kliping pak sudung - rh.docx

58
1.Tantangan penyediaan air minum yang Sehat, Aman dan Terjamin Bagi Rakyat Jakarta – Adakah yang lebih penting dari air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi dan terjamin ketersediaannya bagi rakyat Indonesia saat ini? Rasanya sulit dibayangkan jika dalam satu hari orang tidak minum. Tentu bukan meminum air sembarangan, tetapi minum air yang sehat dan aman untuk dikonsumsi. Tetapi apa masalahnya dengan penyediaan air minum di Indonesia? Bukankah wilayah Indonesia dua pertiganya adalah lautan? Bukankah di seluruh wilayah Indonesia ini berdiri kokoh ratusan gunung-gunung yang menjadi sumber air bagi ribuan sungai yang membelah daratan, mengaliri tanah menjadi subur, dan menjadi bahan baku air minum bagi rakyat? Bahkan di negeri ini terdapat ribuan sumber air, dan ratusan waduk atau danau. Tentu saja bukan ketersediaan air bakunya, karena air laut pun, dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, bisa disaring dan diolah menjadi air yang layak untuk dikonsumsi. Apalagi sekedar mengolah air sungai, air waduk atau air yang muncul dari sumber air, tentu lebih mudah. Persoalannya ternyata bukan dari ketersediaan air baku atau teknologi pengolahannya, tetapi terletak pada besarnya biaya yang dibutuhkan dan rumitnya perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan sistem penyediaan air minum (SPAM). Persoalan juga muncul ketika tidak semua daerah kabupaten/kota memiliki sumber air baku yang layak untuk diolah menjadi air minum yang sehat, aman dan berkelanjutan. Daftar kendala untuk penyediaan air minum yang sehat, aman dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat semakin panjang ketika diketahui betapa saat ini ada 17.010 desa kering dan desa rawan air di seluruh Indonesia. “Berdasarkan data Biro Pusat Statistik akhir tahun 2011, di Indonesia terdapat 1.235 desa kering dan 15.775 desa rawan air,” kata Direktur Pengembangan Air Minum (PAM), Ir. Sutjiono. Desa-desa itu menjadi prioritas utama dalam penanganan pelayanan air minum yang sehat, aman dan berkelanjutan, kata Direktur PAM itu ketika memaparkan Ekspose Bidang Pengembangan Air Minum TA 2014 di Kantor Kementerian PU di Jakarta, Juni 2013 lalu. Tentu saja tidak bisa sekaligus seluruh desa kering dan rawan air itu akan mendapatkan program penyediaan air minum, mengingat terbatasnya anggaran yang tersedia.

Upload: ressy-hastopraja

Post on 26-Oct-2015

80 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

kliping

TRANSCRIPT

Page 1: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

1. Tantangan penyediaan air minum yang Sehat, Aman dan Terjamin Bagi Rakyat

Jakarta – Adakah yang lebih penting dari air minum yang

sehat dan aman untuk dikonsumsi dan terjamin

ketersediaannya bagi rakyat Indonesia saat ini? Rasanya sulit

dibayangkan jika dalam satu hari orang tidak minum. Tentu

bukan meminum air sembarangan, tetapi minum air yang

sehat dan aman untuk dikonsumsi.

Tetapi apa masalahnya dengan penyediaan air minum di

Indonesia? Bukankah wilayah Indonesia dua pertiganya

adalah lautan? Bukankah di seluruh wilayah Indonesia ini

berdiri kokoh ratusan gunung-gunung yang menjadi sumber

air bagi ribuan sungai yang membelah daratan, mengaliri

tanah menjadi subur, dan menjadi bahan baku air minum bagi

rakyat? Bahkan di negeri ini terdapat ribuan sumber air, dan

ratusan waduk atau danau.

Tentu saja bukan ketersediaan air bakunya, karena air laut

pun, dengan perkembangan teknologi yang semakin maju,

bisa disaring dan diolah menjadi air yang layak untuk

dikonsumsi. Apalagi sekedar mengolah air sungai, air waduk atau air yang muncul dari sumber air, tentu lebih

mudah.

Persoalannya ternyata bukan dari ketersediaan air baku atau teknologi pengolahannya, tetapi terletak pada besarnya

biaya yang dibutuhkan dan rumitnya perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan sistem penyediaan air minum

(SPAM). Persoalan juga muncul ketika tidak semua daerah kabupaten/kota memiliki sumber air baku yang layak

untuk diolah menjadi air minum yang sehat, aman dan berkelanjutan.

Daftar kendala untuk penyediaan air minum yang sehat, aman dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat semakin

panjang ketika diketahui betapa saat ini ada 17.010 desa kering dan desa rawan air di seluruh Indonesia.

“Berdasarkan data Biro Pusat Statistik akhir tahun 2011, di Indonesia terdapat 1.235 desa kering dan 15.775 desa

rawan air,” kata Direktur Pengembangan Air Minum (PAM), Ir. Sutjiono.

Desa-desa itu menjadi prioritas utama  dalam penanganan pelayanan air minum yang sehat, aman dan

berkelanjutan, kata Direktur PAM itu ketika memaparkan Ekspose Bidang Pengembangan Air Minum TA 2014 di

Kantor Kementerian PU di Jakarta, Juni 2013 lalu.

Tentu saja tidak bisa sekaligus seluruh desa kering dan rawan air itu akan mendapatkan program penyediaan air

minum, mengingat terbatasnya anggaran yang tersedia.

“Kami harus menentukan prioritas, yang pertama adalah menangani 326 desa kering di wilayah rawan air

berdasarkan kondisi alam dan sosial, kemudian prioritas kedua terhadap 773 desa kering di wilayah yang berpotensi

terjadi rawan air berdasarkan kondisi alam dan sosialnya. Selanjutnya, prioritas ketiga dan keempat adalah

menangani 136 desa kering dan 15.775 desa rawan air,” kata Danny.

Page 2: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

Dikemukakan, tugas berat pemerintah melalui Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU, harus dituntaskan untuk

memenuhi target pembangunan nasional di bidang air bersih dan air minum, seperti dinyatakan berkali-kali oleh

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

“Bapak Presiden telah menginstruksikan seluruh jajaran Kementerian PU untuk mengatasi krisis air di daerah tandus

dan sulit air, sehingga pada tahun 2025, tidak ada lagi krisis air bersih, dan semua rakyat Indonesia dapat

mengakses air bersih dan air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi,” kata Danny Sutjiono.

Bahkan saat berpidato di Forum Panel Sidang Majelis Umum PBB di New York, AS, akhir Mei 2013 lalu, Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menuntaskan tiga target utama

Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) 2015, yaitu menurunkan tingkat kematian ibu hamil, angka kematian balita,

dan meningkatkan akses rakyat terhadap air bersih dan air minum.

Deklarasi Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) disepakati pada tahun 2000 oleh

189 negara anggota PBB saat itu. Batas akhir deklarasi MDGS adalah akhir tahun 2015.

Komitmen Presiden SBY, menurut Danny Sutjiono, sangat jelas, dalam jangka pendek, yaitu 1,5 tahun ke depan,

harus mampu memenuhi pencapaian tingkat pelayanan bidang air minum sebesar 68,87 persen sesuai target MDGs

tahun 2015, sedangkan program jangka menengah, pada tahun 2025 tidak ada lagi rakyat Indonesia yang tidak bisa

mengakses air bersih dan air minum yang sehat dan aman.

Kendala Kelembagaan

Hambatan dan kendala lain dalam pembangunan sistem penyediaan air minum dan pelayanan air minum yang sehat

dan aman bagi rakyat adalah dari sisi kelembagaan. Saat ini, sebanyak 287 kabupaten/kota di Indonesia belum

memiliki Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), kemudian ada 55 kabupaten/kota

yang belum memiliki lembaga pengelola SPAM, baik berupa perusahaan daerah, badan layanan umum atau unit

pelaksana teknis.

“Dari sisi kelembagaan memang sangat mengkhawatirkan, karena hingga saat ini kebanyakan lembaga pengelola

layanan air minum di daerah-daerah, yang merupakan operator utama penyedia layanan air minum, tidak efisien dan

memiliki utang yang cukup besar,” kata Direktur PAM Danny Sutjiono.

Dikemukakan, dari sebanyak 497 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, baru 375 kabupaten/kota yang memiliki

perusahaan daerah air minum (PDAM), sedangkan 122 kabupaten/kota belum memiliki PDAM, meskipun memiliki

badan pengelola dalam bentuk lain.

Berdasarkan audit BPPSPAM terhadap 328 PDAM,  katanya, hanya 171 PDAM (52 persen) yang masuk katagori

sehat, sedangkan sisanya sebanyak 157 PDAM atau 48 persen, masuk katagori sakit dan kurang sehat akibat utang

yang besar, pengelolaan yang kurang efisien, lemahnya kompetensi para pengelolanya, serta besarnya Non-

Revenue Water (NRW) atau tingkat kebocoran air yang di beberapa PDAM bahkan bisa mencapai lebih dari 50

persen.

Berdasarkan audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tahun 2012, menurut Kepala Subdit

Pengaturan dan Pembinaan Kelembagaan (Subdit PPK) Direktorat PAM, Ditjen CIpta Karya, Kementerian PU, Ir

Hilwan, MSc, tingkat kehilangan air (NRW) secara rata-rata nasional adalah 31 persen dari total produksi air minum

nasional sebesar 127.000 liter/detik.

Page 3: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

“Dengan asumsi harga air adalah Rp 2.000/meter kubik, maka Indonesia sesungguhnya telah kehilangan

penerimaan uang sebesar Rp 2,48 triliun/tahun atau setara dengan biaya untuk membangun 3,15 juta sambungan

baru,” kata Hilwan.

Upaya Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk meningkatkan kualitas pengelolaan PDAM terus dilakukan, termasuk

membantu melakukan pendampingan dalam pengembangan dan perencanaan bisnis, peningkatan kinerja, pelatihan

manajemen, dan memberikan dukungan dalam mempercepat proses penyehatan PDAM serta percepatan

penyelesaian restrukturisasi utang PDAM.

“Tahun 2013 ini, Direktorat PAM, bekerja sama dengan BPKP, Kementerian Keuangan dan Bappenas, telah

melakukan program penyehatan dan restrukturisasi utang terhadap 86 PDAM. Bagaimanapun, kami harus

menyehatkan dulu PDAM-nya, karena PDAM yang sehat menjadi kunci bagi pelayanan air minum yang sehat dan

berkelanjutan terhadap rakyat,” kata Hilwan.

Komitmen Pemerintah Daerah

Direktur PAM Danny Sutjiono mengakui tantangan ke depan dalam penyediaan air minum yang sehat, aman dan

berkelanjutan bagi seluruh rakyat masih sangat berat.

“Sesungguhnya dari sisi pembiayaan dan dari sisi komitmen dan tanggung jawab Kementerian PU, kami telah siap

untuk menuntaskan target MDGs 2015, hanya saja diperlukan kerja sama dan komitmen yang kuat dari pemerintah

provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan PDAM untuk bersama-sama memberikan pelayanan yang terbaik di bidang

air minum bagi seluruh rakyat,” katanya.

Menurut dia, tahun 2013 ini, dana APBN untuk pembangunan dan pengembangan bidang air minum bisa mencapai

Rp 5,5 triliun, dan hal itu luar biasa dan merupakan sejarah baru, karena selama ini tidak lebih dari Rp 3,5

triliun/tahun. Bahkan terbuka untuk mendapat tambahan Rp 1,5 triliun melalui APBN-P 2013. Tahun 2014 juga

diharapkan akan mendapatkan porsi anggaran yang tidak terlalu berbeda.

Ia mengemukakan, kucuran dana APBN sudah sangat besar dalam membangun insfrastruktur SPAM dan jaringan

distribusi di bagian hulu, namun ia menyayangkan kurangnya komitmen pemerintah daerah dan perusahaan daerah

air minum untuk memanfaatkan sarana air minum yang sudah terbangun.

