kliping sosiologi

62
BAB II SEMESTER I 1. Sosiologi Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. [rujukan?] Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial. a. Sejarah istilah sosiologi 1

Upload: ariechan1

Post on 03-Jul-2015

2.192 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: kliping Sosiologi

BAB II

SEMESTER I

1. Sosiologi

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan

Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama

kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August

Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya

sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.

Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki

kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat,

perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok

yang dibangunnya.[rujukan?] Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan

kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara

kritis oleh orang lain atau umum.

Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi

politik, ekonomi, sosial.

a. Sejarah istilah sosiologi

Potret Auguste Comte.

1842: Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh

ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal

sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang

masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari

perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu

1

Page 2: kliping Sosiologi

kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki

masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte membedakan antara

sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang

menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian

dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan

Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya

sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer,

Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan

Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar

menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna

untuk perkembangan Sosiologi.

Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi

sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang

berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus

pemelihara keteraturan sosial.

1876: Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan

pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia,

sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama

lain.

Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap

konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan

masyarakat.

Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya

menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku

manusia.

Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology.

b. Pokok bahasan sosiologi

Pokok bahasan sosiolgi ada empat: 1. Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan

berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan

mengendalikan individu tersebut.[rujukan?]

Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu,

menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban

tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika

dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan

berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan

mengendalikan individu (murid).

2

Page 3: kliping Sosiologi

Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka

pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat

peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta

penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran

tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.

c. Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi

Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat.

Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M.

Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri,

sebagai berikut.[1]

Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat

spekulasi (menduga-duga).

Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret

di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang

tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga

menjadi teori.

Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian

diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.

Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk

masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara

mendalam.

d. Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut.[2]

Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala

kemasyarakatan.

Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori

yang membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau

seharusnya terjadi.

Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan

terapan.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan

konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam

masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.

3

Page 4: kliping Sosiologi

Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari

prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat,

bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini

menyangkut metode yang digunakan.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai

gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.

e. Objek Sosiologi

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek.

Objek Material

Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara

manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.

Objek Formal

Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau

masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara

manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

Objek budaya

Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain.

Objek Agama

Pengaruh dari objek dari agama ini dapat menjadi pemicu dalam hubungan sosial

masyarakat.dan banyak juga hal-hal ataupaun dampak yang memengaruhi hubungan

manusia.

f. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi

Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan

cara bervariasi. Misalnya seorang sosiologi mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di

Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan

remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah

tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu

ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan

menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial

4

Page 5: kliping Sosiologi

lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang

berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok

dengan kelompok di lingkugan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika

dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain:[6]

Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan

produksi, distribusi,dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam;

Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan apa

yang dialami warganya;

Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha

kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.

Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar

penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah,

sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup

kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok

manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan

latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara

sampai perjalanan negara di masa yang akan datang. Sosiologi mempertumbuhkan semua

lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan

manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam

kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk,

cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut.

Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh

terhadap analisis sosiologi.

g. Perkembangan sosiologi dari abad ke abad

1. Perkembangan pada abad pencerahan

Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles

beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah,

masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.

Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan, seperti

Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk

hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan

terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang

perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.

5

Page 6: kliping Sosiologi

Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut

berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai

tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai

perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.

2. Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan

Perubahan-perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner

sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur

yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika, revolusi

industri, dan revolusi Perancis. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini

terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari

pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.

3. Gejolak abad revolusi

Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat

yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangasawan dan kaum Rohaniwan yang semula

bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang

semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di

tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.

Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat

feodal ke masyarakat yang bebas

Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan

pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat

dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan

masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan,

pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat

sudah diantisipasi secara dini.

Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa

perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :

Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja,

melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.

6

Page 7: kliping Sosiologi

Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk

menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta

masuk akal.

Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti,

dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat

diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

h. Kelahiran sosiologi modern

Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan

Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana sosiologi

muncul pertama kalinya).

Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara.

Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru,

bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar

masyarakat pun tak terelakkan.

Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk

sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi.

Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat

pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.

Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro

(lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari

mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat

ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari

betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.

1) Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan

dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-

bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-

perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada.

Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbale-balik antara pelbagai segi

kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik,

politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dst.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa

interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.

7

Page 8: kliping Sosiologi

2) Struktur sosial merupakan susunan atau konfigurasi dari unsur-unsur sosial yang

pokok dalam masyarakat, yaitu kelompok,  kelas sosial,  nilai dan norma sosial, dan

lembaga sosial. Struktur sosial merupakan ruang abstrak dalam masyarakat,

sebagaimana ruang geografi yang kita kenal dan lebih konkrit. Kalau dalam ruang

geografi kita dapat mempunyai alamat geografik (titik posisi atau lokasi kita

berada), misalnya SMA Negeri 3 Yogyakarta berlokasi di Jalan Yos Sudarso  7,

Kaluarhan Kota Baru, Kecamatan Gondokusuman, Kota  Yogyakarta,  maka

demikian jugalah di ruang sosial, maka di ruang sosial atau struktur sosial, kita pun

punya alamat sosial.  Di manakan posisi SMA Negeri 3 Yogyakarta di ruang sosial?

Tergantung pada parameter apa yang kita gunakan, apakah nilai dan norma,

kelompok, status atau kelas sosial, atau kah lembaga sosial.

3) Applied science atau lmu terapan adalah penerapan pengetahuan ilmiah

dipindahkan ke dalam lingkungan fisik. Contohnya termasuk menguji sebuah model

teoritis melalui penggunaan ilmu formal atau memecahkan masalah praktis melalui

penggunaan ilmu alam.

Bidang teknik berkaitan erat dengan ilmu terapan. Ilmu Terapan penting bagi

pengembangan teknologi. Penggunaannya dalam pengaturan industri biasanya

disebut sebagai penelitian dan pengembangan (R & D).

Ilmu Terapan berbeda dari ilmu pengetahuan dasar, yang berusaha menggambarkan

obyek yang paling dasar dan kekuatan, setelah kurang penekanan pada aplikasi

praktis. Ilmu Terapan bisa seperti ilmu biologi dan ilmu fisika.

4) Fakta sosial (Inggris: social facts) merupakan aliran sosiologi positif dengan

pengkajian berasal dari atribut eksternalitas mencakup struktur sosial, norma

kebudayaan, dan nilai sosial, fakta sosial bila menurut konteks konsepsi Émile

Durkheim didalamnya dapat meliputi kesadaran kolektif dan representasi kolektif

berkaitan dengan cara bertindak yang berasal dari elaborasi kolektif yang

dijabarkan karena adanya aturan hukum yang bersifat otoritatif termasuk

didalamnya praktik keagamaan ataupun yang sekuler yang tertuang dalam norma-

norma dan institusi adalah contoh dari fakta-fakta sosial yang berbentuk baku yang

berasal dari kelompok praktik diambil secara kolektif dan dengan demikian terdapat

adanya pemaksaan diri dan internalisasi yang dilakukan oleh para individu oleh

karena secara kolektif telah diuraikan sehingga dapat membatasi moral dan perilaku

dari tiap-tiap individu. Masalah ini kemudian menjadi menarik bagi para sosiolog

terhadap kekhawatiran adanya kesenjangan antara yang ideal dengan yang bersifat

materi yang direpresentasikan oleh tindakan organisasi-organisasi sosial dan para

pengikutnya misalkan dalam hal antara norma-norma yang disetujui secara sosial

dengan kenyataan dalam praktik-pratik yang bersifat aktual.

