kliping - air

64
TUGAS KLIPING KESEHATAN LINGKUNGAN DISUSUN OLEH : Monalisa Manurung 0861050114 Pembimbing : DR. Sudung Nainggolan, MSc KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DEPARTEMEN KEDOKTERAN KOMUNITAS PERIODE 6 OKTOBER-13 DESEMBER 2014

Upload: zega-agustian

Post on 04-Sep-2015

97 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

TUGAS KLIPING

KESEHATAN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH :Monalisa Manurung 0861050114Pembimbing :

DR. Sudung Nainggolan, MSc

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DEPARTEMEN KEDOKTERAN KOMUNITAS

PERIODE 6 OKTOBER-13 DESEMBER 2014UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Tuhan serta anugerahNya kepada kita sehingga kesehatan badan, iman dan pikiran tercurahkan kepada kita melalui rahmat-Nya. Kesehatan merupakan sesuatu yang paling berharga, dimana menjaga kesehatan pribadi harus dimulai dari menjaga kesehatan lingkungan baik itu tempat kerja maupun tempat pemukiman kita.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk membantu mahasiswa dalam mengembangkan pengetahuan dalam bidang kesehatan lingkungan , perbandingan dengan Negara maju serta aplikasinya di Indonesia. Hal ini ditujukan untuk memacu generasi muda dalam membangun kesehatan lingkungan yang baik.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan serta berguna terhadap kepedulian dalam pemeliharaan lingkungan, juga menjaga kesehatan lingkungan bagi para pembaca.

Jakarta, Desember 2014Penulis

1. PENYEDIAAN AIRhttp://www.setkab.go.id/pro-rakyat-6938-penyediaan-air-bersih-banjarmasin-terbesar-di-indonesia.htmlSelasa, 08 Januari 2013 - 22:13 WIPenyediaan Air Bersih Banjarmasin Terbesar di IndonesiaOleh :Desk Informasi

Air bersih merupakan kebutuhan utama masyarakat selain pangan dan energi. Penyediaan air bersih melalui perusahaan daerah air minum (PDAM) yang memadai sangat diharapkan masyarakat terutama karena semakin menurunnya kualitas air sungai sebagai sumber air bersih. Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan melalui PDAM Bandarmasih saat ini pelayanan air minumnya sudah mencapai 122.179 sambungan rumah tangga atau mencakup 98,7 % dari jumlah penduduk Banjarmasin, sehingga menempatkan Banjarmasin sebagai kota terbesar dalam pelayanan air bersih di Indonesia. Bahkan, pada tahun 2013, cakupan layanan air bersih di Banjarmasin ditargetkan menjangkau seluruh penduduk, sehingga akan menjadikan Banjarmasin sebagai kota pertama di Indonesia yang melayani kebutuhan air bersih bagi seluruh masyarakatnya.

Air baku yang dimanfaatkan PDAM Bandarmasih untuk suplai air bersih diperoleh dari sungai Tabuk di Kabupaten Banjar. Air dialirkan melalui pipanisasi, setelah itu air dimasukkan dalam bak pengendapan sehingga terdapat air bersih yang sudah tersaring akan mengalir ke dalam filter selanjutnya untuk disterilkan dengan bahan disinfecta dengan kadar antara 0,2 s/d 1,5 ppm, atau syarat kekeruhan yang ditetapkan oleh kementrian kesehatan tidak boleh melebihi 5 NTU. Rata-rata syarat yang harus dijaga oleh PDAM Bandarmasih besarnya tidak melebihi 2,5 NTU, setelah terpenuhi baru disalurkan melalui pipa ke masyarakat umum. Semua proses ini sudah dimonitor oleh mesin secara otomatis, sehingga jika ada penyumbatan atau kemacetan bisa terpantau di layar monitor.

Selain itu, PDAM Badarmasih juga melakukan uji sampel secara berkala tiap 1 jam untuk mengetahui kondisi air saat itu, agar dapat diambil tindakan yang tepat jika ada ketentuan kualitas yang terganggu, sehingga masyarakat tidak mengalami kerugian dari penggunaan air PDAM. Setiap jam, PDAM selalu mengambil sampel berupa berapa besarnya kadar keasaman (ph) dari air dan besarnya NTU untuk memantau dari segi kesehatan, kejernihan air serta sisa warna pembuangan limbah.

PDAM Bandarmasin juga telah membangun tampungan air dengan kapasitas 10.000 m, sehingga kapasitas air PDAM Bandarmasih menjadi berkisar 1.550 liter/detik, dari sebelumnya yang tercatat sekitar 1.000 liter/detik.

Sebagai antisipasi cadangan listrik, PDAM Bandarmasih juga menyediakan genset, agar proses pengolahan air baku tetap berjalan meskipun terjadi pemadaman listrik. Untuk kebutuhan energi dalam memenuhi kebutuhan air bersih, PDAM setiap tahunnya menyediakan anggaran sebesar Rp 2,5 miliar.

Harga jual air bersih saat ini berkisar Rp 4.194/m, harga yang cukup murah mengingat fungsi air bersih yang sangat vital. Selain itu, bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), diberikan subsidi untuk pemasangan baru sekitar Rp 650 ribu, sehingga mereka cukup membayar Rp150 ribu, sementara harga normalnya berkisar Rp 800 ribu. Hal ini dilakukan agar masyarakat pemanfaat air bersih semakin meluas, menjangkau semua kalangan.

Di lain pihak, khusus untuk warga yang berada di daerah kepulauan yang tidak memiliki sumber air tanah karena merupakan kawasan rawa yang memiliki air payau serta masyarakat yang tinggal di perdesaan yang berada di luar jangkauan PDAM, disediakan layanan air bersih melalui Pansimas dan PAC (pengelolaan air cepat) berupa alat penyaring air sungai sehingga bisa dikonsumsi dengan aman.

Meluasnya cakupan layanan air bersih berdampak positif dalam menurunkan penyakit diare dan kolera yang sebelumnya mewabah di Banjarmasin. Dulu, warga terpaksa mengkonsumsi air sungai sebagai sumber air bersih sehingga penyakit seperti diare sering diderita warga. Bahkan pada akhir 1990-an, Banjarmasin pernah berstatus KLB kolera karena penduduk pinggir sungai Martapura mengkonsumsi air tidak sehat.

Penyediaan ari bersih di daerah terpencil salah satunya berlokasi di RT 13 Kelurahan Mantuil Kecamatan Banjarmasin Selatan. Terdapat sekira 100 KK warga yang belum tersambungi pipa PDAM, sehingga warga mengandalkan PAC dan membeli air ledeng dari warga yang sudah mendapat sambungan PDAM. Harganya berkisar Rp1.000-Rp2.000/jerigen isi 20 liter.

Salah satu warga RT 13, Anisa (53 tahun), mengatakan ia mendapatkan bantuan perlengkapan PAC pada Agustus 2012 lalu, dimana ada sekira 50 PAC yang dibagikan kepada warga. Proses pengelolaan air jernih dimulai dari pemanfaatan air sungai yang berasal dari sungai Martapura, kemudian dialirkan melalui pipa masuk ke dalam bak penampungan berupa tong viber berkapasitas 200 liter, setelah itu air yang sudah mengendap masuk dalam proses Mixingwell dimana air sungai dicampur dngan bahan kimia (Koagulan) dengan perbandingan 20 s/d 60 ppm dimana Koagulan akan bercampur sebanyak 20 miligram pe liter air baku dan dilakukan pencampuran. Lalu diaduk-aduk hingga 30 menit setelah itu air akan menetes dalam tampungan sehingga air bersih akan keluar melalui pipa dan siap untuk digunakan. Masyarakat bersyukur untuk bantuan ini, karena sekarang mereka bisa menghemat biaya pembelian air dimana untuk harga air Rp 1.000 / jerigen dengan volume 20 liter.

Selain pemberian bantuan PAC, PDAM Bandarmasih bekerjasama dengan beberapa lembaga juga memberikan bantuan penyaluran air ke desa yang terletak di muara sungai atau dikenal juga dengan desa Pulau Bromo. Daerah ini merupakan daerah yang timbul menjadi salah satu wilayah dengan penghuni lebih 400 kk. Bantuan yang bantuan berupa alat transportasi kapal penyeberangan yang membawa 4 tandon air bersih dengan kapasitas 4.000 Liter, dengan anggaran mencapai Rp 40 juta/tahun, yang berasal dari bantuan beberapa CSR perusahaan yang tergerak dalam membantu penyediaan air bersih. Masyarakat dapat membeli air per jirigennya sebesar Rp 1.000 / 20 liter.

Penyediaan air bersih di Banjarmasin juga didukung jaminan ketersediaan air baku dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. Pemerintah pusat, propinsi maupun pemerintah kota melakukan perlindungan daerah tangkapan air, manajemen terpadu daerah aliran sungai, pengendalian pencemaran air, penertiban ijin penggunaan air serta upaya antisipasi penyediaan sumber air baku untuk masa yang akan datang.

Kota Banjarmasin diakui sebagai kota besar yang mengelola air bersih terbaik di antara negara-negara di Asia Tenggara. Atas prestasinya ini, Banjarmasin mendapat penghargaan dalam bentuk sertifikat pengakuan atau "Clean Water" untuk kategori kota besar yang diserahkan berbarengan dengan puncak penyerahan penghargaan "Asean Environmentally Sustainable Cities" (Asean Esc Awards) tahun 2011 atau penghargaan untuk semua kota dengan penetapan lingkungan berkelanjutan di tingkat Asean. Hasil tersebut berdasarkan seleksi bersama puluhan kota besar lainnya di Asia Tenggara pada pertemuan Asean Working Group On Environmentally Sustainable Cities (AWGESC) ke-9 di Yangon, Nyanmar Mei 2011 lalu, dengan perserta perwakilan kota-kota di belahan Asia Tenggara.

Penghargaan ini juga merupakan apresiasi terhadap banjarmasin yang telah membangun pengelolaan air limbah yang dulu dibuang ke sungai, kini sebelum dibuang diproses dulu oleh Perusahaan Daerah Pengelola Air Limbah (PD PAL) hingga air dibuang bersih. Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik yang ada di Banjarmasin menggunakan system terpusat (off site system) dimana air limbah diangkut dalam pipa penyalur air limbah (sewers), dari tempat dimana air limbah itu dihasilkan (WC, Septik Tank, kamar mandi, dapur) ke tempat pengolahan dan pembuangan (IPAL). Pengolahan limbah di IPAL menggunakan sistem biologis, dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik dan racun yang berbahaya pada air limbah dengan teknologi RBC (Rotating Biological Contactor) sehingga dihasilkan effluent (hasil pengolahan) yang memenuhi standar baku mutu air yang diijinkan.

Pengolahan Air Limbah secara terpusat merupakan Pilot Project bagi kota Banjarmasin, dimana cakupan area pelayanannya masih terbatas, artinya hanya masyarakat yang berada di kawasan jaringan air limbah yang sementara ini bisa dilayani dengan menggunakan jaringan perpipaan. Untuk melayani masyarakat di luar kawasan pelayanan jaringan air limbah, PD PAL Banjarmasin menyediakan bentuk pelayanan dengan mobil khusus penyedot limbah sesuai dengan permintaan kebutuhan masyarakat. Bentuk pelayanan mobil ini bisa juga untuk mengatasi permasalahan masyarakat terhadap WC/Septic Tanknya yang bermasalah.

