klasifikasi batuan karbonat

10
TUGAS RESMI PRATIKUM SEDIMENTOLOGI Di susun oleh: REHAN 101101012 JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 1

Upload: rehan-labino

Post on 24-Jul-2015

108 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT

TUGAS RESMI PRATIKUM

SEDIMENTOLOGI

Di susun oleh:

REHAN

101101012

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

2011

1

Page 2: KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT

KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT

Menurut Dunham 1962 bahwa tekstur batugamping atau batuan karbonat

dapat menggambarkan genesa pembentukannya, sehingga klasifikasi ini dianggap

mempunyai tipe genetik dan bukan deskriptif seperti yang dikemukakan oleh Folk

(1962). Terdapat empat dasar klasifikasi batuan karbonat menurut Dunham 1962

yaitu

1. kandungan lumpur karbonat (mud),

2. kandungan butiran,

3. Keterikatan komponen

4. kenampakan tekstur hasil diagenesis.

Tekstur batuan karbonat yang didominasi oleh kehadiran mud (mikrit) atau mud

supported terbagi dua yaitu batuan yang mengandung butiran lebih dari 10% dan

dimasukkan kedalam mudstone, sedangkan batuan yang kandungan butirannya lebih

besar dari 10% dimasukkan kedalam wackestone.

Grain supported atau batuan yang didominasi oleh butiran adalah tekstur batuan

karbonat yang terendapkan pada lingkungan berenergi sedang – tinggi. Tekstur ini

terbagi dua yaitu yang masih mengandung matriks digolongkan menjadi packstone

dan yang tidak mengandung matriks sama sekali atau grainstone.

2

Page 3: KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT

Tabel Klasifikasi batuan karbonat berdasarkan Dunham 1962 yang didasarkan pada

kehadiran mud (mikrit) dan butiran (grain).

Kelompok ketiga dalam klasifikasi Dunham adalah batuan dimana komponennya

saling terikat satu sama lainnya atau tersusun oleh organisme. Dalam klasifikasi

tersebut tekstur seperti ini dimasukkan kedalam boundstone. Selain ketiga kelompok

tekstur di atas, maka batuan karbonat juga dikelompokkan berdasarkan

diagenetiknya, yaitu jika komponen penyusunnya tidak lagi memperlihatkan tekstur

asalnya. Kelompok batuan ini dikenal sebagai kristallin karbonat (calcite crystalline

rocks dan dolomite crystalline rocks).

Klasifikasi batuan karbonat berdasarkan Dunham

Tekstur ini oleh Embry & Klovan 1971 menyempurnakannya klasifikasi Dunham

(1962) dengan mempertimbangkan pengaruh energi dan sedimen-sedimen yang

terbawa dan terakumulasi pada batuan tersebut. Embry & Klovan melihat pentingnya

ukuran fragmen (butiran) yang terakumulasi pada batuan yang didominasi oleh

matriks. Batuan dengan tekstur wackestone dengan kandungan butiran lebih besar

dari 2 mm, maka menurut Embry & Klovan bahwa batuan ini erat hubungannya

3

Page 4: KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT

dengan sumber butiran (fragmen) sehingga perlu memberikan nama khusus yaitu

floatstone untuk menggambarkan lingkungan pengendapannya. Sedangkan pada

tekstur grainstone. Embry & Klovan menamakannya sebagai rudstone untuk batuan

dengan butiran lebih besar dari 2 mm.

Klasifikasi batuan karbonat yang dibedakan berdasarkan tekstur pengendapannya,

tipe butiran, dan faktor lainnya seperti yang diperkenalkan oleh Dunham 1962.

Klasifikasi ini dimodifikasi oleh Embry dan Klovan (1971) yang mempertimbangkan

ukuran butir dan bentuk perkembangan organisme pembentuk batuan

Selain berdasarkan pada ukuran fragmen dalam batuan, Embry & Klovan juga

memberikan perhatian pada organisme yang menyusun batuan karbonat yang dalam

klasifikasi Dunham (1962) menamakan boundstone. Menurutnya bahwa cara sedimen

terperangkap pada organisme penyusun boundstone perlu dibedakan menjadi tiga

yaitu:

1. bindstone,

2. bafflestone dan

3. framestone.