8

Page 9: kliping Sosiologi

5) Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat

maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan

sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan

hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah

persmasalahan (troubles) dan isu (issues). Permasalahan pribadi individu

merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar

jangkauan kehidupan pribadi individu.

6) Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan

perilaku orang lain.Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan

merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam

sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.

7) Ilmu politik adalah cabang ilmu sosial yang membahas teori dan praktik politik

serta deskripsi dan analisa sistem politik dan perilaku politik. Ilmu ini berorientasi

akademis, teori, dan riset.

Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh

sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah

dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta

menghindari penilaian normatif.

2. Nilai

o Nilai sosial adalah sebuah konsep abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang

dianggap baik dan apa yang dianggap buruk, indah atau tidak indah, dan benar atau

salah.Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa

yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh,

orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.

Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung

lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.

o Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia,

atau kebutuhan material ragawi manusia.

o Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan

kegiatan atau aktivitas.

o Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohanimanusia nilai

kerohanian ini dapat dibedakan atas empat macam yaitu :

a) Nilai kebenaran

b) Nilai keindahan

c) Nilai kebaikan

9

Page 10: kliping Sosiologi

d) Nilai religius

a. Nilai dominan

Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya.

Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.

Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota

masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang,

seperti politik, ekonomi, hukum, dan sosial.

Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.

Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh,

orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari

besar keagamaan, seperti Lebaran atau Natal.

Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh,

memiliki mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau prestise

tersendiri.

b. Nilai mendarah daging (internalized value)

Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan

sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau

pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak

seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan merasa

malu, bahkan merasa sangat bersalah. Contoh, seorang kepala keluarga yang

belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala

keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula, guu yang melihat

siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut.

Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam

segala tingkah laku dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan

tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam masyarakat.

10

Page 11: kliping Sosiologi

Pengertian Nilai Menurut para Ahli

Kimball Young

Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang

apa yang dianggap penting dalam masyarakat.

A.W.Green

Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap

objek.

Woods

Mengemukakan bahwa nilai merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung

lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari

M.Z.Lawang

Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang

pantas,berharga,dan dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai

tersebut.

Hendropuspito

Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena

mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.

3. Norma sosial

adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat

dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-

kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma

menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.

Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar

bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun

agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana

yang diharapkan.

Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku

sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan memperoleh hukuman.

Misalnya, bagi siswa yang terlambat dihukum tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang

mencontek pada saat ulangan tidak boleh meneruskan ulangan.

11

Page 12: kliping Sosiologi

Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini

dibentuk secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-norma itu disusun atau dibentuk

secara sadar. Norma dalam masyarakat berisis tata tertib, aturan, dan petunjuk standar

perilaku yang pantas atau wajar.

a. Tingkatan norma sosial

Cara (usage)

Cara adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu

masyarakat tetapi tidak secara terus-menerus.

Contoh: cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara seperti hewan.

b. Kebiasaan (Folkways)

Kebiasaan merupakan suatu bentuk perbuatan berulang-ulang dengan bentuk yang sama

yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan-tujuan jelas dan dianggap baik dan

benar.

Contoh: Memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan atau

kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta.

c. Tata kelakuan (Mores)=

Tata kelakuan adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari

sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh

sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Dalam tata kelakuan terdapat unsur

memaksa atau melarang suatu perbuatan.

Contoh: Melarang pembunuhan, pemerkosaan, atau menikahi saudara kandung.

d. Adat istiadat (Custom)

Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena

bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.

e. Macam norma sosial

Norma sosial di masyarakat dibedakan menurut aspek-aspek tertentu tetapi saling

berhubungan antara satu aspek dengan aspek yang lainnya. Pembagian itu adalah sebagai

berikut.

12

Page 13: kliping Sosiologi

4. Norma agama

Norma agama berasal dari Tuhan, pelanggarannya disebut dosa

Norma agama adalah peraturan sosial yang sifatnya mutlak sebagaimana penafsirannya dan

tidak dapat ditawar-tawar atau diubah ukurannya karena berasal dari Tuhan. Contoh:

Melakukan sembahyang kepada Tuhan, tidak berbohong, tidak boleh mencuri, dan lain

sebagainya.

5. Norma kesusilaan

Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan

akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik dan apa pula yang

dianggap buruk. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat sanksi pengucilan secara fisik

(dipenjara, diusir) ataupun batin (dijauhi).

Contoh: Orang yang berhubungan intim di tempat umum akan dicap tidak

susila,melecehkan wanita atau laki-laki di depan orang.

6. Norma kesopanan

Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan

dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam kehidupan

bermasyarakat. Contoh: Tidak meludah di sembarang tempat, memberi atau menerima

sesuatu dengan tangan kanan, tidak kencing di sembarang tempat.

7. Norma kebiasaan

Norma kebiasaan adalah sekumpulan peraturan sosial yang berisi petunjuk atau peraturan

yang dibuat secara sadar atau tidak tentang perilaku yang diulang-ulang sehingga perilaku

tersebut menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat celaan,

kritik, sampai pengucilan secara batin.

Contoh: Membawa oleh-oleh apabila pulang dari suatu tempat, bersalaman ketika bertemu.

13

Page 14: kliping Sosiologi

8. Kode etik

Kode etik adalah tatanan etika yang disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu.

Contoh: kode etik jurnalistik, kode etik perwira, kode etik kedokteran.

Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki

sangsi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.

Norma agama dan norma kesusilaan berlaku secara luas di setiap kelompok masyarakat

bagaimanapun tingkat peradabannya. Sedangkan norma kesopanan dan norma kebiasaan

biasanya hanya dipelihara atau dijaga oleh sekelompok kecil individu saja, sedangkan

kelompok masyarakat lainnya akan mempunyai norma kesopanan dan kebiasaan yang

tersendiri pula.

9. Norma hukum

adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu, misalnya pemerintah,

sehingga dengan tegas dapat melarang serta memaksa orang untuk dapat berperilaku sesuai

dengan keinginan pembuat peraturan itu sendiri. Pelanggaran terhadap norma ini berupa

sanksi denda sampai hukuman fisik (dipenjara, hukuman mati).

a. Proses terbentuknya norma hukum

Dalam bermasyarakat, walaupun telah ada norma untuk menjaga keseimbangan, namun

norma sebagai pedomanperilaku kerap dilanggar atau tidak diikuti. Karena itu dibuatlah

norma hukum sebagai peraturan/ kesepakatan tertulis yang memiliki sangsi dan alat

penegaknya

b. Perbedaan antara norma hukum dan norma sosial

10. Norma hukum

Aturannya pasti (tertulis)

Mengikat semua orang

Memiliki alat penegak aturan

Dibuat oleh penguasa

Bersifat memaksa

Sangsinya berat

14

Page 15: kliping Sosiologi

11. Norma sosial

Kadang aturannya tidak pasti dan tidak tertulis

Ada/ tidaknya alat penegak tidak pasti (kadang ada, kadang tidak ada)

Dibuat oleh masyarakat

Bersifat tidak terlalu memaksa

Sangsinya ringan.

