen pendidikan, kedua model asesmen

tersebut dikenal sebagai asesmen standar,

yang hanya mengukur kemampuan peserta

didik atas dasar kriteria atau standar tertentu;

dan asesmen alternatif atau portofolio, yang

mampu memetakan dan meningkatkan

perkembangan peserta didik secara

berkelanjutan dari waktu ke waktu

(Broadfoot, 1996; Buhagiar, 2007). Model

asesmen alternatif ini dipandang lebih

memiliki kualitas “trustworthiness” dalam

hal: credibility, transferability, dependability,

dan authenticity daripada asesmen standar

(Gipps, 1994)

Salah satu jenis asesmen portofolio yang

efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa

(ADS), yaitu proses pengumpulan informasi,

melakukan refleksi, pertimbangan sendiri terhadap kemajuan dan kualitas kinerjanya

berdasarkan bukti-bukti dan kriteria yang

jelas, agar siswa dapat memiliki kesadaran

dan pengertian atas diri-sendiri dan dapat

meningkatkannya di masa mendatang

(Ministry of Education, 2002; Rolheiser & Ross, 2012).

Model ADS merupakan kombinasi tiga

komponen yang saling berkaitan dalam

sebuah siklus atau proses berkelanjutan

(ongoing process): monitoring-diri; evaluasi-

diri; dan implementasi strategi belajar.

Monitoring-diri adalah kemampuan dan

kesadaran peserta didik mengontrol sendiri

atas perilaku dan berpikirnya. Evaluasi-diri

adalah kemampuan dan kesadaran peserta

didik untuk mengetahui tingkat perkembangan

atau kemajuan perilaku dan berpikirnya sesuai

target-target belajarnya. Implementasi strategi

kemampuan peserta didik untuk menerapkan

strategi belajar sesuai kebutuhan untuk

meningkatkan kinerjarnya (MacMillan &

Hearn, 2008:4-5).

Kombinasi tiga komponen ini model ADS

memungkinkan siswa: (1) memonitor dan

mengevaluasi kualitas berpikir dan

perilakunya ketika belajar; (2)

mengidentifikasi strategi-strategi yang dapat

meningkatkan pengertian dan

keterampilannya (MacMillan & Hearn,

2008:1-2).

Masalah penelitian adalah: Apa landasan

teoretik pengembangan model ADS?

Bagaimana efektivitas dalam

mengembangkan karakter siswa, dan apa saja

faktor-faktor pendukungnya? Apa saja bias-

bias subjektif dalam penggunaan ADS?

Bagaimana respon guru dan siswa terhadap

penggunaan model ADS bagi pengembangan

karakter?

Tujuan penelitian adalah meninjau dan

mengevaluasi landasan teori pengembangan

model ADS; efektivitas ADS dalam

mengembangkan karakter siswa, dan faktor-

faktor pendukungnya; serta respon guru dan

siswa terhadap model ADS dalam

mengembangkan karakter siswa.

Secara teoretik, hasil penelitian diharapkan

memberikan landasan teoretik dan empirik

pengembangan model ADS untuk

mengembangkan karakter dalam konteks ke-

Indonesia-an; dan secara praktis dapat

digunakan oleh praktisi pendidikan dalam mengimplementasikan model ADS dalam

pengembangan karakter dalam konteks

kehidupan sekolah/kelas.

B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan “kajian literatur”

(literature review, literature research) yang

merupakan bagian dari “prosa diskursif”

(discursive prose), mengkaji atau meninjau

secara kritis pengetahuan, gagasan, atau

temuan yang terdapat di dalam tubuh literatur

berorientasi akademik (academic-oriented

literature), dan merumuskan kontribusi

teoritis dan metodologisnya untuk topik

tertentu (Cooper, 1988; Taylor, 2012; The

UCSC University Library, 2012).

Sumber data adalah laporan ilmiah primer

atau aseli yang terdapat di dalam skripsi, tesis,

disertasi, jurnal (tercetak dan/atau non-cetak)

berkenaan dengan model ADS dalam konteks

pengembangan karakter. Pemilihan sumber

didasarkan pada aspek kredensial penulis dan

dukungan bukti (provenance); objektivitas

(objectivity); derajat keteryakinan

(persuasiveness); nilai kontributif (value)

yang terdapat di dalam tubuh literatur (body of

literature)—konten atau substansi—yang

dikaji/direviu (The UCSC University Library,

Page 8: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

70

2012), terkait dengan model ADS dalam

konteks pengembangan karakter.

Data dianalisis menggunakan teknik

“anotasi bibliografis” (annotated

bibliography) (Wikipedia, 2012) dengan

prosedur berikut: (1) mengorganisasi

(organize) literatur yang akan ditinjau/direviu

sesuai topik; (2) membuat sintesa (synthesize)

kaitan dari literatur yang ditinjau/direviu; (3)

mengidentifikasi (identify) isu-isu kontroversi;

(4) merumuskan pertanyaan (formulate) untuk

keperluan penelitian lanjutan (Mongan-Rallis,

2006; Galvan, 2006; Taylor, 2012; The UCSC

University Library, 2012).

