komunitas - epidemiologi

38
MAKALAH

Upload: bicom-sri-badjuka

Post on 05-Dec-2015

720 views

Category:

Documents


81 download

DESCRIPTION

Epidemiologi berasal dari bahasa yunani yaitu “Epi” yang berarti pada, “Demos” yang berarti penduduk, dan Logos yang berarti ilmu. Jadi epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal – hal yang berkaitan dengan masyarakat.Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno, telah dikenal adanya proses penularan penyakit pada masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan faktor lingkungan. Hal ini telah dikemukakan oleh Hippocrates (abad ke 5 SM) dalam tulisannya yang berjudul Epidemics serta dalam catatannya mengenai Airs, Waters, and Places, dimana beliau telah mempelajari masalah penyakit dimasyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori tentang hubungan sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat. (Nasri N, 2000)Pada era dewasa ini telah terjadi pergeseran pengertian epidemiologi, yang dulunya lebih menekankan ke arah penyakit menular ke arah – arah masalah kesehatan dengan ruang lingkup yang sangat luas. Keadaan ini terjadi karena transisi pola penyakit yang terjadi pada masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan sosial, ekonomi masyarakat dan semakin luasnya jangkauan masyarakat. Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang dapat menimbulkan wabah melalui temuan-temuan tentang jenis penyakit wabah, cara penularan dan penyebab serta bagaimana penanggulangan penyakit wabah tersebut. Kemudian tahap berikutnya berkembang lagi menyangkut penyakit yang infeksi non-wabah. Berlanjut lagi dengan mempelajari penyakit non infeksi seperti jantung, karsinoma, hipertensi, dll. Perkembangan selanjutnya mulai meluas ke hal-hal yang bukan penyakit seperti fertilitas, menopouse, kecelakkaan, kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obat terlarang, merokok, hingga masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.Perkembangan epidemiologi sedemikian pesatnya merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan yang harus lebih cermat dalam mengambil tindakan-tindakan yang tidak melenceng dari jangkauan tersebut. Adapun yang menjadi pemicu perkembangan pesat tersebut adalah perkembangan pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih yang menuntut peningkatan kebutuhan masyarakat utamanya dalam bidang kesehatan sehingga kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. (Efendi, 1998)

TRANSCRIPT

Page 1: Komunitas - Epidemiologi

MAKALAH

Page 2: Komunitas - Epidemiologi

1. Abdul Muin Bumulo

2. Indriati Ishak

3. Khoirul Nur Kholis

4. Londrawati L. Ibrahim

5. Moh. Adrian Hudodo

6. Murtin Ismail

7. Sri Novrianda Lapasi

8. Sri Wahyuni Badjuka

9. Veronita Widiyastuti Aliwu

1

Page 3: Komunitas - Epidemiologi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

kepada Allah SWT. Karena dengan izin dan kuasa-Nyalah makalah ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini berjudul “Konsep Epidemiologi dan Penggunaannya dalam

Praktik Keperawatan” yaitu mengenai konsep dasar tentang Epidemiologi.

Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua baik kami yang telah

menyusun tugas ini, dan bermanfaat pula kepada pembaca makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak menemukan kesulitan, akan

tetapi dengan adanya ketekunan dan kesabaran akhirnya tugas ini dapat penulis

selesaikan.

Gorontalo, 02 Oktober 2014

Kelompok 5

2

Page 4: Komunitas - Epidemiologi

DAFTAR ISI

Namelist Of Group 5......................................................................................... 1

KATA PENGANTAR...................................................................................... 2

DAFTAR ISI..................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 4

A. Latar Belakang...................................................................................... 4

B. Tujuan................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 6

A. Definisi.................................................................................................. 6

B. Ruang Lingkup...................................................................................... 7

C. Metode-metode Epidemiologi.............................................................. 8

D. Peran Epidemiologi............................................................................... 13

E. Pengukuran Epidemiologi..................................................................... 14

F. Epidemiologi Penyakit Menular........................................................... 18

BAB III KESIMPULAN................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 25

3

Page 5: Komunitas - Epidemiologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Epidemiologi berasal dari bahasa yunani yaitu “Epi” yang berarti pada,

“Demos” yang berarti penduduk, dan Logos yang berarti ilmu. Jadi epidemiologi

adalah ilmu yang mempelajari hal – hal yang berkaitan dengan masyarakat.

Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno, telah dikenal adanya

proses penularan penyakit pada masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan

faktor lingkungan. Hal ini telah dikemukakan oleh Hippocrates (abad ke 5 SM)

dalam tulisannya yang berjudul Epidemics serta dalam catatannya mengenai Airs,

Waters, and Places, dimana beliau telah mempelajari masalah penyakit

dimasyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori tentang hubungan

sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat. (Nasri N, 2000)

Pada era  dewasa ini telah terjadi pergeseran pengertian epidemiologi,

yang dulunya lebih menekankan ke arah penyakit menular ke arah – arah masalah

kesehatan dengan ruang lingkup yang sangat luas. Keadaan ini terjadi karena

transisi pola penyakit yang terjadi pada masyarakat, pergeseran pola hidup,

peningkatan sosial, ekonomi masyarakat dan semakin luasnya jangkauan

masyarakat. Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang dapat

menimbulkan wabah melalui temuan-temuan tentang jenis penyakit wabah, cara

penularan dan penyebab serta bagaimana penanggulangan penyakit wabah

tersebut. Kemudian tahap berikutnya berkembang lagi menyangkut penyakit yang

infeksi non-wabah. Berlanjut lagi dengan mempelajari penyakit non infeksi

seperti jantung, karsinoma, hipertensi, dll. Perkembangan selanjutnya mulai

meluas ke hal-hal yang bukan penyakit seperti fertilitas, menopouse, kecelakkaan,

kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obat terlarang, merokok, hingga masalah

kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah

keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan,

pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek

epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.

4

Page 6: Komunitas - Epidemiologi

Perkembangan epidemiologi sedemikian pesatnya merupakan tantangan

bagi tenaga kesehatan yang harus lebih cermat dalam mengambil tindakan-

tindakan yang tidak melenceng dari jangkauan tersebut. Adapun yang menjadi

pemicu perkembangan pesat tersebut adalah perkembangan pengetahuan dan

teknologi yang semakin canggih yang menuntut peningkatan kebutuhan

masyarakat utamanya dalam bidang kesehatan sehingga kehidupan masyarakat

yang semakin kompleks. (Efendi, 1998)

B. Tujuan

Untuk mengetahui konsep dasar tentang Epidemiologi dalam lingkup

keperawatan dan penggunaanya.

5

Page 7: Komunitas - Epidemiologi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Berikut ini terdapat beberapa pendapat para ahli mengenai epidemiologi.

Last (1988) mendefinisikan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang

mempelajari tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (factor penentu)

masalah kesehatan atau yang berkaitan dengan status atau kejadian spesifik pada

populasi serta ilmu yang menjelaskan kejadian suatu penyakit dimasyarakat

Wade Hampton Frost (1972) seorang guru besar epidemiologi school of

Hygiene, mengatakan bahwa epidemiologi adalah pengetahuan tentang fenomena

massal (mass phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural

history) penyakit menular.

Greenwood (1934) Profesor di school of hygiene and topical medicine

London, mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas di mana dikatakan

bahwa epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian

mengenai kelompok ppenduduk (herd people).

Omran (1974) merupakan suatu studi mengenai terjadinya dan distribusi

keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga

determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk dan

masyarakat

Hacmonhan dan pugh (1970) epidemiologi adalah ilmu yang

mempelajari penyebaran dan factor-faktor yang menentukan terjadinya suatu

penyakit dalam populasi

WHO (Regional commit enacting ke- 42 di Bandung) mendefinisikan

epidemiologi adalah “ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari

peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan

yang menimpa sekelompok masyarakat serta menerapkan ilmu tersebut untuk

memecahkan masalah-masalah tersebut. (Wahit Iqbal, 2009)

6

Page 8: Komunitas - Epidemiologi

B. Ruang Lingkup

1. Epidemiologi penyakit menular

Sebagai bentuk dan upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit

menular yang saat ini hasilnya sudah tampak

2. Epidemiologi penyakit tidak menular

Upaya untuk mencegah penyakit yang tak menular seperti: kanker, penyakit

sistemik, penyakit akibat kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat.

3. Epidemiologi klinik

Bentuk yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang bertujuan untuk

membekali para klinisi atau dokter/paramedic tentang cara pendekatan

masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.