A. Interaksi Sosial

interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut

hubungan orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun orang

perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial

dimulai; pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan

mungkin berkelahi. Aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.

Menurut Soerjono Soekanto, suatu interaksi sosial tidak akan terjadi apabila tidak

memenuhi dua syarat. Syarat tersebut adalah adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.

III. FAKTOR TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

4. Faktor imitasi

Faktor ini memiliki peranan yang sangat penting dalam proses interaksi

sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong

seseorang untuk mematuhi nilai yang berlaku. Dampak buruknya, ketika

yang ditiru adalah tindakan-tindakan menyimpang.

5. Faktor sugesti

Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan

atau sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.

Berlangsungnya sugesti dapat terjadi apabila pihak yang menerima dilanda

emosinya, yang kemudian dapat menghambat daya berfikirnya.

6. Faktor identifikasi

Merupakan kecenderungan-kecenderungan dalam diri seseorang untuk

menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam

daripada imitasi, oleh karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas

dasar sikap ini.

7. Faktor simpati

15

Page 16: kliping Sosiologi

Merupakan proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain.

Dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain

dan untuk bekerja sama dengannya.

IV. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

1. Kerja sama (co-operation) : dimaksudkan sebagai suatu kerja sama antara

orang perorangan atau kelompok manusia, untuk mencapai satu atau

beberapa tujuan bersama.

2. Persaingan (competition) : suatu proses sosial di mana orang perseorangan

atau kelompok bersaing untuk memperebutkan sesuatu yang jumlahnya

terbatas.

3. Pertikaian (conflict) : adalah usaha menentang pihak lawan dalam mencapai

tujuan.

4. Akomodasi (accomodation) : akomodasi menunjuk pada usaha-usaha

manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk

mencapai suatu kesetabilan.

Faktor lain yaitu :

1. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan, rangsangan atau stimulus yang diberikan seseorang

kepada individu lain sehingga orang yang diberi mmotivasi menuruti atau

melaksanakan secara kritis, rasional dan penuh tanggung jawab. Seseorang

memutuskan untuk mengukuti event tertentu misalnya karena motif ekonomis,

politis dll.

Bentuk motivasi :

a) Sikap, perilaku, pendapat, saran, pertanyaan

b) Motivasi diberikan oleh orang yang statusnya lebih tinggi dan berwibawa

2. Kontak langsung : pihak komunikator menyampaikan pesan secara langsung

kepada pihak komunikan, baik melalui tatap muka maupun melalui alat bantu

media komunikasi.

Contoh :

-         Guru berjabat tangan dengan siswanya.

-         Bella berbicara dengan kekasihnya di telepon.

Kontak tidak langsung : pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada

pihak komunikan melalui perantara pihak ketiga.

Contoh :

-        Indah berpesan melalui Ida bahwa ia tidak bisa hadir dalam belajar kelompok.

16

Page 17: kliping Sosiologi

-         Ibu berpesan melalui adik agar kakak memberikan obat sakit kepala.

3. Kontak primer : terjadi pada saat awal komunikasi sosial itu mula-mula terjadi.

Contohnya sama seperti contoh pada kontak langsung.

-         Kontak sekunder : pesan dari komunikator disampaikan kepada komunikan

melalui pihak ketiga atau melalui media komunikasi.

Contoh : Guru BP berpesan kepada Azis agar Agung ke ruang BP.

Dalam kontak sekunder bisa terjadi kekeliruan / distorsi apabila pihak ketiga salah

dalam menerima atau menyampaikan pesan.

Contoh :Ibu memesan daging ayam kepada langganannya di pasar sebanyak 1 kg

melalui Bi Minah (pembantunya). Setelah pesanannya datang ternyata 10 kg karena

Bi Minah salah mendengar pesan ibu.

4. Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri

khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi

ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok.

Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat

kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta

tujuan bersama.

Hasil dari proses asimilasi yaitu semakin tipisnya batas perbedaan antarindividu

dalam suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Selanjutnya,

individu melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya,

menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara

kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.

5. Konsensus adalah sebuah frase untuk menghasilkan atau menjadikan sebuah

kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama antarkelompok atau individu

setelah adanya perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif intelijen

untuk mendapatkan konsensus pengambilan keputusan. konsensus yang dilakukan

dalam gagasan abstrak, tidak mempunyai implikasi terhadap konsensus politik

praktis akan tetapi tindak lanjut pelaksanaan agenda akan lebih mudah dilakukan

dalam memengaruhi konsensus politik. konsensus bisa pula berawal hanya

merupakan sebuah pendapat atau gagasan yang kemudian diadopsi oleh sebuah

kelompok kepada kelompok yang lebih besar karena bedasarkan kepentingan

(seringkali dengan melalui sebuah fasilitasi) hingga dapat mencapai pada tingkat

konvergen keputusan yang akan dikembangkan.

17

Page 18: kliping Sosiologi

BAB III

SEMESTER II

1. Kebudayaan

A. Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan

dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah

sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam

proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

a. Jenis sosialisasi

Keluarga sebagai perantara sosialisasi primer

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga)

dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut

berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua

institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari

masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang

terkukung, dan diatur secara formal.

Sosialisasi primer

Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi

pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat

(keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum

masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga.

Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar

keluarganya.

18

Page 19: kliping Sosiologi

Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting

sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna

kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi

antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.

Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang

memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu

bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang

diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang

mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.

b. Tipe sosialisasi

Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. contoh, standar

'apakah seseorang itu baik atau tidak' di sekolah dengan di kelompok sepermainan tentu

berbeda. Di sekolah, misalnya, seseorang disebut baik apabila nilai ulangannya di atas

tujuh atau tidak pernah terlambat masuk sekolah. Sementara di kelompok sepermainan,

seseorang disebut baik apabila solider dengan teman atau saling membantu. Perbedaan

standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi.

Kedua tipe sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut.

Formal

Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan

yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.

Informal

Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan,

seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang

ada di dalam masyarakat.

Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada pertumbuhan

pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam

lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan

berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami

proses sosialisasi. dengan adanya proses soialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang

19

Page 20: kliping Sosiologi

peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam

dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik

dan disukai teman atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak?

Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat

suluit untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan

informal sekaligus.

c. Pola sosialisasi

Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris.

Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan hukuman

terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan

materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua.

Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah,

penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga

sebagai significant other.

Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola di mana anak diberi

imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam

proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan

komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak.

Keluarga menjadi generalized other.

d. Proses sosialisasi

B. Menurut George Herbert Mead

George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat

dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut.

Tahap persiapan (Preparatory Stage)

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk

mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada

tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.

Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan

"mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak

memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.

Tahap meniru (Play Stage)

20

Page 21: kliping Sosiologi

Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran

yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma

diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari

tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak.

Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai

terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang

telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap

penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma

dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti

(Significant other)

Tahap siap bertindak (Game Stage)

Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara

langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri

pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan

bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela

keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi

semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan

teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya

secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa

ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya

pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak

hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas.

Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan

dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan

diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

C. Menurut Charles H. Cooley

Cooley lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya. Menurut dia, Konsep Diri (self

concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Sesuatu yang

kemudian disebut looking-glass self terbentuk melalui tiga tahapan sebagai berikut.

1. Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain.

21

Page 22: kliping Sosiologi

Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena

sang anak memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.

2. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita.

Dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak membayangkan

pandangan orang lain terhadapnya. Ia merasa orang lain selalu memuji dia, selalu percaya

pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orang terhadap dirinya.

MIsalnya, gurunya selalu mengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba atau orang

tuanya selalu memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini belum

tentu benar. Sang anak mungkin merasa dirinya hebat padahal bila dibandingkan dengan

orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa jadi menurun kalau sang anak

memperoleh informasi dari orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari dia.

3. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut.

Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan

bangga dan penuh percaya diri.

Ketiga tahapan di atas berkaitan erat dengan teori labeling, dimana seseorang akan

berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan apa penilaian orang terhadapnya. Jika

seorang anak dicap "nakal", maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai

"anak nakal" sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, walaupun penilaian itu belum

tentu kebenarannya.

a. Agen sosialisasi

Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada

empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan

lembaga pendidikan sekolah.

Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu

sama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan

dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak

diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan menggunakan obat-obatan

terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya

atau media massa.

22

Page 23: kliping Sosiologi

Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-

agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain.

Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi

karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.

Keluarga (kinship)

Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung,

dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu

rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended

family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri

atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota

keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi

dilakukan oleh orang-orabng yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak.

Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya,

misalnya pengasuh bayi (baby sitter). menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen

sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya

berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.

Teman pergaulan

Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia

ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan

sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam

proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa

remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang

individu.

Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak

sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain

dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat

dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari

peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga

mempelajari nilai-nilai keadilan.

Lembaga pendidikan formal (sekolah)

23

Page 24: kliping Sosiologi

Media massa merupakan salah satu agen sosialisasi yang paling berpengaruh

Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis,

dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian

(independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di

lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam

melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus

dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.

Media massa

Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah,

tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat

tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.

Contoh:

Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan

penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus.

Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau

bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya.

Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv,

didahului dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen tertentu

dari media TV (horor, kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini

telah mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan,

menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.

Agen-agen lain

Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan

oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan

pekerjaan. Semuanya membantu seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang

24

Page 25: kliping Sosiologi

dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas

dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.

2. Penyimpangan ( Deviance )

Menurut Robert M. Z. Lawang penyimpangan perilaku adalah semua tindakan yang

menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari

mereka yang berwenang dalam sitem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.

Menurut James W. Van Der Zanden perilaku menyimpang yaitu perilaku yang bagi

sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang tercela dan di luar batas toleransi.

Menurut Lemert penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah

suatu bentuk perilaku menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilakukan

terus-menerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar rambu

lalu lintas, buang sampah sembarangan, dll. Sedangkan penyimpangan sekunder

yakni perilaku menyimpang yang tidak mendapat toleransi dari masyarakat dan

umumnya dilakukan berulang kali seperti merampok, menjambret, memakai

narkoba, menjadi pelacur, dan lain-lain.

a. Perilaku menyimpang

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah

perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut

pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian

daripada makhluk sosial.

Definisi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai

tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan

dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.[1]

Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk

berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat.

Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai

tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat,

misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan

mengganggu siswa lain. Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat

disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan

25

Page 26: kliping Sosiologi

disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak

menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi

sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.

b. Penyebab Terjadi

Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab

penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat

pembawaan yang dibawa sejak lahir).

2. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan

rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.

Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan

seorang individu (faktor objektif), yaitu

1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak

sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak

dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari

proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam

keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa

mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan

kewajibannya sebagai anggota keluarga.

2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan

menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku

menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan

karena proses belajar yang menyimpang. karier penjahat kelas kakap yang diawali

dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad

merupakan bentuk proses belajar menyimpang.

3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara

kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang.

Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh

peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku

menyimpang.

4. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa

kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang,

maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.

5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya

media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku

26

Page 27: kliping Sosiologi

menyimpang)Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan

yang menyimpang,

c. Bentuk

Bentuk-bentuk perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.

Bentuk penyimpangan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai

berikut.

1. Penyimpangan bersifat positif. Penyimpangan bersifat positif adalah

penyimpangan yang mempunyai dampak positif ter-hadap sistem sosial karena

mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang.

Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai

perkembangan zaman. Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat

yang memunculkan wanita karier.

2. Penyimpangan bersifat negatif. Penyimpangan bersifat negatif adalah

penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan

selalu mengakibatkan hal yang buruk.

Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut:

1. Penyimpangan primer (primary deviation). Penyimpangan primer adalah

penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan

tidak berulang-ulang.

2. Penyimpangan sekunder (secondary deviation). Penyimpangan sekunder

adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga

berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Misalnya orang yang

terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk,

Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu sebagai berikut :

1. Penyimpangan individual (individual deviation)

Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang

menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang

bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan, Penyimpangan individu

berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.

1. Pembandel

27

Page 28: kliping Sosiologi

2. Pembangkang

3. Pelanggar

4. Perusuh atau penjahat

5. Munafik

Penyimpangan lain yang sering terjadi :

Penyimpangan Budaya

Penyimpangan kebudayaan

adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku

sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat. Contoh : merayakan

hari-hari besar negara lain di lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat

mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita

pada acara resepsi pernikahan, dsb.

Sikap eksentrik

Perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh,

misalnya laki-laki beranting di telinga, rambut gondrong dsb.

Penyimpangan kolektif yaitu:

penyimpangan yang dilakukan secara bersama- sama atau secara berkelompok.

Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang beraksi secara bersama-

sama (kolektif). Mereka patuh pada norma kelompoknya yang kuat dan biasanya

bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Penyimpangan yang

dilakukan kelompok, umumnya sebagai akibat pengaruh pergaulan/teman.

Kesatuan dan persatuan dalam kelompok dapat memaksa seseorang ikut dalam

kejahatan kelompok, supaya jangan disingkirkan dari kelompoknya.

Konsep konformitas definisikan oleh shepard sebagai bentuk interaksi yang

didalamnya seorang berprilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan

kelompok. konformis. Berbagai studi memperlihatkan bahwa manusia mudah

dipengaruhi orang lain. Salah satu diantaranya ialah studi Muzafer Sherif, yang

membuktikan bahwa dalam situasi kelompok orang cenderungan membentuk

norma social.

