klasifikasi batuan 1

Upload: muhammad-fariz-anugraha-yahdi

Post on 11-Jul-2015

539 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

Genesa Bahan Galian sebagai salah satu mata kuliah Program Studi Teknik Pertambangan yang mempelajari mengenai distribusi elemen dan unsur di alam, kontrol geologi pembentukan endapan, proses-proses pengkayaan, dan model genetik endapan, sangat erat kaitannya dengan hal-hal mengenai batuan. Untuk itu, sangatlah penting bagi mahasiswa peserta mata kuliah ini untuk memahami hal-hal mengenai batuan.

Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Genesa Bahan Galian (TA3111). Pada makalah ini dibahas mengenai pengertian dan klasifikasi batuan secara detail, termasuk juga beberapa contoh dari berbagai klasifikasi batuan tersebut. Selain itu, makalah ini juga membahas mengenai potensi bahan galian yang berasosiasi dengan berbagai klasifikasi yang terlah dijelaskan sebelumnya. Terakhir, makalah ini membahas mengenai mineral-mineral pembawa logam.

Batuan adalah material padat yang tersusun oleh kristal-kristal dari berbagai jenis mineral, atau pecahan kristal mineral-mineral, pecahan batuan, dan dapat juga mengandung fragmen cangkang organisme.

1.1

Klasifikasi Batuan

Klasifikasi batuan yang paling sederhana dan mendasar adalah klasifikasi batuan berdasarkan pada genesanya atau asal-usulnya atau cara kejadiannya. Berdasarkan asal usulnya, batuan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Batuan beku, yaitu batuan yang berasal dari pembekuan dan kristalisasi magma. 2. Batuan sedimen, yaitu batuan yang berasal dari rombakan batuan lain yang telah ada sebelumnya baik itu batuan beku, sedimen atau metamorfik. 3. Batuan metamorfik, yaitu batuan berasal dari batuan lain yang telah ada sebelumnya (batuan beku, sedimen atau metamorfik) yang mengalami proses metamorfosa, yaitu perubahan dalam kondisi padat karena temperatur dan tekanan yang tinggi, atau karena cairan hidrotermal.

1.2

Potensi Bahan Galian yang berasosiasi dengan Batuan Beku, Sedimen dan Metamorf Pada bab ini dibahas mengenai bahan galian serta asosiasinya dengan klasifikasi batuan. Terdapat disekitar batuan apakah bahan-bahan galian tersebut.

1.3

Mineral Pembawa Logam

Pada bab ini dibahas tentang mineral-mineral yang tedapat pada bahan galian. Selain itu juga dijelaskan deskripsi mineralnya serta disertai gambar.

Adapun pengerjaannya dilakukan secara bersama dengan menjadikan buku diktat Geologi Dasar dan Distribution of Igneous Rocks In The Earths Lithosphere sebagai acuan. Akhir kata, penulis meminta maaf atas tidak sempurnanya makalah ini. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat ke depannya, baik untuk penulis, maupun untuk pembaca lainnya.

BAB 2 KLASIFIKASI BATUANBatuan merupakan material yang membentuk litosfer maupun kerak bumi, terdiri dari mineral-mineral, serta terbentuk di alam tidak hidup. Batuan ini dapat terbentuk dari hanya satu macam mineral atau himpunan berbagai macam mineral, baik yang terpadatkan ataupun tidak. Dilihat dari fisiknya, batuan mempunyai jenis yang sangat beragam, baik warna, kekerasan, kekompakan, maupun material pembentuknya. Untuk mempermudah dalam membedakannya, dibuatlah pengelompokan atau klasifikasi dari batuan-batuan tersebut.