4. Epidemiologi kependudukan

Cabang epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi

dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang

demografi serta factor-faktor yang memengaruhi berbagai perubahan

demografi yang terjadi di dalam masyarakat.memberikan analisis tentang sifat

karakteristik penduduk secara demografi dalam hubungannya dengan masalah

kesehatan dalam masyarakat. Juga berperan dalam berbagai aspek

kependudukan dan keluarga berencana, serta digunakan sebagai dasar dalam

mengambil kebijakan dan menyusun perecanaan yang baik.

5. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan

Salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah,

mencari factor penyebab timbulnya suatu masalah, serta penyusunan rencana

pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Bentuk

pendekatan ini dapat digunakan oleh para perencana pelayanan kesehatan,

baik dalam bentuk penilaian hail suatu kegiatan kesehatan yang bersifat

umum maupun dengan sasaran yang khusus.

6. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja

Occupational and environmental epidemiologi merupakan salah satu bagian

epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga

kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat

7

Page 9: Komunitas - Epidemiologi

fisik, kimia, biologis, maupun social budaya serta kebiasaan hidup para

pekerja.

7. Epidemiologi kesehatan jiwa

Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat,

baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun

analisis berbagai factor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam

masyarakat.

8. Epidemiologi gizi

Banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat, dimana masalah

ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup

masyarakat. Pendekatan ini bertujuan untuk menganalisis factor yang

berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang

bersifat biologis maupun yang berkaitan dengan masalah social. (Wahit Iqbal,

2009)

C. Metode-metode epidemiologi

Di dalam epidemiologi terdapat 2 tipe pokok pendekatan atau metode

yakni :

1. Epidemiologi deskriptif (descriptive epidemiology)

Didalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit

berubah menurut perubahan variable-variable epidemiologi yang terdiri dari

orang (person), tempat (place),dan waktu (time).

Orang (Person)

Di sini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial,

pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur

keluarga, dan paritas.

1) Umur

Umur adalah variable yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-

penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di

dalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.

Dengan cara ini dapat membacanya dengan mudah dan melihat pola

kesakitan atau kematian menurut golongan umur.

8

Page 10: Komunitas - Epidemiologi

2) Jenis Kelamin

Angka-angka dari luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih

tinggi di kalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi di

kalangan pria pada semua golongan umur. Untuk Indonesia masih perlu

dipelajari lebih lanjut. Perbedaan angka kematian ini, dapat disebabkan

oleh faktor-faktor intrinsik.

Yang pertama diduga meliputi faktor keturunan yang terkait dengan jenis

kelamin, atau perbedaan hormonal, sedangkan yang kedua diduga karena

berperannya faktor-faktor lingkungan (lebih banyak pria mengisap rokok,

minum minuman keras, candu, bekerja berat, berhadapan dengan

pekerjaan-pekerjaan berbahaya, dan seterusnya).

3) Kelas sosial

Kelas sosial adalah variabel yang sering dilihat hubungannya dengan

angka kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat

kehidupan seseorang. Kelas sosial ini ditentukan oleh unsur-unsur,

seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan banyak contoh ditentukan

pula tempat tinggal. Karena hal-hal ini dapat mempengaruhi berbagai

aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan maka tidaklah

mengherankan apabila kita melihat perbedaan-perbedaan dalam angka

kesakitan atau kematian antara berbagai kelas sosial.

4) Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan dapat berperan di dalam timbulnya penyakit melalui

beberapa jalan, yakni:

a. Adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan

kesakitan seperti bahan-bahan kimia, gas beracun, radiasi, benda-

benda fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan, dan sebagainya.

b. Situasi pekerjaan yang penuh dengan stres (yang telah dikenal sebagai

faktor yang berperan pada timbulnya hipertensi, dan ulcus lambung)

c. Ada tidaknya ‘gerak badan’ di dalam pekerjaan; di Amerika Serikat

ditunjukkan bahwa penyakit jantung koroner sering ditemukan di

9

Page 11: Komunitas - Epidemiologi

kalangan mereka yang mempunyai pekerjaan di mana kuran adanya

‘gerak badan’

d. Karena berkerumun dalam satu tempat yang relatif sempit maka dapat

terjadi proses penularan penyakit antara para pekerja.

e. Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan

pekerjaan di tambang.

