komunikasi persuasif komunitas sedekah...
TRANSCRIPT
-
KOMUNIKASI PERSUASIF
KOMUNITAS SEDEKAH ROMBONGAN DKI JAKARTA DALAM MENGAJAK MASYARAKAT BERSEDEKAH
MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN PASIEN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Lianti Meida
NIM : 1113051000112
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H./ 2017 M.
-
-
-
-
iv
ABSTRAK
Lianti Meida
Komunikasi Persuasif Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam
Mengajak Masyarakat Bersedekah Melalui Program Pendampingan Pasien
Persuasif yang baik merupakan suatu keharusan bagi komunitas/ organisasi sosial agar tidak hanya segelintir orang yang memiliki jiwa sosial untuk
membantu sesama. Sedekah Rombongan merupakan organisasi nirlaba yang mendapatkan penghargaan dari presiden sebagai gerakan yang sangat cepat merespon kebutuhan masyarakat pada tahun 2012. Sedekah Rombongan memiliki
program pendampingan pasien yang bertujuan untuk membantu dhuafa yang sakit sampai sembuh dan program ini belum ada di komunitas sosial lainnya.
Berkembangnya Sedekah Rombongan sudah tentu salah satunya karena komunikasi persuasif Sedekah Rombongan dalam mengajak dan meyakinkan masyarakat untuk ikut membantu orang-orang yang membutuhkan.
Adapun penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa pertanyaan yakni, bagaimana komunikasi persuasif Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam
mengajak masyarakat bersedekah melalui program pendampingan pasien? Dan apa faktor pendukung dan faktor penghambat pendampingan pasien? Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi model
De’Fleur. Teori ini merupakan perluasan dari teori yang dikemukakan Shannon & Weafer. Teori model ini menjelaskan komunikasi dengan memasukan 8
komponen di dalamnya yakni, sumber, alat pengolah informasi, saluran penerima, tujuan, gangguan, perangkat media massa, dan perangkat umpan balik. 2 perangkat terakhir merupakan perluasan dari De’Fleur.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskannya dengan kata-kata.
Teknik penelitian yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara kepada beberapa pengurus Sedekah Rombongan Jakarta dan juga beberapa donatur Sedekah Rombongan.
Komunikasi persuasif merupakan cara untuk mencapai tujuan dalam menjalankan program pendampingan pasien. Tahapan komunikasi persuasif
Sedekah Rombongan ada 5, yaitu: attention (perhatian), interest (ketertarikan), desire (keinginan), decision (keputusan), dan action. Teknik komunikasi persuasif yang digunakan ada 3, yaitu: integrasi, ganjaran, dan tataan. Faktor pendukung
komunikasi persuasif Sedekah Rombongan yaitu, kurir pendamping, donatur, media, dan umpan balik. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu, hambatan dari
penerima pesan, hambatan psikologis, dan hambatan media. Tujuan Sedekah Rombongan melakukan komunikasi persuasif adalah untuk mengajak masyarakat agar menjadikan sedekah itu sebagai “life style” dan melakukan sedekah secara
rombongan agar lebih terasa ringan dalam membantu pasien dampingan.
Kata Kunci: Komunikasi Persuasif, Sedekah Rombongan, Pendampingan Pasien,
Sedekah, dan Masyarakat.
-
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirrabbil a’lamiin, puji serta syukur senantiasa tercurahkan
kehadirat Allah swt atas limpahan nikmat, anugerah, serta kekuatan dalam lahir
dan batin yang tak terbatas yang telah diberikan kepada peneliti sehingga peneliti
dapat memulai dan menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat
serta salam senantiasa tercurah untuk baginda Nabi Muhammad saw beserta
keluarga dan para sahabatnya yang dengan keluhuran budi pekertinya menjadikan
simbol penyelamatan manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang
berkembang dengan berbagai disiplin ilmu.
Alhamdulillahirrabbil a’lamiin, atas limpahan nikmat ilmu dari-Nya
peneliti dapat meyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul “Komunikasi
Persuasif Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam Mengajak
Masyarakat Bersedekah Melalui Program Pendampingan Pasien” sebagai syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana dan merupakan kewajiban akademis di
Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Dalam proses menyelesaikan
skripsi ini tentu tak luput dari berbagai macam kesulitan yang beragam yang
peneliti lalui baik itu dari segi internal maupun eksternal, serta dari segi materi
dan non materi. Sungguh merupakan proses pembelajaran diri yang menguji
pikiran, keimanan, mental, kesabaran, keberanian, dan ketekunan dalam proses
menuju diri yang lebih baik terhadap pencapaian prestisius sebagai mahasiswa
strata satu yang tentu saja masih terdapat kekurangan yang harus direnungi,
-
vi
diperbaiki, dan dievaluasi agar tercipta sebuah motivasi diri yang hakiki sebagai
pembelajaran diri ke arah yang lebih baik lagi.
Sebagai tanda syukur, peneliti ingin mengucapkan terima kasih untuk
Papah dan Mamah tercinta yaitu (alm) Ahmad Syarifuddin dan Lilis Sulistiani
yang dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang yang tulus mengasuh, mendidik,
serta mendoakan peneliti sehingga bisa mengenyam pendidikan formal tingkat
perguruan tinggi sampai selesai. Kemudian juga tak lupa peneliti ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak akademis, non akademis,
narasumber, serta keluarga yang dengan tulus memberikan do’a, bantuan baik
secara moril maupun materil, motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat
berharga dari berbagai pihak yaitu:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku wakil Dekan I Bidang
Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum dan sekaligus Dosen Penasehat Akademik yang telah
membantu peneliti dalam hal mengarahkan serta membimbing dengan
baik, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku sekertaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
3. Burhanuddin, Lc, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing,
mengarahkan, memotivasi dan membagi ilmu kepada peneliti sehingga
-
vii
peneliti dapat menyelesaikan sripsi ini dengan baik. Semoga Allah swt
senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan kepada beliau.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mengajar dan membagi ilmunya kepada peneliti, semoga berkah dan dapat
menjadi ilmu yang bermanfaat.
5. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang membantu peneliti dalam pencarian bahan
untuk skripsi ini.
6. Seluruh staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah memberikan pelayanannya dengan baik.
7. Dede Syaefudin, Syapruddin Perwiranegara, dan Tri Untariningsih selaku
pengurus Sedekah Rombongan DKI Jakarta yang sudah bersedia menjadi
narasumber penelitian ini dan sudah meluangkan waktu kepada peneliti
untuk diwawancarai di tengah kesibukannya.
8. Nathijatul Fuadah, S.Pd, Norika Ayu Dewi, Devi Anggraeni, Lucky
Ariestya Abidin, Mohamed Nizar, Monika Yulando Putri, dan Rina
Rahayu selaku donatur Sedekah Rombongan yang telah meluangkan
waktunya untuk diwawancarai oleh peneliti sebagai narasumber tambahan
dalam penelitian ini.
9. Keluarga besar tercinta semua yang selama ini sudah memberikan
perhatiannya dengan penuh kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan segera.
10. Sahabat terbaik, sahabat seperjuangan yang ikut andil dalam memberikan
bantuan dan dorongan motivasi. Untuk semua teman-teman satu angkatan
-
viii
dan khusus untuk KPI C angkatan 2013 yang sudah bersama-sama
berjuang dalam menimba ilmu dan saling memberikan semangat satu sama
lain selama empat tahun ini. Kemudian juga khusus untuk Rusnawati Sani,
Dira Rohmatun, dan Nur Asiah Aisyah Zaldi yang selama ini senantiasa
menemani peneliti baik dalam suka maupun duka, serta teman-teman lain
yang peneliti tidak sebutkan satu persatu akan tetapi peneliti tidak akan
pernah lupakan.
11. Komunitas terbaik DNK TV yang telah memberikan banyak pelajaran
seputar penyiaran dan berorganisasi, terutama General Manager DNK TV
yaitu Bapak Dedi Fahrudin, M.Ikom dan Angkatan 4 yang luar biasa
kompak.