2.1 BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCKS) Batuan beku ini terbentuk dari magma yang mendingin atau membeku. Magma tersebut dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif. 2.1.1 Batuan Beku Dalam (Intrusive) Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya. Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya disebut diskordan, termasuk di dalamnya adalah batholit, stok,

dyke, dan jenjang volkanik. Sedangkan bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit. Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga mempunyai jenis batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya. Batuan-batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke dalam kelompok batuan beku fanerik. Sesuai dengan gambar di atas, contoh dari batuan beku adalah granite, gabbro, dan diorite. Granite

berkomposisi terutama dari feldspar dan kuarsa. K-feldspar merupakan mineral utamanya, berwarna merah muda. Sedangkan Na-C Plagioklas terdapat dalam jumlah sedang, berwarna putih seperti porselen. Mika, muskofit atau biotit berwarna hitam mengkilap atau serpihannya berwarna bronze tersebar merata dalam batuan granite. Gabbro

mempunyai tekstur berbutir kasar mirip dengan granite tetapi komposisi utamanya adalah piroksen dan Ca-Plagiokas. Olivin trdapat sebagai mineral minor. Warna gabbro ialah hijau tua, abu-abu tua, atau hitam. Gabbro merupakan material utama di bagian bawah kerak samudera dan juga pada beberapa bagian kerak benua tua. Diorite

mempunyai tekstur berbutir kasar mirip dengan granite tetapi komposisi utamanya adalah Na-Plagiokas Feldspar, sedangkan kuarsa dan K-Feldspar merupakan mineral minor. Mineral amfibol yang terdapat di dalamnya mencirikan batuan dengan jenis diorite dan bukanlah tidak mungkin dijumpai piroksen. Komposisi diorite merupakan komposisi menengah dengan basalt.

2.1.2 Batuan Beku Luar (Extrusive) Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya. Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air. Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik. Contoh-contoh dari batuan beku luar adalah : Basalt

merupakan batuan beku luar bertekstur afanitik berbutir halus sampai sangat halus biasanya berwarna gelap ,terjadi dari pendinginan dalam bagian dalam aliran lava.komposisi utamanya adalah Ca-Plagioklas dan piroksen, sedangkan olivine atau amfibol hanya sedikit. Andesit

terdiri dari Na-plagioklas, piroksen dan amfibol umumnya mengandung kuarsa sedikit atau tidak sama sekali. Kenampakannya mirip dengan diorite dengan feldspar dan mineralmineral fero dan magnesium sebagain fenokrist. Riolit

berkomposisi sama dengan granit, biasanya mengandung fenokrist feldspar, kuarsa atau mika, tetapi belum dapat disebut porfiritik. Riolit dan andesit sukar dibedakan tanpa mikroskop dan disatukan dalam kelompok felsite (kelompok batuan bertekstur afanitik dan berwarma terang). Secara ringkas, klasifikasi batuan dapat dinyatakan sebagai berikut :

2.2 Batuan Sedimen Batuan sedimen terbentuk dalam suatu siklus sedimentasi (pelapukan transportasi sedimentasi diagenesa). Media transportasinya adalah air, angin, es, dan lain-lain. Batuan sedimen terbentuk di permukaan bumi, di bawah kondisi tekanan dan temperatur rendah. Batuan sedimen dibagi berdasarkan tekstur, yaitu: Batuan sedimen bertekstur klastik

Batuan sedimen bertekstur non klastik (kristalin)

Ada beberapa hal yang memengaruhi pembentukan batuan sedimen, yaitu : litologi batuan (batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorfosa, batuan piroklastik) stabilitas dari mineral-mineral yang ada kecepatan erosi, banyaknya mineral sedimen yang dapat ditransport turut menentukan berapa banyak material yang dapat/akan diendapkan

