bab iii geologi daerah penelitian - · pdf fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat...

20
Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat Gilang Ariestya (12005005) 13 BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Bentukan topografi dan morfologi daerah penelitian adalah interaksi dari proses eksogen dan proses endogen (Thornburry, 1989). Proses eksogen adalah proses-proses yang terjadi di permukaan bumi dan bersifat destruktif antara lain berupa erosi, pelapukan, glasiasi, dan sebagainya. Proses endogen adalah proses yang terjadi di bawah permukaan bumi dan bersifat konstruktif antara lain berupa pengangkatan, perlipatan, pematahan, aktivitas tektonik dan sebagainya. Dari analisis geomorfologi maka dapat diketahui bagaimana proses-proses geologi yang terjadi dan membentuk bentang alam sekarang atau hari ini. Sedangkan menurut Lobeck (1939), faktor utama yang mempengaruhi bentuk bentang alam adalah struktur, proses, dan tahapan. Struktur memberikan informasi mengenai geologi bentang alam tersebut. Proses merupakan yang sedang terjadi pada bentang alam dan memodifikasi kondisi aslinya, dan tahapan menjelaskan seberapa jauh proses tersebut telah berlangsung dalam memodifikasi kondisi awal dari bentang alam. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis ini adalah dengan analisis foto udara atau citra satelit dan analisis peta topografi, sehingga didapatkan data kelurusan lereng, kelurusan sungai, pola kontur topografi, pola aliran sungai, bentukan lembah sungai dan tingkat erosi yang terjadi. Data tersebut diolah dan dianalisis untuk menentukan satuan geomorfologi berdasarkan klasifikasi Lobeck (1939) serta analisis proses-proses geologi yang menyebabkannya. Hasilnya berupa peta geomorfologi serta peta pola aliran sungai. 3.1.1 Penafsiran Kondisi Geomorfologi Daerah penelitian tersusun atas morfologi perbukitan dan lembah dengan perbedaan elevasi yang relatif landai (Foto 3.1). Keberadaan perbukitan dan lembah tersebut mencerminkan perbedaan tingkat ketahanan material penyusunnya terhadap

Upload: lehanh

Post on 04-Mar-2018

234 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 13

BAB III

GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

3.1 Geomorfologi

Bentukan topografi dan morfologi daerah penelitian adalah interaksi dari proses

eksogen dan proses endogen (Thornburry, 1989). Proses eksogen adalah proses-proses

yang terjadi di permukaan bumi dan bersifat destruktif antara lain berupa erosi,

pelapukan, glasiasi, dan sebagainya. Proses endogen adalah proses yang terjadi di bawah

permukaan bumi dan bersifat konstruktif antara lain berupa pengangkatan, perlipatan,

pematahan, aktivitas tektonik dan sebagainya. Dari analisis geomorfologi maka dapat

diketahui bagaimana proses-proses geologi yang terjadi dan membentuk bentang alam

sekarang atau hari ini.

Sedangkan menurut Lobeck (1939), faktor utama yang mempengaruhi bentuk

bentang alam adalah struktur, proses, dan tahapan. Struktur memberikan informasi

mengenai geologi bentang alam tersebut. Proses merupakan yang sedang terjadi pada

bentang alam dan memodifikasi kondisi aslinya, dan tahapan menjelaskan seberapa jauh

proses tersebut telah berlangsung dalam memodifikasi kondisi awal dari bentang alam.

Metode yang digunakan dalam melakukan analisis ini adalah dengan analisis foto

udara atau citra satelit dan analisis peta topografi, sehingga didapatkan data kelurusan

lereng, kelurusan sungai, pola kontur topografi, pola aliran sungai, bentukan lembah

sungai dan tingkat erosi yang terjadi.

Data tersebut diolah dan dianalisis untuk menentukan satuan geomorfologi

berdasarkan klasifikasi Lobeck (1939) serta analisis proses-proses geologi yang

menyebabkannya. Hasilnya berupa peta geomorfologi serta peta pola aliran sungai.

3.1.1 Penafsiran Kondisi Geomorfologi

Daerah penelitian tersusun atas morfologi perbukitan dan lembah dengan

perbedaan elevasi yang relatif landai (Foto 3.1). Keberadaan perbukitan dan lembah

tersebut mencerminkan perbedaan tingkat ketahanan material penyusunnya terhadap

Page 2: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 14

proses erosi yang terjadi. Perbukitan tersusun atas batuan dengan material penyusun yang

relatif keras, sehingga cukup stabil dan resisten terhadap proses denudasi dan struktur

yang mempengaruhinya.

