klasifikasi batuan
DESCRIPTION
Klasifikasi batuanTRANSCRIPT
Klasifikasi batupasir
Penamaan sedimen berdasarkan tekstur.
Dalam menentukan suatu batuan sedimen, penentuan klasifikasi berdasar
tekstur sangatlah diperlukan untuk penentuan klasifikasi lebih jauh. Sedimen
silsiklastik belum padu dinamakan gravel ( didominasi ukuran butir >2 mm), sand
(1/16-2 mm), atau mud (<1/16 mm). Karena kebanyakan sedimen silisiklastik
berkomposisi butir dengan beragam ukuran, sehingga tidak mudah untuk
menentukan sebuah batuan untuk disebut conglomerate, sandstone, atau shale.
Oleh karena itu berbagai macam skema klasifikasi telah dibuat untuk penamaan
sedimen bertekstur campur dan batuan sedimen, yang kebanyakan skema ini
menggunakan diagram tekstur segitiga seperti yang ditunjukkan Gb1.
Gb. 1 Nomenclature dari sedimen campuran A dan B folk, C Robinson; G =
Gravel. S= sand, M = mud, C = clay, Z = silt, MG = muddy gravel, SG = sandy
gravel, CS = clayey sand, MS = Muddy sand, ZS= silty sand. ( Dari folk, R. L,
1954. The distinction between grain size and mineral composition in sedimentary
rock nomenclature: Jour Geology, v 62 Gb. 1a.p. 346 dan 1b, p. 349, dicetak
ulang dengan ijin dari Unversitas Chicago Press. Robinson. G. W., 1949, Soils,
their origin, constitution, and classification, 3rd e. (Murby London).
Klasifikasi batupasir berdasarkan mineralogi
Kebanyakan batupasir terbentuk dari campuran sejumlah kecil komponen
dominan. Kuarsa plus chert, feldspars, dan fragmen batuan seperti volkanik
klastik merupakan kerangka pemilihan satu-satunya yang biasanya cukup
berlimpah sehingga dianggap penting dalam klasifikasi batupasir. Geologist tidak
dapat mengklasifikasikan batupasir yang memilki komposisi yang sangat
sederhana. Kebanyakan klasifikasi batupasir melibatkan plot QFR atau QFL Q =
quartz, F = Feldspars, R atau L = Fragmen batuan. Salah satu cara
pengklasifikaian yang sederhana dan mudah adalah dengan menggunakan
klasifikasi Gilbert ( Williams, Turner, dan Gilbert, 1982), ditunjukkan pada Gb.2.
Pada klasifikasi ini batupasir yang secara efektif bebas dari matriks (<5 persen)
digolongkan sebagai quartz arenites, feldspathic arenite, atau lithic arenites,
tergantung pada kelimpahan relatof dari pemilihan QFL. Jika matriks dapat
dikenali (sedikitnya 5 persen), digunakan nama quartz wacke, fldspathic wacke,
dan lithic wacke.
Gb. 2. klaifikasi batupasir berdasar tiga komponen mineral : Q = quartz, chert,
fragmen quartzite; F = feldspar; L unstable, lithic grains ( fragmen batuan ). Titik
diantara segitiga menunjukkan proporsi relatif Q, F, dan R end members.
Persentase dari argillaceous matrix ditunjukkan oleh perluasan vektor menuju
belakang diagram. Nama arenite terbatas untuk batupasir yang secara esensial
tidak memilki matriks; batupasir yang memilki matriks dinamakan wacke. (From
Wlliams, H., F. J. Turnr, and C. M. Gilbert, Petrography, an introduction to the
study of rocks in thin sections, 2nd ed. W. H. Freeman and Company, San
fransisco., 1982, Gb. 13.1, p.327. Modified from Dott, R. H., Jr., 1964, wacke,
graywacke, and matrix – what approach to immature sandstone classification?:
Jour.Sed..Petrology, v. 34, Fig. 3, p. 629, reprinted by permission of society of
Economic Paleontologists and Mineralogists, Tulsa, Okla.)
