kliping berita perumahan rakyat dari media online, 22 februari 2012

Upload: klipingdigital

Post on 06-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 22 Februari 2012

    1/13

    infrastruktur Selasa, 21 Feb 2012 07:46 WIB

    Rumah Contoh T 36 untuk MBR Hanya Rp 18 Juta

    MedanBisnis Jakarta. Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera), terkait penyediaan

    rumah untuk MBR di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), membangun rumah contoh.

    Salah satu rumah contoh telah selesai dibangun Senin kemarin. Harganya sangat murah.

    Untuk tipe 36 yang dcontohkan itu harganya hanya Rp 18 juta saja.Kemenpera pun mengadakan acara "Menyaksikan Pembangunan Rumah Contoh", di

    halaman Kantor Kemenpera, Jakarta, Senin kemarin. Saat itu hadir Menteri Perumahan

    Rakyat (Menpera), Djan Faridz. Dalam sambutannya Djan Faridz mengatakan bahwa

    pembangunan rumah contoh ini diharapkan nantinya bisa diterapkan di NTT. "Kalau

    pembangunan rumah contoh ini bisa sukses diterapkan di NTT maka di seluruh Indonesia

    juga akan sukses dan ini nantinya bisa menolong para pengembang dan asosiasi realestat

    untuk membangun rumah dengan harga yang lebih murah," ujar Djan Faridz.

    Hadir pula dalam acara yang dimaksud Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Hazaddin

    Tende Sitepu. Lebih jauh lagi Hazaddin mengatakan rumah contoh yang dibangun adalahrumah contoh tipe 36. "Rumahnya sendiri tipe 36 dan biaya pembangunannya sebesar Rp. 18

    juta," ujar Hazaddin. Pembangunan rumah contoh ini diharapkan nantinya ada perubahanantara yang lama dan baru, bangunannya lebih bagus, lebih kuat dan ramah lingkungan.

    Hazaddin juga mengatakan bahwa Pembangunan rumah murah dengan tipe 36 ini ini masih

    terus berlanjut. "Pembangunannya sendiri masih terus berlanjut dan masih bersisa sebanyak7672 unit rumah dan tersebar di sembilan Kabupaten/Kota di NTT," ujar Hazaddin.

    Kesembilan Kabupaten/Kota tersebut adalah Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten

    Timor Tengah Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Belu, Kabupaten Alor,

    Kabupaten Ngada, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sumba Tengah.

    Sementara spesifikasi material rumah contoh yang dibangun terdiri dari pondasi ompak cor,

    rangka bangunan L30/pabrikasi, jaring dinding besi, cor dinding, permukaan dinding aci, atap

    asbes/seng, pintu panel dan jendela kaca, cat dinding, lantai plester/keramik, sanitasi bak dan

    kloset jongkok, septik tank batako dan teras plester. Pembangunan rumah contoh ini

    dilakukan oleh pengembang dari PT. Grand Wijaya.

    Hadir pula dalam acara yang dimaksud Kepala Dinas PU Propinsi NTT, Andre W Koreh. Di

    sesi diskusi pembangunan rumah contoh ini Andre mengapresiasi apa yang dilakukan olehKemenpera.

    "Kami berikan apresiasi terhadap apa yang sedang dilakukan oleh Kemenpera bahwa ada

    rumah yang cukup baik dan ramah lingkungan karena tidak banyak kayu yang digunakan,

    tetapi mengenai biaya pembangunan rumah ini bahwa setiap daerah memiliki perbedaantopografi dan juga indeks kemahalan kontruksi yang akan mengakibatkan perbedaan biayapembangunan. Jadi harus dicari strategi terkait dengan harga satuannya, karena semakin

    tinggi tingkat kesulitannya costnya akan besar juga," ujar Andre.