12. Teman-teman KKN GROFEED 2016 yang telah menemani, membantu,
serta memberikan pelajaran kehidupan yang sangat berharga selama
kurang lebih 1 bulan. Semoga tali persahabatan yang telah dijalin
senantiasa terhubung dan terjaga.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan,
namun peneliti berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai
refernsi baik bagi para pembaca, peneliti lama, maupun peneliti baru yang sedang
menulis karya ilmiah. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif,
memperluas wawasan keilmuan, serta menambah Khazanah perpustakaan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tangerang Selatan, November 2017
-
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ...............................................................................................v
DAFTAR ISI ............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1
B. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah ........................................................7
1. Fokus Penelitian........................................................................................... 7
2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................8
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................................8
E. Metodologi Penelitian.....................................................................................9
1. Pendekatan Penelitian................................................................................... 9
2. Metode Penelitian ...................................................................................... 10
3. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................................... 10
4. Tahapan Penelitian ..................................................................................... 11
F. Tinjauan Pustaka...........................................................................................14
G. Sistematika Penelitian...................................................................................17
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................19
A. Teori Komunikasi Model Melvin De’Fleur..................................................19
B. Komunikasi Persuasif ...................................................................................22
1. Pengertian Komunikasi Persuasif .................................................................. 22
2. Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif ............................................................. 23
3. Pesan Persuasif .......................................................................................... 24
4. Tujuan Persuasif ........................................................................................ 25
5. Tahapan Komunikasi Persuasif ................................................................... 26
6. Teknik Komunikasi Persuasif...................................................................... 27
5. Hambatan-hambatan Komunikasi ................................................................. 29
C. Sedekah .........................................................................................................31
-
x
1. Pengertian Sedekah...................................................................................... 31
2. Hukum Sedekah dan Hikmah Bersedekah ..................................................... 32
BAB IIIGAMBARAN UMUM KOMUNITAS SEDEKAH ROMBONGAN DKI
JAKARTA ..............................................................................................................34
A. Latar Belakang Berdirinya Komunitas Sedekah Rombongan ......................34
B. Logo Komunitas Sedekah Rombongan ........................................................36
C. Visi dan Misi Komunitas Sedekah Rombongan ...........................................37
D. Struktur Organisasi Komunitas Sedekah Rombongan .................................38
E. Kegiatan Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta ..............................41
F. Cabang Komunitas Sedekah Rombongan ....................................................43
BAB IV TEMUAN DAN HASIL .............................................................................45
A. Teori Komunikasi Model Melvin De’Fleur..................................................45
B. Komunikasi Persuasif Komunitas Sedekah Rombongan .............................58
1. Tahapan Komunikasi Persuasif Sedekah Rombongan ................................... 58
2. Teknik Komunikasi Persuasif Sedekah Rombongan ..................................... 70
C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pendampingan Pasien..............76
1. Faktor Pendukung ...................................................................................... 76
2. Faktor Penghambat .................................................................................... 79
BAB V PENUTUP...................................................................................................81
A. Kesimpulan ...................................................................................................81
B. Saran .............................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................85
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................89
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Logogram Sedekah Rombongan .......................................................36
Gambar 3. 2 Logo Administrasi Sedekah Rombongan..........................................37
Gambar 3. 3 Struktur Organisasi dan Koordinasi Sedekah Rombongan ...............38
Gambar 3. 4 Kegiatan Hulahope SR Jakarta ..........................................................42
Gambar 4. 1 Majalah Sedekah Rombongan...........................................................48
Gambar 4. 2 Sedekah Rombongan di Kick Andy ..................................................48
Gambar 4. 3 Video di Channel Youtube Sedekah Rombongan .............................49
Gambar 4. 4 Psien Dampingan Sedekah Rombongan Jakarta dalam Majalah
Tembus Langit........................................................................................................56
Gambar 4. 5 Laporan Sedekah Rombongan Melalui Majalah ...............................56
Gambar 4. 6 Feedback Masyarakat dalam Menanggapi Postingan Sedekah
Rombongan ............................................................................................................58
Gambar 4. 7 Quote Tentang Sedekah.....................................................................61
Gambar 4. 8 Quote Tentang Kematian...................................................................62
Gambar 4. 9 Pasien Dampingan .............................................................................62
Gambar 4. 10 Kurir/ RelawanSedekah Rombongan ..............................................64
Gambar 4. 11 Kurir/ Relawan Sedekah Rombongan .............................................65
Gambar 4. 12 Pasien Dampingan Sedekah Rombongan........................................66
Gambar 4. 13 Pasien Dampingan Sedekah Rombongan........................................67
Gambar 4. 14 Penyerahan Sedekah Kepada Pasien Penderita Kanker ..................68
Gambar 4. 15 Penyerahan Sedekah Kepada Pasien Penderita OMSK ..................69
Gambar 4. 16 Teknik Tataan dalam Instagram ......................................................76
file:///F:/ /Revisi%20sidang.docx%23_Toc503193088file:///F:/ /Revisi%20sidang.docx%23_Toc503193090
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perbuatan kebaikan sebetulnya tidak selalu soal harta, namun
perbuatan kebaikan juga dapat dilakukan dengan menyumbangkan tenaga ataupun
pikiran kepada orang lain. Dalam setiap perbuatan kebaikan juga dapat dikatakan
dengan sedekah asalkan melakukannya dengan niat yang tulus.
Sedekah berasal dari kata shadaqa atau “صدقة” yang berarti benar.1 Orang
yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya.2 Dengan kata
lain, sedekah menjadi bukti pembenar bagi keimanan seorang muslim. Hal ini
sesuai dengan ayat al-Qur’an yang menyebutkan bahwa sedekah itu merupakan
bukti keimanan seseorang. Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan
mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat: 15)3
1 A. Thoha Husein Almujahid dan A. Atho’illah Fathoni Alkhalil, KABA Kamus Akbar
Bahasa Arab (Jakarta: Gema Insani, 2013), cet ke-1, h. 1256. 2 Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, dan Sedekah (Jakarta: Gema Insani
Press, 1998), cet ke-1, h. 15. 3 Majelis Ulama Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan (Bandung: PT Sygma Examedia
Arkanleema, 2016), h.517.
-
2
Antara sedekah dengan infak sebengertiannya, hukum, dan juga ketentuan-
ketentuannya, namun yang membedakan antara kedua hal tersebut yaitu, infak
hanya berkaitan dengan hal materi sedangkan sedekah mencakup arti yang lebih
luas yakni berkaitan juga dengan hal yang bersifat non materiil. Karena sedekah
menurut istilah berarti sebuah pemberian secara suka rela, baik berupa uang,
barang, jasa kebaikan, dan lainnya, kepada orang yang berhak menerimanya
dengan jumlah yang tidak ditentukan atau sekehendak dirinya dan diberikan
kapan saja dan di mana saja demi mengharap ridha Allah swt.4
Bersedekah memang sangat dianjurkan dalam agama Islam, tetapi jika
bersedekahnya kepada pengemis atau peminta-minta itu tidak dianjurkan karena
Islam tidak menyukai orang yang bermalas-malasan dan berpangku tangan. Islam
mendidik umatnya agar memiliki kehormatan diri dan untuk tidak membiasakan
menjadi peminta. Sebetulnya Islam membolehkan kita untuk menerima sedekah
jika ada yang menawarkan sesuatu yang halal selama tidak menunjukkan
keinginan untuk diberi, karena Islam melarang umatnya untuk meminta-minta.
Hakim bin Hizam r.a, meriwayatkan hadist yang berbunyi:
4 Masykur Arie, Sedekah Itu Ajib (Jogjakarta: DIVA Press, 2014), Cet ke-1, h. 14.
-
3
“Aku pernah meminta dari Rasulullah saw., lalu beliau memberiku.
Kemudian aku meminta lagi, dan beliau memberiku. Kemudian aku meminta lagi
dan beliau memberiku seraya berkata, “Wahai Hakiim, harta ini memang terasa
‘segar’ dan ‘manis’. Barangsiapa menerimanya dengan wajar dan hati yang
tulus, akan memperoleh berkah darinya. Tetapi barangsiapa menerimanya
dengan hati yang rakus dan sangat mengharap, tidak akan beroleh berkah
darinya. Sehingga ia menjadi seperti orang yang makan tapi tidak merasa
kenyang. Sedangkan tangan yang di atas (yakni yang memberi) adalah lebih
utama daripada yang di bawah (yakni yang menerima). (HR. Bukhari dan
Muslim).”5
Tingkat kedermawanan masyarakat Indonesia yang cukup tinggi,
seringkali disalurkan dengan cara yang kurang relevan di zaman sekarang ini.
Banyaknya oknum yang berpakaian tidak layak memanfaatkan kedermawanan
masyarakat dengan menjadi pengemis, meskipun sebenarnya mereka bukanlah
orang yang layak untuk diberikan sumbangan. Hal tersebut membuat masyarakat
keliru dan bersikap iba untuk memberikan sedekah kepada para pengemis
tersebut, yang mana secara tidak langsung hal tersebut justru membuat mereka
semakin nyaman dan menjadikan mengemis sebagai pekerjaan mereka.
Salah satu solusi yang dapat mengurangi terjadinya masalah ini yaitu
dengan mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan sedekah kepada
pengemis jalanan karena akan jauh lebih baik apabila masyarakat menyalurkan
sedekahnya ke masjid, panti asuhan, lembaga atau organisasi/ komunitas sosial
yang bergerak di bidang penyaluran sedekah seperti Sedekah Rombongan.
5 Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis: Menurut Al-Qur’an , As-Sunnah, dan
Pendapat Para Ulama (Bandung: Mizan, 1999), Cet ke-1, h.336-337.
-
4
Kemajuan teknologi di era modern memudahkan masyarakat untuk
bersedekah, karena telah hadir berbagai komunitas atau organisasi sosial yang
menggunakan media sebagai sarana untuk membantu mempermudah masyarakat
dalam menyalurkan sedekahnya. Salah satu tempat penyaluran sedekah online
yang ada di Jakarta yaitu Komunitas Sedekah Rombongan. Komunitas Sedekah
Rombongan merupakan sebuah komunitas sosial yang dapat menyalurkan
sedekah kepada mereka yang membutuhkan dan pemasukan yang diterima berasal
dari para donatur yang telah mendonasikan sebagian hartanya ke komunitas
tersebut. Dana yang dihimpun oleh Komunitas Sedekah Rombongan akan
disalurkan ke sembilan tempat dan yang menjadi sasaran penerima Komunitas
Sedekah Rombongan, yaitu:
1. Panti asuhan anak-anak difabel.
2. Panti asuhan bayi terlantar.
3. Panti asuhan yatim piatu.
4. Janda-janda tua dhuafa.
5. Anak-Anak/ dewasa/ orangtua sakit dan tidak mampu.
6. Biaya sekolah anak yatim dan dhuafa.
7. Pondok pesantren yang sedang dibangun/ kekurangan.
8. Musholla/ Masjid yang sedang dibangun.
9. Kebutuhan alat ibadah (Qur’an, Sarung, Mukena, dll).
Perkembangan Komunitas Sedekah Rombongan yang didirikan sejak
tahun 2011 ini sangat cepat, hingga saat ini terdapat 16 RSSR (Rumah Singgah
Sedekah Rombongan) yang terdapat di 14 Kota di Indonesia, yaitu Jakarta,
-
5
Bandung, Purwokerto, Surabaya, Semarang, Solo, Wonogiri, Magetan, Malang,
Jember, Lampung, Riau, Jogja, dan Sorong. Sebagai komunitas yang baru
diresmikan pada tahun 2015 oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Komunitas Sedekah Rombongan sudah cukup banyak menghimpun dana hingga
tahun 2016, yaitu sebanyak Rp. 47.031.488.937. Komunitas Sedekah Rombongan
juga memiliki ambulan pribadi sebanyak 41 ambulan yang biasa disebut dengan
MTSR (Mobil Tanggap Sedekah Rombongan). Kemudian Sedekah Rombongan
juga memiliki 7 armada motor yang ada di 4 kota di Indonesia dan biasanya
disebut MTSR (Motor Tempur Sedekah Rombongan).