Untuk menciptakan kondisi tersebut Pemerintah Kota Banjarmasin membentuk Peraturan Daerah No.16 Tahun 2006 tentang Tarif Jasa Pelayanan Pengolahan Air Limbah Kota Banjarmasin, dimana dalam PERDA No.16 Tahun 2006 disebutkan bahwa masyarakat / Badan Hukum yang berada di areal pelayanan jaringan air limbah diwajibkan memanfaatkan sarana pengolahan air limbah, termasuk dalam hal ini mengadakan penyambungan dari sumber limbahnya ke jaringan air limbah yang telah disediakan. Untuk tata cara penyambungan tersebut dilakukan sesuai aturan yang ditetapkan oleh PD PAL Banjarmasin selaku Pengelola Air Limbah. Maka dari itu diharapkan dukungan peran aktif seluruh lapisan masyarakat bersama-sama Pemerintah Kota Banjarmasin dalam mengelola air limbah dapat terwujudkan, untuk menuju Kota Banjarmasin Bungas (cantik).

Cakupan pelayanan air bersih di Banjarmasin hendaknya menjadi acuan bagi Pemprov Kalimantan Selatan mengingat pelayanan air minum di Provinsi Kalimantan Selatan sampai dengan penghujung tahun 2011 baru mencapai 51,79 %, di bawah rata-rata nasional sebesar 53,26 %. Dengan jumlah penduduk sekitar 3,6 juta jiwa, berarti bahwa penduduk yang belum memiliki akses aman air minum di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 1,7 juta jiwa. Di sisi lain sasaran MDGs tahun 2015 untuk Provinsi Kalimantan Selatan adalah tingkat akses aman air minum sebesar 70 %. Dengan demikian, dalam kurun waktu 2,5 (dua setengah) tahun ke depan Pemerintah provinsi dan Kabupaten-Kota di Kalsel perlu menyediakan tambahan akses aman air minum bagi 600 ribu jiwa.

(Diana Saragih dan Sahat Yogiantoro)

Substansi :Air bersih merupakan kebutuhan utama bagi setiap orang, dan boleh dikatakan hak setiap warga. Itulah yang mungkin ada dibenak pemerintah kota Banjarmasin. Banjarmasin sekarang menempati posisi keempat sebagai kota terbesar yang pelayanan air bersihnya terbaik se-Indonesia. Prestasi yang membanggakan ini pastinya tiddak didapat dengan mudah, mengingat sistem/ cara pengolahan air yang dilakukan pun cukup rumit. Ketersediaan airnya (air baku) pemerintah dapatkan dari sungai Tabuk di Kabupaten Banjar. Dari sungai tersebut melalui pipa air dialirkan ke dalam bak bak untuk diendapkan, lalu disaring beberapa kali, dan dibersihkan dengan desinfektan yang kadarnya sudah ditetapkan pemerintah. Semua cara tersebut dimonitor otomatis dengan mesin sehingga dapat diketahui pasti bila terjadi kesalahan, sebelum hasil akhir yaitu air bersih disalurkan ke masyarakat. Selain itu ada beberapa tes uji sampel setiap 1 jam dilakukan untuk mengetaui kualitas air, yakni derajat keasaman (pH), kekeruhan (NTU), kejernihan air, serta sisa warna pembuangan air limbah. Pemerintah menyediakan tempat penampungan air yang besar, selain itu genset juga diperkirakan untuk memperlancar sistem bilamana terjadi pemadaman listrik di area tersebut. Dengan anggaran 2,5 milliar/tahun, pemerintah kota Banjarmasin memberikan kemudahan bagi warganya; harga air bersih yang murah dan subsidi untuk warga kurang mampu. Selain itu, pemerintah juga memberikan kemudahan bagi warga yang tinggal di kepulauan, dengan mengadakan sistem pengelolaan air cepat (PAC) untuk menyaring air sungai sehingga aman dikonsumsi. Untuk warga di area muara sungai, pemerintah bekerjasama dengan lembaga peduli air bersih memberikan bantuan transportasi kapal untuk menyebrangkan air bersih ke desa desa. Pemerintah pusat, propinsi maupun pemerintah kota melakukan perlindungan daerah tangkapan air, manajemen terpadu daerah aliran sungai, pengendalian pencemaran air, penertiban ijin penggunaan air serta upaya antisipasi penyediaan sumber air baku untuk masa yang akan datang. Pemerintah juga mengelola limbah dengan melalui off side system, yaitu limbah yang dihasilkan dikumpulkan melalui pipa, dikumpulkan disatu tempat untuk diuraikan zat zat organik dan berbahaya oleh MO, lalu disaring berulang sampai menghasilkan air baku dengan mutu yang diijinkan. Hal ini diterapkan pemerintah dengan baik dan teliti, tak salah jika semakin banyak masyarakat yang beralih untuk mengkonsumsi air bersih dari PAM ketimbang air sungai langsung. Pemerintah juga mendapat berbagai apresiasi bahkan dari ASEAN.kesimpulan

Sistem pengadaan air bersih dan penggunaan limbah air bersih yang dilakukan pemerintah daerah kalimantan, khususnya untuk kota Banjarmasin tersebut sangat baik sekali, apalagi bila diterapkan oleh seluruh kawasan provinsi di Indonesia. Pastinya indonesia akan menjadi negara yang makmur dan kesehatan masyarakatnya semakin meningkat, angka mortalitas dan kesakitan akan menurun pesat melalui penerapan sistem tersebut. Mengingat indonesia yang merupakan negara perairan; memiliki ketersediaan air yang melimpah ruah dan yang pasti sangatlah mudah untuk menjangkau ketersediaan air. Meskipun begitu, dirasakan gampang gampang susah untuk diterapkan karena mencakup kata air bersih. Air bersih di beberapa atau mungkin di banyak kota sangatlah sulit untuk didapatkan; kenapa seperti itu? Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan sekitar, terutama kebersihan sungai sungai atau pun kali yang dapat menjadi sumber air bersih yang melimpah. Selain itu, dari pemerintahannya sendiri, bila tidak memiliki keinginan yang tinggi untuk mewujudkan kesejahteraaan masyarakat yang sehat, hal tersebut tentunya sulit untuk diwujudkan bahkan diperjuangkan. Saya setuju dengan artikel ini. Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Tubuh manusia sendiri sebagian besar terdiri atas kandungan air. Sebagai pemenuhan hidup manusia membutuhkan air yang berkualitas dan mencukupi dari sisi kuantitas. Namun memang keadaan lingkungan sekarang rentan akan pencemaran. Maka untuk mencapai target yang diharapkan memang diperlukan beberapa strategi, seperti andilnya pihak pemerintah dalam peraturan maupun perundang-undangan. Selain itu memang hal ini sangat membutuhkan dukungan masyarakat untuk peduli akan lingkungannya.http://pustaka.pu.go.id/new/artikel-detail.asp?id=303Artikel

Penyediaan Air Baku Kota Samarinda Bertambah 1300 Liter/ Detik

Kementerian Pekerjaan Umum saat ini sedang menangani pekerjaan penyediaan air baku air bersih kota Samarinda sebesar 1300 liter/detik untuk memenuhi kebutuhan air bersih ibu kota provinsi Kalimantan Timur itu. Pelaksana Administrasi Teknik PPK, Pengembangan Air Baku Balai Wilayah Sungai Kalimantan III Kalimantan Timur, Gusagung Guntoro, mengatakan hal tersebut kepada KIPRAH. Ia bertutur bahwa tahun 2010 telah diselesaikan pemasangan dua pompa dengan kapasitas 2x275 liter/detik dan tahun ini akan dilakukan pengadaan dan pemasangan tiga unit pompa masing-masing dengan kapasitas 375 liter/detik.

Pemasangan tiga unit pompa tersebut berdekatan dengan dua pompa lainnya yang telah selesai dikerjakan. Nantinya dari lima pompa air tersebut, empat pompa akan beroperasi penuh dan satu pompa difungsikan sebagai cadangan. Ditegaskan Agung, dalam tahun anggaran 2010 lalu pihaknya telah menyelesaikan tiga paket pekerjaan, yakni paket pengadaan dan pemasangan pipa transmisi berdiameter 900 mm sepanjang 1,6 km dari pintu pengambilan (intake) di Telok Lerong (Sungai Mahakam) ke instalasi pengolahan Cendana, dengan nilai kontrak Rp 11,65 miliar. Paket pengadaan dan pemasangan dua unit pompa air baku yang berkapasitas 2x376 liter/detik di pintu pengambilan Telok Lerong dengan nilai kontrak Rp 4,64 miliar dan pekerjaan pembangunan rumah intake Telok Lerong beserta fasilitasnya dengan nilai kontrak Rp 3,65 miliar.

Menurut Agung, pembangunan intake di Telok Lerong tersebut berdekatan dengan intake lama yang selama ini memenuhi kebutuhan air bersih kota Samarinda yang berkapasitas 300 liter/detik. Pasokan air baku dari intake yang telah diselesaikan tahun 2010 itu sebesar 70% dari kebutuhan pasokan air baku PDAM Samarinda, katanya.

Pengembangan air baku Kota Samarinda ini sejalan dengan program MDGs yang menargetkan 10 juta sambungan rumah pada akhir tahun 2011 untuk seluruh Indonesia, tambahnya. Menjawab pertanyaan tentang nasib tiga pompa air lama yang berada di Teluk Lerong, Agung mengatakan akan dipindahkan di tempat lain dan karena merupakan aset milik PDAM Samarinda maka PDAM-lah yang menentukan.

Bontang dan Balikpapan

Selain Samarinda, menurut Agung, pihaknya tahun lalu juga menangani pekerjaan pembangunan satu unit sumur dalam beserta perpipaannya untuk memenuhi kebutuhan air baku air bersih masyarakat Bontang dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,385 miliar. Selain itu ditangani pula pekerjaan perkuatan tebing di lokasi sumur dalam kota juga dilaksanakan pekerjaan perkuatan tebing meliputi pekerjaan bronjong dan pasangan batu, pembuatan saluran drainase dan gebalan rumput. Pada tahun 2011 ini, ditangani pekerjaan lanjutan berupa pemasangan pipa transmisi sepanjang 1 km, dari lokasi sumur ke instalasi pengolahan.Sedangkan untuk Balikpapan, saat ini telah diselesaikan pekerjaan pembangunan satu unit sumur dengan kedalaman 200 m yang berkapasitas 20 liter per detik. Nilai kontrak atas pekerjaan tersebut sebesar Rp 1,82 miliar. Tahun ini dilakukan pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa transmisi sepanjang 1400 m untuk Balikpapan Barat dan pipa transmisi sepanjang 700 m untuk Balikpapan Timur.

Masih di Balikpapan, terhadap sumber air baku di Waduk Manggar yang telah selesai dan diresmikan oleh Presiden tahun 2009 lalu, maka tahun ini, dalam rangka pemeliharaan, akan dilakukan pekerjaan pembangunan pagar pengaman sepanjang 400 m, pengadaan, dan pemasangan genset berkapasitas 1800 KVA.

Menurut Agung, biaya pekerjaan penyediaan air baku Kalimantan Timur tahun lalu termasuk untuk penanganan di kawasan perbatasan yakni di pulau Sebatik, Nunukan, dan Tarakan sepenuhnya dari dana APBN. Sementara Pemerintah Daerah setempat membiayai pembebasan lahannya.

Mengenai program lima tahunan sampai dengan tahun 2014, dikatakan telah disusun tahun 2009 dan secara nasional dibahas dalam workshop di Bali pertengahan tahun lalu.

