komposisi dscdan kualitas telur

22
A. KOMPOSISI DAN KUALITAS TELUR 1. Pengantar Dalam pokok bahasan Ilmu dan Teknologi Pengolahan Telur dipelajari tentang telur unggas, yang didalamnya akan dibicarakan mengenai komposisi fisik, komposisi fisik dan kimia, nilai nutrisi dan pengawetan serta pengawetan telur. Peranan telur dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat Indonesia tampak semakin penting. Hal ini disebabkan antara lain karena harga telur relatif murah sehingga dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat, disamping dengan semakin timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi terutama protein hewani. Telur merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Disamping mengandung kadar protein yang tinggi, telur juga merupakan sumber zat besi, beberapa mineral lain dan vitamin, sehingga telur merupakan bahan pangan hewani yang dapat dikonsumsi oleh manusia pada segala umur. 2. Tujuan Instruksional Umum (Till) Setelah mempelajari matakuliah ini mahasiswa diharapkan memperoleh pengetahuan tentang telur terutama struktur dan komposisinya, kualitas, nilai nutrisi pengawetan dan pengolahan telur. 3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) a. Mampu mengevaluasi kualitas dan nilai nutrisi telur secara benar. b. Mampu menerapkan pengawetan dan pengolahan telur secara baik dan benar. Struktur Telur Telur memiliki struktur yang khusus, karena di dalamnya terkandung zat gizi yang sebetulnya disediakan bagi berkembangan sel telur yang telah dibuahi

Upload: vivi-nandya-rachmawati

Post on 19-Nov-2015

236 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

dscds

TRANSCRIPT

  • A. KOMPOSISI DAN KUALITAS TELUR

    1. Pengantar

    Dalam pokok bahasan Ilmu dan Teknologi Pengolahan Telur dipelajari

    tentang telur unggas, yang didalamnya akan dibicarakan mengenai komposisi

    fisik, komposisi fisik dan kimia, nilai nutrisi dan pengawetan serta pengawetan

    telur.

    Peranan telur dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat Indonesia

    tampak semakin penting. Hal ini disebabkan antara lain karena harga telur relatif

    murah sehingga dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat, disamping dengan

    semakin timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi terutama protein

    hewani.

    Telur merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, yang

    dibutuhkan oleh tubuh manusia. Disamping mengandung kadar protein yang

    tinggi, telur juga merupakan sumber zat besi, beberapa mineral lain dan vitamin,

    sehingga telur merupakan bahan pangan hewani yang dapat dikonsumsi oleh

    manusia pada segala umur.

    2. Tujuan Instruksional Umum (Till)

    Setelah mempelajari matakuliah ini mahasiswa diharapkan memperoleh

    pengetahuan tentang telur terutama struktur dan komposisinya, kualitas, nilai

    nutrisi pengawetan dan pengolahan telur.

    3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

    a. Mampu mengevaluasi kualitas dan nilai nutrisi telur secara benar.

    b. Mampu menerapkan pengawetan dan pengolahan telur secara baik dan

    benar.

    Struktur Telur

    Telur memiliki struktur yang khusus, karena di dalamnya terkandung zat

    gizi yang sebetulnya disediakan bagi berkembangan sel telur yang telah dibuahi

  • menjadi seekor anak ayam. Bagian esensial dari telur adalah albumen (putih

    telur), yang mengandung banyak air dan berrungsi sebagai peredam getaran.

    Secara bersama-sama albumen dan yolk (kuning telur) merupakan

    cadangan makanan yang siap digunakan oleh embryo. Telur dibungkus / dilapisi

    oleh kerabang yang berfungsi sebagai pelindung terhadap gangguan fisik, tetapi

    juga mampu berfungsi untuk pertukaran gas untuk respirasi (pernafasan).

    Perbandingan antara tiga bagian penyusun telur yaitu yolk, albumen dan

    kerabang (termasuk di dalamnya selaput kerabang), berdasarkan berat telur

    keseluruhan tidak selalu terdistribusi sama pada spesies bangsa burung yang

    berb^da, tetapi dalam satu spesies komposisi 3 bagian tersebut relatif selalu

    sama.

    Telur unggas pada dasarnya dibedakan menjadi 2 kelas. Perbedaannya

    terletak pada perbandingan relatif antara yolk dengan albumen. Telur-telur

    dengan berat yolk sekitar 21 - 40 % berat telur keseluruhan, termasuk kedalam

    kelas telur dari spesies burung precoxial. Sedangkan telur dengan berat yolk

    sekitar 15 -20 persen berat telur keseluruhan termasuk kedalam kelas telur dari

    spesies altricial. Kelompok precoxial antara lain spesies itik, ayam, turkey

    (kalkun), angsa, sedang yang termasuk golongan altricial antara lain dari species

    golden eagle, merpati, robin.