2.2.1 Batuan sedimen bertekstur klastik Batuan sedimen klastik terdiri dari material detritus (hasil rombakan: pecahan), memperlihatkan tekstur klastik (butiran berukuran lempung sampai bongkah), memperlihatkan berbagai struktur sedimen. Proses : pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi Klasifikasi besar butir batuan sedimen klastik menggunakan skala Wentworth. Ukuran Besar Butir (mm) > 256 64 256 4 64 24 12 -1 1/4 1/2 1/8 1/4 1/16 1/8 1/256 1/16 < 1/256 Nama Besar Butir Boulder / bongkah Couble / berangkal Pebble / kerakal Granule / kerikil Very coarse sand / pasir sangat kasar Coarse sand / pasir kasar Medium sand / pasir sedang Fine sand / pasir halus Very fine sand / pasir sangat halus Silt / lanau Clay / lempung

Klasifikasi besar butir menggunakan skala Wentworth Contoh batuan sedimen bertekstur klastik Konglomerat

Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir dari kerikil sampai bongkah dengan bentuk butiran yang membundar. Bentuk membundar ini terjadi karene adanya proses pergerakkan pada material-material yang menyusun bagian tersebut. Konglomerat adalah hasil litifikasi dari campuran kerakal, pasir, lanau, dan lumpur. Sedangkan matriksnya yang berada diantara fragmen umunya terdiri dari fragmen mineral. Breksi

Breksi adalah batuan sedimen yang memiliki butiran-butiran kasar. Batuan sedimen jenis ini terbentuk dari segmentasi bagian-bagian yang bersifat coarse dengan ukuran 2 milimeter samapi 256 milimeter. Bagian-bagian ini berbentuk runcing dan menyudut. Breksi biasanya terbentuk pada bagian lereng gunung yang mengalami sedimentasi. Batu Pasir

Batu pasir terbentuk karena adanya proses segmantasi butiran-butiran pasir yang terbawa oleh arus sungai, ombak, dan angin hingga akhirnya terakumulasi di suatu tempat. Batu pasir terdiri dari material yang terutama berukuran butir pasir (1/16-2milimeter),

meskipun ada partikel yang lebih besar atau lebih kecil. Pembedaan dari berbagai jenis batu pasir biasanya berdasrkan pada komposisinya. Kuarsa adalah mineral yang poaling tahan dan merupakan mineral yang umum dijumpai pada batu pasir. Batu Lanau

Batulanau adalah batuan sedimen yang memiliki ukuran butir lebih halus dari batu pasir dan lebih kasar dibandingkan claystones. Seperti namanya, terdiri dari partikel berukuran lanau. Siltstones berbeda secara signifikan dari batupasir karena memiliki pori-pori lebih kecil dan kecenderungan lebih tinggi untuk mengandung fraksi liat. Batulumpur atau serpih adalah batuan yang mengandung lumpur, yang merupakan bahan yang memiliki berbagai lumpur dan tanah liat. Batulanau dibedakan dengan memiliki mayoritas lumpur, bukan tanah liat. Mudstone

Batulumpur (juga disebut mudrock) adalah batuan sedimen berbutir halus. Ukuran butir adalah sampai dengan 0,0625 mm (0,0025 in) dengan butir individu terlalu kecil untuk dibedakan tanpa mikroskop. Dengan peningkatan tekanan dari waktu ke waktu platey mineral lempung dapat menjadi selaras, dengan penampilan fissility atau layering paralel. Lumpur batu, seperti batu lumpur dan shale terdiri dari sekitar 65% dari semua batuan sedimen. Batulumpur tampak seperti tanah liat mengeras dan, tergantung pada keadaan di bawah yang dibentuk, mungkin menunjukkan retakan atau celah, seperti deposit tanah liat terpanggang matahari.2.2.2 Batuan sedimen bertekstur non klastik

Batu Kapur

Batu kapur adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai pelagic ooze.Calcite sekunder juga dapat terdeposi oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang presipitasi material di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit dan stalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang granular. Batu kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen. Dolostone

Dolostone adalah batuan sedimen karbon yang banyak mengandung mineral dolomit. Dolostone juga disebut sebagai batu kapur magnesian.Kebanyakan dari dolostone terbentuk dari magnesium pengganti batu kapur atau lumpur kapur sebelum litifikasi. Batu ini tahan terhadap erosi, dan sulit untuk larut dalam air yang sedikit asam. Batubara

Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit. Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain. Batu Rijang

Rijang atau batu api adalah batuan endapan silikat kriptokristalin dengan permukaan licin (glassy). Disebut "batu api" karena jika diadu dengan baja atau batu lain akan memercikkan bunga api yang dapat membakar bahan kering.Rijang biasanya berwarna kelabu tua, biru, hitam, atau coklat tua. Rijang terutama ditemukan dalam bentuk nodul pada batuan endapan seperti kapur atau gamping. Sejak Zaman Batu, rijang banyak dipergunakan untuk membuat senjata dan peralatan seperti pedang, mata anak panah, pisau, kapak, dll. Proses pembentukan rijang belum jelas atau disepakati, tapi secara umum dianggap bahwa batuan ini terbentuk sebagai hasil perubahan kimiawi pada pembentukan batuan endapan terkompresi, pada proses diagenesis. Ada teori yang menyebutkan bahwa bahan serupa gelatin yang mengisi rongga pada sedimen, misalnya lubang yang digali oleh mollusca, yang kemudian akan berubah menjadi silikat. Teori ini dapat menjelaskan bentuk kompleks yang ditemukan pada rijang.

2.3 BATUAN METAMORF (METAMORPHIC ROCKS) Pada prinsipnya batuan metamorfosa diklasifikasikan berdasarkan struktur. Struktur foliasi terjadi akibat orientasi dari mineral, sedangkan non-foliasi adalah yang tidak

memperlihatkan orientasi mineral. Foliasi merujuk kepada kesejajaran dan segregasi mineralmineral pada batuan metamorf yang inequigranular. 2.3.1 Batuan Metamorf Foliasi Batuan metamorf befoliasi membentuk urutan berdasarkan besar butir dan atau berdasarkan perkembangan foliasi. Urut-urutannya adalah: slate schist gneiss. Selain menunjukkan besar butir dan derajat foliasi, urut-urutan ini juga menunjukkan kandungan mika yang semakin banyak dari kiri ke kanan. Salah satu ciri khas batuan metamorf yang dapat teridentifikasi adalah kenampakkan kilap mika. Slate.

Baik serpih maupun mudstone umunya terdiri dari mineral kuarsa, berbagai mineral lempung, kalsit, dan mungkin juga feldspar. Metamorfisme derajat rendah akan menjadikannya batusabak atau slate. Pada kondisi ini, muskofit dan atau klorit akan mengkristal. Meskipun kenampakannya masih seperti serpih, tetapi mineral-mineral baru yang tumbuh pipih bentuknya, membentuk batuan bertekstur sleaty-cleavage. Schist.

Apabila metamorfisme terus meningkat, maka terbentuklah batuan yang berbutir sedang sampai kasar yang dinamakan schist. Mineral-mineralnya cukup besar sehingga dapat dilihat tanpa alat dan membentuk struktur planar yang jelas. Batusabak, phylite, dan schist dapat dibedakan dari besar butirnya, tetapi besar butir bukan lah satu satunya faktor pembeda.

Ciri metamorfisme derajat tinggi pada schist adalah mineral-mineralnya, mulai hadirnya segregasi (mengelompokan mineral sejenis diantara lainnya) dan membentuk lajur-lajur. Gneiss.

Batuan metamorf derajat tinggi berbutir kasar dan berfoliasi tetapi disertai lapisanlapisan segregasi mineral-mineral, seperti kuarsa dan feldspar. Oleh karena besar butirnya dapat dilihat, maka kelompok batuan ini diberi nama dengan diawali oleh nama mineralmineral utamanya, misalnya kuarsa - plagioklas - biotit - garnet gneiss. 2.3.2 Batuan Metamorf Non-foliasi Untuk batuan metamorf non-foliasi contohnya adalah marmer dan kuarsit. Marmer