Patron

Istilah ‘patron’ berasal dari ungkapan bahasa Spanyol yang secara etimologis

berarti ‘seseorang yang memiliki kekuasaan (power), status, wewenang dan

pengaruh’ . Sedangkan klien berarti ‘bawahan’ atau orang yang diperintah dan yang

disuruh. Selanjutnya, pola hubungan patron-klien merupakan aliansi dari dua

kelompok komunitas atau individu yang tidak sederajat, baik dari segi status,

kekuasaan, maupun penghasilan, sehingga menempatkan klien dalam kedudukan

yang lebih rendah (inferior), dan patron dalam kedudukan yang lebih tinggi

28

Page 29: kliping Sosiologi

(superior). Atau, dapat pula diartikan bahwa patron adalah orang yang berada dalam

posisi untuk membantu klien-kliennya .

Pola relasi seperti ini di Indonesia lazim disebut sebagai hubungan bapak-anak

buah, di mana bapak mengumpulkan kekuasaan dan pengaruhnya dengan cara

membangun sebuah keluarga besar atau extended family. Setelah itu, bapak harus

siap menyebar luaskan tanggung jawabnya dan menjalin hubungan dengan anak

buahnya tersebut secara personal, tidak ideologis dan pada dasarnya juga tidak

politis. Pada tahap selanjutnya, klien membalas dengan menawarkan dukungan

umum dan bantuan kepada patron.

Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk

mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang

digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar.

Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti

pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik. Berikut

ini macam-macam bentuk penyimpangan seksual:

arogan didefinisikan sebagai perasaan superioritas yang dimanifestasikan dalam

sikap suka memaksa atau pongah. Sikap arogan pada dasarnya menggambarkan

kepicikan dalam menilai hakikat manusia.

Sempitnya wawasan sangat berperan dalam terciptanya penyakit yang satu ini.

“Bagai katak dalam tempurung” adalah ungkapan yang tepat untuk

menggambarkan manusia yang pongah dan mengagumi diri sendiri.

Sikap arogan dapat menutup mata hati dalam menerima yang haq. Kesombongan

menjadikan manusia ingkar terhadap kebenaran --walau berasal dari penciptanya

sekalipun--, hingga Allah mengunci mati hati mereka. Kalau kita membuka

lembaran kitab suci Al Qur’an, akan kita dapati kisah salah satu makhluk Allah

yang diberi gelar iblis. Ia membangkang perintah Allah untuk bersujud kepada

Adam.

Labelling adalah menggambarkan seseorang atau sesuatu dalam frase kata atau

pendek . Misalnya, menggambarkan seseorang yang telah melanggar hukum

sebagai penjahat. Pelabelan teori adalah teori dalam sosiologi yang ascribes

pelabelan orang untuk mengontrol dan identifikasi perilaku menyimpang.

Telah dikatakan bahwa pelabelan diperlukan untuk komunikasi [2]. Namun,

penggunaan istilah pelabelan sering dimaksudkan untuk menyoroti fakta bahwa

29

Page 30: kliping Sosiologi

label adalah deskripsi diterapkan dari luar, bukan sesuatu yang intrinsik hal yang

berlabel. Hal ini dapat dilakukan karena beberapa alasan:

Anomie sebagai kekacauan sosial tidak boleh dikacaukan dengan "anarkhi". Kata

"anarkhi" menunjukkan tidak adanya penguasa, hierarkhi, dan komando, sementara

"anomie" menunjukkan tidak adanya aturan, struktur dan organisasi. Banyak

penentang anarkhisme mengklaim bahwa anarkhi dengan sendirinya

mengakibatkan anomi. Namun hampir semua anarkhis akan mengatakan bahwa

komando yang hierarkhis sesungguhnya menciptakan kekacauan, bukan keteraturan

(lih. misalnya Law of Eristic Escalation). Kamus Webster 1913, sebuah versi yang

lebih tua, melaporkan penggunaan kata "anomie" dalam pengertian

"ketidakpedulian atau pelanggaran terhadap hukum".

Ritual adalah teknik (cara, metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci

(sanctify the custom). Ritual menciptakan dan memelihara mitos, juga adat sosial

dan agama. Ritual bisa pribadi atau berkelompok. Wujudnya bisa berupa doa,

tarian, drama, kata-kata seperti "amin" dan sebagainya. 

property offenses adalah kategori kejahatan yang mencakup, antara kejahatan lain,

perampokan, pencurian, pencurian, pencurian kendaraan bermotor, pembakaran,

mengutil, dan vandalisme. Properti kejahatan hanya melibatkan pengambilan uang

atau harta, dan tidak melibatkan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap

korban. Meskipun perampokan melibatkan mengambil properti, diklasifikasikan

sebagai kejahatan kekerasan, seperti kekerasan atau ancaman kekerasan pada

seorang individu yang saat ini terlibat dalam kontras dengan pencurian yang

biasanya dari tempat tinggal kosong atau bangunan kosong lainnya.

Kejahatan Properti tinggi-volume kejahatan, dengan uang tunai, elektronik (televisi

misalnya), power tools, kamera, dan perhiasan sering menjadi sasaran. [1] "Hot

produk" cenderung item yang concealable, dilepas, tersedia, berharga, dan

menyenangkan , dengan kemudahan "pembuangan" menjadi yang paling penting

karakteristik

penyalah gunaan Narkotika & obat2 terlarang

Narkotika adalah bahan/zat aktif yg bekerja pada system syaraf yang dapat

menyebabkan hilangnya kesadaran dan rasa sakit,serta dapat menyababkan

ketergantungan.contohnya morfin,heroin(putau),ganja,& kokain.

Psikotropika adalah bahan/zat yg bekerja pada system syaraf dapat menyebabkan

perubahan pada aktivitas mental & perilaku dan juga dapat menyebabkan

ketergantungan. Contohnya ekstasi,sabu-sabu,magadon & pil KB.

30

Page 31: kliping Sosiologi

Banyak orang yg menyalah gunakan narkoba karena hal-hal berikut :

- rasa ingin tau tentang narkoba tanpa menyadari akibatnya

- ingin mengalihkan perasaan kecewa dalam hidup

- keinginan untuk sekedar bersenang-senang

- keinginan mengikuti trend/gaya

- ingin lari dari kebosanan hidup

- keinginan untuk diterima lingkungan

penyalah gunaan narkoba dapat di sebut penyimpangan sosial karena di anggap

melanggar nilai&norma2 yg berlaku.

Pengendalian social (Social Control).

Pengertian Pengendalian Sosial

Berikut ini beberapa definisi tentang pengendalian sosial. Menurut Berger (1978)

Pengendalian Sosial adalah: berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan

anggotanya yang membangkang. Roucek (1965) mengemukakan bahwa Pengendalian

Sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana dimana individu

dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai

hidup suatu kelompok. Secara umum dapat disimpulkan bahwa upaya untuk mewujudkan

kondisi seimbang didalam masyarakat disebut pengendalian sosial (Social Control).

II. Cakupan Pengendalian Sosial

1. Pengawasan antar individu.

Contoh:

Amir menyuruh adiknya agar berhenti berteriakteriak.