    Struktur telur secara terperinci dapat dibagi menjadi 9 bagian, yaitu :

    1. Kerabang atau kulit telur dengan permukaan agak berbintik-bintik. Kerabang

    telur merupakan pembungkus telur yang paling tebal, bersifat keras dan

    kaku. Pada kerabang terdapat pori-pori yang berfungsi untuk pertukaran gas.

    Pada permukaan luar kerabang terdapat lapisan kutikula, yang merupakan

    pembungkus telur paling luar.

    2. Selaput atau membran kerabang luar dan dalam yang tipis terpisah pada

    bagian ujung telur yang tumpul dan membentuk rongga udara.

    3. Putih telur bagian luar yang tipis dan encer.

    4. Putih telur yang kental yang merupakan kantong albumen.

    5. Putih telur bagian dalam yang tipis dan encer.

    6. Struktur keruh berserat yang terdapat pada kedua ujung kuning telur yang

    disebut khalaza dan berfungsi memantapkan posisi kuning telur.

    7. Lapisan tipis yang mengelilingi kuning telur dan membran vitelina.

    8. Kuning telur, terletak pada bagian pusat dari telur dan terbungkus oleh

  • selaput vitelina.

    9. Benih atau blastoderm yang terlihat sebagai bintik kecil pada permukaan

    kuning telur, tepat di bawah selaput vitelina. Pada telur yang terbuahi, benih

    ini akan menjadi anak ayam.

    Gambar 1 : Penampang sebuah telur dengan bagian-bagiannya

    Telur ayam berdasar beratnya terbagi atas albumen (6 bagian), yolk (tiga

    bagian) dan kerabang (satu bagian), atau dapat dinyatakan dalam persentase

    sebagai berikut: ; albumen 56 - 61 % ; yolk 27 - 32 % ; kerabang 8-11 %. Isi telur

    terdiri dari 36 % yolk dan 64 % albumen. Secara kuantitatif rata-rata

    perbandingan bagian dari telur, ditunjukkan pada table 1.

    Bentuk dan berat telur tergantung pada heriditas, umur dari burung /

    induk, musim dalam setahun dan pakan. Sebagian besar telur berbentuk oval.

    Bentuk telur sendiri dapat dinyatakan dengan indeks bentuk yaitu :

    keliling lebar telur

    ---------------------------- x 100%

    keliling panjang telur

  • Table 1. Rata-rata komposisi dari bagian telur ayam

    Bagian telur Berat (g) Berat (%)

    Putih telur

    1. Lapisan luar cair

    2. Lapisan tengah kental

    3. Lapisan dalam cair

    4. Lapisan chalaziferous

    Kuning telur

    Kerabang dan selaput kerabang

    1. Kerabang

    2. Selaput kerabang

    Telur Keseluruhan

    32,9

    7,6

    18,9

    5,5

    0,9

    18,7

    6,4

    6,2

    0,2

    58,0

    55,8

    23,2

    37,3

    16,8

    2,7

    31,9

    12,3

    96,9

    3,1

    100

    Standar indeks bentuk telur adalah 74 dengan bentuk telur pada

    umumnya yaitu memiliki ujung runcing pada satu sisi dan ujung tumpul pada sisi

    lainnya.

    Standar untuk telur ayam konsumsi sebagai berikut:

    Berat 58,0 g

    Volume 53,0 cc

    Berat jenis 1,9

    Keliling panjang 15,7 cm

    Keliling pendek 13,5 cm

    Indeks bentuk 74,0

    Luas area 68,0 cm2

    Komposisi Kimia Telur

    Telur tersusun atas substansi yang diperlukan untuk dasar pembentukan

    organisme baru (anak ayam). Untuk membentuk organisme baru tersebut,

    substansi isi telur disediakan bagi kebutuhan perkembangan calon organisme

    tersebur sehingga dengan demikian telur tersusun atas bahan / material yang

  • bervariasi dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan atau perkembangan

    embryo.

    Telur mengandung sebagian besar air. Bahan padat terdiri atas bahan

    organik yaitu protein, lipida, dan karbohidrat, sedangkan bahan anorganik

    tersusun atas mineral (abu).