5) Penghasilan

Yang sering dilakukan ialah menilai hubungan antara tingkat penghasilan

dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan.

Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin

oleh karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat,

membayar transpor, dan sebagainya.

6) Golongan etnik

Berbagai golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan makan,

susunan genetika, gaya hidup, dan sebagainya yang dapat mengakibatkan

perbedaan di dalam angka kesakitan atau kematian.

7) Status perkawinan

Dari penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat hubungan antara angka

kesakitan maupun kematian dengan status kawin, tidak kawin, cerai, dan

janda; angka kematian karena penyakit-penyakit tertentu maupun

kematian karena semua sebab makin meninggi dalam urutan tertentu.

8) Besarnya keluarga

Di dalam keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita karena

penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.

9) Struktur keluarga

Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan

(penyakit menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan

kesehatan.

10) Paritas

Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan

kesehatan si ibu maupun si anak. Dikatakan umpamanya terdapat

10

Page 12: Komunitas - Epidemiologi

kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang

berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-

penyakit tertentu, seperti asma bronchiale, ulkus peptikum, pilorik,

stenosis, dan seterusnya. Tetapi kesemuanya masih memerlukan

penelitian lebih lanjut.

Tempat (Place)

Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna

untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan

mengenai etiologi penyakit. Perbandingan pola penyakit sering dilakukan

antara:

1. Batas daerah pemerintahan

2. Kota dan pedesaan

3. Daerah atau tempat berdasarkan batas alam (pegunungan, sungai, laut atau

padang pasir).

4. Negara-negara dan

5. ‘Regional’

Pentingnya pengetahuan mengenai tempat dalam mempelajari etiologi

suatu penyakit dapat digambarkan dengan jelas pada penyelidikan suatu

wabah dan pada penyelidikan-penyelidikan mengenai kaum migran. Di dalam

memperbandingkan angka kesakitan atau kematian antardaerah (tempat) perlu

diperhatikan terlebih dahulu di tiap-tiap daerah (tempat).

1. Susunan umum

2. Susunan kelaminan

3. Kualitas data, dan

4. Derajat representatif dari data terhadap seluruh penduduk.

Waktu (Time)

Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan

dasar di dalam analisis epidemiologis. Oleh karena itu, perubahan-perubahan

penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor

etiologis. Melihat panjangnya waktu di mana terjadi perubahan angka

kesakitan maka dibedakan:

11

Page 13: Komunitas - Epidemiologi

1) fluktuasi jangka pendek, di mana perubahan angka kesakitan

berlangsung beberapa jam, hari, minggu, dan bulan.

2) Perubahan-perubahan secara siklus di mana perubahan-perubahan angka

kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari,

beberapa bulan (musiman), tahunan, beberapa tahun, dan

3) Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode

waktu yang panjang, bertahun-tahun atau puluhan tahun, yang disebut

‘secular trends’.

2. Epidemiologi Analitik (Analytic Epidemiology)

Pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data dan informasi-

informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif. Ada tiga studi tentang

epidemiologi ini, yaitu:

a. Studi riwayat kasus (case history studies). Dalam studi ini akan

dibandingkan antara dua kelompok orang, yakni kelompok yang terkena

penyakit dengan kelompok orang tidak terkena (kelompok kontrol).

Contoh: Ada hipotesis yang mengatakan bahwa penyebab utama kanker

paru-paru adalah rokok. Untuk menguji hipotesis ini diambil sekelompok

orang penderita kanker paru-paru. Kepada penderita ini ditanyakan tentang

kebiasaan merokok.

Dari jawaban pertanyaan tersebut akan terdapat dua kelompok, yakni

penderita yang tidak merokok. Kemudian, kedua kelompok ini diuji

dengan uji statistik, apakah ada perbedaan yang bermakna antara kedua

kelompok tersebut.

b. Studi Kohort (kohort studies). Dalam studi ini sekelompok orang

dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian,

diambil sekelompok orang lain yang mempunyai ciri-ciri yang sama

dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada

penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol.

Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut

dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna

atau tidak.

12

Page 14: Komunitas - Epidemiologi

Contoh: Untuk membuktikan bahwa merokok merupakan faktor utama

penyebab kanker paru-paru, diambil dua kelompok orang yang satu

kelompok terdiri dari orang-orang yang merokok dan satu kelompok lagi

terdiri dari orang-orang yang tidak merokok. Kemudian, diperiksa apakah

ada perbedaan pengidap kanker paru-paru antara kelompok perokok dan

kelompok non-perokok.