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Landasan teoretik pengembangan model

ADS Hasil-hasil penelitian yang direviu,

memperlihat tiga teori yang digunakan ADS

untuk pengembangan karakter: (1) teori

kognitif dan konstruktivisme (belajar dan

motivasi); (2) teori metakognisi; dan (3) teori efikasi-diri (self-efficacy) (cf. MacMillan &

Hearn, 2008:3).

Teori kognitif dan konstruktivisme (belajar

dan motivasi) memberikan landasan bahwa

asesmen-diri merupakan inti atau dasar bagi

individu dalam proses pembentukan makna, melalui aktivitas asesmen-diri terhadap

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

sudah diinternasilasi ke dalam struktur

kognisinya, dan mengaitkannya dengan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru

yang dipelajari sesuai dengan tujuan

belajarnya (Shepard, 2001). Teori metakognisi

memberikan landasan tentang kapasitas dan

kesadaran individu untuk melakukan monitor,

evaluasi, dan mengerti terhadap apa yang

dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya

(Schunk, 2004).

Efektivitas model ADS dalam

pengembangan karakter Model ADS sesungguhnya sangat luas

dalam konteks penggunaan dan

pengembangannya, untuk pilihan karier,

pengembangan diri, keterampilan manajerial,

atau profesional, dengan perspektif yang juga

cukup luas. Dalam dunia pendidikan,

penggunaan dan pengembangan ADS juga

sangat luas, namun dalam konteks

pengembangan karakter, masih sangat

terbatas, dan terfokus pada pengembangan

intelektual, dan hanya beberapa yang terkait

dengan pengembangan sikap, nilai, dan

keterampilan sosial.

Dari berbagai studi tentang model ADS

dalam berbagai konteks pengembangan

karakter, secara umum menunjukkan hasil

efektif dalam pengembangan karakter di

berbagai konteks, bidang kajian, institusi,

negara, dan jenjang pendidikan.

Studi korelasional Tousignant dan

DesMarchais (2002) menggunakan desain

pre-post test, juga membuktikan model ADS

memiliki akurasi tinggi untuk meningkatkan

kinerja-diri, tetapi kurang akurat untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah pada mahasiswa program

Kedokteran. Rolheiser dan Ross (MacMillan

& Hearn, 2008:3) juga melaporkan bahwa

model ADS sangat tepat digunakan untuk

tugas-tugas sulit, karena siswa lebih percaya-

diri atas kemampuannya, dan sangat

bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Model ADS juga ‘powerful’ meningkatkan

kinerja siswa melalui peningkatan efikasi-diri

dan motivasi intrinsik terutama berkaitan

dengan penyelesaian tugas-tugas yang

memiliki tingkat kesulitan tinggi (Maehr &

Stallings, 1972; Arter et al., 1994), dalam konteks persekolahan yang kental dengan

orientasi akademik (Hughes et al., 1985), dan

bagi kalangan siswa yang berkebutuhan tinggi

(Henry, 1994). Hal yang sama ditunjukkan

dari hasil penelitian Kelberlau-Berks (2006)

pada siswa SMP dalam studi matematika.

ADS membuat siswa lebih realistis terhadap

tujuan belajarnya; akurat melakukan asessmen

atas dirinya sehingga dapat membantunya

dalam tes persiapan. Mereka juga dapat

bersikap positif terhadap pengalamannya

sendiri—merasa seperti telah mencapai tujuan

belajarnya dan lebih meningkatkan aktivitas

belajarnya.

Studi Kearney (2004) juga menunjukkan

bahwa ADS berdampak positif pada hasil-

hasil “belajar-layanan” (service-learning)

pada siswa kolese farmasi. Mereka mampu

berpikir kritis, berkomunikasi dan berinteraksi

sosial, membuat keputusan, memiliki

tanggung jawab dan kesadaran sosial, lebih

sadar pada populasi dan kelas yang dilayani,

keahlian praktik berbasis-profesi mereka pun

Page 9: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

71

meningkat, serta lebih sadar terhadap isu-isu

etis di ruang publik.

Dalam bidang keterampilan bahasa, studi

Armawan, Dewi, Swastini, dan Wiryani

(2010) dengan PTK desain pre-post test,

melaporkan bahwa penggunaan ADS-

portofolio diri terbukti mampu meningkatkan

kemampuan menulis paragraf, kepercayaan

diri, sikap objektif, terbuka, jujur dan mampu

bekerja sama serta mengambil resiko dengan

baik pada siswa SMA (Armawan, Dewi,

Swastini, & Wiryani, 2010); juga

keterampilan menulis awal, kepercayaan diri,

independensi, dan kreatifitas (Temple, et al.,

1988).

Validitas dan reliabilitas ADS

Reviu Ross (2006) atas hasil-hasil

penelitian penggunaan ADS dari berbagai

konteks, dikaji dari reliabilitas, validitas, dan

kemanfaatannya, menyajikan fakta lain.