    Tabel 2. Rata-rata komposisi kimia telur

    Komponen telur

    Protein (%) Lipida (%) Karbohidrat (%)

    Abu/Mineral (%)

    Albumen 9,7 - 10,6 0,03 0,4 - 0,9 0,5 - 0,6

    Yolk 15,7 - 16,6 31,8 - 35,5 0,2 - 1,0 1,1

    Telur utuh 12,8 - 13,4 10,5 - 11,8 0,8 - 1,0 0,8 - 1,0

    Bagian terbesar dari isi telur adalah air, terdapat sekitar 75 % dari berat

    isi telur. Selanjutnya diikuti bahan organik, yang terdiri atas protein dan lipida,

    masing-masing terdapat sekitar 12 % dan karbohidrat dalam jumlah kecil, yaitu

    1%, Bahan anorganik terdapat sekitar 1 % dari berat isi telur. Persentase

    komposisi isi telur bervariasi di antara spesies bangsa burung. Telur dari unggas

    air yaitu iti-k dan angsa, komposisi isi telurnya mengandung lebih sedikit air,

    tetapi lebih banyak mengandung lemak dibandingkan dengan unggas darat. Hal

    ini dimungkinkan karena kehidupannya, unggas air membutuhkan lebih banyak

    panas untuk perkembangan embryonya.

    Distribusi komponen pada yolk dan albumen. Komponen kimia isi telur

    tidak terdistribusi sama pada yolk maupun albumen. Albumen mempunyai

    volume dua kali dari volume yolk, sedangkan kadar air albumen tiga kali lebih

    tinggi dibandingkan dengan yolk, tetapi bahan padat pada albumen hanya

    setengah dari jumlah bahan padat pada yolk. Komposisi yolk ditunjukkan pada

    table 3 berikut:

    Tabel 3. Persentase komponen penyusun yolk

    Komponen yolk Berat (gram) Berat (%)

    Keseluruhan,

    Air

    Bahan padat

    1 . Bahan organik :

    18,70

    9,10

    9,60

    9,40

    100,00

    48,70

    51,30

    50,20

  • a. protein

    b. lipida

    c. karbohidrat

    2. Bahan anorganik

    3,10

    6,10

    0,20

    0,20

    16,60

    23,60

    1,00

    1,10

    Komposisi kimia pada yolk lebih kompleks dibandingkan dengan bagian-

    bagian lain dari telur, dan sangat berbeda dibandingkan dengan albumen.

    Penyusun bahan organik terbesar dalam yolk adalah lipida. Pada yolk relatif kaya

    akan mineral, pigmen dan vitamin.

    Albumen

    Albumen tersusun atas sebagian besar air. Komponen utama bahan

    organik dalam albumen adalah protein. Komponen lain yaitu karbohidrat dan

    mineral, sedangkan lipida sangat sedikit bahkan dapat dianggap tidak ada.

    Komposisi albumen ditunjukkan pada table 4 berikut ini:

    Tabel 4. Perbandingan komponen kimia albumen telur

    Komponen albumen Albumen Ayam Albumen Itik

    Total berat,

    Air

    Bahan padat

    1 . Bahan organik :

    a. protein

    b. lipida

    c. karbohidrat

    2. Bahan anorganik

    (32,9 g)

    87,90

    12,10

    11,50

    10,60

    0,03

    0,90

    0,60

    (40,4)

    86,80

    13,20

    12,40

    11,30

    0,08

    1,00

    0,80

    Albumen yang terdiri 4 lapisan, masing-masing lapisan berbeda

    kandungan air dan proteinnya. Kadar air masing-masing lapisan pada telur ayam

    dan itik disajikan dalam table 5.

  • Tabel 5. Kadar air pada masing-masing lapisan albumen (%)

    Spesies Lapisan luar

    Lapisan

    tengah

    Lapisan

    dalam

    Lapisan

    chalaziferous

    Ayam

    Itik

    88,80

    87,40

    87,60

    86,70

    86,40

    85,80

    84,30

    84,30

    Bahan kering / padat pada albumen yang sebagian besar adalah protein,

    persentasenya akan meningkat dari lapisan luar kedalam

    Kerabang dan selaput kerabang

    Komposisi kerabang dan selaput kerabang sedikit berbeda dengan

    komposisi isi telur.

    Kerabang

    Kerabang termasuk lapisan gelatinous pembungkus kerabang yaitu

    kutikula tersusun atas sebagian besar garam anorgamk, bahan organik dan

    sedikit air. Kutikula merupakan yang tidak larut dalam air dan membungkus

    kerabang (menutup pori-pori) serta berfungsi sebagai penghambat masuknya

    mikrobia ke daiam isi telur. Komposisi kutikula terdiri atas 90 % protein,

    polisakarida dan air. Protein penyusun kutikula mengandung glisin, asam

    glutamat, lisin, sistin, dan tirosin yang cukup tinggi. Penyusun polisakarida adalah

    hexosamin, galaktose, manose dan fucose.

    Kerabang tersusun atas bagian-bagian : 1. Matrix, yang merupakan

    serabut-serabut protein dan massa sphercaal, 2. Material kristal calcite. Matrix

    terbagi menjadi 2 bagian yaitu matrix mammillary dan matrix spongy.