3. Epidemiologi Eksperimen

Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada

kelompok subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang

tidak dikenakan percobaan). Contoh : untuk menguji keampuhan suatu

vaksin, dapat diambil suatu kelompok anak kemudian diberikan vaksin

tersebut.

Sementara itu diambil sekelompok anak pula sebagai kontrol yang hanya

diberikan placebo. Setelah beberapa tahun kemudian, dilihat kemungkinan-

kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut,

kemudian dibandingkan antara kelompok percobaan dan kelompok kontrol.

(Notoatmodjo, 2007)

D. Peran Epidemiologi

Epidemiologi diharapkan dapat berperan dalam pembangunan kesehatan

masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan melalui kemampuan

epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah

kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan. Bentuk peran itu dapat

dijabarkan dalam 7 peran utama (Valanis, 10), yaitu:

1. Investigasi etiologi penyakit

2. Identifikasi faktor risiko

3. Identifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit

4. Melakukan diagnosis banding (differential diagnosys) dan perencanaan

pengobatan

5. Surveilan status kesehatan penduduk

6. Diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanan kesehatan

7. Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan masyarakat.

13

Page 15: Komunitas - Epidemiologi

Selain itu Beoglehole (WHO 1977) mengemukakan 4 peran utama

epidemiologi, yakni:

1. Mencari kausa; faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan dan yang

menyebabkan terjadinya penyakit.

2. Riwayat alamiah penyakit: perlangsungan penyakit, bisa sangat mendadak

(emergency), akut dan kronik.

3. Deskripsi status kesehatan masyarakat; menggambarkan proporsi menurut

status kesehatan, perubahan menurut waktu, perubahan menurut umur, dan

lain-lain.

4. Evaluasi hasil intervensi,; menilai bagaimana keberhasilan berbagai

intervensi seperti promosi kesehatan, upaya pencegahan dan pelayanan

kesehatan. (Bustan. 2006)

E. Pengukuran Epidemiologi

Di dalam uraian ini akan diuraikan berbagai ukuran kesakitan dan

kematian yang lazim dipakai dalam survei atau penyelidikan-penyelidikan

epidemiologi. Ukuran dasar yang akan dibicarakan disini adalah ‘rate’.

Dalam hubungan dengan kesakitan akan dibicarakan insidence rate,

prevalance rate, (poin period prevalance rate), attack rate, dan dalam hubungan

dengan kematian akan dibicarakan crude death rate, disease specific rate dan

adjusted death rate. Sebelum membicarakan masing-masing tersebut perlu

dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

1) Untuk penyusunan rate dibutuhkan tiga elemen, yakni (a) jumlah orang yang

terserang penyakit atau yang meninggal,(b) jumlah penduduk dari mana

penderita berasal (reference population), dan (c) waktu atau periode dimana

orang-orang terserang penyakit.

2) Apabila pembilang terbatas pada umur, seks atau golongan tertentu maka

penyebut juga harus terbatas pada umur, seks, atau golongan yang sama.

3) Bila penyakit terbatas pada mereka yang dapat terserang atau terjangkit

penyakit, maka penyebut tersebut dinamakan populasi yang mempunyai

risiko (population at risk).

14

Page 16: Komunitas - Epidemiologi

1. Incidence Rate

Incide rate dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi

di kalangan penduduk selama priode waktu tertentu.

incindence rate= jumlah kasusbaru suatu penyakit selama periode tertentupopulasi yangmempunyai resiko

x1000

Incidence rate adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya satu tahun) dibandingkan dengan

jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada

pertengahan tahun jangka waktu yang bersangkutan dalam persen.

2. Attack Rate

Attack rate adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada

satu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena

penyakit tersebut pada saat yang sama dalam persen.

Attak rate= Jumlah kasus selamaepidemipopulasi yang mempunyairesiko−resiko

x1000

3. Prevalence Rate

Prevalanece rate mengukur jumlah orang dikalangan penduduk yang

menderita suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu.

4. Period Prevalence

Period Prevalence adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit

yang ditemukan pada suatu waktu jangka tertentu dibagi dengan jumlah

penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan dalam persen

atau permil.