    Hal tersebut mendapat respons dari Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Hazaddin

    bahwa sebaiknya untuk real costnya (harga real) untuk pembangunan rumah ini lebih baik

    ada Legitimasi dari PPK (pejabat pembuat komitmen) atau Kepala Dinas agar pegangan

    antara pemerintah pusat dan daerah sama.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 22 Februari 2012

    2/13

    Dukungan penyediaan rumah untuk MBR di Propinsi NTT ini juga datang dari Ketua DPD

    REI Propinsi NTT, Bobby Lianto. "DPD REI Propinsi NTT tetap mendukung penyediaanrumah untuk MBR di NTT tentunya menyesuaikan dengan kondisi yang ada di NTT," ujar

    Bobby. (kpr)

    http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/02/21/82401/rumah_contoh_t36_untuk_mbr_

    hanya_rp_18_juta/#.T0RAINnKvGI

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 22 Februari 2012

    3/13

    Penyediaan Rumah Bagi MBRdan PNS Hadir DiSabu

    RaijuaSelasa, 21 Februari 2012

    Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan

    pemerintah daerah Kabupaten Sabu Raijua dalam hal penyediaan rumah bagi Masyarakat

    Berpenghasilan Rendah (MBR) dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di ruang rapat, kantor

    Kemenpera, Jakarta, Senin (20/2/2012). Dalam pidato sambutan Menteri Perumahan Rakyat

    yang dibacakan oleh Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Hazaddin Tende Sitepu,disampaikan bahwa semoga dengan ditandatanganinya kerjasama ini dapat meningkatkan

    peran aktif pemerintah daerah dalam penyediaan rumah. Diharapkan dengan adanyakerjasama ini dapat mendorong peran aktif pemerintah daerah Kabupaten Sabu Raijua dalam

    hal penyediaan rumah bagi MBR dan juga PNS sehingga pembangunan perumahan dapattecapai, ujar Hazaddin.

    Penandatanganan kerjasama ini merupakan bentuk dari pelaksanaan amanah sebagaimana

    ditegaskan dalam pasal 2 ayat 4 Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang

    pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan

    pemerintah daerah kabupaten/kota bahwa permasalahan perumahan adalah urusan pemerintah

    daerah berkaitan dengan pelayanan dasar. Sementara maksud perjanjian kerjasama ini adalah

    untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan tempat tinggal atau hunian bagi MBR dan PNSdalam bentuk penyediaan rumah umum termasuk PSU didukung fasilitas likuiditaspembiayaan perumahan dan perumahan swadaya, serta memberikan kemampuan kepada PNS

    dalam pemilikan rumah yang layak melalui pembiayaan dari dana tabungan perumahan PNS.Adapun tujuan perjanjian kerjasama ini adalah terpenuhinya kebutuhan perumahan bagi

    MBR dan PNS di Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

    Hadir dalam acara yang dimaksud Bupati Sabu Raijua, Marthen Luther Dira Tome. Di dalam

    pidato sambutannya Marthen berterima kasih karena Kemenpera menyambut baik kerjasama

    yang ditawarkan pihaknya. Kami berterima kasih kepada Kementerian Perumahan Rakyat

    yang telah menyambut dan mengundang pemerintah daerah Kabupaten Sabu Raijua untuk

    datang, hal ini sebagai bukti pelayanan maksimal yang dilakukan Kemenpera dalam

    memberikan pelayanan terhadap masyarakat kecil, ujar Marthen.

    Lebih jauh lagi Marthen memaparkan bahwa Kabupaten Sabu Raijua merupakan daerah yang

    dimekarkan dari Kabupaten Kupang pada tahun 2008 dan menghadapai beberapa kendala

    dalam hal penyediaan rumah. kendala-kendala yang dihadapi terlihat dari segi ekonomi,

    jumlah penduduk miskin yang banyak ada 15.000 atau sekitar 80% dari jumlah KK 18.000,

    ujar Marthen. Kendala lain yang dihadapi berupa sistem transportasi, karena Kabupaten Sabu

    Raijua merupakan kepulauan, jadi menggunakan sarana transportasi laut, masalah kesehatandan pendidikan. kendala-kendala ini yang merupakan beban moral yang harus kami carikan

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 22 Februari 2012

    4/13

    solusinya, ujar Marthen.