  • Gambar 2. Diagram penampang melintang kerabang telur

    Komposisi kerabang terdiri atas 98,2 % kalsium, 0,9 % magnesium dan

    0,9 % fosfor (pada kerabang dalam bentuk fosfat). Magnesium berperanan pada

    sifat kekerasan kerabang. Apabila kadar magnesium meningkat, maka sifat

    kekerasan kerabang bertambah. Komposisi kerabang disajikan dalam table 6

    berikut ini:

    Pada kerabang terdapat pori-pori yang berjumlah sekitar 7.000 - 17.000.

    Pori-pori pada bagian ujung yang tumpul dari telur berjumlah lebih banyak

    (125,6/cm2), dibandingkan pada bagian ujung yang runcing (73,7/cm2), sehingga

    bagian ujung tumpul dari telur lebih bersifat poreus dibandingkan dengan ujung

    yang runcing.

  • Tabel 6. Rata-rata komposisi kerabang telur

    Komponen Jumlah

    (Dalam gram) (dalam Persen)

    Total,

    Air

    Bahan padat

    Bahan organik :

    Protein

    Lipida

    Bahan anorganik

    6,10

    0,10

    6,00

    0,20

    0,20

    trace

    5,80

    (40,4)

    86,80

    13,20

    3,30

    3,27

    0,03

    95,10

    Selaput kerabang

    Dua selapuit kerabang terdapat di antara albumen dan permukaan bagian

    dalam kerabang. Selaput kerabang tersusun atas sebagian besar protein dan

    polisakarida, serta air dan mineral.dalam jumlah kecil.

    Air dalam Telur

    Albumen mengandung air 3 kali lebih banyak disbanding yolk, sedang

    kerabang dan selaput kerabang sangat sedikit kandungan airnya. Air dalam isi

    telur berperanan dalam melarutkan substansi isi telur yaitu garam, protein,

    karbohidrat, juga lemak (dalam bentuk emulsi).

    Bahan Padat Telur

    Telur termasuk di dalamnya kerabang dan selaput kerabang mengandung

    34 % pahan padat (dalam bentuk bahan kering). Sedangkan isi telur

    mengandung 26 % bahan padat.

    Bahan Organik Telur

    Bahan organik dalam telur merupakan komponen yang penting karena

    telur berfungsi baik sebagai sel reproduksi maupun sebagai bahan pangan.

    Protein, lipida, karbohidrat dan pigmen termasuk di dalamnya. Bahan organik

    dalam semua bagian telur sebagai berikut:

  • Table 7. Bahan organik dalam bagian-bagian telur ayam

    Bagian telur ayam

    Jumlah bahan organik

    gram Persen

    Yolk

    Albumen

    Kerabang

    Selaput kerabang

    Total

    9,40

    3,80

    0,30

    0,10

    13,60

    69,10

    27,90

    2,20

    0,80

    100,00

    Protein dalam telur

    Protein terdapat dalam setiap bagian telur, yaitu yolk, selaput vitelina,

    albumen, selaput kerabang, dan kerabang. Albumen dan yolk merupakan

    sumber protein telur. Kadar protein dalam albumen sekitar 50 %, dalam yolk 44

    %, sedang dalam kerabang dan selaput kerabang sangat kecil. Kadar protein

    dalam bagian-bagian telur ayam disajikan dalam table 8 berikut ini.

    Table 8. Kadar protein dalam bagian-bagian telur ayam

    Bagian telur ayam

    Jumlah bahan organik

    gram Persen

    Yolk

    Albumen

    Kerabang

    Selaput kerabang

    Total

    3,10

    3,50

    0,15

    0,25

    7,00

    44,30

    50,00

    2,10

    3,60

    100,00

    Protein dalam telur dibagi menjadi 2 kelas yaitu protein sederhana dan

    protein terkonjugasi (protein ini terkombinasi dengan karbohidrat dan fosfor).

    Dalam albumen bentuk protein sederhana, sedang dalam yolk protein dalam

    bentuk lebih kompleks.

    Protein yolk

    Protein dalam yolk adalah ovovitelin dan ovolivetin dengan perbandingan

    4 : 1. ovovitelin termasuk fosfoprotein atau protein yang mengandung fosfor dan

  • merupakan sepertiga bagian dari fosfor yang ada dalam yolk. Sedang ovovitelin

    mengandung sedikit fosfor, tetapi mengandung sulfur agak tinggi dan merupakan

    sepertiga bagian kandungan sulfur dalam yolk.

    Protein membrana vitelina

    Protein dalam membrana vitelina adalah protein yang mengandung

    keratin.

    Protein albumen

    Albumen telur mengandung protein-protein yaiu ovalbumen sebanyak

    75% dari keseluruhan albumen, ovomucoid 13 %, ovomucin 7 %, ovoconalbumin

    3 %, dan ovoglobulin 2 %. Protein-protein ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu

    protein sederhana (ovalbumin, ovoconalbumin, dan ovoglobulin), dan glikoprotein

    (ovomucoid dan ovomucin).