“Seharusnya pemerintah daerah dan PDAM bisa memanfaatkan sarana air minum yang sudah terbangun di bagian

hulu, yaitu dengan membangun jaringan distribusi tersier atau sambungan pipa ke rumah-rumah yang memang

menjadi tanggung jawab mereka,” katanya.

Kepala daerah dan PDAM, katanya, harus mampu menginvestasikan dana bagi penambahan jaringan tersier,

meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan, serta berani menerapkan tarif air minum yang setara dengan

pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan perusahaan atau ‘full cost recovery’.

“Meski kondisi saat ini tingkat pelayanan bidang air minum secara nasional baru mencaapi 55 persen lebih,

sesungguhnya dari sisi kapasitas di bagian hulu sudah mencapai 62 persen lebih, karena saat ini ada 44.000

liter/detik air minum yang tidak termanfaatkan, dan itu setara dengan 7,4 persen tingkat pelayanan air minum,” kata

Danny Sutjiono.

Dengan demikian, menurut Direktur PAM, sangat realistis jika target MDGs 2015 bidang pelayanan air minum

sebesar 68,87 persen akan mampu dicapai dalam 1,5 tahun ke depan, karena sisanya hanya sekitar 6,8 persen saja.

Page 4: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

Menurut Danny Sutjiono, sesuai Direktif Presiden RI, kucuran dana APBN juga sangat besar untuk menyediakan

pelayanan air minum yang layak bagi masyarakat di kawasan perbatasan, pulau-pulau terluar, pulau-pulau terpencil,

kawasan pesisir, desa nelayan, serta bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di daerah perkotaan.

Untuk kawasan perbatasan dan daerah pemekaran, tahun ini akan dibangun SPAM di 14 lokasi, sedangkan di pulau

terluar dan daerah terpencil, akan dibangun SPAM di 21 kawasan. Pembangunan SPAM juga akan dilaksanakan di

118 desa yang masuk kawasan daerah tertinggal, 44 kawasan pesisir, 157 desa nelayan dan di 260 kawasan

perkotaan yang dihuni masyarakat berpenghasilan rendah.

“Sesungguhnya, dengan banyaknya program pembangunan dan pengembangan sarana air minum di daerah-daerah

yang dilakukan melalui dana APBN, kami optimistis target MDGs 2015 bidang pelayanan air minum sebesar 68.87

persen akan tercapai di akhir tahun 2015,” katanya.

Sekarang, katanya, tinggal komitmen dan keseriusan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan PDAM

untuk memanfaatkan sarana penyediaan air minum yang telah dibangun pemerintah pusat di tingkat hulu dengan

membangun jaringan distribusi tersier berupa sambungan rumah (SR). (Oleh Yayat S. Soelaeman/TU-Ditpam)

Komentar : ini merupakan tantangan serta kendala di dalam negeri kita yang mana Negara Indonesia ini sulit mendapatkan sumber air bersih dan air minum. Ini menjadi kendala kita dimana warga Indonesia tidak dapat memperoleh sumber air bersih dan minum dengan memberikan solusi menggunakan teknologi yang modern maupun sumber daya alam yang sudah ada serta menjadi tantangan untuk kita untuk mengejar target MDG’s tentang kematian IBU dan anak yang merupakan salah satu faktor dari sumber air bersih dan air minum yang penting bagi tubuh agar tidak terjadinya berbagai macam penyakit.

2. Mengolah Sampah Plastik Jadi BBMPosted: 17 Jun, 2013

Heru Subekti - Bapelkes Cikarang

Salah satu problem utama dalam penanggulangan sampah pada saat ini adalah sampah plastik, mengapa plastik

menjadi problem utama ? karena plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa didegradasi bahkan bisa

dibilang tidak mungkin karena membutuhkan beberapa generasi agar bisa terdegradasi, sedangkan setiap generasi

selalu menghasilkan sampah plastik.

Page 5: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

 Alangkah bijaknya kalau ada yang berinovasi mengolah sampah plastik menjadi hasil karya yang bermanfaat.

Terinspirasi dari karya bapak Tri Handoko guru SMK Negeri 3 kota Madiun Jawa Timur penulis mencoba ikut

berpartisipasi dengan membuat alat untuk mengolah sampah plastik menjadi Bahan bakar minyak. Dalam penulisan

ini tidak menekankan minyak sebagai bahan bakar tetapi lebih ke arah mengurangi berserakannya plastik dimana-

mana.    Yang membuat tertarik karya tersebut buat penulis adalah 1 kilogram limbah plastik bisa disulap menjadi

sekitar 1 liter BBM hal ini berarti selain mengurangi sampah plastik, bahkan bisa menghilangkan sampah juga bisa

meningkatkan pendapatan bagi orang yang mau mengolahnya. Yang dikahwatirkan adalah pada saat pengolahan

akan terjadi pencemaran udara.

Pada saat penulis melakukan uji coba pertama hasilnya gagal dan mengeluarkan bahu yang menyengat. Kegagalan

ini diduga karena pipa kondensasi yang digunakan terlalu kecil  sehinggga gas yang dihasilkan tidak bisa mencair,

kemudian dikembangkan lagi seperti foto yang ada yang ada tetapi belum di uji coba lagi.

Percobaan pertama penulis meyakini akan berhasil karena pada saat memasukkan batang bambu ke dalam tabung

pemanas  uap yang menempel pada batang bambu ketika disundut dengan api bisa menyala, sedangkan pada uji

coba itu juga dicoba menampung gas yang keluar ke dalam botol aqua, pada saat di sundut api juga bisa menyala

hal inilah yang membuat semangat penulis untuk merubah alat pertama menjadi alat ke generasike dua. Dan penulis

berkeyakinan gas yang diduga bisa mencemari udara masih bisa digunakan dalam proses pembakaran sampah

plastik itu sendiri dengan media kompor mawar ( modivikasi kompor).

Bagaimana cara mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minya? Ternyata proses pengolahan BBM dari

limbah plastik cukup sederhana. Pertama-tama, cacah limbah plastik yang telah dikumpulkan. Limbah ini bisa berupa

botol plastik bekas air minum atau bekas kemasan sampo. Setelah dicacah, limbah plastik dimasukkan ke dalam

tabung penyulingan yang dipanaskan dalam suhu 250 sampai 400 derajat Celsius. Tetapi penulis lebih

berkonsentrasi pada sampah plastik yang sudah tidak dipungut oleh pemulung seperti plastik kresek dan plastik-

plastik lain yang bisa menimbulkan masalah baru seperti banjir

Alat pembakaran ini dibuat dari bekas tabung bertekanan tinggi untuk mengalirkan air WTP yang ada di Bapelkes

Cikarang yang sudah menjadi sampah karena sudah diganti dengan yang baru yang berfungsi sebagai tabung

pemanas atau pembakar. Tabung pemanas dihubungkan dengan pipa penyulingan yang terhubung dengan tabung

penadah uap atau hidrokarbon. Uap yang dihasilkan dari pembakaran diambil dan didinginkan sampai cair dan

menjadi minyak.

Jika penelitian ini bisa berhasil dengan baik, tentu pengolahan limbah plastik jadi BBM itu bisa mendatangkan

keuntungan. Satu kilogram limbah plastik yang harganya sekitar Rp 500, jika diolah, bisa menghasilkan satu liter

BBM seharga Rp 8.000. Yang terpenting, hal ini bisa mengurangi sampah plastik yang sulit didaur ulang dan

sekaligus sebagai energi alternatif menggantikan bahan bakar dari fosil. Selain itu dapat mengurangi penyediaan

lahan tempat pembuangan sampah akhir karena di tempat pembuangan sampah sementara bisa ditempatkan alat

pengolah sampah organik dan pengolah sampah plastik yang masing-masing punya kelebihan sendiri.    

Disarikan dari http://www.sobatbumi.com/inspirasi/view/421/Cara-Mengolah-Limbah-Plastik-Jadi-BBM

Komentar : seperti yang kita tahu tentang sampah plastik yang membutuhkan waktu yang sangat lama dalam penguraian, untuk itu kita seharusnya dapat mencontoh terobosan-terobosan yang bertujuan untuk melindungi dan menjaga serta melestarikan bumi ini seperti halnya

Page 6: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

membuat alat untuk mengubah bagaimana suatu sampah dapat merubah fungsinya yang sangat berguna seperti menjadi BBM.

3. Pengolahan Limbah Plastik Dengan Metode Daur Ulang (Recycle)

Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah.

Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya.

Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan.

Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah;Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam bentuk %scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.

Limbah PlastikNama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999

Page 7: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986).

Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia,penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja makanan di warung tiga kali sehari berarti dalam satu bulan satu orang dapat menggunakan 90 kantung plastik yang seringkali dibuang begitu saja. Jika setengah penduduk Indonesia melakukan hal itu maka akan terkumpul 90×125 juta=11250 juta kantung plastik yang mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan sebaliknya yaitu dengan penghematan kita dapat menekan hingga nyaris 90% dari total sampah yang terbuang percuma. Namun fenomena yang terjadi adalah penduduk Indonesia yang masih malu jika membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk informasi saja bahwa di supermarket negara China, setiap pengunjung diwajibkan membawa kantung plastik sendiri dan apabila tidak membawa maka akan dikenakan biaya tambahan atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket.

Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang)Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001).

Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak

Page 8: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et al.,1995).

Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998) empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.Plastik Daur Ulang Sebagai Matriks

Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986).

Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan dengan papan partikel konvensional. Penelitian plastik daur ulang sebagai matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003) dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang. Dalam pembuatan komposit kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C).

Komentar : Dengan adanya pengolahan limbah plastik dengan menjadikannya daur ulang sangat baik karena di Jakarta sendiri sampah terbanyak yang ada yaitu berupa sampah plastic. Maka dari itu apabila program ini berlangsung dengan baik maka akan menekan banyaknya limbah plastik yang beredar. Tetapi program ini jangan disalahgunakan seperti menduplikasi produk-produk makanan atau minuman dengan mendaur plastic produk tersebut dengan menggantikan produk palsu.

Page 9: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

4. Sanitasi Makanan Sehat

SANITASI MAKANAN SEHAT

Oleh : Mundiatun

(Widyaiswara Dept. PLH PPPPTK B O E / VEDC Malang)

 

 

LATAR BELAKANG

 

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Makan tidak hanya asal kenyang tetapi juga harus bergizi dan sehat serta ada unsur tambahanyg menggugah selera.

       Namun ada fungsi makanan untuk berbagai kepentingan yaitu makan untuk kenikmatan, makan untuk memenuhi rasa lapar, dan makan untuk kepentingan sosio kultur. Meskipun berbagai ragam maksud dan tujuan manusia untuk makan, secara higiene apabila makanan akan dikonsumsi manusia, maka harus melalui prosedur yang dilakukan yaitu menggunakan 6 prinsip food higienie supaya status gizi pada makanan tetap ideal

Hygiene dan sanitasi makanan mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengusahakan cara hidup sehat sehingga terhindar dari penyakit , Usaha hygiene lebih menitik beratkan pada usaha-usaha kebersihan individu, sedangkan sanitasi lebih menitik beratkan kepada faktor-faktor lingkungan hidup manusia. Upaya hygiene dan sanitasi makanan diantaranya yaitu pengolahan makanan dan pengelolaan makanan secara sehat

 

PEMBAHASAN

Manusia makan untuk kenikmatan, untuk memenuhi rasa lapar, untuk kepentingan sosiokultur.Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, Makanan yang akan dikonsumsi membutuhkan perlindungan dan pemeliharaan, kita membuang bagian dari makanan yang rusak berarti melindungan makanan dari kerusakan secara keseluruhan,

Page 10: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

demikian pula kita menyediakan wadah dan perangkat makanan yang bersih sehat berarti melindungi dan memelihara kebersihan dan kesehatan makanan.Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :

1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.

 3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.

4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).Makanan merupakan salah satu kebutuhan tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi, kekurangan atau kelebihan gizi dalam jangka waktu lama akan berakibat buruk terhadap kesehatan.