31

Page 32: kliping Sosiologi

Tono mengawasi adiknya agar tidak berkelahi.

Polisi memerintahkan memakai helm pada seorang pengendara sepeda motor.

2) Pengawasan individu dengan kelompok.

Contoh:

Guru mengawasi ujian di kelas.

Polisi mengatur lalu lintas.

Bapak memerintah anakanaknya untuk segera belajar daripada ribut terus.

3. Pengawasan kelompok dengan individu.

Contoh:

Bapak dan Ibu Pranoto selalu mengontrol perilaku anak tunggalnya.

Sekelompok orang menyuruh turun pada seorang anak yang memanjat tiang listrik.

Kawanan massa menghajar seorang pencopet. Pengawasan antar kelompok.

Contoh:

Dua perusahaan yang melakukan joint venture (patungan) selalu melakukan saling

pengawasan.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memeriksa Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas).

Dua atau lebih negara berkembang bergabung dalam pengawasan peredaran obat-

obatan terlarang.

III. Sifat Pengendalian Sosial

1) Preventif: yaitu pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadi

pelanggaran, artinya mementingkan pada pencegahan agar tidak terjadi

pelanggaran.

Contoh:

Untuk mencegah anaknya berkelahi Ibu Amir menyuruh anakanaknya

tidak bermain di luar rumah.

Tidak bosanbosannya guru menasehati muridmuridnya untuk segera

pulang dan tidak nongkrongnongkrong dulu di jalanan; untuk menghindari

terjadinya tawuran pelajar, merokok atau terlibat narkoba.

32

Page 33: kliping Sosiologi

2) Represif: adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah orang melakukan

suatu tindakan penyimpangan (deviasi).

Pengendalian sosial ini bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum

terjadinya tindakan penyimpangan.

Contoh:

Berulangkali Ibu Tono menasehati agar Tono tidak berkelahi, namun suatu

hari kemudian Tono berkelahi juga. Betulkah itu contoh pengendalian social

represif? Jelas itu salah! Mengapa? Karena nasehat kepada Tono

dilakukan sebelum Tono berkelahi. Contoh pengendalian represif yang betul,

misalnya :

Hakim menjatuhkan hukuman kepada terpidana.

Pak Rudi di PHK karena korupsi.

Dari contoh tersebut, terpidana dan Pak Rudi mendapat hukuman dan

PHK setelah melakukan tindakan penyimpangan.

IV. Tujuan Pengendalian Sosial

Tujuan pengendalian sosial adalah terciptanya suatu keadaan yang serasi antara stabilitas

dan perubahan di dalam masyarakat. Sebelum terjadi perubahan, dalam masyarakat sudah

terkondisi suatu keadaan yang stabil, selaras, seimbang dan sebagainya. Dengan adanya

perubahan, menyebabkan terjadi keadaan yang tidak stabil. Tujuan pengendalian social

untuk memulihkan keadaan yang erasi seperti sebelum terjadinya perubahan.

TEKNIK-TEKNIK PENGENDALIAN SOSIAL

I. Cara-cara Pengendalian Sosial

A. Cara Persuasif

Cara persuasif lebih menekankan pada usaha untuk mengajak atau

membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan aturan atau norma

yang berlaku dimasyarakat. Terkesan halus dan menghimbau. Aspek kognitif

(pengetahuan) dan afektif (sikap) sangat ditekankan.

Contoh:

33

Page 34: kliping Sosiologi

a) Para tokoh masyarakat membina warganya dengan memberi nasehat

kepada warga yang bertikai agar selalu hidup rukun, menghargai sesama,

mentaati peraturan, menjaga etika pergaulan, dan sebagainya.

b) Seorang ibu dengan penuh kasih sayang menasehati anaknya yang

ketahuan mencuri. Ibu itu berusaha memberi pengertian pada anaknya

bahwa mencuri itu perbuatan yang tercela dosa dan sangat merugikan

orang lain. Mencuri itu akan berakibat buruk pada kehidupannya kelak. Ia

akan menjadi orang terkucil dan tersingkir dari masyarakat.

c) Seorang guru membimbing dan membina muridnya yang ketahuan

merokok di sekolah. Guru tersebut dengan penuh kewibawaan dan

kesabaran menanamkan pengertian bahwa merokok itu merusak

kesehatan dan juga merugikan orang lain, selain itu juga merupakan

pemborosan.

B. Cara Koersif

Cara koersif lebih menekankan pada tindakan atau ancaman yang

menggunakan kekerasan fisik. Tujuan tindakan ini agar si pelaku jera dan

tidak melakukan perbuatan buruknya lagi. Jadi terkesan kasar dan keras.

Cara ini hendaknya merupakan upaya terakhir sesudah melakukan cara

persuasif, contoh:

a) Agar para perampas sepeda motor jera akan perbuatannya, maka ketika

tertangkap masyarakat langsung mengeroyoknya. Tindakan tersebut

sebenarnya dilarang secara hukum, karena telah main hakim sendiri.

Namun cara tersebut dilakukan masyarakat dengan maksud agar para

perampas sepeda motor lainnya takut untuk berbuat serupa.

b) Peraturan hukum dari negara tertentu yang memberlakukan hukuman

cambuk, rajam, bahkan hukuman mati bagi pelaku kejahatan, agar para

pelaku kejahatan atau orang yang akan berniat jahat jera dan takut

melakukan tindak kejahatan.

C. Cara Pengendalian Sosial Melalui Sosialisasi

Cara pengendalian sosial melalui sosialisasi dikemukakan oleh Froman pada

tahun 1944 sebagai berikut:

34

Page 35: kliping Sosiologi

“Jika suatu masyarakat ingin berfungsi secara efisien, maka mereka harus

melakukan perannya sebagai anggota masyarakat”. Melalui sosialisasi mereka dapat

menjalankan peran sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Misalnya, sejak kecil

seseorang dididik melakukan

kewajiban yang ada di lingkungan keluarga seperti membersihkan rumah

dan merapikan kamar, lambat laun akan timbul rasa senang dalam diri anak

tersebut jika sudah melakukan kewajibannya. Apabila si anak tersebut sudah

besar dan hidup di lingkungan yang lebih luas, ia akan terbiasa berperan

sesuai dengan status yang ia sandang. Melalui sosialisasi seseorang diharapkan dapat

menghayati (menginternalisasikan) normanorma, nilai di masyarakat dan menerapkan

dalam perilakunya seharihari.

D. Cara Pengendalian Sosial Melalui Tekanan Sosial

Cara pengendalian sosial melalui tekanan sosial dikemukakan oleh Lapiere

pada tahun 1954. Lapiere berpendapat bahwa pengendalian social merupakan suatu proses

yang lahir dari kebutuhan individu akan penerimaan kelompok. Kelompok akan sangat

berpengaruh jika anggotanya sedikit dan akrab. Keinginan kelompok dapat digunakan

untuk menerapkan normanorma yang ada agar para anggotanya dapat merealisasikannya.

Misalnya, pandangan masyarakat konservatif yang masih menganggap perlu

diadakannya upacara adat secara seremonial. Mereka cenderung tetap

melaksanakannya daripada melanggarnya.