terdiri dari butir-butir mineral kalsit, berbutir kasar, kristalin, dan saling mengunci saat terjadi proses rekristalisasi batu gamping, bidang perlapisan fosil, dan segala ciri batuan sedimen sebagian besar akan hilang. Hasil akirnya adalah batuan dengan besar butir yang seragam, bentuk tekstur tersendiri, seperti gula. Marmer murni seluruhnya terdiri dari kalsit, berwarna putih bersih. Pengotoran pada marmer biasanya oleh bahan organik, pirit, limonite, dan sedikit silikat. Kuarsit

terbentuk dari batu pasir yang rongga rongga antar butir aslinya terisi dari silica dan rekristalisasi masa seluruhnya. Kadang-kadang masih terlihat samar-samar gambaran butiranbutiran sedimen dahulu, tetapi bagaimanpun juga proses rekristalisasi sudah mengubah seluruh struktur butiran semula.

BAB 3

Potensi Bahan Galian yang Berasosiasi Dengan Batuan Sedimen, Batuan Beku dan Batuan Metamorf.Bahan Galian Asosiasi dengan batuan Batuan Sedimen Matriks Konglomerat

Batuan Beku Tonalite Diorit Gabbro Kuarsa porfiri Andesit Diabase Basalt Gabbro Dunit Lherzolit Peridotit Gabbro Norit Lherzolit Gabbro Gabbro Gabbro Dunit Peridotit Serpentinit Syenit Syenit Syenit Nepheline syenit Pegmatit Syenit Kuarsa porfiri Griquaite Kimberlite Kuarsa porfiri -

Batuan Metamorf Prasinit Serpentin Serpentinit Glaukofan Amfibollit

Tembaga

Serpentinite Manganese Nodule Serpentinit Glaukofan Marmer Serpentinit Skarn Marmer Sekis Mika Serpentine Skarn Skarn Skarn -

Kromium

Nikel Kobalt Besi

Manganese Nodule Bog Iron Ore -

Platina Rubidium Cesium Aluminiium Uranium Intan Molybdenum Mangan Zink Emas

Argilite Matriks Konglomerat Manganese Nodule Manganese Nodule Matriks Konglomerat

BAB 4 MINERAL PEMBAWA LOGAMNative Gold

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan PecahanCalaverite

Native Gold Hidroaksida Isometrik Kuning Metalik2.5 - 3

: : : : : : :

Kuning Keemasan

: :

Absent jagged

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan choncoidal : : : : : : : :

Calaverite AuTe2 Sulfida Monoklin putih perak Metalik terang2.5 - 3

kuning keabu-abuan Absent

Pecahan Sylvanite

:

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan :uneven

SylvaniteAgAuTe4

: : : : : : : :

Sulfida Monoklin perak keabu-abuan Metalik terang1.5 - 2

putih baja sempurna

Native Silver Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan :jagged

Native SilverAg

: : : : : : : :

Elemen Isometrik putih keabu-abuan Metalik terang2.5 - 3

putih perak absent

Argentite Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan :choncoidal

ArgentiteAg2S

: : : : : : : :

Sulfida Monoklin putih keabu-abuan Metalik2.5 - 3

hitam bercahaya absent

Magnetite Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan :choncoidal

: : : : : : : :

Fe3O4

Oksida dan Hidroksida Isometrik hitam Metalik5.5 - 6.5

hitam absent

Hematite

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan :uneven

HematiteFe2O3

: : : : : : : :

Oksida dan Hidroksida trigonal putih keabu-abuan Metalik5-6

merah darah absent

Limonite Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan :crumbly

LimoniteA mixture of hydrated iron oxides

: : : : : : : :

Oksida dan Hidroksida trigonal kuning earthy to dull4 - 5.5

kuning absent

Siderite Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan :conchoidal

SideriteFeCO3

: : : : : : : :

Karbonat trigonal abu-abu kaca3.5 - 4.5

putih perfect

Native Copper Nama mineral : Rumus Kimia : Native CopperCu

Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Bornite

: : : : : : : :