    Dengan adanya kerjasama ini Marthen berjanji akan memberikan perhatian penuh terhadappembangunan yang ada khususnya untuk beban komponen yang diperlukan guna

    mendukung lancarnya pembangunan rumah. Kami siap untuk menyediakan tanah untuk

    pembangunan rumah layak huni dan kami juga siap apabila diminta bantuannya oleh

    Kemenpera, ujar Marthen.

    Penandatanganan kerjasama ini dilakukan antara Kementerian Perumahan Rakyat,

    Pemerintah Daerah Kabupaten Sabu Raijua dan BAPERTARUM-PNS.

    Hadir dalam acara yang dimaksud para eselon satu beserta jajaran di lingkungan Kementerian

    Perumahan Rakyat, Bupati Sabu Raijua dan Pelaksana Sekretariat Tetap BAPERTARUM-

    PNS.

    http://indonesia.go.id/in/kementerian/kementerian/kementerian-negara-perumahan-

    rakyat/609-sarana-dan-prasarana/10504-penyediaan-rumah-bagi-mbr-dan-pns-hadir-di-sabu-

    raijua.html

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 22 Februari 2012

    5/13

    Warga SeiSerindan Terima Bantuan Rehab RumahSelasa, 21 Februari 2012

    ASAHAN- Bantuan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) untuk rehab rumah tidak layak

    huni di Desa Sei Serindan Kecamatan Sei Kepayang Asahan untuk tahap pertama dan kedua

    telah disalurkan. Sebanyak 50 kepala keluarga (kk), masing-masing menerima total bantuanRp5 juta, yang disalurkan dalam dua tahap masing-masing Rp2,5 juta per tahap.

    Kepala Desa Sei Serindan Agus melalui Kepala Dusun III Iriyansyah, kepada METRO, Senin

    (20/2) menjelaskan, Desa Sei Serindan yang menerima bantuan dari Menpera sebesar Rp250juta telah disalurkan kepada warga dan telah dimanfaatkan untuk merehab rumah warga,

    dengan sistem gotong-royong. Bantuan yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2011tersebut disalurkan oleh Dinas Sosial Pusat kepada warga yang telah membentuk kelompok.

    Pencairan dana tahap pertama Rp2,5 juta per KK pada Nopember 2011 lalu, dilanjutkanpencairan tahap II Januari 2012, kata Iriyansyah.

    Dijelaskannya, bantuan untuk perumahan tersebut masing-masing diterima warga dari

    Lingkungan I, II, III, IV dan V. Bantuan tersebut merupakan hasil dari usulan masyarakat,yang mendambakan tinggal di rumah yang layak huni memiliki fasilitas mandi, cuci dan

    kakus (MCK).

    Terpisah, Roslaini Lubis didampingi Suib, Ekawati, Agus Akmal, Linawati, Nurhayati dan

    Fatimah, warga Dusun V Sei Serindan mengatakan, bantuan dana rehab untuk perumahan

    sangat membantu masyarakat. Pasalnya, selama ini mereka tinggal di rumah yang tidak layak

    huni yang tidak memiliki fasilitas MCK.

    Bantuan ini sangat membantu, rumah kami sudah lebih layak dari sebelumnya. Kami sangat

    mengucapkan terimakasih kepada pemerintah, termasuk kepala dusun dan kepala desa yang

    telah bersusah payah, kata Roslaini.

    Dijelaskannya, sejak pendataan, kepala dusun Iriyansyah dengan sukarela mendatangi rumah

    warga satu per satu untuk melengkapi syarat untuk menerima bantuan. Sementara, rumahwarga yang menerima bantuan berada di pelosok yang kumuh serta jalannya berlumpur.