Bahwa ADS: (1) memperlihatkan hasil yang

konsisten pada seluruh item, tugas, dan periode waktu yang singkat, (2) menyediakan

informasi tentang prestasi siswa yang sesuai

hanya pada sebagian informasi yang

dihasilkan oleh penilaian guru, (3)

berkontribusi pada pencapaian prestasi siswa

yang lebih tinggi dan perbaikan perilaku. Sarin & Headly (2002) juga menemukan

bahwa ADS “valid” digunakan sebagai

pengganti instrumen pengukuran prestasi

belajar atau penguasaan konsep dalam

asesmen formatif, karena berkorelasi

signifikan dengan tes prestasi. Hal ini

disebabkan siswa memperlihatkan

kesungguhannya melaksanakan ADS. Dengan

mengacu pada standar ABET2000,

Studi Mehta & Danielson (2002) pada

siswa jurusan mesin, juga melaporkan bahwa

ADS valid sebagai instumen asesmen, dan

menyediakan pemahaman yang bernilai

tentang proses belajar dan asesmennya,

walaupun perlu kerja keras. ADS

menyediakan data penuh terhadap pengertian

siswa tentang topik dan tujuan belajar, bisa

digunakan untuk mendemonstrasikan evaluasi

program, pembimbingan, dan mmonitoring

siswa. Isu terpenting adalah bahwa dengan

ADS siswa mampu membuat pertimbangan

tentang pengetahuan dan kemampuannya

menampilkan berbagai tugas, termasuk isu-isu

etika dan legal selama melaksanakan praktik

profesional.

Validitas ADS juga didukung oleh studi

Larres, Ballantine, dan Whittington (2003)

pada mahasiswa sarjana akuntansi tentang

melek komputer. Memang ada bias

‘overestimate’ pada hasil ADS tentang melek

komputer, tetapi sangat akurat untuk asesmen

diri mereka, dan dapat memberikan wawasan

bermanfaat untuk mengases sikap mereka

tentang komputasi. ADS bahkan dapat

merangsang refleksi dan memberikan

kontribusi penting bagi akuntan yang harus

menilai kompetensi mereka sepanjang karir

profesionalnya.

Hasil tinjauan Brener, Billy, dan Grady

(2003) atas hasil-hasil penelitian tentang

pengaruh faktor-faktor kognitif dan

situasional orang dewasa terhadap hasil

evaluasi-diri atas berbagai perilaku yang

berisiko terhadap kesehatannya, juga

menemukan bahwa kedua faktor tersebut

betapapun ‘tidak mengancam’ validitas hasil

asesmen-diri mereka. Demikian pula dilaporkan oleh Mistar (2012) atas tinjuannya

pada 78 studi internasional di pusat bahasa

Inggris Michigan State University. Peneliti

menemukan bahwa ADS valid dan tidak

terpengaruh oleh variabel gender dan usia.

ADS juga menghasilkan skor yang reliabel. Tetapi Brown (2012) dari tinjauannya

terhadap 84 studi internasional siswa K-12 di

New Zealand menemukan bahwa keakurasian

dan kualitas ADS beragam, dan cenderung

rendah.

Bias subjektivitas dalam ADS Penggunaan ADS, juga memperlihatkan

kecenderungan inkonsistensi, ‘lebih

subjektif’, berada pada rentang skala yang

cukup luas, dari kinerja siswa yang

“overestimate” ke “underestimate”, bahkan

setelah dilakukan eliminasi terhadap dampak

evaluasi sumatif guru/supervisor. Ini terjadi

juga pada siswa yang sudah menerima

orientasi tentang ADS. Namun demikian,

diakui bahwa ADS mampu meningkatkan

kepuasan-diri, kepercayaan diri, motivasi

kerja, meningkatkan sukses ujian,

mengembangkan pengertian, kepercayaan diri

untuk mencapai tujuan belajar dan standar

belajar, memberdayakan proses

pengembangan keterampilan dan belajar

Page 10: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

72

reflektif (Kostova & Atasoy, 2009; Al-Kadri,

Al-Moamary, Al-Takroni, Roberts, & van der

Vleuten, 2011).

ADS cenderung ‘subjektif’, seakan berada

pada sebuah “traffic-light” hasrat siswa untuk

memproteksi harga dan makna diri (Brown,

2012). Ada kecenderungan “bias” dalam ADS

“grading” (Sadler & Good, 2006), tetapi lebih

mampu meningkatkan belajar siswa daripada

asesmen sejawat siswa (ASS). ADS—juga

ASS—cukup rasional untuk membantu

penghematan waktu guru. Menurut mereka,

bias terjadi karena siswa belum terlatih dalam

penggunaan ADS. Karena itu, latihan yang

memadai sebelum menggunakan ADS sangat

penting, ditunjukkan dengan hasil uji statistik

bahwa ada korelasi “tinggi” antara hasil ADS

dengan EG (r=0.91 – 0.94).

Pemberian latihan intensif untuk

meminimalisasi bias juga ditekankan di dalam

studi Jos Fastré, van der Klink, dan van

Merriënboer, 2010; van Merriënboer &

Kirschner, 2007) pada siswa program

kedokteran, dan Brown (2012). Latihan mampu meningkatkan kekuatan ADS,

sementara setiap kelemahan dari pendekatan

ADS (termasuk inflasi nilai) dapat dikurangi

melalui tindakan guru (Ross, 2006).