 Untuk mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal, makanan disarankan sbb;–        Makanlah aneka ragam makanan 

–        Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan gizi 

–        Makanlah makanansumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi  

–        Batasi mengkonsumsi lemak dan minyak sampa seperempat dari kebutuhan energi 

–        Gunakan garam beryodium 

–        Makanlah makanan sumber zat besi 

–        BerikanASI sjpada bayi sampai umur empat bulan 

–        Biasakan makan pagi 

–        Minumlah air bersih aman yg cukup jumlahnya 

–        Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur 

–        Hindari minuman beralkohol 

–        Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan 

Page 11: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

–        Bacalah label pada makanan yan dikemas

Pengolahan bahan makanan disederhanakan dan didasarkan pada tiga fungsi gizi yaitu : sebagai sumber energi (padi-padian, tepung, umbi-umbian, pisang dan sagu) , sebagai sumber zat pembangun (ikan, ayam, telor, daging dan susu) dan sebagai sumber zat pengatur, (sayuran dan bah-buahan). Kesehatan makanan membutuhkan  usaha pencegahan yang menitik beratkan pada kegiatan dan tindakan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan. Dalam hal pengelolaan makanan ada 6 prinsip food higiene yang harus di perhatikan yaitu :

1. Penanganan bahan makanan

 pilihlah bahan makanan yang masih segar, masih utuh, tidak retak atau pecah , semua jenis bahan perlu mendapat perhatian secara fisik serta secara kesegahannya terjamin, terutama buah buahan dan makanan yg mudah membusuk atau rusak seperti daging, ikan,susu, ayam, telor atau makanan dalam kaleng, dsb.didalam bahan makanan tidak boleh ada kotoran dan

tidak boleh berulat, tidak tercemar pestisida dll.

 a.  Buah-buahan

– Keadaan fisiknya baik,isinya penuh, kulitnya utuh, tidak rusak atau kotor

– Isinya masih terbungkus kulit dengan baik

– Warna sesuai dengan bawaan alaminya, tidak ada warna tambahan, warna karbitan atau warna lain selain warna buah

Page 12: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

– Tidak berbau busuk atau bau asam ataupun bau yang tidak segar lainnya Tidak ada cairan lain selain getah aslinya

b.  Air

– Air yang digunakan harus memenuhi syarat kualitas air minum, sesuai dengan Kemenkes RI no.492/Menkes/PER/IV/2010 seperti syarat fisik (tidak teras, berbau, berwarna serta tidak keruh) . syarat kimia tidak mengandung zat-zat kimia beracun yang menimbulkan gangguan kesehatan, syarat mikrobiologi (bebas bakteri Escherchia dengan standar 0 dalam 100ml air minum) serta bebas dari kontaminasi radiasi radioaktif melebihi batas maksimal yang diperbolehkan.

  

c. Gula

Gula yang digunakan harus dalam kondisi fisik yang baik, warna tidak kusam, harus kering dan tidak berbau .Sumber bahan makanan yang baik,   lebih tepat kita memilih pusat penjualan bahan makanan dengan system pengaturan suhu yang dikendalikan dengan baik dan tempat-tempat penjualan yang diawasi oleh pemerintah, karena perjalanan/ daur proses makanan adalah dengan jaringan yangpanjang melalui jaringan perdagangan yang panjang.

 2. Penyimpanan Makanan,penyimpanan bahan makanan merupakan satu dari 6 (enam) prinsip sanitasi dan

higiene makanan. penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah banyak ( jasa catering atau jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan tersebut, adapun tatacara penyimpanan bahan makanan adalah sbb: Pada Suhu penyimpanan yang baik

Pada suhu penyimpanan yang baik

setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam proses penyimpanan tergantung kepada besar dan berat serta banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya. sebagian besar bahan makanan dapat dikelola sendiri oleh pihak owner  .

Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya 

o Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C

o Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C

Page 13: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

o Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C

– Makanan jenis telor, susu dan olahannya 

o Penyimpanan sampai 3 hari : -50 sampai 70 C

o Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -50 C

o Penyimpanan paling lama untuk 1 mg : dibawah -50 C

– Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan paling lama 1 minggu yaitu 70sampai 100 C

Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C).. Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi syarat, proses penyimpanan bahan makanan harus sesuai ketentuan yangberlaku karena untuk mencegah pencemaran. Makanan harus disimpan ditempat dimana migroorganisme tidak dapat tumbuh dan berkembang biak. Mikroorganisme masih bisa berkembang pada suhu 5 - 100c, penyimpanan makanan dalam freezer sama sekali tidak dapat membunuh bakteri, apabila makan dikeluarkan dari freezer makan bakteri akan berkembang biak, bakteri akanberhenti tumbuh apabila bahan makanan disimpan dalam suhu -30c. (Moehyi, 1992).

Penyimpanan bahan makanan dilakukan untuk menghindari sbb;

– Tercemar bakteri karena alam maupun perilaku manusia

– Kerusakan mekanisme seperti gesekan, tekanan, benturan dll

– Terdapat cara penyimpanan bahan makanansesuai suhu,

– Penyimpanan sejuk (cooling), yaitu suhu penyimpanan 10oc-15oc untuk buah dan sayuran serta minuman

– Penyimpanan dingin, antara 4oc – 10oc untuk makanan yang berpotensi segera diolah kembali.

– Penyimpanan dingin sekali (freezing) suhu penyimpanan 0 – 4oc, untuk bahan makanan berpotensi mudah rusak untuk jangka waktu sd 24 jam .

_  Penyimpanan beku, (fozen)suhu penyimpanank urang dari 0oc, untuk bahan makanan potensi mudah rusak untuk jangka waktu lebih dari 24 jam Sumber: 

Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 – 150 C untu penyimpanan sayuran,  minuman dan buah serta untuk display penjualan makanan da minuman dingin.Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 - 40 C dalam keadaanisi bisa digunakan untuk minuma, makanan siap santap dan telor Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50 C, dapat digunakan untuk penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3 hari.Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk menyimpan makanan beku (frozen food) dengan suhu mencapai -200 C

Penyimpanan suhu kamar ,

Page 14: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

untuk makanan kering dan makanan terolahan yang disimpan dalam suhu kamar, maka rak penyimpanan harus diatur sbb:

makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding, lantai dan langit-langit, maksudnya adalah untuk sirkulasi udara segar dapat segera masuk ke seluruh ruangan.

mencegah kemungkinan jamahan dan tempat persembunyian tikus

untuk memudahkan pembersihan lantai

untuk mempermudah dilakukan stock opname

setiap makanan ditempatkan dalam kelompok dan tidak bercampur berbaur

untuk bahan yang mudah tercecer seperti, gula pasis, tepung, ditempatkan dalam wadah penampungan sehingga tidak mengotori lantai

untuk menyimpan daging dan makanan beku dalam jangka waktu lama.

– Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar suhu dapat merata keselutuh bagian

– Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam wadah (container) masing-masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik atau lemari yang berbeda.

– Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian lemari yang terlalu padat akan mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya tidak sesuai dengan kebutuhan.

c. Penyimpanan dalam lemari Es, bahan makanan mentah harus terpisah dari makanan siap santap/siap saji. makanan yangberbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang rapat dan dipisahkan dari makanan yang lain, kalau memungkinkan dalam lemari yang berbeda. atau diletaklakagak berjauhan. makanan yang disimpan tidak lebih dari  2 - 3 harus sudah dipergunakan. lemari tdk boleh serlalu sering dibuka. lemari untuk keperluan sehari hari hendaknya berbeda dengan lemari untuk penyimpanan.

d. Penyimpanan makanan kering

- suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi baik

- ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab

- antar rak berjarak minimal 15 cm dari dinding dan 60 cm dari langit-langit

- rak mudah dibersihkan dan dipindahkan

- penempatan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (Firs In Firs Out), artinya makanan yang masuk terlebih dahulu dikeluarkan terlebih dahulu

e.Administrasi Penyimpanan,

Page 15: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

setiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang untuk ketertiban administrasinya. setiap jenis makanan mempunyai kartu stock, sehingga apabila terjadi kekurangan barang dapat segera diketahui

Cara penyimpanan bahan makanan juga perlu memperhatikan seperti ketebalan,

pengelompokkan jenis makanan, dan sirkulasi udara dalam ruang penyimpanan. Selain

setiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang untuk

ketertiban adminisrasinya. Setiap jenis makanan mempunyai kartu stock, sehingga bila

terjadi kekurangan barang dapat segera diketahui.  

3.  Pengolahan makanan

Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian Yaitu:

Tempat penyimpanan

Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur.. Dapur adalah suatu ruangan atau tempat khusus yang memiliki perlengkapan dan peralatan untuk mengolah makanan hingga untuk disajikan. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi. berdasarkan fungsinya ialah: dapur merupakan ruangan atau lokasi khusus yang berisi peralatan untuk dipergunakan memasak dan menyiapkan atau mengolah makanan. Dapur tempat Mengolah makanan ( memproses bhn makanan hingga disajikan)

Hal Utama yang harus ada di dapur,

- peralatan masak yang memadai seperti kompor dan perangkat masak,

- sumber air dan saluran pembuangan limbah cair dan sampah padat tersedia, supaya pada saat membersihkan bahan makanan lebih mudah dan higienis. harus terdapat ventilasi udara, supaya sirkulasi udara  baik, dapur yang baik bukan hanya sebagai tempat memasak namun merupakan tempat yang memberi rasa aman dan sehat bagi pemakainya.

Tenaga pengolah makanan / penjamah makananPenjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung

berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui kulit.Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil. Penjamah makanan adalah seorang tenaga yang menjamah makanan, mempersiapkan, mengolah,

Page 16: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

menyimpan, mengangkut, maupun dalam menyajikan makanan. Pengetahuan, sikap dan tindakan penjamah makanan mempengaruhi kualitas makanan. Hygiene dan sanitasi makanan mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengusahakan cara hidup sehat sehingga terhindar dari penyakit , Usaha hygiene lebih menitik beratkan pada usaha-usaha kebersihan individu, sedangkan sanitasi lebih menitik beratkan kepada faktor-faktor lingkungan hidup manusia. Upaya hygiene dan sanitasi makanan diantaranya yaitu pengolahan makanan. Manusia selain mengkonsumsi makanan yang memenuhi zat-zat gizi untuk digunakan tubuh sebagai pertumbuhan,perkembangan dan energi, tetapi juga harus memperhatikan hygiene dan sanitasi pengolahan makanan. Sehingga keamanan makanan yang bebas dari pencemaran yang diperlukan tubuh agar kesehatan tidak terganggu dapat terpenuhi.Personal higiene penjamah makanan sangatlah perlu dipelajari dan diterapkan dalam pengolahan makanan untuk mencegah penularan penyakit menular melalui makanan. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh setiap penjamah makanan ketika mengolah dan menyajikan makanan untuk mencegah penularan penyakit menular antara lain seperti :

Selalu mencuci tangan sebelum menjamah makanan, minuman dan peralatan

Memotong kuku agar tetap pendek serta tidak menggunakan cat kuku dan selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir

Pencucian tangan perlu dilakukan kembali setelah menggunakan kamar kecil ataupun setelah kontak dengan cairan tubuh ketika batuk atau bersin

Penjamah makanan tidak boleh makan, minum atau merokok didalam area dimana terdapat makanan, peralatan, barang sekali pakai dan benda-benda lain yang tidak boleh terkontaminasi

Sarung tangan sekali pakai (disposable) yang kuat direkomendasikan digunakan untuk mengolah makanan dimana sebelumnya harus mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memakai sarung tangan dan digunakan sekali pakai.

Cara Pengolahan makananCara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan

sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good manufacturing practice). Kadar gizi dan protein tetap pada kondisi ideal sesuai kebutuhan gizi  pangan.

