komunikasi1
TRANSCRIPT
BAB 1
DASAR KOMUNIKASI
1.1 PENDAHULUAN
Kata komunikasi dapat diartikan sebagai cara untuk menyampaikan atau
menyebarluaskan data, informasi, berita, pikiran, pendapat dalam berbagai bentuk.
Manusia dapat melakukan berbagai cara untuk melakukan komunikasi. Seperti
misalnya dengan berbicara, berbisik, memukul kentongan sampai pada berkirim
surat dengan bantuan kantor pos dan sebagainya. Tetapi komunikasi dengan
metode tersebut di atas digunakan untuk jarak yang relatif dekat dan terbatas.
Saat ini seiring dengan perkembangan peradapan manusia, kebutuhan akan
komunikasi semakin mendesak dengan jarak antara sumber informasi dengan
penerima semakin jauh, seperti antar kota, antar pulau, antar negara, bahkan antar
benua. Karena itu para ahli terdorong untuk mengembangkan tehnik komunikasi
jarah jauh yang lebih efisien.
Telekomunikasi berasal dari kata tele yang berarti jauh dan komunikasi
yang berarti hubungan. Jadi telekomunikasi adalah hubungan atau komunikasi
yang dilakukan pada suatu jarak yang relatif jauh. Komunikasi disini bisa
diartikan sebagai proses tukar-menukar informasi yang dibutuhkan untuk
keperluan tertentu.
Dalam bahasan ini yang dimaksud dengan komunikasi adalah suatu
pertukaran informasi jarak jauh dengan menggunakan peralatan atau sinyal listrik.
Informasi disampaikan ke tujuan melalui kawat penghantar yang disebut dengan
saluran transmisi (transmisi lines) maupun melalui udara tanpa menggunakan
kawat penghantar tetapi dengan sinyal-sinyal radio atau gelombang
elektromagnetik.
Dalam telekomunikasi, suatu bentuk energi informasi diubah menjadi
suatu energi listrik, sehingga dapat disampaikan ke suatu tujuan pada jarak
tertentu. Selajutnya, ditempat tujuan, energi listrik tadi diubah kembali ke bentuk
aslinya. Penggunaan energi listrik yang khusus untuk menyampaikan informasi ini
1
merupakan suatu bidang ilmu listrik tersendiri yang disebut elektronika
komunikasi. Bentuk-bentuk informasi asli yang dapat diubah menjadi energi
listrik antara lain adalah suara manusia, musik, gambar-gambar bergerak maupun
diam, dan sebagainya.
1.2 SISTIM KOMUNIKASI
Informasi yang akan disampaikan harus dapat diubah menjadi suatu energi
listrik untuk menghasilkan Sinyal informasi elektronik. Proses perubahan
informasi ini dilakukan menggunakan suatu alat yang dinamakan Transducer (Alat
Pengubah). Jadi transduser adalah suatu alat pengubah energi dari satu bentuk ke
bentuk yang lain.
Sebagai contoh suatu sinyal elektronik akan disampaikan ke suatu tujuan
dapat dilakukan dengan menggunakan kawat penghantar dan dapat dilakukan juga
dengan menggunakan gelombang radio (tanpa menggunakan kawat penghantar).
Maka di tempat tujuan dibutuhkan suatu transducer lain untuk mengubah energi
sinyal elektronik tersebut kembali ke bentuk sinyal aslinya. Dalam perjalanannya
menuju ke tujuan sinyal elektronik tersebut mengalami gangguan atau penurunan
daya, maka dalam prakteknya dibutuhkan alat-lalat lain yang disebut Amplifier
(alat penguat sinyal). Amplifier ini dibutuhkan pada jarak-jarak tertentu dari
sistem tersebut yang berfungsi untuk menambah kekuatan sinyal elektronik
tersebut sampai pada batas kekuatan yang diinginkan.
Pada sistem radio, sebuah Transmitter (Pengirim) dibutuhkan pada pihak
sumber untuk mengirimkan sinyal tersebut melalui hubungan radio tanpa kawat
penghantar. Sinyal ini bergerak dengan kecepatan cahaya. Pada pihak penerima
dibutuhkan alat lain yang dinamakan Receiver untuk menerima sinyal tersebut .