Woods dan Sheardown (2004)

menyarankan beberapa jenis latihan yang bisa diberikan kepada siswa: bengkel-kerja selama

4-6 jam, resume tulisan, menulis jurnal

reflektif, projek pengayaan secara personal,

dan wawancara personal untuk menentukan

kelulusan akhir pelajaran.

Pemahaman siswa tentang kriteria asesmen

kinerja, pun tidak selalu berarti mampu

melakukan ADS pada kriteria tersebut. ADS

memerlukan keterampilan kognitif kompleks

(cf. Dunning et al., 2004); internalisasi tujuan

belajar, dan pengaturan diri (Dweck, 1996;

(Andrade & Du, 2007); juga keluasan siswa

memahami kriteria, dan kebermaknaan bagi

dirinya, termasuk kapasitas mereka untuk

melakukan pengamatan-kritis (Fenwick,

(2012:67).

Kurangnya latihan—selain faktor-faktor

lain—juga diduga menjadi penyebab

penggunaan ADS ‘kurang efektif’.

Eksperimen Olina dan Sullivan (2002)

tentang dampak ADS terhadap kinerja dan

sikap siswa SMA, yang memperlihatkan

bahwa ADS tidak signifikan meningkatkan

kinerja dan kualitas pekerjaan siswa,

dibandingkan evaluasi guru (EG). Menurut

kedua peneliti, hal ini dimungkinkan karena

EG lebih lengkap dan akurat dibandingkan

ADS; dan siswa belum terbiasa dengan ADS.

Dalam kaitan ini, mereka menyarankan

perlunya latihan praktik yang sungguh-

sungguh, serius bagi siswa dalam penggunaan

ADS untuk meningkatkan pemahaman

mereka terhadap penggunaan keiteria evaluasi

dan bagaimana melakukan evaluasi kerja-diri

secara lebih akurat (cf. Ross, 2006; Alverno

College Faculty, 1994; Marcy, 2012).

Penelitian tesis Hotard (2007) tentang

penggunaan ADS “rubrik” untuk

meningkatkan aktivitas belajar matematika-

aljabar siswa SMA. Hasil penelitian

memperlihatkan “tidak ada bukti yang

mendukung”, tak ada perbedaan signifikan

antara kelompok perlakuan dan tidak. Diduga

penyebabnya adalah: siswa terbiasa dengan

non-ADS; motivasi siswa untuk mencapai

sukses akademik terbatas, dan kurangnya

perhatian pada penyelesaian tugas. Di samping terbatasnya waktu penelitian.

Penggunaan ADS, kalaupun menimbulkan

perubahan, tetapi tidak sepenuhnya nyaman.

Respon guru terhadap model ADS Respon guru terhadap pengembangan

model ADS dapat diklasifikan dalam empat

kelompok (Rolheiser & Ross, 2012).

Pertama, pergeseran pandangan guru

tentang “asesmen yang baik” sebagai model

asesmen yang mampu mengamati secara

langsung kompleksitas kinerja siswa dari

pada model asesmen yang sebatas tes tertulis

singkat.

Bahwa asesmen yang baik bukan semata-

mata untuk keperluan seleksi dan sertifikasi

dengan target-target tertentu yang sudah

ditetapkan, melainkan untuk memantau dan

meningkatkan kompleksitas kinerja siswa

dalam membangun makna (Buhagiar, 2007;

Linn et al., 1991); menyelesaikan tugas-tugas

yang kompleks (Baron, 1990; Shavelson et

al., 1992); terkait dengan masalah kehidupan

nyata (Raizen & Kaser, 1989); mampu

diimplementasikan dalam konteks belajar

bersama (kolaboratif dan kooperatif) (Webb et

al., 1995).

Page 11: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

73

Kedua, respon terhadap manfaat dan

kegunaan asesmen alternatif bagi guru dan

siswa “campur-aduk” (mixed response).

Model-model asesmen alternatif yang

dimandatkan menimbulkan resisten guru

karena jadwal pembelajaran tergangu,

kesangsian terhadap konsistensi, dan

keraguan atas kegunaan data (Wilson, 1992;

Howell et al., 1993; Maudaus & Kellaghan,

1993; Worthen 1993). Kecuali jika guru diberi

kebebasan memilih model asesmen alternatif

yang lain (Calfee & Perfumo, 1993; Bateson,

1994); lebih transparan (Fredericksen &

Collins, 1989); lebih visibel bagi siswa

dengan melibatkan mereka dalam penentuan

kriteria asesmen sehingga lebih bermakna

bagi siswa (Bellanca & Berman, 1994; Garcia

& Pearson, 1994).

Sementara, model asesmen otentik ADS

dipandang lebih tepat dalam spesifikasi yang

akan diukur, identifikasi multi-jenjang

pencapaian, dan deskripsi kesempatan belajar

(Linn, 1994); lebih perhatian pada dimensi

evaluasi moral (Wiggins, 1993).

Ketiga, kesulitan mengubah model

asesmen yang sudah ada dan digunakan.