DKI Jakarta merupakan salah satu pusat perekonomian di Indonesia. Tidak
sedikit warga dari luar DKI Jakarta yang memilih untuk datang mengadu nasib di
Ibu Kota. Namun yang disayangkan, para pendatang tersebut banyak yang kurang
memiliki keterampilan sehingga tidak mendapat pekerjaan yang akhirnya memilih
untuk menjadi pengemis atau peminta-minta di Ibu Kota. Hal tersebut membuat
jumlah penduduk miskin yang ada di Jakarta meningkat. Sehingga hal ini
membuat Sedekah Rombongan mendirikan cabang yang kedua di Jakarta.
Fasilitas rumah sakit di Jakarta yang lebih lengkap juga menjadi pertimbangan
Sedekah Rombongan mendirikan cabang di Jakarta sehingga dapat mendukung
kelancaran program pendampingan pasien. Selain itu, peneliti memilih Sedekah
Rombongan Jakarta juga karena terdapat kegiatan hulahope yang
membedakannya dengan Sedekah Rombongan lainnya.
Pertumbuhan Sedekah Rombongan di Indonesia juga didukung dengan
adanya berbagai media yang digunakan seperti blog, twitter, facebook, dan
-
6
instagram. Media yang membuat Komunitas Sedekah Rombongan ini lahir adalah
blog. Selain itu, Komunitas Sedekah Rombongan ini tidak hanya berfokus pada
kegiatan bersedekah, tetapi juga mengajak masyarakat untuk bersedekah agar
semakin banyak yang mendapatkan pahala di sisi Allah swt, yaitu tentunya
dengan melakukan komunikasi persuasif.
Komunikasi sangat beragam dan salah satu komunikasi yang memiliki
pengaruh besar adalah komunikasi persuasif, yang memiliki arti komunikasi yang
dilakukan dengan mengajak atau mempengaruhi orang lain dengan usaha
mengubah keyakinan, nilai, ataupun sikap mereka. Adapun hakikat yang dikaji
dalam komunikasi persuasif adalah interaksi sosial dengan tujuan untuk
mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain melalui kegiatan
komunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal.6
Ronald L. Appalbaum dan Karl W. E. Anatol mengartikan, persuasi adalah
komunikasi yang kompleks, ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesan
(sengaja atau tidak sengaja) melalui cara-cara verbal dan nonverbal untuk
memperoleh respon tertentu dari individu atau kelompok lain. Jalaluddin Rakhmat
mengartikan, persuasi adalah “salah satu teknik komunikasi yang menekankan
pada proses mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan orang dengan
menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti
kehendaknya sendiri”.7
6 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 4. 7 Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), Cet ke-1, h.155-156.
-
7
Komunitas Sedekah Rombongan ini memiliki program yang dinamakan
pendampingan pasien. Dalam program pendampingan pasien ini, Sedekah
Rombongan membantu para dhuafa yang menderita penyakit kronis, mulai dari
biaya kehidupan sehari-hari, menyediakan sembako, bahkan tempat tinggal atau
rumah singgah untuk pasien yang berasal dari luar Jakarta hingga pasien tersebut
sembuh dari penyakit yang diderita. Jumlah pasien yang pernah menerima
bantuan dari Komunitas Sedekah Rombongan sekitar 20.000 pasien. Dari 80%
dana yang ada di Komunitas Sedekah Rombongan itu disedekahkan untuk
program pendampingan pasien, sedangkan 20% nya disedekahkan untuk bencana
alam, bantuan pendidikan, rumah ibadah, serta yayasan atau panti asuhan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai “Komunikasi Persuasif Komunitas Sedekah Rombongan
DKI Jakarta Dalam Mengajak Masyarakat Bersedekah Melalui Program
Pendampingan Pasien”
B. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah
1. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada komunikasi
persuasif yang dilakukan Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam
mengajak masyarakat untuk bersedekah melalui program pendampingan pasien.
2. Rumusan Masalah
Dari fokus penelitian yang telah dituliskan sebelumnya, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
-
8
a. Bagaimana komunikasi persuasif komunitas Sedekah Rombongan DKI
Jakarta dalam mengajak masyarakat bersedekah melalui program
pendampingan pasien?
1) Bagaimana tahapan komunikasi persuasif Sedekah Rombongan?
2) Bagaimana teknik komunikasi persuasif Sedekah Rombongan?
b. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat pendampingan pasien?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui tahapan komunikasi persuasif dan teknik
komunikasi persuasif yang dilakukan oleh Komunitas Sedekah
Rombongan DKI Jakarta dalam mengajak masyarakat bersedekah
melalui program pendampingan pasien.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
pendampingan pasien.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:
a. Manfaat Akademis
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan
memperkaya wawasan mengenai komunikasi persuasif. Selain itu, penelitian ini
juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pekembangan penelitian
dalam kajian dakwah dan komunikasi.
-
9
b. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk memahami dan
menambah pengetahuan mengenai komunikasi persuasif dan juga manfaat
bersedekah menurut pandangan Islam. Secara praktis dapat digunakan sebagai
referensi untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis pendekatan penelitian
kualitatif yang sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).8 Penelitian kualitatif
dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak
dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja,
formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam,
karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu
budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya.9
Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena penelitian
yang dilakukan oleh peneliti ini tidak dapat dikuantifikasikan atau tidak dapat
dijelaskan dengan angka-angka, karena penelitian ini juga dapet dikategorikan
8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2015), h.1. 9 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Alfabeta, 2013), Cet. Ke-5, h.23.
-
10
sebagai proses suatu langkah kerja dan juga menjelaskan pengertian-pengertian
tentang suatu konsep yang beragam.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang peneliti gunakan ini adalah metode penelitian studi
kasus. Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Secara
umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan
yang digunakan dalam suatu penelitian berkenaan dengan how atau why.1 0
Penelitian studi kasus ini biasanya digunakan untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit
sosial: individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.1 1
Peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus karena peneliti ingin
meneliti secara mendalam suatu unit sosial yaitu Sedekah Rombongan dalam
melakukan komunikasi secara persuasif terhadap masyarakat umum.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Komunitas Sedekah Rombongan DKI
Jakarta dan objek dari penelitian ini adalah komunikasi persuasif yang dilakukan
Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam mengajak masyarakat
bersedekah melalui program pendampingan pasien.
1 0 Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 1. 1 1 Sumandi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 80.
-
11
4. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.1 2 Dalam
teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Observasi
Obeservasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus
dikumpulkan dalam penelitian.1 3 Secara langsung yakni dengan terjun langsung
ke lapangan atau lokasi tempat penelitian dan tidak langsung yakni dengan
pengamatan yang dibantu melalui media visual atau audiovisual seperti kamera,
televisi, dan lain sebagainya.
Sebelum peneliti melakukan observasi langsung, peneliti melakukan
observasi tidak langsung terlebih dahulu, yakni dengan mengunjungi instagram
dan juga website Sedekah Rombongan yang terdapat beberapa hal yang membuat
peneliti tertarik untuk meneliti komunitas ini. Dari instagram Sedekah
Rombongan, peneliti menemukan program unggulan yang hanya dimiliki oleh
Komunitas Sedekah Rombongan, yaitu program Pendampingan Pasien. Kemudian
dari website Sedekah Rombongan, peneliti juga merasa tertarik karena sebenarnya
founder Sedekah Rombongan ini tidak berniat untuk mendirikan komunitas sosial
seperti ini, namun Sedekah Rombongan berjalan sukses hingga sekarang sudah
1 2 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h.62. 1 3 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.105.
-
12
masuk tahun keenam. Selanjutnya peneliti melakukan observasi langsung yakni
dengan mengunjungi RSSA (Rumah Singgah Sedekah Rombongan) DKI Jakarta
yang berada di Jl. Kenari II No. 15 RT 005 RW 004 Kelurahan Kenari,
Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, 10430 DKI Jakarta. Di sana benar terdapat
pasien-pasien dampingan yang tinggal di RSSR.
2. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang berasal dari bahasa Latin
yaitu docere, yang berarti mengajar. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut
document yaitu “something written or printed, to be use as a record or evidence”,
yang memiliki arti sesuatu yang tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai
suatu catatan atau bukti. 1 4
Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan mencari
buku-buku atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan judul yang peneliti
angkat, terutama tentang komunikasi persuasif dan juga sedekah. Kemudian
peneliti juga membuka situs-situs internet yang berkaitan dengan penelitian yang
peniliti lakukan seperti tentang sedekah, komunitas Sedekah Rombongan, dan lain
sebagainya.
3. Wawancara
Wawancara adalah tenik pengumpulan data yang dilakukan dengan
menggali informasi secara langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Dalam
1 4 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.146.
-
13
penelitian kualitatif, wawancara ini sifatnya langsung karena ingin
mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari informan.