Dalam program lima tahun ke depan, sebagian masih berupa pekerjaan lanjutan yang saat ini sedang ditangani. Sebagian lagi berupa Study Investigation Design (SID) sebanyak 18 item, Detailed Engineering Design (DED) sebanyak tiga kegiatan. Sementara usulan program sebanyak 37 item, belum termasuk usulan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan atas apa yang telah selesai dibangun dan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.2. PENGELOLAAN LIMBAHhttp://nasional.kompas.com/read/2013/03/18/03542862/Riset.IPB..Limbah.Terasi.Hasilkan.Energi.ListrikRiset IPB, Limbah Terasi Hasilkan Energi Listrik

Senin, 18 Maret 2013 | 03:54 WIB

BOGOR, KOMPAS.com Penelitian yang dilakukan mahasiswa Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F-MIPA) IPB menghasilkan temuan limbah cair organik dari terasi dapat menghasilkan energi listrik.

Kepala Humas IPB Ir Henny Windarti, MSi, di Bogor, Minggu (17/3/2013), menjelaskan, penelitian itu dilakukan dalam bentuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) berjudul "Pemanfaatan Limbah Cair Industri Terasi di Kabupaten Cirebon Sebagai Penghasil Energi Listrik".

Penelitian yang dikoordinasi Silvikasari itu beranggotakan sejawatnya, yaitu Heryani, Osy Yostia Utami, Qatrunnada, dan Haribowo. Para mahasiswa itu melakukan penelitian tersebut dengan menggunakan limbah cair terasi, yang diambil dari sebuah perusahaan terasi di Kabupaten Cirebon.

Silvikasari mengatakan, pemanfaatan sumber energi alternatif menjadi solusi di masa mendatang dalam memenuhi kebutuhan energi. "Salah satu energi alternatif yang mampu diproduksi dalam waktu yang relatif singkat adalah dengan memanfaatkan limbah cair organik dari terasi," kata Silvikasari, Minggu.

Limbah cair terasi, kata dia, merupakan salah satu limbah organik, yang diperoleh sebagai hasil samping pengolahan terasi. Salah satu jenis terasi yang sering diproduksi di Indonesia, terutama di Kabupaten Cirebon adalah terasi udang.

Dikemukakannya, limbah cair terasi itu masih mengandung nutrisi, seperti protein, karbohidrat, dan bahan-bahan lainnya, yang dapat dimanfaatkan bagi pertumbuhan mikroba. "Mikroba inilah yang kemudian akan dimanfaatkan untuk memproduksi energi listrik," katanya.

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan di Kabupaten Cirebon, PT ABC President Indonesia yang memproduksi terasi dalam kemasan menghasilkan limbah cair terasi sebanyak 330 liter setiap pekan.

"Jumlah tersebut akan terakumulasi jika tidak ditangani secara optimal sehingga akan mengakibatkan pencemaran lingkungan," katanya.

Konsorsium mikrobaMenurut dia, limbah cair terasi yang digunakan pada penelitian ini mengandung konsorsium mikroba. Hanya saja, kata dia, tidak semua mikroba dapat ditumbuhkan dan diisolasi dalam media agar-agar nutrien yang digunakan pada percobaan.

Disebutkan bahwa konsorsium mikroba yang terdapat secara alami dalam limbah cair terasi ini dimanfaatkan untuk memproduksi energi listrik melalui reaksi yang memungkinkan terjadinya transpor proton akibat proses respirasi seluler dari permukaan sel ke anoda.

Kemudian, kultur cairBacillus subtilisyang berhasil diisolasi akan digunakan dalam sistemmicrobial fuel cell(MFC) atau bahan bakar sel yang memanfaatkan mikroba sebagai pembanding.

Berdasarkan hasil uji limbah cair terasi yang mengandung konsorsium mikroba, katanya, mampu menghasilkan beda potensial lebih tinggi dibandingkan kultur cairBacillus subtilis.

Hal ini disebabkan pada konsorsium mikroba terjadi aktivitas metabolisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan kultur murni sehingga proton H+ yang dihasilkan semakin banyak.

Untuk membuktikan bahwa limbah cair terasi memiliki beda potensial yang lebih tinggi pada sistem MFC seri, kata dia, dilakukan pengukuran limbah cair tahu pada sistem MFC seri sebagai pembanding.

Hasil uji menunjukkan limbah cair tahu menghasilkan beda potensial sebesar 0,788 volt. "Nilai ini menunjukkan limbah cair tahu yang diukur pada sistem MFC seri menghasilkan beda potensial yang lebih rendah dibandingkan limbah cair terasi," katanya.

Menurut dia, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari konsorsium mikroba yang terdapat pada limbah cair didominasi olehBacillus subtilis. Sistem MFC dengan rangkaian seri, katanya, mampu menghasilkan beda potensial lebih tinggi dibandingkan paralel dan sepasang.

Melalui rangkaian tersebut diperoleh beda potensial limbah cair terasi sebesar 2 volt, kultur murniBacillus subtilis0,88 volt, dan limbah cair tahu sebagai pembanding sebesar 0,548 volt.

Ia menambahkan, pengembangan teknologi MFC yang memanfaatkan limbah cair terasi menjadi energi listrik dapat dijadikan solusi dalam penanganan limbah cair industri terasi.

Sumber :ANTARAEditor :Benny N Joewono

Substansi :

Pemanfaatan sumber energi alternatif merupakan solusi di masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan energi, salah satunya adalah limbah cair organik terasi, limbah organik yang diperoleh dari pengolahan terasi, contohnya terasi udang.

Limbah cair terasi yang digunakan saat penelitian mengandung konsorsium mikroba secara alami ini dimanfaatkan untuk memproduksi energi listrik melalui reaksi yang memungkinkan terjadinya transpor proton akibat proses respirasi seluler dari permukaan sel ke anoda.

Kultur cairBacillus subtilisyang berhasil diisolasi akan digunakan dalam sistemmicrobial fuel cell(MFC) atau bahan bakar sel yang memanfaatkan mikroba sebagai pembandingnya.

Berdasarkan hasilnya, uji limbah cair terasi yang mengandung konsorsium mampu menghasilkan beda potensial lebih tinggi dibandingkan kultur cairBacillus subtilis karena pada konsorsium mikroba terjadi aktivitas metabolisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan kultur murni sehingga proton H+ yang dihasilkan semakin banyak.

Untuk membuktikan bahwa limbah cair terasi memiliki beda potensial yang lebih tinggi pada sistem MFC seri, dilakukan pengukuran limbah cair tahu pada sistem MFC seri sebagai pembanding.

KesimpulanPenelitian tentang limbah terasi ini baik mengingat limbah merupakan sisa atau tidak layak. Tetapi limbah terasi dikatakan dapat menghasilkan energi listrik. Mengacu pada limbah pabrik yang biasnya merugikan. Hasil penelitian penggunaan limbah terasi ini patut dicoba oleh kota kota besar, salah satunya Jakarta untuk mendapatkan energi listrik mengingat bukan tidak sering Jakarta mengalami lampu padam.http://padang-today.com/?mod=artikel&today=detil&id=3563. Pengelolaan Sampah Ramah LingkunganArtikel SosialSabtu,07/03/2011-14:09 WIBOleh : Zennis Helen,SH*2807 klik

Ternyata tidak saja penebangan hutan secara liar yang mendatang kan bencana banjir dan menelan korban jiwa, harta. Akan tetapi pengelolaan sampah yang bencana banjir dan menelan korban jiwa, harta. Akan tetapi pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan juga bisa bendatangkan bencan dan menelan korban jiwa. Kasus yang terjadi di Zona III A yang masih aktif di TPA Bantar Gebang-Bekasi dapat dijadikan pelajaran. Dalam kasus itu sebanyak 3 orang pemulung menjadi korban akibat ditimbun oleh tumpukan sampah setinggi gunung di lokasi TPA itu. Mereka sedang mengais-ngais sampah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kasus yang terjadi di Zona III A Bantar Gebang semakin menambah daftar panjang jumlah korban akibat ditimmbun sampah ini dan sebelumnya pernah terjadi kasus serupa di TPA Leuwigajah-Bandung yang menewaskan sebanyak 10 orang.

Selama ini pembicaraan yang terkait dengan sampah ketinggalan dan luput dari perhatian. Penyebab ketertinggalannya dari pergulatan wacana adalah karena pemerintah terlalu memforkuska penanganan tentang korupsi, kemiskinan, politik, otonomi daerah sehingga sampah menjadi terlupakan. Artinya, pengelolaannya sampah menjadi barang yang benilai guna dan ekonomis tidak lagi menjadi konsentrasi perhartian akan sampah akan bangkit ketika jika terjadi bencana dan mendatangkan korban dan itu pun waktunya sebentar kemudian hilang ditelan oleh wacana-wacana lain yang lebih aktual.

Peduli Lingkungan

Terjadinya berbagai bencana lingkungan akhir-akhir ini merupakan akumulasi dan dampak dari sikap dan karakter buruk kita terhadap lingkungan. Kondisi lingkungan hidup yang sehat tidak lagi menjadi cita-cita dan tujuan bersama. Kita yang menyebabkan lingkungan itu tercemar. Beberapa sikap dibawah ini bisa menguatkan kan ketidak pedulian kita terhadap lingkungan. Misalnya, membuang plastik sembarangan, membuang puntung rokok tidak beraturan, membuang sampah keluarga ke sungai. Pada hal, sampah-sampah yang dibuang yang dibuang akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan akibatnya akan dirasakan oleh generasi-generasi mendatang.

Dari sisi landasan Yuridis kita sudah mempunyai instrumen hukum yaitu pasal 9UU No. 39/1999 tentang HAM menyebutkan bahwa lingkungan hidup yang bersih dan sehat merupakan bagian dari hak hidup di samping hak-hak lain yang harus dipenuhi pemenuhannya. Akan tetapi harapan untuk mendapatkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat itu belum kita wujudkan dalam tindakan konkrit dalam kehidupan baru hanya sebatas yang tertulis di UU dan dalam wilayah permainan kata-kata (retorika).

Pemerintah selalu pengambil keputusan (decision maker) belum lagi mempunyai konsentrasi perhatian yang serius dalam mengelola lingkungan khususnya dalam hal pengelolaan sampah. Buktinya, setiap tahun bangsa ini tertimpa bencana. Bukti ketidakseriusan pemerintah itu dapat terlihat dari kecilnya anggaran yang dialokasikan untuk pemerintah itu dapat telihat dari kecilnya anggaran yang dialokasikan untuk penangganan sampah ini. Menurut data dari bank dunia selama dekade 1990-an, pemerintah hanya mengalokasikan 0,4 % Produk Domestik Bruto (PDB) untuk insfrastruktur umum perkotaan. Dari jumlah itu hanya 8 persen atu sekitar 0,03 % dari PDB yang dianggarkan untuk penanganan sampah (Kompas, 16/16/9).

Dari data itu menggambarkan bahwa betapa rendahnya tingkat perhatian pemerintah dalam hal penanganan sampah ini. Semestinya, sebagai birokrat pemerintahan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan sesitif terhadap kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan dihadapi oleh masyarakt. Perlukah reformasi berokrasi? Menurut penulis perlu sehingga birokrat-biroktar yang ada menjadi pelayan abagi masyarakt dan sensitif terdahap persoalan masyarakat. Memang mewujudkannya tidak mudah butuh waktu dan proses yang panjang.