Kesulitan mengubah model asesmen

disebabkan oleh faktor: (1) ‘konflik

keyakinan’ guru untuk mengakomodasi model asesmen standar dan/atau alternatif untuk

tujuan pembelajaran. Di satu sisi, model

asesmen standar memiliki kriteria jelas, tidak

ambigu, objektif dalam prosedur, dan mampu

mengases kinerja siswa secara lengkap,

menstimulasi produktivitas siswa. Tetapi

model ini tidak membuka pintu bagi pikiran

siswa yang memungkinkan adanya

rekonsiliasi asesmen dengan konsep baru

tentang pembelajaran. Di sisi lain, model

asesmen alternatif/kinerja subjektif, tidak

dimungkinkan memberlakukan satu kriteria

untuk semua siswa, dan kurang adil. Tetapi,

model ini memberikan pertimbangan yang

cukup fair bagi siswa (Briscoe, 1994). Situasi

konflik ini (bisa atau tidak bisa diatasi) tetap

menyebabkan guru kembali menggunakan

model asesmen konvensional (Lorsbach et al.,

1992). (2) ‘miskonsepsi guru’ tentang teknik-

teknik asesmen tertentu. Sebagian guru

mengkonsepsikan secara “over inclusion”,

bahwa asesmen kinerja adalah setiap asesmen

yang melibatkan manipulasi objek nyata

(Ruiz-Primo & Shavelson, 1995). Sebagian

guru yang lain mengkonsepsikan secara

“under inclusion”, bahwa hanyalah asesmen

standar (tes formal) yang secara prosedural

valid. Sedangkan metode-metode asesmen

informal seperti pengamatan dan balikan

secara lisan (oral feedback) akan valid setelah

diajukan pertanyaan melacak (probing)

(Oosterhof, 1995).

Keempat, perubahan peran guru dan

lingkungan pembelajaran yang sangat

dibutuhkan oleh guru agar melek asesmen.

Di satu sisi, model asesmen harus lebih

demokratis, sejalan dengan tuntutan

perubahan sosial ke arah penciptaan

komunitas demokratis dalam kehidupan

sekolah/kelas, yang memungkinkan siswa

dapat mengembangkan nilai-nilai partisipasi,

kesederajatan, inklusivitas, dan keadilan

sosial; kepemimpinan, tanggung jawab; siswa

dan orang tua terlibat dalam pengambilan

keputusan tentang belajar, asesmen. Di sisi

guru masih cenderung menggunakan model-model asesmen konvensional yang dipandang

kurang tepat untuk mendukung perubahan

sosial yang terjadi (Hargreaves & Fullan,

1998).

Dalam situasi demikian, redefinisi

hubungan keduanya sangat krusial, karena perubahan yang terjadi begitu kompleks, dan

bisa mengubah pendirian (volatile), dan

menuntut komitmen guru untuk ‘melek

asesmen’, mencakup: (1) kemampuan

menguji data tentang siswa dan peduli

terhadapnya; (2) kemampuan melakukan

perubahan-perubahan dalam pembelajaran

dan sekolah berdasarkan data siswa; (3)

komitmen untuk terlibat di dalam diskusi

asesmen secara eksternal dan penuh

penghargaan dengan orang lain (bukan

pendidik dan pendidik yang lain). Hanya

dengan cara demikian, guru akan lebih

mampu membangun kaitan antara belajar

siswa dengan pendekatan pembelajaran yang

digunakan untuk tujuan pengembangan

berkelanjutan (Hargreaves & Fullan, 1998).

Respon siswa terhadap model ADS Respon siswa kebidanan terhadap ADS

“grading” beragam. Sebagian siswa ada yang

lebih mempercayai keakurasian EG daripada

ADS, dan hanya sebagian kecil yang

Page 12: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

74

menganggap ADS positif terhadap belajar,

juga terhadap strategi motivasi belajar,

mereka tetap belajar seperti biasanya (Al-

Kadri, Al-Moamary, Al-Takroni, Roberts, &

van der Vleuten, 2011). Siswa juga

menganggap ADS bukan asesmen yang

sesungguhnya, dan dalam praktiknya tidak

mengkontribusi prestasi akademik (Brown,

2012).

Sebaliknya, siswa program diploma

bersikap positif terhadap ADS “acuan

kriteria”. Apalagi setelah praktik lama, dan

tahu harapan guru, ADS menjadi lebih efektif.

ADS diklaim baik untuk mencek kerja, dan

memperbaiki arah kerja; dipercaya dapat

meningkatkan peringkat, kualitas kerja,

motivasi, dan belajar; dan beberapa siswa

merasakan adanya ‘tensi’ antara standar

mereka tentang kerja yang baik dengan

standar guru (Andrade & Du, 2007).

ADS “rubrik” juga mendapat respon

positif dari siswa diploma keguruan,

dipandang dapat mendukung belajar dan

kinerja akademik; membantu lebih fokus pada usaha-usaha mereka; menghasilkan kerja

dengan kualitas lebih tinggi; nilai yang lebih

baik; tidak lagi cemas menghadapi tugas-

tugas. Bahkan, beberapa dari mereka

menganggap rubrik sebagai alat yang dapat

memuaskan kebutuhan guru lebih dari pada menyajikan kriteria dan standar secara ketat.

Walaupun mereka mengakui tidak membaca

apa yang ada di dalam rubrik (Andrade & Du,

2005).

D. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan:

(1) Landasan teoretik pengembangan

model ADS dalam pengembangan karakter

adalah teori kognitif dan konstruktivisme

(belajar dan motivasi); teori metakognisi; dan

teori efikasi-diri (self-efficacy).

(2) Model ADS secara umum

menunjukkan hasil efektif dalam

pengembangan karakter di berbagai konteks,

bidang kajian, institusi, negara, dan jenjang

pendidikan. Apalagi didukung oleh latihan-

praktik intensif, pemahaman atas kriteria

yang memadai; internalisasi tujuan; kejelasan

kriteria; kesungguhan siswa.

(3) Terjadinya bias subjektivitas dalam

ADS disebabkan oleh beberapa faktor:

kecenderungan siswa bersikap “overestimate”

atau “underestimate” di dalam melakukan

asesmen terhadap diri mereka; pemahaman

dan latihan yang kurang memadai; dan

kecenderungan menggunakan model tes-tes

standar/konvensional.

(4) Respon guru terhadap model ADS

beragam dan ambigu, terkait dengan persoalan

menemukan hubungan antara kepentingan

asesmen itu sendiri dan pembelajaran.

(5) Respon siswa terhadap model ADS

secara umum “positif”. Pengembangan ADS

dipandang dapat memperbaiki arah kerja;

dipercaya dapat meningkatkan peringkat,

kualitas kerja, motivasi, dan belajar, dll.

Surabaya, 7 Desember 2012

Daftar Pustaka

Buku:

Baron, J. (1990). “Performance assessment:

Blurring the edges among assessment,

curriculum and instruction”, A.

Champagne, B. Lovitts & B. alinger (Eds.). Assessment in the Service of

Instruction. Washington, DC, American

Association for the Advancement of

Science. (127-148).

Broadfoot, P. M. 1996. Education, assessment

and society: a sociological analysis. Buckingham. Open University Press.

Dweck, C. 1996. “Social Motivation: Goals

and Social-Cognitive Processes.” Social

Motivation, J. Juvnen and K. R. Wentzel.

(eds.). New York: Cambridge University

Press.

Galvan, J. 2006. Writing literature reviews: a

guide for students of the behavioral

sciences (3rd ed.). Glendale, CA: Pyrczak

Publishing.

Garcia, G. & Pearson, P. 1994. “Assessment

and diversity”. L. Darling-Hammond

(Ed.). Review of Research in Education,

Washington, DC, American Educational

Research Association. 20. (337-339).

Gipps, C. & Murphy, P. 1994. A fair test?

Assessment, achievement and equity.

Buckingham. Open University Press.

Hargreaves, A. & Fullan, M. 1998. What's

worth fighting for out there? Mississauga,

ON: Ontario Public School Teachers'

Federation.

Henry, D. 1994. Whole Language Students

Page 13: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

75

With Low Self-Direction: A Self-

Assessment Tool, ERIC ED 372 359

(Virginia, University of Virginia).

Hotard, D.J. 2007). The Effects of Self-

Assessment On Student Learning of

Mathematics. A Thesis Submitted to the

Graduate Faculty of the Louisiana State

University and Agricultural and

Mechanical College in partial fulfillment

of the requirements for the degree of

Master of Natural Sciences in The

Interdepartmental Program in Natural

Sciences. B.S., Louisiana State

University.

Howell, K., Bigelow, S. & Evoy, A. 1993. A

qualitative examination of an authentic

assessment. “Paper presented at the

Annual Meeting of American Educational

Research Association”. Atlanta, GA.

Kelberlau-Berks, A.R. 2006. The Effects of

Self-Assessment on Student Learning. “A

report on an action research project

submitted in partial fulfillment of the

requirements for participation in the Math in the Middle Institute Partnership and the

MAT degree. Lincoln, Nebraska.

Merriënboer JJG, Kirschner PA. 2007. Ten

steps to complex learning. Mahwah:

Erlbaum/Taylor and Francis.

Ministry of Education (2002). The Ontario Curriculum unit planner. Toronto, ON:

Queen’s Printer for Ontario.

Republik Indonesia. 2010a. Kebijakan

Nasional Pembangunan Karakter Bangsa

, Jakarta: Kemko Kesejahteran Rakyat.

Republik Indonesia. 2010b. Desain Induk

Pendidikan Karakter, Jakarta:

Kemdiknas.

Ruiz-Primo, M. & Shavelson, R. 1995.

Rhetoric and reality in science

performance assessments: An update.

“Paper presented at the Annual Meeting

of the American Educational Research

Association”. San Francisco, CA, April

1995.

Schunk, D.H. 2004. Learning Theories: An

Educational Perspective. Upper Saddle

River, N.J.: Merrill Prentice/Hall.

Shepard, L. A. 2001. “The Role of Classroom

Assessment in Teaching and Learning”.

Handbook of Research on Teaching, V.

Richardson, (ed.). Washington, D.C.:

American Educational Research

Association.

Wiggins, G. 1993. Assessing Student

Performance: Explore the purpose and

limits of testing. San Francisco, CA,

Jossey-Bass.