Foto 3.1. Morfologi perbukitan dan dataran di daerah penelitian (foto diambil dari sebelah selatan Sungai

Ciherang menghadap utara).

Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa perbukitan di daerah penelitian

tersusun atas perselingan lapili dan aglomerat. Dataran dan lembah yang ada disusun oleh

batulempung, breksi vulkanik, dan aluvial.

Tahapan geomorfik yang tampak di daerah penelitian ini adalah tahapan

geomorfik dewasa sampai tua. Tahapan geomorfik tersebut ditandai oleh punggungan

antiklin yang telah menjadi dataran akibat proses erosi oleh sungai-sungai yang berada di

sekitar antiklin. Tahapan geomorfik dewasa sampai tua di daerah ini juga dapat terlihat

pada Sungai Ciherang yang berbentuk “U” dan berkelok-kelok dengan lebar sungai rata-

rata 15 m. Proses erosi lateral bersamaan dengan proses pengendapan, dan kehadiran

kelokan-kelokan dengan sudut yang cukup besar.

Page 3: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 15

3.1.2 Pola Kelurusan

Pola kelurusan yang tampak pada citra SRTM (Gambar 3.1) dan peta topografi

(Gambar 3.2) umumnya memperlihatkan kelurusan-kelurusan berupa perbukitan yang

dipengaruhi proses-proses perlipatan. Pola kelurusan tersebut menunjukkan pola yang

dominan berarah baratlaut-tenggara dan barat-timur (Gambar 3.3).

Gambar 3.1. Citra SRTM daerah penelitian yang menunjukkan pola kelurusan yang berarah baratlaut-

tenggara.

Page 4: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 16

Gambar 3.2. Pola kelurusan dari analisis topografi punggungan daerah penelitian. Garis merah

menunjukkan pola kelurusan punggungan.

Page 5: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 17

Gambar 3.3. Diagram Roset yang menunjukkan pola kelurusan di daerah penelitian berarah baratlaut-

tenggara.

3.1.3 Pola Aliran Sungai

Sungai pada daerah ini menunjukkan pola aliran subtrellis (Gambar 3.4). Pola

aliran subtrellis menunjukkan pola aliran sungai utama yang hampir sejajar dan aliran

anak sungai yang hampir tegak lurus dengan sungai utamanya. Pola aliran subtrellis ini

berkembang pada batuan sedimen yang terlipat (Lobeck, 1939). Berdasarkan definisi

tersebut dapat disimpulkan bahwa aliran sungai pada daerah penelitian lebih dikontrol

oleh struktur baik sesar, rekahan, maupun kemiringan lapisan batuan dibandingkan faktor

litologi.

Page 6: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 18

Gambar 3.4. Pola aliran sungai subtrellis di daerah penelitian yang berkembang di batuan sedimen yang

terlipat.

3.1.4 Satuan Geomorfologi

Geomorfologi daerah penelitian dibagi berdasarkan klasifikasi Lobeck (1939).

Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses dan faktor penyebab bentukan

Page 7: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 19

morfologi, sehingga daerah penelitian dapat dibagi menjadi Satuan Perbukitan Lipatan

dan Satuan Dataran Aluvial.

3.1.4.1 Satuan Perbukitan Lipatan

Satuan Perbukitan Lipatan mencakup hampir seluruh daerah penelitian yang

ditandai dengan warna coklat terang pada peta geomorfologi (Gambar 3.5). Satuan ini

berupa perbukitan yang telah terdenudasi. Ketinggian topografinya berada di antara 75-

200 mdpl, dengan pola kontur yang cukup renggang.

Satuan ini memiliki kenampakan berupa morfologi perbukitan dengan kemiringan

lereng 20º-26º. Dari pemetaan geologi didapatkan litologi berupa batulempung, breksi

vulkanik dan lapili tuf pada satuan ini.

3.1.4.2 Satuan Dataran Aluvial

Satuan Dataran Aluvial meliputi 5% dari luas daerah penelitian yang ditandai

dengan warna abu-abu pada peta geomorfologi (Gambar 3.5). Satuan ini berupa dataran

di bagian selatan daerah penelitian. Ketinggian topografinya berada antara 62,5-75 mdpl.

Dari pemetaan geologi didapatkan litologi berupa aluvial, yaitu material lepas-

lepas yang terdiri dari fragmen batu andesit dan basalt yang berukuran 10-15 cm dan

batupasir dengan ukuran pasir halus-sedang.

Page 8: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 20

Gambar 3.5. Satuan Perbukitan Lipatan pada peta geomorfologi ditandai dengan warna cokelat terang dan

Satuan Dataran Aluvial pada peta geomorfologi ditandai dengan warna abu-abu.

3.2 Stratigrafi Daerah Penelitian

Batuan yang tersingkap di daerah penelitian terdiri dari batuan sedimen dan

batuan hasil produk volkanik. Berdasarkan observasi di lapangan dan hasil analisis di

laboratorium, dapat dibuat peta persebaran satuan batuan. Selain itu, dapat pula disusun

Page 9: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 21

sebuah kolom stratigrafi daerah penelitian (Gambar 3.6). Pengelompokkan satuan batuan

dari tua ke muda adalah sebagai berikut:

1. Satuan Batulempung

2. Satuan Breksi Vulkanik

3. Satuan Lapili Tuf

4. Satuan Aluvial

Gambar 3.6. Kolom stratigrafi daerah penelitian dengan penyetaraan Formasi batuan menurut Sudjatmiko,

1972. a) Kolom stratigrafi daerah penelitian, b) Kolom stratigrafi menurut Sudjatmiko, 1972 yang

telah dimodifikasi.

a) b)

Page 10: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 22

Gambar 3.7. Peta geologi daerah penelitian.

LEGENDA:

ALUVIAL

~ ~

~ ~

~ ~

~ ~

~ ~

~ ~~ ~~ ~ LAPILI TUF

BREKSI VULKANIK

BATULEMPUNG

Page 11: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 23

3.2.1 Satuan Batulempung

Persebaran dan Ketebalan

Satuan ini meliputi 30% dari daerah penelitian, tersingkap dalam kondisi lapuk.

Persebaran satuan ini terdapat dominan di daerah selatan dan sebagian di utara daerah

penelitian. Satuan ini tersingkap di sepanjang Sungai Ciherang, Sungai Cikolotok, dan

Sungai Ciater, serta tersingkap pada hulu Sungai Cipicung. Ketebalan satuan ini sulit

untuk diketahui karena tidak ditemukan kontak dengan batuan yang lebih tua pada daerah

penelitian. Jika dilihat dari konstruksi penampang, ketebalan satuan ini mencapai lebih

dari 250 m. Satuan ini ditandai dengan warna hijau pada peta geologi (Gambar 3.7).

Jurus lapisan dari satuan ini dominan berarah timurlaut-baratdaya dan baratlaut-

tenggara dengan kemiringan berarah utara dan selatan sehingga dapat diinterpretasikan

sebagai struktur lipatan antiklin (pada bagian utara dan selatan) dan sinklin (di antara

kedua antiklin).

Ciri Litologi

Satuan ini terdiri dari batulempung dengan warna abu-abu, ukuran butir lempung,

semen karbonatan 16-18% (Foto 3.2 dan Foto 3.3), kondisi singkapan di daerah

penelitian sudah lapuk.

Menurut hasil analisis kalsimetri (Lampiran B), penamaan batuan ini menurut

Pettijohn (1957) dalam Koesoemadinata (1985), dinamakan napal lempung.

Page 12: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 24

Foto 3.2. Singkapan batulempung di daerah penelitian yang menunjukkan kondisi yang telah lapuk (foto

diambil di Sungai Cikolotok dengan kode D1).

Foto 3.3. Singkapan batulempung di daerah penelitian yang menunjukkan kondisi yang telah lapuk (foto

diambil di Sungai Cikaliung Dua dengan kode T10).

Umur

Analisis mikrofosil (Lampiran C) dari conto yang diambil di Sungai Cikolotok

dengan kode D1 dan conto yang diambil di Sungai Cikaliung Dua dengan kode T10,

menunjukkan foraminifera kecil yang memiliki kisaran umur N17-N18 berdasarkan

Page 13: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 25

biozonasi Blow (1969). Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa satuan ini memiliki

umur Miosen Akhir.

Lingkungan Pengendapan

Analisis mikrofosil (Lampiran C) dari conto yang diambil di Sungai Cikolotok

dengan kode D1 dan conto yang diambil di Sungai Cikaliung Dua dengan kode T10,

menunjukkan foraminifera bentos yang menunjukkan lingkungan pengendapan zona

neritik tengah.

Hubungan Stratigrafi

Satuan ini tidak dapat diketahui hubungannya dengan satuan yang lebih tua

karena satuan yang lebih tua tidak tersingkap pada daerah penelitian.

Kesebandingan Stratigrafi

Berdasarkan ciri-ciri litologi yang ada di lapangan, yaitu terdiri dari batulempung

serta kisaran umur dan lingkungan pengendapan yang dimiliki oleh satuan ini, satuan ini

disebandingkan dengan Satuan Msc pada Formasi Subang (Sudjatmiko, 1972).

3.2.2 Satuan Breksi Vulkanik

Persebaran dan Ketebalan

Satuan ini meliputi 17% dari daerah penelitian, tersingkap dalam kondisi segar.

Persebaran satuan ini terdapat di utara dan selatan daerah penelitian. Pada bagian selatan

daerah penelitian, satuan ini tersingkap di hulu dan hilir Sungai Ciherang. Satuan ini

tersingkap di Sungai Ciranji pada bagian utara daerah penelitian. Ketebalan satuan ini

sulit untuk diketahui karena tidak ditemukan kontak dengan batuan yang lebih tua dan

dan lebih muda pada daerah penelitian.

Page 14: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 26

Ciri Litologi

Satuan ini terdiri dari breksi vulkanik dengan kondisi singkapan yang masih segar

dan masif (Foto 3.4).

Breksi vulkanik berwarna hitam, monomik, besar butir kerikil (2-4 mm)-

berangkal (64-256 mm), terpilah buruk, kemas terbuka, bentuk butir menyudut, fragmen

berupa andesit, masa dasar berukuran lempung-pasir kasar.

Foto 3.4. Singkapan breksi vulkanik, bentuk butir menyudut dengan fragmen andesit (foto diambil di

Sungai Ciherang dengan kode P1).

Pasir

Fragmen Andesit

Terpilah buruk

Kemas terbuka

Page 15: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 27

Umur

Satuan ini tidak memiliki fosil untuk di analisis umurnya. Berdasarkan kesamaan

litologi dan penyebaran batuannya, Satuan Breksi Vulkanik ini dapat disetarakan dengan

Formasi Citalang yang berumur Pliosen Akhir sampai Plistosen menurut Sudjatmiko

(1972).

Lingkungan Pengendapan

Satuan ini tidak memiliki fosil untuk di analisis lingkungan pengendapannya.

Berdasarkan kesamaan litologi dan penyebaran batuannya, Satuan Breksi Vulkanik ini

dapat disetarakan dengan Formasi Citalang yang berumur Pliosen Akhir sampai Plistosen

menurut Sudjatmiko (1972) dan diendapkan di lingkungan darat menurut Martodjojo

(1984).

Hubungan Stratigrafi

Satuan ini memiliki hubungan tidak selaras dengan satuan yang lebih tua yaitu

Satuan Batulempung (Miosen Akhir) ditandai dengan adanya selang umur.

Kesebandingan Stratigrafi

Berdasarkan ciri-ciri litologi yang ada dan persebaran satuan di lapangan, maka

satuan ini disebandingkan dengan Satuan Pt pada Formasi Citalang (Sudjatmiko, 1972).

3.2.3 Satuan Lapili Tuf

Persebaran dan Ketebalan

Satuan ini meliputi 48% dari daerah penelitian, tersingkap dalam kondisi lapuk-

segar. Persebaran satuan ini terdapat dominan di utara daerah penelitian. Satuan ini

tersingkap di daerah perbukitan dan di sepanjang Sungai Cipicung dan Sungai Ciranji.

Menurut Sudjatmiko (1972), ketebalan satuan ini mencapai 60 m. Satuan ini ditandai

dengan warna kuning pada peta geologi (Lampiran E2).

Page 16: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 28

Ciri Litologi

Lapili tuf, abu-abu, besar butir lapili (2-64 mm), terpilah baik, kemas tertutup,

lepas-lepas, fragmen berupa batuan beku, kuarsa, masa dasar tuf, porositas baik, terdapat

struktur laminasi sejajar (Foto 3.5 dan Foto 3.6). Pada sayatan tipis (Lampiran A)

memiliki ciri-ciri: tersusun oleh butiran (50%), plagioklas, piroksen, kuarsa, hornblende,

muskovit, dan fragmen batuan (andesitan), ukuran butir 0,125-0,25 mm, pemilahan

buruk, membundar-menyudut, kemas terbuka. Matriks (30%) terdiri dari mineral opak,

gelas, dan mineral. Porositas (20%) berupa porositas intergranular.

Foto 3.5. Singkapan lapili yang menunjukkan struktur laminasi sejajar pada kotak merah (foto diambil di

tempat penambangan pasir di Selaawi Tiga dengan kode T3).

Page 17: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 29

Foto 3.6. Singkapan lapili yang menunjukkan struktur laminasi sejajar pada kotak merah (foto diambil di

penambangan pasir di Selaawi Tiga dengan kode T2).

Foto 3.6. Singkapan lapili yang menunjukkan fragmen tuf kristal (foto diambil di penambangan pasir di

Selaawi Tiga dengan kode T3).

Page 18: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 30

Umur

Satuan ini tidak memiliki fosil untuk di analisis umurnya. Berdasarkan kesamaan

litologi dan penyebaran batuannya, Satuan Lapili Tuf ini dapat disetarakan dengan Satuan

Qos menurut Sudjatmiko (1972) yang berumur Kuarter.

Lingkungan Pengendapan

Satuan ini tidak memiliki fosil untuk di analisis lingkungan pengendapannya.

Berdasarkan kesamaan litologi dan penyebaran batuannya, Satuan Lapili Tuf ini dapat

disetarakan dengan Satuan Qos menurut Sudjatmiko (1972) dan diendapkan di

lingkungan darat menurut Martodjojo (1984). Satuan ini berasal dari Endapan Gunung

Api Tua (Sudjatmiko, 1972).

Hubungan Stratigrafi

Satuan ini memiliki hubungan tidak selaras dengan satuan yang berumur lebih tua

yaitu Satuan Breksi Vulkanik (Sudjatmiko, 1972).

Kesebandingan Stratigrafi

Berdasarkan ciri litologi dan persebaran yang ada di daerah penelitian, satuan ini

disebandingkan dengan Satuan Qos (Sudjatmiko, 1972).

3.2.4 Satuan Aluvial

Persebaran dan Ketebalan

Satuan ini meliputi 5% dari daerah penelitian. Persebaran satuan ini terdapat di

sisi sungai-sungai pada daerah penelitian. Ketebalan satuan ini kurang dari 5 m. Satuan

ini ditandai dengan warna abu-abu pada peta geologi.

Ciri Litologi

Satuan ini terdiri dari aluvial dengan ukuran butir lempung-pasir dengan fragmen

batuan beku andesit dan basalt (10-15 cm), serta batupasir (pasir halus-sedang).

Page 19: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 31

Umur

Satuan ini berumur Resen.

Lingkungan Pengendapan

Satuan ini diendapkan di lingkungan darat.

Kesebandingan Stratigrafi

Berdasarkan ciri-ciri litologi yang ada, satuan ini disebandingkan dengan Satuan

Qa (Sudjatmiko, 1972).

3.3 Struktur Geologi Daerah Penelitian

Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian ini adalah lipatan antiklin

dan lipatan sinklin yang memiliki sumbu lipatan berarah timur-barat. Lipatan ini

diperoleh berdasarkan hasil interpretasi dari kedudukan lapisan yang berarah timur laut-

baratdaya dengan kemiringan ke arah utara dan kedudukan lapisan yang berarah

baratlaut-tenggara dengan kemiringan ke arah selatan, sehingga diperoleh lipatan antiklin

di sebelah utara dan selatan dengan lipatan sinklin yang berada di antara kedua antiklin

tersebut. Jenis lipatan antiklin di sebelah selatan adalah horizontal upright fold (Rickard,

1971) yang terjadi pada Kala Pliosen Awal (Lampiran D). Jenis lipatan antiklin di

sebelah utara dan lipatan sinklin tidak dapat ditentukan jenisnya karena keterbatasan data

kedudukan lapisan yang ada.

Page 20: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - · PDF fileberkembang pada batuan sedimen yang terlipat ... Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses ... penamaan batuan ini menurut

Geologi Daerah Pasawahan dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Gilang Ariestya (12005005) 32

Gambar 3.8. Analisis lipatan antiklin di sebelah selatan daerah penelitian. Jenis lipatan ini adalah

horizontal upright fold.