Desain Baru

Kita seharusnya memiliki teknologi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Kalau tidak persoalan sampah akan tetap menjadi bumerang bagi masyarakat yang hidup di wilayah perkotaan. Dapat kita bayangkan setiap keluarga memeliki sampah dan berapa ton sampah yang dihasilkan dari samph keluarga setiap tahunnya. Apabila tidak diikuti denan niat baik dan serius dari pihak yang relevan dengan persoalan sampah, dan lingkungan maka rentetan jumlah korban berikutnya akan menyusul.

Menurut penulis untuk mengatasi persoalan ini paling tidak ada 3 (tiga) usul yang penulis tawarkan. pertama, mesti ada perangkat UU yang khusus mengatur persoalan sampah, selama ini hanya diatur lewat peraturan daerah sehingga tidak efektif karena tidak dipayungi oleh instrumen hukum yang lebih tinggi. Kedua, mesti ada pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan memberikan pendidikan bagi masyarakat tentang pengelolaan sampah yang baik dan ramah lingkungan, Ketiga, mesti ada tanggung jawab perusahaan yang memakai kemasan dari bungkus palstik dalam bentuk materil dan moril dalam memakai kemasan dari bungkus plastik dalam bentuk materil dan moril dalam memperbaiki keadaan ligkungan yang tidak sehat ini.

Dan akhirnya setiap kita mestinya peduli terhdap lingkungan dengan merubah sikap dan etika dan harapan akan kondisi lingkungan yang sehat dan bersih khususnya dalam penanganan masalah sampah mestinya menjadi cita-cita, tujuan dan harapan berasama tapi kalu tidak bersiaplah kita untuk menerima korban berkutnya.

*Penulis adalah PraktisiSubstansi :

Pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan telah beberapa kali mendatangkan bencana dan menelan korban, namun beritanya jarang sekali dipublikasikan karena dianggap tidak penting oleh berbagai pihak. Pemerintah bahkan undang undang pun belum kuat untuk menerapkan peraturan pemberantasan sampah dan kebijakan bagi yang melanggarnya. Maka dari itu, dibutuhkan kepedulian yang tinggi akan lingkungan dari diri sendiri. Dengan menetapkan 3 poin penting ini sebagai landasan pemberantasan sampah dan mengaplikasikannya, pastilah mungkin sampah dapat teratasi dengan baik, yaitu 1. membuat UU khusus yang mengatur masalah sampah, dimana UU ini harus kuat dan diberlakukan secara menyeluruh tidak pandang bulu. 2. Pendidikan bagi setiap masyarakat akan sampah dan pemberantasannya, 3. Bantuan secara materi dan moril dari perusahaan yang memakai kemasan plastik untuk memperbaiki lingkungan saat ini, 4. Kepedulian masing masing pribadi akan sampah melalui sikap dan etika kita.

Komentar dan kesimpulanSangat miris sekaligus menggelikan mendengar berita, beberapa pemulung tewas akibat tertimbun sampah. Lalu pertanyaannya adalah siapa yang harus disalahkan? Sampah, pemulungnya atau pemerintah?

Hingga saat ini saya masih sependapat dengan penulis tersebut, bahwa pemerintah tidak serius menangani bahkan terkesan tidak tegas, bukan hanya pemerintah kota tetapi juga pemerintah nasional belum mampu mengatasi masalah sampah. Menunggu terjadi bencana dahulu, baru dilakukan tindakan. Seharusnya pemerintah harus mulai memutar otak dari sekarang untuk mengatasi sampah. Bukan hanya tentang sampah ini mau diapakan saja, tetapi juga berpikir tentang TPA, kebijakan/ undang undangnya, cara pengelolaan dan pekerja, dan pemulung serta anggaran besar untuk mengatasi sampah tersebut. TPA seyogyanya jauh dari perumahan penduduk, bahkan dari perumahan dari pemulung tersebut. TPA juga dibagi jenisnya; sampah yang dapat didaur ulang dan yang tidak serta TPA untuk limbah; sehingga mempermudah proses dan sistemnya. Undang undang ditetapkan bagi setiap orang dan lembaga. Setiap orang/ lembaga yang melanggar dikenakan sanksi yang berat, sehingga merasa kapok untuk mengulanginya. Bila diperlukan pemerintah membentuk suatu pabrik khusus untuk pengelolaan sampah; tujuannya selain menghasilkan limbah ramah lingkungan juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Pengelolaan sampah juga harus mulai dibenahi; menentukan sistem yang tepat untuk mengelola sampah sehingga pada akhirnya menghasilkan limbah yang ramah lingkungan pula. Sedangkan untuk pekerja dan pemulung, sebaiknya diberikan gaji yang layak, asuransi kesehatan, dan kemudahan transportasi untuk mencapai area TPA sehingga dalam penerapan pemberantasan sampah tidak ada yang jatuh pada sakit penyakit tertentu. Dengan demikian persoalan akan sampah pun dapat teratasi; setiap area termasuk area pantai yang kini banyak ditemukan sampah, dapat kembali ke keadaannya semula; asri, sejuk dan indah untuk dipandang. Jika suasana nyaman tersebut terjadi di seluruh wilayah negara ini, tidak mustahil Indonesia dipandang negara lain bahkan mengalami peningkatan wisatawan asing.3. SANITASI MAKANANhttp://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/index.php?option=com_content&view=article&id=484:-sanitasi-makanan&catid=39:kesehatan&Itemid=15SANITASI MAKANAN

20 June 2012

Aye yanih-bapelkes Cikarang

Kata hygiene berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986). Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit).

Menurut Prescott, hygiene menyangkut dua aspek yaitu:

Yang menyangkut individu (personal hygiene)

Yang menyangkut lingkungan (environment)

Hygiene is a concept related to medicine as well as to personal and professional care practices related to most aspects of living although it is most often associated with cleanliness and preventative measures.

Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitik beratkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

sedangkan Menurut Ehler & Steel, sanitation is the prevention od diseases by eliminating or controlling the environmental factor which from links in the chain of tansmission.

Sanitasi adalah usaha-usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik, kimia, biologi yang dapat memungkinkan mata rantai penularan penyakit.

Makanan adalah semua substansi yang diperlukan oleh tubuh, tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan. (WHO)

Sanitasi makanan adalah usaha-usaha yang dilakukan termasuk pengawasan terhadap makanan agar makanan yang dikonsumsi oleh tubuh kita tidak menimbulkan suatu penyakit.

Usaha-usaha pengawasan yang dilakukan dapat dimulai dari bahan makanan hingga makanan siap disantap. atau dengan kata lain sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan factor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.

Sebelum melakukan pengawasan perlu diketahui dahulu 6 prinsip hygiene sanitasi makanan yaitu :

Kondisi bahan makanan

Pengiriman bahan baku makanan

Penyimpanan bahan baku makanan

Proses memasak/pengolahan

Cara pengangkutan makanan masak

Cara penyajian makanan.

Usaha-usaha pengawasan dapat dilakukan dimulai dari factor fisik, kimia, maupun biologi baik dilakukan sendiri maupun orang lain atau kelompok.

PERSYARATAN HIGIENE SANITASI MAKANAN

FISIK :A. Bahan Makanan :

- Kondisi bahan makanan terlihat bersih dan segar, bentuk utuh tidak rusak, tidak berbau selain dari bau bahan itu sendiri (organoleptik), jelas sumbernya.

- Penyimpanan bahan makanan sesuai dengan suhu

a. Hangat

b. Suhu kamar, :25oC-30oC untuk bahan kering seperti : Beras, kacang- kacangan, tepung, mie kering, bahan bumbu, menggunakan wadah agar tidak mudah tercecer, Rapid and fifo

c.Suhu dingin :-10oC 150C untuk bauh dan sayuran

d. Lemari kulkas : 1- 4 oC untuk Telur

e. Frezer : 0 50C untuk daging, ikan masak

f.Beku : - 200C untuk daging

- Cara penyimpanan pada suhu ruang

- Kering, Sirkulasi bagus, tidak lembab.

Diatas rak, rak tidak menempel dinding, langit-langit dan lantai posisi rak 15 cm dari dinding dan 60 cm dari lantai dan langit-langit. Mudah dibersihkan dan dipindah-pindah.

B. Tempat Pengelolahan Makanan(TPM) : Lokasi, Kontruksi, Halaman, Tata Ruang, Lantai yang tidak licin dan mudah dibersihkan, Dinding terlihat cerah dan mudah dibersihkan , Atap dan Langit-Langit bersih, Pintu dan Jendela dapat dibuka dan tutup, Pencahayaan terang , Ventilasi/Penghawaan 20 % dari luas ruangan, , Ruang Pengolahan Makanan terlihat terang dan tidak ada lalat beterbangan, Fasilitas Pencucian Peralatan Dan Bahan Makanan yang terpisah dan bersih, tidak terlihat binatang pengerat dan serangga, Tempat Cuci Tangan, Air Bersih tersedia dan mengalir , Jamban dan Peturasan terpisah dari tempat pengelolaan makanan, Kamar Mandi tersedia air dan sabun dan mempunyai saluran air kotor yang tertutup, Tempat Sampah tertutup , Fasilitas Penyimpanan Pakaian Karyawan (Locker), alat Pembersihan dan Pemeliharaan. terkontrol dan tersedia.

C. Peralatan: Kebersihan peralatan memasak, pengolahan, penyajian

Kebersihan alat : tidak berlendir, tidak berbau anyir,terlihat bersih, tersusun rapi, tidak ada binatang pengerat dan serangga. Tidak menimbulkan karsinogenik,

D. Orang: Pengolah Makanan, Penyaji Makanan,

Pengolah makanan dan Penyaji makanan : terlihat bersih dan rapi, tidak sedang sakit, memakai penutup rambut, kuku pendek dan tidak memakai cincin, serta tidak merokok.

E. Proses mengolah : Pencucian bahan pada air mengalir, peracikan sesuai dan tidak menimbulkan masalah baru(HACCP) kematangannya sempurna sesuai suhu,

Persyaratan Kimia :Bahan makanan tidak mengandung Racun dan bahan kimia berbahaya, seperti sianida, Pengawet makanan, pewarna sintetis, pemanis buatan, organoklorin, atau secara organoleptik tidak berbau amoniak, Urea, atau besi, pH normal,

Persyaratan Biologi :

Bahan makanan : Tidak mengandung mikroorganisme yang menimbulkan penyakit seperti E.Coli, telur cacing atau lalat,

Makanan siap saji : tidak mengandung Coliform, basillus aureus, bakteri atau virus yang mencemari makanan. tidak ada lalat hinggap di makanan , telur cacing atau lalat.

Sumber : ain_jie, diunggah 13juli2012

http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/27/higiene-dan-sanitasi-makanan/Higiene dan SanitasiMakananPosted onDesember 27, 2008by Prabu

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah : Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet.Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.

Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :

1.Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki

2.Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.

3.Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.

4.Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).Higiene dan SanitasiPengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkankegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman darisegala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelummakanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan,pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebutsiap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat ataukonsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untukmenjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen daripenyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli.mengurangi kerusakan / pemborosan makanan.Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:Keadaan bahan makananSemua jeis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb. Baham makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan perjalanan makanan yang begirtu panjangdan melalui jarngan perdagangan yang begitu luas. Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baika dalah menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.Cara penyimpanan bahan makananTidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya dapat terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut:

-Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi syarat

-Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.Proses pengolahanPada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian Yaitu:

1. Tempat pengolahan makanan

Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.