5. Crude Death Rate(CDR)

15

prevalence rate= jumlah kasus−kasus penyakit yangada pada suatu titik waktujumlah penduduk seluruhnya

x 1000

period prevalance= jumlah kasus penyakit yang selama periodependuduk rata−rata dari periode tersebut

(mid period population)

x1000

Page 17: Komunitas - Epidemiologi

Catatan :

1) Jumlah penduduk disini bukanlah merupakan penyebut yang sebenarnya,

oleh karena berbagai golongan umur mempunyai kemungkinan mati yang

berbeda-beda, sehingga perbedaan dalam susunan umur antara beberapa

penduduk akan menyebabkan perbedaan dalam crude death rate meskipun

rate untuk berbagai golongan umur sama.

2) Kekurangan-kekurangan dari crude death rate ini adalah (1) terlalu

menyederhanakan pola yang kompleks dari rate, dan (2) penggunaannya

dalam perbandingan angka kematian antara berbagai penduduk yang

mempunyai susunan umur yang berbeda, tidak dapat seara langsung

melainkan harus melalui prosedur penyesuaian(adjusment).

3) Meskipun mempunyai kekurangan-kekurangan tersebut diatas, crude

death rate ini digunakan secara luas oleh karena (a) sifatnya yang

merupakan ‘summary rate’ dan (b) dapat dihitung dengan adanya

informasi yang minimal.

4) Crude death rate digunakan untuk perbandingan-perbandingan menurut

waktu dan perbandingan-perbandingan internasional.

5) Untuk penyelidikan epidemiologi akan diperlukan ‘summary rate’ yang

tidak mempunyai kelemahan-kelemahan, seperti crude rate. Rate seperti

diperoleh dengan mengadakan penyesuaian pada susunan umur dari

erbagai pendduk yang akan diperbandingkan angka kematiannta, dengan

sendirinya ‘adjustment rate’ ini adalah fiktif.

6. Age Spesific Death Rate (Angk Kematian pada Umur Tertentu)

16

CRD=

jumlahkematian dikalangan pendudukdi suatu daerahdalam satutahun

jumlah penduduk rata−rata( pertengahan¿tahun didaerah dan tahun yang sama)x 1000

Page 18: Komunitas - Epidemiologi

Sebagai contoh :age spesific ratepada golongan umur 20-3- tahun :

7. Cause Disease Specific Death Rate (Angka Kematian Akibat Penyakit

Tertentu

Sebagai contoh : kematian karena TBC :

(Notoatmodjo, 2007)

8. Fatal Case Rate

Fatal Case Rate adalah jumlah seluruh kematian karena satu penyebab dalam

jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah seluruh penderita pada waktu

yang sama dalam persen.

9. Maternal Mortality Rate

Maternal mortality Rate adalah jumlah kematian ibu karena kehamilan,

persalinan dan nifas dalam satu tahun dibagi dengan jumlah kelahiran hidup

pada tahun yang sama dengan persen.

17

death rate age specifik=

jumlahkematian antaraumur 20−30 tahundi suatu daerah dalam waktuatutahun

jumlah penduduk berumur antara20−30 thpada daerahdan tahun yang sama

x1000

cause (TB ) specifikdeathrate=

jumlahkematian pada TBC disuatu daerah dalam waktusatu tahun

jumlah penduduk rata−rata ( pertengaha ntahun )pada daerahdan tahun yang sama

x 1000

Fatal case rate=

jumlah seluruh kematiankarena penyakit tertentujumlah seluruh penderita

penyakit tertentu

x 1000

Maternal mortality rate=

jumlahkematianibu karenakehamilan, kelahirandan nifas

jumlah kelahiranhiduppada tahun yang sama

x 1000

Page 19: Komunitas - Epidemiologi

10. Infant Mortality Rate

Infant Mortality rate adalah jumlah seluruh kematian bayi (umur dibawah 1

tahun) pada satu jangka waktu (satu tahun) dibagi dengan jumlah seluruh

kelahiran hidup dalam persen.

