kondisi waduk di brantas
TRANSCRIPT
Resume Kondisi Sedimentasi Waduk di DAS Brantas
( Waduk Sutami, Waduk Wlingi dan Waduk Selorejo )
Tiga bendungan utama telah dibangun di DAS Brantas yaitu Bendungan Sutami,
Bendungan Wlingi dan Bendungan Selorejo. Fungsi dan kapasitas tampungan asli
waduk secara terurut berdasarkan besar tampungan mati dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 1. Data Teknis Waduk Sutami, Wlingi dan Selorejo
Catatan: PG= Pembangkit Listrik, FC= Pengendali Banjir, IR= Irigasi, DI= Suplai air domestik dan
industri
Sejak selesainya pembangunan bendungan-bendungan tersebut, akumulasi sedimen
di Waduk Sutami dan Wlingi telah menyebabkan berkurangnya kapasitas tampungan
awal secara signifikan. Sedangkan di Waduk Selorejo, sedimen yang terjadi di waduk
tersebut diharapkan lebih kecil dibanding dengan sedimentasi di waduk lain di DAS
Kali Brantas. Studi sedimentasi di waduk yang ada antara lain bertujuan untuk
mengetahui kondisi sedimentasi saat ini. Kondisi rinci sedimentasi di setiap waduk
dapat dijelaskan seperti di bawah ini.
1. Bendungan Sutami
Bendungan Sutami berada + 14 km di hilir Bendungan Sengguruh dan
mempunyai daerah tangkapan hujan seluas 2.052 km2. Waduk Sutami mempunyai
tampungan yang cukup besar, walaupun terjadi pengurangan tampungan pada awal
tahun setelah selesainya pembangunan (1973-1977) yang berjalan sangat cepat.
Pengurangan tampungan kapasitas kotor berkisar antara 82 juta m3 dalam kurun
waktu 4 tahun. Kapasitas tampungan kotor tahun terakhir data (tahun 2009) terukur
sekitar 48,2 % dari rencana tampungan awal, tampungan efektif sebesar 55,4% dan
tampungan mati sebesar 27,0 %.
TinggiBendungan
(m) HWL LWL Kotor Efektif Mati
1 Sutami 1973 Urugan batu 97,5 PG, FC, IR, DI 272,5 246,0 343,00 253,00 90,00
2 Wlingi 1977 Beton dan Urugan batu 28,0 PG, IR 163,5 162,0 24,00 5,20 18,80
3 Selorejo 1972 Urugan batu 48,0 PG, FC, IR 620,0 598,0 62,30 50,10 12,20
Elev.Waduk Kapasitas Tampungan AsliNo Nama Waduk
Tahun Selesai Kegunaan (m) (juta m3)Tipe Bendungan
Perubahan kapasitas tampungan Waduk Sutami dapat dilihat pada tabel 2 seperti di
bawah ini.
Tabel 2. Kapasitas Tampungan Waduk Sutami
Tahun Survei
Kapasitas Tampungan Kotor Kapasitas Tampungan Efektif
Kapasitas Tampungan Mati
Volume (juta m3) (%) Volume
(juta m3) (%) Volume (juta m3) (%)
1973 343,00 100,0 253,00 100,0 90,00 100,0
1977 261,68 76,3 194,48 76,9 67,20 74,7
1982 221,29 64,5 167,20 66,1 54,09 60,1
1987 192,41 56,1 152,87 60,4 39,54 43,9
1989 192,39 56,1 152,63 60,3 37,76 44,2
1992 189,97 55,4 154,13 60,9 35,84 39,8
1994 186,27 54,3 151,13 59,7 35,14 39,0
1995 184,59 53,8 149,15 59,0 35,44 39,4
1997 183,42 53,5 147,82 58,4 35,60 39,6
1999 180,45 52,6 147,09 58,1 33,36 37,1
2002 176.00 51,3 145,43 57,5 30,57 34,0
2003 174.57 50,9 145,20 57,4 29,36 32,6
2009 165.45 48.2 141.16 55.8 24.29 27.0 Catatan: Volume tampungan berdasarkan sumber-sumber sbb, 1)Desain Kapasitas Tampungan,
2)Studi Rencana Manajemen Menyeluruh untuk Sumber Air DAS Brantas, Laporan Akhir,
Volume III, dan Laporan Pendukung I (JICA,1998), 3) Data Survei, PJT I (1992-2009)
2. Bendungan Wlingi
Bendungan Wlingi mempunyai daerah tangkapan hujan seluas 2.890 km2,
terletak di selatan kaki Gunung Kelud di hulu Kali Brantas, dan sekitar 25 km hilir
Bendungan Sutami. Bendungan Wlingi dibangun pada tahun 1977 dengan tujuan
untuk pembangkit listrik tenaga air untuk memenuhi permintaan beban puncak dan
suplai air irigasi. Di samping itu diharapkan pula Waduk Wlingi ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara material letusan Gunung Kelud.