Pengklasifikasian batupasir yang lebih kompleks dari klasifikasi Gilbert
dan telah secara luas digunakan oleh Geologist Amerika termasuk klasifikasi
McBride (1963) dan Folk, Andrew dan Lewis (1970), ditunjukkan pada gambar
3. Klasifikasi ini tidak memasukkan matriks seabgai bagian dari skema
klasifikasi; namun demikian, klasifikasi separate textural maturity seperti yang
ditunjukkan pada gb.4 dapat mendukung pada klasifikasi ini.
Nama arkose, yang muncul pada klasifikasi ini niasanya digunakan secara
informal oleh geologist untuk semua feldspathic arenite yang kaya akan feldspar
(> 25 persen). Nama lain yang biasa digunkakan adalah graywacke, nama ini
dipakai untuk batupasir yang kaya akan matriks dari berbagai komposisi yang
memiliki undergone deep burial, memilki matriks chloritic, dan berwarna abu-abu
tua hingga hijau tua, sangat keras, dan padat. Penamaan ini telah banyak terjadi
kesalahan pemakaian, dan penggunaannya menjadi kontroversial. Beberapa
geologist berpendapat agar penamaan ini ditinggalkan dan kita harus mengganti
kata wacke menjadi graywacke. Pada semua kasus, penamaan sebaiknya
terbatas hanya untuk kegunaan dilapangan dan bukan untuk penamaan
petrographic.
Gb. 3 Klasifikasi batupasir mengacu pada (A) McBride dan (B) Folk, Andrews,
dan Lewis. In Folk et al’s classification, chert termasuk pada fragmen batuan
pada kutub R, dan fragmen granite dan gneiss termasuk ke dalam feldspar pada
kutub F. SS= sandstone, SH = shale, CRF = Carbonate Rock Fragments, SRF =
sedimentary rock fragments, IRF = igneous rock fragments, MRF = metamorphic
rock fragments (A, from McBride, E. F., 1963, A classification of common
sandstones : jour. Sed. Petrology, v. 34, Fig. 1, p. 667, reprinted by permission of
society of Economic Paleontologist dan Mineralogists, Tulsa, Okla. B, from Folk ,
R. L., P. B. Andrewa, and D. W. Lewis, 1970, Detrital sedimentary rock
classification and nomenclature for use in New Zealand: New Zealand Jour. Of
Geology and Geophysics, v. 13, Fig. 8, p. 955, and Fog. 9, p.959, British Crown
copyright, reprinted by permission.)
Karakterisitik umum dari kelas utama batupasir.
Batupasir dapat dibagi menjadi tiga kelas utama yaitu :
1. Quartz arenite.
2. Feldspathic arenite.
3. Lithic arenite.
QUARTZ ARENITE
Quartz arenite tersusun lebih dari 90 persen butirn silicieous (kuarsa,
chert, fragmen batuan quartzose). Mereka biasanya berwarna putih atau abu-
abu terang tetapi dapat ternoda menjadi merah, merah muda, kuning atau coklat
oleh oksida besi. Secara umum quartz arenite terlitifikasi dan tersemenstasi
dengan baik oleh semen silika atau karbonat. Bagaimanapun beberapa ada yang
berpori dan friable. Quartz arenite secara khas berasosiasi dengan kumpulan
endapan batuan pada lingkungan kraton yang stabil seperti eolian, pantai, dan
lingkungan shelf. Meskipun demikian, quartz arenite cenderung interbedded
dengan karbonat perairan dangkal dan pada beberapa kasus, dengan
feldspathic sandstones. Kebanyakan quartz arenites secara tekstur mature
hingga super mature menurut Folk ( 1951). Cross bedding dan Ripple marks
merupakan karakteristik umum dari batupasir jenis ini. Fosil sangat jarang sekali,
mungkin karena pengawetan / pemeliharaan yang buruk atau quartz arenite
yang berasal dari lingkungan eolian. Juga trace fosil seperti burrows dari fasies
skolithos dapat melimpah di beberapa quartz arenite laut dangkal.