Element isometrik tembaga metalik2.5-3

warna tembagaabsent jagged

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan :conchoidal

BorniteCu5FeS4

: : : : : : : :

Sulfida isometrik coklat sampai hitam metalik2.5-3

hitam keabu-abuanvery poor

Chalcocite Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna sampai Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Chalcopyrite Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna : : : : ChalcopyriteCuFeS2

ChalcociteCu2S

: : : : : : :

Sulfida isometrik abu-abu kehitam-hitaman hitam metalik2.5-3

hitam bercahaya

: :

imperfect conchoidal

Sulfida tetragonal kuning

Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Covellite

: : : : :

metalik3.5-4

hitam kehijauanrather poor conchoidal and brittle

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Cuprite Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Malachite Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan : : : : : : : :conchoidal

CovelliteCuS

: : : : : : : :

Sulfida heksagonal metalik metalik1.5 - 2

abu-abu sampai hitamperfect

:

flaky

CupriteCu2O

: : : : : : : :

Oksida dan Hidroksida isometrik merah dull3.5-4

merahfair

MalachiteCu2(CO3)(OH)2

Karbonat monoklin hijau kehitam-hitaman dull3.5-4

hijau kehitam-hitaman

Belahan Pecahan Azurite

: :

good conchoidal

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Chrysocolla Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Galena Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan :uneven

AzuriteCu3(CO3)2(OH)2

: : : : : : : :

Karbonat monoklin biru vitreous3.5-4

birugood

:

conchoidal

ChrysocollaCuSiO3

: : : : : : : :

Silika monoklin biru hijau dull2 to 4

biruabsent

:

conchoidal

GalenaPbS

: : : : : : : :

Sulfida isometrik biru hijau dull2.5+

abu-abuperfect

Cerussite Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Anglesite :conchoidal and brittle

CerussitePbCO3

: : : : : : : :

karbonat orthorombik putih adamantine3-3.5

putihgood

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Pirolusit :conchoidal

AnglesitePbSO4

: : : : : : : :

sulfat orthorombik white and yellow adamantine2.5 3

putihperfect

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Tak seragam (Uneven) Sacharoidal : : : : : : : :

Pirolusit MnO2 Hidroaksida Tetragonal Hitam besi Metalik 6,5 Hitam Sempurna (Perfect)

Pecahan Struktur

: :

Psilomelan

Nama mineral : Rumus Kimia : Golongan : Sistem Kristal :

Psilomelan Mn2O3.xH2O Oksida Monoklin ; masiv sebagai botrioidal, reniform atau kerak mamileri dan stalaktitik.

Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Braunit

: : : : : :

Hitam besi sampai abu-abu baja gelap Submetalik 5-6 Hitam kecoklatan sampai hitam Tak ada Tak ada

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Tak seragam (Uneven) : : : : : : :

Braunit 3Mn2O3.MnSiO3 Hydroksida Coklat sampai hijau kehitaman Submetalik 6 Coklat Sempurna (Perfect)

Pecahan Manganit

:

Nama mineral : Rumus Kimia : Golongan : Sistem Kristal : Warna : sampai hitam besi Kilap : Kekerasan : Goresan : sampai hitam Belahan : Pecahan : Bauksit Sempurna (Perfect) Tak seragam (Uneven)

Manganit Mn2O3.MnSiO3 Hydroksida Monoklin Abu-abu baja gelap Submetalik 4 Coklat kemerahan

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna merah Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Stibnit : : Tak ada Tak ada : : : : : : :

Bauksit Al2O3.2H2O Oksida / Hydroksida Ortorhombic Putih, abu abu, kuning , Dull 1-3 Putih

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna kehitaman Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Bismuthit Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna kemerahan Kilap Kekerasan Putih sampai perak berkilau Sempurna (Perfect) Seragam (Even) : : : : : : : : : : 2 Abu-abu samapi hitam Sempurna (Perfect) Seragam (Even) : : : : :