 

  Jenis- jenis mengolah makanan

 a.            Baking Selain roti dan makanan pencuci mulut, Anda dapat memanggang (baking) makanan laut, ayam, daging, sayuran dan buah-buahan. Untuk memanggang, taruh makanan di dalam panci atau diatas piring dan masukkan ke dalam oven. Anda dapat memasaknya dalam keadaan tertutup. Baking pada umumnya tidak memerlukan penambahan minyak atau lemak dalam makanan. 

b.            Braising Braising biasanya didahului dengan proses perendaman makanan ke dalam bumbu terlebih dahulu, kemudian tambahkan sedikit air, masak dalam keadaan tertutup dengan api yang kecil. 

Page 17: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

 

c.            Grilling dan broiling  Grilling adalah proses memasak bahan makanan dengan menggunakan panas api yang tinggi dan langsung. Untuk grill di luar ruangan, taruh makanan pada rak grill diatas sumber api. Untuk makanan yang kecil seperti sayuran cincang, gunakan foil atau keranjang panggang bergagang panjang untuk mencegah potongan-potongan sayuran tergelincir jatuh melalui sela-sela rak. Untuk broil dalam ruangan, taruh makanan pada rak broil dibawah sumber panas. Kedua metode ini memungkinkan lemakmenetes dari makanan. d.             Poaching 

Untuk merebus makanan, didihkan bumbu dengan api yang kecil dalam air atau cairan beraroma seperti kaldu, cuka atau jus, lalu masukan makanan, biarkan sampai mereka matang dan empuk. Dengan cara ini makanan akan mempertahankan bentuknya saat dimasak. Pilih panci tertutup yang paling sesuai dengan ukuran dan bentuk makanan, sehingga dapat meminimalkan jumlah cairan yang digunakan. e.            Roasting 

Seperti pada baking, tetapi biasanya dengan suhu yang lebih tinggi. Prinsip dari roasting ini adalah membuat makanan menjadi kering dan matang dengan menggunakan oven. Berapa lamanya memanggang tergantung dari besar kecilnya bahan makanan. Kadang Anda perlu memoles makanan Anda untuk menjaganya agar tidak kering. f.             Sauteing 

Sauteing adalah memasak cepat pada makanan-makanan yang relatif kecil atau tipis. Jika Anda memilih menggunakan penggorengan anti lengket yang berkualitas maka Anda dapat memasaknya tanpa menggunakan minyak atau lemak. Pada resep tertentu, gunakan kaldu rendah sodium, cooking spray atau air sebagai pengganti minyak.g.            Steaming Mengukus atau steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Meskipun bahan makanan tidak berhubungan atau kontak langsung dengan air mendidih namun masih tetap termasuk dalam teknik memasak basah. Karena bahan makanan tidak bersentuhan langsung dengan air maka gizi yang terkandung tidak akan banyak yang hilang. h.           Stir-FryingSebuah metode memasak tradisional Asia, stir-frying adalah menumis cepat makanan-makanan berukuran kecil dan seragam dengan menggunakan wajan atau penggorengan anti lengket yang besar. Metode ini hanya membutuhkan sedikit minyak sehingga relatif aman untuk kesehatan, apalagi jika menggunakan minyak dengan kandungan lemak tak jenuh, seperti minyakcanola.

i.              Roasting = sangrai

Biasanya menggunakan alat tertentu (bukan oven biasa), bisa juga menggunakan wajan sambil diaduk terus agar pemanasannya rata. Oven untuk sangrai pun biasanya dilengkapi dengan alat untuk mengaduk atau dengan sistem rotasi. 

j.              Minimal processing Yaitu mengolah makanan dengan cara yang minimalis (misalnya hanya mencuci, memotong dan mencampur), biasanya untuk buah-buahan, sayuran dan bahan lain yang bisa langsung dimakan.k.         Menggunakan bumbu dan rempah-rempah Membuat makanan dengan menggunakan bumbu dan rempah-rempah adalah salah satu cara terbaik untuk menambah warna, rasa dan aroma pada makanan tanpa menambahkan garam, minyak atau kaldu yang tinggi lemak. Pilih rempah-rempah segar yang terlihat cerah dan tidak layu, dan tambahkan pada akhir memasak. Rempah-rempah kering digunakan pada tahap awal memasak. Ketika ingin mengganti yang kering dengan yang segar, gunakan sekitar sepertiga dari jumlah tersebut.  

Page 18: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

Cara memasak agar tidak menghilangkan kandungan gizi

- Menggoreng: Suhu minyak goreng tidak melewati titik asap (Suhu pada saat minyak goreng mengeluarkan asap) dan jangan sampai terlalu kering atau gosong, agar protein tidak rusak. Hasil gorengan akan maksimal apabila suhu minyak yang digunakan sekitar 110 – 160° C (tergantung jenis minyaknya).

- Merebus  : cukup sampai makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan sanitasi makanan.

- Mengukus : sebaiknya sayuran masih tampak hijau agak segar dan apabila digigit terasa renyah.

- Memanggang : sebaiknya makanan (daging) dimasukkan terlebih dahulu kedalam microwave selama dua menit supaya agak matang sehingga tidak diperlukan waktu lama untuk memanggang. apabila memanggang terlalu lama tidak baik untuk kesehatan karena menimbulkan aminia heterosiklis

 

 c.  Penyajian  Makanan

Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan sanitasi makanan. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis, bukan saja dapat mengurangi selera makan seseorang tetapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi terhadap bakteri. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyajian makanan sesuai dengan prinsip hygiene dan sanitasi makanan

1. Prinsip wadah artinya setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah dan diusahakan tertutup. Tujuannya adalah:

a. Makanan tidak terkontaminasi silang

b. Bila satu tercemar yang lain dapat diamankan

c. Memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan makanan.

2. Prinsip kadar air atinya penempatan makanan yang mengandung kadar air tinggi (kuah, susu) baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk mencegah makanan cepat rusak. Makanan yang disiapkan dalam kadar air tinggi (dalam kuah) lebih mudah menjadi rusak (basi)

3. Prinsip Edible Part artinya setiap bahan yang disajikan dalam penyajian adalah merupakan bahan makanan yang dapat dimakan. Hindari pemakaian bahan yang membahayakan kesehatan seperti steples besi, tusuk gigi atau bunga plastik.

4. Prinsip Pemisahan artinya makanan yang tidak ditempatkan dalam wadah seperti makanan dalam kotak (dus) atau rantang harus dipisahkan setiap jenis makanan agar tidak saling bercampur. Tujuannya agar tidak terjadi kontaminasi silang.

5. Prinsip Panas yaitu setiap penyajian yang disajikan panas, diusahakan tetap dalam keadaan panas seperti soup, gulai, dsb. Untuk mengatur suhu perlu diperhatikan suhu

Page 19: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

makanan sebelum ditempatkan dalam food warmer harus masih berada diatas 600 C. Alat terbaik untuk mempertahankan suhu penyajian adalah dengan bean merry (bak penyaji panas)

6. Prinsip alat bersih artinya setiap peralatan yang digunakan sepeti wadah dan tutupnya, dus, piring, gelas, mangkuk harus bersih dan dalam kondisi baik. Bersih artinya sudah dicuci dengan cara yang hygienis. Baik artinya utuh, tidak rusak atau cacat dan bekas pakai. Tujuannya untuk mencegah penularan penyakit dan memberikan penampilan yang estetis.

7. Prinsip handling artinya setiap penanganan makanan maupun alat makan tidak kontak langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir. Tujuannya adalah:

a. Mencegah pencemaran dari tubuh

b. Memberi penampilan yang sopan, baik dan rapi

Makanan matang yang akan disajikan jauh dari tempat pengolahan makanan, memerlukan pengangkutan yang baik agar kualitas makanan tersebut tetap terjaga. Prinsip pengangkutan makanan matang / siap saji adalah sebagai berikut :

1. Setiap makanan mempunyai wadah masing-masing. Isi makanan tidak terlampau penuh untuk mencegah tumpah. Wadah harus mempunyai tutup yang rapat dan tersedia lubang hawa (ventilasi) untuk makanan panas. Uap makanan harus dibiarkan terbuang agar tidak terjadi kondensasi. Air uap kondesasi merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri sehingga makanan menjadi basi.

2. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan ukurannya memadai dengan makanan yang ditempatkan dan tidak berkarat atau bocor.

3. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya dalam keadaan tetap panas 600 C atau tetap dingin 40 C.

4. Wadah selama perjalanan tidak dibuka sampai tempat penyajian.

5. Kendaraan pengangkut disediakan khusus dan tidak bercampur dengan keperluan mengangkut bahan lain.

d. Cara pengangkutan makanan yang telah masak

Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C.

e. Cara penyimpanan makanan masak

Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu

dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.

f. Cara penyajian makanan masak

Page 20: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan pakaiannya.

- Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.

g.  Cara penyimpanan bahan makanan

Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah yang banyak (untuk katering dan jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan tersebut. Adapun tata cara penyimpanan bahan makanan yang baik menurut higiene dan sanitasi makanan adalah sebagai berikut:

A. Suhu penyimpanan yang baik

Setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan tergantung kepada besar dan banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya. Sebagian besar dapat dikelompokkan menjadi:

1. Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya

Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C

Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C

2. Makanan jenis telor, susu dan olahannya

Penyimpanan sampai 3 hari : -50 sampai 70 C Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -50 C Penyimpanan paling lama untuk 1 minggu : dibawah -50 C 

3. Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan paling lama 1 minggu           yaitu   70 sampai 100 C

4. Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C).

 Komentar :

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Apabila makanan sdh memenuhi kriteria untuk dikonsumsi artinya  sudah berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki, sudah bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya, sudah Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan dan Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness). Maka kesembangan gizi yang terkandung pada makanan tersebut akan dapat memenuhi tuntutan kebutuhan tubuh swebagai cadangan energi untuk aktivitas yang bersangkutan. Kondisi makanan akan tetap terjaga kualitasnya manakala pengelolaan makanan memenuhi standar dan prinsip food hygiene ),

Page 21: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

yaitu (1) kondisi bahan makanan,(2) penanganan bahan makanan,(3) cara penyimpanan bahan makanan. (4)Pengolahan, (5)cara pengangkutan makanan jadi, (5) cara penyimpanan makanan jadi,(6) cara penyajian , (7)cara pengangkutan makanan jadi.Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari higiene dan sanitasi makanan.Setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan tergantung kepada besar dan banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya. sebagian besar dapat dikelompok menjadi Sebagian besar dapat dikelompokkan Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan sanitasi makanan. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis, bukan saja dapat mengurangi selera makan seseorang tetapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi terhadap bakteri. Beberap Prinsip wadah artinya setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah dan diusahakan tertutup. Tujuannya adalah, makanan tidak terkontaminasi silang, bila satu tercemar yang lain dapat diamankan dan, memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan makanan.

5. Permukiman SehatAugust 28, 2009environmentalsanitation1 comment

Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan hutan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan atau pedesaan. Pemukiman berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU RI No. 4/1992).

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah, listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya; dan sarana lingkungan yaitu fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan serta pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, seperti fasilitas taman bermain, olah raga, pendidikan, pertokoan, sarana perhubungan, keamanan, serta fasilitas umum lainnya.

Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan pendekatan sosiologis dan teknis pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada lokasi, bagunan, kualifikasi, adaptasi, manajemen, penggunaan dan pemeliharaan rumah dan lingkungan di sekitarnya, serta mencakup unsur apakah rumah tersebut memiliki penyediaan air minum dan sarana yang memadai untuk memasak, mencuci, menyimpan makanan, serta pembuangan kotoran manusia maupun limbah lainnya (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).

Kawasan pemukiman didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, tempat bekerja yang memberi pelayanan dan kesempatan kerja terbatas yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Satuan lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan terstuktur yang memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal.

Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Prasarana utama meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air limbah dan sampah, jaringan pematusan air hujan, jaringan pengadaan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, dan sebagainya.