II. Bentuk-bentuk Pengendalian Sosial

Bentukbentuk pengendalian sosial antara lain:

1. Desasdesus (Gosip)

Merupakan “kabar burung” atau “kabar angin” yang kebenarannya sulit dipercaya. Namun

dalam masyarakat pengendalian sosial ini sering terjadi. Gosip sebagai bentuk

pengendalian sosial yang diyakini masyarakat mampu untuk membuat pelaku pelanggaran

sadar akan perbuatannya dan kembali pada perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma

dalam masyarakat. Gosip kadang dipakai sebagai alat untuk mendongkrak popularitas

seseorang, misalnya artis, pejabat, dsb.

2. Teguran

Merupakan peringatan yang ditujukan pada pelaku pelanggaran. Bisa dalam wujud lisan

maupun tulisan. Tujuan teguran adalah membuat si pelaku sesegera mungkin menyadari

kesalahannya. Misalnya, seorang guru menegur muridnya yang sering ngobrol pada waktu

35

Page 36: kliping Sosiologi

belajar di kelas. Adakalanya juga memberikan surat pemanggilan orang tuanya untuk ke

sekolah.

3. Hukuman (Punishment)

Adalah sanksi negatif yang diberikan kepada pelaku pelanggaran tertulis maupun tidak

tertulis. Pada lembaga formal diberikan oleh Pengadilan, pada lembaga non formal oleh

Lembaga Adat.

4. Pendidikan

Pengendalian sosial yang telah melembaga baik di lingkungan keluarga maupun

lingkungan masyarakat. Pendidikan membimbing seseorang agar menjadi manusia yang

bertanggung jawab dan berguna bagi agama, nusa dan bangsanya. Seseorang yang berhasil

di dunia pendidikan akan merasa kurang enak dan takut apabila melakukan perbuatan yang

tidak pantas atau menyimpang bahkan melanggar peraturan. Contoh: setelah Tono terpilih

menjadi pelajar teladan ia sangat menjaga perilakunya dengan baik, untuk tidak melanggar

tata tertib, bertutur kata baik, mengerjakan tugas dan kewajibannya sebagai pelajar dengan

penuh tanggung jawab.

5. Agama

Merupakan pedoman hidup untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sebagai

pemeluk agama seseorang harus menjalankan kewajiban dan menjauhi larangan.

Contoh:

jika seseorang meyakini dan patuh pada agamanya, maka dengan sendirinya perilakunya

terkendali jauh dari perilaku menyimpang atau melanggar peraturan. Misalnya, tidak akan

memfitnah, korupsi, berjudi, mencuri, dsb.

6. Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik akan dijalankan sebagai alternatif terakhir dari pengendalian

sosial, apabila alternatif lain sudah tidak dapat dilakukan. Namun banyak

kejadian, perlakuan ini terjadi tanpa melakukan bentuk pengendalian sosial

lain terlebih dahulu.

Contoh:

Pencuri dihajar massa dan tidak diserahkan pada polisi.

Rumah dukun santet dibakar.

36

Page 37: kliping Sosiologi

Petugas keamanan menembak perusuh tanpa tembakan peringatan

terlebih dahulu.

KONSEKUENSI PENGENDALIAN SOSIAL

I. Fungsi Pengendalian Sosial

Setelah Anda memahami uraian materi pada kegiatan 1 dan 2 terdahulu, ternyata fungsi

pengendalian sosial itu pada hakekatnya terdiri atas dua hal. Betulkah? Coba sekarang

Anda perhatikan bahwa fungsi pengendalian sosial ada 2 hal pokok, yaitu:

a) Meyakinkan masyarakat tentang kebaikan norma. Usaha ini ditempuh melalui

pendidikan baik formal maupun non formal. Melalui pendidikan formal

ditanamkan kepada peserta didik kesadaran untuk patuh aturan, sadar hukum

dan sebagainya melalui mata pelajaranmata pelajaran yang ada. Melalui

pendidikan non formal, mass media dan alatalat komunikasi menyadarkan

warga masyarakat untuk beretika baik, tertib lalu lintas, dan sebagainya.

b) Mempertebal kebaikan norma. Hal ini dilakukan dengan cara mempengaruhi

alam pikiran seseorang dengan legenda, hikayathikayat, ceritacerita rakyat

maupun ceritacerita agama yang memiliki nilainilai terpuji, contohnya cerita

Malin Kundang, cerita Nabi Sulaiman, dan sebagainya.

II. Peranan Pranata Sosial atau Lembaga Sosial Dalam

Pengendalian Sosial

Peranan lembaga sosial atau pranata sosial dalam pengendalian sosial yang

terjadi di masyarakat adalah sangat besar dan dibutuhkan, khususnya terhadap

perilaku yang menyimpang demi keseimbangan sosial. Pengendalian sosial itu dapat

dilakukan oleh:

1. Polisi

Polisi sebagai aparat negara, bertugas memelihara keamanan dan ketertiban,

mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang. Peran Polisi bukan hanya menangkap,

menyidik, dan menyerahkan pelaku pelanggaran ke instansi lain seperti Kejaksaan, tetapi

juga membina dan mengadakan penyuluhan terhadap orang yang berperilaku menyimpang

dari hukum.

2. Pengadilan

Pengadilan merupakan alat pengendalian sosial untuk menentukan hukuman

bagi orang yang melanggar peraturan. Tujuannya agar orang tersebut jera dan sadar atas

37

Page 38: kliping Sosiologi

kesalahan yang diperbuatnya, serta agar orang lain tidak meniru berbuat hal yang

melanggar hukum atau merugikan orang lain. Sanksi yang tegas akan diberikan bagi

mereka yang melanggar hukum, berupa denda, kurungan atau penjara. Ringan beratnya

hukuman tergantung kesalahan pelaku menurut hukum yang berlaku.

3. Adat

Adat merupakan lembaga atau pranata sosial yang terdapat pada masyarakat

tradisional. Dalam hukum adat terdapat aturan untuk mengatur tata tertib

tingkah laku anggota masyarakatnya. Adat yang sudah melembaga disebut

tradisi. Pelanggaran terhadap hukum adat dan tradisi akan dikucilkan atau

diusir dari lingkungan masyarakatnya tergantung tingkat kesalahannya berat

atau ringan.

4. Tokoh Masyarakat

Adalah orang yang memiliki pengaruh atau wibawa (kharisma) sehingga ia

dihormati dan disegani masyarakat. Tokoh masyarakat diharapkan menjadi

teladan, pembimbing, penasehat dan petunjuk. Ada dua macam tokoh masyarakat:

a. tokoh masyarakat formal, misalnya Presiden, Ketua DPR/MPR, Dirjen,

Bupati, Lurah, dsb;

b. tokoh masyarakat informal, misalnya pimpinan agama, ketua adat,

pimpinan masyarakat.