    Protein selaput kerabang

    Protein pada selaput kerabang adalah ovokeratin, merupakan protein

    yang mengandung sulfur cukup tinggi. Ovokeratin mengandung sulfur tiga kali

    lebih banyak dibandingkan dengan sulfur pada protein yang terdapat dalam

    albumen.

    Protein kerabang

    Protein kerabang disebut dengan protein matrix, semacam dengan

    kolagen yaitu protein yang terdapat pada tulang. Protein ini dalam klasifikasi

    protein termasuk sederhana, mengandung protein mucin.

    Lipida yolk .

    Lipida dalam yolk bervariasi antara 32 - 36 % dari berat yolk dan

    mempunyai struktur yang kompleks. Variasi lipida yolk lebih banyak dipengaruhi

    oleh strain dari pada diet. Komposisi lipida yolk adalah 65,5 % trigliserida, 28,3 %

    fosfolipida, dan 5,2 % kolesterol. Fosfolipida dalam yolk adalah ovolesitin,

    ovosphingomyelin. Fosfolipida tersebut mengandung fosfor, nitrogen dan asam

    lemak.

    Asam lemak jenuh yaitu palmitat, stearat dan myristat, merapakan 34 %

  • dari total asam lemak, sedang 66 % merupakan asam lemak tidakjenuh antara

    lain oleat, linoleat dan lain sebagainya.

    Tabel 9. Komposisi asam lemak dalam yolk

    Macam asam lemak Persen

    Oleat

    Palmitat

    Linoleat

    Stearat

    Palmitoleat

    Linoleat

    Clupanodonat

    Myristat

    50

    27

    11

    6

    ]

    ] .

    ]

    ]

    Karbohidrat telur

    Isi telur mengandung relatif sedikit karbohidrat, terdapat kira-kira 0,5 gram

    dan hampir 75 % karbohidrat terdapat dalam albumen. Karbohidrat dalam telur

    terdapat dalam bentuk bebas dan terkombinasi dengan protein atau lemak. Table

    10 dibawah ini menunjukkan proporsi karbohidrat yang terdapat dalam yolk,

    albumen dan total isi telur.

    Table 10. Persentase karbohidrat dalam yolk, albumen dan total isi telur

    Jenis karbohidrat

    Yolk

    (%)

    Albumen

    (%)

    Total isi telur

    (%)

    Karbohidrat bebas (glukosa)

    Karbohidrat terkombinasi

    Total

    0,70

    0,30

    1,00

    0,40

    0,50

    0,90

    0,60

    0,40

    1,00

    Karbohidrat bebas dalam telur adalah glukosa, sedang karbohidrat

    terkombinasi adalah manosa dan galaktosa. Karbohidrat terkombinasi terdapat

    pada fosfoprotein, fosfolipida dalam yolk, sedang pada albumen terdapat dalam

    glikoprotein dan protein sederhana yang lain.

  • Pigmen pada Telur

    Substansi pigmen terdapat pada semua bagian telur, tetapi sifat kimianya

    sangat berbeda. Pigmen dalam telur paling banyak terdapat pada yolk yaitu 0,4

    mg, sedang pada albumen 0,03 mg, dan pada bagian yang lain dari telur hanya

    sedikit.

    Pigmen yolk

    Yolk merupakan bagian dari telur yang banyak mengandung pigmen,

    yaitu 0,02 %. Pigmen yolk diklasifikasikan menjadi lipochrome dan liochrome.

    Lipochrome

    Merupakan bagian terbesar dari pigmen yolk yang bersifat larut dalam

    minyak. Pigmen ini termasuk golongan carotenoid yang banyak terdapat dalam

    tanaman. Carotenoid merupakan pigmen dari khloroplast yang berwarna merah,

    oranye dan kuning. Berdasar komposisinya carotenoid terdiri atas carotene dan

    xanthophylls.

    CAROTENOID

    carotene carotene cryptoxanthin luthein zeaxanthin

    Tabel 11. Rata-rata kandungan pigmen dalam yolk

    Pigmen Kandungan dalam yolk (mg)

    Carotene:

    Alpha carotene

    Beta carotene

    Xantohophyll:

    Cryptoxanthin

    Lutein

    Zeaxanthin

    Trace

    0,03

    0,03

    0,10

    0,20

    -carotene memiliki potensi 2 kali dari -carotene

  • Caroten (alpha dan beta) dan xantophyll (cryptoxanthin, lutein dan

    zeaxanthin) terdapat dalam yolk. Caroten bersifat tidak larut dalam air, asam atau

    alkali, tetapi larut dalam chloroform dan ether.xanthophylls larut dalam alkohol

    dan ether, hanya sedikit larut dalam petroleum ether. Xanthophyl terutama lutein

    dan zeaxanthin mempunyai intensitas warna dua kali dibandingkan carotene.