2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan

Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian.Dalam proses pengolahan makanan, peran daripenjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untukmenularkan penyakit. Banyak infeksiyang ditularkan melalui penjamah makanan, antaralainStaphylococcusaureusditularkan melalui hidung dan tenggorokan , kumanClostridiumperfringens,Streptococcus, Salmonelladapat ditularkan melalui kulit.Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam keadansehat danterampil.3. Cara pengolahan makanan

Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good manufacturing practice).Cara pengangkutan makanan yang telah masakPengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C.Cara penyimpanan makanan masakPenyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.

Cara penyajian makanan masakSaat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan pakaiannya.

Substansi :

Menurut WHO, makanan adalah Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet. Artinya tidak termasuk air, obat obatan, dan substansi yang diperlukan untuk pengobatan. Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya : derajat kematangan yang dikehendaki, bebas dari pencemaran di tiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya, bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan, dan bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).Menurut Depkes higiene merupakan upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya, mencuci tangan untuk kebersihan tangan, cuci piring untuk kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk keutuhan makanan secara keseluruhan.

Komentar dan KesimpulanHigiene dan sanitasi makanan penting bagi kesehatan. Walaupun banyak makanan yang kita makan tetapi jika tidak bersih atau bahkan tercemar oleh bakteri, jamur, atau virus, tidak akan bermanfaat bagi tubuh. Khususnya pada anak anak, dimana sistem kekebalan tubuhnya masih rendah, sangat rentan terhadap infeksi. Jajanan di pinggir jalan yang marak di sekitar sekolah dan tidak terjamin kebersihannya juga merupakan salah satu tempat dimana sumber infeksi. Untuk itu, hal hal yang perlu diperhatikan mengenai higiene dan sanitasi makanan, antara lain : keadaan bahan makanannya, cara penyimpanannya, proses pengolahannya, dan cara penyimpanan makanan yang sudah dimasak. Selain iyu, higiene dan sanitasi makanan turut menunjang meningkatnya status gizi seseorang, khususnya anak. Status gizi anak di Indonesia masih ada yang buruk, baik itu marasmus maupun kwarshiorkor. Ada dua hal yang dapat menyebabkannya, yaitu kurangnya asupan makanan yang sehat dan seimbang, serta infeksi yang disebabkan kurangnya kebersihandan imunitas yang rendah.4. SANITASI PEMUKIMAN DAN TEMPAT UMUMhttp://www.ampl.or.id/digilib/read/sanitasi-pemukiman-kumuh-rp2-8-miliar/47172Sanitasi Pemukiman Kumuh Rp2,8 Miliar

Sumber : Koran Sindo - 27 Januari 2009

Kategori : Sanitasi

PALEMBANG (SINDO) - Tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang mendapat Rp2,8 miliar dari dana alokasi khusus (DAK) untuk pembangunan sanitasi khusus di pemukiman kumuh, seperti sarana mandi, cuci, kakus (MCK), serta fasilitas air bersih untuk masyarakat daerah pinggiran.

Dana ini memang untuk pembangunan sanitasi. Jadi kami akan bangun MCKMCK khususnya untuk masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai. Sebab, selama ini masih banyak fasilitas MCK di bantaran sungai yang belum layak, ujar Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Perumahan HM Fachmi di Palembang kemarin.

Pembangunan pengelolaan air bersih berbasis masyarakat dikhususkan untuk kawasan pinggiran. Terutama yang selama ini belum mendapatkan pelayanan air bersih,seperti Mata Merah, Talangjambe, dan daerah lainnya.

Instalasi air bersihnya hanya yang pengolahan mikro, misalnya berupa tabungtabung air.Kalau untuk MCK kami masih tentukan lokasinya. Yang jelas akan kami lakukan tahun ini juga. Kalau tidak, dananya bisa tak dicairkan pusat. Sebab, sifat program DAK itu, ada pekerjaan baru dicairkan dananya, papar dia.

Selain DAK,untuk pembangunan sanitasi, tahun ini juga akan dilakukan program bedah rumah. Ditargetkan ada sekitar 150 unit rumah khususnya yang berada di pinggiran Sungai Musi,Kelurahan 3-4 Ulu, dan Mata Merah, yang akan mendapat bantuan untuk rehab rumah.

Dana ini dari APBN.Sekarang sedang kami proses pembentukanbadankeswadayaan masyarakat (BKM)-nya. Sebab, mereka yang mengelola, mulai dari pendataan warga hingga selesai,tambah Fahmi.Tak hanya itu,Dinas PU CK Kota Palembang juga akan membangun rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Palembang. Sebagai tahap awal, akan dibangun 50 unit rumah tipe 21 di kawasan Jakabaring dan 910 Ulu.

Rumah ini akan diberikan untuk masyarakat dengan 3 kategori penghasilan, yakni di bawah Rp1 juta, Rp1,7 juta, dan Rp2,5 juta. Nantinya pembayaran dengan kredit harian, misalnya Rp5-10.000 per hari.Untuk lahannya akan dibantu dari APBD Palembang, kata Fahmi. Lantaran lahannya belum dibebaskan, lanjut dia, sebagai tahap awal harus dilakukan pembebasan lahan.

Di Jakabaring ada sekitar 8 ha lahan yang dibutuhkan untuk 500 unit rumah dan di 910 Ulu butuh 1 ha untuk 90 unit rumah,ucapnya. Ditemui terpisah, Ketua Fraksi PKS DPRD Palembang Joni Yulianto menuturkan, setiap proyek harus diawasi secara ketat. Hal ini untuk menghindari penyimpangan yang kerap dilakukan kontraktor ataupun pihak pengelola. Dalam hal ini,proyek harus bermanfaat dan memiliki guna sebagaimana mestinya.(siera syailendra)Post Date : 27 Januari 2009Substansi :

Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang mendapat Rp2,8 miliar dari dana alokasi khusus (DAK) untuk pembangunan sanitasi khusus di pemukiman kumuh, seperti sarana MCK, serta fasilitas air bersih untuk masyarakat pinggiran. Pembangunan pengelolaan air bersih berbasis masyarakat dikhususkan untuk kawasan yang belum mendapatkan pelayanan air bersih,seperti Mata Merah, Talangjambe, dan daerah lainnya. Selain pembangunan sanitasi, juga akan dilakukan program bedah rumah sekitar 150 unit dan membangun rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Palembang. Rumah ini akan diberikan untuk masyarakat dengan 3 jenis penghasilan, yaitu Rp2,5 juta, Rp1,7 juta, dan di bawah Rp1 juta; dengan pembayaran kredit harian. Dan setiap proyek tersebut harus diawasi ketat sehingga bermanfaat dan berguna sebagaimana mestinya, selain itu untuk menghindari penyimpangan yang seringkali dilakukan kontraktor atau pengelola.

Komentar dan kesimpulanRencana tersebut sanga bagus sekali dilakukan, mengingat targetnya adalah masyarakat kurang mampu. Bila dilakukan di seluruh wilayah indonesia, terutama daerah yang butuh penataan kota seperti Jakarta dan kota lainnya. Selain menata kota menjadi lebih baik dan enak dipandang, masyarakat juga diuntungkan dengan berkurangnya angka kesakitan, banjir, serta kemacetan untuk di kota kota besar.5. PENCEMARAN LINGKUNGANhttp://regional.kompas.com/read/2009/06/25/20051113/Pencemaran.Lingkungan.Memprihatinkan.Pencemaran Lingkungan Memprihatinkan

Penulis :Erwin Edhi Prasetyo|Kamis, 25 Juni 2009 | 20:05 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X menyatakan pencemaran air dan udara di wilayah pemukiman padat dan perkotaan DIY sudah dalam taraf mencemaskan. Ini ditambah semakin berkurangnya tingkat ketersediaan air bersih akibat penggunannya yang tidak efisien.

Misalnya, terjadi Pencemaran air, khususnya di sungai karena kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sangat rendah. Sungai dianggap tempat pembuangan sampah, limbah rumah tangga dan limbah industri. "Tingkat pencemaran air di K ali Code, Gajahwong dan Winongo yang terjadi di perkotaan dengan populasi penduduk padat masih memprihatinkan," ujar Sultan dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kamis (25/6) di Kepatihan, Yogyakarta.

Di lingkungan padat penduduk perkotaan, banyak sumber air bersih yang tercemar bakteri E Coli akibat pembuatan septictank yang tidak memenuhi aturan. Rusaknya lingkungan, lanjut Sultan, membuat orang miskin menjadi lebih miskin, dan mudah sakit. Kondisi itu diperparah dengan penggunaan air bersih secara tidak efisien sehingga ketersediaan air bersih semakin berkurang.

Sultan meminta agar air limbah kebutuhan domestik bisa didaur ulang guna dimanfaatkan kembali, misalnya untuk mencuci kendaraan. Selain itu, juga menghemat penggunaan air bersih. Di sisi lain, menurut Sultan, pencemaran udara akibat gas buang kendaraan seperti timbak dan karbon monoksida juga mencemaskan karena melebihi ambang batas di beberapa titik pusat kota.

Menurut Sultan perlu dilakukan kerja sama dengan perguran tinggi untuk mengurangi pencemaran akibat emisi gas buang kendaraan. Selain itu, perlu dilakukan penanaman jenis-jenis pohon yang mampu menyerap gas karbon seperti pohon mahoni, angsana, mangga, dan tanjung di lokasi-lokasi dengan pencemaran tinggi.http://regional.kompas.com/read/2009/06/04/20233793/Pencemaran.Udara.Penyebab.Tingginya.Timbal.di.Tubuh.Anak.Pencemaran Udara Penyebab Tingginya Timbal di Tubuh Anak

Penulis :Yulvianus Harjono|Kamis, 4 Juni 2009 | 20:23 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com -Tingkat pencemaran udara di kota-kota besar, khususnya Bandung, saat ini cukup memprihatinkan. Meskipun penggunaan bensin berkadar timbal kini sudah dilarang, kini masih banyak ditemukan kasus kadar timbal di ambang batas pada sebagian anak-anak sekolah dasar di Bandung.

Hal ini terungkap dalam sejumlah hasil riset dan survei yang disampaikan dalam diskusi Lingkungan Udara Cekungan Bandung Hari Ini di GrhaKompas-Gramedia, Bandung, Kamis (4/6). Puji Lestari, dosen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung mengungkapkan hasil survei terbaru, di 2008, yang menunjukkan seperempat persen dari 400 responden (siswa SD), di darahnya terdapat kadar timbal yang di ambang batas.

Memang, ada penurunan dari sebelum tahun 2006 , ketika kampanye anti-bensin timbal digalakkan. Tahun 2005, 65 persen dari siswa SD, kadar timbalnya di atas batas, ucapnya. Sementara, hasil studi Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat pada Mei 2008 menunjukkan, siswa SD yang ada di pusat kota lebih rentan tercemar timbal daripada yang di pinggiran.

Sebanyak 46 persen siswa dari total 60 responden tercemar timbal di atas ambang batas. Sedangkan, hanya 26 persen siswa SD di pinggir kota yang tercemar timbal di atas ambang batas. Adapun ambang batas kadar timbal di darah sebesar 10 mikrogram per desiliter. Dalam penelitian ini bahkan terungkap, ada siswa yang bahkan memiliki kadar timbal sangat ekstrim, yaitu hingga 31,7 mikrogram per desiliter.