Stibnit Sb2S3 Sulfida Ortorombik Abu-abu timbal Metalik

sampai

Bismuthit Bi2S3 Sulfida Trigonal Putih perak Metalik 2 2,5

dan

coklat

Goresan Belahan Pecahan Smaltit

: : :

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Tak seragam (Uneven) : : : : : : : :

Smaltit CoAs2 Arsenida Cubic Putih timah Metalik 5,5 - 6 Hitam Buruk (Distinct)

Pecahan

:

Cobaltit Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna perak Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Sinabar : : : : : : : : : Cobaltit CoAsS Sulfida Orthorombic Hitam sampai

putih

Metalik 5,5 Hitam Sempurna (Perfect) Tak seragam (Uneven)

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Molibdenit : : : : : : : : :

Sinabar HgS Sulfida Trigonal atau Hexagonal Merah kecoklatan Submetalik atau Dull 2 2,5

Merah tua Prismatik Sempurna (Perfect) Conchoidal sampai Tak seragam (Uneven)

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Struktur : Tabular : : : : : : : : :

Molibdenit MoS2 Sulfida Trigonal atau Hexagonal Abu - abu Metalik 1 1,5 Abu - abu Basal sempurna (Perfect) Tak seragam (Uneven)

Wulfenit Nama mineral : Wulfenit

Pecahan Wolframit

:

Rumus Kimia : PbMoO4 Golongan : Molybdate Sistem Kristal : Tetragonal Warna : Orange atau kuning, Tapi mungkin juga berwarna coklat. Kilap : Resin atau adamantine Kekerasan : 2,5 - 3 Goresan : Putih Belahan : Piramidal terpisah (Distinct) Subkonkoidal

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan kecoklatan Belahan Pecahan : : : : : : : : :

Wolframit (Fe,Mn)WO4 Tungstat Monoklin Hitam kecoklatan sampai hiam besi Submetalik 4 4,5 Coklat kemerahan sampai hitam Sempurna (Perfect) Tak seragam (Uneven)

Huebnerit

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan Scheelit : : : : : : : : :

Huebnerit MnWO4 Oksida Monoclinic Coklat kemerahan sampai hitam Submetalik 4 4,5 Hitam Sempurna (Perfect) Tak seragam (Uneven)

Nama mineral :

Scheelit

Rumus Kimia : CaWO4 Golongan : Tungstat Sistem Kristal : Tetragonal Warna : Putih, abu-abu, kuning pucat, hijau kecoklatan, kemerahan, dan ungu Kilap : Vitreous sampai adamantine Kekerasan : 4,5 - 5 Goresan : Putih Belahan Pecahan Uraninit Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Pecahan (uneven) : : : : : : : : : Uraninit UO2 Oksida Cubic Hitam samapi coklat kehitaman Submetalik dan Dull 5-6 Hitam sampai coklat kehitaman Buruk Konkoidal sampai Tak seragam : : Buruk Subkonkoidal sampai tak seragam (uneven)

Struktur Pitcblende

:

Cubo-octahedral, octahedral, atau dodecahedral

Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Tak seragam (Uneven) : : : : : : :

Pitcblende UO3 Oksida Hitam, Coklat kehitaman Dull 5-6 Hitam Buruk

Pecahan Coffinit

:

Nama mineral : Rumus Kimia : Golongan : Sistem Kristal : Warna : Kilap : Kekerasan : Goresan : Belahan : Pecahan : Carnotit Nama mineral : Rumus Kimia Golongan Sistem Kristal Warna Kilap Kekerasan Goresan Belahan Tak seragam (Uneven) : : : : : : : :

Coffinit USiO4 Nesosilicate Tetragonal Hitam Dull 5-6 Hitam keabu-abuan Tidak ada Brittle

Carnotit K2O.2U2O3 Vanadates Monoclinic Kuning, kuning kehijauan Dull 2 Kuning Sempurna (Perfect)

Pecahan

: