klasifikasi acute myeloid leukimia menurut who

14
KLASIFIKASI ACUTE MYELOID LEUKIMIA MENURUT WHO GROUP SUBSPECIES DESCRIPTION AML dengan perubaan gene!"# $ang %pe%"&"# 'AML dengan !ran%()#a%" !*+,-./*0--,0--/1 *AML .2e!)/, 'AML dengan "n3er%" 4"n3*.5/ *p.60--/ a!au !*.5,.5/ *p.6,0--/,CBFB2MYHH..7, 'AML dengan !ran%()#a%" 4!*.8,.9/*0--,0.-/ *PML2RAR:/7, 'AML dengan ;u!a%" ..0-6 *MLL/ Pa%"en b"a%an$a ;e;"("#" (e3e( $ang !"ngg" un!u# pen$e;buan dan ;enun<u##an re%p)n $ang ba"# %aa! d"(a#u#an peng)ba!an= Pr)gn)%"% (eb" ba"# dar" %ub%pe%"e% AML (a"nn$a= B"a%an$a AML dengan d"%p(a%"a )(e beberapa e;a!)p)"e!"# %!e; %e(= 'Per#e;bangan dar" MDS a!au MDS2MPD= 'T"da# adan$a per#e;bangan MDS a!au MDS2MPD1 !e!ap" (eb" dar" 8>? d"%p(a%"a d"%ebab#an )(e %e( dar" dua a!au (eb" M$e()"d %!e; %e(= Grupn$a d"#a!eg)r"#an )(e pr)gn)%"%1 dan #e;ung#"nan dar" pen$a#"! %ub%pe@"e% "n" ;en"ng#a! degan ber!a;ban$a u%"a= AML dan MDS d"a%)%"a%"#an dengan !erap" (an<u!an= 'agen2rad"a%" a(#"(a!"ng *;un@u( '9 !aun %e!e(a !ere#%p)%e1 d"#a!eg)r"#an )(e ;u!a%" $ang ;e;pengaru" #r);)%); 8 dan 9/= 'In"b"!)r dar" !)p)"%);era%e *;un@u( -'6 !aun %e!e(a Sub%pe@"e% AML "n" ;e("ba!#an pa%"en $ang d"!erap" dengan #e;) dan a!au rad")!erap" %e!e(a ;un@u(n$a AML a!au MDS= Da(a; #r);)%); (eu#e;"a b"%a ;e;baa perubaan

Upload: nurshadrinahendrakaramina

Post on 14-Oct-2015

533 views

Category:

Documents


56 download

DESCRIPTION

Klasifikasi Acute Myeloid Leukimia Menurut Who

TRANSCRIPT

KLASIFIKASI ACUTE MYELOID LEUKIMIA MENURUT WHO

GROUPSUBSPECIESDESCRIPTION

AML dengan perubahan genetik yang spesifik-AML dengan translokasi t(8;21)(q22;q22), (AML 1/eto);

-AML dengan inversi [inv(16)(p13q22) atau t(16;16)(p13;q22);CBFB/MYHH11];-AML dengan translokasi [t(15;17)(q22;q12) (PML/RAR)];-AML dengan mutasi 11q23 (MLL)Pasien biasanya memiliki level yang tinggi untuk penyembuhan dan menunjukkan respon yang baik saat dilakukan pengobatan. Prognosis lebih baik dari subspesies AML lainnya. Biasanya

AML dengan displasia oleh beberapa hematopoietik stem sel.-Perkembangan dari MDS atau MDS/MPD.-Tidak adanya perkembangan MDS atau MDS/MPD, tetapi lebih dari 50% displasia disebabkan oleh sel dari dua atau lebih Myeloid stem sel.Grupnya dikategorikan oleh prognosis, dan kemungkinan dari penyakit subspecies ini meningkat degan bertambahnya usia.

AML dan MDS diasosiasikan dengan terapi lanjutan.-agen/radiasi alkilating (muncul 4-7 tahun setelah terekspose, dikategorikan oleh mutasi yang mempengaruhi kromosom 5 dan 7).-Inhibitor dari topoisomerase (muncul 2-3 tahun setelah terekspose dispesifikasi oleh mutasi: 11q27, 21q22, inv (16) (p13q22), t(15;17), (q22;q12))Subspecies AML ini melibatkan pasien yang diterapi dengan kemo dan atau radioterapi setelah munculnya AML atau MDS. Dalam kromosom leukemia bisa membawa perubahan spesifik dan diasosiasikan dengan prognosis yang buruk.

AML tidak beresponding terhadap tanda dari subtipe yang terlist.-AML tanpa maturasi-AML dengan perbedaan minimal-AML dengan maturasi

-Myelomonositik leukemia akut

-Monositik leukemia akut

-Erytroid leukemia akut

-Megakarioblas leukemia akut

-Basofilik leukemia akut

-Panmyelosis (hiperplasia dari semua stem sel bone marrow) myelofibrosis.-OsteoblastosarcomaTermasuk subspesies AML tidak bisa dianalisis secara genetikal.

Leukemia di klasifikasikan menjadi empat jenis yaitu: leukemia akut dan kronis, yang masing-masing terbagi lagi menjadi limfoid dan myeloid.

Leukemia akut biasanya merupakan penyakit yang agresif, keganasan muncul pada sel punca hempoietik atau pada progenitor awal. Kelainan genetic di percaya terlibat dalam beberapa kunci perubahan biokimia yang menyebabkan (1) peningkatan kecepatan proliferasi, (2) penurunan apoptosis dan (3) hambatan dalam differensiasi sel. Keadaan tersebut secara bersamaan menyebabkan akumulasi sel hematopoietic awal di sumsum tulang yang dikenal dengan sel blas.

1. LEUKEMIA MIELOID AKUT

Leukemia myeloid akut (LMA) merupakan jenis leukemia yang tersering pada dewasa. Jenis ini merupakan fraksi kecil (10-15%) dari seluruh jenis leukemia pada anak. LMA diklasifikasikan berdasarkan WHO (2008) sebagai berikut:

Leukemia myeloid akut dengan abnormalitas genetic berulang

LMA dengan t (8;21)(q22;q22) RUNX1-RUNX1T1

LMA dengan inv (16)(p13.1q22) atau t(16,6)(p13.1;q22);CBFB-MYH11

LMA dengan t(15;17)(q22;q12);PML-RARA

Keadaan sementara: LMA dengan mutasi NPM1

Keadaan sementara: LMAdengan mutasi CEBPA

Leukemia myeloid akut dengan perubahan terkait mielodisplasia

Neoplasma myeloid terkait terapi

Leukemia myeloid akut, tidak dinyatakan spesifik

LMA dengan diferensiasi minimal

LMA tanpa diferensiasi

LMA dengan maturasi

Leukemia mielomonositik akut

Leukemia monositik akut

Leukemia eritroid akut

Leukemia megakarioblastik akut

Leulemia basofilik akut

Panmielosis akut dengan mielofibrosis

Sarcoma myeloid

Proliferasi myeloid terkait sindrom down

Mielopoiesis abnormal sementara

Leukemia myeloid

Pemeriksaanspesifikuntuk leukemia myeloid akut

Sitokimia

Mieloperoksidase

+ (termasuk Auer rods)

Sudan black

+ (termasuk Auer rods)

Non-spesifik esterase

+ ( pada M4, M5)

Marker imunologi

CD13, CD 33, CD 117

+

Glikoporin

+ (eritroid)

Antigen trombosit (mis. CD 41)

+ (megakarioblastik)

Mieloperoksidase

+ (tidakdapatdibedakan)

2. LEUKEMIA MIELOID KRONIK

Leukemia myeloid kronik BCR-ABLI + (LMK) merupakan klonal sel punca pluripotent. Penyakit ini menempati 15% leukemia dan dapat terjadi pada semua umur. Diagnosis LMK tidak sulit dan dibantu dengan adanya kromosom Philadelphia yang khas. Kromosom ini merupakan translokasi t (9; 22) (q34; q 11) antara kromosom 9 dan 22 sebagai akibat dari onkogen ABL1 berpindah ke gen BCR pada kromosom 22 .Kromosom 22 abnormal merupakan kromosom Philadelphia. Berikut ini klasifikasi dari LMK :1. FaseKronis

Hampir 85% pasien dengan CML berada pada tahap anfase kronik pada saat mereka di diagnose dengan CML. Selama fase ini, pasien selalu tidak mengeluhkan gejala atau hanya ada gejala ringan seperti cepat lelah dan perut terasa penuh. Lamanya fase kronik bervariasi dan tergantung seberapa dini penyakit tersebut telah didiagnosa dan terapi yang digunakan pada saat itu juga. Tanpa adanya pengobatan yang adekuat, penyakit dapat berkembang menuju ke fase akselerasi.

2. Fase Akselerasi

Pada fase akselerasi hitung leukosit menjadi sulit dikendalikan dan abnormalitas sitogenik tambahan mungkin timbul. Kriteria diagnose dimana fase kronik berubah menjadi tahapan fase akselerasi bervariasi. Kriteria yang banyak digunakan adalah kriteria yang digunakan di MD Anderson Cancer Center dan kriteri adari WHO.Kriteria WHO untuk mendiagnosa CML, yaitu :

10-19% myeloblasts di dalam darah atau pada sum-sum tulang. >20% basofil di dalam darah atau sum-sum tulang. Trombosit 100.000, tidak respon terhadap terapi. Evolusi sitogenik dengan adanya abnormal gen yaitu kromosom philadelphia. Splenomegali atau jumlah leukosit yang meningkat.

Pasien diduga berada pada fase akselerasi berdasarkan adanya tanda-tanda yang telah disebutkan di atas. Fase akselerasi sangat signifikan karena perubahan dan perubahan menjadi krisis blast berjarak berdekatan.

3. Fase Blast Crisis

Krisis blast adalah fase akhir dari CML, dan gejalanya mirip seperti leukemia akut, dengan progresifitas yang cepat dan dalam jangka waktu yang pendek.Krisis blast didiagnosa apabila ada tanda-tanda sebagai berikut pada pasien CML :

>20% myeloblasts atau lymphoblasts di dalam darah atau sum-sum tulang.

Sekelompok besar dari sel blast pada biopsi sum-sum tulang.

Perkembangan dari chloroma.3. LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT

Leukemia limfoblastik akut, sel B atau sel T dibagi lagi oleh WHO (2008) berdasarkan defek genetic yang mendasarinya (table 1). Pada kelompok B-ALL terdapat beberapa subtype genetic spesifik misalnya subtype dengan translokasit (9;22) atau t(12;21), tata ulang gen MLL atau perubahan jumlah kromosom (diploid). Subtipe merupakan petunjuk penting untuk protocol pengobatan optimal dan prognosis. Pada T-ALL karotipe abnormal ditemukan pada 50-70% kasus dan jalur sinyal NOTCH.

Table 2.klasifikasi leukemia limfoblastik akut (ALL) menurut WHO

Neoplasma precursor limfoid

Leukemia/limfoma limfoblastik B

Leukemia/limfoma limfoblastik B, NOS

Leukemia/limfoma limfoblastik Bdengan kelainan genetic rekuren

Leukemia/limfoma limfoblastik Bdengan t(9;22)(q 34, q11,2); BCR-ABL1

Leukemia/limfoma limfoblastik B DENGAN T(v;11 q23); tata ulang MLL

Leukemia/limfoma limfoblastik Bdengan t(12;21) (p13,q22); TEL-AML1(ETV6-RUNX1)

Leukemia/limfoma limfoblastik Bdengan hiperploidi

Leukemia/limfoma limfoblastik Bdengan hipoploidi

Leukemia/limfoma limfoblastik T

4. LEUKEMIA LIMFOID KRONIK

Beberapa penyakit yang tercakup dalam kelompok ini dan ditandai oleh akumulasi limfosit matang tipe B atau T dalam darah. Terdapat beberapa tumpang-tindih dengan limfoma non-hodgkin. Pada banyak kasus limfoma non Hodgkin, sel limfoma ditemukan di darah dan perbedaan antara leukemia kronis dan limfoma bersifat arbitrer, bergantung pada proporsi relative penyakit di massa jaringan lunak dibandingkan darah dan sumsum tulang. Secara umum, penyakit ini tidak disembuhkan tetapi cenderung memperlihatkan perjalanan yang kronik dan berfluktuasi.

Tabel 3.Klasifikasi leukemia limfoid kronik

Sel BSel T

Leukemia limfositikkronik (CLL)Leukemia limfositik granular besar

Leukemia prolimfositikLeukemia prolimfositiksel T

Hairy cell leukemiaLeukemia/limfomasel T dewasa

Leukemia sel plasma

KLASIFIKASI AML DAN ALL MENURUT WHO

AMLALL

Leukemia myeloid akutdengankelainangenetikberulang

AML dengan t ( 8; 21 ) ( q22 ; q22 ) ; RUNX1 - RUNX1T1

AML denganinv ( 16 ) ( p13.1q22 ) atau t ( 16; 16 ) ( p13.1 ; q22 ) ; CBFB - MYH11

APL dengan t ( 15; 17 ) ( q22 ; Q12 ) ; PML - RARA

AML dengan t ( 9; 11 ) ( p22 , Q23 ) ; MLLT3 - MLL

AML dengan t ( 6 , 9 ) ( p23 , Q34 ) ; DEK - NUP214

AML denganinv ( 3 ) ( q21q26.2 ) atau t ( 3 , 3 ) ( Q21 ; q26.2 ) ; RPN1 - EVI1

AML ( megakaryoblastic ) dengan t ( 1; 22 ) ( p13 , P13 ) ; RBM15 - MKL1

Sementaraentitas : AML denganbermutasi NPM1

Sementaraentitas : AML denganbermutasi CEBPA

Leukemia myeloid akutdenganperubahan - myelodysplasiaterkait

- Terapiterkaitneoplasma myeloid

Leukemia myeloid akut , tidakdisebutkansecaraspesifik

AML dengandiferensiasi minimal

AML tanpamaturasi

AML denganpematangan

Leukemiaakutmyelomonocytic

Monoblasticakut / leukemiamonocytic

Erythroidleukemiaakut

Pure erythroidleukemia

Erythroleukemia , erythroid / myeloid

Leukemiaakutmegakaryoblastic

Leukemiabasofilikakut

Panmyelosisakutdenganmyelofibrosis

sarkoma myeloid

Proliferations myeloid terkaitdengansindrom Down

Transient myelopoiesis normal

Leukemia myeloid terkaitdengansindrom Down

BlasticplasmasitoidneoplasmaseldendritikLeukemiaakutketurunanambigu

Leukemiaakutdibedakan

Campuranfenotipeleukemiaakutdengan t ( 9; 22 ) ( Q34 ; q11.2 ) ; BCR - ABL1

Campuranfenotipeleukemiaakutdengan t ( v ; 11q23 ) ; MLL ulang

Campuranfenotipeleukemiaakut , B - myeloid , NOS

Campuranfenotipeleukemiaakut , T - myeloid , NOS

Sementaraentitas : pembunuhalami ( NK ) selleukemia lymphoblastic / limfoma

B lymphoblastic leukemia / limfoma

B lymphoblastic leukemia / limfoma , NOS

B lymphoblastic leukemia / limfomadengankelainangenetikberulang

B lymphoblastic leukemia / limfomadengan t ( 9; 22 ) ( Q34 ; q11.2 ) ; BCR - ABL 1

B lymphoblastic leukemia / limfomadengan t ( v , 11q23 ) ; MLL ulang

B lymphoblastic leukemia / limfomadengan t ( 12; 21 ) ( p13 ; q22 ) TEL- AML1

( ETV6 - RUNX1 )

B lymphoblastic leukemia / limfomadenganhyperdiploidy

B lymphoblastic leukemia / limfomadenganhypodiploidy

B lymphoblastic leukemia / limfomadengan t ( 5 , 14 ) ( Q31 ; q32 ) IL3 - IGH

B lymphoblastic leukemia / limfomadengan t ( 1; 19 ) ( Q23 , p13.3 ) ; TCF3 - PBX1

T lymphoblastic leukemia / limfoma

KLASIFIKASI MENURUT FAB

Klasifikasileukemiaakut

Sebuahskema yang membagileukemiaakutmenjadilimfoid - ALL ataugarissel myeloid - AML ; masakanak-kanak SEMUA , 70 % didominasi L1 , 27 % adalah L2 , dan 3 % ataukurangadalah L3 atauBurkittjenissel , pada orang dewasadengan ALL , 30 % adalah L1 , 65 % adalah L2 , dan 5 % adalah L3

KlasifikasiFAB ,leukemiaakut

Limfositikleukemiaakut( ALL)

L1 Kecil monotonlimfosit

L2 Mixed L1 - L3 dantipelimfosit

L3 besarsel-sel blast homogen

Leukemia myeloid akut( AML )

M1 myeloblasttanpapematangan

M2 myeloblastdenganpematangan( terbaik AML prognosis )

M3 Hypergranularleukemiapromyelocytic( sel homo )

M3V Variant ,microgranularleukemiapromyelocytic

M4 Myelomonocyticleukosit

M5 monocytic ,subtipe

a .Diferensiasiburukleukemiamonocytic

b . Nah dibedakanleukemiamonocytic

Sindrom M6 Erythroleukemia / DiGuglielmo

Sel-selterdiferensiasi M7 megakaryocytic leukemiapleomorfikdengan blebs sitoplasma ;myelofibrosisatau BM reticulin ; positifuntuk platelet peroksidaseantifactor VIII