Padahal, dampak timbal ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, khususnya anak-anak. Menurut Kepala BPLHD Jabar Setiawan Wangsaatmadja mengatakan, kadar timbal yang tinggi berdampak pada sistem saraf hingga organ reproduksi. Pada usia anak-anak, berdasarkan riset yang ada, akumulasi timbal yang tinggi pada anak mempen garuhi tingkat kecerdasan, perilaku, bahkan fungsi pendengaran.

Kandungan timbal di darah ini kan sifatnya akumulatif. Timbal ini bisa muncul dari udara atau juga makanan dan air. Kami masih melakukan riset mengapa kadar timbal ini masih tinggi, meskipun keberadaan bensin timbal sudah tidak ada lagi, ujarnya. Ia menambahkan, untuk mencegah polusi yang semakin berlebih, perlu ada integrasi antara kebijakan kependudukan dengan aspek lingkungan hidup.

http://regional.kompas.com/read/2009/05/29/20202243/Pencemaran.Lingkungan.Resahkan.WargaPencemaran Lingkungan Resahkan Warga

Penulis :Mawar Kusuma Wulan|Jumat, 29 Mei 2009 | 20:20 WIBWONOSARI, KOMPAS.com -Pencemaran lingkungan di wilayah Kabupaten Gunung Kidul telah membangkitkan keresahan warga. Laporan terkait pencemaran lingkungan terus mengalir ke Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. Namun, pelaporan pencemaran lingkungan tersebut masih sulit ditindak secara hukum.

Hasil pengukuran pencemaran lingkungan yang secara rutin dilakukan Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan (Kapedal) Gunung Kidul menunjukkan kadar pencemaran masih di bawah ambang batas. "Meski di bawah ambang, tetapi harus sudah mulai diwaspadai karena mulai membahayakan," ujar Kepala Kapedal Gunung Kidul Agus Priyanto, Jumat (29/5).

Dari laporan pengujian udara ambient per Maret 2009, lanjut Kepala Seksi Pengawasan Kapedal Ana Prihatini, kadar karbon monoksida, timbal, dan nitrogen dioksida di udara masih normal, tetapi cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Tingkat kebisingan di hampir seluruh titik penelitian telah melebihi ambang batas atau di atas 70 desibel.

Pengawasan terhadap pencemaran air juga telah dilakukan dengan mengontrol kualitas air di 14 sungai sebanyak empat kali dalam setahun. Tahun ini, Kapedal Gunung Kidul baru memulai pengukuran kadar pencemaran air di 20 telaga.

Menurut Agus, kondisi telaga di Gunung Kidul sudah sangat mengkhawatirkan. Dari total 282 telaga, hanya tersisa 66 telaga yang mampu menyimpan air hingga musim kemarau. Kerusakan telaga tersebut terutama akibat rusaknya daerah tangkapan air.

Kerusakan telaga semakin diperparah dengan adanya pendangkalan telaga, pencemaran kimiawi, serta pencemaran biologis. Telaga di Gunung Kidul yang merupakan cekungan lembah di perbukitan karst biasa dimanfaatkan warga untuk mandi, mencuci, dan memandikan ternak.

Warga dari Desa Karangtengah, Kecamatan Wonosari, misalnya, mengeluhkan pencemaran udara dari proses pembakaran gamping di tobong-tobong yang bany ak bermunculan. Buruknya kebersihan lingkungan di beberapa peternakan ayam juga telah dikeluhkan warga.http://nasional.kompas.com/read/2012/04/05/23313147/Pencemaran.Sungai.di.Indonesia.Meningkat.30.PersenPencemaran Sungai di Indonesia Meningkat 30 PersenPenulis :Agus Mulyadi|Kamis, 5 April 2012 | 23:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -Hasil pemantauan yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup terhadap indeks kualitas air sungai, menunjukkan kecenderungan peningkatan pencemaran hingga 30 persen.

"Dari 52 sungai yang dipantau, hampir 30 persen kecenderungan meningkat pencemaran sungai dari cemar sedang menjadi cemar berat," kata Deputi Menteri Lingkungan Hidup Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas, Henry Bastaman, di Jakarta, Kamis (5/4/2012) ini.

Lebih lanjut Henry menjelaskan, pencemaran air sungai tersebut paling tinggi diindikasikan dari semakin meningkatnya limbah domestik, walaupun di beberapa sungai disebabkan oleh kegiatan tambang.

Menurut dia, intensitas meningkatnya pencemaran akibat kegiatan tambang meningkat, terutama di daerah timur seperti Maluku dan Papua.

Papua yang pada 2009 menduduki peringkat pertama untuk indeks kualitas lingkungan hidup turun peringkat dua, salah satunya disebabkan karena meningkatnya pencemaran air sungai.

Sungai yang tercemar di Papua yaitu Sungai Mamberamo dan Danau Sentani, jelas Henry, seraya menambahkan, selama ini pemerintah berkonsentrasi memperbaiki indeks kualitas air sungai-sungai yang berada di Pulau Jawa. Namun kenyataanya di wilayah timur ada kecenderungan pencemaran meningkat.

Kecenderungan meningkatnya pencemaran air sungai tersebut, dapat diartikan semakin banyaknya kegiatan yang membebani media air sungai, dan semakin padatnya jumlah penduduk, sehingga mendesak untuk membuka pemukiman baru hingga ke daerah aliran sungai.

"Saya kira kondisi seperti ini harus menjadi peringatan bahwa upaya yang sudah kita lakukan cukup gencar, tapi masih terjadi pencemaran yang cukup berat," tambah dia.

Upaya yang dilakukan, salah satunya Kementerian Lingkungan Hidup menyampaikan ke daerah, agar pengukuran indeks kualitas air ditingkatkan dan menjadi landasan kebijakan di masing-masing daerah.

Sumber: AntaraSubstansi :

Kementerian Lingkungan Hidup memantau indeks kualitas air sungai dan hasilnya menunjukkan peningkatan pencemaran hingga 30 persen. Pencemaran tersebut disebabkan semakin meningkatnya limbah domestik dan kegiatan tambang, seperti di Maluku dan Papua. Tahun 2009 Papua menduduki peringkat pertama untuk menurunnya indeks kualitas lingkungan hidup, salah satu penyebabnya adalah pencemaran air sungai yang meningkat. Pemerintah berkonsentrasi memperbaiki indeks kualitas air sungai di Pulau Jawa, padahal pencemaran meningkat di wilayah timur. Kecenderungan meningkatnya pencemaran air sungai, dapat diartikan semakin banyaknya kegiatan yang membebani media air sungai, dan semakin padatnya jumlah penduduk, sehingga mendesak untuk membuka pemukiman baru hingga ke daerah aliran sungai. Ini merupakan peringatan bahwa upaya pemerintah kurang sigap, salah satunya dalam menyampaikannya ke daerah, agar pengukuran indeks kualitas air ditingkatkan.

Komentar dan kesimpulanSangat memprihatinkan melihat peningkatan pencemaran yang terjadi sangat pesat mencapai 30% , ditambah lagi penanganan pemerinah yang salah dan terkesan pilih kasih pada daerah tertentu. Bila hal ini terjadi terus menerus, tidak mustahil kelak daerah seperti Maluku dan Papua akan kehilangan banyak biota di sungai maupun di laut. Warga desa yang kebutuhan utamanya dari sungai, seperti untuk MCK, sulit menjangkau lagi. Apalagi bila hal tersebut semakin banyak terjadi di wilayah indonesia, sudah dapat dipastikan hal tersebut menjadi bencana yang besar bagi mahluk yang tinggal di dalamnya.

6. PENGENDALIAN VEKTOR DAN RODENThttp://health.kompas.com/read/2009/08/21/20340674/Nyamuk-nyamuk.Penebar.PenyakitNyamuk-nyamuk Penebar Penyakit

Jumat, 21 Agustus 2009 | 20:34 WIBKOMPAS.com Meski ukuran tubuhnya kecil dan berat badannya 2-2,5 miligram, hingga kini nyamuk masih menjadi musuh yang belum terkalahkan.

Setiap tahun, nyamuk penular penyakit masih dengan leluasa menyebarkan virus dan parasit, menyebabkan sekitar 1,62 juta orang terserang malaria klinis dan lebih dari 100.000 orang menderita demam berdarah dengue di Indonesia.

Penyakit filariasis atau kaki gajah, chikungunya, dan radang akut susunan saraf atau Japanese Enchepalitis juga belum bisa terberantas tuntas karena serangga yang tergolong familiCulicidaeini masih bisa berkembang biak dengan baik.

Menurut ahli parasitologi Prof Mohammad Sudomo, setidaknya ada 29 spesies nyamuk dari genusAnopheles,Aedes,Culex, danMansoniayang menjadi perantara penularan penyakit di Indonesia.

"Ada 20 spesies nyamukAnopheles, enam spesies nyamukMansonia, dua spesies nyamukAedesdan satu spesies nyamukCulex," kata ayah dari empat anak yang dikukuhkan menjadi Profesor Riset tahun 2008 itu.

Spesies nyamukAnopheles, termasukAnopheles balabacensis,Anopheles maculatus,Anopheles barbirostris, danAnopheles sundaicus, menularkan penyakit malaria dengan memasukkan protozoa dari genusPlasmodiumke dalam darah manusia melalui gigitannya.

NyamukAedesjenisAedes aegyptimemasukkan virus dengue yang menyebabkan demam berdarah dengue. Nyamuk yang dikenal dengan belang hitam putih pada badan dan kakinya ini juga dapat menularkan penyakit chikungunya.

Sementara itu, nyamuk yang tergolong dalam genusCulexdanMansoniaumumnya menularkan filariasis dengan memasukkan cacing filaria ke dalam darah manusia melalui gigitannya.

"NyamukCulex quinquefasciatusmenularkan filariasis yang disebabkan oleh cacing filaria jenisWucheraria bancroftidan nyamukMansonia annuliferamenularkan filariasis yang disebabkan cacing jenisBrugia malayi," kata Prof Sudomo.

Siklus hidup nyamuk-nyamuk penular penyakit tersebut, menurut dia, secara umum hampir sama.

Masa pradewasa, dari telur, larva hingga pupa terjadi di air dan berlangsung antara 7 dan 14 hari. Hal ini tergantung dari suhu dan kondisi lingkungan sekitarnya.

Sementara itu, proses perubahan pupa atau kepompong menjadi nyamuk, katanya, berlangsung lebih singkat, yakni antara dua dan tiga hari.

"Nyamuk betina yang baru keluar dari pupa akan langsung terbang, berputar-putar di sekitarnya untuk mencari nyamuk jantan dan kawin," katanya.

Setelah perkawinan selesai, dia melanjutkan, nyamuk betina akan beristirahat sebentar untuk kemudian terbang mencari darah yang dibutuhkan untuk mematangkan telur-telurnya nanti.

"Nyamuk yang sudah berhasil mendapatkan darah dengan menggigit hewan atau manusia akan kembali beristirahat di tempat perindukan dan meletakkan telurnya pada tanaman air. Seekor nyamuk betina bisa mengeluarkan 100-200 telur dan menetaskan 75 hingga 150 di antaranya," kata dia.

Dalam hal ini, ada nyamuk yang menggigit pada siang hari dan malam hari. Nyamuk yang menularkan virus dengue biasanya menggigit pada siang hingga petang hari, sedangkan nyamuk yang menularkan penyakit malaria dan kaki gajah biasa menggigit pada malam hari.