III. Konsekuensi Penggunaan Teknik-teknik Pengendalian Sosial

Jenis Konsekuensi adalah:

1. Hukum

Hukum adalah aturan yang tertulis yang mengatur hak dan kewajiban dan

hubungan hukum antar manusia. Hukuman adalah penderitaan yang

dijatuhkan secara resmi oleh lembaga yang berwenang terhadap pihak yang

melakukan pelanggaran atau kejahatan. Hukuman adalah sanksi yang negatif. Sedangkan

sanksi positif disebut Rewards, yang berupa pujian, hadiah, bagi orang yang mematuhi

aturan sehingga dapat dijadikan teladan. Tujuan hukuman ialah agar si pelaku

menjadi jera atas perbuatannya dan menjadi baik lagi seperti keadaan

sebelum ia menjadi jahat.

2. Pendidikan

38

Page 39: kliping Sosiologi

Pendidikan formal maupun pendidikan informal. Pendidikan formal adalah pendidikan

melalui sekolah sedangkan pendidikan non formal melalui pergaulan di masyarakat.

Pendidikan sekolah akan mampu membentuk perilaku manusia untuk disiplin, mematuhi

tata tertib, membina hubungan baik dengan sesama. Melalui pergaulan masyarakat sangat

berpengaruh bagi perkembangan pribadi seseorang. Pemahaman diri, pemahaman

masyarakat dan pemahaman nilainilai hidup akan membantu terciptanya masyarakat yang

terkendali. Pelaku pelanggaran akan berkurang kalau masyarakat cukup berpendidikan.

3. Agama

Agama adalah bentuk hubungan pribadi antara manusia dengan Allah. Orang yang

beragama akan mencoba agar semua pikiran, ucapan dan tindakannya sesuai dengan

hukum Allah. Tidak ada agama yang mengajarkan kejahatan. Tidak saling mengganggu,

tidak saling menjelekkan, tidak saling memfitnah, tetapi saling menghargai pihak lain,

menghargai bahwa ada perbedaan (hak untuk berbeda) adalah sikap seorang pemeluk

agama dalam pengendalian

sosialnya. Oleh karena itu kalau terjadi pelanggaran terhadap nilainilai dan

normanorma agama seseorang akan sangat merasa berdosa dan mendapat

sanksi berat dari kelompok agamanya.

4. Kedisiplinan Individu

Masyarakat terdiri dari individuindividu. Karena itu bila semua individu

mengusahakan kebenaran, kejujuran dan kedisiplinan, maka seluruh masyarakat akan

menjadi tertib. Orang akan menjadi sedih, menyesal, karena merasa bersalah, berdosa,

merupakan hasil mawas diri atas introspeksi. Orang yang menyesal akan berusaha

memperbaiki kesalahannya, diminta atau tidak diminta. Oleh karena itu dengan

mendisiplinkan diri sendiri niscaya pelanggaran tidak pernah terjadi.

39

Page 40: kliping Sosiologi

contoh Empati :

Simpati dan empati ibarat angka yaitu angka 11 dan 12, kenapa

begitu? karena hampir mirip.

Simpati dan empati itu suatu gejala kepedulian yg pengertiannya

hampir mirip. namun bedanya terletak di empati adalah lebih

daripada peduli akibat perasaan kita yg terlalu membawai dalam

menyikapi suatu masalah seseorang yg kita empatikan. Sehingga

letak perbedaan antara empati dan simpati terletak hanya pada taraf atau prosentase

perasaan kita yg lebih mengalur pada  perasaan orang. Pada simpati perlakuan orang

terhadap sesama memberikan perhatian lebih tanpa ada alasan apapun, empati perlakuan

orang terhadap sesama memberikan perhatian dengan alasan tertentu.

Dalam  hal yang mengenai ketertarikan seseorang kepada orang lain yang seolah-olah

merasakan perasaan orang lain inilah salah satu bentuk simpati misalnya seperti membantu

korban bencana alam, mengucapkan selamat ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan

wujud rasa simpati seseorang.

Sedangkan untuk rasa simpati yang sangat mendalam yang mampu memberikan pengaruh

pada kejiwaan dan atau fisik seseorang nah ini yang biasa disebut rasa empati. Misalnya

saja rasa rindu yang terlalu dalam bisa menyebabkan seorang gadis menjadi panas dingin

akibat tidak direstuinya hubungan cinta dengan kekasihnya.

Alasan :

Sehingga dapat kita ketahui bahwa Simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa

tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan

diderita orang lain. Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan

berlangsung apabila terdapat pengertian pada kedua belah pihak Simpati lebih banyak

terlihat dalam hubungan persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan.

Seseorang merasa simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau

perbuatannya. Untuk empati mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata

perasaan kejiwaan saja, melainkan diikuti perasaan yang sangat dalam.

Contoh Retrealisme :

proses yg terjadi apabila nilai-nilai yg berlaku tidak dapat dicapai melalui cara yg telah

melembaga, tetapi warga masyarakat mempunyai kepercayaan yg mendalam sehingga

mereka tidak mau menyimpang dr kaidah yg telah melembaga

40

Page 41: kliping Sosiologi

Perilaku yang tidak mengikuti tujuan dan cara yang

dikehendaki (meninggalkan baik tujuan

konvensional maupun cara pencapaiannya).

Contoh : Kaum gepeng, pemabuk , pecandu obat

ada dalam masyarakat tetapi kadang tidak diakui

keberadaannya (Kaum Marginal)

Alasan :

Kemiskinan adalah alasan utama mengapa ada sebagian besar orang melakukan kan

Retrealisme. Kepercayaan diri yang kurang, pendidikan yang tidak menyuluruh mejnadi

alasan yang kuat, perhatian yang kurang dari keluarga dan tipisnya keimanan.

Contoh Rebellion ( Pemberontakan )

Cara adaptasi tidak lagi mengakui struktur sosial yang ada

dan menciptakan struktur sosial baru. Tujuan budaya

dianggap sebagai penghalang bagi tujuan yang

didambakan. Contoh : Reformasi dalam agama yang

memunculkan agama Kristen . Reformasi di Indonesia pada

tahun 1998 mengubah dari orde baru menjadi orde reformasi.

Kelompok militan pimpinan Husein Badrudin al-Hutsi dibantai Pemerintah Yaman. Lagi-

lagi pesanan Amerika

DI Yaman, musim panas kali ini sungguh berbeda. Tak cuma suhu udara yang meningkat,

juga suhu politik. Pasalnya, Pemerintah Yaman sedang gencar-gencarnya menghabisi

kelompok bersenjata Al-Syabab al-Mu'min (Pemuda Beriman) di daerah Pegunungan Al-

Hakami dan Maran di Provinsi Shaadah.

Alasan :

Pemeberontakan indentik dengan kebencian terhadap sesuatu hal, baik itu hal dalam

pendapat, ketentramaman , keputusan yang kurang tepat dapat menjadi alasan seseorang

dapat memberontak. Karena itu di anggap tidak sesuai dengan kepercayaan atau

pendapatnya. Hal lain yang membuat orang atau sekumpulan orang melakukan

pemberontakan ialah adalah adanya ajang adu domba, yang di lakukan oleh-oleh pihak

yang kurang bertanggung jawab. Keadilan, kelaparan dan pemaksaan juga dapat memicu

pemberontakan yang berantai.

41