    Nurhayati menambahkan, dirinya bersama warga berharap kepala dusun serta kepala desatidak bosan-bosannya untuk mengusahakan bantuan kepada masyarakat sehingga ke depan,

    warga dapat terangkat dari kemiskinan.

    Selama ini urusan kami juga dipermudahkan pak. Baik untuk mengurus surat-surat maupunmengenai penyaluran beras miskin, maka kami pun tidak segan-segan untuk mengucapkan

    terimakasih kepada kepala dusun dan kepala desa, katanya. (ilu)

    http://www.metrosiantar.com/METRO_ASAHAN/Warga_Sei_Serindan_Terima_Bantuan_Rehab_Ru

    mah

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 22 Februari 2012

    6/13

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 22 Februari 2012

    7/13

    HARGA RUMAH SUBSIDI

    Duh! Harga rumah bersubsidi berpeluang naik

    Oleh Asnil Bambani Amri - Selasa, 21 Februari 2012 | 09:31 WIB

    JAKARTA. Harga rumah bersubsidi yang dipatok pemerintah berpeluang naik harga, baik

    rumah sejahtera tapak maupun rumah sejahtera susun. Saat ini, harga rumah tapak subsidi

    dipatok maksimum Rp 70 juta per unit, sedangkan rumah susun maksimum Rp 144 juta per

    unit.

    Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, di Jakarta, Senin (20/2/2012), mengemukakan,

    pihaknya sedang melakukan pengkajian terkait harga baru rumah subsidi itu. Apalagi, sejak

    tahun 2010, sebagian pengembang menghentikan pembangunan rumah susun subsidi di

    Jabodetabek. "Tidak tertutup kemungkinan harga rumah bersubsidi naik, terutama rumahsusun," ujar Djan Faridz.

    Ia menilai, persyaratan rumah sejahtera susun, yang dulu bernama rumah susun sederhana

    milik sudah terlampau berat. Pengembang tidak bisa membangun kawasan komersial dirumah susun yang berguna sebagai subsidi silang pembiayaan. Selain itu, harga bahan

    bangunan sudah naik dan koefisien luas bangunan (KLB) 3,5 dinilai tidak menguntungkansehingga pengembang tidak tertarik.

    Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia Setyo Maharso mengaku

    telah mengajukan usulan kepada pemerintah terkait kenaikan harga untuk rumah sejahtera

    tapak menjadi Rp 88 juta per unit dan rumah sejahtera susun Rp 205 juta per unit.

    Secara terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Property Wacth Ali Tranghanda menilai,kenaikan harga rumah harus dipertimbangkan secara matang agar tidak menjadi kebijakan

    tambal sulam pemerintah. Konsumen rumah subsidi memperoleh kemudahan kredit, berupasuku bunga tetap sebesar 7,25 persen dalam tenor pinjaman 15 tahun. (Brigita Maria

    Lukita/Kompas.com)

    http://industri.kontan.co.id/news/duh-harga-rumah-bersubsidi-berpeluang-naik

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 22 Februari 2012

    8/13

    Infrastruktur Selasa, 21 Feb 2012 07:42 WIB

    BNI Bidik 40.000 Rumah Subsidi FLPP

    MedanBisnis Jakarta. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) membidik penyerapan KPRrumah subsidi atau FLPP sebanyak 40.000 unit sepanjang 2012. Puluhan ribu rumah itu akan

    dibiayai melalui pembiayaan perumahan subsidi skema fasilitas likuiditas pembiayaan

    perumahan (FLPP). "Target penyerapan 40.000 unit di tahun 2012," kata Executive Vice

    President KPR BNI Diah Sulianto kepada wartawan, Senin kemarin.

    Diah menambahkan, 40.000 unit didasarkan atas perhitungan yang matang. Penetapan suku

    bunga efektif FLPP sebesar 7,25%, dengan memperhitungkan komponen biaya seperti biaya

    operasional dan beberapa komponen lain. "Suku bunga tersebut merupakan suku bungakhusus yang diberikan untuk MBR (masyarakat berpenghasilan rendah). Yang pasti suku

    bunga tersebut sudah memperhitungkan komponen biaya," terangnya.