Wilson, R. 1992. “The context of classroom

processes in evaluating students”. D.

Bateson (Ed.). Classroom Testing in

Canada. Vancouver, BC: University of

British Columbia. (3-10).

Jurnal:

Al-Kadri, H.M., Al-Moamary, M.S., Al-

Takroni, H., Roberts, Ch., & van der

Vleuten, C.P.M. 2011. “Self-assessment

and students’ study strategies in a

community of clinical practice: A

qualitative study”. Med Educ Online.

17:11204. (1-10). DOI:

10.3402/meo.v17i0.11204.

Andrade, H. & Du, Y. 2005. “Student

perspectives on rubric-referenced

assessment”. Assessment & Evaluation in Higher Education. 10(3). (1-11).

Andrade, H. & Du, Y. 2007. “Student

responses to criteria-referenced self-

assessment”. Assessment & Evaluation in

Higher Education. 32(2). (159–181).

DOI: 0.1080/02602930600801928 Armawan, I.K., Dewi, N.L.P.E.S., Swastini,

K.A. & Wiryani, A. “Evaluasi Diri

Berbasis Assesmen Portopolio Untuk

Meningkatkan Keterampilan Menulis

Siswa”. Jurnal Penelitian dan

Pengembangan Pendidikan. 4(3). (315-

328).

Bateson, D. 1994. “Psychometric and

philosophical problems in "authentic"

assessment: Performance tasks and

portfolios”. Alberta Journal of

Educational Research, 40. (233-245).

Briscoe, C. 1994. “Making the grade:

Perspectives on a teacher's assessment

practices”. Mid-Western Educational

Researcher, 7(14-16). (21-25).

Brener, N.D., Billy, J.O.G., & Grady, W.R.

2003. Assessment of Factors Affecting

the Validity of Self-Reported Health-Risk

Behavior Among Adolescents: Evidence

From the Scientific Literature. Journal of

Adolescent Health. 33. (436 –457).

Page 14: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

76

Calfee, R. & Erfi, P. 1993. “Student

portfolios: opportunities for a revolution

in assessment”. Journal of Reading, 36.

(532-537).

Cooper, H. M. 1988. “'The structure of

knowledge synthesis”. Knowledge in

Society, vol. 1. (104-126).

Dunning D, Heath C, Suls JM. 2004. “Flawed

self-assessment: Implications for health,

education, and the workplace”.

Psychological science in the public

interest. 5(3):69–106. doi:

10.1111/j.1529-1006.2004.00018.x.

Fredericksen, J. & Collins, A. 1989. “A

systems approach to educational testing”.

Educational Researcher, 18. (27-32).

Hughes, B., Sullivan, H. & Mosley, M. 1985.

External Evaluation, Task Difficulty, And

Continuing Motivation, Journal of

Educational Research, 78, (210-215).

Jos Fastré, G.M., van der Klink,M.R., & van

Merriënboer J.J.G. 2010. “The effects of

performance-based assessment criteria on

student performance and self-assessment skills”. Advances in Health Sciences

Education. 15(4): 517–532. doi:

10.1007/s10459-009-9215-x

Kearney, K.R. 2004. “Students’ Self-

Assessment of Learning through Service-

Learning”. American Journal of Pharmaceutical Education. 68(1). (1-13).

Kostovo, Z. & Atasoy, E. 2009. “Comparative

Assessment And Self-Assessment Of

Students` Environmental Knowledge In

Bulgaria And Turkey”. Bulgarian Journal

of Science and Education Policy (BJSEP).

3(1). (49-67).

Larres, P.M., Ballantine, J. & Whittington, M.

2003. Evaluating the validity of self-

assessment: Measuring computer literacy

among entry-level undergraduates within

accounting degree programmes at two UK

universities. Accounting Education: An

International Journal. 13(3). (97-112).

Linn, R. 1994. “Performance assessment:

Policy, promises and technical

measurement standards”. Educational

Researcher, 23. (4-14).

Linn, R., Baker, E. & Dunbar, S. (1991).

“Complex performance-based assessment:

Expectations and validation criteria”,

Educational Researcher, 20(8). (15-21).

Lorsbach, A., Tobin, K., Briscoe, C. &

LaMaster, S. 1992. “An interpretation of

assessment methods in middle school

science”. International Journal of Science

Education, 14. (305-317).

MacMillan, J.H. & Hearn, J. 2008. “Student

Self-Assessment: The Key to Stronger

Student Motivation and Higher

Achievement”. Educational Horizons.

87(1). (40-49).

Maehr, M. & Stallings, R. 1972. Freedom

from External Evaluation, Child

Development, 43, (177-185).

Maudaus, G. & Kellaghan, T. 1993. “The

British experience with "authentic"

testing”. Phi Delta Kappan, 74. (458-

469).

Olina, Z. & Sullivan, H.J. 2002. ”Effects of

Classroom Evaluation Strategies on

Student Achievement and Attitudes”.

ETR&D, 50(3).(61–75).

Raizen, S. & Kaser, J. 1989. “Assessing

science learning in elementary school:

What, why, and how?” Phi Delta Kappan, 70. (718-722).