Ia menjelaskan pula bahwa hanya nyamuk betina yang menggigit manusia dan hewan untuk mendapatkan darah. "Nyamuk jantan biasanyamakansari tumbuhan saja. Siklus hidupnya pun lebih pendek," katanya.

Menghalau nyamukProf Sudomo mengatakan, pengetahuan mengenai siklus hidup dan perilaku nyamuk penular penyakit bisa menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan dan program pengendalian vektor (agen perantara penularan penyakit).

"Setiap jenis nyamuk punya tempat perindukan spesifik. Kalau kita mengenali tempat itu dan menghilangkannya, tentu nyamuk tidak akan bisa tumbuh dan berkembang biak," katanya.

Ia mencontohkan, nyamukAedessuka hidup dan berkembang biak pada genangan air jernih yang tidak langsung bersentuhan dengan tanah, nyamukAnopheles sundaicusperlu habitat air payau,Anopheles aconitusperlu habitat persawahan dengan air jernih yang selalu mengalir.

Selain itu, kata dia, pengendalian vektor bisa dilakukan dengan menempatkan pemangsa nyamuk di lokasi-lokasi yang menjadi habitat nyamuk. "Dan pilihan terakhir menggunakan insektisida," katanya.

Menurut Sabar Paulus dari Sub Direktorat Pengendalian Vektor Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, pemerintah sudah memasukkan teknik pengendalian tersebut ke dalam program pengendalian vektor terpadu.

"Penggunaan insektisida dibatasi hanya di daerah endemis tinggi atau bila ada kejadian luar biasa. Di luar itu, pengendalian vektor difokuskan pada upaya pengelolaan lingkungan dan penggunaan kontrol biotik," katanya.

Upaya pengelolaan lingkungan yang dia maksud termasuk pembasmian tempat perindukan nyamuk. Laguna, rawa, persawahan, dan selokan, dia menjelaskan, harus dibersihkan dari vegetasi yang bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Tempat-tempat penampungan air yang ada di rumah pun, katanya, harus selalu dikuras dan dibersihkan supaya tidak menjadi tempat yang nyaman bagi nyamuk untuk berkembang biak. Ia menambahkan, gerakan 3M plus yang menyeru masyarakat untuk menguras dan membersihkan tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang bisa menampung air, dan menaburkan abate pada air yang tertampung sangat efektif untuk memberantas sarang nyamuk.

"Ikan pemangsa nyamuk, seperti ikan timah, bisa dilepaskan di tempat-tempat yang diduga menjadi sarang nyamuk," ujarnya.

Dia juga mengimbau masyarakat untuk menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu dan menggunakan obat nyamuk oles atau bakar.

Program dan kebijakan pengendalian vektor yang telah dilakukan pemerintah, menurut Prof Sudomo, sudah tepat. Namun, hal itu belum terlaksana dengan baik di lapangan.

Sabar pun mengakui bahwa selama ini pemantauan dan evaluasi kegiatan pengendalian vektor masih lemah. Hal itu membuat kegiatan pengendalian vektor belum bisa memberikan dampak nyata terhadap upaya pengendalian penyakit tular vektor.

Nyamuk-nyamuk penular penyakit masih leluasa menebarkan penyakit yang merenggut ribuan jiwa setiap tahun.

Sumber :ANT

Substansi : Setiap tahun, nyamuk penular penyakit leluasa menyebarkan virus dan parasit, menyebabkan orang terserang malaria klinis dan demam berdarah dengue di Indonesia. Selain itu, penyakit filariasis atau kaki gajah, chikungunya, dan radang akut susunan saraf atau Japanese Enchepalitis juga belum bisa diberantas tuntas karena nyamuk berkembang biak dengan baik. Ada 29 spesies nyamuk yang menjadi perantara penularan penyakit di Indonesia. Spesies nyamukAnopheles, termasukAnopheles balabacensis,Anopheles maculatus,Anopheles barbirostris, danAnopheles sundaicus, menularkan penyakit malaria dengan memasukkan protozoa dariPlasmodiumke dalam darah manusia melalui gigitannya; biasa menggigit pada malam hari. NyamukAedesjenisAedes aegyptimemasukkan virus dengue yang menyebabkan demam berdarah dengue dan chikungunya; biasanya menggigit pada siang hingga petang hari. Nyamuk genusCulexdanMansonia menularkan filariasis dengan memasukkan cacing filaria ke dalam darah manusia melalui gigitannya.

Siklus hidup nyamuk-nyamuk tersebut secara umum hampir sama. Masa pradewasa, dari telur, larva hingga pupa terjadi di air dan berlangsung 7 dan 14 hari. Hal ini tergantung dari suhu dan kondisi lingkungan sekitarnya. Proses perubahan pupa menjadi nyamuk, berlangsung 2 - 3 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit manusia dan hewan untuk mendapatkan darah, sedangkan nyamuk jantan biasanya makan sari tumbuhan saja.Untuk memberantas nyamuk kita harus mengetahui pedomannya :

1. Mengetahui siklus hidup dan perilaku nyamuk 2. Memberantas tempat perindukan spesifik setiap jenis nyamuk. Contohnya nyamukAedesdi genangan air jernih, Anopheles sundaicusdi habitat air payau, Anopheles aconitusdi habitat persawahan dengan air jernih mengalir.3. Menempatkan pemangsa nyamuk di lokasi habitat nyamuk4. Penggunaan insektisida di daerah endemis tinggi atau bila ada kejadian luar biasa. 5. Laguna, rawa, persawahan, dan selokan harus dibersihkan dari vegetasi perkembangbiakan nyamuk.6. Tempat penampungan air, harus selalu dikuras dan dibersihkan7. gerakan 3M, menguras, membersihkan tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang bisa menampung air, dan menaburkan abate pada air yang tertampung8. Pemeliharaan ikan pemangsa nyamuk, seperti ikan timah

9. Penggunaan kelambu dan menggunakan obat nyamuk oles atau bakar Program dan kebijakan pengendalian vektor yang telah dilakukan pemerintahsudah baik, namun belum terlaksana dengan baik di lapangan. Selain itu, pemantauan dan evaluasi kegiatan pengendalian vektor masih kurang.

KesimpulanPemberantasan penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk di Indonesia harus benar benar dilakukan. Dengan adanya PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) yang dilakukan tiap seminggu sekali saja tidak cukup. Yang paling penting adalah pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk. Contohnya nyamuk DBD, banyak yang masih mengira kalau nyamuk tersebut ada di air yang kotor. Hal ini jelas salah karena nyamuk DBD ada di air jernih yang tergenang. Selain itu masih masyarakat juga tidak peduli dan menganggap remeh akan genangan air yang ada di lingkungan tempat tinggalnya, seperti genangan tampungan dispenser, kulkas, dan pot bunga. Jika hal itu dibiarkan, vektor penyakit akan timbul dan berkembangbiak.http://health.kompas.com/read/2013/04/25/15573274/Resep.Bebas.Malaria.Kepulauan.Seribu.Resep Bebas Malaria Kepulauan Seribu

Penulis : Rosmha Widiyani |Kamis, 25 April 2013 | 15:57 WIB

KOMPAS.com -Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, menjadi satu-satunya wilayah di Indonesia yang meraih status eliminasi malaria setelah tiga tahun berturut-turut tidak muncul kasus malaria "indigenous" (asli lokal) di daerah tersebut.

Di Indonesia, jumlah malaria mencapai 417 ribu kasus, dengan hampir tiga perempat kasus berasal dari wilayah Indonesia Timur, yakni Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Penyerahan sertifikasi Eliminasi Malaria pertama di Indonesia kepada jajaran pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, yang diterima oleh Bupati Administratif Kepulauan Seribu H. Disyanto didampingi Deputi Gubernur DKI Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman Syahrul Effendi.

Apa rahasia Kepulauan Seribu sehingga bisa bebas dari kasus malaria? Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Seribu, dr.Adji Kurnianto, menjelaskan, hal utama yang menjadi fokus perhatian adalah kolam budidaya ikan milik penduduk.

"Kolam ikan harus rajin diuruk untuk membersihkan lumpur di dasarnya. Penjagaan juga dilakukan pada tingkat salinitas air supaya tidak terlalu rendah," katanya.Kolam ikan, empang atau pun lagun merupakan tempat ideal bagi Anopheles atau nyamuk malaria untuk berkembang biak. "Ditambah lagi biasanya kolam ikan rindang tertutup pohon," imbuhnya.

Lingkungan yang rindang tersebut menghalangi sinar matahari masuk sehingga proses perkembangbiakan nyamuk tak terganggu.

Kepulauan Seribu yang kondisi airnya tinggi garam juga merupakan kondisi ideal untuk perkembangbiakan nyamuk Anopheles, terutama spesies Anopheles sundaicus.

Dengan pemeriksaan rutin dan juga pemetaan lagun yang potensial bagi perkembangan nyamuk, tim dari dinas kesehatan lalu melakukan penyodetan air agar tidak tergenang di lagun-lagun.

Kepulauan Seribu sendiri pernah mengalami KLB Malaria di tahun 2001 dengan jumlah 427 kasus. Kasus tersebut menjadikan jumlah wisatawan, terutama wisatan asing, malas datang.

Dengan peran aktif pemerintah bersama juru malaria desa, masyarakat diajak untuk aktif membersihkan lingkungannya agar tidak menjadi sarang nyamuk.

"Dulu masyarakat sulit sekali diajak bekerja sama. Tetapi sejak ada KLB lebih mudah, mungkin karena kapok," kata Adji.

Penutupan kolam-kolam ikan yang menjadi sumber nyamuk menyebabkan jumlah kolam berkurang drastis.

Sebagai daerah tujuan wisata, para pemilik penginapan juga diajak aktif melaporkan jika ada tamu yang menginap, terutama dari daerah endemik malaria. Pemilik penginapan juga tak sungkan meminta tamunya memeriksakan malaria pada tenaga kesehatan setempat.

Editor :Lusia Kus Annahttp://nasional.kompas.com/read/2013/04/24/16183143/Petani.Kediri.Tangkap.300.Tikus.dalam.3.JamPetani Kediri Tangkap 300 Tikus dalam 3 Jam

Penulis :Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim|Rabu, 24 April 2013 | 16:18 WIB

Para petani di Desa Bulu, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, berburu tikus yang merusak tanaman mereka, Rabu (24/4/2013).KEDIRI, KOMPAS.com- Para petani di Desa Bulu, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, bergotong-royong memburu tikus yang merusak tanaman mereka, Rabu (24/4/2013).

Dengan peralatan seadanya seperti cangkul, tongkat kayu, maupun jaring, sekelompok petani menyusuri tanggul sungai di sawah mereka. Mereka berjalan sembari menengok kiri-kanan mencari lubang di tanah, tempat tikus bersembunyi.

Lubang-lubang itu mempunyai kedalaman yang bervariasi. Semakin dalam lubang-lubang itu, biasanya semakin banyak tikus yang menempatinya. Begitu menemukan lubang tikus, mereka langsung mengguyurnya dengan air, kemudian menggalinya dengan cangkul.

Petani-petani itu langsung bersorak ketika tikus mulai terlihat. Mereka juga siap dengan tugas dan posisi masing-masing. Yang membawa tongkat kayu berdiri mengitari lubang, sementara yang dua orang lainnya berdiri di belakang mereka sambil memegang jaring. Dengan formasi itu, mereka berharap tidak ada tikus yang lolos dari tangkapan.