Kemudian transducer akan merubah kembali ke sinyal aslinya.
Sangat penting untuk diketahui karena ada keterbatasan pada kedua sisi
pengirim dan penerima dari sistem tersebut, akan terjadi gangguan-gangguan
seperti bising (noise) dan juga bisa berupa distorsi (kerusakan) pada bentuk sinyal
2
elektronis tersebut. Hal ini merupakan akibat-akibat yang tidak diinginkan, oleh
karena itu harus dapat ditekan sekecil mungkin dalam perencanaan sistem.
Sinyal elektronis + gangguan
Sumber Tujuan
Informasi InformasiMedia kawat atau radio
Amplifier Amplifier TransducerTransducer
Gambar 1.1 Dasar sistem komunikasi
1.3 LEBAR BAND
Informasi yang diberikan bermacam-macam dan dalam teknik
telekomunikasi dibedakan menurut sifat-sifatnya antara lain Lebar Band. Lebar
band dapat diartikan sebagai lebar daerah frekuensi yang ditempati oleh
informasi/sinyal yang bersangkutan. Lebar band pendengaran manusia yaitu
daerah frekuensi yang masih dapat didengar oleh manusia terletak antara 20 Hz
sampai dengan 20.000 Hz. Misalkan untuk alat-alat musik, bunyi yang dihasilkan
terdiri dari frekuensi dasar dan frekuensi harmoniknya yang terletak antara 20
sampai dengan 15.000 Hz
3
Volume
D 294 Hz100 1 kHz 10 kHz
A 440 Hz100 1 kHz 10 kHz
Gambar 1.2 Spektrum suara nada dasar dan frekuensi hamonis
Spektrum frekuensi pembicaraan manusiapun secara teoritis
terletak dalam band frekuensi dari 100 Hz sampai 10.000 Hz, tetapi bagian
terbesar dari energi pambicaraan terkelompok dalam komponen-komponen
antara 200–700 Hz serta warna suara ditentukan oleh komponen-
komponen disekitar 35000 Hz.
Jadi sebenarnya untuk mengirimkan suara secara ekonomis, cukup
dengan lebar band yang lebih kecil dari 20 kHz. Percobaan-percobaan
menunjukkan bahwa lebar band 300–3400 Hz cukup memenuhi
persayaratan, pengertian yang dikirim dan warna suara cukup baik.
Pada prinsipnya, semua sinyal-sinyal selalu dapat diuraikan dalam
komponen-komponennya yang berbentuk sinyal-sinyal sinusoidal yang
kontinyu. Dan untuk mengirimkannya dengan baik, cukup jika dapat
dikirimkan komponen-komponen dalam suatu lebar band tertentu, yaitu :
Γ=∆ 1f untuk pulsa-pulsa D/C atau
Γ=∆ 2f di sekitar fc untuk
gelombang frekuensi fc yang dikirim dalam bentuk pulsa-pulsa.
Pulsa-pulsa periodik dengan lebar pulsa t dan periode T dapat
diuraikan menjdi sinyal-sinyal sinusoidal yang kontinyu dengan frekuensi-
frekuensi 1/T, 2/T, dan seterusnya. Jika pulsa-pulsa radio dengan fc,
4
uraiannya merupakan komponen-komponen dengan frekuensi-frekuensi
1/T, 2/T dan seterusnya di atas dan dibawah frekuensi fc. Untuk
mengirimkan sinyal dengan baik, cukup dikirimkan komponen-komponen
yang ada pada lebar band tertentu, yaitu : τ/1=∆ f untuk pulsa-pulsa D/C
atau τ/2=∆f di sekitar fc untuk gelombang frekuensi fc yang dikirim
dalam bentuk pulsa-pulsa.
1.4 MEDIUM PENYALURAN
Biasanya dalam sistem penyaluran akan terjadi redaman dan akan timbul
distorsi sebagai akibat ketidaklinearan sistem penyaluran serta adanya
noise.
Jadi sistem penyaluran dibedakan oleh:
• Lebar band, yang didefinisikan sebagi lebar band frekuensi yang
dibatasi oleh frekuensi-frekuesni di mana level sinyal akan turun 3 dB
dibandingkan level rata-rata ( 3 dB – bandwidth)
• Karakteristik frekuensinya, menunjukkan redaman sebagai fungsi
frekuensinya.