    Dia mengatakan BNI sudah sepakat dengan kementerian perumahan rakyat terkait bungaFLPP sebesar 7,25%. "Partisipasi ini merupakan salah satu komitmen BNI untuk mendukung

    masyarakat berpenghasilan rendah dalam memiliki rumah dengan angsuran yang terjangkau,"paparnya.

    Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo sebelumnya menerangkan, bunga 7,25% telah

    memperhitungan skema pendanaan perbankan bersama perbankan 50:50. Seluruh bank-bank

    BUMN seperti BNI, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri setuju bunga FLPP

    7,25% meski syarat porsi penyertaan 50:50. Bank Tabungan Negara (BTN) yang masih

    menginginkan porsi penyertaan 60:40 dengan bunga lebih rendah dari 8%.

    Bagi konsumen yang mendapat fasilitas kredit rumah melalui FLPP, selain mendapat bunga

    lebih rendah, konsumen pun akan mendapat buka yang tetap hingga 15 tahun. (dtf)

    http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/02/21/82392/bni_bidik_40-

    000_rumah_subsidi_flpp/#.T0RjitnKvGI

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 22 Februari 2012

    9/13

    Finansial Selasa, 21 Feb 2012 07:59 WIB

    Pengembang Ragukan Kredibilitas Tiga BankPelaksana

    FLPP

    MedanBisnisMedan. Pengembang perumahan di Sumatera Utara (Sumut) meragukankredibilitas khususnya pengalaman tiga bank pelaksana yang ikut dilibatkan dalam program

    Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

    Alasannya, sejak diluncurkan tahun 2011, hanya Bank Tabungan Negara (BTN) yang sudah

    mampu menyalurkan pinjaman FLPP sebesar 99,08%.

    Sekretaris DPD Apersi (Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh

    Indonesia) Sumut, Irwan Ray mengatakan, kembali digulirkannya program FLPP yang

    sempat tertunda sejak awal Januari 2012, disambut positif karena dapat membantu

    masyarakat miskin mendapatkan rumah.

    Tetapi pada saat ini FLPP hanya diikuti empat bank, atau jauh lebih sedikit dibandingkantahun 2011 yang melibatkan 14 bank termasuk bank daerah.

    "Kita sambut baik kalau FLPP ini kembali diaktifkan dan diharapkan dapat memberi nilaipositif bagi pengembang perumahan menengah ke bawah. Namun dengan kepesertaan 4 bank

    ini, kita khawatir penyaluran tidak maksimal," ujarnya kepada MedanBisnis, Senin (20/2).

    Empat bank yang ikut program FLPP sesuai dengan perjanjian kerja sama operasional (PKO)dengan Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan (BLUPPP) Kementerian

    Perumahan Rakyat, yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk,PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Mandiri Tbk. Dimana empat bank pelat merah

    telah menyepakati bunga FLPP pada tahun ini sebesar 7,25% dengan porsi dana penyertaan

    pemerintah dan perbankan dalam pembiayaan rumah bersubsidi berbanding 50%:50%.

    Dikatakan Irwan, selama ini dari 14 bank yang ikut FLPP hanya BTN saja yang menyalurkan

    99,08% dan sisanya dari 13 bank lain atau sekitar 0,02% dari target. Dengan begitu,

    dikhawatirkan dengan 4 bank tersebut hanya BTN saja yang bisa maksimal menyalurkan

    dana.

    Bahkan saat ini, masing-masing bank hanya mau menyalurkan dananya pada FLPP sekitar

    Rp 1 triliun dari target secara nasional Rp 6,5 triliun. Jadi, dengan hanya 4 bank yang ikut

    serta berarti dana yang bisa diserap sekitar Rp 4 triliun.