    Pigmen carotenoid dalam yolk sebagian besar dari golongan xanthophylls,

    perbandingan antara carotene dan xanthophylls adalah 1 : 10. Rata-rata kadar

    pigmen dalam telur seperti dalam label 11:

    Lyochrome

    Lyochrome adalah pigmen yang larut dalam air, pada yolk disebut

    ovoflavin. Pigmen ini memberi warna kuning-oranye. Dalam yolk mengandung

    ovoflavin 0,13 mg, ovoflavin secara kimia adalah identik dengan riboflavin

    (C17H20N4O6).

    Pigmen albumen

    Albumen hanya mengandung 1 pigmen, pigmen yang larut dalam air yaitu

    ovoflavin. Ovoflavin dalam albumen terdapat kira-kira 0,017 mg. Pigmen selaput

    kerabang

    Selaput kerabang kadang-kadang terlihat berwarna agak pink (merah

    muda), ini karena adanya pigmen porphyrin. Pigmen kerabang

    Warna dari kerabang telur terdiri atas merah-coklat, biru-hijau dan putih,

    Pigmen yang memberi warna merah-coklat pada kerabang adalah oophorphyrin.

    Ooporphyrin ini juga terdapat pada kerabang putih, tetapi pada, saat telur

    ditelurkan pigmen tersebut segera rusak karena kena sinar. Sedang oocyan

    adalah pigmen pada kerabang berwama biru-kehijauan. Intensitas dan kualitas

    warna dari yolk dan albumen ada hubungannya dengan kebiasaan ayam dalam

    mengkonsumsi pakan. Yolk dengan warna kuning gelap lebih banyak

    mengandung xanthophylls. Pigmen ini banyak terdapat dalam pakan. Sebagai

    contoh ayam setelah diberi pakan jagung kuning yang banyak mengandung

    xanthophyl, maka jumlah pigmen ini (lutein dan zeaxanthin) dalam yolk

    bertambah sesuai dengan jumlah jagung kuning yang dimakan. Demikian pula

    pada albumen, lebih banyak dipengaruhi pakan. Warna hijau-kekuningan pada

    albumen dipengaruhi oleh kandungan riboflavin dalam pakan.

  • Bahan Anorganik dalam Telur

    Mineral dalam telur sangat bervariasi. Sebagian besar mineral dalam telur

    tergabung dengan bahan organic, dan sebagian dalam bentuk anorganik. Bahan

    anorganik telur sekitar 9 % terdapat pada kerabang, sedangkan sisanya 6 %

    terdistribusi sama dalam yolk dan albumen. Mineral dalam telur ada dalam dua

    golongan yeitu major dan trace. Mineral major dalam telur adalah kalsium,

    focforus, potassium, sodium, chlorine, magnesium, zat besi, dan sulfur. Kalsium

    terutama terdapat dalam kerabang.

    Mineral kerabang

    Kerabang mengandung hamper 95% bahan organic. Di dalam kerabang

    terdapat 5,9 g abu, yang sebagian besar (98 %) merupakan garam kalsium,

    sedangkan sisanya adalah garam magnesium dan fosforas, dalam jumlah sangat

    kecil / trace adalah zat besi dan sulfir. Kandungan mineral dalam kerabang

    seperti dalam table 12.

    Tabel 12. komposisi mineral dalam kerabang

    Mineral Jumlah (g)

    Kalsium (Ca)

    Magnesium (Mg)

    Fosfor (P)

    Zat besi (Fe)

    Sulfur (S)

    Total

    2,21

    0,02

    0,02

    trace

    trace

    2,25

    Komponen mineral major yaitu kalsium dan magnesium karbonat dan

    trikalsium-fosfat. Kalsium merupakan komponen mineral utama dalam selaput

    kerabang.

    Mineral yolk

    Di dalam yolk terdapat 0,2 gram atau 1 % abu. Yolk merupakan sumber

    beberapa mineral yang digunakan dalam pembentukan embryo. Fosfor

  • merupakan mineral utama yang terdapat dalam yolk, dalam bentuk fosfolipida,

    terutama lesitin. Lebih dari 60 % fosfor dalam yolk terdapat dalam lesitin. Mineral

    lain dalam jumlah kecil adalah kalsium, magnesium, chlorine, potassium, sodium,

    sulfur dan zat besi. Zat besi hampir seluruhnya dalam bantuk anorganik, tetapi

    ada yang terkombinasi dengan ovovitelin. Sulfur hampir seluruhnya terkombinasi

    dengan bahan organic. Ovovitelin mengandung sulfur hampir setengahnya.