Jaringan primer prasarana lingkungan adalah jaringan utama yang menghubungkan antara kawasan pemukiman atau antara kawasan pemukiman dengan kawasan lainnya. Jaringan sekunder prasarana lingkungan adalah jaringan cabang dari jaringan primer yang melayani kebutuhan di dal am satu

Page 22: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

satuan lingkungan pemukiman. Sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

Contoh sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas pusat perbelanjaan, pelayanan umum, pendidikan dan kesehatan, tempat peribadatan, rekreasi dan olah raga, pertamanan, pemakaman. Selanjutnya istilah utilitas umum mengacu pada sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan pemukiman, meliputi jaringan air bersih, listrik, telepon, gas, transportasi, dan pemadam kebakaran. Utilitas umum membutuhkan pengelolaan profesional dan berkelanjutan oleh suatu badan usaha.

Persyaratan Kesehatan Perumahan Dan Lingkungan PemukimanKesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan, sehingga memungkinkan penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukinan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan/atau masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.

Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat (Sanropie, 1992).

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai berikut :

Lokasi Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor,

gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya; Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas tambang; Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur pendaratan

penerbangan.Kualitas udaraKualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :

Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi; Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3 ; Gas SO2 maksimum 0,10 ppm; Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari. Kebisingan dan getaran Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A; Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .

Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman

Page 23: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg

b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg

c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg

d. Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg

Prasarana dan sarana lingkunganMemiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan;

Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit; Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan,

konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan mata;

Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan;

Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan; Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan; Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan,

tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya; Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya; Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yang dapat

menimbulkan keracunan.Vektor penyakit

Indeks lalat harus memenuhi syarat; Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

PenghijauanPepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam. Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :

Bahan bangunan Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan kesehatan, an

tara lain : debu total kurang dari 150 mg/m2 , asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan;

Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.Komponen dan penataan ruangan

Page 24: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

Lantai kedap air dan mudah dibersihkan; Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah dibersihkan; Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan; Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir; Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya; Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

PencahayaanPencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.

Kualitas udara Suhu udara nyaman antara 18 – 30 o C; Kelembaban udara 40 – 70 %; Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam; Pertukaran udara 5 kaki 3 /menit/penghuni; Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam; Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3

Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

Penyediaan air Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari; Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut

Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.Pembuangan Limbah

Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;

Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.

Komentar : Dengan adanya pembangunan pemukiman yang ramai beberapa tahun belakangan ini menunjukan adanya peningkatan ekonomi masyarakat Indonesia, hal ini tentunya berita yang baik akan tetapi ada catatan penting untuk para pemegang proyek pembangunan pemukiman dan tempat umum ini yaitu tidak mengkesampingkan kesehatan lingkungan dengan mengacu syarat-

Page 25: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

syarat kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman yang bersih dan jauh dari penyebab penyakit akibat pemukiman yang dibuat.

6. KEBAKARAN HUTAN RIAU 2013: PENCEMARAN UDARA JAUH DI ATAS NORMAL

Page 26: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

Kebakaran hutan, bukanlah hal yangbaru terjadi di Indonesia, maupun di dunia, tetapi kebakaran hutan di daerah Riau yang kini sedang manjadi isu hangat permasalahan lingkungan di Indonesia, dianggap sebagai kebakaran hutan yang menyebabkan dampak asap paling parah dalam sejarah. Asap dari peristiwa ini masih menyelimuti, enggak hanya Riau, tetapi mencapai Singapura dan Malaysia. Sesuai yang dilansir kompas.com, tingkat konsentrasi pencemaran udara di daerah Riau, terutama Dumai, mencapai 900 polutant standard index (PSI) pada Senin, 24 Juni 2013, sekitar pukul 16.00 WIB. Hal ini dinilai sangat berbahaya untuk lingkungan dan tubuh manusia. Dalam wawancaranya dengan Antara, Pakar lingkungan dari Universitas Riau, sekaligus Guru Besar Lingkungan Universitas Riau, Prof Adnan Kasri menyatakan, "Sebelumnya, di sekitar tahun 1997, kasus kebakaran hebat memang sempat terjadi. Namun, masih melanda sebagian besar kawasan hutan

Page 27: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

alam. Dampak kabut asapnya ketika itu juga enggak separah kali ini, di mana pencemaran udara sudah jauh berada di atas ambang normal." Dibandingkan dengan kasus-kasus kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 1990 hingga kasus paling parah yang terjadi pada tahun1997, belum ada dampak pencemaran udara yang separah kejadian kali ini. Asap tebal yang terbawa angin hingga Singapura dan Malaysia ini, bahkan terlihat melalui foto satelit yang diambil oleh NASA MODIS pada Senin, 24 Juni 2013. Hingga kini, polisi telah menyiapkan 14 tersangka pembakaran hutan yang diduga bertujuan membuka lahan baru untuk keuntungan beberapa pihak. Puluhan milyar rupiah akhirnya dikeluarkan untuk memadamkan api yang terus menyebar itu. Alam bumi tentu saja harus dijaga, dan itu semua merupakan tanggung jawab setiap bagian yang hidup di dalamnya. Setiap tindakan kita yang menyangkut dengan kepentingan orang banyak, tentu saja harus dipertimbangkan matang-matang. Kalau enggak, bisa berakibat seperti kasus kebakaran hutan ini girls. Nah, kalau menurut kamu, bagaimana ya  cara menanggulangi dampak-dampak berbahaya yang sudah disebabkan oleh kasus ini? (uswatun, foto: NASA)

Komentar : tentunya hal ini jangan sampai terjadi kembali dan ada usaha untuk mengurai faktor-faktor resiko terjadinya kebakaran hutan yang cukup luas. Karena dampak kebakaran hutan ini sangat luas terlebih salah satu contohnya polusi asap hasil kebaran ini sampai ke Negara tetangga sekitar yang mendapat kiriman polusi asap mencapai 900 PSI.

7. Vektor & Binatang PenggangguBAB I

PENDAHULUAN

Page 28: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

A. Latar belakang

Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang, atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan. Contoh dramatis adalah keracunan Methyl Mercury yang terjadi pada penduduk sekitar Minamata (Jepang) akibat mengkonsumsi ikan yang berasal dari pantai yang tercemar mercury (air raksa). Dari bencana ini, 41 orang meninggal dan juga terjadi cacat tubuh dari bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi Mercury tersebut. Dengan alas an tersebut, interaksi antara manusia dengan lingkungannya merupakan komponen penting dari kesehatan masyarakat.

Moeller (1992), menyatakan “In it broadsense, environmental health is the segment of public health that is concerned with assessing, understanding, and controlling the impacts of people on their environment and the impacts of the environment on them”. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kesehatan lingkungan merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang memberi perhatian pada penilaian, pemahaman, dan pengendalian dampak manusia pada lingkungan dan dampak lingkungan pada manusia.

Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu multidisipliner yang mempelajari dinamika hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat menimbulkan gangguan kesehtan pada masyarakat dan mempelajari upaya untuk penanggulangan dan pencegahannya. Menurut Notoatmodjo (1996), kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.

Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua, secara umum dan secara khusus. Tujuan dan ruang lingkup secara umum, antara lain :

1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.

2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan manusia.

3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular.

Adapun tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang diantaranya berupa :

1. Penyediaan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.

Page 29: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secra luas oleh masyarakat.

3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan penyebab terjadinya perubahan ekosistem.

4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, industry, rumah sakit, dan lain-lain.

5. Kontrol terhadap arthropoda dan menjadi rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara memutuskan rantai penularan penyakitnya.

6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.

7. Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.

8. Survei sanitasi untu perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan lingkungan.

Salah satu tujuan kesehatan lingkungan yaitu kontrol terhadap arthropoda. pengendalian terhadap arthropoda ini penting dilakukan karena penularan penyakit pada manusia dapat terjadi melalui perantara vektor penyakit. Sehingga perlu adanya kegiatan pengendalian dan pemberantasan terhadap vektor penyakit.

B. Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui jenis-jenis vektor penyakit dan penyakit yang ditimbulkan.

2. Mengetahui cara pengendalian dan pemberantasan vektor dan binatang pengganggu.

C. Manfaat penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1. Menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca tentang pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu.

2. Sebagai referensi bagi pembaca

BAB II

Page 30: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU

Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai arthropodborne disease atau sering disebut juga sebagai vectorborne disease.penyakit ini merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan dapat menimbulkan bahaya kematian.

Di Indonesia, penyakit-penyakit yang ditularkan melalui serangga merupakan penyakit endemis pada daerah tertentu, antara lain, demam berdarah dengue (DBD), malaria dan kaki gajah. Akhir-akhir ini, muncul penyakit virus chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Selain itu, juga terdapat penyakit saluran pencernaan, seperti disentri, kolera, demam tifoid dan paratifoid yang ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah.

Pemutusan rantai penularan (mode of transmission) dari arthropodborne disease dapat dilakukan dengan mempelajari cara penularan dari penyakit yang ada. Contoh, pada penyakit kaki gajah atau filariasis, pemutusan rantai penularan dilakukan melalui case finding, yaitu dengan mencari penderita penyakit filariasis dan mengobatinya sampai sembuh karena transmisi biologis penyakit ini bersifat cyclo-developmental atau parasit filarial berkembang biak dalam tubuh manusia bukan dalam tubuh vektor nyamuk Culex. Sebaliknya, pada penyakit malaria pemutusan rantai penularan dilakukan melalui manipulasi lingkungan agar populasi nyamuk Anopheles menjadi berkurang karena transmisi biologis yang berlangsung bersifat cyclo-propagative atau parasit malaria berkembang biak dalam tubuh vektor nyamuk Anopheles.

A. Aspek Epidemiologi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi :

1. C u a c a

Iklim dan musim merupakan faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi. Agen penyakit tertentu terbatas pada daerah geografis tertentu, sebab mereka butuh reservoir dan vektor untuk hidup. Iklim dan variasi musim mempengaruhi kehidupan agen penyakit, reservoir dan vektor. Di samping itu perilaku manusia pun dapat meningkatkan transmisi atau menyebabkan rentan terhadap penyakit infeksi.

2. V e k t o r

Organisme hidup yang dapat menularkan agen penyakit dari suatu hewan ke hewan lain atau manusia disebut dengan vektor,. arthropoda merupakan vektor penting dalam penularan penyakit parasit dan virus yang spesifik. Nyamuk merupakan vektor penting untuk penularan virus yang menyebabkan encephalitis pada manusia. Nyamuk menghisap darah dari reservoir yang terinfeksi agen penyakit ini kemudian ditularkan pada reservoir yang lain atau pada manusia.

Ricketsia merupakan parasit intrasellular obligate yang mampu hidup di luar jaringan hewan dan dapat ditularkan di antara hewan oleh. Rat fleas, Body lice dan Wood tick adalah vektor arthropoda yang menyebabkan penularan penyakit yang disebabkan ricketsia.

3. Reservoir

Page 31: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

Hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen dimana mereka sendiri tidak terkena penyakit disebut reservoir. Reservoir untuk arthropods borne disease adalah hewan-hewan dimana kuman patogen dapat hidup bersama. Binatang pengerat dan kuda merupakan reservoir untuk virus encephalitis. Penyakit ricketsia merupakan arthropods borne disease yang hidup di dalam reservoir alamiah.seperti tikus, anjing, serigala serta manusia yang mrnjadi reservoir untuk penyakit ini. Pada banyak kasus,kuman patogen mengalami multifikasi di dalam vektor atau reservoir tanpa menyebabkan kerusakan pada intermidiate host.

4. Geografis

Insiden penyakit yang ditularkan arthropoda berhubungan langsung dengan daerah geografis dimana reservoir dan vektor berada. Bertahan hidupnya agen penyakit tergantung pada iklim (suhu, kelembaban dan curah hujan) dan fauna lokal

Pada daerah tertentu, seperti Rocky Mountains spotted fever merupakan penyakit bakteri yang memiliki penyebaran secara geografis. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan tangau yang terinfeksi.oleh ricketsia dibawa oleh tungau kayu di daerah tersebut dan dibawa oleh tungau anjing ke bagian timur Amerika Serikat. Penyakit ini lebih sering terjadi di timur Amerika Serikat dan sangat jarang di utara atau di barat.