    "Ini artinya target penyaluran tidak bisa diserap semua. Dan hanya BTN lah yang mempunyai

    pengalaman memberikan dana FLPP," ucapnya.

    Dengan tidak tersalurkannya dana FLPP ini, tambah Irwan, akan berisiko semakin tingginya

    dana pembangunan rumah sederhana sehingga masyarakat tidak mampu membeli rumah.

    "Subsidinya hanya sedikit, ini bisa membuat pengembang enggan membangun Rumah Sehat

    Sederhana (RSH) beralih ke rumah komersial atau tipe mahal," ungkapnya.

    Untuk pencapaian target pembangunan rumah sederhana sebanyak 8.000 unit ini, pihaknya

    pesimis dapat tercapai dan berkembang ditahun depan jika perbankan lain yang ikut FLPP

    tidak bekerja secara maksimal dalam menyalurkan dana subsidi tersebut.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 22 Februari 2012

    10/13

    Ketua Real Estate Indonesia (REI) Sumut, Tommy Wistan mengatakan, pengikutsertaan

    empat bank dalam FLPP ini sangat positif dalam pengembangan RSH untuk masyarakat.

    "Perkembangan rumah di Indonesia masih positif dan akan terus bertumbuh dengan adanya

    FLPP. Daya beli masyarakat akan lebih banyak dengan cicilan rendah," katanya.

    Untuk itu, ia meminta bank-bank yang selama ini belum maksimal dalam penyaluran

    pembiayaan perumahan sudah seharusnya dioptimalkan dalam peran fungsi penyaluran

    FLPP.

    "Memang ada kekhawatiran, tapi masing-masing bank kan punya keahliannya masing-

    masing dalam menjalankan perannya penyaluran FLPP ini. Selain itu Pemda juga diminta

    untuk lebih membantu pengembang perumahan sehingga RSH dapat terus berkembang dan

    dinikmati masyarakat pada umumnya," pungkas Tomi. (yuni naibaho)

    http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/02/21/82425/pengembang_ragukan_kredibilit

    as_tiga_bank_pelaksana_flpp/#.T0Rj4NnKvGI

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 22 Februari 2012

    11/13

    Selasa, 21/02/2012 12:07 WIB

    Akhirnya BTN Turunkan Bunga KPR Subsidi FLPP Jadi 7,25%

    Suhendra - detikFinance

    Jakarta - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) menyatakan PT Bank Tabungan Negara Tbk(BTN) telah setuju menurunkan bunga KPR subsidi skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan

    (FLPP). BTN menurunkan bunga FLPP menjadi 7,25% untuk Perjanjian Kerjasama Operasi (PKO)

    penyaluran KPR subsidi FLPP di 2012.

    Berdasarkan catatan detikFinance bunga acuan FLPP BTN untuk KPR Tapak (landed house)

    sebelumnya berada di level 8,15-8,5%, dengan nilai KPR Rp 50-80 juta, dan bunga 9,25-9,9% untuk

    KPR susun dengan nilai Rp 90-135 juta.

    "BTN sudah sepakat dengan suku bunga FLPP 7,25%,"kata Deputi Pembiayaan Kemenpera Sri

    Hartoyo kepada detikFinance, Selasa (21/2/2012)

    Dengan disepakatinya besaran bunga KPR FLPP ini maka dalam waktu dekat program KPR subsidi ini

    yang sebelumnya sempat mandeg hampir 2 bulan bisa segera bergulir. Nasabah yang sebelumnya

    tak bisa melakukan akad kredit bisa menggunakan fasilitas ini.

    Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) membidik penyerapan KPR rumah subsidi atau

    FLPP sebanyak 40.000 unit sepanjang 2012. Setelah mereka juga menyepakati besaran bunga KPR

    FLPP sebesar 7,25%.