    Persentase mineral major dalam yolk (18,7 gram) telur ayam ditunjukkan

    dalam table 13.

    Table 13. Persentase mineral major dalam yolk

    Mineral Jumlah (g)

    % berat yolk

    Phosphor (P)

    Kalsium (Ca)

    Magnesium (Mg)

    Chlorine (Cl)

    Potassium (K)

    Sodium (Na)

    Sulfur (S)

    Zat besi (F)

    0,110

    0,027

    0,024

    0,023

    0,021

    0,013

    0,003

    0,002

    0,588

    0,144

    0,128

    0,123

    0,112

    0,070

    0,016

    0,011

    Mineral albumen

    Mineral dalam albumen hampir sama jumlahnya dengan pada yolk yaitu

    0,2 gram. Sulfur, potassium, sodium dan chlorine terdapat lebih banyak

    dibandingkan fosfor, kalsium dan magnesium, sedangkan zat besi hanya

    terdapat sangat sedikit (trace). Kalsium terikat dalam ovalbumin.

    Tabel 14. Persentase mineral major dalam albumen

    Mineral Jumlah (g)

    % berat albumen

    Phosphor (P)

    Kalsium (Ca)

    Magnesium (Mg)

    Chlorine (Cl)

    Potassium (K)

    Sodium (Na)

    Sulfur (S)

    Zat besi (F)

    0,006

    0,004

    0,003

    0,051

    0,055

    0,053

    0,064

    0,0003

    0,018

    0,012

    0,009

    0,115

    0,167

    0,161

    0,195

    0,0009

  • Abnormalitas Telur

    Di dalam telur kadang-kadang terdapt keadaan abnormal baik dalam

    berat, bentuk, keadaan kerabang maupun isi telurnya. Ini disebabkan karena

    adanya angguan fisiologi selama proses pembentukan telur.

    Abnormalitas telur yang sering terjadi sebagai berikut:

    1. Telur dengan kerabang lunak.

    2. Telur dengan kerabang tipis

    3. Telur dengan kerabang keras.

    4. Telur dengan yolk ganda.

    5. Telur tanpa yolk.

    6. Telur ada di dalam telur.

    7. Telur dengan bercak darah (bloodspots).

    8. Telur dengan bercak daging (meatspots).

    9. Telur dengan yolk tidak berwarna.

    10. Telur dengan yolk tanpa flavor.

    Kualitas telur

    Telur merupakan bahan pangan yang bergizi tinggi, akan tetapi telur

    mempunyai sifat-sifat yang mudah mengalami penurunan kualitas, serta mudah

    dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak sesuai.

    Pengawasan terhadap kualitas bahan pangan ,merupakan bagian yang

    esensiel dari bagian marketing suatu perusahaan. Hal ini diperlukan untuk

    memelihara karakteristik dari produk pada tingkat yang disukai konsumen.

    Kualitas telur merupakan karakteristik dari telur yang menentukan

    kesegaran telur. Sebelum menentukan kualitas telur, diperlukan proses grading

    yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi keragu-raguan atau ketidak

    pastian terhadap kualitas telur, dan untuk mendapatkan telur yang seragam.

    Dalam proses grading ini telur dipisahkan berdasar warna, bentuk dan berat.

    Telur dengan kerabang warna putih dipisahkan dari telur dengan kerabang warna

    merah. Penentuan kualitas telur

    Dalam penentuan kualitas telur, ada beberapa faktor yang diperhatikan.

    Pada dasarnya ada 2 cara dalam penentuan kualitas telur yaitu penentuan

    kualitas secara eksterior dan penentuan secara interior.

  • A. Penentuan kualitas telur secara eksterior

    Dalam penentuan kualitas telur secara eksterior, bebrapa factor yang

    perlu diperhatikan adalah:

    1. Bentuk telur

    Untuk menentukan bentuk telur, sebelumnya harus diketahui bentuk telur

    yang ideal. Hal ini dapat dibantu dengan penentuan indeks bentuk telur

    (ayam) yang normal adalah 74.

    Lebar telur

    Indeks telur = x 100 %

    Panjang telur

    Gambar 3. Standar indeks telur

    Terdapat variasi pada lebar dan panjang pada telur ayam ripe / golongan

    berat, medium, dan ringan, sebagai berikut:

    Tabel 15. Ukuran panjang dan lebar telur berdasarkan golongan beratnya

    Golongan telur Ukuran telur

    Panjang telur (cm) Lebar telur (cm)

    Berat

    Medium

    Ringan

    5,90

    5,80

    5,70

    4,40

    4,20

    3,30

  • 2. berat telur

    berat telur hampir selalu tidak sama, namun demikian telur-telur tersebut

    dapat digolongkan menjadi enam golongan berdasar beratnya seperti dalam

    table 16.