Variasi musim juga mempengaruhi penyebaran penyakit melalui arthropoda. seperti halnya virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes selama musim penghujan karena merupakan saat terbaik bagi myamuk berkembang biak sehingga wabah penyakit terjadi antara akhir tahun sampai awal tahun depan (bulan September sampai bulan.Maret)

5. Perilaku Manusia

Interaksi antara manusia, kebiasaan manusia.membuang sampah secara sembarangan, kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi penyebab penularan penyakit arthropods borne diseases.

B. Jenis Vektor

Vektor adalah jenis serangga dari filum Arthropoda yang dapat memindahkan/ menularkan suatu penyakit (infectiuous agent) dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan (susceptible host). Binatang pengganggu dalam hal ini termasuk filum Chordata yang umumnya merupakan binatang mengerat yang dapat merusak tanaman, harta benda, makanan, dan yang lebih penting lagi dapat menjadi induk semang (host) bagi beberapa penyakit tertentu. Induk semang adalah suatu media yang paling baik untuk hidup dan berkembang biaknya bibit penyakit menular di dalam tubuh host tersebut kemudian setelah dewasa/matang akan menularkan kepada host lain melalui gigitan, sengatan, sekresi/kotoran dari host terinfeksi tersebut.

Arthropoda berarti kaki yang beruas-ruas/bersendi-sendi (arthron=sendi, poda=kaki). Dari filum Arthropoda tersebut yang menjadi vektor adalah :

1. Ordo Dipthera, kelas Hexapoda (kaki enam), contohnya :

a) Nyamuk Anopheles sebagai vektor penyakit malaria

Page 32: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

b) Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit DHF

c) Nyamuk Culex fatigans sebagai vektor penyakit elephantiasis (kaki gajah)

d) Lalat rumah (musca domestica, domestic fly)sebagai vektor penyakit perut

e) Lalat Tse-tse sebagai vektor penyakit sleeping sickness (penyakit tidur abadi)

f) Lalat kuda (tomoxys calcitrans) sebagai vektor penyakit antraks

2. Ordo Siphonaptera. Contohnya pinjal tikus (xenopsylla cheopis) sebagai vektor penyakit plague (pes).

3. Ordo Anoplura. Contohnya, kutu kepala (Pediculus humanus capitis) sebagai vektor penyakit relapsing fever (demam balik-balik).

4. Kelas Aracnoidea.

a) Tick sebagai vektor penyakit relapsing fever

b) Mite sebagai vektor penyakit scrub thypus, endemic thypus, dan scabies.

5. Kelas Crustacea. Sebagai vektor penyakit paragonomiasis

6. Kelas Myriapoda. Sebagai vektor penyakit hymenolepsis.

7. Ordo Hemiptera.sebagai vektor pengganggu. Contohnya, kutu busuk (Cimex rotudatus).

8. Ordo Isoptera. Sebagai vektor pengganggu jenis rayap.

9. Ordo Orthoptera. Sebagai vektor pengganggu jenis belalang.

10. Ordo Culeoptera. Sebagai vektor pengganggu jenis kecoa.

11. Ordo Arachnoidea. Sebagai vektor pengganggu jenis kalajengking.

Terdapat pula beberapa jenis tikus, terdapat 2 golongan:

1. Tikus besar / rat (rattus-rattus) terdiri dari :

a) Rattus norwegicus(tikus got/tikus riol)

b) Rattus diardii (tikus atap)

c) Rattus alexandricus (tikus Alexandria)

d) Rattus frugivorus (tikus buah-buahan)

2. Tikus kecil (mice/mouse) : Musculus (tikus rumah)

Page 33: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

C. Transmisi Penyakit

Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada manusia yang rentan dapat melalui beberapa cara yaitu : :

1. Dari orang ke orang

2. Melalui udara

3. Melalui makanan dan air

4. Melalui hewan

5. Melalui vektor arthropoda

D. Arthropodborne Disease

Arthropodborne disease merupakan suatu istilah yang mengandung arti bahwa arthropoda merupakan vektor yang bertanggung jawab atas terjadinya penularan penyakit dari satu host (pejamu) ke host lain. Paul A. Ketchum membuat klasifikasi arthropodborne disease berdasarkan kejadian penyakit epidermis di Amerika Serikat.

Viral Diseases Animals Affected Reservoir Vector

St. Louis

Encephalitis Humans Perching birds Mosquite (Calex

sp.)

Encephalitis

Western equire

encephalitis

Venezuelan aquine

encephalitis

Bacterial Diseases

Rocky mt. spotted

fever

Epidemic thypus

Horse and humans

Page 34: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

Horses (rare in

humans)

Etiological Agen

Ricketsia ricketsii

Ricketsia

Prowazekii

Wild birds

Rodents and horses

Reservoir

Rodents, dogs, and

foves

Humans

Mosquito (Culex

and Culiseta sp.)

Mosquite (Calex

sp.)

Vector

Wood ticks

(Dermacentor sp.)

Body louse

(Pediculus vestimenti)

Endemic (murine)

Typhus fever Ricketsia typhi Rats and field mice Rat flea

(Xenopsylla cheopis)

Rat louse (Polyplax spinulosa)

Bubonic plague Yersimia pestis Rats and ground

Squirels Flea (Xenopsylla

Page 35: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

cheopis)

Tabel 2.1 Beberapa arthropodborne disease pada manusia

Sumber : Ketchum PA, Microbiology Introduction for health Professional (dalam Chandra : 2006)

E. Transmisi Arthropodborne Disease

Masuknya agen penyakit kedalam tubuh manusia sampai terjadi atau timbulnya gejala penyakit disebut masa inkubasi atau incubation period, khusus pada arthropods borne diseases ada dua periode masa inkubasi yaitu pada tubuh vektor dan pada manusia.

1. Inokulasi (Inoculation)

Masuknya agen penyakit atau bibit yang berasal dari arthropoda kedalam tubuh manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit pada membrana mucosa disebut sebagai inokulasi.

2. Infestasi (Infestation)

Masuknya arthropoda pada permukaan tubuh manusia kemudian berkembang biak disebut sebagai infestasi, sebagai contoh scabies.

3. Extrinsic Incubation Period dan Intrinsic Incubation Period

Waktu yang diperlukan untuk perkembangan agen penyakit dalam tubuh vektor Disebut sebagai masa inkubasi ektrinsik, sebagai contoh parasit malaria dalam tubuh nyamuk anopheles berkisar antara 10 – 14 hari tergantung dengan temperatur lingkungan dan masa inkubasi intrinsik dalam tubuh manusia berkisar antara 12 – 30 hari tergantung dengan jenis plasmodium malaria.

4. Definitive Host dan Intermediate Host

Disebut sebagai host definitif atau intermediate tergantung dari apakah dalam tubuh vektor atau manusia terjadi perkembangan siklus seksual atau siklus aseksual pada tubuh vektor atau manusia, apabila terjadi siklus sexual maka disebut sebagai host definitif, sebagai contoh parasit malaria mengalami siklus seksual dalam tubuh nyamuk, maka nyamuk anopheles adalah host definitif dan manusia adalah host intermediate.

5. Propagative, Cyclo – Propagative dan Cyclo - Developmental

Pada transmisi biologik dikenal ada 3 tipe perubahan agen penyakit dalam tubuh vektor yaitu propagative, cyclo – propagative dan cyclo - developmental, bila agen penyakit atau parasit tidak mengalami perubahan siklus dan hanya multifikasi dalam tubuh vektor disebut propagative seperti plague bacilli pada kutu tikus, dengue (DBD) bila agen penyakit mengalami perubahan siklus dan multifikasi dalam tubuh vektor disebut cyclo – propagative seperti parasit malaria dalam tubuh nyamuk anopheles dan terakhir bila agen penyakit mengalami perubahan siklus tetapi tidak mengalami proses multifikasi dalam tubuh vektor seperti parasit filarial dalam tubuh nyamuk culex.

Berikut ini ada 3 jenis cara transmisi arthropodbome diseases, yakni :

Page 36: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

1. Kontak Langsung

Arthropoda secara langsung memindahkan penyakit atau infestasi dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung. Contoh scabies, pediculus.

2. Transmisi Secara Mekanik

Agen penyakit ditularkan secara mekanik oleh arthropoda. seperti penularan penyakit diare, typhoid, keracunan makanan dan trachoma oleh lalat, Secara karakteristik arthropoda sebagai vektor mekanik membawa agen penyakit dari manusia berupa tinja, darah, ulcus superficial, atau eksudat. kontaminasi bisa hanya pada permukaan tubuh arthropoda tapi juga bisa dicerna dan kemudian dimuntahkan atau dikeluarkan melalui ekskreta.

Agen penyakit yang paling banyak ditularkan melalui arthropoda adalah enteric bacteria yang ditularkan oleh lalat rumah. diantaranya adalah Salmonella typhosa, species lain dari salmonella, E. coli, dan Shigella dysentry yang paling sering ditemui dan paling penting. Lalat rumah dapat merupakan vektor dari agen penyakit tuberculosis, anthrax, tularemia, dan brucellosis.

3. Transmisi Secara Biologi

Bila agen penyakit multiflikasi atau mengalami beberapa penularan perkembangan dengan atau tanpa multiflikasi di dalam tubuh arthropoda, ini desebut transmisi biologis, dikenal ada tiga cara yaitu :

a) Propagative

Bila agen penyakit tidak mengalami perubahan siklus, tetapi multiflikasi di dalam tubuh vektor. Contoh, plague bacilli pada rat fleas.

b) Cyclo-propagative

Agen penyakit mengalami perubahan siklus dan multiflikasi di dalam tubuh arthropoda. Contoh, parasit malaria pada nyamuk anopheles.

c) Cyclo-developmental

Bila agen penyakit mengalami perubahan siklus, tetapi tidak mengalami multiflikasi di dalam tubuh arthropoda. Contoh, parasit filaria pada nyamuk culex, dan cacing pita pada cyclops

Gambar 2.1 Transmisi secara biologis

F. Penyakit Penting yang Ditularkan Melalui Nyamuk (di Indonesia)

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai penyakit – pemyakit endemis yang ditularkan melalui gigitan nyamuk di Indonesia adalah sebagai berikut :

Beberapa tahun terakhir ini, beberapa virus ditularkan oleh arthropoda secara biologis yang disebut Arbo virus. Lebih dari 100 jenis telah dibedakan. Organisme ini adalah ultramikroskopik dan merupakan parasit obligat pada sel-sel host. Sebagian besar menggunakan nyamuk sebagai vektor

Page 37: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

alamiah. Yang paling penting adalah yang menyebabkan Yellow fever, Dengue hemorrhagic fever, Enchephalitis, Colorado tick fever dan Sandfly fever, Arthropoda borne virus berkembang di daerah tropis dan meluas ke daerah subtropis.

BAB III

ARTHROPODA DAN PENYEBARAN PENYAKIT

A. Nyamuk (Mosquito)

Nyamuk adalah vektor mekanis atau vektor siklik penyakit pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh parasit dan virus, nyamuk dari genus Psorophora dan Janthinosoma yang terbang dan menggigit pada siang hari, membawa telur dari lalat Dermatobia hominis dan menyebabkan myiasis pada kulit manusia atau ke mamalia lain. Species yang merupakan vektor penting penyebab penyakit pada manusia antara lain penyakit :

1. Malaria

Vektor siklik satu-satunya dari malaria pada manusia dan malaria kera adalah nyamuk Anopheles, sedangkan nyamuk Anopheles dan Culex keduaduanya dapat menyebabkan malaria pada burung.

Secara praktis tiap species Anopheles dapat diinfeksi secara eksperimen, tetapi banyak species bukan vektor alami. Sekitar 110 species pernah dihubungkan dengan penularan malaria, diantaranya 50 species penting terdapat dimana-mana atau setempat yang dapat menularkan penyakit malaria..

Sifat suatu species yang dapat menularkan penyakit ditentukan oleh :

a. Adanya di dalam atau di dekat tempat hidup manusia.

b. Lebih menyukai darah manusia dari pada darah hewan, walaupun bila hewan hanya sedikit.

c. Lingkungan yang menguntungkan perkembangan dan memberikan jangka hidup cukup lama pada Plasmodium untuk menyelesaikan siklus hidupnya.

d. Kerentanan fisiologi nyamuk terhadap parasit .

Untuk menentukan apakah suatu species adalah suatu vektor yang sesuai, maka dapat dicatat persentase nyamuk yang kena infeksi setelah menghisap darah penderita malaria, prnentuan suatu species nyamuk sebagai vektor dapat dipastikan dengan melihat daftar index infeksi alami, biasanya sekitar 1-5%, pada nyamuk betina yang dikumpulkan dari rumah-rumah di daerah yang diserang malaria.

2. Filariasis

Nyamuk Culex adalah vektor dari penyakit filariasis Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi. Banyak species Anopheles, Aedes, Culex dan Mansonia, tetapi kebanyakan dari species ini tidak penting

Page 38: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

sebagai vektor alami. Di daerah tropis dan subtropis, Culex quinquefasciatus (fatigans), nyamuk penggigit di lingkungan rumah dan kota, yang berkembang biak dalam air setengah kotor sekitar tempat tinggal manusia, adalah vektor umum dari filariasis bancrofti yang mempunyai periodisitas nokturnal. Aedes polynesiensis adalah vektor umum filariasis bancrofti yang non periodisitas di beberapa kepulauan Pasifik Selatan . Nyamuk ini hidup diluar kota di semak-semak (tidak pernah dalam rumah) dan berkembang biak di dalam tempurung kelapa dan lubang pohon, mengisap darah dari binatang peliharaan mamalia dan unggas, tetapi lebih menyukai darah manusia.

3. Demam Kuning

Demam kuning (Yellow Fever) penyakit virus yang mempunyai angka kematian tinggi, telah menyebar dari tempat asalnya dari Afrika Barat ke daerah tropis dan subtropis lainnya di dunia, Nyamuk yang menggigit pada penderita dalam waktu tiga hari pertama masa sakitnya akan menjadi infektif selama hidupnya setelah virusnya menjalani masa multifikasi selama 12 hari. Vektor penyakit ini adalah species nyamuk dari genus Aedes dan Haemagogus, Aedes aegypti adalah vektor utama demam kuning epidemik, hidup disekitar daerah perumahan, berkembang biak dalam berbagai macam tempat penampungan air sekitar rumah, larva tumbuh subur sebagai pemakan zat organik yang terdapat didasar penampungan air bersih (bottom feeders) atau air kotor yang mengandung zat organik.

4. Dengue Hemorrhagic Fever

Adalah penykit endemik yang disebabkan oleh virus di daerah tropis dan subtropis yang kadang-kadang menjadi epidemik. Virus membutuhkan masa multifikasi selama 8-10 hari sebelum nyamuk menjadi infektif, khususnya ditularkan oleh species Aedes, terutama A. aegypti. Penyakit ini merupakan penyakit endemis di Indonesia dan terjadi sepanjang tahun terutama pada saat musim penghujan.

5. Encephalitis Virus

Adalah penyakit endemik yang disebabkan oleh virus di daerah tropis dan subtropis yang kadang-kadang menjadi epidemik. Virus membutuhkan masa multifikasi selama 8-10 hari sebelum nyamuk menjadi infektif, khususnya ditularkan oleh species Aedes, terutama A. aegypti. Penyakit ini merupakan penyakit endemis di Indonesia dan terjadi sepanjang tahun terutama pada saat musim penghujan,

B. Lalat Rumah (Housefly)

Lalat rumah, Musca domestica, hidup disekitar tempat kediaman manusia di seluruh dunia. Seluruh lingkaran hidup berlangsung 10 sampai 14 hari, dan lalat dewasa hidup kira-kira satu bulan. Larvanya kadang-kadang menyebabkan myasis usus dan saluran kencing serta saluran kelamin.

Lalat adalah vektor mekanik dari bakteri patogen, protozoa serta telur dan larva cacing, Luasnya penularan penyakit oleh lalat di alam sukar ditentukan. Dianggap sebagai vektor penyakit typhus abdominalis, salmonellosis, cholera, dysentery bacillary dan amoeba, tuberculosis, penyakit sampar, tularemia, anthrax, frambusia, conjunctivitis, demam undulans, trypanosomiasis dan penyakit spirochaeta.

Page 39: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

C. Lalat Pasir (Sandfly)

Lalat pasir ialah vektor penyakit leishmaniasis, demam papataci dan bartonellosisi. Leishmania donovani, penyebab Kala azar; L. tropica, penyebab oriental sore; dan L. braziliensis, penyebab leishmaniasis Amerika, ditularkan oleh Phlebotomus. Demam papataci atau demam phlebotomus, penyakit yang disebabkan oleh virus banyak terdapat di daerah Mediterania dan Asia Selatan, terutama ditularkan oleh P. papatsii, yang menjadi infektif setelah masa perkembangan virus selama 7-10 hari. Bartonellosis juga terdapat di Amerika Selatan bagian Barat Laut sebagai demam akut penyakit Carrion dan sebagai keadaan kronis berupa granulema verrucosa. Basil penyebab adalah Bartonella bacilliformis, ditularkan oleh lalat pasir yang hidup di daerah pegunungan Andes.

D. Lalat Tsetse (Tsetse Flies)

Lalat tsetse adalah vektor penting penyakit trypanosomiasis pada manusia dan hewan peliharaan. Paling sedikit ada tujuh species sebagai vektor infeksi trypanosoma pada hewan peliharaan, species Trypanosoma rhodesiense yang menjadi, penyebab trypanosomiasis, adalah Glossina morsitans, G. swynnertoni, dan G. Pallidipes. Vektor utama .pada Penyakit Tidur (Sleeping Sickness) di Gambia adalah species G. palpalis fuscipes dan pada daerah - daerah tertentu adalah species G. tachhinoides.

E. Lalat Hitam (Blackflies)

Adalah vektor penyakit Oncheocerciasis Di Afrika adalah species Simulium damnosum dan S. neavei dan di Amerika adalah S. metallicum, S. ochraceum dan S. callidum. Species lain mungkin adalah vektor yang tidak penting dan menularkan onchocerciasis pada ternak dan penyakit protozoa pada burung.

F. Tuma Kepala, Tuma badan, dan Tuma Kemaluan (Head Lice, Body Lice, and Crab Lice)

Tuma badan adalah vektor epidemic typhus, epidemic relapsing fever di Eropa dan Amerika Latin,.Tuma mendapat infeksi dari Reckettsia prowazeki, bila menghisap darah penderita. Rickettsia berkembang biak dalam epitel lambung tengah tuma dan dikeluarkan bersama tinja. Tuma tetap infektif selama hidupnya;. Manusia biasanya mendapat infeksi karena kontaminasi pada luka gigitan, kulit yang lecet atau mukosa dengan tinja atau badan tuma yang terkoyak Bila oleh spirochaeta Borrelia recurrentis, penyebab epidemic relapsing fever di Eropa, spirochaeta akan berkembang biak di seluruh tubuh tuma, yang tetap infektif selama hidupnya,. Demam parit, suatu penyakit yang disebabkan oleh Rickettsia juga ditularkan oleh tuma tetapi tidak fatal, pernah berjangkit sebagai penyakit epidemik selama Peran Dunia pertama dan kemudian menjadi endemik di Eropa dan Mexico.

Page 40: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

G. Pinjal (Fleas)

Pinjal hanya penting dalam dunia kedokteran terutama yang berhubungan dengan penularan penyakit sampar dan endemic typhus. Pinjal dapat juga bertindak sebagai hospes perantara parasit.

H. Reduviid Bugs (Kissing Bugs)

Berbagai species reduviid adalah vektor penting dari pada Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit Chagas dan T. Rangeli tetapi ternyata Trypanosoma cruzi tidak patogen bagi manusia. Kebanyakan reduviid mampu menularkan jpenyaakit, tetapi hanya beberapa species saja yang merupakan vektor yang efektif Vektor yang paling penting adalah Triatoma infestans, Panstrongylus megistus dan Rhodnius prolixus.

I. Ticks (Sengkenit)

Sengkenit telah dikenal sebagai vektor penyakit sejak tahun 1893, ketika Smith dan Kilbourne menemukan species Boophilus annulatus sebagai vektor penular “demam Texas” pada lembu. Pada beberapa species tidak saja dapat menularkan penyakit melalui stadium metamorfosis dari pada sengkenit, tetapi juga melalui telur, kepada generasi berikutnya. Bila penyakit ini menular di antara binatang peliharaan akan menyebabkan kerugian keuangan yang besar.

J. Tungau (Mites)

Adalah vektor pada penyakit tsutsugamushi atau scrub typhus yang disebabkan oleh Rickettsia tsutsugamushi, tungau mengigit manusia menyebabkan luka bernanah disertai demam yang remiten, lymphadenitis, splenomegaly dan suatu eritema yang merah sekali. Vektor utamanya adalah Trombicula akamushi dan T. deliensis, tungau menularkan penyakit pada stadium larva sedangkan larvanya adalah parasit pada tikus ladang di Jepang dan beberapa tikus rumah dan tikus lading di Taiwan dan di Indonesia. Manusia merupakan hospes secara kebetulan, larvanya melekatkan diri pada pekerja di ladang. Penyakit ini dapat ditularkan dari generasi ke generasi, sehingga larva generasi kedua mampu menginfeksi manusia.

K. Cyclops

Cyclops adalah hospes perantara dari Dracunculus mendinensis, cacing cestoda Diplyllobothrium latum dan cacing nematoda Gnathostoma spinigerum.

BAB IV

Page 41: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

PENGENDALIAN VEKTOR

A. Metode Pengendalian

Pengendalian vektor dan binatang pengganggu adalah upaya untuk mengurangi atau menurunkan populasi vektor atau binatang pengganggu dengan maksud pencegahan atau pemberantasan penyakit yang ditularkan atau gangguan (nuisance) oleh vektor dan binatang pengganggu tersebut.

Menurut WHO (Juli Soemirat,2009:180), pengendalian vektor penyakit sangat diperlukan bagi beberapa macam penyakit karena berbagai alasan :

1. Penyakit tadi belum ada obatnya ataupun vaksinnya, seperti hamper semua penyakit yang disebabkan oleh virus.

2. Bila ada obat ataupun vaksinnya sudah ada, tetapi kerja obat tadi belum efektif, terutama untuk penyakit parasiter

3. Berbagai penyakit di dapat pada banyak hewan selain manusia, sehingga sulit dikendalikan.

4. Sering menimbulkan cacat, seperti filariasis dan malaria.

5. Penyakit cepat menjalar, karena vektornya dapat bergerak cepat seperti insekta yang bersayap

Ada beberapa cara pengendalian vektor dan binatang pengganggu diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Pengendalian kimiawi

Cara ini lebih mengutamakan penggunaan pestisida/rodentisida untuk peracunan. Penggunaan racun untuk memberantas vektor lebih efektif namun berdampak masalah gangguan kesehatan karena penyebaran racun tersebut menimbulkan keracunan bagi petugas penyemprot maupun masyarakat dan hewan peliharaan. Sebagai ilustrasi, pada tahun 1960-an yang menjadi titik tolak kegiatan kesehatan secara nasional (juga merupakan tanggal ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional), ditandai dengan dimulainya kegiatan pemberantasan vektor nyamuk menggunakan bahan kimia DDT atau Dieldrin untuk seluruh rumah penduduk pedesaan. Hasilnya sangat baik karena terjadi penurunan densitas nyamuk secara drastis, namun efek sampingnya sungguh luar biasa karena bukan hanya nyamuk saja yang mati melainkan cicak juga ikut mati keracunan (karena memakan nyamuk yang keracunan), cecak tersebut dimakan kucing dan ayam, kemudian kucing dan ayam tersebut keracunan dan mati, bahkan manusia jugs terjadi keracunan Karena menghirup atau kontak dengan bahan kimia tersebut melalui makanan tercemar atau makan ayam yang keracunan.

Selain itu penggunaan DDT/Dieldrin ini menimbulkan efek kekebalan tubuh pada nyamuk sehingga pada penyemprotan selanjutnya tidak banyak artinya. Selanjutnya bahan kimia tersebut dilarang digunakan. Penggunaan bahan kimia pemberantas serangga tidak lagi digunakan secara missal, yang masih dgunakan secra individual sampai saat ini adalah jenis Propoxur (Baygon). Pyrethrin atau dari ekstrak tumbuhan/bunga-bungaan.

Untuk memberantas Nyamuk Aedes secara missal dilakukan fogging bahan kimia jenis Malathion/Parathion, untuk jentik nyamuk Aedes digunakan bahan larvasida jenis Abate yang

Page 42: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

dilarutkan dalam air. Cara kimia untuk membunuh tikus dengan menggunakan bahan racun arsenic dan asam sianida. Arsenik dicampur dalam umpan sedangkan sianida biasa dilakukan pada gudang-gudang besar tanpa mencemai makanan atau minuman, juga dilakukan pada kapal laut yang dikenal dengan istilah fumigasi. Penggunaan kedua jenis racun ini harus sangat berhati-hati dan harus menggunakan masker karena sangat toksik terhadap tubuh manusia khususnya melalui saluran pernafasan.

Penggunaan bahan kimia lainnya yang tidak begitu berbahaya adalah bahan attractant dan repellent. Bahan Attractant adalah bahan kimia umpan untuk menarik serangga atau tikus masuk dalam perangkap. Sedangkan repellent adalah bahan/cara untuk mengusir serangga atau tikus tidak untuk membunuh. Contohnya bahan kimia penolak nyamuk yang dioleskan ke tubuh manusia (Autan, Sari Puspa, dll) atau alat yang menimbulkan getaran ultrasonic untuk mengusir tikus (fisika).

2. Pengendalian Fisika-Mekanika

Cara ini menitikberatkan kepada pemanfaatan iklim/musim dan menggunakan alat penangkap mekanis antara lain :

a. Pemasangan perangkap tikus atau perangkap serangga

b. Pemasangan jarring

c. Pemanfaatan sinar/cahaya untuk menarik atau menolak (to attrack and to repeal)

d. Pemanfaatan kondisi panas dan dingin untuk membunuh vektor dan binatang penganggu.

e. Pemanfaatan kondisi musim/iklim untuk memberantas jentik nyamuk.

f. Pemanfaatan suara untuk menarik atau menolak vektor dan binatang pengganggu.

g. Pembunuhan vektor dan binatang pengganggu menggunakan alat pembunuh (pemukul, jepretan dengan umpan, dll)

h. Pengasapan menggunakan belerang untuk mengeluarkan tikus dari sarangnya sekaligus peracunan.

i. Pembalikan tanah sebelum ditanami.

j. Pemanfaatan arus listrik dengan umpan atau attracktant untuk membunuh vektor dan binatang pengganggu (perangkap serangga dengan listrik daya penarik menggunakan lampu neon).

3. Pengendalian Biologis

Pengendalian secara biologis dilakukan dengan dua cara, yakni :

a. Memelihara musuh alaminya

Page 43: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

Musuh alami insekta dapat berupa pemangsanya ataupun mikroba penyebab penyakitnya. Untuk ini perlu diteliti lebih lanjut pemangsa dan penyebab penyakit mana yang paling efektif dan efisien mengurangi populasi insekta. Untuk ni perlu juga dicari bagaimana caranya untuk melakukan pengendalian pertumbuhan pemangsa dan penyebab penyakit ini apabila populasi vektor sudah terkendali jumlahnya.

b. Mengurangi fertilitas insekta

Untuk cara kedua ini pernah dilakukan dengan meradiasi insekta jantan sehingga steril dan menyebarkannya di antara insekta betina. Dengan demikian telur yang dibuahi tidak dapat menetas. Cara kedua ini masih dianggapa terlalu mahal dan efisiensinya masih perlu dikaji.

B. Pemantauan

Pengendalian vektor penyakit ini merupakan konsep yang relative baru. Pada awalnya orang berpikir tentang pembasmian vektor. Akan tetapi kemudian tampak bahwa pembasmian itu sulit dicapai dan kurang realistis dilihat dari sisi ekologis. Oleh karenanya pengendalian vektor saat ini akan ditujukan untuk mengurangi dan mencegah penyakit bawaan vektor sejauh dapat dicapai dengan keadaan social-ekonomi yang ada serta keadaan endemic penyakit yang ada.

Oleh karenanya pemantauan keadaan populasi insekta secara kontinu menjadi sangat penting.

Pengendalian secara terpadu direncanakan dan dilaksanakan untuk jangka panjang, ditunjang dengan pemantuan yang kontinu. Untuk ini diperlukan berbagai parameter pemantauan dan pedoman tindakan yang perlu diambil apabila didapat tanda-tanda akan terjadinya kejadian luar biasa/wabah.

Parameter vektor penyakit yang dipantau antara lain adalah :

1. Indeks lalat untuk kepadatan lalat

2. Indeks pinjal untuk kepadatan pinjal

3. Kepadatan nyamuk dapat dinyatakan sebagai Man Biting Rate (MBR), indeks container, indeks rumah, dan/atau indeks Breteau

Tindakan khusus diambil apabila kepadatan insekta meningkat cepat dan dikhawatirkan akan terjadi wabah karenanya. Tindakan sedemikian dapat berupa :

1. Intensifikasi pemberantasan sarang seperti perbaikan saluran drainase, kebersihan saluran dan reservoir air, menghilangkna genangan, mencegah pembusukan sampah, dan lain-lain.

2. Mobilisasi masyarakat untuk berperan serta dalam pemberantasan dengan memelihara kebersihan lingkungan masing-masing

3. Melakukan penyemprotan insektisida terhadap vektor dewasa didahului dengan uji resistensi insekta terhadap insekta yang akan digunakan.

Page 44: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

Komentar : Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang, atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan. Contoh dramatis adalah keracunan Methyl Mercury yang terjadi pada penduduk sekitar Minamata (Jepang) akibat mengkonsumsi ikan yang berasal dari pantai yang tercemar mercury (air raksa). Dari bencana ini, 41 orang meninggal dan juga terjadi cacat tubuh dari bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi Mercury tersebut. Dengan alasan tersebut, interaksi antara manusia dengan lingkungannya merupakan komponen penting dari kesehatan masyarakat.

8. Pentingnya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( K3 )Written By TEKNIK KETENAGALISTRIKAN on Saturday, May 11, 2013 | 1:36 PM

Keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium/bengkel pada dasarnya menyangkut semua unsur yang terkait dengan fasilitas kerja/praktek di laboratorium maupun bengkel, baik subyek yang melakukan aktifitas kerja/praktek yaitu guru dan peserta diklat, obyek (material) praktek maupun lingkungannya.

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah tujuan dari semua pihak yang terkait dengan aktifitas kerja/praktek, artinya tidak ada satu orangpun yang menginginkan tidak selamat dan tidak sehat.

Dengan demikian keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tugas dan kewajiban semua pihak.

Hal ini  perlu mendapatkan perhatian sepenuhnya karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit kasus/kejadian yang telah menimpa unsur-unsur yang terkait dengan praktek/kerja di laboratorium atau bengkel sehingga terjadi kondisi yang tidak diinginkan, misalnya : kecelakaan akibat praktek yang menimpa seorang peserta diklat sehingga peserta diklat tesebut mengalami cacat seumur hidup, kerusakan alat-alat atau bahan yang tidak perlu terjadi dan sebagainya.

Untuk itulah perlu ditekankan agar keselamatan dan kesehatan kerja perlu mendapat perhatian sepenuhnya. Demikian beberapa teori/petunjuk praktis tentang keselamatan dan kesehatan

Page 45: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

kerja ini perlu dipahami untuk selanjutnya diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari terutama di laboratorium atau bengkel sekolah.

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

            

Keselamatan dan kesehatan kerja terutama di laboratorium atau bengkel mempunyai beberapa tujuan, antara lain :

1. Melindungi pekerja/praktikan dalam melaksanakan praktek. 

2. Menjamin pekerja/praktikan dalam meningkatkan produktivitas dengan memperoleh

keselamatan dan kesehatan kerja. 

3. Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja bagi setiap orang yang berada di

laboratorium/bengkel dan juga lingkungannya.

4. Menjamin sumber-sumber produksi dan peralatan praktek yang berada di

laboratorium/bengkel untuk dapat digunakan, dirawat  dan dipelihara secara aman dan

efisien.

5. Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja dan lingkungannya.

6. Mencegah dan mengurangi terjadinya kebakaran 

7. Mencegah dan mengurangi kerugian/kerusakan yang diderita semua pihak karena

terjadinya kecelakaan/kebakaran.  

8. Pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) sebagai langkah

pertolongan awal dalam penanggulangan kecelakaan yang terjadi di

laboratorium/bengkel.

Prinsip-Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Agar tujuan keselamatan dan kesehatan kerja yang secara umum telah diuraikan di depan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka perlu dipahami dan diterapkan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium/bengkel. 

Prinsip-prinsip tersebut ada yang bersifat umum yaitu yang berlaku untuk semua jenis laboratorium/bengkel dan ada yang bersifat khusus yaitu yang hanya berlaku untuk jenis laboratorium/bengkel tertentu saja.

            Berikut ini akan diuraikan prinsip-prinsip yang bersifat umum, yaitu :

Page 46: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

1. Setiap pekerja/praktikan berhak mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. Sebagai konsekuensi prinsip ini maka pihak sekolah wajib menyediakan alat-alat atau fasilitas yang dapat menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya :

Tersedianya alat pemadam kebakaran

  .

Tersedianya kotak P3K lengkap beserta isinya.

Ada petugas yang melayani kesehatan kerja. Alat-alat praktek dalam keadaan aman/mudah digunakan dan tidak menimbulkan

bahaya.

2. Setiap pekerja/praktikan wajib mengenakan pakaian kerja dan alat-alat pelindung diri pada waktu bekerja/melakukan praktikum, seperti kacamata, sarung tangan dan sebagainya.

3. Setiap pekerja/praktikan harus menerapkan prinsip-prinsip umum yang menjaminkeselamatan dan kesehatan kerja, seperti :

Bekerja sesuai prosedur/langkah kerja tertentu. Menggunakan alat yang tepat sesuai dengan fungsinya. Melakukan perawatan umum yang meliputi kebersihan dan keindahan tempat   kerja. Setiap pekerja/praktikan harus memahami situasi laboratorium/bengkel dalam kaitannya

tindakan penyelamatan jika terjadi kecelakaan.

Page 47: KLIPING PAK SUDUNG - RH.docx

Sedangkan yang bersifat khusus, yaitu beberapa faktor keamanan dan keselamatan kerja yang harus diupayakan di dalam laboratorium/bengkel, antara lain :

a. Penyediaan berbagai alat atau bahan yang ditempatkan di tempat yang mudah dicapai, misalnya : ember berisi pasir, alat pemadam kebakaran, selimut yang terbuat dari bahan tahan api, kotak P3K dan sejumlah pelindung.

b. Tidak mengunci pintu pada saat laboratorium/ bengkel digunakan atau sebaliknya.c. Tidak memperkenankan peserta diklat masuk di laboratorium/bengkel pada saat guru

tidak ada.d. Menyimpan bahan yang beracun/berbahaya dengan dikunci pada tempat khusus.e. Menyimpan bahan yang mudah terbakar pada tempat khusus.f. Mengadakan latihan kebakaran secara periodik.g. Melengkapi dengan saklar pusat untuk arus listrik.h. Melakukan ceking/pembersihan peralatan di laboratorium/bengkel.

Komentar : keselamatan dan kesehatan kerja ini memang penting. Banyak perusahaan atau parbrik maupun kantor yang kurang memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja bagi para pegawainya padahal dengan keselamatan dan kesehatan kerja untuk pegawai ini maka perusahaan/pabrik/kantor juga dapat mendapatkan efek yang baik karena para tenaga kerjanya terlindung dari kecacaran dan keselamatan kerja. Untuk itu penting untuk mengetahui serta mempraktekan mengenai prinsip dan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja ini.