    Bagi konsumen yang mendapat fasilitas kredit rumah melalui FLPP, selain mendapat bunga lebih

    rendah, konsumen pun akan mendapat buka yang tetap hingga 15 tahun. Sehingga dengan demikianbesaran cicilan yang harus dibayarkan konsumen tetap hingga lunas. Hal ini karena pemerintah

    menempatkan dana murah kepada bank peserta FLPP.

    (hen/dnl)

    http://finance.detik.com/read/2012/02/21/115934/1847664/1016/akhirnya-btn-turunkan-bunga-

    kpr-subsidi-flpp-jadi-725

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 22 Februari 2012

    12/13

    selasa, 21 Februari 2012

    Kemenpera Bangun Rumah Murah Rp20 Juta/UnituntukPNS dan

    MBR

    Jakarta, Pelita

    Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) boleh senang. Karena

    Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) akan membagun rumah layak huni tipe 36 dengan

    modal pembangunan antara Rp18 juta sampai Rp20 juta.

    Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengatakan hal tersebut ketika melihat hasil pembangunan

    rumah tipe 36 di halaman kantor Kemenpera, Jakarta, Senin (20/2).

    Menurutnya, meskipun rumah murah, namun konstruksinya dijamin bagus. Rumah khusus untuk

    PNS dan MBR ini menggunakan sistem rumah cetak.

    "Rumah cetak yang dibangun tahun ini, sudah diperbaiki strukturnya lebih baik dari tahun lalu.

    Betonnya lebih kuat, konstruksinya disesuaikan dengan konstruksi yang disarankan Dinas PU

    (Pekerjaan Umum)," jelasnya,

    Dalam pembangunan rumah cetak murah tersebut Kemepera bekerja sama dengan pengembang PT

    Grand Wijaya yang berbasis di Palembang, Sumatera Selatan, yang telah berpengalaman lebih dari

    30 tahun dalam memnbangun proyek rumah murah tipe 36 dengan sistem cetak.

    Menurut Direktur PT Grand Wijaya Umar Suhadi, pihaknya telah membangun rumah cetak ini sejak

    tahun 1973 dan saat ini totalnya sudah mencapai 4.000 unit rumah yang dibangun mulai dari

    Palembang, Aceh, hingga Tangerang, dan daerah lainnya.

    Melalui rumah cetak murah ini, diharapkan program pembangunan rumah layak huni bagi seluruh

    lapisan masyarakat, utamanya masyarakat kurang mampu dan berpenghasilan rendah yang

    dicanangkan pemerintah, dapat segera terwujud.

    Sebelumnya, Menpera Djan Faridz membantah jika pembangunan rumah susun sederhana milik

    (Rusunami) salah sasaran. Pembagunan ini memang terkadang dihadang oleh permasalahan

    pembebasan lahan dan administrasi oleh pemerintah daerah (pemda) setempat.

    Dia menyatakan hal itu tidak benar. Sebab, masyarakat yang ingin memiliki Rusunami dengan cara

    kredit akan diverifikasi terlebih dahulu oleh pihak bank.

    Isunya soal itu memang ada. Misalnya, Rusunami bukan dimiliki oleh masyarakat berpenghasilan

    rendah (MBR), tetapi malah dibeli oleh masyarakat dengan ekonomi yang mampu, kemudian baru

    disewakan untuk MBR. "Nggak gitulah," ujarnya.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 22 Februari 2012

    13/13

    Menpera menambahkan, pihaknya juga sedang mengkaji kenaikan harga rusunami. Selain itu,

    Kemenpera akan melakukan sejumlah perubahan peraturan terkait jual beli hunian vertikal tersebut.

    "Masyarakat yang membeli Rusunami dengan memanfaatkan subsidi pemerintah ke depan tidak

    boleh memperjualbelikan atau emindahtangankan. Jadi, yang tinggal di Rusunami tersebut benar-benar mereka yang membutuhkan rumah," tandasnya. (oto)

    http://www.pelitaonline.com/read-cetak/17003/kemenpera-bangun-rumah-murah-rp20-jutaunit-

    untuk-pns-dan-mbr/