Untuk kegiatan wawancara ini peneliti melakukan wawancara langsung
dengan Dede Syaefudin (koordinator operasional Sedekah Rombongan) dengan
menemuinya di daerah Depok. Syapruddin Perwiranegara (koordinator wilayah
Jakarta) dan Tri Untariningsih (kurir/ relawan Sedekah Rombongan Jakarta)
dengan menemuinya di RSSR Jakarta di daerah Jakarta Pusat. Kemudian beberapa
donatur Sedekah Rombongan yang peneliti wawancarai melalui direct message
instagram, email, dan juga whatsapp.
b. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif
bertujuan mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memberikan kondisi dan praktek-
praktek yang berlaku membuat perbandingan atau evaluasi, menentukan apa yang
dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari
pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang
akan datang. Analisis data dalam penelitian berarti proses mengolah data hasil
penelitian dengan cara membaca ulang seluruh data yang terkumpul selama
penelitian disertai dengan pembuatan ringkasan dan klasifikasi.1 5
Dalam penelitian ini, setelah semua data dan informasiyang sesuai dengan
permasalahan penelitian terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan analisis
1 5 J.R Raco, Metode penelitian kualitatif jenis, karakteristik, dan keunggulannya ( Jakarta,
PT. Garasindo, 2010) h.76.
-
14
terhadap data dan informasi tersbeut. Seperti yang peneliti katakan di atas, peneliti
menganalsis data dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk
menjawabrumusan masalah dalam penelitian. Pertama peneliti melakukan
observasi tidak langsung yakni dengan melihat instagram Sedekah Rombongan
dan website Sedekah Rombongan. Kedua, peneliti bertemu dengan pengurus
Sedekah Rombongan DKI Jakarta yakni Dede Syaefuddin (Koordinator
Operasional Sedekah Rombongan Jakarta), Syapruddin Perwiranegara
(koordinator wilayah Jakarta), dan Tri Untariningsih (kurir/ relawan Sedekah
Rombongan Jakarta), dan kemudian peneliti melakukan wawancara langsung
kepada mereka terkait judul skripsi yang peneliti angkat. Lalu peneliti
menemukan informan sekunder melalui instagram Sedekah Rombongan, yakni
para donatur Sedekah Rombongan. Kemudian peneliti melakukan wawancara
dengan para donatur Sedekah Rombongan melalui direct message instagram,
whatsapp, dan juga email.
F. Tinjauan Pustaka
1. Bustomi Aripin (2016), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam yang penelitiannya berjudul “Strategi
Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang Dalam Hemat
Energi (Studi Kasus Masyarakat di Kota Tangerang)”. Adapun
persamaannya adalah mengunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Sedangkan perbedaannya yaitu yang diteliti oleh Bustomi adalah
Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi, sedangkan yang
-
15
akan peneliti teliti adalah Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta
dalam mengajak masyarakat bersedekah melalui program pendampingan
pasien.1 6
2. Aen Istianah Afiati (2015), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Program Studi Ilmu
Komunikasi yang mengangkat judul “Komunikasi Persuasif Dalam
Pembentukan Sikap (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pelatih Pendidikan
Militer Tamtama TNI AD di Sekolah Calon Tamtama Rindam IV
Diponegoro Kebumen)”. Adapun persamaannya adalah sama-sama ingin
meneliti bagaimana komunikasi persuasif, teknik pengumpulan data, dan
juga pendekatan penelitiannya, yakni pendekatan penelitian kualitatif.
Sedangkan perbedaannya ada pada subjek, lokasi, dan tujuan.1 7
3. Jiddatun Nihayah (2016), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam yang mengangkat judul “Strategi
Komunikasi Penggalangan Dana Sosial Sedekah Rombongan Melalui
Instagram”. Adapun persamaannya terdapat pada subjek yang diteliti yaitu
Komunitas Sedekah Rombongan, teknik pengumpulan data, dan juga
pendekatan penelitiannya yakni pendekatan penelitian kualitatif.
1 6 Bustomi Aripin, “Strategi Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang
Dalam Hemat Energi (Studi Kasus Masyarakat di Kota Tangerang) ,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016). 1 7 Aen Istianah Afianti, “Komunikasi Persuasif Dalam Pembentukan Sikap (Studi
Deskriptif Kualitatif pada Pelatih Pendidikan Militer Tamtama TNI AD di Sekolah Calon
Tamtama Rindam IV Diponegoro Kebumen) ,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora,
Jurusan Ilmu Komuniasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2015).
-
16
Sedangkan perbedaannya ada pada lokasi penelitian, tujuan, dan juga pada
objek yang diteliti yaitu strategi komunikasi penggalangan dana sosial dan
perencanaan dalam menyusun sebuah strategi komunikasi agar dapat
memberikan hasil yang optimal.1 8
4. Yaumil Kurniati (2017), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam dengan judul “Komunikasi Persuasif
Pengurus Himpunan Bina Muallaf Indonesia Dalam Meneguhkan
Keyakinan Muallaf Wilayah Jakarta Barat”. Fokus dalam penelitian ini
pada komunikasi persuasif pengurus Himpunan Bina Muallaf Indonesia
(HBMI), sementara penelitian yang akan saya lakukan adalah
menggambarkan komunikasi persuasif yang dilakukan Komunitas
Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam mengajak masyarakat untuk
bersedekah melalui program pendampingan pasien. Persamaan dalam
penelitian ini yaitu penggunaan analaisis deskriptif-kualitatif dan juga
teknik pengumpulan data yang menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumen untuk memperoleh data penelitian.1 9
5. Rizka Amalia Windriani (2016), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam yang mengangkat judul “Studi Kasus
1 8 Jiddatun Nihayah, “Strategi Komunikasi Penggalangan Dana Sosial Sedekah
Rombongan Melalui Instagram,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Program Studi
Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016). 1 9 Yaumil Kurniati, “Komunikasi Persuasif Pengurus Himpunan Bina Muallaf Indonesia
Dalam Meneguhkan Keyakinan Muallaf Wilayah Jakarta Barat ,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).
-
17
Keberhasilan Dakwah Gerakan Sosial Sedekah Rombongan di Akun
Twitter @SRbergerak”. Adapun persamaannya terdapat pada subjek yang
diteliti yaitu Komunitas Sedekah Rombongan, teknik pengumpulan data,
dan juga pendekatan penelitiannya yakni pendekatan penelitian kualitatif.
Sedangkan perbedaannya ada pada lokasi penelitian, teori yang digunakan
yaitu teori faktor output keberhasilan suatu proses komunikasi miliki
Willian McGuire, dan juga pada objek yang diteliti yaitu faktor input dan
output dari gerakan sosial Komunitas Sedekah Rombongan malalui akun
Twitter @SRbergerak.2 0
G. Sistematika Penelitian
Adapun sistematika penelitian yang disusun yaitu :
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti menjelaskan latar belakang, fokus
penelitian dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan
sistematika penelitian.
BAB II. KAJIAN TEORITIS
Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang teori komunikasi
model Melvin De’Fleur, tinjauan komunikasi persuasif, dan
tinjauan sedekah yang akan digunakan sebagai landasan
teori dalam penelitian ini.
BAB III. GAMBARAN UMUM
Pada bab ini peneliti membahas tentang profil Komunitas
Sedekah Rombangan, latar belakang Komunitas Sedekah
2 0 Rizka Amalia Windriani, “Studi Kasus Keberhasilan Dakwah Gerakan Sosial Sedekah
Rombongan di Akun Twitter @Srbergerak,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2016).
-
18
Rombongan, logo Sedekah rombongan, visi dan misi
Komunitas Sedekah Rombongan, struktur organisasi
Komunitas Sedekah Rombongan, kegiatan komunitas
Sedekah Rombongan, dan cabang-cabang Sedekah
Rombongan.
BAB IV. TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini peneliti membahas tentang komunikasi
persuasif Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta
dalam mengajak masyarakat bersedekah melalui program
pendampingan pasien, faktor pendukung dan faktor
penghambat pendampingan pasien.
BAB V. PENUTUP
Pada bab ini peneliti membahas tentang kesimpulan dari
penelitian yang didapat dan saran-saran yang diharapkan
dapat berguna bagi para praktisi maupun akademisi.
-
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Komunikasi Model Melvin De’Fleur
Melvin De’Fleur merupakan salah satu tokoh yang merancang model
komunikasi, ia menggambarkan teori komunikasi massa yang pada dasarnya
merupakan pengembangan dari model komunikasi yang dibuat oleh Shannon dan
Weaver. Pada model ini, De’Fleur menambahkan perangkat media massa dan juga
perangkat umpan balik (feedback).
Dalam teori model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber
informasi menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan. Pemancar mengubah
pesan menjadi signal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran adalah
media yang digunakan untuk mengirim signal dari pengirim ke penerima. Adapun
sasaran adalah orang yang menjadi tujuan penyampaian pesan.2 1 Kemudian
diperluas oleh De’Fleur dengan menambahkan elemen media massa dan feedback.
Model De’Fleur ini cocok untuk menggambarkan proses komunikasi melalui
media massa. Dalam proses komunikasi massa ini terdapat 8 komponen, yaitu:
1. Source : Sumber Pengirim.
Seseorang atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan yang
tujuannya untuk mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku orang
lain, baik secara verbal maupun non verbal.2 2
2. Transmitter : Alat pengolah informasi.
2 1 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Grasindo, 2004), h. 15. 2 2 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 2.29.
-
20
Alat untuk mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran
yang digunakan.2 3
3. Channel : Saluran.
Media yang mengirimkan sinyal atau tanda dari transmitter ke
penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi adalah otak,
transmitter adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-
kata yang diucap), yang ditransmisikan lewat udara sebagai saluran.2 4
4. Receiver : Penerima.
Orang yang menerima pesan atau informasi dari sumber (source) baik
itu pesan verbal maupun non verbal.