Ross, J.A. 2006. “The Reliability, Validity,

and Utility of Self-Assessment”.

Practical Assessment, Research &

Evaluation. 11(10). (1-13).

Sadler, P.M., & Good, E. 2006. “The Impact of Self- and Peer-Grading on Student

Learning”. Educational Assessment.

11(1). (1–31).

Sarin, S. & Headly, D. 2002. Validity of

Student Self-Assessments. “Proceedings of

the 2002 American Society for

Engineering Education Annual

Conference & Exposition”. Indianapolis,

IN, November 2002.

Serafini, F. 2001. “Three Paradigms of

Assessment: Measurement, Procedure, &

Inquiry”. The Reading Teacher. 54(4).

(384-393).

Shavelson, R., Baxter, G. & Pine, J. (1992).

“Performance assessments: Political

rhetoric and measurement reality”,

Educational Researcher, 21. (22-27).

Tousignant, A & DesMarchais, J.E. 2002.

“Accuracy of Student Self-Assessment

Ability Compared to Their Own

Performance in a Problem-Based

Learning Medical Program: A Correlation

Study”. Advances in Health Sciences

Page 15: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

77

Education. 7. (19–27, 2002).

Worthen, B. 1993. “Critical issues that will

determine the future of alternate

assessment”. Phi Delta Kappan, 74. (444-

457).

Makalah:

Arter, J., Spandel, V., Culham, R. & Pollard,

J. (1994). The impact of training students

to be self-assessors of writing. “Paper

presented at the Annual Meeting of the

American Educational Research

Association, New Orleans, April.

Bellanca, J. & Bermam. S. 1994. How to

grade the thoughtful, cooperative

classroom (if you must). “Paper presented

at the International Conference on

Cooperative Learning”, Portland.

Brown, G. T. L. 2012. Student self-assessment

K-12: Shedding light on its validity for

decision making. “Presentation to the

Faculty of Education, University of Hong

Kong, Hong Kong”. SAR, September

2012. Mehta, S. & Danielson, S. 2002. Self-

Assessment By Students: An Effective,

Valid, and Simple Tool? “A Proceedings

of the 2004 American Society for

Engineering Education Annual

Conference & Exposition”. Indianapolis, IN, November 2004.

Oosterhof, A. 1995. An extended observation

of assessment procedures used by selected

public school teachers. “Paper presented

at the Annual Meeting of the American

Educational Research Association, San

Francisco, CA, April 1995.

Webb, N., Nemer, K. & Chizhik, A. 1995.

Using group collaboration as a window

into students' cognitive processes. “Paper

presented at the Annual Meeting of

American Educational Research

Association, April 1995 in San Francisco,

CA”.

Woods, D.R., & Sheardown, H.D. 2004.

Approach to developing Student=s skill in

Self Assessment. “A Proceedings of the

2004 American Society for Engineering

Education Annual Conference &

Exposition”. Indianapolis, IN, November

2004.

Internet:

Fenwick, T.J. Using Student Outcomes to

Evaluate Teaching: A Cautious

Exploration.

(http://edweb.sdsu.edu/bober/montgomery

/article003.pdf. Diakses 6 Desember

2012).

Loacker, G. Taking Self Assessment Seriously.

(http://data.ohr.umn.edu/protected/assess

ment2.pdf. diakses 6 Desember 2012).

Marcy, T. Self Assessment (as Practiced by

Alverno College Students, with Faculty

Direction).

(http://lakeland.edu/Assessment/pdfs/Self

Assessment25Aug03.pdf diakses 6

Desember 2012).

Mistar, J. 2012. A Study of the Validity and

Reliability of Sel-Assessment.

(http://journal.teflin.org/index.php/teflin/a

rticle/viewFile/244/180 diakses 7

Desember 2012).

Mongan-Rallis, H. Guidelines for Writing A

Literature Review (http://www.d.umn.edu/~hrallis/guides/res

earching/litreview.html diakses 5

Desember 2012).

Rolheiser, C., & Ross, J.A. Student Self-

Evaluation: What Research Says And

What Practice Shows (http://www.cdl.org/resource-

library/articles/self_eval.php. Diakses 5

Desember 2012)

Taylor, D. The Literature Review: A Few Tips

On Conducting It

(http://www.writing.utoronto.ca/advice/sp

ecific-types-of-writing/literature-review

diakses tanggal 5 Desember 2012).

Temple, Ch., et all. 1988. The Bigining of

Writing. Boston: Allin and Bacon, Inc.

The UCSC University Library. Write a

Literature Review

(http://guides.library.ucsc.edu/write-a-

literature-review diakses tanggal 5

Desember 2012)

Wikipedia. Annotated Bibliography

(http://en.wikipedia.org/wiki/Annotated_b

ibliography diakses tanggal 5 Desember

2012)

Page 16: Konferensi Ilmiah Nasional “Asesmen dan Pembangunan ... · PDF fileberkelanjutan dari waktu ke waktu ... efektif untuk itu adalah Asesmen-Diri Siswa ... keterampilan menulis awal,

Konferensi Ilmiah Nasional

“Asesmen dan Pembangunan Karakter Bangsa” HEPI UNESA 2012

78