Quartz arenite dapat bersumber/bermula sebagai siklus endapan pertama
berasal dari batuan utama kristalin atau metamorf, tetapi quartz arenite lebih
mirip hasil dari beberapa siklus butiran kuarsa dari sumber batuan sedimen. Jika
quartz arenite merupakan siklus pertama, mereka harus terbentuk melalui
pelapukan, transport dan kondisi pengendapan, sehingga butiran lain yang tidak
se-stabil kuarsa akan tersisihkan / hilang. Quartz arenite adalah batuan yang
sangat umum, terutama terdpat pada cekungan stratigrafi Mesozoic dan
Paleozoic.
FELDSPATHIC ARENITE
Feldspathic arenite mengandung kuarsa kurang dari 90 persen,
feldsparnya lebih banyak dibandingkan fragmen batuan unstable, dan sejumlah
kecil dari mineral lain seperti mica dan heavy mineral. Beberapa feldspathic
arenite berwarna merah muda atau merah yang disebabkan oleh keberadaan
potassium feldspar atau oksida besi; yang lainnya adalah abu-abu muda hingga
putih. Butirannya bertipe medium hingga kasar dan mungkin mengandung
persentase tinggi dari butir subangular hingga angular. Kandungan matriks dapat
berkisar dari jumlah trace hingga lebih dari 15 persen, dan sorting butir kerangka
dapat berkisar dari moderately well sorted hingga poor sorted. Sehingga,
feldspathic sandstone umumnya bertekstur immature atau sub mature.
Kebanyakan feldspathic sandstone terbentuk dari tipe granitic terutama
batuan kristalin, seperti coarse granite atau metasomatic rocks yang
mengandung potassium feldspar yang berlimpah. Feldspathic arenites
mengandung feldspar yang dominannya plagioclase, berasal dari batuan beku
seperti quartz diorite atau dari batuan volkanik. Keterdapatan feldspar berjumlah
besar sewaktu terjadi pelapukan membutuhkan kondisi keterjadian feldspathic
arenite seperti berikut :
1. sangat dingin atau beriklim sangat “arid”, dimana proses pelapukan
kima terjadi
2. agak hangat, lebih beriklim “humid” dimana relief yang ditandai dari
uplift lokal menyebabkan erosi feldspar yang cepat sebelum terjadi
dekomposisi.
Feldspathic arenite terbentuk pada sikuen sedimen pada semua umur,
walaupun yang paling banyak terdapat adalah pada strata Mesozic dan
Paleozoic.
LITHIC ARENITES
Lithic arenite merupakan sebuah kelompok variasi batuan yang
dikarakteristikan secara umum oleh kandungan tinggi dari fragmen batuan
unstable. Kandungan butir quartzose-nya kurang dari 90 persen ddan lebih
banyak fragmen batuan unstable dibanding feldsparnya. Warnanya berkisar abu-
abu muda, putih kehtaman hingga abu-abu tua. Kisaran sortingnya antara well
sorted hingga very poorly sorted. Quartz dan butir kerangka lainnya pada
umumnya poorly rounded. Lithic arenites dapat berkisar dari irregulary bedded ,
laterally restricted, cross-strtified fluvial units hingga evenly bedded, laterally
extensive, graded, marine turbidid units.
Lithic arenites secara komposisi adalah immature sandstone yang berasal
dari kondisi pemproduksian ddan deposisi dari volume yang besar dari material
unstable yang berkaitan. Lithic arenites dapat diendapkan di setting nonmarine
pada proximal alluvial fan atau di lingkungan fluvial lainnya. Volcaniclastic
sandstone merupakan jenis spesial dari lithic arenite berkomposisi utama
volcanic detritus. Volcaniclastic sandstones dapat terbentuk secara besar dari
material pyrocaltic yang telah tertransportasi dan terubah (reworked), atau
mengandung volcanic detritus yang terbentuk oleh pelapukan pada batuan
volkanik yang lebih tua. Karakteristik utamanya yaitu keterdapatan feldspar,
fragmen pumice, glass shards, dan fragmen batuan volkanik dan pada umumnya
memilki kandungan kuarsa yang sangat rendah (e.g. boggs, 1992, p. 197-209).
KLASIFIKASI PIROKLASTIK
FISHER:
GAMPING
DUNHAM
EMBRY KLOVAN
STRECKEISEN
Klasifikasi Batuan Metamorf (O’Dunn dan Sill, 1986).