5. Destination : Tujuan.
Otak orang yang menjadi tujuan dari pesan yang disampaikan atau
hasil dari interpretasi si penerima pesan.
6. Noise : Gangguan yang terjadi.
Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi.2 5
7. Mass medium device : Perangkat media massa.
Perangkat media massa berupa media cetak, media elektronik, dan juga
media internet.
8. Feedback device : Perangkat umpan balik.
2 3 Ahmad Sultra Rustan dan Nurhakki Hakki, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), Cet ke-1, h. 103. 2 4 Ahmad Sultra Rustan dan Nurhakki Hakki, Pengantar Ilmu Komunikasi, Cet ke-1, h.
103. 2 5 Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, (Yogyakarta: Media
Pressindo, 2009), Cet ke-1, h. 14.
-
21
Jawaban atau reaksi yang datang dari komunikasi yang diberikan oleh
penerima terhadap pesan yang dikirimkan oleh pengirim.2 6
Dari 8 komponen yang telah disebutkan di atas, berikut ini adalah gambar
alur bagaimana komunikasi yang dilakukan menurut model komunikasi Melvin
De’Fleur.
Sumber: Roudhonah, MA (2007, 78)
Dalam gambar di atas dapat diartikan sumber bermaksud
mengkomunikasikan informasi kepada penerima, awalnya akan terlibat dalam
proses pengolahan pembentukan pesan melalui pemancar (transmitter) sehingga
menghasilkan simbol yang bermakna. Simbol ini kemudian disampaikan melalui
suatu saluran kepada penerima dengan tujuan tertentu. Penerima dalam menerima
pesan tersebut juga terlibat dalam proses pengolahan dan pengartian makna pesan
dan kembali menyampaikan tanggapannya melalui saluran tertentu kepada pihak
pengirim. Dalam prosesnya tentu tidak lepas dari gangguan dan unsur-unsur
komunikasi tersebut.
2 6 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 2.42.
-
22
B. Komunikasi Persuasif
1. Pengertian Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif berasal dari istilah persuasion (Inggris). Sedangkan
istilah persuasion itu sendiri diturunkan dari bahasa Latin: “persuasion”, kata
kerjanya to persuade, yang dapat diartikan sebagai sesuatu untuk meyakinkan.2 7
Adapun pengertian komunikasi persuasif menurut beberapa ahli
komunikasi, antara lain:
a. Menurut Ronald L. Applbaum dan Karl W. E. Anatol, persuasi adalah
komunikasi yang kompleks, ketika individu atau kelompok
mengungkapkan pesan (sengaja atau tidak sengaja) melalui cara-cara
verbal dan non verbal untuk memperoleh respon tertentu dari individu
atau kelompok lain.2 8
b. Menurut Mar’at (1982) berpendapat bahwa, komunikasi persuasif
merupakan kegiatan penyampaian suatu informasi atau masalah pada
pihak lain dengan cara membujuk.2 9
c. Menurut H. A. W. Widjaja, komunikasi persuasif adalah suatu usaha
untuk meyakinkan seseorang atau kelompok seolah-olah keyakinan itu
timbul atas dasar keyakinannya sendiri tanpa menggunakan sanksi-
sanksi atau paksaan, baik yang tampak maupun tidak tampak.3 0
2 7 H.A.W. Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Askara, 2008),
h. 66. 2 8 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 155. 2 9 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 1.29 3 0 H.A.W. Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, h. 67.
-
23
d. G. R Miller mendefinisikan komunikasi persuasif sebagai pesan yang
dimaksudkan untuk membentuk, memperkuat, atau mengubah
tanggapan orang lain.3 1
Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi persuasif
merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap,
pendapat atau perilaku seseorang, bahkan mengubah tanggapan orang lain baik
secara verbal maupun non verbal.
2. Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif
Pada dasarnya unsur-unsur komunikasi persuasif tidak ada bedanya
dengan unsur-unsur komunikasi pada umumnya, namun unsur-unsur yang
ditekankan dalam komunikasi persuasif ada 3, yaitu:
a. Persuader (Sumber) : Seseorang atau sekelompok orang yang
menyampaikan pesan yang tujuannya untuk mempengaruhi sikap,
pendapat, dan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun non
verbal.3 2
b. Message (Pesan) : Informasi yang disampaikan oleh sumber
(persuader) kepada penerima (persuade). Terdapat dua bentuk dasar
pesan yang dapat dikirimkan, yaitu pesan verbal dan pesan non verbal.
Pesan verbal adalah pesan yang disampaikan melalui bahasa baik
secara lisan ataupun tulisan, sedangkan pesan non verbal adalah pesan
yang disampaikan melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, signal,
3 1 James B. Stiff dan Paul A. Mongeau, Persuasive Communication Third Edition (New
York: The Guilford Press, 2016), h. 4. 3 2 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 2.29.
-
24
tanda-tanda lalu lintas, seperti lampu merah, kuning, hijau, dan lain
sebagainya.3 3
c. Persuadee (Komunikasi) : Seseorang atau sekelompok orang yang
menjadi tujuan pesan tersebut disampaikan oleh persuader baik secara
verbal maupun non verbal.3 4
3. Pesan Persuasif
Pesan yang akan disampaikan dalam komunikasi persuasif tentu memiliki
kriteria yang membuat pesan tersebut dapat mempengaruhi komunikan yang
menerima pesan dari komunikator. Secara umum terdapat lima syarat pesan
persuasif, yaitu:
a. Pesan-pesan/ ajakan-ajakan yang disampaikan kepada masyarakat atau
pihak-pihak tertentu harus dapat menstimulir sesuatu pada saran.
b. bahwa pesan-pesan/ ajakan-ajakan itu tentunya harus berisi lambang-
labang atau tanda-tanda komunikasi yang sesuai dengan daya tangkap,
daya serap dan daya tafsir (decoding efficiency) dari sebagian besar
masyarakat atau golongan-golongan tertentu.
c. Bahwa pesan-pesan/ ajakan-ajakan harus dapat membangkitkan
keperluan atau kepentingan (needs) tertentu pada sasarannya dan
kemudian menyarankan usaha-usaha atau upaya tertentu untuk
pemenuhan harapan itu.
3 3 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 159-160. 3 4 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 2.35.
-
25
d. Bahwa pesan-pesan/ ajakan-ajakan yang menyarankan usaha dan
upaya hendaknya disesuaikan dengan situasi dan norma kelompok di
mana sasaran itu berada.
e. Bahwa pesan-pesan/ ajakan-ajakan harus dapat membangkitkan
harapan-harapan tertentu dan sebagainya.3 5
4. Tujuan Persuasif
Pada dasarnya, dapat dipastikan tujuan persuasif adalah mempengaruhi
atau membujuk persuade untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh persuader.
Dalam persuasif, untuk mempengaruhi orang lain atau persuade hanya
berpedoman pada fakta, baik fakta psikologis, sosiologis, fakta maupun budaya.
Menurut Simons, ada 10 tujuan yang dapat diperoleh persuader dari persuade
atau khalayak, yaitu:
a. Mengurangi oposisi dari khalayak,
b. Mengurangi oposisi pribadi,
c. Menghentikan oposisi dan membentuk keraguan pada khalayak,
d. Mengubah orang-orang yang tidak percaya,
e. Mengubah orang-orang yang tidak terinformasi dan apatis,
f. Mengubah konflik,
g. Memperbanyak sikap-sikap menyenangkan,
h. Mengaktifkan sikap-sikap menyenangkan,
i. Meningkatkan komitmen sikap,
j. Menjaga komitmen sikap dan tingkah laku.3 6
3 5 H.A.W. Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, h.69.
-
26
5. Tahapan Komunikasi Persuasif
Wilbur Schramm di dalam bukunya “The Process and Effect of Mass
Communication”, yang disadur oleh Oemi Abdurrahman, mengemukakan bahwa
berhasilnya komunikasi persuasif perlu dilaksanakan suatu persuasif yang
biasanya disebut AIDDA.3 7 Formula AIDDA merupakan kesatuan dari tahapan-
tahapan komunikasi persuasif, yakni:
1. Attention (perhatian)
2. Interest (rasa tertarik)
3. Desire (keinginan)
4. Decision (keputusan)
5. Action (melakukan)
Tahapan-tahapan ini dimaksudkan agar komunikasi persuasif di mulai dari
tahap membangkitkan perhatian (attention). Jika tidak ada perhatian secara
langsung dari komunikan kepada komunikator, komunikasi persuasi tidak akan
dapat dilakukan. Usaha dalam membangkitkan perhatian ini tidak hanya dalam
gaya mengemukakan pesan, tapi juga dalam penampilan dalam menghadapi
komunikan. Perhatian dari seorang komunikan juga dapat ditumbuhkan ketika
seorang komunikator memberikan senyum simpatik terhadap komunikan. Apabila
perhatian tersebut sudah tumbuh, tahap selanjutnya yaitu dengan menumbuhkan
rasa tertarik (interest) sehingga seorang komunikan mempunyai hasrat atau
keinginan (desire) untuk memenuhi apa yang diajukan komunikator, dan
3 6 M. Jamiluddin Ritonga, Tipologi Pesan Persuasif, (Indonesia: PT INDEKS, 2005), h.
16-17. 3 7 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 166.
-
27
kemudian akan ada keputusan (decision) untuk melakukan kegiatan (action)
sesuai dengan ajakan komunikator.