Perburuan mereka terus berlanjut pada pematang-pematang lainnya. Setiap ada tikus, sorak petani semakin menjadi-jadi. Mereka mengaku sangat geram karena tikus-tikus menyerang hampir setiap musim.

"Saat tanam jagung, diserang. Tanam padi, juga diserang. Kalau padi, biasanya diserang saat baru sebar benih atau saat padi mulai berisi," kata Samsuri, salah seorang petani.

Perburuan yang dilakukan sekitar tiga jam itu berhasil mendapatkan hampir 350 ekor tikus sawah, yang segera mereka kubur.

Editor :Kistyarini

7. Keselamatan dan kesehatan kerja

http://jasenk08.blogspot.com/2012/03/artikel-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.htmlSenin, 12 Maret 2012

Artikel Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)PENDAHULUAN

Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengem-bangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi.Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan terpajan dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya.Dari hasil penelitian di sarana kesehatan Rumah Sakit, sekitar 1.505 tenaga kerja wanita di Rumah Sakit Paris mengalami gangguan muskuloskeletal (16%) di mana 47% dari gangguan tersebut berupa nyeri di daerah tulang punggung dan pinggang. Dan dilaporkan juga pada 5.057 perawat wanita di 18 Rumah Sakit didapatkan 566 perawat wanita adanya hubungan kausal antara pemajanan gas anestesi dengan gejala neoropsikologi antara lain berupa mual, kelelahan, kesemutan, keram pada lengan dan tangan.Di perkantoran, sebuah studi mengenai bangunan kantor modern di Singapura dilaporkan bahwa 312 responden ditemukan 33% mengalami gejala Sick Building Syndrome (SBS). Keluhan mereka umumnya cepat lelah 45%, hidung mampat 40%, sakit kepala 46%, kulit kemerahan 16%, tenggorokan kering 43%, iritasi mata 37%, lemah 31%.Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diseleng-garakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.

Pengertian Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3)Menurut Mangkunegara (2002, p.163)Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Menurut Sumamur (2001, pasal.104)Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Simanjuntak (1994)Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .

Mathis dan Jackson (2002, pasal. 245)Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, pasal.6)Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.Jackson (1999, pasal. 222)Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.Sekarang sudah cukup jelas tentang pengertian dari K3 ini. Setiap orang bebas untuk memberikan pengertian menurut pemahaman dan pemikiran mereka masing-masing dan Anda pun berhak memberikan pengertian tentang K3 ini selama itu masih dalam kontek Keselamatan dan Kesehatan KerjaHAL-HAL YANG BERHUBUNGAN PELAKSANAAN K3 PERKANTORANAda beberapa hal penting yang harus mendapatkan perhatian sehubungan dengan pelaksanaan K3 perkantoran, yang pada dasarnya harus memperhatikan 2 (dua) hal yaitu indoor dan outdoor,yang kalau diurai seperti dibawah ini : Konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran serta kode pelaksanaannya. jaringan elektrik dan komunikasi. kualitas udara. kualitas pencahayaan. Kebisingan. Display unit (tata ruang dan alat). Hygiene dan sanitasi. Psikososial. Pemeliharaan. Penggunaan Komputer.PERMASALAHAN DAN REKOMENDASIKonstruksi gedung : Disain arsitektur (aspek K3 diperhatikan mulai dari tahap perencanaan). Seleksi material, misalnya tidak menggunakan bahan yang membahayakan seperti asbes dll. Seleksi dekorasi disesuaikan dengan asas tujuannya misalnya penggunaan warna yang disesuaikan dengan kebutuhan. Tanda khusus dengan pewarnaan kontras/kode khusus untuk objek penting seperti perlengkapan alat pemadam kebakaran, tangga, pintu darurat dll. (peta petunjuk pada setiap ruangan/unit kerja/tempat yang strategis misalnya dekat lift dll, lampu darurat menuju exit door).Kualitas Udara : Kontrol terhadap temperatur ruang dengan memasang termometer ruangan. Kontrol terhadap polusi Pemasangan "Exhaust Fan" (perlindungan terhadap kelembaban udara). Pemasangan stiker, poster "dilarang merokok". Sistim ventilasi dan pengaturan suhu udara dalam ruang (lokasi udara masuk, ekstraksi udara, filtrasi, pembersihan dan pemeliharaan secara berkala filter AC) minimal setahun sekali, kontrol mikrobiologi serta distribusi udara untuk pencegahan penyakit "Legionairre Diseases ". Kontrol terhadap linkungan (kontrol di dalam/diluar kantor). Misalnya untuk indoor: penumpukan barang-barang bekas yang menimbulkan debu, bau dll.Outdoor: disain dan konstruksi tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan, dll. Perencanaan jendela sehubungan dengan pergantian udara jika AC mati. Pemasangan fan di dalam lift.Kualitas Pencahayaan (penting mengenali jenis cahaya) : Mengembangkan sistim pencahayaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan untuk membantu menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. (secara berkala diukur dengan Luxs Meter) Membantu penampilan visual melalui kesesuaian warna, dekorasi dll. Menegembangkan lingkungan visual yang tepat untuk kerja dengan kombinasi cahaya (agar tidak terlalu cepat terjadinya kelelahan mata). Perencanaan jendela sehubungan dengan pencahayaan dalam ruang. Penggunaan tirai untuk pengaturan cahaya dengan memperhatikan warna yang digunakan. Penggunaan lampu emergensi (emergency lamp) di setiap tangga.Jaringan elektrik dan komunikasi (penting agar bahaya dapat dikenali) : Internal Over voltage Hubungan pendek Induksi Arus berlebih Korosif kabel Kebocoran instalasi Campuran gas eksplosif Eksternal Faktor mekanik. Faktor fisik dan kimia. Angin dan pencahayaan (cuaca) Binatang pengerat bisa menyebabkan kerusakan sehingga terjadi hubungan pendek. Manusia yang lengah terhadap risiko dan SOP. Bencana alam atau buatan manusia. Rekomendasi Penggunaan central stabilizer untuk menghindari over/under voltage. Penggunaan stop kontak yang sesuai dengan kebutuhan (tidak berlebihan) hal ini untuk menghindari terjadinya hubungan pendek dan kelebihan beban. Pengaturan tata letak jaringan instalasi listrik termasuk kabel yang sesuai dengan syarat kesehatan dan keselamatan kerja. Perlindungan terhadap kabel dengan menggunakan pipa pelindung.Kontrol terhadap kebisingan : Idealnya ruang rapat dilengkapi dengan dinding kedap suara. Di depan pintu ruang rapat diberi tanda " harap tenang, ada rapat ". Dinding isolator khusus untuk ruang genset. Hak-hal lainnya sudah termasuk dalam perencanaan konstruksi gedung dan tata ruang.Display unit (tata ruang dan letak) : Petunjuk disain interior supaya dapat bekerja fleksibel, fit, luas untuk perubahan posisi, pemeliharaan dan adaptasi. Konsep disain dan dan letak furniture (1 orang/2 m). Ratio ruang pekerja dan alat kerja mulai dari tahap perencanaan. Perhatikan adanya bahaya radiasi, daerah gelombang elektromagnetik. Ergonomik aspek antara manusia dengan lingkungan kerjanya. Tempat untuk istirahat dan shalat. Pantry dilengkapi dengan lemari dapur. Ruang tempat penampungan arsip sementara. Workshop station (bengkel kerja).Hygiene dan Sanitasi : Ruang kerja Memelihara kebersihan ruang dan alat kerja serta alat penunjang kerja. Secara periodik peralatan/penunjang kerja perlu di up grade. Toilet/Kamar mandi Disediakan tempat cuci tangan dan sabun cair. Membuat petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan closet duduk, larangan berupa gambar dll. Penyediaan bak sampah yang tertutup. Lantai kamar mandi diusahakan tidak licin. Kantin Memperhatikan personal hygiene bagi pramusaji (penggunaan tutup kepala, celemek, sarung tangan dll). Penyediaan air mengalir dan sabun cair. Lantai tetap terpelihara. Penyediaan makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Pengolahannya tidak menggunakan minyak goreng secara berulang. Penyediaan bak sampah yang tertutup. Secara umum di setiap unit kerja dibuat poster yang berhubungan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan kerja. Psikososial Petugas keamanan ditiap lantai. Reporting system (komunikasi) ke satuan pengamanan.Mencegah budaya kekerasan ditempat kerja yang disebabkan oleh : Budaya nrimo. Sistem pelaporan macet. Ketakutan melaporkan. Tidak tertarik/cuek dengan lingkungan sekitar. Semua hal diatas dapat diatasi melalui pembinaan mental dan spiritual secara berkala minimal sebulan sekali. Penegakan disiplin ditempat kerja. Olah raga di tempat kerja, sebelum memulai kerja. Menggalakkan olah raga setiap jumat. Pemeliharaan Melakukan walk through survey tiap bulan/triwulan atau semester, dengan memperhitungkan risiko berdasarkan faktor-faktor konsekuensi, pajanan dan kemungkinan terjadinya. Melakukan corrective action apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan. Pelatihan tanggap darurat secara periodik bagi pegawai. Pelatihan investigasi terhadap kemungkinan bahaya bom/kebakaran/demostrasi/ bencana alam serta Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) bagi satuan pengaman.Aspek K3 perkantoran (tentang penggunaan komputer). Pergunakan komputer secara sehat, benar dan nyaman,Hal-hal yang harus diperhatikan : Memanfaatkan kesepuluh jari. Istirahatkan mata dengan melihat kejauhan setiap 15-20 menit. Istirahat 5-10 menit tiap satu jam kerja. Lakukan peregangan. Sudut lampu 45. Hindari cahaya yang menyilaukan, cahaya datang harus dari belakang. Sudut pandang 15, jarak layar dengan mata 30 50 cm. Kursi ergonomis (adjusted chair). jarak meja dengan paha 20 cm Senam waktu istirahat. Rekomendasi Perlu membuat leaflet/poster yang berhubungan dengan penggunaan komputer disetiap unit kerja. Mengusulkan pada Pusat Promosi Kesehatan untuk membuat poster/leaflet. Penggunaan komputer yang bebas radiasi (Liquor Crystal Display).HSE (Health, Safety, Environment,) atau di beberapa perusahaan juga disebut EHS, HES, SHE, K3LL (Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan) dan SSHE (Security, Safety, Health, Environment). Semua itu adalah suatu Departemen atau bagian dari Struktur Organisasi Perusahaan yang mempunyai fungsi pokok terhadap implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) mulai dari Perencanaan, Pengorganisasian, Penerapan dan Pengawasan serta Pelaporannya. Sementara, di Perusahaan yang mengeksploitasi Sumber Daya Alam ditambah dengan peran terhadap Lingkungan (Lindungan Lingkungan).Membicarakan HSE bukan sekedar mengetengahkan Issue seputar Hak dan Kewajiban, tetapi juga berdasarkan Output, yaitu korelasinya terhadap Produktivitas Keryawan. Belum lagi antisipasi kecelakaan kerja apabila terjadi Kasus karena kesalahan prosedur ataupun kesalahan pekerja itu sendiri (naas).DASAR HUKUMAda minimal 53 dasar ocia tentang K3 dan puluhan dasar ocia tentang Lingkungan yang ada di Indonesia. Tetapi, ada 4 dasar ocia yang sering menjadi acuan mengenai K3 yaitu:Pertama,dalam Undang-Undang (UU) No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, disana terdapat Ru