(Efendi, 1998)

F. Epidemiologi Penyakit-Penyakit Menular

1. Konsep Dasar Terjadinya Penyakit

Suatu penyakit timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor baik dari

agen, induk semang atau lingkungan. Pendapat ini tergambar di dalam istilah

yang dikenal luas dewasa ini, yaitu penyebab majemuk (‘multiple causation

of disease’) sebagai lawan dari penyebab tunggal (‘single causation’). Di

dalam usaha para ahli untuk mengumpulkan pengetahuan mengenai

timbulnya penyakit, mereka telah membuat model-model tersebut

dilakukanlah eksperiman terkendali untuk menguji sampai dimana kebenaran

dari model-model tersebut.

Tiga model yang dikenal dewasa ini ialah (a) segitiga epidemiologi (the

epidemiolgic triangle),(b) jaring-jaring sebab akibat (the web of causation),

dan (c) roda (the wheel).

a. Segitiga epidemiologi (the epidemiolgic triangle)

Induk semang (Host)

Penyebab Penyakit Lingkungan (Environtmen)

b. Jaring-jaring sebab akibat (the web of causation)

Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah

keseimbangan antara mereka, yang berakibat bertambah atau

berkurangnya yang bersangkutan.

18

Maternal mortality rate=

jumlah seluruhkematian bayi

jumlahkelahiran hidup¿

x1000¿

Page 20: Komunitas - Epidemiologi

Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang

berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses ‘seab

dan akibat’. Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah

atau dihentikan dengan memotong rantai pada berbagai titik.

c. roda (the wheel)

Seperti halnya dengan model jaring-jaring sebab akibat, maka roda

memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam

timbulnya penyakit dengan tidak begitu meneankan pentingnya agent.

Disini dipentingkan hubungan antara manusia dengan lingkungan

hidupnya. Besarnya peranan dari masing-masing lingkungan bergantung

pada penyakit yang bersangkutan. Sebagai contoh, peranan lingkungan

sosial lebih besar dari yang lainnya pada ‘sunburn’ peranan lingkungan

biologis lebih besar dari yang lainnya pada penyakit yang penularannya

19

Page 21: Komunitas - Epidemiologi

melalui vektor(vektor home disease) dan peranan anti genetic lebih besar

dari yang lainnya pada penyakit keturunan.

Dengan model-model tersebut diatad henaknya ditunjukkan bahwa

pengetahuan yang lengkap mengenai mekanisme-mekanisme terjadinya

penyakit tidaklah diperlukan bagi usaha-usaha pemberantasan yang efektif.

2. Penyakit menular

Yang dimaksud dengan penyakit menular adalah penyakit yang dapat

ditularkan (berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara

langsung maupun melalui perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan

adanya (hadirnya) agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat

berpindah.

Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain

karena 3 yakni Agent (penyebab penyakit), Host (induk semang), Route of

transmission (jalannya penularan).

a. Agent-agent infeksi (Penyebab Infeksi)

Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting dalam epidemiologi

yang merupakan penyebab penyakit dapat dikelompokkan menjadi :

1) Golongan virus, misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya.

2) Golongan riketsia, misalnya : tifus.

3) Golongan bakteri, misalnya disentri.

4) Golongan protozoa, misalnya malaria, filaria, schistoma, dan

sebagainya.

5) Golongan jamur yakni bermacam-macam panu, kurap, dan

sebagainya.

6) Golongan cacing, yakni bermacam-maca cacing perut seperti ascaris

(cacing gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang, dan

sebagainya.

Agar agent atau penyebab penyakit menular ini tetaphidup (survive),

maka perlu persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

1) Berkembang baik.

2) Bergerak atau berpindah dari induk semang

20

Page 22: Komunitas - Epidemiologi

3) Mencapai induk semang baru

4) Menginfeksi induk semang tersebut.

Kemampuan agent penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan

manusia adalah suatu aktor penting dalam epidemiologi infeksi. Setiap

bibit penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri,

sehingga ia tetap hidup. Disini timbul istilah reservoir, yang diartikan

sebagai berikut :

1) Habitat, tempat bibit penyakit tersebut hidup dan berkembang

2) Survival, tempat bibit penyakit tersebut sangat tergantung pada

habitat, sehingga ia tetap hidup.

Reservoir tersebut dapat berupa manusia,binatang, atau benda-benda

mati.

Reservoir di dalam manusia

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir dalam tubuh manusia antara

lain, campak (measles), cacar air (small pox), tifus (typhoid), miningitis,

gonorrhoea, dan sifilis. Manusia sebagai reservoir dapat menjadi kasus

yang aktif dan carrier.

Carrier

Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit dalam tubuhnya,

tanpa menunjukkan adanya gejala penyakit, tetapi orang tersebut dapat

menularkan penyakitnya kepada orang lain. Carriers adalah sangat

penting dalam epidemiologi penyakit-penyakit polio, tifus, meningococal

meningitis dan amebiasis. Hal ini disebabkan karena :

1) Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak daripada orang yang

sakitnya)

2) Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa

mereka menderita/kena penyakit

3) Carriers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat

melakukan pekerjaan sehari-hari.

4) Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang

relatif lama.

21

Page 23: Komunitas - Epidemiologi

Reservoir pada binatang

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir pada binatang umumnya

adalah penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada binatang

vertebrata yang dapat menulr pada manusia. Penularan penyakit-penyakit

pada binatang ini melalui berbagai cara, yakni :

1) Orang makan daging binatang yang menderita penyakit misalnya,

cacing pita

2) Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui

pinjal tikus, malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan

nyamuk

3) Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang, misalnya

rabies.

Benda-benda mati sebagai reservoir

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir pada benda-benda mati

pada dasarnya adalah saprofit hidup dalam tanah. Pada umumnya bibit

penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocok untuknya. Oleh

karena itu, bila terjadi perubahan temperatur atau kelembaban dari kondisi

dimana ia dapat hidup, maka ia berkembang biak dan siap infektif. Contoh

clostradium tetani peyebab tetanus, C. otulinum penyebab keracunan

makanan, dan sebagainya.

b. Penyebaran penyakit

Macam-macam penularan (mode of transmission). Mode penularan adalah

suatu mekanisme dimana agent/penyebab penyakit tersebut ditularkan dari

orang ke orang lain, atau dari reservoir kepada induk semang baru.

Penularan ini melalui berbagai cara antara lain:

1) Kontak (contact)

Kontak disini dapat terjadi kontak langsungmaupun kontak tidak

langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi.

2) Pernapasan (inhalation)

3) Infeksi

Penularan melalui tangan, makanan atau minuman.

22

Page 24: Komunitas - Epidemiologi

4) Penetrasi pada kulit

Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit

mislanya cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria

atau melalui luka, misalnya tetanus.

5) Infeksi melalui plasenta

Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita

penyakit pada waktu mengandung, misalnya sifilis dan toxoplasmosis.

c. Faktor induk semang (host)

Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorag ditentukan oleh faktor-

faktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan kata lain penyakit

dapat terjadi pada seseorang tergantung/ditentukan oleh

kekebalan/resistensi orang yang bersangkutan.

d. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

Untuk pencegahan dan penanggulangan ini ada 3 pendekatan atau cara

yang dapat dilakukan :

1) Eliminasi reservoir (sumber penyakit)

Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit

dapat dilakukan dengan :

a) Mengisolasi penderita (pasien)

b) Karantina

c) Memutus mata rantai penularan

d) Melindungi orang-orang yang rentan

(Notoatmojo, 2007)

23

Page 25: Komunitas - Epidemiologi

BAB III

KESIMPULAN

Pengertian epidemiologi secara umum adalah suatu cabang ilmu yang

mempelajari tentang distribusi, frekuensi, dan determinan suatu penyakit yang

terjadi pada suatu kelompok pada suatu populasi.

Epidemiologi memiliki beberapa ruang lingkup. Metode-metode dalam

epidemiologi terdiri dari epidemiologi deskriptif, epidemiologi analitik,

Epidemiologi eksperimen. Epidemiologi memiliki peran dalam pembangunan

kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Terdapat beberapa pengukuran

epidemiologi dapat berupa berbagai ukuran kesakitan dan kematian yang

digunakan dalam survei atau penyelidikan. Terdapat tiga model terjadinya

penyakit dalam epidemiologi penyakit menular yaitu, segitiga epidemiologi (the

epidemiolgic triangle),(b) jaring-jaring sebab akibat (the web of causation), dan

(c) roda (the wheel).

24

Page 26: Komunitas - Epidemiologi

DAFTAR PUSTAKA

Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Mubarak, Wahit Iqbal. Chayatin, Nurul. 2009. Ilmu Kesehatans Masyarakat:

Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba medika

Noor Nasri. 2000. Dasar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta,

25