6. Teknik Komunikasi Persuasif
Menurut Effendy, persuasif merupakan kegiatan psikologi yang bertujuan
untuk merubah sikap, perbuatan dan tingkah laku dengan kesadaran yang disertai
dengan perasaan senang agar komunikasi tersebut mencapai sasaran dan tujuan,
perlu dilakukan perencanaan yang matang. Perencanaan dilakukan berdasarkan
komponen-komponen proses komunikasi yang mencakup: pesan, media, dan
komunikan.3 8 Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh komunikator adalah suatu
hal yang berkaitan dengan pengelolaan pesan. Untuk itu diperlukan teknik-teknik
tertentu dalam melakukan komunikasi persuasif. Menurut Effendy, teknik-teknik
yang dapat dilakukan dalam proses komunikasi persuasif, yaitu:
a. Teknik Asosiasi
Teknik asosiasi adalah penyajian pesan komunikasi dengan cara
menumpangkannya pada suatu objek atau peristiwa yang sedang
menarik perhatian khalayak.
b. Teknik Integrasi
Teknik integrasi adalah kemampuan komunikator untuk menyatukan
diri secara komunikatif dengan komunikan. Hal ini berarti bahwa
melalui kata-kata verbal atau non verbal, komunikator menggambarkan
bahwa ia “senasib” dan karena itu menjadi satu dengan komunikan.
3 8 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), h. 21.
-
28
c. Teknik Ganjaran (pay-off technique and fear arousing)
Teknik ganjaran (pay-off technique) adalah kegiatan untuk
mempengaruhi orang lain dengan cara mengiming-iming hal yang
menguntungkan atau yang menjanjikan harapan. Sedangkan fear
arousing adalah menakut-nakuti atau menggambarkan situasi yang
buruk.
a. Teknik Tataan (Icing)
Yang dimaksud tataan di sini sebagai terjemahan dari icing adalah
upaya menyusun pesan komunikasi sedemikian rupa, sehingga enak
didengar atau dibaca serta termotivasikan untuk melakukan
sebagaimana disarankan oleh pesan tersebut.
b. Teknik red-herring
Dalam hubungannya dengan komunikasi persuasif, teknik red-herring
adalah seni seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam
perdebatan dengan mengelakkan argumentasi yang lemah untuk
kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke aspek yang
dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh dalam menyerang lawan.3 9
3 9 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 22-24.
-
29
5. Hambatan-hambatan Komunikasi
Secara lebih spesifik, hambatan komunikasi terbagi menjadi empat
macam, yaitu:
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
Hambatan komunikasi dapat terjadi dari proses komunikasi, antara lain
sebagai berikut:
a. Hambatan dari pengirim pesan
Hambatan yang terjadi karena pesan yang disampaikan belum jelas
bagi pengirim pesan atau komunikator. Hal ini bisa terjadi karena
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
b. Hambatan dalam penyandian/ simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas
sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan
antara pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit untuk dipahami.
c. Hambatan media
Hambatan media bisa terjadi karena adanya gangguan suara di radio
dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan atau bisa
juga karena ada gangguan dari media lain selain radio yang digunakan
oleh komunikator untuk mengirim pesan.
-
30
d. Hambatan dalam bahasa sandi
Hambatan ini terjadi dalam menafsirkan sandi oleh penerima.
e. Hambatan dari penerima pesan
Hambatan ini terjadi karena penerima pesan atau komunikan kurang
memperhatikan atau kurang mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru, dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
f. Hambatan dalam memberikan output
Output yang diberikan tidak menggambarkan sesuatu secara apa
adanya, tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu, atau tidak
jelas.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik yang terjadi karena gangguan kesehatan, gangguan alat
komunikasi, dan lain sebagainya dapat mengganggu komunikasi yang efektif.
3. Hambatan Semantik
Kata-kata yang digunakan dalam melakukan komunikasi terkadang
memiliki arti yang tidak jelas antara pemberi pesan dan yang menerima pesan.
4. Hambatan Psikologis
-
31
Hambatan psikologis yang mengganggu komunikasi, misalnya
perbedaan nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan
penerima pesan.4 0
C. Sedekah
1. Pengertian Sedekah
Sedekah secara bahasa berasal dari akar kata (shodaqa) yang terdiri dari
tiga huruf : shad- dal- qaf, berarti sesuatu yang benar atau jujur.4 1 Sedangkan
secara istilah, sedekah berarti sebuah pemberian secara suka rela, baik berupa
uang, barang, jasa, kebaikan, dan lainnya kepada orang yang berhak menerimanya
dengan jumlah yang tidak ditentukan dan diberikan kapan saja dan di mana saja
demi mengharap ridha dan pahala dari Allah swt.4 2 Konsep sedekah di dalam Al-
Qur’an juga dijelaskan dalam surat At-Taubah ayat 103, Allah swt berfirman:
“Ambilah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan)
ketentraman jiwa bagi mereka. Allah maha mendengar, maha mengetahui.” (QS. Surat At-Taubah: 103).4 3
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah swt memerintahkan kepada Rasul-
Nya untuk mengambil zakat dari harta mereka guna membersihkan dan
menyucikan mereka melalui zakat yang diberikan tersebut.
4 0 Asep Saeful Muhtadi, Manajemen Komunikasi Filosofi, Konsep, dan Aplikasi ,
(Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2015), h. 48-49. 4 1 Meisil B. Wulur, Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 54. 4 2 Masykur Arie, Sedekah Itu Ajib, h. 14. 4 3 Majelis Ulama Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan (Bandung: PT Sygma Examedia
Arkanleema, 2016), h. 203.
-
32
Sedekah memiliki makna yang cukup luas, tidak hanya berupa
memberikan harta berupa uang dan barang, karena sedekah bisa diberikan dalam
bentuk non materiil seperti, memberikan informasi, tersenyum kepada orang lain,
takbir, tahmid, tahlil, dan seluruh kebaikan apa pun bentuknya itu termasuk
sedekah.
2. Hukum Sedekah dan Hikmah Bersedekah
Para fuqaha (ahli-ahli fiqih) sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah
sunnah, berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa jika ditinggalkan.4 4 Namun,
adakalanya hukum sedekah itu menjadi haram jika yang memberikan sedekah itu
mengetahui bahwa yang akan menerima sedekahnya itu akan menggunakan untuk
kemaksiatan dan hukum sedekah juga bisa menjadi wajib jika seseorang yang
memiliki kelebihan makanan bertemu dengan orang lain yang kondisinya sangat
kelaparan sehingga dapat mengancam keselamatan jiwanya. Meskipun hukum
sedekah pada dasarnya adalah sunnah, akan tetapi Rasulullah saw sangat
menganjurkan umatnya untuk bersedekah karena sedekah merupakan bukti dari
keimanan seseorang.
Dalam sedekah juga terdapat sedekah yang paling utama dan yang paling
besar pahalanya. Seperti dalam hadist yang diriwayatkan oleh al-Bukhari yang
berbunyi:
4 4 Candra Himawan dan Neti Suriana, Sedekah Hidup Berkah Rezeki Melimpah ,
(Yogyakarta: Pustaka Albana, 2013), h. 26.
-
33
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Seorang
laki-laki menemui Nabi Sallallahu ‘Alayhi Wa Sallam, lalu dia bertanya, “Ya Rasulullah, sedekah apa yang paling besar pahalanya?” Rasulullah Sallallahu ‘Alayhi Wa Sallam bersabda, “Sedekah yang kau berikan ketika kamu segar
bugar, ketika kamu merasa enggan karena khawatir menjadi miskin dan mendambakan kekayaan. Janganlah kamu menunda-nunda sedekah sehingga
nyawamu sampai di kerongkongan barulah kau katakana harta saya nanti sekian untuk ahli waris yang itu dan sekian untuk ahli waris yang ini, padahal tanpa kau katakana begitu hartamu pasti akan menjadi milik ahli warismu.” (H.R. al-
Bukhari, hadist nomor: 1419).4 5
Hadist di atas merupakan anjuran untuk seluruh umat manusia agar selalu
bersegera dalam melakukan sedekah dan melakukan amalan-amalan baik lainnya,
karena jika perbuatan baik tersebut tidak disegerakan, bisa jadi ajal lebih dahulu
menjemput sehingga tidak sempat lagi melakukan amalan baik yang telah
diniatkan. Selain itu, jika menunda-nunda amal baik juga bisa menyebabkan niat
baik menjadi berubah karena terlalu lama menunda-nunda yang dapat membuka
kesempatan pada hawa nafsu dan setan untuk mengganggu dan menggoda diri
agar tidak melakukan kebaikan tersebut.
Sedekah ini merupakan hal yang sangat penting dan juga istimewa, karena
besedekah tidak hanya dapat memperbaiki hubungan sesama umat muslim, tetapi
sedekah juga memiliki dampak-dampak positif yang lain seperti, memperbaiki
kualitas kepribadian seorang yang rajin bersedekah, harta kekayaannya tidak akan
pernah berkurang karena disedekahkan, dan manfaat besar dari sedekah akan
kembali lagi sepenuhnya kepada orang yang senantiasa memberikan sedekah.
4 5 Imam Az-Zabidi, Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari. Penerjemah Achmad Zaidun
(Jakarta: Pustaka Amani, 2002), Cet ke-1, h. 333-334.
-
34
BAB III
GAMBARAN UMUM KOMUNITAS SEDEKAH ROMBONGAN DKI
JAKARTA
A. Latar Belakang Berdirinya Komunitas Sedekah Rombongan
Komunitas Sedekah Rombongan berawal dari tulisan Saptuari Sugiharto di
blog yang ia miliki tentang pengumpulan bantuan untuk YSI (Yayasan Sayap
Ibu) yang berada di Daerah Istimewa Jogjakarta, pada tanggal 9 Juni 2011.
Keadaan panti asuhan tersebut memang sangat memprihatinkan, di mana pada
saat itu terdapat 18 bayi normal dan 30 bayi difabel yang berjuang hidup dengan
bantuan pemerintah yang tidak seberapa, yakni hanya Rp2.500,- per hari untuk
satu orang anak dan juga bantuan dari dua orang donatur tetap yang ada di
Yayasan Sayap Ibu. YSI pertama kali didirikan di Jakarta pada tahun 1955
dibawah kepengurusan Ny. Soetomo, Ny. Soekardi, dan Ny. Garland Soenaryo.