    Tabel 16. Penggolongan telur berdasarkan beratnya.

    Golongan telur Berat (gram/butir)

    Jumbo

    Extra

    Besar

    Medium

    Peewee

    Diatas 65

    60-65

    55-60

    45-50

    dibawah 45

    3. Keadaan kerabang

    USDA Egg Grading Manual telah membuat klasifikasi kualitas telur berdasar

    bentuk dan tekstur kerabang menjadi tiga, sebagai berikut:

    a. Normal, yaitu kerabang telur memiliki bantuk normal, termasuk

    tekstur dan kekuatan kerabang. Pada kerabang tidak ada bagian

    yang kasar, sehingga tidak berpengaruh pada bentuk, tekstur dan

    kekuatan dari kerabang.

    b. Sedikit abnormal, yaitu pada kerabang telur ada bagian yang

    bentuknya tidak / kurang beraturan. Pada kerabang ada bagian yang

    sedikit kasar, tetapitidak terdapat bercak-bercak.

    c. Abnormal, yaitu bentuk kerabang tidak normal, tekstur kasar,

    terdapat bercak-bercak atau bagian yang kasar pada kerabang.

  • Gambar 4. Pembagian luas permukaan kerabang telur

    Secara terperinci, kualitas telur secara eksterior dibagi menjadi 4 yaitu :

    AA (baik sekali); A (baik); B (sedang); C (rendah), dengan ciri-ciri seperti

    disajikan dalam table 17.

    Tabel 17. Kualitas telur dan ciri-ciri berdasarkan eksterior

    Kualitas

    Item

    AA

    A

    B

    C

    Kerabang

    Bersih

    Tidak pecah

    Bersih

    Tidak pecah

    Kotoran 1/32 - 1/16

    Tidak pecah

    Kotoran > 1/16

    Tidak pecah

    Bentuk telur

    Normal

    Normal

    Kadang tidak normal Kadang tidak

    normal

  • Gambar 5. Standar kualitas telur dipengaruhi waktu

    Dalam penentuan kualitas telur, kekuatan kerabang merupakan salah

    satu pertimbangan ekonomi dalam industri. Hal ini dapat dilakukan dengan

    pengukuran tebal kerabang. Tebal kerabang minimal 0,33 mm adalah cukup baik

    atau dapat dikatakan telur tersebut cukup kuat kerabangnya.

    Untuk melihat keadaan isi telur, dapat diketahui dengan mengukur kondisi

    albumen dan kondisi yolk. Kondisi albumen

    Kondisi albumen dapat diketahui dengan mengukur nilai Haugh Unit.

    Penentuan kualitas telur dengan cara ini ditemukan oleh Raymond Haugh pada

    tahun 1937. Rumus yang digunakan yaitu dengan mengukur tinggi albumen

    kontrol (pengukuran bukan pada bagian yang terdapat chalaza, karena akan

    terbaca lebih tinggi). Haugh Unit merupakan hubungan antara berat telur dan

    tinggi albumen kental. Kualitas albumen akan baik apabila nilai Haugh Unitnya

    tinggi. Haugh Unit (HU) dinyatakan dalam rumus :

    HU = 100 log (H + 7,57 - 1,7 W0,7)

    HU = Haugh Unit

    H = tinggi albumen dalam mm

    W = berat telur dalam gram

  • Besarnya HU dalam klasifikasi kualitas telur yaitu grade AA dengan nilai

    HU lebih dari 72; grade A dengan nilai HU diantara 60 - 72; grade B dengan nilai

    HU antara 31 sampai 60 ; dan grade C kurang dari 31.

    Kondisi albumen dapat pula diketahui melalui pengukuran albumen

    indeks, dengan cara sebagai berikut:

    H

    A.I. = ------- - (30 W0,37 100)

    G

    A.I. = Albumen indeks

    H = Tinggi albumen dalam mm

    G = 32,2

    W = Berat telur dalam gram

    Indeks albumen bervariasi antara 0,054 sampai 0,174

    Kondisi yolk

    Karakteristik yang menentukan kualitas yolk adalah warna dari yolk,

    bentuk yolk dan kekuatan selaput yang membungkus yolk. Untuk menentukan

    warna kuning telur dapat diukur dengan menggunakan standar warna kuning

    telur dari Roche yang memiliki 15 seri warna dari yolk. Pengukuran wama kuning

    telur ini perlu dilakukan, untuk menunjukkan pigmentasi pada yolk. Bentuk yolk

    dinyatakan dengan perbandingan antara antara tinggi dan lebar yolk yang

    dinyatakan dengan indeks yolk. Indeks yolk yang baik berkisar antara 0,42

    sampai 0,40. kemampuan yolk untuk tetap utuh selama pemecahan telur

    menunjukkan fungsi kekuatan selaput vitelina.