Masing-masing tekstur mempunyai kekhasan tersendiri. Bindstone adalah orgnisme

yang menyusun batuan karbonat dimana cara hidupnya dengan mengikat sedimen

yang terakumulasi pada organisme tersebut. Organisme yang seperti ini biasanya

hidup dan berkembang didaerah berenrgi sedang – tinggi. Batuan ini umumnya terdiri

dari kerangka ataupun pecahan-pecahan kerangka organik, seperti koral, bryozoa dll,

tetapi telah diikat kembali oleh kerak lapisan-lapisan (encrustation) gamping yang

dikeluarkan oleh ganggang merah.

Penyempurnaan klasifikasi Dunham oleh Embry dan Klovan yang membagi

boundstone menjadi tiga yaitu bafflestone, bindstone dan framestone. Selain itu

wackestone menjadi floatstone dan grainstone manjadi rudstone jika butiran lebih

4

Page 5: KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT

besar dari 2 mm.

Bafflestone adalah tekstur batuan karbonat yang terdiri dari organisme penyusun

yang cara hidupnya menadah sedimen yang jatuh pada organisme tersebut. Tekstur

ini umumnya dijumpai pada daerah berenergi sedang. Bafflestone terdiri dari

kerangka organik seperti koral (branching coral) dalam posisi tumbuh (growth

position) dan diselimuti oleh lumpur gamping. Kerangka organik bertindak sebagai

“baffle” yang menjebak lumpur gamping. Tekstur yang ketiga adalah framestone.

Batuan ini tersusun oleh organisme yang hidupnya pada daerah yang berenergi tinggi

sehingga tahan terhadap gelombang dan arus. Penyusun batuan ini seluruhnya dari

kerangka organik seperti koral, bryozoa, ganggang, sedangkan matriksnya < 10% dan

semen mungkin kosong. Secara umum pembagian zona energi dan batuan penyusun

menurut Embry & Klovan (1971) diperlihatkan pada gambar berikut.

Penampang melintang komplek terumbu yang menggambarkan perbedaan zona dan

batuan penyusun setiap zona menurut Embry & Klovan (1971).

Klasifikasi Folk (1959/1962). Klasifikasi ini lebih menekankan kepada pendekatan

deskriptif dan tidak mempertimbangkan masalah genetiknya. Dasar pembagiannya

adalah kehadiran sparit (semen) dan mikrit (matriks). Selain itu klasifikasi ini juga

melihat volume butiran (allochem) dalam batuan yang diurut seperti intraklas, ooid,

fosil/pellet.

5

Page 6: KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT

Klasifikasi batuan karbonat menurut Folk (1959) yang membagi batuan karbonat

secara deskriptif. Kehadiran sparit dan mikrit menjadi pertimbangan utama dalam

klasifikasi ini.

Kehadiran sparit dan mikrit menjadi komposisi utama dimana jika sparitnya lebih

besar daripada mikrit maka nama batuannya akan berakhiran sparit, demikian pula

jika mikrit yang lebih dominan maka nama batuannya akan berakhiran mikrit.

Awalan dalam penamaan batuan karbonat menurut Folk tergantung pada komposisi

intraklas, jika intraklas di atas 25% maka nama batuannya menjadi intasparit atau

intramikrit. Namun jika butiran ini tidak mencapai 25% maka butiran kedua menjadi

pertimbangan yaitu ooid, sehingga batuan dapat berupa oosparit atau oomikrit.

Pertimbangan lainnya adalah jika kandungan ooid kurang dari 25%, maka

perbandingan pellet dan fosil menjadi penentu nama batuan. Terdapat tiga model

perbandingan (fosil : pellet) yaitu 3:1, 1:3, dan antara 3:1 – 1:3. Jika fosil lebih besar

atau 3 : 1 maka nama batuannya biosparit atau biomikrit demikian pula sebaliknya

akan menjadi pelsparit atau pelmikrit. Jika perbandingan ini ada pada komposisi 3:1 –

1:3 maka menjadi biopelsparit atau biopelmikrit.

6

Page 7: KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT

Klasifikasi batuan karbonat menurut Folk

Klasifikasi ini juga masih menganut paham Grabau dengan menambahkan akhiran

rudit jika allochemnya mempunyai ukuran yang lebih besar dari 2 mm dengan

presentase lebih dari 10%. Dengan demikian penamaan batuan karbonat menurut

klasifikasi ini akan menjadi rudit (misalnya biosparudit, oomikrudit dst).

Klasifikasi batuan karbonat menurut Folk (1959) yang membagi batuan karbonat

secara deskriptif. Kehadiran sparit dan mikrit menjadi pertimbangan utama dalam

klasifikasi ini.

7