Setelah pembangunan Bendungan Wlingi, laju sedimentasi menjadi sangat
cepat, dan rata-rata sedimen tahunan yang tersimpan di waduk sampai tahun 1988
berkisar 1,3 juta m3. Pada bulan Januari 1990, sebelum meletusnya Gunung Kelud,
kapasitas tampungan kotor Waduk Wlingi berkurang sampai 19,2 % dari rencana
awal kapasitas tampungan kotor. Seperti disebutkan di atas, tanpa memperhatikan
letusan Gunung Kelud, Waduk Wlingi menghadapi laju sedimentasi yang cukup
besar. Gunung Kelud meletus pada Bulan Februari 1990. Setelah letusan, Waduk
Wlingi terisi penuh oleh sedimen hasil letusan. Pekerjaan pemindahan sedimen
yang tersimpan dilakukan dengan pengerukan dan penggelontoran untuk
mengembalikan kapasitas tampungan.
. Kapasitas tampungan kotor tahun terakhir data (tahun 2008) terukur
sekitar 19,3 % dari rencana tampungan awal, tampungan efektif sebesar 40,6 % dan
tampungan mati sebesar 13,4 %.
Perubahan kapasitas tampungan Waduk Wlingi dapat dilihat pada tabel 3
seperti di bawah ini:
Tabel 3. Kapasitas Tampungan Waduk Wlingi
Tahun Survei
Kapasitas Tampungan Kotor
Kapasitas Tampungan Efektif
Kapasitas Tampungan Mati
Volume (juta m3) (%) Volume
(juta m3) (%) Volume (juta m3) (%)
1977 24,00 100,0 5,20 100,0 18,80 100,0
1982 18,32 76,3 NA NA NA NA
1985 14,44 60,2 NA NA NA NA
1988 9,50 39,6 NA NA NA NA
Jan. 1990 4,60 19,2 2,20 38,6 2,41 12,8
Letusan Gunung Kelud Februari 1990
1991 4,77 19,9 2,34 45,0 2,43 12,9
1995 4,63 19,3 1,33 25,7 3,29 17,5
1996 5,75 24,0 1,83 35,2 3,92 20,9
2001 3,97 16,6 2,11 40,7 1,86 9,9
2004 4,41 18,4 2,01 38,6 2,41 12,8
2006 4,38 18,7 2,12 40,4 2,26 12,2
2007 4,54 18,9 2,48 47,7 2,06 11,0
2008 4,64 19,3 2,11 40,6 2,53 13,4
Catatan: 1) Volume Penyimpanan antara tahun 1977 sampai 1996 diperoleh dari Proyek Rehabilitasi
Sungai Brantas, Laporan Pendukung 1, Evaluasi Pekerjaan Pengerukan di Waduk Wlingi
dan Usulan Rencana Pengerukan Waduk Wlingi dan Lodoyo, Desember 1996, dan volume
tampungan antara tahun 2001 sampai 2008 berdasarkan pada kurva H-V, dibuat oleh PJT I
2) NA= tidak tersedia data
3. Bendungan Selorejo
Bendungan Selorejo mempunyai daerah tangkapan hujan seluas 236 km2,
terletak di Kali Konto bagian hulu. Di sekeliling waduk banyak sekali ditemui
daerah tangkapan yang rusak dengan permukaan tanah yang miring. Bendungan
Selorejo dibangun pada tahun 1972 sebagai bendungan serbaguna yang
direncanakan untuk memberikan suplai air irigasi, tenaga pembangkit listrik , dan
pengendali banjir.
Kapasitas tampungan kotor tahun terakhir data (tahun 2009) terukur sekitar
63,6 % dari rencana tampungan awal, tampungan efektif sebesar 75,3 % dan
tampungan mati sebesar 15,4 %.
Perubahan kapasitas tampungan Waduk Selorejo dapat dilihat pada tabel 4
seperti di bawah ini.
Tabel 4. Kapasitas Tampungan Waduk Selorejo
Tahun Survei
Kapasitas Tampungan Kotor
Kapasitas Tampungan Efektif
Kapasitas Tampungan Mati
Volume (juta m3) (%) Volume
(juta m3) (%) Volume (juta m3) (%)
1970 62,30 100,0 50,10 100,0 12,20 100,0 1993 48,87 78,4 44,59 89,0 4,28 35,1 1997 47,61 76,4 44,46 88,7 3,15 25,8 1999 42,70 68,5 39,96 79,8 2,74 22,5 2003 44,01 70,6 41,51 82,9 2,50 20,5 2009 39,61 63,6 35,73 75,3 1,88 15,4
Catatan: Volume tampungan berdasarkan pada kurva H-V, dibuat oleh PJT I
Sumber :
Anonim. 2010. Reservoir Sedimentation in Brantas River Basin. Jasa Tirta I Public Corp. Malang
www.jasatirta1.co.id