Sedangkan YSI cabang D.I Yogyakarta didirikan tahun 1978 dikarenakan di
Yogyakarta belum ada badan sosial yang menyelenggarakan usaha penyantunan
anak balita yang terlantar dan sekaligus menyelenggarakan proses pengangkatan
anak dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah.4 6 YSI sendiri
didirikan dengan tujuan untuk menolong Balita (Bayi tiga tahun) yang terlantar
karena tidak diketahui orang tuanya dan perlu dirawat sambil diusahakan untuk
dicarikan orang tua angkat.
Setalah tulisan Saptuari tersebar di akun pribadi yang dimiliki olehnya,
respon yang diperoleh dari pembaca blog-nya tersebut pun sangat baik, sehingga
banyak yang menitipkan hartanya kepada Saptuari untuk disumbangkan ke
4 6 Yayasan Sayap Ibu “Sejarah Yayasan Sayap Ibu”, diakses pada 5 Desember 2017 dari
http://yayasansayapibu.or.id/cabang/d-i-yogyakarta/sejarah-ysi-cabang-d-i-yogyakarta/
http://yayasansayapibu.or.id/cabang/d-i-yogyakarta/sejarah-ysi-cabang-d-i-yogyakarta/
-
35
Yayasan Sayap Ibu ataupun diberikan langsung kepada orang yang membutuhkan.
Bantuan pertama dari pembaca blog www.saptuari.com diserahkan pada tanggal
13 Juni 2011.4 7 Setelah bantuan tersebut diserahkan, para pembaca blog
www.saptuari.com semakin banyak yang ingin menitipkan sebagian hartanya
untuk disalurkan kepada mereka yang berhak.
Dari respon pembaca blog www.saptuari.com yang sangat positif,
akhirnya Saptuari memutuskan tanggal 9 Juni 2011 adalah hari terbentuknya
gerakan yang dinamakan Sedekah Rombongan di Twitter dan terus melanjutkan
amanah yang diberikan dari para pembaca. Hingga pada bulan November 2011
Saptuari dibantu teman-temannya berhasil mengumpulkan dana sebanyak
Rp180.000.000,- dan disalurkan kepada korban bencana alam gunung Merapi.
Seiring dengan perkembangan Sedekah Rombongan, komunitas ini mulai
mengerucutkan sasaran yang menjadi prioritas penerima bantuan, yaitu:
1. Panti asuhan anak-anak difabel.
2. Panti asuhan bayi terlantar.
3. Panti asuhan yatim piatu.
4. Janda-janda tua dhuafa.
5. Anak-anak/ dewasa/ orangtua sakit dan tidak mampu.
6. Biaya sekolah anak yatim dan dhuafa.
7. Pondok pesantren yang sedang dibangun/ kekurangan.
8. Mushalla/ masjid yang sedang dibangun.
9. Kebutuhan alat ibadah (al-Qur’an, sarung, mukena, dan sebagainya).
4 7 Saptuari Sugiharto, “Komunitas Sedekah Rombongan”, diakses pada 24 Januari 2017
dari http://www.sedekahrombongan.com/apa-itu-sedekahrombongan
http://www.saptuari.com/http://www.saptuari.com/http://www.saptuari.com/http://www.sedekahrombongan.com/apa-itu-sedekahrombongan
-
36
B. Logo Komunitas Sedekah Rombongan
Komunitas Sedekah Rombongan memiliki dua logo yang digunakan,
keduanya memiliki fungsi yang berbeda karena masing-masing logo digunakan
untuk keperluan yang berbeda, logo yang pertama biasanya disebut logogram
yang digunakan untuk kebutuhan sosial media secara umum dan logo yang kedua
digunakan untuk keperluan administrasi.
1. Logogram
Gambar 3. 1 Logogram Sedekah Rombongan
Logo pertama ini biasa digunakan untuk keperluan secara umum seperti
Instagram, Twitter, Facebook, dan akun-akun komunitas Sedekah
Rombongan lainnya.
-
37
2. Logo Administrasi
Gambar 3. 2 Logo Administrasi Sedekah Rombongan
Logo yang kedua ini biasa digunakan untuk keperluan administrasi seperti
surat menyurat. Dalam logo tersebut terdiri dari 8 semut karena ada 8 orang yang
pada awalnya mendirikan Komunitas Sedekah Rombongan ini. Logo ini juga
mencerminkan bahwa Komunitas Sedekah Rombongan ini diibaratkan sebagai
kumpulan semut-semut kecil yang ketika semut-semut itu berombongan atau
kumpul bersama-sama mampu mengangkat beban yang berat dan biasa disebut
oleh Komunitas Sedekah Rombongan ini The Power of Berombongan. Ibaratnya
semut kalau mengangkat sepotong roti sendiri ia bisa mati tertindih makanan
tersebut, namun lain halnya ketika berombongan. Ketika sendiri beban terasa
berat, namun ketika berombongan beban tersebut akan terasa jauh lebih ringan.
C. Visi dan Misi Komunitas Sedekah Rombongan
1. Visi
Mencari muka di depan Tuhan.
2. Misi
Menyampaikan titipan langit tanpa rumit, sulit, dan berbelit-belit.
-
38
D. Struktur Organisasi Komunitas Sedekah Rombongan
Struktur organisasi pengurus Sedekah Rombongan yang terdapat dalam
gambar di bawah ini merupakan struktur global yang mencakup semua cabang
dari Sedekah Rombongan, terdapat beberapa koordinator yang memiliki tugas
berbeda-beda yang tentunya akan mengkoordinir bagiannya masing-masing.
Gambar 3. 3 Struktur Organisasi dan Koordinasi Sedekah Rombongan
Berikut adalah penjelasan tugas yang dilakukan oleh setiap bagian yang
terlibat dalam Sedekah Rombongan:4 8
1. Koordinator utama : Relawan utama Sedekah Rombongan yang bergabung
sejak pertama gerakan ini didirikan, menjadi koordinator di semua gerakan
Sedekah Rombongan.
Tugas koordinator utama, yaitu:
a. Bertanggungjawab penuh dalam proses penghimpunan, penyimpanan,
dan pendistribusian dana kepada sasaran yang membutuhkan.
4 8 Dokumen Pribadi Sedekah Rombongan, Jakarta, 27 November 2017.
-
39
b. Mengkoordinasi seluruh proses eksekusi pasien dan mengalokasikan
dana yang akan diberikan, memantau dan memastikan dana yang
diberikan tepat sasaran.
2. Kordinator Operasional
Tugas koordinator operasional, yaitu:
a. Melaporkan dan mendata proses penggunaan dana secara transparan
dilengkapi dengan foto penyerahan dan nominal untuk tayang di web
Sedekah Rombongan.
b. Menghimpun database pasien, nominal bantuan, dan data lokasi
penyerahan yang dihimpun dalam file khusus di internet yang bisa
diakses semua kalangan dimanapun melalui cloud computing
(dropbox).
c. Mengatur proses operasional kurir di semua wilayah.
3. Media Departemen Sedekah Rombongan
Di dalam media departemen sedekah rombongan terdapat tiga bagian,
yaitu: Koordinator tim website www.sedekahrombongan.com, koordinator
tim sosial media Sedekah Rombongan, dan koordinator majalah tembus
langit. Tugas dari bagian ini yaitu masing-masing koordinator bertugas
mengkoordinasi tim untuk mengelola masing-masing media.
4. Kordinator wilayah : Relawan yang bergerak di wilayah tertentu.
Tugas kordinator wilayah yaitu bertanggungjawab atas distribusi
penggunaan dana yang telah diberikan.
5. Koordinator Kota
Tugas Koordinator kota, yaitu:
http://www.sedekahrombongan.com/
-
40
a. Mengumpulkan dan mencari data pasien dhuafa yang membutuhkan,
sesuai dengan lokasi kerja masing-masing. Baik data dari twitter, form
internet, maupun SMS/ telepon.
b. Mengkoordinir proses penjemputan, pendampingan pasien dhuafa
selama proses pengobatan di RS (Rumah Sakit) yang sudah dijadikan
rujukan kerja Sedekah Rombongan.
c. Melakukan eksekusi khusus pada acara-acara yang diadakan oleh
Sedekah Rombongan, mulai dari sosialisasi, persiapan perlengkapan,
pengerjaan, hingga pelaporan penggunaan dana.
d. Menghimpun laporan secara lengkap, dari deskripsi pasien, jumlah
bantuan, proses eksekusi hingga foto-foto pelengkap untuk dilaporkan
kepada koordinator operasional.
e. Melakukan proses pendampingan dan pelatihan di lapangan kepada
kurir relawan baru yang akan bergabung menjadi kurir di Sedekah
Rombongan.
6. Kurir pendamping : Relawan yang bergerak di bawah koordinasi
koordinator kota dan bertanggungjawab atas proses pendampingan dan
perawatan pasien, termasuk di dalamnya adalah tim survei, tim perawat,
dan tim pengemudi ambulans.
Tugas kurir pendamping, yaitu:
a. Menjemput pasien dari rumah hingga ke rumah sakit, berkoordinasi
dengan pihak keluarga, mengantarkan dan menyerahkan pasien kepada
tim Sedekah Rombongan yang ada di kota yang dijadikan pusat
pengobatan.
-
41
b. Mendampingi pasien ketika bertemu dengan dokter, pengambilan obat,
cek laboratorium, hingga proses pengambilan jenazah ketika
diperlukan.
c. Melakukan survei di rumah pasien dhuafa dengan melihat kebutuhan
yang diperlukan serta kondisi yang menjadi alas an layak untuk dibantu.
d. Melakukan pendampingan pasien selama di RSSR (Rumah Singgah
Sedekah Rombongan), dengan memastikan kondisi tempat tidur,
makanan, dan kebutuhan lain tercukupi dengan layak selama masa
proses penyembuhan.
e. Melakukan eksekusi pada kegiatan rutin yang digelar oleh Sedekah
Rombongan.
7. Informan : Relawan yang tidak masuk dalam system operasional di
Sedekah Rombongan. Mereka hanya sebatas memberikan informasi
tentang sasaran yang dibutuhkan oleh Sedekah Rombongan. Misalnya data
pasien dhuafa sakit atau info panti asuhan yang membutuhkan bantuan.
Mereka tidak terlibat dalam proses eksekusi, atau hanya terbatas
mengantar ke rumah pasien dhuafa yang menjadi sasaran.
E. Kegiatan Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta
1. Hulahope
Hulahope memiliki arti (H)appy (U)nique (L)ove (A)dorable and HOPE.
Hulahope adalah kegiatan yang diterapkan dengan terjun langsung ke rumah sakit
yang bertujuan untuk menghibur, memotivasi, dan memberikan dorongan pada
anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit. Kegiatan
ini baru diadakan Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta pada 27
-
42
November 2016 dan kegiatan ini biasanya dilakukan setiap 2 bulan sekali.
Hiburan yang diberikan oleh para kurir/ relawan Sedekah Rombongan ini
biasanya berupa games, menggambar dan mewarnai, bahkan ketika bulan
ramadhan kegiatan hulahope diadakan dengan mengajak pasien-pasien jalan-jalan
ke mall untuk belanja baju lebaran.
Gambar 3. 4 Kegiatan Hulahope SR Jakarta
2. Pengajian
Kegiatan pengajian ini dilakukan 2 minggu sekali oleh Komunitas
Sedekah Rombongan DKI Jakarta. Pengajian ini diadakan di Rumah Singgah
Sedekah Rombongan (RSSR) DKI Jakarta bersama kurir-kurir Sedekah
Rombongan dan juga pasien-pasien yang berada di Rumah Singgah Sedekah
Rombongan (RSSR) DKI Jakarta.
-
43
F. Cabang Komunitas Sedekah Rombongan
Komunitas Sedekah Rombongan memiliki cabang serta Rumah Singgah
Sedekah Rombongan (RSSR) yang dihuni oleh para pasien dampingan di 14 Kota
di 8 Provinsi di Indonesia, yaitu:
1. Jakarta: Jl. Kenari 2 RT. 06/04 No. 10 Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta
Pusat. (CP: Dede Syaifudin 0815-1991-1911).
2. Bandung: Jl. H. Yasin No. 56 RT. 02/02 Sukabungah, Sukajadi, Kota
Bandung, Jawa Barat. (CP: Cucu Cuanda 0815-1491-1911).
3. Purwokerto: Jl. Penatusan Gang 1 No. 5 RT. 01/02 Kel. Purwokerto
Wetan, Kab. Banyumas, Jawa Tengah. (CP: Olipe Oile 0815-1391-1911).
4. Surabaya: Jl. Semampir Selatan Gang 2A No. 61 Surabaya, Jawa Timur.
(CP: Wahyu Setiawan 0878-5557-1171).
5. Semarang: Jl. Sadewa 2 No. 3 RT. 01/03 Pendrikan Kidul, Kec.
Semarang, Jawa Tengah. (CP: Indra Destriawan 0858-8191-1911).
6. Solo: Jl. Manggis II No. 5 RT. 05/06 Jajar, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
(CP: Siti Aisyah 0821-3390-5850).
7. Wonogiri: Wonokarto RT. 04/05 Yudistiro IV, Wonogiri, Jawa Tengah
(Dean Kantor Kel. Wonokarto, Wonogiri). (CP: Mawan Tri H 0852-
9003-2077).
8. Magetan: Jl. Hasanudi RT. 4 RW. 5 Selosari, Magetan, Jawa Timur. (CP:
Ervin Sulistyawati 0858-5635-3023).
9. Malang: Jl. Emas No. 15 RT. 02/20 Purwantoro, Bimbing, Malang, Jawa
Timur. (CP: Faiz Faeruz 0822-4549-8550).
-
44
10. Jember: Perum Srikoyo Permai No. 12 Patrang, Jember, Jawa Timur.
(CP: Yudho Ari 0815-5678-8990).
11. Lampung: Jl. Zebra No. 24 Sidodadi, Kec. Kedaton, Kota Bandar
Lampung (Depan Bank Syariah Mandiri Kedaton). (CP: Andriadi Deri
0813-9834-0252).
12. Riau: Perum Griya Kutilang Asri Blok A-04 RT. 04/13 Simpang Baru,
Tampan, Pekanbaru, Riau. (CP: Fitri 0823-8852-6756).
13. Jogja: Jl. Wonosari Km. 7 Bumen Wetan RT. 07 Mantup, Banturan,
Banguntapan, bantul, DIY 55197 (Utara Masjid Mujahidin). (CP: Hanifa
F. Arini (0274) 435-3556).
14. Sorong: Jl. Sele Boselu. Km.12 Kel. Klamana, Distrik Sorong Timur,
Papua Barat. (CP: Faisal 0821-9868-8377).
-
45
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL
A. Teori Komunikasi Model Melvin De’Fleur
Dilihat dari lahirnya komunitas Sedekah Rombongan yang dapat bertahan
dan terus berkembang sampai sekarang, media memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap proses berdirinya komunitas Sedekah Rombongan yang awalnya
hanya terdapat di kota Jogjakarta, hingga sekarang sudah ada di 14 kota yang
tersebar di penjuru Indonesia. Bagi Sedekah Rombongan media bukan hanya
sebagai alat penyampaian pesan terhadap publik, tetapi media adalah ruh untuk
Sedekah Rombongan, artinya media ini sangat penting adanya dan tentu tidak
hanya digunakan jika ada kepentingan saja. Hal ini selaras dengan pernyataan
Dede Syaefudin selaku koordinator operasional Sedekah Rombongan, yaitu:
“Nah ini yang menjadi ruh sedekah rombongan hingga saat ini
bahwa sosial media itu baik dari bentuknya messanger, bentuknya web gitu kan web page, bentuknya sosmed seperti facebook, twitter waktu itu
komunikasinya bahkan zaman waktu itu sebelumnya blackberry messenger, itu merupakan ruh dalam SR itu sebagai sistem komunikasi yang cepat, akurat, bisa menyampaikan kepuasan kepada informasi ini
kepada para sedekah holic kita menyebutnya tuh, kepada para muzaki-muzaki kepada para donatur.”4 9
Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa media merupakan elemen
penting yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif oleh Sedekah
Rombongan, seperti pada teori komunikasi model Melvin De’Fleur. Dalam proses
komunikasi persuasif yang dilakukan oleh komunitas Sedekah
4 9 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.
-
46
Rombongan melalui media ini terdapat 8 komponen yang digunakan, sesuai
dengan komponen-komponen yang dirancang oleh Melvin De’Fleur, yaitu:
1. Sumber Pengirim (Source)
Sumber pengirim (source) adalah seseorang atau sekelompok orang yang
menyampaikan pesan dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat, dan
perilaku orang lain, baik secara verbal maupun non verbal.
Salah satu bagian dari komponen komunikasi ini adalah sumber pengirim,
dalam komunitas Sedekah Rombongan yang menjadi sumber pengirim ini
tentunya anggota komunitas Sedekah Rombongan, siapa pun bisa menjadi sumber
pengirim dalam menyampaikan pesan atau informasi kepadan penerima
(receiver), Sedekah Rombongan tidak menentukan siapa orang-orang yang
ditugaskan untuk menjadi sumber pengirim pesan, bahkan kurir pun dapat
menjadi sumber pengirim jika kurir tersebut memiliki kemampuan retorika yang
bagus agar dapat meyakinkan si penerima pesan (receiver) dan dapat
mempengaruhi sikapnya dalam menyampaikan pesan itu.
“yang bisa mampu retorika, bisa datang ke kumpulan-kumpulan kantor, kumpulan-kumpulan majelis ta’lim, kumpulan-kumpulan
mahasiswa menjelaskan sedekah rombongan itu apa, nah di luar itu tetap mambawa sebuah marwahnya sebuah soul-nya bahwa sedekah romongan
itu hadir bukan sebagai peminta-minta, sedekah rombongan itu hadir untuk mengajak konsepnya bukan meminta apalagi bukan mengambil.”5 0
Salah seorang yang sering menyampaikan pesan atau informasi kepada
penerima atau khalayak umum untuk meyakinkan bahwa Sedekah Rombongan
5 0 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.
-
47
adalah komunitas yang tepat untuk menyalurkan sedekah adalah Saptuari
Sugiharto selaku founder dan juga koordinator utama Sedekah Rombongan.
2. Alat pengolah informasi (Transmitter)
Alat pengolah informasi (transmitter) adalah alat untuk mengubah pesan
menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Transmitter yang
digunakan Sedekah Rombongan untuk menyampaikan pesan secara garis besar
yang peneliti temukan ada dua, yaitu mekanisme suara yang menghasilkan sinyal
(kata-kata yang diucap) dan juga juga mekanisme gambar.
3. Saluran (Channel)
Berdasarkan pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh peneliti,
saluran (channel) yang digunakan Sedekah Rombongan dalam menyampaikan
pesan atau informasi dari sumber pengirim kepada penerima ada empat macam
media komunikasi yang digunakan, yaitu media cetak, audio, visual, dan juga
audio visual.
Med