• Phase shift, yang terjadi karena kecepatan fasa dalam saluran tidak
sama untuk seluruh daerah frekuensi, sehingga perbedaan fasa antara
komponen-komponen sinyal pada penerima tidak sama dengan waktu
pengiriman. Akibat yang nyata adalah perubahan bentuk sinyalnya.
• Derau (noise)
• Level
Berbagai cara penyaluran informasi:
1. Saluran Transmisi
Dalam meneruskan sinyal dari sumber ke penerima sering digunakan
saluran transmisi yang pada prinsipnya mengusahakan agar sinyal listrik
menjalar mengikuti salurannya dan tidak menyebar ke mana-mana. Saluran
transmisi ada beberapa jenis yang dicirikan dengan:
5
• Impedansi karakteristik : o
oo C
LZ =
• Kecepatan fase : ooCL
v 1=
• Daerah frekuensi
• Redaman
Dalam saluran transmisi sinyal menjalar dengan kecepatan tertentu,
mengalami perbedaan dan perubahan bentuk karena kecepatan penjalaran
yang tidak sama untuk daerah frekuensinya. Karakteristik impedansi juga
merupakan faktor yang harus dipertahankan dalam titik penyambungan
agar tidak terjadi refleksi.
Jenis saluran transmisi ini antara lain pararel wire digunakan untuk daerah
audio atau sampai frekuesni radio yang rendah. Coaxial digunakan sampai
daerah frekuensi 1000 MHz.
2. Wave guide (bumbung gelombang)
Pada umumnya digunakan untuk daerah frekuensi ribuan MHz atau daerah
gelombang mikro (micriwave)
3. Strip line
Banyak digunakan untuk daerah gelombang mikro dengan panjang
gelombang milimeteran
4. Serat Optik (fibre optic)
Mempunyai keuntungan lebar band yang lebih besar dan distorsi yang
lebih kecil.
6
5. Udara Bebas
Pada sistem ini sinyal dipancarkan menggunakan gelombang radio. Sinyal
dipancarkan dari lokasi pengirim (Tx) ke arah lokasi penerima (Rx).
Karena sifat mediumnya, sinyal tadi akam menyebar, sehingga pancaran
sangat meredam. Dalam perhitungan dianggap sinyal menebar ke segala
arah dan untuk Tx uyang isotropis, pancarannya sama naik ke segala arah
sehingga pada jarak R dari Tx, kerapatan daya :
22
/4
mwattRPW ==
π
Untuk mengarah pancaran agar hanya mengarah ke arah tertentu,
digunakan antenna. Antenna dicirikan dengan gain atau faktor penguatan
yang menunjukkan pamancaran lebih tinggi beberapa kali dibandingkan
dengan Tx isotropis.
Dalam arah yang diinginkan, rapat energi oleh antenna dengan gain G :
222 444 REIRP
RGP
RPGW
πππ===
Gain ini dapat dianalogikan dengan sifat pancaran cahaya dari sebuah
senter. Jika reflektornya dibuka, cahaya lampunya akan memancar ke
segala penjuru. Sehingga daya pancarannya agak lemah pada layar yang
diletakkan di depannya. Bila dipasang kembali, intensitas cahaya di layar
akan cukup kuat, karena daya yang sama hanya dibagi dalam daerah yang
sempit.
1.5 GANGGUAN KOMUNIKASI
A. Distorsi (Gangguan)
Pada dasarnya tidak ada proses yang ideal, maka informasi yang diterima
tidak sama dengan yang dikirim. Hal ini dalam proses pengiriman dan
penerimaan, informasi mengalami beberapa kali proses transformasi.
7
Transducer Amplifier/Modulasi Amplifier/Demodulasi TransducerMedium
Gambar 1.3 Proses pengiriman dan penerimaan informasi
Gangguan-gangguan yang mungkin tejadi dapat berupa:
• Attenuasi, karena perbedaan redaman/amplifikasi dengan frekuensi.
• Phase shift, karena kecepatan perambatan tidak sama untuk semua
frekuensi maka yang terjadi bentuk sinyal pengiriman dapat berbeda
bentuknya waktu mencapai tujuan.
• Tambahan Noise
• Intermodulasi noise
• Noise tambahan : udara, peralatan listrik dll.
Menurut deret Fourier, suatu sinyal selalu dapat dianggap terdiri dari sinyal
sinusoidal dengan frekuensi dasar fo dan frekuensi harmonis sfo, 3fo dst.
B. Intermodulation
Gangguan ini terjadi karena modulasi yang tidak linear, sehingga selain
frekuensi-frekuensi asli, timbul komponen dengan frekuensi kombinasi-
kombinasi. Misalnya jika dikirimkan 2 sinyal dengan frekuensi f1 dan f2
akan timbul sederet frekuensi baru.
− f1 ± f2
f1 dan f2 − 2f1 ± f2
− 2f1 ± 2f1
− 3f1 ± f2, dan seterusnya
8
C. Noise Tambahan
Noise ini terjadi di rangkaian-rangkaian pada peralatan. Pada setiap
komponen terjadi pergerakan elektron-elektron oleh panas sehingga di
ujung-ujungnya timbul tegangan (tegangan noise) sebesar :
Johnson noise : BRTkV 4=
Sehingga sesuai teori rangkaian daya noise yang dapat diperoleh dari
komponen tersebut adalah :
Max. available noise : BTkRV =4
2
D. Noise yang berasal dari luar.
Noise juga berasal dari benda-benda yang berada di luar angkasa.
Benda-benda angkasa ternyata ada juga yang memancarkan gelombang-
gelombang radio terutama pada frekuensi rendahnya ( galactic noise).
Demikian juga beberapa peralatan mesin, pengapian mobil, mesin las dan
lain-lain. Atom-atom udara terutama uap air, N2 dan O2, juga
memancarkan gelombang radio yang semakin kuat pada frekuensi yang
semakin tinggi, pada daerah frekuensi Giga Hertz (Atmosphireic noise).
Intensitas derau (noise) di sekitar antena penerima, mempengaruhi
kesanggupan sistem penerima untuk menangkap sinyal-sinyal radio yang
lemah. Karena untuk penerimaan yang baik sinyal radio yang dikehendaki
harus lebih kuat daripada intensitas deraunya.
Intensitas derau dari luar paling rendah di sekitar frekuensi 2400
Mhz. Itu sebabnya untuk proyek-proyek penelitian benda-benda angkasa
memakai frekuensi 2400 MHz, juga untuk frekuensi-frekuesni telemetri.
Total derau output penerimaan, terutama tahap pertamanya,
merupakan jumlah dari derau luar ditambah derau oleh penerimaanya
sendiri yang dapat digambarkan sebagai berikut:
9
N luarN out
N intern
Gambar 1.4 Total noise dari luar dan penerima
1.6 PENGUATAN, S/N, DAN NOISE FIGURE
A. Penguatan
Faktor penguatan sistem dapat didefinisikan sebagai perbandingan daya
keluaran dengan daya masukan.
Penguatan dapat dihitung dengan persamaan :
)(log101
2 dBPP
A = atau ditulis sebagai A dB
P1 P2
Gambar 1.5 Gambar Penguatan
B. Signal to Noise Ratio (S/N)
Kwalitas dari penerimaan bisa diukur denga menggunakan parameter ini.
S/N merupakan perbandingan dari sinyal terhadap noise yang terjadi. S/N
diukur dalam satuan dB yang menunjukkan signal yan diinginkan berapa
kali lebih kuat daripada noise atau gangguan yang terjadi.
10
C. Noise Figure
Noise figure ini menunjukkan kualitas penguat dalam rangka memperkuat
sinyal. Menunjukkan berapa besar noise tambahan yang dihasilakn oleh
pengutan (penerimanya). Menurut teori Johnson noise, pada input
pengutan dapat dianggap terdapat sumber noise Nin sebesar KToB.
outputNSinputNSF
)/()/(=
out
in
in
out
SS
NN
= GNN
in
out=
BBFKTN oout ).(= , dimana To ditetapkan sebesar 300o K
N in N out
FkToB N outN in
G
G
Gambar 1.6 Noise Figure
Bisa dikatakan noise di input diperbesar F kali jika amplifiernya dianggap
noise free.
11